BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Risiko, Maajeme Risiko, da Maajeme Risiko Fiasial Risiko adalah bagia tak terpisahka dari kehidupa mausia. Risiko tidak dapat da tidak perlu dihidari, tetapi dapat dikelola sehigga bisa mejadi suatu peluag utuk medapatka hasil yag diigika. Risiko dalam koteks bisis merupaka suatu kejadia potesial, baik yag dapat diperkiraka (aticipated) maupu yag tidak dapat diperkiraka (uaticipated) yag berdampak egatif terhadap pedapata da permodala perusahaa. Kerugia yag dapat diperkiraka adalah kerugia yag timbul karea dilaksaakaya kegiata usaha perbaka secara ormal. Secara sederhaa kerugia yag diperkiraka juga dapat didefeisika sebagai biaya pelaksaaa kegiata usaha. Selama pelaksaaa kegiata sehari-hari, dapat diasumsika bahwa kerugia yag diperkiraka kemugkia besar aka terjadi. Kerugia yag tidak diperkiraka adalah kerugia yag besarya secara sigifika jauh berada di atas batas yag dapat dikategorika sebagai kerugia yag diperkiraka. Kerugia tersebut berasal dari kejadia yag tidak diperkiraka sebelumya atau kejadia luar biasa yag meurut perusahaa perbaka kecil kemugkiaya aka terjadi da buka merupaka kerugia yag dialami sebagai bagia kegiata usaha sehari-hari. Risiko diidetifikasika berdasarka faktor peyebabya, yaitu risiko karea pergeraka harga saham, ilai tukar atau suku buga yag dikategorika sebagai risiko pasar. Seperti diketahui bahwa risiko yag selalu ada dalam perusahaa meyagkut dua hal, yaitu masalah yag diharapka da ketidakpastia. Kalau hasil yag dicapai itu pasti, maka jelas tidak ada risiko dalam arti hasil yag diperoleh sesuai dega harapa. Biasaya, orag megataka bahwa krisis moeter datag seperti pecuri, tidak teratisipasi. Sebagia kecil laiya megataka bahwa idikasi krisis moeter sudah mucul sejak lama. Kodisi harga selalu bergerak. Potesi pergeraka harga ii memuculka risiko potesial. Kebayaka posisi fiasial yag awalya tidak berisiko, pada periode berikutya posisi tersebut dapat memuculka risiko yag besar.

2 12 Sektor fiasial mempuyai potesi utuk meghasilka imbal hasil yag tiggi. Salah satu prisip yag abadi dalam ilmu ekoomi keuaga adalah imbal hasil tiggi yag berdampiga dega risiko. Di maa terdapat imbal hasil tiggi, maka risiko meemai. Kejadia yag megakibatka kerugia besar membuat orag cederug utuk bertidak hati-hati. Maajeme risiko buka berarti meeka risiko semiimum mugki. Aktivitas bisis pada dasarya adalah piliha yag melibatka retur (keutuga) da risiko. Perusahaa dapat meigkatka retur dega meerima risiko yag lebih tiggi. Tetu saja, perusahaa tersebut tidak aka meambah retur apabila harus meerima tambaha risiko besar. Tolerasi seseorag atau perusahaa terhadap risiko tetu saja terbatas. Oleh karea itu, pelaku ekoomi perlu memaajemei risikoya. Maajeme risiko meempatka pelaku ekoomi utuk meaggug risiko yag sesuai dega tolerasi risiko mereka. Dega maajeme risiko yag baik diharapka dapat memproyeksika seberapa jauh risiko yag aka dihadapi oleh perusahaa serta pegedalia yag diperluka. Maajeme risiko adalah seragkaia prosedur da metodologi yag diguaka utuk megidetifikasi, megukur, mematau, da megedalika risiko yag timbul dari kegiata usaha. Sebagai sebuah proses meyeluruh maajeme meyetuh hampir setiap aspek aktifitas sebuah etitas bisis, mulai dari proses pegambila keputusa utuk megivestasika sejumlah uag, sampai pada keputusa utuk meerima seorag karyawa baru. Hal yag perlu ditekaka dalam maajeme risiko adalah bahwa maajeme risiko buka sekedar megidetifkasi, megukur da meyediaka cadaga, amu aktivitas keseharia harus mecermika semagat maajeme risiko tersebut. Pola hidup sehat adalah salah satu implemetasi maajeme risiko. Mafaat peerapa maajeme risiko adalah: 1. Meigkatka pelaksaaa GCG (Good Coorporate Goverace) 2. Meigkatka Shareholders value. 3. Memberika gambara potetial loss pada masa yag aka datag. 4. Meigkatka kualitas metode da proses pegambila bisis. 5. Meigkatka sistem deteksi dii terhadap high risk bussiess area, product, da service. 6. Meigkatka daya saig dega meigkatka ifrastruktur.

3 13 Risiko keuaga dapat didefeisika sebagai estimasi perubaha faktor-faktor risiko yag dapat megakibatka hasil yag tidak diigika. Utuk melakuka estimasi kemugkia terjadiya peristiwa (evet) di waktu medatag diperluka metode statistik. Tidak terdapat kepastia yag diperoleh dari hasil estimasi secara statistik karea kejadia di waktu medatag tidak dapat diketahui (ukow) da tidak dapat diramalka. Namu demikia metode statistik dapat memberika estimasi megeai probabilitas terjadiya sebuah peristiwa di waktu yag aka datag. Metode tersebut merupaka alat yag sagat bermafaat utuk megestimasi perubaha faktor-faktor risiko yag dapat meimbulka risiko kerugia fiasial. Biasaya istitut fiasial mempublikasika kierjaya dega meampilka risikoya (volatilitasya). Hal yag perlu diigat adalah prisip bahwa tidak ada sesuatu yag gratis. Sagat tidak mugki jika istrume ivestasi memberika retur tiggi tapa disertai peigkata risiko. Apabila sebuah istrume meawarka keutuga besar, istrume ii juga meawarka kerugia yag besar. Harga pasar diguaka utuk meggambarka perubaha faktor-faktor risiko. Utuk melakuka pegukura risiko yag timbul atas perubaha harga pasar di waktu medatag, maka perlu dibuat skeario utuk seluruh perubaha yag mugki terjadi dalam kuru waktu (time hirizo) tertetu Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko kerugia yag timbul akibat pergeraka harga pasar yaitu timbul dari perubaha tigkat buga, timbul sebagai akibat dari traded market risk yaitu risiko kerugia ilai ivestasi yag terkait dega kegiata pembelia da pejuala (tradig) istrume keuaga di pasar secara berkesiambuga utuk medapatka keutuga dari risiko yag diambil. Risiko pasar terdiri atas : 1. Risiko khusus (specific risk) adalah risiko yag timbul dari pergeraka harga suatu surat berharga karea faktor keamaa atau faktor peerbitya. Sebagai cotoh adalah harga obligasi akibat memburukya perigkat kredit peerbitya. Iformasi ii aka secara khusus berpegaruh terhadap peerbit obligasi da buka mempegaruhi harga obligasi secara umum. 2. Risiko pasar umum (geeral market risk) adalah risiko yag timbul dari pergeraka harga-harga istrume keuaga secara umum di pasar. Sebagai cotoh, kebijaka peurua suku buga oleh pemeritah meyebabka peurua suku buga di pasar sehigga mempegaruhi harga dari seluruh istrume keuaga yag terkait dega pergeraka suku buga.

4 14 Risiko pasar umum di bagi mejadi 4 jeis sebagai berikut : 1. Risiko suku buga 2. Risiko posisi ekuitas 3. Risiko ilai tukar 4. Risiko posisi komoditi Harga pasar dipegaruhi oleh berbagai faktor diataraya : 1. Peawara da permitaa produk aka berpegaruh terhadap tigkat harga jagka pedek ketika market makers melakuka peyesuaia harga dalam aktivitas pasar. Waktu yag diperluka utuk berubahya harga bervariasi atar pasar da tergatug dari volume usaha market makers. 2. Likuiditas dapat mempegaruhi secara substasial terhadap harga pasar. Pasar yag likuid memiliki jumlah market makers yag besar serta volume usaha yag besar. Spread trasaksi kecil sehigga cost trasaksi juga redah. Pasar yag tidak likuid memiliki spread yag besar da trasaksi tidak terjadi secara aktif. Pasar yag likuid dapat mejadi tidak likuid sebelum libur asioal maupu pegumuma kebijaka ekoomi oleh pemeritah. 3. Itervesi oleh otoritas keuaga memberika efek jagka pedek terhadap tigkat harga pasar. Jagka waktu dapat berubah mejadi pajag jika, misalya itervesi memberika siyal perubaha kebijaka ekoomi. 4. Arbitrase, di maa tigkat harga pasar laiya, aka mempegaruhi pergeraka harga haria. Sebagai cotoh, jika sebuah saham diperdagagka di pasar lodo da New York da harga di Lodo lebih tiggi dibadigka harga di New York, maka trader aka mejual saham di pasar Lodo da membeli di pasar New York utuk memperoleh keutuga dega cepat. Faktor ii memastika bahwa harga kosiste atar pasar sehigga tidak memugkika bagi trader utuk memperoleh keutuga dega melakuka tradig sebagaimaa cotoh di atas. Namu demikia, kemugkia utuk melakuka arbitrase dapat saja mucul utuk periode-periode jagka pedek. 5. Kodisi ekoomi, politik da becaa alam dapat megakibatka perubaha harga jagka pedek. Hal ii dapat terjadi dalam skala pasar lokal amu jika kejadia cukup besar dapat saja berpegaruh terhadap pasar global.

5 15 6. Faktor-faktor fudametal ekoomi merupaka pembetuk utama tigkat harga jagka pajag. Sebagai cotoh, dalam jagka pajag ilai tukar atar dua egara secara relatif dapat meggambarka tigkat iflasi da kierja perekoomia masig-masig egara tersebut. Namu demikia bayak hal-hal lai yag bersifat jagka pedek yag megakibatka sulitya melihat hubuga semacam itu dalam satu periode waktu tertetu Pasar Modal da Mafaat Pasar Modal Pada dasarya, pasar modal (capital market) merupaka pasar utuk berbagai istrume keuaga jagka pajag yag bisa diperjualbelika, baik dalam betuk utag ataupu modal sediri. Ada bayak istrume-istrume keuaga yag diperjualbelika di pasar modal salah satuya adalah saham. Pasar modal memberika pera besar bagi perekoomia suatu egara karea pasar modal memberika dua fugsi sekaligus, fugsi ekoomi da fugsi keuaga. Pasar modal dikataka memiliki fugsi ekoomi karea pasar modal meyediaka fasilitas atau wahaa yag mempertemuka dua kepetiga yaitu pihak yag memiliki kelebiha daa (ivestor) da pihak yag memerluka daa (issuer). Pasar modal dikataka memiliki fugsi keuaga, karea pasar modal memberika kemugkia da kesempata memperoleh imbala (retur) bagi pemilik daa, sesuai dega karakteristik ivestasi yag dipilih. Jadi diharapka dega adaya pasar modal aktivitas perekoomia mejadi meigkat karea pasar modal merupaka alteratif pedaaa bagi perusahaa-perusahaa utuk dapat meigkatka pedapata perusahaa da pada akhirya memberika kemakmura bagi masyarakat yag lebih luas. Secara umum, mafaat keberadaa pasar modal adalah : 1. Meyediaka sumber pembiayaa (jagka pajag) bagi duia usaha sekaligus memugkika alokasi daa secara optimal. 2. Memberika wahaa ivestasi yag beragam bagi ivestor sehigga memugkika utuk melakuka diversifikasi. Alteratif ivestasi memberi potesi keutuga dega tigkat risiko yag dapat diperhitugka. 3. Meyediaka leadig idikator bagi perkembaga perekoomia suatu egara. 4. Peyebara kepemilika perusahaa sampai lapisa masyarakat meegah. 5. Peyebara kepemilika, keterbukaa da profesioalisme meciptaka iklim berusaha yag sehat serta medorog pemafaata maajeme profesioal.

6 Pegertia Saham Setelah sedikit membahas pasar modal, salah satu produk yag diperjualbelika di pasar modal adalah saham. Pegertia saham secara umum da sederhaa adalah surat berharga yag dapat di beli atau di jual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Saham adalah surat berharga yag meujukka bagia kepemilika atas suatu perusahaa. Jika membeli saham berarti membeli sebagia kepemilika atas perusahaa tersebut. Da ada berhak atas keutuga perusahaa dalam betuk divide, jika perusahaa mebukuka keutuga berarti bisa megambil keutuga dari aikya harga saham tersebut dari waktu ke waktu. Saham (stock) merupaka salah satu istrume pasar keuaga yag palig populer. Meerbitka saham merupaka salah satu piliha perusahaa ketika memutuska utuk pedaaa perusahaa. Pada sisi yag lai, saham merupaka istrume ivestasi yag bayak di pilih para ivestor karea saham mampu memberika tigkat keutuga yag mearik. Saham di bagi mejadi dua jeis, yaitu saham biasa (commo stock) da saham prefere (preferred stock). Saham biasa merupaka saham yag meempatka pemilikya palig akhir, terhadap pembagia divede da hak terhadap harta kekayaa perusahaa apabila perusahaa tersebut dilikuiditas (tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakteristik dari saham biasa adalah divede dibayarka selama perusahaa memperoleh laba. Sedagka saham prefere, merupaka saham yag memiliki karakteristik gabuga atara obligasi da saham biasa, karea bisa meghasilka pedapata tetap. Risiko saham adalah peluag terjadiya kerugia atau kerusaka pada saham, jika igi memperoleh hasil yag besar, aka dihadapka pada risiko yag besar pula. Cotohya dalam ivestasi saham Volatilitas atau pergeraka aik-turu harga saham secara tajam aka membuka peluag utuk memperoleh hasil yag lebih besar, amu sebalikya, jika harga bergerak ke arah yag berlawaa, maka kerugia yag aka ditaggug sagat besar. Daya tarik dari ivestasi saham, yaitu divede da capital gai. Divide merupaka keutuga yag diberika perusahaa peerbit saham atas keutuga yag dihasilka

7 17 perusahaa. Biasaya divide dibagika setelah adaya persetujua pemegag saham da di lakuka setahu sekali. Agar ivestor berhak medapatka divide, pemodal tersebut harus memegag saham tersebut utuk kuru waktu tertetu higga kepemilika saham tersebut diakui sebagai pemegag saham da berhak medapatka divide. Divide yag diberika perusahaa dapat berupa divide tuai, di maa pemodal atau pemegag saham medapatka uag tuai sesuai dega jumlah saham yag dimiliki da divide saham di maa pemegag saham medapatka jumlah saham tambaha Karakteristik Jeis Saham Dalam melakuka ivestasi dalam istrume saham diharapka ivestor juga harus megetahui jeis-jeis saham. Da setiap jeis saham memiliki karakteristik tersediri di maa di dalamya melekat imbal hasil da risiko yag berbeda-beda. Secara umum ada 7 macam jeis saham yag memiliki karakteristik yag berbeda-beda da uik. 1. Saham Bue Chip Saham blue chip adalah saham-saham perusahaa yag mempuyai reputasi yag sagat baik. Biasaya ii ditujukka dega kierja emite yag kosiste, pertumbuha laba yag kosiste dari tahu ketahu, kosiste memberika divide da di jalaka dega profesioal. Biasaya emite ii adalah perusahaa yag sudah mature terama. Hal ii membuat kapitalisasi sahamya da likuiditasya tiggi, oleh karea itu mejadi motor peggerak IHSG. 2. Growth Stock Growth stock adalah saham perusahaa yag pertumbuha pedapataya da labaya lebih tiggi dari rata-rata idustri. Oleh karea itu harga sahamya aka bertumbuh pula. Saham ii biasaya ada pada emite yag idustriya atau produkya baru. Cotoh ialah BTEL yag aka terus meigkat seirig biaya telepo CDMA yag lebih murah dari GSM. Aka tetapi bila ada substitusi produk yag baru, maka harga saham jeis ii aka jatuh. 3. Defesive Stock

8 18 Defesive Stock adalah saham-saham yag kierjaya tidak bayak terpegaruh oleh shock atau siklus perekoomia. Biasya emite dari jeis saham ii ialah saham makaa da idustri farmasi ataupu produk-produk keperlua sehari-hari. Saham jeis ii, keaika da peuruaya amat moderat. 4. Cyclical Stock Cyclical stock adalah saham-saham yag kierja fudametalya meigkat pada musimmusim tertetu. Misalya saham HERO, Ramayaa (RALS), Matahari (MPPA), yag ilaiya meigkat akibat keaika pejuala di masa-masa mejelag hari raya seperti lebara. 5. Icome Stock Icome Stock adalah perusahaa yag raji memberika divide kepada pemegag sahamya. Hal ii karea perusahaa sudah mature da tidak memerluka biaya ekspasi yag tiggi. Cotohya Astra (ASII). 6. Speculative Stock Saham ii adalah saham yag tidak kosiste dalam kierja fudametalya, tapi kemugkia kedepa aka meciptaka perbaika kierja. Saham ii sagat berisiko walaupu memberika retur yag besar pula. 7. Juk Stock Juk Stock adalah saham perusahaa yag memiliki kierja buruk, serig kali merugi, jarag membagika divide da tidak memiliki prospek yag cerah. Harga sahamya sagat fluktuatif. Harap berhati-hati berivestasi pada jeis saham ii Faktor-faktor yag Mempegaruhi Gejolak Harga Saham Faktor-faktor yag meyebabka harga saham dapat di bagi mejadi faktor-faktor makro da mikro. Faktor makro adalah faktor-faktor yag mempegaruhi ekoomi secara keseluruha. Tigkat suku buga yag tiggi, iflasi, tigkat produktivitas asioal, politik da lai sebagaiya dapat memiliki dampak petig pada potesi keutuga perusahaa higga pada akhirya juga aka mempegaruhi harga sahamya.

9 19 Faktor mikro adalah faktor-faktor yag berdampak secara lagsug pada perusahaa itu sediri. Perubaha maajeme, harga da ketersediaa baha metah, produktivitas pekerja da lai sebagaiya yag aka dapat mempegaruhi kierja keutuga perusahaa tersebut secara idividual Data Keuaga Idoesia Sagat sedikit literatur yag membahas tetag sifat-sifat statistik dari sekia bayak data deret waktu keuaga yag kita miliki. Lebih lajut lagi, aalisis sistem ekoomi keuaga di Idoesia saat ii cederug sagat meyederhaaka permasalah kuatatif ekoomi keuaga dega aalisis kualitatif yag serig terdegar sagat spekulatif. Dalam aalisa data ekoomi keuaga, yag mejadi pusat perhatia adalah fluktuasi harga yag terjadi. Pada dasarya fluktuasi harga yag terjadi adalah variabel yag meujukka aik turuya harga sebagai betuk kausal dari mekaisme pasar yag berimbas terhadap retur. Fluktuasi telah sedemikia mearik perhatia berbagai kalaga aalisis higga saat ii terdapat bayak sekali defeisi yag diberika utuk mempresetasika fluktuasi harga. Data keuaga di Idoesia meujukka pola skewess (kemiriga) da kurtosis dalam hal ii platikurtik da leptokurtik. Parameter skewess meujukka derajat ketidaksimetrisa dari distribusi di atara ilai rata-rata. Di sisi lai, kurtosis meujukka tiggi redahya sebuah distribusi data relatif terhadap distribusi ormal. Sedagka asumsi metode Value at Risk adalah bersifat distribusi ormal. Data keuaga yag serig kali meujukka pola skewess (kemiriga) meujukka bahwa terdapat bayak kejadia yag teryata berada jauh dari ilai rata-rata, kotras dega apa yag ditujukka dega distribusi ormal. Sifat lai yag sagat uik dalam deret data keuaga adalah sifatya yag megikuti distribusi o-gauss. 2.6 Ukura Statistik Statistika sebagai pegetahua yag berhubuga dega cara-cara megumpulka data, pegolaha atau pegaalisisaya da pearika kesimpula berdasarka kumpula data da pegaalisisa yag telah dilakuka (Sudjaa 1986:3). Sedagka statistik diartika sebagai kumpula fakta yag berbetuk agka-agka yag disusu dalam betuk daftar atau tabel yag meggambarka persoala. Meurut Sudjaa (1986:3), kata statistik dipakai utuk meyataka kumpula data bilaga, maupu bilaga yag disusu dalam tabel atau diagram yag melukiska atau meggambarka suatu persoala.

10 20 Metode statistik diguaka utuk memperkiraka kemugkia kejadia di masa depa. Tidak ada kepastia dalam perkiraa statistik karea masa depa tidak diketahui da tidak dapat diketahui. Namu metode statistik bisa memperkiraka probabilitas (kemugkia) suatu kejadia terjadi di masa depa. Dega demikia metode tersebut bergua utuk memperkiraka perubaha faktor risiko yag bisa meciptaka risiko kerugia fiasial. Ada sejumlah kosep statistik da ukura yag perlu diketahui ketika megaalisa distribusi megguaka statistik. Satu distribusi yag petig adalah distribusi ormal yag diguaka pada metode Value at Risk, yag memilki sejumlah sifat yag bergua utuk memperkiraka risiko Sifat-sifat petig distribusi ormal Distribusi ormal atau serig pula disebut distribusi Gauss yag variable acakya bersifat kotiu. Distribusi ii merupaka salah satu yag palig petig da bayak diguaka. Gambar 2.1 Betuk kurva ormal umum Sifat-sifat petig distribusi ormal : 1. Grafikya selalu ada di atas sumbu datar x. 2. Betukya simetrik terhadap x = μ 3. Mempuyai satu modus, jadi kurva uimodal, tercapai pada x = μ sebesar 0, Grafikya medekati (berasimtutka) sumbu datar x dimulai dari x = μ + 3σ ke kaa da x = μ - 3σ ke kiri. 5. Luas daerah grafik selalu sama dega satu uit persegi. σ

11 21 Utuk tiap pasag μ da σ, sifat-sifat di atas selalu dipeuhi, haya betuk kurvaya saja yag berlaia. Jika σ maki besar, kurvaya semaki redah (platikurtik) da utuk σ maki kecil, kurvaya maki tiggi (leptokurtik) Statiktik Deskriptif, Skewess da Kurtosis Ada sujumlah kosep statistik da ukura yag perlu diketahui ketika megaalisa distribusi megguaka satatistik. Statistik deskriptif salah satu ukura statistik yag aka di bahas dalam meghitug pegukura risiko. 7. Nilai rata-rata (Mea) Tekik pejelasa kelompok yag didasarka atas ilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-Rata (mea) ii didapat dega mejumlahka data seluruh idividu dalam kelompok itu, kemudia dibagi dega jumlah idividu yag ada pada kelompok tersebut. Meghitug rata-rata data tuggal dibedaka atara data tuggal yag berfrekuesi satu dega data tuggal yag berfrekuesi lebih dari satu. Meghitug rata-rata yag berfrekuesi satu dega rumus: atau: x = x 1 + x 2 + x 3 + x x = 1=1 x i dimaa: x x i = mea (rata-rata) = data ke i = bayak data Meghitug rata-rata data yag sudah dikelompokka dalam distribusi frekuesi, maka data tersebut aka berbaur sehigga keaslia data itu aka hilag bercampur dega data lai meurut kelasya, haya dalam perhituga mea kelompok diambil titik tegahya yaitu setegah dari jumlah ujug bawah kelas da ujug atas kelas utuk mewakili setiap kelas iterval. Hal ii utuk meghidari kemugkia data yag ada disetiap iterval

12 22 mempuyai ilai yag lebih besar atau lebih kecil dari titik tegah. Dari mea kelompok dapat dicari dega rumus: x = i=1 f i f i x i dega: x = mea (rata-rata) x i = tada kelas iterval f i = frekuesi yag sesuai dega tada kelas x i 8. Modus adalah ilai dari beberapa data yag mempuyai frekuesi tertiggi baik data tuggal maupu data yag berbetuk distribusi, atau ilai yag serig mucul dalam kelompok data. Meghitug modus dega data tuggal dilakuka sagat sederhaa, yaitu dega cara mecari ilai yag serig mucul diatara sebara data. Pegguaa modus bagi data kualitatif maupu kuatitatif dega cara meetuka frekuesi terbayak diatara data yag ada. Jika data kuatitatif telah disusu dalam daftar distribusi frekuesi, rumus modus adalah: Mo = b + p b 1 b 1 + b 2 Dega: b = batas bawah kelas modal ialah kelas iterval dega frekuesi terbayak p = pajag kelas modus b 1 = frekuesi kelas modal dikuragi frekuesi kelas iterval dega tada kelas yag lebih kecil sebelum tada kelas modus b 2 = frekuesi kelas modal dikuragi frekuesi kelas iterval dega tada kelas yag lebih besar sesudah tada kelas modus 9. Media adalah ilai tegah dari gugusa data yag telah diurutka (disusu) dari data terkecil sampai data terbesar atau sebalikya dari data terbesar sampai data terkecil.

13 23 Mecari media data tuggal dega cara megurutka data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau sebalikya dari data terbesar sampai data terkecil, dega rumus: Data gajil Data Geap Me = data ke dimaa: = bayak data Me = data ke X + X Utuk data yag telah disusu dalam daftar distribusi frekuesi, mediaya dihitug dega rumus: dega: Me = b + p b = batas bawah kelas media p = pajag kelas media = bayak data 1 2 F f F = jumlah frekuesi dega tada kelas lebih kecil dari tada kelas media f = frekuesi kelas media 10. Stadar deviasi adalah suatu ilai yag meujukka tigkat atau derajat variasi kelompok data atau ukura stadar peyimpaga dari mea atau ratarataya. Stadar deviasi (simpaga baku) merupaka alat kuadrat dari varia suatu data. Jika mempuyai sampel berukura dega data x 1, x 2,..., x da rata-rata x, maka statistik s 2 dihitug dega: s 2 = i=1 x i x 1 2 Utuk mecari simpaga baku s, dari s 2 diambil harga akarya yag positif.

14 24 Jika data dari sampel telah disusu dalam daftar distribusi frekuesi, maka utuk meetuka varias s 2 dipakai rumus: s 2 = i=1 f i x i x 1 2 atau yag lebih baik diguaka: dega: x i = tada kelas s 2 = i=1 f ix 2 i i=1 f i x i 1 2 f i = frekuesi yag sesuai dega tada kelas x i = i=1 f i Sedagka stadar deviasi (simpaga baku) utuk data populasi diguaka rumus: σ 2 = i=1 f i X 2 i=1 2 f i X i 2 atau dega: σ = stadar deviasi f i = frekuesi data ke i X i = data ke i X = rata-rata σ 2 = i=1 f i X i X 2 f i 11. Skewess atau kemiriga adalah derajat ketidaksimetrisa suatu distribusi. Jika kurva frekuesi suatu distribusi memiliki ekor yag lebih memajag ke kaa (dilihat dari rata-rataya) maka dikataka meceg kaa (positif) da jika sebalikya maka meceg kiri (egatif). Dalam kedua hal terjadi sifat taksimetri.

15 25 Gambar 2.2 Betuk Kurva Mirig Positif (meceg kaa) da Negatif (meceg kiri) Utuk megetahui derajat taksimetri sebuah model, diguaka ukura kemiriga yag ditetuka oleh: Sk = x Mo σ dega: Sk = koefisie kemiriga x = rata-rata Mo = modus σ = simpaga baku Maka rumus empirik utuk kemiriga, adalah: Sk = 3 x Me σ dega: Sk = koefisie kemiriga x = rata-rata Me = media σ = simpaga baku Catata: e. α3 = TK = koefisie Tigkat Kemecega (Skewess) f. TK = 0 maka betuk kurva simetris

16 26 g. TK > 0 maka kurva positif (meceg/ladai ke kaa) h. TK < 0 maka betuk kurva egatif (meceg/ladai ke kiri) Kriteria: jika -2,0 < TK < 2,0 maka data dapat diiterprestasika berdistribusi ormal atau hampir ormal. 12. Kurtosis Kurtosis (keruciga) adalah derajat kepucaka dari sebuah distribusi yag biasaya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi ormal. Berdasarka kerucigaya, kurva distribusi dapat dibedaka atas tiga macam, yaitu: a. Leptokurtik merupaka distribusi yag memiliki pucak relatif tiggi. b.platikurtik merupaka distribusi yag memiliki pucak hampir medatar. c. Mesokurtik merupaka distribusi yag memiliki pucak tidak tiggi da tidak medatar. Gambar 2.3 Jeis Kurva Kriteria utuk meafsirka koefisie kurtosis yaitu: α 4 > 3, distribusi leptokurtik (rucig) α 4 < 3, distribusi platikurtik (datar/ladai) α 4 = 3, distribusi ormal Utuk megetahui keruciga suatu distribusi da meyelidiki apakah distribusi ormal atau tidak, salah satu ukura yag serig diguaka adalah koefisie keruciga atau koefisie kurtosis persetil dega rumus:

17 27 k = SK P 90 P 10 = 1 2 K 3 K 1 P 90 P 10 dimaa: SK K 1 K 3 P 10 P 90 P 90 P 10 = retag semi atar kuartil = kuartil kesatu = kuartil ketiga = persetil kesepuluh = persetil ke-90 = retag persetil Kriteria: peafsira model distribusi, yaitu: k = 0,263, distribusi ormal k > 0,263, distribusi leptokurtik (rucig) k < 0,263, distribusi platikutik (datar/ladai)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Risiko adalah suatu yag selalu dihubugka dega kemugkia terjadiya sesuatu yag merugika yag tidak terduga da tidak diharapka atau peyimpaga atara tigkat pegembalia yag

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI LNDSN TEORI. Risiko da Maajeme Risiko Defiisi Risiko dalam arti luas adalah potesial kejadia yag tidak diigika jaga terjadi tetapi terjadi, atau sebalikya potesi kejadia yag diigika terjadi tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 7 MOMEN, KEMIRINGAN DAN KERUNCINGAN

BAB 7 MOMEN, KEMIRINGAN DAN KERUNCINGAN BAB 7 MOMEN, KEMIRINGAN DAN KERUNCINGAN A. Mome Misalka diberika variable x dega harga- harga : x, x,., x. Jika A = sebuah bilaga tetap da r =,,, maka mome ke-r sekitar A, disigkat m r, didefiisika oleh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN

UKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN UKURAN PEMUSATAN DATA TUNGGAL DATA KELOMPOK. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL UKURAN PENYEBARAN JANGKAUAN HAMPARAN RAGAM / VARIANS SIMPANGAN BAKU

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang BAB II LANDASAN TEORI A. Maajeme Keuaga Keuaga terdiri dari tiga bidag yag salig berhubuga: (1) pasar uag da pasar modal, berkaita dega pasar sekuritas da lembaga keuaga; () ivestasi, yag memfokuska pada

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Pegukura kierja keuaga perusahaa pada dasarya dilaksaaka karea igi megetahui tigkat profitabilitas (keutuga) da tigkat resiko atau tigkat kesehata suatu

Lebih terperinci

: XII (Dua Belas) Semua Program Studi. : Gisoesilo Abudi, S.Pd

: XII (Dua Belas) Semua Program Studi. : Gisoesilo Abudi, S.Pd R e f r e s h Program Diklat K e l a s M a t e r i Pegajar : M A T E M A T I K A : XII (Dua Belas) Semua Program Studi : S t a t i s t i k a : Gisoesilo Abudi, S.Pd Kajia Materi Peyampaia Data Diagram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tijaua Peeliti Terdahulu Peelitia yag dilakuka oleh Laraswati tahu 2010 yag meeliti tetag portofolio optimal saham yag masuk dalam Jakarta Islamic Idex (JII). Kesimpula dari

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI UKURAN PEMUSATAN DATA

PERTEMUAN 3 CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI UKURAN PEMUSATAN DATA PERTEMUAN 3 CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI UKURAN PEMUSATAN DATA Cara Peyajia Data dega Tabel Distribusi Frekuesi Distribusi Frekuesi adalah data yag disusu dalam betuk kelompok baris berdasarka

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial Risiko adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Risiko tidak dapat dan tidak perlu dihindari, tetapi dapat

Lebih terperinci

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi. Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel). Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

UKURAN TENDENSI SENTRAL

UKURAN TENDENSI SENTRAL BAB 3 UKURAN TENDENSI SENTRAL Kompetesi Mampu mejelaska da megaalisis kosep dasar ukura tedesi setral. Idikator 1. Mejelaska da megaalisis mea.. Mejelaska da megaalisis media. 3. Mejelaska da megaalisis

Lebih terperinci

Statistika MAT 2 A. PENDAHULUAN NILAI MATEMATIKA B. PENYAJIAN DATA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA STATISTIKA. materi78.co.nr

Statistika MAT 2 A. PENDAHULUAN NILAI MATEMATIKA B. PENYAJIAN DATA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA STATISTIKA. materi78.co.nr materio.r Statistika A. PENDAHULUAN Statistika adalah ilmu yag mempelajari pegambila, peyajia, pegolaha, da peafsira data. Data terdiri dari dua jeis, yaitu data kualitatif (sifat) da data kuatitatif (agka).

Lebih terperinci

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika Wed 6/0/3 ETIMAI (PENDUGAAN TATITIK) Ir. Tito Adi Dewato tatistika Deskriptif Iferesi Estimasi Uji Hipotesis Titik Retag Estimasi da Uji Hipotesis Dilakuka setelah peelitia dalam tahap pegambila suatu

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

Mata Kuliah: Statistik Inferensial PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id DEFINISI Pegertia Sampel Kecil Sampel kecil yag jumlah sampel kurag dari 30, maka ilai stadar deviasi (s)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom.

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom. Pokok Bahasa -9. Retur da Risiko Lecture Note: Defiisi retur da risiko Klasifikasi retur da risiko Hubuga retur da risiko Retur da Risiko Aktiva Tuggal Abormal Retur Retur da Risiko Portofolio 1 2 Retur

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ii aka memberika iformasi hal yag berkaita dega lagkah-lagkah sistematis yag aka diguaka dalam mejawab pertayaa peelitia.utuk itu diperluka beberapa hal sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecaha Masalah Dalam ragka peigkata keakurata rekomedasi yag aka diberika kepada ivestor, maka dicoba diguaka Movig Average Mometum Oscillator (MAMO). MAMO ii

Lebih terperinci

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu BAB 4 UKURAN PENYEBARAN DATA Pada Bab sebelumya kita telah mempelajari beberapa ukura pemusata data, yaitu ukura yag memberika iformasi tetag bagaimaa data-data ii megumpul atau memusat Pada bagia Bab

Lebih terperinci

STATISTIKA MAT 2 NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA A. PENDAHULUAN B. PENYAJIAN DATA. Diagram garis

STATISTIKA MAT 2 NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA A. PENDAHULUAN B. PENYAJIAN DATA. Diagram garis materio.r A. PENDAHULUAN Statistika adalah ilmu yag mempelajari pegambila, peyajia, pegolaha, da peafsira data. Data terdiri dari dua jeis, yaitu data kualitatif (sifat) da data kuatitatif (agka). B. PENYAJIAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom.

Pokok Bahasan Return dan Risiko. Return. Klasifikasi Return. Return PENDAHULUAN AIMP. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom. Pokok Bahasa 3-6. Retur da Risiko Lecture Note: Defiisi retur da risiko Klasifikasi retur da risiko Hubuga retur da risiko Retur da Risiko Aktiva Tuggal Abormal Retur Retur da Risiko Portofolio 1 Retur

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel)

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel) DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Pearika Sampel) I. PENDAHULUAN Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA. Fitriani Agustina, Math, UPI

KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA. Fitriani Agustina, Math, UPI KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA Fitriai Agustia, Math, UPI 1 Fiacial Derivative Opsi Mafaat Opsi Opsi Eropa Peetua Harga Opsi Kekovergea Model Biomial Fitriai Agustia, Math,

Lebih terperinci

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel) Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan. 9 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di MTs Muhammadiyah Natar Lampug Selata. Populasiya adalah seluruh siswa kelas VIII semester geap MTs Muhammadiyah Natar Tahu Pelajara

Lebih terperinci

Buku Padua Belajar Maajeme Keuaga Chapter 0 KONSEP NILAI WAKTU UANG. Pegertia. Nilai Uag meurut waktu, berarti uag hari ii lebih baik / berharga dari pada ilai uag dimasa medatag pada harga omial yag sama.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD) Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu

Lebih terperinci

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran Bab 8 TEORI PENAKSIRAN Kompetesi Mampu mejelaska da megaalisis teori peaksira Idikator 1. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira titik 2. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Peelitia Pada bab ii aka dijelaska megeai sub bab dari metodologi peelitia yag aka diguaka, data yag diperluka, metode pegumpula data, alat da aalisis data, keragka

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika. Meurut Arikuto (99 :

Lebih terperinci

Statistika Deskriptif Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran

Statistika Deskriptif Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran Statistika Deskriptif Ukura Pemusata da Ukura Peyebara Ukura Pemusata Data Rata-rata Hitug Rata-rata hitug data tuggal: = x 1 + x 2 + x 3 + + x atau =. (1 : rata-rata hitug data tuggal (baca x-bar : bayakya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA Matematika Kelas IX Semester BAB Statistika STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA A. Statistika Pegertia Statistika Statistika adalah ilmu yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN PEMUSATAN DATA Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

Statistika Inferensial

Statistika Inferensial Cofidece Iterval Ara Fariza Statistika Iferesial Populasi Sampel Simpulka (estimasi) tetag parameter Medapatka statistik Estimasi: estimasi titik, estimasi iterval, uji hipotesa 2 1 Proses Estimasi Populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. III. METODE PENELITIAN 1.1. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag bersifat historis. Sumber data sekuder adalah sumber data peelitia yag diperoleh peeliti secara

Lebih terperinci

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi 5 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMPN 0 Badar Lampug, dega populasi seluruh siswa kelas VII. Bayak kelas VII disekolah tersebut ada 7 kelas, da setiap kelas memiliki

Lebih terperinci

JENIS PENDUGAAN STATISTIK

JENIS PENDUGAAN STATISTIK ENDUGAAN STATISTIK ENDAHULUAN Kosep pedugaa statistik diperluka utuk membuat dugaa dari gambara populasi. ada pedugaa statistik dibutuhka pegambila sampel utuk diaalisis (statistik sampel) yag ati diguaka

Lebih terperinci

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI Utuk lebih memahami megeai etropi, pada bab ii aka diberika perhituga etropi utuk beberapa distribusi diskrit da kotiu. 3. Distribusi Diskrit Pada sub bab ii dibahas

Lebih terperinci

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan. Arti ivestasi : a. Hasil pejuala. b. Biaya c. Ekspektasi da kepercayaa. Ivestasi : peigkata barag modal berujud Kekuata Ekoomi Utama; Hasil pegembalia ivestasi yag dipegaruhi oleh struktur ekoomi, biaya

Lebih terperinci

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Distribusi Ekspoesial Fugsi ekspoesial adalah salah satu fugsi yag palig petig dalam matematika. Biasaya, fugsi ii ditulis dega otasi exp(x) atau e x, di maa e adalah basis logaritma

Lebih terperinci