POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR"

Transkripsi

1 .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

2

3 Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Banten menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Serang, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Dr. Syech Suhaimi

4

5 Daftar Isi Gambaran Umum 17 Subsektor Tanaman Pangan 43 Subsektor Hortikultura 53 Subsektor Perkebunan 67 Subsektor Peternakan 85 Subsektor Perikanan 95 Subsektor Kehutanan 115 Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian

6

7

8

9

10 1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.

11 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

12 Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

13 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

14 Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

15 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

16

17 Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Provinsi Banten didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banten hasil ST2013 tercatat sebanyak 592,84 ribu rumah tangga, menurun sebesar 33,98 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 898,02 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 97 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 75 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Lebak tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 187,45 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Tangerang tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak yaitu sebanyak 39 unit dan Kabupaten Lebak tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kota Tangerang Selatan, yaitu mencapai 76,98 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Banten, ST2003 dan ST2013 Jumlah Usaha Pertanian ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga (ribu) Perusahaan

18 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Usaha (Rumah Tangga) (Perusahaan) Pertanian No Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan Lainnya ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Kabupaten Pandeglang , , Kabupaten Lebak , , Kabupaten Tangerang , , Kabupaten Serang , , Kota Tangerang , , Kota Cilegon , Kota Serang , Kota Tangerang Selatan , Banten , ,36 75

19 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

20 Subsektor Tanaman Pangan terlihat mendominasi usaha pertanian di Provinsi Banten. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Banten adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 482,45 ribu rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Hortikultura adalah sebanyak 220,66 ribu rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak 15,11 ribu rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak 11,77 ribu rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 67,31 persen (352,34 ribu rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 11,93 persen (65,32 ribu rumah tangga). Sedangkan peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian tahun 2013 hanya terjadi pada subsektor kehutanan yang meningkat 28,94 ribu rumah tangga atau naik sebesar 15,49 persen dibandingkan tahun Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Banten Menurut Subsektor ST2003 dan ST Jumlah Rumah Tangga (juta) Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian ST2003 ST2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing masing subsektor

21 Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Peternakan dan Perkebunan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Peternakan hasil ST2013 adalah sebanyak 59 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 18 perusahaan. Subsektor Tanaman Pangan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Hortikultura. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan hasil ST2013 tercatat sebanyak 1 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Hortikultura tercatat sebanyak 2 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami pertumbuhan sebesar 24,36 persen. Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Peternakan, yang tumbuh sebesar 78,79 persen (26 perusahaan). Sedangkan penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbesar terjadi di Subsektor Perikanan diikuti Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Penurunan tersebut masing masing sebesar 68,75 persen (11 perusahaan), 50,00 persen (1 perusahaan), dan 33,33 persen (1 perusahaan). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Banten Menurut Subsektor ST2003 dan ST Jumlah Perusahaan Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan ST2003 ST2013

22 No Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian di Banten Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing masing subsektor Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian*) , ,36 75 Subsektor 1. Tanaman Pangan , ,00 27 Padi , ,00 22 Palawija , Hortikultura , , Perkebunan , , Peternakan , , Perikanan , ,75 14 Budidaya Ikan , ,75 14 Penangkapan Ikan ,88 6. Kehutanan , , Jasa Pertanian ,25 10 Dari hasil ST2013, Subsektor Peternakan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 37 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Tanaman Pangan yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 27 unit usaha. Sedangkan Subsektor Perkebunan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (8 unit usaha).

23 Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banten. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak 101,63 ribu rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 69,94 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 338,05 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar ( m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 101,30 ribu rumah tangga, menurun sebesar 12,73 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 116,07 ribu rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar ( m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 185,52 ribu rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 14,78 ribu rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 juga mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Banten Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) < ST2003 ST2013

24 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Banten Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 No. Golongan Luas Lahan (m2) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 < JUMLAH ,98 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,20 0,49 hektar, yaitu sebanyak 185,52 ribu rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 0,10 hektar, yaitu sebanyak 338,05 ribu rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 240,98 ribu rumah tangga. Angka ini menurun sebesar 15,18 persen pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 204,4 ribu rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam bila dibandingkan dengan ST2003.

25 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem di Banten, ST2013 1,45% 65,02% Bukan Pengguna Lahan Pengguna Lahan 98,55% 34,98% Pengguna Lahan Petani Gurem Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Banten. Dari sebanyak 594,82 ribu rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Banten, sebesar 98,55 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (584,26 ribu rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 1,45 persen, atau sebanyak 8,58 ribu rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 98,55 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 65,02 persennya (379,89 ribu rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 34,98 persen (204,37 ribu rumah tangga).

26 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem di Banten Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan ST2013 Rumah Tangga Petani Gurem Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Kabupaten Pandeglang , ,10 2 Kabupaten Lebak , ,45 3 Kabupaten Tangerang , ,95 4 Kabupaten Serang , ,94 5 Kota Tangerang , ,22 6 Kota Cilegon , ,64 7 Kota Serang , ,99 8 Kota Tangerang Selatan , ,87 Banten , ,12

27 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013

28 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 665,33 ribu orang petani di Banten, petani masih didominasi oleh petani laki laki, yaitu sebanyak 546,20 ribu orang (82,09 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 119,16 ribu orang atau sebesar 17,91 persen. Dominasi petani laki laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 97,80 persen sementara persentase petani laki laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 81,51 persen. Gambar 8 Jumlah Petani di Banten Menurut Jenis Kelamin, ST ,91 % Laki Laki 82,09 % Perempuan

29 Tabel 5 Jumlah Petani di Banten Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 No Sektor/Subsektor Laki Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian*) , , ,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan , , ,00 2. Hortikultura , , ,00 3. Perkebunan , , ,00 4. Peternakan , , ,00 5. Perikanan Budidaya Ikan , , ,00 Penangkapan Ikan , , ,00 6. Kehutanan , , ,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing masing subsektor.

30 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Banten Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 (Ribuan) No Kelompok Umur Petani Utama Laki Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < ,00 0 0, , ,06 92,29 0,26 7,71 3,32 100, ,38 95,27 2,95 4,73 62,33 100, ,52 93,76 10,21 6,24 163,74 100, ,16 89,35 19,93 10,65 187,09 100, ,48 84,96 17,26 15,04 114,74 100, ,37 81,73 11,26 18,27 61,63 100,00 JUMLAH 530,98 89,57 61,86 10,43 592,84 100,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 592,84 ribu rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 530,98 ribu rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki laki dan 61,86 ribu rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing masing kelompok umur. Persentase jumlah rumah tangga pertanian dengan petani utama laki laki terbesar berada pada kelompok umur tahun sebesar 95,27 persen dan terendah berada pada kelompok umur diatas 65 tahun yang mencapai 81,73 persen. Sedangkan pada rumah tangga pertanian dengan petani utama perempuan secara persentase terbesar berada pada kelompok umur diatas 65 tahun (18,27 persen) dan terendah berada pada kelompok umur tahun (4,73 persen). Komposisi jumlah petani utama secara keseluruhan terbesar berada pada kelompok umur tahun sebesar 31,56 persen, kemudian disusul kelompok umur tahun (27,62 %) dan kelompok umur tahun (19,35 %). Kelompok umur dibawah umur 15 dan kelompok umur tahun merupakan dua kelompok umur yang paling sedikit jumlah petani utamanya dengan nilai masing masing sebesar 0,00 persen dan 0,56 persen.

31 Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau di Banten Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 80 Jumlah Sapi/Kerbau (ribu ekor) Jantan Betina Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 144,81 ribu ekor, terdiri dari 46,07 ribu ekor sapi potong, 98,71 ribu ekor kerbau, dan hanya ada 31 ekor sapi perah. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 81,70 ribu ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 63,11 ribu ekor. Kabupaten/kota dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Tangerang, yaitu sebanyak 42,23 ribu ekor. Sedangkan Kota Tangerang Selatan adalah kabupaten/kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (1,41 ribu ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Tangerang, yaitu sebanyak 32,40 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak adalah Kota Serang, dengan jumlah sapi perah sebanyak 24 ekor. Sedangkan jumlah ternak kerbau terbesar berada di Kabupaten Lebak yang berjumlah 32,15 ribu ekor.

32 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin No Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi dan Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

33 Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin

34 Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 5,20 ribu m 2, naik sebesar 192,35 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 1,78 ribu m 2. Sementara itu, rata rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian di Banten sebesar 2,57 ribu m 2, sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan lahan bukan sawah yang sebesar 2,63 ribu m 2. Gambar 11 Rata Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian di Banten Menurut Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 (m 2 ) Rata Rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian

35 Tabel 8 Rata Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan Lahan Bukan Lahan yang dikuasai No Kabupaten/Kota Lahan Pertanian Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Kabupaten Pandeglang 276,24 185, , , , , , , , ,34 2 Kabupaten Lebak 336,94 126, , , , , , , , ,18 3 Kabupaten Tangerang 215,93 296,25 506, ,32 196,62 789,29 702, ,61 918, ,86 4 Kabupaten Serang 252,34 172, , , , , , , , ,39 5 Kota Tangerang 95,53 151,46 50,79 510,32 4,33 558,28 55, ,60 150, ,06 6 Kota Cilegon 210,31 200,53 161, ,30 277, ,38 438, ,69 648, ,21 7 Kota Serang 250,92 186,83 667, ,35 561, , , , , ,15 8 Kota Tangerang Selatan 168,24 246,66 6,14 131,71 30, ,09 36, ,80 204, ,46 Banten 218,97 180,35 796, ,16 981, , , , , ,85

36 Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian di Banten Menurut Subsektor, ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 16,60 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 2,21 ribu rumah tangga. Subsektor Kehutanan tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 15,08 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing masing sebanyak 3,56 ribu, 2,65 ribu, dan 2,40 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Lebak merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (10,73 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Tangerang Selatan merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (236 rumah tangga).

37 No Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Provinsi Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

38 Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

39 Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian di Banten Menurut Subsektor, ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Kehutanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor kehutanan tercatat sebesar 9,47 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 222 rumah tangga. Subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 6,87 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing masing sebanyak 5,90 ribu, 5,01 ribu, dan 1,28 ribu rumah tangga.

40 Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Banten yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

41 Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013

42

43 Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Banten didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 482,45 ribu, sekitar 96,65 persen atau 466,27 ribu diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 14,16 persen (68,34 ribu) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Selain itu, terdapat 10,81 persen (52,16 ribu) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Banten yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan di Banten Menurut Jenis Tanaman, ST Rumah Tangga (ribu) Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Talas Ganyong Garut Lainnya Padi Palawija Jenis Tanaman

44 Jenis tanaman padi di Banten terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST2013 dari 466,27 ribu rumah tangga tanaman padi di Banten, sekitar 97,78 persen (455,73 ribu) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 5,34 persen (24,89 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 303,65 ribu hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 294,16 ribu hektar dan padi ladang seluas 9,49 ribu hektar. Jika dilihat rata rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,65 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar 0,38 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji bijian, kacang kacangan, dan umbi umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Banten diikuti oleh komoditas kacang tanah dan jagung. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing masing adalah 46,36 persen (31,69 ribu), 33,62 persen (22,98 ribu), dan 21,67 persen (14,81 ribu). Sedangkan komoditas palawija lainnya yang ditanam oleh rumahtangga palawija di Banten adalah ubi jalar, kacang hijau, kedelai, dan talas yang masing masing dikelola oleh 11,58 ribu rumah tangga, 7,42 ribu rumah tangga, 2,99 ribu rumah tangga dan 0,65 ribu rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, kacang tanah merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 13,50 ribu hektar luas tanam palawija, sekitar 38,79 persen (5,24 ribu hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas kacang tanah. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas garut yang hanya seluas 0,2 hektar. Rata rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,20 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata rata luas tanam terbesar adalah kedelai yaitu seluas 0,24 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman kedelai, diikuti kacang tanah dengan rata rata luas tanam seluas 0,23 hektar, dan kacang hijau dengan rata rata luas tanam seluas 0,17 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman kacang hijau.

45 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija di Banten Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan* ,88 Padi** ,40 Padi Sawah ,79 Padi Ladang ,97 Palawija** ,50 Jagung ,06 Kedelai ,29 Kacang Tanah ,91 Kacang Hijau ,83 Ubi Kayu ,91 Ubi Jalar ,82 Talas ,12 Ganyong ,22 Lainnya ,36 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

46 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman padi melakukan usaha tanaman padinya dengan tujuan hasil panennya untuk dikonsumsi sendiri. Dari 455,73 ribu rumah tangga usaha tanaman padi sawah, sekitar 53,00 persen rumah tangga bertujuan untuk dikonsumsi sendiri (241,56 ribu). Sementara itu, rumah tangga padi sawah yang sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual hasil panennya sekitar 43,76 persen (199,43 ribu rumah tangga), sedangkan yang seluruh panen padi sawahnya untuk dijual hanya sekitar 3,24 persen (14,74 ribu rumah tangga). Besarnya persentase rumah tangga mengelola tanaman padi untuk dikonumsi sendiri salah satunya disebabkan masih besarnya pengaruh adat untuk menyimpan hasil tanaman padi pada lumbung desa khususnya di daerah Kab. Lebak. Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija di Banten Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Jenis Tanaman Padi Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Ganyong

47 Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija menjual sebagian hasil panennya. Untuk rumah tangga pengelola komoditas jagung yang menjual sebagian hasil panennya ada sekitar 49,82 persen (7,38 ribu rumah tangga), yang menjual seluruhnya ada sekitar 22,56 persen (3,34 ribu rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen jagung adalah sebesar 27,63 persen. Karakteristik penjualan hasil panen ini juga berlaku pada semua komoditas palawija kecuali kedelai yang mayoritas rumah tangga yang menanam komoditas ini sebagian besar seluruh hasil panennya untuk dijual. Berdasarkan hasil ST2013 rumah tangga pengelola komoditas kedelai yang menjual seluruh hasil panennya ada sekitar 45,02 persen (1,35 ribu rumah tangga), yang menjual sebagian hasil panennya sekitar 37,31 persen (1,12 ribu rumah tangga), sedangkan rumah tangga yang menggunakan hasil panen kedelai untuk konsumsi sendiri ada 17,67 persen (0,53 ribu rumah tangga) Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi baik padi sawah maupun padi ladang pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 95,29 persen dan padi ladang mencapai 98,70 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak 13,42 ribu rumah tangga menebaskan padi sawahnya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padi sawahnya hanya sekitar 1,55 ribu rumah tangga atau 0,34 persen dari rumah tangga padi sawah keseluruhan. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 6,50 ribu rumah tangga baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Jenis Tanaman Padi Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama di Banten, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang

48 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman jagung yang memanen sendiri panennya mencapai 81,88 persen. Karakteristik sistem pemanenan utama yang dipakai oleh rumah tangga usaha tanaman jagung ini juga berlaku pada semua komoditas palawija lainnya. Dimana hampir sebagian besar diatas 80 persen memanen sendiri hasil panennya. Meskipun tidak terlalu banyak, ada beberapa rumah tangga yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya, ST2013 mencacat kurang dari satu persen saja rumah tangga yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Secara absolut, rumah tangga usaha tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah rumah tangga usaha tanaman ubi kayu. Sebanyak 3,4 ribu rumah tangga yang menanam ubi kayu belum panen pada periode Mei 2012 April Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija di Banten Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Dipanen Jenis Tanaman Dipanen Muda Jumlah Bentuk Lain Dipanen Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum 2 2 Gandum Talas Ganyong Garut 2 2

49 Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Kabupaten Lebak (35,66 persen), Kabupaten Pandeglang (25,38 persen), dan Kabupaten Serang (20,37 persen). Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang, selain sebagai sentra utama padi, kedua kabupaten ini juga merupakan sentra komoditas jagung dan kedelai. Seperti halnya padi, rumah tangga tanaman jagung paling banyak ditemui di Kabupaten Lebak yaitu sebesar 27,07 persen dari total rumah tangga jagung sedangkan terbanyak kedua didapatkan di Kabupaten Pandeglang sebesar 23,97 persen. Sentra ketiga untuk komoditas jagung adalah Kabupaten Serang yang menyumbang sebesar 15,19 persen dari total rumah tangga jagung Provinsi Banten sebanyak 14,81 ribu rumah tangga. Sementara itu, untuk komoditas kedelai terbesar hanya terdapat di dua kabupaten yang menjadi sentra produksi kedelai yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Persentase rumah tangga kedelai di kedua kabupaten tersebut masing masing sebesar 81,70 persen (2,45 ribu rumah tangga) dan 13,59 persen (0,41 ribu rumah tangga). Sedangkan sisanya tersebar di kabupaten/kota di Banten.

50 Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Tanaman Padi Padi No Kabupaten/Kota Padi Palawija Jagung Kedelai Pangan Sawah Ladang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

51 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013

52

53 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, kacang panjang merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (10,16 ribu rumah tangga). Selain kacang panjang, kangkung, cabai rawit, ketimun juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah pisang diikuti dengan tanaman melinjo dan jengkol. Untuk tanaman sayuran semusim, kacang panjang merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan kamboja jepang/adenium tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah kangkung, sedangkan yang terkecil adalah tanaman nanasnanasan/bromelia. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Banten terletak pada jenis tanaman kangkung. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman sedap malam adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah nanas nanasan/bromelia.

54 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga di Banten Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah Melon Mentimun Suri Semangka Bawang Daun/Prei Bawang Merah Bayam Buncis Cabai Besar Cabai Rawit Jamur Kacang Merah Kacang Kapri Kacang Panjang Kailan Kangkung Kentang Labu Siam Ketimun Oyong/Gambas Pak Choi Paria/Pare Petsai/Sawi Putih Sawi Seledri Slada Terung Tomat Wortel Jahe Kemangi

55 Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga di Banten Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Kencur Kunyit Kumis Kucing Lengkuas Lidah Buaya Temu Kunci Temulawak Anggrek Aglaoenema Kamboja Jepang/Adenium Mawar Melati Nanas Nanasan/Bromelia Palm Pisang Pisangan/Heliconia Pakis Pakisan Pedang Pedangan/ Sansevieria Rumput Peking Sedap Malam Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (106,28 ribu rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 97,39 ribu rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman melinjo. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman hias polyscias merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (13 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah buah pisang dan yang terkecil adalah markisa. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak

56 adalah tanaman pisang diikuti dengan tanaman melinjo dan salak. Untuk tanaman sayuran tahunan, melinjo merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan anturium bunga dan phylodendron tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah pisang sedangkan yang terkecil adalah tanaman markisa. Ditinjau dari besaran rata rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah phylodendron, sedangkan yang terkecil adalah tanaman markisa, kedondong, sukun, dan jeruk besar. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga di Banten Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat pohon Anggur 57 pohon Belimbing 728 pohon Buah Naga 36 pohon Buah Nona/Srikaya 114 pohon Cempedak pohon Duku/Langsat pohon Durian pohon Duwet/Juwet 92 pohon Jambu Air pohon Jambu Biji pohon Jambu Bol 507 pohon Jeruk Siam/Keprok pohon Jeruk Besar pohon Kedondong 777 pohon Lengkeng 241 pohon Mangga pohon Manggis pohon Markisa 45 pohon

57 Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Matoa Buah 47 Pohon Nangka Pohon Nenas 397 Rumpun Pepaya Pohon Pisang Rumpun Rambutan Pohon Salak Rumpun Sawo Pohon Sirsak Pohon Sukun Pohon Blimbing Wuluh 115 Pohon Jengkol Pohon Kluwih 217 Pohon Melinjo Pohon Petai Pohon Kapulaga 686 M Mahkota Dewa 39 M Mengkudu/Pace 104 M Salam 78 M Sereh M Sirih 126 M Anthurium Bunga 19 M Anthurium Daun 130 M Bambu Hias 39 M Bougenvillea Spp 43 M Euphorbia 18 M Phylodendron 151 M Ponix 31 M Polyscias 13 M Soka/Ixora 278 M Tabulampot 15 Pohon

58 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Banten adalah sebesar 220,66 ribu rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Lebak yaitu sebesar 32,67 persen (72,09 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Pandeglang dengan persentase sebesar 30,12 persen (66,47 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Serang dengan persentase sebesar 22,48 persen (49,60 ribu rumah tangga) sedangkan yang terkecil berada di Kota Cilegon dengan persentase sebesar 1,33 persen (2,93 ribu rumah tangga). Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah buahan 52,16 persen (170,97 ribu rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias sebesar 0,73 persen (2,38 ribu rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah buahan dan sayuran, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada dua kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman hias dan obat obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 58,59 persen (164,81 ribu rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah buahan tahunan terdapat di Kabupaten Lebak. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 62,54 ribu rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Pandeglang tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 43,30 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kota Tangerang sebesar 0,60 ribu rumah tangga sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Lebak (0,91 ribu rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 220,66 ribu rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 30,78 ribu rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 6,16 ribu rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat obatan semusim diusahakan oleh 8,05 ribu rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Banten dengan 1,53 ribu rumah tangga.

59 Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah buahan semusim terbesar yaitu 1,62 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Pandeglang sebanyak 7,22 ribu rumah tangga. Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan merupakan kota dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak yaitu 0,64 ribu rumah tangga dan 0,53 ribu rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Lebak (3,40 ribu rumahtangga). Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura 5 Besar di Banten Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Pisang Melinjo Jengkol Durian Petai Kacang panjang Kangkung Cabai rawit Ketimun Mentimun suri Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim Jenis Tanaman Hortikultura

60 Kabupaten/Kota Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim di Banten Menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Tangga Usaha Hortikultura Kelompok Tanaman Hortikultura Buah buahan Sayuran Tanaman Obat obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

61 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, mangga, dan cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing masing sebesar 106,28 ribu; 32,08 ribu; dan 8,95 ribu rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap tiap kabupaten/kota di Banten, usaha tanaman pisang terbanyak dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Lebak (40,54 ribu rumah tangga). Diikuti oleh Kabupaten Pandeglang (34,33 ribu rumah tangga), dan Kabupaten Serang (21,24 ribu rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Kabupaten Pandeglang. Dari 32,08 ribu rumah tangga usaha tanaman mangga, 34,49 persen (11,07 ribu rumah tangga) berada di Kabupaten Pandeglang, sekitar 27,54 persen (8,84 ribu rumah tangga) di Kabupaten Lebak, dan 16,47 persen (5,28 ribu rumah tangga) di Kabupaten Serang serta sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Rumah tangga usaha tanaman cabai terbanyak di Kabupaten Lebak dengan persentase rumah tangga sebesar 28,91 persen (2,59 ribu) diikuti kabupaten Pandeglang sebesar 24,28 persen (2,17 ribu). Sedangkan rumah tangga usaha tanaman cabai paling kecil terdapat di Kota Tangerang sekitar 1,61 persen (0,14 ribu). Sementara itu, jenis tanaman bawang merah hanya sebagian kecil rumah tangga di Banten yang mengusahakannya. Rumah tangga yang mengusahakan tanaman bawang merah terbanyak berada di Kabupaten Serang yaitu sebesar 83,03 persen (0,2 ribu rumah tangga) dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Tanaman kentang hanya diusahakan oleh sebagian kecil rumah tangga di Banten. Hanya ada 5 (lima) kabupaten/kota yang mengusahakan tanaman kentang, rumah tangga usaha tanaman kentang terbanyak berada di Kota Tangerang Selatan yaitu 61,02 persen (36 rumah tangga) dari total rumah tangga yang mengusahakan tanaman kentang di Banten yng berjumlah 59 rumah tangga. Sedangkan rumah tangga usaha tanaman kunyit paling banyak berada di Kabupaten lebak sebesar 32,57 persen (1,11 ribu) dan Kota Tangerang Selatan sebagai sentra produksi Anggrek terbesar di Banten memiliki rumah tangga usaha tanaman anggrek paling banyak mencapai 80,69 persen dari total rumah tangga yang mengusahakan tanaman anggrek.

62 Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga UsahaHorti kultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

63 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai, bawang merah, dan kentang merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing masing sebesar 713,48 hektar, 69,69 hektar, dan 2,39 hektar. Tanaman hortikultura di Banten berdasarkan hasil ST2013 tidak semua menyebar secara merata, terlihat bahwa usaha tanaman pisang dengan jumlah tanaman terbesar terdapat di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Serang yang masing masing sebanyak 2,25 juta pohon, 1,71 juta pohon, dan 1,05 juta pohon. Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. Jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Pandeglang mencapai 76,77 ribu tanaman dan di Kabupaten Serang mencapai 52,98 ribu tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Pandeglang. Dari 269 ribu tanaman mangga, 35,61 persennya berada di Kabupaten Pandeglang dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Tanaman cabai paling banyak diusahakan di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang masing masing mencapai 39,76 persen dan 34,08 persen dari total luas tanam cabai di Banten yang mencapai 713,48 hektar. Sedangkan tanaman bawang merah paling banyak diusahakan di Kabupaten Serang yang mencapai 94,54 persen dari total luas tanam bawang merah di Banten yang mencapai 69,69 hektar. Sedangkan tanaman kunyit dan anggrek paling banyak dijumpai masing masing di Kabupaten Pandeglang dan Kota Tangerang Selatan.

64 Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis di Banten Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Tangga Kabupaten/Kota Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) UsahaHortikultura Pisang Jeruk Mangga Cabai Kentang Kunyit Anggrek Bawang Merah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

65 Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013

66

67 Subsektor Perkebunan H asil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Banten sebanyak rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 485 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Banten berada di Kabupaten Lebak, yaitu sebanyak rumah tangga. Kabupaten/Kota dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut turut adalah Kabupaten Pandeglang ( rumah tangga) dan Kabupaten Serang ( rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Kabupaten Lebak ( rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pandeglang (148 rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan di Banten Menurut Jenis Tanaman, ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Perkebunan Tahunan Semusim Jenis Tanaman Perkebunan

68 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

69 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Banten berturut turut adalah kelapa (138,53 ribu rumah tangga), cengkeh (71,38 ribu rumah tangga), karet (52,92 ribu rumah tangga), kopi (23,18 ribu rumah tangga), kakao (20,64 ribu rumah tangga), dan aren/enau (6,99 ribu rumah tangga). Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Kabupaten Pandeglang (58,04 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Lebak (45,33 ribu rumah tangga). Cengkeh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lebak (38,22 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Pandeglang (26,14 ribu rumah tangga). Karet paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lebak (47,77 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Pandeglang (5,02 ribu rumah tangga). Kakao banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pandeglang (7,98 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Lebak (6,70 ribu rumah tangga). Kopi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lebak (9,69 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Pandeglang (8,47 ribu rumah tangga). Aren/Enau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lebak (5,85 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Pandeglang (0,91 ribu rumah tangga).

70 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tangga Usaha Kabupaten/Kota Tanaman Kelapa Cengkeh Karet Kakao Kopi Aren/Enau Tahunan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

71 Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Banten berturut turut adalah sereh wangi (295 rumah tangga), tebu (144 rumah tangga), kapas (10 rumah tangga), dan nilam (5 rumah tangga). Usaha perkebunan tanaman semusim banyak didominasi oleh rumah tangga yang berada di Pulau Jawa terutama Jawa Timur. Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan sereh wangi adalah Kabupaten Pandeglang (115 rumah tangga), diikuti Kabupaten Tangerang (82 rumah tangga). Tebu paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lebak (54 rumah tangga), diikuti Kabupaten Serang (22 rumah tangga). Kapas paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang dan Kota Serang (masing masing 3 rumah tangga). Dan nilam hanya diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pandeglang (4 rumah tangga) dan Kabupaten Tangerang (1 rumah tangga).

72 Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Tangga Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/kota Usaha Tanaman Sereh Wangi Tebu Kapas Nilam Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

73 Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah karet, yakni sebanyak 15,83 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Populasi terbesar kedua adalah tanaman kelapa, yaitu sebanyak 4,51 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Tanaman kopi menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 2,38 juta pohon. Tanaman kopi paling banyak berada di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Selain tanaman karet, kelapa,dan kopi, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas cengkeh (2,15 juta pohon), kakao (1,88 juta pohon), kelapa sawit (1,05 juta pohon). Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan cengkeh adalah Kabupaten Lebak (1,04 juta pohon), diikuti Kabupaten Pandeglang (0,88 juta pohon). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pandeglang (0,83 juta pohon), diikuti Kabupaten Serang (0,67 juta pohon). Kelapa sawit banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pandeglang (0,57 juta pohon) dan Kabupaten Lebak (0,47 juta pohon).

74 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Kopi Cengkeh Kakao Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

75 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi di Banten Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Kopi Cengkeh Kakao Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

76 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 33,87 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman kopi yang belum berproduksi sebesar 13,30 persen, dan proporsi tanaman kakao yang belum berproduksi adalah sebesar 35,11 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman kakao, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Banten sebanyak 5,36 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Lebak sebanyak 4,73 juta pohon. Tidak ada pohon karet yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan yang belum berproduksi di Kota Tangerang. Jumlah pohon kopi yang belum berproduksi di Banten sebanyak 0,32 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Lebak sebanyak 0,15 juta pohon. Dan tidak ada pohon kopi yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan yang belum berproduksi baik di Kota Tangerang maupun di Kota Cilegon. Selain karet dan kopi, pohon kakao juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Banten. Jumlah pohon kakao yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan adalah sebanyak 1,88 juta pohon. Dari sebanyak 1,88 juta pohon kakao tersebut, sebanyak 0,66 juta pohon atau 35,11 persen masih belum berproduksi. Kabupaten Serang merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah pohon kakao yang belum berproduksi paling banyak (0,28 juta pohon).

77 Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi di Banten Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Karet Kelapa Kopi Cengkeh Kakao Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

78 Hampir serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas karet, kelapa, dan kopi. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Banten sebanyak 8,59 juta pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Lebak, yaitu sebanyak 8,06 juta pohon. Belum ada pohon karet yang sudah berproduksi ditemui di Kota Cilegon, dari sebanyak 100 pohon karet di Kota Cilegon semuanya belum berproduksi. Jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi di Banten sebanyak 3,45 juta pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Pandeglang sebanyak 1,74 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Tangerang dengan jumlah 472 pohon. Selain karet dan kelapa, pohon kopi juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi di Banten sebanyak 1,86 juta pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Pandeglang, yaitu sebanyak 0,88 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Tangerang Selatan, dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak 156 pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Banten (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 16,59 ribu hektar. Sementara, jika dilihat rata rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman karet mempunyai rata rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 0,31 hektar per rumah tangga. Meskipun rumah tangga di Banten paling banyak mengusahakan kelapa, namun demikian luas tanaman kelapa secara keseluruhan bukan yang paling besar (hanya sebesar 12,83 ribu hektar) dan begitu pula rata rata luas tanamannya tidak begitu besar, yaitu hanya sekitar 0,09 hektar per rumah tangga.

79 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Karet Kelapa Cengkeh Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Kakao (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kopi Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

80 Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Sereh Wangi Tebu Nilam Kapas (1) (2) (3) (4) (5) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

81 Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun di Banten Menurut Kondisi Tanaman, ST2013 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Jumlah rumah Jenis Tanaman tangga Yang Yang Belum Yang Sudah Berproduksi Diusahakan/Dikelola Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) AREN/ENAU ASAM JAWA CENGKEH JAMBU METE JARAK PAGAR KAKAO KAPOK KARET KAYU MANIS KELAPA SAWIT KELAPA KEMENYAN KEMIRI KENANGA KINA KOPI LADA MURBAI PANILI/VANILI PALA PANDAN ANYAMAN PINANG/JAMBE SAGU TEH LAINNYA

82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam di Banten Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 Rata Rata Luas Tanaman/Luas ) Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) AREN/ENAU ,72 ASAM JAWA ,81 CENGKEH ,96 JAMBU METE ,24 JARAK PAGAR ,97 KAKAO ,14 KAPOK ,03 KARET ,73 KAYU MANIS ,71 KELAPA SAWIT ,31 KELAPA ,40 KEMENYAN ,00 KEMIRI ,61 KENANGA ,62 KINA ,67 KOPI ,94 LADA ,61 MURBAI ,33 PANILI/VANILI ,00 PALA ,15 PANDAN ANYAMAN ,61 PINANG/JAMBE ,27 SAGU ,30 TEH ,93 ABACA/MANILA ,00 KAPAS ,40 NILAM ,00 ROSELA ,40 SEREH WANGI ,44 TEBU ,83 LAINNYA ,00

83 Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013

84

85 Subsektor Peternakan B erdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak kedua (171,08 ribu rumah tangga) setelah Subsektor Tanaman Pangan. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan di Banten Menurut Jenis Ternak, ST Rumah Tangga (ribu) Jenis Ternak

86 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

87 Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

88 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Usaha Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

89 Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

90 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Ayam Ras Ayam Ras Itik Kabupaten/Kota Ayam Lokal Itik Petelur Pedaging Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

91 Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah kerbau, tercatat sebanyak 39,06 ribu rumah tangga memelihara kerbau. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah kambing, sebanyak 45,12 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 85,96 ribu rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Banten, kerbau merupakan ternak besar yang paling banyak dipelihara di Banten, tercatat sebanyak 96,07 ribu ekor kerbau dipelihara, dimana Kabupaten Lebak merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memelihara kerbau, yaitu sebanyak 31,06 ribu ekor. Sedangkan ternak kecil yang paling banyak dipelihara di Banten adalah kambing, yaitu sebanyak 354,73 ribu ekor, Kabupaten Tangerang merupakan kabupaten/kota yang banyak memelihara kambing yaitu sebanyak 121,21 ribu ekor. Ayam ras pedaging merupakan jenis unggas yang paling banyak jumlahnya di Banten, yaitu sebanyak 57,97 juta ekor, dan Kabupaten Tangerang merupakan kabupaten/kota yang paling memelihara ayam ras pedaging, yaitu sebanyak 18,12 juta ekor. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan di Banten Menurut Jenis Ternak, ST Populasi Ternak (ribu ekor) Jenis Ternak

92 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

93

94

95 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 26,86 ribu rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 15,10 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak 11,76 ribu rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Rumput Laut terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan Rumput Laut sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 624 rumah tangga. Selain Rumput Laut, Ikan Bandeng merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 2,16 ribu rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan lele merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 4,82 ribu rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Cupang/Betta Hias, Mas Koki, Koi, dan Gapi. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Cupang/Betta Hias, Mas Koki, Koi, dan Gapi sebagai ikan utama adalah masing masing sebanyak 60 rumah tangga; 24 rumah tangga; 22 rumah tangga; dan 15 rumah tangga..

96 Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan di Banten Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Cupang/ Rumput Laut 624 Bandeng Lele Betta Hias Kepiting 10 Mujair 137 Mas Mas Koki 24 Rajungan 8 Kerang Hijau 100 Nila Koi 22 Kembung 6 Nila 77 Mujair Gapi 15 Kerapu Balong 6 Udang Vaname 31 Gurami 213 Cupang/ Betta Laga Kerang Darah 4 Udang Windu 28 Bawal Air Tawar 148 Manvis 8 Kerapu Lumpur 4 Udang Jrebung 6 Udang Windu Jumbo Bandeng Air Tawar Black Gost 5 4 Kepiting 5 Patin 82 Louhan 4 Bawal Hitam 2 Kerapu Lumpur 3 Tawes 20 Arowana (Golden) Belanak 2 Rumput Laut 3 Gabus 11 Diskus 2 3

97 Apabila ditinjau menurut Kabupaten/Kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Tangerang merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (3,59 ribu rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Pandeglang yang tercatat memiliki sebanyak 3,48 ribu rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Cilegon, yaitu sebanyak 175 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Banten, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di Tambak. Tercatat sebanyak 9,87 ribu rumah tangga di Provinsi Banten mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 2,58 ribu rumah tangga di Provinsi Banten mengusahakan Budidaya Ikan di Tambak. Kabupaten Lebak merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 2,45 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Tangerang paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di tambak, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1,12 ribu rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 188 rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Banten paling banyak diusahakan di Kota Tangerang, yaitu sebanyak 103 rumah tangga (54,79 persen). Selain Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang merupakan Kabupaten/Kota dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 32 rumah tangga (17,02 persen). Sedangkan Kabupaten/Kota yang paling sedikit mengusahakan budidaya ikan hias adalah Kota Cilegon, yang tercatat hanya memiliki sebanyak 1 rumah tangga usaha budidaya ikan hias.

98 Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

99 Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan di Banten Menurut Jenis Budidaya, ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Rumah Di Kolam/Air Di Tambak/Air Tangga Budidaya Ikan Tawar Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Ikan Hias

100 Tabel 30 Rata Rata Luas Baku Budidaya Ikan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga), ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Ikan Hias Di Laut Di Tambak/Air Di Kolam/Air Di Sawah Di Perairan Payau Tawar Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten Pandeglang 122, ,57 640,70 908,86 182,56 21,67 Kabupaten Lebak 286, ,05 263,16 433,07 254,02 1,00 Kabupaten Tangerang 403, , , ,97 396,42 104,22 Kabupaten Serang 3.067, ,36 464,88 420,89 291,75 147,43 Kota Tangerang , ,78 279, ,80 332,95 160,21 Kota Cilegon 0, ,00 179,67 0,00 33,50 17,00 Kota Serang 3.153, ,89 987,41 545,79 819,50 57,75 Kota Tangerang Selatan 0,00 0,00 566,36 733,35 355,21 402,89 Banten 2.819, ,91 724,59 789,61 265,73 189,83

101 Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 32,32 ribu m2/rumah tangga, sedangkan rata rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata rata luas baku sebesar 265,73 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 189,83 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa secara nasional, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Lele, kemudian diikuti oleh Ikan Mas, Ikan Nila, dan Ikan Bandeng. Sedangkan Ikan Kakap, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele, Ikan Mas, Ikan Nila, dan Ikan Bandeng adalah masing masing sebanyak 4,82 ribu rumah tangga; 2,93 ribu rumah tangga; 2,49 ribu rumah tangga; dan 2,26 ribu rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Lebak tercatat sebagai Kabupaten/Kota dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 1,02 ribu rumah tangga. Komoditas Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Tangerang, yaitu sebanyak 1,76 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Mas paling banyak ditemui di Kabupaten Pandeglang yaitu sebanyak 1,70 ribu rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Bandeng paling banyak ditemui di Kabupaten Tangerang dengan jumlah rumah tangga sebanyak 0,99 ribu rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Rumput Laut, Gurame, Patin, Udang Vaname, Udang Windu, dan kerapu banyak diusahakan masing masing di Kabupaten Serang sebanyak 620 rumah tangga, Kota Tangerang Selatan sebanyak 91 rumah tangga, Kabupaten Pandeglang sebanyak 30 rumah tangga, Kabupaten Serang sebanyak 30 rumah tangga, Kabupaten Tangerang sebanyak 19 rumah tangga, dan Kabupaten Serang sebanyak 9 rumah tangga.

102 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Jenis Ikan Utama Kabupaten/Kota Rumput Udang Udang Lele Mas Nila Bandeng Gurame Patin Laut Vaname Windu Kerapu Kakap (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

103 Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan cupang, mas koki, koi dan arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan cupang, yaitu sebanyak 72 rumah tangga. Kabupaten/Kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan cupang sebagai komoditas utama adalah Kota Tangerang, yaitu sebanyak 54 rumah tangga. Selain ikan cupang, ikan mas koki merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 24 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis mas koki sebagai jenis ikan utama. Apabila ditinjau potensi masing masing kabupaten/kota, terlihat bahwa Kota Tangerang merupakan kabupaten/kota yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan mas koki. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis mas koki paling banyak diusahakan di Kota Tangerang yang mencapai 58,33 persen (14 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang cukup banyak diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah ikan koi dan arowana, yaitu sebanyak 22 rumah tangga mengusahakan ikan koi, dan sebanyak 6 rumah tangga mengusahakan ikan arowana.

104 Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Hias Utama Cupang Mas Koki Koi Arowana (1) (2) (3) (4) (5) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

105 Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013

106 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 11,76 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 10,75 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 1,10 ribu rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Bila ditinjau per masing masing kabupaten/kota, Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten/kota dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 4,04 ribu rumah tangga. Sedangkan Kota Tangerang Selatan merupakan kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 5 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten/kota yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 3,92 ribu rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 36,47 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut Banten. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Serang merupakan kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 468 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 42,24 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Banten.

107 Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

108 Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan di Banten Menurut Jenis Penangkapan, ST Rumah Tangga (ribu) Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum

109 Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak 4,94 ribu unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Banten, yaitu hanya sebanyak 0,67 ribu unit usaha. Kabupaten Tangerang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak 1,66 ribu unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang tanpa menggunakan perahu merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 827 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum tanpa menggunakan perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Banten, yaitu hanya sebanyak 66 unit usaha. Kabupaten Serang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum tanpa menggunakan perahu, yaitu sebanyak 407 unit usaha.

110 Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Tanpa Motor Tempel Tanpa Motor Perahu Motor Tempel Motor Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

111 Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Banten adalah jenis jaring. Sebanyak 5,68 ribu unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Provinsi Banten, yaitu hanya sebanyak 786 unit usaha. Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 1,65 ribu unit usaha. Berbeda dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis perangkap. Sebanyak 348 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan perangkap sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pukat paling sedikit ditemui di Banten, yaitu hanya sebanyak 39 unit usaha. Kabupaten Serang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan perangkap sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 193 unit usaha.

112 Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan di Banten Menurut Kabupaten/Kotadan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

113 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

114

115 Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 215,71 ribu rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 214,66 ribu rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan di Banten Menurut Jenis Budidaya, ST Rumah Tangga (ribu) Subsektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan Jenis Budi Daya

116 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Jumlah Rumah Jenis Kegiatan Kabupaten/Kota Tangga Usaha Budidaya Tanaman Menangkar Menangkap Memungut Hasil Kehutanan Kehutanan Satwa/Tumbuhan Liar Satwa Liar Hutan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

117 Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Lebak, yaitu sebanyak 105,79 ribu rumah tangga. Kabupaten/kota yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Pandeglang dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak 69,92 ribu rumah tangga. Kedua kabupaten/kota tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Tangerang Selatan yang tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 205 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Selain Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang juga merupakan kabupaten/kota kedua yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 246 rumah tangga. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (214,66 ribu rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Banten. Sebanyak 2,72 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Lebak merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan paling banyak, yaitu sebanyak 1,85 ribu rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 275 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Banten. Seperti halnya kegiatan pemungutan hasil hutan, ternyata Kabupaten Lebak juga merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 117 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kabupaten Lebak mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 187 rumah tangga usaha kehutanan di Banten mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Lebak tercatat sebagai kabupaten/kota yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 58 rumah tangga.

118 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan di Banten Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeunjing/Albazia Mahoni Akasia Jabon Jati Bambu Manglid Bayur Mindi Trembesi Jati Putih/Gmelina Meranti Rimba Campuran Ketapang Pinus Damar Bakau Rasamala Merbau Dadap Suren Waru Jelutung Kayu Putih Tanjung Kenari Sungkai Cempaga Tengkawang Maja

119 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan di Banten Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Pembibitan Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeunjing/Albazia Mahoni Akasia Jabon Jati Trembesi Manglid Bayur Ketapang Jelutung Jati Putih/Gmelina Rimba Campuran Tanjung Kenari Dadap Angsana Cendana Asoka Palapi Balsa Mindi Waru Meranti Pinus Kayu Putih Suren Merbau Sungkai Bungur

120 Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan di Banten Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten

121 Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tesebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak 32,38 juta tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Banten. Kabupaten Lebak merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak 13,85 juta tanaman sengon (42,78 persen). Sebaliknya, Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah tanaman sengon paling sedikit, yaitu sebanyak 21,45 ribu tanaman (0,07 persen). Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Provinsi Banten sebanyak 1,46 juta tanaman. Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak 0,78 juta tanaman jati (53,30 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak 2,22 ribu tanaman (0,15 persen). Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Banten sebanyak 6,63 juta tanaman. Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 3,72 juta tanaman mahoni (56,09 persen) diusahakan di Kabupaten Pandeglang. Sebaliknya, Kota Cilegon memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 2,70 ribu tanaman (0,04 persen). Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama tercatat diusahakan di Banten sebanyak 2,81 juta tanaman. Kabupaten Lebak merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak 1,38 juta tanaman akasia (49,34 persen) diusahakan di Kabupaten Lebak. Sebaliknya, Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah tanaman akasia paling sedikit, yaitu sebanyak tanaman (0,04 persen). Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 61,47 ribu tanaman. Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak 39,81 ribu tanaman jati putih (64,76 persen) diusahakan di Kabupaten Pandeglang. Sebaliknya, Kota Cilegon sama sekali tidak memiliki tanaman jati putih.

122 Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Banten, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan tercatat sebanyak 1,66 juta tanaman. Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak 0,77 juta tanaman jabon (46,13 persen) diusahakan di Kabupaten Pandeglang. Sebaliknya, Kota Tangerang memiliki jumlah tanaman jabon paling sedikit, yaitu sebanyak 610 tanaman (0,04 persen). Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Banten tercatat diusahakan di Banten sebanyak 1,14 juta tanaman. Seperti halnya tanaman akasia, Kabupaten Lebak juga merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 571,06 ribu tanaman bambu (50,09 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Tangerang memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 2,97 ribu tanaman (0,26 persen). Tanaman Suren yang diusahakan di Banten tercatat sebanyak 8,80 ribu tanaman. Kabupaten Lebak juga merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman suren. Sebanyak 5,93 ribu tanaman suren (67,40 persen) diusahakan di Kabupaten Lebak. Sebaliknya, beberapa kabupaten/kota yang sama sekali tidak memiliki tanaman suren adalah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, dan Kota Tangerang Selatan. Tanaman Waru yang diusahakan di Banten tercatat sebanyak 7,85 ribu tanaman. Kabupaten Serang merupakan kabupaten/kota yang paling banyak mengusahakan tanaman waru. Sebanyak 3,24 ribu tanaman waru (41,33 persen) diusahakan di Kabupaten Serang. Sebaliknya, kabupaten/kota yang sama sekali tidak memiliki tanaman waru adalah Kota Tangerang Selatan.

123 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013

124

125 Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Yang Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (73,89 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama yang berasal dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 9,29 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman hortikultura. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman perkebunan dan usaha penangkapan ikan di laut masing masing sebanyak 7,60 persen dan 3,46 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti budidaya ikan, peternakan, dan usaha di subsektor kehutanan sebagai sumber pendapatan utama masing masing kurang dari 3 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian di Banten yang memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija ,89 Tanaman Hortikultura ,29 Tanaman Perkebunan ,60 Peternakan ,23 Budidaya ikan di laut ,29 Budidaya ikan di tambak/air payau ,36 Budidaya ikan di kolam air tawar ,29 Budidaya ikan di sawah 25 0,01 Budidaya ikan di perairan umum 78 0,02 Penangkapan ikan di laut ,46 Penangkapan ikan di perairan umum 386 0,11 Tanaman Kehutanan ,09 Pemungutan hasil hutan/ Penang kapan satwa liar 182 0,05 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman ,33 Jumlah ,00

126 Rata rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Rata rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian Provinsi Banten berdasarkan hasil ST2013 SPP adalah sebesar Rp 26,34 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,19 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian.rata rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata rata pendapatan/rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 9,58 juta per rumah tangga per tahun (36,38%). Sedangkan Rata rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 3,60 juta per rumah tangga per tahun (13,69%). Tabel 41 Rata rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian di Banten Menurut Sumber Pendapatan/ Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian 9 581,99 36,38 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 3 605,91 13,69 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 3 797,23 14,42 4 Buruh Pertanian 1 195,95 4,54 5 Buruh di Luar Pertanian 8 160,47 30,98 Jumlah ,55 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian.rata rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 1,19 juta per rumah tangga per tahun (4,54%). Sedangkan Rata rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 8,16 juta per rumah tangga per tahun (30,98%). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 3,79 juta per rumah tangga per tahun (14,42%).

127 Gambar 31 Rata rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian di Banten Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) 70000, , , , , , ,0,0 1. Tanaman Padi dan Palawija 2. Tanaman Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan 4. Peternakan 5. Budidaya Ikan di Laut 6. Budidaya Ikan di 7. Budidaya Ikan/Biota Lain 8. Budidaya Ikan di Sawah 9. Budidaya Ikan di Perairan 11. Penangkapan Ikan di Laut 12. Penangkapan Ikan di 13. Tanaman Kehutanan 15. Pemungutan Hasil 16. Jasa Pertanian 17. Industri Pengolahan 18. Industri Pengolahan 19. Pertambangan dan 20. Listrik, Gas, Uap/Air 21. Air, Daur Ulang, 22. Konstruksi 23. Perdagangan, 24. Transportasi, 25. Keuangan, Persewaan, 26. Lainnya 25. Pensiun, sewa lahan, Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata rata pendapatan rumah tangga yang memiliki sumber pendapatan utama terbesar adalah kegiatan usaha penangkapan ikan dilaut yaitu sebesar Rp 67,19 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha lain di luar sektor pertanian yaitu sebesar Rp 52,54 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha peternakan, Rp 49,23 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata rata pendapatan yang paling kecil adalah rata rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha budidaya ikan di sawah yakni sebesar Rp 11,64 juta per rumah tangga per tahun.

128 Rata rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Provinsi Banten sebesar 9,58 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Padi, yaitu sebesar 4,78 juta rupiah setahun atau sekitar 49,95 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Penangkapan ikan di laut sebesar 1,26 juta rupiah (13,16 %), Tanaman Perkebunan sebesar 951,28 ribu rupiah (9,93 %), Ternak/Unggas sebesar 882,98 ribu rupiah (9,21 %), Tanaman Hortikultura sebesar 784,67 ribu rupiah (8,19 %), Tanaman Kehutanan sebesar 512,04 ribu rupiah (5,34 %), Tanaman Palawija sebesar 127,65 ribu rupiah (1,33 %), dan Jasa Pertanian/Pembibitan Tanaman sebesar 105,45 ribu rupiah (1,10 %). Tabel 42 Rata rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian di Banten Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 4 785,84 49,95 2 Tanaman Palawija 127,65 1,33 3 Tanaman Hortikultura 784,67 8,19 4 Tanaman Perkebunan 951,28 9,93 5 Ternak/ Unggas 882,98 9,21 6 Budidaya ikan di laut 28,65 0,30 7 Budidaya ikan di tambak/ air 82,25 0,86 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 33,52 0,35 9 Budidaya ikan di sawah 4,19 0,04 10 Budidaya ikan di perairan umum 1,45 0,02 11 Penangkapan ikan di laut 1 260,72 13,16 12 Penangkapan ikan di perairan 13,22 0,14 13 Tanaman Kehutanan 512,04 5,34 14 Penangkaran Satwa Liar 0,16 0,00 15 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 7,92 0,08 16 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 105,45 1,10 Jumlah 9 581,99 100,00

129 Sedangkan usaha yang menghasilkan rata rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Budidaya Ikan di Laut, di Tambak/Air Payau, di Kolam Air Tawar, di Sawah, di Perairan Umum, Budidaya Ikan Hias, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Penangkaran Tumbuhan Liar, Penangkaran Satwa Liar, dan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor tanaman pangan dan penangkapan ikan di laut nampaknya merupakan sub sektor andalan di Provinsi Banten, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. Tabel 43 Rata rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian di Banten Menurut Sumber Pendapatan Utama di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Utama Rata Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) (1) (2) (3) SEKTOR PERTANIAN 1 Tanaman Padi dan Palawija 9.526,29 2 Tanaman Hortikultura 8.162,61 3 Tanaman Perkebunan ,26 4 Ternak/ Unggas ,72 5 Budidaya ikan di laut ,51 6 Budidaya ikan di tambak/ air ,57 7 Budidaya ikan di kolam air tawar ,93 8 Budidaya ikan di sawah 705,00 9 Budidaya ikan di perairan umum ,45 10 Penangkapan ikan di laut ,17 11 Penangkapan ikan di perairan umum ,81 12 Tanaman Kehutanan ,69 13 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar ,80 14 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 9.162,97 DILUAR SEKTOR PERTANIAN 15 Industri Pengolahan Hasil Pertanian 5.670,72 16 Industri Pengolahan Bukan Hasil Pertanian 5.516,32 17 Pertambangan dan Penggalian 4.220,91 18 Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin 5.186,58 19 Air, Daur Ulang, Pembangunan, dan Pembersihan Limbah 4.057,44 20 Konstruksi 3.730,37 21 Perdagangan, Akomodasi, Penyediaan, Makan minum 5.814,18 22 Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan Komunikasi 4.422,43 23 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4.948,88 24 Lainnya 5.223,79 PENDAPATAN/PENERIMAAN LAINNYA 25 Pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dll 3.405,41 RATA RATA 9.581,99

130 Namun dilihat secara mikro, jika rumah tangga pertanian diklasifikasikan menurut pendapatan utama, maka terlihat bahwa rumah tangga yang pendapatan utamanya dari penangkapan ikan di laut menunjukkan rata rata pendapatan yang paling tinggi yaitu sebesar 53,46 juta rupiah setahun. Diposisi kedua kelompok rumah tangga ternak/unggas menunjukkan rata rata pendapatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 37,65 juta rupiah setahun. Kemudian diikuti oleh kelompok rumah tangga yang pendapatan utamanya dari perikanan lain (budidaya maupun penangkapan ikan di perairan umum) menunjukkan rata rata pendapatan yang cukup tinggi (berkisar 705 ribu rupiah sampai 32 juta rupiah setahun). Selanjutnya untuk rumah tangga yang pendapatan utamanya dari perkebunan (13,9 juta rupiah setahun) dan tanaman kehutanan (13,5 juta rupiah setahun) mempunyai ratarata pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dari tanaman pangan (9 juta rupiah setahun), dan tanaman hortikultura (8 juta rupiah setahun). Sedangkan rumah tangga yang pendapatan utamanya dari luar sektor pertanian mempunyai rata rata pendapatan berkisar antara 3 sampai 5 juta rupiah setahun, dan untuk penghasilan utama dari penerimaan lain (pensiun, transfer, dll) rata rata pendapatan rumah tangga sebesar 3,40 juta rupiah setahun.

131 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Plt Gubernur Provinsi Banten Para Bupati/Wali Kota se Provinsi Banten Kepala BPS Kabupaten/Kota se Provinsi Banten Para Camat/Lurah/Kepala Desa se Provinsi Banten Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh masyarakat Banten yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

132

133 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Jl. Syech Nawawi Al Bantani, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Serang Telp. : (0254) Fax. : (0254) Website : banten@bps.go.id

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 12.801 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 32.708 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak 37.849 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batang Tahun 2013 sebanyak 11 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 4.183 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak 27.136 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak 26.587 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak 0 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Soppeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Soppeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Soppeng Tahun 2013 sebanyak 36.609 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Soppeng Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah selain perusahaan dan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP) BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 57/12/31 Th. XV, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 8.611 RUMAH TANGGA,

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BADAN PUSAT STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 01/02/ST13/32/78, 18 FEBRUARI 2014 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 18.405 RUMAH TANGGA, TURUN 48,43

Lebih terperinci