Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara: YIM REDY SIANIPAR alias EDDY, bertempat tinggal di Jalan Danau Buyan I No.15 B, Dusun Gulingan Desa/ Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar Bali, dalam hal ini memberi kuasa kepada Erwin Siregar,SH.,MH., dan kawan-kawan, para Advokat, beralamat di Jalan Diponegoro No.98 Pusat Pertokoan Kertah Wijaya Blok C-21 Denpasar Bali, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 6 Agustus 2012, sebagai Pemohon Kasasi dahulu Penggugat; m e l a w a n GRAND MIRAGE HOTEL, berkedudukan di Jalan Pratama No.74 Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung, Bali, dalam hal ini memberi kuasa kepada 1.I KETUT SUTEJA PUTRA. SP, SH., para Advokat, berkantor pada Kantor Hukum SUTEJA & TROMBINE LAW OFFICE, beralamat di Jalan Tukad Barito No.18 A, Denpasar, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27 September 2012, sebagai Termohon Kasasi dahulu Tergugat; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut: Bahwa pada tanggal 01 September 2011, Penggugat dan Tergugat telah membuat perjanjian (kontrak) kerja untuk waktu tertentu selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak 01 September 2011 sampai 30 November 2011 sesuai dengan yang tertuang dalam Perjanjian Kontrak No.: FM.ENT.MGM.CON yang pada waktu itu Tergugat diwakili oleh Wayan Karta selaku Food & Beverage Manager GRAND MIRAGE HOTEL dan Penggugat diwakili oleh Yim Redy Sianipar alias Eddy selaku Hal. 1 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan M Pimpinan Trio Jazz, kontrak dalam hal pertunjukan musik di GRAND MIRAGE HOTEL (Tergugat); Bahwa Trio Jazz adalah grup musik/ band yang beraliran jazz, sesuai dengan nama grupnya dan bahkan disetiap awal pertunjukan musiknya, Penggugat selalu memperkenalkan nama grupnya yang bernama Trio Jazz dan aliran musiknya yang beraliran jazz, hal ini dimaksudkan agar tamu yang hadir pada pertunjukan tersebut mengetahui bahwa Penggugat adalah group musik/ band yang mengusung musik aliran jazz, sehingganya lagu - lagu yang dibawakan oleh Penggugat dalam setiap pertunjukannya adalah musik jazz; Bahwa pada tanggal 28 September 2011, Tergugat telah memberikan surat pemberitahuan pemutusan kontrak kepada Penggugat/ telah melakukan pemutusan kontrak secara sepihak terhadap Penggugat, pada saat Penggugat akan memasuki bulan kedua dari Perjanjian tersebut di atas dengan alasan adanya complain dari salah satu pengunjung/ tamu Tergugat (di Grand Mirage Resort) terhadap penampilan Penggugat pada saat membawakan lagu; Permasalahan complain terhadap penampilan Penggugat sebagaimana dimaksud di atas, seolah-olah menghantarkan kesimpulan secara sepihak bahwa complain oleh satu orang tamu dianggap mewakili seluruh tamu yang ada yang menyudutkan posisi Penggugat sedemikian hingga Tergugat mencuatkan anggapan bahwa Penggugat telah melakukan kesalahan dan Tergugat dapat memutuskan kontrak sepihak; Bahwa atas pemutusan kontrak sepihak yang dilakukan oleh Tergugat terhadap Penggugat, tidak berlebihan kiranya Penggugat meminta haknya yaitu pembayaran kekurangan sisa masa kontrak selama 2 (dua) bulan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan November 2011 dengan perincian sebagai berikut: 35 (tiga puluh lima) penampilan x (dikalikan) Rp ,00 (lima ratus lima puluh ribu rupiah) jadi total keseluruhan untuk sisa kontrak selama 2 (dua) bulan sebesar Rp ,00 (sembilan belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah); Bahwa atas perbuatan Tergugat sebagaimana telah diuraikan di atas, Penggugat sangat merasa dirugikan sedemikian hingga Penggugat menuntut hak - haknya melalui mekanisme sebagaimana diatur dalam undang - undang, mulai dari upaya bipartit hingga penyelesaian sengketa melalui mediasi di Kantor Dinas Tenagakerja Kabupaten Badung dan diteruskan ke Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Provinsi Bali oleh Dinas Tenagakerja Kabupaten Badung sebagaimana dalam suratnya Nomor 560/4416/ Disosnaker tertanggal 24 Januari 2012 perihal Mohon Bantuan Penyelesaian Kasus, dalam proses mediasi tersebut, Penggugat telah melampirkan data - data dan perhitungan Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan M tuntutan hak Penggugat selaku Pekerja, yang meliputi ganti kerugian untuk sisa masa kontrak yang belum dibayarkan oleh Tergugat; Mengingat sesuai dengan ketentuan Pasal 62 UU No.13 Tahun 2003; "apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti kerugian kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/ buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja"; Bahwa Mediator pada Kantor Dinas Tenagakerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali kemudian mengeluarkan Surat Anjuran tertulis No.: 560/531/IV/ Disnaker, tertanggal 27 Februari 2012, yang isi pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: a b c d Agar dalam penyelesaian masalah perselisihan ini, pihak Pengusaha tetap mengupayakan penyelesaian secara damai dengan musyawarah untuk mufakat didasarkan pada itikad baik dan prinsip prinsip keadilan; Agar pihak Pengusaha membayar upah Pekerja sesuai dengan sisa kontraknya; Agar pihak Pengusaha dan pihak Pekerja mempertimbangkan untuk dapat menerima anjuran ini; Agar pihak - pihak memberikan tanggapan tertulis paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah anjuran ini diterima; (terlampir surat anjuran tertulis No.: 560/531/IV/Disnaker, tertanggal 27 Februari 2012); Bahwa atas anjuran tersebut, Tergugat menyatakan menolak untuk memenuhi isi anjuran sebagaimana ternyata dalam surat No.: 560/821/IV/ Disnakertrans, tertanggal 12 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Provinsi Bali, perihal: Penjelasan Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial, sedemikian hingga Penggugat akhirnya mengajukan tuntutan hak ke muka pengadilan dengan mengajukan gugatan terhadap Tergugat; Untuk lebih menjamin tuntutan pembayaran atas hak - hak Penggugat sebagai Pekerja sebagaimana telah diuraikan di atas, Penggugat mohon agar diletakkan sita jaminan terhadap: sebuah hotel milik Tergugat yaitu GRAND MIRAGE HOTEL yang terletak di Jalan Pratama No.74, Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung - Bali; Bahwa disamping tuntutan atas hak - hak ketenagakerjaan, telah ternyata Penggugat menderita kerugian immateriil berupa tekanan jiwa dan perasaan karena tidak mampu menafkahi anak/ istri sebagaimana mestinya, kerugian moril atas semakin berkurangnya kesempatan untuk kembali memperoleh pekerjaan yang layak, kerugian Hal. 3 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan M atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah tercurah untuk mengajukan tuntutan hak seperti demikian ini, yang mana kerugian ini sesungguhnya tidak dapat dinilai dengan uang, namun agar gugatan ini tidak illusioner, maka Penggugat mengajukan tuntutan ganti kerugian dengan jumlah keseluruhannya sebesar Rp ,00 (seratus juta rupiah); Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar agar memberikan putusan sebagai berikut: 1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2 Menyatakan hukum bahwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagaimana yang dimaksud dalam Surat Pemutusan Kerja dari Tergugat tertanggal 28 September 2011 adalah tidak sah dan bertentanggan dengan Undang - Undang Ketenagakerjaan Pasal 62 UU No.13 Tahun 2003; 3 Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat sebesar upah pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja/ kekurangan sisa masa kontrak selama 2 (dua) bulan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan November 2011 dengan perincian sebagai berikut: 35 (tiga puluh lima) penampilan x (dikalikan) Rp ,00 (lima ratus lima puluh ribu rupiah), jadi total keseluruhan untuk sisa kontrak selama 2 (dua) bulan adalah sebesar Rp ,00 (sembilan belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah); 4 Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas sebuah hotel milik Tergugat yaitu GRAND MIRAGE HOTEL yang terletak di Jalan Pratama No.74, Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung - Bali; 5 Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateriil yang telah diderita oleh Penggugat secara tunai dan sekaligus, dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak putusan berkekuatan hukum tetap kepada Penggugat yaitu sebesar Rp ,00 (seratus juta rupiah); 6 Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp ,00 (satu juta rupiah) setiap harinya apabila melakukan kelalaian dan keterlambatan dalam memenuhi isi putusan dalam perkara ini, terhitung sejak putusan berkekuatan hukum tetap; 7 Menyatakan hukum bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding, kasasi maupun upaya hukum lainnya (uit voerbaar bij voorraad); 8 Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini; Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan M Atau: Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut: 1 Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 134 HIR, tentang kompetensi atau kewenangan absolut pengadilan, maka Penggugat telah salah dalam mengajukan gugatan a quo, yang mana pengadilan yang berwenang menangani permasalah ini adalah termasuk kewenangan mengadili dari Peradilan Umum (Pengadilan Negeri Denpasar) dan bukan merupakan kewenangan mengadili dari Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, dengan alasan: Bahwa jika kita membaca dan memahami kesepakatan kontrak Nomor FM.ENT.MGM.COM tertanggal 01 September 2011, yang dibuat dan ditandatangani oleh Grand Mirage Resort dengan Trio Jazz, sebagai dasar dalam gugatan a quo, maka kesepakatan kontrak tersebut adalah merupakan kesepakatan kontrak biasa (kesepakatan kontrak untuk sebuah pertunjukan) yang umum terjadi antar para pihak dalam sebuah kerjasama sebagaimana telah diatur dalam Bab II KUHPerdata tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian, dan kesepakatan kontrak semacam ini jelas tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Bahwa dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dijelaskan yang dimaksud dengan perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/ buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Sedangkan Penggugat (Trio Jazz) adalah sebuah perusahaan group musik/ band yang beraliran jazz dipimpin oleh Yim Redy Sianipar alias Eddy sebagaimana yang diakui oleh Penggugat dalam gugatannya, sehingga Penggugat bukanlah seorang pekerja/ buruh sebagaimana dimaksudkan dalam pengertian pekerja/ buruh dan pengertian perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan dalam UU Nomor 13 Tahun 2003; Bahwa bukti Penggugat bukan sebagai pekerja/ buruh pada Grand Mirage Resort sebagaimana karyawan tetap dan karyawan kontrak yang telah bekerja di sana, dimana setiap karyawan yang bekerja di Grand Mirage Resort diangkat berdasarkan sebuah SK pengangkatan yang dikeluarkan oleh pihak Hal. 5 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan M perusahaan untuk semua karyawan, sedangkan Penggugat melakukan kerjasama hanyalah berdasarkan sebuah kesepakatan kontrak tanpa melalui Surat Keputusan Pengangkatan sebagai pekerja/ buruh di sana, melainkan sebuah kesepakatan kontrak tentang kerjasama dalam bidang pertunjukan dimana Penggugat diajak bekerjasama oleh Tergugat untuk menghibur para tamu yang ada di tempat Tergugat, sesuai dengan profesi dan keahlian Penggugat. Dalam kesepakatan kontrak tersebut dijelaskan pula bahwa hakhak Penggugat untuk memasuki hotel sangat dibatasi dan hanya diijinkan sebatas memberikan pertunjukan saja, yang tentunya berbeda dengan hak seorang karyawan yang bebas keluar masuk hotel tanpa ijin khusus; Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka sangat jelas bahwa Penggugat telah salah mengajukan gugatan a quo karena penyelesaian permasalahan yang terjadi dalam gugatan ini dengan dasar kesepakatan kontrak dalam sebuah pertunjukan jelas merupakan sengketa perdata tentang hak dan kewajiban dari pelaksanaan sebuah perjanjian, yang merupakan wewenang/ jurisdiksi Pengadilan Umum (Pengadilan Negeri Denpasar) dan bukan kewenangan mengadili dari Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, sehingga sudah cukup menjadi suatu alasan agar yang terhormat Majelis Hakim menolak gugatan Penggugat atau setidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima; 2 Bahwa gugatan perselisihan hubungan industrial yang diajukan Penggugat adalah sangat kabur dan terkesan tumpang tindih, dimana Penggugat dalam posita dan petitum gugatan perselisihan hubungan industrial ini justru menekankan dan meminta ganti rugi immateriil dalam jumlah yang sangat tidak masuk akal. Padahal permintaan ganti rugi immateriil sebagaimana dimaksudkan oleh Penggugat sama sekali tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, melainkan merupakan suatu kebiasaan yang dilakuan dalam gugatan keperdataan di lingkungan peradilan umum, sehingga gugatan Penggugat menjadi sangat kabur dan tumpang tindih karena Penggugat mencampur adukkan antara gugatan Perselisihan Hubungan Industrial dengan gugatan masalah keperdataan secara umum. Sehingga dapat dikatakan bahwa gugatan Penggugat mengandung cacat formil, bahwa dengan gugatan yang cacat formil maka cukup pula sebagai alasan agar yang mulia Majelis Hakim bisa menolak gugatan Penggugat dan atau tidak menerima gugatan Penggugat; Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan M Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Tergugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar agar memberikan putusan sebagai berikut: DALAM EKSEPSI: 1 Menerima dan mengabulkan eksepsi dari Tergugat untuk seluruhnya; 2 Menyatakan hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar tidak berwenang mengadili gugatan perselisihan hubungan industrial ini; 3 Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara; Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar telah memberikan putusan Nomor: PHI.PN.Dps., tanggal 1 Agustus 2012 yang amarnya sebagai berikut: DALAM EKSEPSI: Menyatakan menolak eksepsi Tergugat; DALAM POKOK PERKARA: 1 Menyatakan menolak gugatan Penggugat; 2 Membebankan biaya perkara kepada Negara; 03/G/2012/ Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar tersebut telah diucapkan dengan diberitahukan kepada Penggugat pada tanggal 1 Agustus 2012, terhadap putusan tersebut, Penggugat melalui kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 6 Agustus 2012 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 10 Agustus 2012, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor: 03/Kas/G/2012/ PHI.PN.DPS., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, permohonan tersebut disertai dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar tersebut pada tanggal 23 Agustus 2012; Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Tergugat pada tanggal 24 September 2012, kemudian Tergugat mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 8 Oktober 2012; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah: Hal. 7 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan M I Bahwa sebelum Majelis Hakim tingkat pertama sampai pada putusan sesuai amar di atas, terlebih dahulu Majelis memberikan pertimbangan hukum yang pada pokoknya sebagai berikut: 1 DALAM EKSEPSI: Dalam halaman 20 sampai dengan halaman 21, putusan a quo Majelis Hakim menyatakan: Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat sepanjang tentang kompetensi/ kewenangan mengadili telah Majelis putus dalam putusan sela pada tanggal 11 Juli 2012 yang amarnya berbunyi sebagai berikut: Menyatakan menolak eksepsi Tergugat; Menyatakan melanjutkan pemeriksaan atas perkara a quo; Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir; Menimbang, bahwa oleh karena dalam eksepsi Tergugat selain menyangkut masalah kompetensi/ kewenangan mengadili juga adanya dalil bahwa gugatan Penggugat kabur karena terjadi tumpang tindih sehubungan dengan adanya tuntutan immateriil yaitu tuntutan ganti rugi yang hal tersebut tidak diatur didalam Undang- Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Menimbang, bahwa tentang tuntutan immateriil yaitu adanya tuntutan ganti rugi maka menurut majelis adalah hak dari semua pihak namun demikian mereka harus tetap dapat membuktikan dasar atau alasan atas tuntutan tersebut dan atas perkara a quo sehubungan dengan tuntutan ganti rugi menurut Majelis berhubungan erat dengan kontrak yang dibuat oleh kedua belah pihak; DALAM POKOK PERKARA: 2.1. Dalam halaman 23 putusan a quo Majelis Hakim menyatakan: Menimbang, bahwa Group Trio Jazz dikontrak oleh Tergugat untuk menghibur para tamu hotel dengan melakukan pertunjukan yaitu membawakan lagu lagu yang berirama jazz dan terhadap Trio Jazz berlaku ketentuan seperti yang tertuang dalam kontrak dan terhadap mereka tidak diberlakukan peraturan hotel yang diberlakukan terhadap pegawai hotel lainnya termasuk terhadap saksi Ni Luh Arini maupun saksi I Made Kadir karena mereka adalah pegawai tetap dari Grand Mirage Hotel; 2.2. Dalam halaman 24 putusan a quo Majelis Hakim menyatakan: Menimbang, bahwa dari fakta yang terungkap di persidangan bahwa kontrak yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat adalah kewajiban Penggugat untuk melakukan pertunjukan yaitu memainkan musik jenis jazz yang untuk menghibur para tamu hotel Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan M selama tiga bulan terhitung sejak 1 September 2011 sampai dengan tanggal 30 November 2011 dimana Penggugat bertindak sebagai pimpinan dari grup musik Trio Jazz, sehingga atas kontrak mereka bukanlah kontrak yang dilakukan oleh perorangan tapi dilakukan oleh suatu grup dan grup itupun bukan merupakan suatu serikat pekerja/ serikat buruh, dengan demikian kontrak mereka bukan kontrak yang dimaksud di dalam Undang Undang Ketenagakerjaan; 2.3. Dalam halaman 24 sampai dengan halaman 25, putusan a quo Majelis Hakim menyatakan: Menimbang, bahwa permasalahan yang timbul antara Penggugat sebagai pimpinan grup Trio Jazz, dengan Tergugat adalah pemutusan kontrak oleh Tergugat sebelum waktu yang telah ditentukan yaitu tiga bulan dan pemutusan kontrak tersebut sejak tanggal 1 Oktober 2011, dengan demikian permasalahan yang timbul bukanlah perselisihan sebagaimana yang diatur didalam Pasal 1 ayat (1) Undang - Undang No.2 Tahun 2004; Menimbang, bahwa oleh karena kontrak antara Penggugat dengan Tergugat bukan merupakan hubungan kerja sebagaimana yang dimaksud didalam Undang Undang Ketenagakerjaan dan gugatan Penggugat bukan merupakan jenis perselisihan sebagaimana ketentuan Pasal 2 Undang - Undang No.2 Tahun 2004 maka atas gugatan Penggugat menurut Majelis cukup alasan ditolak; Bahwa menurut Pemohon Kasasi, Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar telah mengandung kesalahan penerapan hukum di dalam pertimbangan-pertimbangannya sehingga menyebabkan putusan tersebut keliru atau tidak berdasar hukum; serta tidak mencerminkan kepatutan. Kepatutan adalah sesuatu yang sifatnya adil dan seimbang, juga fair dan proporsional. Kepatutan yang diterapkan akan membawa kebijaksanaan sehingga para pihak akan menerima putusan itu dengan lapang dada karena dirasakan patut. Kepatutan juga esensi dari hukum tidak tertulis tetapi bisa dicerna oleh akal dan perasaan keadilan. Majelis Hakim agaknya terlalu sempit dalam menilai dan mempertimbangkan beberapa aspek terkait dalam perkara a quo. Padahal di dalam Pasal 100 UU No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial diamanatkan bahwa: Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan hukum, perjanjian yang ada, kebiasaan dan keadilan ; Hukum, perjanjian yang ada, kebiasaan dan keadilan adalah kata kunci dalam pemecahan kasus ini; Hal. 9 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan M Pemohon Kasasi di dalam Memori Kasasi ini menyatakan keberatan- keberatannya terhadap Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar a quo, dengan uraian sebagai berikut: 1 PUTUSAN MENGANDUNG KESALAHAN PENERAPAN HUKUM (Schending Van Het Recht, Misapplication of Law); Bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar yang menyatakan permasalahan yang timbul bukanlah perselisihan sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang - Undang No.2 Tahun 2004 dan kontrak antara Pemohon Kasasi/ Penggugat dengan Termohon Kasasi/ Tergugat bukan merupakan hubungan kerja sebagaimana yang dimaksud di dalam Undang Undang Ketenagakerjaan dan gugatan Pemohon Kasasi/ Penggugat bukan merupakan jenis perselisihan sebagaimana ketentuan Pasal 1 ayat 1 jo. Pasal 2 Undang - Undang No.2 Tahun 2004 adalah bukan merupakan kontrak dalam hubungan ketenagakerjaan adalah tidak tepat karena jelas-jelas disebutkan bahwa Perjanjian Kerja No.: FM.ENT.MGM.CON , tertanggal 01 September 2011, yang dibuat dan ditanda tangani oleh Termohon Kasasi (Grand Mirage Resort) dengan Pemohon Kasasi adalah merupakan Perjanjian Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (14) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menyebutkan: Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/ buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak ; Bahwa di dalam perjanjian a quo, sudah jelas kewajiban Pemohon Kasasi dahulu Penggugat adalah menghibur para tamu hotel di Grand Mirage (Termohon Kasasi/ Tergugat), sehinga karenanya perjanjian kerja a quo telah mengandung unsur pekerjaan, upah dan perintah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (15) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sehingganya hubungan antara Pemohon Kasasi/ Penggugat dan Termohon Kasasi/ Tergugat adalah hubungan kerja; Bahwa Judex Facti telah keliru menyatakan permasalahan yang timbul antara Penggugat dengan Tergugat bukan merupakan Perselisihan Hubungan Industrial, Perselisihan Hubungan Industrial menurut ketentuan Bab I, Ketentuan umum Pasal 1 ayat (1), Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial bahwa yang dimaksud dengan Perselisihan Hubungan Indutrial adalah Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha dan gabungan pengusaha dengan pekerja/ buruh atau serikat pekerja/ serikat buruh karena Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan M adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh dalam satu perusahaan ; Bahwa Hubungan Industrial sebagaimana dijelaskan dalam Ketentuan Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (16), UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam proses produksi barang/ atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/ buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar Republia tahun 1945 ; Bahwa dalam Ketentuan Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (9), UU Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Pekerja/ Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Berpijak dari ketentuan tersebut, posisi dan kapasitas Pemohon Kasasi/ Penggugat jelas merupakan pekerja waktu tertentu sesuai dengan kontrak FM.ENT.MGM.CON , tertanggal 01 September 2011 karena itu menjadi tidak relevan/ keliru jika Pemohon Kasasi/ Penggugat disebut/ dikatakan sebagai Pengusaha Hiburan yang tidak memiliki kapasitas sebagai pekerja/ buruh sebagaimana dalam pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar; Bahwa Trio Jazz bukan perusahaan musik dan bukan badan hukum, melainkan kumpulan tiga orang, dalam dunia musik biasanya disebut Trio, dimana Pemohon Kasasi sebagai penggagas terbentuknya Trio Jazz sehingga Pemohon Kasasi dipercaya untuk mewakili dalam melakukan kontrak kerja dengan perusahaan yang memerlukan jasanya, dalam perjanjian kerja a quo disebutkan bahwa Pemohon Kasasi/ Penggugat berkewajiban untuk menghibur para tamu hotel dengan menyajikan irama jazz, Pemohon Kasasi/ Penggugat tidak akan mungkin bisa menyajikan atau bermain musik jazz sendiri, sehingganya untuk dapat bermain musik jazz Pemohon Kasasi harus bermain lebih dengan satu orang sehingganya harus dibuat grup; Bahwa berdasarkan Pasal 56, ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa perjanjian kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; Bahwa perjanjian kerja a quo antara Pemohon Kasasi/ Penggugat dengan Termohon Kasasi/ Tergugat menurut Undang Undang No.13 Tahun 2003 merupakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu karena telah memenuhi salah satu syarat yaitu Hal. 11 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan M didasarkan atas jangka waktu dan tidak adanya percobaan kerja, sehingganya Pemohon Kasasi/ Penggugat tunduk dengan perjanjian kontrak a quo, berbeda halnya dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu atau disebut dengan permanen/ pegawai tetap seperti saksi Ni Luh Arini maupun saksi I Made Kadir karena mereka adalah pegawai tetap dari Grand Mirage Hotel, maka diberlakukan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; sehingganya sudah jelas perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; Hal paling mendasar yang harus dipahami dalam menganalisa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) sebagaimana diatur dalam Pasal 56 sampai dengan Pasal 63 UU No.13 Tahun 2003 jo. Keputusan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi No.Kep-100/Men/VI/2004 tanggal 21 Juni 2004 adalah memahami tentang jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan yang akan selesai dalam waktu tertentu, seperti pekerjaan yang sekali selesai; pekerjaan temporal; pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya tidak lama; kerja musiman dan sebagainya. {Mohon simak Himpunan Putusan Mahkamah Agung dalam Perkara PHI tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) disertai Ulasan Hukum, Farianto & Darmanto, Rajawali Pers, 2009, halaman 3}; Mengingat, bahwa Penggugat/ Pemohon Kasasi adalah seniman musik Jazz yang diperkerjakan Tergugat/ Termohon Kasasi untuk menghibur tamu-tamu hotel, maka terhadap jenis dan sifat pekerjaan Penggugat/ Pemohon Kasasi sudah barang tentu masuk dalam kategori sifat pekerjaan waktu tertentu; Mempertimbangkan ketentuan Pasal 57 ayat 1 UU No.13/ 2003 yang menyatakan bahwa perjanjian kerja waktu tertentu mutlak harus dilakukan secara tertulis sebagaimana juga dapat dilihat pula dalam Putusan MA 161 K/PHI/2007 antara PT.Dekor Internasional melawan Tri Anggoro Winardi, maka jelas dapat disimpulkan bahwa kontrak FM.ENT.MGM.CON , tertanggal 01 September 2011 merupakan Perjanjian Kerja Waktu tertentu; Prinsip hukum dari PKWT adalah mendasarkan pada jangka waktu tertentu, yang dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan diperpanjang satu kali paling lama 1 (satu) tahun, dan dapat diperbaharui untuk paling lama 2 (dua) tahun, setelah 30 (tiga puluh) hari sejak berakhirnya perpanjangan. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang diperoleh selama persidangan berlangsung, dalam kontrak FM.ENT.MGM.CON , tertanggal 01 September 2011 jangka waktu kontrak adalah selama 3 (tiga) bulan karena itu merupakan PKWT; Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan M Disamping uraian di atas, mengingat bahwa permasalahan yang timbul dalam perkara a quo adalah akibat dari pemutusan kontrak sepihak yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/ Tergugat terhadap Pemohon Kasasi/ Penggugat, maka terhadap jenis perselisihan tersebut merupakan Perselisihan Hubungan Industrial, yang mekanisme penyelesaiannya tunduk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; Bahwa Mahkamah Agung sebagai institusi peradilan dalam tingkat kasasi berwenang memeriksa dan menilai aspek hukum sehingga karenanya sering pula disebut sebagai Judex Juris dan atas kewenangan seperti demikian itu, relevan apabila Mahkamah Agung dalam memeriksa perkara a quo; memperhatikan kembali Berita Acara Sidang, mengingat ditinjau dari segi tujuan pemeriksaan tingkat kasasi merupakan upaya hukum yang bertujuan untuk mengkoreksi kekeliruan putusan pengadilan pada tingkat pertama/ banding, dengan maksud supaya pemeriksaan dan putusan peradilan tingkat pertama/ banding tersebut, dikembalikan ke arah ketentuan hukum dan undang-undang yang sebenarnya, sehingga pemeriksaan dan putusan peradilan tingkat pertama/ banding benar-benar akomodatif dan proporsional dengan hukum dan undang-undang yang berlaku. Disamping itu tujuan lainnya adalah untuk mencegah terjadinya tata cara pemeriksaan dan putusan yang sewenang-wenang, penyalahgunaan jabatan oleh pengadilan tingkat pertama/ banding serta pengawasan jalannya peradilan guna menciptakan keseragaman penerapan hukum ; 2 PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI DENPASAR BERTENTANGAN; Bahwa Dictum Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, dalam eksepsi, telah menyatakan amar yang pada pokoknya berbunyi: Menolak eksepsi Tergugat; Bahwa dalam bagian pokok perkara - Judex Facti Pengadilan Tingkat Pertama menyatakan: Menolak seluruh gugatan Penggugat/ Pemohon Kasasi dengan alasan permasalahan yang timbul bukanlah perselisihan sebagaimana yang diatur didalam Pasal 1 ayat (1) Undang - Undang No.2 Tahun 2004 dan kontrak antara Pemohon Kasasi/ Penggugat dengan Termohon Kasasi/ Tergugat bukan merupakan hubungan kerja sebagaimana yang dimaksud di dalam Undang - Undang Ketenagakerjaan dan gugatan Pemohon Kasasi/ Penggugat bukan merupakan jenis perselisihan sebagaimana ketentuan Pasal 2 Undang - Undang No.2 Tahun 2004; Hal. 13 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan M Bahwa materi eksepsi Tergugat/ Termohon Kasasi adalah berkaitan dengan kewenangan absolute, dimana Tergugat/ Termohon Kasasi mendalilkan bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar tidak berwenang mengadili perkara a quo. Memperhatikan dictum Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar dalam bagian eksepsi yang menyatakan: menolak eksepsi Tergugat, maka secara yuridis formal; Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar telah menyatakan bahwa dirinya berwenang mengadili perkara a quo karena berada dalam yurisdiksinya atau singkatnya gugatan yang diajukan Penggugat/ Pemohon Kasasi merupakan jenis perselisihan sebagaimana ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang - Undang No.2 Tahun 2004; Namun hal tersebut bertolak belakang dengan pertimbangan-pertimbangan Judex Facti di dalam bagian pokok perkara yang justru menyatakan bahwa perkara a quo tidak termasuk dalam jenis perselisihan sebagaimana ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang - Undang No.2 Tahun Jika preposisi pertimbangan Hakim dalam bagian pokok perkara menyatakan demikian; harusnya untuk membuat pertimbangan tersebut menjadi sinkron, di dalam bagian eksepsi: Majelis Hakim harusnya menjatuhkan putusan dengan menyatakan: mengabulkan eksepsi Tergugat; Fakta ini menunjukkan bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar memuat pertentangan satu dengan yang lainnya; 3 PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI DENPASAR DALAM PERTIMBANGAN HUKUMNYA TERLALU SEMPIT DAN TIDAK SEMPURNA, DALAM MENILAI DAN MENGURAIKAN PERISTIWA BERKENAAN DENGAN HUBUNGAN KERJA DAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL SERTA TUNTUTAN IMMATERIIL YAITU TUNTUTAN GANTI RUGI; Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar telah keliru menerapkan hukum, karena interpretasi atau pendapat dari Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar dalam pertimbangan hukumnya terlalu sempit dan tidak sempurna dalam menguraikan peristiwa berkenaan dengan Hubungan Kerja dan Perselisihan Hubungan Industrial serta tuntutan immateriil yaitu tuntutan ganti rugi sebab Majelis Hakim lalai dalam menilai fakta-fakta sebagai berikut: Berkenaan dengan Hubungan Kerja dan Perselisihan Hubungan Industrial; Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan M Bahwa berlakunya undang - undang perburuhan/ ketenagakerjaan telah mengakibatkan ketentuan ketentuan yang mengatur masalah perburuhan dalam KUHPerdata menjadi tidak berlaku, (Sehat Damanik dalam bukunya Hukum Acara Perdata terbitan DSS Publishing tahun 2005, halaman 25); Bahwa sesuai dengan UU No.2 Tahun 2004 sebagaimana telah disahkan pada tanggal 14 Januari 2004 dan telah diundangkan pada tanggal yang sama dalam LN No.6 Tahun 2004, maka untuk sampai pada pengajuan gugatan perkara a quo di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, Pemohon Kasasi/ Penggugat telah mengupayakan cara-cara penyelesaian sebagaimana telah diatur dengan tegas dalam undang- undang tersebut, yaitu Mediasi; Bahwa sesuai dengan Pasal 1 ayat (14) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang telah tegas menyebutkan: Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/ buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak; Bahwa kewajiban Pemohon Kasasi dahulu Penggugat adalah menghibur para tamu hotel di Grand Mirage (Termohon Kasasi/ Tergugat), sehinga karenanya perjanjian kerja a quo telah mengandung unsur pekerjaan, upah dan perintah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (15) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sehingganya hubungan antara Pemohon Kasasi/ Penggugat dan Termohon Kasasi/ Tergugat adalah jelas hubungan kerja; Bahwa Trio Jazz bukan merupakan perusahaan musik dan bukan juga badan hukum, melainkan kumpulan tiga orang, dalam dunia musik biasanya disebut Trio, yang memiliki kemampuan dan keterampilan ataupun keahlian dalam bermain musik, dimana Pemohon Kasasi sebagai penggagas terbentuknya Trio Jazz sehingga Pemohon Kasasi dipercaya untuk mewakili dalam melakukan kontrak kerja dengan Perusahaan yang memerlukan jasanya, bahkan munculnya permasalahan a quo, dari upaya bipartite, mediasi, pengajuan gugatan dan sampai tingkat kasasi dilakukan oleh Pemohon Kasasi karena dasar untuk melakukan upaya hukum adalah perjanjian kerja a quo, yang mana dalam perjanjian kerja a quo ditandatangani oleh Pemohon Kasasi/ Penggugat (Yim Redy Sianipar alias Eddy) selaku pekerja dengan Wayan Karta dari pihak Termohon Kasasi/ Tergugat (Grand Mirage), jadi tidak benar dan sangat keliru Trio Jazz dikatakan perusahaan musik, sehingganya Judex Facti telah keliru dan sempit mengartikan hubungan kerja dan perselisihan hubungan kerja; Bahwa di dalam perjanjian kerja a quo disebutkan bahwa Pemohon Kasasi/ Penggugat berkewajiban untuk menghibur para tamu hotel dengan menyajikan irama Hal. 15 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan M jazz, Pemohon Kasasi/ Penggugat tidak akan mungkin bisa menyajikan atau bermain musik jazz sendiri, sehingganya untuk dapat bermain musik jazz Pemohon Kasasi harus bermain lebih dengan satu orang sehingganya harus dibuat grup; Bahwa berdasarkan Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa perjanjian kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; Bahwa perjanjian kerja a quo antara Pemohon Kasasi/ Penggugat dengan Termohon Kasasi/ Tergugat menurut Undang - Undang No.13 Tahun 2003 merupakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu karena telah memenuhi salah satu syarat yaitu didasarkan atas jangka waktu dan tidak adanya percobaan kerja, sehinganya Pemohon Kasasi/ Penggugat tunduk dengan perjanjian kontrak a quo, berbeda halnya dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu atau disebut dengan permanen/ pegawai tetap seperti saksi Ni Luh Arini maupun saksi I Made Kadir karena mereka adalah pegawai tetap dari Grand Mirage Hotel maka diberlakukan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; sehingganya sudah jelas perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; Berkenaan dengan tuntutan ganti rugi dalam hubungan industrial; Bahwa dalam pertimbangan Hakim yang menyatakan oleh karena dalam eksepsi Tergugat selain menyangkuat masalah kompetensi/ kewenangan mengadili juga adanya dalil bahwa gugatan Penggugat kabur karena terjadi tumpang tindih sehubungan dengan adanya tuntutan immateriil yaitu tuntutan ganti rugi yang hal tersebut tidak diatur di dalam Undang Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, adalah tidak benar dan keliru; Bahwa menurut Sehat Damanik dalam bukunya Hukum Acara Perdata terbitan DSS Publishing tahun 2005, halaman 25, menyatakan bahwa: berlakunya undang-undang perburuhan/ ketenagakerjaan telah mengakibatkan ketentuan - ketentuan yang mengatur masalah perburuhan dalam KUHPerdata menjadi tidak berlaku; Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 151 ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara tegas telah menyebutkan bahwa: Pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/ buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial; Bahwa Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dilakukan oleh Temohon Kasasi terhadap Pemohon Kasasi, nyata-nyata tanpa dilandasi Penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial sehingga perbuatan tersebut menurut hemat Pemohon Kasasi dapat pula dikatakan sebagai perbuatan melanggar atau Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan M melawan hukum, disamping sebagai perbuatan melanggar atau melawan hukum, pemutusan hubungan kerja tersebut juga nyata-nyata menimbulkan kerugian bagi Penggugat, berupa tekanan jiwa dan perasaan karena tidak mampu menafkahi anak/ istri sebagaimana mestinya, kerugian moril atas semakin berkurangnya kesempatan untuk kembali memperoleh pekerjaan yang layak, kerugian atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah tercurah untuk mengajukan tuntutan hak seperti demikian ini, karenanya relevan bilamana Pemohon Kasasi mengajukan tuntutan ganti rugi immateriil kepada Termohon Kasasi; Bahwa disamping itu, tuntutan ganti rugi immateriil sebagaimana diajukan Pemohon Kasasi terhadap Termohon Kasasi, tidak menghantarkan pada suatu konklusi bahwa gugatan Pemohon Kasasi/ Penggugat di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar Kabur (obscuur lebeli), apalagi Pemohon Kasasi dalam gugatan mana telah pula meminta kepada Majelis Hakim; Putusan yang adil dan patut apabila Majelis berpendapat lain, sehingga bilamana Majelis Hakim tidak berkenan untuk menerima dan mengabulkan tuntutan Pemohon Kasasi tentang ganti rugi immaterial, maka hal tersebut dapat saja dikesampingkan bukannya menolak gugatan Pemohon Kasasi di Pengadilah Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar; Bahwa Judex Facti lalai dalam memperhatikan tugas dan kewajibannya untuk menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 28 ayat (1) UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman serta sumpah jabatannya, seperti ditentukan dalam Pasal 30 ayat (2) UU tersebut di atas; Fokus pembuktian dalam suatu perkara perdata, ditujukan kepada kejadian atas peristiwa/ hubungan hukum yang menjadi pokok persengketaan pada satu segi dan apa yang disangkalkan pihak lawan pada sisi lain; Sejalan dengan uraian di atas, dalam memeriksa dan mengadili perkara Hakim haruslah pertama-tama mengkonstatir benar tidaknya peristiwa yang diajukan. Mengkonstatir berarti melihat, mengakui atau membenarkan tentang terjadinya suatu peristiwa. Akan tetapi untuk sampai pada konstatering-nya, ia harus mempunyai kepastian. Hakim harus pasti akan konstateringnya itu, ia harus pasti akan kebenaran peristiwa yang dikonstatirnya, sehingga konstateringnya itu tidak sekedar dugaan atau kesimpulan yang dangkal. Oleh karena itu Hakim harus menggunakan sarana-sarana atau alat-alat, untuk memastikan dirinya tentang kebenaran peristiwa yang bersangkutan; Hal. 17 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan M Alasan-alasan sebagaimana tersebut di atas telah cukup menunjukkan bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar yang memeriksa perkara a quo, kurang mencerminkan rasa keadilan, karena tidak jelas dan tidak terperinci, sehingga berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung tertanggal 13 Juli 1976 No.588 K/Sip/1975 jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung tertanggal 22 Juli 1970 No.638 K/Sip/1969, putusan tersebut harus dibatalkan Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung berpendapat: Menimbang, bahwa dari fakta yang terungkap di persidangan ternyata bahwa kontrak yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat adalah berupa kewajiban Penggugat untuk melakukan pertunjukan yaitu memainkan musik jenis jazz yang yang untuk menghibur para tamu hotel selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal 1 September 2011 sampai dengan tanggal 30 November 2011 dimana Penggugat bertindak sebagai pemimpin dari grup musik Trio Jazz, sehingga kontrak mereka bukanlah kontrak yang dilakukan oleh perorangan, tetapi dilakukan oleh suatu grup dan grup itupun bukan merupakan suatu serikat pekerja/ serikat buruh, dengan demikian kontrak mereka bukanlah kontrak sebagaimana yang dimaksud di dalam undang-undang Ketenagakerjaan; Bahwa masalah yang timbul antara Penggugat dengan Tergugat adalah pemutusan kontrak oleh Tergugat sebelum waktu yang telah ditentukan, dengan demikian permasalahan yang timbul bukan perselisihan sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004; Bahwa kontrak antara Penggugat dan Tergugat bukan merupakan kontrak dalam hubungan ketenagakerjaan menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, maka gugatan Penggugat tidak seharusnya diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial, karena bukan merupakan wewenang Pengadilan Hubungan Industrial; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Mahkamah Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi YIM REDY SIANIPAR alias EDDY, tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 03/ G/2012/PHI.PN.Dps., tanggal 1 Agustus 2012 selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili sendiri dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah Rp ,00 (seratus lima puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam Pasal Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan M 58 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Negara; Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I : Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: YIM REDY SIANIPAR alias EDDY, tersebut; Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 03/G/2012/PHI.PN.Dps., tanggal 1 Agustus 2012; DALAM EKSEPSI: Menerima eksepsi Tergugat; DALAM POKOK PERKARA: MENGADILI SENDIRI : Menyatakan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar tidak berwenang untuk mengadili perkara ini; Membebankan biaya perkara kepada Negara; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada hari Selasa tanggal 2 April 2013 oleh H.DJAFNI DJAMAL,SH.,MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, DWI TJAHYO SOEWARSONO,SH.,MH., dan H.BUYUNG MARIZAL,SH.,MH., Hakim-Hakim Ad. Hoc. PHI., masing-masing sebagai Anggota-Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan oleh FLORENSANI KENDENAN,SH.,MH., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak. Anggota-anggota, K e t u a, TTD/DWI TJAHYO SOEWARSONO,SH.,MH. TTD/H.BUYUNG MARIZAL,SH.,MH. TTD/H.DJAFNI DJAMAL,SH.,MH. Hal. 19 dari 20 hal.put.nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 Kepaniteraan M berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 19

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 302 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 247 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 4 K/Pdt.Sus-Parpol/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan partai politik

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2789 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 977 K/Pdt/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 664 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1354 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN NOMOR 377 K/PID.SUS/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No 286 K/PdtSus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Idustrial dalam tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 15 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 35 PK/FP/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara:

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1094 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 125 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 141 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 605 K/Pdt.Sus-BPSK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. - 1 - P U T U S A N Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1513 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang alasan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 663 PK/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada peninjauan kembali telah memutus sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 349/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TANGGAL 18 JULI DALAM PERKARA NOMOR 3277 K/ Pdt/ 2000

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TANGGAL 18 JULI DALAM PERKARA NOMOR 3277 K/ Pdt/ 2000 BAB III DESKRIPSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TANGGAL 18 JULI 2003 DALAM PERKARA NOMOR 3277 K/ Pdt/ 2000 A.. Kasus Posisi Pada tanggal 12 November 1993 melalui seorang teman yang sama-sama sebagai guru Wetty

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 160/Pdt/2014/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 160/Pdt/2014/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 160/Pdt/2014/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 527/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Nomor 527/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor 527/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN XII) PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL copyright by Elok Hikmawati 1 Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 908 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1352 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1263 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR.

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara - perkara perdata dalam Tingkat Banding, dalam

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan prosedur renvoi pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 388 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL III - 1 III - 2 Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM III-9 BAB II TATACARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN No. 326 K/TUN/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA; Menimbang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 103 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1021 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 186 K/TUN/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: xxx/pdt.g/2013/ms-aceh

P U T U S A N. Nomor: xxx/pdt.g/2013/ms-aceh P U T U S A N Nomor: xxx/pdt.g/2013/ms-aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara cerai gugat pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 3216 K/Pdt/ 2001 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa

P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR 150/PDT/2017/PT.BDG.

PUTUSAN NOMOR 150/PDT/2017/PT.BDG. PUTUSAN NOMOR 150/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 13/ PDT/G/2013/ PN.JKT.IM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang mengadili perkara perdata pada peradilan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 24 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No. 24 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan P U T U S A N No. 24 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 4/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 4/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 4/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 767 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan

Lebih terperinci