BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Diskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada semester II tahun 2013/2014, pembelajaran IPA yang dilaksanakan masih bersifat konvensional. Desain pembelajaran menggunakan model masyarakat belajar dalam CTL belum pernah dirancang. Masyarakat belajar merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada proses kerja sama antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan gurunya, dan antara peserta didik dengan lingkungannya. Masyarakat belajar terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu menyimak tujuan pembelajaran, membentuk kelompok, mengerjakan tugas dalam kelompok, berbagi pengalamannya kepada teman, menyampaikan pendapat terhadap cerita teman, sharing hasil pekerjaan dengan kelompok lain, membuat kesimpulan bersama, melakukan evaluasi. Aktivitas siswa yang ada di kelas V siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan kemudian siswa mencatat, mengerjakan soal latihan. Aktifitas siswa dengan berbagi pengalaman kepada teman, serta menyampaikam pendapat terhadap cerita teman dan sharing dalam diskusi kelompok masih kurang dilakukan. Hal itu dikarenakan guru tidak pernah membuat RPP dalam merancang pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga pembelajaran yang dilakukan guru tidak terencana. Dalam pembelajaran perlu adanya pengukuran untuk melihat apakah pembelajaran sudah dikuasai siswa atau belum. Pengukuran tersebut masih berbentuk angka, untuk itu perlu dilakukan asesmen untuk mengolah angka tersebut menjadi penilaian. Hasil penilaian inilah yang merupakan hasil belajar. Hasil belajar adalah 39

2 besarnya skor yang diperoleh dari pengukuran baik tes maupun non tes yang dijadikan acuan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tingkat kelulusan yang ditentukan. Hasil belajar yang ada di kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang diperoleh dari tes saja baik itu ulangan harian, tes tengah semester, dan tes akhir semester. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar maka digunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 75. Distribusi hasil belajar pada pra siklus secara rinci dapat disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Pada Pra Siklus Skor Frekuensi Persentase (%) , ,33 Jumlah Sumber: Data Sekunder Tabel 4.1 tentang distribusi hasil belajar IPA pada pra siklus nampak bahwa skor maksimal yang dicapai oleh siswa yaitu 46 berada antara skor Sedangkan skor minimal dicapai oleh siswa yaitu 35 berada antara skor dengan skor ratarata 37,75. Siswa yang memperoleh skor pada interval antara ada 33 siswa atau 91,67%. Siswa yang memperoleh skor pada interval antara ada 3 siswa atau 8,33%. Distribuisi skor hasil belajar IPA pada Pra Siklus juga dapat disajikan lebih jelas dengan menggunakan grafik batang di bawah ini melalui gambar

3 Sumber: Data Primer Gambar 4.1 Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus Gambar 4.1 tentang grafik batang distribusi hasil belajar berdasarkan pengelompokkan skor pra siklus nampak bahwa batang tertinggi diperoleh siswa sebanyak 33 dari 36 siswa yaitu sebesar 91,67% pada interval skor Sedangkan batang yang terendah jumlahnya diperoleh siswa sebanyak 3 dari 36 siswa yaitu sebesar 8,33% pada interval skor Dari gambar 4.1 tersebut nampak bahwa ketuntasan belajar tidak tercapai pada seorang siswa atau siswa yang tidak tuntas mencapai 100% yakni 36 siswa. Hal itu didukung oleh skor maksimal yang diperoleh siswa sebesar 46 dan skor minimalnya sebesar 35 dengan skor rata-rata 37, Siklus 1 1. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan siklus I di kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan. Kompetensi dasar (KD) dalam pembelajaran IPA ini meliputi KD 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 41

4 Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses pembelajaran dengan menggunakan model masyarakat belajar dalam CTL. Materi pembelajaran yang akan dibagikan dengan judul jenis batuan dan pelapukan (lampiran 1), kisi-kisi penilaian (lampiran 7), butir soal evaluasi (lampiran 6), dan rubrik penilaian kinerja (lampiran 5). Media gambar batuan (lampiran 2), dan gambar pelapukan (lampiran 3). 2. Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi tindakan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 5 dan 12 Mei 2014, melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam dua kali pertemuan yaitu: Pertemuan 1 Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan selamat pagi kepada guru, kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa sesuai keyakinan masingmasing, guru mengabsensi siswa, setelah itu siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Serta langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran masyarakat belajar dalam CTL. Dalam kegiatan inti siswa membentuk kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 6 orang. Kemudian guru membagikan bacaan yang berisi materi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran serta lembar kerja kelompok. Selanjutnya siswa diberi waktu membaca mandiri. Kemudian siswa menceritakan pengalamannya sesuai dengan perintah yang ada dalam lembar kerja kelompok yang berkaitan dengan batuan dengan teman sekelompoknya. Siswa menanggapi cerita teman sekelompoknya dengan memberikan pendapat. Pada saat itu pula guru melakukan penilaian proses dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja siswa ketika siswa dapat menceritakan dan berpendapat. Dari hasil berbagi cerita pengalaman dan saling berpendapat siswa dapat mengerjakan lembar kerja kelompok. Setelah selesai, perkelompok menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok lainnya (sharing). 42

5 Saat mengakhiri pembelajaran siswa bersama guru bernyanyi judul lagu Jenisjenis Batuan untuk membuat kesimpulan hasil pembelajaran hari itu. Siswa mengucapkan selamat siang kepada guru untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama, kemudian berdoa. Pertemuan 2 Kegiatan awal siswa mengucapkan selamat pagi kepada guru, kemudian siswa bersama-sama dengan guru berdoa sesuai dengan keyakinan masing masing. Kemudian guru mulai bertanya jawab kepada siswa mengungkap materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya, setelah itu guru mulai memberikan penjelasan materi yang akan dipelajari kepada siswa tentang pelapukan tanah. Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan saat ini. Kegiatan inti siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa menceritakan contoh-contoh proses pelapukan yang ada disekitar lingkungannya, siswa yang lain ada yang menanggapi dengan memberikan pendapatnya. Kemudian guru memberikan lembar kerja kelompok yang harus dikerjakan secara kelompok. Siswa mengerjakan tugasnya secara kelompok. Setelah itu secara bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke kelompok lain. Bersama guru, siswa menegaskan kembali tentang proses pelapukan dan contoh-contohnya. Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes formatif. Untuk mengakhiri proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi terhadap langkah-langkah model masyarakat belajar. Observer yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah peneliti. Lembar observasi implementasi tindakan model masyarakat belajar dalam CTL terdri dari 31 butir. 43

6 3. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini maka selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan antara observer (peneliti), guru kelas tentang hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan refleksi terhadap hasil belajar dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik sederhana. Hasil di refleksi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran pada siklus 1 dengan menggunakan model masyarakat belajar dalam CTL memiliki kelebihan sebagai berikut: 1. Ada peningkatan ketrampilan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan model masyarakat belajar dalam CTL. 2. Walaupun guru barusaja menerapkan pembelajaran IPA masyarakat belajar dalam CTL sudah nampak proses pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. 3. Siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran IPA yang menggunakan model masyarakat belajar CTL. 4. Siswa nampak melakukan setiap aktifitas dalam pembelajaran tematik dengan model masyarakat belajar dalam CTL. 5. Siswa nampak antusias memperhatikan siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusinya ke kelompok lain (sharing). Di sisi lain, melalui pembelajaran masyarakat belajar dalam CTL pada siklus 1 menunjukkan ada beberapa kelemahan yaitu: 1. Dalam pembentukan kelompok memerlukan waktu yang agak lama, dan gaduh. Solusinya guru harus membantu proses pembentukan kelompok. 2. Setiap siswa belum ingin menceritakan pengalamannya yang dimilikinya saat pelaksanaan model masyarakat belajar dalam CTL, solusinya guru memberikan pancingan atau rangsangan kepada siswa. 3. Setiap siswa belum ingin menanggapi cerita teman tersebut dengan memberikan pendapat, siswa banyak terdiam dan pasif, solusinya guru memberikan pancingan atau rangsangan kepada siswa. 44

7 4. Pelaksanaan penilaian proses belum terlalu optimal, karena guru juga sibuk mendampingi pelaksanaan diskusi kelompok. ini. Hasil belajar IPA siklus 1 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 4.2 berikut Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Skor Frekuensi Persentase (%) , ,89 Jumlah Sumber: Data Primer Tabel 4.2 distribusi hasil belajar IPA pada siklus 1 nampak bahwa besarnya skor maksimal yang dicapai oleh siswa berada pada antara skor 85 yakni 87,5, sedangkan skor minimal yang dicapai oleh siswa berada pada antara skor yakni 70, adapun skor rata-rata mencapai 77,70. Siswa yang memperoleh skor pada interval antara 65-74, ada 9 siswa atau sebesar 25%. Siswa yang memperoleh skor pada interval ada 22 siswa atau 61,11%. Siswa yang memperoleh skor pada interval 85 ada 5 siswa atau sebesar 13,89%. Distribusi hasil belajar pada siklus 1 secara rinci dapat disajikan lebih jelas dengan grafik batang di bawah ini melalui gambar

8 Sumber: Data Primer Gambar 4.2 Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Gambar 4.2 tentang grafik batang distribusi hasil belajar IPA pada siklus 1. Nampak bahwa batang tertinggi diperoleh siswa sebanyak 22 dari 36 siswa yaitu sebesar 61,11% pada antara skor Sedangkan batang yang terendah diperoleh siswa sebanyak 5 dari 36 siswa (13,89%) pada interval skor 85. Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan KKM sebesar 75. Secara rinci distribusi ketuntasan IPA pada siklus 1 siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dapat disajaikan melalui tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Siklus 1 No Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1 75 Tuntas < 75 Tidak tuntas 9 25 Jumlah Sumber: Data Primer 46

9 Tabel 4.3 distribusi ketuntasan belajar IPA pada siklus 1, nampak bahwa pada siklus 1 terdapat 9 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 75 atau sebesar 25% dan yang sudah tuntas dengan KKM 75 ada 27 siswa atau sebesar 75%. Ketuntasan belajar siswa juga dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti disajikan melalui gambar 4.3. Sumber: Data Primer Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Gambar 4.3 diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA Siklus 1. Nampak bahwa ketidaktuntasan mencapai 25% ditunjukkan oleh warna merah dan ketuntasan mencapai 75% ditunjukan oleh warna biru pada gambar diagram lingkaran. Hasil belajar siswa pada siklus 1 diperoleh dari total 50% skor tes dan 50% skor non tes Diskripsi Pelaksanaan Siklus 2 1. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan siklus II di kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang disusun perangkat pembelajaran IPA dengan materi tanah dan struktur bumi. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan. 47

10 Kompetensi dasar (KD) dalam pembelajaran IPA ini meliputi 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah, 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model masyarakat belajar dalam CTL. Materi pembelajaran yang berjudul tanah dan struktur bumi (lampiran 1), kisi-kisi penilaian (lampiran 6), butir soal evaluasi (lampiran 5), dan rubrik penilaian kinerja (lampiran 4). Lembar kerja kelompok (lampiran 2 dan 3) 2. Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi tindakan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 22 dan 31 Mei 2014, melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam dua kali pertemuan. Pertemuan 1 Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam kepada guru, kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa sesuai keyakinan masing-masing, siswa menyimak tujuan pembelajaran dan penjelasan materi guru tentang susunan tanah yang akan di capai. Serta langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan masyarakat belajar dalam CTL. Dalam kegiatan inti siswa duduk dengan kelompok masing-masing sesuai pertemuan pada siklus 1. Guru bertanya jawab dengan siswa untuk memancing siswa, agar bercerita dengan teman satu kelompok. Siapa yang pernah ke pantai, gunung, sawah? Disana kalian menemukan tanah apa? Bagaimana ciri tanah tersebut? Siswa yang lain akan menanggapi dengan memberikan pendapat terhadap cerita temannya. Pada saat itu pula guru melakukan penilaian proses dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja siswa ketika siswa dapat menceritakan dan berpendapat. Setelah itu, guru membagikan lembar kerja kelompok dan tanah, setiap kelompok mendapat satu jenis tanah saja. Secara kelompok siswa mengamati tanah dan mengidentifikasi ciri dan fungsi tanah. Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok 48

11 tersebut. Setelah selesai mengerjakan, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi mereka ke kelompok lain sehingga kelompok yang mendapatkan tanah yang jenisnya berbeda menuliskan ciri-ciri di lembar kerja kelompoknya. Kegiatan penutup siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari. Dan doa penutup. Pertemuan 2 Kegiatan awal siswa mengucapkan selamat pagi kepada guru, kemudian siswa bersama guru berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Guru mengungkap kembali materi yang sudah disampaikan di pertemuan kemarin. Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan saat ini. Pada kegiatan inti siswa mengamati demonstrasi guru tentang lapisan bumi menggunakan buah apel. Guru bertanya jawab dengan siswa menggali pendapat siswa tentang bahan penyusun tiap lapisan bumi. Siswa diberikan kesempatan untuk menceritakan peristiwa berdasarkan pengalamannya yang berkaitan dengan struktur lapisan bumi untuk menanamkan konsep bahan penyusun bumi. Tadi sudah tahu apa saja bahan penyusun tiap lapisan bumi, sekarang sebutkan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan lapisan bumi? Misalnya : Gunung berapi yang meletus. Coba ceritakan bagaimana proses terjadinya gunung berapi yang meletus? Setelah itu siswa membentuk kelompok. Guru membagikan lembar kerja kelompok. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas tersebut. Setelah selesai mengerjakan, per kelompok menunjukkan hasil tugas kelompok mereka kepada kelompok yang lain. Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes formatif. Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran IPA yang telah dilakukan. Untuk menutup proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi terhadap langkah-langkah model masyarakat belajar dalam CTL. Observer yang menjadi 49

12 pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah peneliti. Lembar observasi implementasi tindakan model masyarakat belajar dalam CTL yang terdri dari 31 butir. 3. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini maka selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan antara observer (peneliti) dan guru kelas tentang hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan refleksi terhadap hasil belajar dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik sederhana. Hasil di refleksi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA pada siklus 2 dengan menggunakan model masyarakat belajar memiliki kelebihan sebagai berikut: 1. Guru sudah bisa merangsang siswa untuk berbagi pengalaman dengan strategi yang dilakukan. 2. Guru sudah bisa merangsang siswa untuk berpendapat menunjukan bahwa keberanian dan percaya diri siswa sudah tumbuh, meskipun belum maksimal 3. Proses pembelajaran sudah sesuai dengan rancangan yang telah di rencanakan. 4. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model masyarakat belajar. 5. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup. Karena guru tidak mendominasi pembelajaran secara keseluruhan. Di sisi lain pelaksanaan pembelajaran IPA pada siklus 2 ada beberapa kelemahan yaitu: 1. Siswa masih belum bisa tenang ketika guru memberikan bimbingan. 2. Guru kurang bisa memenejemen waktu, terbukti waktu yang dialokasikan dalam pembelajaran masih kurang. Hasil belajar IPA siklus 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel

13 Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Skor Frekuensi Persentase (%) , ,22 Jumlah Sumber: Data Primer Tabel 4.4 distribusi hasil belajar IPA Siklus 2 nampak bahwa besarnya skor maksimal yang dicapai oleh siswa berada pada skor 85 yakni 95, sedangkan skor minimal yang dicapai oleh siswa berada pada antara skor yakni 77,5, adapun rata-rata skor mencapai 85,49. Siswa yang memperoleh skor pada interval ada 10 dari 36 siswa atau 27,78%. Siswa yang memperoleh skor pada interval 85 ada 26 dari 36 siswa atau 72,22%. Distribusi skor hasil belajar juga dapat disajikan lebih jelas dengan menggunakan grafik batang di bawah ini melalui gambar 4.4. Sumber: Data Primer Gambar 4.4 Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 2 51

14 Gambar 4.4 tentang grafik batang distribusi hasil belajar IPA pada siklus 2. Nampak bahwa batang tertinggi diperoleh siswa sebanyak 26 dari 36 siswa 72,22% pada interval skor 85. Sedangkan batang yang terendah jumlahnya diperoleh sebanyak 10 dari 36 siswa 22,78% pada interval skor Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan KKM sebesar 75. Nampak ketuntasan belajar IPA siklus 2 siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang mencapai ketuntasan 100% artinya tak seorang siswa pun yang tidak tuntas. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil belajar siswa di kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada pra siklus menunjukkan bahwa belum ada satupun dari 36 siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. Hal itu nampak pada skor maksimal yang dicapai siswa baru mencapai 46 dan skor minimal mencapai 35 dengan rata-rata skor baru mencapai 37,75. Keadaan ini dikarenakan hasil belajar di kelas V baru diukur dari tes tertulis saja sedangkan unjuk kerja siswa tidak diukur. Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar proses pendidikan dasar dan Menengah menyatakan bahwa sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran ini tidak hanya ranah kognitif siswa yang akan dinilai namun sikap dan keterampilan siswa juga perlu dinilai. Pendapat lain dikemukakan oleh Krathwohl, Bloom dan Masia (Suprihatiningrum, 2013: 38) membedakan hasil belajar menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pertama, aspek kogitif ini berhubungan dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Kedua, aspek afektif berkaitan dengan kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Ketiga, aspek psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan yang bersifat manual dan motorik. Penilaian kognitif 52

15 dapat dilakukan dengan tes yang dapat berupa tes tertulis, akan tetapi penilaian afektif dan psikomotor tidak dapat dilakukan dengan penilaian tes tertulis. Untuk mengetahui hasil belajar maka diperlukan pengukuran. Pengukuran menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012: 47) adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa. Pengukuran juga dapat diartikan penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu. Alen dan Yen dalam Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:48). Menurut Mardapi Djoemari (2008 : 2) Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Kemampuan seseorang dalam bidang tertentu dinyatakan dengan angka. Penilaian hasil belajar dapat menggunakan teknik tes dan non tes. Tes adalah alat ukur indikator atau kompetensi tertentu untuk pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama (Wardani Naniek Sulistya 2012: 142). Teknik non tes berisi tentang pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen non tes dapat berbentuk kuesioner atau inventori (Wardani Naniek Sulistya, dkk 2012:73). Namun pada kenyataannya pada kondisi pra siklus guru baru menilai hasil belajar siswa melalui tes saja, sedangkan unjuk kerja siswa tidak di nilai sebagai hasil belajar. Hal itu menunjukkan bahwa guru baru mengukur dari kognitifnya (intelektual) saja, sedangkan afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan) belum diukur sebagai penilaian hasil belajar. Asesmen pada semua siklus dilakukan dengan tes dan unjuk kerja yang di analisis menggunakan statistik sederhana melalui penjumlahan dan presentase. Siswa dianggap sudah tuntas apabila siswa mampu mencapai KKM 75, dan jika siswa tidak mampu mencapai KKM 75 maka dianggap tidak tuntas. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang nampak bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakana model masyarakat belajar dalam CTL. Pada kondisi pra siklus besarnya skor rata-rata 37,75, 53

16 pada siklus 1 skor rata-rata meningkat menjadi 77,70 dengan skor tertinggi 87,5 dan skor terendah 70. Berarti pembelajaran telah berhasil dengan tingkat keberhasilan 75% dari jumlah seluruh siswa sebanyak 36 siswa, dan pada siklus 1 ini hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan meskipun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas sebanyak 25%. Karena ketuntasan yang diharapakan belun mencapai target keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 80% dari seluruh siswa sehingga perlu diadakan tindakan pada siklus 2. Perolehan hasil belajar pada siklus 1 ini belum tercapai secara optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus 1 ini antara lain dalam pembentukan kelompok memerlukan waktu yang agak lama serta gaduh, solusinya guru membantu proses pembentukan kelompok, setiap siswa belum ingin menceritakan pengalamannya yang dimilikinya saat pelaksanaan model masyarakat belajar dalam CTL, solusinya guru memberikan pancingan atau rangsangan kepada siswa, setiap siswa belum ingin menanggapi cerita teman tersebut dengan memberikan pendapat, siswa banyak terdiam dan pasif, solusinya guru memberikan pancingan atau rangsangan kepada siswa, pelaksanaan penilaian proses belum terlalu optimal, karena guru juga sibuk mendampingi pelaksanaan diskusi kelompok, siswa masih belum bisa tenang ketika guru memberikan bimbingan. Berdasarkan hasil belajar pada siklus 1 nampak bahwa sudah ada peningkatan ketuntasan hasil belajar yang cukup signifikan. Namun karena tingkat ketuntasan hasil belajar belum mencapai tingkat keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 75%. Maka diadakan perbaikan pada siklus 2 dengan melakukan perbaikan atas semua kekurangan yang ada di siklus 1. Proses pembelajaran yang ada pada siklus 2 nampak bahwa siswa sudah tertib dalam pembentukan kelompok sehingga waktu tidak terbuang banyak hanya untuk membentuk kelompok. Seluruh siswa juga sudah mampu menanya saat proses pembelajaran. Siswa mulai tertarik memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain. Akan tetapi dalam diskusi kelompok siswa masih kurang tertip saat guru memberikan bimbingan. Pada siklus 2 hasil belajarnya meningkat menjadi 100% skor 54

17 rata-rata meningkat menjadi 85,49 dengan skor tertinggi mencapai 95 dan skor terendah sebesar 77,5. Pada siklus 2 sudah 100% siswa yang tuntas dan ketuntasan yang diharapakan sudah mencapai target keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran masyarakat belajar dalam CTL pada pembelajaran IPA kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2013/ 2014 nampak bahwa ada peningkatan hasil belajar yang signifikan setelah penilaian hasil belajar dilakukan dengan penilaian tes dan unjuk kerja pada pra siklus 1, dan siklus 2. Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar lebih jelasnya dapat disajikan melalui tabel 4.5. Tabel 4.5 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Ketuntasan Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Belajar Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tuntas Tidak tuntas Jumlah Sumber: Data Primer Tabel 4.5 perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2, nampak bahwa pada pada pra siklus belum ada siswa dari 36 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Pada siklus 1 terdapat 27 dari 36 siswa yang tuntas (75%) sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 9 dari 36 siswa (25%). Sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas ada 36 dari 36 siswa (100%) artinya tak seorang siswa pun yang tidak tuntas.. Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar pra siklus dengan siklus 1, dan siklus 2 lebih jelas dapat disajikan dengan menggunakan grafik linier di bawah ini melalui gambar

18 Sumber: Data Primer Gambar 4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 nampak ada peningkatan ketuntasan belajar siswa yang cukup signifikan. Nampak pada pra siklus persentase ketuntasannya masih 0%. Sedangkan pada siklus 1 persentase ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 75%. Di siklus 2 persentase hasil belajar juga mengalami peningkatan menjadi 100%. Ini menunjukkan model masyarakat belajar dalam CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Selain persentese ketuntasan belajar peningkatan juga terjadi pada skor maksimal, skor minimal dan rata-rata skor pada siklus 1, dan siklus 2 jika di bandingkan dengan pra siklus. Distribusi perbandingan peningkatan skor masimal, skor minimal dan rata-rata skor pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 lebih jelas dapat disajikan dengan menggunakan tabel 4.6 dibawah ini. 56

19 Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Skor Maksimal, Skor Minimal, dan Rata-rata Skor Pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Skor Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Skor Maksimal 46 87,5 95 Skor Minimal ,5 Rata-rata skor 37,75 77,70 85,49 Sumber: Data Primer Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Skor Maksimal, Skor Minimal, dan Rata-rata Skor Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 nampak bahwa pada pra siklus skor maksimal baru mencapai 46. Pada siklus 1 skor maksimal mencapai 87,5 dan siklus 2 skor maksimal sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana skor maksimalnya mencapai 95. Di sisi lain peningkatan skor juga terjadi pada skor minimal yang di peroleh siswa. Di pra siklus skor minimal yang diperoleh sebesar 35 dan pada siklus 1 skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 70. Peningkatan juga terjadi di siklus 2, skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 77,5. Apabila dibandingkan dengan skor minimal yang diperoleh siswa pada pra siklus skor minimal yang diperoleh sampai dengan siklus 2 ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Peningkatan juga terjadi pada skor rata-rata yang diperoleh siswa jika dibandingkan antara pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Skor rata-rata yang diperoleh dalam pra siklus baru mencapai 37,75 sedangkan skor rata-rata yang diperoleh pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, dimana pada siklus 1 skor rata-rata sudah mencapai 77,70. Pada siklus 2 juga terjadia peningkatan skor rata-rata sebesar 85,49. Peningkatan skor masimal, skor minimal dan rata-rata skor pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 lebih jelas dapat disajikan dengan menggunakan gambar 4.6 di bawah ini. 57

20 Pra Siklus Siklus 1 Category 3 Skor maksimal Skor minimal Sor rata-rata Sumber: Data Primer Gambar 4.6 Perbandingan Skor Maksimal, Skor Minimal dan Rata-rata Skor Pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Gambar 4.6 perbandingan skor maksimal dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Nampak bahwa pada pra siklus skor maksimal yang diperoleh siswa hanya 46 bila dibandingkan dengan siklus 1 skor maksimal 87,5 dan siklus 2 dengan skor maksimal 95 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan pada pra siklus dan siklus 1 yaitu ada peningkatan sebanyak 41,5 lalu siklus 1 dan siklus 2 yaitu ada peningkatan sebanyak 7,5. Ini menunjukkan model masyarakat belajar dalam CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di sisi lain peningkatan skor juga terjadi pada skor minimal yang di peroleh siswa. Di pra siklus skor minimal yang diperoleh sebesar 35 sedangkan pada siklus 1 skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 70. Berdasarkan data tersebut menujukkan adanya peningkatan skor minimal pada siklus 1 sebanyak 34. Peningkatan juga terjadi di siklus 2, skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 77,5. Berdasarkan data tersebut menujukkan adanya peningkatan skor minimal pada siklus 2 bila dibandingkan dengan pra siklus dengan peningkatan sebanyak 7,5. Apabila 58

21 dibandingkan dengan skor minimal yang diperoleh siswa skor minimal yang diperoleh sampai dengan siklus 2 ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Selain itu nampak pula peningkatan skor rata-rata yang diperoleh siswa jika dibandingkan antara pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Skor rata-rata yang diperoleh dalam pra siklus baru mencapai 37,75 sedangkan skor rata-rata yang diperoleh pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, dimana pada siklus 1 skor rata-rata sudah mencapai 77,70. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan skor ratarata pada siklus 1 sebanyak 39,95. Pada siklus 2 juga terjadia peningkatan skor ratarata sebesar 85,49. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata pada siklus 2 sebanyak 7,79. Berdasarkan data yang ada menunjukkan adanya peningkatan skor minimal, skor maksimal, dan skor rata-rata pada siklus 1, dan siklus 2 bila dibandingkan dengan pra siklus. Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa apabila pembelajaran dengan menerapkan model masyarakat belajar dalam CTL maka hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014 meningkat. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas IV SDN 1 Reco Kertek Wonosobo pada semester II tahun 2013/2014, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian siswa di kelas IV SDN Jatijajar 02 Bergas Semarang pada semester II tahun 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitian Pra Siklus Hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Kutowinangun 08 semester II tahun 2013/2014 tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitian Pra siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah. Model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Prasiklus Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share Berbantuan Video Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum dilakukan penelitian di SDN Sawangan 03 khususnya di kelas 4 pada mata pelajaran Matematiuka, guru lebih sering menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil angket dan observasi pada kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32) 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian Pada pembelajaran yang guru lakukan sebagian besar materi disampaikan dengan metode ceramah. Pembelajaran hanya memberikan rumus dan media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan dapat diuraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh setiap siklus dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat di uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas V berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada semester II

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Blotongan 2 Salatiga dengan jumlah 39 peserta didik pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD N Regunung 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA dengan materi yang diajarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Tegalrejo 05. SD Negeri Tegalrejo 05 terletak cukup jauh dari daerah perkotaan dan dari jalan raya sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Pra Siklus Pada pra siklus, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari hari efektif dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Dukuh 02 Salatiga. Penelitian ini rancang dengan menggunakan tahap-tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI NU Pendidikan Islam yang terletak di Jln.Gondang Manis Bae Kudus dan masuk di wilayah desa gondangmanis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus Pembelajaran IPS kelas 5 SDN Randuacir 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 pra siklus yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksaan tindakan ini, akan diuraikan tentang kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan tiap siklus. 4.1.1 Deskripsi Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui kondisi pembelajaran Matematika di kelas 3 dalam materi operasi hitung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi pra siklus atau kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilaksanakan. PTK dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ketitang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalharjo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa di kelas 4 SD N 3 Gedong dengan jumlah siswa 28 anak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran IPA ini dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Gunung Tumpeng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji terletak di RT 01 RW 02 Desa Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah keadaan siswa kelas 3 MIN Wonoketingal pada semester satu diperoleh data yaitu dari 28 siswa dikategorikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra siklus Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 pada masing-masing siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas semester tahun pelajaran 1/13 Sekolah Dasar Negeri Tirtomoyo, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SD Negeri Mangunsari

Lebih terperinci