BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:"

Transkripsi

1 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

2

3

4

5 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan. Pelaksanaan Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Usaha Peternakan ini direncanakan setiap 3 tahun sekali. Tujuan utama dari kegiatan SOUT2017 ini adalah mendapatkan data statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan dan peternakan berupa struktur ongkos usaha tanaman pangan dan peternakan, profil pengusahaan tanaman pangan dan peternakan, dan keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan. Buku pedoman pencacah peternakan SOUT2017 (SOUT2017STU.PCS) ini memuat halhal yang perlu diketahui oleh PCS dalam melakukan pelaksanaan SOUT2017, khususnya usaha peternakan, yang meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, jadwal pelaksanaan, organisasi lapangan, tata cara pelaksanaan lapangan, konsep definisi, dan tata cara pengisian kuesioner yang digunakan dalam kegiatan survei. Keberhasilan pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, diharapkan agar para petugas harus melaksanakan tugasnya sebaikbaiknya dan penuh tanggung jawab dan berpegang teguh pada buku pedoman. Akhirnya, atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini diucapkan terima kasih. Selamat Bekerja. Jakarta, Januari 2017 Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik, Dr. Adi Lumaksono, M.A. SOUT2017STU.PCS iii

6 iv SOUT2017STU.PCS

7 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... iii v BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Landasan Hukum Cakupan Instrumen yang Digunakan Jadwal Kegiatan... 4 BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN 2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah Petugas Pencacah SOUT BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN LAPANGAN 3.1 Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Sampel Tata Cara Wawancara Tata Tertib Pengisian Daftar Responden Menolak Diwawancarai BAB 4 BAB 5 BAB 6 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017L TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017DSRT TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017STU.S 6.1 Keterangan yang Dikumpulkan Pengisian Daftar SOUT2017STU.S BAB 7 PENUTUP SOUT2017STU.PCS v

8 LAMPIRAN Lampiran 1. Sketsa Peta Blok Sensus Kosong Lampiran 2. Sketsa Peta Blok Sensus Setelah Diberi Bangunan Fisik Lampiran 3. Rekap Daftar Sampel Blok Sensus Lampiran 4. Daftar Sampel Blok Sensus Lampiran 5. Daftar SOUT2017L Lampiran 6. SOUT2017DSRT Lampiran 7. Sketsa Peta Blok Sensus yang Sudah Diberi Tanda Panah Lampiran 8. SOUT2017STU.S vi SOUT2017STU.PCS

9 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup berarti pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur PDB Indonesia pada triwulan III tahun 2016 yang masih didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha utama, yaitu: Industri Pengolahan (19,90 persen); Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (14,42 persen); dan Perdagangan BesarEceran Reparasi MobilSepeda Motor (12,98 persen). Dari sisi penyerapan tenaga kerja, menurut hasil Sakernas (Februari 2016), lapangan pekerjaan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 38,29 juta orang atau sekitar sekitar 31,74% dari total penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja. Pembangunan di sektor pertanian selain bertujuan meningkatkan produksi juga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Subsektor pada sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan protein masyarakat adalah subsektor tanaman pangan dan peternakan. Untuk itu diperlukan data yang dapat menggambarkan struktur ongkos usaha, profil rumah tangga, dan kondisi sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data tersebut dilakukan Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan tahun 2017 (SOUT2017) Tujuan a. Mendapatkan data statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan dan peternakan berupa gambaran yang jelas tentang struktur ongkos usaha rumah tangga tanaman pangan dan peternakan di Indonesia. b. Mendapatkan data mengenai profil pengusahaan tanaman pangan dan peternakan. c. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan Landasan Hukum a. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683); SOUT2017STU.PCS 1

10 b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik; d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik Cakupan SOUT2017 dilakukan di 34 provinsi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cakupan komoditas tanaman pangan meliputi 8 (delapan) komoditas, yaitu: padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Sementara itu, cakupan komoditas peternakan meliputi 12 (dua belas) komoditas, yaitu: kerbau, sapi perah, sapi potong, babi, domba, kambing, ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, itik manila, dan kelinci potong Instrumen yang Digunakan 1) Sketsa Peta Blok Sensus SE2016WB atau ST2013WB atau SP2010WB Peta SE2016WB adalah peta blok sensus hasil updating pemetaan tahun Peta ST2013WB adalah peta blok sensus hasil updating pemetaan tahun Peta SP2010WB adalah peta blok sensus hasil pemetaan tahun 2008 dan Peta digunakan sebagai dasar untuk mengenali wilayah kerja, panduan cakupan area pada saat pendaftaran rumah tangga, dan petunjuk lokasi rumah tangga terpilih sampel pada saat pencacahan sampel. Peta dasar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Oleh karena itu, peta yang digunakan adalah peta blok sensus kondisi terbaru yang belum ada gambar bangunan fisik maupun lokasi rumah tangga. 2) Daftar Sampel Blok Sensus Daftar ini berisi sampel blok sensus terpilih yang akan menjadi wilayah kerja petugas pencacah dan petugas pengawas. 3) Daftar SOUT2017L Daftar SOUT2017L adalah daftar yang memuat namanama kepala rumah tangga beserta alamat (SLS, nama jalan, dsb) hasil ST2013 atau SP2010 atau survei terakhir yang dilakukan BPS dalam suatu blok sensus. Daftar ini digunakan untuk melakukan pendaftaran rumah tangga pada blok sensus serta identifikasi rumah 2 SOUT2017STU.PCS

11 tangga yang mengusahakan tanaman pangan dan peternakan dalam satu blok sensus. Satu Daftar SOUT2017L digunakan untuk satu blok sensus. 4) Daftar SOUT2017DSRT Daftar ini berisi sampel rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau peternakan terpilih dan keterangan hasil pencacahan. 5) Daftar SOUT2017SPD.S Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga usaha tanaman pangan padi terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017DSRT. Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017SPD.S adalah keterangan dari usaha tanaman padi oleh rumah tangga. 6) Daftar SOUT2017SPW.S Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga usaha tanaman pangan palawija terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017DSRT. Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017SPW.S adalah keterangan dari usaha tanaman palawija oleh rumah tangga. 7) Daftar SOUT2017STU.S Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga usaha ternak terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017DSRT. Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017STU.S adalah keterangan dari ternak terpilih yang dipelihara oleh rumah tangga, bukan dari satu orang peternak saja. 8) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan (SOUT2017SPD/SPW.PCS) Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan. 9) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan (SOUT2017STU.PCS) Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan pencacahan rumah tangga usaha peternakan. 10) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan (SOUT2017SPD/SPW.PMS) Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017SPD.S dan dokumen SOUT2017SPW.S 11) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan (SOUT2017STU.PMS) Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017STU.S. SOUT2017STU.PCS 3

12 1.6. Jadwal Kegiatan Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan SOUT2017 No. Kegiatan Jadwal 1. Persiapan November 2015 Maret Workshop Intama Februari Pelatihan Innas Februari Pelatihan Inda 6 9 Maret Pelatihan Petugas Maret Pelaksanaan Pendaftaran Rumah Tangga 1 14 April Pengolahan Hasil Pendaftaran 8 21 April Pengambilan Sampel Rumah Tangga April Pelaksanaan Pencacahan Rumah Tangga 1 Mei 30 Juni Pengolahan Hasil Pencacahan Juni Agustus ARC 17 November SOUT2017STU.PCS

13 ORGANISASI LAPANGAN Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah Pengarah pelaksanaan SOUT2017 secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan pelaksanaan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon I terkait sebagai penanggung jawab bidang lainnya. Koordinator bidang teknis SOUT2017 adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (STPHP) dan Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan (SP2K), sedangkan Pejabat Eselon II terkait lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya. Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi. Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya. Koordinator bidang teknis SOUT2017 adalah Kepala Seksi Statistik Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai koordinator sesuai tugas dan fungsinya. Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota. Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai tugas dan fungsinya. 2.2 Petugas Pencacah SOUT2017 Beban petugas pencacah (PCS) sekitar 4 (empat) blok sensus untuk pelaksanaan pendaftaran (listing), dan sekitar 60 s.d. 80 rumah tangga untuk pelaksanaan pencacahan rumah tangga. Petugas pencacah bisa lintas kecamatan. Sekitar 3 (tiga) orang PCS diawasi oleh 1 (satu) orang Pengawas/pemeriksa (PMS). PMS PCS PCS PCS Gambar 2.1 Struktur Organisasi Lapangan SOUT2017STU.PCS 5

14 Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SOUT2017 harus membawa Surat Tugas Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pencacah (PCS) PCS mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut: 1) Mengikuti pelatihan SOUT2017 selama 4 (empat) hari efektif. 2) Menerima instrumen pelatihan dari Panitia Pelatihan, berupa Peta SE2016WB atau ST2013WB atau SP2010WB, Daftar Sampel Blok Sensus, Daftar SOUT2017L, Daftar SOUT2017DSRT, Daftar SOUT2017SPD.S, Daftar SOUT2017SPW.S, Daftar SOUT2017STU.S, Buku Pedoman Pencacahan Tanaman Pangan (SOUT2017 SPD/SPW.PCS), dan Buku Pedoman Pencacahan Peternakan (SOUT2017STU.PCS). 3) Menerima instrumen pelaksanaan pendaftaran dari PMS, berupa Peta SE2016 WB atau ST2013WB atau SP2010WB dan Daftar SOUT2017L. 4) Bersama dengan PMS, mengenali batasbatas blok sensus yang akan dilakukan kegiatan pendaftaran rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya. 5) Bersama dengan PMS, melakukan koordinasi dengan penguasa wilayah dan Ketua SLS setempat untuk menginformasikan kegiatan lapangan SOUT ) Melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga dalam suatu BS dengan Daftar SOUT2017L. 7) Menggambarkan simbol bangunan fisik dan menuliskan nomor urut bangunan fisik pada peta blok sensus. 8) Menyerahkan dokumen hasil pendaftaran rumah tangga kepada PMS, berupa Peta SE2016WB atau ST2013WB atau SP2010WB yang telah diberi simbol dan Daftar SOUT2017L yang telah diisi. 9) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Peta SE2016WB atau ST2013 WB atau SP2010WB dan Daftar SOUT2017L yang dinyatakan salah oleh PMS. 10) Butir 9) terus dilakukan sampai Peta SE2016WB atau ST2013WB atau SP2010WB dan isian Daftar SOUT2017L dinyatakan tidak ada yang salah oleh PMS 11) Menerima instrumen pelaksanaan pencacahan dari PMS, berupa Peta SE2016 WB atau ST2013WB atau SP2010WB yang telah diberi simbol, Daftar SOUT2017 DSRT, Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S. 12) Jika diperlukan, bersama dengan PMS, mengenali batasbatas blok sensus yang akan dilakukan kegiatan pencacahan rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya. 13) Melakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan dengan Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau pencacahan rumah tangga usaha peternakan dengan Daftar SOUT2017STU.S. 6 SOUT2017STU.PCS

15 14) Memeriksa kelengkapan isian Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017 SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S. 15) Mengisi rekapitulasi hasil pencacahan pada Daftar SOUT2017DSRT. 16) Memeriksa kesesuaian isian antara Daftar SOUT2017DSRT dengan Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017 STU.S. 17) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS, berupa Peta SE2016WB atau ST2013WB atau SP2010WB yang telah diberi simbol, Daftar SOUT2017DSRT, Daftar SOUT2017SPD.S yang telah diisi, dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S yang telah diisi, dan/atau Daftar SOUT2017STU.S yang telah diisi. 18) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S yang dinyatakan salah oleh PMS. 19) Butir 18) terus dilakukan sampai isian Daftar SOUT2017SPD.S, Daftar SOUT2017 SPW.S, dan Daftar SOUT2017STU.S dinyatakan tidak ada yang salah oleh PMS. 20) Mematuhi mekanisme, tahapan, dan jadwal waktu yang ditentukan. 21) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh PMS atau perintah langsung maupun tidak langsung dari Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, serta petunjuk dalam buku pedoman. SOUT2017STU.PCS 7

16 8 SOUT2017STU.PCS

17 TATA CARA 3 PELAKSANAAN LAPANGAN Dalam kegiatan Survei Struktur Ongkos Usaha Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan (SOUT2017), pelaksanaan lapangan dilakukan dengan 2 (dua) kali kunjungan. Pertama, melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga dalam blok sensus terpilih. Kedua, melakukan pencacahan sampel rumah tangga terpilih. Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Lapangan SOUT2017 SOUT2017STU.PCS 9

18 3.1. Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga Kunjungan pertama dilakukan PCS untuk melakukan pendaftaran rumah tangga. Pendaftaran rumah tangga Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan (SOUT) Tahun 2017 bertujuan untuk memperoleh daftar nama dan alamat rumah tangga yang lengkap dan mutakhir sekaligus mendapatkan informasi pengusahaan tanaman pangan dan peternakan yang akan digunakan sebagai kerangka sampel rumah tangga. Pendaftaran rumah tangga ini dilakukan dengan berpanduan pada data awal nama dan alamat rumah tangga yang tercetak (preprinted) hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) atau Sensus Penduduk 2010 (SP2010) atau hasil survei terakhir yang dilakukan BPS. Penggunaan daftar rumah tangga hasil sensus dimaksudkan agar cakupan (coverage) rumah tangga dalam blok sensus dapat dioptimalkan. Instrumen yang digunakan dalam pendaftaran rumah tangga adalah Peta SE2016WB atau ST2013WB atau SP2010WB dan Daftar SOUT2017L Metode Pendaftaran Rumah Tangga Pendaftaran rumah tangga dilakukan secara door to door dengan beban tugas sekitar 4 (empat) blok sensus untuk setiap petugas. Metode door to door adalah melakukan kunjungan ke setiap bangunan tempat tinggal rumah tangga dalam blok sensus secara berurutan. Cakupan rumah tangga yang dikunjungi adalah seluruh rumah tangga dalam blok sensus baik yang tercantum maupun yang belum tercantum pada Daftar SOUT2017L. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga yang benarbenar mengetahui tentang karakteristik kegiatan pertanian yang ada di rumah tangganya sesuai Daftar SOUT2017L Prosedur Pengenalan Wilayah Kerja Penelusuran wilayah kerja dilakukan oleh PCS sebelum melakukan pendaftaran rumah tangga, dengan tahapan sebagai berikut: 1) Tuliskan nama kegiatan SOUT2017 pada judul peta sehingga menjadi SKETSA PETA BLOK SENSUS SOUT ) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota. Tanyakan posisi rumah tangga pertama yang tercantum pada Daftar SOUT2017, kemudian PCS memberi simbol kotak ( ) pada posisi bangunan fisik rumah tangga pertama tersebut di peta blok sensus; 3) Menelusuri wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus; 4) Mengenali arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark (bangunan yang mudah dikenali sebagai batas seperti rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.). Periksa ketepatan posisi landmark dan tambahkan landmark pada batas luar SLS dan batas luar blok sensus bila belum ada. Perhatikan dengan seksama batas terluar 10 SOUT2017STU.PCS

19 blok sensus, karena hal ini berkaitan dengan cakupan rumah tangga dalam blok sensus tersebut. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara batas terluar peta blok sensus dengan rumah tangga yang tercakup dalam Daftar SOUT2017L, PCS harus memastikan batas terluar blok sensus tersebut; 5) Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.), PCS memperbaiki dan/atau melengkapi arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.) dengan menggunakan simbol yang tercantum pada legenda sesuai keadaan di lapangan; 6) PCS merencanakan kegiatan pendaftaran rumah tangga dengan cermat agar seluruh rumah tangga dalam blok sensus tersebut tidak terlewat cacah atau tercacah lebih dari satu kali; 7) Melakukan identifikasi karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dan lainlain) Prosedur Pendaftaran Rumah Tangga Pendaftaran rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan di setiap blok sensus dilakukan oleh seorang PCS di bawah pengawasan seorang PMS. Pendaftaran seluruh rumah tangga pada blok sensus dilakukan dengan menggunakan Daftar SOUT2017L. Informasi yang dikumpulkan adalah keberadaan rumah tangga dengan berbagai kondisi saat ini dibandingkan kondisi awal yang tercatat pada Daftar SOUT2017L (ditemukan, ganti kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru, bergabung dengan rumah tangga lain, pindah ke luar blok sensus, dan tidak ditemukan) dan informasi pengusahaan tanaman pangan dan peternakan. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar SOUT2017L dimulai dari rumah tangga pertama yang tercantum pada daftar tersebut; 2) Pada bangunan tempat tinggal yang dikunjungi, lakukan pendaftaran keberadaan rumah tangga berdasarkan informasi yang sudah tercetak pada Daftar SOUT2017 L. Jika rumah tangga tersebut ditemukan, ganti kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru (Daftar SOUT2017L Kolom (6) berkode 1 atau 2 atau 3 atau 4), selesaikan wawancara hingga seluruh pertanyaan pada Daftar SOUT2017L Blok V selesai, lalu dilanjutkan ke rumah tangga berikutnya; 3) Jika urutan lokasi rumah tangga pada Daftar SOUT2017L tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, maka PCS dapat mengunjungi rumah tangga sesuai dengan lokasi rumah tangga yang berdekatan terlebih dahulu secara berurutan. Pemberian nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran (Daftar SOUT2017L Blok V Kolom (7)) sesuai urutan kunjungan ke setiap rumah tangga; SOUT2017STU.PCS 11

20 4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus kembali ke rumah tangga tersebut. 5) Apabila pada saat pendaftaran ditemukan rumah tangga yang tidak tercantum pada Daftar SOUT2017L (rumah tangga baru), maka rumah tangga baru tersebut dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi dengan cara: a. Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst. b. Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti nomor bangunan fisik dan sensus yang lama. 6) Jika nama kepala rumah tangga yang tercetak pada Daftar SOUT2017L Blok V Kolom (4) sudah pindah atau ganti penghuni, maka isian nama kepala rumah tangga pada Kolom (4) tidak perlu diubah. Rumah tangga pengganti (rumah tangga baru) dicatat dengan mekanisme seperti pada butir 5). 7) Setelah selesai pendaftaran untuk satu rumah tangga, gambarkan simbol bangunan fisik rumah tangga tersebut pada peta blok sensus berupa kotak kosong ( ). Kemudian beri nomor urut bangunan fisik hasil pendaftaran rumah tangga sesuai yang dicatat pada Blok V Kolom (1). 8) Lakukan pendaftaran rumah tangga dalam satu segmen terlebih dahulu lalu lanjutkan ke rumah tangga yang terdekat pada segmen berikutnya dalam blok sensus yang sama. Pendaftaran dalam satu blok sensus harus diselesaikan secara lengkap baik cakupan maupun isian Daftar SOUT2017L dan peta blok sensus. 9) Periksa kelengkapan isian, konsistensi antar rincian dan konsistensi antara Daftar SOUT2017L dengan peta blok sensusnya sebelum PCS menyerahkan dokumen tersebut kepada PMS. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017L disampaikan pada Bab IV (Pengisian Daftar SOUT2017L). Selanjutnya, PCS menunggu Daftar SOUT2017DSRT untuk melakukan kunjungan ke2 yaitu pencacahan rumah tangga sampel terpilih. 12 SOUT2017STU.PCS

21 Gambar 3.2 Peta Blok Sensus Sebelum Pendaftaran SOUT2017 Gambar 3.3 Peta Blok Sensus Setelah Pendaftaran SOUT2017STU.PCS 13

22 Mulai Pengenalan wilayah kerja petugas (PCS dan PMS) Memutakhirkan peta blok sensus sesuai kondisi lapangan Mengunjungi bangunan tempat tinggal rumah tangga Catat nama, alamat kepala rumah tangga, dan kondisi keberadaan rumah tangga tersebut pada Blok V Kolom (6) Tidak Apakah rumah tangga pada bangunan tsb tercatat pada Daftar SOUT2017L? Ya Catat kondisi keberadaan rumah tangga tersebut pada Blok V Kolom (6) Kumpulkan informasi kegiatan usaha tanaman pangan dan peternakan rumah tangga tsb pada Blok V Gambarkan posisi lokasi BF rumah tangga tsb pada peta blok sensus dan lengkapi dengan no. urut sesuai Kol (1) Tidak Apakah seluruh rumah tangga pada blok sensus sudah dikunjungi? Ya Selesai Gambar 3.4 Diagram Alir Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga 14 SOUT2017STU.PCS

23 3.2 Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Sampel Kunjungan ke2 (pencacahan rumah tangga sampel) dilakukan setelah PCS menerima Daftar SOUT2017DSRT dari PMS. Pencacahan sampel rumah tangga Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan (SOUT) Tahun 2017 bertujuan untuk memperoleh data profil pengusahaan, biaya/ongkos produksi, nilai produksi, kelembagaan, dan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan. Pencacahan sampel rumah tangga ini dilakukan dengan berpanduan pada Daftar SOUT2017DSRT dan Peta SE2016WB atau Peta ST2013WB atau Peta SP2010 WB Hasil Pendaftaran (Sketsa Peta Blok Sensus SOUT2017) Identifikasi posisi bangunan fisik rumah tangga sampel pada peta blok sensus Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah ( ) yang mengarah pada simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel SOUT2017 pada peta blok sensus hasil pendaftaran rumah tangga pada blok sensus terpilih. Pemberian tanda tersebut dimaksudkan agar peta blok sensus ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mencari lokasi rumah tangga sampel SOUT2017. Prosedur pemberian tanda panah ( ) pada peta sebagai berikut: 1) Siapkan peta blok sensus hasil pendaftaran blok sensus terpilih. 2) Cari simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel sesuai dengan nomor urut bangunan fisik yang tercantum pada Daftar SOUT2017DSRT Blok III Kolom (1). 3) Beri tanda panah ( ) yang mengarah pada simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel Identifikasi Batas Wilayah Kerja Identifikasi batas wilayah kerja yang kedua ini dilakukan jika diperlukan, dengan tahapan sebagai berikut: 1) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota. 2) Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang maksud, tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi mengenai karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dll). 4) Melakukan identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya. SOUT2017STU.PCS 15

24 SOUT2017 Gambar 3.5 Peta Blok Sensus Hasil Pendaftaran SOUT2017 Setelah Diberi Tanda Posisi Bangunan Fisik Rumah Tangga Sampel Pencacahan Rumah Tangga Sampel Pencacahan rumah tangga sampel dilakukan dengan mengunjungi seluruh rumah tangga sampel yang tercetak pada Daftar SOUT2017DSRT. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar SOUT2017DSRT dimulai dari rumah tangga sampel pertama yang menjadi beban tugasnya. 2) Jika rumah tangga sampel terpilih sebagai sampel beberapa komoditas jelaskan kepada responden bahwa waktu pencacahan membutuhkan waktu yang agak lama. 3) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan wawancara langsung kepada pengelola usaha sampel terpilih SOUT2017 dengan menggunakan Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017 STU.S. 4) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar. 5) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk melakukan wawancara. 16 SOUT2017STU.PCS

25 6) Lakukan pencacahan seluruh rumah tangga sampel terpilih dalam 1 blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan untuk rumah tangga sampel terpilih pada blok sensus berikutnya yang menjadi tugas PCS. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017STU.S disampaikan pada Bab VI (Pengisian Daftar SOUT2017STU.S). 7) Daftar SOUT2017DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali kepada PMS bersamasama dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S Rumah Tangga Sampel Terpilih Pemilihan sampel rumah tangga berdasarkan informasi rumah tangga usaha hasil pendaftaran usaha komoditas tanaman pangan dan peternakan yang dilaksanakan 1 bulan sebelum pencacahan sampel terpilih. Karena adanya jarak waktu tersebut, ada kemungkinan terjadi beberapa perubahan baik dari sisi keberadaan rumah tangga maupun keberadaan usaha tanaman pangan dan/atau peternakan pada rumah tangga terpilih. Solusi terkait kondisi tersebut sebagai berikut: 1) Apabila rumah tangga terpilih terpecah menjadi beberapa rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau peternakan masih berada dalam blok sensus yang sama, cukup dipilih satu rumah tangga, yaitu rumah tangga di mana kepala rumah tangga yang lama menjadi anggotanya. Apabila rumah tangga tersebut (kepala rumah tangga lama) bukan lagi rumah tangga usaha tanaman pangan atau peternakan terpilih, maka dipilih rumah tangga usaha tanaman pangan atau peternakan terpilih pecahannya yang lokasinya terdekat. 2) Apabila rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha tanaman pangan atau peternakan terpilih, maka rumah tangga tersebut tidak perlu dicacah dan beri kode 4 (bukan rumah tangga usaha terpilih), dan tuliskan keterangan tersebut pada Daftar SOUT2017DSRT Blok III dan Daftar SOUT2017SPD.S Blok Catatan atau pada Daftar SOUT2017SPW.S Blok Catatan atau Daftar SOUT2017 STU.S Blok Catatan. Dalam hal ini harus dilaporkan pada Pengawas (PMS) Tata Cara Wawancara Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga perhatikan tata cara berikut: 1) Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden ada di rumah pada saat petugas datang untuk melakukan wawancara. 2) Dalam melaksanakan pencacahan, akan dijumpai berbagai sikap responden, sebagian diantaranya terus terang (jujur) dan senang membantu, beberapa orang raguragu dan tidak tegas, serta sebagian lagi curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan sikap bijaksana agar wawancara berhasil. SOUT2017STU.PCS 17

26 3) Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani pencacah kecuali pemeriksa dan atau atasannya. 4) Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, harap minta izin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku di daerah setempat. 5) Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan. 6) Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan menjelaskan maksud kedatangan. Bila perlu tunjukkan surat tugas/ tanda pengenal. 7) Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada responden mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan. 8) Tegaskan bahwa keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut paut dengan penyidikan dan pajak. 9) Kerjasama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak segansegan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dengan tepat. 10) Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas. 11) Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan. 12) Jika responden membelokkan percakapan kepada halhal yang menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana pembicaraan ke arah daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan yang diperlukan. 13) Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan ada petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan tambahan. Kemudian lanjutkan pada rumah tangga usaha peternakan terpilih berikutnya. 14) Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi karena pada kunjungan pertama tidak berhasil mendapatkan semua keterangan yang diperlukan Tata Tertib Pengisian Daftar Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut: 1) Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. 2) Katakata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). 18 SOUT2017STU.PCS

27 3) Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa. 4) Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipedomani dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah. 5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang tidak berkepentingan. Sebelum memulai pengisian Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S perlu diketahui tata cara pengisian yang harus dilakukan, yaitu: a. Menuliskan katakata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan katakata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca. Contoh : Daftar SOUT2017STU.S Blok I Rinc. 101 Salah Benar Provinsi : Provinsi : b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan lingkaran yang meragukan, jika salah harus dibetulkan dengan cara menghapus lingkaran. Contoh : Daftar SOUT2017STU.S Blok IX Rinc. 905, Produksi utama yang dihasilkan: Salah 1. Ternak hidup 1. Ternak hidup 2. Susu 2. Susu 3. Telur 3 3. Telur c. Menuliskan angkaangka pada kotak yang tersedia. Benar 3 Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam contoh di bawah ini. Contoh : Daftar SOUT2017STU.S Blok V Rinc. 501.a : Salah Benar a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga a. Milik rumah tangga SOUT2017STU.PCS 19

28 d. Berilah tanda strip () untuk rincian yang telah ditanyakan tetapi tidak ada isian. Contoh : Daftar SOUT2017STU.S Blok V Rinc. 501.b : Salah Benar b. Berasal dari pihak lain b. Berasal dari pihak lain 0 0 e. Penulisan satuan adalah sebagai berikut : Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masingmasing blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam kuesioner harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan. f. Semua isian dalam Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S adalah dalam bilangan bulat (dibulatkan), untuk memudahkan pengisian daftar diberikan beberapa contoh cara pembulatan sebagai berikut: 1) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah dibulatkan ke bawah. Contoh : 14,490 dibulatkan 14 17,498 dibulatkan 17 2) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari setengah dibulatkan ke atas. Contoh : 12,51 dibulatkan 13 27,515 dibulatkan 28 3) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan genap, maka pembulatannya ke bawah. Contoh : 12,50 dibulatkan 12 18,5 dibulatkan 18 4) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya ke atas. Contoh : 13,5 dibulatkan 14 15,50 dibulatkan Responden Menolak Diwawancarai Bila rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan menolak diwawancarai maka PCS melalui PMS harus membuat surat pernyataan tidak bersedia diwawancarai yang ditandatangani oleh responden dan disahkan oleh BPS Kabupaten/Kota. Jika responden tidak juga bersedia menandatangani surat pernyataan maka petugas membuat berita acara responden menolak mengisi dan menandatangani surat pernyataan. 20 SOUT2017STU.PCS

29 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017L 4 Daftar SOUT2017L digunakan oleh PCS untuk melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga dalam satu blok sensus. Tujuan dari pendaftaran ini untuk mendapatkan rumah tangga usaha pertanian yang kemudian menjadi dasar pengambilan sampel untuk mendapatkan rumah tangga rumah tangga komoditas terpilih. Satu Daftar SOUT2017L digunakan untuk mendaftar seluruh rumah tangga dalam satu blok sensus sampel terpilih. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017L adalah sebagai berikut: BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Blok ini berisi keterangan tempat yang isiannya telah tercetak (preprinted) mulai dari nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor kode sampel, dan nama satuan lingkungan setempat (SLS). BLOK II. KETERANGAN PETUGAS Blok ini berisi keterangan siapa yang bertanggung jawab melakukan pendaftaran dan pemeriksaan Daftar SOUT2017L, keterangan waktu pelaksanaan pendaftaran dan pemeriksaan, serta tanda tangan pencacah dan pemeriksa. Rincian 201: Kode Petugas Tuliskan kode Pencacah dan Pemeriksa pada kolom yang tersedia. Rincian 202: Nama Petugas Tuliskan nama lengkap Pencacah dan Pemeriksa pada kolom yang tersedia. Rincian 203: Tanggal Pendaftaran/Pemeriksaan Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pendaftaran/pemeriksaan sampai dengan selesai pendaftaran dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia. Rincian 204: Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, Pencacah dan Pemeriksa harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SOUT2017L. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacah dan pengawas/pemeriksa. Penanda tangan adalah orang yang benarbenar telah melakukan tugasnya. BLOK III. REKAPITULASI Tujuan pengisian Blok III adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil pendaftaran rumah tangga pada suatu blok sensus. Blok ini diisi setelah kegiatan pendaftaran dalam satu blok sensus selesai dilakukan. Isian Blok III disalin dari halaman terakhir Blok V Rincian C SOUT2017STU.PCS 21

30 Kolom (9) s.d. (31) yang terisi. Sebelum mengisi Blok III, petugas pendaftaran harus yakin bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran isiannya. Rincian 301: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Hibrida Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (9) terisi pada halaman terakhir. Rincian 302: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Inbrida Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (10) terisi pada halaman terakhir. Rincian 303: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Ladang Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (11) terisi pada halaman terakhir. Rincian 304: Jumlah Rumah Tangga Usaha Jagung Hibrida Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (12) terisi pada halaman terakhir. Rincian 305: Jumlah Rumah Tangga Usaha Jagung Komposit Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (13) terisi pada halaman terakhir. Rincian 306: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kedelai Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (14) terisi pada halaman terakhir. Rincian 307: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kacang Tanah Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (15) terisi pada halaman terakhir. Rincian 308: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kacang Hijau Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (16) terisi pada halaman terakhir. Rincian 309: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ubi Kayu Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (17) terisi pada halaman terakhir. Rincian 310: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ubi Jalar Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (18) terisi pada halaman terakhir. Rincian 311: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kerbau Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (20) terisi pada halaman terakhir. Rincian 312: Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Perah Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (21) terisi pada halaman terakhir. Rincian 313: Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (22) terisi pada halaman terakhir. Rincian 314: Jumlah Rumah Tangga Usaha Babi Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (23) terisi pada halaman terakhir. Rincian 315: Jumlah Rumah Tangga Usaha Domba Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (24) terisi pada halaman terakhir. 22 SOUT2017STU.PCS

31 Rincian 316: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kambing Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (25) terisi pada halaman terakhir. Rincian 317: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Kampung Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (26) terisi pada halaman terakhir. Rincian 318: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Ras Pedaging Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (27) terisi pada halaman terakhir. Rincian 319: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Ras Petelur Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (28) terisi pada halaman terakhir. Rincian 320: Jumlah Rumah Tangga Usaha Itik Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (29) terisi pada halaman terakhir. Rincian 321: Jumlah Rumah Tangga Usaha Itik Manila Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (30) terisi pada halaman terakhir. Rincian 322: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kelinci Potong Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (31) terisi pada halaman terakhir. BLOK IV. CATATAN Blok ini digunakan untuk mencatat halhal yang diperlukan berkaitan dengan pelaksanaan lapangan. BLOK V. LUAS TANAM TANAMAN PANGAN DAN JUMLAH TERNAK YANG DIUSAHAKAN Blok ini digunakan untuk melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga pada suatu blok sensus. Pada sudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera Halaman.dari..halaman yang sudah tercetak, dan pada sudut kiri atas setiap lembar Blok V tertera Kode Identitas Wilayah yang sudah tercetak. Periksa terlebih dahulu urutan nomor halaman dan kesesuaian identitas wilayah dengan isian Blok I untuk setiap set Daftar SOUT2017L sebelum melakukan pendaftaran. Kolom (1) s.d. (5): Nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus, nomor urut rumah tangga, nama kepala rumah tangga, dan alamat rumah tangga Isian kolom ini telah tercetak (preprinted), diperoleh dari hasil pencacahan ST2013 atau survei terakhir yang dilakukan oleh BPS. Isian Kolom (1), (2), dan (3) tidak perlu diperbaiki. Kolom (4) dan/atau Kolom (5) dapat diperbaiki jika nama kepala rumah tangga dan/atau alamat tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya karena ada kesalahan dalam penulisan nama dan/atau alamat rumah tangga tersebut. SOUT2017STU.PCS 23

32 Cara memperbaiki nama dan/atau alamat pada Kolom (4) dan/atau Kolom (5) yaitu dengan mencoret nama dan/atau alamat yang tercetak kemudian ganti dengan kondisi saat pencacahan. Kolom (6): Keberadaan rumah tangga (lihat kode) jika berkode 5, 6, atau 7 STOP Kolom ini merupakan hasil pendaftaran yang dilakukan oleh pencacah. Kolom ini diisi dengan kode yang sesuai dengan kondisi keberadaan rumah tangga yang dikunjungi. a. Kode 1. Ditemukan, adalah kondisi nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pendaftaran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang tercetak (preprinted). Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam pencacahan SP2010/ST2013, dan perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pencacahan SP2010/ST2013, sehingga mengakibatkan kesalahan pada Daftar SOUT2017L. b. Kode 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi alamat pada saat pendaftaran rumah tangga sama dengan alamat yang tercetak tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama kepala rumah tangga yang tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas SP2010/ST2013. c. Kode 3. Pindah dalam Blok Sensus, adalah kondisi alamat pada saat pendaftaran rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga yang tercetak (tetapi masih dalam satu blok sensus) sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada saat pencacahan SP2010/ST2013. d. Kode 4. Baru, adalah kondisi rumah tangga ditemukan pada saat pendaftaran tetapi tidak tercetak dalam Daftar SOUT2017L. Hal ini bisa diakibatkan karena: pindahan dari blok sensus lain. anggota rumah tangga SP2010/ST2013 yang membentuk rumah tangga baru, terlewat cacah pada saat pencacahan SP2010/ST2013, e. Kode 5. Bergabung dengan rumah tangga lain, adalah kondisi nama kepala rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya, ditemukan sebagai anggota rumah tangga pada rumah tangga lain. f. Kode 6. Pindah Ke Luar Blok Sensus, adalah kondisi rumah tangga yang nama kepala rumah tangganya tercetak, pada saat pendaftaran tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal diluar blok sensus yang sedang 24 SOUT2017STU.PCS

33 dilakukan pendaftaran. Termasuk pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada saat pendaftaran. g. Kode 7. Tidak Ditemukan, adalah apabila pada saat pendaftaran nama kepala rumah tangga yang tercetak, rumah tangganya tidak ditemukan di dalam blok sensus tersebut. Agar lebih mudah memahami kondisikondisi pendaftaran di atas, perhatikan ilustrasi gambar berikut ini. Kondisi ST2013 Kondisi SOUT2017 Gambar 4.1 Pendaftaran Rumah Tangga Kondisi ST2013 dan Kondisi SOUT2017 Keterangan Gambar 4.1: Nomor 1. Rumah tangga ditemukan Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus Nomor 4. Rumah tangga baru Nomor 5. Bergabung dengan rumah tangga lain Nomor 6. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan Kolom (7): Nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran Jika Kolom (6) berkode 1, 2, 3, atau 4, isikan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran. Jika Kolom (6) berkode 5, 6, atau 7 maka Kolom (7) dikosongkan. Isian kolom ini boleh tidak berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya, tetapi nomor urut yang dicantumkan pada kolom ini tidak boleh ada yang terlewat atau tercatat lebih dari satu kali. Nomor urut terbesar mencerminkan banyaknya rumah tangga hasil pendaftaran. SOUT2017STU.PCS 25

34 Berikut ini penjelasan pengisian Blok V untuk setiap kondisi pendaftaran: Apabila rumah tangga ditemukan dan nama kepala rumah tangga yang tercetak sesuai dengan kondisi saat pendaftaran (meskipun nama panggilan) maka isikan kode 1 pada Kolom (6), kemudian tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7). Apabila rumah tangga ditemukan tetapi ganti kepala rumah tangga, coret isian Kolom (4) yaitu nama kepala rumah tangga, kemudian tuliskan nama kepala rumah tangga yang baru. Selanjutnya isikan kode 2 pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7). Apabila rumah tangga pindah dalam blok sensus, isikan kode 3 pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7) pada saat rumah tangga tersebut dikunjungi pada alamat baru. Apabila yang dikunjungi Pencacah adalah rumah tangga baru maka rumah tangga baru tersebut dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi dengan cara: Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst. Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti nomor bangunan fisik dan sensus yang lama. Selanjutnya isikan kode 4 pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7). Apabila rumah tangga ditemukan, tetapi ternyata rumah tangga tersebut bagian dari anggota rumah tangga lain, maka isikan kode 5 pada Kolom (6), dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7) Apabila rumah tangga pindah ke luar blok sensus, isikan kode 6 pada Kolom (6) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7). Apabila rumah tangga tidak ditemukan, isikan kode 7 pada Kolom (6) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7). Rumah tangga adalah sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu bangunan serta pengelolaan makannya dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga. Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga yang menginap atau ART lainnya), baik yang sedang berada di rumah maupun yang sementara tidak berada di rumah pada saat pencacahan. 26 SOUT2017STU.PCS

35 Termasuk ART: 1. Bayi yang baru lahir. 2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih. 3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). 4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan. 5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang. 6. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang. Tidak termasuk ART: 1. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya seharihari. 2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. 3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah. 4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. 5. Orang yang mondok tidak dengan makan. 6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang. Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat di mana dia tinggal pada saat pencacahan, bukan di rumah asalnya. Contoh Kasus: Windi Maulina tinggal di Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia bekerja di BPS Pusat. Setiap hari Sabtu dan Minggu, Windi Maulina "pulang" ke rumah orang tuanya di Depok. Dalam kasus ini, Windi Maulina dicatat sebagai ART Pisangan Baru, Jakarta Timur. Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam pencatatan ART, maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan, apakah ART mempunyai tempat tinggal lain selain disini. SOUT2017STU.PCS 27

36 Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan seharihari di rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Penjelasan: 1) KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama. 2) KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anakanaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anakanaknya. 3) KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing dan lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anakanaknya. Contoh Kasus: Febrim Sipayung adalah KRT yang bekerja dan tinggal di Jakarta selama hari kerja. Istri dan anakanaknya tinggal di Cirebon. Setiap hari Jumat sore ia pulang ke Cirebon dan kembali ke Jakarta pada Senin pagi. Maka Febrim Sipayung tetap dicatat sebagai KRT di Cirebon. Catatan: Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu rumah tangga istri di mana dia lebih lama tinggal. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istriistrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi. Kolom (8) s.d Kolom (18) : Pengusahaan Tanaman Padi/Palawija selama Periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Kolom (8): Apakah mengusahakan tanaman padi/palawija: Ya, panen sendiri atau ditebaskan = 1 ; Ya, diijonkan = 2 ; Ya, belum pernah panen = 3 ; Tidak= Usaha tanaman padi/palawija adalah kegiatan pertanian yang menghasilkan produk tanaman padi dan palawija dan bukan sebagai buruh tani atau pekerja keluarga selama setahun yang lalu. Usaha pembibitan tanaman pangan tidak dicakup dalam kegiatan ini. Komoditas yang dicakup adalah padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh rumah tangga petani termasuk menggunakan tenaga kerja dibayar, menggunakan tenaga kerja tidak dibayar, maupun secara borongan/bawon. 28 SOUT2017STU.PCS

37 Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual di lokasi kepada penebas pada saat tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab penebas. Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen dan pemeliharaannya dengan pemanenan menjadi tanggung jawab pengijon. Sistem ijon biasanya dilakukan karena petani membutuhkan uang dengan segera. Belum pernah panen adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 petani tidak melakukan panen karena puso atau belum panen karena baru tanam. Tidak adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 petani tidak mengusahakan tanaman padi atau palawija. Jika Kolom (8) berkode 1 maka lanjut ke Kolom (9) dan seterusnya, jika Kolom (8) selain berkode 1 maka langsung ke Kolom (19). Kolom (9) s.d (18): Luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri dan/atau ditebaskan (m 2 ) Isikan luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri dan/atau ditebaskan dari panen terakhir pada kolom yang sesuai dengan komoditasnya dalam satuan m 2. Kolom (19) s.d Kolom (31) : Pengusahaan Ternak pada 1 April 2017 (Khusus Ayam Ras Pedaging selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017) Kolom (19): Apakah mengusahakan ternak: Ya= 1 Tidak= Isikan kode 1, jika rumah tangga tersebut mengusahakan ternak. Isikan kode, jika rumah tangga tersebut tidak mengusahakan ternak. Usaha peternakan adalah kegiatan pengusahaan ternak (meliputi pengembangbiakan /penggemukan/pembibitan/pembesaran ternak betina (rearing)/pemacekan) yang menghasilkan produk peternakan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atas risiko usaha. Ternak yang dicakup meliputi: ternak besar (kerbau, sapi perah, dan sapi potong), ternak kecil (babi, domba, dan kambing), unggas (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik manila), dan ternak/unggas lainnya (kelinci potong) Pedagang ternak yang melakukan kegiatan memperjualbelikan ternak yang bukan hasil pemeliharaan sendiri dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan jangka waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan tidak dianggap mengusahakan ternak. Jika ternak yang diperdagangkan belum terjual selama 2 (dua) bulan atau lebih, maka SOUT2017STU.PCS 29

38 ternak tersebut dicatat sebagai ternak yang diusahakan dan kegiatannya dianggap sebagai pengusahaan ternak. Rumah tangga peternakan yang dicakup adalah: Rumah tangga yang mengusahakan ternak pada tanggal 1 April Rumah tangga yang memelihara ayam ras pedaging selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, meskipun pada tanggal 1 April 2017 sedang pengosongan kandang. Kolom (20) s.d (31): Jumlah ternak yang diusahakan (ekor) Isikan jumlah ternak yang diusahakan pada 1 April 2017 sesuai dengan kolom yang tersedia. Untuk ayam ras pedaging isiannya adalah total jumlah ayam ras pedaging yang diusahakan selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 dalam satuan ekor. Rincian a: Jumlah BARIS TERISI halaman ini. Isikan jumlah baris terisi pada halaman yang bersangkutan untuk Kolom (8) s.d. (31). Baris dianggap ada isian, jika berisi kode selain strip ( ) atau blank ( ). Rincian b : Jumlah BARIS TERISI sampai dengan sebelum halaman ini Isian rincian ini disalin dari Rincian c halaman sebelumnya. Untuk halaman 1, rincian ini terisi tanda (strip). Rincian c : Jumlah BARIS TERISI sampai dengan halaman ini (a + b) Isian rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian a ditambah dengan Rincian b pada halaman yang bersangkutan. 30 SOUT2017STU.PCS

39 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017DSRT 5 Daftar SOUT2017DSRT digunakan petugas (PCS) sebagai petunjuk untuk melakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau peternakan terpilih. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017DSRT adalah sebagai berikut: BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Rincian 101 s.d. 108 sudah tercetak. BLOK II. REKAPITULASI Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan terpilih setiap jenis komoditas dan rekapitulasi hasil pencacahan. Rincian 201: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi hibrida Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (7). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 202: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi inbrida Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (8). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 203: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi ladang Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (9). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 204: Jumlah sampel rumah tangga usaha jagung hibrida Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (10). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 205: Jumlah sampel rumah tangga usaha jagung komposit Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (11). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 206: Jumlah sampel rumah tangga usaha kedelai Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (12). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 207: Jumlah sampel rumah tangga usaha kacang tanah Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (13). Isian rincian ini sudah tercetak. SOUT2017STU.PCS 31

40 Rincian 208: Jumlah sampel rumah tangga usaha kacang hijau Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (14). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 209: Jumlah sampel rumah tangga usaha ubi kayu Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (15). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 210: Jumlah sampel rumah tangga usaha ubi jalar Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (16). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 211: Jumlah sampel rumah tangga usaha kerbau Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (17). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 212: Jumlah sampel rumah tangga usaha sapi perah Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (18). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 213: Jumlah sampel rumah tangga usaha sapi potong Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (19). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 214: Jumlah sampel rumah tangga usaha babi Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (20). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 215: Jumlah sampel rumah tangga usaha domba Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (21). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 216: Jumlah sampel rumah tangga usaha kambing Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (22). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 217: Jumlah sampel rumah tangga usaha ayam kampung Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (23). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 218: Jumlah sampel rumah tangga usaha ras pedaging Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (24). Isian rincian ini sudah tercetak. 32 SOUT2017STU.PCS

41 Rincian 219: Jumlah sampel rumah tangga usaha ayam ras petelur Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (25). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 220: Jumlah sampel rumah tangga usaha itik Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (26). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 221: Jumlah sampel rumah tangga usaha itik manila Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (27). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 222: Jumlah sampel rumah tangga usaha kelinci potong Rincian ini merupakan jumlah tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (28). Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 223: Jumlah sampel rumah tangga usaha tanaman padi Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 201 s.d. Rincian 203. Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 224: Jumlah sampel rumah tangga usaha tanaman palawija Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 204 s.d. Rincian 210. Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 225: Jumlah sampel rumah tangga usaha tanaman pangan Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 204 s.d. Rincian 210. Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 226: Jumlah sampel rumah tangga usaha peternakan Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 211 s.d. Rincian 222. Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 227: Jumlah sampel rumah tangga usaha tanaman pangan dan atau peternakan Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 225 s.d. Rincian 226. Isian rincian ini sudah tercetak. Rincian 228: Jumlah sampel rumah tangga yang berhasil diwawancarai Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode 1 di samping tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28). Rincian 229: Jumlah sampel rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode 2 di samping tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28). SOUT2017STU.PCS 33

42 Rincian 230: Jumlah sampel rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode 3 di samping tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28). Rincian 231: Jumlah sampel rumah tangga yang bukan rumah tangga usaha tanaman/ternak terpilih Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode 4 di samping tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28). Rincian 232: Jumlah sampel rumah tangga yang menolak diwawancarai Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode 5 di samping tanda cek ( ) pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28). BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH Kolom (1) s.d. Kolom (6): Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus, Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pendaftaran, Nomor Urut Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat Isian kolomkolom ini sudah tercetak. Nama kepala rumah tangga antara yang tercetak pada Daftar SOUT2017DSRT Kolom (5) tidak dapat diubah, meskipun ada perbedaan dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S. Kolom (7) s.d Kolom (28): Komoditas Terpilih (Bertanda Cek( )) dan Kode Hasil Pencacahan Pada kolomkolom ini sudah tercetak tanda cek ( ) yang berarti bahwa rumah tangga tersebut terpilih sebagai sampel untuk komoditas pada kolom yang berisi tanda cek ( ). PCS harus menuliskan kode hasil pencacahan di samping kanan tanda cek ( ) sesuai Daftar SOUT2017SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017STU.S Blok III Rincian 301. Kode hasil pencacahan sebagai berikut: a. Kode 1. Berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga berhasil ditemui dan diwawancarai. b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, apabila rumah tangga telah pindah alamat ke luar blok sensus. c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, apabila diperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di rumah sakit, dan lainlain). 34 SOUT2017STU.PCS

43 d. Kode 4. Bukan rumah tangga usaha tanaman padi palawija/ternak terpilih, apabila rumah tangga terpilih bukan rumah tangga yang mengusahakan tanaman padi palawija atau peternakan. e. Kode 5. Menolak diwawancarai, apabila rumah tangga sampai dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan informasi. Kode komoditas tanaman pangan sebagai berikut: 1103 = Padi Hibrida 1213= Jagung Hibrida 1203 = Kacang Tanah 1104 = Padi Inbrida 1214= Jagung Komposit 1204 = Kacang Hijau 1102 = Padi Ladang 1202= Kedelai 1205 = Ubi Kayu 1206 = Ubi Jalar Kode komoditas peternakan sebagai berikut: 4101 = Kerbau 4202 = Domba 4303 = Ayam Ras Petelur 4103 = Sapi Perah 4203 = Kambing 4304 = Itik 4104 = Sapi Potong 4301 = Ayam Kampung 4305 = itik Manila 4201 = Babi 4302 = Ayam Ras Pedaging 4406 = Kelinci Potong BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/pemeriksaan, dan tanda tangani sebagai bukti pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar SOUT2017DSRT. Rincian 1: Kode Petugas Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat oleh BPS Kabupaten/Kota dan akan diinformasikan pada saat pelatihan petugas. Rincian 2: Nama Petugas Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia. Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan sampai dengan selesai dan tanggal mulai pengawasan/pemeriksaan sampai dengan selesai dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia. Rincian 4: Tanda Tangan Sebelum menandatangani Daftar SOUT2017DSRT, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian. Tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan. Penanda tangan adalah orang yang benarbenar telah melakukan tugasnya. SOUT2017STU.PCS 35

44 36 SOUT2017STU.PCS

45 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017STU.S 6 Daftar SOUT2017STU.S digunakan oleh PCS untuk mengumpulkan keterangan secara rinci rumah tangga yang mengusahakan ternak terpilih seperti jumlah ternak, mutasi ternak, ongkos/biaya usaha peternakan, produksi usaha peternakan, serta kendala usaha peternakan. Satu Daftar SOUT2017STU.S digunakan untuk mencacah satu rumah tangga usaha peternakan terpilih. Data yang dicatat dalam Daftar SOUT2017STU.S adalah data dari seluruh ternak terpilih yang dipelihara oleh rumah tangga, bukan dari satu orang peternak saja Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dengan Daftar SOUT2017STU.S terdiri dari 14 blok dan lembar kerja. Blokblok tersebut adalah: Blok I Pengenalan Tempat Blok II Keterangan Petugas Pencacah Blok III Keterangan Pencacahan Blok IV Keterangan Demografi Peternak Terpilih Blok V Penguasaan Ternak dan Sarana Usaha Ternak Terpilih Blok VI Komposisi dan Fertilitas Ternak Terpilih Blok VII Ongkos/Biaya Produksi Usaha Ternak Terpilih Blok VIII Produksi Usaha Ternak Terpilih Blok IX Vaksinasi, Penyakit, dan Penjualan Ternak Terpilih Blok X Kelembagaan Blok XI Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah Tangga Pada Saat Pencacahan Blok XII Pemeriksaan Kuesioner Blok XIII Keterangan Pemeriksaan Kuesioner Blok XIV Keterangan Petugas Pemeriksa Isikan terlebih dahulu jenis ternak terpilih dan kode pada pojok kanan atas setiap halaman sesuai dengan jenis ternak terpilih yang tertera di Daftar SOUT2017DSRT Blok III Kolom (17) s.d. Kolom (28) yang bertanda check ( ) SOUT2017STU.PCS 37

46 6.2 Cara Pengisian Daftar SOUT2017STU.S BLOK I PENGENALAN TEMPAT Rincian 101 s.d. 108: Provinsi, Kabupaten/kota*), Kecamatan, dan Desa/kelurahan*), Klasifikasi desa/kelurahan, Nomor blok sensus, Nomor kode sampel (NKS), dan Nama satuan lingkungan setempat (SLS) Salin Rincian 101 s.d. 108 dari Daftar SOUT2017DSRT Blok I Rincian 101 s.d 108. Rincian yang bertanda bintang harus dicoret salah satu kriteria yang tidak sesuai. Rincian 109: Nomor urut bangunan fisik Salin nomor bangunan fisik dari Daftar SOUT2017DSRT Blok III Kolom (1). Rincian 110: Nomor urut bangunan sensus Salin nomor bangunan sensus dari Daftar SOUT2017DSRT Blok III Kolom (2). Rincian 111: Nomor urut rumah tangga Salin nomor urut rumah tangga dari Daftar SOUT2017DSRT Blok III Kolom (3). Rincian 112: Nomor urut sampel Salin nomor urut sampel dari Daftar SOUT2017DSRT Blok III Kolom (4). Rincian 113: Nama kepala rumah tangga Salin nama kepala rumah tangga terpilih dari Daftar SOUT2017DSRT Blok III Kolom (5). Isian nama kepala rumah tangga dapat saja berbeda. Untuk kasus ini tuliskan penjelasannya pada Lembar Kerja. Rincian 114: Nama pemberi informasi Isikan nama anggota rumah tangga yang memberikan jawaban dalam pengisian Daftar SOUT2017STU.S. Pemberi informasi adalah salah satu Anggota Rumah Tangga (ART) yang mengusahakan ternak terpilih. Rincian 115: Nomor Telp/HP pemberi informasi Isikan nomor telepon/hp anggota rumah tangga yang memberikan informasi dalam pengisian Daftar SOUT2017STU.S. BLOK II KETERANGAN PETUGAS PENCACAH Blok ini diisi setelah selesai melaksanakan pencacahan satu rumah tangga. Blok ini terdiri dari empat rincian yaitu kode, nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pencacah. 38 SOUT2017STU.PCS

47 Rincian 201 s.d. 204: Kode petugas, Nama, Tanggal pencacahan, dan Tanda tangan Tuliskan kode petugas, nama, tanggal pencacahan, dan tanda tangan petugas pencacah pada Kolom (2). BLOK III KETERANGAN PENCACAHAN Blok ini digunakan untuk mencatat kondisi hasil pencacahan, yang terdiri dari lima pilihan keterangan hasil pencacahan. Lingkari kode rincian yang sesuai dan isikan pada kotak yang disediakan. Rincian 301: Hasil Pencacahan Kode 1 : Berhasil diwawancarai Bila rumah tangga usaha peternakan adalah rumah tangga usaha sesuai dengan jenis ternak terpilih yang berhasil diwawancarai dengan Daftar SOUT2017STU.S. Kode 2 : Pindah ke luar blok sensus Bila sampel rumah tangga usaha peternakan telah pindah ke luar blok sensus. Kode 3 : Tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan Bila rumah tangga usaha peternakan tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan. Kode 4 : Bukan rumah tangga usaha ternak terpilih Bila sampel rumah tangga usaha peternakan bukan rumah tangga yang mengusahakan ternak terpilih dari hasil wawancara dengan Daftar SOUT2017STU.S. Kode 5 : Menolak diwawancarai Bila rumah tangga usaha peternakan menolak diwawancarai dengan Daftar ST2013 STU.S maka PCS melalui PMS harus membuat surat pernyataan atau berita acara yang disahkan oleh BPS kabupaten/kota. Jika rumah tangga terpecah menjadi beberapa rumah tangga, dalam hal ini cukup dipilih satu rumah tangga yaitu rumah tangga dimana usaha peternakan terpilih berada. Jika Rincian 301 berkode 2, 3, 4 atau 5 maka STOP BLOK IV KETERANGAN DEMOGRAFI PETERNAK TERPILIH Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan banyaknya anggota rumah tangga, jumlah peternak yang menguasai dan mengusahakan ternak terpilih, nama peternak, SOUT2017STU.PCS 39

48 hubungan peternak dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, dan pendidikan peternak terpilih. Rincian 401: Banyaknya anggota rumah tangga pada 1 April 2017 Tuliskan jumlah anggota rumah tangga pada 1 April 2017 dan isikan ke dalam kotak yang telah disediakan. Rincian 402: Jumlah peternak dari ternak terpilih (umur 10 tahun) Isikan jumlah peternak yang menguasi dan mengusahakan ternak terpilih (untuk anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun atau lebih). Peternak adalah anggota rumah tangga yang menguasai dan mengusahakan ternak terpilih (bukan buruh usaha peternakan atau pekerja keluarga). Rincian 403: Keterangan peternak terpilih Apabila dalam 1 rumah tangga terdapat lebih dari 1 orang peternak (bukan buruh usaha peternakan atau pekerja keluarga), isikan nama peternak terpilih yang mengusahakan ternak dengan nilai produksi paling besar selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 403.a: Nama Isikan nama peternak terpilih dalam rumah tangga tersebut Rincian 403.b: Hubungan dengan kepala rumah tangga Isikan kode hubungan peternak terpilih yang namanya tercantum pada rincian 403.a dengan kepala rumah tangga. Isiannya adalah salah satu kode 1 s.d. 8. Kode hubungan dengan kepala rumah tangga yaitu: 1. Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan seharihari rumah tangga tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut. 2. Istri/Suami dari kepala rumah tangga. 3. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga. 4. Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 5. Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 6. Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga. 7. Famili lain adalah orangorang yang ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah tangga misalnya : adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek, dan sebagainya. 8. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti tamu, teman, orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang, dan sebagainya. 40 SOUT2017STU.PCS

49 Rincian 403.c: Jenis Kelamin Isikan kode 1 jika peternak terpilih berjenis kelamin lakilaki dan kode 2 untuk perempuan. Rincian 403.d: Umur Isikan umur peternak terpilih. Umur dihitung sampai dengan ulang tahun terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi. Penjelasan: 1. Jika umur peternak terpilih 28 tahun 10 bulan, dicatat 28 tahun. 2. Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakan mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan dengan kejadian penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga umurnya dapat diperkirakan lebih tepat. Peristiwaperistiwa penting antara lain : Pendaratan Jepang (1942) Proklamasi Kemerdekaan R.I. (1945) Pemilu I (1955) Pemberontakan G.30.S/PKI (1965) 3. Umur hanya disediakan dua kotak, maka jika umur responden 98 tahun atau lebih diisikan 98. Contoh: 28 tahun tahun tahun 9 8 Rincian 403.e : Pendidikan peternak terpilih Rincian 403.e.i : Kelas tertinggi yang diduduki sesuai jenjang pendidikan Isikan kelas tertinggi sesuai jenjang pendidikan yang diduduki peternak terpilih pada tempat yang telah disediakan kemudian isikan kode kelas tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Kode Kelas Pendidikan 00 Tidak pernah sekolah 04 SD Kelas 4 07 SLTP Kelas 1 10 SLTA Kelas 1 13 Diploma/Sarjana Tahun ke1 01 SD Kelas 1 05 SD Kelas 5 08 SLTP Kelas 2 11 SLTA Kelas 2 14 Diploma/Sarjana Tahun ke2 02 SD Kelas 2 06 SD Kelas 6 09 SLTP Kelas 3 12 SLTA Kelas 3 15 Diploma/Sarjana Tahun ke3 03 SD Kelas 3 16 Diploma/Sarjana Tahun ke4 17 Pasca Sarjana Rincian 403.e.ii : Ijazah tertinggi yang dimiliki Lingkari kode ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki peternak terpilih kemudian isikan kode tersebut ke dalam kotak yang tersedia (kode 1 s.d. 8). Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) adalah surat keterangan yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan jenjang pendidikan formal tertentu, dan lulus ujian akhir. Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Tamat sekolah adalah yang dapat menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat SOUT2017STU.PCS 41

50 terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah. 1. Tidak/belum tamat SD adalah tidak/belum tamat SD, yang masih duduk di bangku sekolah dasar. 2. Tamat Sekolah Dasar (SD)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Dasar, Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat dasar, Sekolah Dasar kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A 1 s.d A 100 (Yang memperoleh ijasah Persamaan SD) atau Madrasah Ibtidaiyah. 3. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Menengah Pertama Umum, misalnya: SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Menengah Tingkat Pertama Kejuruan misalnya: SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. 4. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Menengah Tingkat Umum, misalnya: SMA/SMU, SLTA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan, misalnya: SPMA/SPP, SMKK/SKKA, SMEA, STM, SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SNAKMA, SAA/SMF, KPAA. 5. Tamat D1/D2 adalah mereka yang tamat program diploma 1 dan diploma 2 pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma. 6. Tamat Akademi/D3 adalah tamat Akademi/D3 dan mempunyai ijazah atau telah mendapatkan gelar Sarjana Muda pada suatu fakultas. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di Tingkat awal atau akhir tetap dimasukkan tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas. 7. Tamat S1/D4 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan sarjana atau Diploma IV. 8. Tamat S2/S3 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Penjelasan: 1. Peternak yang duduk kelas 5 SD, atau 2 SMP (kelas VIII) atau kelas 2 SMA (kelas XI) dan telah lulus ujian akhir, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya 2. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap punya. 3. Jika peternak gagal mengikuti UAN kemudian ikut ujian paket dan lulus maka ijazah tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket. Contoh Kasus: Pak Tito tinggal bersama isteri dan 2 anaknya yang bernama Donni dan Bima. Pak Tito 42 SOUT2017STU.PCS

51 seharihari beternak kambing. Pak Tito menjual seekor kambing setiap dua bulan dengan harga Rp , per ekor. Anaknya Donni juga mengusahakan kambing dan seminggu yang lalu menjual seekor kambing untuk pertama kalinya dengan harga Rp ,. Pak Tito lahir pada tanggal 29 Agustus 1959 sedangkan Donni lahir pada tangga 19 Juli Donni sudah lulus kuliah sedangkan Pak Tito hanya bersekolah sampai dengan kelas 2 SMA. Rumah tangga Pak Tito terpilih sampel rumah tangga kambing. IV. KETERANGAN DEMOGRAFI PETERNAK TERPILIH 401. Banyaknya anggota rumah tangga pada 1 April 2017:. orang 402. Jumlah peternak dari ternak terpilih (umur 10 tahun): orang Peternak adalah anggota rumah tangga yang menguasai dan mengusahakan ternak terpilih (bukan buruh usaha peternakan atau pekerja keluarga) Keterangan peternak terpilih: Bila jumlah peternak (R.402) lebih dari 1, maka pilih peternak dengan nilai produksi paling besar selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 TITO a. Nama:. b. Hubungan dengan kepala rumah tangga: 1. Kepala rumah tangga 4. Menantu 7. Famili lain 2. Istri/suami 5. Cucu 8. Lainnya 3. Anak 6. Orang tua/mertua c. Jenis kelamin: 1. Lakilaki 2. Perempuan 57 d. Umur:. tahun e. Pendidikan peternak terpilih: SMA KELAS 2 i. Kelas tertinggi yang diduduki sesuai jenjang pendidikan : ii. Ijazah tertinggi yang dimiliki : 1. Tidak/belum tamat SD 4. Tamat SLTA/sederajat 7. Tamat D4/S1 2. Tamat SD/sederajat 5 Tamat D1/D2 8. Tamat S2/S3 3. Tamat SLTP/sederajat 6. Tamat Akademi/D (isikan kode) 3 BLOK V PENGUASAAN TERNAK DAN SARANA USAHA TERNAK TERPILIH Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai penguasaan ternak dan sarana usaha yang digunakan untuk usaha ternak terpilih. Isian Blok V s.d. Blok X adalah keterangan ternak terpilih yang dipelihara dalam satu rumah tangga Rincian 501: Jumlah ternak terpilih menurut status penguasaan pada 1 April 2017 (khusus ayam kampung pedaging/ayam ras pedaging/itik pedaging selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017) Isikan jumlah ternak terpilih sesuai dengan masingmasing rincian yang meliputi milik rumah tangga, berasal dari pihak lain, berada di pihak lain dan dikuasai pada kolom (2). Termasuk juga jumlah ternak terpilih yang dikuasai/dimiliki peternak lain dalam satu rumah tangga. SOUT2017STU.PCS 43

52 Rincian 501.a: Milik rumah tangga (termasuk ternak yang berada di pihak lain) Isikan jumlah ternak milik rumah tangga pada kolom (2). Ternak milik rumah tangga adalah ternak yang berdasarkan status hukum atau oleh masyarakat setempat diakui sebagai milik dari rumah tangga peternak (termasuk ternak yang berada di pihak lain). Ternak milik rumah tangga dapat berasal dari pembelian, warisan atau pemberian dari pihak lain yang menjadi milik rumah tangga. Ternak yang dibeli secara angsuran dianggap sebagai ternak rumah tangga. Rincian 501.b: Berasal dari pihak lain Ternak yang berasal dari pihak lain adalah ternak yang diperoleh dari pihak lain baik dari bantuan pemerintah, bantuan swasta, bagi hasil atau gadai, atau yang lainnya. Rincian 501.b.1: Bantuan pemerintah Isikan ternak yang dikuasai yang berasal dari bantuan pemerintah pada Kolom (2). Rincian 501.b.2: Bantuan swasta Isikan ternak yang dikuasai yang berasal dari bantuan swasta pada Kolom (2). Rincian 501.b.3: Bagi hasil Isikan ternak yang dikuasai yang berasal dari bagi hasil pada Kolom (2). Rincian 501.b.4: Lainnya (milik kelompok, ternak titipan, dll) Isikan ternak yang dikuasai yang berasal dari pihak lain selain bantuan pemerintah, bantuan swasta dan bagi hasil pada Kolom (2), misalnya ternak yang digadaikan dari pihak lain. Rincian 501.c: Berada di pihak lain (dibagihasilkan, disewakan, dititipkan, dll) Isikan ternak yang dikuasai yang berada di pihak lain pada Kolom (2). Berada di pihak lain adalah ternak milik sendiri yang dikuasai pihak lain misalnya karena dibagihasilkan atau sebagai jaminan. Rincian 501.d: Dikuasai ( a+b.1+ b.2+ b.3+ b.4 c ) Isikan jumlah ternak yang dikuasai pada Kolom (2). Isian ini diperoleh dengan rumus : R.501.d = R.501.a + R.501.b.1 + R.501.b.2 + R.501.b.3 + R.501.b.4 R.501.c Penjelasan Bantuan dari pemerintah secara cumacuma termasuk kategori ternak milik sendiri/rumah tangga. Bantuan dari pemerintah secara bergulir, induknya berasal dari pihak lain (bantuan pemerintah), sedangkan anaknya dikategorikan milik sendiri. 44 SOUT2017STU.PCS

53 Contoh Kasus: Pak Bima adalah seorang peternak sapi potong. Dia memelihara 2 ekor sapi yang merupakan milik kelompok ternak, 3 ekor sapi milik sendiri dan 2 ekor berasal dari pemberian saudaranya. Disamping itu Pak Bima juga menitipkan 1 ekor sapi potong ke adiknya yang berada di luar kota dengan system bagi hasil. Jika Pak Bima terpilih sampel SOUT2017STU untuk jenis ternak sapi potong maka pengisian Daftar SOUT2017STU.S Blok V Rincian 501 adalah: Rincian 502: Jumlah ternak terpilih yang dikuasai (R.501.d) menurut tujuan pengusahaan (ekor) Rincian 502.a: Pengembangbiakan ternak Isikan jumlah ternak terpilih yang dikuasai dengan tujuan pengembangbiakan ternak di Kolom (2) Pengembangbiakan ternak adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan memperbanyak anak. Rincian 502.b: Penggemukan ternak Isikan jumlah ternak terpilih yang dikuasai dengan tujuan penggemukan ternak di Kolom (2) Penggemukan ternak adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan meningkatkan bobot/berat badan ternak dengan cara membeli bakalan/anak ternak dan kemudian menjualnya bila sudah cukup umur. Rincian 502.c: Pembibitan ternak (melakukan seleksi untuk menghasilkan bibit unggul) Isikan jumlah ternak terpilih yang dikuasai dengan tujuan pemibibitan ternak di Kolom (2). SOUT2017STU.PCS 45

54 Pembibitan ternak adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan memperoleh anakan, bakalan (ternak muda) yang mewarisi sifatsifat unggul dengan caracara pemuliaan ternak (seleksi). Rincian 502.d: Pembesaran ternak betina (rearing) Isikan jumlah ternak terpilih yang dikuasai dengan tujuan pembesaran ternak betina (rearing) di Kolom (2). Isian di rincian ini khusus untuk jenis ternak sapi perah, ayam kampung petelur, ayam ras petelur, dan itik petelur. Pembesaran ternak betina (rearing) adalah usaha pemeliharaan/pembesaran anak/pedet sapi perah betina sampai menjadi dara bunting atau dara siap bunting untuk kemudian dijual dan anak ayam ras petelur/ayam kampung petelur/itik petelur sampai menjadi pullet (siap berproduksi). Rincian 502.e: Menghasilkan/memproduksi susu atau telur Isikan jumlah ternak terpilih yang dikuasai dengan tujuan menghasilkan/memproduksi susu atau telur di Kolom (2). Menghasilkan/memproduksi susu atau telur adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan menghasilkan susu atau telur. Contoh Kasus: Selama satu tahun terakhir rumah tangga Giring mulai mengusahakan 4 ekor kambing dengan tujuan pengembangbiakan. Dari 4 ekor tersebut menghasilkan 3 anak kambing. Dari 2 ekor indukan yang dimilikinya, Giring mengambil/memerah susu untuk dijual. Apabila Giring menjadi responden SOUT2017STU jenis ternak kambing maka pengisian Daftar SOUT2017STU.S Blok V Rincian 502 adalah: 502. Jumlah ternak terpilih yang dikuasai (R. 501.d) menurut tujuan pengusahaan (ekor) a. Pengembangbiakan ternak b. Penggemukan ternak c. Pembibitan ternak (melakukan seleksi untuk menghasilkan bibit unggul) d. Pembesaran ternak betina (rearing) e. Menghasilkan/memproduksi susu atau telur 5 2 Rincian 503: Jumlah ternak terpilih yang dikuasai (R.501.d) menurut cara pemeliharaan (ekor) Rincian 503.a: Dikandangkan Isikan jumlah ternak ternak terpilih yang dikuasai dengan cara pemeliharaannya dikandangkan pada kotak yang disediakan. Dikandangkan adalah pemeliharaan ternak dengan cara dikandangkan, pemberian pakan, obatobatan dan sebagainya dilakukan di kandang. 46 SOUT2017STU.PCS

55 Cara ini biasanya dilakukan agar penggemukan ternak dapat lebih intensif, karena jumlah dan komposisi pakan dapat diatur lebih baik, kesehatan ternak dapat lebih terjamin, bahaya penyakit bisa diketahui secara dini, dan keamanan ternak lebih baik. Rincian 503.b: Dilepas Isikan jumlah ternak ternak terpilih yang dikuasai dengan cara pemeliharaannya dilepas pada kotak yang disediakan. Dilepas adalah pemeliharaan ternak dengan cara dilepas sepanjang hari, baik dalam areal pemeliharaan yang tertentu maupun bukan. Rincian 503.c: Dikandangkan dan dilepas Isikan jumlah ternak ternak terpilih yang dikuasai dengan cara pemeliharaan dikandangkan dan dilepas pada kotak yang disediakan. Dikandangkan dan dilepas adalah pemeliharaan ternak dengan cara sebagian waktu dikandangkan (biasanya pada malam hari), dan sebagian waktu yang lain dilepas (biasanya pada siang hari). Sebagian pemberian pakan dilakukan di kandang, dan sebagian lain merumput sendiri waktu dilepas. Rincian 504a: Asal ternak yang dikuasai selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 (pilihan boleh lebih dari satu) Lingkari kode asal ternak yang dikuasai selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, kemudian jumlahkan kode yang dilingkari dan isikan kodenya ke dalam kotak yang telah disediakan. 01.Produksi sendiri 08. Bantuan pemerintah 64. Lainnya 02.Pedagang 16. Bantuan swasta (..) 04.Peternak lain 32. Bagi hasil Rincian 504.b: Dari rincian 504.a, asal utama ternak yang diusahakan Jika Rincian 504.a yang dilingkari lebih dari satu kode, maka isikan kode asal ternak yang paling banyak diusahakan. Tetapi jika Rincian 504.a yang dilingkari hanya satu kode, maka Rincian 504.b sama dengan Rincian 504.a. Rincian 504.c: Lamanya melakukan usaha ternak terpilih Lingkari kode lamanya melakukan usaha ternak terpilih dan isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Lamanya melakukan usaha ternak terpilih 1. < 1 tahun 2. 1 s.d. < 5 tahun 3. 5 s.d. < 10 tahun tahun Contoh Kasus: Pak Dodit memiliki usaha ternak ayam kampung. Jumlah ayam Pak Dodit sekarang ada sebanyak 20 ekor. Pada Mei 2016 Pak Dodit mendapatkan bibit ayam dari pemerintah sebanyak 5 ekor. Sementara itu, 2 bulan berikutnya Pak Dodit membeli ayam di Pasar sebanyak 7 ekor. Sisanya merupakan ayam miliknya sendiri yang sudah diternakkan SOUT2017STU.PCS 47

56 sejak Desember 2014, maka pengisian Daftar SOUT2017STU.S Blok V Rincian 504 adalah: Rincian 505: Jumlah sarana usaha ternak terpilih yang digunakan menurut status kepemilikan (unit) Rincian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah sarana yang digunakan untuk usaha ternak terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 baik sarana milik sendiri maupun milik pihak lain. Kolom (2) : Milik Sendiri Milik Sendiri adalah jika jenis sarana ternak benarbenar milik rumah tangga peternak terpilih. Jenis sarana yang dibeli secara angsuran dianggap sarana milik sendiri. Kolom (3) : Milik Pihak lain Milik Pihak Lain adalah jenis sarana ternak yang yang kepemilikannya bukan milik sendiri, misalnya sewa, kontrak, bebas sewa, milik kelompok peternak, dan lainlain. Kolom (4) dan Kolom (5) ada isian bila Kolom (2) terisi Kolom (4) : Jumlah Nilai atau Perkiraan Nilai Perolehan (000 Rp) Isikan jumlah nilai atau perkiraan nilai perolehan (000 Rp), bila ada dua atau lebih jenis sarana usaha yang sama digunakan pada periode tersebut maka nilai atau perkiraan nilai perolehan sarana tersebut dijumlahkan. Lalu isikan nilai tersebut ke kotak yang disediakan. Kolom (5) : Jumlah Perkiraan Masa Pakai (tahun) Isikan perkiraan masa pakai dalam satuan tahun, bila ada dua atau lebih jenis sarana usaha yang sama digunakan pada periode tersebut maka jumlahkan perkiraan masa pakai sarana usaha tersebut. Rincian 505.a: Kandang Isikan jumlah kandang milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan kandang tersebut dalam ribuan rupiah untuk kandang yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai kandang pada Kolom (5). 48 SOUT2017STU.PCS

57 Kandang adalah bangunan yang terdiri dari atap, tiang, dan dinding/pembatas, digunakan untuk ternak baik permanen maupun tidak permanen. Pendekatan penghitungan jumlah kandang analog dengan menghitung jumlah bangunan fisik. Gambar 6.1. Kandang Rincian 505.b: Alat pemerah susu Isikan jumlah alat pemerah susu milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan penampung susu tersebut dalam ribuan rupiah untuk alat pemerah susu yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai alat pemerah susu pada kolom (5). Alat pemerah susu adalah alat khusus untuk memerah susu. Gambar 6.2. Alat pemerah susu Gambar 6.3. Milk can Rincian 505.c: Penampung susu (milk can) Isikan jumlah penampung susu milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan penampung susu tersebut dalam ribuan rupiah untuk penampung susu yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai alat pemerah susu pada Kolom (5). Penampung susu adalah alat khusus yang digunakan untuk menampung susu dan biasanya terbuat dari bahan aluminium, tidak termasuk ember. Rincian 505.d: Alat penetas telur Isikan jumlah alat penetas telur milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan alat penetas telur tersebut dalam ribuan rupiah untuk alat penetas telur yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai alat penetas telur pada Kolom (5). SOUT2017STU.PCS 49

58 Alat penetas telur adalah alat yang dapat menetaskan telur baik secara tradisional maupun modern. Gambar 6.4. Alat penetas telur Rincian 505.e: Tempat pakan unggas Isikan jumlah tempat pakan unggas milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan tempat pakan unggas tersebut dalam ribuan rupiah untuk tempat pakan unggas yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai tempat pakan unggas pada Kolom (5). Gambar 6.5. Tempat pakan unggas Gambar 6.6. Tempat minum unggas Rincian 505.f: Tempat minum unggas Isikan jumlah tempat minum unggas milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan tempat minum unggas tersebut dalam ribuan rupiah untuk tempat minum unggas yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai tempat minum unggas pada Kolom (5). Rincian 505.g: Mesin giling pakan (hammer mill) Isikan jumlah mesin giling pakan milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan mesin giling pakan tersebut dalam ribuan rupiah untuk mesin giling pakan yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai mesin giling pakan pada Kolom (5). 50 SOUT2017STU.PCS

59 Gambar 6.7. Mesin giling pakan Gambar 6.8. Mesin pencampur pakan Rincian 505.h: Mesin pencampur pakan (mixer) Isikan jumlah mesin pencampur pakan milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan mesin pencampur pakan tersebut dalam ribuan rupiah untuk mesin pencampur pakan yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai mesin pencampur pakan pada Kolom (5). Rincian 505.i: Mesin pembuat pelet Isikan jumlah mesin pembuat pelet milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan mesin pembuat pelet tersebut dalam ribuan rupiah untuk mesin pembuat pelet yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai mesin pembuat pelet pada Kolom (5). Gambar 6.9. Mesin pembuat pellet Gambar Mesin pencacah Rincian 505.j: Mesin pencacah (chopper) Isikan jumlah mesin pencacah milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan mesin pencacah tersebut dalam ribuan rupiah untuk mesin pencacah yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai mesin pencacah di Kolom (5). Rincian 505.k: Gudang pakan (silo) Isikan jumlah gudang pakan milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan gudang pakan tersebut dalam ribuan rupiah untuk gudang pakan yang berstatus milik SOUT2017STU.PCS 51

60 sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai gudang pakan pada Kolom (5). Gudang pakan adalah tempat penyimpanan pakan sebelum diberikan kepada ternak. Silo adalah struktur untuk menyimpan bahan material,. Silo dalam pertanian biasanya digunakan untuk menyimpan bijibijian hasil pertanian dan pakan ternak Rincian 505.l: Kendaraan tidak bermotor Isikan jumlah kendaraan tidak bermotor milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan kendaraan tidak bermotor tersebut dalam ribuan rupiah untuk kendaraan tidak bermotor yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai kendaraan tidak bermotor pada Kolom (5). Rincian 505.m: Kereta sorong Isikan jumlah kereta sorong milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan kereta sorong tersebut dalam ribuan rupiah untuk kereta sorong yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai kereta sorong pada Kolom (5). Kereta sorong adalah wahana kecil untuk membawa barang yang biasanya mempunyai satu roda saja. Dalam masyarakat biasanya penyebutannya dengan menyebut merek yang sudah terkenal sebagai contoh artco Rincian 505.n: Alat vaksinasi Isikan jumlah alat vaksinasi milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan alat vaksinasi tersebut dalam ribuan rupiah untuk alat vaksinasi yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai alat vaksinasi pada Kolom (5). Gambar Kereta sorong Gambar Alat Vaksinasi Rincian 505.o.1: Kendaraan bermotor Isikan jumlah kendaraan bermotor milik sendiri pada Kolom (2), milik pihak lain pada Kolom (3) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret Isikan pula nilai perolehan kendaraan bermotor tersebut dalam ribuan rupiah untuk kendaraan 52 SOUT2017STU.PCS

61 bermotor yang berstatus milik sendiri pada Kolom (4) serta isikan jumlah perkiraan masa pakai kendaraan bermotor roda 2 pada Kolom (5). Rincian 505.o.2: Persentase pemakaian kendaraan bermotor untuk usaha ternak terpilih Isikan persentase pemakaian kendaraan bermotor untuk usaha ternak terpilih terhadap total pemakaian kendaraan bermotor tersebut termasuk pemakaian untuk keperluan rumah tangga dalam kotak yang telah disediakan. Contoh Kasus: Rudi sudah 3 tahun beternak kambing. Pagi hari ternaknya dilepas dan sore harinya dikandangkan. Kandang kambing Rudi berukuran 5 x 6 meter yang proses pembuatannya menghabiskan dana sebesar Rp ,. Perkiraan lama penggunaan kandang tersebut sekitar 10 tahun. Maka pengisian Daftar SOUT2017STU.S Blok V Rincian 505 adalah: 505. Jumlah sarana usaha ternak terpilih yang digunakan menurut status kepemilikan (unit) Jenis Sarana (1) Digunakan 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Jika R.505 Kolom (2) terisi, Jumlah Nilai atau Perkiraan Nilai Perolehan (000 Rp) Jumlah Perkiraan Masa Pakai Milik Sendiri Milik Pihak Lain (tahun) (2) (3) (4) (5) a. Kandang b. Alat pemerah susu c. Penampung susu (milk can ) d. Alat penetas telur e. Tempat pakan unggas f. Tempat minum unggas g. Mesin giling pakan (hammer mill ) h. Mesin pencampur pakan (mixer ) i. Mesin pembuat pelet j. Mesin pencacah (chopper ) k. Gudang pakan (silo) l. Kendaraan tidak bermotor m. Kereta sorong n. Alat vaksinasi o. 1. Kendaraan bermotor 2. Persentase pemakaian kendaraan bermotor untuk usaha ternak terpilih % SOUT2017STU.PCS 53

62 BLOK VI KOMPOSISI TERNAK DAN FERTILITAS TERNAK TERPILIH Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai komposisi umur ternak terpilih dan tingkat fertilitas ternak terpilih. Rincian 601.a: Untuk kambing/domba/babi/kelinci potong, isikan jumlah ternak yang dikuasai pada 1 April 2017 (R.501.d) menurut jenis rumpun, jenis kelamin, dan kategori umur (ekor) Rincian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kambing/domba/babi/kelinci potong terpilih yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut jenis rumpun, jenis kelamin, dan kategori umur. Kolom (1) Baris (1) dan (2): Jenis dan Kode Rumpun Tuliskan jenis rumpun ternak kecil terpilih atau kelinci potong pada titiktitik dan masukan kode rumpun ternak ke dalam kotak yang disediakan. Jika jenis rumpun dipelihara ada 3 rumpun, maka rumpun yang kedua dan ketiga di jumlahkan kode yang digunakan rumpun yang terbanyak. Rumpun/bangsa (breed) ternak adalah segolongan hewan dari suatu jenis, yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama/sekelompok hewan yang mempunyai asalusul dan sifatsifat mantap yang merupakan ciri khas bagi kelompok atau populasi ternak tersebut. Kode Rumpun Kambing Kode Rumpun Domba 41 Kambing Kacang 51 Domba Ekor Gemuk 42 Kambing Etawa/ 52 Domba Ekor Tipis Peranakan Etawa 53 Domba Garut/Priangan 43 Persilangan Kambing Boer 59 Domba lainnya 49 Kambing lainnya Kode Rumpun Babi Babi Lokal Babi Ras Babi Persilangan Babi lainnya Kode Rumpun Kelinci Potong 71 Kelinci potong Kolom (1) Baris (3): Jumlah Isikan jumlah ternak pada masingmasing kolom umur ternak (kolom (2) s.d kolom (7)). Ada beberapa ciri/persyaratan khusus yang dapat membedakan rumpun/bangsa yaitu persyaratan kuantitatif (ukuran tubuh) dan persyaratan kualitatif (sifatsifat lain misalnya warna, tanduk, bentuk badan, kepala dan sebagainya). 54 SOUT2017STU.PCS

63 A. Kambing Rumpun/bangsa ternak kambing dibedakan menjadi 3 yaitu kambing kacang, etawa/ peranakan etawa (PE) dan persilangan kambing boer. 1. Kambing Kacang adalah ternak kambing yang mempunyai ciriciri sebagai berikut: Warna bulu : bervariasi dari putih, campur hitam, coklat atau hitam sama sekali. Tanduk : mengarah ke belakang dan membengkok keluar. Bentuk badan : hidung lurus, leher pendek, telinga pendek, berdiri tegak kedepan samping kepala kecil dan ringan. 2. Kambing Etawa/Peranakan Etawa (PE) Warna bulu : belang hitam, putih, merah, coklat dan kadangkadang putih. Tanduk : kecil. Bentuk badan : Muka cembung, daun telinga panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir cukup besar, daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang. 3 Persilangan Kambing Boer Gambar Kambing Kacang Gambar Kambing Etawa SOUT2017STU.PCS 55

64 B. Domba Rumpun/bangsa domba dibedakan menjadi beberapa yaitu. 1. Domba Ekor Gemuk adalah domba yang memiliki ciriciri sebagai berikut: Warna : warna bulu putih Tanduk : tidak bertanduk Bentuk badan : ekor besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak Gambar Domba Ekor gemuk Gambar Domba Ekor Tipis 2. Domba ekor tipis (domba gembel) Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel. Ciriciri domba ekor tipis : Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 3040 kg dan domba betina 1520 kg. Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain. Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak. Telinga umumnya medium sampai kecil dan sebagian berposisi menggantung. Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina umumnya tidak bertanduk. 3. Domba garut/priangan Pada awalnya domba priangan atau domba garut ini berkembang di Priangan (Jawa Barat). Namun, saat ini domba garut sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ini dipelihara selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba aduan. Gambar Domba Garut 56 SOUT2017STU.PCS

65 Ciriciri domba garut/priangan: Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks. Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk. Domba jantan mempunyai berat 4080 kg, sedangkan betina 3040 kg. Kadangkadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga. C. Babi Rumpun/bangsa ternak babi dibedakan menjadi 3 yaitu jenis babi ras, babi lokal, dan persilangan. 1. Babi Lokal Misalnya babi bali, babi nias, babi krawang, babi sumba, babi toraja, dan babi manado. 2. Babi Ras Babi jenis ini merupakan jenis impor misalnya: 1.1. Berkshire: Asal Inggris, warna hitam, totol putih, ada juga yang merah, kaki dan kepala pendek, telinga besar Chester White: Asal USA (Pensilvania), warna putih Tamworth: Asal Inggris/Irlandia, warna merah, coklat muda, kepala dan muka panjang, telinga agak lebar Yorkshire: Asal Inggris, warna putih, bentuk badan besar, panjang, dan kaki pendek Sadleback: Warna hitam dengan belang putih pada punggung atas dekat pundak Hampshire: Asal Sadleback, warna hitam, putih pada pundak dan kaki depan mirip selendang VDL (Veredelde Duitse Landvarken) : Asal Jerman, telinga panjang, lebar dan jatuh VNL (Veredelde Neder Landselandvaken) : Asal Belanda, telinga berdiri. 3. Persilangan Merupakan hasil persilangan babi ras dengan babi lokal. Berikut jenis dan kode rumpun untuk ternak kambing/domba/babi/ kelinci potong. D. Kelinci Kelinci potong merupakan kelinci yang diperuntukkan sebagai kelinci pedaging dengan produk utama adalah daging kelinci atau anakan. SOUT2017STU.PCS 57

66 Kolom (2) s.d. (4): Jantan Isikan jumlah ternak jantan yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut kategori umur. Kolom (5) s.d. (7): Betina Isikan jumlah ternak betina yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut kategori umur. Penggolongan umur ternak kecil (kambing/domba/babi) adalah sebagai berikut: 1. Anak ternak adalah ternak yang berumur kurang dari 6 bulan. 2. Ternak muda adalah ternak yang berumur 612 bulan dan belum dikawinkan/melahirkan. 3. Ternak dewasa adalah ternak yang berumur > 12 bulan atau belum berumur 12 bulan tetapi sudah dikawinkan atau melahirkan. Penggolongan umur kelinci potong sesuai Permentan Nomor 34 Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Anak kelinci potong adalah kelinci potong yang berumur kurang dari 12 minggu. 2. Kelinci potong muda adalah kelinci potong yang berumur minggu dan belum dikawinkan/melahirkan. 3. Kelinci potong dewasa adalah kelinci potong yang berumur lebih dari 24 minggu. Rincian 601.b: Khusus kambing/domba betina dewasa (R.601.a.3 kolom 7) Rincian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah ternak kambing/domba betina dewasa produktif yang dikuasai pada 1 April Belum pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) adalah ternak yang sampai dengan pada 1 April 2017 belum pernah melahirkan baik yang anak lahir hidup maupun anak lahir mati meskipun sudah cukup umur atau keguguran. Mandul/majir adalah ternak betina yang mengalami gangguan pada fungsi reproduksi sehingga tidak dapat bunting. Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) adalah ternak yang pada 1 April 2017 sudah pernah melahirkan baik yang anak lahir hidup maupun anak yang lahir mati atau keguguran. Rincian 601.b.1.a : Belum pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati): Mandul/majir Isikan jumlah ternak betina dewasa yang pada 1 April 2017 belum pernah melahirkan (lahir hidup) maupun keguguran (lahir mati) untuk ternak yang mandul/majir pada kotak yang disediakan. Rincian 601.b.1.b : Belum pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati): tidak mandul/tidak majir Isikan jumlah ternak betina dewasa yang pada 1 April 2017 belum pernah melahirkan (lahir hidup) maupun keguguran (lahir mati) untuk ternak yang tidak mandul/tidak majir pada kotak yang disediakan. 58 SOUT2017STU.PCS

67 Rincian 601.b.2 : Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) 9 kali Isikan jumlah ternak betina dewasa pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) 9 kali pada 1 April 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 601.b.3 : Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) > 9 kali Isikan jumlah ternak betina dewasa pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) > 9 kali pada 1 April 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.a: Untuk sapi potong/sapi perah/kerbau, isikan jumlah ternak yang dikuasai pada 1 April 2017 (R.501.d) menurut jenis rumpun, jenis kelamin, dan kategori umur (ekor) Rincian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sapi potong/sapi perah/kerbau terpilih yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut jenis rumpun, jenis kelamin, dan kategori umur. Kolom (1) Baris (1) s.d. (5): Jenis dan Kode Rumpun Tuliskan jenis rumpun sapi potong/sapi perah/kerbau terpilih pada titiktitik dan masukan kode rumpun ternak ke dalam kotak yang disediakan. Tabel kode rumpun untuk sapi potong/sapi perah/kerbau Kode Rumpun Sapi Potong 11 Sapi Bali 14 Sapi Simmental 17 Sapi Brahman cross 12 Sapi Onggole/PO 15 Sapi Limousin 18 Sapi Aceh 13 Sapi Madura 16 Sapi Brahman 19 Sapi potong lainnya Kode Rumpun Sapi Perah 21 Fries Holland 22 Sahiwal 23 Sahiwal Cross 29 Sapi perah lainnya Kode Rumpun Kerbau 31 Kerbau Murrah 32 Kerbau lumpur/lokal 39 Kerbau lainnya Kolom (1) Baris (6): Jumlah (10)) Isikan jumlah ternak pada masingmasing kolom umur ternak (kolom (2) s.d kolom SOUT2017STU.PCS 59

68 A. Sapi Potong Rumpun/bangsa ternak sapi potong dibedakan menjadi: sapi bali, sapi peranakan onggole (PO), sapi madura, sapi simmental, sapi limousin, sapi brahman, sapi aceh, dan lainlain. 1. Sapi Bali Adalah sapi asli Indonesia yang merupakan keturunan langsung dari banteng liar (Bos Sundacius) yang memiliki ciriciri sebagai berikut: Warna bulu: a. Betina: berwarna merah, lutut ke bawah berwarna putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, garis belut pada punggung, ujung ekor hitam. b. Jantan: berwarna hitam, lutut ke bawah berwarna putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam. Tanduk: a. Betina: pendek kecil. b. Jantan: tumbuh baik berwarna hitam. Bentuk badan: Gambar Sapi Bali a. Betina: bentuk kepala panjang, halus dan sempit, leher ramping. b. Jantan: bentuk kepala lebar, leher kompak dan kuat, dada dalam dan lebar. 2. Sapi Onggole/Peranakan Onggole (PO) Sapi Onggole/Peranakan Onggole adalah sapi potong atau sapi kerja yang berasal dari hasil persilangan Sapi Onggole dengan sapi setempat. Sapi Onggole/Peranakan Onggole (PO) memiliki ciriciri sebagai berikut: a. Warna bulu putih dengan warna keabuabuan pada bagian pinggul, leher, pundak dan sebagian kepala. Keempat kaki bagian bawah tarsus dan karpus berwarna abuabu kehitaman. Kulit disekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku kaki dan bulu cambuk ekor berwarna hitam. b. Tanduknya pendek dan tumpul, pada yang betina lebih pendek dari pada Gambar Sapi Onggole/PO jantan. c. Kepala relatif pendek dengan profil melengkung, punuk besar mengarah ke leher, gelambir (lipatanlipatan kulit) yang besar terdapat di bawah leher dan perut, kaki panjang dan kokoh. 60 SOUT2017STU.PCS

69 3. Sapi Madura Sapi madura berasal dari hasil persilangan sapi impor brahman dengan banteng yang telah dijinakkan. Ciricirinya sebagai berikut: Warna bulu: Sapi jantan dan betina berwarna merah bata, bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna lebih terang, warna putih pada moncongnya, kaki bagian bawah serta ekor warna hitam. Bentuk badan: Punuknya kecil. Tanduk: kecil, pendek dan melengkung dengan ujungnya mengarah ke depan. Pada betina tanduk ini hampir tak nampak. Gambar Sapi Madura 4. Sapi Simmental Tubuh sapi simmental sedang, kompak dan padat, warna bulu bervariasi dari merah gelap sampai kuning kecoklatan, sapi simmental baik yang jantan maupun betinanya bertanduk. Gambar Sapi Simmental SOUT2017STU.PCS 61

70 5. Sapi Limousin Sapi jenis ini bertubuh besar dan padat, warna kuning agak kelabu serta tidak bertanduk. Gambar Sapi Onggole/Peranakan Onggole (PO) 6. Sapi Brahman Warna bulu Tanduk Bentuk badan : Bulu tipis dan berwarna putih atau kelabu. : Sapi jantan bertanduk, sedangkan sapi betina tidak bertanduk. : Kepala dan paha besar, berpunuk, telinga lebar menggantung, gelambir mulai dari rahang bawah sampai bagian ujung tulang dada bagian depan. Gambar Sapi Brahman 62 SOUT2017STU.PCS

71 7. Sapi Brahman Cross Warna bulu : Sapi jantan berwarna putih/abuabu, sedang sapi betina berwarna putih/abuabu atau merah. Tanduk : Sapi brahman cross tidak bertanduk. Bentuk badan : Badan besar dan kepala relatif besar. Gambar Sapi Brahman Cross 8. Sapi Aceh Sapi jenis ini terdapat di Provinsi Aceh, dengan ciriciri sebagai berikut: Warna bulu : Sapi berwarna coklat muda, coklat merah (merah bata) coklat hitam, hitam dan putih kelabu, kulit hitam memutih kearah ventral Bentuk badan : Sapi Jantan dewasa berpunuk dan terlihat jelas. Sapi betina muda dan betina dewasa berpunuk kecil. Gambar Sapi Aceh SOUT2017STU.PCS 63

72 B. Sapi Perah Rumpun ternak sapi perah di Indonesia saat ini sebagian besar adalah rumpun Fries Holland (FH). Rumpun sapi perah dibedakan menjadi sebagai berikut 1. Fries Holland (FH) Sapi FH adalah sapi perah yang berasal dari Belanda, dengan ciriciri sebagai berikut : warna belang hitam putih pada dahi umumnya terdapat warna putih segitiga kaki bagian bawah dan bulu ekor berwarna putih tanduk menjurus ke depan Gambar Sapi Perah Fries Holland 2. Sahiwal Ciri ciri sapi perah sahiwal adalah: Sapi sahiwal mempunyai warna kelabu kemerahmerahan atau kebanyakan merah warna sawo atau coklat. Sapi betina bobot badannya dapat mencapai 450 kg, sedangkan yang jantan kg. Gambar Sapi Perah Sahiwal C. Kerbau Rumpun/bangsa ternak kerbau dibedakan menjadi 2 yaitu kerbau murrah, dan kerbau lumpur/lokal. 64 SOUT2017STU.PCS

73 1. Kerbau Murrah Kerbau jenis ini merupakan jenis kerbau perah yang sudah banyak dikembangkan di beberapa daerah seperti di Aceh, Sumatera Utara dan sebagainya. Ciricirinya sebagai berikut: Warna hitam, ambing lebih nampak dari luar. Tanduk melingkar ke depan. Bentuk badan lebih kecil dari kerbau biasa. 2. Kerbau Lumpur/Lokal Kerbau jenis ini merupakan jenis kerbau yang umum terdapat di Indonesia. Kulit maupun bulu berwarna abuabu, hitam. Tanduk mengarah ke belakang, bentuk bulat panjang dengan bagian ujung yang meruncing serta membentuk setengah lingkaran. Gambar Kerbau Murrah Gambar Kerbau Lumpur Kolom (2) s.d. (4): Jantan Isikan jumlah ternak besar jantan yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut kategori umur. Kolom (5) s.d. (10): Betina Isikan jumlah ternak besar betina yang dikuasai pada 1 April 2017 menurut kategori umur. Penggolongan umur ternak besar (sapi potong/sapi perah/kerbau) adalah sebagai berikut: 1. Anak ternak adalah ternak yang berumur kurang dari 1 tahun. 2. Ternak muda adalah ternak yang berumur 12 tahun dan belum pernah kawin/melahirkan. Jika ada ternak yang berumur 12 tahun dan sudah pernah kawin/melahirkan maka dikategorikan sebagai ternak dewasa (24 tahun). 3. Ternak dewasa/tua adalah ternak yang berumur lebih dari 2 tahun, atau belum berumur 2 tahun tetapi sudah dikawinkan atau melahirkan. Ternak tua (yang berumur 8 tahun dan lebih) pada kegiatan ini dimasukkan dalam kategori ternak dewasa. SOUT2017STU.PCS 65

74 Rincian 602.b.1: Jumlah ternak betina dewasa (Rincian 602.a.6. Kolom (7)+(8)+(9)+(10)) Jumlahkan isian Rincian 602.a.6 Kolom (7) s.d Kolom (10) kemudian salin ke kotak yang sudah disediakan. Rincian 602.b.1.a.i: Belum pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati): Mandul/majir Isikan jumlah ternak betina dewasa yang pada 1 April 2017 belum pernah melahirkan (lahir hidup) maupun keguguran (lahir mati) untuk ternak yang mandul/majir pada kotak yang disediakan. Rincian 602.b.1.a.ii: Belum pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati): Tidak mandul/tidak majir Isikan jumlah ternak betina dewasa yang pada 1 April 2017 belum pernah melahirkan (lahir hidup) maupun keguguran (lahir mati) untuk ternak yang tidak mandul/tidak majir pada kotak yang disediakan. Rincian 602.b.1.b: Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) 5 kali Isikan jumlah ternak betina dewasa pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) 5 kali pada 1 April 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.b.1.c: Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati)> 5 kali Isikan jumlah ternak betina dewasa pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) > 5 kali pada 1 April 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.b.2.a: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang di IB selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Dari jumlah ternak betina dewasa yang ada pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak betina dewasa yang kawin alami selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan. Kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun. Referensi waktu untuk ternak betina dewasa adalah kondisi pada 1 April Sedangkan pertanyaan seputar pemberian IB adalah kondisi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret SOUT2017STU.PCS

75 Rincian 602.b.2.b: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang kawin alami selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Dari jumlah ternak betina dewasa yang ada pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak betina dewasa yang kawin alami selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.b.3: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak betina dewasa menurut penyebab kebuntingan dan kelahiran selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Di rincian ini ternak betina dewasa dikatakan melahirkan jika anak yang dilahirkan hidup. Anak ternak yang dilahirkan adalah ternak yang pada waktu dilahirkan menunjukkan tandatanda kehidupan walaupun pada 1 April 2017 anak ternak tersebut sudah tidak ada lagi. Rincian 602.b.3.a: Karena kawin alami Dari jumlah ternak betina dewasa pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak betina dewasa yang bunting karena kawin alami pada kolom (2) dan jumlah ternak betina dewasa melahirkan (anak lahir hidup) karena kawin alami pada kolom (3) dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 603.b.3.b: Karena satu kali IB Dari jumlah ternak betina dewasa pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak betina dewasa yang bunting karena satu kali IB pada kolom (2) dan jumlah ternak betina dewasa melahirkan (anak lahir hidup) karena satu kali IB pada kolom (3) dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 602.b.3.c: Karena dua kali IB Dari jumlah ternak betina dewasa pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak betina dewasa yang bunting karena dua kali IB pada kolom (2) dan jumlah ternak betina dewasa melahirkan (anak lahir hidup) karena dua kali IB pada kolom (3) dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 602.b.3.d: Karena lebih dari dua kali IB Dari jumlah ternak betina dewasa pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak betina dewasa yang bunting karena lebih dari dua kali IB pada kolom (2) dan jumlah ternak betina dewasa melahirkan (anak lahir hidup) karena lebih dari dua kali IB pada kolom (3) dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 602.b.3.e: Bila Rincian 602.b.3.d ada isian, ratarata dilakukan IB Dari jumlah ternak betina dewasa yang diberi IB lebih dari dua kali selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, isikan ratarata IB yang dilakukan sehingga ternak betina dewasa sampai ada yang bunting pada pengisian kolom (2). SOUT2017STU.PCS 67

76 Rincian 602.b.4: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang mulai kebuntingan sampai dengan melahirkan dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Dari jumlah ternak betina dewasa pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak yang mulai kebuntingan sampai dengan melahirkan dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Rincian 602.b.5: Bila Rincian 602.b.3 kolom (3) ada isian, jumlah anak yang dilahirkan (anak lahir hidup) selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Rincian 602.b.5.a: Jantan Isikan jumlah anak jantan yang dilahirkan dari ternak betina dewasa yang melahirkan (anak lahir hidup) selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.b.5.b: Betina Isikan jumlah anak betina yang dilahirkan dari ternak betina dewasa yang melahirkan (anak lahir hidup) selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.b.6: Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang keguguran atau melahirkan anak dalam keadaan anak sudah mati selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Isikan jumlah ternak yang keguguran atau melahirkan anak dalam keadaan anak sudah mati selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.c.1: Jumlah ternak jantan dewasa (R.602.a.6. Kolom (4)) Isikan jumlah ternak jantan dewasa yang dikuasai pada 1 April 2017 pada kotak yang disediakan. Rincian 602.c.2: Dari Rincian 602.c.1, jumlah ternak yang digunakan sebagai pejantan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Dari jumlah ternak jantan dewasa yang ada pada 1 April 2017, isikan jumlah ternak jantan dewasa yang digunakan sebagai pejantan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang disediakan. Ternak pejantan adalah ternak jantan yang memiliki organ reproduksi normal dan sehat, serta memiliki kemampuan untuk mengawini indukan (Permentan Nomor 46 Tahun 2015). 68 SOUT2017STU.PCS

77 Contoh Kasus: Pak Sapri sebagai kepala rumah tangga memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang masih tinggal di rumahnya. Anak pertama bernama Hendra, sudah menikah dan mengurus keperluan rumah tangganya sendiri walaupun masih tinggal di rumahnya. Pada tangal 1 April 2017 Pak Sapri memiliki 6 ekor sapi Bali, 1 ekor jantan berumur 1 tahun, 5 ekor betina masingmasing berumur 7; 6; 5; 1,5 tahun dan 9 bulan. Disamping itu ia juga memiliki 2 ekor jenis sapi madura betina berumur 2 tahun yang baru dibelinya minggu lalu. Istri Pak Sapri memiliki 2 ekor kambing kacang yang dibelinya dari tabungan hasil jualan sayur, kambing tersebut dipelihara dan akan digunakan untuk acara syukuran wisuda anak keduanya bulan depan. Saat dikonfirmasi ke Pak Sapri tanggal 1 April 2017 Selain menjadi pegawai pabrik Hendra mengusahakan 3 ekor kambing etawa betina berusia 1,5 tahun dan 4 ekor jantan berusia 1 tahun. Dari Sapi Bali betina yang dimiliki Pak Sapri selama periode 1 April 2016 sampai 31 Maret 2017, 2 ekor masing masing telah 1 kali melahirkan seekor anak sapi sehat di mana awal bunting masingmasing pada bulan Februari 2016 dan Mei 2016, sedangkan 1 ekor lainnya 1 kali melahirkan seekor anak sapi dimana awal bunting terjadi pada bulan Januari 2016 tetapi pada pertengahan tahun 2016 kondisi anak sapi ini mati di dalam kandungan induk sapi. Seluruh proses bunting induk sapi melalui inseminasi buatan (IB) ratarata 2 kali. Rumah tangga Pak Sapri terpilih Survei SOUT2017STU.S untuk jenis ternak terpilih sapi potong. Jika petugas datang pada tanggal 10 Mei Cara mengisi Blok VI R.602 adalah sebagai berikut: SOUT2017STU.PCS 69

78 602. a. Untuk sapi potong/sapi perah/kerbau, isikan jumlah ternak yang dikuasai pada 1 April 2017 (R.501.d) menurut jenis rumpun, jenis kelamin, dan kategori umur (ekor) Jantan Betina Jenis dan Kode Rumpun (1) Anak (<1 tahun) Muda (1 s.d. 2 tahun) (2) (3) Dew asa (>2 tahun) Anak (<1 tahun) Muda (1 s.d. 2 tahun) (>2 s.d. 4 tahun) (4) (5) (6) (7) (>4 s.d. 6 tahun) (8) Dew asa (>6 s.d. 8 tahun) (9) (>8 tahun) (10) 1. Sapi Bali Jumlah b. 1. Jumlah ternak betina dewasa (Rincian 602.a.6 Kolom (7) + (8 )+ (9) + (10)) 3 a) Belum pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau i. Mandul/majir keguguran (lahir mati) : ii. Tidak mandul/tidak majir b) Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) 5 kali 3 c) Pernah melahirkan (lahir hidup) dan/atau keguguran (lahir mati) > 5 kali 2. a) Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang di IB selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret b) Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang kawin alami selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak betina dewasa menurut penyebab kebuntingan dan kelahiran selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Uraian (1) Bunting (2) Melahirkan (lahir hidup) (3) a) Karena kawin alami b) Karena satu kali IB c) Karena dua kali IB 3 2 d) Karena lebih dari dua kali IB e) Bila Rincian 602.b.3.d ada isian, ratarata dilakukan IB kali 4. Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang mulai kebuntingan sampai dengan melahirkan dalam periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Bila Rincian 602.b.3 Kolom (3) ada isian, jumlah anak yang dilahirkan (anak lahir hidup) selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017: a) Jantan b) Betina 2 6. Dari Rincian 602.b.1, jumlah ternak yang keguguran atau melahirkan anak dalam keadaaan anak sudah mati selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret c. 1. Jumlah ternak jantan dewasa (R.602.a.6 Kolom (4)) 2. Dari Rincian 602.c.1, jumlah ternak yang digunakan sebagai pejantan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret SOUT2017STU.PCS

79 BLOK VII ONGKOS/BIAYA PRODUKSI USAHA TERNAK TERPILIH Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan struktur ongkos produksi usaha ternak terpilih. Rincian 701: Jumlah dan nilai pakan ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Pengeluaran pakan ternak adalah pengeluaran untuk pakan ternak yang benarbenar telah digunakan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, sehingga untuk pakan yang telah dibeli tetapi belum digunakan tidak dimasukan sebagai pengeluaran pakan. Pakan ternak dibedakan berdasarkan cara memperolehnya yaitu pembelian dan bukan pembelian. Pakan ternak bukan pembelian adalah pakan ternak yang diperoleh dari pihak lain secara cumacuma (misalnya dari pemberian orang lain) atau pakan yang dicari sendiri oleh peternak tanpa harus membeli. Jika pakan diperoleh dari bukan pembelian maka nilainya diperkirakan seolaholah membeli berdasarkan harga di wilayah tersebut Ternak yang mencari makan sendiri di padang rumput dan tempat lainnya atau unggas yang mencari makan sendiri di ladang/sawah dan sebagainya, maka penggunaan pakannya dianggap tidak ada. Rincian 701.a : Khusus pakan unggas Isikan banyaknya pakan yang digunakan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2) dan banyaknya pakan yang bukan dari pembelian pada kolom (4), serta nilai pakan yang diperoleh dari pembelian pada kolom (3) dan nilai pakan bukan pembelian pada kolom (5) menurut jenis pakan unggas. Jika ada jenis pakan yang digunakan selain R701.a.1 R701.a.11, maka tuliskan nama pakan yang digunakan pada R701.a.12 kolom (1) dan jumlah pakan dari pembelian pada kolom (2), pakan bukan pembelian pada kolom (4) serta nilai pembelian pakan pada kolom (3) dan nilai perkiraan pakan bukan pembelian pada kolom (5). Complete feed, atau biasa disebut sebagai ransum merupakan jenis pakan yang dapat diberikan langsung (tidak perlu dicampur dengan bahan makanan lain dalam penggunaannya). Complete feed terdiri dari: 1. Complete feed untuk ayam ras petelur : Petelur stater diberi saat usia ayam 0 8 minggu Petelur grower diberikan saat usia ayam 9 20 minggu Petelur layer diberikan saat usia minggu 2. Complete feed untuk ayam ras pedaging Broiler starter diberikan saat usia ayam 0 4 minggu Broiler finisher diberikan saat usia ayam 5 8 minggu SOUT2017STU.PCS 71

80 Konsentrat adalah pakan unggas kemasan buatan pabrik yang dalam penggunaannya harus dicampur dengan dedak atau jagung, contoh: pellet, dll. Dedak/bekatul merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi menjadi beras. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada proses penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua. Bungkil adalah limbah atau ampas dari pengolahan yang diambil minyaknya yang kemudian dikeringkan. Bungkil bisa dari kelapa, jagung, atau kedelai. Bila peternak membuat pakan ternak sendiri menjadi konsentrat seperti buatan pabrik maka bahanbahan pembuatan konsentrat tersebut harus dimasukkan dan dirinci sesuai yang ada pada rincian 701.a. Rincian 701.a.13: Jumlah Isikan jumlah nilai pengeluaran untuk pakan unggas selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3) dan nilai perkiraan dari bukan pembelian pada kolom (5). Isian rincian 701.a.13 = (R701.a.1 + R701.a.2 + R701.a.3 + R701.a a.12.a a.12.b) Rincian 701.b: Khusus pakan ternak besar/kecil (sapi potong/sapi perah/kerbau/kambing/domba/babi) atau kelinci potong Isikan banyaknya pakan yang digunakan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2) dan banyaknya pakan yang bukan dari pembelian pada kolom (4) serta nilai pembelian pakan pada kolom (3) dan nilai perkiraan jika berasal dari bukan pembelian pada kolom (5) menurut jenis pakan. Hijauan (rumput, tanaman jagung dll) adalah tanaman yang diberikan langsung kepada ternak tanpa melalui proses terlebih dahulu seperti rumput gajah, rumput benggala, setaria, tanaman jagung yang khusus untuk pakan ternak, polongpolongan, dll. Pakan buatan pabrik/konsentrat adalah makanan jadi yang dibuat oleh pabrik untuk ternak misalnya starter swine, finisher swine dan concentrate swine. Limbah rumah tangga/pasar/restoran adalah sampah rumah tangga yang masih dapat digunakan sebagai pakan ternak, misalnya sisa sayur atau buah dan sisa makanan. Limbah pertanian/sisa hasil panen (jerami, dll) adalah sisasisa hasil pertanian yang dapat dimakan ternak, seperti jerami padi, sisa tanaman jagung, sisa tanaman kacang tanah, sisa tanaman kacang kedelai, daun singkong, daun ubi jalar, pucuk tebu, dll. Ampas tahu adalah limbah padat yang diperoleh dari proses pengolahan tahu dari kedelai. Onggokan adalah sisa giling tapioka yang berasal dari singkong atau ubi kayu, yang dapat sebagai tambahan pakan ternak sapi, babi, atau ternakternak yang lain yang mulai kesusahan mencari hijuauan pakan terutama di musim kemarau. 72 SOUT2017STU.PCS

81 Molase adalah cairan dari hasil sampingan yang didapatkan dari pengolahan gula melalui proses kristalisasi berulang. Cairan ini dapat dipakai sebagai campuran pakan konsentrat. Polar adalah hasil sampingan pembuatan tepung terigu yang juga dapat sebagai bahan campuran pakan ternak. Pakan lainnya adalah pakan ternak selain di atas misalnya beras, jagung, bijibijian dan umbiumbian. Rincian 701.b.8: Jumlah Isikan jumlah nilai pengeluaran untuk pakan ternak besar/kecil atau kelinci potong selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3) dan nilai perkiraan dari bukan pembelian pada kolom (5). Isian rincian 701.b.8 = (R701.b.1 + R701.b.2 + R701.b.3 + R701.b b.7.a b.7.b) Rincian 702: Pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan ternak dan inseminasi buatan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Rincian 702.a: Vaksin Jenis vaksin yang digunakan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 sudah dicantumkan pada kolom (1), jika masih ada jenis vaksin yang belum tercantum maka tuliskan pada Rincian 702.a.12. Isikan kode satuan vaksin pada kolom (2), jumlah vaksin yang diberikan dari pembelian pada kolom (3) dan yang diberikan bukan dari pembelian pada kolom (5), serta nilai vaksin pembelian dalam ribuan rupiah pada kolom (4) dan nilai perkiraan vaksin bukan pembelian pada kolom (6). Rincian 702.b : Obat Jenis obat yang digunakan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 sudah dicantumkan pada kolom (1), jika masih ada jenis obat yang belum tercantum maka tuliskan pada Rincian 702.b.7. Isikan kode satuan obat pada kolom (2), jumlah obat yang diberikan yang berasal dari pembelian pada kolom (3) dan yang diberikan bukan dari pembelian pada kolom (5), serta nilai obatobatan pembelian dalam ribuan rupiah pembelian pada kolom (4) dan nilai perkiraan obatobatan bukan pembelian pada kolom (6). Rincian 702.c: Vitamin Tuliskan nama vitamin yang diberikan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (1), isikan kode satuan vitamin pada kolom (2), jumlah vitamin yang diberikan yang berasal dari pembelian pada kolom (3) dan yang diberikan bukan dari pembelian pada kolom (5), serta nilai vitamin pembelian dalam ribuan rupiah pada kolom (4) dan nilai perkiraan vitamin bukan pembelian pada kolom (6). SOUT2017STU.PCS 73

82 Rincian 702.d: Inseminasi buatan Isikan jumlah dosis IB yang diberikan yang berasal dari pembelian pada kolom (3) dan yang diberikan bukan dari pembelian pada kolom (5), serta nilai pembelian IB dalam ribuan rupiah pada kolom (4) dan nilai perkiraan IB bukan pembelian pada kolom (6). Rincian 702.e: Desinfektan Isikan kode satuan desinfektan yang diberikan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), jumlah desinfektan yang diberikan yang berasal dari pembelian pada kolom (3) dan yang diberikan bukan dari pembelian pada kolom (5), serta nilai pembelian desinfektan dalam ribuan rupiah pada kolom (4) dan perkiraan desinfektan bukan pembelian pada kolom (6). Desinfektan adalah bahan yang digunakan untuk sanitasi sarana usaha peternakan seperti kandang dan sekitarnya, peralatan, dan sarana lainnya. Rincian 702.f : Pemeliharaan kesehatan ternak Tuliskan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan kesehatan ternak dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (4) dan isikan perkiraan biaya jika pemeliharaan kesehatan ternak tidak membayar (gratis) pada kolom (6). Pemeliharaan kesehatan ternak yang dituliskan pada rincian 702.f kolom (4) dan (6) merupakan pemeliharaan kesehatan ternak yang tidak dapat dirinci, seperti obat, vitamin, vaksin, dan biaya dokter dibayar sekaligus dalam satu paket. Jenis obat ternak yang sering dijumpai pada peternak: 1. Vaksin a. Vaksin unggas; contoh : Marek, ND kill, IBD, ND Lasota, Fowl fox, ILT, Coryza, dll b. Vaksin ternak besar/vaksin ternak kecil; contoh : Anthravax, anthravet, Brucella abortus RB51, Brucivet, dll. c. Serum d. Diagnostik. e. Pelarut Vaksin 2. ObatObatan a. Anastesik/Obat bius; contoh: Ketamine, Zoletil, dll b. Antiseptik; contoh: Antisep, Biocid, Destan, Formades, Fumisid, dll. c. Antibiotik; contoh: gentamycin d. Anti fungi/anti jamur e. Anti protozoa/parasit darah; contoh: Antikoksi, coccin, coccivit, decoxy, diacox, dll. f. Antelmintik/Obat cacing; contoh: Ascarex, Ascarin, Carisid, dovenix, efficazol, dll. g. Ektoparasit/obat kutu; contoh: Ecofleece, Frontline spot on, ivermectin, surpizin, dll. h. Diuretika/pelancar kencing; contoh: Nephryl, prosretic, dll i. Kardiovaskuler/obat jantung. j. Anti diare; contoh: Pil mangsur, OTC C. k. Obat kembung; contoh: Anti Bloat, 74 SOUT2017STU.PCS

83 l. Anti defisiensi vitamin dan mineral; contoh: Aminovit, Bsanplex, calcidex, duphafral, ferrovet, injectamin, dll. m. Analgesik, anti piretik dan anti inflamasi; contoh: Dexadreson, novaldon, rimadyl, sulpidon, dll. n. Hormon reproduksi; contoh: chorulon. Enzaprost, improoestradiol. o. Hormon non reproduksi: sanabolicum. p. Obat yang bekerja secara lokal (mata, telinga, mulut, kuku, ambing, kulit, dan mukosa); contoh: CIL 3. Vitamin a. Feed additive: albac 100, bayonox, chipox, rhodex, stafac, zinc bacitrasin. b. Feed supplement: vitamin dan mineral. 4. Desinfektan Contoh : Kresol, fenol organic, amonium kuarterner, klorin, CAO, NaOH, dll. Rincian 702.g: Lainnya (.. ) Tuliskan nama bahan kimia lain (seperti: jamu) yang diberikan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (1), dan nilai pembelian bahan kimia lain pada kolom (4) dan perkiraan bahan lain bukan pembelian pada kolom (6). Rincian 702.h: Jumlah Isikan jumlah nilai pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan ternak dan inseminasi buatan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (4) dan nilai perkiraan dari bukan pembelian pada kolom (6). Isian Rincian 702.h = (R702.a.1 + R702.a.2 + R702.a.3+ R702.a c c.2+ R702.d+ R702.e+ R702.f+ R702.g) Rincian 703: Jumlah dan nilai upah pekerja selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Rincian 703.a.: Pekerja tetap Isikan jumlah pekerja tetap yang dibayar lakilaki pada kolom (2) dan perempuan pada kolom (3), serta nilai upah pekerja tetap lakilaki pada kolom (4) dan nilai upah pekerja tetap perempuan pada kolom (5). Pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja dengan menerima upah/gaji secara tetap baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan dan biasanya apabila diberhentikan akan mendapat pesangon. Rincian 703.b.: Pekerja tidak tetap Isikan jumlah pekerja tidak tetap lakilaki pada kolom (2) dan perempuan pada kolom (3), serta nilai upah pekerja tidak tetap lakilaki pada kolom (4) dan nilai upah pekerja tidak tetap perempuan pada kolom (5). SOUT2017STU.PCS 75

84 Pekerja tidak tetap adalah pekerja yang bekerja dengan menerima upah/gaji berdasarkan pada banyaknya waktu kerja dan volume pekerjaan yang dikerjakan. Rincian 703.c.: Pekerja tidak dibayar (termasuk pengusaha, upah diperkirakan) Isikan jumlah pekerja tidak dibayar lakilaki pada kolom (2) dan perempuan pada kolom (3), serta perkiraan nilai upah pekerja tidak dibayar lakilaki pada kolom (4) dan perkiraan nilai upah pekerja tidak dibayar perempuan pada kolom (5) Upah pekerja atau upah buruh/karyawan adalah semua pembayaran yang dikeluarkan baik berupa uang maupun barang untuk pekerja yang dibayar. Upah berupa barang dinilai berdasarkan harga setempat yang berlaku pada saat dibayarkan. Pekerja meliputi: 1. Buruh/karyawan/pegawai atau pekerja dibayar adalah kepala rumah tangga/anggota rumah tangga yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. 2. Pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar adalah anggota rumah tangga yang bekerja membantu kepala rumah tangga/anggota rumah tangga lain/orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang. Termasuk pekerja tidak dibayar adalah: a. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, misalnya isteri/suami dan anak. b. Bukan sebagai anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, misalnya keponakan atau mertua. c. Bukan sebagai anggota rumah tangga dan bukan keluarga orang yang dibantunya. Peternak dimasukkan sebagai pekerja tidak dibayar Rincian 703.d: Jumlah Isikan total jumlah pekerja dan nilai upahnya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada masingmasing kolom. Isian Rincian 703.d = (R703.a + R703.b + R703.c) Contoh Kasus: Pak Ali mempunyai usaha sapi potong, di mana ternak tersebut merupakan ternak terpilih. Dalam mengusahakan sapi potong, Pak Ali mempunyai tenaga kerja yang dibayar lakilaki sebanyak 4 orang dengan upah per orang/bulan sebesar Rp ,, sesuai ratarata upah di daerah tersebut. Selain itu dia juga mempunyai usaha ayam 76 SOUT2017STU.PCS

85 petelur dengan pekerja yang dibayar lakilaki sebanyak 3 orang dengan upah yang sama. Pengisian daftar SOUT2017STU.S blok VII Rincician 703 adalah sebagai berikut : 703. Jumlah dan nilai upah pekerja selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 a. Pekerja tetap b. Pekerja tidak tetap c. Uraian Pekerja tidak dibayar (termasuk pengusaha, upah diperkirakan) Jumlah Pekerja (Orang) Lakilaki Perempuan Lakilaki (1) (2) (3) (4) d. Jumlah Nilai Upah (000 Rp) Perempuan (5) Rincian 704: Pengeluaran bahan bakar, listrik, dan air selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Pengeluaran bahan bakar, listrik, dan air adalah pengeluaran atas penggunaan bahan bakar dan pelumas, listrik serta air yang digunakan untuk usaha peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 704.a: Bensin Isikan pemakaian bensin dalam satuan liter selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 yang dibeli pada Kolom (3) dan yang bukan dari pembelian pada Kolom (5), serta nilai pemakaian bensin dalam ribuan rupiah untuk pembelian pada Kolom (4) dan nilai perkiraan bensin bukan pembelian pada Kolom (6). Rincian 704.b: Solar Isikan pemakaian solar dalam satuan liter selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 yang dibeli pada Kolom (3) dan yang bukan dari pembelian pada Kolom (5), serta nilai pemakaian solar dalam ribuan rupiah untuk pembelian pada Kolom (4) dan nilai perkiraan solar bukan pembelian pada Kolom (6). Rincian 704.c: Minyak tanah Isikan pemakaian minyak tanah dalam satuan liter selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 yang dibeli pada Kolom (3) dan yang bukan dari pembelian pada Kolom (5), serta nilai pemakaian minyak tanah dalam ribuan rupiah untuk pembelian pada Kolom (4) dan nilai perkiraan minyak tanah bukan pembelian pada Kolom (6). Rincian 704.d: LPG/gas Isikan pemakaian LPG/gas dalam satuan kilogram selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 yang dibeli pada Kolom (3) dan yang bukan dari pembelian pada Kolom (5), SOUT2017STU.PCS 77

86 serta nilai pemakaian LPG/gas dalam ribuan rupiah untuk pembelian pada Kolom (4) dan nilai perkiraan LPG/gas bukan pembelian pada Kolom (6). Rincian 704.e: Pelumas Isikan pemakaian pelumas dalam satuan liter selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 yang dibeli pada Kolom (3) dan yang bukan dari pembelian pada Kolom (5), serta nilai pemakaian pelumas dalam ribuan rupiah untuk pembelian pada Kolom (4) dan nilai perkiraan pelumas bukan pembelian pada Kolom (6). Rincian 704.f: Bahan bakar lain (kayu, dll) Isikan nilai pemakaian bahan bakar lain selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada Kolom (4) dan isikan nilai perkiraan bahan bakar lain bukan pembelian pada Kolom (6). Rincian 704.g: Listrik Isikan nilai pemakaian listrik, baik yang dibeli dari PLN maupun nonpln dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada Kolom (4) dan isikan nilai perkiraan listrik bukan pembelian pada Kolom (6). Jika listrik yang digunakan adalah listrik yang dibangkitkan sendiri dengan menggunakan generator, cukup isikan jumlah nilai bahan bakar untuk generator tersebut sesuai jenis bahan bakar yang digunakan. Rincian 704.h: Air Isikan nilai pemakaian air yang dibeli baik dari PAM maupun nonpam dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada Kolom (4). Isikan pula nilai perkiraan pemakaian air bukan pembelian pada Kolom (6). Rincian 704.i: Jumlah Isikan jumlah nilai pemakaian bahan bakar, listrik dan air yang dibeli dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (4) dan nilai perkiraan dari bukan pembelian pada kolom (6). Isian Rincian 704.i = (R.704.a + R.704.b + R.704.c + R.704.d + R.704.e + R.704.f + R.704.g + R.704.h) Rincian 705 : Nilai pengeluaran lainnya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Isikan nilai pengeluaran lain yang riil untuk usaha peternakan terpilih pada Kolom (2) dan perkiraan nilai pengeluaran lain pada Kolom (3), sesuai dengan jenis pengeluaran di kolom (1). Rincian 705.a: Ongkos dan suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/ perbaikan kecil barang modal. Tuliskan nilai pengeluaran riil ongkos dan suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 78 SOUT2017STU.PCS

87 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan untuk ongkos dan suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal yang tidak mengeluarkan biaya dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Rincian 705.b: Sewa lahan Tuliskan nilai pengeluaran riil sewa lahan yang digunakan dalam ribuan rupiah selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan sewa lahan yang tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Rincian 705.c: Sewa kandang, bangunan, mesin, dan alatalat Tuliskan nilai pengeluaran riil sewa kandang, bangunan, mesin, dan alatalat yang digunakan untuk usaha peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan sewa kandang, bangunan, mesin dan alatalat yang digunakan untuk usaha peternakan terpilih yang tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Rincian 705.d: Pajak tidak langsung (Pajak Bumi Bangunan, Pajak Kendaraan Bermotor, dll) Tuliskan nilai pengeluaran riil pajak tidak langsung seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk usaha peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan pajak tidak langsung untuk usaha peternakan terpilih yang tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Rincian 705.e: Jasa peternakan lainnya (kesehatan, pemacekan, dll) Tuliskan nilai pengeluaran riil jasa peternakan yang diterima dari pihak lain selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan jasa peternakan yang diterima dari pihak lain yang tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Jasa peternakan meliputi jasa pemeliharaan, jasa pelayanan kesehatan ternak, jasa pemacekan ternak, jasa penetasan telur serta jasa peternakan lainnya. Rincian 705.f: Retribusi dan pungutan lain Tuliskan nilai pengeluaran untuk membayar retribusi dan pungutanpungutan lain selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan retribusi serta pungutanpungutan lain yang tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Rincian 705.g: Bunga atas pinjaman Tuliskan nilai pengeluaran untuk membayar bunga atas pinjaman atau kredit kepada pihak lain selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2). SOUT2017STU.PCS 79

88 Rincian 705.h: Biaya transpor/pengangkutan hasil Tuliskan nilai pengeluaran untuk membayar transport/pengangkutan hasil usaha peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan transport/pengangkutan hasil usaha peternakan terpilih yang tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Rincian 705.i: Penyusutan barang modal Tuliskan nilai penyusutan terhadap barang modal yang digunakan untuk usaha peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2). Penyusutan barang modal adalah pengurangan nilai pembelian atau nilai fisik suatu barang modal yang digunakan dalam proses produksi selama referensi waktu survei. Barang modal adalah barangbarang yang pada umumnya mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih dan digunakan sebagai sarana/alat untuk berproduksi, dan harganya relative mahal. Contoh barang modal antara lain bangunan, kendaraan, mesin dan alat peternakan. Khusus untuk alat peternakan seperti arit, parang, ember, dan lain sebagainya, walaupun umur penggunaannya lebih dari satu tahun dianggap bukan barang modal. Pendekatan untuk penghitungan nilai penyusutan barang modal adalah dengan cara menghitung nilai harga perolehan barang modal dibagi dengan perkiraan jangka waktu optimal (sampai tidak dapat lagi digunakan untuk proses produksi) penggunaan barang modal tersebut. Penyusutan = penjumlahan {[R. 505 Kolom (4) / R. 505 Kolom (5) R. 505 Kolom (2)] untuk semua rincian (R. 505.a s.d. R. 505.n)} + [R. 505.o.1 Kolom (4)/ R. 505.o.1 Kolom (2) x (R. 505.o.2 / 100)] Contoh penghitungan penyusutan barang modal: Harga pembelian mesin giling pakan (hammer mill) baru sebesar Rp ,. Jangka waktu optimal penggunaanya adalah 25 tahun. Dengan demikian, nilai penyusutan satu tahun dari mesin giling pakan tersebut adalah Rp /25 tahun = Rp , Rincian 705.j : Pengeluaran lainnya (jasa pemasaran/blantik, pembelian telur tetas, dll) Tuliskan nilai pengeluaran riil yang digunakan selain pengeluaran yang telah disebutkan di atas, misalnya jasa pemasaran/blantik, pembelian telur tetas untuk usaha peternakan terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), dan nilai perkiraan dari pengeluaran selain yang telah disebutkan di atas, misalnya jasa pemasaran/blantik, pembelian telur tetas, dsb yang tidak mengeluarkan biaya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3). Termasuk juga dicatat pada rincian ini adalah pembelian alat pendukung pemeliharaan usaha ternak seperti pembelian alatalat kebersihan kandang, sabit untuk mencari rumput, tali untuk mengikat ternak, dan lainlain. 80 SOUT2017STU.PCS

89 Rincian 705.k: Jumlah Isian rincian 705.k ini diperoleh dari: R.705.k = (R.705.a + R.705.b + R.705.c + R.705.d + R.705.e + R.705.f + R.705.g + R.705.h + R.705.i + R.705.j) Contoh Kasus: Dalam kasus pak Ali diatas, setiap bulannya pak Ali mengeluarkan biaya bensin sebesar Rp ,, dan yang Rp , untuk kendaraan pribadinya sisanya, dimana harga bensin per liternya Rp 7.000, Sedangkan lahan yang digunakan untuk usahanya merupakan lahan yang disewa dengan harga Rp , yang disewa selama 5 tahun, mulai awal April Pengisian daftar SOUT2017STU.S Blok VII Rincian 704.a dan Rincian 705.b adalah sebagai berikut : VII. ONGKOS/BIAYA PRODUKSI USAHA TERNAK TERPILIH (LANJUTAN) 704. Pengeluaran bahan bakar, listrik, dan air selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Uraian (1) Kode Satuan (2) Jumlah (3) Pembelian Nilai (000 Rp) (4) Jumlah (5) Bukan Pembelian Nilai Perkiraan (000 Rp) (6) a. Bensin b. Solar liter liter Nilai pengeluaran lainnya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Uraian (1) Nilai (000 Rp) Nilai Perkiraan(000 Rp) (2) (3) a. Ongkos dan suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal b. Sewa lahan c. Sewa kandang, bangunan, mesin, dan alatalat BLOK VIII PRODUKSI USAHA TERNAK TERPILIH Blok ini bertujuan untuk menghitung nilai produksi ternak terpilih yang diusahakan rumah tangga selama setahun. Nilai produksi ternak yang dicatat meliputi (1) Nilai ternak yang dijual, (2) Nilai produksi hasil penggemukan ternak, (3) Nilai produksi susu atau telur, dan (4) Nilai produksi lainnya (kotoran ternak, kulit, jasa peternakan, dsb). Rincian 801: Produktivitas ayam ras petelur/ayam kampung petelur/itik petelur selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 Rincian 801 ini terisi jika jenis ternak terpilih adalah ayam ras petelur/ayam kampung petelur/itik petelur (Rincian 502.e ada isian). SOUT2017STU.PCS 81

90 Rincian 801.a: Ratarata jumlah betina produktif per hari Isikan ratarata jumlah betina produktif per hari selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 ke dalam kotak yang tersedia. Ayam/itik betina produktif adalah ayam/itik betina yang masih aktif berproduksi dan secara ekonomis masih menguntungkan. Rincian 801.b: Ratarata produksi telur per hari Isikan ratarata jumlah produksi telur per hari dan isikan pula kode satuannya, kode 1 untuk satuan butir dan kode 2 untuk satuan kg. Rincian 801.c: Ratarata banyaknya telur per kg Isikan ratarata banyaknya telur per kg dalam satuan butir pada kotak yang tersedia. Rincian 801.d: Jumlah telur yang ditetaskan untuk menghasilkan DOC/DOD selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 Isikan jumlah telur yang ditetaskan (produksi sendiri) yang khusus untuk menghasilkan DOC/DOD (Day Old Chick/Day Old Duck) selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 pada kotak yang tersedia. Rincian 801.e: Ratarata persentase keberhasilan penetasan Isikan ratarata persentase keberhasilan penetasan selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 dalam satuan persen pada kotak yang tersedia. Rincian 801.f: Ratarata lama produksi telur Isikan ratarata lama produksi telur selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 dalam satuan hari pada kotak yang disediakan. Rincian 801.g: Ratarata lama periode rontok bulu Isikan ratarata lama periode rontok bulu dalam satuan hari pada kotak yang disediakan. Rincian 801.h: Ratarata harga telur per butir atau per kg Isikan ratarata harga telur per butir atau per kg dalam satuan rupiah dan isikan pula kode satuannya, kode 1 untuk satuan butir dan kode 2 untuk satuan kg. Rincian 801.i: Ratarata harga DOC/DOD per ekor Isikan ratarata harga DOC/DOD per ekor dalam satuan rupiah pada kotak yang tersedia. Rincian 802: Produktivitas sapi perah selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 Rincian 802 ini terisi jika jenis ternak terpilih adalah sapi perah (Rincian 502.e ada isian). Rincian 802.a: Ratarata jumlah sapi perah betina produktif per hari Isikan ratarata jumlah sapi perah betina produktif per hari ke dalam kotak yang tersedia. 82 SOUT2017STU.PCS

91 Ternak betina produktif adalah ternak betina yang organ reproduksinya masih berfungsi secara normal dan dapat beranak. Biasanya untuk kategori ternak besar adalah ternak yang melahirkan kurang dari 5 (lima) kali atau berumur dibawah 8 (delapan) tahun. Rincian 802.b: Ratarata produksi susu sapi perah per ekor per hari Isikan ratarata jumlah produksi susu sapi perah per ekor per hari dalam satuan liter pada kotak yang tersedia. Rincian 802.c: Ratarata lama periode produksi susu per ekor Isikan ratarata lama produksi susu per ekor dalam satuan hari pada kotak yang disediakan. Rincian 802.d: Ratarata lama periode kering per ekor Isikan ratarata lama periode kering per ekor dalam satuan hari pada kotak yang disediakan. Periode kering/rontok bulu adalah periode ternak sedang tidak berproduksi, dimana sebelumnya ternak pernah berproduksi dan masih akan berproduksi lagi. Istilah periode kering biasanya digunakan pada sapi perah, dan rontok bulu biasanya digunakan pada unggas. Rincian 802.e: Ratarata harga susu per liter Isikan ratarata harga susu per liter dalam satuan rupiah Rincian 803: Jumlah dan nilai mutasi ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 (kecuali ayam ras pedaging/itik pedaging/ayam kampung pedaging) Rincian ini bertujuan untuk memperoleh nilai pertambahan bobot ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Isikan mutasi ternak terpilih sesuai dengan rincian (803.a sampai dengan 803.e dan rincian 803.g sampai dengan 803.j, baik dalam jumlah (kolom (2)) maupun dalam nilai (kolom (3)). Ayam ras pedaging, itik pedaging, dan ayam kampung pedaging tidak perlu ditanyakan pada rincian ini. Rincian 803.a: Jumlah ternak pada 1 April 2017 (R. 501.d) Isikan jumlah ternak yang dikuasai pada 1 April 2017 pada kolom (2) dan nilainya dalam ribuan rupiah pada kolom (3). Nilai yang dimaksud adalah taksiran harga jual ternak pada kondisi 1 April Harap berhatihati dalam mengisi rincian mutasi ini karena kesalahan dalam menaksir nilai harga ternak pada kolom nilai (kolom (3)) akan berakibat fatal pada perhitungan nilai produksi penggemukan ternak pada rincian 801.l SOUT2017STU.PCS 83

92 Rincian 803.b: Penjualan Jika rumah tangga melakukan penjualan ternak selama periode setahun yang lalu, isikan jumlah ternak yang dijual pada kolom (2) dan nilainya dalam ribuan rupiah pada kolom (3). Nilai yang dimaksud adalah harga jual ternak pada saat transaksi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 803.c: Pemotongan Jika rumah tangga melakukan pemotongan ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 isikan jumlah ternak yang dipotong pada kolom (2) dan nilai saat pemotongan dalam ribuan rupiah pada kolom (3). Dipotong adalah pemotongan ternak baik untuk tujuan dikonsumsi sendiri maupun dijual sebagian atau seluruhnya. Rincian 803.d: Kematian Isikan jumlah ternak yang mati selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2) dan nilainya dalam ribuan rupiah pada kolom (3). Kematian yang dimaksud dalam kategori adalah kematian ternak karena sakit atau kecelakaan seperti tertabrak kendaraan, terbenam, dimakan binatang buas. Mati karena dipotong/disembelih tidak termasuk dalam kategori mati, tetapi termasuk kategori pemotongan. Nilai ternak yang mati yang dicatat hanya untuk ternak yang masih mempunyai nilai jual. Untuk ternak yang mati tetapi tidak mempunyai nilai jual, isikan angka 0 pada kolom nilai (kolom (3)) Rincian 803.e: Pengurangan lain Isikan jumlah ternak akibat pengurangan lain di kolom (2) dan taksiran nilainya dalam ribuan rupiah di kolom (3). Pengurangan lain adalah pengurangan ternak yang disebabkan oleh: 1. Ternak yang diberikan kepada pihak lain sebagai bantuan, hibah atau bagi hasil. 2. Penyerahan kembali ternak yang dibagihasilkan kepada pemilik. 3. Hilang karena dicuri atau sebab lain. 4. Berkurban saat Hari Raya Idul Adha. Rincian 803.f: Jumlah (a + b + c + d + e) Isikan penjumlahan rincian 803.a s.d. 803.e pada kolom (2) dan nilai dalam ribuan rupiah pada kolom (3) Rincian 803.g: Pembelian Jika rumah tangga melakukan pembelian ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 maka isikan jumlah ternak yang dibeli pada kolom (2) dan nilainya dalam 84 SOUT2017STU.PCS

93 ribuan rupiah pada kolom (3). Nilai yang dimaksud adalah harga pembelian ternak pada saat transaksi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Rincian 803.h: Kelahiran/penetasan Isikan jumlah ternak yang dilahirkan/ditetaskan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom jumlah (kolom (2)). Kelahiran/penetasan adalah lahir/menetas hidup, yaitu ternak yang dilahirkan/ditetaskan hidup selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 dan pada waktu dilahirkan/ditetaskan menunjukkan tandatanda kehidupan antara lain: jantung berdenyut, bernafas, dan bergerak. Kelahiran tetap dicatat, walaupun pada 1 April 2017 anak maupun induknya sudah tidak ada lagi (karena dijual, dipotong, dll). Rincian 803.i: Penambahan lain Isikan jumlah ternak yang diperoleh dari penambahan lain pada kolom (2) dan taksiran nilainya dalam ribuan rupiah pada kolom (3). Penambahan lain adalah penambahan ternak yang diterima dari pihak lain selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, misalnya: 1. Ternak yang diterima dari pihak lain sebagai bantuan, hibah, bagi hasil (digaduhkan). 2. Penerimaan dari pengembalian ternak bagi hasil. Rincian 803.j: Jumlah ternak 1 April 2016 (Kolom (2) = Rincian fghi, Kolom (3) = nilai ternak pada saat 1 April 2016) Isikan jumlah ternak yang dikuasai pada tanggal 1 April 2016 yang lalu pada kolom (2) dan nilainya dalam ribuan rupiah pada kolom (3). Jumlah ternak kondisi 1 April 2016 (rincian 801.j kolom (2)) bisa diperoleh dari perhitungan rumus sebagai berikut: R 803.j kolom (2) = R(803.f 803.g 803.h 803.i) kolom (2) Rumus ini tidak berlaku untuk rincian 803.j kolom (3). Sementara itu, nilai yang dimaksud adalah taksiran harga ternak pada pada 1 April 2016, sehingga nilai yang diisikan untuk pada kolom (3) untuk rincian ini adalah nilai taksiran harga ternak pada kondisi 1 April 2016 yang lalu. Dalam mengisi taksiran nilai ternak pada kolom (3) petugas hendaknya bukan hanya melihat jumlah ternak yang diusahakan di kolom (2) tetapi juga harus memperhatikan komposisi ternaknya (anak/muda/dewasa) sehingga taksiran nilai ternak yang diisikan di kolom 3 benar/akurat. Rincian 803.k: Jumlah (g+i+j) Isikan penjumlahan rincian 901.g s.d 901.j pada kolom (3) dengan rumus R 803.k kolom (3) = R ( 803.g i j ) kolom (3). SOUT2017STU.PCS 85

94 Rincian 803.l: Nilai pertambahan bobot ternak (fk) Isian rincian 803.l kolom (3) adalah hasil perhitungan rincian (803.f 803.k) kolom (3). Nilai pertambahan bobot ternak yang dimaksud disini adalah nilai produksi sebagai akibat pertambahan bobot/penggemukan ternak dan atau pertambahan kelahiran ternak selama setahun. Contoh Kasus: Pak Andio bersama anaknya mengusahakan domba garut dan kambing boer di belakang rumahnya yang pada kondisi 1 April 2017 masingmasing memelihara sebanyak 20 ekor. Dari 20 ekor domba tersebut, 5 ekor domba merupakan domba yang baru dilahirkan pada bulan Desember 2016 lalu. Harga taksiran 5 anak domba tsb pada tanggal 1 April 2017 sekitar 7,5 juta sedangkan sisanya adalah domba dewasa dengan taksiran nilainya sebesar 63,5 juta. Pada awal bulan Januari lalu, Pak Andio pernah menjual dombanya sebanyak 4 ekor dengan harga 16 juta dan pada saat Idul Adha lalu Pak Andio turut berkurban sebanyak 3 ekor domba dengan taksiran harga sebesar 15 juta. Taksiran nilai dari seluruh ternak yang dipelihara pada kondisi 1 April 2016 adalah sebesar 66 juta rupiah. Jika rumah tangga Pak Andio terkena sampel SOUT2017STU.S untuk ternak domba, maka pengisian rincian mutasi ternak Blok VIII Rincian 803 adalah sebagai berikut Jumlah dan nilai mutasi ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 (kecuali ayam ras pedaging, itik p dan ayam kampung pedaging) Uraian Jumlah Nilai (000 Rp) (1) (2) (3) a. Jumlah ternak pada 1 April 2017 b. Penjualan c. Pemotongan d. Kematian e. Pengurangan lain f. Jumlah (a + b + c + d + e) g. Pembelian h. Kelahiran/penetasan 5 i. Penambahan lain j. Jumlah ternak pada 1 April 2016 (untuk kolom (2) isikan f g h i, sedangkan untuk kolom (3) diisikan nilai k. Jumlah (g + i + j) l. Nilai pertambahan bobot ternak (f k) SOUT2017STU.PCS

95 Rincian 804: Keterangan ayam ras pedaging/ayam kampung pedaging/itik pedaging yang dikuasai selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Isikan periode siklus/bulan usaha (bulan pembelian DOC/DOD (Day Old Chick/Day Old Duck) sampai penjualan) pada kolom (1), lama siklus pada kolom (2), jumlah pembelian DOC/DOD pada kolom (3), nilai pembelian DOC/DOD pada siklus tersebut pada kolom (4), jumlah penambahan lain (selain pembelian DOC/DOD) pada kolom (5), jumlah yang mati selama proses penggemukan pada kolom (6), jumlah pemotongan dan pengurangan lain (selain kematian) pada kolom (7), jumlah yang dijual pada kolom (8) dan bobotnya pada kolom (9), dan ratarata harga per kg pada kolom (10). Rincian 804 ini terisi jika jenis ternak terpilih adalah ayam ras pedaging/ayam kampung pedaging/itik pedaging (Rincian 502.b ada isian). Siklus yang dituliskan pada baris pertama adalah siklus terakhir pada periode pencacahan. Siklus yang dituliskan pada baris kedua adalah siklus sebelum siklus baris pertama. Siklus yang dituliskan pada baris ketiga adalah siklus sebelum siklus baris kedua, dst. Siklus ayam ras pedaging/ayam kampung pedaging/itik pedaging adalah rentang waktu yang dimulai dari saat DOC/DOD dibeli, kemudian dipelihara/digemukkan, sampai akhirnya dijual. Penjualan yang dimaksud adalah penjualan ayam ras pedaging/ayam kampung pedaging/itik pedaging dalam keadaan masih hidup. Penjualan pada Kolom (8) dan (9) harus terisi keduanya. Isian pada baris jumlah pada Rincian 804 adalah penjumlahan untuk setiap kolom pada Kolom (3) s.d. Kolom (9). Rincian 805: Jika Rincian 803.d (kematian) dan/atau Rincian 804 Kolom (6) (kematian) ada isian, jumlah ternak yang mati menurut penyebab kematian dan kategori umur Khusus untuk ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik manila yang diisikan hanya pada Rincian jumlahnya saja (Rincian 805.d). Rincian 805.a: Anak Isikan jumlah ternak anak yang mati karena penyakit pada kolom (2), karena bencana alam pada kolom (3), karena dimusnahkan pada kolom (4), dan lainnya pada kolom (5). Rincian 805.b: Muda Isikan jumlah ternak muda yang mati karena penyakit pada kolom (2), karena bencana alam pada kolom (3), karena dimusnahkan pada kolom (4), dan lainnya pada kolom (5). SOUT2017STU.PCS 87

96 Rincian 805.c: Dewasa Isikan jumlah ternak dewasa yang mati karena penyakit pada kolom (2), karena bencana alam pada kolom (3), karena dimusnahkan pada kolom (4), dan lainnya pada kolom (5). Rincian 805.d: Jumlah Isikan seluruh ternak yang mati yang disebabkan karena penyakit pada kolom (2), karena bencana alam pada kolom (3), karena dimusnahkan pada kolom (4), dan lainnya pada kolom (5). R.805.d = R.805.a + R.805.b + R.805.c untuk setiap kolom. Bencana Alam adalah kejadian luar biasa yang terjadi dari alam yang mengakibatkan kematian ternak/unggas seperti kejadian banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan sejenisnya. Dimusnahkan adalah ternak/unggas yang sengaja dimatikan untuk mencegah penyebaran penyakit. Rincian 806: Khusus ternak besar/kecil (sapi potong/sapi perah/kerbau/ kambing/domba/babi), jika Rincian 803.c (pemotongan) ada isian, jumlah ternak yang dipotong menurut tempat pemotongan, jenis kelamin, dan produktivitas Rincian 806.a: RPH/TPH Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada pada kolom (2) untuk jantan dan pada kolom (3) untuk betina produktif dan kolom (4) untuk betina tidak produktif. RPH (Rumah Pemotongan Hewan) adalah tempat pemotongan hewan/ternak yang mempunyai bangunan permanen atau semi permanen yang khusus digunakan untuk tempat pemotongan hewan/ternak yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai RPH. TPH (Tempat Pemotongan Hewan) adalah tempat pemotongan hewan yang mempunyai bangunan maupun tidak, yang biasanya digunakan sebagai tempat pemotongan hewan/ternak dan biasanya terdapat pencatatan pemotongan. Rincian 806.b: Diluar RPH/TPH Rincian 806.b.1: Dilaporkan ke petugas/dinas terkait Isikan jumlah ternak yang yang dipotong di luar RPH/TPH yang dilaporkan ke petugas/dinas terkait selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada pada kolom (2) untuk jantan dan pada kolom (3) untuk betina produktif dan kolom (4) untuk betina tidak produktif. 88 SOUT2017STU.PCS

97 Rincian 806.b.2: Tidak dilaporkan ke petugas/dinas terkait Isikan jumlah ternak yang yang dipotong di luar RPH/TPH yang tidak dilaporkan ke petugas/dinas terkait selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada pada kolom (2) untuk jantan dan pada kolom (3) untuk betina produktif dan kolom (4) untuk betina tidak produktif. Rincian 806.c: Jumlah Isikan penjumlahan Rincian 806.a s.d 806.b.2 pada kolom (2) s.d. kolom (4) dengan rumus R806.c = R ( 806.a b b.2 ) Rincian 807: Jumlah dan nilai produksi lainnya selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Rincian ini digunakan untuk menampung selain produksi utama ternak (produk ikutan) dan penerimaan lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha ternak terpilih. Rincian 807.a: Produksi ikutan: Rincian 807.a.1: Pupuk kandang Isikan kode satuan pupuk kandang yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), jumlah pada kolom (3), dan nilai pada kolom (4) dalam ribu rupiah. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari olahan kotoran hewan/ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Rincian 807.a.2: Biogas Isikan kode satuan biogas yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), jumlah pada kolom (3), dan nilai pada kolom (4) dalam ribu rupiah. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahanbahan organik, termasuk kotoran hewan, limbah rumah tangga, dan sampahsampah organik secara anaerobic. Sumber energi biogas yang utama yaitu kotoran ternak sapi, kerbau, dan babi. Rincian 807.a.3: Pupuk cair (urine ternak) Isikan kode satuan pupuk cair yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), jumlah pada kolom (3), dan nilai pada kolom (4) dalam ribu rupiah. Pupuk cair adalah suatu bahan hara berbentuk cairan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, biasanya dengan memanfaatkan urine hewan ternak. Rincian 807.a.4: Susu kambing/kerbau Isikan kode satuan susu kambing/kerbau yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), jumlah pada kolom (3), dan nilai pada kolom (4) dalam ribu rupiah. SOUT2017STU.PCS 89

98 Rincian 807.a.5: Telur (bukan dari ayam/itik petelur) Isikan kode satuan telur (bukan dari ayam/itik petelur) yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (2), jumlah pada kolom (3), dan nilai pada kolom (4) dalam ribu rupiah. Rincian 807.a.6: Lainnya, seperti: kulit, tanduk, dan bulu. Isikan nilai kulit, tanduk, dan bulu yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (4) dalam ribu rupiah. Rincian 807.b: Jasa peternakan (pemacekan ternak, penetasan telur, dll) Isikan nilai produksi jasa peternakan (pemacekan ternak, penetasan telur, jasa kesehatan ternak, dll) yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (4) dalam ribu rupiah. Nilai yang dituliskan adalah nilai bersih setelah dikurangi dengan pengeluaranpengeluaran yang dibutuhkan untuk melakukan jasa peternakan, misalnya pengeluaran untuk pembelian cairan semen, vaksin, dsb. Rincian 807.c: Penjualan ternak afkir (sapi perah betina/ ayam ras petelur/ayam kampung petelur/itik petelur) Isikan jumlah penjualan ternak afkir (sapi perah betina/ ayam ras petelur/ayam kampung petelur/itik petelur) yang dihasilkan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kolom (3) dalam satuan (ekor), dan nilainya pada kolom (4) dalam ribu rupiah. Jumlah dan nilai penjualan pada rincian ini harus kurang dari atau sama dengan rincian 803.b. Rincian 807.d: Jumlah Isikan penjumlahan nilai produksi lainnya pada kolom (4). R. 807.d = R. 807.a.1 + R. 807.a.2 + R. 807.a.3 + R. 807.a.4 + R. 807.a.5 + R. 807.a.6 + R. 807.b + R. 807.c BLOK IX VAKSINASI, PENYAKIT, DAN PENJUALAN TERNAK TERPILIH Blok ini bertujuan untuk melihat kesehatan ternak, cara pengobatan ternak, dan pemasaran hasil ternak. Rincian 901: Kegiatan vaksinasi Rincian 901.a: Apakah melakukan vaksinasi terhadap ternak selama periode 1 April s.d 31 Maret 2017? Lingkari kode 1 jika selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 dilakukan vaksinasi terhadap ternak terpilih dan lingkari kode 2 jika tidak, kemudian isikan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. 90 SOUT2017STU.PCS

99 Jika rincian 901.a berkode 2 maka langsung ke Rincian 902.a. Vaksinasi adalah usaha pencegahan terhadap penyakit ternak tertentu dengan memberikan/menyuntikkan vaksin (virus/kuman penyakit yang telah dilemahkan) untuk memberikan kekebalan tubuh ternak terhadap penyakit tersebut. Rincian 901.b: Jika Rincian 901.a berkode 1, vaksinasi dilakukan secara: Lingkari kode 1 jika vaksinasi dilakukan secara teratur dan lingkari kode 2 jika tidak teratur, kemudian isikan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Jika Rincian 901.b berkode 2 maka langsung ke Rincian 902.a. Pemberian vaksin secara teratur adalah memberikan vaksin terhadap ternak sesuai dengan umur dan jadwal yang berlaku/ditentukan. Pemberian vaksin secara tidak teratur adalah memberikan vaksin terhadap ternak hanya sewaktuwaktu atau karena ada program mantri hewan untuk memberikan vaksin terhadap seluruh ternak. Rincian 901.c: Jika Rincian 901.b berkode 1, vaksinasi terbanyak dilakukan oleh: Tanyakan vaksinasi terbanyak dilakukan oleh siapa. Lingkari kode 1 jika vaksinasi dilakukan oleh dokter hewan/mantri hewan, kode 2 jika dilakukan oleh peternak sendiri, kode 3 jika dilakukan pegawai dinas), kode 4 jika dilakukan perusahaan/swasta, dan kode 5 jika dilakukan oleh lainnya (seperti tetangga, peternak lain) kemudian isikan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Jika vaksinasi dilakukan oleh ART yang berprofesi sebagai dokter hewan, maka vaksinasi dikategorikan dilakukan oleh dokter/mantri hewan (kode 1). Namun, jika vaksinasi dilakukan oleh ART yang berprofesi sebagai dokter umum (bukan dokter hewan), maka dikategorikan sebagai vaksinasi yang dilakukan sendiri (kode 2). Rincian 902: Tentang Penyakit Ternak Rincian 902.a: Apakah ada ternak yang sakit selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017? Lingkari kode 1 jika selama periode 1 April s.d. 31 Maret 2017 ada ternak yang sakit, dan lingkari kode 2 jika tidak ada ternak yang sakit, kemudian isikan kode tersebut ke dalam kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 902.a berkode 2 maka langsung ke Rincian 903.a. Rincian 902.b: Jika Rincian 902.a berkode 1, sebutkan jenis penyakitnya (pilihan boleh lebih dari satu) : Rincian 902.b.i: Untuk ternak (bukan unggas) : Lingkari kode jenis penyakit yang pernah diderita oleh ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, kode jawaban bisa lebih dari satu. Kemudian isikan jumlah kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan. SOUT2017STU.PCS 91

100 Jenis Penyakit ternak: Brucellosis (penyakit penyebab keguguran), adalah penyakit ternak menular pada hewan yang disebabkan oleh bakteri brucella abortus, yang dapat menyerang sapi, domba, kambing, babi, dan hewan/ternak lainnya. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya keguguran, gangguan reproduksi dan turunnya produksi susu pada sapi perah. Pada sapi, penyakit ini dikenal sebagai penyakit keluron atau penyakit bang. Gejalagejala brucellosis pada sapi: Demam dan keguguran (keluron). Keguguran biasanya terjadi pada kebuntingan berumur 58 bulan Keguguran dapat terjadi satu, dua atau tiga kali kemudian memberikan kelahiran normal (kemajiran yang bersifat sementara) Kemajiran yang menetap Keluarnya cairan yang bersifat infeksius karena mengandung bakteri brucella Kadangkadang tidak keguguran tetapi mengalami retensio plasenta (plasenta tidak keluar dalam 12 jam setelah beranak), radang ambing (mastitis), bengkak air (hygroma) pada lutut, produksi susu menurun, pada ternak jantan terjadi peradangan pada buah zakar (orchitis) dan anak buah zakar (epididymitis). Anthraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracic yang bentuknya panjang dan terbungkus kapsul. Gejalanya antara lain: Suhu tubuh biasanya tinggi, akan tetapi sesudah 3 hari turun menjadi dingin. Nafsu makan hilang sama sekali Pada awalnya, ternak sulit buang kotoran, tetapi kemudian menjadi diare, kotoran bercampur air, biasanya juga darah. Kadangkadang darah juga keluar dari mulut, lubang hidung, dan vulva. Demam susu (milk fever) merupakan penyakit akibat hipokalsemia pada sapi perah yang berproduksi susu tinggi (di atas 20 liter). Gejalanya adalah: Serum darah normal kadar kalsium sekitar ug, sedangkan dalam keadaan sakit defisien bisa terjadi di bawah 50 ug, tidak bisa buang air kecil dan besar, gemetar pada otot muka dan kaki, sapi berjalannya menjadi tidak terkontrol dan akhirnya jatuh serta sulit kembali. Tahap berikutnya sapi menjadi ber.baring dan dengan dada menyentuh tanah, kepala ditaruh diatas bahu. Anorexia (muntah). Kembung perut (bloat) adalah keadaan rumen (perut pertama) yang mengembang, membesar akibat kelebihan gas yang tak bisa cepat keluar. Gejalanya antara lain: Lambung pada sebelah kiri atas membesar dan kencang. Bagian rumen bila dipukul dengan jari berbunyi seperti drum akibat rentangan perut 92 SOUT2017STU.PCS

101 yang begitu kencang. Pernapasan terganggu dan bekerja berat, demikian pula kontraksi rumen yang sangat kuat. Cacingan adalah penyakit yang paling banyak menyerang kambing. Jenis cacing yang sering menginfeksi domba dan kambing adalah cacing bulat dan cacing pita. Gejalanya antara lain: Domba dan kambing yang terserang cacing menjadi kurus, lemah dan pucat. Bulunya agak berdiri atau kusam (tidak mengkilap). Kotoran encer atau mencret. Nafsu makan berkurang. Pembekakan pada daerah rahang. Kotoran banyak mengandung telur cacing. Perut membesar (buncit). Lainnya adalah penyakit selain yang disebutkan di atas misalnya penyakit kudis dan kurap, dan lainnya. Rincian 902.b.ii: Untuk unggas : Lingkari kode jenis penyakit yang pernah diderita oleh unggas selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, kode jawaban bisa lebih dari satu. Kemudian isikan jumlah kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan. Jenis penyakit untuk Unggas: Pes ayam/tetelo/newcastle disease (ND) adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian tinggi pada ternak ayam. Gejalanya antara lain: Mulamula diawali dengan gangguan pernafasan, paruh terbuka, batuk, bersin dan bunyi nafas mengorok. Nafsu makan hilang/tidak mau makan, tapi nafsu minum bertambah. Pada anak ayam tampak lesu dan cenderung berkumpul di bawah sumber panas atau di bawah sayap induknya. Kotoran/tinja cair, berwarna hijauhijauan atau kekuningkuningan. Pada ayam yang sudah bertelur, produksinya bisa berhenti. Untuk tahap selanjutnya gejala syaraf umumnya muncul, tubuh gemetar, kepala memutar ke bawah atau ke atas dan diikuti dengan kelumpuhan. Pilek (snot) juga dikenal sebagai penyakit influensa ayam. Umumnya terjadi menjelang pergantian musim hujan atau sebaliknya atau pada kondisi kandang yang dingin dan lembab. Penyebab penyakit ini adalah bakteri haemophilus gallinarum, dan menyerang ayam semua umur. Gejalanya antara lain: Keluar cairan dari hidung, bersinbersin, bengkakbengkak pada lubang hidung dari sekitar mata. SOUT2017STU.PCS 93

102 Nafsu makan turun. Produksi telur menurun. Flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Gejala flu burung pada unggas: Unggas mati mendadak dalam jumlah yang besar dengan atau tanpa gejala klinis. Unggas terlihat lemas, jengger bengkak berwarna biru atau berdarah dan bulu bulu berguguran. Kepala tertunduk. Kesulitan bernapas. Bengkak pada kepala dan kelopak mata. Pendarahan di kulit pada bagian yang tidak ditumbuhi bulu, terutama pada kaki. Penurunan jumlah telur yang dihasilkan. Diare, menggigil dan mengeluarkan air mata. Gelisah. Unggas seperti itik, angsa bisa terinfeksi tanpa menunjukkan gejala. Berak kapur adalah jenis penyakit yang sangat ganas dan dapat tersebar luas dengan cepat. Penyebab penyakit ini adalah bakteri salmonella pullorum. Gejalanya antara lain : Anak ayam bergerombol di bawah pemanas dengan mata tertutup dan sayap turun ke bawah. Nafsu makan hilang. Kotoran berwarna putih, berbusa dan melekat pada bulu sekitar anus, badan lemas. Pada ayam dewasa yang sedang bertelur, produksi telur turun. Gumboro adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang agen penyakitnya sering disebut dengan nama Infectious Bursal Agent (IBA). Virus ini sangat infectious dan contagious, serta mampu bertahan hidup selama 16 minggu setelah penyakit dimusnahkan. Gejala klinis penyakit: 1) Penyakit gumboro bentuk klasik, yang menyerang ayam usia 36 minggu. a. Ayam tibatiba sakit dan gemetar serta bulunya berdiri. b. Ayam terlihat sangat lesu, lemah, dan malas bergerak. c. Diare yang berwarna putih dan daerah sekitar kloaka kotor. d. Ginjal mengalami pembengkakan dengan warna putih keabuabuan, e. Hati membesar dan terjadi perdarahan pada urat daging. 94 SOUT2017STU.PCS

103 2) Penyakit gumboro bentuk subklinis, yang menyerang ayam usia 121 hari. Penyakit gumboro bentuk ini tidak disertai gejalagejala klinis. Penyakit ini mengakibatkan kerusakan total pada sistem kekebalan pada ayam. Lainnya adalah selain yang di atas misalnya berak darah, kolera ayam (fowl cholera), dll. Rincian 902.c: Jika Rincian 902.a berkode 1, apakah melakukan pengobatan terhadap ternak yang sakit? Lingkari kode 1 jika melakukan pengobatan terhadap ternak yang sakit dan lingkari kode 2 jika tidak, kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 902.c berkode 2 maka langsung ke Rincian 903.a. Pengobatan adalah usaha menyembuhkan ternak yang sedang sakit dengan menggunakan obat tertentu sesuai dengan penyakitnya. Rincian 902.d: Jika Rincian 902.c berkode 1, pengobatan terbanyak dilakukan oleh: Tanyakan pengobatan terbanyak dilakukan oleh siapa. Lingkari kode 1 jika pengobatan terbanyak dilakukan oleh dokter hewan/mantri hewan, kode 2 jika dilakukan oleh peternak sendiri, kode 3 jika dilakukan pegawai dinas), kode 4 jika dilakukan perusahaan/swasta, dan kode 5 jika dilakukan oleh lainnya (seperti tetangga, peternak lain) kemudian isikan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 903.a : Jika Rincian 504.c berkode 24 (lama usaha ternak terpilih 1 tahun), apakah biasanya melakukan penjualan ternak secara rutin setiap tahun? Lingkari kode 1 jika rumah tangga biasanya melakukan penjualan ternak secara rutin setiap tahun dan lingkari kode 2 jika tidak, kemudian isikan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Jika Rincian 903.a berkode 1 maka langsung ke Rincian 903.c Yang dimaksud penjualan secara rutin adalah penjualan yang dilakukan secara berkala pada waktu yang sama setiap tahun. Misalnya penjualan pada saat tahun ajaran baru, hari raya keagamaan, dan sebagainya. Rincian 903.b: Jika Rincian 903.a berkode 2, alasan utama melakukan penjualan ternak secara tidak rutin Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan alasan utama peternak melakukan penjualan ternak secara tidak rutin, kemudian isikan pada kotak yang disediakan. Penjelasan alasan utama dijual sebagai berikut: 1. Biaya pendidikan adalah ternak dijual untuk keperluan biaya pendidikan seperti untuk bayar anak sekolah, membeli peralatan sekolah, membeli baju seragam sekolah dan lainlain. 2. Biaya kesehatan adalah ternak dijual untuk keperluan biaya kesehatan seperti biaya berobat, biaya check up kesehatan, dan lainlain. SOUT2017STU.PCS 95

104 3. Memenuhi kebutuhan seharihari adalah ternak yang dijual untuk keperluan kebutuhan seharihari, misalnya untuk menutupi kekurangan kebutuhan seharihari seperti membeli beras, gula dan lainlain. 4. Biaya pesta keluarga adalah ternak dijual untuk keperluan biaya pesta keluarga seperti biaya pernikahan, sunatan, arisan keluarga dan lainlain. 5. Biaya upacara keagamaan adalah ternak dijual untuk upacara keagaaman seperti untuk keperluan kenduri, biaya perayaan hari raya keagaaman dan lainlain 6. Lainnya adalah ternak dijual untuk selain yang diatas, seperti menjual ternak yang sakit untuk ditukar yang ternak yang sehat, termasuk juga peternak yang yang belum pernah menjual ternaknya. Rincian 903.c: Isikan jumlah ternak yang dijual setiap bulan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Isikan jumlah ternak yang dijual pada kotak yang disediakan sesuai dengan bulan penjualannya. Total Rincian 903.c harus sama dengan Rincian 803.b Kolom (2) atau pada baris jumlah di Rincian 804 Kolom (8). Rincian 904: Pemanfaatan hasil utama usaha ternak (ternak/telur/susu) selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Rincian 904.a: Dijual dalam bentuk primer Isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual dalam bentuk primer selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 dan isikan ke dalam kotak yang telah disediakan. Bentuk primer adalah bentuk produksi ternak tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu, yaitu: ternak hidup, daging segar, telur, dan susu segar. Rincian 904.a.1: Koperasi Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke koperasi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Rincian 904.a.2: Pedagang/pengumpul/blantik Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke pedagang/pengumpul/ blantik selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Pedagang adalah pedagang yang membeli hasil panen para petani kemudian menjual kembali kepada pihak lain. Rincian 904.a.3: Restoran/rumah makan/katering Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke restoran/rumah makan/katering selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. 96 SOUT2017STU.PCS

105 Rincian 904.a.4: Hotel Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke hotel selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Rincian 904.a.5: Industri pengolahan Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke Industri pengolahan selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Industri Pengolahan, adalah tempat melakukan kegiatan mengolah produksi ternak. Rincian 904.a.6: Konsumen akhir Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual langsung ke konsumen akhir selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Konsumen akhir adalah orang yang membeli hasil panen para peternak untuk dikonsumsi sendiri/diberikan ke orang lain. Rincian 904.a.7: Kelompok peternak Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke kelompok peternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Rincian 904.a.8: Peternak lain Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke peternak lain selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Rincian 904.a.9: Lainnya Dari ternak/telur/susu yang dijual (dalam bentuk primer), isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dijual ke tempat lain selain R.902.a.1 s.d. R.902.a.7 selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Rincian 904.a.10: Sub jumlah Isikan penjumlahan pemanfaatan hasil usaha ternak yang di jual dalam bentuk primer. Sub jumlah = R.904.a.1 + R.904.a.2 + R.904.a.3 + R.902.a.4 + R.904.a.5 + R.904.a.6 + R.904.a.7 + R.904.a.8 + R.904.a.9 Rincian 904.b: Dijual dalam bentuk olahan Isikan persentase banyaknya hasil usaha ternak (ternak/telur/susu) yang dijual setelah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu, misalnya, menjual telur asin (telur hasil itik sendiri), menjual sate ayam (ayam hasil ternak sendiri), dsb. SOUT2017STU.PCS 97

106 Rincian 904.c: Dikonsumsi sendiri Isikan persentase banyaknya ternak/telur/susu yang dikonsumsi oleh rumah tangga selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 dan isikan ke dalam kotak yang telah disediakan. Jenis produksi yang dikonsumsi dapat berupa produksi yang belum diproses, maupun yang telah diproses. Rincian 904.d: Disusukan pada anak ternak (khusus susu)/ditetaskan (khusus telur). Isikan persentase banyaknya produksi ternak/unggas yang disusukan/ditetaskan kepada anak ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pada kotak yang telah disediakan. Disusukan pada anak ternak adalah susu yang sudah diperah kemudian diberikan kepada anak ternak. Ditetaskan adalah penetasan telur yang berasal dari hasil produksi sendiri, bukan yang berasal dari pihak lain, pembelian, dan sebagainya, baik dengan cara tradisional atau dengan cara modern (penetasan dengan mesin). Rincian 904.e: Hasil (ternak/telur/susu) yang belum dijual Isikan persentase banyaknya hasil ternak/telur/susu yang belum dijual selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 dan isikan ke dalam kotak yang telah disediakan. Rincian 904.f: Lainnya (tercecer, rusak/busuk, diberikan/ disumbangkan, dll) Isikan jumlah persentase hasil ternak/telur/susu yang dimanfaatkan selain yang tersebut di atas selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, misalnya rusak, hilang, diberikan kepada pihak lain, dsb, dan isikan ke dalam kotak yang telah disediakan. Rusak adalah produksi yang secara ekonomis tidak dapat digunakan lagi. Rincian 904.g: Jumlah Isian penjumlahan dari R.a.10 + R.b + R.c+ R.d + R.e + R.f harus sama dengan 100 Rincian 905: Produksi utama yang dihasilkan Lingkari kode 1 jika produksi utama yang dihasilkan dalam bentuk ternak hidup, kode 2 dalam bentuk susu, kode 3 dalam bentuk telur, kode 4 dalam bentuk karkas/daging, dan kode 5 bila dalam bentuk olahan(misal : telur asin), kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 906: Lokasi penjualan produksi utama usaha ternak selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 Rincian 906.a: Dalam kabupaten/kota Isikan penjualan produksi utama usaha ternak di dalam kabupaten/kota selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 terhadap total penjualan produksi utama ternak tersebut dalam satuan persentase ke dalam kotak yang disediakan. 98 SOUT2017STU.PCS

107 Rincian 906.b: Luar kabupaten/kota Isikan penjualan produksi utama usaha ternak di luar kabupaten/kota tetapi masih dalam satu provinsi selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 terhadap total penjualan produksi utama ternak tersebut dalam satuan persentase ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 906.c: Luar provinsi Isikan penjualan produksi utama usaha ternak di luar provinsi tetapi selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017 terhadap total penjualan produksi utama ternak tersebut dalam satuan persentase ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 907.a: Apakah menggunakan sarana angkutan dalam penjualan produksi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 Lingkari kode 1 bila dalam penjualan produksi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 menggunakan sarana angkutan, atau kode 2 bila tidak menggunakan sarana angkutan atau kode 3 bila belum pernah melakukan penjualan, kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika Rincian 907.a berkode 2 maka langsung ke Rincian 908.a Jika Rincian 907.a berkode 3 maka langsung ke Rincian 1001.a. Rincian 907.b: Jika Rincian 907.a berkode 1, sarana angkutan utama yang digunakan Rincian ini untuk mengetahui sarana pengangkutan produksi ke tempat penjualan. Lingkari salah satu kode sarana utama pengangkutan produksi dan isikan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Untuk sarana angkutan lainnya sebutkan jenis yang digunakan. Kode sarana pengangkutan produksi 1. Kendaraan bermotor roda tiga/lebih 5. Angkutan air 2. Kendaraan bermotor roda dua 6. Tenaga hewan 3. Kendaraan tidak bermotor 7. Tenaga manusia 4. Angkutan udara 8. Lainnya (. ) Rincian 908.a: Apakah dalam pemasaran produksi ternak mengalami kesulitan? Lingkari kode 1 jika dalam pemasaran produksi ternak mengalami kesulitan, dan lingkari kode 2 bila tidak, kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rincian 908.a berkode 2 maka langsung ke Rincian 1001.a. Rincian 908.b: Jika Rincian 908.a bekode 1, jenis kesulitan utama Lingkari salah satu kode kesulitan utama dan isikan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Kode kesulitan utama 1. Masalah Transportasi/angkutan 3. Isu adanya wabah/penyakit SOUT2017STU.PCS 99

108 2. Harga rendah 4. Lainnya (misal: tertutupnya pasar,dll) BLOK X KELEMBAGAAN Rincian 1001: Keanggotaan koperasi Rincian 1001.a: Apakah ada anggota rumah tangga (termasuk kepala rumah tangga) yang menjadi anggota koperasi pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak, kemudian isikan ke kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 1001.a kode 2 maka langsung ke Rincian 1001.c Anggota Koperasi adalah mereka yang telah berumur 18 tahun atau sudah kawin, telah lunas membayar simpanan pokok dan simpanan wajib secara teratur, telah terdaftar dan menandatangani buku daftar anggota koperasi serta telah disahkan oleh pengurus koperasi yang bersangkutan mempunyai hak suara, hak pilih dan dipilih dalam rapat anggota. Koperasi yang dimaksud disini tidak hanya sebatas koperasi peternakan. Rincian 1001.b: Jika Rincian 1001.a berkode 1, jumlah anggota rumah tangga yang menjadi anggota koperasi: Bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota koperasi, tuliskan jumlah anggota rumah tangga yang menjadi anggota koperasi berdasarkan jenis kelamin, lakilaki pada Rincian 1001.b.1 dan perempuan pada Rincian 1001.b.2, kemudian isikan ke kotak yang tersedia. Rincian 1001.c: Jika Rincian 1001.a berkode 2, alasan utama tidak menjadi anggota koperasi: Bila tidak ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota koperasi, maka lingkari kode 1 bila alasannya belum ada koperasi di desanya, kode 2 bila sudah ada koperasi tetapi belum /tidak berminat (seperti jarak ke koperasi jauh) kode 3 bila disebabkan oleh pelayanan koperasi tidak memuaskan (seperti anggota koperasi dibatasi, dll), kode 4 bila proses administrasi yang sulit, dan kode 5 untuk alasan lainnya seperti tidak tahu kalau ada koperasi didesanya. Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 1002: Pelayanan Koperasi Rincian 1002.a: Apakah pernah mengajukan untuk mendapatkan pelayanan koperasi? Lingkari kode 1 bila pernah mengajukan untuk mendapatkan pelayanan koperasi dan kode 2 bila tidak pernah, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan. Pelayanan koperasi adalah pelayanan yang diberikan oleh unit koperasi baik dalam bentuk jasa, barang, maupun uang untuk menunjang segala kebutuhan anggota koperasinya. 100 SOUT2017STU.PCS

109 Rincian 1002.b: Apakah pernah mendapatkan pelayanan untuk usaha ternak terpilih dari koperasi selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017? Lingkari kode 1 bila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pernah mendapatkan pelayanan untuk usaha peternakan dan kode 2 bila tidak pernah mengajukan, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 1002.b berkode 2 maka langsung ke Rincian 1003.a. Rincian 1002.c: Jika rincian 1002.b berkode 1, jenis pelayanan yang pernah diterima dari koperasi untuk peternak terpilih. Lingkari kode ya atau tidak pada masingmasing rincian jenis pelayanan yang pernah diterima dari koperasi untuk usaha peternakan, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan pada setiap jenis pelayanan. Jenis pelayanan koperasi meliputi kredit uang, pengadaan bibit (anak), pengadaan sapronak, pemasaran produksi, kesehatan ternak, dan lainnya. Kredit uang adalah pinjaman uang dari unit usaha koperasi yang digunakan untuk usaha peternakan dimana pengembaliannya dilakukan dengan cara mencicil. Pengadaan bibit (anak) adalah adalah unit usaha koperasi yang dapat menyediakan sarana bibit (anak). Pengadaan sapronak (selain bibit) adalah unit usaha koperasi yang dapat menyediakan sarana produksi ternak misal pakan, obatobatan. Pemasaran Produksi adalah unit koperasi tersebut dapat menampung hasil dari usaha ternak. Kesehatan Ternak adalah unit usaha koperasi yang dapat menyediakan pelayanan kesehatan ternak terhadap rumah tangga yang mengusahakan ternak. Lainnya adalah pelayanan yang diberikan unit koperasi selain yang telah tersebut di atas untuk menunjang usaha peternakan, misalnya pelayanan IB (Inseminasi Buatan). Rincian 1003: Keanggotaan Kelompok Peternak Rincian 1003.a: Apakah ada anggota rumah tangga (termasuk kepala rumah tangga) yang menjadi anggota kelompok peternak pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok peternak, dan kode 2 bila tidak ada, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 1003.a berkode 2 maka langsung ke Rincian 1003.c. Rincian 1003.b: Jika Rincian 1003.a berkode 1, jumlah anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok peternak. Bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok peternak, tuliskan jumlah anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok peternak berdasarkan SOUT2017STU.PCS 101

110 jenis kelamin, lakilaki pada Rincian 1003.b.1 dan perempuan pada Rincian 1003.b.2, kemudian isikan isian tersebut pada kotak yang tersedia. Rincian 1003.c: Jika Rincian 1003.a berkode 2, alasan utama tidak menjadi anggota kelompok peternak. Lingkari kode 1 bila alasannya belum ada kelompok peternak di desanya, kode 2 bila sudah ada kelompok peternak tetapi belum/tidak berminat, kode 3 disebabkan karena pelayanan tidak memuaskan, dan kode 4 untuk alasan lainnya (selain yang telah disebutkan diatas). Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 1004: Pelayanan kelompok peternak/kelompok tani (poktan) Rincian 1004.a: Apakah pernah mengajukan untuk mendapatkan pelayanan kelompok peternak/kelompok tani? Lingkari kode 1 bila pernah mendapatkan pelayanan koperasi dan kode 2 bila tidak pernah, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan. Rincian 1004.b: Apakah pernah mendapatkan pelayanan untuk usaha ternak terpilih dari kelompok peternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Lingkari kode 1 bila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 pernah mendapatkan pelayanan untuk usaha peternakan dari kelompok peternak dan kode 2 bila tidak ada, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 1004.b berkode 2, maka langsung ke Rincian 1005.a. Rincian 1004.c: Jika Rincian 1004.b berkode 1, jenis pelayanan untuk ternak terpilih yang pernah diterima dari kelompok peternak. Lingkari kode ya atau tidak pada masingmasing rincian jenis pelayanan yang pernah diterima dari kelompok peternak untuk usaha peternakan, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan pada setiap jenis pelayanan. Jenis pelayanan dari kelompok peternak meliputi kredit uang, pengadaan bibit (anak), pengadaan sapronak (selain bibit), pemasaran produksi, kesehatan ternak, asuransi ternak, dan lainnya. Rincian 1005: Keanggotaan asosiasi peternak Rincian 1005.a: Apakah ada anggota rumah tangga (termasuk kepala rumah tangga) yang menjadi anggota asosiasi peternak pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota asosiasi, dan kode 2 bila tidak ada, kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 1005.a berkode 2 maka lanjutkan ke Rincian 1006.a. 102 SOUT2017STU.PCS

111 Rincian 1005.b: Jika Rincian 1005.a berkode 1, manfaat utama dari asosiasi peternak untuk peternak terpilih: Lingkari kode 1 bila manfaatnya adalah inovasi teknologi, kode 2 bila manfaatnya jaringan informasi pasar, kode 3 bila manfaatnya penyaluran aspirasi, dan kode 4 untuk alasan lainnya (selain yang telah disebutkan di atas). Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Contoh asosiasi peternakan adalah: PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia), GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), HPDKI (Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia), dll. Rincian 1006.a: Sumber tambahan modal untuk usaha ternak selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 diperoleh dari: (pilihan boleh lebih dari satu) Tanyakan sumber tambahan modal untuk usaha ternak terpilih selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret Kode jawaban boleh lebih dari satu. Lingkari kodekode jawaban yang sesuai, jumlahkan kodekode yang dilingkari dan isikan jumlah kodekode tersebut ke dalam kotak yang telah disediakan. Jika Rincian 1006.a berkode 00 maka langsung ke Rincian 1006.c. Kredit Usaha Rakyat atau KUR, adalah jenis pembiayaan atau kredit modal kerja dan atau investasi bagi Usaha Mikro, kecil, menengah dan Koperasi (UMKMK) dibidang usaha yang produktif yang layak namun belum Bankable, dengan plafond kredit sampai dengan Rp , (lima ratus juta rupiah) yang dijamin oleh perusahaan penjaminan yang di tunjuk Pemerintah serta di jalankan oleh Bank Pelaksana atau Lembaga Penghubung. PNPM Mandiri, adalah program utama pemerintah bagi pembangunan berbasis masyarakat. Tujuan utama PNPM adalah mengurangi kemiskinan di seluruh provinsi di Indonesia melalui proses perencanaan masyarakat yang menghasilkan lapangan kerja dan berinvestasi pada proyek infrastruktur berskala kecil yang meningkatkan pembangunan desa individual dan kawasan perkotaan. PUAP, merupakan program merupakan program kementerian pertanian bagi petani di perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Rincian 1006.b: Cara utama pengembalian kredit/tambahan modal yang dipinjam: Lingkari kode 1 jika tambahan modal/kredit yang dipinjam dikembalikan dengan cara menjual hasil ke pemberi kredit/modal yang dipinjam, kode 2 jika dengan cara SOUT2017STU.PCS 103

112 mengangsur/membayar setelah berproduksi (yarnen), kode 3 jika mengembalikan dengan cara lain dan tuliskan cara pengembalian kredit/tambahan modal tersebut. Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Menjual hasil ke pemberi kredit/modal adalah seorang peternak harus menjual hasil usahanya ke pemberi kredit/tambahan modal. Mengangsur setelah berproduksi adalah membayar secara mencicil dengan perjanjian harus berproduksi dulu. Lainnya adalah selain kedua cara tersebut di atas. Rincian 1006.c: Jika Rincian 1006.a berkode 00, penyebab utama tidak mendapat kredit/tambahan modal: Lingkari salah satu kode penyebab utama tidak memperoleh tambahan modal dan isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan. 1. Tidak mampu membayar bunga 4. Tidak ada pemberi bantuan kredit 2. Tidak memiliki agunan 5. Tidak berminat 3. Lokasi bank/koperasi terlalu jauh 6. Lainnya (...) Tidak mampu membayar bunga, peternak tidak mengambil kredit karena suku bunga yang ditawarkan terlalu tinggi/tidak ada subsidi. Tidak memiliki agunan, untuk mendapatkan pinjaman/kredit maka peminjam biasanya harus mempunyai agunan padahal peternak tidak mempunyai agunan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit tersebut, misalnya sertifikat rumah. Lokasi bank/koperasi terlalu jauh, tempat tinggal peternak letaknya jauh dari lokasi bank/koperasi yang ada dan akses menuju ke bank tersebut sangat sulit. Tidak ada pemberi bantuan kredit, peternak tidak mendapatkan kredit/tambahan karena tidak adanya fasilitas pemberi bantuan kredit di desa/disekitar tempat tinggalnya Tidak berminat, peternak tidak berminat mendapatkan kredit/tambahan modal untuk usaha ternaknya, misalnya karena tidak mau punya hutang, tidak mau repot, modal sudah cukup, dll Lainnya, peternak tidak mendapatkan kredit/tambahan modal selain alasan di atas. Rincian 1007: Penyuluhan usaha peternakan Penyuluhan usaha peternakan adalah kegiatan penerangan yang dilakukan oleh orang/instansi yang mengetahui/ahli di dalam pengetahuan pembudidayaan ternak, misalnya oleh dinas peternakan, dokter hewan, dan Petugas penyuluh Lapangan (PPL). Rincian 1007.a: Apakah ada anggota rumah tangga yang pernah mengikuti bimbingan penyuluhan usaha ternak terpilih? Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang pernah mengikuti bimbingan penyuluhan dalam budidaya/pembibitan ternak terpilih, dan kode 2 bila tidak ada. Kemudian isikan kode yang dilingkari ke kotak yang telah disediakan. 104 SOUT2017STU.PCS

113 Jika Rincian 1007.a kode 2 maka langsung ke Rincian 1007.e. Rincian 1007.b: Jika Rincian 1007.a berkode 1, pelaksana bimbingan penyuluhan usaha ternak terpilih (pilihan boleh lebih dari satu) Jika anggota rumah tangga ada yang pernah mengikuti bimbingan penyuluhan usaha peternakan, maka lingkari kode pelaksana bimbingan penyuluhan yang pernah diikutinya (pilihan dapat lebih dari satu). Kemudian jumlahkan kode yang dilingkari dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode pelaksana bimbingan penyuluhan usaha ternak 01. Pemerintah 08. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) 02. Perusahaan mitra usaha 16. Perguruan tinggi 04. Lokasi bank/koperasi terlalu jauh 32. Lainnya (...) Rincian 1007.c: Jumlah anggota rumah tangga yang mengikuti bimbingan penyuluhan usaha ternak terpilih. Tuliskan jumlah anggota rumah tangga yang pernah mengikuti bimbingan penyuluhan usaha peternakan ternak terpilih berdasarkan jenis kelamin, lakilaki pada Rincian 1007.c.1 dan perempuan pada Rincian 1007.c.2, kemudian isikan jumlahnya ke kotak yang tersedia. Rincian 1007.d: Jenis bimbingan penyuluhan usaha ternak terpilih yang diikuti (pilihan boleh lebih dari satu) : Lingkari kode jenis penyuluhan yang diikuti. Kode jawaban bisa lebih dari satu. Apabila dalam rumah tangga ini pernah mengikuti jenis penyuluhan lebih dari satu, maka jumlahkan kode yang dilingkari dan kemudian isikan kodenya ke dalam kotak yang disediakan. Teknik budidaya ternak adalah cara pemeliharaan dan perawatan ternak/ungas yang baik sejak kecil sampai dewasa guna mendapatkan produksi ternak yang optimal. Penyusunan ransum ternak adalah cara penyusunan pakan ternak dengan menggunakan berbagai pedoman seperti umur, berat badan ternak dan pengaturan komposisi protein yang digunakan untuk ternak. Pengobatan ternak adalah suatu materi yang diberikan kepada peternak untuk melakukan tindakan pengobatan terhadap ternak baik secara tradisional maupun pengobatan sederhana. Pemasaran hasil produksi adalah materi tentang penjualan hasil produksi dengan melihat harga pasar dan tempat penjualan. Lainnya adalah jenis penyuluhan yang diikuti peternak selain tersebut di atas. Rincian 1007.e: Jika Rincian 1007.a berkode 2, alasan utama tidak mengikuti penyuluhan usaha ternak terpilih : Lingkari kode 1 bila alasan utamanya tidak pernah ada penyuluhan, kode 2 merasa tidak perlu, kode 3 materi penyuluhan tidak sesuai, kode 4 lokasi penyuluhan jauh, dan SOUT2017STU.PCS 105

114 kode 5 untuk lainnya. Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 1008.a: Apakah melakukan kemitraan usaha ternak terpilih dengan perusahaan pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 bila melakukan kemitraan dengan perusahaan dan kode 2 bila tidak, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika Rincian 1008.a berkode 2 maka langsung ke Rincian Rincian 1008.b: Jika Rincian 1008.a berkode 1, kemitraan yang utama dilakukan dengan: Rincian ini terisi bila rumah tangga usaha peternakan terpilih melakukan kemitraan dengan perusahaan peternakan (rincian 1010.a berkode 1). Lingkari kode 1 bila melakukan kemitraan utama dengan BUMN, kode 2 bila melakukan kemitraan utama dengan BUMD, dan kode 3 bila melakukan kemitraan utama dengan swasta. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Kemitraan adalah pola kerja sama antara perusahaan mitra dengan petani/ kelompok tani. Perusahaan mitra adalah perusahaan yang melakukan kemitraan dengan petani/kelompok tani. BUMN adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh Pemerintah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara, contoh : PT. Perkebunan Nusantara (PTPN), PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Pertani BUMD adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Daerah. Perusahaan swasta/usaha adalah perusahaan yang modalnya berasal dari orangorang atau badanbadan non pemerintah. BLOK XI KETERANGAN BANGUNAN DAN FASILITAS TEMPAT TINGGAL RUMAH TANGGA PADA SAAT PENCACAHAN Tujuan blok ini untuk mendapatkan keterangan tentang keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha peternakan pada saat pencacahan. Cara pengisian blok ini adalah melingkari salah satu jawaban yang sesuai, lalu memindahkan angkanya ke kotak yang disediakan. Rincian 1101: Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati. Lingkari salah satu kode 1 s.d 5 sesuai dengan jawaban responden. Kemudian isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betulbetul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli 106 SOUT2017STU.PCS

115 dianggap rumah milik sendiri. Termasuk dalam hal ini adalah rumah warisan yang sepenuhnya sudah menjadi hak milik. Sewa/kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian sewa/kontrak antara pemilik dan pemakai. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain ( bukan famili/orang tua) dan ditempati oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran. Rumah Dinas, jika tempat tinggal tersebut merupakan fasilitas yang disediakan oleh negara/perusahaan yang berkaitan dengan tugasnya. Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat, rumah milik orang tua/saudara. Rincian 1102: Jenis lantai bangunan tempat tinggal yang terluas Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas dari bangunan tempat tinggal yang di rumah tangga responden. Lantai, yang dimaksud disini adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari keramik/marmer/ granit, ubin/tegel/teraso, semen/bata merah, kayu/papan, bambu, maupun tanah/lainnya. Rincian 1103: Luas lantai bangunan tempat tinggal...m 2 Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dalam satuan meter persegi. Luas lantai, yang dimaksud disini adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan seharihari (sebatas atap). Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati. Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga, maka luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya rumah tangga ditambah dengan luas lantai pribadi rumah tangga yang bersangkutan. Rincian 1104: Jenis atap terluas Lingkari salah satu kode jenis atap terluas dari bangunan tempat tinggal responden. Rincian 1105: Jenis dinding terluas Lingkari salah satu kode jenis dinding terluas dari bangunan tempat tinggal responden. Rincian 1106: Sumber penerangan yang utama Lingkari salah satu kode sumber penerangan yang digunakan oleh responden. Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). SOUT2017STU.PCS 107

116 Penjelasan: Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN apabila sumber utama penerangan menggunakan listrik yang berasal dari PLN, baik menggunakan meteran (volumetrik) atau tidak. Listrik Non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator dan pembangkit listrik tenaga surya (yang dikelola bukan oleh PLN). Bukan listrik adalah sumber penerangan yang tidak menggunakan listrik, baik yang berasal dari PLN ataupun Non PLN, seperti minyak tanah, lilin, biji jarak, dll. Rincian 1107: Jenis bahan bakar untuk memasak yang utama Lingkari salah satu kode jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan oleh responden. Apabila responden menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar, maka pilih jenis bahan bakar yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Rincian 1108: Sumber air minum yang utama Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga responden. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai. Perlu diingat bahwa yang ditanyakan disini adalah sumbernya. Jadi kalau rumah tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila responden menggunakan air minum yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air minum yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut. Perlu berhatihati dalam menentukan sumber air minum rt, karena dibeberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa pralon/pastik. Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air, bukan ledeng Air dalam kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol/galon dan kemasan gelas, seperti aqua, ades dsb. Air ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM baik dikelola pemerintah maupun swasta. Penjelasan : 1. Rumah tangga yang minum dari air ledeng yang diperoleh baik dari pedagang air keliling maupun dari tetangga dianggap mempunyai sumber air minum ledeng. 2. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa ledeng maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. 3. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan membeli 108 SOUT2017STU.PCS

117 air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung pada apa yang banyak dimanfaatkan selama setahun yang lalu. 4. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, air danau, air sumur dan air hujan melalui proses penjernihan dengan menggunakan mesin penjernih dianggap menggunakan sumber air minum ledeng. 5. Rumah tangga yang menggunakan air minum isi ulang maka sumber air minumnya adalah air dalam kemasan. Pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Sumur/perigi adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan katrol maupun tidak. Penjelasan : Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka: sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur jika mulut sumur terbuka, pompa jika mulut sumur tertutup. Sumur terlindung adalah bila lingkar sumur/perigi tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter diatas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur atau perigi. Mata air adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul dengan sendirinya. Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut diatas seperti air waduk, danau Rincian 1109: Fasilitas tempat buang air besar yang utama Lingkari salah satu kode fasilitas tempat buang air besar yang utama sesuai dengan keterangan responden. Fasilitas buang air besar, adalah ketersedian jamban/kakus yang dapat digunakan oleh rumah tangga responden. Penggunaan fasilitas/tempat membuang air besar dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu sendiri (satu rumah tangga), bersama (beberapa rumah tangga) dan umum. CATATAN diwawancara. Minta kepada responden untuk menandatangani sebagai bukti telah dilakukan SOUT2017STU.PCS 109

118 BLOK XII PEMERIKSAAN KUESIONER Tujuan blok XII ini untuk mencatat rekapitulasi ongkos/biaya produksi dan nilai produksi usaha ternak terpilih. Rincian 1201: Rekapitulasi ongkos/biaya produksi usaha ternak terpilih (000 Rp) Isikan total nilai ongkos/biaya produksi usaha ternak terpilih (pakan ternak, pemeliharaan dan kesehatan ternak, upah pekerja, bahan bakar, listrik, air, pengeluaran lainnya, dan pembelian DOC/DOD) dalam satuan ribuan rupiah pada kotak yang tersedia. R = R a.1 + R a.2 + R b + R c + R d + R e + R f Rincian 1201.a.1: Pakan unggas (000 Rp) Isikan nilai pakan unggas dari R. 701.a.13 Kolom (3) + Kolom (5) Rincian 1201.a.2: Pakan ternak besar/kecil atau kelinci potong (000 Rp) Isikan nilai pakan ternak besar/kecil atau kelinci potong dari R.701.b.8 Kolom (3) + Kolom (5). Rincian 1201.b: Pemeliharaan dan kesehatan ternak (000 Rp) Isikan nilai pemeliharaan dan kesehatan ternak dari R. 702.h Kolom (4) + Kolom (6). Rincian 1201.c: Upah pekerja (000 Rp) Isikan nilai upah pekerja dari R. 703.d Kolom (4) + Kolom (5) Rincian 1201.d: Bahan bakar, listrik, dan air (000 Rp) Isikan nilai bahan bakar, listrik, dan air dari R. 704.i Kolom (4) + Kolom (6). Rincian 1201.e: Pengeluaran lainnya (000 Rp) Isikan nilai pengeluaran lainnya dari R. 705.k Kolom (2) + Kolom (3). Rincian 1201.f: Pembelian DOC/DOD (000 Rp) Isikan nilai pembelian DOC/DOD dari R. 804 Kolom (4) baris Jumlah. Rincian 1202: Rekapitulasi nilai produksi usaha ternak terpilih (000 Rp) Isikan produksi usaha ternak terpilih sesuai dengan tujuan penguasahaannya dalam ribuan rupiah pada kotak yang tersedia. R = R a.1 + R a.2 + R a.3 + R a.4 + R b + R c + R d + R e + R f Rincian 1202.a: Nilai produksi telur ayam ras petelur/ayam kampung/ petelur/itik petelur (000 Rp) Rincian 1202.a.1: Produksi telur dalam satuan butir (R. 801.b kode 1) dan harga per butir (R. 801.h kode 1) Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan butir (R. 801.b kode 1) dan harga telur per butir (R. 801.h kode 1) maka nilai produksinya = [((R.801.b X R.801.f) R.801.d) X R.801.h]/ SOUT2017STU.PCS

119 Rincian 1202.a.2: Produksi telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2) dan harga per kg (R. 801.h kode 2) Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2) dan harga telur per kg (R. 801.h kode 2) maka nilai produksinya = [((R.801.b X R.801.f) (R.801.d/R. 801.c)) X R.801.h]/1000 Rincian 1202.a.3: Produksi telur dalam satuan butir (R. 801.b kode 1) dan harga per kg (R. 801.h kode 2) Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan butir (R. 801.b kode 1) dan harga telur per kg (R. 801.h kode 2) maka nilai produksinya = [(((R.801.b / R.801.c) X R. 801.f) R. 801.d) X R.801.h]/1000 Rincian 1202.a.4: Produksi telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2) dan harga per butir (R. 801.h kode 1) Isikan rincian ini bila kondisi nilai produksinya telur dalam satuan kg (R. 801.b kode 2) dan harga telur per butir (R. 801.h kode 1) maka nilai produksinya = [((R.801.b X R.801.c X R. 801.f) R. 801.d) X R.801.h]/1000 Rincian 1202.b: Nilai produksi DOC/DOD ayam ras petelur/ayam kampung petelur/itik petelur (000 Rp) Isikan bila nilai produksi yang dihasilkan adalah DOC/DOD dihitung dari [R. 801.d X (R.801.e/100) X R.801.i]/1000. Rincian 1202.c: Nilai produksi susu sapi perah (000 Rp) Isikan bila nilai produksi susu sapi perah dihitung dari [R. 802.a X R.802.b X R. 802.c X R.802.e]/1000 Rincian 1202.d: Nilai pertambahan bobot ternak (000 Rp) Isikan nilai produksi tersebut dari R.803.l Kolom (3) R. 807.c Kolom (4) Rincian 1202.e: Nilai ayam ras pedaging/ayam kampung pedaging/itik pedaging (000 Rp) Isikan nilai produksi tersebut dari penjumlahan dari nilai produksi semua siklus/baris. Nilai produksi setiap siklus/baris = [R.804 Kolom (9) X R.804 Kolom (10)]/1000 Rincian 1202.f: Nilai produksi lainnya Salin nilai produksi lainnya dari R.807.d. SOUT2017STU.PCS 111

120 BLOK XIII KETERANGAN PEMERIKSAAN KUESIONER Tujuan blok XIII untuk mencatat keterangan apabila isian pada Rincian 1201 > Rincian Mohon diberikan penjelasan secara singkat dan jelas. BLOK XIV KETERANGAN PETUGAS PEMERIKSA Blok ini diisi setelah selesai melaksanakan pemeriksaan satu rumah tangga, yang terdiri dari empat rincian yaitu nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pemeriksa. Rincian 1401 s.d. 1404: Kode Petugas, Nama, Tanggal pemeriksaan, dan Tanda Tangan Tuliskan kode petugas, nama, tanggal pemeriksaan, dan tanda tangan petugas pemeriksa pada Kolom (2). LEMBAR KERJA Lembar ini digunakan untuk mencatat keterangan dan penjelasan yang berkaitan isian atau proses menghitung isian hasil pencacahan dari rumah tangga usaha ternak terpilih. Keterangan dan penjelasan pada lembar ini berguna dalam pemeriksaan dan pengolahan. Pada lembar ini disediakan kode rumpun ternak untuk membantu dalam pencacahan. 112 SOUT2017STU.PCS

121 PENUTUP 7 Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan, kemampuan dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh karena itu sebelum daftardaftar yang telah diisi diserahkan kepada pemeriksa, pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isianisiannya telah benar dan tepat diisikan pada kolomkolom, rincianrincian yang sesuai. Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian telah diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada pemeriksa, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena mungkin pencacah akan diminta pemeriksa untuk melakukan pencacahan ulang apabila diperlukan. Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata pencacah masih menemui kesalahankesalahan secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi pemeriksa. Jika dijumpai halhal yang meragukan jangan mengambil keputusan sendiri, diskusikan dengan temanteman sesama pencacah, dan bila masih raguragu juga usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya agar diperoleh penjelasan yang dapat menghilangkan keraguraguan tersebut. Dengan berakhirnya tugas Saudara sebagai pencacah, Saudara telah menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik Indonesia, karena data yang Saudara kumpulkan akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah untuk perencanaan pembangunan terutama dalam upaya pemerintah untuk meratakan pembangunan dan hasilhasilnya. Tanpa data yang saudara kumpulkan, Pemerintah tidak mungkin dapat menyusun rencana pembangunan yang sempurna. SOUT2017STU.PCS 113

122 114 SOUT2017STU.PCS

123 LAMPIRAN SOUT2017STU.PCS 115

124 116 SOUT2017STU.PCS

125 Lampiran 1 SOUT2017STU.PCS 117

126 SOUT2017 Lampiran SOUT2017STU.PCS

127 Lampiran 3 SOUT2017STU.PCS 119

128 120 SOUT2017STU.PCS Lampiran 4

129 Lampiran 5 SOUT2017STU.PCS 121

130 122 SOUT2017STU.PCS

131 SOUT2017STU.PCS 123

132 124 SOUT2017STU.PCS

133 Lampiran 6 SOUT2017STU.PCS 125

134 126 SOUT2017STU.PCS

135 SOUT2017 Lampiran 7 SOUT2017STU.PCS 127

136 128 SOUT2017STU.PCS

137 Lampiran 8 SOUT2017STU.PCS 129

138 130 SOUT2017STU.PCS

139 SOUT2017STU.PCS 131

140 132 SOUT2017STU.PCS

141 SOUT2017STU.PCS 133

142 134 SOUT2017STU.PCS

143 SOUT2017STU.PCS 135

144 136 SOUT2017STU.PCS

145 SOUT2017STU.PCS 137

146 138 SOUT2017STU.PCS

147 SOUT2017STU.PCS 139

148 140 SOUT2017STU.PCS

149 SOUT2017STU.PCS 141

150 142 SOUT2017STU.PCS

151 SOUT2017STU.PCS 143

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402035 SENSUS PERTANIAN 2013 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA PADA BLOK SENSUS TERPILIH SUBSEKTOR (ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S)

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) Katalog: PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014 Laporan ditulis pada: May 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) KATALOG BPS: 1402029 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5.

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. DAFTAR ISI I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST2013 1.2. Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. Editing Coding II. Tata Cara Editing Coding 2.1. Umum 2.2. ST2013-P a. Blok

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) KATALOG BPS: 1402023 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) KATALOG BPS: 1402031 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN 2013, No.730 4 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 5106010.3322 ISBN : 978-602-71246-1-5 No. Publikasi : 33220.1402 Katalog BPS : 5106010.3322 Ukuran Buku : 29,7 x 21 cm Jumlah Halaman : xxi + 235 Halaman Naskah: Sekretariat Sensus Pertanian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 5106010.3502 SENSUS PERTANIAN 2013 HASIL PENCACAHAN LENGKAP KABUPATEN PONOROGO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PONOROGO 10 Hasil Pencacahan Lengkap Kabupaten Ponorogo, 2013 Hasil Pencacahan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN TEKNIS SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA BAB I PENDAHULUAN 3 2013, No.196 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA PEDOMAN

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 RAHASIA VP2015-S 001. Subround yang lalu: 1. Januari-April 2. Mei-Agustus 3. September-Desember REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 PENCACAHAN

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Laporan ditulis pada: April 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga. BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia

ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga. BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2003 KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2003 ST03) merupakan Sensus Pertanian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak 19.639 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Serang Tahun 2013 sebanyak 6 perusahaan Jumlah non-rumah tangga

Lebih terperinci

Pulang Pisau, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau. Domoy K. Nahan, SE.

Pulang Pisau, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau. Domoy K. Nahan, SE. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SORONG Jl. Merpati Depan Kompleks Walikota Sorong Telp / Fax : (0951) 321845 Homepage : http://www.sorongkota.bps.go.id

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Edison Manurung, S.Si, MM.

Edison Manurung, S.Si, MM. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

PROSEDUR LISTING DAN PEMILIHAN SAMPEL (SLS/RUKUN TETANGGA DAN 11 RUMAH TANGGA)

PROSEDUR LISTING DAN PEMILIHAN SAMPEL (SLS/RUKUN TETANGGA DAN 11 RUMAH TANGGA) PROSEDUR LISTING DAN PEMILIHAN SAMPEL (SLS/RUKUN TETANGGA DAN 11 RUMAH TANGGA) Di dalam studi ini, unit sampelnya adalah rumah tangga. Untuk menentukan unit sampel rumah tangga, setiap desa diberikan target

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS)

PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS) VP2015-PMS PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak 4.961 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Kuala Kapuas, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Drs. Teras Rumbang, M.Si.

Kuala Kapuas, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Drs. Teras Rumbang, M.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL BUKU III SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS JULI 2009 ] PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM (KORTIM) SENSUS PENDUDUK 2010

PEDOMAN KOORDINATOR TIM (KORTIM) SENSUS PENDUDUK 2010 Buku 5 PEDOMAN KOORDINATOR TIM (KORTIM) SENSUS PENDUDUK 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Sensus Penduduk 2010 Mencacah Semua Penduduk dan Tiap Penduduk Hanya Sekali DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak 32.218 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 38 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

SUPLEMEN MODUL G1 G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG IDRT : NAMA KRT :

SUPLEMEN MODUL G1 G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG IDRT : NAMA KRT : SUPLEMEN MODUL G G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG EA : IDRT : NAMA KRT : SUPLEMEN MODUL G, G, G3 ( UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG) IDRT : MODUL G (DAFTAR ANGGOTA RUMAH

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Seuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kuala Pembuang, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Seruyan. Herry, B.st

Seuntai Kata. Kuala Pembuang, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Seruyan. Herry, B.st Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kasongan, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Agie, M.Hum.

Seuntai Kata. Kasongan, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Agie, M.Hum. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS) KATALOG BPS: 1402033 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak 10.707 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan pembangunan bidang ekonomi diperlukan data yang lengkap

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci