DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1"

Transkripsi

1 BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 6 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN CONCRETE PUMP Umum Persiapan Pemeliharaan Harian Pemeriksaan Keliling (Walk Around Inspection) Pemeriksaan Pelumas, Air Pendingin, Bahan Bakar dan Perlengkapan Alat Bahan Laporan Pemeliharaan BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 1 dari 55

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Halaman: 2 dari 55

4 c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah: 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau Halaman: 3 dari 55

5 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sek\u9umpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Halaman: 4 dari 55

6 1.4.9 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 55

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Operator Pompa beton yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melakukan Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi - Kode Unit, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja; Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L); Mobilisasi Pompa Beton; Teknik Penempatan Unit Concrete pump; Teknik Pemompaan Beton Segar; Troble Shooting; Kegiatan Akhir Pengoperasian Concrete pump Pengertian Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Melakukan Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. Halaman: 6 dari 55

8 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Pemeliharaan Harian Concrete pump Judul Unit : Melakukan Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi Kode Unit : Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan harian pompa beton sebelum operasi Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja 1. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) Melakukan persiapan harian sebelum operasi 1.1 Prosedur harian diidentifikasi sesuai buku manual. 1.2 Komponen pompa beton diidentifikasi sebagai dasar pelaksanaan harian. 1.3 Bahan dan peralatan untuk harian disiapkan. 2. Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) 3. Memeriksa pelumas, air pendingin, bahan bakar dan perlengkapan alat 4. Membuat bahan laporan harian 2.1 Kebocoran pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin diperiksa. 2.2 Kondisi ban dan semua baut-baut pengikat diperiksa dari kemungkinan ada yang kendor/rusak. 2.3 Kondisi fisik semua komponen alat diperiksa dari kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya. 3.1 Kondisi dan kecukupan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu diperiksa. 3.2 Pipa penyalur beton (Conveying pipe) dan perlengkapannya diperiksa. 3.3 Greasing dilaksanakan di titik-titik pelumasan pada truck, boom dan pompa. 4.1 Chek list kegiatan diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan. 4.2 Kelainan yang diketemukan dalam harian sebelum operasi dicatat. 4.3 Pemakaian bahan / material sebelum operasi dicatat. Halaman: 7 dari 55

9 2.3.6 Batasan Variabel a. Kontek Variabel 1) Unit Kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individu dan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan Concrete pump; 2) Unit kompetensi ini harus dilakukan sebelum mengoperasikan Concrete pump; 3) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan tools standar yang selalu tersimpan di unit alat; 4) Unit kompetensi ini diterapkan sebelum mengoperasikan peralatan; 5) Unit kompetensi ini diterapkan untuk Concrete pump type boom / Truck mounted dalam kondisi lingkungan yang mendukung. b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat: a) Concrete pump Type Boom/Truck mounted. b) Tools untuk harian; Standard tools untuk Concrete pump; Pompa gemuk (grease gun); c) Alat Pelindung Diri (APD); d) Alat Pengaman Kerja (APK). 2) Bahan: a) Bahan bakar b) Gemuk (grease); c) Minyak pelumas; d) Daftar simak (check list) kondisi alat; e) Buku petunjuk dan pengoperasian Concrete pump. c. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 1) Melakukan persiapan harian sebelum operasi; 2) Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection); 3) Memeriksa pelumas, air pendingin, bahan bakar dan perlengkapan alat; 4) Membuat bahan laporan harian; d. Peraturan-peraturan yang diperlukan 1) Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja; 2) Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan; 3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Concrete pump. 4) Prosedur Operasi Standar (SOP) Perusahaan; Halaman: 8 dari 55

10 2.3.7 Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian 1) Prosedur penilaian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. 2) Tempat Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat. 3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : FKK.CP : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja FKK.CP : Menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di tempat kerja 4) Keterkaitan dengan kompetensi lain: FKK.CP : Melakukan Mobilisasi Peralatan ke Lokasi Proyek; FKK.CP : Menempatkan Unit Concrete pump di Tempat Pemompaan Beton; FKK.CP : Mengoperasikan Pemompaan Beton Segar (Siap Pakai); FKK.CP : Mengatasi Gangguan (Trouble Shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen; FKK.CP : Melakukan Kegiatan Akhir Pengoperasian Concrete pump. b. Kondisi Pengujian 1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan melakukan persiapan pelaksanaan harian, melakukan pemeriksaan keliling, memeriksa kecukupan pelumas, air pendingin, bahan bakar dan perlengkapan alatserta membuat bahan laporan, yang digunakan untuk melakukan Concrete pump, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian Concrete pump. 2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan demonstrasi/ praktek; 3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja. c. Pengetahuan yang diperlukan: 1) Komunikasi; 2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L); Halaman: 9 dari 55

11 3) Struktur dan fungsi komponen utama Concrete pump; 4) Pemeliharaan Concrete pump (preventive maintenance); 5) Pengetahuan bahan bakar dan pelumas; 6) Sistem pelaporan. d. Keterampilan yang dibutuhkan : 1) Melakukan komunikasi dengan benar di tempat kerja; 2) Menerapkan K3L selama melakukan harian; 3) Melakukan persiapan pelaksanaan ; 4) Melakukan pemeriksaan keliling komponen Concrete pump; 5) Melakukan greasing di titik yang ditentukan; 6) Membuat bahan laporan. e. Aspek Kritis 1) Kedisiplinan dalam melakukan persiapan ; 2) Ketelitian dalam melakukan pemeriksaan keliling komponen Concrete pump; 3) Kecermatan dalam memeriksa kondisi minyak pelumas, air pendingin, air pencuci, bahan bakar dan perlengkapan Concrete pump 4) Kedisiplinan dalam melakukan greasing pada titik yang ditentukan; 5) Kedisiplinan dalam mencatat bahan laporan Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan 1 informasi 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 Halaman: 10 dari 55

12 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan 3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses Halaman: 11 dari 55

13 belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan: Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Melakukan persiapan harian sebelum operasi : Melakukan persiapan pelaksanaan mesin pencampur aspal Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Prosedur harian diidentifikasi sesuai buku manual 1) Dapat menjelaskan prosedur harian sebelum operasi 2) Mampu mengidentifikasi jenis, merk, type, serial number dan tahun pembuatan unit Concrete pump yang dioperasikan dengan teliti 3) Mampu menyiapkan buku manual / referensi dan pengoperasian Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifika si Prosedur harian sesuai buku manual 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan prosedur harian sebelum operasi 2. Menjelaskan cara mengidentifikasi jenis, merk, type, serial number dan tahun pembuatan unit Concrete pump yang dioperasikan dengan teliti 3. Menjelaskan cara menyiapkan buku manual / referensi dan pengoperasian 4. Menjelaskan cara mengidentifikasi bab yang membahas dalam buku manual pompa beton 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton 5 Halaman: 12 dari 55

14 ) Harus mampu mengidentifikasi bab yang membahas dalam buku manual pompa beton 5. Diskusi kelompok: prosedur harian sebelum operasi cara mengidentifikasi jenis, merk, type, serial number dan tahun pembuatan unit Concrete pump yang dioperasikan dengan teliti cara menyiapkan buku manual / referensi dan pengoperasian mengidentifikasi bab yang membahas dalam buku manual pompa beton 6. Peragaan cara mengidentifikasi jenis, merk, type, serial number dan tahun pembuatan unit Concrete pump yang dioperasikan dengan teliti cara menyiapkan buku manual / referensi dan pengoperasian mengidentifikasi bab yang membahas dalam buku manual 15* 15** 1.2 Komponen pompa beton diidentifikasi sebagai dasar pelaksanaan harian 1) Dapat menjelaskan nama dan letak komponen pompa beton 2) Dapat menjelaskan struktur dan fungsi setiap komponen pompa beton 3) Mampu menjelaskan kegiatan harian pompa beton. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifika si Komponen pompa beton sebagai dasar pelaksanaan harian 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan pompa beton 1. Menjelaskan nama dan letak komponen pompa beton 2. Menjelaskan struktur dan fungsi setiap komponen pompa beton 3. Menjelaskan kegiatan harian pompa beton. 4. Diskusi kelompok: nama dan letak komponen pompa beton struktur dan fungsi setiap komponen pompa beton kegiatan harian pompa beton. 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton 5 Halaman: 13 dari 55

15 Peragaan kegiatan harian pompa beton. 15* 15** 1.3 Bahan dan peralatan untuk harian disiapkan 1) Dapat menyebutkan bahan dan peralatan yang digunakan untuk 2) Harus mampu berkoordinasi dengan bagian mekanik dan logistik untuk pengadaan bahan dan peralatan yang digunakan 3) Harus mampu menyiapkan bahan operasional sesuai dengan kebutuhan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyiapkan Bahan dan peralatan untuk harian 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan dan menyebutkan bahan dan peralatan yang digunakan untuk 2. Menjelaskan cara berkoordinasi dengan bagian mekanik dan logistik untuk pengadaan bahan dan peralatan yang digunakan 3. Menjelaskan cara menyiapkan bahan operasional sesuai dengan kebutuhan 4. Diskusi kelompok menyebutkan bahan dan peralatan yang digunakan untuk cara berkoordinasi dengan bagian mekanik dan logistik untuk pengadaan bahan dan peralatan yang digunakan cara menyiapkan bahan operasional sesuai dengan kebutuhan 5. Peragaan cara berkoordinasi dengan bagian mekanik dan logistik untuk pengadaan bahan dan peralatan 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton 5 15* Halaman: 14 dari 55

16 yang digunakan cara menyiapkan bahan operasional sesuai dengan kebutuhan 15** Diskusi kelompok: - prosedur harian sesuai buku manual - mengidentifikasi Komponen pompa beton sebagai dasar pelaksanaan harian - menyiapkan Bahan dan peralatan untuk harian Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: - mengidentifikasi jenis, merk, type, serial number dan tahun pembuatan unit Concrete pump yang dioperasikan - menyiapkan buku manual / referensi dan pengoperasian - mengidentifikasi bab yang membahas dalam buku manual pompa beton - kegiatan harian pompa beton - berkoordinasi dengan bagian mekanik dan logistik untuk pengadaan bahan dan peralatan yang digunakan - menyiapkan bahan operasional sesuai dengan kebutuhan Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.3 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Pemeliharaan sebelum operasi Instruktur Teori:.. Instruktur Praktek:. Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan Halaman: 15 dari 55

17 Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Kebocoran pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin diperiksa 1) Dapat menjelaskan tempat-tempat yang berpotensi mengalami kebocoran cairan 2) Harus mampu mendeteksi adanya kebocoran minyak pelumas, bahan bakar dan air pendingin 3) Harus mampu mendeteksi adanya kebocoran pada sambungan pipa hidrolik/ hose dengan pompa hidrolik 4) Harus mampu memeriksa adanya kebocoran yang terdeteksi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Kebocoran pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan tempattempat yang berpotensi mengalami kebocoran cairan 2. Menjelaskan dan memberikan peragaan prosedur untuk mendeteksi adanya kebocoran minyak pelumas, bahan bakar dan air pendingin 3. Menjelaskan cara mendeteksi adanya kebocoran pada sambungan pipa hidrolik/ hose dengan pompa hidrolik 4. Menjelaskan cara memeriksa adanya kebocoran yang terdeteksi 5. Diskusi kelompok tempat-tempat yang berpotensi mengalami kebocoran cairan mendeteksi adanya kebocoran minyak pelumas, bahan bakar dan air pendingin mendeteksi adanya kebocoran pada sambungan pipa hidrolik/ hose dengan pompa hidrolik memeriksa adanya kebocoran yang terdeteksi 6. Peragaan mendeteksi adanya kebocoran minyak pelumas, bahan bakar dan air pendingin mendeteksi adanya kebocoran pada sambungan pipa hidrolik/ hose dengan pompa hidrolik memeriksa adanya kebocoran 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton 5 15* 15** 2.2 Kondisi ban dan semua baut-baut pengikat diperiksa dari kemungkinan ada yang kendor/rusak 1) Dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan kondisi ban dan kekencangan baut Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Kondisi ban dan semua baut-baut pengikat dari kemungkinan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan yang terdeteksi 1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kondisi ban dan kekencangan baut pengikat 2. Menjelaskan dan memberikan peragaan memeriksa kondisi fisik ban terhadap keausan dan kecukupan 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa- 5 Halaman: 16 dari 55

18 pengikat 2) Harus mampu memeriksa kondisi fisik ban terhadap keausan dan kecukupan tekanan 3) Harus mampu ada yang kendor/rusak tekanan 3. Menjelaskan dan memberikan contoh memeriksa semua baut pengikat dari kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang haan terkait pengecoran beton memeriksa semua baut pengikat dari kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang 4. Diskusi kelompok prosedur pemeriksaan kondisi ban dan kekencangan baut pengikat memeriksa kondisi fisik ban terhadap keausan dan kecukupan tekanan memeriksa semua baut pengikat dari kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang 5. Peragaan memeriksa kondisi fisik ban terhadap keausan dan kecukupan tekanan memeriksa semua baut pengikat dari kemungkinan ada yang kendor, 15* 15** 2.3 Kondisi fisik semua komponen alat diperiksa dari kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya 1) Dapat mengidentifikasi letak komponen alat yang akan diperiksa 2) Mampu memeriksa kondisi fisik semua komponen alat 3) Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terdeteksi ada kelainan kondisi pada komponen Concrete pump Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Kondisi fisik semua komponen alat dari kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan rusak atau hilang 1. Menjelaskan cara mengidentifikasi letak komponen alat yang akan diperiksa 2. Menjelaskan dan memberikan contoh cara memeriksa kondisi fisik semua komponen alat 3. Menjelaskan dan memberikan contoh cara melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terdeteksi ada kelainan kondisi pada komponen Concrete pump 4. Diskusi kelompok mengidentifikasi letak komponen alat yang akan diperiksa memeriksa kondisi fisik semua komponen alat tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terdeteksi ada kelainan kondisi pada komponen Concrete pump 5. Peragaan memeriksa kondisi fisik semua komponen alat 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton 5 15* 15** Halaman: 17 dari 55

19 tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terdeteksi ada kelainan kondisi pada komponen Concrete pump Diskusi kelompok: - memeriksa Kebocoran pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin - memeriksa Kondisi ban dan semua baut-baut pengikat dari kemungkinan ada yang kendor/rusak - memeriksa Kondisi fisik semua komponen alat dari kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d KUK 2.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: - mendeteksi adanya kebocoran minyak pelumas, bahan bakar dan air pendingin - mendeteksi adanya kebocoran pada sambungan pipa hidrolik/ hose dengan pompa hidrolik - memeriksa adanya kebocoran yang terdeteksi - memeriksa kondisi fisik ban terhadap keausan dan kecukupan tekanan - memeriksa semua baut pengikat dari kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang - memeriksa kondisi fisik semua komponen alat - melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terdeteksi ada kelainan kondisi pada komponen Concrete pump Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d KUK 2.3 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Pemeliharaan sebelum operasi Instruktur Teori:.. Instruktur Praktek:. Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Memeriksa pelumas, air pendingin, bahan bakar dan perlengkapan alat Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Kondisi dan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan prosedur 1. Buku Petunjuk 5 kecukupan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu diperiksa 1) Dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan kondisi dan kecukupan (level) minyak, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Kondisi dan kecukupan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan pemeriksaan kondisi dan kecukupan (level) minyak, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu 2. Menjelaskan dan memberikan contoh cara memeriksa kondisi minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar 3. Menjelaskan cara Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton Halaman: 18 dari 55

20 accu 2) Harus mampu memeriksa kondisi minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar 3) Harus mampu mengetahui adanya kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar 4) Harus mampu menambah kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu sesuai prosedur mengetahui adanya kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar 4. Menjelaskan dan memberikan peragaan cara menambah kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu sesuai prosedur 5. Diskusi kelompok prosedur pemeriksaan kondisi dan kecukupan (level) minyak, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu memeriksa kondisi minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar mengetahui adanya kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar menambah kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu 6. Peragaan memeriksa kondisi minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar mengetahui adanya kekurangan minyak pelumas 15* 15** Halaman: 19 dari 55

21 engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar menambah kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu 3.2 Pipa penyalur beton (Conveying pipe) dan perlengkapannya diperiksa 1) Dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan pipa penyalur beton dan perlengkapannya 2) Mampu memeriksa ketebalan pipa penyalur beton 3) Mampu memeriksa kondisi klem penyambung pipa 3.3 Greasing dilaksanakan di titiktitik pelumasan pada truck, boom dan pompa 1) Dapat menjelaskan prosedur greasing secara manual 2) Dapat menjelaskan prosedur greasing secara otomatis/terpusat 3) Dapat mengidentifikasi letak komponen alat yang akan diberi gemuk 4) Harus mampu mengidentifikasi letak titik-titik greasing (grease fitting, nipple grease) dengan teliti 5) Harus mampu melakukan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Pipa penyalur beton (Conveying pipe) dan perlengkapann ya Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaksanakan Greasing di titik-titik pelumasan pada truck, boom dan pompa 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan pipa penyalur beton dan perlengkapannya 2. Menjelaskan cara memeriksa ketebalan pipa penyalur beton 3. Menjelaskan memeriksa kondisi klem penyambung pipa 4. Diskusi kelompok prosedur pemeriksaan pipa penyalur beton dan perlengkapannya memeriksa ketebalan pipa penyalur beton memeriksa kondisi klem penyambung pipa 5. Peragaan cara memeriksa ketebalan pipa penyalur beton memeriksa kondisi klem penyambung pipa 1. Menjelaskan prosedur greasing secara manual 2. Menjelaskan prosedur greasing secara otomatis/terpusat 3. Menjelaskan cara mengidentifikasi letak komponen alat yang akan diberi gemuk 4. Menjelaskan dan memberikan contoh cara mengidentifikasi letak titik-titik greasing (grease fitting, nipple grease) dengan teliti 5. Diskusi kelompok prosedur greasing secara manual prosedur greasing secara otomatis/terpusat mengidentifikasi 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran beton 5 15* 15** 5 15* Halaman: 20 dari 55

22 pelumasan (greasing) pada titik-titik tertentu secara manual dan otomatis letak komponen alat yang akan diberi gemuk melakukan pelumasan (greasing) pada titik-titik tertentu secara manual dan otomatis 6. Peragaan mengidentifikasi letak komponen alat yang akan diberi gemuk melakukan pelumasan (greasing) pada titik-titik tertentu secara manual dan otomatis 15** Diskusi kelompok: - memeriksa Kondisi dan kecukupan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu - memeriksa Pipa penyalur beton (Conveying pipe) dan perlengkapannya - melaksanakan Greasing di titik-titik pelumasan pada truck, boom dan pompa Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d KUK 3.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: - memeriksa kondisi minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar - mengetahui adanya kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu dengan benar - menambah kekurangan minyak pelumas engine, minyak hidrolik, grease, bahan bakar, air pendingin, air pencuci dan air accu - memeriksa ketebalan pipa penyalur beton - memeriksa kondisi klem penyambung pipa - mengidentifikasi letak komponen alat yang akan diberi gemuk - mengidentifikasi letak titik-titik greasing (grease fitting, nipple grease) dengan teliti - melakukan pelumasan (greasing) pada titik-titik tertentu secara manual dan otomatis Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d KUK 3.3 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Pemeliharaan sebelum operasi Instruktur Teori:.. Instruktur Praktek:. Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan Halaman: 21 dari 55

23 Elemen Kompetensi 4 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Membuat bahan laporan harian Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Chek list kegiatan diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan 1) Dapat menjelaskan prosedur pengisian daftar simak (check list) harian 2) Dapat memilih daftar simak yang sesuai untuk tipe alat yang dioperasikan 3) Harus mampu mengisi daftar simak sesuai dengan hasil pemeriksaan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengisi Chek list kegiatan sesuai dengan hasil pemeriksaan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan prosedur pengisian daftar simak (check list) harian 2. Menjelaskan cara memilih daftar simak yang sesuai untuk tipe alat yang dioperasikan 3. Menjelaskan mengisi daftar simak sesuai dengan hasil pemeriksaan 4. Diskusi kelompok prosedur pengisian daftar simak (check list) cara memilih daftar simak yang sesuai untuk tipe alat yang dioperasikan mengisi daftar simak sesuai dengan hasil pemeriksaan 5. Peragaan mengisi daftar simak sesuai dengan 5 15* 15** 4.2 Kelainan yang diketemukan dalam harian sebelum operasi dicatat 1) Dapat mendeteksi kelainan yang ada dalam harian 2) Harus mampu melaporkan adanya kelainan kepada pihak terkait untuk langkah penanganan lebih lanjut 3) Harus mampu mencatat kelainan yang terjadi sebagai bahan laporan pekerjaan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mencatat Kelainan yang diketemukan dalam harian sebelum operasi 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan hasil pemeriksaan 1. Menjelaskan cara mendeteksi kelainan yang ada dalam harian 2. Menjelaskan dan memberikan contoh cara melaporkan adanya kelainan kepada pihak terkait untuk langkah penanganan lebih lanjut 3. Menjelaskan dan mencatat kelainan yang terjadi sebagai bahan laporan pekerjaan 4. Diskusi kelompok cara mendeteksi kelainan yang ada dalam harian melaporkan adanya kelainan kepada pihak terkait untuk langkah penanganan lebih lanjut mencatat kelainan yang terjadi 5 15* Halaman: 22 dari 55

24 sebagai bahan laporan pekerjaan 5. Peragaan melaporkan adanya kelainan kepada pihak terkait untuk langkah penanganan lebih lanjut mencatat kelainan yang terjadi sebagai bahan 15** 4.3 Pemakaian bahan / material sebelum operasi dicatat 1) Dapat menjelaskan semua bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk harian 2) Dapat menyebutkan jumlah pemakaian untuk tiap jenis bahan / material 3) Mampu mencatat semua bahan yang dipakai untuk Diskusi kelompok: Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mencatat Pemakaian bahan / material sebelum operasi 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan laporan pekerjaan 1. Menjelaskan semua bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk harian 2. Menjelaskan dan menyebutkan jumlah pemakaian untuk tiap jenis bahan / material 3. Menjelaskan dan mencatat semua bahan yang dipakai untuk 4. Diskusi kelompok bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk harian jumlah pemakaian untuk tiap jenis bahan / material mencatat semua bahan yang dipakai untuk 5. Peragaan jumlah pemakaian untuk tiap jenis bahan / material mencatat semua bahan yang dipakai untuk - mengisi Chek list kegiatan sesuai dengan hasil pemeriksaan - mencatat Kelainan yang diketemukan dalam harian sebelum operasi - mencatat Pemakaian bahan / material sebelum operasi Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 s.d KUK 4.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: - mengisi daftar simak sesuai dengan hasil pemeriksaan - melaporkan adanya kelainan kepada pihak terkait untuk langkah penanganan lebih lanjut - mencatat kelainan yang terjadi sebagai bahan laporan pekerjaan - bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk harian - jumlah pemakaian untuk tiap jenis bahan / material Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 s.d KUK 4.3 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur 5 15* 15** Halaman: 23 dari 55

25 Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Pemeliharaan sebelum operasi Instruktur Teori:.. Instruktur Praktek:. Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan Halaman: 24 dari 55

26 BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN CONCRETE PUMP 4.1 Umum Alat berat konstruksi termasuk pompa beton adalah salah satu modal kerja untuk pelaksanaan pembangunan Proyek Konstruksi yang dibeli dengan biaya investasi yang sangat mahal, yang diharapkan dapat memberikan hasil pekerjaan yang berdaya guna selama waktu life time (umur alat) yang direncanakan. Pencapaian umur alat dengan kinerja yang baik sangat bergantung pada mutu nya, disamping cara pengoperasiannya yang benar. Pemelihara-an dengan cara yang serampangan akan memperpendek umur alat. Pompa beton (Concrete pump) adalah alat berat yang berfungsi untuk memompa beton segar yang diterima dari truck mixer atau alat lainnya ke tempat akhir pengecoran beton pada proyek bangunan konstruksi / gedung bertingkat tinggi (high rise building) melalui pipa penyalur beton Peralatan ini harus dipelihara dengan baik agar tidak cepat aus dan rusak, untuk itu peran operator sangat penting dan menentukan. Operator diwajibkan melaksanakan harian sebelum dan sesudah pengoperasian pompa beton agar kondisi, keamanan dan kinerjanya dapat diandalkan Operator mempunyai peran yang amat penting dalam alat berat karena sebagai personil yang dari waktu ke waktu selalu bersama-sama alat berat yang dioperasikan, maka kelainan-kelainan yang mengindikasikan tanda-tanda kerusakan dapat diketahui secara dini oleh Operator Seorang Operator seyogyanya dapat menangkap setiap tanda-tanda kerusakan pada alat sebelum menjalankan alat. Dengan panca indra operator bisa menditeksi kalau terjadi suatu gejala yang tidak normal pada alat yang di operasikan. Misalnya melalui pengamatan suara (pendengar), getaran (perasaan), warna gas buang (mata), bau olie yang terbakar (hidung) dan perasaan untuk kondisi tertentu. Dalam hal yang khusus kadang-kadang memerlukan seorang ahli untuk menemukan kerusakan yang terjadi melalui bunyi-bunyi yang terdengar. Sesungguhnya Operator juga bisa membedakann antara bunyi yang normal dan yang tidak normal, apabila mau membiasakan dengan teliti. Pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk pengamatan dan mencari sebab-sebabnya. Operator tidak perlu harus bisa memperbaiki tetapi cukup melaporkan kepada mekanik tentang penyebabnya, sehingga mempermudah tugas mekanik. Tidak semua gejala kelainan alat bisa ditangkap dengan panca indra yang dapat dijelaskan dengan suatu bentuk kata-kata. Oleh karena itu bagi operator perlu memahami petunjuk yang disediakan oleh setiap alat yang dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh karena kurang memahami petunjuk alat yang dioperasikan. Untuk maksud Halaman: 25 dari 55

27 berikut ini operator dituntut untuk mematuhi segala petunjuk yang diberikan dalam bentuk buku Maksud dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan khususnya alat berat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Operator atau Mekanik yang ditunjuk terhadap suatu alat-alat berat agar alat tersebut tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya selama umur ekonomisnya. Sesuai dengan perkembangan teknologi alat-alat berat khususnya pompa beton, perlu adanya peningkatan pemahaman baik yang menyangkut pengetahuan yang terkait maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh Operator pompa beton. Salah satu sarana untuk peningkatan pemahaman tersebut adalah tersedianya suatu pedoman yang dapat memberikan bekal bagi para Operator dan Mekanik untuk dapat menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam meningkatkan kinerja pompa beton dalam melaksana-kan alat tersebut. Pedoman yang tepat untuk tujuan ini adalah buku OMM (Operation and Maintenance Manual) yang biasa disediakan oleh pabrik pembuat alat berat yang bersangkutan. Maksud dari alat-alat berat adalah untuk mempertahan-kan kondisi ekonomis alat-alat berat, baik kondisi teknis maupun kinerjanya melalui kegiatan perawatan yang dilaksanakan oleh operator dan mekanik Tujuan Alat Berat adalah untuk : a. Menjaga agar alat selalu siap operasi dan kondisinya tetap stabil sehingga mampu untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kapasitasnya. Kesiapan operasi akan menaikkan tingkat availability alat b. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi. Mengetahui kondisi alat yang dipergunakan untuk menyiapkan suku cadang Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat c. Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan, kesela-matan kerja dan lingkungan hidup (K3LH). d. Meningkatkan efisiensi kerja yang berdampak pada penghematan biaya operasional alat dan mempermudah perhitungan dalam perencanaan produksi e. Mempertahankan dan bila mungkin memperpanjang umur ekonomis alat-alat berat Metode peralatan berat Pemeliharaan alat berat dilaksanakan dengan metode yang disesuaikan dengan visi dan misi masing-masing Lembaga atau Perusahaan. Secara garis besar metode dapat dikategorikan sebagai berikut : Halaman: 26 dari 55

28 Gambar 4.1 Metode Alat Berat a. Pemeliharaan Pencegahan (preventive maintenance) Adalah yang dilakukan dengan cara mencegah terjadinya kerusakan sebelum kerusakan itu terjadi. Metode ini dapat dilakukan dengan melaksanakan berkala (periodic maintenance) atau berdasarkan kondisi (condition based maintenance). b. Pemeliharaan Perbaikan (correction maintenance) Adalah yang dilakukan pada unit alat yang terlanjur rusak sehingga tidak beroperasi karena ada bagian yang tidak berfungsi. Pada koreksi ini yang dilakukan antara lain mengembalikan alat menuju pada standar yang diperlukan untuk beroperasi lagi. c. Pemeliharaan Berkala (periodic maintenance) Adalah salah satu penerapan dari pencegahan dilaksanakan sesuai rencana yang berbasis waktu, yaitu berdasarkan pencapaian jam operasi pada tingkat tertentu (10 jam, 50 jam, 250 jam, 500 jam, 1000 jam dan seterusnya). d. Pemeliharaan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) Metode ini juga salah satu penerapan dari pemelihara-an pencegahan. Apabila bekala berbasis waktu maka berdasarkan kondisi berbasis pada kondisi komponen alat pada saat dilakukan pemeriksaan (inspection). Mutu berdasarkan kondisi sangat bergantung pada ketelitian dan kecermatan pemeriksaan kondisi dan ketajaman analisa kerusakan. Program ini banyak dilayani oleh Authorized Dealer Alat Berat antara lain: Program Pemeriksaan Mesin (P2M) Program Pemeriksaan Under Carriage (P2U) Program Analisa Pelumas (PAP) Setelah melakukan pemeriksaan, dealer akan melakukan analisa dan rekomendasi perbaikannya. Halaman: 27 dari 55

29 e. Pemeliharaan darurat Adalah yang bersifat memperbaiki kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sesuai dengan namanya bahwa kerusakan yang terjadi ini secara tiba-tiba tanpa adanya suatu gejala-gejala yang menginformasikan akan terjadinya kerusakan, misalnya v belt putus Dari beberapa metode tersebut diatas, yang banyak dilakukan adalah metode berkala yang merupakan salah satu penerapan dari pencegahan. Pelaksanaannya dilakukan sesuai rencana yang berbasis waktu, yaitu berdasarkan pencapaian jam operasi pada tingkat tertentu (10 jam, 50 jam, 250 jam, 500 jam, 1000 jam dan seterusnya). Pada periode waktu tersebut dilakukan pemeriksaan, penambahan/ penggantian pelumas atau suku cadang sesuai dengan rencana yang ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan disebutkan dengan jelas dalam buku panduan pengoperasian dan (buku OMM = Operating and Mainetance Manual) 4.2 Persiapan Pemeliharaan Harian Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari oleh Operator sebelum mengoperasikan alatnya. Tugas ini merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator sehingga diperlukan disipilin yang tinggi, baik menyangkut disiplin waktu maupun dalam pelaksanaannya Prosedur persiapan harian a. Identifikasi Concrete pump yang dioperasikan Operator harus mengetahui dengan pasti kekhususan alat yang akan dioperasikan. Kekhususan alat tersebut dapat diidentifikasi melalui tulisan pada pelat baja yang terpasang di alat tersebut, dimana dapat ditemukan informasi antara lain merk, type, kapasitas, serial number, tahun pembuatan dan informasi penting lainnya 1) Merk alat : menunjukkan pabrik pembuatnya 2) Type alat : menunjukkan type / jenis alat 3) Kapasitas alat : menunjukkan kemampuan alat 4) Serial number : menunjukkan nomor seri pembuatan 5) Tahun pembuatan : menunjukkan tahun alat tersebut dibuat Dibawah ini ditunjukkan contoh serial plate dari salah satu unit Concrete pump yang terdiri dari dua pelat : Halaman: 28 dari 55

30 Gambar 4.2 Serial Plate 1 Gambar 4.3 Serial Plate 2 b. Penyiapan buku manual/ referensi dan pengoperasian Buku OMM dibuat oleh pabrik yang memproduksi alat berat dan diberikan satu paket dengan alatnya kepada para pembeli/ pengguna alat tersebut. Oleh pemilik alat kebanyakan buku ini disimpan didalam kantornya, ini adalah suatu kebiasaan yang kurang tepat karena seharusnya buku OMM harus selalu disimpan di alatnya sehingga selalu tersedia bila diperlukan oleh Operator dimanapun alat itu berada. Buku OMM dibuat menurut merk, tipe alat dan tahun pembuatannya. Dengan demikian penggunaan buku OMM kurang tepat bila dipakai untuk merk atau tipe lain. Untuk penyiapan buku OMM operator dapat memeriksa tempat penyimpanan buku manual di alat yang akan dioperasikan. Apabila buku tersebut tidak ada dalam alat yang bersangkutan maka operator berkewajiban untuk menanyakan kepada atasan langsung tentang keberadaan buku tersebut. Halaman: 29 dari 55

31 c. Identifikasi bab yang membahas dalam buku manual pompa beton Sesuai dengan namanya, buku OMM berisi hal-hal yang berkaitan dengan pengoperasian (operation) dan (maintenance). Kita dapat mengidentifikasi bab yang membahas prosedur alat dengan meneliti daftar isi yang biasanya terdapat di halaman awal (ada juga yang menuliskan daftar isi di halaman akhir buku OMM) Dibawah ini ditunjukkan contoh mengidentifikasi bab yang membahas dan pemeriksaan dalam buku OMM pompa beton : Gambar 4.4 Contoh daftar isi buku OMM d. Prosedur Persiapan Pemeliharaan harian sebelum operasi Kegiatan harian sebelum operasi adalah salah satu kegiatan diantara rangkaian kegiatan yang lainnya. Namun tidak semua kegiatan yang tertulis dalam buku OMM harus dilakukan oleh operator melainkan juga dikerjakan oleh mekanik. Macam kegiatan yang harus dikerjakan oleh operator pompa beton hanya terbatas pada yang terjadwal harian atau tiap 10 jam kerja yang tertulis dalam buku OMM. Kegiatan lainnya (mingguan / 50 jam, bulanan / 250 jam dan seterusnya) dilakukan oleh Mekanik Pemeliharaan. Contoh yang terjadwal harian / 10 jam antara lain : Halaman: 30 dari 55

32 Contoh Jadwal Harian Pemeliharaan. Halaman: 31 dari 55

33 4.2.2 Struktur dan fungsi komponen Concrete pump a. Penjelasan nama dan letak komponen pompa beton Truck mounted Concrete pump berdiri diatas truck yang dilengkapi dengan crane seperti gambar 4.5 dan 4.6 dibawah ini : Gambar 4.5 Truck mounted concrete pump (posisi transpor) 1. Catch hook 2. Pengikat outrigger belakang 3. Tangki air 4. Alat kendali outrigger kiri 5. Pembatas telescope depan 6. Alat kendali 7. Sistim pelumasan 8. Alat kendali outrigger kanan 9. Valve pemindah gigi 10. Alat kendali boom 11. Alat kendali pompa beton 12. Distributor boom dan pipa 13. Control panel 14. Alat kendali Agitator/pompa air Halaman: 32 dari 55

34 Gambar 4.6 Truck mounted concrete pump 1. Concrete pump group 2. Boom block 3. Slewing head 4. Boom elemen A 5. Boom elemen B 6. Boom elemen C 7. Elemen boom D 8. Flexible discharge hose 9. Silinder outrigger depan 10. Telescopic section depan 11. Transfer shift gearbox dan hidrolic pump 12. Outrigger belakang 13. Silinder outrigger depan b. Struktur dan fungsi setiap komponen pompa beton Penggerak utama pompa beton type Truck mounted (Truck mounted Concrete pump) adalah mesin disel (diesel engine) truck. Jadi mesin disel truck tersebut mempunyai tugas ganda yaitu menggerakkan truck dan pompa betonnya, hanya waktunya yang tidak bersamaan. Mesin disel menggerakkan truck pada saat pemindahan lokasi pengecoran atau mobilisasi ke proyek lain. Penyaluran tenaga mesin disel dalam menggerakkan truck dilakukan secara mekanis. Setelah truck dapat menempatkan alat pada posisi pengecoran dan pemompaan beton maka tenaga mesin disel dialihkan ke group pompa beton (Concrete pump) dimana penyaluran tenaganya dilakukan secara hidrolis. Pengalihan tenaga ini Halaman: 33 dari 55

35 dilakukan dengan mengatur gearbox transmisi atau PTO (power take off) yang akan memutar pompa hidrolik. Dengan pompa hidrolik inilah semua komponen Concrete pump (Outriggers, Distributor boom, Agitator Hopper, dan pompa beton) digerakkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Struktur dan fungsi dari komponen utama Truck mounted Concrete pump adalah sebagai berikut : 1) Outriggers. Ada 4 buah Outriggers, 2 didepan dan 2 dibelakang. Pada posisi transport Outriggers terlipat merapat ke chassis truck agar tidak membahayakan pemakai jalan raya. Sepasang Outriggers depan terdiri dari balok teleskopik hidrolis (hydraulic telescopic beam) yang dapat diperpanjang pada arah diagonal. Masingmasing balok dilengkapi dengan pengatur kerataan (hydraulic leveling jack). Sepasang Outriggers belakang terdiri dari balok yang dapat diputar menjauhi chassis pada posisi diagonal. Masing-masing Outriggers belakang juga dilengkapi dengan pengatur kerataan (hydraulic leveling jack). Masing-masing Outriggers berfungsi untuk menjaga stabilitas alat pada saat pengoperasian pemompaan beton, sehingga harus dipasang sebelum dilaksanannya pengoperasian pemompaan beton segar. Pengoperasian Outriggers dikendalikan secara hidrolis dengan tuas kendali pada kontrol panel yang terletak disamping sasis truck (pada pompa beton tipe Truck mounted boom). 2) Distributor boom. Jumlah Distributor boom bisa terdiri dari beberapa elemen, dalam contoh gambar diatas ada 4 elemen. Distributor boom terbuat dari plat baja yang dibentuk sesuai designnya dan digerakkan secara hidrolik. Pipa penyalur beton terpasang disamping boom elemen disambungkan dengan pipa lengkung (elbow) ke pipa penyalur beton di boom elemen yang berdekatan dengan snap coupling yang dapat berputar. Komponen ini berfungsi untuk mengarahkan pipa penyalur beton kearah yang dikehendaki dengan mengatur posisinya. Elemen/ section boom diidentifikasi sesuai nomornya : a) Boom elemen A. Adalah elemen boom pertama yang berada pada pangkal dari keseluruhan boom dimana ujung yang satu melekat pada meja putar (masthead) dan ujung yang lain bersambungan dengan pangkal boom elemen B. b) Boom elemen B. Adalah elemen boom kedua dimana ujung yang satu bersambungan dengan ujung boom pertama dan ujung yang lain bersambungan dengan pangkal boom elemen C. Halaman: 34 dari 55

36 c) Boom elemen C. Adalah elemen boom ketiga dimana ujung yang satu bersambungan dengan boom elemen B dan ujung yang lain bersambungan dengan pangkal boom elemen C. d) Boom elemen D. Adalah elemen boom keempat dimana ujung yang satu bersambungan dengan ujung boom elemen C dan ujung yang lain dengan selang fleksible yang bebas mengarahkan beton segar sesuai arah yang diinginkan. 3) Pompa beton. Dalam bahasan ini diuraikan pompa beton dengan sistim S-valve yang umum digunakan pada Concrete pump saat ini. Pompa beton digerakkan dengan tenaga hidrolik yang didapat dari mesin disel truck melalui PTO (power take off) Gambar 4.7 Pompa beton dengan S-valve 1. Silinder penggerak utama kanan (main cylinder) 2. Block pengendali (Control block) 3. Tangki pencuci (washing chamber) 4. Piston pemindah beton segar (piston N) 5. Agitator Hopper 6. S-valve 7. Wear plate 8. Penggerak swing S-valve (cylinder tube) 9. Silinder pemindah beton segar (Transport Cylinder) 10. Silinder penggerak utama kiri (main cylinder) Halaman: 35 dari 55

37 Pengendalian pompa dan komponennya dilakukan secara elektris melalui blok pengendali (2). Selinder penggerk kiri (10) bergerak kearah A sehingga beton segar yang ada didalam Agitator hoper (5) terhisap ke silinder pemindah beton (9). Pada saat yang sama silinder penggerak kanan (1) bergerak kearah B mendorong piston pemindah beton segar yang telah siap dipompakan melalui S valve (6). Pada langkah berikutnya berlangsung bergantian antara penghisapan dan pemompaan. 4) Alat kendali. Pengoperasian pompa beton diatur dengan tuas kendali, saklar, tombol tekan, pedal dan alat kendali lainnya. Menurut fungsinya, alat kendali dapat dikategorikan sebagai berikut : a) Alat kendali truck terletak didalam ruangan kabin truck berfungsi untuk mengendalikan alat pada saat pemindahan lokasi pengecoran atau mobilisasi. b) Alat kendali Outriggers berada di 2 tempat, di samping kiri alat berfungsi untuk mengatur penempatan outrigger kiri depan dan kiri belakang. Yang lain berada di samping kanan alat berfungsi untuk mengatur penempatan outrigger kanan depan dan kanan belakang c) Alat kendali Distributor boom terletak disamping alat, berfungsi untuk mengatur posisi boom dengan gerakan swing dan boom. d) Alat kendali pompa beton terletak berdekatan dengan pompa beton, berfungsi untuk mengatur gerakan pemompaan dan penghisapan beton segar. e) Alat kendali Agitator dan pompa air terletak berdekatan dengan Agitator Hopper, berfungsi untuk mengendalikan gerakan Agitator dan pompa air untuk pencician. Disamping pengendalian langsung melalui alat kendali tersebut diatas, operator Concrete pump juga dapat mengendalikan pengoperasian dengan alat kendali jarak jauh (radio remote Control/ cable remote Control). 5) Pipa penyalur beton segar. Pada pompa beton type Truck mounted, ada 2 kelompok jenis pipa penyalur beton segar yaitu : a) Pipa yang terpasang pada outlet pompa beton dan bersambung ke rangkaian pipa yang menjadi kesatuan dengan boom. b) Pipa sambungan yang terpasang di tempat pengecoran. Pipa tersebut terpisah posisinya dengan unit alat dan dirangkai pemasangannya sesuai dengan kebutuhan lapangan. 6) Rambu-rambu yang terpasang di alat. Banyak potensi bahaya dan kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada saat pengoperasian pompa beton. Potensi tersebut sangat membahayakan bagi pekerja atau personil yang berada didekatnya. Pabrik pembuat alat telah Halaman: 36 dari 55

38 membuat label-label peringatan yang ditempelkan pada alat, khususnya ditempat-tempat yang berpotensi menimbulkan bahaya. c. Persiapan harian pompa beton. Pemeliharaan harian sebelum operasi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari oleh operator sebelum mengoperasikan alatnya. Tugas ini merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator sehingga diperlukan disipilin yang tinggi, baik menyangkut disiplin waktu maupun dalam mutu pelaksanaannya. Agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar perlu dilakukan persiapan yang baik. Untuk itu operator harus bekerjasama dengan mekanik dan petugas logistik sesuai dengan prosedur perusahaan. Contoh persiapan harian pompa beton : 1) Penyiapan bahan untuk pompa beton. 2) Penyiapan alat untuk pompa beton Penyiapan bahan dan peralatan a. Bahan dan peralatan yang digunakan untuk. Bahan yang digunakan untuk : 1) Majun/ lap pembersih. 2) Gemuk (grease). 3) Minyak pelumas engine, minyak hidrolik, minyak rem atau air pendingin bila ditemukan adanya kekurangan dalam pemeriksaan. Hal yang harus diperhatikan dalam penyiapan bahan adalah mutu dari setiap macam bahan harus sesuai dengan panduan di buku OMM. Untuk jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan seberapa banyak kekurangan yang ditemukan dalam pemeriksaan. Peralatan yang digunakan untuk : 1) Buku Operation and Maintenance Manual (OMM) yang sesuai dengan merk, type dan tahun pembuatan pompa beton yang dioperasikan. 2) APD dan APK meliputi : a) Topi helm (safety helmet). b) Masker. c) Sarung tangan karet (rubber safety gloves). d) Pelindung mata (safety glass). e) Pelindung kaki (safety shoes). f) APAR (alat pemadam api ringan). g) Kotak P3K (termasuk obat pencuci mata). h) Rambu-rambu alat. APD harus selalu dipakai oleh Operator saat melakukan pemeli-haraan harian sebelum operasi. APK/ rambu-rambu harus dipasang pada tempat-tempat yang berpotensi membahayakan. APAR digunakan saat terjadi bahaya kebakaran. Halaman: 37 dari 55

39 Peralatan-peralatan tersebut diatas harus diperiksa lebih dahulu kondisi dan kelengkapannya. 3) Kunci standar (standard tools) termasuk palu untuk memeriksa ketebalan pipa penyalur beton. 4) Pompa grease (grease gun). 5) Alat lain yang dianggap perlu. b. Koordinasi dengan bagian mekanik dan logistik untuk pengadaan bahan dan peralatan yang digunakan. Pengadaan bahan dan peralatan yang lengkap menunjang terlaksananya harian yang baik, untuk itu operator harus melakukan koordinasi dengan petugas logistik dan mekanik sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam SOP. Kerjasama dengan mekanik diperlukan untuk : 1) Menyiapkan tools untuk harian. 2) Menginformasikan kepada mekanik bila dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh operator ditemukan kelainan yang tidak dapat diatasi oleh operator dan memerlukan penanganan mekanik. Kerjasama dengan petugas logistik diperlukan dalam hal : 1) Mengajukan permintaan gemuk (grease) untuk melumasi komponen yang harus diberi gemuk sesuai jadwal harian. 2) Mengajukan permintaan bahan bakar, pelumas dan bahan lain apabila ditemukan adanya kekurangan dalam pemeriksaan harian dan memerlukan tambahan agar persiapan. 3) Mengajukan permintaan APD dan APK apabila ditemukan adanya kekurangan atau kerusakan dalam pemeriksaan dan memerlukan penggantian/ penambahan APD /APK. c. Penyiapan bahan operasional sesuai dengan kebutuhan. Setelah petugas logistik menerima permintaan bahan operasional dari operator maka akan dilakukan pemeriksaan adanya persediaan bahan yang ada di gudang logistik, bila persediaan tidak cukup maka perlu dilakukan tambahan pengadaan bahan sesuai jumlah yang diperlukan. Operator akan menerima bahan operasional dari petugas logistik, untuk itu operator harus memeriksa apakah jumlah dan mutu sudah sesuai dengan permintaannya. 4.3 Pemeriksaan Keliling (walk around inspection). Tugas awal Operator sebelum mengoperasikan alatnya adalah melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) pada alat tersebut. Kegiatan ini dilakukan pada saat unit masih terparkir dan engine belum dihidupkan. Langkah awal ini amat penting untuk memaksimumkan umur alat secara optimal, pada langkah kerja ini diharapkan kelainan-kalainan yang terdapat pada alat dapat dideteksi lebih dini. Halaman: 38 dari 55

40 4.3.1 Pemeriksaan kebocoran cairan Cairan-cairan yang ada pada peralatan mempunyai fungsi masing-masing untuk mendukung kinerja yang optimal. a. Tempat-tempat yang berpotensi mengalami kebocoran cairan Tidak semua komponen berpotensi mengalami kebocoran cairan sehingga kita hanya mengamati adanya kemungkinan kebocoran cairan untuk : 1) Potensi kebocoran pada sistim bahan bakar dapat ada pada jalur sistim bahan bakar yaitu tangki bahan bakar, selang/ pipa penyalur ke filter bahan bakar, pompa bahan bakar (injection pump), pipa penyalur ke nozzle atau injector. Adanya kebocoran atau rembesan dapat dideteksi dengan adanya debu yang menempel pada tempat rembesan bahan bakar dan adanya bau bahan bakar disekitar jalur sistim bahan bakar. 2) Potensi kebocoran minyak pelumas engine dapat diperiksa pada paking tutup cylinder head, paking silinder head, baut penutup lubang pembuang pelumas, pendingin pelumas (oil cooler). 3) Potensi kebocoran minyak hidrolik ada pada tangki hidrolik dan jalur sistim hidrolik. 4) Potensi kebocoran minyak pelumas transmisi ada pada gearbox transmisi. 5) Potensi kebocoran minyak pelumas diferensial ada pada kotak diferensial. 6) Potensi kebocoran air pendingin pada jalur cooling system yaitu pada radiator, selang (hose) air yang menghubungkan radiator dengan blok engine dan water pump. 7) Potensi Kebocoran minyak rem dapat diperiksa pada brake system yaitu pada tabung minyak rem (brake fluid reservoir) brake master, wheel master dan pipa penyalurnya. b. Pendeteksian adanya kebocoran minyak pelumas engine, bahan bakar dan air pendingin. Kebocoran cairan dalam jumlah tertentu dapat dengan mudah diamati pada lantai tempat parkir alat berat. Kebocoran yang berasal dari minyak pelumas, bahan bakar dan air pendingin dalam jumlah tertentu akan menetes dan membasahi lantai parkir. Dari lokasi tetesan bocoran cairan dapat ditelusuri dari arah mana bocoran tersebut berasal. Sebagai contoh pada pameriksaan kolong alat kita menemukan adanya tetesan yang berbekas pada lantai parkir, dapat dipastikan bahwa lokasi kebocoran berada tepat diatas bekas tetesan cairan yang menetes jatuh. Pada titik itulah kita dapat mendeteksi lokasi kebocoran cairan. Halaman: 39 dari 55

41 c. Deteksi adanya kebocoran pada sambungan pipa hidrolik/ hose dengan pompa hidrolik Bila kebocoran pada minyak pelumas engine, bahan bakar dan air pendingin dapat terdeteksi dari teteasan dilantai parkir maka tidak demikian halnya pada minyak hidrolik (kecuali dalam jumlah banyak). Kebocoran minyak hidrolik dimulai dari kebocoran kecil / rembes yang biasanya ditemukan pada sambungan pipa hidrolik dengan pompa hidrolik dan aktuatornya. Dengan demikian pemeriksaannya difokuskan pada tempat-tempat tersebut. Pemeriksaan rembesan atau kebocoran ditempat ini ditandai dengan adanya debu yang melekat pada rembesan pelumas ditempat itu sehingga nampak kotor. d. Pemeriksaan adanya kebocoran yang terdeteksi. Bila dalam pemeriksaan terdeteksi adanya rembesan atau kebocoran pada komponen tertentu maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap komponen tersebut. Apabila hasil pemeriksaan lanjutan ditemukan adanya kerusakan ringan maka diusahakan untuk dapat diatasi sendiri, namun bila kerusakannya cukup berat dan tidak mampu ditangani operator sendiri maka harus segera dilaporkan ke atasan langsung untuk segera dilakukan langkah perbaikan. Misalnya ditemukan adanya rembesan di kopling sambungan pipa / selang hidrolik maka perlu diperiksa lebih lanjut apakah kekencangan baut pengikat sambungan sudah cukup kuat. Blia diketahui bautnya kendor maka perlu dilakukan pengencangan secukupnya. Bila baut pengikat sudah cukup kencang namun masih tetap ada kebocoran maka harus segera dilaporkan ke atasan langsung untuk segera dilakukan langkah perbaikan Pemeriksaan ban dan baut a. Pemeriksaan kondisi ban dan kekencangan baut pengikat. Pompa beton type truck monted berjalan diatas chasis truck yang digerakkan melalui roda ban. Ada dua kelompok ban roda yaitu kelompok ban depan dan kelompok ban belakang yang jumlahnya sesuai spesifikasi truck nya. Kondisi ban akan mengalami keausan karena usia pemakaian dan tekanan anginnya dapat berkurang. Kondisi ban yang kurang prima akan mempengaruhi kinerja truck pada saat traveling, sehingga harus diperiksa sebelum operasi. b. Pemeriksaan kondisi fisik ban terhadap keausan dan kecukupan tekanan. Kondisi fisik ban depan dan belakang diperiksa : 1) Periksa secara fisik kecukupan tekanan angin, ban tidak kempes atau agak kempes karena kekurangan angin. Bila perlu diperiksa tekanan anginnya. 2) Periksa area batikan (tread) ban, apakah terjadi keausan, ditemukan benda asing atau ada kerusakan batikan / tread 3) Periksa kondisi velg / rim apakah ada bagian yang berubah bentuk atau rusak. 4) Periksa pertil (valve stem) apakah terpasang dengan baik atau ada yang hilang Halaman: 40 dari 55

42 5) Perhatikan apabila ada pelumas yang menempel di ban c. Pemeriksaan semua baut pengikat dari kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. Baut-baut pengikat yang harus diperiksa terhadap kemungkinan kendor atau hilang : 1) Baut-mur roda pada velg. 2) Baut-baut pengikat pada decking dan sub-frame. 3) Baut-mur pada outrigger. 4) Baut-mur pada rotational trush bearing pada penggerak swing. 5) Baut-mur pengikat pada swing-gear. 6) Baut-mur pengikat pada S-valve Pemeriksaan kondisi fisik komponen alat a. Identifikasi letak komponen alat yang akan diperiksa. Komponen utama pompa beton yang harus diperiksa pada saat walk around inspection adalah : chasis, sub-frame and decking, drive component, Outriggers, boom pedestal and rotation assy, boom, end hose, boom Control valve, Concrete pump, Hopper assy, Agitator, lube system, Control panel, remote Control, hydraulic system, electrical system dan water system. Pemeriksaan dilakukan secara kasat mata (fisik) terhadap komponen utama untuk memastikan bahwa kondisinya dalam keadaan baik dan layak operasi. Apabila diketemukan adanya kerusakan atau kekurangan harus segara dilaporkan kepada atasan langsung. b. Pemeriksaan komponen alat Komponen utama yang diperiksa adalah : 1) Sub-frame and decking. Komponen ini adalah komponen pendukung untuk memudahkan operator / mekanik dalam memeriksa atau memperbaiki alat, adapun yang diperiksa adalah : a) Adanya perubahan bentuk, baut yang hilang dan sambungan yang retak. b) Kelengkapan kondisi decking, tangga dan walkways. 2) Drive Component, yang diperiksa : Komponen ini merupakan pusat pengendalian tenaga mekanis dan hidrolik, yang diperiksa adalah : a) Kedudukan PTO dan level pelumas. b) Kondisi semua pompa hidrolik. c) Kondisi kabel, selang dan pipa. d) Kebocoran minyak hidrolik. 3) Outriggers. Komponen ini berfungsi untuk menjaga stabilitas alat selama pengoperasian pompa beton, yang diperiksa adalah : a) Kelengkapan suku cadang seperti roller, pin, mur dan baut. b) Kondisi silinder hidrolik. Halaman: 41 dari 55

43 c) Kelengkapan food pads. d) Kondisi selang dan pipa hidrolik serta pengikatnya. e) Kebocoran minyak hidrolik. f) Kondisi niple grease. 4) Landasan boom dan alat pemutar. Komponen ini : a) Kerusakan struktur alat pemutar boom, dan kemungkinan adanya sambungan las yang retak. b) Kekencangan baut pengikat roda gigi swing. c) Kondisi roda gigi swing dan pinion gear. d) Kondisi limit stop untuk gerakan swing. e) Kondisi pipa penyalur beton, snap coupling dan pengikatnya. f) Kondisi selang dan pipa hidrolik serta pengikatnya. g) Kebocoran minyak hidrolik. h) Level minyak hidrolik. i) Kondisi niple grease. 5) Distributor Boom. a) Kerusakan struktur dan sambungan. b) Kondisi bushing, pin dan penahannya. c) Kondisi silinder hidrolik dan ikatannya. d) Kondisi selang dan pipa hidrolik serta pengikatnya. e) Kondisi pipa penyalur beton, snap coupling dan pengikatnya. f) Kebocoran minyak hidrolik. g) Kondisi niple grease. 6) Boom Control valve. a) Kondisi ikatan Control valve. b) Tuas kendali dapat bergerak bebas dan kembali ke posisi awal bila dilepas. c) Kondisi karet pelindung tuas kendali. d) Skala pembacaan terlihat dengan jelas. e) Sambungan selang/ pipa hidrolik, kabel listri terikat dengan kuat. f) Tidak ada kebocoran minyak hidrolik. 7) Selang fleksibel (Flexible end hose). a) Kondisi selang penyalur beton segar. b) Kondisi klem penyambung dengan pipa baja. c) Terikat kuat dengan boom dan bracket. d) Kondisi rantai penahan, pin dan shackles. 8) Pompa beton (Concrete pump). a) Kerusakan struktur dan keretakan sambungan las. b) Kondisi silinder hidrolik penggerak. c) Kondisi silinder pemompa beton. d) Kondisi water box. e) Kondisi proximity switch. Halaman: 42 dari 55

44 f) Kondisi S-valve. g) Kondisi hydraulic shift cylinder. h) Kondisi bearing dan seal. i) Kondisi selang hidrolik dan pengikatnya. j) Kondisi klem pengikat pipa penyalur beton segar. k) Nipple grease. 9) Hopper a) Kerusakan struktur, pesok atau sambungan las yang retak. b) Kondisi S-tube. c) Kondisi wear plate, wear ring dan seals. d) Kondisi sambungan S-tube ke outlet seal dan bearing. e) Kondisi Hopper grating mudah dibuka-tutup. f) Kondisi vibrator. g) Kondisi pengering Hopper berfungsi. h) Kondisi pipa transfer delivery dan pengikatnya. i) Kondisi pipa elbow outlet dan pengikatnya. 10) Agitator a) Kondisi Agitator paddle dan shaft. b) Kondisi pengikat motor penggerak. c) Kondisi Control valve, tuas kendali bebas digerakkan. d) Kondisi selang dan pipa hidrolik serta pengikatnya. 11) Sistim pelumasan. a) Kondisi pompa pelumas. b) Kondisi pipa saluran pelumas dan pengikatnya. c) Persediaan grease di tabung reservoir. 12) Kontrol panel. a) Kondisi saklar, pada posisi netral. b) Kondisi instrumen, alat ukur dan lampu. c) Kondisi huruf terbaca dengan jelas. 13) Remote Controls. a) Kondisi saklar, pada posisi netral. b) Tuas kendali boom dapat bergerak bebas dan kembali ke posisi awal bila dilepas. c) Kondisi steker/ socket. 14) Sistim hidrolik. a) Filler caps. b) Level minyak hidrolik cukup. c) Penunjuk kondisi filter hidrolik. d) Kondisi oil cooler minyak hidrolik. e) Kondisi selang dan pipa hidrolik. Halaman: 43 dari 55

45 15) Sistim kelistrikan. a) Kondisi sambungan listrik. b) Kondisi kabel listrik. 16) Sistim air / pencucian. a) Kondisi tutup tangki air. b) Kecukupan air. c) Kondisi selang dan pipa air pendingin. c. Tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terdeteksi ada kelainan kondisi pada komponen Concrete pump. 1) Prosedur tindak lanjut. a) Setiap ada kelainan yang terdeteksi selama melakukan pemeriksaan, harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan. b) Jangan melakukan tindakan pebaikan bila belum ada perintah dari atasan atau perbaikannya diluar kewenangan operator. c) Melakukan kerjasama dengan petugas perbaikan (mekanik) yang ditugaskan untuk mengatasi kelainan tersebut. 2) Tindak lanjut bila terdeteksi ada kelainan pada komponen pompa beton. a) Periksa komponen pompa beton yang terdeteksi mengalami kelainan. b) Catat kelainan yang terdeteksi pada komponen tersebut dan laporkan kondisi kelainan yang ditemukan secara lebih rinci. c) Laporkan hasil pemeriksaan dan temuan yang didapat serta tindakan sementara yang dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih berat d) Sementara itu komponen tidak boleh dioperasikan dahulu, menunggu hasil pemeriksaan atau perbaikan yang dilakukan oleh mekanik khusus yang ditugaskan mengatasi kerusakan tersebut. e) Lakukan kerja sama dalam pelaksanaan perbaikan dengan petugas yang ditunjuk (mekanik) untuk mengatasi kelainan tersebut. 4.4 Pemeriksaan Pelumas, Air Pendingin, Bahan Bakar dan Perlengkapan Alat. Sebelum melakukan pemeriksaan pelumas, pendingin dan bahan bakar, Operator terlebih dahulu harus membuka kab mesin dan memeriksa secara umum ruangan mesin didalamnya. Hal yang harus diperiksa setelah membuka kab mesin adalah : Periksalah kalau ada kotoran atau kumpulan debu disekitar engine atau radiator. Periksalah kalau ada material yang mudah terbakar (daun kering, rumput-rumput dan lain-lain) yang terkumpul pada bagian-bagian engine yang bertemperatur tinggi, seperti exhaust manifold dan turbo charger. Buanglah semua kotoran dan bahan yang mudah terbakar. Periksalah kalau ada kebocoran cairan (air, oli atau minyak rem pada selang radiator, selang hidrolik). Halaman: 44 dari 55

46 4.4.1 Pemeriksaan Pelumas, Air Pendingin dan Bahan Bakar a. Pemeriksaan pelumas engine. Minyak pelumas mesin berfungsi untuk memberi lapisan / film pada komponen engine yang berputar sehingga menghindari terjadinya kontak langsung antar metal / besi yang menjadi penyebab terjadinya keausan pada engine. Gambar 4.8 Dipstick Engine Oil Adanya minyak pelumas mesin sangat bermanfaat untuk memperlambat laju keausan sehingga umur alat (life time) yang direncanakan dapat dicapai. Agar fungsi tersebut berjalan dengan baik maka jumlah minyak pelumas dalam engine harus cukup tetapi tidak boleh berlebihan. Disamping itu mutunya harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan dalam buku OMM. Kekeliruan pemakaian jenis pelumas akan mempercepat keausan komponen alat. Kecukupan minyak pelumas mesin dilakukan dengan mengunakan batang pengukur (dipstick) melalui lubang yang dibuat khusus untuk maksud tersebut. Langkah kerja pemeriksaan pelumas engine adalah sebagai berikut : 1) Bukalah tutup kab mesin dan sandarkan tutup mesin dengan aman. 2) Tariklah batang pengukur (dipstick) dari tempatnya. 3) Jagalah agar permukaan oli berada di antara daerah A, pada saat engine mati (gambar 4.8), sementara daerah B adalah daerah aman untuk pemeriksaan saat engine hidup. 4) Pemeriksaan dipstick dilakukan dengan posisi horisontal. 5) Kembalikan dipstick pada posisi semula. 6) Tambahkan oli dari corong pengisian bila permukaan oli berada dibawah batas minimal. 7) Periksa tutup pengisian telah tertutup rapat. Bila jumlah minyak pelumas mesin melebihi batas maka engine oil harus dikurangi melalui drain plug dibawah carter engine. Kecuali kecukupannya, kondisi engine oil juga harus diperiksa terhadap adanya kontaminasi material lain seperti air, solar atau adanya kandungan geram besi. Bila ini terjadi Operator harus segera melaporkan kepada atasan terkait untuk dilakukan tindakan pemeriksaan lebih teliti. b. Pemeriksaan minyak hidrolik. Berbeda dengan minyak pelumas engine yang hanya berfungsi untuk melumasi saja, minyak hidrolik disamping berfungsi sebagai pelumas pada komponen hidrolik juga berfungsi sebagai media pemindah tenaga, dari tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolik. Agar fungsi tersebut berjalan dengan baik maka jumlah minyak pelumas dalam engine harus cukup tetapi tidak boleh berlebihan. Disamping itu mutunya harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan dalam buku OMM. Halaman: 45 dari 55

47 Kekeliruan pemakaian jenis minyak hidrolik akan menurunkan kinerja pompa beton dan mempercepat keausan komponen sistim hidrolik. Gambar 4.9 Gelas penduga minyak hidrolik Kecukupan minyak hidrolik pada pompa beton dapat diperiksa pada gelas penduga (gambar 4.9) yang terletak disamping tangki minyak hidrolik Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut : 1) Periksalah tinggi permukaan minyak hidrolik melalui kaca penduga yang berada didekat tangki minyak hidrolik. 2) Pertahankan permukaan oli agar tetap di garis MAX. 3) Tambahkan minyak hidrolik melalui tempat pengisian bila permukaan oli berada dibawah batas. 4) Periksa tutup pengisian telah tertutup rapat. c. Pemeriksaan grease. Truck mounted Concrete pump menggunakan sistim pelumasan grease terpusat (central lubrication system) untuk melumasi seluruh titik pelumasan (grease point) secara serempak dan dikendalikan secara otomatis. Yang harus diperiksa adalah kecukupan bahan grease dalam tangki grease yang harus dipompa. d. Pemeriksaan bahan bakar. Bahan bakar merupakan bahan pokok dalam mengoperasikan pompa beton. Agar kinerja peralatan dapat terpenuhi sesuai spesifikasinya maka bahan bakar yang digunakan harus bermutu baik. Bahan bakar solar yang bermutu baik tidak terdapat kandungan air atau kotoran agar menghasilkan gas buang yang besih (ramah lingkungan), disamping karakteristik lain yang disyaratkan sesuai spesifikasi. Pemeriksaan kecukupan bahan bakar dilakukan dengan bantuan batang pengukur (dipstick) pada tutup tangki atau dengan alat ukur yang lain. Periksalah kondisi bahan bakar apakah tercampur dengan air, bila hal ini terjadi maka perlu dilakukan penceratan bahan bakar melalui lubang pembuang (drain Halaman: 46 dari 55

48 cock) di tangki bagian bawah untuk membuang airnya. Adanya kontaminasi air pada sistim bahan bakar dapat terdeteksi pada fuel filter dan water separator. Periksalah water separator tersebut yang berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dan air. Lakukan penceratan dengan membuang endapan airnya. Bahaya : Solar adalah bahan yang mudah terbakar, dalam melakukan pemeriksaan maupun penceratan bahan bakar jangan sampai ada yang melimpas karena berisiko timbulnya bahaya kebakaran. Jangan merokok saat melakukan pemeriksaan dan penceratan bahan bakar Penceratan air dari bahan bakar juga dilakukan melalui drain-cock tangki bahan bakar dengan periode waktu setiap 50 jam atau 1 minggu, dan pelaksanaannya menjadi tugas Mekanik Pemeliharaan. e. Pemeriksaan air pendingin engine. Zat pendingin engine (coolant) berfungsi untuk menyerap kalori yang diakibatkan oleh proses bekerjanya engine dengan menggunakan bahan bakar yang menghasilkan tenaga mekanis dan tenaga kalori. Tenaga mekanis dalam bentuk putaran engine dimanfaatkan untuk menggerakkan alat, sedangkan tenaga kalori yang berwujud panas diserap oleh zat pendingin agar temperatur kerja yang efisien dapat dicapai. Zat pendingin (coolant) menjaga suhu dalam sistem pendinginan berada pada suhu kerja yang tepat. Zat pendingin dapat berupa air murni, dan sebaiknya harus yang bersih dan sangat dianjurkan yang mutunya dapat diminum. Misalnya air sungai tidak dianjurkan untuk dipakai karena banyak mengandung zat kapur dan kotoran lain, karena bila dipakai akan menyebabkan sistem pendingin cepat tersumbat yang menyebabkan overheating dan merusak engine. Ada beberapa macam additive yang dapat meningkatkan mutu zat pendingin, dan ada yang menggunakan zat pendingin khusus. Kecukupan air pendingin engine dilakukan dengan mengamati ketinggian permukaannya dengan langkah kerja sebagai berikut : 1) Bukalah tutup air pendingin pastikan temperatur air dalam keadaan dingin. 2) Periksalah ketinggian permukaan air pendingin melalui lobang pengisian 3) Permukaan air harus berada kira-kira 15 mm di bawah lobang pengisian. 4) Periksa kondisi permukaan radiator dan jaga kebersihannya. 5) Gunakan udara bertekanan atau air bertekanan (maksium 35 psi) untuk membersihkannya Bahaya : Jangan membuka tutup air pendingin bila tempe-raturnya masih panas dan bertekanan. Uap panas yang bertekanan dapat melukai kulit anda. Halaman: 47 dari 55

49 f. Pemeriksaan air pencuci dan pendingin hidrolik Gambar 4.10 Gelas penduga air pencuci Pada peralatan Concrete pump air pencuci digunakan untuk mencuci pompa, agiator dan pipa penyalur beton setelah selesainya pengoperasian. Karena sifat beton yang cepat mengeras maka pencucian harus dilakukan segera setelah selesainya pengoperasian. Kecukupan air pencuci dapat diperiksa melalui gelas penduga (2) disamping tangki air pencuci pada gambar Apabila kurang operator harus menambahkan air pencuci melalui tutup (1) g. Pemeriksaan air accu Battery berfungsi untuk menyimpan dan menyalurkan tenaga listrik untuk keperluan starting motor, lampu-lampu, AC, panel monitor dan pengaturan sistim otomatik dan hidrolik pada pengendalian (Control) pompa beton. 1) Bukalah tutup kotak battery yang ada di chasis. 2) Periksa ketinggian cairan battery, ketinggian cairan harus dalam batas MIN dan MAX. Tambahkan cairan bila ketinggiannya kurang. 3) Periksa kebersihan pole battery dan cable connectornya. Bersihkan jika terdapat banyak kerak atau kotoran. Kerak dan kotoran mengurangi kuat arus listrik yang dihantarkan. 4) Periksa kekencangan ikatan pole dan cable connector, pole dan connector yang longgar menimbulkan panas dan juga mengurangi nilai hantaran listrik. 5) Periksa kekencangan ikatan battery pada kotak battery, ikatan yang kendor menyebabkan getaran pada saat unit alat beroperasi Perhatian : Battery mengeluarkan gas yang mudah terbakar dan bisa meledak Jangan merokok bila sedang memeriksa battery. Cairan elektrolit mengandung asam bisa melukai kulit Gunakan kacamata pelindung bila memeriksa battery Pemeriksaan kondisi pipa penyalur beton dan perlengkapannya a. Pemeriksaan pipa penyalur beton. Pipa penyalur beton, baik yang ada di pompa, boom dan pipa lapangan harus diperiksa kondisinya setiap hari. Hal-hal yang harus diperiksa : 1) Keutuhan pipa outlet elbow, transfer delivery line. 2) Keutuhan pipa dan elbow sepanjang boom. 3) Keutuhan dan kondisi selang fleksibel di ujung boom. 4) Keutuhan dan kondisi pipa lapangan. Halaman: 48 dari 55

50 b. Pemeriksaan ketebalan pipa penyalur beton. Pada pemakaian yang lama, pipa penyalur beton akan mengalami keausan akibat gesekan antara beton segar dengan dinding bagian dalam pipa. Hal ini menyebabkan ketebalan pipa akan semakin tipis dan akan membahayakan saat dilakukan pemompaan beton dimana pipa bisa pecah / meledak. Pemeriksaan ketebalan pipa yang akurat adalah dengan menggunakan alat pengukur khusus (special wall thickness gauge), namun pemeriksaan dilapangan dapat dilakukan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan dari pemukulan dinding pipa dari ujung pipa yang terpasang sampai akhir pipa yang terpasang dengan memakai palu Gambar 4.12 gambar 4.12). Memeriksa ketebalan pipa Bila pada pemukulan di dinding pipa menghasilkan nada rendah menunjukkan bahwa dinding pipa masih cukup tebal, sebaliknya bila nada tinggi yang dihasilkan menunjukkan didnding pipa sudah tipis. Selanjutnya operator harus segera melaporkan pada atasan langsung agar pipa yang sudah tipis dapat diganti dengan pipa standar. c. Pemeriksaan kondisi klem penyambung pipa Gambar 4.13 Klem pipa Klem penyambung pipa berfungsi intuk mengikat sambungan antara dua pipa penyalur beton. Sambungan yang baik untuk pemom-paan beton segar adalah sambungan yang kedap air sehingga tidak akan menimbulkan kebocoran dalam pemompaan beton. Kebocoran pada sambungan pipa menyebabkan pemompaan beton benjadi berat karena diperlukan tekanan yang lebih besar untuk melawan kehilangan tekanan akibat kebocoran. Kebocoran pada sambungan pipa juga menyebabkan udara dapat masuk dalam aliran beton segar. Adanya gelembung udara akan menyebabkan tumbulnya plug yang menjadi penyebab kebuntuan pemompaan beton. Pemeriksaan klem pipa meliputi : 1) Keutuhan klem, tidak mengalami kerusakan / keausan. 2) Keutuhan mur dan baut klem (untuk yang menggunakan sistim mur dan baut). 3) Keutuhan dan kelengkapan seal penyambung. 4) Keutuhan dan kelengkapan retaining pin. Halaman: 49 dari 55

51 4.4.3 Pemberian gemuk (greasing). a. Greasing secara otomatis/terpusat. Prosedur pelaksanaan greasing otomatis/ terpusat : 1) Putar kunci kontak pada posisi on. 2) Lepaskan semua tombol darurat (emergency stop switches). 3) Atur Control panel pada posisi pump. 4) Aktifkan tuas kendali ke posisi lubrication selama 2 detik. 5) Periksa apakah grease sudah muncul di nipple grease Hopper, S-valve dan conveying pipe. 6) Bila grease tidak muncul, laporkan kepada mekanik untuk dapat diperbaiki. b. Greasing secara manual Prosedur greasing secara manual : 1) Identifikasi letak komponen alat yang akan diberi gemuk. Karena tempat yang akan diberi gemuk/ grease cukup banyak maka perlu mengidentifikasi letak titik grease yang akan diberi gemuk agar tidak kelewatan. a) Boom dan outrigger. Tempat yang harus dilumasi didaerah ini adalah grease point sebagai berikut : Sambungan artikulasi pada boom. Swivel dan sambungan putar pada pipa penyalur beton yang trikat di boom. Pivot point pada swing dan Outriggers. b) Concrete pump. Tempat yang harus dilumasi didaerah ini adalah grease point sebagai berikut : Hopper. S-valve. Conveying pipe. c) Gigi putar. Tempat yang harus dilumasi didaerah ini adalah grease point pada : Roda gigi swing. Pinion. d) Power Take-Off (PTO). Tempat yang harus dilumasi didaerah ini adalah grease point sebagai berikut : Gearbox utama. As pompa hidrolik. Halaman: 50 dari 55

52 2) Identifikasi titik-titik greasing (grease fitting, nipple grease). Contoh letak titik-titik grease (grease point) yang harus dilumasi adalah pada posisi boom seperti gambar 4.14 Gambar 4.14 Titik-titik greasing pada boom c. Pelaksanaan pelumasan (greasing) secara manual. Gambar 4.15 Grease gun (1) Tuas pendorong (2) Tutup depan (3) Tabung grease gun (4) Tombol pengunci (5) Tuas pompa (6) Hose (7) Nipple Greasing dilakukan dengan menggunakan alat grease gun (gambar 4.15) yang harus diisi dengan gemuk (grease) terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengisian grease kedalam grease gun harus dilakukan dengan benar agar grease yang dipompakan pada fitting grease di komponenkomponen pompa beton dapat terlaksana dengan baik. Adapun cara mengisi grease kedalam grease gun adalah sebagai berikut : Buka tutup depan (2) grease gun (gambar 4.15). Tarik tuas pendorong (1) yang ada di bagian belakang grease gun dengan cara menekan tombol pengunci (4) yang berada di bagian belakang dan diputar sampai mengunci sendiri. Siapkan wadah untuk tempat solar, cukup 1 liter saja. Kemudian ambil sedikit solar lalu lumasi dinding-dinding didalam grease gun dengan solar. Ambil grease kecil (sedikit) sambil dikepal-kepal dan masukkan kedalam grease gun yang sudah disiapkan tadi supaya tidak lengket. Masukkan kepalan grease kedalam grease gun sedikit demi sedikit sampai penuh. Tutup kembali tutup depan (2) grease gun sampai rapat. Halaman: 51 dari 55

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.006.01 BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat II

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Kode Unit : 1.2 Judl Unit : Melaksanakan Peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Ketentuan Mutu 1.3 Deskripsi Unit : Unit ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan,

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KETENTUAN K3 DAN KETENTUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02

Lebih terperinci

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Mekanik Tower Crane (Tower Crane Mechanics) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.13 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE WCO 06 = LAPORAN OPERASI WHEEL CRANE PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

BAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Unit Standar Kompetensi Kerja yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Adukan Semen Pekerjaan Pasang Bata BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI:.01 BUKU KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.2.1. Desain Modul... 3 1.2.2. Isi Modul... 3 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 4 1.3.

Lebih terperinci

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan :

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : MEKANIK ENGINE TINGKAT DASAR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan Kualifikasi : Tingkat Pemula dan Tingkat

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG QUANTITY (KUANTITAS) PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG Tukang Taman Pada Bangunan Gedung MELAKUKAN KOMUNIKASI BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR KODE KOMPETENSI

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER OPERATOR INSTRUMENTASI SPAM NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 13. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 13. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori)... 4

Lebih terperinci

Perancangan Metode Survei

Perancangan Metode Survei MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Perancangan Metode Survei BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA

Lebih terperinci