Penerapan Ensembel Kanonik Klasik. 1. Paramagnetism (non fluida) 2. Osilator Harmonik Kuantum (diskrit)

dokumen-dokumen yang mirip
FI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem /2017 PR#1 : Review of Thermo & Microcanonical Ensemble Dikumpulkan :

SOLUTION QUIZ 1 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

Chap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1)

Ensembel Kanonik Klasik

Chap. 8 Gas Bose Ideal

Atau dengan menginverse S = S(U), menjadi U=U(S), kemudian menghitung:

Ensembel Grand Kanonik Klasik. Part-2

Perumusan Ensembel Mekanika Statistik Kuantum. Part-1

Ensembel Grand Kanonik Klasik. Part-2

Ensembel Grand Kanonik Klasik. Part-1

Chap 7. Gas Fermi Ideal

2.11 Penghitungan Observabel Sebagai Rerata Ensambel

Efek de Haas-Van Alphen

2.7 Ensambel Makrokanonik

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

Ensembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

n i,n,v = N (1) i,n,v Kedua, untuk nilai termperatur tertentu, terdapat energi rerata n i,n,v E i = N < E i >= N U (2) V i,n,v n i,n,v N = N N (3)

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

IX. Aplikasi Mekanika Statistik

VIII. Termodinamika Statistik

VI. Teori Kinetika Gas

Statistik + konsep mekanika. Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah:

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

BAB IV OSILATOR HARMONIS

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3)

Teori Ensambel. Bab Rapat Ruang Fase

TERMODINAMIKA & FISIKA STATISTIK (Tes 3)

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

FUNGSI KHUSUS DALAM BENTUK INTEGRAL

INFORMASI PENTING Massa electron NAMA:.. ID PESERTA:.. m e = 9, kg Besar muatan electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

Disini akan dianalisa gerah sebuah molekul gas yang massanya 𝑚! =!! Setelah tumbukan dinding tetap diam 𝑣! = 0

model atom mekanika kuantum

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

a. Lattice Constant = a 4r = 2a 2 a = 4 R = 2 2 R = 2,8284 x 0,143 nm = 0,4045 nm 2

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

BAB V RADIASI. q= T 4 T 4

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Medan dan Dipol Listrik

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

Mekanika Kuantum dalam Koordinat Bola dan Atom Hidrogen

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha

Sifat Gas secara Teori dan Distribusi Kecepatan Molekul

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( )

7. RESIDU DAN PENGGUNAAN. Contoh 1 Carilah titik singular dan tentukan jenisnya dari fungsi berikut a. f(z) = 1/z

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l'

FT UNIVERSITAS SURABAYA VARIABEL KOMPLEKS SUGATA PIKATAN. Bab V Aplikasi

Matematika Teknik Dasar-2 10 Aplikasi Integral - 1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

BAB 16. MEDAN LISTRIK

PARTIKEL DALAM BOX. Bentuk umum persamaan orde dua adalah: ay" + b Y' + cy = 0

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

BAB V MOMENTUM ANGULAR Pengukuran Simultan Beberapa Properti Dalam keadaan stasioner, momentum angular untuk elektron hidrogen adalah konstan.

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul

peroleh. SEcara statistika entropi didefinisikan sebagai

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

BAB III SISTEM DAN PERSAMAAN KEADAAN

Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Kode 132

MEDAN LISTRIK. Oleh Muatan Kontinu. (Kawat Lurus, Cincin, Pelat)

Kalkulus Multivariabel I

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

BAB I PENDAHULUAN (1-1)

Kalkulus Multivariabel I

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3. Termodinamika Statistik

Teori Ensambel. Bab Rapat Ruang Fase

Listrik Statik. Agus Suroso

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Kemudian, diterapkan pengortonormalan terhadap x 2 dan x 3 pada persamaan (1), sehingga diperoleh

Transkripsi:

Penerapan Ensembel Kanonik Klasik 1. Paramagnetism (non fluida). Osilator Harmonik Kuantum (diskrit)

Paramagentism Model lain yang akan ditinjau adalah model dipol magnet yang dapat berputar bebas dibawah pengaruh medan luar B. Energi potensial sebuah dipol magnet dengan momen dipol μ dibawah pengaruh medan eskternal B adalah : ε i = μ i. B. Misalkan medan luar berarah Z, sehingga : ε i = μb cos θ i Dengan θ i adalah sudut antara vector momen dipol dengan sumbu Z. Fungsi partisi kanonik klasik berarti dilakukan integrasi diseluruh kemungkinan orientasi arah dipol, yaitu sudut ruang Ω (θ, φ).

Fungsi Partisi Kanonik 1 Dipol Definisi sudut ruang, tinjau elemen luas da dipermukan bola berjarisin θ dθ cos φ dφ-jari r: da = r Sudut ruang dω didefinisikan sebagai : da = r dω, sehingga jelas: dω = sin θ dθ cos φ dφ Dengan demikian ungkapan fungsi partisi sebuah dipol adalah : π Q 1 = න e βε i dω = න න 0 0 π π e μβb cosθ sin θ dθ cos φ dφ Q 1 = π න e μβbcosθ sin θ dθ 0

Fungsi Partisi Kanonik N Dipol Integral terakhir dapat dilakukan dengan mudah melalui subsitusi : x = cos θ, sehingga: 1 Q 1 = π න 1 e μβbx dx = 4π μβb sinh(μβb) Misal terdapat N dipol magnet yang tidak saling berinteraksi, maka fungsi partisi sistemnya adalah: N Q N = න e βε 1 dω 1 න e βε N dω N = න e βε i dω i Atau Q N = Q 1 N

Momen Dipol Magnet Rata-rata Momen dipol magnet rata-rata: < μ z > = π μz e μβbcosθ sin θ dθ 0 π 0 e μβbcosθ sin θ dθ = μ π 0 cos θ e μβbcosθ sin θ dθ π 0 e μβbcosθ sin θ dθ Dengan Maka: Q 1 = π න e μβbcosθ sin θ dθ 0 π π Q 1 B = πμβ න cos θ e μβbcosθ sin θ dθ 0

Momen Dipol Magnet Rata-rata Sehingga: Fungsi : < μ z > = 1 Q 1 B = 1 ln Q 1 β Q 1 β B < μ z > = μ coth μb kt kt μb Dikenal sebagai fungsi Langevin. f x = coth x 1 x Total momen dipol rata-ratanya (dalam arah z) : < D z > = N < μ z > < D z > = NkT ln Q 1 B Serupa dengan hubungan P dengan V: P = A V = A B

Hukum Curie untuk Paramagnet Momen dipol magnet total rata-rata < D z > = Nμ coth x 1 x = NμL(x) Dengan x = βμb = μb. Untuk kasus x kecil (misal T tinggi) maka : kt coth x = 1 + x x3 + x 3 45 Sehingga: < D z > Nμ B 3kT Definisi susceptibilitas magnetic: < D z > χ m = lim = C C = Nμ H 0 B T 3k Dikenal sebagai hokum Curie.

Entropi dan Energi Entropi diberikan oleh : S = A 4π sinh x = Nk ln NμB T x T L(x) Melalui hubungan A = U TS maka energi U dapat dihitung: U = A + TS = D z > B Dengan < D z > = Nμ L(x). Kapasitas kalor bias diperoleh: C H = U ቚ = U T B,N x x = Nk T B Dapat dibuktikan : T maka U 0 C H 0 1 x / sinh x

Osilator Harmonik Kuantum Tinjau SEBUAH osilator harmonis versi kuantum dengan energi yang diskrit ε n = ħω n + 1 n = 0,1,,. Fungsi Rapat keadaan ruang fasa kanonik klasik untuk 1 partikel diberikan oleh : q,p βh ρ q, p = e Q 1 T,V Q 1 = 1 h න d3 qd 3 p e βh(q,p) Karena energi osilator harmonis versi kuantum hanya bergantung indeks diskrit dan bukannya koordinat (q,p) maka perlu dilakukan penyesuaian fungsi rapat ruang fasa tsb menjadi:

Probabilitas ρ n = e βε n = e βε n σ i=1 e βε n Q 1 Pengertian ρ n : probabilitas menemukan 1 osilator harmonis memiliki status keadaan n dengan energi ε n Q 1 adalah fungsi partisi kanonik 1 osilator harmonis Jika system terdiri dari N osilator harmonis yang tidak saling berinteraksi, maka energi total system : E{n 1, n, } = Karena tidak saling berinteraksi, maka pada dasarnya setiap osilator harmonis menempati salah satu dari status keadaan kuantum system energi 1 osilator harmonis. i=1 ε ni

Fungsi Partisi Kanonik (semi kuantum) Misalkan system N osilator harmonis tsb terbedakan, maka fungsi partisi sistemnya merupakan jumlahan seluruh keadaan yang mungkin dari status keadaan N osilator tsb: Q N, V, T = e β σi=1 N εni n 1 =0 n n N Fungsi ini bias disederhanakan karena osilator tidak saling berinteraksi, sehingga penjumlahan terhadap masing-masing indeks n i saling bebas: Q N, V, T = n 1 =0 e βε n1. n N =0 e βε n N = n=0 e βε n N

Osilator Harmonik Tak Berinteraksi Jadi jika Q 1 adalah fungsi partisi 1 osilator, maka Q N, V, T = Q 1 N Berbagai hubungan thermodinamika diperoleh seperti biasa melalui fungsi energi bebas Helmhotz: A = kt ln Q N, V, T = NkT ln Q 1 Kita hitung dulu Q 1 Q 1 = n=0 e βε n = Q 1 = n=0 1 e βħω e βħω e βħω n+1 = 1 = e βħω sinh βħω 1 1 e βħω 1

Energi Bebas Helmhotz Maka : A = NkT ln Q 1 = NkT ln e βħω 1 1 e βħω = N ħω + kt ln(1 e βħω ) Atau menggunakan : Suku ħω A = NkT ln sinh βħω adalah berasal dari zero point energy.

Tekanan, Entropi dan Energi Berbagai hubungan thermodinamika bias diperoleh: P = A V = 0 Tekanan NOL sebab osilator tidak memiliki energi translasional untuk menimbulkan tekanan. Entropi diperoleh dari: S = A T = 0 S = Nk ħω 1 kt e βħω ln 1 e βħω 1 Energi dalam dapat dihitung dari A=U-TS U = Nħω 1 + 1 e βħω 1

Alternatif : Perhitungan Energi Energi dalam dapat juga dihitung melalui: U = ln Q N = N β β U = N = N ln Q 1 β 1 sinh βħω U = N ħω cot βħω Sedikit aljabar... ħω = N ħω ln sinh βħω cosh βħω e βħω + e βħω e βħω e βħω

Energi x + 1/x x 1/x = x + 1 x 1 = 1 + x 1 Dengan x = e βħω, maka : e βħω + e βħω Sehingga: e βħω e βħω = 1 + e βħω 1 U = N ħω 1 + e βħω 1 = N ħω + ħω e βħω 1 Hasil yang serupa dengan sebelumnya. Suku di dalam (...) adalah energi rata-rata 1 osilator harmonis.

Rata-rata Bilangan Kuantum < ε > = ħω + ħω e βħω 1 = ħω 1 +< n > Dengan 1 < n > = e βħω 1 Adalah rata-rata bilangan kuantum n, yaitu tingkat eksitasi rata-rata osilator pada temperature T. Hasil ini akan tetap benar ketika dipakai perumusan mekanika statistika kuantum! Hal lain adalah tidak berlakunya prinsip ekipartisi energi disini (telah diturunkan untuk osilator harmonis klasik U=NkT)

Limit Klasik Energi Pada suhu tinggi (β 0), maka : 1 < n > = e βħω 1 1 1 + βħω + 1 βħω +. 1 = 1 βħω Sehingga energi system : 1 1 + 1 1 βħω + βħω 1 1 βħω + U Nħω 1 + 1 βħω 1 1 βħω + N β = NkT Jadi pada suhu tinggi kita berhasil menunjukkan bahwa energi total system kembali ke system klasik.

Perbandingan : Klasik, Planck, Schrodinger Pada suhu rendah (β ), terjadi deviasi terbesar dari pendekatan klasik: 1 < n > = e βħω 1 0 Sehingga energi system : U Nħω 1 + N 1 ħω Jadi pada suhu rendah energi relative konstan thd T nilainya mendekati zero point energy. Planck pertama kali mengajukan model energi diskrit untuk osilator harmonis, tanpa zero point energy: ε n = ħω Kurva 1: mekanika kuantum Kurva : klasik Kurva 3: Model Planck asli

Rapat Keadaan dan Degenerasi Dalam perumusan ensemble kanonik klasik, fungsi rapat keadaan (DOS) diberikan oleh g(e) sbb: Q N, V, T = න g E e βh{q,p} d 3N qd 3N p Ketika energi system diskrit, maka ungkapan rapat keadaannya menjadi g n : Q N, V, T = g n e βe n Dan sekarang g n dikenal sebagai degenerasi tingkat energi E n tersebut. n

Energi Total Sistem Sedangkan E n menyatakan energi total system tsb untuk suatu distribusi bilangan kuantum {n i } di antara N osilator harmonis tsb. Untuk masing-masing bilangan kuantum, maka osilator harmonis terkait akan memiliki energi sebesar: ε ni = ħω n i + 1 n i = 0,1,,.. Sehingga total energi yang terjadi adalah : E {ni } = ε_n i = ħω {n i } {n i } n i + 1 Penjumlahan tsb dilakukan terhadap i=1,,3,...n. Sehingga suku kedua di atas akan menghasilkan ( N ħω)

Energi Total Sistem & Degenerasi Persoalan diatas dapat ditinjau dari sudut yg berbeda. Selang terkecil nilai-nilai energi total adalah ħω, sehingga energi total yang mungkin terjadi bisa dituliskan sebagai : E n = ħω n=0 n + N Suku kedua berasal dari penjumlahan zero point energy tiap osilator. Maka sekarang persoalan menjadi untuk tiap nilai energi E n dihasilkan oleh karena ada kuanta energi ħω sebanyak n buah, ada berapa cara mendistribusikan kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis!

Rapat Keadaan dan Degenerasi Persoalan menghitung degenerasi ini dapat dirumuskan sbb: Diberikan n buah bola identik (indistuishable) untuk di distribusikan kepada N buah kotak (distinguishable), satu kotak boleh tidak berisi atau berisi sampai semua bola. Carilah semua kombinasi berbeda untuk mendistribusikan hal tsb Partisi ke 1 3 4 5 1 3 n Kotak ke 1 3 4 5 6=N

Rapat Keadaan dan Degenerasi Persoalan tsb dapat dipandang sebagai kita memiliki n buah obyek dan (N-1) partisi (ekivalen dengan N buah kotak!). Berapa banyak cara berbeda mendistribusi n buah indistinguishable obyek tsb dan (N-1) partisi. Berarti total cara mendistribusikannya ada sebanya (n+n-1)!. Akan tetapi karena baik obyek maupun partisi masing-masing identic (indistinguishable), maka permutasi diantara masing-masing jenis obyek tsb tidak menghasilkan keadaan/konfigurasi baru! Sehingga banyak cara mendistribusikannya menjadi : n + N 1! n + N 1 g n = = n! N 1! n Terakhir digunakan notasi kombinasi! Partisi ke 1 3 4 5 1 3 n Kotak ke 1 3 4 5 6=N

Degenerasi & Banyak Keadaan Degenerasi ini terkait dengan jumlah status keadaan microstate Ω E n, N yg memiliki energi tertentu (mikrokanonik), jadi n + N 1 Ω E n, N = g n = n Mengetahui ini maka dapat dihitung entropi dari system ini : S = k ln Ω E n, N S = k ln n + N 1! ln n! ln N 1! Dengan bantuan aproksimasi Stirling untuk N,n besar, maka : S k n + N ln n + N kn ln n Nk ln N Selanjutnya ungkapan energi total masuk melalui substitusi variable n: n = E ħω N

Entropi & Energi Akan diperoleh ungkapan entropi S sebagai fungsi energi total system E: S = k E ħω + N E ln ħω + N E k ħω N E ln ħω N Nk ln N Seperti biasa hubungan thermodinamika dapat dicari melalui entropi, misalnya: N ħω Atau: 1 T = S = k E N,V ħω ln E + E N ħω E = N exp{βħω} + 1 ħω exp{βħω} 1 Buktikan bahwa hasil ini ekivalen dengan yang sebelumnya diturunkan!

Gas dengan derajat kebebasan dalam Dalam model gas ideal, massa dianggap titik saja. Padahal pada kenyataannya terdiri dari molekul yang memiliki gerak internal selain translasi molekul, seperti vibrasi atom-atomnya ataupun rotasi. Misalkan Hamiltonian sebuah molekul terdiri atas sbb: H = H trans r, p + H rot φ i, L φ + H vib (q i, p i ) Suku H trans : translasi pusat massa molekul Suku H rot : rotasi molekul yg merupakan fungsi sudutsudut Euler (φ = (φ, θ, ψ) Suku H vib bergantung pada posisi relative thd PM dan kecepatan getar dalam koordinat normal.

Komponen Fungsi Partisi Kanonik Ketiga Hamiltonian tsb saling bebas, sehingga fungsi partisi kanonik 1 partikelnya dapat dinyatakan sbg: Q 1 = Q trans Q rot Q vib Q trans = 1 h 3 න d3 rd 3 p e βh trans Q rot = 1 h 3 න d3 φd 3 p φ e βh rot Q vib = 1 h f න df rd f p e βh vib

Translasi Pusat Massa Fungsi partisi kanonik untuk gerak translasi pusat massa sudah dipecahkan untuk gas ideal monoatomic: H trans = p m Q trans = 1 h 3 න d3 rd 3 p e βp m = V λ 3 λ = h/ πmkt

Rotasi Hamiltonian planar rotator H rot = p θ + p ψ + p φ p ψ cos θ I 1 I 3 I 1 sin θ Sudut-sudut tsb memiliki nilai sbb: θ 0, π, φ 0,π, ψ 0,π Fungsi partisi kanoniknya adalah: Q rot = 1 h 3 න න dψdφdθ dp θdp ψ d φ exp β p θ + p ψ + p φ p ψ cos θ I 1 I 3 I 1 sin θ Integrand tidak bergantung ψ dan φ, sehingga: Q rot = π h 3 න න dθ dp θ dp ψ d φ exp β p θ + p ψ + p φ p ψ cos θ I 1 I 3 I 1 sin θ

Fungsi Partisi Kanonik Rotasi Q rot = π h 3 න dp θ e β p θ I 1 න dθ dp ψ dp φ exp β p ψ Integral thd p θ menghasilkan : Q rot = π h 3 I 1 πkt, I 1 πkt න dθ න dp ψ e β p ψ I 3 න + p φ p ψ cos θ I 3 I 1 sin θ dp φ exp β p φ p ψ cos θ I 1 sin θ Integral thd dp φ adalah gaussian integral juga dengan pusat tergeser, hasilnnya : πi 1 kt sin θ Q rot = π h 3 I 1 πkt πi 1 kt න dθ sin θ න 0 π dp ψ e βp ψ I 3

Fungsi Energi Bebas Helmhotz Selanjutnya integral thd p ψ kembali bertipe gaussian, sehingga: Q rot = π ħ 3 IπkT πi 1 kt πi 3 kt Fungsi partisi vibrasi telah dilakukan seperti pada osilator harmonis. Jadi secara umum untuk N molekul yang tak terbedakan maka fungsi partisi kanoniknya dapat dituliskan sbg: Q T, V, N = 1 Q N N! 1 = 1 Q N N! transq N rot Fungsi energi bebas Helmhotz: untuk N >>1 A T, V, N = kt ln Q T, V, N A T, V, N N Q vib = NkT ln Q trans + 1 NkT ln Q N rot NkT ln Q vib A T, V, N = A trans + A rot + A vib

Kasus Diatomik Dalam hal ini momen inersia I 3 0, tapi kita tak bias langsung memasukkan hal tsb di Hamiltonian. Dalam perumusan Dalam hal ini momen inersia I 3 0, tapi kita tak bias langsung memasukkan hal tsb di Hamiltonian. Dalam perumusan Hamiltoniannya derajat kebebasan yang terkait I 3 yaitu terkait variable sudut ψ mesti dihilangkan, sehingga hasil Hamiltonian diatomic berbentuk: H rot = p θ + p φ I 1 I 1 sin θ

Kasus Diatomik Q rot = 1 h න dφdθ dp θdp φ exp β p θ I 1 + Q rot = π h πi 1 kt න න dθ dp φ exp β Q rot = π h πi 1 kt πi 1 kt න Q rot = I 1kT ħ 0 π p φ I 1 sin θ p φ I 1 sin θ dθ sin θ