DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan."

Transkripsi

1

2 DEWAN REDAKSI Penanggungjawab Catharina B. Nawangalui Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan Penyunting Carles Sitomul Loren Pratiwi Mitra Bestari Alfian Cynthia P. Juwono Fransiscus Rian Pratikto Hanky Fransiscus Ignatius A. Sandy Kinley Aritonang Sani Susanto Yogi Yusuf Wibisono

3 Daftar Isi Daftar Isi Analisis Pemanfaatan Limbah Cair dan Limbah Padat Industri Kelaa Sawit dalam Bioreaktor Anaerob Muhammad Nur Otimasi Penjadwalan Produksi melalui Peneraan Algoritma Differential Evolution di PT. PAN PANEL Palembang Y Dicka Pratama, Achmad Alfian Analisis Outut Standar berdasarkan Pengukuran Waktu Menentukan Pemberian Insentif Pekerja Theresia Sunarni, Klaudius Jevanda B. S. hal i-ii Model Terintegrasi dari Consumer s Intention to Use Service Innovation Sri Vandayuli Riorini Pola Distribusi dan Margin Pemasaran Beras di Jawa Timur Annisa Kesy Garside, Yunan Syaifullah Prakualifikasi dan Evaluasi Penawaran dalam Pemilihan Kontraktor terhada Kinerja Proyek Herry Pintardy Chandra Perancangan Ekserimen Pengukuran Momen Inersial Roket Andreas Prasetya Adi, Sutisno Penentuan Harga Jual Proerti secara Otomatis menggunakan Metode Probabilistic Neural Network Gregorius S. Budhi, Justinus Andjarwirawan, Alvin Poernomo Analisis Statistika Rantai Pasok Beras melalui Pasar Induk Beras Ciinang Jakarta Dedy Sugiarto, Dadang Surjasa, Nirdukita Ratnawati, Binti Solihah Standarisasi dan Komosisi Bahan Baku Keca SA dengan Metode Taguchi Reni Dwi Astuti Peneraan Design for Six Sigma dengan Metode DMAIC ada Bank Perkreditan Rakyat X Mikael Harda Wibisono 83-90

4 Pengembangan Model Konsetual Meningkatkan Kualitas Sistem Layanan Administrasi Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Mariana Yosefina, Y.M. Kinley Aritonang, Johanna Hariandja Structural Equation Modeling (SEM) dalam Mengukur Kualitas Layanan, Keuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumen ada Perusahaan Web Hosting Haris Triraditia, Catharina B. Nawangalui Faktor-faktor yang Memengaruhi Keercayaan Nasabah Pengguna Internet Banking Rachmad Hidayat Pengembangan Instrumen Pengukuran Mutu Jasa Pendidikan Tinggi: Studi Kasus Teknik Industri Unar Yogi Yusuf Wibisono, Marihot Nainggolan Pengaruh Prohibition dalam Penentuan Atribut ada Choice-Based Conjoint Analysis: Studi Kasus Motor Sort 250cc M. Ichwan Ilman Yusakti, Catharina B. Nawangalui Pengembangan Model Kualitas Layanan Restoran Pizza: Studi Kasus di Pino Pizza Bandung Nasika Yulita Algiani, Catharina B. Nawangalui Peneraan Structural Equation Modeling (SEM) dalam Pengembangan Model Word of Mouth di The Radiant Villas Indri Arilliani, Carles Sitomul, Yogi Yusuf Wibisono Perancangan Lintasan Penjahitan dan Perbaikan Tata Letak Meningkatkan Kaasitas Produksi PT. Fariza Dedy Suryadi, Zahradea Aisya, Hanky Fransiscus Imlementasi Six Sigma-DMAIC Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT. X Hanky Fransiscus, Caroline, Cynthia Prithadevi Juwono hal Imrovement Ga Analysis ada Rumah Makan X Hotna Marina Sitorus, Hanky Fransiscus, Martin ii

5 Imlementasi Six Sigma-DMAIC Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X Hanky Fransiscus 1,Caroline 2, Cynthia Prithadevi Juwono 3 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung hanky.fransiscus@unar.ac.id, juwonoc@unar.ac.id Abstrak PT X sebagai salah satu enghasil roduk talang air menghasilkan 3 roduk, yaitu talang air medium, talang air besar, dan talang air utih. Selama bulan Agustus hingga Setember 2012 erusahaan menghasilkan roduk cacat sebanyak 4,03% talang air medium, 4,13% talang air besar dan 3,9% talang air utih. Produk cacat yang terjadi tentunya akan merugikan ihak erusahaan. Oleh karena enelitian ini dilakukan mengurangi roduk cacat dengan melakukan erbaikan kualitas. Metode yang digunakan erbaikan kualitas adalah metode Six Sigma-DMAIC (Define, Measure, Analyze, Imrove, dan Control). Metode Six Sigma-DMAIC diterakan menurunkan cacat ada ketiga roduk. Pada taha Define dilakukan endefinisian roses roduksi dan Critical to Quality (CTQ). CTQ yang ditemukan adalah kehalusan ermukaan talang air, kerataan ermukaan talang air, anjang talang air, tingkat kelenturan, kesemurnaan bentuk talang air, kesemurnaan ermukaan talang air, tidak adanya lubang, dan kesesuaian warna. Taha measure dilakukan engukuran kinerja erusahaan saat ini dan dieroleh DPMO sebesar 6259,2 dan nilai level sigma 4,016 talang air medium, DPMO sebesar 6152 dan level sigma 4,017 talang air besar, DPMO sebesar 6063,8 dan level sigma sebesar 4,021 talang air utih. Taha analyze dilakukan mengindentifikasi akar masalah terhada cacat lubang, cacat sobek dan cacat atah dengan menggunakan fishbone diagram. Taha imrove dilakukan dengan tujuan merancang usulan erbaikan kualitas dan taha control dilakukan memantau dan mengetahui damak dari usulan erbaikan yang telah diterakan. Hasil eneraan usulan erbaikan adalah terjadi eningkatan nilai DPMO dan level sigma ada setia roduk. Kata Kunci: kualitas, six sigma-dmaic 1 Pendahuluan Perkembangan industri yang semakin esat mengakibatkan ersaingan antar erusahaan semakin meningkat. Perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama harus memiliki strategi memertahankan asar dan memeroleh konsumen yang baru. Oleh karena itu, erusahaan harus daat memroduksi roduk sesuai dengan kenginginan konsumen. Persaingan yang ketat antar erusahaan sejenis menyebabkan tia erusahaan berlomba-lomba memberikan erformansi terbaik keada konsumen. Keuasan konsumen meruakan salah satu faktor yang daat me- Koresondensi Penulis nunjukkan erformansi erusahaan. Dengan tersu menjaga keuasan konsumen, maka konsumen akan teta terjaga dan daat ula semakin meningkat. Salah satu faktor yang memengaruhi keuasan konsumen adalah kualitas roduk yang dihasilkan. Oleh karena itu erusahaan harus slealu menjaga kualitas roduk yang dihasilkannya agar tidak mengecewakan konsumen. Sedaat mungkin erusahaan harus daat meminimasi roduk cacat agar tidak mengecewakan konsumen dan tidak kehilangan konsumennya. Produk cacat yang dihasilkan tidak daat dijual keada konsumen karena daat menurunkan keuasan konsumen. Dengan menurunnya keuasan konsumen, maka daat mengakibatkan menurunnya loyalitas konsumen terhada erusahaan. Selain itu, roduk 152

6 Imlementasi Six Sigma-DMAIC Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X cacat juga daat menjadi emborosan bagi erusahaan dan daat menurunkan keuntungan erusahaan. PT X meruakan erusahaan yang memroduksi talang air serta komonen elengka lainnya seerti talang, bak control, talang belok, dan enutu talang. yang diroduksi juga bervariasi, yaitu talang air berukuran besar, standar, medium, gantung, dan utih. Agar daat menjaga keuasan konsumen, PT X hanya menjual talang air dan berbagai komonen elengka yang sudah lolos inseksi atau tidak terdaat cacat ada roduk. Cacat yang menyebabkan roduk tidak daat digunakan dan dijual seerti talang yang ecah, berlubang, ermukaan tidak rata, dan lain-lain. Produk yang cacat tersebut akan didaur ulang menjadi bahan baku, akan tetai hal terebut membutuhkan tenaga kerja, mesin, energi, waktu dan biaya. Oleh karena itu, jika erusahaan tidak melakukan erbaikan dan teta mengangga roduk yang cacat masih daat digunakan, maka endaatan yang akan diterima akan lebih kecil ula. Berdasarkan data 6 bulan terakhir, terdaat 3 roduk yang memiliki rata-rata ersentase cacat aling besar yaitu talang air medium (3,6%), talang air besar (3,5%) dan talang air utih (3,4%), sedangkan ersentase cacat roduk lainnya tidak mencaai 3%. Oleh karena itu, enelitian difokuskan ada ketiga roduk terebut. Penelitian ini berutujuan mengetahui jenis-jenis cacat yang dihasilkan dari roses roduksi embuatan talang air, mengetahui enyebab munculnya cacat ada talang air, mencari alternatif erbaikan dalam roses roduksi mengurangi jumlah roduk cacat, dan mengetahui erbandingan sebelum dan sesudah dilakukannya erbaikan. Pembatasan masalah yang digunakan dalam enelitian adalah enelitian hanya menggunakan satu siklus DMAIC. 2 Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Six Sigma-DMAIC yang secara garis besar terdiri dari 5 taha, yaitu define, measure, analyze, imrove dan control. Penelitian dilakukan secara sistematis dengan tahaan yaitu studi endahuluan, identifikasi dan erumusan masalah, studi ustaka, engumulan data, define, measurement, analyze, imrovement, control, dan enarikan kesimulan. Pada taha define dilakukan endefinisian roses roduksi yang berisi langkah-langkah atau tahaan roses roduksi yang berlangsung, embuatan diagram alir, diagram SIPOC dan engidentifikasian CTQ. Pada taha measure dilakukan embuatan eta kendali dan erhitungan nilai kualitas sigma sebelum dilakukan erbaikan yang dinyatakan dalam DPMO dan level sigma. Pada taha analyze dilakukan embuatan diagram areto mengidentifikasi cacat yang menjadi rioritas erbaikan, embutan fishbone diagram, dan embuatan failure mode and effect analysis (FMEA). Taha imrove meliuti emberian usulan tindakan erbaikan dari ermasalahan yang ada, kemudian diimlementasikan dalam erusahaan. Taha control meliuti engambilan data hasil imlementasi usulan erbaikan. Pada taha control dibuat kembali eta kendali dan dihitung nilai kualitas sigma dari hasil imlementasi. Selain itu ada taha control juga dilakukan erbandingan roorsi roduk cacat dan rata-rata defect er unit mengetahui engaruh dari tindakan erbaikan. 3 Tinjauan Pustaka Konse Six Sigma ertama kali diterakan oleh Motorola ada tahun 1980 (Gaserz, 2002). Six Sigma meruakan sebuah metodologi terstruktur memerbaiki roses yang difokuskan ada usaha mengurangi variasi roses sekaligus mengurangi cacat dengan menggunakan statistik dan roblem solving tools secara intensif (Pande, 2002). Konse Six Sigma kemudian semakin berkembang luas dan muncul beberaa ahli yang mendefinisikan Six Sigma secara berbeda-beda. Berikut ini meruakan engertian Six Sigma menurut beberaa sumber : 1. Six sigma sebagai sebuah visi, dalam hal ini Six Sigma mengharakan tidak terjadi defect dalam sebuah roses yang juga diharakan oleh semua organisasi (Welch, 2000). 2. Six Sigma adalah sistem yang komrehensif dan fleksibel mencaai, memertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis. Six Sigma secara unik dikendalikan olah emahaman yang kuat terhada fakta, data, dan analisis statistik, serta erhatian yang cermat mengelola, memerbaiki, dan menanamkan roses bisnis (Pande, 2002). 3. Six Sigma meruakan suatu metode atau teknik engendalian dan eningkatan kualitas dramatik yang meruakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas (Gasersz, 2002). 153

7 Measure, Analyze, Imrove, Control), setelah taha Control dilakukan maka akan dilanjutkan lagi dengan taha Define samai tingkat kegagalan nol tercaai ada taha Control. Tahaan ini meruakan tahaan yang berulang dan membentuk siklus Six Sigma, daat dilihat ada Gambar 1. CONTROL DEFINE MEASURE Pengukuran (Measure) Measure meruakan tindak lanjut dari langkah Define dan meruakan sebuah jembatan langkah berikutnya yaitu IMPROVE ANALYZE tindakan erbaikan - 6 sigma - 3 sigma - 2 sigma - 1 sigma mean + 1 sigma + 2 sigma + 3 sigma + 6 sigma erusahaan. Deng Gambar 1. Siklus DMAIC Analyze. Pada taha measure, dilakukan 5 Gambar 1: Siklus (Sumber DMAIC : Evans, (Sumber 2005 h.3) : Evans, 2005 embuatan Gambar eta 2. Distribusi kendali Normal dan dengan eta kendali Pergeseran erbaikan terseb u h.3) Gambar 2: Distribusi Normal dengan Pergeseran Sigma (Sumber : Gasersz, 2002 h. 11) enyebab tersebu meminimasi cacat roses saat ini. Sigma Jika roses sudah in Dari ersektif engukuran, Six Sigma control, barulah (Sumber daat : Gasersz, dihitung 2002 besarnya h. 11) nilai erbaikan yang dila memresentasikan tingkat kualitas di mana DPMO dan level sigma roses saat ini. 4. aling Six Sigma banyak adalah terdaat sebuah 3,4 cacat engukuran, dalam satu dimana kesematan. dilakukantingkat enghitungan kualitas Six defect-defect Sigma Analisis (Analyze) Tabel 1: CTQ dan Cacat yang Terjadi izin dari ihak e juta berartii yang mengijinkan terjadi di dalam rata-rata sebuah roduksi roses dan Analyze No CTQ meruakan langkah Cacat oerasional bergeser hasilnya sebesar ditamilkan 1,5 sigma dalam (standar bentuk deviasi) angka ketiga 1 dalam Kehalusan rogram ermukaan eningkatan Cacat kualitas gores Six dari ataunilai grafik target yang akan ditetakan. mendorong Besarnya kita Sigma. Pada talang taha air ini, dilakukan encarian kelonggaran melakukanyang erbaikan diberikan (Welch, 2000). terjadinya akar 2 enyebab Kerataan ermukaan dengan talang menggunakan Cacat air gelombang ergeseran meruakan hal yang enting fishbone diagram cacat yang dominan. Metode karena tidak Six Sigma ada roses daat yang membantu selalu daat erusahaan berada teat mencaai ada nilai tingkat yang kegagalan diinginkan. nol. 4 Tingkat kelenturan Cacat getas 3 Panjang talang air Cacat ukuran Untuk menentukan cacat dominan menggunakan diagram areto di mana Siklus Besarnya dalamenyesuaian Six Sigma sebesar sendiri meruakan 1,5 sigma dari siklusnilai tertutu. sesifikasi Pada metode target DMAIC kualitas (Define, (T) yang Mea- 20% 6 enyebab. Tidak adanya Setelah lubang ada dieroleh Cacat lubang akar 5 Kesemurnaan bentuk Cacat atah memiliki rinsi 80% akibat disebabkan oleh talang air sure, diinginkan Analyze, oleh Imrove, elanggan Control), ada setelah roses taha enyebab, talang dilakukan air engurutan akar Control dengan dilakukan distribusi maka normal akan daat dilanjutkan dilihat ada lagi enyebab 7 Kesesuaian dari akar warna enyebab yang Cacat memiliki warna dengan Gambar taha 2. Define samai tingkat kegagalan tingkat 8 resiko Kesemurnaan tertinggi ermukaan menggunakan Cacat sobek FMEA. nol tercaai ada taha Control. Tahaan ini Dari urutan talang tersebut air menentukan urutan LSL USL meruakan tahaan yang berulang dan membentuk siklus Six Sigma, daat dilihat ada rioritas erbaikan yang dilakukan. - 1,5 sigma +1,5 sigma Gambar 1. Perbaikan gantungan (Imrove) antara satu roses dengan roses Dari ersektif engukuran, Six Sigma memresentasikan tingkat kualitas di mana aling dari CTQ akar (Critical enyebab to Quality). yang memiliki CTQ resiko meruakan lainnya. Setelah dieroleh Setelah urutan itu, dilakukan akar enyebab identifikasi banyak terdaat 3,4 cacat dalam satu juta kesematan. Tingkat kualitas Six Sigma berarti mengi- tindakan Berdasarkan erbaikan CTQ yang ada, diterakan dicariada jenis cacat tertinggi karakteristik hingga yang terendah, diinginkan kemudian oleh dilakukan konsumen. - 6 sigma - 3 sigma - 2 sigma - 1 sigma mean + 1 sigma + 2 sigma + 3 sigma + 6 sigma jinkan rata-rata roduksi bergeser sebesar 1,5 Gambar sigma 2. Distribusi (standar Normal deviasi) dengan dari Pergeseran nilai target erbaikan enuhi. tersebut, diharakan daat erusahaan. yang muncul Dengan sehinggadilakukan CTQ tersebut tindakan tidak ter- yang ditetakan. Besarnya kelonggaran yang meminimasi cacat yang terjadi akibat akar Sigma diberikan terjadinya ergeseran meruakan hal yang enting karena tidak ada roses erbaikan yang dilakukan harus memeroleh enyebab tersebut. Tentunya tindakan (Sumber : Gasersz, 2002 h. 11) 3.2 Pengukuran (Measure) yang selalu daat berada teat ada nilai yang izin dari ihak erusahaan dan juga dari diinginkan. Besarnya enyesuaian sebesar 1,5 sigma dari nilai sesifikasi target kualitas (T) yang diinginkan oleh elanggan ada roses dengan distribusi normal daat dilihat ada Gambar Define Taha definisi (Define) meruakan langkah oerasional ertama dalam rogram eningkatan kualitas Six Sigma. Pada taha ini dilakukan identifikasi roses roduksi yang ada di PT X. Setelah itu dibuat diagram SIPOC (Sulier- Inut-Process-Outut-Customers) secara keseluruhan dan diagram SIPOC masingmasing roses roduksi yang terjadi di PT X. Diagram SIPOC menggambarkan hubungan keter- secara keseluruhan dan diagram SIPOC berada teat ada nilai yang diinginkan. menggunakan dia masing-masing roses roduksi yang terjadi di Besarnya enyesuaian sebesar 1,5 sigma dari memiliki rinsi 80% PT X. Diagram SIPOC menggambarkan nilai sesifikasi target kualitas (T) yang 20% enyebab. hubungan ketergantungan antara satu roses diinginkan oleh elanggan ada roses enyebab, dilaku dengan Indonesia roses Statistical lainnya. Setelah Analysis itu, Conference dilakukan 2013 dengan distribusi normal daat dilihat ada enyebab dari akar identifikasi CTQ (Critical to Quality). CTQ Gambar 2. tingkat resiko tertin meruakan karakteristik yang diinginkan oleh Dari urutan terse konsumen. Berdasarkan CTQ yang ada, dicari LSL USL rioritas erbaikan y - 1,5 sigma +1,5 sigma jenis cacat yang muncul sehingga CTQ tersebut tidak terenuhi. Perbaikan (Imrove Setelah dierole dari akar enyeba tertinggi hingga tere Measure meruakan tindak lanjut dari langkah Define dan meruakan sebuah jembatan langkah berikutnya yaitu Analyze. Pada taha measure, dilakukan 5 embuatan eta kendali dan eta kendali u roses saat ini. Jika roses sudah in control, barulah daat dihitung besarnya nilai DPMO dan level sigma roses saat ini. 3.3 Analisis (Analyze) Analyze meruakan langkah oerasional ketiga dalam rogram eningkatan kualitas Six Sigma. Pada taha ini, dilakukan encarian akar enyebab dengan menggunakan fishbone diagram cacat yang dominan. Untuk menentukan cacat dominan menggunakan diagram areto di mana memiliki rinsi 80% akibat disebabkan 154

8 karyawan Imlementasi yang bersangkutan. Six Sigma-DMAIC Tana adanya Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X kerjasama tersebut, tindakan erbaikan yang sudah direncakan tidak akan terlaksana dengan baik. oleh 20% Selain enyebab. itu, erlu Setelah engawasan dieroleh akar Bahan Baku Murni enyebab, dilakukan engurutan akar enyebab dari akar enyebab yang memiliki tingkat yang lebih ertama kali eneraan tindakan resiko erbaikan tertinggi ini. menggunakan Tindakan FMEA. erbaikan karyawan yang bersangkutan. Tana Dari adanya urutan tersebut di PT menentukan X dilakukan urutan selama rioritas 1,5 er- yang diterakan Mixing Serbuk-Serbuk kerjasama tersebut, tindakan erbaikan yang Talang bulan sebelum baikansudah yang dilakukan. direncakan tindakan tidak akan kontrol, terlaksana tetai tindakan dengan erbaikan baik. Selain ini itu, akan erlu terus engawasan Bahan Baku Murni dilakukan 3.4secara Perbaikan yang lebih terus-menerus (Imrove) ertama dan kali tidak eneraan Ekstrusi tindakan erbaikan ini. Tindakan erbaikan terbatas ada enelitian saja. Setelahyang dieroleh diterakan urutan di PT X akar dilakukan enyebab selama dari 1,5 Mixing Serbuk-Serbuk Talang akar enyebab bulan sebelum yang memiliki dilakukan resiko tindakan tertinggi kontrol, Pemotongan Kontrol (Control) hinggatetai terendah, tindakan kemudian erbaikan dilakukan ini tindakan terus Ekstrusi Pada erbaikan taha dilakukan yang terakhir secara diterakan terus-menerus dari ada royek erusahaan. dan tidak Dengan terbatas dilakukan ada tindakan enelitian saja. erbaikan tersebut, Pemeriksaan eningkatan kualitas Six Sigma, dilakukan diharakan daat meminimasi cacat yang terjadikembali akibat Kontrol akar besarnya (Control) enyebab nilai tersebut. DPMO dan Tentunya Pemotongan erhitungan level sigma tindakan dari Pada erbaikan roses taha yang setelah dilakukan terakhir erbaikan. dari harus memeroleh ula royek Aakah kualitas Tidak Pemeriksaan Dilakukan eningkatan izin erbandingan dari ihak kualitas erusahaan Six antara Sigma, daneta juga dilakukan Penghancuran dari baik? karyawan erhitungan yang bersangkutan. kembali besarnya Tana nilai DPMO adanya kendali sebelum dan sesudah erbaikan dan kerjasama level tersebut, sigma dari tindakan roses erbaikan setelah erbaikan. Ya yang sudah direncakan Aakah kualitas Tidak erbandingan nilai DPMO tidak dan akan level terlaksana sigma-nya. Penghancuran Dilakukan ula erbandingan antara dengan eta baik? Packing Selain itu, baik. dilakukan kendali Selain itu, sebelum engujian erludan engawasan secara sesudah statistik erbaikan yang lebih dan Ya dengan melakukan erbandingan ertama engujian kali nilai eneraan DPMO roorsi dan tindakan level cacat sigma-nya. erbaikanselain ini. Tindakan itu, dilakukan erbaikan engujian Packing dan uji rata-rata defect er unit. yang secara diterakan statistik Gambar 3: Diagram Alir Produksi Talang di PT Xdengan dilakukan melakukan selamaengujian 1,5 bulanroorsi sebelumcacat Gambar 3. Diagram Alir Produksi Talang Air dilakukan dan tindakan uji rata-rata kontrol, defect er tetai unit. tindakan er- Gambar 3. Diagram Alir Produksi Talang Air Air baikan ini akan terus dilakukan secara terusmenerus dan tidak terbatas ada enelitian saja. PT Aneka Kimia Sulier Raya PVC resin, titanium, Sulier Inut Mixing Inut DOP, Mixing Camuran raw PT Kurnia Artha Pratiwi stabilizer, kalsium, steric Hasil dan Pembahasan material Extruder PT Halim Sakti PT Pratama Aneka Kimia Raya Oerator Mesin Mixer acid, metablen, PVC resin, titanium, karbon, DOP, Camuran raw PT Kurnia Artha Pratiwi PT Cahaya Indra Chemindo stabilizer, kalsium, steric Hasil dan Pembahasan serbuk talang material Extruder PT Halim Sakti Pratama Oerator Mesin Mixer acid, metablen, karbon, PT Indokemika PT Cahaya Indra Chemindo serbuk talang PT Lautan Luas PT Indokemika Define PT Eastern Polymer PT Lautan Luas 3.5 Kontrol Define (Control) PT Eastern Polymer Pada taha Pada define taha dilakukan define dilakukan hal-hal hal-hal Pada taha terakhir dari royek eningkatan Gambar Diagram SIPOC Mixing Mixing sebagai berikut: sebagai berikut: kualitas Six Sigma, dilakukan erhitungan kembali besarnya roses roduksi nilai DPMO dan membuat Gambar 4: Diagram SIPOC Mixing 1. Identifikasi roses roduksi membuat 1. Identifikasi Gambar 5 dan 6 menunjukkan roses roduk talang air level sigma Gambar 5 dan menunjukkan roses Ekstrusi dan Pemotongan dimulai dari roduk dari talang roses 2. Pembuatan air setelah erbaikan. diagram SIPOC Dilakukan Ekstrusi enerimaan dan barang Pemotongan dari sulier hingga dimulai dikirim dari 2. Pembuatan ula erbandingan mengetahui diagram antara SIPOC keseluruhan eta kendali sebelum roses medium, besar dan utih memiliki enerimaan keada customer. barang dari sulier hingga dikirim dan sesudah erbaikan dan erbandingan nilai DPMO dan level sigma-nya. Selain itu, keada customer. mengetahui embuatan keseluruhan roduk talang air. roses roduksi yang sama. Jumlah material roses 3. Penentuan Critical to Quality (CTQ) ada dan camuran bahan baku yang membedakan Sulier Inut Ekstrusi embuatan dilakukan roduk engujian talang air. roduk talang air. secara statistik dengan ketiga roduk tersebut. Gambar 3 meruakan Camuran raw Mixing 3. Penentuan melakukan Critical engujian to Quality roorsi (CTQ) cacat ada material Oerator Mesin Cetakan emotongan dan uji diaram alir roses roduksi Ekstrusi talang talang air. Untuk Sulier Inut Ekstrusi roduk rata-rata talang defect. er air unit. medium, besar dan utih mengetahui roses secara lengka, mulai dari Camuran raw Mixing material Oerator Mesin Cetakan emotongan memiliki roses roduksi yang sama. Jumlah sulier, Gambar inut, 5. rocess, Diagram outut SIPOC dan Ekstrusi customers talang Ekstrusi digunakan diagram SIPOC. Diagram SIPOC digam- material dan camuran bahan baku yang Talang 4 air Hasil medium, dan Pembahasan besar dan utih membedakan ketiga roduk tersebut. Gambar barkan ada setia roses sehingga terlihat jelas memiliki roses 3 roduksi meruakan yang diaram sama. alir roses Jumlah Sulier Inut Pemotongan roduksi roses Gambar yang 5. terjadi Diagram ada SIPOC setia stasiun. Ekstrusi Gambar 4 menunjukkan Extruder yang material 4.1 dan Define talang camuran air. Untuk bahan mengetahui baku roses yang secara ukuran anjang Oerator rosesmesin mixing sudah diotong dimulai inseksi dari otong listrik membedakan ketiga lengka, roduk mulai dari tersebut. sulier, Gambar inut, rocess, enerimaan barang dari sulier hingga dikirim Gambar 6. Diagram SIPOC Pemotongan Pada outut taha define dan customers dilakukandigunakan hal-hal sebagai diagram keada customer. Sulier Inut Pemotongan 3 meruakan berikut: diaram alir roses roduksi SIPOC. Diagram SIPOC digambarkan ada Gambar yang talang air. Untuk mengetahui roses secara Extruder ukuran anjang Oerator Mesin sudah diotong inseksi setia roses sehingga terlihat jelas roses Gambar 5 7 dan samai 6 menunjukkan dengan 9 menunjukkan roses Ekstrusi roses danisneksi, Pemotongan enghancuran dimulai dan dari acking ener- otong listrik lengka, mulai 1. Identifikasi yang dari terjadi sulier, roses ada setia roduksi inut, stasiun. rocess, Gambar membuat roduk talang air Gambar imaan dimulai barang 6. dari Diagram enerimaan darisipoc sulier barang hingga dari Pemotongan sulier dikirim 4 outut dan 2. Pembuatan customers menunjukkan diagram digunakan roses mixing SIPOC diagram dimulai dari enerimaan barang dari sulier hingga mengetahui keseluruhan SIPOC digambarkan roses embuatan ada keada hingga customer. dikirim keada customer. dikirim SIPOC. Diagram keada customer. roduk sehingga talang air. terlihat jelas roses roses Gambar inseksi, samai enghancuran dengan dan 9 menunjukkan acking dim- Gambar 7 samai dengan 9 menunjukkan setia roses yang terjadi 3. Penentuan ada setia Critical stasiun. to Quality Gambar (CTQ) 4 adaroses ulai dari isneksi, enerimaan enghancuran barang dari sulier dan hingga acking roduk talang air. dimulai dikirimdari keada enerimaan customer. barang dari sulier menunjukkan roses mixing dimulai dari hingga dikirim keada customer. enerimaan barang dari sulier hingga dikirim 155 keada customer.

9 san secara statistik roorsi cacat. kukan hal-hal membuat asan IPOC an roses kukan hal-hal r. ity (CTQ) ada membuat SIPOC ar dan utih an roses sama. Jumlah ir. an baku yang lity (CTQ) ada rsebut. Gambar roses roduksi roses secara sar dan utih inut, rocess, sama. Jumlah nakan diagram an baku yang mbarkan ada rsebut. Gambar at jelas roses roses roduksi iun. Gambar 4 roses secara dimulai dari inut, rocess, r hingga dikirim nakan diagram mbarkan ada at jelas roses iun. Gambar 4 dimulai dari r hingga dikirim Packing PT Aneka Kimia Raya PVC resin, titanium, DOP, PT Kurnia Artha Pratiwi stabilizer, kalsium, steric PT Halim Sakti Pratama Oerator acid, metablen, karbon, PT Cahaya Indra Chemindo serbuk talang PT Indokemika PT Lautan Luas PT Eastern Polymer Mesin Mixer Camuran raw material Extruder Gambar 3. Diagram Alir Produksi Talang Air Gambar 4. Diagram SIPOC Mixing Sulier Gambar Inut5 dan 6 Mixing menunjukkan Outut roses Customer PT Aneka Kimia Raya PVC resin, titanium, DOP, Camuran raw Ekstrusi PT Kurnia Artha Pratiwi stabilizer, dan kalsium, steric Pemotongan dimulai material Extruder dari PT Halim Sakti Pratama Oerator Mesin Mixer acid, metablen, karbon, PT Cahaya Indra Chemindo serbuk talang PT Indokemika enerimaan PT Lautan Luas barang dari sulier hingga dikirim PT Eastern Polymer keada customer. Gambar 4. Diagram SIPOC Mixing Sulier Inut Ekstrusi Gambar 5 dan 6 menunjukkan roses Camuran raw Mixing material Oerator Mesin Cetakan emotongan Ekstrusi dan Pemotongan Ekstrusi dimulai dari talang enerimaan barang dari sulier hingga dikirim keada Gambar customer. 5. Diagram SIPOC Ekstrusi Gambar 5: Diagram SIPOC Ekstrusi Sulier Inut Ekstrusi Sulier Camuran Inut raw Pemotongan Mixing material Oerator Mesin Cetakan emotongan Ekstrusi talang yang Extruder ukuran anjang Oerator Mesin sudah diotong inseksi otong listrik Gambar 6. Diagram SIPOC Pemotongan Gambar 5. Diagram SIPOC Ekstrusi Gambar 7 samai dengan 9 menunjukkan Sulier Inut Pemotongan roses isneksi, enghancuran dan acking yang dimulai Extruderdari ukuran anjang enerimaan Oerator barang Mesin sudah dari diotong sulier inseksi otong listrik hingga Gambar dikirim 6. Diagram keada SIPOC customer. Pemotongan Gambar 6: Diagram SIPOC Pemotongan Gambar 7 samai dengan 9 menunjukkan roses isneksi, enghancuran dan acking dimulai dari enerimaan barang dari sulier hingga dikirim keada customer. Sulier Inut Inseksi Pemotongan dengan ukuran tertentu Oerator hasil inseksi enghancuran atau Packing Gambar 7. Diagram SIPOC Inseksi Gambar 7: Diagram SIPOC Inseksi Sulier Inut Penghancuran Sulier Inut Inseksi yang Serbuk-serbuk inseksi cacat Oerator Mesin giling talang air Prose Mixing hasil dengan ukuran Oerator Pemotongan inseksi enghancuran tertentu atau Packing Gambar 8. Diagram SIPOC Penghancuran Gambar 7. Diagram SIPOC Inseksi Sulier Inut Packing Sulier Inut Penghancuran Outut Kemasan Customer Inseksi Distributor tana cacat Oerator Dus Talang Air yang Serbuk-serbuk inseksi cacat Oerator Mesin giling talang air Prose Mixing Gambar 9. Diagram SIPOC Packing Sulier Inut Inseksi Gambar 8. Diagram SIPOC Penghancuran hasil dengan ukuran Oerator Pemotongan inseksi enghancuran Gambar 8: tertentu Diagram SIPOC Penghancuran Gambar 7. Diagram SIPOC Inseksi atau Packing Critical to Quality (CTQ) meruakan karakteristik Sulier Inut yang terdaat Packing ada Outut sebuah Customer roduk dan Talang harus air dimiliki oleh sebuah Kemasan roduk. Inseksi Distributor tana cacat Oerator Dus Talang Air CTQ Suliersangat Inut berhubungan Penghancuran dengan Outut sesifikasi Customer Gambar 9. Diagram SIPOC Packing yang Serbuk-serbuk dari inseksi roduk diinginkan oleh konsumen. cacat Oerator Mesin giling talang air Prose Mixing Aabila Gambar 8. roduk Diagram tidak SIPOC memenuhi Penghancuran CTQ, daat disebutkan Critical bahwa to Quality roduk (CTQ) tersebut meruakan karakteristik roduk cacat. yang CTQ terdaat ini sukit ada didefinisikan sebuah roduk Sulier karena dan Inut konsumen harus dimiliki Packing tidak oleh sebuah Outut seenuhnya roduk. Customer CTQ mendefinisikan sangat berhubungan kualitas yang dengan Kemasan mereka sesifikasi Inseksi Distributor inginkan. tana cacat Oerator Dus Talang Air dari Konsumen roduk yang hanya diinginkan menginginkan oleh konsumen. Gambar 9. Diagram SIPOC Packing roduk Aabila dengan kualitas roduk tidak yang memenuhi baik, maka CTQ, erusahaan daat Gambar 9: Diagram SIPOC Packing disebutkan harus bisa bahwa mendefinisikan roduk tersebut CTQ dengan meruakan benar roduk Critical agar roduk cacat. to yang CTQ Quality diterima ini (CTQ) sukit oleh didefinisikan meruakan konsumen karakteristik karena sesuai dengan konsumen yang terdaat keinginan dari tidak ada konsumen. seenuhnya sebuah roduk mendefinisikan dan harus Untuk kualitas dimiliki itulah yang oleh erlu mereka sebuah inginkan. roduk. diketahui CTQ Konsumen sangat berhubungan karakteristik hanya aa yang menginginkan dengan sesifikasi enting atau roduk yang 156 dari roduk yang diinginkan oleh konsumen. dengan diinginkan kualitas ada yang dalam baik, roduk maka erusahaan Aabila roduk tidak memenuhi CTQ, talang daat air. harus Kualitas bisa talang mendefinisikan air yang diroduksi CTQ dengan oleh benar disebutkan bahwa roduk tersebut meruakan PT X agar diengaruhi roduk oleh yang banyak diterima faktor. oleh Sebuah konsumen roduk cacat. CTQ ini sukit didefinisikan talang sesuai air memiliki dengan kualitas keinginan yang dari baik konsumen. karena konsumen tidak aabila seenuhnya tidak Untuk itulah erlu diketahui Indonesia Statistical Analysis Conference 2013 Critical to Quality (CTQ) meruakan karakteristik yang terdaat ada sebuah roduk dan harus dimiliki oleh sebuah roduk. CTQ sangat berhubungan dengan sesifikasi dari roduk yang diinginkan oleh konsumen. Aabila roduk tidak memenuhi CTQ, daat disebutkan bahwa roduk tersebut meruakan roduk cacat. CTQ ini sukit didefinisikan karena konsumen tidak seenuhnya mendefinisikan kualitas yang mereka inginkan. Konsumen hanya menginginkan roduk dengan kualitas yang baik, maka erusahaan harus bisa mendefinisikan CTQ dengan benar agar roduk yang diterima oleh konsumen sesuai dengan keinginan dari konsumen. Untuk itulah erlu diketahui karakteristik aa yang enting atau yang diinginkan ada dalam roduk talang air. Kualitas talang air yang diroduksi oleh PT X diengaruhi oleh banyak faktor. Sebuah talang air memiliki kualitas yang baik aabila tidak terdaatnya lubang, memiliki kelenturan yang semurna dan lain-lain. Berdasarkan cacat-cacat yang terdaat ada roduk talang air, daat ditentukan beberaa Critical to Quality (CTQ). Penting bagi sebuah talang air memenuhi CTQ yang telah ditetakan ini karena talang air dinyatakan berkualitas atau tidak memiliki cacat, aabila memenuhi semua CTQ yang telah Tabel 1. CTQ dan Cacat yang Terjadi No CTQ Cacat ditetakan. Daftar dari CTQ dan jenis cacat 1 Kehalusan ermukaan Cacat gores yang terjadi daat dilihat ada Tabel 1. talang air 2 Kerataan ermukaan Cacat 4.2 Measure talang air gelombang Tabel 3 1. Panjang CTQ dan talang Cacat air yang Terjadi Cacat ukuran Pada taha measure dilakukan beberaa hal, No 4 CTQ Tingkat kelenturan Cacat getas yaitu engumulan data roduk yang cacat dan 15 Kehalusan Kesemurnaan ermukaan bentuk Cacat gores atah data defect, talang embuatan air eta kendali, dan erhitungan 26 Kerataan DPMO Tidak adanya ermukaan & level sigma roses lubang Cacat saat ini. lubang TABEL talang ada 1 talang air air gelombang 37 Setia Panjang Kesesuaian roduk talang warna dilakukan air engambilan Cacat ukuran warna data Tabel mengenai CTQ Tingkat Kesemurnaan dan jumlah kelenturan Cacat defect yang Terjadi selama Cacat 24 getas hari. Jika sobek terdaat No 5 CTQ ermukaan lebih dari talang 1 cacat air yang Kesemurnaan bentuk Cacat sejenis ada 1 atah roduk 1 Kehalusan talang cacat, air maka ermukaan diangga Cacat sebagai gores 1 defect. Sebagi 6 Setia talang Tidak contoh, roduk air adanya jika dilakukan lubang ada engambilan satucacat talang lubang air data terdaat 2 2 Kerataan ada lubang, jumlah talang ermukaan maka defect air akan selama diangga Cacat 24 hari. sebagai Jika 1 mengenai terdaat defect 7 talang yaitu Kesesuaian lebih air cacat dari warna 1 lubang. cacat yang Peta gelombang sejenis Cacat kendali warna ada 1 meruakan 38 Panjang Kesemurnaan gambaran talang roduk cacat, maka grafis air diangga yangcacat Cacat digunakan ukuran sebagai sobek 1 defect. memonitor 4 Tingkat Sebagi ermukaan kelenturan bagaimana contoh, talang jika air ada suatu Cacat satu roses getas talang berjalan. air terdaat Pembuatan 5 Kesemurnaan 2 lubang, eta kendali bentuk maka ini akan Cacat bertujuan atah diangga sebagai mengetahui Setia talang 1 roduk defect air aakah yaitu dilakukan cacat roses engambilan lubang. roduksi yang data saat mengenai ini 6 sedang Tidak Peta kendali jumlah adanya dijalankan meruakan defect lubang berada selama Cacat di gambaran 24 dalam hari. lubang grafis Jika kontrol terdaat atau tidak. ada yang digunakan lebih talang Peta dari air 1 kendali cacat memonitor yang yang sejenis akan bagaimana ada digunakan 1 roduk yaitu 7 eta Kesesuaian suatu roses cacat, kendali berjalan. maka warna atribut Pembuatan diangga karena Cacat eta sebagai menggunakan warna kendali 1 defect. data 8 yang Kesemurnaan ini bertujuan Sebagi tidak contoh, daat mengetahui jika ada diukur Cacat aakah satu (data talang sobek atribut). roses air terdaat Peta kendali ermukaan roduksi 2 yang lubang, atribut talang yang saat maka air digunakan ini sedang dijalankan diangga adalah eta sebagai kendali berada 1 yang di defect menggunakan dalam yaitu kontrol cacat lubang. data nonconforming atau tidak. Peta dan Setia kendali Peta eta kendali roduk kendali dilakukan yang akan meruakan yang menggunakan engambilan digunakan gambaran yaitu grafis data nonconformities. eta mengenai yang kendali digunakan jumlah Peta atribut karena defect kendali menggunakan memonitor selama yang 24 bagaimana digunakan hari. Jika undata yang terdaat suatu tidak daat roses lebih diukur berjalan. dari 1 cacat (data Pembuatan yang sejenis atribut). eta ada kendali 1 roduk ini bertujuan cacat, Peta kendali maka atribut mengetahui diangga yang digunakan aakah sebagai roses 1 defect. Sebagi contoh, jika ada satu talang adalah air roduksi eta kendali yang saat yang ini menggunakan sedang dijalankan terdaat 2 lubang, maka akan diangga data berada nonconforming di dalam dan kontrol eta atau kendali tidak. Peta sebagai 1 defect yaitu cacat lubang. yang kendali menggunakan yang akan data digunakan nonconformities. yaitu eta Peta kendali meruakan gambaran grafis Peta kendali atribut yang karena digunakan menggunakan data yang data

10 1 5 Hari 9 13ke Ui Hari ke- Gambar 11. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Air Medium Imlementasi Peta kendali Six Sigma-DMAIC talang air medium daat Mengurangi Peta Gambar Produk kendali 11. Cacat Grafik Peta Talang talang Kendali Air air u di Produk utih PT Xdaat Talang dilihat ada Gambar 10 dan Gambar 11. dilihat Peta ada kendali Gambar Air Medium 14 dan talang Gambar air besar 15. daat Peta kendali talang air medium daat Peta kendali talang air utih daat dilihat ada Gambar 12 dan Gambar 13. dilihat ada Gambar 10 dan Gambar 11. dilihat Peta ada kendali Gambar 14 dan talang Gambar air besar 15. daat dilihat ada Gambar 12 dan Gambar 13. 0,050 U 0,050 0,050 U 0,050 U L U 0,050 0,050 U L U L L i Li 1 5 Hari 9 13ke L i Hari Hari ke- ke i i Hari ke- Gambar 10. Grafik Peta Kendali Produk Talang Hari Hari ke- ke- Gambar 12. Grafik Peta Kendali Produk Talang Gambar 10: GrafikAir Peta Medium Kendali Produk Talang Air Medium lang Air Putih Gambar : Grafik Peta Air Peta Kendali Besar Kendali Produk Talang Produk Ta- Gambar 10. Grafik Peta Kendali Produk Talang Air Medium Gambar Gambar Air Besar Grafik Grafik Peta Peta Kendali Kendali Produk Produk Talang Talang Air Air Putih Besar u u 0,050 U u 0,050 u 0,050 U U 0,050 L U u u 0,050 0,050 L L U U Ui L Ui 1 5 Hari 9 13ke Hari ke- Ui L L Ui Hari ke Hari ke- Ui Ui Hari ke- Gambar 11. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Gambar 13. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Hari ke- Air Medium Air Besar Gambar 11. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Gambar 15. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Gambar 11: Grafik Air Peta Medium Kendali u Produk Talang Peta Air Medium kendali talang air besar daat Air Peta Besar Kendali u Produk Ta- Gambar 13. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Gambar Air Putih : Grafik Grafik Peta Kendali u Produk Talang Peta kendali talang air medium daat lang Air Peta Besar kendali Air Putih talang air utih daat dilihat Peta ada kendali Gambar 12 talang dan Gambar air besar 13. dilihat ada Gambar 10 dan Gambar 11. daat dilihat Berdasarkan ada Gambar erhitungan, 14 dan dieroleh Gambar 15. bahwa dilihat ada Gambar 12 dan Gambar 13. nilai Berdasarkan rata-rata DPMO erhitungan, talang dieroleh air ukuran bahwa tuk data nonconforming yaitu eta kendali. Sedangkan eta kendali data nonconformi- kendali talang air utih daat Peta kendali talang air medium daat medium nilai rata-rata Peta adalah DPMO sebesar talang 6259,2. air ukuran Daat dilihat ada Gambar 10 dan Gambar 11. dikatakan juga bahwa saat ini, eluang medium dilihat ada adalah Gambar sebesar 14 dan Gambar 6259, Daat ties menggunakan eta kendali u. Peta kendali terjadinya talang air ukuran medium yang 0,050 dikatakan juga bahwa saat ini, eluang adalah jenis eta kendali yang digunakan U terjadinya cacat masih talang cuku air besar, ukuran yaitu medium 6259,2 yang dari memantau 0,050 roorsi 0,050 roduk cacat dalam samel, U L U satu cacat juta 0,050 masih kesematan. cuku besar, Nilai yaitu DPMO 6259,2 sebesar U dimana roorsi dari 1 cacat didefinisikan sebagai L rasio jumlah cacat dengan ukuran samel. Peta ini kesematan. Nilai DPMO sebesar L 6259,2 menunjukkan bahwa roses yang i L satu juta 0, berlangsung saat ini masih belum mencaai Hari ke digunakan mengendalikan roorsi i U 6259,2 menunjukkan bahwa roses yang i nonconforming item. Peta mencaai target berlangsung yang 0,050 diinginkan 1 5 saat ini masih yaitu , belum DPMO. U i Hari kendali Hari ke- ke- yang dibuat Lde- ngan Gambar menggunakan 12. Grafik Peta 24 Kendali samel data Produk yang Talang telah Hari ke- L target Nilai yang level diinginkan sigma yaitu yang 3,4 dieroleh DPMO. adalah i sebesar 4,016. Level Sigma yang diinginkan diambil.. Selain menggunakan Air Besar eta kendali, Nilai level sigma yang dieroleh adalah Gambar Gambar Grafik Grafik Peta Peta Kendali Kendali Produk Produk Talang Talang i adalah sebesar 6, 4,016. sehingga Level masih Sigma level yang sigma diinginkan masih digunakan juga eta Air kendali Hari ke- Air Besar Medium u. eta kendali Gambar 14. Grafik Peta Kendali Produk Talang harus adalah Gambar ditingkatkan. 6, 14: sehingga Grafik Hal masih ini menunjukkan level sigma bahwa u digunakan masih mengendalikan jumlah nonconformities Gambar er 10. unit. Grafik Peta Data Kendali yang Produk digunakan Talang Air Peta Hari ke- Putih Kendali Produk Talang Air ditingkatkan. Putih terjadinya Hal cacat ini menunjukkan masih tinggi. bahwa Oleh frekuensi harus karena frekuensi itu, terjadinya dibutuhkan cacat erbaikan masih ada tinggi. roses dalam Oleh ueta kendali u ini Air sebanyak Medium Gambar 14. Grafik Peta Kendali Produk Talang 24 buah samel yang telah diambil. Peta kendali U ta- karena itu, dibutuhkan Air erbaikan Putih ada roses 0,050 talang air ukuran medium, agar eluang u u terjadinya talang air cacat ukuran ada medium, talang agar air eluang ukuran lang air medium 0,050 0,050 daat dilihat ada Gambar L U U10 u medium daat berkurang. dan Gambar terjadinya 0,050 cacat ada talang air ukuran U Ui L L medium Berdasarkan daat berkurang. erhitungan dieroleh ula Peta kendali u 1 51 Hari 95 talang 13 9 ke air besar daat dilihat ada Gambar 12 dan Gambar 13. Ui Ui U bahwa Berdasarkan nilai L 0,050 rata-rata erhitungan DPMO dieroleh talang ula air u 0,050 Hari Hari ke- ke- ukuran bahwa besar nilai rata-rata dan 1talang DPMO air utih berturut-turut U Ui Peta kendali talang air utih daatl dilihat ada Gambar 141 dan 5 9Gambar Hari ketalang air Gambar 13. Grafik Peta Kendali u Produk Talang ukuran adalah besar sebesar dan talang 6151,9 air utih dan berturut-turut 6063,8. L Ui Air Besar Sedangkan Nilai level sigma yang dieroleh Berdasarkan Gambar Gambar Grafik erhitungan, Grafik Peta Peta Kendali Kendali dieroleh u Produk u Produk Talang Talang bahwa adalah sebesar 6151,9 dan 6063,8. Hari ke Ui adalah sebesar 4,0173 dan 4,021. Level nilai rata-rata DPMO Air Air Besar Medium talang air ukuran medium adalah sebesar 6259,2. Daat Air Putih Sedangkan Gambar 15. Nilai Grafik level Peta sigma Kendali yang u Produk dieroleh Talang Sigma adalah sebesar ini belum 4,0173 mencaai Hari kedan 4,021. target Level yang Gambar Peta kendali 11. Grafik Peta talang Kendali air u Produk besar Talang daat dikatakan juga bahwa saat ini, eluang terjadinya talang air ukuran medium yang ca- Gambar Berdasarkan 15: Grafik erhitungan, dieroleh bahwa Sigma ini belum mencaai target yang Air Medium dilihat ada Gambar 12 dan Gambar 13. Gambar 15. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Air Peta Putih Kendali u Produk Talang nilai Air rata-rata Putih DPMO talang air ukuran cat masihpeta cuku kendali besar, yaitu talang 6259,2 air besar dari daat satu juta kesematan. dilihat ada Gambar Nilai 12 DPMO dan Gambar sebesar ,2 medium adalah sebesar 6259,2. Daat Berdasarkan erhitungan, dieroleh bahwa dikatakan juga bahwa saat ini, eluang nilai rata-rata DPMO talang air ukuran terjadinya talang air ukuran medium yang 0,050 U medium adalah sebesar 6259,2. Daat 157 cacat masih cuku besar, yaitu 6259,2 dari dikatakan juga bahwa saat ini, eluang L satu juta kesematan. Nilai DPMO sebesar terjadinya talang air ukuran medium yang 0, ,2 menunjukkan bahwa roses yang i U cacat masih cuku besar, yaitu 6259,2 dari berlangsung saat ini masih belum mencaai Hari ke- L satu juta kesematan. Nilai DPMO sebesar 1 4 Gambar 15. Grafik Gambar 15. Grafik Berdasarkan nilai rata-rata DP medium Berdasarkan adalah nilai dikatakan rata-rata juga DP medium terjadinya adalah talang dikatakan cacat masih juga cuku terjadinya satu juta kesem talang cacat 6259,2 masih menunju cuku satu berlangsung juta kesem saat 6259,2 target yang menunju diingin berlangsung Nilai level saat sig target sebesar yang 4,016. diingin L adalah Nilai 6, level sehingg sig sebesar harus ditingkatkan 4,016. L adalah frekuensi 6, terjadin sehingg harus karena ditingkatkan itu, dibutu frekuensi talang air terjadin ukura karena terjadinya itu, dibutu cacat talang medium air daat ukura ber terjadinya Berdasarkan cacat medium bahwa nilai daat rata-r ber ukuran Berdasarkan besar dan bahwa adalah nilai sebesar rata-r ukuran Sedangkan besar Nilai dan adalah sebesar Sedangkan Sigma ini Nilai belu adalah sebesar Sigma ini belu

11 menunjukkan bahwa roses yang berlangsung saat ini masih belum mencaai target yang diinginkan yaitu 3,4 DPMO. Nilai level sigma yang dieroleh adalah sebesar 4,016. Level Sigma yang diinginkan adalah 6, sehingga masih level sigma masih harus ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya cacat masih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan erbaikan ada roses talang air ukuran medium, agar eluang terjadinya cacat ada talang air ukuran medium daat berkurang. Berdasarkan erhitungan dieroleh ula bahwa nilai rata-rata DPMO talang air ukuran besar dan talang air utih berturut-turut adalah sebesar 6151,9 dan 6063,8. Sedangkan Nilai level sigma yang dieroleh adalah sebesar 4,0173 dan 4,021. Level Sigma ini belum mencaai target yang diinginkan yaitu 6 Level Sigma. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya cacat masih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan erbaikan ada roses talang air ukuran besar dan utih, agar eluang terjadinya cacat ada talang air ukuran besar dan utih juga daat berkurang. diinginkan yaitu 6 Level Sigma. Hal ini 4.3 Analyze menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya cacat masih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan Pada taha ini dilakukan encarian akar erbaikan ada roses talang air ukuran besar masalah dengan engidentifikasian enyebabenyebab masalah. Diagram Pareto digunakan dan utih, agar eluang terjadinya cacat ada talang air ukuran besar dan utih juga daat menunjukkan sejumlah kecil faktor yang berkurang. berengaruh secara signifikan terhada terjadinya diinginkan suatu kejadian. yaitu 6 Pada Level taha Sigma. analyze Hal ini, Analyze diagram menunjukkan areto digunakan bahwa frekuensi terjadinya mengidentifikasimasih CTQ yang tinggi. aling Oleh berengaruh karena itu, dibutuhkan cacat Pada taha ini dilakukan encarian akar masalah dengan engidentifikasian enyebabenyebab masalah. Diagram Pareto digunakan terhada banyaknya erbaikan roduk ada roses cacattalang dalamair ukuran erusahaan. besar Prinsi dan yang utih, digunakan agar eluang ada terjadinya diagram cacat areto ada menunjukkan sejumlah kecil faktor yang talang air ukuran besar dan utih juga daat adalahberengaruh sebagian besar secara kejadian signifikan dihasilkan terhada berkurang. oleh sebagian terjadinya kecil suatu kejadian. enyebab. Pada Berdasarkan taha analyze diagramini, Pareto diagram dieroleh areto tigadigunakan jenis cacat yang Analyze aling mengidentifikasi mendominasi, CTQ yaituyang cacat aling lubang, berengaruh atah, Pada taha ini dilakukan encarian akar dan sobek terhada adabanyaknya ketiga roduk. Oleh cacat karena dalam masalah dengan engidentifikasian enyebabenyebab masalah. Diagram Pareto digunakan itu enelitian erusahaan. ini Prinsi akan yang fokusdigunakan memerbaiki ada roses diagram roduksiareto meminimasi adalah sebagian jenis besar cacat menunjukkan sejumlah kecil faktor yang tersebut. kejadian Fishbone dihasilkan diagramoleh digunakan sebagian kecil berengaruh mengidentifikasi enyebab. akar Berdasarkan secara signifikan masalah dari diagram terhada setiapareto jenis terjadinya cacat. dieroleh suatu Gambar 16 tiga kejadian. samai jenis dengan cacat Pada taha yang analyze Gambar aling 18 ini, meruakan mendominasi, diagram fishboneyaitu areto diagram cacat digunakan lubang, dari jenis atah, cacat dan mengidentifikasi lubang, sobek atah, ada dan ketiga CTQ yang sobek. roduk. aling Oleh berengaruh karena itu terhada enelitian banyaknya ini akan fokus roduk memerbaiki cacat dalam roses Setelah erusahaan. diketahui akar ermasalah dari setia roduksi Prinsi meminimasi yang digunakan jenis ada cacat jenis cacat diagram dibuat FMEA mengidentifikasi tersebut. areto adalah sebagian besar modekejadian kegagalan otensial berdasarkan engalaman masa enyebab. lalu dengan roduk dan roses yang Fishbone dihasilkan diagram oleh digunakan sebagian kecil mengidentifikasi Berdasarkan akar masalah diagram dari setia Pareto jenis ada. Rekaitulasi dieroleh nilai risk riority number dari cacat. Gambar tiga 16 jenis samai cacat dengan yang Gambar aling 18 FMEAmendominasi, meruakan daat dilihat fishbone yaitu ada cacat diagram Tabel lubang, 2. dari atah, jenis cacat dan Semakin sobek lubang, besar ada atah, nilai ketiga dan RPN sobek. roduk. menunjukkan Oleh karena mode itu kegagalan enelitian yang ini akan terjadi fokus semakin memerbaiki kritis, roses sehingga roduksi dibutuhkan tindakan meminimasi erbaikan segera Manusia jenis cacat Mesin Suhu ekstrusi tersebut. Oerator ceroboh tidak teat Mesin sudah tua Kurangnya rasa Pengontrol suhu Fishbone diagram tanggung jawab dan rusak digunakan 158 keedulian oerator mengidentifikasi akar masalah dari setia jenis Cacat Sobek cacat. Gambar 16 samai dengan Gambar 18 Tidak ada timbangan meruakan fishbone diagram dari jenis cacat Bahan baku lubang, Jumlah bahan atah, dan tidak sobek. tercamur baku tidak teat secara merata mixing sobek ada ketiga roduk. Oleh karena itu enelitian ini akan fokus memerbaiki roses roduksi meminimasi jenis cacat tersebut. Indonesia Fishbone Statistical diagram Analysis digunakan Conference 2013 mengidentifikasi akar masalah dari setia jenis cacat. Gambar 16 samai dengan Gambar 18 meruakan fishbone diagram dari jenis cacat lubang, atah, dan sobek. Mesin Tidak ada timbangan Jumlah bahan baku tidak teat Manusia Suhu ekstrusi tidak teat Mesin sudah tua Pengontrol suhu rusak Cara enggunaan wadah yang kurang teat Material Bahan baku tidak tercamur secara merata mixing kurang lama Metode Oerator ceroboh Kurangnya rasa tanggung jawab dan keedulian oerator Cacat Sobek Gambar 16. Fishbone Diagram Cacat Sobek Gambar 16: Fishbone Diagram Cacat Sobek Setelah diketahui akar ermasalah dari setia jenis cacat dibuat FMEA mengidentifikasi mode kegagalan otensial berdasarkan engalaman masa lalu dengan roduk dan roses yang ada. Rekaitulasi nilai risk riority number dari FMEA daat dilihat ada Tabel 2. Metode Bahan baku tidak ditutu dengan raat Oerator tidak mengetahui cara enutuan yang benar Bahan baku tidak tercamur Manusia dengan baik mixing kurang lama Oerator ceroboh Kurang rasa tanggung jawab dan keedulian oerator Cacat Lubang Tidak ada timbangan Tercamur debu atau artikel-artikel lain Jumlah bahan Kondisi abrik kurang baku tidak teat bersih Cara enggunaan wadah yang kurang Bahan teat baku Metode tidak tercamur Manusia Bahan baku tidak dengan baik Oerator ceroboh Material ditutu dengan mixing raat kurang lama Kurang rasa tanggung Oerator Gambar tidak 17. Fishbone Diagram Cacat jawab Lubang dan keedulian mengetahui cara oerator enutuan yang benar Cacat Lubang Gambar 17: Fishbone Diagram Cacat Lubang Tidak ada timbangan Manusia Mesin Suhu ekstrusi Tercamur debu atau tidak teat artikel-artikel Oerator ceroboh lain Mesin Jumlah bahan sudah tua Kurangnya rasa Pengontrol Kondisi abrik suhu kurang baku tidak teat tanggung jawab dan rusakbersih Cara enggunaan keedulian oerator wadah yang kurang teat Cacat Patah Material Oerator kurang training Tidak ada timbangan Gambar 17. Fishbone Diagram Cacat Lubang Penanganan talang air yang mixing Jumlah bahan salah kurang lama baku tidak teat Cara enggunaan Bahan baku tidak wadah yang kurang tercamur secara baik teat Manusia Mesin Metode Suhu ekstrusi Material tidak teat Oerator ceroboh Mesin sudah tua Kurangnya rasa Pengontrol suhu tanggung jawab dan rusak keedulian oerator Gambar 18. Fishbone Diagram Cacat Patah Cacat Patah Semakin Oerator besar nilai RPN menunjukkan kurang training Tidak ada timbangan mode kegagalan yang terjadi semakin kritis, Penanganan sehingga talang air yang dibutuhkan tindakan erbaikan mixing Jumlah bahan salah kurang lama baku tidak teat segera mungkin. Nilai Cara RPN enggunaan Bahan baku tidak dihitung wadah yang kurang tercamur secara baik teat setia enyebab mode kegagalan otensial Metode Material yang terjadi dan ada akhirnya akan dilakukan Gambar 18. Fishbone Diagram Cacat Patah erbaikan Gambar 18: Fishbone enyebab Diagram mode Cacat kegagalan Patah otensial tersebut. Semakin besar nilai RPN menunjukkan mode Tabel 2. kegagalan Rekaitulasi yang Nilai RPN terjadi semakin kritis, sehingga No Penyebab dibutuhkan Efek tindakan RPN erbaikan Usulan Mode Kegagalan Tindakan segera mungkin. Nilai RPN dihitung Kegagalan Perbaikan setia enyebab mode kegagalan otensial 1 Oerator Cacat atah 504 Pemberian yang terjadi dan ada akhirnya akan dilakukan kurang latihan erbaikan enyebab mode kegagalan training keada otensial tersebut. Tabel 2. Rekaitulasi Nilai RPN ekerja dan meletakkan talang mode kegagala sehingga dibu segera mungk setia enyeba yang terjadi dan erbaikan untu otensial terseb Tabel 2. Rekaitu No Penyebab Mode Kegagalan 1 Oerator kurang training 2 Pengontrol suhu rusak

12 Imlementasi Six Sigma-DMAIC Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X No Tabel 2: Rekaitulasi Nilai RPN Penyebab Mode Kegagalan 1 Oerator kurang training 2 Pengontrol suhu rusak 3 mixing kurang lama 4 Oerator tidak menutu karung bahan baku 5 Tidak menggunaka n alat ukur (timbangan) 6 Cara enggunaan wadah yang kurang teat 7 Mesin ekstrusi sudah tua Efek Kegagalan RPN Usulan Tindakan Perbaikan Cacat atah 504 Pemberian Cacat sobek, cacat atah Cacat lubang, cacat sobek, cacat atah latihan keada ekerja dan meletakkan talang dilakukan dengan dua orang. 504 Pergantian alat engontrol suhu (thermostat) dan melakukan engecekan secara berkala. 504 Dislay waktu engadukan dan enggunaan timer di mesin mixing. Cacat lubang 448 Peringatan Cacat lubang, cacat sobek, cacat atah Cacat lubang, cacat sobek, cacat atah Cacat sobek, cacat atah menutu karung bahan baku. 448 Penggunaan timbangan menimbang bahan baku. 448 Dislay enggunaan wadah yang benar 441 Melakukan eremajaan mesin ekstrusi mungkin. Nilai RPN dihitung setia enyebab mode kegagalan otensial yang terjadi dan ada akhirnya akan dilakukan erbaikan enyebab mode kegagalan otensial tersebut. 4.4 Imrove Taha keemat dari siklus Six Sigma - DMAIC adalah taha imrove. Pada taha imrove, dilakukan erbaikan terhada akar masalah yang telah ditemukan dan dijelaskan ada taha analyze. Usulan erbaikan yang telah diajukan dibahas secara lebih detail ada taha ini dengan membicarakannya dengan ihak erusahaan. Terdaat beberaa usulan erbaikan yang belum daat dilakukan oleh ihak erusahaan karena keterbatasan dana dan waktu. Di bawah ini meruakan usulan erbaikan yang diajukan yang bertujuan mengurangi jumlah cacat yang terjadi ada roduk talang air. Usulan yang diberikan erbaikan talang air adalah sebagai berikut 1. Pemberian latihan cara meletakkan talang air yang benar keada ekerja dan eletakan talang air dilakukan oleh dua ekerja. 2. Pemeriksaan alat kontrol engatur suhu ada mesin ekstrusi secara berkala. 3. Penggunaan alat bantu berua timer ada roses mixing. 4. Pemasangan dislay selalu menutu karung bahan baku hingga raat. 5. Penggunaan alat ukur timbangan mengukur jumlah bahan baku. 6. Pemasangan dislay enggunaan wadah ukur yang benar. 7. Peningkatan rasa tanggung jawab dan keedulian oerator dalam bekerja. 8. Pembersihan abrik seminggu tiga kali. 9. Melakukan eremajaan mesin mesin ekstrusi. 10. Menggunakan dislay suhu mesin ekstrusi yang terhubung dengan thermostat. 4.5 Control Taha control meruakan taha terakhir dari metode Six Sigma DMAIC yang dilakukan. Pada taha ini dilakukan engukuran terhada kinerja dari sistem setelah dilakukan erbaikan. Kinerja setelah erbaikan kemudian akan dibandingkan dengan kinerja sebelum erbaikan dilihat ada tidaknya enurunan jumlah cacat yang terjadi. Jika memang terjadi enurunan jumlah cacat, maka usulan ada taha imlementasi akan distandarisasi digunakan ada erusahaan. Pada taha ini dilakukan emeriksaan aakah roses sudah terkendali. Dengan bantuan eta kendali dan u, semua roduk mengalami roses yang terkendali. Setelah tidak ditemukan data outliers, dilakukan emeriksaan level sigma dan DPMO. Nilai DPMO sebelum erbaikan talang air medium adalah 6259,2, nilai setelah erbaikan menjadi 5324,4 sedangkan level sigma sebelum erbaikan adalah 4,016, setelah erbaikan menjadi 4,0569. Nilai DPMO sebelum erbaikan talang air besar adalah 6152, nilai setelah erbaikan menjadi 5139,2 sedangkan level sigma sebelum erbaikan adalah 4,017, setelah erbaikan menjadi 4,0744. Nilai DPMO sebelum erbaikan talang air utih adalah 6063,8, nilai setelah erbaikan menjadi 5057,4 sedangkan level sigma sebelum erbaikan adalah 4,021, setelah erbaikan menjadi 4,0791. Langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan engujian hiotesa aakah roorsi roduk cacat menurun dan aakah defect mengalami enurunan. Dengan menggunakan α = 5%, dieroleh P-value lebih kecil dari 0,05 dari setia engujian (uji roorsi dan rata-rata) roduk talang air 159

13 Indonesia Statistical Analysis Conference 2013 medium, besar dan utih. Dengan demikian usulan yang diberikan menurunkan roorsi roduk cacat dan menurunkan jumlah defect. 5 Simulan Berdasarkan enelitian yang telah dilakukan di PT Gobus Indah Jaya daat ditarik beberaa kesimulan sebagai berikut. 1. Jenis cacat yang terjadi di PT Gobus Indah Jaya roduk talang air antara lain cacat lubang, cacat sobek, cacat atah, cacat warna, cacat gelombang, cacat gores, cacat ukuran dan cacat getas. 2. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya cacat ada talang air sebagai berikut : (a) Oerator kurang memiliki rasa tanggung jawab dan keedulian. (b) mixing kurang lama. (c) Mesin ekstrusi yang sudah tua. (d) Alat engontrol suhu ada mesin ekstrusi yang rusak. (e) Kondisi abrik yang kurang bersih. (f) Oerator kurang training meletakkan talang air. (g) Oerator tidak menutu karung bahan baku. (h) Tidak menggunakan alat ukur (timbangan) dalam mengukur jumlah bahan baku. (i) Penggunaan wadah ukur bahan baku karbon yang kurang teat. 3. Terdaat beberaa tindakan erbaikan yang sudah dilakukan ada sistem sekarang yaitu: (a) Pemberian latihan cara meletakkan talang air yang benar keada ekerja dan eletakan talang air dilakukan oleh dua ekerja. (b) Pemeriksaan alat kontrol engatur suhu ada mesin ekstrusi secara berkala. (c) Penggunaan alat bantu berua timer ada roses mixing. (d) Pemasangan dislay selalu menutu karung bahan baku hingga raat. (e) Penggunaan alat ukur timbangan mengukur jumlah bahan baku. (f) Pemasangan dislay enggunaan wadah ukur yang benar. (g) Peningkatan rasa tanggung jawab dan keedulian oerator dalam bekerja. (h) Pembersihan abrik seminggu tiga kali. Beberaa usulan belum daat dilakukan oleh erusahaan saat ini. Usulan tersebut antara lain: (a) Melakukan eremajaan mesin mesin ekstrusi. (b) Menggunakan dislay suhu mesin ekstrusi yang terhubung dengan thermostat. 4. Nilai DPMO sebelum erbaikan talang air medium adalah 6259,2, nilai setelah erbaikan menjadi 5324,4 sedangkan level sigma sebelum erbaikan adalah 4,016, setelah erbaikan menjadi 4,0569. Nilai DPMO sebelum erbaikan talang air besar adalah 6152, nilai setelah erbaikan menjadi 5139,2 sedangkan level sigma sebelum erbaikan adalah 4,017, setelah erbaikan menjadi 4,0744. Nilai DPMO sebelum erbaikan talang air utih adalah 6063,8, nilai setelah erbaikan menjadi 5057,4 sedangkan level sigma sebelum erbaikan adalah 4,021, setelah erbaikan menjadi 4, Berdasarkan hasil engujian roorsi yang telah dilakukan, dieroleh kesimulan bahwa roorsi talang air medium, talang air besar dan talang air utih setelah erbaikan lebih kecil dibandingkan dengan sebelum erbaikan. Demikian ula dengan rata-rata defect er unit ketiga roduk setelah erbaikan lebih kecil dariada sebelum erbaikan. Daftar Pustaka Gasersz, Vincent Pedoman Imlementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, dan HACPP. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Pande, Peter S, Robert P. Newman, Roland R. Cavanagh, 2002, The Six Sigma Way : bagaimana GE, Motorola dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka, Andi, Yogyakarta. Welch, J.F Six Sigma Hand Book 1. Harer- Collins Publishers, United Kingdom. 160

14

Implementasi Six Sigma-DMAIC untuk Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X

Implementasi Six Sigma-DMAIC untuk Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X Imlementasi Six Sigma-DMAIC Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X Hanky Fransiscus 1,Caroline 2, Cynthia Prithadevi Juwono 3 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan.

DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan. DEWAN REDAKSI Penanggungjawab Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan Penyunting Carles Sitompul Loren Pratiwi Mitra Bestari Alfian Cynthia P. Juwono Fransiscus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Yogyakarta, 27 Agustus 2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 Abstrak: Adanya MEA dan rencana swasembada gula nasional tahun 019 yang mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO HARI MOEKTIWIBOWO DAN ADE KRISNADI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRACT PT. Hadinata

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

ANALYSIS SYSTEM QUALITY CONTROL AND CAPABILITY PROCESSE WITH COST PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk

ANALYSIS SYSTEM QUALITY CONTROL AND CAPABILITY PROCESSE WITH COST PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk ANALYSIS SYSTEM QUALITY CONTROL AND CAPABILITY PROCESSE WITH COST PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk Aro Namalo L Raja 1, Dr. Naniek Utami H, S.Si.,MT 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan.

DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan. DEWAN REDAKSI Penanggungjawab Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan Penyunting Carles Sitompul Loren Pratiwi Mitra Bestari Alfian Cynthia P. Juwono Fransiscus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan.

DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab. Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan. DEWAN REDAKSI Penanggungjawab Catharina B. Nawangpalupi Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan Penyunting Carles Sitompul Loren Pratiwi Mitra Bestari Alfian Cynthia P. Juwono Fransiscus

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT KETERANGAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii KATA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1- semester genap 2006/2007 USULAN PERBAIKAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI WALL PANEL STANDART (118X315)

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN SELESAI... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal tertentu yang dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X

Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Cacat di PT X Hanky Fransiscus 1, Cynthia Prithadevi Juwono 2, Isabelle Sarah Astari 3 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Pengertian Variasi Dalam Proses Produksi

DAFTAR ISI Pengertian Variasi Dalam Proses Produksi ABSTRAK PT Asiantex merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil khususnya pembuatan kain furing, dalam menjalankan usahanya PT Asiantex mengalami kendala dengan jumlah cacat

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI SNACK MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Robertus Sidartawan¹ ABSTRACT

ANALISA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI SNACK MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Robertus Sidartawan¹ ABSTRACT ANALISA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI SNAK MENGGUNAKAN METODE STATISTIAL PROESS ONTROL (SP) Robertus Sidartawan¹ ¹ Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas JemberJl. Kalimantan 37

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG Perencanaan Perbaikan Kualitas Produk Shuttlecock Merk Supermen Dengan Metode Six Sigma Pada MIDO Shuttlecock Industry Tegal SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Strata Satu ( S1) Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO SKRIPSI Disusun oleh : SABRINA DWI C 0632010035 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas produk menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian utama bagi setiap industri. Setiap industri baik yang berskala kecil maupun skala besar memiliki perhatian khusus

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS LAYANAN POS PAY DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DI PT. POS CABANG PEKANBARU

PRODUKTIVITAS LAYANAN POS PAY DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DI PT. POS CABANG PEKANBARU PRODUKTIVITAS LAYANAN POS PAY DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DI PT. POS CABANG PEKANBARU Idria Maita 1), Indra Robianto 2) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif

Lebih terperinci

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi. Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH :

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : SOLYKHUL ANWAR 0532015018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA CONTAINER AKI MOBIL TYPE N-70 PADA PT.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT (FMEA) PADA PRODUK RIBBED SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PTPN. II KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Studi Lapangan Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah pengamatan langsung terhadap perusahaan dan juga untuk mengetahui

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang CV. KIRANYATA Teknik yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta No. B5, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur teknik dan jasa industri. Mulai kegiatan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Konsep Kunci 2.1.1.1 Definisi Kualitas Kualitas adalah sebuah ukuran relatif dari kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2005/2006 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT HANGER TIPE TAC 6212 PADA PROSES INJECTION

Lebih terperinci

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) D-5 Analisis Kaabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia Junta Dwi Kurnia, Sri Mumuni Retnaningsih,

Lebih terperinci