PENGADILAN TINGGI MEDAN

Transkripsi

1 P U T U S A N NOMOR 397/PID.SUS/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara pidana pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa: Nama Lengkap : RATNA MORINA SIMARMATA ALIAS MORINA; Tempat lahir : Medan Umur/Tgl lahir : 31 Tahun / 23 Januari 1984 Jenis kelamin : Perempuan Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Jalan Tangguk Bongkar X No. 71 Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai Agama : Kristen Pekerjaan : Pedagang Terdakwa tidak ditahan Pengadilan tinggi tersebut; Setelah membaca : 1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 21 Juni 2017 Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN tentang penunjukan majelis hakim; 2. Surat Penunjukan Panitera Pengadilan Tinggi Medan tanggal 22 Juni 2017 Nomor: 397/PID.SUS/2017/PT MDN, tentang Penunjukan Panitera Pengganti; 3. Berkas perkara yang bersangkutan; Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor Register Perkara: PDM-1128/Ep.1/OHARDA/07/2016, tanggal 13 Oktober 2016, sebagai berikut: Bahwa terdakwa Ratna Morina Simarmata Als Morina pada hari Jumat 11 Desember 2015 sekitar pukul Wib ataupun setidak-tidaknya pada waktu Halaman 1 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

2 lain dalam Tahun 2015 Jalan Tangguk Bongkar X kel. Tegal Sari Mandala II Kec. Medan Denai ataupun setidak-tidaknya disalah satu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, setiap orang melakukan kekejaman, kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak yaitu saksi korban Raisyah Yusri Zahara, perbuatan mana dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut: Bahwa Pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sekitar Pukul Wib berawal dari saksi korban Raisyah Yusri Zahara bersama teman saksi korban yang bernama Syahfira Ramadhani baru keluar dari rumah hendak pergi mengaji di Jalan Tangguk Bongkar X kel. Tegal Sari Mandala II Kec. Medan Denai pada saat berjalan tiba-tiba terdakwa Ratna Morina Simarmata dari dari arah belakang saksi korban dan terdakwa langsung menarik tangan kiri saksi korban tanpa ada berkata apa pun kepada saksi korban yang mana saksi korban hanya diam saja selanjutnya terdakwa langsung menampar pipi kanan dan kiri saksi korban sebanyak 6 (enam) kali sambil menjerit karena kesakitan kemudian saksi korban pun menjerit sambil meminta tolong dengan warga sekitar namun waga belum sempat datang menolong saksi korban kemudian terdakwa langsung menutup mulut saksi korban dan mencakar pipi kiri saksi korban sebanyak 1 (satu) kali namun pada saat itu saksii korban langsung lari ketakutan dengan keadaan pipi membengkak berdarah menuju ketempat pengajian dan meninggalkan tersangka ditempat kejadian. Berdasarkan Visum Et Repertum No 207/RSUB/XII/2015 yang ditanda tangani oleh Dr. Lenny Tampubolon, Dokter Pemerintah RS. UMUM BHAKTI Medan, pada diri saksi korban RAISYAH YUSRI ZAHARA dengan hasil pemeriksaan Kesimpulan: luka lecet pada pipi sebelah kiri. Perbuatan terdakwa tersebut diatas diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 80 ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Menimbang, bahwa tuntutan pidana Penuntut Umum Nomor PDM- 1128/Ep.1/OHARDA/07/2016 tanggal 3 Februari 2017, pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa RATNA MORINA SIMARMATA ALIAS MORINA terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2012 Tentang Perlindungan Anak, dalam dakwaan Tunggal; Halaman 2 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

3 2. Menjatuhkan Terdakwa RATNA MORINA SIMARMATA ALIAS MORINA dengan pidana penjara 4 (empat) bulan penjara; 3. Menyatakan barang bukti : NIHIL; 4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa berdasarkan tuntutan pidana tersebut, Pengadilan Negeri Medan telah menjatuhkan putusan Nomor 3473/Pid.Sus/2016/PN Mdn, tanggal 27 April 2017, yang amarnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa RATNA MORINA SIMARMATA ALIAS MORINA tersebut di atas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Melakukan Kekerasan Terhadap Anak, sebagaimana dalam Dakwaan Tunggal; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 4 (empat) bulan; 3. Membebankan Terdakwa untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp2.000,- (dua ribu rupiah); Menimbang, bahwa Terdakwa menyatakan banding terhadap putusan tersebut sebagaimana tersebut dalam Akta Permintaan Banding Nomor 95/Akta.Pid/2017/PN Mdn, tanggal 27 April Permintaan banding tersebut telah diberitahukan kepada Penuntut Umum pada tanggal 29 Mei 2017 dan Penuntut Umum mengajukan banding sebagaimana tersebut dalam Akta permintaan Banding Nomor 98/Akta.Pid/2017/PN Lbp, tanggal 2 Mei 2017 dan telah diberitahukan kepada Terdakwa tanggal 8 Mei 2017; Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan memori banding tanggal 8 Mei 2017 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 8 Mei 2017, dan diserahkan kepada Penuntut Umum tanggal 29 Mei 2017; Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding tersebut Penuntut Umum telah mengajukan memori banding tanggal 15 Mei 2017 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 16 Mei 2017, dan telah diserahkan kepada Terdakwa tanggal 2 Juni 2017; Menimbang, bahwa terhadap memori banding tersebut, Terdakwa maupun Penuntut Umum tidak mengajukan kontra memori banding; Halaman 3 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

4 Menimbang, bahwa Panitera Pengadilan Negeri Medan dengan surat Nomor: W2.U1/8081/HK.01/V/2017 tanggal 9 Mei 2017 telah memberi kesempatan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Medan dan Terdakwa untuk mempelajari berkas perkara selama 7 (tujuh) hari dihitung sejak tanggal 9 Mei 2017 sampai dengan tanggal 15 Mei 2017 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan; Menimbang, bahwa permintaan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta syarat-syarat yang ditentukan di dalam undang-undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Terdakwa menolak putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 3473/Pid.Sus/2016/PN Mdn, tanggal 27 April 2017 dengan alasan-alasan yang pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa Pemohon Banding merasa sangat keberatan dari sejak awal masuknya perkara ini ke ranah hukum secara dipaksakan dan berlarut-larut. Kejadian yang sebenarnya terjadi pada tanggal 11 Desember 2015, namun berkas pelaporan masuk di Polsek Medan Area kurang lebih 2 (dua) minggu kemudian. Dalam selang waktu tersebut sangat besar kemungkinan terjadinya rekayasa kasus. Demikian pula saat mulai dibuka di tingkat Kepolisian, kasus ini sengaja dibuat bertele-tele dan dipaksakan untuk diangkat ke Pengadilan Negeri. Sangat jelas kasus ini adalah fitnah dan tuduhan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak pernah ada barang bukti dan tidak ada satupun saksi yang melihat adanya kejadian seperti yang dituduhkan kepada Pemohon Banding. Bahwa Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Medan telah sangat keliru di dalam putusannya menyatakan bahwa saya menerima segala tuduhan, dakwaan, dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap Pemohon Banding. Justru Pemohon Banding secara konsisten selalu menolak segala tuduhan, dakwaan, maupun tuntutan yang diarahkan Jaksa Penuntut Umum kepada Pemohon Banding. Pemohon Banding kerap kali dipojokkan dan diarahkan untuk mengakui apa yang telah dituduhkan kepada Pemohon Banding, dengan alasan agar kasus ini dapat segera diselesaikan. Bahwa Pemohon Banding merasa sangat keberatan dengan putusan Pengadilan Negeri Nomor: 3473/Pid.Sus/2016/PN.Mdn, yang diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari KAMIS, tanggal 27 April 2017, karena putusan tersebut adalah sangat tidak adil dan telah salah menerapkan Halaman 4 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

5 Hukumnya, yakni dengan Tidak Adanya Barang Bukti maupun saksi-saksi de facto yang sah dan meyakinkan sebagai pertimbangan hukum, sehingga Cacat Hukum Dan Putusan Dapat Dibatalkan. Berdasarkan keberatan Pemohon Banding tersebut di atas, dengan hormat kepada Ketua Pengadilan Tinggi Medan/Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan megambil keputusan sebagai berikut: 1. Menerima dan mengabulkan permohonan banding Pemohon Banding untuk seluruhnya; 2. Membatalkan putusan Pengadilan Nomor: 3473/Pid.Sus/2016/PN.Mdn, yang diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 27 April 2017; 3. Menyatakan Pemohon Banding tidak terbukti bersalah dan/atau tidak dapat dibuktikan bersalah melakukan melakukan tindak pidana Melakukan Kekerasan Terhadap Anak, sebagaimana dalam Dakwaan Tunggal; 4. Membebankan seluruh biaya perkara yang timbul di semua tingkat sesuai undang-undang yang berlaku. Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan memori banding dengan alasan-alasan yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa pada prinsipnya kami selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini sependapat dengan Majelis hakim Pengadilan Negeri Medan berkenaan dengan pertimbangan hukumnya. 2. Bahwa pada prinsipnya kami selaku Penuntut Umum dalam perkara ini sependapat dengan Majelis hakim Pengadilan Negeri Medan berkenaan dengan Putusan pidana yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan penjara terhadap terdakwa Ratna Morina Simarmata sehingga telah sesuai mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat. 3. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan telah memperhatikan akibat yang timbul dari perbuatan terdakwa yang dapat mengakibatkan keresahan di masyarakat. 4. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan negeri Medan telah mempertimbangkan hal-hal yang sesuai dengan pertimbangan ketentuan undang-undang yang berlaku. Halaman 5 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

6 Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari dengan seksama berkas perkara dan salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 3473/Pid.Sus/2016/PN Mdn, tanggal 27 April 2017, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sependapat dengan fakta-fakta hukum dalam putusan a quo dan pertimbangan hukum unsur kedua dengan pertimbangan sebagaimana tersebut di bawah ini; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya halaman 10 (sepuluh) tentang fakta-fakta hukum, mengulang kembali keterangan saksi dan keterangan Terdakwa yang saling bertentangan, yang menurut Majelis Hakim Tingkat Banding tidak merupakan fakta-fakta hukum; Menimbang, bahwa demikian pula pertimbangan hukum unsur ke 2 dalam putusan a quo halaman 12 (dua belas) alinea 5 (lima) sampai dengan halaman 14 (empat belas) alinea pertama, yang menunjuk fakta-fakta hukum tersebut untuk membuktikan unsur kedua; Menimbang, bahwa dengan demikian maka fakta-fakta hukum dan pertimbangan hukum unsur ke 2 (dua) putusan a quo, haruslah diubah; Menimbang, bahwa fakta-fakta hukum dalam putusan a quo halaman 10 (sepuluh) dan 11 (sebelas) diubah menjadi sebagai berikut: - Bahwa pada hari Jum at, tanggal 11 Desember 2015, sekitar pukul WIB., Terdakwa melihat Raisyah Yusri Zahara (Korban) dan temannya Syafira Ramadani sedang berjalan di Jalan Tangguk Bongkar X., Kelurahan Tegal Sari Mandala II., Kecamatan Medan Denai, hendak pergi mengaji; - Bahwa selanjutnya Terdakwa mendatangi Korban, kemudian Terdakwa melihat korban menangis seperti ketakutan; - Bahwa selanjutnya Terdakwa masuk ke rumah, dan tidak lama kemudian Terdakwa pergi ke luar rumah dan setelah kembali ke rumah, Terdakwa melihat rumah sudah ramai dan orang tua Terdakwa menceritakan kalau Terdakwa menampar Korban - Bahwa adik Terdakwa ada minta uang untuk pengobatan Korban, dan Terdakwa melihat Korban dibawa adik Terdakwa ke Rumah Sakit; - Bahwa Terdakwa sudah minta maaf kepada orang tua Korban, dan keluarganya serta mau berdamai tapi keluarga korban tidak mau; Halaman 6 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

7 - Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum No 207/RSUB/XII/2015 dari RS. Umum Bhakti Medan, yang ditanda tangani oleh Dr. Lenny Tampubolon, kesimpulan pemeriksaan terhadap korban, luka lecet pada pipi sebelah kiri korban; Menimbang, bahwa pertimbangan Ad. 2. Unsur dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak dalam putusan a quo halaman 12 (dua belas) alinea 5 (lima) sampai dengan halaman 14 (empat belas) alinea pertama diubah menjadi sebagai berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum pada hari Jum at, tanggal 11 Desember 2015, sekitar pukul WIB., Terdakwa melihat Raisyah Yusri Zahara (Korban) dan temannya Syafira Ramadani sedang berjalan di Jalan Tangguk Bongkar X., Kelurahan Tegal Sari Mandala II., Kecamatan Medan Denai, hendak pergi mengaji, lalu Terdakwa mendatangi korban; Menimbang, bahwa saksi Korban dan Syafira Ramadani menerangkan di sidang, Terdakwa mendatangi korban dari arah belakang langsung menarik tangan kiri korban, kemudian menampar pipi kanan dan kiri korban sebanyak 6 (enam) kali, korban menjerit karena kesakitan, lalu Terdakwa menutup mulut korban dan mencakar pipi korban 1 (satu) kali; Menimbang, bahwa meskipun keterangan saksi korban dan Syafira Ramadani ini tidak dibawah sumpah dan dibantah oleh Terdakwa, namun keterangan saksi-saksi tersebut bersesuaian dengan keterangan saksi Buyung Haris yang menerangkan melihat Wajah Saksi Korban memar, dan ada goresan bekas cakaran, yang atas pertanyaan Saksi kenapa Wajahnya sampai memar, lalu Korban mengatakan karena ditampar oleh Terdakwa dan keterangan saksi Rafli yang menerangkan melihat ada bekas cakaran tangan di wajah Korban; Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi ini bersesuaian pula dengan Visum Et Repertum Nomor 207/RSUB/XII/2015 atas nama Korban dari RS. Umum Bhakti Medan, yang kesimpulannya luka lecet pada pipi sebelah kiri; Menimbang, bahwa saksi Ratna Dewi Manurung menerangkan adik Terdakwa mengantar korban berobat di klinik dekat rumah. Keterangan saksi ini Halaman 7 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

8 bersesuaian dengan keterangan saksi Rafli dan Buyung Haris yang menerangkan adik Terdakwa meminta maaf atas perbuatan Terdakwa dan mengantar korban berobat ke rumah sakit; Menimbang, bahwa saksi a de charge (yang menguntungkan) yang diajukan oleh Terdakwa yaitu Sorta Br. Manurung menerangkan pada waktu kejadian sekitar pukul WIB, saksi melewati tempat kejadian melihat Terdakwa marah-marah dengan saksi korban tapi tidak jelas apa kata-katanya, lalu saksi berhenti sambil melerai dengan mengatakan sudah jangan ribut, kemudian saksi berjalan terus meninggalkan Terdakwa dan Korban; Menimbang, bahwa keterangan saksi ini bersesuaian dengan keterangan saksi a de charge (yang menguntungkan) lainnya yaitu Karolina Sianturi yang menerangkan di sidang, pada sekitar pukul WIB, saksi melewati tempat kejadian dan melihat Korban mengejek Terdakwa kemudian Terdakwa melototi Korban, lalu saksi mengatakan kepada Terdakwa dan Korban, sudah jangan ribut-ribut ; Menimbang, bahwa saksi Karolina Sianturi lebih lanjut menerangkan tidak melihat Korban menangis dan Terdakwa menampar korban, tetapi meskipun keterangan saksi ini dibenarkan oleh Terdakwa namun tidak didukung oleh alat bukti lain; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas ternyata pada waktu Korban bertemu dengan Terdakwa terjadi keributan, lalu Terdakwa mencakar wajah Korban yang mengakibatkan luka lecet pada pipi sebelah kiri yang menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik bagi Korban; Menimbang, bahwa mengenai keterangan saksi Karolina Sianturi yang dibenarkan oleh Terdakwa yang menyatakan korban mengejek Terdakwa terlebih dahulu yang dibenarkan oleh Terdakwa, bukan merupakan alasan untuk Terdakwa melakukan kekerasan terhadap Korban yang berumur 7 (tujuh) tahun; Menimbang, bahwa dengan demikian maka unsur ke 2 (dua) melakukan kekerasan terhadap anak telah terpenuhi; Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Tingkat Banding akan mempertimbangkan memori banding yang diajukan oleh Terdakwa maupun Penuntut Umum sebagai berikut: Halaman 8 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

9 Menimbang, bahwa mengenai memori banding Terdakwa yang pada pokoknya sangat keberatan terhadap putusan Pengadilan Medan Nomor 3473/Pid.Sus/2016/PN Mdn, tanggal 27 April 2017 karena sangat tidak adil dan telah salah menerapkan hukum yakni tidak ada barang bukti maupun saksisaksi yang sah dan meyakinkan, telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Banding di atas dalam mempertimbangkan unsur kedua Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, sehingga tidak perlu dipertimbangkan lagi; Menimbang, bahwa demikian pula memori banding yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya sependapat dengan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama, tidak perlu dipertimbangkan lagi karena telah dipertimbangkan di atas dalam mempertimbangkan unsur tindak pidana; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 3473/Pid.Sus/2016/PN Mdn, tanggal 27 April 2017, haruslah diubah mengenai fakta-fakta hukum dan sebagian pertimbangan unsur kedua Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, sedangkan putusan selebihnya dapat dikuatkan; Menimbang, bahwa karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya dibebani membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan yang untuk tingkat banding besarnya sebagaimana disebutkan dalam amar putusan ini ; Memperhatikan Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; MENGADILI: 1. Menerima permohonan banding Terdakwa dan Penuntut Umum; 2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 3473/Pid.Sus/2016/PN Mdn, tanggal 27 April 2017 yang dimohonkan banding. 3. Membebankan Terdakwa membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat banding sejumlah Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah). Halaman 9 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN

10 Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Ju mat, tanggal 14 Juli 2017 oleh Yansen Pasaribu, S.H., sebagai Hakim Ketua, Prasetyo Ibnu Asmara, SH. M.H., dan Dr. Albertina Ho., S.H., M.H., masing-masing sebagai hakim anggota, dan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum hari KAMIS, tanggal 20 Juli 2017 oleh Hakim Ketua tersebut dengan dihadiri para Hakim Anggota serta dibantu oleh Fachrial, S.H.,M.Hum. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa; Hakim Hakim Anggota, ttd. Prasetyo Ibnu Asmara, S.H. M.H. ttd. Dr. Albertina Ho., S.H., M.H. Panitera Pengganti Hakim Ketua, ttd. Yansen Pasaribu, S.H. ttd. Fachrial, S.H.,M.Hum. Halaman 10 dari 10 halaman Putusan Nomor 397/PID.SUS/2017/PT MDN