MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan 2012

2 KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Jaasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi dalam memperebutkan pasar kerja. Berbagai upaya dapat ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang Jasa Konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana dituntut dalam Undang-undang No. 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya. Penyusunan Modul Pelatihan ( Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi ) untuk jabatan kerja MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bronjong, yang dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi ( KPBK ). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasikan Unit Unit Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja ( KUK ) yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan. Modul merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya peningkatan kompetensi seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga masih diperlukan materi-materi lainnya untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja. Disisi lain, modul ini sudah barang tentu masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, sehingga diperlukan adanya perbaikan disana-sini dan kepada semua pihak kiranya kami mohon sumbang saran demi penyempurnaan kedepan. Jakarta, November 2012 KEPALA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Halaman: 1 dari 90

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 8 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan BAB IV MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN Pendahuluan Identifikasi Dokumen Kontrak Sesuai Dengan Lingkup Pekerjaan Membuat Bangunan Sementara Penunjang Pekerjaan Membuat Program Kerja Harian, Mingguan, dan Bulanan Pelaksanaan Pekerjaan Pengukuran Memasang Patok Bouwplank BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) Halaman: 2 dari 90

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. a. Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. b. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur Isi Materi Pelatihan a. Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. Halaman: 3 dari 90

5 b. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: 1) Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. 2) Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 3) Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. c. Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : 1) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. 2) Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. 3) Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. 4) Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. 5) Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek. 6) Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan materi pelatihan a. Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: 1) Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. 2) Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. 3) Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. 4) Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja. Halaman: 4 dari 90

6 b. Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: 1) Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. 2) Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. 3) Memberikan jawaban pada Buku Kerja. 4) Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja. 5) Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Halaman: 5 dari 90

7 1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan Halaman: 6 dari 90

8 syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi, baik LSP maupun Badan Sertifikasi Kompetensi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan terprogram serta dilaksanakan secara obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 7 dari 90

9 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja yaitu sebagai representasi dari Unit Melaksanakan Pekerjaan Persiapan F45 PLPB , sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: a. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) b. Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja c. Melaksanakan Pekerjaan Tanah d. Melaksanakan Pekerjaan Bronjong e. Menghitung Volume Hasil Pekerjaan f. Melaksanakan Pekerjaan Akhir 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Melaksanakan Pekerjaan Persiapan Durasi / waktu pelatihan Halaman: 8 dari 90

10 Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, terfokus pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Setiap peserta pelatihan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : 1) mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. 2) mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. 3) memeriksa kemajuan peserta pelatihan. 4) menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Melaksanakan Pekerjaan Persiapan Kode Unit F45 PLPB Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan untuk mampu melakukan komunikasi timbal balik ditempat kerja dengan atasan, dan rekan kerja yang meliputi tugas-tugas menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja, mengomunikasikan instruksi kerja kepada Halaman: 9 dari 90

11 bawahan, melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait, yang terkait langsung dengan unit kompetensi melaksanakan pekerjaan persiapan Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal tentang menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L), melakukan komunikasi di tempat kerja Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Mengidentifikasi dokumen kontrak sesuai dengan lingkup pekerjaannya 2. Membuat bangunan sementara penunjang pekerjaan 3. Membuat program kerja, harian, mingguan, dan bulanan. 1.1 Data/informasi dikumpulkan dari gambar kerja, metode kerja, spesifikasi teknik, instruksi kerja yang sesuai dengan lingkup pekerjaannya. 1.2 Jenis data/informasi dipilah berdasarkan lingkup pekerjaan. 1.3 Metode kerja ditentukan sesuai jenis pekerjaan. 1.4 Kebutuhan sumber daya ditentukan sesuai dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak. 1.5 Lokasi kantor proyek / bangunan sementara ditentukan. 2.1 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja dihitung untuk pembuatan bangunan sementara. 2.2 Mobilisasi kebutuhan bahan tenaga kerja dan peralatan untuk pembuatan bangunan sementara dilakukan. 2.3 Bangunan dan prasarana penunjang dibuat sesuai dengan gambar rencana. 3.1 Volume pada berbagai jenis pekerjaan dihitung sebagai data untuk membuat program kerja. 3.2 Kebutuhan tenaga kerja dihitung sesuai dengan jenis pekerjan 3.3 Kebutuhan bahan dihitung sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi. 3.4 Kebutuhan alat dihitung sesuai dengan metode dan cara kerja. 3.5 Program kerja harian, mingguan dan bulanan dibuat berdasarkan volume pekerjaan, tenaga kerja, bahan dan alat. Halaman: 10 dari 90

12 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 4. Melaksanakan Pekerjaan Pengukuran 5. Melaksanakan Pemasangan Patok/ Bouwplank 4.1 Pembersihan lapangan dilaksanakan sesuai dengan luas area pekerjaan. 4.2 Penentuan alat ukur dan perlengkapannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan. 4.3 Penetapan Lokasi rencana bronjong dilakukan sesuai dengan gambar kerja. 4.4 Penetapan titik acuan (Bench Mark) di lokasi rencana pembuatan bronjong dilakukan sesuai dengan rencana tempat pemasangan bronjong. 4.5 Elevasi di lokasi pekerjaan diukur sesuai dengan gambar rencana. 5.1 Bahan untuk pembuatan patok/bouwplank disiapkan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan. 5.2 Patok/bouwplank dipasang pada titik sesuai dengan hasil pengukuran. 5.3 Semua patok /bouwplank yang telah terpasang dan elevasinya diperiksa kembali supaya tidak terjadi kesalahan BATASAN VARIABEL a. Konteks variabel: 1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan sektor konstruksi utamanya pada pelaksanaan pekerjaan bronjong 2) Kompetensi ini diterapkan pada satuan kerja dalam membuat pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran dan pemasangan patok/bouwplank sebagai dasar dalam membuat konstruksi bronjong 3) Unit ini diterapkan pada pekerjaan mengidentifikasi gambar dan spesifikasi untuk membuat program kerja harian, mingguan, dan bulanan b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Peralatan: komputer/laptop, alat hitung (scientific calculator), alat ukur, peralatan pemasangan patok dan bouwplank (palu, gergaji, kapak, dsb), alat berat jika diperlukan 2) Perlengkapan: dokumen kontrak yang berhubungan dengan ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis, metoda pelaksanaan konstruksi, Halaman: 11 dari 90

13 ketentuan mutu konstruksi yang disepakati dan daftar formulir instruksi kerja. 3) Bahan: Alat Tulis Kantor (ATK), Kayu, papan, paku c. Tugas yang harus dilakukan 1) Mengidentifikasi dokumen kontrak sesuai dengan lingkup pekerjaannya 2) Membuat bangunan sementara penunjang pekerjaan 3) Membuat Program Kerja, Harian Mingguan dan Bulanan 4) Melaksanakan Pekerjaan Pengukuran. 5) Melaksanakan Pemasangan Patok/ Bouwplank d. Peraturan-peraturan yang diperlukan 1) Spesikasi teknik pekerjaan bronjong 2) Standar Nasional Indonesia pekerjaan bronjong. 3) Standard Operating Procedure (SOP) pekerjaan bronjong. 4) Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait. 5) Ketentuan atau peraturan baku tentang Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bronjong. 6) Standar Operating Procedure (SOP) pengguna jasa/pemberi kerja maupun dalam perusahaan Panduan penilaian a. Penjelasan prosedur penilaian: Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait 1) Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi: F45. PLPB : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L) F45. PLPB : Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja 2) Unit kompetensi yang terkait, meliputi: F45. PLPB : Melaksanakan Pekerjaan Tanah F45. PLPB : Melaksanakan Pekerjaan Bronjong F45. PLPB : Menghitung Volume Hasil Pekerjaan Halaman: 12 dari 90

14 F45. PLPB : Melaksanakan Pekerjaan Akhir b. Kondisi pengujian Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. Metode uji antara lain: 1) Tes tertulis 2) Test lisan/wawancara 3) Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 4) Praktek di tempat kerja 5) Portofolio atau metode lain yang relevan c. Pengetahuan yang dibutuhkan. 1) Ruang lingkup pekerjaan. 2) Spesifikasi teknis. 3) Peralatan dan bahan 4) Metoda pelaksanaan konstruksi. 5) Schedule proyek konstruksi. d. Keterampilan yang dibutuhkan. 1) Berkoordinasi/berkomunikasi dan sikap kerja yang profesional dengan tim kerja dan pihak-pihak terkait. 2) Mengoperasikan alat ukur, khususnya waterpass atau theodolit 3) Membuat program kerja 4) Mobilisasi alat, bahan dan pekerja e. Aspek kritis. 1) Kecermatan dalam berkoordinasi/berkomunikasi dan sikap kerja yang profesional dengan tim kerja dan pihak-pihak terkait. 2) Ketelitian dalam menginterpretasikan hasil pengukuran sebagai dasar dalam menentukan lokasi bronjong. 3) Ketelitian dalam melakukan pengukuran 4) Ketelitian dalam membuat jadwal harian, mingguan dan bulanan Halaman: 13 dari 90

15 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktek 1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. Halaman: 14 dari 90

16 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan dengan menerapkan metode : 1) Penilaian tertulis 2) Penilaian lisan/wawancara 3) Penilaian observasi/praktek/simulasi 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar berkelompok Halaman: 15 dari 90

17 Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu Rencang Bangun Pembelajaran Materi Pelatihan Rancang banngun pembelajaran ini memberikan informasi tentang indikator kompetensi yang jabarkan ke dalam tujuan pencapaian materi pembelajaran, metode pelatihan yang dibutuhkan disetiap indikator dan tahapan prosess pembelajaran, serta sumber materi yang dibutuhkan dengan alokasi waktunya. Unit Kompetensi Elemen Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Mengidentifikasi dokumen kontrak sesuai dengan lingkup pekerjaannya No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja 1 Data/informasi dikumpulkan dari gambar kerja, metode kerja, spesifikasi teknik, instruksi kerja yang sesuai dengan lingkup pekerjaannya. 1. Dapat menjelaskan data/informas i yang dibutuhkan sesuai dengan Tujuan pembelajara n Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu mengumpul kan data/informa si dari gambar kerja, metode kerja, spesifikasi teknik, Metode pelatihan Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i Tahapan pembelajaran 1. Instruktur menjelaskan tentang kebutuhan data / informasi sesuai dengan lingkup pekerjaan, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan cara mengidentifikasi pekerjaan sesuai dengan kelompok pekerjaan dan Referensi yang disarank an Jam pelajar an indikatif (mnt) 15 Halaman: 16 dari 90

18 lingkup pekerjaan 2. Mampu mengidentifik asi pekerjaan sesuai dengan kelompok pekerjaan dan lingkup pekerjaan 3. Mampu menyusun data/informas i pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan 4. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam mengumpulk an gambar kerja, metode kerja dan spesifikasi teknis sesuai lingkup pekerjaan instruksi kerja yang sesuai dengan lingkup pekerjaanny a. lingkup pekerjaan peserta menyimak dan mencatat 3. Instruktur memperagakan cara menyusun data/ informasi pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan, peserta menirukan dan memperagakan 4. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam mengumpulkan data/ informasi dari gambar kerja, metode kerja, spesifikasi teknik, instruksi kerja yang sesuai dengan lingkup pekerjaannya. 2 Jenis data/informasi dipilah berdasarkan lingkup pekerjaan 1. Dapat menjelaskan data/informasi lingkup pekerjaan 2. Mampu mengumpulkan data/informasi lingkup pekerjaan 3. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam memilah data/informasi lingkup pekerjaan Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu memilahmilah jenis data/ informasi berdasarkan lingkup kerja Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst ra si/ peragaan Observas i 1. Instruktur Menjelaskan tenang data / informasi, Pes erta mendengarkan dan mencatat 2. Instruktur Menjelaskan tentang cara mengumpulkan data/ informasi, peserta memperagakan/ mendemonstrasik an 3. Instruktur Mengamati tentang sikap kerja peserta dalam memilah data/informasi 5 Halaman: 17 dari 90

19 3 Metode kerja dirancang sesuai jenis pekerjaan 1. Dapat menjelaskan jenis pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak 2. Mampu merancang metode kerja sesuai dengan kondisi di lpangan Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu merancang metode kerja sesuai dengan jenis pekerjaan Cera mah Diskusi Tugas kelom pok Demon stra si/ peraga an Observ asi 1. Instruktur menjelaskan jenis pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur memperagakan cara merancang metode kerja sesuai dengan kondisi di lpangan, peserta meniru dan memperagakan Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam merancang metode kerja yang sesuai dengan gambar kerja, spesifikasi teknis, dan kondisi di lapangan 3. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam merancang metode kerja 4 Kebutuhan sumber daya dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak. 1. Dapat menjelaskan data lingkup pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak 2. Mampu menghitung kebutuhan sumber daya sesuai dengan lingkup pekerjaan Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu memilih kebutuhan sumber daya yang sesau dengan jenis pekerjaan Cera mah Diskusi Tugas kelom pok Demon strasi/ peraga an Observ asi 1. Instruktur menjelaskan data lingkungan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur mempratekkan cara menghitung sumber daya sesuai dengan lingkup pekerjaan, peserta menirukan dan mempraktekan 3. Instruktur memperagakan cara menentukan jumlah sumberdaya 10 Halaman: 18 dari 90

20 3. Mampu menentukan jumlah sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan dokumen kontrak 4. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menentukan sumber daya 5 Lokasi kantor proyek / bangunan sementara ditetapkan 1. Dapat menjelaskan kriteria penetapan letak lokasi kantor proyek yang tepat dan benar 2. Mampu memilih lokasi kantor proyek yang benar sesuai dengan kondisi di lapangan 3. Harus mampu bersikap cermat dalam menentukan lokasi kantor proyek yang memenuhi syarat. Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu menetapkan lokasi kator proyek/ bangunan sementara Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i sesuai dengan dokumen kontrak, peserta meniru dan memperagakan 4. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam memilih kebutuhan sumber daya 1. Instruktur menjelaskan kriteria penetapan letak lokasi kantor proyek yang tepat dan benar, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur memperagakan cara memilih lokasi kantor proyek yang benar sesuai dengan kondisi di lapangan, peserta menirukan dan memperagakan 3. Instruktur mengeamati sikap kerja peserta dalam menetapkan lokasi kantor proyek/ bangunan semetara 5 Halaman: 19 dari 90

21 Unit Kompetensi Elemen Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN 2. Membuat bangunan sementara penunjang pekerjaan No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja 1 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja dihitung untuk pembuatan bangunan sementara. 1. Dapat menjelaskan maksud dan tujuan pembuatan bangunan dan sarana penunjang 2. Mampu mengidentifikas i kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pem buatan bangunan sementara 3. Mampu menghitung luas bangunan sementara yang diperlukan 4. Dapat menjelaskan cara metode menghitung kebutuhan alat, bahan dan tenaga kerja 5. Mampu menghitung kebutuhan alat, bahan dan pekerja sesuai dengan volume pekerjaan 6. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menghitung kebutuhan alat, bahan dan Tujuan pembelajara n Selesai mengikut materi pelatihan ini peserta mampu menghitung kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan bangunan sementara Metode pelatihan Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i Tahapan pembelajaran 1. Instruktur menjelaskan maksud dan tujuan pembuatan bangunan dan sarana penunjang, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur memperagakan cara mengidentifikasi kebutuhan bahan, alat, dan tenaga kerja untuk pem buatan bangunan sementara, peserta menirukan dan memperagakan 3. Instruktur mempraktekan cara menghitung luas bangunan sementara yang diperlukan, peserta menirukan mempraktek 4. Instruktur menjelaskan cara/ metode menghitung kebutuhan alat, bahan dan tenaga kerja, peserta menyimak danmencatat 5. Instruktur mempraktekan menghitung kebutuhan alat, bahan dan Referensi yang disarank an Jam pelajar an indikatif (mnt) 45 Halaman: 20 dari 90

22 tenaga kerja 2 Mobilisasi kebutuhan bahan tenaga kerja dan peralatan untuk pembuatan bangunan sementara dilakukan 1. Dapat menjelaskan kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk pembuatan bangunan sementara 2. Dapat menjelaskan mobilisasi bahan, peralatan, tenaga kerja sesuai dengan volume pekerjaan 3. Mampu melaksanakan mobilisasi bahan, tenaga kerja, dan peralatan 4. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam memobilisasi alat, bahan Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu melakukan mobilisasi kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pembuatan bangunan sementara Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i tenaga kerja sesuai dengan volume pekerjaan, peserta mempraktekan menghitung 6. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam menghitung kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan bangunan sementara 1. Instruktur menjelaskan kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk bangunan sementara, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan mobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja sesuai dengan volume pekerjaan, peserta menyimak dan mencatat 3. Instruktur mempraktekan mobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja, peserta meniru dan mempraktekan 4. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam melakukan mobilisasi untuk 20 Halaman: 21 dari 90

23 dan pekerja sesuai yang dibutuhkan pekerjaan bangunan sementara 3 Bangunan dan prasarana penunjang dibuat sesuai dengan gambar rencana 1. Dapat menjelaskan gambar rencana bangunan dan pra sarana penunjang 2. Mampu membuat bangunan dan prasarana penunjang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu membuat bangunan dan prasarana penunjang Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i 1. Instruktur menjelaskan gambar rencana bangunan dan prasarana penunjang, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur memperagakan cara membuat bangunan dan prasarana penunjang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis, peserta menirukan mempraktek Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam membuat bangunan dan prasarana penunjang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis. 3. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam membuat bangunan dan prasana penunjang Halaman: 22 dari 90

24 Unit Kompetensi Elemen Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN 3. Membuat program kerja, harian, mingguan, dan bulanan. No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja 1 Volume pada berbagai jenis pekerjaan dihitung sebagai data untuk membuat program kerja 1. Dapat menjelaskan volume pekerjaan 2. Mampu mengoperasik an alat hitung manual maupun elektronik 3. Mampu menggunakan rumus luas, dan volume pekerjaan 4. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menghitung luas dan volume pekerjaan yang sesuai dengan gambar kerja.. Tujuan pembelajara n Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu menghitung volume pada berbagai jenis pekerjaan Metode pelatihan Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i Tahapan pembelajaran 1. Instruktur menjelaskan volume pekerjaan, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur memperagakan cara mengoperasikan alat hitung manual maupun elektronik, peserta menirukan dan memperagakan 3. Instruktur memperagakan cara menggunakan rumus luas, volumen pekerjaan, peserta menirukan memperagakan Referensi yang disarank an Jam pelajar an indikatif (mnt) Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam menghitung volumen pekerjaan 2 Kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat ditetapkan sesuai dengan gambar kerja, jenis pekerjan dan Selesai mengikuti materi ini peserta mampu menetapkan Ceramah Diskusi Tugas kelompok 1. Instruktur menjelaskan tenaga kerja, bahan dan alat sesuai dengan 10 Halaman: 23 dari 90

25 spesifikasi teknik 1. Dapat menjelaskan tenaga kerja, bahan dan alat yang sesuai dengan gambar kerja, jenis pekerjaan, dan spesifikasi teknik 2. Mampu memilah tenaga kerja, bahan dan alat sesuai dengan gambar kerja, jenis pekerjaan dan spesifikasi teknik 3. Mampu menghitung jumlah tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan. 4. Mampu menghitung kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis 5. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menetapkan tenaga kerja, bahan dan alat kebutuhan tenaga kerja dan bahan dan alat Praktek Demonst rasi/ peragaan Observas i gambar kerja, jenis pekerjaan, dan spesifikasi teknik, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan pemilahan tenaga kerja, bahan dan alat sesuai dengan gambar kerja, jenis pekerjaan dan spesifikasi teknik, peserta menyimak dan mencatat 3. Instruktur mempraktekkan menghitung jumlah temaga kerja sesuai kebutuhan, peserta menirukan mempraktekan 4. Instruktur mempraktekkan menghitung bahan dan alat sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis peserta menirukan mempraktekan 5. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat Halaman: 24 dari 90

26 3 Hasil perhitungan volume pekejaan dimasukkan dalam formulir bill of quantity (BoQ) 1. Dapat menjelaskan pengertian tentang bill of quantity 2. Dapat menjelaskan masingmasing volume pekerjaan 3. Mampu membuat daftar kuantitas (bill of quantity) dengan baik dan benar 4. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam memasukkan data volume pekerjaan kedalam bill of quantity Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu memasukan hasil perhitungan volume kedalam formulir BoQ Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i 1. Instruktur menjelaskan pengertian tenang BOQ, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan volume pekerjaan, peserta menyimak dan mencatat 3. Instruktur mendemonstrasika n membuat daftar kuantitas (BOQ), peserta menirukan memperagakan 4. Instruktur engamati sikap kerja peserta dalam memasukan hasil perhitungan volume pekerjaan ke dalam BOQ 10 4 Program kerja harian, mingguan dan bulanan dibuat berdasarkan volume pekerjaan, tenaga kerja, bahan dan alat. 1. Dapat menjelaskan cara membuat program kerja harian, mingguan dan bulanan 2. Dapat menjelaskan fungsi dan tujuan pembuatan barchart dan Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu membuat program kerja harian, mingguan dan bulanan berdasarkan volume pekerjaan, tenaga kerja, bahan dan alat. Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i 1. Instruktur menjelaskan cara membuat program kerja harian, mingguan dan bulanan, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan fungsi dan tujuan pembuatan baschart dan kurva S, peserta menyimak dan mencatat 3. Instruktur menjelaskan cara 45 Halaman: 25 dari 90

27 kurva S 3. Dapat menjelaskan cara membuat barchart dan kurva S 4. Mampu membuat barchart dan kurva S. 5. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam mengisi barchart dan kurva S sesuai dengan data volume pekerjaan membuat barchart dan kurva S, peserta menyimak dan mencatat 4. Instruktur memperagakan cara membuat barchart dan kurva S, peserta memperagakan 5. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam membuat program kerja harian, mingguan dan bulanan Unit Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN Elemen Kompetensi 4. Melaksanakan Pekerjaan Pengukuran No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja Tujuan pembelajara n Metode pelatihan Tahapan pembelajaran Referensi yang disarank an Jam pelajar an indikatif (mnt) 1 Pembersihan lapangan dilaksanakan sesuai dengan luas area pekerjaan 1) Dapat menjelaskan batas lokasi pengukuran 2) Dapat menjelaskan metode kerja pembersihan lapangan dengan benar Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu melaksanak an pembersiha n lapangan Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i 1. Instruktur menjelaskan batas lokasi pengukuran, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan metode kerja pembersihan lapangan dengan benar peserta menyimak dan mencatat 45 3) Mampu melakukan pekerjaan 3. Instruktur memperagakan Halaman: 26 dari 90

28 pembersihan lapangan sesuai metode kerja 4) Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam membersihkan area pekerjaan. 2 Penentuan alat ukur dan perlengkapannya dipilih sesuai dengan kebutuhan 1. Dapat menyebutkan jenis-jenis alat ukur 2. Dapat menjelaskan fungsi masingmasing alat ukur 3. Mampu memilih alat ukur dan perlengkapan nya 4. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam memilih alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan 3 Lokasi rencana bronjong ditetapkan sesuai dengan gambar kerja 1. Dapat membaca gambar kerja 2. Dapat Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu memilih penentuan alat ukur dan perlengkapa nnya Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu menetapkan lokasi rencana bronjong Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas cara melakukan pekerjaan pembersih an lapangan, peserta meniru memperagakan 4. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam melaksanakan pembersihan lapangan 1. Instruktur menjelaskan jenis alat ukur, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan fungsi alat ukur, peserta menyimak dan mencatat 3. Instruktur memperagakan cara memilih alat ukur dan perlengkapan, peserta menirukan dan memperagakan 4. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam memilih alat ukur dan perlengkapan 1. Instrutkur menjelaskan cara membaca gambar kerja, peserta menyimak dan mencatat 2. Instrutkur menjelaskan Halaman: 27 dari 90

29 menjelaskan rencana lokasi penempatan bronjong 3. Mampu melakukan survey lapangan 4. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menentukan lokasi bronjong sesuai gambar hasil pengukuran sesuai gambar kerja i rencana lokasi penempatan bronjong, peserta menyimak dan mencatat 3. Instrutkur memperagakan cara melakukan survei lapangan, peserta menyimak dan mencatat 4. Instrutkur mengamati sikap kerja peserta dalam menetapkan lokasi rencana bronjong 4 Penetapan titik acuan (Bench Mark) di lokasi rencana pembuatan bronjong dilakukan sesuai dengan rencana tempat pemasangan bronjong 1. Dapat menjelaskan peta topografi /kontur dari hasil pengukuran Selesai mengikuti materi pelatihan ini mampu menetapan titik acuan (benchmark) di lokasi rencana pembuatan bronjong Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i 1. Instruktur menjelaskan peta topografi/ kontur dari hasil pengukuran, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur memperagakan cara memilih titik acuan yang tepat dan benar, peserta menirukan dan memperagakan Mampu memilih titik acuan yang tepat dan benar 3. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menetapkan titik acuan 3. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam menetapkan titik acuan (benchmark) di lokasi rencana pembuatan bronjong 5 Elevasi di lokasi pekerjaan diukur Selesai mengikuti Ceramah Instruktur menjelaskan cara 45 Halaman: 28 dari 90

30 sesuai dengan gambar rencana.. 1. Dapat menjelaskan cara mengoperasi kan alat ukur 2. Dapat melaksanaka n pengukuran 3. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam mengukur elevasi lokasi pekerjaan materi pelatihan ini peserta mampu melaksanak an pengukuran elevasi dilokasi pekerjaan Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i mengoperasikan alat ukur, peserta menyimak dan mencatat Instruktur memperagakan cara melaksanakan pengukuran, peserta meniru memperagakan Instruktur mengamati sikap kerja peserta mengukur elevasi di lokasi pekerjaan Unit Kompetensi Elemen Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN 5. Melaksanakan Pemasangan Patok/ Bouwplank No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja 1 Bahan untuk pembuatan patok/bouwplank disiapkan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.. 1. Dapat menjelaskan pengertian patok/bouwpla nk dengan tepat dan benar 2. Dapat menjelaskan fungsi dan tujuan pembuatan patok dan bouwplank 3. Dapat menjelaskan jenis dan ukuran bahan serta peralatan Tujuan pembelajara n Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu menyiapkan bahan untuk pembuatan patok/ bouwplank sesuai kebutuhan.. Metode pelatihan Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i Tahapan pembelajaran 1. Instruktur menjelaskan pengertian patok/bouwplank, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur menjelaskan fungsi dan tujuan pembuatan patok dan bouwplank, peserta menyimak dan mencatat. 3. Instruktur menjelaskan jenis dan ukuran bahan serta peralatan untuk pembuatan patok/ bouwplank peserta menyimak dan mencatat. 4. Instruktur memperagakan penyiapan jenis Referensi yang disarank an Jam pelajar an indikatif (mnt) 45 Halaman: 29 dari 90

31 untuk pembuatan patok/bouwpla nk. 4. Mampu menyiapkan jenis dan ukuran bahan serta peralatan untuk pembuatan patok / bouwplank 5. Dapat membuat patok/bouwpla nk sesuai hasil pengukuran 6. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam memilih jenis patok yang sesuai dengan kebutuhan. 2 Patok/bouwplank dipasang pada titik sesuai dengan hasil pengukuran 1. Dapat menjelaskan letak titik patok/ bouwplank yang akan dipasang pada lokasi pekerjaan 2. Mampu memasang patok/bouwpla nk dengan tepat dan kuat pada titik penempatan 3. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam melaksanakan pembuatan patok/bouwpla nk Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu memasang patok/ bouwplank Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i dan ukuran bahan serta peralatan untuk pembuatan patok/ bouwplank, peserta menirukan dan memperagakan 5. Instruktur memperagakan cara membuat patok/bouwplank sesuai hasil pengukuran, peserta menirukan dan memperagakan 6. Instruktur engamati sikap kerja peserta dalam menyiapkan bahan untuk pembuatan patok/ bouwplank 1. Instruktur menjelaskan letak titik patok/ bouwplank yang akan dipasang pada lokasi pekerjaan, peserta menyimak dan mencatat 2. Instruktur memperagakan cara memasang patok/bouwplank dengan tepat dan kuat pada titik penempatan, peserta menirukan dan memperagakan 3. Instruktur mengamati sikap kerja peserta dalam memasang patok/ bouwplank 20 Halaman: 30 dari 90

32 3 Semua patok /bouwplank yang telah terpasang dan elevasinya diperiksa kembali supaya tidak terjadi kesalahan 1. Mampu memeriksa ketepatan patok dan tegak lurus di tempat yang telah terpasang di lokasi sesuai hasil pengukuran 2. Mampu memeriksa elevasi patok sesuai dengan gambar rencana 3. Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam mengevaluasi hasil pekerjaan Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu memeriksa semua patok/ bouwplank yang telah terpasang an elevasinya Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonst rasi/ peragaan Observas i 1. Instruktur memperagakan cara memeriksa ketepatan patok dan tegak lurus di tempat yang telah terpasang, peserta menyimak danmencatat 2. Instruktur memperagakan cara memeriksa elevasi patok sesuai dengan gambar rencana, peserta menirukan dan memperagakan 3. Instruktur engamati sikap kerja peserta dalam memeriksa patok/ bouwplank yang terpasang dan elevasi 45 Total 315 / 7 Halaman: 31 dari 90

33 BAB IV MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN Tujuan Pembelajaran Umum, setelah selesai mengikuti pelatihan ini peserta memiliki kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan persiapan sebagai pelaksana lapangan pekerjaan bronjong, yang aktivitasnya meliputi mengidentifikasi lingkup pekerjaan, membuat bangunan sementara penunjang pekerjaan, menyusun program kerja, dan membuat bowplank. Tujuan Pembelajaran Khusus/ kompetensi yang ditarget adalah : setelah selesai mempelajari materi pelatihan ini peserta mampu : 1) Mengidentifikasi dokumen kontrak sesuai dengan lingkup pekerjaannya Identifikasi informasi dan instruksi kerja. 2) Membuat bangunan sementara penunjang pekerjaan 3) Membuat program kerja, harian, mingguan, dan bulanan. 4) Melaksanakan Pekerjaan Pengukuran 5) Melaksanakan Pemasangan Patok/ Bouwplank 4.1 Pendahuluan Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan pendahuluan sebelum pekerjaan inti dilaksanakan, jika pekerjaan persiapan ini membutuhkan waktu yang cukup lama, maka seiring pekerjaan persiapan yang dilaksanakan pekerjaan lain yang dapat dilakukan bersamaan. Kesuksesan pekerjaan persiapan adalah mobilisasi seluruh sumber daya yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan. Pada umumnya pekerjaan persiapan ini juga sering terjadi beberapa item pekerjaan yang perlu mendapatkan penyesuaian dengan kondisi lokasi lapangan yang sesungguhnya. Permasalahan dalam pekerjaan persiapan adalah kurang detail dan cermatnya dalam identifikasi kebutuhan, sehingga seringkali kebutuhan pekerjaan terkendala kurangnya peralatan ataupun material yang diperlukan untuk pemenuhan pekerjaan awal. Guna meminimalisasi permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan persiapan, maka koordinasi intensif dengan seluruh yang terlibat oleh manajer lapang perlu dilakukan. Halaman: 32 dari 90

34 Pekerjaan yang di persiapkan dalam pelaksanaan proyek pembangunan meliputi: perencanaan site plan, perhitungan kebutuhan sumber daya, mobilisasi peralatan, pelaksanaan di lapangan. Adapun uraian pekerjaan persiapan (work breakdown structure) meliputi : 1) Mengidentifikasi lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan persiapan pemasangan bronjong meliputi pekerjaanpekerjaan seperti beerikut : Persiapan pekerjaan (pengkajian gambar kerja, spesifikiasi teknis, dan dokumen kontrak terkait), perhitungan volume pekerjaan, penyusunan program kerja, menetapkan metode kerja, mobilisasi/ pengadaan, menetapkan titik BM, pengukuran lokasi kerja, pematokan profil pekerjaan. Pekerjaan tanah Pekerjaan tanah untuk pemasangan bronjong terdiri atas pekerjaanpekerjaan galian, pemindahan/ gusuran, timbunan, dan pemadatan. Di dalam pekerjaan tanah yang dilakukan oleh pihak lain yang harus ada adalah pemeriksaan tanah hasil laboratorium, dan pemeriksaan lapangan. Pekerjaan Merakit Bronjong Pekerjaan pemasangan bronjong tahapannya adalah : Untuk bronjong yang telah dirakit, meliputi : Penyiapan bronjong ke lokasi yang akan dipasang Memasang lapisa filter (ijuk atau geotextile) Merakit kawat anyaman bronjong dan memasang kawat penguat sambungan Mengikat kawaat anyaman bronjong agar terikat kedudukannya satu dengan yang lain Menyiapkan anyaman kawat penutup Untuk kawat yang masih harus dianyam, meliputi : Siapkan kawat bronjong ke lokasi penganyaman Periksa kuallitas kawat telah memenuhi syarat Halaman: 33 dari 90

35 Buat mal anyaman bornjong sesuai dengan spesififkasi teknis Lakukan penganyaman Akhiri penganyaman dengan pengikatan kawat akhir Pekerjaan pengisian material bronjong, penutupan dan pengikatan. Pekerjaan pengujian kualitas material Ambil material dari lokasi penyimpanan Bawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan kekuatannya. Kaji hasil laboratorium, dan jika memenuhi syarat untuk pekerjaan pengisian material bronjong, bawa ke lokasi pemasangan bronjong. Pekerjaan pengangkutan material ke lokasi pasang. Siapkan tenaga kerja dan tugas-tugasnya masing-masing Siapkan tempat untuk menempatkan material bronjong di lokasi kerja Ambil dan tempatkan material isi bronjong ke tempat yang sudah disiapkan Pilah-pilah sesuai dengan jenis ukuran materialnya Pekerjaan Pengisian material bronjong Siapkan tenaga kerja dan bagi tugas dan perannya masingmasing di lokasi pemasangan. Gunakan APD yang tepat Pilih material isi yang diameternya melebihi dimensi kawat, untuk ditempatkan pada lapisan paling bawa dan tepi serta penutup Pasang lapisan bawa terlebih dahulu dengan material isi yang memiliki dimensi lebih besar dari ukuran lobang kawat bronjong. Setiap pemasangan diyakinkan bahwa kedudukan material isi benar-benar kokoh dan rapat Pasang material isi di sisi bronjong dengan dimensi material lebih besar dari dimenasi lobang kawat anyaman; Hindari pemasangan lapis tepi tanpa melanjutkan ke sisi tengah Lakukan pemasangan material lapis perlapis penuh, baru ke atas. Akhiri lapisan atas dengan material penutup Halaman: 34 dari 90

36 2) Membuat bangunan sementara penunjang pekerjaan Peta Lokasi Fungsi peta lokasi adalah untuk menentukan dimana bangunan sementara akan ditempatkan. Dan dari peta lokasi juga akan dapat ditentukan akses jalan pendekat ke lokasi proyek. Pemilihan tempat bangunan sementara Kriteria memilih tempat bangunan sementara adalah : lokasi tidak terlalu jauh dari proyek, dari bangunan sementara dapat dilakukan kontrol pekerjaan di lapangan, mudah dijangkau, baik dalam sirkulasi arus material/ bahan maupun alat. Bangunan sementara harus mampu menampung / menyimpan bahan/ material proyek, juga termasuk alat, bangunan sementara harus memberikan fasilitas untuk tukang istirahat. Halaman: 35 dari 90

37 Gambar kerja pekerjaan bangunan sementara TAMPAK DEPAN Bangunan sementara terbuat dari container TAMPAK SAMPING GAMBAR PRESPEKTIF Halaman: 36 dari 90

38 Pengukuran & land clearing lokasi bangunan sementara 3) Menyusun program kerja, Gambar kerja pekerjaan bronjong GAMBAR KERJA TAMPAK ATAS Halaman: 37 dari 90

39 Pipa pengambilan PVC (Ø 6 ) MaB ± Dolken Ø 7-10 cm 7.00 Gambar susunan bronjong Potongan A-A Bronjong (1.00 x 2.00 x 0.50 m Sekat kedap air (k-1x10 cm/det MaB Dolken (7-10) cm 1.00 Lapis ijuk Gambar kerja susunan bronjong Potongan B-B Susunan Bronjong Lapis 3,4 dan 5 Halaman: 38 dari 90

40 Susunan bronjong lapis Susunan bronjong lapisan 1 Spesifikasi teknis Spesifikasi teknis untuk kawat bronjong disini digunakan acuan SNI , tentang mutu dan uji bronjong dan kawat bronjong. Dalam SNI tersebut mendeskripsikan bahwa yang dimaksud dengan bronjong adalah kotak yang dibuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegahan erosi yang dipasang pada tebing-beting, tepi-tepi sungai, yang proses penganyamannya dengan menggunakan mesin. Syarat mutu yang dibakukan untuk bronjong kawat ini meliputi: 1) Sifat tampak Bronjong kawat harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan ganda dan berjarak maksimum 40 mm dan harus simetris. Halaman: 39 dari 90

41 Lilitan harus erat dan tidak terjadi kerenggangan hubungan antar kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 3 kali sehingga bronjong kawat mampu menahan beban dari segala jurusan L S d Gambar bronjong kawat Catatan : 1. Kawat anyaman 2. Kawat sisi 3. Lilitan ganda S lebar anyaman L panjang anyaman d panjang lilitan 2) Bentuk dan ukuran Bentuk bronjong kawat sebagaimana telah diuraikan sebelumnya adalah berbentuk kotak persegi panjang dengan lempenganlempengan anyaman kawat penyekat pada setiap jarak 1 meter Halaman: 40 dari 90

42 Anyaman heksagonal Sekat Kawat sesi Penutup Gambar anyaman kawat bronjong I yang belum disetel menjadi kotak Gambar anyaman kawat bronjong II yang belum disetel menjadi kotak Halaman: 41 dari 90

43 c b Bronjong kawat bentik I setelah disetel menjadi kotak a Ukuran bronjong kawat bentuk I, menurut SNI , adalah seperti berikut : Tabel I. Ukuran bronjong kawat bentuk I Kode Ukuran dalam m Jumlah Kapasitas a b c sekat m 3 A B C D E F Kolom kode menunjukkan ukuran bronjong kawat sedangkan untuk ukuran anyaman bronjong kawat 80 x 100 mm, diameter Kawat anyaman 2,70 mm atau 3,00 mm, kawat sisi 3,40 mm atau 4,00 mm, kawat pengikat 2 mm. Halaman: 42 dari 90

44 Untuk ukuran anyaman bronjong 100 x 120 mm, diameter kawat anyaman 2,70 mm atau 3,00 mm, kawat sisi 3.40 mm atau 4.00 mm dan diameter kawat pengikat 2.0 mm. Toleransi ukutan kotak (lebar, tinggi dan panjang) sebesar 5%. c b Gambar bronjong kawat bentuk II setelah disetel menjadi kotak c Ukuran bronjong kawat bentuk II, menurut SNI , adalah seperti berikut : Tabel II. Ukuran bronjong kawat bentuk II Kode Ukuran dalam m Jumlah Kapasitas a b c sekat m 3 G H I Kolom kode menunjukkan ukuran bronjong kawat sedangkan untuk ukuran anyaman bronjong kawat 60 x 80 mm, diameter kawat anyaman 2 mm, kawat sisi 2.70 mm, kawat pengikat 2 mm dan untuk anyaman bronjong 80 x 100 mm, diameter kawat anyaman 2.70 mm kawat sisi 3,40 mm dan kawat pengikat 2 mm. Toleransi ukuran kotak (lebar, tinggi dan panjang) sebesar 5%. Halaman: 43 dari 90

45 3) Pengambilan contoh Pengambilan contoh uji dilakukan secara acak (random) Dari suatu kelompok bronjong kawat dengan ukuran yang sama ukuran setiap 500 unit atau kurang diambil 3 contoh. 4) Cara uji Cara uji untuk memenuhi ketentuan syarat mutu adalah menurut SNI ini sebagai berikut : Bentuk, jumlah sekat dan llilitan dapat dilakukan secara visual. Uji dimensi bronjong kawat dapat dilakukan pengukuran terhadap panjang, lebar, tinggi dan ukuran lobang anyaman bronjong 5) Syarat lulus uji Lulus uji, kelompok dinyatakan lulus uji bilaman memenuhi seluruh ketentuan syarat sesuai dengan butir syarat mutu. Uji ulan, uji ulang dapat dilakukan dengan jumlah contoh bronjong kawat 2 x dari contoh pertama dan diambil dari kelompok yang sama. Apabila setelah dilakukan uji ulang terhadap contoh uji memenuhi ketentuan syarat mutu maka kelompok bronjong kawat tersebut dinyatakan lulus uji. 6) Pengemasan Kemasan bronjong kawat terdiri dari 10 (sepuluh) unit diikat cukup kokoh dan rapi menjadi satu merupakan satu bendel. 7) Syarat penandaan Tiap-tiap bendel bronjong kawat dari suatu kelompok yang dinyatakan lulus uji harus diberi lebel dari logal yang sekurangkurangnya berisi antara lain : Halaman: 44 dari 90

46 Tanda SNI Tanda pengenal perusahaan / logo/ merk Diameter nominal kawat anyaman Diameter nominal kawat sisi Berat lapisan seng Ukuran anyaman Ukuran bronjong Uraian Pekerjaan bronjong (works breakdown structure) 1) Pekerjaan persiapan Membaca gambar kerja Mempelajari kontrak kerja Pengecekan kondisi lapangan kerja 2) Pekerjaan tanah Penyelidikan tanah (laboratorium) Land clearing Penggalian & penimbunan Pemadatan tanah 3) Pekerjaan merakit kawat bronjong (setel) Pekerjaan merakit kawat bronjong (setel) dilakukan setelah tanah dasar lokasi perletakan bronjong telah siap, dan pekerjaan mengrakit (setel) ini meliputi : Baca gambar kerja dengan cermat Ambil anyaman kawat bronjong dari gudang yang sesuai dengan ukuran pada lapis per lapis Pisahkan antara anyaman kawat bronjong, kawat pelapis dan kawat penutup. Siapkan kawat pengikat bronjong Siapkan peralatan yang dibutuhkan Setel kawat bronjong di tempat kerja Ikatlah kawat bronjong dengan kokoh Halaman: 45 dari 90

47 4) Pekerjaan mengisi material bronjong Ambil material pengisi bronjong dari tumpukan/ timbunan Pilih material yang memiliki dimensi memnuhi syarat lobang bronjong Susun material yang berdimensi memenuhi syarat dibagian bawah dan samping Isi material dengan dimensi lebih kecil dari dan letakan di bagian tengah Tutup material dengan dimensi yang memenuhi syarat di bagian atas 5) Pekerjaan menutup, merajut dan mengikat kawat bronjong Siapkan kawat pengikat yang memenuhi syarat Siapkan alat-alat pengikat kawat bronjong Siapkan kawat anyaman penutup yang ukurannya sesuai dengan bronjong yang telah diisi dengan material isi Ikatlah bagian tepi anyaman kawat bronjong penutup yang dimulai dari salah satu sisi, dengan melilit-lilitkan kawat pengikat dengan menyulam dengan bagian tepi sisi atas dari bronjong Untuk mengakhiri lilitan, ikatlah ujung kawat pengikat yang satu dengan lainnya. Halaman: 46 dari 90

48 Kebutuhan sumber daya Sumber daya yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan bronjong meliputi : 1) Sumber daya manusia terdiri atas : Seorang Pelaksana Lapangan, Tukang Bronjong Pekerja Operator Alat Berat (bila diperlukan) 2) Alat Kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan bronjong kawat terdiri atas: Kereta Sorong Timbris tangan Halaman: 47 dari 90

49 SEPATU BOOTH TANG KAWAT PENGIKAT Alat Pengikat Bronjong TANG PENGIKAT BESI SOKONG LINGGIS PENGUNKIT BESI PASAK/ ANGKER 3) Material pengisi bronjong Batu kali Pasir (dikemas dalam karung) Kerikil (dikemas dalam karung) Halaman: 48 dari 90

50 Jadwal kerja & kurva S Kurva S pekerjaan passang bronjong No Pekerjaan Harga peker jaan Dura si bobot Minggu ke Survey lokasi mg P. Gambar kerja 75 2 mg Sewa Alat Berat mg Pemeriksa tnh 25 3 mg Pekerj.Galian mg Pekerj.Timbun mg Pekerj.Pemadat mg Penyetel.Bronjg 25 4 mg Pengisian Materi 25 5 mg Penutupan 15 5 mg 1.41 TOTAL No Pekerjaan Harga peker jaan Dura si bobot Minggu ke Survey lokasi mg P. Gambar kerja 75 2 mg Sewa Alat Berat mg Pemeriksa tnh 25 3 mg Pekerj.Galian mg Pekerj.Timbun mg Pekerj.Pemadat mg Penyetel.Bronjg 25 4 mg Pengisian Materi 25 5 mg Penutupan 15 5 mg TOTAL Rencana kerja harian, mingguan & bulanan Halaman: 49 dari 90

51 Rencana kerja mingguan 4) Melaksanakan pengukuran, dan Menetapkan titik BM Titik BM Memindahkan titik BM ke lokasi kerja (temporary BM) Halaman: 50 dari 90

52 Melakukan pengukuran L 1 L 2 L 3 Tentukan tinggi titik awal letak pesawat ukur yang diambil dari titik BM Setel level alat sesuai dengan kondisi Lakukan pembacaan bak rambu ukur pada titik yang telah ditentukan Catat hasil pembacaan rambu ukur ke dalam tabel Buatlah gambar alinyemen horizontal dan vertikal dari hasil pembacaan 5) Memasangan patok/ bouwplank. ± 2.15 ± 1.75 ± 1.75 Titik-titik patok ketinggian Level permukaan air Kontur tanah ± 0.75 ± 0.75 ± 0.75 MaB ± 0.00 Desain level rencana pasangan bronjong Halaman: 51 dari 90

53 Acuan normatif SNI : Bronjong Kawat SNI : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah SNI : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah SNI : Metode Pengujian Batas Plastis. SNI : Metode Pengujian Kadar Air Tanah. SNI : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande. SNI : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang mengandung Butir Kasar. SNI : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Bangunan Sederhana. SNI : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir. SNI : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah Maksimum. SNI : Metode Pengujian Batas Susut Tanah. SNI : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer. SNI : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan. 4.2 Identifikasi Dokumen Kontrak Sesuai Dengan Lingkup Pekerjaannya Pengumpulan data/informasi Pekerjaan mengumpulkan data/ informasi bagi seorang Pelaksana Lapangan adalah pekerjaan mengumpulkan gambar kerja, metode kerja, spesifikasi teknik dan instruksi kerja, terkait pekerjaan bronjong. Langkah kerja mengumpulkan data/informasi meliputi : a. Gambar kerja, metode kerja, spesifikasi teknik dan instruksi kerja diperoleh dari Manajer Pelaksana Lapangan; Halaman: 52 dari 90

54 b. Setelah data/informasi dikumpulkan, maka seorang Pelaksana Lapangan harus mengkaji kembali kesesuaiannya dengan kondisi lapangan; c. Hasil kajian kesesuaian antara data/informasi dengan kondisi lapangan sesungguhnya, dibuatlah : 1) Gambar kerja, gambar kerja untuk pekerjaan konstruksi bronjong meliputi, denah lokasi, potongan, bentuk bronjong / jenis bronjong; ukuran bronjong; skala; jenis material bronjong. 2) Metode kerja, perlu menyesuaikan kondisi lapangan yang ada, dan penyesuaian metode kerja akan berpengaruh pada penyesuaian SOP/langkah-langkah pekerjaan ; penyesuaian jadwal kerja ; penyesuaian jenis dan alat kerja; dan SDM yang dibutuhkan. Metode kerja pekerjaan persiapan pemasangan bronjong, meiputi langkah-langkah kerja seperti berikut : a) Perintah kerja pekerjaan persiapan dipahami dengan cermat b) Lingkup pekerjaan persiapan diuraikan secara lengkap c) Pekerjaan pemilihan lokasi tempat bangunan sementara ditetapkan d) Pengukuran dan pembuatan patok bowplank dilakukan e) Galian tanah pondasi dilakukan f) Pasangan pondasi batu kali dilakukan g) Pasangan pembetonan (sloop, dan kolom) disiapkan h) Pasangan dinding bata 1 meter dilakukan i) Pasangan rangka dinding kayu dilakukan j) Pasangan rangka atap dilakukan k) Pasangan penutup atap dilakukan l) Pasangan dindiing triplek dilakukan m) Pasangan kosen (pintu jendela) dilakukan n) Pasangan MCK dan dapur dilakukan o) Pasangan gudang penyimpan material dilakukan p) Pasangan ubin, pengecatan dan pembersihan dilakukan Halaman: 53 dari 90

55 3) Spesifikasi teknik, memberikan informasi / data tentang : jenis material; volume material; mutu material; dimensi material; metode pembayaran (unit prise, lumsum dll); dasar pembayaran (per m3 atau per kg); uraian pekerjaan (description of work) peruntukan jenis material, Jenis dan kuantitas alat yang diperlukan; Jenis dan kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan. 4) Instruksi kerja memberikan informasi/ data tentang : isi perintah; jenis perintah/ permintaan; yang memberi perintah; jangka waktu penyelesaian perintah Pemilahan jenis data/informasi berdasarkan lingkup pekerjaan. Data dan informasi yang diperlukan untuk pekerjaan pelaksana lapangan pekerjaan bronjong meliputi : a. Data/informasi untuk pekerjaan persiapan lokasi kerja Seorang pelaksana lapangan dalam lingkup pekerjaan persiapan lokasi kerja membuat data/ informasi tentang: gambar kerja ; lokasi dan luas area kerja; landclearing; memilih dan menetapkan lokasi untuk bedeng/bangunan sementara; menentukan lokasi untuk menempatkan material dan ; lokasi untuk menempatkan alat, serta ; lokasi untuk istirahat pekerja. b. Data/informasi untuk pekerjaan tanah dasar Dari lingkup pekerjaan tanah dasar ini, seorang pelaksana lapangan membutuhkan data/informasi tentang : jenis tanah (lempung, tanah merah, tanah berpasir, pasir, dll); jenis tanah untuk perbaikan; tebal lapisan tanah pemadatan; kekuatan dukung tanah; alat yang dipergunakan; jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan c. Data/informasi untuk pekerjaan persiapan kawat bronjong Dari lingkup pekerjaan persiapan kawat bronjong, seorang pelaksana lapangan membutuhkan data/informasi tentang : spesifikasi material kawat bronjong; dimensi kawat bronjong yang dibutuhkan; jenis bronjong Halaman: 54 dari 90

56 (pabrikasi atau harus dianyam di lokasi); lokasi menempatkan material kawat bronjong; jumlah kawat bronjong yang dibutuhkan; membuat jadwal kerja pelaksanaan pemasangan kawat bronjong; merakit kawat bronjong d. Data/informasi untuk pekerjaan pengisian material Dari lingkup pekerjaan pengisian material bronjong, seorang pelaksana lapangan membutuhkan informasi tentang : spesifikasi teknis material isi; jumlah (volume) material isi bronjong; metode kerja pengisian bronjong; jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan; peralatan yang dibutuhkan; pengujian kepadatan e. Data/informasi untuk pekerjaan pentupan dan pengikatan Dari lingkup pekerjaan penutupan dan pengikatan, seorang pelaksana lapangan membutuhkan informasi tentang : spesifikasi kawat pengikat dan peralatannya; jumlah tenaga kerja penutupan dan pengikatan bronjong; jumlah (volume) kawat pengikat bronjong Menentukan metode kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Langkah kerja menentukan metode kerja pekerjaan bronjong meliputi tahapan sebagai berikut : a. Menentukan metode kerja pekerjaan persiapan (pengukuran & pematokan, tanah dasar), meliputi : mobilisasi (tenaga kerja, alat, dan material); menyiapkan gambar kerja; membuat jadwal kerja mingguan dan bulanan; menyiapkan lokasi kerja ; menyiapkan alat di lokasi kerja (jika diperlukan); menyiapkan material dilokasi kerja; melakukan pengawasan pekerjaan persiapan di setiap seksion. b. Menentukan metode kerja pekerjaan bangunan sementara meliputi : pekerjaan pengukuran; pekerjaan pemasangan bowplank; pekerjaan galian dan urugan (galian pondasi); pekerjaan pondasi; pekerjaan pasang dinding; pekerjaan pasang atap; pekerjaan lantai; pekerjaan bangunan pelengkap; pekerjaan MCK, dapur; pekerjaan gudang penyimpan material; pekerjaan pasang pintu dan jendela/ AC; pekerjaan pengecatan dan pembersihan lokasi. Halaman: 55 dari 90

57 c. Menentukan metode kerja pekerjaan tanah, meliputi : pekerjaan menghitung volume galian dan urugan, memasang patok batas galian dan atau timbunan, mobilisasi alat dan perlatan kerja galian & timbunan, pekerjaan galian, pekerjaan penggusuran, pekerjaan timbunan, pekerjaan pemadatan, pekerjaan pemeriksaan hasil pemadatan. d. Menentukan metode kerja pasang bronjong, meliputi : mobilisasi kawat anyaman bronjong, pekerjaan persiapan kawat bronjong di lokasi kerja, pekerjaan penyekatan, pekerjaan pemasangan material penyekat, pekerjaan pemeriksaan kekokohan rakitan, pekerjaan pengisian material bronjong, pekerjaan pengujian kepadatan material, pekerjaan penutupan dan penyulaman/pengikatan Menentukan kebutuhan sumber daya yang sesuai dengan jenis pekerjaan a. Menentukan Tenaga kerja yang dibutuhkan Yang perlu diperhatikan dalam menentukan tenaga kerja, seorang Pelaksana Lapangan pekerjaan bronjong adalah tenaga kerja dibawah tanggung jawabnya yang meliputi : jumlah tenaga operator alat berat (jika diperlukan), jumlah tenaga operator dump truck (jika diperlukan), jumlah tukang pasang bronjong, jumlah pembantu tukang bronjong, jumlah juru ukur, jumlah tukang kayu, jumlah tukang batu, jumlah tukang besi. b. Menentukan Material yang dibutuhkan Menentukan material yang dibutuhkan dalam pekerjaan bronjong didasarkan atas spesifikasi teknis yang meliputi : material kawat anyaman, material kawat pengikat/penutup, material isi bronjong, material lapisan penyekat (ijuk / geotextile). c. Menentukan Peralatan yang dibutuhkan Langkah menentukan peralatan yang dibutuhkan sangat ditentukan dari metode kerja pekerjaan pasang bronjong, biasaya meliputi : alat gali tanah; alat angkut tanah galian; alat penganyam bronjong (jika harus dianyam); alat pengikat bronjong Halaman: 56 dari 90

58 4.2.5 Menentukan lokasi kantor proyek / bangunan sementara. Langkah kerja seorang pelaksana lapangan dalam menentukan lokasi proyek/ bangunan sementara harus mempertimbangkan beberapa aspek yaitu : aspek kemudahan dijangkau, aspek jarak (kedekatan) dengan lokasi proyek, memiliki ruang kantor proyek, gudang, MCK, Dapur, ruang istirahat tenaga kerja. 4.3 Membuat Bangunan Sementara Penunjang Pekerjaan Menghitung kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pembuatan bangunan sementara. Bangunan sementara bisa berupa bangunan rumah yang sifatnya sementara, oleh karena itu kriteria materialnyapun bersifat sementara, dan pola perhitungan bangunan rumah secara umum dimulai dari : perhitungan volume podasi, volume dinding penutup, volume materiap atap. a. Menghitung kebutuhan bahan untuk bangunan sementara Langkah kerja menghitung kebutuhan bahan bangunan sementara, meliputi : 1) Mengidentifikasi kebutuhan material bangunan sementara; Material untuk bangunan sementara dapat dirinci sesuai dengan jenis bangunan, rincian bangunan sementara meliputi, bangunan pondasi, bangunan dinding, bangunan atap, bangunan pintu jendela, dan bangunan pagar, setiap jenis bangunan harus dihitung volume kebutuhannya, berikut ini disajikan tabel pehitungan volume material kebutuhan untuk bangunan sementara. No Jenis material pondasi bentuk satuan A Bangunan Pondasi 1 Batu kali Trapesium m3 2 Semen kg 3 Pasir m3 B Bangunan Dinding 1 Batu bata Biji 2 Semen Kg 3 Pasir pasang M3 4 Bangunan beton M3 5 Pasir cor M3 6 Split M3 7 Semen Kg 8 Besi beton Kg C Bangunan atap Halaman: 57 dari 90

59 D E 1 Kayu kuda-kuda M3 2 Kayu kaso M3 3 Asbes M2 4 Paku 10 Kg 5 Paku 7 Kg 6 Paku asbes Kg 7 Kayu kaso rangka palfon M3 8 Papan triplek lembar 9 Paku 3 Kg Kosen 1 Kayu 10 Batang 2 Papan Lembar 3 Paku / pasak Kg Pagar 1 Kawat BRC Lembar 2 Tiang besi Batang 3 Klem dan baut kg Halaman: 58 dari 90

60 2) Menghitung kebutuhan material bangunan sementara Menghitung volume Pondasi Bentuk pondasi trapesium Luas permukaan pondasi A 60 cm A = ½ ( ) x 0.60 V = A x panjang pondasi (m3) 60 cm Luas sloop A = 0,15 x 0,15 cm2 V = A x panjang sloop (m3) b. Menghitung kebutuhan alat untuk pekerjaan bangunan sementara (berbentuk rumah) Bangunan sementara untuk pekerjaan bronjong, jenis bangunan sementara bisa berupa konstruksi bangunan rumah, bisa berupa bangunan knockdown, atau dengan menggunakan cotainer, untuk menghitung kebutuhan peralatan, sangat tergantung dari jenis bangunan sementara yang dipilih. Kebutuhan perlatan untuk membuat konstruksi bangunan sementara, adalah a. Cangkul b. Cetok c. Martil d. Gergaji kayu e. Waterpas slang f. Papan gosok g. Gerobak h. Skop i. Ember plastik Kebutuhan perlatan untuk memasang bangunan knockdown, adalah a. Kunci pas b. Kunci L c. Dongkrak Halaman: 59 dari 90

61 Kebutuhan perlatan untuk container, adalah Bangunan sementara yang terbuat dari container bisa dikatakan tidak membutuhkan peralatan, karena container bisa langsung diturunkan dari truck container. Untuk pondasi container dibuat dari pasangan yang disebut ompak disetiap sudut-sudut dan setiap panjang 3 meter. Langkah kerja menghitung kebutuhan alat untuk membuat bangunan sementara, peralatan kerja yang diperlukan untuk membangun bangunan sementara tidak membutuhkan alat berat, karena meskipun bangunan sementara berbentuk rumah, sifatnya hanya sementara (tidak permanen), jadi alat kerja yang dibutuhkan biasanya berupa peralatan tukang, seperti peralatan tukang batu, peralatan tukang kayu dan peralatan tukang besi, seperti : cangkul, sendok semen, linggis, martil, sekam, gergaji, dll. c. Menghitung kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bangunan sementara. Langkah kerja menghitung kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat bangunan sementara meliputi : a. tukang kayu, b. tukang batu dan c. pembantu tukang, jumlah yang berimbang dengan luas bangunan sementara yang akan dibangun. Halaman: 60 dari 90

62 4.3.2 Melakukan mobilisasi kebutuhan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pembuatan bangunan sementara. 1) Mobilisasi bahan Untuk pekerjaan mobilisasi bahan, seorang Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bronjong bertanggung jawab atas, kuantitas dan kualitas barang masuk dan pendistribusian. Mobilisasi bahan ke lokasi kerja pemasangan, seorang pelaksana lapangan bertanggung jawab atas jumlah dan mutu serta ketersediaan barang sesuai kebutuhan di lapangan. Penyimpanan bahan di gudang dilakukan dengan memperhatikan kandungan bahan dan metode penyimpanannya. Pada pekerjaan mobilisasi bahan seorang Pelaksana Lapangan harus memiliki daftar simak, yang dibutuhkan untuk pengendalian bahan. Bahan utama bronjong adalah kawat bronjong dengan anyaman pabrikan seperti terlihat pada gambar di atas. Dan untuk pengisi bronjong adalah : Halaman: 61 dari 90

63 Batu belah Ijuk digunakan untuk lapisan dasar atau pengisi sekat bronjong Lapisan geotextile, lapisan kedap air Halaman: 62 dari 90

64 2) Mobilisasi alat Mobilisasi alat khususnya alat berat, dilakukan sesuai dengan jadwal kerja dan metode kerja. Alat berat biasanya diperlukan untuk pekerjaan tanah, dan pemasangan bronjong matang. Alat berat yang digunakan untuk pekerjaan tanah, digunakan untuk pekerjaan galian, pekerjaan timbunan, dan penggusuran, selain itu juga digunakan untuk pekerjaan pemadatan. Alat berat yang digunakan untuk pemasangan bronjong matang, adalah alat berat berfungsi sebagai alat pengangkat dan pemindah bronjong yang telah terisi dan diikat matang dan siap dipasang di lokasi bronjong. Jenis alat yang harus dimobilisasi adalah : alat berat seperti Backhoe, dozer, dump truck, wheel roller, dan alat K3. Untuk pekerjaan mobilisasi ini seorang Pelaksana Lapangan bekerja sama dengan pelaksana peralatan dan logistik untuk melakukan mobilisasi. 3) Mobilisasi tenaga kerja Tenaga kerja dimobilisasi sesuai dengan kebutuhan, untuk pekerjaan persiapan mobilisasi tenaga kerja sebatas untuk pekerjaan land clearing, dan pembuatan bangunan sementara, diperlukan juru ukur, tukang kayu dan pembantu tukang. Halaman: 63 dari 90

65 Untuk pekerjaan konstruksi bronjong diperlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam pemasangan bronjong meliputi : tenaga perakit bronjong, tenaga pengisi material bronjong, tukang besi, pembantu tukang. Untuk pekerjaan tanah diperlukan tenaga kerja laboratorium tanah, tenaga operator alat berat, mandor Membuat bangunan dan prasarana penunjang sesuai dengan gambar rencana. Memasang pondasi langsung Urutan pekerjaan pemasangan pondasi langsung dimulai dengan melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank. Kemudian dilakukan penggalian tanah pondasi, dan diteruskan dengan pemasangan batu kosong Memasang dinding dan kolom/tiang kayu triplek Balok kayu Dinding untuk bangunan sementara biasanya terbuat dari bahan triplek, atau papan ringan, oleh karena itu pemasangan nya perlu dibuatkan kolom dari kayu sebagai penyangga kedudukan papan, kemudian papan triplek dipaku ke kolom Halaman: 64 dari 90

66 Memasang balok blandar dan atap (kuda-kuda, usuk, reng, penutup atap) Kaki kuda-kuda balok blandar dipasang dibawah kuda-kuda, dan atap dari bangunan sementara biasanya terbuat dari asbes Usuk blandar Kolom Bangunan sementara dari container Bangunan sementara yang terbuat dari container adalah bangunan sementara yang sudah jadi dalam bentuk container, untuk menempatkan container ini maka diperlukan adanya landasan perletakan container, landasan container dibuat dalam bentuk ompak yang berukur 40 x 40 x 60 cm, untuk jarak ompak dihitung sesuai dengan panjang containernya. UTAMAKAN KESELAMATAN KERJA KANTOR PROYEK PEMBANGUNAN BRONJONG Gambar bangunan sementara dari container Halaman: 65 dari 90

67 4.4 Membuat program kerja, harian, mingguan, dan bulanan Menghitung volume berbagai jenis pekerjaan untuk membuat program kerja Kegiatan menghitung volume berbagai jenis pekerjaan bronjong No. Jenis Pekerjaan Yang dihitung Volume Cakupan Material Volume 1 Pekerjaan Persiapan Volume material yang dihitung 1. Pembuatan bangunan sementara Volume galian pondasi Volume pasangan pondasi Volume pembetonan Volume pasangan dinding Pekerjaan galian & timbunan penyiapan lokasi bronjong Pekerjaan perakitan bronjong Pekerjaan pengisian bronjong Pekerjaan penutupan dan pengikatan Volume pasangan atap Volume galian tebing Volume galian tanah dasar perletakan bronjong Volume tanah timbunan Volume pemadatan Volume bronjong Volume bahan pelapis Volume kawat penyekat Volume material isi bronjong Volume kawat pengikat Volume kawat penutup M3 M3 M3 M2 M2 M3 M3 M3 M3 M3 M2 M2 M3 M2 M2 Rumus menghitung Volume 1) Untuk bidang 4 persegi panjang Vol = Panjang x lebar x tinggi = m3 2) Untuk bidang segi tiga Vol = alas x ½ tinggi x lebar =.. m3 3) Untuk bidang lingkaran Vol = π x R2 x panjang =.. m3 4) Untuk bidang trapesium Vol = (sisi atas + sisi bawah) ½ x tinggi x panjang Menghitung kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan, Langkah kerja menghitung kebutuhan tenaga kerja sangat tergantung dari tipikal organisasi proyek yang ditetapkan. Halaman: 66 dari 90

68 Kepala Proyek Manajer Peralatan/ Logistik Manajer Lapangan Manajer Administrasi Manajer Teknik Pelaksana Lapangan Planning Engineer Quality Assurance Quantity Surveyor Mandor Juru Gambar Teknisi Laboratorium Quantity Surveyor Tukang Besi Tukang Batu Operator Juru Ukur Pembantu Tukang Pembantu Tukang Dengan struktur organisasi seperti di atas, maka kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan dibawah koordinasi seorang Pelaksana Lapangan adalah : 1) Tenaga Pelaksana Lapangan 2) Mandor : mandor pekerjaan persiapan, mandor pekerjaan tanah, mandor pekerjaan pasang bronjong. 3) Operator : operator backhoe, operator dozer, operator wheel loader, operator roller, operator dumptruck 4) Tukang : tukang besi, tukang batu, pembantu tukang 5) Juru ukur 6) Juru gambar 7) Teknisi laboratorium Halaman: 67 dari 90

69 Berikut contoh perhitungan kebutuhan tenaga kerja : Data/ informasi yang diketahui : Volume pekerjaan bronjong 1) Pekerjaan tanah : m3 2) Pekerjaan bowplank : m2 3) Merakit bronjong : m3 Produktivitas tenaga kerja 1 orang tukang besi + 2 orang pembantu tukang Memotong, membengkokan + pengikatan : 90 kg/org/hari Perakitan/ penyetelan + pemasangan bronjong : 125 kg/org/hari 1 orang tukang bowplank + 2 pembantu tukang : 6 m2/org/hari 1 orang operator + 2 pembantu operator : 120 m3/org/hari Jangka waktu pelaksanaan Durasi waktu untuk setiap jenis pekerjaan : 12 minggu Pekerjaan tanah : 6 minggu Pekerjaan bowplank : 4 minggu Pekerjaan pemasangan bronjong : 8 minggu Halaman: 68 dari 90

70 Jumlah tukang yang diperlukan digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut ini : No Uraian Pekerjaan Minggu ke Pemasangan Bronjong Perakitan Pengikatan Pemasangan Pembantu Tukang Pekerjaan Tanah Galian Timbunan Urugan Pemadatan Pembantu tukang Pemasangan Bowplank Membuat Memasang Pembantu tukang Jumlah tenaga kerja / Mg Menghitung kebutuhan bahan sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi. Kebutuhan bahan dihitung dengan berlandaskan pada gambar kerja. Langkah menghitung kebutuhan bahan adalah seperti berikut : 1) Mengidentifikasi bentuk dan luas konstruksi 2) Menentukan jenis bronjong yang akan digunakan 3) Menghitung volume kawat bronjong yang dibutuhkan 4) Menghitung volume material isi bronjong 5) Menghitung volume kawat penutup dan pengikat bronjong Secara umum kebutuhan material/ bahan untuk pekerjaan bronjong meliputi : Kawat anyaman bronjong Kawat penyekat bronjong Kawat pengikat Material isi bronjong (batu-batuan) Patok - bowplank Halaman: 69 dari 90

71 Matrik perhitungan kebutuhan bahan / material pasang bronjong, yaitu: No Jenis Bahan Kebutuhan ukuran Material pengisi Sekat 1 Jenis bronjong 2.00 x 1.00 x m x 1.00 x m x 1.00 x m x 1.00 x m x 1.00 x m x 1.00 x m x 2.00 x m x 2.00 x m x 2.00 x m3 5 2 Besi Angker Sesuai kebutuhan 3 Anyaman penutup Sesuai ukuran bronjong 4 Kawat Pengikat 5 Ijuk sesuai kebutuhan dasar 6 Geotextile sesuai kebutuhan dasar Kebutuhan kawat untuk tiap-tiap m2 anyaman bronjong dibutuhkan kawat sebanyak : Untuk kawat 3 mm diperlukan 1,5 kg Untuk kawat 4 mm diperlukan 2,65 kg Untuk kawat 5 mm diperlukan 4,20 kg Satu bronjong ukuran 3 x 1 x 0,5 m dengan kawat 4 mm beratnya ± 27 kg, atau setiap 1 m3 batu kali untuk bronjong dengan diameter 4 mm memerlukan kawat ± 18,8 kg Menghitung kebutuhan alat sesuai dengan metode dan cara kerja. Pekerjaan ini seorang pelaksana dibantu oleh operator alat, sehingga hasil perhitungan yang disusun oleh operator menjadi acuan untuk kontrol oleh pelaksana lapangan. Meskipun perihtungan kebutuhan alan bukan tanggungjawabnya, tetapi berikut ini disajikan beberapa cara/ acuan untuk menghitung kebutuhan alat. Dalam perhitungan produksi peralatan dikenal istilah Produksi Teoritis dan Produksi Actual. Pengertian dari kedua istilah tersebut adalah sebagai berikut : Halaman: 70 dari 90

72 a. Produksi Teoritis. Produksi teoritis adalah perhitungan kapasitas produksi peralatan secara teoritis semata-mata, dimana variabel-variabelnya hanya didasarkan pada kapasitas alat per satuan waktu dengan waktu yang diperlukan untuk berproduksi. Prinsip tersebut secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : PMT = KB x T Dimana : PMT KB T : Produksi Maksimum Teoritis. : Kapasitas Blade / Bucket : Jumlah Trip per jam. b. Produksi Actual. Produksi actual adalah merupakan taksiran produksi yang mampu dihasilkan oleh peralatan, setelah mengetahui semua kondisi yang ada. Baik kondisi alat itu sendiri maupun job operation condition-nya Prinsip tersebut secara actual dapat dirumuskan sebagai berikut : TP = PMT x FK ( M 3 / Jam ) Dimana : TP : Taksiran Produksi per-jam. FK : Faktor Koreksi. 1) Kapasitas Produksi Buldozer Rumus umum perhitungan kapasitas produksi Buldozer adalah sebagai berikut : KP = KB x T x FK ( m 3 /jam ) KB = L x H 2 T = 60/CT CT = J/F + J/R + Z Dimana : Halaman: 71 dari 90

73 KB H L CT J F R Z FK FK = Kapasitas Blade = Tinggi Blade = Lebar Blade = Waktu siklus = Jarak gusur (m) = Kecepatan maju (m/menit) = Kecepatan mundur (m/menit) = Waktu pemindahan gigi = Faktor Koreksi = f x f x f x f B T K O f B = Faktor Blade (tabel lampiran 1) f T = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (tabel lampiran 2) f K = Faktor koreksi efisiensi kerja (tabel lampiran 3) f O = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (lampiran 4) Latihan : Hitung kapasitas produksi Buldozer D-155A untuk pekerjaan penggalian tanah berbatu (batuan lepas dan batuan hasil peledakan). Ukuran blade : H = 1,59 m, L = 4.13 m, Kecepatan maju : 40,83 m/menit Kecepatan mundur : 125 m/menit Jarak gusur : 20 meter Waktu peindahan gigi Z = 0,2 menit 2) Kapasitas Produksi Excavator Rumus umum perhitungan kapasitas produksi Excavator adalah sebagai berikut : KP = Dimana : B CT CT = Wg + Wp1 +Wb + Wp2 = Kapasitas Bucket = Waktu siklus Halaman: 72 dari 90

74 Wg = Waktu gali (detik) Wp1 = Waktu putar (bucket terisi) (detik) Wp2 = Waktu putar (bucket kosong) (detik) Wb = Waktu buang (detik) FK = Faktor Koreksi FK = f x f x f x f x f B T K O D f B = Faktor Bucket (tabel lampiran 6) f T = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (tabel lampiran 2) f K = Faktor koreksi efisiensi kerja (tabel lampiran 3) f O = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (lampiran 4) f D = Faktor koreksi akibat kedalaman (tabel lampiran 5) Latihan : Hitung kapasitas produksi Excavator PC untuk pekerjaan penggalian alur pondasi (kondisi material berbatuan lepas) Kapasitas Buket : 1,3 m 3 Kedalaman galian : 3,80 m 3) Kapasitas Produksi Loader Rumus umum perhitungan kapasitas produksi Loader adalah sebagai berikut : KP = CT = 2J/F + 2J/R + Z Dimana : B CT J F R FK FK = Kapasitas Bucket = Waktu siklus = Jarak gusur (meter) = Kecepatan maju (m/menit) = Kecepatan mundur (m/menit) = Faktor Koreksi = f x f x f x f B T K O f B = Faktor Bucket (tabel lampiran 6) Halaman: 73 dari 90

75 f T = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (tabel lampiran 2) f K = Faktor koreksi efisiensi kerja (tabel lampiran 3) f O = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (lampiran 4) Latihan : Hitung kapasitas produksi Loader W-120 untuk pekerjaan pemuatan pasir campur kerikil. Kapasitas Buket : 3,1 m 3 Kecepatan maju : 65,08 m/menit Kecepatan mundur : 73,00 m/menit Jarak gusur : 15 meter Kondisi medan dan alat baik 4) Kapasitas Produksi Dump Truck Kapasitas produksi Dump Truck dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KP = Dimana : C CT J V1 V2 t1 t2 N FK FK = Kapasitas muat = Waktu siklus alat pemuat = Jarak angkut (km) = Kecepatan angkut (km/jam) = Kecepatan balik (km/jam) = Waktu bongkar muatan = Waktu mengatur posisi = Jumlah pengisian alat pemuat = Faktor Koreksi = f x f x f x f T K O D f T = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (tabel lampiran 2) f K = Faktor koreksi efisiensi kerja (tabel lampiran 3) f O = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (lampiran 4) Halaman: 74 dari 90

76 Latihan : Hitung kapasitas produksi Dump Truck untuk pekerjaan pengangkutan material batuan hasil ledakan. Kapasitas muat : 14,5 m 3 Kecepatan angkut : 20 km/jam Kecepatan balik : 25 km/jam Jarak angkut : 1,9 km Kondisi medan dan alat baik 5) Kapasitas Produksi Vibrator Roller Kapasitas produksi Vibrator Roller dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KP = Dimana : S = Kecepatan kerja rata-rata (km/jam) W = Lebar lintasan efektif (meter) L = Tebal lapisan pemadatan (meter) N = Jumlah Lintasan FK = Faktor Koreksi FK = f x f x f T K O f = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (tabel lampiran 2) T f = Faktor koreksi efisiensi kerja (tabel lampiran 3) K f = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (lampiran 4) O Latihan : Hitung kapasitas produksi Vibrator Roller untuk pekerjaan pemadatan tanah : Kecepatan rata-rata : 4,00 km/jam Lebar lintasan efektif : 1,00 meter Tebal lapisan pemadatan : 0,25 meter Jumlah lintasan : 6 6) Kapasitas Produksi Motor Grader Kapasitas produksi Motor Grader dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Halaman: 75 dari 90

77 KP = Dimana : S W L N FK FK = Kecepatan kerja rata-rata (km/jam) = Lebar lintasan efektif (meter) = Tebal lapisan pemadatan (meter) = Jumlah Lintasan = Faktor Koreksi = f x f x f T K O f T f K = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (tabel lampiran 2) = Faktor koreksi efisiensi kerja (tabel lampiran 3) f O = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (lampiran 4) Latihan : Hitung kapasitas produksi Motor Grader untuk pekerjaan pemadatan tanah : Kecepatan rata-rata : 6,00 km/jam Lebar lintasan efektif : 2,00 meter Tebal lapisan pemadatan : 0,25 meter Jumlah lintasan : Membuat program kerja berdasarkan volume pekerjaan, tenaga kerja, bahan dan alat. Ada beberapa cara untuk membuat program kerja pelaksanaan proyek, antara lain menggunakan bar chart (diagram batang) dan Network Planning (NPM), dll. Membuat program kerja dapat filakukan secara manual maupun dengan menggunakan software komputer seperti Microsoft Project dan Primavera. Namun pada umumnya penggunaan bar chart masih dominan karena cara membuatnya lebih mudah, lebih sederhana, sehingga mudah dimengerti, karena mengakomodasi kebutuhan perencanaan program kerja pelaksanaan proyek Halaman: 76 dari 90

78 secara menyeluruh. Disamping itu barchart lebih fleksibel untuk melakukan perubahan maupun penyesuaian. Untuk bisa membuat program kerja iniperlu data/informasi seperti berikut : Jenis pekerjaan yang akan dikerjakan Nilai dan bobot masing-masing jenis pekerjaan Durasi waktu pelaksanaan pekerjaan Urut-urutan pelaksanaan pekerjaan Total waktu penyelesaian pekerjaan Data / informasi seperti tersebut di atas biasanya terdapat di dalam dokumen kontrak pekerjaan, yang berupa Rencana Anggaran Biaya Proyek. Berikut ini adalah contohpembuatan program kerja pelaksanaan proyek pembuatan bronjong yang menggunakan bar chart dengan data : Nilai Proyek : Rp ,- Waktu Pelaksanaan : 6 bulan (24 minggu) Langkah-langkah perhitungan : 1) Menghitung presentase bobot pekerjaan. No Jenis Pekerjaan Nilai (juta) Bobot (%) 1 Pekerjaan Persiapan / x 100 = Pekerjaan Tanah / x 100 = Pekerjaan Merakit Bronjong /50,000 x 100 = Pekerjaan Mengisi Material / x 100 = Pekerjaan Menutup dan / x 100 = Pengikatan Setelah bobot presentase pekerjaan dihitung berdasarkan nilai rupiahnya, maka langkah selanjutnya adalah menghitung durasi waktu pelaksanaan masing-masing jenis pekerjaan. Durasi waktu pelaksanaan pekerjaan dihitung berdasarkan atas pengalaman pelaksanaan sejenis untuk suatu volume pekerjaan tertentu dan disesuaikan dengan ketersediaan waktu Halaman: 77 dari 90

79 pelaksanaan sesuai kontrak kerja. Durasi waktu ini biasanya dalam satuan minggu. 2) Menghitung bobot pekerjaan per minggu Langkah berikutnya adalah menghitung prosentase bobot pekerjaan per minggu, yaitu dengan membagi rata (teoritis) bobot masing-masing jenis pekerjaan dengan durasinya, seperti pada tabel berikut: No Jenis Pekerjaan Durasi (minggu) Bobot per minggu (%) 1 Pekerjaan Persiapan 8 5 / 8 = Pekerjaan Tanah / 14 = Pekerjaan Merakit Bronjong / 10 = Pekerjaan Mengisi Material / 10 = Pekerjaan Menutup dan 6 15 / 6 = Pengikatan Catatan : Dalam prakteknya bobot masing-masing pekerjaan per minggu ini tidak rata, karena rincian dari jenis pekerjaan mempunyai nilai bobot yang berbeda. Misalnya pada pekerjaan merakit bronjong, rincian pekerjaan nya adalah meliputi persiapan anyaman bronjong ke lokasi kerja, merangkai bronjong dan menyulamannya, memasang kawat penyekat, dan terakhir pekerjaan memasang angker kenguat. Dari uraian pekerjaan tersebut bobot terbesarnya ada pada pemasangan kawat penyekat. Dengan demikian untuk memudahkan memahami pembuatan program kerja digunakan perhitungan seperti : Menyusun urut-urutan pelaksanaan masing-masing jenis pekerjaan dalam bentuk diagram batang (bar chart) Menghitung bobot pekerjaan per minggu dan akumulasi presentase pekerjaan. Membuat kurva S Kurva S adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara waktu dan kemajuan pekerjaan. Kurva S sangat berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan, apakah lebih cepat atau lebih lambat daripada yang sudah direncanakan. Halaman: 78 dari 90

80 Program Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong Kawat Dura Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI No Uraian Pekerjaan Bobot si Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Merakit Bronjong Pekerjaan Mengisi Material Pekerjaan Menutup dan 6 15 Pengikatan 0 Total % Rencana per minggu Rencana Akumulasi Realisasi per minggu Realisasi Akumulasi

81 4.5 Pelaksanaan Pekerjaan Pengukuran Membersihkan lapangan area pekerjaan.(pekerjaan persiapan) pekerjaan pengukuran ini adalah pekerjaan persiapan untuk pekerjaan konstruksi bronjong, jadi lokasi untuk bangunan konstruksi bronjong terlebih dahulu harus disiapkan, yaitu dibersihkan dari puing-puing atau tanaman semak-semak. Untuk membersihkan lokasi dari tanaman khususnya pohon keras, digunakan alat berat. Setelah dilakukan pembersihan lokasi, maka dipasang patok bowplank Menentukan alat ukur dan perlengkapannya. Alat ukur yang diperlukan untuk pekerjaan persiapan pembuatan bangunan bronjong adalah meteran, theodolite, yalon, rambu ukur, untingunting, benang pengikat unting-unting, tabel pencatataan hasil pengukuran, Penetapan lokasi rencana bronjong sesuai gambar kerja. Untuk menempatkan konstruksi bronjong perlu memperhatikan beberapa pertimbangan, yaitu : 1) Konstruksi bronjong untuk pembuatan dam/bendung sungai Penempatan konstruksi bronjong harus memperhatikan : Konstruksi bronjong diletakkan di daerah yang lurus Konstruksi bronjong hanya digunakan untuk sungai yang memiliki lebar tidak lebih dari 15 m. Lebar mercu bendung tidak lebih dari 2 m Halaman: 79 dari 90

82 2) Konstruksi bronjong untuk pembuatan teras kota Lokasi bronjong sesuai dengan desain gambar Untuk menetapkan lokasi letak bronjong, maka selain sudah ditetapkan oleh pemberi tugas, melalui gambar peta situasi, juga perlu diyakinkan melalui hasil survei, dan perkembangan atas perubahan letak bronjong perlu mendapatkan persetujuan dari pemberi tugas dan konsultan perencana. Seorang Pelaksana Lapangan dalam hal ini sebagai pelaksana yang memberikan masukan dan pertimbangan atas dasar kondisi riil. Bronjong untuk tera kota Menetapkan titik acuan (Bench Mark) di lokasi rencana pembuatan bronjong. Benchmark adalah titik acuan yang akan digunakan untuk mengukur ketinggian konstruksi bronjong. Titik acuan benchmark adalah titik yang harus dilindungi Halaman: 80 dari 90

83 keberadaan sehingga biasanya dibuatkan tempat yang permanen dan terlindung. Langkah-langkah untuk menetapkan titik benchmark adalah sebagai berikut : 1) Titik BM Elevasi titik referensi yang dipastikasn untuk semua patokan poligon yang dipasang didekat dan diluar wilayah konstruksi permukaan sungai atau danau yang permukaan airnya tenang dapat dipakai sebagai titik kontrol pelengkap Pengukuran titik referensi atau titik kontrol menetapkan kedudukan titik tetap atau patok permanen yang dibuat dari beton atau besi yang beracuan vertikan dan horisontal B Terproyeksi C A Titik referensi BM Halaman: 81 dari 90

84 2) Menentukan titik benchmark dengan alat GPS Apa itu Global Positioning System (GPS) Alat ini merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika dimana memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita seperti : Lintang Bujur Ketinggian Segemen GPS ada beberapa : Segmen Angkasa : terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit periode 12 jam Satelit tersebut mengirimkan, posisi dan waktu, kepada pengguna, seluruh dunia. Segmen Kontrol : terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Segmen Pengguna : Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang memungkinkan kita dimanapun berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu Cara kerja Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS. Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian). Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Tipe GPS : GPS Mapping : Yang Umum dipakai orang Halaman: 82 dari 90

85 GPS Navigasi : Biasa dipasang di mobil-mobil, untuk navigasi laut, ditambah sonar untuk kedalaman GPS Geodetic: Digunakan untuk penentuan titik benchmark, Ketelitian hingga milimeter Alat GPS yang dapat digunakan untuk menentukan titik BM Pengukuran elevasi di lokasi pekerjaan. Pemasangan profil dan titik dasar serta ketinggian ataupun elevasi, diukur atau diambil dari BM setempat atau atas dsar petunjuk direksi, sedangkan pemasangan patok atuapun CP dilakukan pada tempat yang aman, agar terhindar dari gangguan lain, ini dimaksudkan untuk memudahkan apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan, data ukur dan hasil ukur ini akan dituangkan pada gambar melintang dan memanjang, serta gambar lainnya agar terlihat jelas volume pekerjaan sebenarnya. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran ini dilaksanakan oleh seorang juru ukur dibantu oleh tenaga kerja. Pencatatan hasil pengukuran Jenis Pengukuran : Diukur Oleh : Lokasi : Alat Ukur : Taggal : No Seri : T.Ala t Ting gi yg dibidi k A1 Pembacaan Bak Ukur Belakang Atas Tenga Bawa h h Muka Atas Tenga Bawa h h Jara k D (m) Bed a Ting gi Eleva si Permukaan Air Ting gi Eleva si Halaman: 83 dari 90

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKUKAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45.PLPB.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PERSIAPAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.001.02 BUKU KERJA

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL FORMULA CAMPURAN KERJA BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

KODE UNIT KOMPETENSI INA

KODE UNIT KOMPETENSI INA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR AIR MINUM JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN PERPIPAAN MEMBUAT RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI INA.52.00.204.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI...

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG QUANTITY (KUANTITAS) PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI. Halaman: i dari ii. Kode Modul F.4xxxx.002.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI. Halaman: i dari ii. Kode Modul F.4xxxx.002. KATA PENGANTAR Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang kerjanya. Berbagai upaya ditempuh,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07 BUKU KERJA DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL AGREGAT KASAR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN

MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN KODE UNIT KOMPETENSI F45.EST BJ.02.001.01

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

BAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Unit Standar Kompetensi Kerja yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH Pemeriksaan, Pengukuran dan Pelaporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Tanah BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : GEODETIC ENGINEER OF BUILDING Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan, Semua Bagian Sub

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Juru Ukur (Technician Surveying) Kode Jabatan Kerja : INA.5230.223.23 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG DEPARTEMEN PE BADAN PEMBINAAN KONSTRU PUSAT PEMBINAAN KOMPETEN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG MELAKSANAKAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Melaksanakan Pekerjaan Struktur 1.2 Kode Unit F.45xxx.005.02 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...... 05 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 365 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 365 TAHUN 2013 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 365 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 Tentang PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI PROGRAM KERJA MINGGUAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PESAWAT LIFT & ESKALATOR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Perencana, Semua Bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUKURAN DIMENSI DAN PERHITUNGAN VOLUME NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI A I TANDAR KOMPETENI 1.1 Unit tandar Kompetensi Kerja yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, tandar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci