MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : FKK.MP I BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENDAHULUAN Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian/Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 7 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan BAB IV KOMUNIKASI DAN KERJA SAMA DI TEMPAT KERJA Umum Penerimaan dan Penyampain Informasi di Tempat Kerja Koordinasi di Tempat Kerja Kerjasama Dalam Kelompok Kerja BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 1 dari 47

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten di tempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Halaman: 2 dari 47

4 c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah: Halaman: 3 dari 47

5 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-Pengertian/Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang Halaman: 4 dari 47

6 didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 47

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja - Kode Unit, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L); Pemeliharaan Harian Mesin Pencampur Aspal; Teknik Menghidupkan Komponen Mesin Pencampur Aspal; Teknik Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal untuk Menyalurkan Aspal; Teknik Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal untuk Menyalurkan Agregat dan Filler; Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hormix); Kegiatan Akhir Produksi Pengertian Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas/pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja Durasi/waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 6 dari 47

8 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Komunikasi di Kempat kerja dan Penerapan K3-L Judul Unit : Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja Kode Unit : Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Menerima dan menyampaikan informasi di tempat kerja 1.1 Informasi yang terkait dengan tugas diidentifikasi untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. 1.2 Informasi disampaikan melalui cara dan media yang tepat. 1.3 Jalur komunikasi dengan atasan dan kolega digunakan sesuai dengan prosedur. 1.4 Prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dilaksanakan dengan benar dan konsisten. 1.5 Hubungan kerja antar personal dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur. 2. Melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi 3. Melakukan kerjasama dalam 2.1 Pertemuan koordinasi di tempat kerja dilaksanakan secara konsisten dan tepat waktu. 2.2 Masukan disampaikan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 2.3 Keputusan/ hasil pertemuan dilaksanakan secara konsisten. 2.4 Interaksi di tempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan dilakukan sesuai dengan prosedur. 3.1 Peran anggota dan tujuan diidentifikasi berdasarkan sumber yang benar. Halaman: 7 dari 47

9 Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 3.2 Tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya diidentifikasi untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. 3.3 Cara komunikasi yang tepat digunakan dalam kegiatan. 3.4 Tugas dalam dilakukan berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota dan bagian dari perusahaan Batasan Variabel a. Kontek Variabel 1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok untuk menyelesaikan tugas pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal; 2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan menggunakan media yang tepat, meliputi: a. Surat perintah kerja, atau perintah lisan dari atasan langsung sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan; b. Surat edaran dari pimpinan perusahaan/unit kerja yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan di tempat kerja; c. Komunikasi langsung dua arah untuk menyampaikan informasi secara jelas; d. Laporan dari pelaksana kegiatan untuk memberikan informasi dan pertanggung jawaban kegiatan yang dilaksanakan kepada atasan atau unit terkait. 3) Unit kompetensi ini diterapkan untuk mensinergikan tugas anggota dalam satuan kerja berkelompok. b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat: a. Radio komunikasi; b. Lampu isyarat; c. Horn. 2) Bahan: a. Surat Perintah Kerja dan Job Mix Formula; Halaman: 8 dari 47

10 b. Surat edaran; c. Laporan; d. Hasil rapat koordinasi di tempat kerja e. Struktur organisasi plant/perusahaan. c. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 1) Menerima dan menyampaikan informasi di tempat kerja; 2) Melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi; 3) Melakukan kerjasama dalam. d. Peraturan-peraturan yang diperlukan 1) Prosedur Operasi Standar (SOP) Perusahaan; 2) Pedoman Kerja dalam Kelompok Kerja; 3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Mesin Pencampur Aspal; 4) Struktur Organisasi Perusahaan/Plant Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian 1) Prosedur penilaian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. 2) Tempat Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat. 3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : - 4) Keterkaitan dengan kompetensi lain: FKK.MP : Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja; FKK.MP : Melakukan pemeliharaan mesin pencampur aspal; Halaman: 9 dari 47

11 FKK.MP : Menghidupkan komponen mesin pencampur aspal sesuai dengan prosedur. FKK.MP : Mengoperasikan mesin pencampur aspal untuk menyalurkan aspal sesuai dengan prosedur; FKK.MP : Mengoperasikan mesin pencampur aspal untuk menyalurkan agregat dan filler sesuai dengan prosedur; FKK.MP : Melakukan pencampuran agregat, filler dan aspal dalam mixer untuk memroduksi campuran aspal panas (hotmix); FKK.MP : Melakukan kegiatan akhir produksi. b. Kondisi Pengujian 1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan mengidentifikasi dan menyampaikan informasi, melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi dan melakukan kerjasama dalam, yang digunakan untuk melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal; 2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan demonstrasi/praktek; 3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja. c. Pengetahuan yang diperlukan: 1) Komunikasi yang efektif; 2) Jenis komunikasi; 3) Sistem dan prosedur melakukan komunikasi; 4) Teknologi komunikasi; 5) Struktur organisasi; 6) Etika profesi dan Etos kerja. d. Keterampilan yang dibutuhkan : 1) Menerima, menginterpretasi dan menyampaikan informasi di tempat kerja dengan benar; 2) Melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi; 3) Melakukan kerjasama dalam. e. Aspek Kritis Halaman: 10 dari 47

12 1) Ketelitian dalam menggunakan cara dan media komunikasi untuk menerima dan menyampaikan informasi dalam rangka mencapai komunikasi yang efektif; 2) Kedisiplinan dalam melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi; 3) Kesungguhan dalam melakukan kerjasama dalam untuk menyelesaikan kegiatan di tempat kerja Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 Halaman: 11 dari 47

13 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan. Halaman: 12 dari 47

14 3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan: Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja. : Menerima dan menyampaikan informasi di tempat kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Informasi yang terkait dengan tugas diterima dari sumber yang benar 1) Dapat menjelaskan jenis komunikasi yang dipakai untuk Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menerima informasi yang terkait dengan tugas dari 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Penugasan meneliti 1. Menjelaskan jenis komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas 2. Menjelaskan tatacara menyeleksi informasi 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 5 Halaman: 13 dari 47

15 menyampaikan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas. 2) Dapat menyeleksi informasi yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. 3) Harus mampu meneliti informasi yang diterima untuk memastikan kebenaran isinya sesuai dengan pelaksanaan tugas sumber yang benar kebenaran isi informasi yang diterima yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan contoh untuk meneliti informasi yang diterima untuk memastikan kebenaran isinya sesuai dengan tugasnya. 4. Diskusi kelompok: - Jenis komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan informasi - Tatacara menyeleksi informasi yang diterima 5. Peragaan dengan memberikan contoh penelitian kebenaran isi informasi yang 5* 5** 1.2 Informasi disampaikan melalui cara dan media yang tepat. 1) Dapat menjelaskan jenis informasi yang harus disampaikan terkait dengan pelaksanaan tugas. 2) Dapat menerima informasi dengan jelas melalui media yang digunakan. 3) Mampu meneliti kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar. 4) Harus mampu menyampaikan informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyampaikan Informasi melalui cara dan media yang tepat 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan diterima 1. Menjelaskan jenis informasi yang harus disampaikan terkait dengan pelaksanaan tugas. 2. Menjelaskan prosedur untuk menerima informasi dengan jelas melalui media yang digunakan 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah meneliti kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar 4. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah menyampaikan informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat. 5. Diskusi kelompok: - Jenis informasi yang harus dismpaikan - Prosedur penerimaan informasi - Prosedur penelitian kebenaran informasi yang diterima - Prosedur untuk penyampaian informasi kepada alamat yang benar 6. Peragaan: - Meneliti kebenaran informasi yang diterima - Menyampaikan informasi kepada alamat yang benar 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 5 5* 5** Halaman: 14 dari 47

16 Jalur komunikasi dengan atasan dan kolega digunakan sesuai dengan prosedur. 1) Dapat menjelaskan jalur komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas. 2) Dapat mengidentifikasi dan menggunakan jalur komunikasi yang benar sesuai dengan prosedur perusahaan untuk berkomunikasi dengan atasan dan kolega/ rekan kerja. 3) Mampu menggunakan jalur komunikasi yang tepat secara efektif untuk mengkomunikasikan berbagai informasi diantara anggota kelompok kerja. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menggunakan jalur komunikasi dengan atasan dan kolega sesuai dengan prosedur 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan jalur komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas 2. Menjelaskan prosedur mengidentifikasi dan menggunakan jalur komunikasi yang benar untuk berkomunikasi dengan atasan dan kolega 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah menggunakan jalur komunikasi yang tepat secara efektif untuk mengkomunikasikan berbagai informasi diantara anggota kelompok kerja. 4. Diskusi kelompok: - Jalur komunikasi yang digunakan - Prosedur pengidentifikasian dan penggunaan jalur komunikasi yang benar 5. Peragaan penggunaan jalur komunikasi yang tepat secara efektif 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 5 10* 5** 1.4 Prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dilaksanakan dengan benar dan konsisten. 1) Dapat menjelaskan prosedur yang ditetapkan perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas. 2) Dapat menginterpretasikan peraturan perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya. 3) Harus mampu melaksanakan prosedur yang ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya. 1.5 Hubungan kerja antar personal dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur. 1) Da Dapat menjelaskan prosedur Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan hubungan kerja antar 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan prosedur yang ditetapkan perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas 2. Menjelaskan prosedur penginterpretasian peraturan perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya 3. Menjelaskan dan manunjukan langkah untuk melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya 4. Diskusi kelompok: - Prosedur yang ditetapkan perusahaan - Prosedur penginterpretasian peraturan perusahaan 5. Peragaan melaksanakan prosedur yang ditetapkan perusahaan yang terkait dengan bidang tugasnya 1. Menjelaskan prosedur hubungan kerja antar personal berdasarkan peraturan yang ditetapkan perusahaan 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di 5 10* 5** 5 Halaman: 15 dari 47

17 hubungan kerja personal 2. Menjelaskan prosedur Tempat Kerja antar personal berdasarkan peraturan yang ditetapkan perusahaan. 2) Mampu melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masingmasing. 3) Dapat memilah antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas untuk membina hubungan kerja di tempat kerja yang harmonis. dengan benar sesuai dengan prosedur dan menunjukan langkah untuk melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masingmasing 3. Menjelaskan cara memilah antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas untuk membina hubungan kerja di tempat kerja yang harmonis 4. Diskusi kelompok: - Prosedur hubungan kerja antar personal - Prosedur untuk melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas - Cara memilah antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas 5. Peragaan melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masing-masing 10* 5** Diskusi kelompok: - Prosedur menerima informasi yang terkait dengan tugas dari sumber yang benar; - Prosedur menyampaikan Informasi melalui cara dan media yang tepat; - Prosedur menggunakan jalur komunikasi dengan atasan dan kolega; - Prosedur untuk melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten; - Prosedur untuk melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d 1.5, dibimbing langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan 40* Jam Pelajaran Indikatif Pertemuan koordinasi di tempat kerja dilaksanakan secara konsisten dan tepat waktu 1) Dapat menjelaskan program pertemuan koordinasi yang dilaksanakan di tempat kerja 2) Mampu mengumpulkan informasi agenda Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaksanakan pertemuan koordinasi di tempat kerja secara konsisten dan tepat waktu 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan program pertemuan koordinasi yang dilaksanakan di tempat kerja 2. Menjelaskan tata cara mengumpulkan informasi dan menunjukan contoh agenda pertemuan yang diprogramkan 3. Menjelaskan prosedur langkah pelaksanaan untuk menghadiri pertemuan 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 4. Kerja sama Tim 5 Halaman: 16 dari 47

18 pertemuan yang diprogramkan 3) Mampu menghadiri pertemuan harian atau berkala di tempat kerja secara konsisten dan tepat waktu. harian atau berkala di tempat kerja secara konsisten dan tepat waktu. 4. Diskusi kelompok: - Program pertemuan koordinasi di tempat kerja - Tata cara pengumpulan informasi agenda pertemuan yang diprogramkan - Prosedur untuk menghadiri pertemuan harian atau berkala di tempat kerja 5. Peragaan: - Mengumpulkan informasi agenda pertemuan - Menghadiri pertemuan harian atau berkala di tempat kerja secara konsisten dan tepat 10* 10** 2.2 Masukan disampaikan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 1) Dapat menjelaskan tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan 2) Mampu menyiapkan materi yang akan disampaikan sebagai bahan masukan dalam pertemuan 3) Harus mampu menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan 2.3 Keputusan/ hasil pertemuan dilaksanakan secara konsisten 1) Dapat Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok waktu 1. Menjelaskan tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan 2. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah penyiapan materi yang akan disampaikan sebagai bahan masukan dalam pertemuan 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah penyampaian masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan 4. Diskusi kelompok: - Tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan - Prosedur penyiapan materi yang akan disampaikan dalam pertemuan - Prosedur penyampaian masukan sesuai dengan tujuanpertemuan 5. Peragan: - Penyiapan materi yang akan disampaikan dalam pertemuan - Penyampaian masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan 1. Menjelaskan hubungan keputusan/ hasil pertemuan koordinasi dengan pelaksanaan 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 4. Kerja sama Tim 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 5 10* 10** 5 Halaman: 17 dari 47

19 2.4 Interaksi di tempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan dilakukan sesuai dengan prosedur 1) Dapat menjelaskan prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja 2) Mampu melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk menjaga agar hasil keputusan pertemuan dapat dilaksanakan dalam kelompok kerja. 3) Harus mampu melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk memelihara agar Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan Interaksi di tempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan sesuai dengan prosedur 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan menjelaskan hubungan keputusan/ hasil pertemuan koordinasi dengan pelaksanaan tugas. 2) Harus mampu melaksanakan keputusan hasil pertemuan secara konsisten sesuai dengan bidang tugasnya 3) Mampu memberikan umpan balik melaksanakan keputusan/ hasil pertemuan secara konsisten 3. Peragaan tugas. 2. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melaksanakan keputusan hasil pertemuan secara konsisten sesuai dengan bidang tugasnya 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk memberikan umpan balik kepada atasan/ kelompok kerja berdasarkan penerapannya di lapangan 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 4. Kerja sama Tim kepada atasan / dari pelaksanaan setiap keputusan berdasarkan penerapannya di lapangan 4. Diskusi kelompok: - Hubungan keputusan/ hasil pertemuan koordinasi dengan pelaksa-naan tugas - Prosedur untuk melaksanakan keputusan hasil pertemuan sesuai dengan bidang tugasnya - Prosedur untuk memberikan umpan balik kepada atasan / berdasarkan penerapannya di lapangan 5. Peragaan: - Melaksanakan keputusan hasil pertemuan sesuai dengan bidang tugasnya - Memberikan umpan balik kepada atasan / berdasarkan penerap- 10* 5* annya di lapangan 1. Menjelaskan prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja 2. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk menjaga agar hasil keputusan pertemuan dapat dilaksanakan dalam. 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk memelihara agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib. 4. Diskusi kelompok: - Prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja 1. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar 2. Komunikasi 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 4. Kerja sama Tim 5 10* Halaman: 18 dari 47

20 penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib - Prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja - Prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar 5. Peragaan: - Melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar agar hasil keputusan pertemuan dapat dilaksanakan dalam - Melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib 5** Diskusi kelompok: - Prosedur untuk melaksanakan pertemuan koordinasi di tempat kerja secara konsisten dan tepat waktu; - Prosedur untuk menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan; - Prosedur untuk melaksanakan keputusan/ hasil pertemuan secara konsisten; - Prosedur untuk melakukan Interaksi di tempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan; Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d 2.4, dibimbing langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Melakukan kerjasama dalam. Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan 40 Jam Pelajaran Indikatif Peran anggota dan tujuan diidentifikasi berdasarkan sumber yang benar 1) Dapat menjelaskan tujuan kelompok kerja dalam kegiatan pelaksanaan tugas di tempat kerja. 2) Dapat mengidentifikasi peran anggota berdasarkan sumber yang bena 3) Harus mampu melaksanakan tugas sesuai perannya dalam Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi peran anggota dan tujuan kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan tujuan dalam kegiatan pelaksanaan 2. Menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi peran anggota berdasarkan sumber yang benar 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melaksanakan tugas sesuai perannya dalam 4. Diskusi kelompok: - Tujuan kelompok kerja dalam kegiatan pelaksanaan - Prosedur untuk mengidentifikasi peran anggota kelompok kerja - Prosedur untuk melaksanakan tugas sesuai perannya dalam kelompok kerja 5. Peragaan melaksanakan tugas sesuai 1. Kerja sama Tim 2. K3 Dalam Teamwork yang Baik 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 5 10* 10** Halaman: 19 dari 47

21 perannya dalam 3.2 Tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya diidentifikasi untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. 1) Dapat mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya dalam kelompok kerja. 2) Harus mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masingmasing. 3) Harus mampu melakukan kerjasama dengan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. 3.3 Cara komunikasi yang tepat digunakan dalam kegiatan. 1) Dapat menjelaskan tatacara melakukan komunikasi yang benar dalam kegiatan. 2) Mampu melakukan kegiatan dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang tepat. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menggunakan cara komunikasi yang tepat dalam kegiatan kelompok kerja 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya dalam. 2. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melakukan kerjasama dengan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien 4. Diskusi kelompok: - Tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya dalam - Prosedur untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masingmasing - Prosedur untuk melakukan kerjasama untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien 5. Peragaan: - Melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing - Melakukan kerjasama dengan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien 1. Menjelaskan tatacara melakukan komunikasi yang benar dalam kegiatan. 2. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melakukan kegiatan kelompok kerja dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang tepat. 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk menjaga keutuhan kelompok kerja dengan penerapan komunikasi yang tepat diantara anggota 1. Kerja sama Tim 2. K3 Dalam Teamwork yang Baik 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 1. Kerja sama Tim 2. K3 Dalam Teamwork yang Baik 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 5 10* 5** 10 Halaman: 20 dari 47

22 ) Mampu menjaga keutuhan dengan penerapan komunikasi yang tepat diantara anggota kelompok kerja 4. Diskusi kelompok: - Tatacara melakukan komunikasi yang benar dalam kegiatan kelompok kerja - Prosedur untuk melakukan kegiatan dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang tepat - Prosedur untuk menjaga keutuhan dengan penerapan komunikasi yang tepat diantara anggota 5. Peragaan: - Melakukan kegiatan dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang tepat - Menjaga keutuhan dengan penerapan komunikasi yang tepat diantara anggota kelompok 10* 10** 3.4 Tugas dalam dilakukan berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota kelompok kerja dan bagian dari perusahaan. 1) Dapat menjelaskan tugas dalam sesuai dengan prosedur perusahaan. 2) Dapat menjelaskan tanggung jawab sebagai pribadi, sebagai anggota maupun sebagai karyawan perusahaan. 3) Harus mampu melaksanakan tugas dalam dengan benar sesuai dengan prosedur. 4) Harus mampu melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu melakukan tugas dalam kelompok kerja berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota kelompok kerja dan bagian dari perusahaan. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan kerja 1. Menjelaskan tugas dalam kelompok kerja sesuai dengan prosedur perusahaan 2. Menjelaskan tanggung jawab sebagai pribadi, sebagai anggota kelompok kerja maupun sebagai karyawan perusahaan 3. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melaksanakan tugas dalam kelompok kerja dengan benar 4. Menjelaskan prosedur dan menunjukan langkah untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi dalam 5. Diskusi kelompok: - Tugas dalam kelompok kerja sesuai dengan prosedur perusahaan - Tanggung jawab sebagai pribadi, sebagai anggota kelompok kerja maupun sebagai karyawan perusahaan - Prosedur untuk melaksanakan tu- 1. Kerja sama Tim 2. K3 Dalam Teamwork yang Baik 3. Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja 5 10* Halaman: 21 dari 47

23 dan tanggung jawab pribadi dalam kelompok kerja gas dalam kelompok kerja dengan benar - Prosedur untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi dalam 6. Peragaan: 5** - Melaksanakan tugas dalam kelompok kerja dengan benar - Melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi dalam Diskusi kelompok: 40 - Mengidentifikasi peran anggota dan tujuan berdasarkan sumber yang benar; - Mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien; - Menggunakan cara komunikasi yang tepat dalam kegiatan ; - Melakukan tugas dalam berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota dan bagian dari perusahaan; Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d 3.4, dibimbing langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja Instruktur Teori: Instruktur Praktek: Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan. Halaman: 22 dari 47

24 BAB IV KOMUNIKASI DAN KERJA SAMA DI TEMPAT KERJA 4.1 Umum Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan saling terkait dengan orang lain di lingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terlebih manusia yang melakukan aktifitas atau pekerjaan di lingkungan tertentu Pengertian dan persyaratan komunikasi a. Pengertian komunikasi Menurut kamus Bahasa Indonesia, komunikasi adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih secara benar, sehingga tujuan berkomunikasi tercapai. Menurut asal kata Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang (penyampai pesan atau komunikator) kepada orang lain (penerima pesan atau komunikan) dengan maksud memperoleh umpan balik. b. Persyaratan komunikasi Ada beberapa peryaratan yang mempengaruhi keberhasilan suatu komunikasi, antara lain: 1) Komunikator dan komunikan dapat berperan dengan baik; 2) Tujuan komunikasi harus jelas; 3) Isi komunikasi dikemas secara jelas dan mudah dipahami; 4) Alat/media komunikasi yang tepat; 5) Komunikasi harus menarik Jenis komunikasi Terdapat beberapa jenis atau macam komunikasi yang masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan. Jenis komunikasi yang dimaksud adalah: a. Komunikasi verbal (secara lisan) Komunikasi secara lisan adalah komunikasi yang bersifat langsung, yaitu dalam bentuk pembicaraan. Komunikasi dalam bentuk pembicaraan memerlukan komunikator sebagai pembicara yang baik. Halaman: 23 dari 47

25 b. Komunikasi non-verbal 1) Komunikasi tertulis Komunikasi tertulis adalah penyampaian informasi dengan tujuan tertentu dengan cara ditulis, baik ditujukan kepada seseorang maupun kepada kelompok orang. Komunikasi tertulis biasanya berupa surat, surat perintah, kartu, tulisan dinding/ poster dan sebagainya. Komunikasi tertulis memerlukan komunikator sebagai penyusun narasi/redaksi yang baik, sehingga pesan tertulis mudah dipahami dan tidak menyebabkan multi tafsir. 2) Komunikasi dengan gambar Komunikasi atau informasi kadang-kadang lebih tepat dengan menggunakan gambar. Misalnya tanda-tanda penyimpanan bahan berbahaya, larangan atau perintah terkait dengan keselamatan dan keshatan kerja (K3), gambar teknik dan sebagainya. 3) Komunikasi dengan isyarat Komunikasi dengan isyarat kadang-kadang lebih efektif, apabila pada situasi atau tempat kerja dengan mobilitas atau hambatan yang tinggi, misalnya isyarat tangan untuk komunikasi operator alat angkat dengan pemandu (signal man), polisi yang mengatur lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas, dan sebagainya Komunikasi dalam Dalam suatu, setiap anggota kelompok dapat berkomunikasi secara bebas dan terbuka dengan anggota kelompok lainnya. Kelompok inipun dapat membangun norma-norma kelompok, misalnya engatur bagaimana cara mereka berdiskusi, juga dapat mengembangkan peran-peran yang mempengaruhi interkasi di antara mereka dan setiap anggota kelompok harus bersinergi dengan anggota lainnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kehadiran kelompok kerja seringkali lebih mampu untuk menghsilkan sebuah pekerjaan yang lebih berkualitas dan juga mengambil keputusan yang lebih baik daripada bekerja sendiri. 4.2 Penerimaan dan Penyampaian Informasi di Tempat Kerja Penerimaan dan penyampaian informasi merupakan tali penghubung antara pihak yang menerima informasi dengan yang menyampaikan informasi. Materi informasi dalam perusahaan dapat berupa perintah (instruksi), laporan atau ketentuanketentuan yang harus ditaati oleh setiap anggota. Agar tidak menimbulkan hambatan maka komunikasi harus dilakukan dengan benar dan efektif Jenis informasi dalam pelaksanaan tugas a. Jenis komunikasi yang dipakai dalam pelaksanaan tugas Dalam pelaksanaan tugas, seorang operator mesin pencampur aspal akan menerima informasi dari berbagai sumber antara lain dari sesama Halaman: 24 dari 47

26 anggota atau dari pimpinan, baik disampaikan secara tertulis maupun secara lisan (verbal). Jenis komunikasi yang dipakai sangat tergantung pada kondisi kerja, antara lain: 1) Perintah kerja biasanya disampaikan dengan janis komunikasi nonverbal berupa surat perintah kerja; 2) Komunikasi antara operator mesin pencampur aspal dengan operator dump truck menggunakan komunikasi non-verbal berupa komunikasi dengan isyarat atau bahasa isyarat; 3) Komunikasi antara operator dengan anggota menggunakan jenis komunikasi verbal berupa diskusi kelompok kerja dalam pembagian tugas pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. b. Penyeleksian informasi yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar Setelah informasi tersebut diterima, maka operator mesin pencampur aspal pertama kali harus dapat meneliti bahwa informasi tersebut berasal dari sumber yang benar, misalnya berasal dari: Atasan langsung; Anggota ; Mekanik mesin pencampur aspal. c. Penelitian informasi yang diterima untuk memastikan kebenaran isinya sesuai dengan pelaksanaan tugas Operator alat-alat berat harus mampu meneliti bahwa isi informasi yang dterimanya telah benar dan sesuai dengan tugas pekerjaannya. Misalnya untuk seorang mesin pencampur aspal mampu menentukan bahwa informasi tersebut benar sesuai dengan tugas pekerjaannya. 1) Bila berasal dari atasan langsung, informasi yang diterima dalam bentuk komunikasi non-verbal berupa: a) Surat perintah kerja; b) Surat keputusan; c) Surat edaran; d) Prosedur yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugas (sesuai SOP). 2) Bila berasal dari sesama anggota, informasi yang diterma berupa (sebagai contoh): a) Komunikasi isyarat, pada kegiatan penuangan campuran aspal panas (hot mix) dari mixer ke dalam dump truck, misalnya isyarat bunyi klakson satu kali (pendek) dari operator dump truck menginformasikan dump truck telah penuh terisi hot mix, dan bunyi klakson dua kali memberikan informasi bahwa dump truck bergerak meninggalkan lokasi mesin pencampur aspal; b) Komunikasi verbal, dalam bentuk laporan lisan pada kegiatan pemeliharaan harian dari anggota yang Halaman: 25 dari 47

27 melaporkan tugas membantu melakukan pelumasan komponen telah selesai. c) Komunikasi non-verbal, berupa catatan penyelesaian perbaikan pada surat permintaan perbaikan dari mekanik mesin pencampur aspal Penyampaian informasi dalam pelaksanaan tugas a. Jenis informasi yang harus disampaikan terkait dengan pelaksanaan tugas Informasi yang harus disampaikan dapat menggunakan beberapa jenis komunikasi berdasarkan prosesnya yang dapat dibedakan menjadi: 1) Proses komunikasi secara primer Adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi tertentu lambang yang dipergunakan dapat berupa gerak anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya 2) Proses komunikasi secara sekunder Adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media pertama. Kalau komunikan berada pada lokasi yang jauh, dipergunakan surat atau telepon, apabila komunikan jauh dan jumlahnya banyak dipergunakan surat kabar, radio atau televisi. 3) Proses komunikasi secara linear Adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear belangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face to face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication). Pada umumnya, proses ini berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui media telepon. 4) Proses komunikasi secara sirkuler Adalah terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadi arus dari komunikan ke komunikator. Konsep umpan balik dalam proses komunikasi seperti ini amat penting, karena dengan terjadinya umpan balik komunikator dapat mengetahui apakah umpan balik itu positif atau negatif. Bila positif ia patut gembira, sebaliknya jika negatif akan menimbulkan pemasalahan sehingga ia harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif. Misalnya operator mesin pencampur aspal menyampaikan laporan kegiatan pekerjaan yang telah diisi pada formulir laporan dengan benar, dan Pelaksana Produksi menerima laporan tersebut secara Halaman: 26 dari 47

28 positif karena laporan telah dibuat sesuai dengan tujuan dibuatnya laporan oleh tangan pertama yaitu operator. b. Penerimaan informasi dengan jelas melalui media yang digunakan Dalam kegiatan proyek sehari-hari pemilihan media komunikasi yang tepat dapat mendukung keberhasilan komunikasi yang efektif sehingga pesan yang disampaikan komunikator selalu dapat dipahami oleh komunikan, misalnya: 1) Komunikasi primer secara verbal digunakan pada pemberian tugas dengan media bahasa yang dituangkan dalam tulisan, yaitu surat perintah kerja, gambar kerja, daftar simak pemeriksaan alat, daftar simak potensi bahaya dan kecelakaan, laporan kegiatan pekerjaan dan sebagainya; 2) Komunikasi primer secara non verbal sering dilakukan oleh operator crane dengan signal man atau rigger dengan menggunakan bahasa isyarat; 3) Komunikasi sekunder dengan alat (handy talkie) dilakukan oleh operator tower crane yang berada pada ketinggian tertentu dengan signal man yang mengatur beban yang akan diangkat di lantai lain; 4) Komunikasi secara linear dalam bentuk tatap muka paling sering digunakan, antara lain pada rapat koordinasi, diskusi, negosiasi, instruksi lisan, laporan lisan dan sebagainya; 5) Komunikasi secara sirkuler digunakan terutama untuk evaluasi apakah pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dan dimengerti dengan baik oleh komunikan. Misalnya operator melalui alat HT (handy talkie) telah menyampaikan pesan kepada mekanik bahwa peralatan mengalami kerusakan dan memerlukan bantuan, tetapi tidak kunjung tiba dilokasi karena mungkin mekanik sebagai komunikan tidak jelas menerima pesan dari komunikator. c. Penelitian kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar Informasi yang telah diterima melalui cara dan media yang tepat, meskipun telah diyakini akan kebenarannya, sebaiknya dilakukan penelitian lagi, terutama mengenai tujuan informasi tersebut sehingga dapat dibedakan antara informasi yang ditujukan untuk dirinya sendiri dan informasi yang harus disampaikan lagi kepada anggota kelompok kerja lainnya. 1) Teliti kembali informasi yang diterima; 2) Dipilah informasi yang ditujukan untuk dirinya sendiri dan informs yang harus disampaikan kepada anggota lainnya; 3) Ditanyakan kepada pengirim informasi, bila terjadi keragu-raguan untuk meneruskan informasi tersebut. Halaman: 27 dari 47

29 d. Penyampaian informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat Informasi yang telah diteliti tujuannya dan kebenaran isinya, disampaikan melalui media yang tepat dan cara yang benar ke alamat yang benar pula. Kondisi ini akan melibatkan operator mesin pencampur aspal ke dalam interkasi antar personal secara sinergi yang akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. 1) Siapkan informasi yang akan disampaikan kepada anggota lainnya; 2) Sampaikan informasi tersebut dengan cara dan media yang tepat; 3) Lakukan diskusi bila diperlukan untuk menyamakan persepsi terkait informasi tersebut Jalur komunikasi dalam pelaksanaan tugas a. Jalur komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas Dalam kehidupan organisasi terjadi dua dimensi jalur komunikasi yaitu komunikasi internal dan eksternal, dimana dalam organisasi lapangan yang dipakai adalah komunikasi internal. 1) Komunikasi internal Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dan seterusnya. Proses komunikasi internal ini bisa berupa komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk dan informasi-informasi kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran/umpan balik, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan; b) Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja. Halaman: 28 dari 47

30 Sedangkan menurut sifatnya komunikasi internal dalam perusahaan juga dapat dikategorikan menjadi informasi formal yaitu komunikasi yang berlangsung dalam jalur lini formal menurut struktur komando dalam organisasi, dan komunikasi informal yaitu komunikasi yang diluar jalur formal. 2) Komunikasi eksternal Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Sedangkan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja. b. Pengidentifikasian dan penggunaan jalur komunikasi dengan atasan dan kolega/ rekan kerja Dalam organisasi proyek, terutama untuk para pelaksana di lapangan termasuk operator alat-alat berat, jalur komunikasi yang dipakai adalah jalur komunikasi internal. Penggunaan jalur komunikasi ini tidak berdiri sendiri, namun terkait langsung dengan struktur organisasi dan prosedur operasi standar perusahaan, baik untuk berkomunikasi dengan atasan (vertikal) maupun dengan kolega atau anggota (horizontal) 1) Lakukan pemilihan jalur komunikasi vertikal untuk menyampaikan laporan dan informasi lainnya kepada atasan langsung. Dalam kondisi ini harus mematuhi SOP perusahaan yang mengatur hubungan secara organisatoris antara operator dengan atasannya. 2) Lakukan pemilihan jalur komunikasi horizontal untuk mengatur pembagian kerja sesama anggota kelompok. Dalam kondisi ini harus mematuhi dang menghormati hubungan antar anggota sesuai dengan hirarki dalam organisasi plant. c. Penggunaan jalur komunikasi diantara anggota Jalur komunikasi diantara anggota termasuk dalam jalur komunikasi internal yaitu jalur komunikasi horizontal. Jalur komunikasi ini memungkinkan anggota berinteraksi secara bebas dan terbuka sehingga akan memperlancar pertukaran informasi secara seimbang, yang diharapkan dapat memposisikan para anggota pada kedudukan yang sama dalam penguasaan pengetahuan, pengalaman dan cara pemecahan masalah secara bersama. 1) Lakukan pemilihan komunikasi horizontal untuk berkomunikasi diantara anggota secara efektif untuk mengkomunikasikan berbagai informasi; 2) Diskusikan secara langsung di dalam setiap maslah yang dihadapi dalam penyelesaian tugas. Catat dan laporkan kepada atasan terkait masalah yang tidak dapat Halaman: 29 dari 47

31 dipecahkan dalam dan memerlukan tindak lanjut/ turn tangan dari atasan langsung Pelaksanaan prosedur perusahaan a. Penjelasan prosedur yang ditetapkan perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas Pertama sekali dalam melakukan tugas pekerjaan yang diberikan atasan langsung kepada setiap anggota, adalah pemahaman terhadap peraturan atau tata laksana baku (Standard Operation Procedure, SOP) yang telah ditetapkan perusahaan. SOP ini sifatnya mengikat dan setiap karyawan perusahaan wajib mentaatinya dan melaksanakannya dengan disipiln dan penuh tanggung jawab. Pemahaman yang benar oleh setiap anggota terhadap peraturan atau tata laksana baku (SOP), dapat meningkatkan kinerja dengan bekerja secara sinergi satu anggota dengan anggota lainnya. b. Interpretasi peraturan perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya Biasanya dalam selalu dilakukan sosialisasi tentang SOP yang ditetapkan perusahaan, terutama yang menyangkut uraian tugas dari masing-masing anggota kelompok, sehingga pimpinan kelompok lebih mudah dan terarah dalam melakukan koordinasi di lapangan. Setiap terjadi ketidakjelasan atau multi-tafsir dari SOP terkait dengan tugas anggota, dilakukan penjelasan secara transparan dari atasan langsung dalam kesempatan pertemuan rutin yang dihadiri semua anggota. c. Pelaksanaan prosedur yang ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya Dampak pembinaan yang intensif dari dalam sosialisasi pemahaman prosedur yang ditetapkan perusahaan adalah setiap anggota kelompok lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dan dapat bersinergi dengan anggota lainnya sehingga secara konsisten dapat mencapai hasil yang lebih baik, yaitu lebih baik untuk individunya, lebih baik untuk nya dan lebih baik untuk perusahaan. Selama pelaksanaan tugas tidak terjadi tugas pekerjaan yang tumpang tindih antara tugas anggota 1) Pahami tugas pribadi (individu) sebagai karyawan perusahaan/ operator mesin pencampur aspal; 2) Pahami tujuan yang di dalamnya terdiri dari individu-individu dengan berbagai latar belakang social yang berbeda-beda; Halaman: 30 dari 47

32 3) Pahami prosedur yang ditetapkan perusahaan sebagai dasar dalam melakukan tugas pribadi dan tugas dalam ; Prosedur hubungan kerja antar personal a. Prosedur hubungan kerja antar personal berdasarkan peraturan yang ditetapkan perusahaan Hubungan kerja antar personal dapat diartikan sebagai komunikasi timbal balik antara seseorang dengan orang lain. Hubungan antar personal yang baik akan menumbuhkan tingkat keterbukaan seseorang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara anggota. Komunikasi yang efektif tersebut akan menumbuhkan kerjasama yang baik dalam melaksanakan tugas sesuai denga peraturan atau prosedur yang ditetapkan perusahaan b. Hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masing-masing 1) Hubungan antar personal Dalam pengoperasian mesin pencampur aspal melibatkan beberapa petugas dalam suatu yang mempunyai tujuan untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix asphalt, HMA). Komunikasi dilakukan secara transparan untuk kepentingan dan dengan mengenyampingkan kepentingan ataupun permasalahan pribadi. a) Periksa proses penyiapan agregat yang dilakukan oleh operator wheel loader dan juru cold bin. Produknya agregat dengan ukuran/ gradasi yang ditentukan tersedia dalam setiap bin. b) Periksa proses penyiapan aspal panas yang dilakukan juru ketel dan bagian pengisian aspal (logistik). Produknya aspal panas dalam tangki persediaan siap untuk disalurkan. c) Periksa proses penyiapan filler yang dilakukan bagian pengiriman material dan operator mesin pencampur aspal. Produknya filler tersedia sesuai dengan kebutuhan produksi. c. Pemilahan antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas untuk membina hubungan kerja di tempat kerja yang harmonis 1) Tumbuhnya rasa kesetaraan dalam, salah satunya dibina dengan intensifnya komunkasi antar personal yang transparan, dengan penekanan kepada kepentingan tugas dalam ; 2) Pencapaian tujuan diraih karena adanya kekuatan individu yang bersinergi dengan individu lainnya dalam menyelesaikan tugas kelompok tanpa menonjolkan kepentingan pribadi masing-masing; Halaman: 31 dari 47

33 3) Menumbuhkan motovasi semua anggota dalam membina hubungan kerja antar personal di tempat kerja yang berorientasi kepada kepentingan menjadi tanggung jawab pemimpin. 4.3 Koordinasi di Tempat Kerja Pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix asphalt, HMA), tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh operator mesin pencampur aspal karena ternyata harus melibatkan petugas lain yang dalam kegiatannya menghasilkan produk antara yang diperlukan untuk memroduksi campuran aspal panas. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang, atau dikerjakan oleh beberapa orang bersama-sama dalam bentuk kerjasama (team work), memerlukan adanya koordinasi agar kerjasama dapat dipertahankan tetap baik. Dengan koordinasi dapat dilakukan beberapa hal penting dengan lebih mudah dan hasil yang lebih baik, seperti misalnya monitoring kemajuan pekerjaan, keselarasan kerja, pemecahan masalah, dan lain sebagainya Pertemuan koordinasi a. Program pertemuan koordinasi di tempat kerja Koordinasi merupakan suatu hal yang mudah dikatakan, akan tetapi tidak demikian pada pelaksanaannya. Koordinasi dapat dilakukan dengan lebih efisien melalui pertemuan atau rapat-rapat secara berkala, dengan tujuan untuk evaluasi kemajuan hasil pekerjaan, memelihara keselarasan kerja kelompok sehingga kondisi sinergi tetap dapat dipertahankan, pemecahan masalah, menampung dan mengunakan berbagai masukan yang baik dan bermanfaat bagi kelompok, dan sebagainya. Misalnya dalam kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal, pertemuan koordinasi harian dilaksanakan setiap pagi sebelum memulai pekerjaan untuk menghadirkan semua petugas yang terlibat dalam kegiatan produksi dapat menyiapkan diri untuk secara bersamasama menyelesaikan tugas memroduksi campuran aspal panas. b. Pengumpulan informasi agenda pertemuan yang diprogramkan Agenda pertemuan koordinasi telah disepakati untuk dilakukan setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, dan untuk kegiatan rutin setiap petugas anggota telah dapat mengetahui materi yang akan dibahas dalam pertemuan koordinasi tersebut. Namun suatu perubahan sesuai dengan kondisi lapangan mungkin saja terjadi dan harus dibahas dalam pertemuan koordinasi. Oleh karena itu setiap anggota harus berusaha proaktif mendapatkan informasi agenda pertemuan koordinasi di lapangan, Halaman: 32 dari 47

34 agar dapat mempersiapkan diri untuk hadir dan aktif dalam setiap pertemuan yang telah diagendakan. Misalnya untuk pertemuan koordinasi tersebut, Pelaksana Produksi telah mengagendakan pertemuan keesokan harinya dengan acara pokok: Informasi produksi hot mix yang harus diproduksi hari ini; Kegiatan mesin pencampur aspal dimulai pada jam 11.00; Ada kegiatan kalibrasi timbangan yang dimulai jam 08.00; Material produksi disiapkan sesuai yang tercantum dalam surat perintah; Usul-usul dari anggota; Lain-lain. c. Kehadiran pada pertemuan harian atau berkala di tempat kerja Berdasarkan agenda rapat atau pertemuan yang telah diinformasikan kepada semua anggota, maka kepada setiap anggota kelompok diwajibkan untuk selalu hadir dalam rapat atau pertemuan kordinasi, agar dapat menyampaikan pemasalahan yang dihadapi untuk bantuan pemecahanya, memberikan masukan-masukan yang relevan dengan tugas kelompok, dan lain sebagainya. 1) Menyiapkan bahan pertemuan, karena pertemuan ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk berinteraktif antar anggota dalam forum yang lebih terarah karena telah ditetapkan agenda pertemuannya; 2) Menghubungi petugas terkait dengan masalah yang dihadapi untuk mendapatkan masukan pemecahannya yang dipersiapkan sebelumnya untuk dibahas dalam pertemuan koordinasi Tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan a. Tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan Penyampaian masukan dalam pertemuan harus sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan, sehingga pertemuan dapat berjalan efektif dan terfokus pada masalah-masalah yang dihadapi kelompok kerja. Setiap anggota dapat menyampaikan masukan untuk dibahas dalam pertemuan, namun harus dapat menerima dan berlapang dada bila masukannya tidak/ belum dapat diterima anggota dalam pertemuan tersebut. b. Penyiapan materi bahan masukan dalam pertemuan Berdasarkan agenda pertemuan, setiap anggota kelompok telah dapat memahami tujuan pertemuan tersebut, sehingga diharapkn dapat menyiapkan bahan masukan atau masalah yang memerlukan pemecahan bersama dalam pertemuan. Secara garis besar bahan masukan atau masalah yang akan disampaikan antara lain harus memiliki kriteria: Halaman: 33 dari 47

35 1) Bahan harus dirancang sedemikan rupa sehingga dapat menarik perhatian anggota pertemuan; 2) Bahan yang disusun harus menggunakan bahasa atau lambanglambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara anggota pertemuan, sehingga secara bersama akan mengerti atas bahan yang akan disampaikan tersebut; 3) Bahan yang akan disampaikan harus diusahakan dapat membangkitkan pemenuhan kebutuhan tugas anggota dan. c. Penyampaian masukan sesuai dengan tujuan pertemuan Di dalam rapat atau pertemuan koordinasi, diharapkan kepada semua peserta rapat untuk dapat memberikan masukan yang relevan dengan kepentingan dan tujuan rapat yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan bagi kelompok, keuntungan bersama ataupun keuntungan semua pihak. Dalam memberikan ataupun menanggapi masukan, seyogianya selalu perpegang pada prinsip dasar komunikasi yang efektif, sehingga dapat meperoleh hasil yang baik, tanpa menimbulkan friksi di dalam kelompok ataupun hal-hal yang tidak diinginkan. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan prinsip yang pertama, membangun rasa menghargai orang lain. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap dirinya penting ketika berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah orang dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari sipenerima pesan. Prinsip dasar komunikasi yang efektif dapat dirangkum dalam satu kata REACH, singkatan dari Respect, Emphaty, Audible, Clarity dan Humble, dengan pengertian sebagai berikut: 1) Respect, adalah sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara. Kita harus memiliki sikap menghormati dan menghargai lawan bicara kita, karena pada dasarnya manusia itu ingin dihormati dan dihargai dan diangggap penting. Jika masukan merupakan suatu kritik terhadap seseorang, lakukan dengan penuh respect terhadap harga diri dan kebanggaan orang yang bersangkutan. 2) Empathy, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh orang lain yang bersangkutan. Rasa empathy akan membuat kita mampu untuk menyampaikan masukan (pesan) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan komunikan menerima pesan yang kita sampaikan. Prinsip dasar ini adalah memperlakukan orang lain seperti halnya kita ingin diperlakukan oleh orang lain. Empati bisa juga diartikan sebagai kemampuan untuk mendengar dan bersikap perspektif, yaitu sikap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Halaman: 34 dari 47

36 3) Audible, adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk menerapkan prinsip ini dalam mengirimkan/ menyampaikan pesan adalah: Buatlah pesan/masukan yang akan disampaikan mudah dimengerti; Fokus pada informasi yang penting; Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan yang disampaikan; Berilah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar; Antisipasi kemungkinan muncul suatu masalah; Selalu siapkan rencana atau pesan cadangan. 4) Clarity, adalah kejelasan pesan yang ingin disampaikan. Pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity ini juga sangat tergantung dari kualitas suara dan bahasa yang dipergunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti membuat isi dari pesan tidak dapat mencapai tujuannya. Sering orang menganggap remeh pentingnya clarity, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara dan kata-kata yang dipilih untuk berkomunikasi. 5) Humble, yaitu rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan prinsip yang pertama, membangun rasa menghargai orang lain. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap dirinya penting ketika berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah orang dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari sipenerima pesan Pelaksanaan keputusan/hasil pertemuan a. Hubungan keputusan/ hasil pertemuan koordinasi dengan pelaksanaan tugas Setiap pertemuan atau rapat koordinasi, harus dapat menghasilkan suatu kesimpulan rapat yang telah disetujui bersama. Hasil rapat ini merupakan keputusan yang ditentukan secara konsesus sehingga merupakan suatu keputusan bersama yang bersifat mengikat, oleh karenanya semua pihak harus mau dan mampu melaksanakan hasil rapat sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Hasil kesepakatan rapat yang tidak dilaksanakan, atau tidak ada respon/umpan balik, adalah suatu hal yang mubadir, dan ini harus dihindari. b. Pelaksanaan keputusan hasil pertemuan Hasil keputusan rapat tersebut harus dilaksanakan dengan konsisten, baik oleh kelompok maupun anggota kelompok yang terkait. Halaman: 35 dari 47

37 Keputusan rapat merupakan kesepakatan yang disetujui peserta rapat, sehingga sebagai konskwensinya adalah semua orang/petugas yang terkait dengan keputusan rapat tersebut, harus melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. c. Penyampaian umpan balik dari pelaksanaan keputusan berdasarkan penerapannya di lapangan 1) Pelaksanaan setiap keputusan sebagai hasil pertemuan oleh setiap anggota, diusahkan dapat menghasilkan kinerja yang efektif dalam. Secara sadar setiap anggota akan merasakan dampak dari pelaksanaan keputusan tersebut setelah diterapkan sesuai dengan tugas individunya dalam melaksanakan tugas sebagai karyawan perusahaan. 2) Setiap keberhasilan dari penerapan keputusan di lapangan, dicatat sebagai bahan masukan untuk peningkatan kinerja kelompok atau individu. Dan setiap ketidak tepatan penerapan kuputusan dengan kondisi lapangan juga dicatat sebagai bahan masukan untuk perbaikan kinerja kelompok atau individu. 3) Diharapkan setiap anggota dapat mengembangkan hasil pengamatan lapangan berdasarkan pengalamannya masingmasing, dan dapat memberikan umpan balik kepada pimpinan kelompok atau atasannya untuk perbaikan kinerja kelompok untuk dibahas dalam pertemuan berikutnya Prosedur interaksi di tempat kerja a. Prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja Setiap pribadi/individu anggota memiliki latar belakang kemampuan bebeda, berupa pemahaman, pengalaman, maupun prediksi tantangan yang dihadapi sebuah. Sinergi dapat dicapai ketika setiap individu tim merubah diri dari sifatnya yang individualistis ke dalam sebuah tim yang sifatnya kolektif. Kesuksesan perpindahan tersebut tergantung pada kemampuan anggota tim dalam interaksi positif dan dalam kerjasama konstruktif dalam setiap aktivitas tim. Dengan demikian, membuka diri dan mau menerima peran serta orang lain merupakan permulaan dan pembuka jalan bagi kita untuk mempercepat perpindahan menuju satu tim. b. Pelaksanaan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk menjaga agar keputusan pertemuan dapat dilaksanakan Interaksi merupakan salah satu bagian dari proses yang terjadi di dalam. Interaksi antar anggota kelompok dapat juga dipakai sebagai indikator bagaimana kerjasama dalam tim berjalan. Minimnya interaksi antar anggota kelompok menunjukkan bahwa kerjasama dalam kelompok tersebut tidak atau kurang berjalan. Halaman: 36 dari 47

38 Oleh karena itu pimpinan kelompok harus selalu berusaha untuk merangsang timbulnya interaksi antar anggota kelompok. Kelompok kerja bisa berfungsi dengan baik, bila semua anggota berusaha memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu sama lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi masalah. 1) Lakukan interaksi dengan sopan, untuk menjaga agar setiap perintah dapat dilaksanakan secara bersinergi termasuk setiap keputusan pertemuan yang telah disepakati bersama; 2) Lakukan penyampaian informasi dengan benar dan menggunakan media yang tepat untuk menjaga agar tugas termasuk keputusan pertemuan dapat dilaksanakan baik sebagai individu atau sebagai anggota. c. Pelaksanaan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk memelihara agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib Sinergi dalam kerja tim memiliki kekuatan dinamis, sehingga mempengaruhi bagaimana individu-individu berinteraksi satu dengan yang lain. Tentunya hal ini terjadi dari individu yang saling menghargai diantara masing-masing anggota dan sama-sama memahami posisinya dalam organisasi perusahaan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang menjadi tujuan. 1) Pelihara semangat kerjasama yang selama ini telah terbina dengan baik; 2) Lakukan interaksi antar personal di tempat kerja dengan disiplin dalam koridor kerja sesuai dengan tata laksana baku (SOP) yang ditetapkan perusahaan. 4.4 Kerjasama Dalam Kelompok Kerja Peran anggota dan tujuan Kerjasama (team work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, dan kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang berkeinginan untuk menyelesaikan suatu tugas atau proses. Kumpulan individu atau anggota Gambar 1: Contoh bentuk sebuah tim kelompok tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain Halaman: 37 dari 47

39 Karakteristik terbentuknya team work Ada kesepakatan terhadap misi Anggota harus memahami dan menyepakati misi agar bisa bekerja dengan efektif; Semua anggota mentaati peraturan. Suatu harus mempunyai peraturan atau tata tertib, sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil. Kelompok kerja dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang didistribusikan dengan baik dan setiap anggota diperlakukan secara adil. Orang beradaptasi terhadap perubahan. Perubahan bukan saja tidak dapat dihindari tetapi juga diperlukan sekali, hanya pada umumnya orang sering menolak perubahan. Oleh karenanya setiap anggota harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara positif. a. Tujuan dalam kegiatan pelaksanaan tugas di tempat kerja Dalam pengoperasian mesin pencampur aspal, seorang operator tidak mungkin bekerja hanya sendirian sebagai individu dan sebagai anggota, sehingga dalam pelaksanaannya selalu melakukan kerjasama dengan anggota lainnya. Mekanisme kerja sama harus berpedoman kepada uraian tugas yang ditetapkan perusahaan sehingga setiap petugas (anggota kelompok kerja) dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Uraian jabatan kadang-kadang tidak sesuai dengan kemampuan dan harapan anggota, sehingga perlu dibicarakan bersama dengan para anggota peran dan tugas masing-masing anggota dalam pencapaian tujuan. Dalam pembicaraan dengan semua dijelaskan antara lain: - Misi atau tujuan - Tugas dan tanggung jawab setiap anggota - Kepada siapa setiap anggota harus melaporkan hasil kerjanya. - Peran masing-masing anggota tidak bertentangan atau tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya. b. Identifikasi peran anggota 1) Sinergi diantara anggota Pada dasarnya sinergi memilki makna bahwa satu ditambah satu pasti lebih besar dari dua. Dengan kata lain, hasil dari suatu yang efektif harus lebih besar dari hasil masingmasing individu. Halaman: 38 dari 47

40 Gambar 2: Contoh sinergi dalam tim Sebagai contoh kerjasama semut yang mampu menyebrangi lokasi yang ukurannya melebihi kemampuan satu ekor semut, bila dilakukan sendirian yaitu dengan membuat jembatan terdiri dari beberapa ekor semut yang akan disebaraing oleh semut-semut lainnya. 2) Peran anggota Setiap perusahaan telah dilengkapi dengan struktur organisasi yang mengatur mekanisme kerja dan tingkat jabatan dalam organisasi tersebut. Dan suatu keharusan bagi setiap petugas dalam organisasi perusahaan tersebut mengetahui dengan benar tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan pimpinan kelompok berkewajiban menyosialisasikan tugas dan tanggung jawab anggota kelompoknya. c. Pelaksanaan tugas sesuai perannya dalam Sinergi adalah kerja kelompok yang kreatif dalam kerjasama yang kreatif. Kunci untuk menciptakan sinergi adalah dengan belajar untuk menghargai bahkan mensyukuri perbedaan latar belakang adat istiadat, kepribadian maupun pengalaman dan pendidikan. Ketergantungan timbal balik mengandung arti bahwa satu tambah satu lebih besar dari satu, tetapi belum tentu sama dengan dua, biasa terjadi paling sedikit sama dengan tiga atau lebih. Hal itu yang membuat dua individu bekerja bersama karena mereka mendapatkan keuntungan dengan bekerja sama sehingga hasil bersama itu lebih menguntungkan dari pada dikerjakan sendiri-sendiri. Dengan menyadari dan menerapkan peran masing-masing anggota, akan menghasilkan kinerja yang optimal dalam sebagai penerapan dari proses saling mengisi kekurangan dan kelebihan kemampuan individualnya Tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota a. Identifikasi tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota dalam Salah satu kunci keberhasilan adalah mengenal lebih jauh tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota kelompok kerja. 1) Kenali anggota. Sebisa mungkin dapatkan informasi tentang teman-teman sekerja, selain namanya. Misalnya, sudah berapa lama ia bekerja, tugasnya apa saja selama bekerja. Pastikan anda tahu bagaimana menyebutkan namanya dengan benar. Halaman: 39 dari 47

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL NAMA JABATAN MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL NAMA JABATAN MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL NAMA JABATAN MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI : F45.500.2.2.30.01.002.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI:.01 BUKU KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori)... 4

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BERITA NEGARA. No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PESAWAT LIFT & ESKALATOR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Perencana, Semua Bagian

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKUKAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM KOMUNIKASI

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM KOMUNIKASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM KOMUNIKASI PAM.MM02.009.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN PLTU BATUBARA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PERSIAPAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.001.02 BUKU KERJA

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru No.46, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Jasa Konstruksi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 24/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN PLTA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERAPIHAN BAHU JALAN (FINISHING)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERAPIHAN BAHU JALAN (FINISHING) MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERAPIHAN BAHU JALAN (FINISHING) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1. Unit Kompetensi yang

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG Tukang Taman Pada Bangunan Gedung MELAKUKAN KOMUNIKASI BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL FORMULA CAMPURAN KERJA BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan :

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : MEKANIK ENGINE TINGKAT DASAR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan Kualifikasi : Tingkat Pemula dan Tingkat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 28 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 28 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN PELATIHAN KERJA DI LEMBAGA PELATIHAN MILIK PEMERINTAH, SWASTA DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci