BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kosep Risk ad Retur Retur Hore da Wachoviz (1998) medefiisika retur sebagai Beefit which related with ower that icludes cash divided last year which is paid together with market cost appreciatio or capital gai which is realizatio i the ed of the year. Meurut Joes (2000) Retur is yield ad capital gai(loss). Yield adalah cash flow yag dibayarka secara periodik kepada pemegag ivestasi. Sedagka capital gai (loss) adalah selisih atara harga sebuah ivestasi pada saat pembelia dega harga pada saat pejuala. Berdasarka pegertia di atas, dapat diambil kesimpula retur adalah keutuga (kerugia) yag didapat dari jumlah cash flow (divide/ kupo) saat memegag suatu ivestasi ditambah gai (loss) yag didapat saat mejual kembali ivestasi tersebut. Dalam melakuka pemiliha da evaluasi istrume ivestasi di masa depa, setiap ivestor aka berhadapa dega ketidakpastia karea suatu retur yag aka diperoleh bukalah sesuatu yag bear-bear pasti. Bayak faktor yag berpera di belakag semua itu. Oleh karea itu, ivestor aka memberika perhatia kepada retur yag diharapka terjadi (expected retur) dari ivestasi yag aka dilakuka di masa depa. Retur dari suatu ivestasi dipegaruhi oleh faktor iteral maupu faktor eksteral. Faktor iteral yag berasal dari dalam perusahaa, jika dalam ivestasi obligasi seperti kierja perusahaa, risiko gagal bayar perusahaa. Sedagka faktor 6

2 eksteral berasal dari luar peusahaa ataupu hal-hal yag berhubua dega kodisi makroekoomi Risk Meurut Reily, et al. (2000), Risk is the ucertaity that ivestmet will ear its expected rate of retur. Risiko merupaka ketidakpastia atas ivestasi yag aka diperoleh dega imbal hasil yag diharaka. Keow, et al. (2005) medefiisika Risk is the likely variability associated with expected reveue or icome streams. Risiko adalah kemugkia terjadi variabilitas dari retur yag dihasilka. Berdasarka pegertia diatas dapat disimpulka bahwa risiko adalah peyimpaga yag terjadi atara aktual retur dega imbal hasil yag diharapka (expected retur). Expected Retur Expected retur saat risiko bertambah Expected retur saat meuda kosumsi RISK Gambar 2.1 Risk-Retur Trade Off (Sumber: Fiacial Maagemet, Keow hal ) Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa risk da retur mempuyai hubuga yag searah da liier. Meurut Keow (2005) ada sepuluh prisip yag medasari 7

3 pembelajara dari Maajeme Keuaga. Prisip pertama dari sepuluh prisip tersebut adalah The Risk-Retur Trade-Off: We wo t take o additioal risk uless we expect to be compesated with additioal retur. Pejelasa dari prisip ii sederhaa saja. Tigkat pegembalia yag diharapka mecermika tigkat risiko ivestasi yag bersagkuta. Apabila suatu betuk ivestasi mempuyai resiko yag lebih tiggi, maka sudah tetu ivestasi ii digajar dega tigkat retur yag lebih tiggi pula. Begitu juga sebalikya. Dalam memilih istrume ivestasi, ivestor aka mecari istrume yag dapat memberika kompesasi atas risiko yag ada pada istrume ivestasi tersebut. Risiko dibagi mejadi dua jeis : Risiko sistematik (systematic risk) yaitu risiko yag tidak dapat dihidari melalui diversifikasi atau pembetuka portfolio dari sejumlah aset. Risiko ii berkaita dega kodisi pasar secara umum, misalya perubaha dalam perekoomia secara makro, risiko tigkat buga, risiko politik, risiko iflasi, risiko ilai tukar da risiko pasar. Risiko o-sistematik (usystematic risk) yaitu risiko yag dapat dihidari atau diperkecil besarya dega melakuka diversifikasi pembetuka potfolio sejumlah aset. Ada tiga karakteristik ivestor dalam meghadapi situasi yag megadug risiko: Risk taker (seeker). Ivestor jais ii adalah ivestor yag seag meghadapi risiko, bila dihadapka dega dua piliha ivestasi dega tigkat pegembalia yag sama amu risiko yag berbeda, maka ia aka memilih ivestasi dega risiko yag lebih tiggi. Risk Neutral. Ivestor jeis ii adalah ivestor yag bersikap etral terhadap risiko, dia tidak ati-risiko, tapi juga tidak mecari-cari risiko. Ivestor jeis 8

4 ii aka megaharapka kompesasi yag setimpal setiap keaika dari risiko ivestasiya. Risk averter. Ivestor jeis ii adalah ivestor yag tidak meyukai risiko da bahka cederug meghidari risiko. Ivestor ii haya aka memilih ivestasi dega tigkat risiko yag kecil. 2.2 Pegertia Obligasi Istrume pasar modal pada dasarya terdiri dari dua jeis, yaitu equity da debt. Equity istrumet biasa kita keal dega sebuta saham. Sedagka debt istrumet adalah obligasi. Esme Faerber (1993:20) meyataka bahwa obligasi pada dasarya sama seperti tabuga pada bak. Pada saat ivestor meempatka uag, hal ii berarti ivestor memberika pijama uag kepada bak. Bak aka memberika buga kepada ivestor. Hal ii juga berlaku pada obligasi, ivestor yag membeli obligasi memijamka uag kepada pihak peerbit obligasi utuk kemudia medapatka buga bagi pijamaya tersebut. Saat obligasi jatuh tempo, ivestor aka meerima ilai prisipal (dasar) dari apa yag telah dia ivestasika. Hal ii sama dega pemilik tabuga aka medapat jumlah uag yag mereka taruh di bak saat mereka melakuka pearika. Obligasi adalah surat perjajia hutag. Perbedaa terbesar atara tabuga da obligasi adalah bahwa ivestor dapat mejual kepada ivestor lai obligasi tersebut sebelum jatuh tempo. Sedagka tabuga tidak dapat dijual kepada ivestor lai. Oleh karea itu, obligasi adalah surat hutag yag bisa diegosiasika tidak seperti tabuga. Frak J. Fabozzi (2000:1) megataka bahwa obligasi adalah istrume hutag yag megharuska peerbit (debitur) utuk membayar sejumlah uag yag dipijam 9

5 ditambah dega buga kepada ivestor (kreditur) pada jagka waktu yag ditetuka. Zvi Bodie, Alex Kae, da Ala J. Marcus (2007:277) megataka bahwa obligasi adalah sekuritas yag mewajibka peerbitya utuk melakuka pembayara tertetu kepada pemegag obligasi pada jagka waktu tertetu. Arthur J Keow (2004: 224) megataka bahwa obligasi adalah suatu jeis utag atau surat kesaggupa bayar jagka pajag, yag dikeluarka oleh pemijam, yag berjaji membayar ke pemegagya dega sejumlah buga tiap tahu yag ditetuka sebelumya. 2.3 Jeis obligasi Berdasarka peerbitya Obligasi Pemeritah (govermet bod) Obligasi pemeritah adalah obligasi yag dikeluarka oleh pemeritah pusat dari sebuah egara. Obligasi ii umumya dikeluarka utuk membiayai pembagua egara. Obligasi Korporasi (corporate bod) Obligasi korporasi adalah obligasi yag dikeluarka oleh perusahaaperusahaa, baik perusahaa swasta maupu Bada Usaha Milik Negara (BUMN). Obligasi daerah (muicipal bod) Obligasi daerah adalah obligasi yag dikeluarka oleh pemeritah daerah seperti pemda DKI, yag atiya diguaka utuk membiayai pembagua daerah setempat. 10

6 2.3.2 Berdasarka tigkat suku buga Suku buga tetap Obligasi dega tigkat suku buga tetap adalah obligasi yag membayarka tigkat kupo yag sama yag terus meerus higga saatya jatuh tempo. Obligasi dega pembayara kupo yag tetap disebut berseri Fixed Rate (FR). Suku buga megambag Obligasi dega tigkat suku buga megambag adalah jeis obligasi yag pembayara buga kupoya dapat berubah dari waktu ke waktu. Besarya kupo obligasi umumya didasarka kepada tigkat buga tertetu seperti SBI ditambah beberapa perse. Sehigga jika tigkat SBI meigkat, maka besarya kupo juga ikut meigkat, da sebalikya. Obligasi dega pembayara kupo yag megambag ii biasaya disebut berseri variable rate (VR). Suku buga campura Terkadag tigkat kupo dari obligasi juga merupaka campura fixed rate da juga variable rate. Zero coupo bod Obligasi yag merupaka zero coupo bod dijual pada harga disko, pemegag obligasi juga tidak meerima pembayara kupo. Namu pada akhir periode pemegag obligasi meerima pembayara par secara peuh. Obligasi Syariah Obligasi syariah tidak mempuyai tigkat pembayar kupo, biasaya merupaka bagi hasil. 11

7 2.3.3 Berdasarka kepemilika Register Bod Kepemilika obligasi berada di taga siapa saja yag memegag obligasi. Bearer Bod Kepemilika obligasi terbatas pada pemilik yag tercatat di kustodia setral. 2.4 Risiko Obligasi Ada bayak hal yag mempegaruhi retur dari sebuah istrume. Ada sebuah ugkapa yag sagat populer di bidag keuaga yaitu high risk high retur, lo risk lo retur. Ugkapa tersebut merupaka salah satu simbol bahwa retur dari sebuah istrume sagat dipegaruhi oleh resiko istrume tersebut. Oleh karea itu, mari kita tegok lebih lajut apa saja yag mejadi resiko dari sebuah obligasi. Sebagai salah satu istrume ivestasi, tetu saja obligasi mempuyai risiko. Aka tetapi tetu saja tigkat resiko bervariasi tergatug jeis obligasi da juga peebitya. Berikut adalah jeis-jeis resiko yag dihadapi oleh pemegag obligasi. Iterest rate risk. Perubaha pada tigkat buga pasar dapat terjadi kapa saja, da ii mempuyai dampak lagsug bagi istrume obligasi. Harga dari obligasi berbadig terbalik dega perubaha pada tigkat suku buga. Saat suku buga bergerak aik, maka harga obligasi aka turu, begitu juga sebalikya. Credit Risk/ Default Risk. Resiko ii berkaita dega kemampua pihak peerbit obligasi utuk membayar kupo da prisipal dari sebuah obligasi. Tigkat resiko ii juga berbeda-beda meurut perusahaa peerbit obligasi. Credit risk ii biasaya digambarka dega megguaka ratig. Purchasig Power Risk. Pembayara kupo biasaya dalam jumlah yag tetap, tetu saja ilai pembayara ii aka meuru karea dipegaruhi oleh iflasi. 12

8 Saat tigkat iflasi meigkat, harga obligasi aka cederug turu karea purchasig power dari pembayara kupo berkurag. Tigkat iflasi yag lebih redah dari yag diharapka aka membuat harga obligasi aik. Call Risk. Risiko ii dihadapi bagi pemilik obligasi yag mempuyai fitur call di dalamya. Risiko dimaa obligasi aka dibeli oleh peerbit dega harga yag lebih redah daripada saat dibeli oleh ivestor. Seperti misalya ivestor membeli pada harga premium, sedagka peerbit membeliya pada harga par. Liquidity Risk. Resiko ii mucul akibat tidak likuidya obligasi di pasar sehigga dapat meimbulka kesulita megubah obligasi ii mejadi uag. Likuiditas petig sekali karea ivestor yag membeli obligasi aka lebih puas bila bisa dega mudah mejual obligasi tersebut ke pasar, sehigga kas dapat dimiliki kapa pu. Risiko ii petig bagi para ivestor yag tidak merecaaka utuk memegag obligasi higga jatuh tempo. Maturity Risk. Risiko ii juga ada pada semua obligasi tetapi terutama pada obligasi korporasi. Secara umum, semaki lama jatuh tempo suatu obligasi, semaki besar tigkat ketidakpastia sehigga semaki besar risiko maturitas. Risiko maturitas dari obligasi (pemeritah da korporasi) egara berkembag seperti Idoesia wajarya lebih besar daripada risiko maturitas obligasi egara maju seperti Amerika. Foreig Exchage Risk. Risiko yag mucul apabila memiliki ivestasi obligasi pada mata uag asig, da terjadi area pergeraka kurs dari mata uag asig tersebut. 2.4 Valuasi Obligasi Nilai dari sebuah obligasi dapat dijelaska sebagai jumlah uag atau juga tigkat pegembalia yag dijajika aka diterima oleh ivestor disertai dega 13

9 asumsi-asumsi tertetu. Reily da Brow (2003), megataka bahwa valuasi dari sebuah obligasi dapat dilakuka dega dega pedekata yield model. Namu sebelum membahas lebih lajut megeai model tersebut ada baikya utuk megetahui dasar rates of retur dari obligasi. Rates of retur dari obligasi dihitug sama dega meghitug retur saham atau aset maapu. Melihat perbedaa atara edig price da begiig price da juga cash flow selama holdig period. Elto & Gruber (1991) pada bukuya megataka bahwa retur dari obligasi mempuyai dua kompoe yaitu pedapata buga (dari pembayara kupo), da juga capital gai/loss dari perubaha harga obligasi. HPR i, t + 1 = P i, t It Pi, t i, t + 1 HPRi,t+1 Pi,t+1 Pi,t Iti,t+1 = Holdig period retur utuk obligasi i selama periode t = Harga pasar dari obligasi pada akhir periode t = Harga pasar dari obligasi pada awal periode t = Iterest yag diberika atau accrued pada obligasi i selama periode t+1. Ada beberapa jeis yield yag dikeal dalam ivestasi obligasi, yaitu : Nomial Yield. Tigkat buga kupo saat peerbita. Curret Yield. Imbal hasil obligasi saat ii, kalau pada saham adaah seperti divide yield. CY = Ci / Pm CY Ci Pm = curret yield obligasi = pembayara kupo tahua = harga pasar obligasi saat ii 14

10 Yield To Maturity. Imbal hasil yag aka didapat sampai tiba waktuya jatuh tempo dari sebuah obligasi. = Pp Pm Ci + t = 1 (1 + i) t (1 + i) Dimaa, Pm Ci i Pp = harga pasar obligasi saat ii = waktu jatuh tempo (tahu) = ilai pembayara kupo = yield to maturity = par value Yield To Call. Salah satu fitur obligasi adalah callable. Maka yield to call adalah imbal hasil yag diterima oleh pemilik obligasi samapi dega oblgasi dibeli kembali oleh peerbit obligasi. Pm = Ci + Pc t = 1 (1 + i) t (1 + i) Pm Ci i Pc = harga pasar obligasi saat ii = waktu jatuh tempo (tahu) = ilai pembayara kupo tahua = yield to call = harga call dari obligasi Realized (Horizo) Yield. Pegguaa realized yield adalah utuk megestimasika tigkat retur dari obligasi yag aka dijual sebelum waktu jatuh tempoya. 15

11 = Pf Pm Ci + t = 1 (1 + i) t (1 + i) Pm Ci Pf = harga pasar obligasi saat ii = waktu jatuh tempo (tahu) = ilai pembayara kupo tahua = harga masa depa 2.5 Karakteristik Obligasi Keow, et al. (2005) dalam bukuya Fiacial Maagemet megataka bahwa ada 7 karakteristik da termiologi dari obligasi, yaitu : Klaim terhadap pedapata da aset perusahaa. Obligasi merupaka surat utag, maka klaim terhadap pedapata da aset perusahaa bagi pemegag obligasi aka lebih didahuluka daripada pemegag saham. Pemegag saham haya aka medapatka divide setelah pemegag obligasi da pemegag saham prefere memiliki hakya. Begitu juga dega dalam kodisi kebagkruta, klaim utuk pemegag obligasi harus dipeuhi terlebih dahulu. Par Value. Nilai par/ face value dari obligasi adalah jumlah yag aka diterima ivestor saat obligasi jatuh tempo. Coupo Iterest Rate. Tigkat buga kupo megidikasika persetase dari par value yag aka dibayarka kepada pemegag obligasi dalam satu tahu sebagai buga dari obligasi tersebut. Maturity. Maturitas adalah waktu sampai dega peerbit obligasi megembalika uag sejumlah ilai par kepada pemegag obligasi. 16

12 Ideture. Ideture adalah kotrak perjajia legal atara perusahaa peerbit obligasi da bada pejami obligasi (trustee) yag berpera sebagai wakil dari pemegag obligasi. Ideture meyediaka jagka waktu yag spesifik dari perjajia pijama (obligasi) tersebut, termasuk deskripsi obligasi tersebut, hak dari pemegag obligasi, hak dari perusahaa yag megeluarka obligasi, da kewajiba dari bada pejami (trustee). Bada pejami biasaya adalah istitusi perbaka yag kemudia diberi tugas utuk megawasi hubuga atara pemegag obligasi da perusahaayag megeluarka obligasi, melidugi pemegag obligasi, da melihat apakah syarat syarat dari Ideture dilaksaaka dega baik. Biasaya ketetapa yag dibuat dalam Ideture berusaha utuk melidugi posisi keuaga pemegag obligasi. Ketetapa tersebut biasaya meligkupi : o Memperbolehka utuk mejual piutag o Membatasi divide dari saham biasa o Melarag pembelia ataupu pejual dari aset tetap o Melakuka pembatasa pada pijama tambaha Curret Yield. Rasio dari buga yag diterima tahua dibadigka dega harga pasar, atau secara matematis ditulis sebagai: CY = C P t m CY = curret yield C t = pembayara kupo per tahu P m = harga pasar Ratig. Ratig didefiisika sebagai opii formal tetag kemampua perusahaa (emite) dalam memeuhi kewajiba fiasialya dega 17

13 meghitug faktor-faktor risiko yag releva. Perusahaa pemerigkat atau yag megeluarka ratig dari sebuah emite di Idoesia adalah Pefido da Kasic yag kemudia berubah mejadi Moody s. Perusahaa perusahaa ii meyediaka perigkat bagi perusahaa yag megeluarka obligasi. Perigkat yag dikeluarka biasaya meliputi peilaia terhadap resiko dimasa yag aka datag yag berpotesi terhadap obligasi tersebut. Perigkat obligasi juga bisa dikataka sebagai cermia kemampua da keigia suatu perusahaa utuk membayarka kembali hutagya. Perigkat obligasi dibuat oleh perusahaa pemerigkat berdasarka aalisis berbagai aspek perusahaa dari iformasi disediaka oleh pihak peerbit da didapatka dari berbagai sumber dega mempertimbagka keasliaya. Perigkat kredit tersebut dapat diubah, ditagguhka, atau ditarik kembali sebagai hasil dari perubaha material dalam struktur hutag perusahaa. Karea peelitia ii haya megguaka ratig dari Pefido, buka dari lembaga lai, sebagai salah satu variabel idepedeya, maka haya aka dibahas megeai defiisi perigkat obligasi pada Pefido. Perigkat idaaa Keteraga idaaa merupaka perigkat palig tiggi dalam PEFINDO. Kemampua perusahaa utuk memeuhi kewajiba jagka pajagya melebihi dari perusahaa laiya sehigga bisa dikatak bahwa perusahaa ii superior. idaa Obligasi yag berada pada perigkat id AA memiliki perbedaa yag sedikit dega perigkat diatasya sehigga bisa dikatak bahwa kemampua perusahaa ii utuk memeuhi kewajibaya sagat kuat (very strog). 18

14 ida Obligasi yag memiliki perigkat id A bisa dikataka kuat (strog) tetapi obligasi perusahaa ii lebih mudah terkea dampak dari perubaha ekoomi. idbbb Obligasi dega perigkat id BBB meyataka obligasi yag cukup memadai (adequate) tetapi perubaha ekoomi atau perubaha kodisi lebih mudah megubah kemampua obligor dalam memeuhi kewajibaya. idbb Obligasi dega perigkat id BB meyataka bahwa obligasi ii agak lemah (somewhat weak). Obligasi idb Obligasi dega perigkat id B meyataka bahwa obligasi ii lemah (weak). Obligor masih mampu membayar komitme jagka pajagya. Tetapi apabila ada perubaha ekoomi atau bisis amak aka memperburuk kemampua obligor utuk dapat membayar kewajibaya. idccc Obligasi dega perigkat id CCC sagat mudah utuk megalami default (vularable) da sagat terpegaruh terhadap kodisi bisis da ekoomi utuk memeuhi kewajibaya. idsd Obligasi dega perigkat id SD (selective default) meyataka bahwa obligor telah gagal (failed) utuk membayar satu atau lebih obligasiya. Ketika suatu obligasi telah diyataka dega perigkat SD maka PEFINDO telah meyataka bahwa obligor telah gagal bayar pada beberapa obligasi tetapi aka dapat melakuka pembayara terhadap obligasi laiya. idd Obligasi dega perigkat id D maka perusahaa yag megeluarka obligasi tersebut telah gagal bayar (default). Tabel 2.1 Defiisi Perigkat Obligasi (Sumber: Publikasi Pefido) 19

15 Catata : Sebagai tambaha tada tambah (+) atau kurag (-) dapat dicatumka mulai AA higga CCC. (+) : medekati kategori yag diatasya. (-) : berperigkat lebih baik dari ratig dibawahya, amu medekati. 2.6 Teori Volatilitas Harga Obligasi Sebelum membahas tetag volatilitas harga obligasi lebih lajut, ada baikya megetahui tetag bagaimaa sebearya harga obligasi. Berbeda dega harga saham yag diyataka dalam betuk mata uag, harga obligasi diyataka dalam persetase (%), yaitu persetase dari ilai omial. Ada 3 (tiga) kemugkia harga pasar dari obligasi yag ditawarka, yaitu: Par (ilai Pari) : harga obligasi sama dega ilai omial. At premium (dega Premi) : harga obligasi lebih besar dari ilai omial. At discout (dega Disko) : harga obligasi lebih kecil dari ilai omial Price Yield Gambar 2.2 Price-Yield Relatioship (Sumber: Essetial of Ivestmets, 5 th ed, Bodie, Kae, Markus. 2003) 20

16 Volatilitas harga obligasi adalah persetase perubaha pada harga obligasi, da dihitug dega megguaka rumus, sebagai P = EPB BPB 1 EPB BPB = harga akhir dari obligasi = harga awal dari obligasi Malkiel (1962) megguaka model valuasi obligasi utuk meujukka bahwa harga pasar dari obligasi merupaka fugsi dari 4 faktor yaitu ilai par, tigkat buga kupo, jumlah tahu meuju jatuh tempo, da tigkat buga pasar. Hubuga atara perubaha yield da perubaha harga obligasi digambarka oleh malkiel seperti di bawah ii : 1. Pergeraka harga obligasi berbadig terbalik dega yield obligasi. 2. Pada tigkat perubaha yield tertetu, semaki lama maturitas dari obligasi maka semaki besar juga perubaha harga dari obligasi. Maka, volatilitas harga obligasi berhubuga secara lagsug dega lama waktu jatuh tempo. 3. Volatilitas harga obligasi meigkat, amu maki lama peigkata maki meuru, sejala dega peigkata lama waktu jatuh tempo. 4. Pergeraka harga obligasi yag dihasilka dari perubaha yield tidaklah simetris. Pegaruh peurua pada yield yag meaikka harga obligasi lebih besar daripada pegaruh peigkata yield yag meuruka harga obligasi. 5. Semaki besar kupo yag dikeluarka, maka semaki kecil perubaha harga. Maka, volatilitas harga obligasi berhubuga terbalik dega kupoya. 21

17 2.7 Teori Durasi Obligasi Durasi adalah tolak ukur seberapa resposif harga sebuah obligasi terhadap perubaha tigkat suku buga. Selai itu durasi juga berfugsi sebagai rigkasa statistik maturitas efektif obligasi. Durasi ii dihitug sebagai rata-rata tertimbag dari waktu dikalika dega kupo atau omial pembayara atas obligasi, atau secara matematik tertulis sebagai, Dimaa, D = 1 1 P tc t ( kb) t= + o t D C t k b P o = durasi Macaulay = jumlah tahu meuju jatuh tempo = arus kas yag aka diterima pada waktu t = required rate of retur dari pemegag obligasi = ilai sekarag dari obligasi Jika terjadi perubaha suku buga, persetase perubaha harga obligasi adalah proporsioal dega besarya duratio, yaitu semaki lama duratio aka semaki besar pula perubaha obligasi. Perubaha secara proporsioal harga obligasi karea perubaha suku buga atau yield to maturity ii disebut durasi modifikasi (modified duratio), adapu secara matematik ditulis sebagai Dimaa, D* = 1 + D y m D = durasi Macaulay D* = durasi Modifikasi 22

18 Y m = yield to maturity = jumlah pembayara kupo per tahu 23

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ii aka memberika iformasi hal yag berkaita dega lagkah-lagkah sistematis yag aka diguaka dalam mejawab pertayaa peelitia.utuk itu diperluka beberapa hal sebagai

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 05 KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akutasi Idik Sodiki,SE,MBA,MM Pedahulua Kosep ilai waktu dari uag (time value of moey) pada dasarya mejelaska

Lebih terperinci

Buku Padua Belajar Maajeme Keuaga Chapter 0 KONSEP NILAI WAKTU UANG. Pegertia. Nilai Uag meurut waktu, berarti uag hari ii lebih baik / berharga dari pada ilai uag dimasa medatag pada harga omial yag sama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki

Lebih terperinci

Muniya Alteza

Muniya Alteza NILAI WAKTU UANG 1. Kosep dasar ilai waktu uag (time value of moey) 2. Nilai masa depa (future value) 3. Nilai sekarag (preset value) 4. Auitas (auity) 5. Perpetuitas (perpetuity) 6. Buga tahua efektif/

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang BAB II LANDASAN TEORI A. Maajeme Keuaga Keuaga terdiri dari tiga bidag yag salig berhubuga: (1) pasar uag da pasar modal, berkaita dega pasar sekuritas da lembaga keuaga; () ivestasi, yag memfokuska pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Pegukura kierja keuaga perusahaa pada dasarya dilaksaaka karea igi megetahui tigkat profitabilitas (keutuga) da tigkat resiko atau tigkat kesehata suatu

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA. Fitriani Agustina, Math, UPI

KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA. Fitriani Agustina, Math, UPI KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA Fitriai Agustia, Math, UPI 1 Fiacial Derivative Opsi Mafaat Opsi Opsi Eropa Peetua Harga Opsi Kekovergea Model Biomial Fitriai Agustia, Math,

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si.

ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si. ANUITAS 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmato,S.Si. 1 OVERVIEW Auitas adl suatu pembayara dalam jumlah tertetu, yag dilakuka setiap selag waktu da lama tertetu, secara berkelajuta. Suatu auitas yg pasti dilakuka

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tijaua Peeliti Terdahulu Peelitia yag dilakuka oleh Laraswati tahu 2010 yag meeliti tetag portofolio optimal saham yag masuk dalam Jakarta Islamic Idex (JII). Kesimpula dari

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dalam Ginting (2004) berpendapat bahwa rasio PBV adalah alat pengukur dari

BAB II URAIAN TEORITIS. dalam Ginting (2004) berpendapat bahwa rasio PBV adalah alat pengukur dari BAB II URAIAN TEORITIS A. Peelitia Terdahulu Peelitia di luar egeri yag dilakuka oleh Fama da Frech (993) dalam Gitig (2004) berpedapat bahwa rasio PBV adalah alat pegukur dari keadaa kesulita keuaga (fiacial

Lebih terperinci

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN Jl. Raya Wagu Kel. Sidagsari Kta Bgr Telp. 0251-8242411, email: prhumasi@smkwikrama.et, website : www.smkwikrama.et BAB 2 : BUNGA, PERTUBUHAN DAN PELURUHAN PENGERTIAN BUNGA Buga adalah jasa dari simpaa

Lebih terperinci

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan. Arti ivestasi : a. Hasil pejuala. b. Biaya c. Ekspektasi da kepercayaa. Ivestasi : peigkata barag modal berujud Kekuata Ekoomi Utama; Hasil pegembalia ivestasi yag dipegaruhi oleh struktur ekoomi, biaya

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM MATEMATIKA BISNIS OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM BAB BARISAN DAN DERET A. BARISAN Barisa bilaga adalah susua bilaga yag diurutka meurut atura tertetu.betuk umum barisa bilaga a,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecaha Masalah Dalam ragka peigkata keakurata rekomedasi yag aka diberika kepada ivestor, maka dicoba diguaka Movig Average Mometum Oscillator (MAMO). MAMO ii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom.

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom. Pokok Bahasa -9. Retur da Risiko Lecture Note: Defiisi retur da risiko Klasifikasi retur da risiko Hubuga retur da risiko Retur da Risiko Aktiva Tuggal Abormal Retur Retur da Risiko Portofolio 1 2 Retur

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom.

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom. Pokok Bahasa 3-6. Retur da Risiko Lecture Note: Defiisi retur da risiko Klasifikasi retur da risiko Hubuga retur da risiko Retur da Risiko Aktiva Tuggal Abormal Retur Retur da Risiko Portofolio 1 Retur

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO KERANGKA PIKIR EVALUASI KINERjA PORTOFOLIO (EKP) MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO RISK-ADJUSTED PERFORMANCE - INDEKS SHARPE - INDEKS TREYNOR - INDEKS JENSEN dede08m.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 3.1 Pegatar Pada bab ii aka dibahas megeai metodologi peelitia da data yag dipakai. Jeis peelitia ii megguaka metode kuatitatif. 3. Metodologi utuk pemecaha masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG Hei Fitriai Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Sriwijaya Jala Raya Prabumulih Km. 32 Ideralaya Oga Ilir Sumatra Selata E-mail:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK 2.1. Buga Majemuk Ada sedikit perbedaa atara suku buga tuggal da suku buga majemuk. Pada suku buga tuggal, besarya buga B = Mp tidak perah digabugka dega modal M. Sebalikya

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

Program Bonus Mempertahankan Tingkat Pencapaian Dalam Rangka Pembelian Kendaraan Bermotor (Program Kendaraan Bermotor)

Program Bonus Mempertahankan Tingkat Pencapaian Dalam Rangka Pembelian Kendaraan Bermotor (Program Kendaraan Bermotor) Program Bous Mempertahaka Tigkat Pecapaia Dalam Ragka Pembelia Kedaraa Bermotor (Program Kedaraa Bermotor) Perusahaa : PT. Family Member Group Idoesia (FM Group Idoesia) Mulai Program : 1 Jauari 2015 Kualifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

Aspek Keuangan 2. dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.

Aspek Keuangan 2. dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. plikasi Bisis TI, Pertemua 9 Sistem Iformasi-UG spek Keuaga 2 CSH FLOW Cash flow ( alira kas ) merupaka sejumlah uag kas yag keluar da yag masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaa, dega kata lai adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI LNDSN TEORI. Risiko da Maajeme Risiko Defiisi Risiko dalam arti luas adalah potesial kejadia yag tidak diigika jaga terjadi tetapi terjadi, atau sebalikya potesi kejadia yag diigika terjadi tetapi tidak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. III. METODE PENELITIAN 1.1. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag bersifat historis. Sumber data sekuder adalah sumber data peelitia yag diperoleh peeliti secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Iflasi merupaka suatu feomea moeter yag selalu meresahka da meggerogoti stabilitas ekoomi suatu egara yag sedag melakuka pembagua. Iflasi yag melebihi agka dua digit,

Lebih terperinci

MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI

MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI PENGERTIAN INDUSTRI PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI ESTIMASI EARNING PER SHARE (EPS) INDUSTRI PERSAINGAN DAN RETURN INDUSTRI YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH #12&13 Bunga Majemuk

CATATAN KULIAH #12&13 Bunga Majemuk CATATAN KULIAH #12&13 Buga Majemuk 10.1 Pedahulua Pada pembahasa sebelumya diasumsika bahwa P atau ilai pokok pembayara tidak megalami perubaha dari awal higga akhir sehigga ilai buga selalu dihitug dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakag Peelitia Keadaa perekoomia yag terus berubah-ubah aka mempegaruhi tigkat pertumbuha perusahaa-perusahaa yag ada di Idoesia. Utuk itu, perusahaa yag ada di Idoesia harus

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE ISSN : 2355-9357 e-proceedig of Maagemet : Vol.4, No.1 April 2017 Page 395 PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2015 IMPACT OF MACROECONOMIC

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Lampira 1. Prapembelajara SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Satua Pedidika : SMK Mata Pelajara : Fisika Kelas/ Semester

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Defiisi Persamaa diferesial adalah persamaa yag melibatka variabelvariabel tak bebas da derivatif-derivatifya terhadap variabel-variabel bebas. Berikut ii adalah

Lebih terperinci

JOM Fekon Vol 1 No 2 oktober

JOM Fekon Vol 1 No 2 oktober ABSTRAK Aalisis Faktor-Faktor yag Mempegaruhi Struktur Modal pada Perusahaa yag tergabug dalam Jakarta Islamic Idex di Bursa Efek Idoesia (BEI) tahu 2009-2012 By : Mastipa hay hutasuhut Dra. Vice Ratawati,

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

SESI 13 Payback Period

SESI 13 Payback Period Mata Kuliah : Ekoomi Tekik Kode MK : TKS 4107 Pegampu : Achfas Zacoeb SESI 13 Payback Period zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Metode Payback Period pada dasarya bertujua utuk megetahui seberapa lama

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Materi ke 1

BARISAN DAN DERET. Materi ke 1 BARISAN DAN DERET Materi ke 1 Pola Bilaga adalah? Susua bilaga yag disusu meurut atura tertetu. Cotoh : 1. Pola Bilaga Gajil 1, 3, 5,... 2. Pola Bilaga Geap 2, 4, 6,... PERHATIKAN SSNAN BILANGAN DI BAWAH

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

Analisis Window Dressing pada Reksa Dana Saham Perusahaan Sekuritas Indonesia tahun

Analisis Window Dressing pada Reksa Dana Saham Perusahaan Sekuritas Indonesia tahun Trias, Aalisis Widow Dressig pada Reksa Daa Saham Perusahaa Sekuritas Idoesia tahu.. 1 Aalisis Widow Dressig pada Reksa Daa Saham Perusahaa Sekuritas Idoesia tahu 2010-2015 Aalysis Widow Dressig o Stock

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat da Waktu Kegiata dilakuka di Divisi Tresuri Bak XYZ dari bula Jauari - April 2011. Pegambila data dilakuka di beberapa wilayah pemasara yaitu di wilayah Jakarta,

Lebih terperinci

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Jeis Peelitia Peelitia perpustakaa yaitu peelitia yag pada hakekatya data yag diperoleh dega peelitia perpustakaa ii dapat dijadika ladasa dasar da alat utama bagi pelaksaaa

Lebih terperinci

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money)

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money) Nilai Waktu da Uag (Time Value of Moey) Kosep Dasar Jika ilai omialya sama, uag yag dimiliki saat ii lebih berharga daripada uag yag aka diterima di masa yag aka datag Lebih baik meerima Rp juta sekarag

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Risiko, Maajeme Risiko, da Maajeme Risiko Fiasial Risiko adalah bagia tak terpisahka dari kehidupa mausia. Risiko tidak dapat da tidak perlu dihidari, tetapi dapat dikelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Saat ii Idoesia merupaka egara yag berpeduduk lebih dari 200 juta orag. Da diperluka pembagua asioal utuk meigkatka kesejahteraa rakyat, sehigga pemeritah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka Itegral etu Jika fugsi kotiu yag didefiisika utuk, kita bagi selag mejadi selag bagia berlebar sama Misalka berupa titik ujug selag bagia ii da pilih titik sampel di dalam selag bagia ii, sehigga terletak

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI Jural Ilmu da Riset Maajeme Volume, Nomor, Jui ISSN : - ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI Raga Samudra ragasamudra@gmail.com Prijati Sekolah Tiggi Ilmu

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut

Lebih terperinci

Estimasi Value at Risk dalam Investasi Saham Subsektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan Pendekatan Extreme Value Theory

Estimasi Value at Risk dalam Investasi Saham Subsektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan Pendekatan Extreme Value Theory JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 2 (27) ISSN: 2337-352 (23-928X Prit) D25 Estimasi Value at Risk dalam Ivestasi Saham Subsektor Perbaka di Bursa Efek Idoesia dega Pedekata Etreme Value Theory Salisa

Lebih terperinci

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi. Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel). Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

FORECASTING (Peramalan)

FORECASTING (Peramalan) FORECASTING (Peramala) PENDAHULUAN Forecastig adalah ramala tetag apa yag aka terjadi dimasa yag aka datag. Forecast Demad atau peramala permitaa mejadi dasar yag sagat petig dalam perecaaa suatu keputusa

Lebih terperinci

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI S I L A B U S

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI S I L A B U S S I L A B U S FRM/FISE/46-01 Jauari 009 Fakultas : Ekoomi Jurusa/Program Studi : Maajeme/ Maajeme Mata Kuliah : Maajeme Ivestasi Kode : SMJ 1 SKS : Teori: SKS Praktik: 1 : VI (Eam) Mata Kuliah Prasyarat

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

Analisis Resiko Investasi Pada PT. Unilever. Tbk Aris Munandar

Analisis Resiko Investasi Pada PT. Unilever. Tbk Aris Munandar Aalisis Resiko Ivestasi Pada PT. Uilever. Tbk Aris Muadar Peelitia ii bertujua utuk megetahui da megaalisis seberapa besar risiko ivestasi pada PT. Uilever. Tbk. Jeis peelitia yag dilakuka adalah peelitia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Risiko adalah suatu yag selalu dihubugka dega kemugkia terjadiya sesuatu yag merugika yag tidak terduga da tidak diharapka atau peyimpaga atara tigkat pegembalia yag

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan 4.. Jeis da Sumber Data IV. METODOLOGI PENELITIAN Peelitia ii megguaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik da dari berbagai sumber lai yag diaggap releva dega peelitia. Utuk keperlua aalisis,

Lebih terperinci