Chap. 8 Gas Bose Ideal
|
|
- Inge Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Chap. 8 Gas Bose Ideal
2 Model: Gas Foton Foton adalah Boson yg tunduk kepada distribusi BE. Model: Foton memiliki frekuensi ω, rest mass=0, spin 1ħ Energi E=ħω dan potensial kimia =0 Momentum p = ħ k, dengan k = ω k /c Polarisasi ( alternatif arah) dengan vektor arah ε Foton ini terkait dengan plane wave E r, t = εei(k.r ωt) Foton dalam kontainer V=L 3 dan memenuhi syarat batas periodik di batas, sehingga k yg diperbolehkan adalah: k = π n, dengan n adalah vektor dengan komponen L bilangan bulat = 0, ±1, ±,
3 Model: Gas Foton Maka jumlah status keadaan k yg diijinkan adalah: Σ p V h 3 d3 p = V h 3 4πħ3 k dk = Total energi sistem gas Foton: V π 3 E n k,ε = ħω k n k,ε dengan n k,ε=0,1,, k,ε 4π k dk Fungsi Partisi Grand Kanonik - tanpa restriksi thd jumlah{n k, } : ζ = e βe{n k,ε} = exp( β ħω k n k,ε ) = {n k,ε } {n k,ε } k,ε
4 Fungsi Partisi Gas Foton ζ = ζ = exp( βħω k n k,ε ) {n k,ε } k,ε exp( βħω k n k,ε ) = k,ε n k,ε =0 k,ε 1 1 exp( βħω k ) ln ζ = k ln{1 exp( βħω k )} Untuk hasil terakhir ini telah dipakai polarisasi hanya ada arah.
5 Okupansi & Energi Gas Foton Rata-rata jumlah foton dengan momentum k (tak peduli polarisasi), telah diturunkan : < n k > = 1 ln ζ dengan ε β ε k = ħω k k exp βħω < n k > = k δ kk = 1 exp βħω k e βħω k 1 k Hasil terakhir ini konsisten dengan perhitungan untuk Boson, dengan faktor sebagai pengali akibat polarisasi berbeda untuk momentum yg sama. Energi sistem foton : U = k < n k > ε k = k ħω k e βħω k 1
6 Okupansi & Energi Gas Foton Dalam limit thermo N,V, maka sbb: U = V π 3 0 dk 4πk ħω e βħω 1 Dengan ω = ω k = kc sehingga dk = 1 dω, sehingga c diperoleh: U = Vħ ω 3 π c 3 dω e βħω 1 0
7 Okupansi & Energi Gas Foton Dengan U/V = rapat energi per volum, yaitu: U V = ħ ω π c 3 0 dω 3 = e βħω 1 0 dωu(ω, T) Dengan u(ω,t) adalah rapat energi spektral (untuk frek tertentu), yg adalah rumus radiasi Planck yg terkenal. u(ω, T) = ħ π c 3 ω 3 e βħω 1
8 Rapat energi spektral dan Rapat Energi Sedangkan integral : 0 ω 3 dω e βħω T 3 T T 1 T 3 >T >T Dapat di evaluasi dengan substitusi x = βħω, maka: ω 0 dω ω 3 e βħω 1 = kt 4 ħ 4 0 x 3 e x 1 dx
9 Rapat energi spektral dan Rapat Energi Dengan cukup banyak trik, menggunakan fungsi Riemannzeta dan fungsi gamma: x 3 π4 0 dx = Γ 4 ζ 4 = 3!, e x 1 90 sehingga rapat energi per volum: U V = ħ π c 3 kt 4 ħ 4 π 4 15 = π kt 4 15 ħc 3
10 Model Gas Fonon Hamiltonian kristal : jumlahan dari osilator harmonis (normal mode). Secara Kuantum partikel terkait dengan normal mode osilasi : fonon Pada suhu rendah : kristal dipandang sbg kumpulan gas fonon tak saling berinteraksi. Fonon : frekuensi karakteristik ω i dengan energi ħω i. Fungsi gelombangnya εe i(k.r ω it) dengan k =ω/c, c: cepat rambat bunyi. Tidak spt kasus foton ε tidak perlu tegak lurus arah propagasi, sehingga arah polarisasi ada 3.
11 Model Gas Fonon Fonon tunduk pada distribusi BE Kristal terdiri dari N atom, maka terdapat 3N normal mode dengan frekuensi karaketeristik : ω 1, ω, ω 3N Nilai ω i bergantung model yang dipakai: Model Einstein : semua sama = ω Model Debye : lowest 3N normal mode
12 Model Debye Model Debye: Model untuk kalor jenis zat padat Kristal : dipandang sebagai medium elastis kontinum dengan volume V dan memenuhi syarat batas periodik yg membawa kepada k= /L n dimana n adalah vektor dengan komponen (0, 1,, ) dan L=V 1/3. Rapat keadaan : banyaknya normal mode antara ω dan ω+ dω adalah f(ω)d ω: f ω dω = 3V 3ω π 3 4πk dk = V π c 3 dω Telah dipakai : polarisasi 3 arah, dan k=ω/c.
13 Model Debye ω Dengan menerapkan syarat bahwa : m 0 f ω dω = 3N, dengan ω m : frek cut off max. Diperoleh: ω m = c π v 1/3 dengan v = V/N Panjang gelombang terkait, λ m = πc ω m 4πv 1 3 jarak antar partikel
14 Energi, Fungsi Partisi dan Okupansi Energi sistem gas fonon untuk suatu konfigurasi okupansi fonon tertentu: Fungsi partisi kanonik sistem: 3N E n i = n i ħω i Q = e βe{ni} = i=1 3N {n i } i=1 3N 1 1 e βħω i ln Q = ln(1 e βħω i) i=1
15 Energi, Fungsi Partisi dan Okupansi Seperti sebelumnya : rata-rata okupansi mode ke-i: < n i > = 1 1 ln Q = β ħω i e βħω i 1 Energi total sistem rata-rata : 3N U = β ln Q = i=1 ħω i < n i > = 3N i=1 Spt biasa, pada limit N,V, maka, sehingga : U = 3V ω m π c 3 dω ω ħω e βħω 1 0 ħω i e βħω i 1
16 Energi, Fungsi Partisi dan Okupansi Dengan substitusi t=βħω, dan memanfaatkan definisi ω m sebelumnya maka : U N = 3 kt 4 ħω 3 m 0 βħω m dt t 3 e t 1 Definisikan fungsi Debye D(x) sbb:d(x) 1 x 3 0 x dt t 3 D x = 1 x 3 0 x dt t 3 e t 1 = 1 e t x x + x 1 π 4 5x 3 x 1
17 Kalor Jenis Zat Padat Dan suhu Debye T D sbg kt D = ħω m = ħc π per atom U/N dapat dituliskan sbg (definisikan u=t D /T: v 1/3, maka rapat energi U N = 3kTD u = 3kT 3kT(1 3 8 π4 5 T T D 3 T D T + T T D + O(e T D T ) T T D Dengan mudah kalor jenis C V per atom: C v N = 1 U N T = 3k(1 3 T D 0 T 1kπ 4 5 T T D 3 + T T D + O(e T D T ) T T D
18 Fitting dengan Eksperimen Dari kalor jenis tsb nampak bahwa Pada suhu tinggi C v /Nk 3 (dikenal dg hukum Empiris Dulong Petit. Sedangkan pada suhu rendah C V /Nk T 3.
19 Model Umum: Gas Bose Ideal Secara umum model gas Boson adalah partikel boson dengan massa masing-masing m dalam volume V dan suhu T serta potensial kimia. Sistem gas ini boleh bertukar energi dan partikel dengan lingkungan ensembel grand kanonik. Asumsi : boson non relativistik, dengan spin s, dengan energi 1 partikelnya hanya kinetik:ε k = ħ k /m. Energi ground state-nya NOL. ε 0 = 0, sehingga potensial kimianya harus memenuhi < μ < 0 Volume wadah gas V= L x L y L Z dengan syarat batas periodik di batas volumenya. Dalam batas limit thermo N,V jumlah boleh diganti
20 Masalah Ground State Ground state Rata-rata okupansi diberikan oleh distribusi BE: 1 < n p > = e β(εp μ) 1 Untuk - <<1, maka untuk ground state ε 0 = 0, e βμ 1 βμ +. Sehingga untuk kondisi ground state: 1 < n 0 > 1 βμ βμ Berarti <n 0 > bisa berharga besar (makroskopik) berapapun juga. Density of state gas boson serupa dengan Fermion yaitu Ω E ~ E 1/. Jika Σ Ω(E)dE maka untuk E=0 berapapun n 0 akan dibobot =0. Sehingga kasus ground state mesti dipisahkan sebelum dilakukan integrasi. (telah dilakukan di slide Boson)
21 Persamaan Bagi Gas Boson Ideal Pers. Bagi gas Bose ideal dengan spin s (serupa dg yg telah diturunkan): P = (s + 1){4π kt h 3 dp p ln 1 z e βp m 1 ln(1 z)} 0 V 1 = s + 1 {4π v h 3 dp p z 0 z 1 e βp V 1 z } m 1 Dengan cara serupa Fermion, persamaan ini dapat diungkapkan z s+1 ln 1 z V sbg: P = s+1 kt λ 3 g5 1 = s+1 v λ 3 g3 z + s+1 V z 1 z
22 Persamaan Bagi Gas Boson Ideal Dengan definisi fungsi g sbb: g 5 z = 4 π 0 dx x ln 1 e x = g3 z = z z g 5 z = z m m 3/ m=1 z m m 5/ m=1
23 Kondensasi Bose Einstein Perilaku Boson dapat kita pelajari dari pers. n = 1 v = 1 λ 3 g 3 z + 1 z V 1 z Spt biasa v=v/n atau n=1/v : rapat partikel. Suku kedua 1/V (z/1-z) menggambarkan rapat partikel dengan momentum NOL. Sedangkan suku pertama adalah rapat partikel dengan momentum TAK NOL.. Fungsi g 3/ (z) memiliki perilaku sbb: g3 z = z m m 3/ m=1 Suku z/(1-z)>=0, sehingga 0<= z <= 1, untuk nilai z ini jelaslah bahwa g 3/ (z) akan terbatas, dan ini berupa fungsi monotonik naik.
24 Kondensasi Bose-Einstein Pada z=1, g 3/ Rieman zeta z divergen, tetapi g 3/ (1) tidak lain adalah fungsi (3/)=.61 berhingga : g 3/ (1)=.61. Sehingga nilai 0 g 3/ (z).61.. Untuk 0 z 1. Suku z/(1-z)=n 0 adalah rapat suku okupansi rata-rata untuk status p=0. Pers. Boson dapat kita tulis ulang sbg: λ 3 n 0 V = λ3 v g 3(z) Untuk kasus tak ada partikel dengan p=0, maka : λ3 v = g3 (z)
25 Kondensasi Bose-Einstein Ruas kanan paling maksimum g 3/ (1)=.61. Jikalau λ3 v >.61 atau g3(1) maka persamaan tsb tak ada solusinya. Pada keadaan ini maka z =1 (maksimum), dan sebagian dari boson mesti menempati status p=0. Keadaan spt ini bisa terjadi misalnya dg menurunkan T ( >>) atau dengan meningkatkan rapat partikel (n>> atau v <<). Berarti n 0 >0 bilamana suhu ( ) dan rapat partikel (atau 1/v) sedemikian sehingga: λ 3 v > g 3(1)
26 Kondensasi Bose-Einstein Artinya pada suhu ini, terdapat sebagian partikel yg berada di status dengan p=0. Fenomena ini dikenal dengan nama kondensasi Bose-Einstein. Pada keadaan ini sistem seperti terdiri dari fasa yaitu : fasa p=0 dan fasa p 0. Jadi seperti terjadi transisi fasa dari fasa p>0, ke fasa campuran dengan p=0. Untuk suatu kerapatan tertentu (1/v), maka temperatur kritis T C diperoleh sebagai solusi dari : λ C 3 = vg3 1 atau kt C = m vg 3 πħ 1 /3
27 Volume dan Temperatur Kritis Sebaliknya untuk suatu suhu tertentu T, maka volume jenis kritis v C didefinisikan sbg: v c = λ3 g 3 1 Jadi daerah kondensasi (p=0) mulai terjadi jika T<T C atau v<v C atau n>n c dengan n=1/v.
28 Perilaku fugacity, z(t) Nilai z sebagai fungsi (v,t) diperoleh dengan mencari solusi dari pers: λ 3 v = g3 z + λ3 V z 1 z Berarti untuk limit V : Jika 3 /v > g 3/ (1) maka z=1 (terjadi kondensasi). Jika 3 /v < g 3/ (1), maka z diperoleh dari solusi λ3 v = g3 (z)
29 Perilaku Fugacity dan Pers Keadaan Dari solusi numerik persamaan untuk suatu nilai λ3 v tertentu: g3 z = λ3 v Dapat di plot perilaku z thd v λ 3 Untuk v λ 3 < 1.61 maka z=1
30 Perilaku Fugacity dan Pers Keadaan Setelah mendapatkan nilai z untuk suatu nilai λ 3 /v maka dapat dicari persamaan keadaan dari : P kt = 1 λ 3 g 5 Yaitu untuk kasus 3 /v < g 3/ (1). Sedangkan untuk kasus 3 /v > g 3/ (1), maka P kt = 1 λ 3 g 5 (z) (1)
31 Persamaan Keadaan Gas Bose Ideal Kurva di samping menunjukkan isotherm. Perhatikan jika v<v C (misal titik B),maka z=1 sehingga tekanan tidak lagi bergantung volume, karena ini fasa kondensasi. Kurva yg dibentuk oleh semua nilai nilai v c (T) disebut garis transisi karena menggambarkan daerah transisi ke kondensasi
32 Persamaan Keadaan Gas Bose Ideal Garis transisi diberikan oleh: P = kt λ 3 g5 (1). Titik B (transisi) terjadi ketika temperaturnya mencapai T c yg didefinisikan dari : λ3 c v = g3 1 kt c = m vg 3 πħ 1 /3 P = πħ mv 5/3 g 5 g
33 Kondensat Ketika terjadi kondensasi, maka: n = 1 = 1 v λ 3 g V z 1 z, atau N = V λ 3 g3 1 + n 0 n 0 = 1 v N λ 3 g3 1 Tetapi volum kritis dan temperatur kritis didefinisikan di depan sbg: 1 = 1 v C λ 3 g 3 1 dan 1/λ 3 1 c = Sehingga : n 0 N = 1 v v C =1-(T/T C ) 3/ vg3(1)
34 Kondensat Berarti: Untuk T>T C, partikel tersebar tipis diantara semua level. Untuk T<T C, sebagian 1-(T/T C ) 3/ menempati p=0 sisanya tersebar tipis ke seluruh p 0. Ketika T=0, semuanya di p=0.
35 Hubungan Thermodinamika Gas Ideal Boson Dengan adanya dua fasa tsb, maka berbagai hubungan Thermodinamika dapat diturunkan. Masing-masing untuk kasus : (a) v>v C (atau T>T C ) (b) v<v C (atau T<T C ) U N = 3 Pv = A NkT = 3 kt v λ 3 g 5 3 kt v λ 3 g 5 v λ 3 g 5 v λ 3 g 5 z, (a) 1, (b) z ln z, (a) 1, (b)
36 Hubungan Thermodinamika Gas Ideal Boson S Nk = 5 5 v λ 3 g 5 v λ 3 g 5 z ln z, (a) 1, (b) C v Nk = 15 4 v λ 3 g v λ 3 g 5 z 9 4 g 3 g1 z z (a) 1, (b)
Chap 7. Gas Fermi Ideal
Chap 7. Gas Fermi Ideal Gas Fermi pada Ground State Distribusi Fermi Dirac pada kondisi Ground State (T 0) memiliki perilaku: n p = e β ε p μ +1 1 ε p < μ 1 0 jika ε p > μ Hasil ini berarti: Seluruh level
Lebih terperinciChap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1)
Chap 7a Aplikasi Distribusi Fermi Dirac (part-1) Teori Bintang Katai Putih Apakah bintang Katai Putih Bintang yg warnanya pudar/pucat krn hanya memancarkan sedikit cahaya krn supply hidrogennya sudah tinggal
Lebih terperinciEnsembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal
Ensembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal Fungsi Partisi Grand Kanonik: Gas Ideal Seerti di Klasik fungsi artisi Grand Kanonik : ζ z, V, T = N=0 z N Q N (V, T) dengan Q N adalah fungsi artisi kanonik,
Lebih terperinciEnsembel Grand Kanonik Klasik. Part-1
Ensembel Grand Kanonik Klasik Part-1 Hubungan Thermodinamika Sistem Terbuka Model : Sistem terbuka bisa bertukar partikel dan energi dengan lingkungan. Hukum 1 Thermo: du = dq-pdv atau du= TdS-PdV Jika
Lebih terperinciAtau dengan menginverse S = S(U), menjadi U=U(S), kemudian menghitung:
ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA UJIA TEGAH SEMESTER - FI-5 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. - 6/7 Hari/Tgl. : Senin 3 Maret 7 Waktu :.-3. Sifat :
Lebih terperinciPerumusan Ensembel Mekanika Statistik Kuantum. Part-1
Perumusan Ensembel Mekanika Statistik Kuantum Part-1 Latar Belakang Untuk system yang distinguishable maka teori ensemble mekanika statistic klasik dapat dipergunakan. Tetapi bilamana system partikel bersifat
Lebih terperinciFI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem /2017 PR#1 : Review of Thermo & Microcanonical Ensemble Dikumpulkan :
ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. - 016/017 PR#1 : Review of Thermo & Microcanonical Ensemble Dikumpulkan :
Lebih terperinciEnsembel Grand Kanonik Klasik. Part-2
Ensembel Grand Kanonik Klasik Part-2 Penerapan Ensembel Grand Kanonik Pada Gas Ideal Contoh: Gas ideal dalam volum V sejumlah N partikel dengan temperatur T. Partikel gas tidak saling berinteraksi, dan
Lebih terperinciSOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. 2-2016/2017 QUIZ 2 Waktu : 120 menit (TUTUP BUKU) 1. Misalkan sebuah
Lebih terperinciIX. Aplikasi Mekanika Statistik
IX. Aplikasi Mekanika Statistik 9.1. Gas Ideal Monatomik Sebagai test case termodinamika statistik, kita coba terapkan untuk gas ideal monatomik. Mulai dengan fungsi partisi: ε j Z = g j exp j k B T Energi
Lebih terperinciEnsembel Grand Kanonik Klasik. Part-2
Ensembel Grand Kanonik Klasik Part-2 Penerapan Ensembel Grand Kanonik Pada Gas Ideal monoatomik Contoh: Gas ideal dalam volum V sejumlah N partikel dengan temperatur T. Partikel gas tidak saling berinteraksi,
Lebih terperinciGetaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan
Lebih terperinciEnsembel Kanonik Klasik
Ensembel Kanonik Klasik Menghitung Banyak Status Keadaan Sistem Misal ada dua sistem A dan B yang boleh bertukar energi (tapi tidak boleh tukar partikel). Misal status keadaan dan energi masing-masing
Lebih terperinciSOLUTION QUIZ 1 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA
ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA PR 1 - FI-52 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. 2-216/217 Waktu : 9 menit (Closed Book) 1. Tinjau dipol identik yang
Lebih terperinciEfek de Haas-Van Alphen
Efek de Haas-Van Alphen Diagmagnetisasi Landau pada suhu rendah menimbulkan efek osilasi dari susceptibilitas magnetik ketika medan magnet luar diturunkan, efek ini disebut efek de Haas-Van Alphen. Secara
Lebih terperincin i,n,v = N (1) i,n,v Kedua, untuk nilai termperatur tertentu, terdapat energi rerata n i,n,v E i = N < E i >= N U (2) V i,n,v n i,n,v N = N N (3)
HW week 4 solution. Setelah anda mempelajari empat jenis ensambel, cobalah untuk membuat ensambel baru yang terkait dengan suatu sistem, yang mana sistem dapat: bertukar energi dengan lingkungan dan berada
Lebih terperinciFONON I : GETARAN KRISTAL
MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537
Lebih terperinciVI. Teori Kinetika Gas
VI. Teori Kinetika Gas 6.1. Pendahuluan dan Asumsi Dasar Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk
Lebih terperinciBAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR
A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar
Lebih terperinci2.7 Ensambel Makrokanonik
22 BAB 2. TEORI ENSAMBEL 2.7 Ensambel Makrokanonik Dalam bagian ini kita akan menjabarkan rapat ruang fase untuk sistem terbuka, sistem yang berada dalam keadaan kesetimbangan termal dengan lingkungan
Lebih terperinci2.11 Penghitungan Observabel Sebagai Rerata Ensambel
2.11. PENGHITUNGAN OBSERVABEL SEBAGAI RERATA ENSAMBEL33 2.11 Penghitungan Observabel Sebagai Rerata Ensambel Dalam pendahuluan ke teori ensambel, kita mengasumsikan bahwa semua observabel dapat dituliskan
Lebih terperinciVIII. Termodinamika Statistik
VIII. Termodinamika Statistik 8.1. Pendahuluan Mereka yang mengembangkan termodinamika statistik: - Boltzmann - Gibbs dan setelah kemauan teori kuantum: - Satyendra Bose - lbert Einstein - Enrico Fermi
Lebih terperinciBAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT
1.1. Partikel bermuatan BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT - Muatan elektron : -1,6 x 10-19 C - Massa elektron : 9,11 x 10-31 kg - Jumlah elektron dalam setiap Coulomb sekitar 6 x 10 18 buah (resiprokal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup: kristal semikonduktor intrinsik dan kristal semikonduktor ekstrinsik. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul
Lebih terperinciWUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas
WUJUD ZAT 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas 1.1 Jumlah Fasa (P) Fasa adalah bagian dari sistem yang bersifat homogen, dan dipisahkan dari bagian sistem yang lain dengan batas yang jelas. Jumlah Fasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang
Lebih terperinciFUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON
FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran
Lebih terperinciXV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN
XV - 1 XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN 15.1 Pendahuluan. Pada akhir abad ke-xix dan awal abad ke-xx semakin jelas bahwa fisika (konsepkonsep fisika) memerlukan revisi atau perubahan/penyempurnaan. Hal ini
Lebih terperinciGERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana
GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap
Lebih terperinciIDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM
IDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM RADIASI BENDA HITAM EFEK FOTOLISTRIK DAN TEORI KUANTUM CAHAYA EFEK COMPTON GELOMBANG MATERI: Relasi de Broglie dan Prinsip Ketidakpastian Heisenbergh. PRINSIP HEISENBERGH
Lebih terperinciBAB IV OSILATOR HARMONIS
Tinjauan Secara Mekanika Klasik BAB IV OSILATOR HARMONIS Osilator harmonis terjadi manakala sebuah partikel ditarik oleh gaya yang besarnya sebanding dengan perpindahan posisi partikel tersebut. F () =
Lebih terperinciBAB V RADIASI. q= T 4 T 4
BAB V RADIASI Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat merambat sampai jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.4. Hipotesis 1. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki perbedaan mulai kisaran energi 0.3 sampai 1.0. 2. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki kesamaan pada kisaran energi
Lebih terperinciStatistik + konsep mekanika. Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah:
Bab 4 Deskripsi Statistik Sistem Partikel Bagaimana gambaran secara statistik dari sistem partikel? Statistik + konsep mekanika Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah:
Lebih terperinciFisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S
Fisika Panas SKS Adhi Harmoko S Balon dicelupkan ke Nitrogen Cair Balon dicelupkan ke Nitrogen Cair Bagaimana fenomena ini dapat diterangkan? Apa yang terjadi dengan molekul-molekul gas di dalam balon?
Lebih terperinciDAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)
DAFTAR SIMBOL n κ α R μ m χ m c v F L q E B v F Ω ħ ω p K s k f α, β s-s V χ (0) : indeks bias : koefisien ekstinsi : koefisien absorpsi : reflektivitas : permeabilitas magnetik : suseptibilitas magnetik
Lebih terperinciKB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:
KB.2 Fisika Molekul 2.1 Prinsip Pauli. Konsep fungsi gelombang-fungsi gelombang simetri dan antisimetri berlaku untuk sistem yang mengandung partikel-partikel identik. Ada perbedaan yang fundamental antara
Lebih terperinciChap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer
Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Viial. Ekspansi Viial. Gugus Maye Fungsi Patisi Kanonik Untuk Gas Dengan Inteaksi Lemah Misalkan tedapat inteaksi (potensial) anta patikel : u ij, sehingga Hamiltonian
Lebih terperinciKIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari
KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (1) Dr. Ifa Puspasari Apa itu Teori Kinetik? Teori kinetik menjelaskan tentang perilaku gas yang didasarkan pada pendapat bahwa gas terdiri dari
Lebih terperinci= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3)
2. Osilator Harmonik Pada mekanika klasik, salah satu bentuk osilator harmonik adalah sistem pegas massa, yaitu suatu beban bermassa m yang terikat pada salah satu ujung pegas dengan konstanta pegas k.
Lebih terperinciElektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam
Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam
Lebih terperinciGambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt.
1. Pengertian Gelombang Berjalan Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap. Pada sebuah tali yang panjang diregangkan di dalam arah x di mana sebuah gelombang transversal sedang berjalan.
Lebih terperinciTeori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1
FI-1101: Kuliah 13 TEORI KINETIK GAS Teori Kinetik Gas Suhu Mutlak Hukum Boyle-Gay y Lussac Gas Ideal Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1 FISIKA TERMAL Cabang
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran
Lebih terperinciPERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D
PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D Keadaan Stasioner Pada pembahasan sebelumnya mengenai fungsi gelombang, telah dijelaskan bahwa potensial dalam persamaan
Lebih terperinci= = =
= + + + = + + + = + +.. + + + + + + + + = + + + + ( ) + ( ) + + = + + + = + = 1,2,, = + + + + = + + + =, + + = 1,, ; = 1,, =, + = 1,, ; = 1,, = 0 0 0 0 0 0 0...... 0 0 0, =, + + + = 0 0 0 0 0 0 0 0 0....
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013
Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat
Lebih terperinciJl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage :
INSTITUT TEKNOOGI BANDUNG FAKUTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN AAM PROGRAM STUDI FISIKA Jl. Ganesha No. Bandung, 43 Telp. () 5834, 5347, Fax. () 5645 Homepage : http://www.fi.itb.ac.id E-mail : fisika@fi.itb.ac.id
Lebih terperinciTEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari
TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari a) Gas terdiri atas partikelpartikel yang sangat kecil yang disebut molekul, massa dan besarnya sama untuk tiap-tiap jenis gas. b) Molekul-molekul ini selalu bergerak
Lebih terperinciNama Anggota Kelompok: 1. Ahmad Samsudin 2. Aisyah Nur Rohmah 3. Dudi Abdu Rasyid 4. Ginanjar 5. Intan Dwi 6. Ricky
Nama Anggota Kelompok: 1. Ahmad Samsudin 2. Aisyah Nur Rohmah 3. Dudi Abdu Rasyid 4. Ginanjar 5. Intan Dwi 6. Ricky A. Aplikasi Statistik Bose-Einstein 1.1. Kondensasi Bose-Einstein Gambar 1.1 Salah satu
Lebih terperinciINFORMASI PENTING Massa electron NAMA:.. ID PESERTA:.. m e = 9, kg Besar muatan electron. e = 1, C Bilangan Avogadro
PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar soal. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk Jawaban. 3. Peserta boleh menggunakan kalkulator sewaktu mengerjakan soal.
Lebih terperinciSpektrum Gelombang Elektromagnetik
Spektrum Gelombang Elektromagnetik Hubungan spektrum dengan elektron Berkaitan dengan energi energi cahaya. energi gerak elektron dan Keadaan elektron : Saat arus dilewatkan melalui gas pada tekanan rendah,
Lebih terperinciMATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga
MATERI PERKULIAHAN 3. Potensial Tangga Tinjau suatu partikel bermassa m, bergerak dari kiri ke kanan pada suatu daerah dengan potensial berbentuk tangga, seperti pada Gambar 1. Pada daerah < potensialnya
Lebih terperinciHAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI
HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum Dosen Pengampu: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., PhD Disusun oleh kelompok 8:.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron
PENDAHUUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron bebas dalam satu dimensi dan elektron bebas dalam tiga dimensi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul
Lebih terperincitak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron
Tes Formatif 1 Petunjuk: Jawablah semua soal di bawah ini pada lembar jawaban yang disediakan! =============================================================== 1. Sebuah elektron ditempatkan dalam sebuah
Lebih terperinciBA B B B 2 Ka K ra r kt k eri r s i tik i k S is i tem Ma M kr k o r s o ko k p o i p k i Oleh Endi Suhendi
BAB Karakteristik Sistem Makroskopik Dalam termodinamika dibahas perilaku dan dinamika temperatur sistem makroskopik. Sistem diparameterisasi oleh volume, tekanan, temperatur dan kapasitas panas jenis
Lebih terperinciSuara Di Ruang Tertutup
Suara Di Ruang Tertutup Pada bab-bab sebelumnya menunjukkan bahwa meningkatnya bidang pembatas bunyi disertai dengan meningkatnya kompleksitas. Demikian bayangan yang dihasilkan pesawat yang terkena gelombang
Lebih terperinciPERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)
Lebih terperinciELEKTROMAGNETIKA TERAPAN
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN GELOMBANG DATAR SERBASAMA D W I A N D I N U R M A N T R I S U N A N G S U N A R YA H A S A N A H P U T R I AT I K N O V I A N T I POKOK BAHASAN 1. Definisi Gelombang Datar ( Plane
Lebih terperinciTeori Dasar Gelombang Gravitasi
Bab 2 Teori Dasar Gelombang Gravitasi 2.1 Gravitasi terlinearisasi Gravitasi terlinearisasi merupakan pendekatan yang memadai ketika metrik ruang waktu, g ab, terdeviasi sedikit dari metrik datar, η ab
Lebih terperinciLASER (LIGHT AMPLIFICATION BY STIMULATED EMISSION OF RADIATION)
LASER (LIGHT AMPLIFICATION BY STIMULATED EMISSION OF RADIATION) INTERAKSI CAHAYA DENGAN MATERIAL. ABSORPSI, EMISI SPONTAN DAN EMISI TERSTIMULASI Pandang suatu sistem dengan dua-tingkatan energi E dan E
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas penurunan model persamaan panas dimensi satu. Setelah itu akan ditentukan penyelesaian persamaan panas dimensi satu secara analitik dengan metode
Lebih terperinciANALISA KELAKUAN PARTIKEL BERDASARKAN STATISTIK MAXWELL-BOLZTMANN BOSE-EINSTEIN DAN FERMI-DIRAC SKRIPSI. Rio Tambunan
i ANALISA KELAKUAN PARTIKEL BERDASARKAN STATISTIK MAXWELL-BOLZTMANN BOSE-EINSTEIN DAN FERMI-DIRAC SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Rio Tambunan 040801024
Lebih terperinciFISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.
FISIKA MODERN Pertemuan Ke-7 Nurun Nayiroh, M.Si. Efek Zeeman Gerakan orbital elektron Percobaan Stern-Gerlach Spin elektron Pieter Zeeman (1896) melakukan suatu percobaan untuk mengukur interaksi antara
Lebih terperinciTeori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas
Teori Relativitas Mirza Satriawan December 7, 2010 Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus Quiz 1 Tuliskan perumusan kelestarian jumlah partikel dengan memakai vektor-4 fluks jumlah partikel. 2 Tuliskan
Lebih terperinciMengenal Sifat Material. Teori Pita Energi
Mengenal Sifat Material Teori Pita Energi Ulas Ulang Kuantisasi Energi Planck : energi photon (partikel) bilangan bulat frekuensi gelombang cahaya h = 6,63 10-34 joule-sec De Broglie : Elektron sbg gelombang
Lebih terperinciW = p V= p(v2 V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai
Termodinamika Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut
Lebih terperinci3. Termodinamika Statistik
3. Termodinamika Statistik Pada bagian ini akan dibahas pemanfaatan postulat statistik yang berdasarkan sistem dalam keadaan keseimbangan untuk menjelaskan besaran makroskopis. Disiplin ini disebut Mekanika
Lebih terperinciTeori Ensambel. Bab Rapat Ruang Fase
Bab 2 Teori Ensambel 2. Rapat Ruang Fase Dalam bagian sebelumnya, kita telah menghitung sifat makroskopis dari suatu sistem terisolasi dengan nilai E, V dan N tertentu. Sekarang kita akan membangun suatu
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciperpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :
1.1 Pengertian Persamaan Differensial Banyak sekali masalah terapan (dalam ilmu teknik, ilmu fisika, biologi, kimia, sosial, dan lain-lain), yang telah dirumuskan dengan model matematika dalam bentuk persamaan
Lebih terperinciPemodelan Matematika dan Metode Numerik
Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciPembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.
Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Fisika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan
Lebih terperincijawaban : Jadi pada grafik V terhadap t sumbu Vv = o sedangkan pada sumbu t,t = 0 grafik yang benar adalah grafik D. Jawab: D
UMPTN 1996 FISIKA 1. Sebuah benda berubag gerak secara beraturan dari kecepatan m/s sampai diam, jarak yang dicapainya adalah 1 meter. Gerak benda itu dapat ditunjukkan oleh grafik kecepatan (v) terhadap
Lebih terperinciMODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan
MODEL ATOM MODEL ATOM DALTON Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM DALTON Konsep Model Atom Dalton : 1. Setiap benda (zat)
Lebih terperinciPARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI
PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI Atom terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron, di mana elektron valensinya bebas bergerak di antara pusat-pusat ion. Elektron valensi geraknya
Lebih terperinciI. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep
BAB II ENERGETIKA I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep Sistem : Bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian kita dengan batasbatas yang jelas Lingkungan : Bagian di luar sistem Antara sistem
Lebih terperinciPendahuluan Gelombang
Pendahuluan Gelombang Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Gelombang Gangguan sifat fisis suatu medium yang merambat dalam medium menurut tempat dan waktu, dimana medium
Lebih terperinciLatihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang
Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
1/19 Kuliah Fisika Dasar Teknik Sipil 2007 GETARAN DAN GELOMBANG Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id GETARAN Getaran adalah salah satu bentuk
Lebih terperinci3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang.
KOMPETENSI DASAR 3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata INDIKATOR 3.11.1. Mendeskripsikan gejala gelombang mekanik 3.11.2. Mengidentidikasi
Lebih terperinci2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel
. Deskripsi Statistik Sistem Partikel Formulasi statistik Interaksi antara sistem makroskopis.1. Formulasi Statistik Dalam menganalisis suatu sistem, kombinasikan: ide tentang statistik pengetahuan hukum-hukum
Lebih terperinciAliran Fluida. Konsep Dasar
Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar
Lebih terperinciTERMODINAMIKA MIRZA SATRIAWAN
TERMODINAMIKA MIRZA SATRIAWAN March 20, 2013 Daftar Isi 1 SISTEM TERMODINAMIKA 2 1.1 Deskripsi Sistem Termodinamika............................. 2 1.2 Kesetimbangan Termodinamika..............................
Lebih terperinciMATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA
MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tingkat tenaga dan pita tenaga untuk menerangkan perbedaan daya hantar listrik.. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat
Lebih terperinciFISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)
No FISIKA 2014 TIPE A SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya masing-masing 20 3 N mengapit sudut 30 o di atas sumbu X positif, 20 N mnegapit sudut 60 o di atas sumbu X negatif, 5 N pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciKB 2. Nilai Energi Celah. Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang
KB. Nilai Energi Celah 1. Model Kronig-Penney Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang periodik, dengan menganggap energi potensial periodik itu merupakan deretan
Lebih terperinciAnalisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator
ISSN:089 033 Indonesian Journal of Applied Physics (0) Vol. No. halaman 6 April 0 Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator Fuzi Marati Sholihah, Suparmi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (1-1)
BAB I PENDAHULUAN Penelitian tentang analisis system fisis vibrasi molekuler yang berada dalam pengaruh medan potensial Lenard-Jones atau dikenal pula dengan potensial 6-2 sudah dilakukan. Kajian tentang
Lebih terperinciPARTIKEL DALAM BOX. Bentuk umum persamaan orde dua adalah: ay" + b Y' + cy = 0
1 PARTIKEL DALAM BOX Elektron dalam atom dan molekul dapat dibayangkan mirip partikel dalam box. daerah di dalam box tempat partikel tersebut bergerak berpotensial nol, sedang daerah diluar box berpotensial
Lebih terperinciOsilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas
OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Lebih terperinciBAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN
1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya
Lebih terperinciKATEGORI TEORI SELEKSI TINGKAT PROVINSI OSN PERTAMINA 2014 BIDANG FISIKA
KATEGORI TEORI SELEKSI TINGKAT PROVINSI OSN PERTAMINA 4 BIDANG FISIKA PETUNJUK PENGERJAAN. Tuliskan secara lengkap identitas Anda di Lembar Jawab Komputer (LJK): Nama Lengkap, Nomor Ujian, dan Data lainnya..
Lebih terperinciSASARAN PEMBELAJARAN
OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL PRA UAN SOAL PAKET 2
PEMBAHASAN SOAL PRA UAN SOAL PAKET 2 Soal No 1 Pada jangka sorong, satuan yang digunakan umumnya adalah cm. Perhatikan nilai yang ditunjukkan skala utama dan skala nonius. Nilai yang ditunjukkan oleh skala
Lebih terperinci