ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING"

Transkripsi

1 ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia ewin_gabe @yahoo.co.id Absak Pemasalahan enang anian adalah pemasalahan umum yang seing ejadi dan akan dialami oleh siapa saja dimasa yang akan daang. Banyak jenis anian yang ada hingga saa ini, anian single queue, dan yang lainnya. Jenis anian yang dibahas pada penelian ini adalah anian muliseve muliqueue,yaiu sisem anian yang edii aas bebeapa jalu pelayanan yang diempai oleh bebeapa seve, dengan seiap pelayanan mempunyai anian masing-masing. Pola kedaangan ke dalam sisem umumnya adalah pola kedaangan Poisson, dengan pola pelayanan semua pelayanan dianggap sama, bedisibusi Eksponensial sea disiplin anian FIFO (Fis In Fis Ou). Fako yang mempengauhi model dai anian, yang meupakan kaakeisik gais unggu sisem. Salah sau dianaanya adalah peisiwa jockeying, yang diakibakan oleh selesainya sebuah layanan dai pelayanan seve (depaue). Peneliian ini dihaapkan dapa membeikan konsibusi enang konsep anian yang melibakan peisiwa jockeying dengan menggunakan sysem simulasi, pada anian muliseve muliqueue. Kaa kunci: Sysem_Anian, Muliseve_Muliqueue, Jockeying I. PENDAHULUAN Masalah anian adalah masalah umum yang penah dan akan dialami oleh siapa saja. Conoh kongki yang dapa diliha dalam kegiaan sehai-hai sepei anian kendaaan di empa paki dan eminal, anian pesawa di bandaa, anian di empa hibuan aau empa pembelian ike, dan empa-empa lain yang idak dapa lepas dai masalah anian ini. Teoi anian mempelajai kejadian-kejadian pada sau gais anian. Dalam sau sisem anian biasanya melibakan pelanggan (cusome) yang daang secaa acak (andom) dan anian yang diakibakan keebaasan waku layanan (sevice ime). Sedangkan layanan yang diselenggaakan bisa menunjukkan kemampuan dai sisem esebu, dengan kaa lain mungkin saja kedaangan lebih besa dai kemampuan layanannya (ove load). Pebandingan aa-aa anaa waku pelayanan dan waku kedaangan pelanggan adalah muaan (load) sisem. Sehingga pelayanan sisem bebenuk muliseve dihaapkan mampu mengakomodasi jumlah anian pelanggan yang akan masuk kedalam anian dan memilih anian pada jalu pelayanan yang dikehendaki. Banyak dianaa paa pengambil kebijaksanaan pada kasus-kasus anian, memusakan peanyaan bagaimana menemukan level layanan yang ideal yang peusahaan sehausnya beikan, sehingga ejadi keseimbangan anaa penyediaan layanan yang baik dengan nilai aau waku unggu pelanggan dalam anian Anian muliseve muliqueue yang dibahas pada peneliian ini adalah sisem anian yang edii aas bebeapa jalu pelayanan yang diempai oleh bebeapa seve, dengan seiap fasilias pelayanan (seve) mempunyai anian masing-masing dimana hanya ada sau kedaangan dapa masuk kedalam sisem unuk iap kedaangan. Pola kedaangan ke dalam sisem umumnya adalah pola kedaangan Poisson, dengan pola pelayanan semua seve dianggap sama, bedisibusi eksponensial sea disiplin anian FIFO ( Fis In Fis Ou ). Sisem dimulai keika seoang pelanggan memilih anian dan begabung didalamnya, dan dibagi keika ia meninggalkan jalu pelayanan seelah selesai poses pelayanan oleh seve. Pada saa pelanggan sedang dilayani dalam sisem anian muliseve muliqueue, dan enyaa dalam anian ada pelanggan yang sedang ani kemudian bepindah ke anian lain yang bau saja selesai melayani, yang lebih pendek dai aniannya. Maka ejadi fenomena yang disebu jockeying dalam anian esebu. 50

2 Oang yang pindah dai suau anian ke-j akan langsung dilayani oleh pelayanan ke-i jika saus pelayanan ke-i adalah kosong (idle), aau menjadi eko anian ke-i jika pelayanan ke-i sedang sibuk (busy). Peisiwa jockeying ini akan menyebabkan peubahan pada posisi pelanggan dalam anian, sehingga dibuuhkan suau meode dalam menganalisa peubahan yang ejadi pada sisem anian yang melibakan peisiwa jockeying, Ada bebeapa masalah anian yang umumnya melibakan peisiwa jockeying dalam model aniannya sepei anian nasabah pada bank, anian diempa pebelanjaan (mis: swalayan), sea pelayanan pelanggan pada umah makan cepa saji. Meskipun kasus jockeying dikembangkan dai analisa pola pilaku manusia, namun masalah anian dengan jockeying dapa diaplikasikan unuk menangani masalah anian yang lain misalnya pada bidang eknologi kompue, unuk layanan sisem opeasi yang bekenaan dengan penjadwalan poses enang scheduling queue poses-poses yang masuk kedalam sisem yang dileakkan pada job queue sebelum masuk kedalam eady queue. Saa ini elah banyak digunakan meode pemecahan masalah unuk kasus-kasus anian dianaanya dengan meode analiik maupun meode simulasi. Meode analiik lebih bekenaan dengan model maemaika dan umus-umus, meskipun idak semua masalah dalam kehidupan sehai-hai dapa dipecahkan dengan meneapkan suau eknik eenu dan kemudian dilakukan dengan pehiungan. Simulasi sendii banyak digunakan unuk mempelajai sisem pada ahapan desain, sebelum sisem yang sesungguhnya dibangun. Pemodelan simulasi dapa digunakan sebagai ala penganalisa unuk mempediksi pengauh dai peubahanpeubahan yang ejadi pada sisem. Selain iu juga sebagai ala desain unuk mempediksi pefomansi dai sisem bau dalam lingkungan yang bevaiasi. Simulasi juga membeikan kemungkinan unuk mengejakan seluuh bagian dalam sisem analisis yang sebenanya meupakan pesoalan yang kompleks yang haus dikejakan dengan analisis. Dengan demikian dapa dipelajai ineaksi anaa bagian aau unsu-unsu suau sisem. Di dalam sisem simulasi edapa suau depeneliian dai alenaif-alenaif yang dapa membeikan gambaan yang lebih baik, oleh kaena iu dibuuhkan suau pemodelan dan simulasi yang spesifik dalam mengamai ingkah laku sisem anian, unuk dapa mengeahui kaakeisik anian yang melibakan peisiwa jockeying, emasuk dianaanya bebeapa besaan sepei waku unggu, waku ana kedaangan dan uilisasi seve yang menceminkan waku-waku dimana seve sibuk dai aa-aa waku kedaangan dan waku layanan seve yang dikeahui, oleh kaena iulah penulis memilih judul peneliian Analisa Pebandingan Sisem Anian Muliseve Muliqueue Menggunakan Meode Jockeying. II. TEORI 1. Teoi Anian Teoi anian bemula dai peneliian A.K Elang yang dimulai pada ahun Ia mengamai kasus kemacean hubungan elepon di Copenhagen, dengan ujuan unuk menenukan peminaan sambungan elepon yang idak pasi. Sebelum peang dunia ke-ii beakhi, eoi ini dipeluas ke masalah-masalah umum dengan memasukkan unsu ani aau gais unggu. Ada dua unsu pokok yang menenukan apakah masalah anian aau gais unggu dapa ejadi yaiu kedaangan pelanggan dan ingka pelayanan fasilias yang melayaninya. Tenunya semua pelanggan yang daang dihaapkan semaksimal mungkin dapa dilayani dan caa yang paling baik unuk mengopimalkan pelayanan ehadap pelanggan adalah dengan menenukan auan pelayanan yang baik, aau dengan kaa lain membua suau aa eib anian bagi pelanggan. Kebanyakan sisem yang menjadi pehaian dalam sudi simulasi beisi poses peminaan layanan yang menyebabkan kongesi (kemacean). Kongesi dapa dilukiskan oleh iga kaakeisik : a) Pola kedaangan (aival paen) yang menggambakan sifa-sifa saisik dai kedaangan. b) Poses layanan (sevice pocess) yang melukiskan bagaimana enias dilayani. c) Taaeib anian (queuing discipline) yang menggambakan bagaimana pemilihan enias beikunya yang akan dilayani. 2. Model Anian Sisem layanan sendii diklasifikasikan bedasakan konfiguasi jumlah seve dan jumlah phasenya yang dikelompokkan menjadi 4 benuk dasa (Rende & Sai, 2003), yaiu single channel single phase, single channel muliphase, mulichannel single phase dan mulichannel muliphase. Dai keempa konfiguasi dasa ini bekembang menjadi bebagai macam benuk yang lebih kompleks. Model sisem anian yang umum yaiu dapa diliha pada gamba 1 beiku ini: 51

3 Gamba 1 Model Sisem Anian Dalam model yang diunjukkan gamba 1, bedasakan fomulasi Lile bisa dinyaakan sebagai : N = T...(1) Dimana adalah pobabilias kedaangan pelanggan, T adalah aa-aa waku poses di dalam sisem (poses anian dan pelayanan), dan N adalah aa-aa banyaknya pelanggan didalam sisem. Benuk anian muliseve muliqueue adalah pengembangan dai konsep anian singel seve dengan menambahkan jumlah gais anian dan membenuk fasilias pelayanan yang paalel, sehingga modelnya membenuk banyak seve dengan masingmasing seve memiliki anian masing-masing aau muliseve muliqueue. Model anian muliseve muliqueue ini umumnya mengizinkan ejadinya peisiwa jockeying ana gais anian pelayanan. Sisem Anian (Depaue) Gamba 2. Model anian muliseve muliqueue Jika dalam model anian muliseve muliqueue gais anian digabung menjadi hanya edapa sau gais anian saja, maka model aniannya akan bebenuk muliseve single queue dengan model sepei pada gamba 3 : Sisem Anian (Depaue) Gamba 3 Model anian muliseve single queue 3. Noasi Anian Unuk menyaakan sisem anian digunakan noasi Kendall yang di ulis sebagai A/B/C/K/m/Z [2,3,5,6]. A: disibusi kedaangan pelanggan B: disibusi pelayanan C: jumlah pelayanan K: panjang anian yang diizinkan (emasuk didalamnya pelanggan yang sedang diposes) M: jumlah pelanggan yang daang Z: meode pelayanan Unuk disibusi kedaangan pelanggan dan disibusi pelayanan yang seing digunakan adalah anda : M: disibusi eksponensial G: disibusi umum D: konsana (consan) Benuk kedaangan pelanggan Benuk kedaangan pelanggan aau inpu pada sisem anian biasanya diuku oleh eaa banyaknya kedaangan pelanggan pesauan waku ( mean aival ae), aau oleh eaa waku dianaa kedaangan yang beuuan (mean ineaival ae). Pada kejadian dimana alian inpu adalah deeminisik (dapa dikeahui dengan pasi aau idak mengandung keidakpasian) maka benuk kedaangan dienukan melalui mean aival ae aau mean ineaival ae. Jika edapa benuk yang idak pasi dai kedaangan maka benuk ini disebu andom aau pobabilisik. 4. Benuk pelayanan seve Sebagaimana benuk kedaangan pelanggan, benuk pelayanan seve dapa dieangkan oleh banyaknya pelanggan yang elah selesai dilayani pe uni waku aau waku yang dibuuhkan unuk melayani seoang pelanggan, sau hal pening yang membedakan pelayanan dan kedaangan. Keika kia bicaa enang 52

4 laju pelayanan (sevice ae) aau waku pelayanan (sevice ime) maka sisem dalam keadaan kosong. Jika suau sisem kosong (empy) maka fasilias pelayanan dikaakan idle (kosong). Benuk pelayanan juga bisa deeminisik aau pobabilisik. Laju pelayanan eganung dai banyaknya pelanggan yang menunggu unuk dibei pelayanan, sebuah seve dapa bekeja lebih cepa jika memiliki anian yang semakin beambah aau sebaliknya. Siuasi dimana pelayanan eganung pada banyaknya pelanggan yang menunggu dalam anian disebu sae dependen sevice. Meskipun isilah ini idak dipakai unuk benuk kedaangan, masalah pelanggan yang idak saba dapa diliha sebagai sae independen aivals kaena sifa kedaangan beganung pada panjang anian. Sehingga panjang anian meupakan hasil dai dua poses episah, kedaangan dan pelayanan. Pelayanan sebagaimana kedaangan, bisa sasione aau nonsasione ehadap waku. 5. Disiplin anian Salah sau fako penyebab uama kemacean adalah aa eib anian yang menenukan bagaimana memilih enias beikunya dai gais unggu (waiing line) yaiu : 1) FIFO (Fis In Fis Ou) masuk peama, kelua peama ejadi bila enias yang daang melakukan anian sesuai dengan waku kedaangannya. Layanan dibeikan pada enias beikunya yang elah menunggu paling lama. 2) LIFO (Las In Fis Ou) masuk eakhi, kelua peama, ejadi bila layanan beikunya dibeikan pada enias yang daang paling akhi. 3) Acak (andom) beai dilakukan pilihan secaa acak ehadap enias unuk mempeoleh layanan. Bila ak ada spesifikasi lain, isilah acak ini menyaakan bahwa semua enias yang sedang menunggu unuk dilayani mempunyai kesempaan yang sama unuk dipilih. 6. Peilaku Pelanggan yang mempengauhi anian Pelu juga dikeahui eaksi pelanggan keika masuk ke dalam sisem anian. Seoang pelanggan bisa memuuskan unuk menunggu walaupun aniannya panjang aau kelua dai sisem jika measa aniannya elalu panjang. Bebeapa peilaku digambakan sebagai beiku: 1) Jika seseoang memuuskan unuk idak masuk ke dalam anian keika ia bau daang kaena mungkin meliha aniannya elalu panjang, maka ia melakukan penolakan aau balked. 2) Jika seoang pelanggan meninggalkan anian kaena idak saba ehadap waku menunggunya, sedangkan dia elah mengani, maka ia dikaakan elah melakukan pembaalan aau eneged. 3) Jika dalam gais unggu aau anian ada yang lebih pendek aau keika pelanggan meliha gais yang lain iu sedang begeak lebih cepa, maka eaksi lain beupa pelanggan beinisiaif pindah dai anian sau ke anian lainnya unuk mencoba menguangi waku di dalam sisem sehingga ejadi poses yang disebu jockeying. 7. Disibusi 1) Pola Disibusi Kedaangan Disibusi Poisson adalah disibusi peluang peubah acak x yang menyaakan banyaknya sukses dalam suau selang waku aau daeah eenu yang dinyaakan dengan dengan memiliki sifa-sifa beiku : Fungsi disibusi kemungkinan unuk suau Poses Poisson digambakan sebagai : ( ) e f ( x, ) x! X x 0,1,2... Lamda adalah aa-aa kelajuan pe uni waku, yang diunjukkan oleh gamba beiku ini : Gamba 4 Gafik Disibusi Poisson Gafik disibusi Poisson pada gamba 2. 4 menggambakan fungsi densias disibusi Poisson dengan nilai λ bevaiasi. Dengan fungsi densias disibusi Poisson ini, maka dipeoleh fungsi disibusi kumulaifnya adalah : X ( ) e f ( x, ) x 0,1,2... x! dai eoi pobabilias dapa diemukan sejumlah kejadian yang muncul dan dinyaakan dalam disibusi Poisson, sedangkan waku anaa kedua kejadian esebu dinyaakan dalam paamee disibusi eksponensial. 53

5 Dengan demikian unuk mengambil sample simulasi dai disibusi Poisson dilakukan dengan (mean) =, yang mana λ adalah paamee eksponensial dan adalah jumlah waku. Dai disibusi ini dikeahui andom vaiabelnya : i = 1/λ ln (u), u = unifom vaiae [0,1] unuk µ = 1/ λ Dengan mengambil i beulang kali sampai jumlah andom vaiae eksponensial melampaui nilai waku unuk peama kali. Hal ini dapa dilakukan unuk seiap disibusi Poisson seelah λ dan sebagai paamee yang dipelukan dikeahui. 2) Pola Disibusi Pelayanan Fungsi disibusi densias dai suau disibusi besifa eksponen adalah : Unuk disibusi kumulaifnya adalah : Bebeapa Conoh disibusi yang besifa eksponen unuk bebagai nilai-nilai lamda diunjukkan gamba 5 dibawah ini : Gamba 5 Gafik Disibusi Eksponensial Selanjunya apabila yang ingin dikeahui adalah ingka pelayanan dan juga lamanya waku pelayanan iu, maka: = waku pelayanan λ = laju pelayanan (sevice ae) dalam uni waku Iu beai disibusi fungsi densias eksponensialnya adalah : f unuk > 0 maka unuk CDF akan dipeoleh : F 0 e x dx 1 e Bila dinyaakan dalam andom numbe akan dipeoleh: F R 1 e 0 dan 1 Maka e 1 R e ln 1 R unuk R = anaa ln -λ = ln R 1 ln R 3) Hubungan Anaa Disibusi Poisson Dan Disibusi Eksponensial Unuk mengeahui bagaimana disibusi waku ana kejadian pada poses Poisson, kia kembali ke fungsi disibusi Poisson. x f ( x) P X x x! e...(2.1) dimana λ adalah eaa kedaangan dan adalah peiode waku. Didefenisikan T sebagai waku suau kejadian, dipeoleh: F( ) P T... (2.2) ini sama dengan T P T F( ) P 1... (2.3) dimana = P T P x 0 e 0 0! e... (2.4) selanjunya disubiusikan ke hasil T P dalam pesamaan (2.3) dan dipeoleh F 1 e yang meupakan fungsi disibusi eksponensial. 8. Analisa Masalah Sisem anian muliseve muliqueue yang dibahas dalam peneliian ini, menyediakan bebeapa buah pelayanan dan seiap pelayanan mempunyai aniannya masing-masing dengan pelayanan FIFO. Pengunjung yang daang memilih anian yang ependek pada saa dia daang. Jika seoang selesai dilayani, enyaa ejadi fenomena yang disebu jockeying, yaiu bepindahnya seoang yang sedang ani ke anian lain yang bau selesai melayani, yang lebih pendek dai aniannya. Ani [i] adalah jumlah oang dalam anian ke-i pada suau saa. Jika dengan 54

6 selesainya sebuah pelayanan pada i menyebabkan ani [j] > ani [i+1] seelah selesainya pelayanan kei, maka oang yang beada pada eko anian ke-j akan bepindah ke eko anian ke-i. Oang yang pindah dai anian ke-j ini akan langsung dilayani oleh pelayan ke-i jika saus pelayanan ke-i adalah kosong, aau menjadi eko anian ke-i jika seve ke-i sedang sibuk. Pola kedaangan ke dalam sisem adalah pola kedaangan Poisson, dengan waku ana kedaangan bedisibusi eksponensial. Dengan pola pelayanan semua seve dianggap sama, juga dianggap edisibusi eksponensial. Simulasi selama selang waku eenu hendak dilakukan unuk jumlah pelayanan yang diubah-ubah unuk mengeahui waku unggu aa-aa, waku ana kedaangan, panjang anian aa-aa, aa-aa waku dalam anian sea uilias seve. Benuk sisem anian muliseve muliqueue dengan jockeying sepei pada gamba 6 beiku : Sisem Anian Gamba 6 Muliseve Muliqueue dengan Jockeying Gamba 7. Flowcha poses kedaangan Pocedue kedaangan diancang unuk memodelkan simulasi kedaangan uni kedalam anian. Pada poses ini, kedaangan dijadwalkan bedasakan bilangan acak waku ana kedaangan ( ineaival ) dan waku pelayanan oleh bilangan acak waku layanan (sevice ime). Analisa even simulasi ada 2 macam yaiu : 1) Aival, kedaangan seseoang unuk dilayani ke salah sau anian. 2) Depaue, selesainya sebuah seve dai suau poses pelayanan. Peisiwa jockeying bukan dianggap even, kaena ejadi sebagai akiba dai depaue. 9. Peancangan Sisem Rancangan poses uama model anian ini masing-masing adalah pocedue kedaangan, pocedue depaue dan pocedue jockeying, digambakan dalam diagam ali pada gamba 7. Gamba 8 Flowcha poses depaue 55

7 Subuin selesai diancang unuk menggambakan depaue aau poses seelah seve selesai dai sebuah pelayanan. Jika pelanggan selesai dai poses pelayanan, maka nilai panjang anian dikuangi, dan melanjukan poses jockeying aau pelayanan beikunya. 2. Pembahasan Pembahasan hasil simulasi ini menyajikan hasil pengujian melalui bebeapa pecobaan dai meode simulasi dan meode analiik yang menggunakan model analiik MMC, unuk menjawab bebeapa peanyaan pening enang kaakeisik dalam sisem anian muliseve muliqueue yang melibakan peisiwa jockeying, yaiu nilai waku unggu aaaa, panjang anian aa-aa, aa-aa waku yang dihabiskan dalam sisem anian sea ingka kesibukan seve. Pengujian peama unuk simulasi ini dimulai dengan menampilkan daa hasil simulasi dengan jumlah seve bebeda-beda yaiu 5-9 selama duasi 1 jam. Gamba 9 Flowcha poses Jockey Diagam ali pogam unuk poses jockeying aau poses bepindah pelanggan ke gais anian yang lebih pendek akiba depaue. bedasakan pada flowcha gamba 9 diaas, eko anian yang lebih panjang menempai posisi seve kosong aau seve dengan gais anian yang lebih pendek pada gais anian lainnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Hasil simulasi ehadap model anian pada peneliian ini diancang aga dapa memodelkan anian muliseve muliqueue ini dan meepesenasikan aspek nyaa dai masalah model anian muliseve muliqueue dengan jockeying. Tampilan awal pogam simulasi anian muliseve muliqueue dengan jockeying ini adalah sebagai beiku : Gamba 10. Menu Uama Sisem Gamba 11. Daa hasil simulasi selama 1 jam dengan jumlah seve = 5 Pada bebeapa pengujian, dai daa hasil simulasi dengan duasi selama 1 jam dan penginpuan jumlah seve yang bevaiasi yang dilakukan dai jumlah seve awal sebanyak 5 hingga 9 seve, dapa diliha bahwa unuk duasi selama 1 jam dengan aa-aa laju pelayanan = 1 dan aa-aa laju kedaangan = 4 ejadi 233 kedaangan kedalam sisem anian. Dengan jumlah kedaangan esebu ada seoang pelanggan yang dilayani dilua duasi simulasi. Nilai kaakeisik hasil simulasi menunjukkan selisih dengan hasil analiik yaiu pada uilias seve unuk jumlah seve = 5 mencapai 70% dai hasil simulasi, kuang 10% dai ingka kesibukan seve dengan meode analiik dengan menggunakan model MMC yang mencapai 80%. Jika jumlah seve diambah menjadi 6 seve, maka nilai kaekeisik hasil simulasi menunjukkan selisih hasil yaiu unuk 56

8 Lq = 0,2485, Ls = 0,2486, Wq = 0,0668, Ws = 0,0668 dai jumlah seve sebelumnya, yang beai bahwa penambahan jumlah seve ini dapa menguangi jumlah panjang anian dan waku unggu aa-aa pelanggan, Unuk penambahan jumlah seve beikunya menghasilkan selisih panjang anian beuu uu 0,3094 dengan 7 seve, 0,3238 dengan 8 seve, 0,3375 dengan 9 jumlah seve dan selisih waku unggu aa-aa pelanggan 0,0832 dengan 7 seve, 0,0871 dengan 8 seve, 0,0907 dengan 9 jumlah seve, penambahan jumlah seve juga menyebabkan semakin kecilnya nilai uilias seve yaiu bekuang sebesa 12 % dai jumlah nilai uilias seve sebelumnya, ini beai bahwa pada saa seve diambah jumlahnya menjadi 6 seve, menyebabkan lebih banyak waku kosong dai seve, aau waku menganggu seve beambah, selanjunya uilias seve menuun sebesa 20 % jika jumlah seve = 7 dan uilias menuun 7 % dai sebelumnya jika jumlah seve diambah sebanyak 8, dan menyebabkan ingka kesibukan seve menuun hingga ingka kesibukan sebesa 38 % unuk jumlah seve = 9, yang beai bahwa jika jumlah seve = 9 maka ingka kekosongan seve bisa mencapai 62% aau uilias seve menuun 31% dibandingkan uilias dengan 5 jumlah seve. Jika dibandingkan dengan hasil pengujian menggunakan meode analiik dengan model MMC dipeoleh unuk penambahan jumlah seve dai 5 ke 6, selisih nilai unuk panjang anian menunjukkan penguangan aa-aa panjang anian yaiu sekia 1,6469, demikian pula unuk waku unggu aa-aa pelanggan bekuang sebesa 0,41 dai sebelumnya, dengan penuunan ingka uililias seve yang lebih besa dai hasil simulasi unuk penambahan jumlah seve yang sama, yaiu nilai penuunan uilias seve sebesa 14 %, selanjunya dipeoleh panjang anian aa-aa 2,0363 dengan 7 seve, 2,1574 dengan 8 seve dan 2,1974 dengan 9 jumlah seve, dan dipeoleh beuu-uu selisih aa-aa waku unggu dalam anian yaiu 0,5091dengan 7 seve, 0,5393 dengan 8 seve dan 0,5494 dengan 9 jumlah seve, nilai selisih yang sama juga dipeoleh unuk aa-aa waku unggu dalam sisem. 2. Dai nilai kaakeisik hasil simulasi dan hasil analiik pada kasus supe mall unuk duasi 1 jam dan eaa laju pelayanan = 1 dan eaa laju kedaangan = 3 maka selisih panjang anian dan waku unggu sanga kecil seiap ada penambahan jumlah seve jika dibandingkan dengan besanya penuunan uilias seve unuk penambahan jumlah fasilias layanan aau seve. 3. Hasil pengujian yang dilakukan dalam bebeapa simulasi, ehadap bebeapa kali penginpuan nilai unuk miu (eaa laju pelayanan) dan lamda (eaa laju kedaangan) yang bebeda-beda, dipeoleh hasil bahwa pada umumnya semakin besa nilai miu semakin kecil nilai kaakeisik anian sebaliknya semakin besa nilai lamda semakin besa nilai kaakeisik aniannya. 4. Hasil pehiungan nilai kaakeisik sisem anian muliseve muliqueue dengan jockeying menggunakan meode simulasi dapa dimanfaakan dalam membanu pengambil kepuusan unuk menenukan ingka layanan ideal yang dibeikan kepada pelanggan V. REFERENSI [1] Anony Panaa, 2003, Pemogaman Delphi 7.0, Andi offse, Yogyakaa [2] Esi Nu Kuniawai, Reno Subeki, Pemodelan Sisem Anian Mulyseve dengan Mulyask seve menggunakan Vacaion Queueing Model,2012,FMIPA UNY Yogyakaa [3] Hillie, F. S., and G. J. Liebeman, Inoducion To Opeaions Reseach, McGaw-Hill, Inc.,New Yok, New Yok, 998 pages. [4] Levin, Richad I., e al. (1992). Quaniaive Appoaches o Managemen, eigh ediion, New Yok, McGaw-Hill Inenaional Ediions. [5] Toha, Hamdy A. (1997). Opeaions Reseach: an inoducion, Penice Hall, NJ. IV. KESIMPULAN 1. Raa-aa jumlah pelanggan baik dalam anian maupun dalam sisem sanga dipengauhi oleh banyaknya jockey yang ejadi dalam simulasi dimana peisiwa jockey menguangi beban anian hanya pada sau gais unggu dan mempecepa laju pegesean gais anian sehingga menguangi panjang anian. 57

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN 0 TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN Penenuan ungsi peluang aau ungsi densias dai ungsi peubah acak bisa juga dilakukan melalui ungsi pembangki momen Dalam penenuannya, enu saja haus digunakan siasia dai ungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1 Tansien Slusi umum pesamaan gelmbang Cn cn Swic n kndisi unmaced pecabangan Mudik Alaydus, Uni. Mecu Buana, 008 Pesenasi 9 Pada pembaasan sebelumnya : pengandaikan sinyalyangyang amnis, aau kndisi sinyal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR DAN BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT (Sudi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Oleh: Devni Pima Sai, S.Si, M.Sc.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK

OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK OPIMASI OPEASIONAL WADUK WONOEJO SEBAGAI WADUK SEBAGUNA MENGGUNAKAN POGAM DINAMIK Dwi Indiyani 1, Pof. D. I. Nadjadji Anwa, MSc 2, D. I. Edijano 2 1 Mahasiswa Pascasajana eknik Sipil Juusan Hidoinfomaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

z`?ï%!$# (#qãztb#uä (#qãy?ïètgó?$# Î?ö9 Á9$$Î/ Ío4qn= Á9$#ur 4 bî)

z`?ï%!$# (#qãztb#uä (#qãy?ïètgó?$# Î?ö9 Á9$$Î/ Ío4qn= Á9$#ur 4 bî) Juma, 15 Januai 2016 10:58 RIHLAH IBADAH HAJI SABAR DAN SABAR LAGI [1] g'» ì B û ï É» Á Ç Ê Ì È z`ï% (qzbu (qyïgó ö Á/ Ío4qn= Áu 4 b Aina: Hai oang-oang ang beiman, Jadikanlah saba dan shala sebagai penolongmu[ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCESS) DAN SURPLUS PROCESS

HUBUNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCESS) DAN SURPLUS PROCESS HBNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCE DAN RPL PROCE Tohap Manuung Pogam sudi Maemaika FMIPA nivesias am Raulangi Jl Kampus nsa Manado, 955 Kis_on79@yahoocom ABTRAK uau analisis model coninous-ime

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR Poseding Semina Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabu, 1 Novembe 015 Bale Sawala Kampus Univesias Padjadjaan, Jainango PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR AYU LUSIYANA-1

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah antrian adalah masalah umum yang pernah dan akan dialami oleh siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti antrian kendaraan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara Junal Ilmu Adminisasi Publik 3 () (5): 557 Junal Adminisasi Publik hp://ojs.umaid/index.php/publikauma Pengauh Kineja Pegawai Tehadap Efekivias Oganisasi di Bio Umum Bagian Humas dan Pookole Kano Gubenu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT Swesi Yunia Puwani, Asep K. Supiana, Nusani Anggiani Absak Maemaika sanga bepean dalam pengembangan ilmu konol. Aplikasi sisem konol

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Laboaoium Lapang (Agosologi) Fakulas Peanian dan Peenakan UIN Suska Riau. Peneliian ini belangsung selama bulan yaiu pada

Lebih terperinci

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia Analisis Kovaiansi pada Rancangan Acak Lengkap dengan Peubah Pengiing Beganda Menggunakan Pendekaan Maiks Wimi Saika #1, Lufian Almash *, Yenni Kuniawai #3 # Mahemaics Depaemen Sae Univesiy of Padang Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Maemaika Kelas IX Semese Maei Bangun Ruang Sisi Lengkung GEOMETRI BB II BNGUN RUNG SISI LENGKUNG. Pengeian dan Unsu-unsu Tabung, Keucu, dan Bola. Tabung Tabung adalah bangun uang yang dibaasi oleh dua

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket.

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket. Bab V Bangun Ruang Sisi Lengkung K aa Kunci Tabung Jaing-jaing Keucu Luas Pemukaan Bola Volume K D ompeensi asa 1.1 Menghagai dan menghayai ajaan agama yang dianunya. 2.2 Memiliki asa ingin ahu, pecaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL ADI JAYA NBI : 4110606 Pogam Teknik Indusi Univeesias 17 Agusus 1945 Suabaya Adijaya1910@gmail.com ABSTRAK Dalam angka peningkaan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR

PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR Oleh : Ahmad Subandi, Sujadi.P dan M.Azis Fidaus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci