Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando"

Transkripsi

1

2

3 Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Bengkulu hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dody Herlando

4

5 Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian

6 Publikasi ini Publikasi merupakan ini merupakan persembahan persembahan ketiga dari seri ketiga publikasi dari seri yang publikasi diterbitkan yang BPS diterbitkan terkait dengan BPS terkait pelaksanaan dengan pelaksanaan ST2013. ST2013.

7

8

9

10 1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

11 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

12 Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

13 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/lainnya).

14 Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

15 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

16

17 Jumlah Usaha Pertanian Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Provinsi Bengkulu didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu hasil ST2013 tercatat sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 1,36 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 82 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 129 unit. Berdasarkan hasil ST2013, KabupatenBengkulu Utara tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kota Bengkulu tercatat sebagai Kabupaten/Kota paling sedikit jumlah rumah tangga pertaniannya. Kabupaten Bengkulu Utara tercatat juga sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Bengkulu, ST2003 dan ST ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga Perusahaan

18 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Usaha (Rumah Tangga) (Perusahaan) Pertanian No Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan Lainnya ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Bengkulu Selatan , Rejang Lebong , , Bengkulu Utara , , K a u r , S e l u m a , , Mukomuko , , Lebong , , Kepahiang , Bengkulu Tengah , Bengkulu , ,67 8 Provinsi Bengkulu , ,00 129

19 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

20 Jumlah Rumah Tangga ) Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Provinsi Bengkulu. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Provinsi Bengkulu adalah di Subsektor Perkebunan dan subsektor Tanaman Pangan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Hortikultura, yang mencapai 36,13 persen ( rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Bengkulu Menurut Subsektor ST2003 dan ST Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian ST2003 ST2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usahapertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor

21 Jumlah Perusahaan Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 66 perusahaan atau sebesar 80,49 persen. Sementara jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan hasil ST2013 tercatat sebanyak 3 perusahaan.subsektor Hortikultura ternyata merupakan subsektor yang tidak memiliki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami pertumbuhan sebesar 100,00 persen. Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi secara persentase terjadi di Subsektor Perikanan, yang tumbuh sebesar 800,00 persen (8 perusahaan). Sedangkan pertumbuhan tertinggi secara absolut adalah subsektor Perkebunan yang mencapai 28 perusahaan (80,00 persen). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Bengkulu Menurut Subsektor ST2003 dan ST Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan ST2003 ST2013

22 Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Usaha (Rumah Tangga) (Perusahaan) Pertanian No Sektor/Subsektor Perubahan Perubahan Lainnya ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian*) , , Subsektor 1. Tanaman Pangan , ,00 23 Padi , ,00 6 Palawija , Hortikultura , Perkebunan , , Peternakan , , Perikanan , ,00 23 Budidaya Ikan , ,00 19 Penangkapan Ikan , Kehutanan , , Jasa Pertanian , *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Dari hasil ST2013, Subsektor Perkebunan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 76 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 26 usaha. Sedangkan Subsektor Kehutanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (6 usaha).

23 Jumlah Rumah Tangga Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ), jumlah rumah tangga usaha pertaniannya turun sebesar rumah tangga atau turun sebesar 30,45 persen. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 59,48 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar ( m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 23,60 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar ( m 2 )tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak rumah tangga pada ST2013, naik sebanyak rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ),jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 sedikit meningkat (29,09 persen) rumah tangga dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST ST2003 ST <

24 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 No. Golongan Luas Lahan (m2) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 < , , , , , , ,74 JUMLAH ,36 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 1,00 1,99 hektar,yaitu sebanyak rumah tangga meningkat sebanyak rumah tangga (9,99 persen) bila dibandingkan hasil ST2003. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST2003.

25 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 Pengguna Lahan 0,57% 99,43% 13,05 % 86,95% Bukan Pengguna Lahan Pengguna Lahan Petani gurem Pengguna Lahan bukan Petani gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu. Dari sebanyak rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu, sebesar 99,43 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ( rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,57 persen, atau sebanyak rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 13,05 persennya ( rumah tangga)merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 86,95 % persen ( juta rumah tangga).

26 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Bengkulu Selatan , ,04 2 Rejang Lebong , ,18 3 Bengkulu Utara , ,39 4 K a u r , ,55 5 S e l u m a , ,17 6 Mukomuko , ,22 7 Lebong , ,90 8 Kepahiang , ,88 9 Bengkulu Tengah , ,12 10 Bengkulu , ,675-67,34 Provinsi Bengkulu ,80

27 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013

28 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak orang petani di Provinsi Bengkulu, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak orang (86,03 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak orang atau sebesar 13,97 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 98,42 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Hortikultura yang mencapai 83,00 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST % Laki-Laki Perempuan 86%

29 No Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 Sektor/Subsektor Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian*) , , ,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan , , ,00 2. Hortikultura , , ,00 3. Perkebunan , , ,00 4. Peternakan , , ,00 5. Perikanan Budidaya Ikan , , ,00 Penangkapan Ikan , , ,00 6. Kehutanan , , ,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

30 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 No Kelompok Umur Petani Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < ,00 0 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 JUMLAH , , ,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur.. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak juta rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 1 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak rumah tangga.

31 Jumlah Sapi /Kerbau Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 32,681 73,334 Jantan Betina 20,000 10,000-12,346 5, Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak ekor, terdiri dari ekor sapi potong, 183 ekor sapi perah, dan ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak juta ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak ekor. Kabupaten/Kota dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu sebanyak ekor. Sedangkan Kabupaten Lebong adalah kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (764 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu sebanyak ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak di Kabupaten Rejang Lebong, dengan jumlah sapi perah sebanyak 143 ekor.

32 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin No Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi dan Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

33 Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin

34 Rata-Rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 17,6 ribu m 2, naik sebesar 52,32 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 11,57 ribu m 2. Rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 1,45 ribu m 2, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lahan bukan sawah yang sebesar 15,78 ribu m 2. Rata-rata lahan bukan pertanian yang dimiliki di rumah tangga pertanian adalah 391,13 m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 (m 2 ) Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian

35 Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan Lahan Bukan Lahan yang dikuasai Lahan Pertanian No Kabupaten/Kota Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bengkulu Selatan 1.883,83 288, , , , , , , , ,77 2 Rejang Lebong 615,74 248,93 763,21 934, , , , , , ,12 3 Bengkulu Utara 2.294,35 461, ,43 892, , , , , , ,32 4 K a u r 2.066,25 357, , , , , , , , ,92 5 S e l u m a 2.341,42 455, , , , , , , , ,64 6 Mukomuko 4.756,56 641, ,47 581, , , , , , ,47 7 Lebong 837,55 357, , , , , , , , ,38 8 Kepahiang 553,74 272,74 914, , , , , , , ,29 9 Bengkulu Tengah 1.110,65 362, , , , , , , , ,40 10 Bengkulu 419,12 358,63 302, , , , , , , ,16 Provinsi Bengkulu 1.593,31 391, , , , , , , , ,16

36 Jumlah Rumah Tangga Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebesar rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 209 rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 676 rumah tangga, sedangkan Subsektor Tanaman Pangan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 2.974, 223, dan 540 rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa kabupaten BengkuluUtara merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (2.109 rumah tangga), sedangkan Kabupaten Kepahiang merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (71 rumah tangga).

37 No Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

38 Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

39 Jumlah Rumah Tangga Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Perkebunan tercatat sebesar rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 583 rumah tangga. Subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 1.060, 583, dan 793 rumah tangga.

40 No Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebu nan Subsektor Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

41 Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013

42

43 Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya Rumah Tangga Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Provinsi Bengkulu didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan yang mengelola tanaman pangan sebanyak rumah tangga, 87,94 persen (87.917) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 19,83 persen (19.825) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Selain itu, terdapat 7,77 persen (7.770) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Provinsi Bengkulu yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST ,000 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Padi Palawija Jenis Tanaman

44 Jenis tanaman padi di Provinsi Bengkulu terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari rumah tangga tanaman padi di Provinsi Bengkulu, sekitar 94,57 persen (83.145) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 5,97 persen (5.249) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 67,04ribu hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 62,60ribu hektar dan padi ladang seluas 4,43ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih kecil dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,76 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang sekitar 0,84 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, jagung merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Provinsi Bengkulu diikuti oleh komoditas ubi kayu dan kacang tanah. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 42,78 persen (5,48 ribu), 34,47 persen (6,83 ribu), dan 15,97 persen (3,16 ribu). Komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah sorgum yang hanya dikelola oleh 1 rumah tangga. Sedangkan komoditas palawija berupa gandum dan garut sama sekali tidak ada yang mengusahakan. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 10,17ribu hektar luas tanam palawija, sekitar 67,69 persen (6,88ribu hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas sorgum yang hanya seluas 0,25 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,51 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,81 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ganyong yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,01 hektar per rumah tangga tanaman ganyong.

45 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) Tanaman Pangan* ,86 Padi** ,48 Padi Sawah ,06 Padi Ladang ,00 Palawija** ,95 Jagung ,22 Kedelai ,84 Kacang Tanah ,40 Kacang Hijau ,34 Ubi Kayu ,04 Ubi Jalar ,98 Sorgum ,00 Gandum 0 0 0,00 Talas ,84 Ganyong ,15 Garut 0 0 0,00 Lainnya ,63 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. (4)

46 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 87,91 ribu rumah tangga usaha tanaman padi, sekitar 39,78 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 2,82 persen (2,49 ribu rumah tangga), sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 57,39 persen (50,72 ribu rumah tangga). Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Jenis Tanaman Padi Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual (1) (2) (3) (4) (5) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

47 Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija (53,60 persen) menjual seluruh hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual sebagian hasil panen palawijanya ada sekitar 24,23 persen (5,22ribu rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen palawijanya adalah sebesar 22,17 persen. Karakteristik penjualan hasil panen ini berlaku pada semua komoditas palawija kecuali untuk komoditas gandum dan ganyong dimana tidak ada rumah tangga yang menanam komoditas-komoditas tersebut. Bahkan khusus untuk sorgum, hanya terdapat 1 (satu)rumah tangga yang menanamnya dan memiliki tujuan bahwa hasil panen sorgumnya nanti seluruhnya akan digunakan untuk dikonsumsi sendiri dan tidak ada yang dijual. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 88,19 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak 827 rumah tangga menebaskan padinya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padinya hanya sekitar 620 rumah tangga atau 0,70 persen dari rumah tangga padi keseluruhan. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 8,98 ribu rumah tangga baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Jenis Tanaman Padi Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang

48 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang memanen sendiri panennya mencapai 75,70 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. ST2013 mencatat bahwa sebesar 1,04 persen rumah tangga menebaskan tanamannya, sedangkan yang mengijonkan tanaman palawijanya hanya sekitar 0,48 persen. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang tidak/belum panen ada sebanyak 3,96 ribu rumah tangga. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah ubi kayu. Sebanyak 8,05 persen (1,73 ribu) rumah tangga yang menanam ubi kayu belum panen pada periode Mei 2012 April Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Dipanen Jenis Tanaman Dipanen Muda Jumlah Bentuk Lain Dipanen Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

49 Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Kabupaten Seluma (20,12 persen), Kabupaten Bengkulu Selatan (15,41 persen), dan Kabupaten Kaur (14,74 persen). Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan, selain sebagai sentra utama padi, kedua kabupaten ini juga merupakan sentra komoditas jagung dan kedelai. Seperti halnya padi, rumah tangga jagung paling banyak ditemui di Kabupaten Rejang Lebong yaitu sebesar 22,99 persen dari total rumah tangga jagung sedangkan terbanyak kedua didapatkan di Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 19,43 persen. Sentra ketiga untuk komoditas jagung adalah Kabupaten Mukomuko yang menyumbang sebesar 17,63 persen dari total rumah tangga jagung Provinsi Bengkulu sebanyak 8,48 ribu rumah tangga. Sementara itu, untuk komoditas kedelai, tiga kabupaten terbesar yang menjadi sentra produksi kedelai adalah Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kaur, dan Kabupaten Bengkulu Utara. Persentase rumah tangga kedelai di masing-masing kabupaten ini terhadap total rumah tangga kedelai Provinsi Bengkulu adalah 19,87 persen (62 rumah tangga), 19,23 persen (60 rumah tangga), dan 16,35 persen (51 rumah tangga) dari total petani kedelai sebanyak 312 rumah tangga.

50 Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 No Provinsi Tanaman Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

51 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013

52

53 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (10,41 ribu rumah tangga). Selain cabai besar, cabai rawit dan sawi juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri dan stroberi. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah jahe, sedangkan mawar tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai rawit, sedangkan yang terkecil adalah tanaman temu giring. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Provinsi Bengkulu terletak pada jenis tanaman cabai besar. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman semangka adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah brotowali.

54 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah Melon Mentimun Suri Semangka Stroberi Bawang Daun/Prei Bawang Merah Bawang Putih Bayam Brokoli Buncis Cabai Besar Cabai Rawit Jamur Kacang Merah Kacang Kapri Kacang Panjang Kangkung Kembang Kol Kentang Kubis Labu Siam Lobak Ketimun Oyong/Gambas Pak Choi Paria/Pare Petsai/Sawi Putih Sawi Seledri Slada

55 Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Terung Tomat Wortel Brotowali Jahe Keji Beling Kemangi Kencur Kunyit Kumis Kucing Lengkuas Lidah Buaya Sambiloto Temu Ireng (Temu Hitam) Temulawak Anggrek Kamboja Jepang/Adenium Mawar Melati Palm Talas-Talasan Menurut hasil ST2013, durian merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (21,97 ribu rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 21,04ribu rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman jengkol. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman terong brastagi merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (hanya 1 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki persentase jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah duwet, kesemek serta caladium dan yang terkecil adalah terong brastagi. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan

56 tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman pisang diikuti dengan tanaman salak dan durian. Untuk tanaman sayuran tahunan, jengkol merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memiliki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan bougenvillea spp tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah pisang sedangkan yang terkecil adalah tanaman kesemek dan daun ungu. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah kapulaga, sedangkan yang terkecil adalah tanaman jambu air, kesemek dan daun ungu. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat pohon Anggur 6 pohon Belimbing 118 pohon Buah Naga 63 pohon Buah Nona/Srikaya 27 pohon Cempedak 413 pohon Duku/Langsat pohon Durian pohon Duwet/Juwet 2 pohon Jambu Air pohon Jambu Biji 490 pohon Jambu Bol 227 pohon Jeruk Siam/Keprok pohon Jeruk Besar 123 pohon Kedondong 344 pohon Kesemek 2 pohon Lengkeng 110 pohon Mangga pohon Manggis 830 pohon

57 Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Markisa 11 pohon Matoa Buah 26 pohon Nangka pohon Nenas 253 pohon Pepaya rumpun Pisang pohon Rambutan rumpun Salak 718 pohon Sawo rumpun Sirsak 162 pohon Sukun 226 pohon Terong Brastagi 1 pohon Blimbing Wuluh 22 pohon Jengkol pohon Kluwih 30 pohon Melinjo 993 pohon Petai pohon Daun Ungu 2 pohon Kapulaga 64 m Mahkota Dewa 50 m Mengkudu/Pace 47 m Salam 6 m Sereh 410 m Sirih 11 m Anthurium Bunga 8 m Anthurium Daun 5 m Bougenvillea Spp 44 m Caladium 3 m Kaktus 10 m Soka/Ixora 14 m Tabulapot 10 m

58 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bengkulu adalah sebesar 79,92ribu rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Bengkulu Utara (18,11ribu rumah tangga). Selain di Kabupaten Bengkulu Utara, pada sebagian besar Kabupaten-kabupaten di Provinsi Bengkulu, juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar. Ditinjau menurut provinsi, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak selain Kabupaten Bengkulu Utara adalah terdapat di Kabupaten Rejang Lebong dengan persentase sebesar 18,93 persen sedangkan yang terkecil berada di Kota Bengkulu dengan persentase sebesar 1,95 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 79,78 persen (8,46 juta rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (87,66 ribu rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 44,78 (45,87 ribu rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 10,19ribu rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Bengkulu Utara juga tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 9,06 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Bengkulu Utara (27 rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara (238 ribu rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 79,92ribu rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 25,14ribu rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 355 rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 6,69 ribu rumah

59 Pisang Mangga Durian Rambutan Duku Cabai Rawit Cabai Besar Kacang Panjang Kunyit Jahe Jumlah Rumah Tangga (ribu) tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bengkulu dengan 97 rumah tangga. Dilihat dari distribusi per kabupaten, Kabupaten Seluma dan Mukomuko merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (63 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak ditemui di Kabupaten Rejang Lebong (11,30 ribu rumah tangga). Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (34 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara (3,01 ribu rumah tangga). Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim Jenis Tanaman Hortikultura

60 Kabupaten/Kota Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Tangga UsahaHortikultura Kelompok Tanaman Hortikultura Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

61 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, cabai, dan mangga merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 17,5 ribu; 14,24 ribu; dan 8,72 ribu rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap kabupaten di Provinsi Bengkulu, usaha tanaman pisang dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara (5,29 ribu rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak juga berada di Kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kabupaten Bengkulu Utara mencapai 447 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Bengkulu Utara. Dari 8,72 ribu rumah tangga usaha tanaman mangga, 36,98 persen berada di Kabupaten Bengkulu Utara, 23,79 persen di Kabupaten Rejang Lebong, dan sisanya menyebar di kabupaten-kabupaten lainnya. Jika dilihat menurut Kabupaten maka rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Bengkulu Utara (3,28 ribu rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman cabai paling banyak berada di Kabupaten Rejang Lebong, dimana Kabupaten Rejang Lebong merupakan sentra rumah tangga usaha tanaman cabai dengan rumah tangga usaha sebanyak 46,71 persen. Hal ini dikarenakan wilayah Kabupaten Rejang Lebong mempunyai iklim dan kondisi geografis yang sangat mendukung usaha tanaman cabai. Tanaman kentang paling banyak diusahakan di Kabupaten Kepahiang sedangkan rumah tangga usaha tanaman kunyit dan anggrek paling banyak dijumpai di Kabupaten Bengkulu Utara.

62 Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga UsahaHortikultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

63 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim,cabai, kunyit, dan kentang merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 2,89 ribu hektar, 0,42 ribu hektar, dan 25,84hektar. Tanaman hortikultura di Provinsi Bengkulu berdasarkan hasil ST2013 tidak semua menyebar secara merata, terlihat bahwa usaha tanaman pisang dengan jumlah tanaman terbesar terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara (176,42 ribu tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Lebong dan Kepahiang. Jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Lebong mencapai 89,19 ribu tanaman dan di Kabupaten Kepahiang mencapai 54,54 ribu tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Bengkulu Utara. Dari 26,57 ribu tanaman mangga, 35,61 persennya (9,46 ribu tanaman) berada di Kabupaten Bengkulu Utara, 17,73 persen (4,71 ribu tanaman) di Kabupaten Kaur, dan sisanya menyebar di kabupaten lainnya.rumah tangga usaha tanaman cabai paling banyak berada di Kabupaten Rejang Lebong, dimana sentra rumah tangga usaha tanaman cabai juga terdapat di Kabupaten Rejang Lebong dengan jumlah luas tanam sebanyak 58,33 persen (1,68 ribu hektar). Hal ini dikarenakan wilayah Kabupaten Rejang Lebong mempunyai iklim dan kondisi geografis yang sangat mendukung usaha tanaman cabai. Tanaman kentang paling banyak ditemui di Kabupaten Rejang Lebong, sedangkan tanaman kunyit dan anggrek paling banyak dijumpai masing-masing di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang.

64 Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Tangga Kabupaten/Kota Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) UsahaHortikultura Pisang Jeruk Mangga Cabai Kentang Kunyit Anggrek Bawang Merah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

65 Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013

66

67 Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Provinsi Bengkulu sebanyak 237,82 ribu rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 237,77 ribu rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 453 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Provinsi Bengkulu berada di Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu sebanyak 46,77ribu rumah tangga. Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Rejang Lebong (33,70 ribu rumah tangga) dan Seluma (33,38 ribu rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan (46,77 ribu rumah tangga) dan semusim (141 rumah tangga) berada di Kabupaten Bengkulu Utara. Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST2013

68 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Bengkulu Selatan 19,035 19, Rejang Lebong 33,704 33, Bengkulu Utara 46,769 46, K a u r 19,696 19, S e l u m a 33,383 33, Mukomuko 26,869 26, Lebong 14,583 14, Kepahiang 21,280 21,280 6 Bengkulu Tengah 16,129 16, Bengkulu 6,368 6, Provinsi Bengkulu 237, ,

69 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Provinsi Bengkulu berturut-turut adalah karet (100,06 ribu rumah tangga), kopi (96,21 ribu rumah tangga), kelapa sawit (84,94 ribu rumah tangga), kelapa (24,14ribu rumah tangga), kakao (8,57 ribu rumah tangga), dan lada ( 6,87 ribu rumah tangga). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan karet adalah Bengkulu Utara(35,32 ribu rumah tangga), diikuti Seluma (18,99 ribu rumah tangga). Kopi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Rejang Lebong (30,81 ribu rumah tangga), diikuti Kepahiang (20,96 ribu rumah tangga). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Mukomuko (24,23 ribu rumah tangga), diikuti Bengkulu Utara(18,82 ribu rumah tangga). Kelapa banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bengkulu Utara (8,38 ribu rumah tangga) dan Bengkulu Selatan (3,99 ribu rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bengkulu Utara (2,49 ribu rumah tangga), diikuti Kaur (1,3 ribu rumah tangga). Lada paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kepahiang (4,87 ribu rumah tangga) dan Kaur (1,25 ribu rumah tangga).

70 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kotadan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Kelapa Sawit Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kopi Kakao Kelapa Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

71 Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Provinsi Bengkulu berturut-turut adalah tebu (198 rumah tangga), nilam (175 rumah tangga), tembakau (66 rumah tangga), dan sereh wangi (11 rumah tangga). Usaha perkebunan tanaman semusim banyak didominasi oleh rumah tangga yang berada di Bengkulu Utara. Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tebu adalah Bengkulu Utara (113 rumah tangga), diikuti Kota Bengkulu (33 rumah tangga). Nilam paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Lebong (50 rumah tangga), diikuti Bengkulu Utara (47 rumah tangga). Tembakau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Rejang Lebong (23 rumah tangga), diikuti Bengkulu Utara ( 17 rumah tangga). Sereh wangi banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bengkulu Selatan (6 rumah tangga).

72 Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

73 Karet merupakan tanaman tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Provinsi Bengkulu namun jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar adalah kopi, yakni sebanyak 359,66 juta pohon yang banyak berada di Rejang Lebong dan Kepahiang. Populasi terbesar kedua adalah tanaman karet, yaitu sebanyak 65,17 juta pohon yang banyak ditanam di Bengkulu Utara dan Seluma. Tanaman kelapa sawit menempati posisi ketiga populasi terbanyak di Provinsi Bengkulu, yaitu sebanyak 20,49 juta pohon. Kelapa sawit paling banyak ditemukan di Mukomuko dan Bengkulu Utara. Selain tanamankopi, karet dan kelapa sawit, potensi subsektor perkebunan lain adalah kakao (3,11 juta pohon), lada (1,9 juta pohon), kelapa (1 juta pohon). Kabupaten dengan populasi kakao paling banyak ada ditemukan di Bengkulu Utara (758,1 ribu pohon), diikuti Rejang Lebong (527,34 ribu pohon). Populasi ladapaling banyak ada di Kabupaten Kepahiang (1,19 juta pohon), diikuti Kaur (427,42 ribu pohon). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Bengkulu Selatan namun populasinya paling banyak ditemukan direjang Lebong (217,38 ribu pohon) dan Bengkulu Utara (154,44 ribu pohon).

74 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Karet Kopi Kakao Kelapa Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

75 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Karet Kopi Kakao Kelapa Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

76 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman kopi yang belum berproduksi sebesar 6,22 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 29, 71 persen, dan proporsi tanaman kelapa sawit yang belum berproduksi adalah 21,81 sebesar persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon kopi yang belum berproduksi di Provinsi Bengkulu sebanyak 22,38 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 6,65 juta pohon. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Provinsi Bengkulu sebanyak 19,36 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 7,86 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kelapa sawit yang belum berproduksi paling banyak ditemui di Kabupaten Mukomuko sebanyak 1,39 juta pohon dan paling sedikit ditemui di Kabupaten Rejang Lebong, dengan jumlah 61,5 ribu pohon. Selain kopi, karet dan kelapa sawit, pohon kakao juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Provinsi Bengkulu. Jumlah pohon kakao yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan adalah sebanyak 3,11 juta pohon. Dari sebanyak 3,11 juta pohon kakao tersebut, sebanyak 470,41 ribu pohon belum berproduksi. Kabupaten Rejang Lebong merupakan kabupaten yang memilikii jumlah pohon kakao yang belum berproduksi paling banyak ( 120,06 ribu pohon). Kabupaten Seluma merupakan kabupaten dengan jumlah pohon kelapa terbanyak yang belum berproduksi yaitu sebanyak 55,09 ribu pohon. Populasi Lada yang belum berproduksi paling banyak ditemukan di Kabupaten Kepahiang yaitu sebanyak 293 ribu pohon.

77 Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kabupaten/kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Karet Kopi Kakao Kelapa Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

78 Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas kopi, karet dan kelapa sawit. Jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi di Provinsi Bengkulu sebanyak 323,54 juta pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu sebanyak 107,39 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi paling sedikit ditemui di Kabupaten Mukomuko, yaitu sebanyak 65,2 ribu pohon. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Provinsi Bengkulu sebanyak 39,19 juta pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 17,19 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang sudah berproduksi paling sedikit di Kabupaten Kepahiang dengan jumlah 85,14 ribu pohon. Selain kopi dan karet, pohon kelapa sawit juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi di Provinsi Bengkulu sebanyak 14,38 juta pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Mukomuko, yaitu sebanyak 5,11 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi paling sedikit di Kabupaten Lebong, dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak 68,6 ribu pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Provinsi Bengkulu (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman kelapa sawit, yaitu 0,16 juta hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman kelapa sawit mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 1,85 hektar per rumah tangga. Meskipun rumah tangga di Provinsi Bengkulu paling banyak mengusahakan karet, namun demikian luas tanaman karet secara keseluruhan bukan yang paling besar (hanya sebesar 0,13 juta hektar) denganratarata luas tanamannya sekitar 1,33 hektar per rumah tangga.

79 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Provinsi dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Karet Kopi Kakao Kelapa Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

80 Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakao (1) (2) (3) (4) (5) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu Total luas tanaman semusim paling besar di Provinsi Bengkulu yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman nilam, yaitu 0,063 ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman nilam mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 3,59 ribu meter persegi per rumah tangga. Meskipun rumah tangga usaha perkebunan semusim di Provinsi Bengkulu paling banyak mengusahakan tebu, namun demikian luas tanaman tebu secara keseluruhan bukan yang paling besar (hanya sebesar 0,011 ribu hektar) denganrata-rata luas tanamannya sekitar 1,94 ribu meter persegi per rumah tangga.

81 Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Bengkulu, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Jumlah rumah tangga Yang Yang Belum Yang Sudah Diusahakan/Dikelola Berproduksi Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemiri Kemiri Sunan Kina Klerek Kopi Lada Panili/Vanili Pala Pinang/Jambe Sagu Teh

82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Bengkulu, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 Rata-Rata Luas Tanaman/Luas ) Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau ,56 Asam Jawa ,69 Cengkeh ,40 Gambir 2 0 0,00 Jambu Mete 5 0 0,00 Jarak Pagar ,85 Kakao ,17 Kapok ,48 Karet ,67 Kayu Manis ,13 Kelapa Sawit ,87 Kelapa ,04 Kemiri ,58 Kemiri Sunan 1 0 0,00 Kina ,00 Klerek 1 0 0,00 Kopi ,52 Lada ,93 Panili/Vanili ,67 Pala ,49 Pinang/Jambe ,58 Sagu ,69 Teh 2 0 0,00 Nilam ,30 Rosela ,50 Sereh Wangi ,09 Tebu ,74 Tembakau , ,56

83 Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013

84

85 Rumah Tangga (ribu) Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak keempat (75,79 ribu rumah tangga) setelah Subsektor Hortikultura. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST Jenis Ternak

86 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Provinsi dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang mengusahakan usaha peternakan di Provinsi Bengkulu, yaitu sebanyak 75,79 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan terbanyak di Provinsi Bengkulu berada di Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu sebanyak 20,27 ribu rumah tangga. Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha yang mengusahakan paling sedikit ternak adalah Kota Bengkulu (2,85 ribu rumah tangga). Jenis ternak sapi potong menjadi jenis ternak yang paling banyak dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Provinsi Bengkulu, yaitu sebanyak 31, 93 ribu rumah tangga, diikuti ayam lokal lainnya (26,67 ribu rumah tangga), dan kambing (22,44 ribu rumah tangga). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan sapi potong adalah Bengkulu Utara (10,84 ribu rumah tangga), diikuti Mukomuko (4,52 ribu rumah tangga) dan Seluma (4,07 ribu rumah tangga). Ayam lokal lainnya paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Bengkulu Utara (7,66 ribu rumah tangga), diikuti Kaur (4,11 ribu rumah tangga), dan Bengkulu Selatan (3,12 ribu rumah tangga). Kambing paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pertanian di Kabupaten Rejang Lebong (4,78 ribu rumah tangga) dan paling sedikit diusahakan di Kota Bengkulu (479 rumah tangga). Jenis ternak sapi perah hanya diusahakan oleh rumah tangga peternakan di Kabupaten Rejang Lebong (38 rumah tangga) dan Kepahiang (6 rumah tangga). Ternak kuda hanya diusahakan di Kota Bengkulu, yaitu sebanyak 3 rumah tangga. Rumah tangga usaha peternakan dengan jenis ternak kerbau, domba, Ayam ras

87 petelur, dan Ayam ras pedaging paling banyak diusahakan di Kabupaten Bengkulu Utara dengan masingmasing jumlah rumah tangga, yaitu sebanyak 923 rumah tangga; 56 rumah tangga; 19 rumah tangga; 129 rumah tangga. Jenis ternak Babi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga peternakan di Kabupaten Seluma, yaitu sebanyak 86 rumah tangga. Rumah tangga peternak yang mengusahakan jenis ternak itik paling banyak ditemui di Kabupaten Kaur, yaitu sebanyak 863 rumah tangga. Kabupaten Bengkulu Selatan adalah kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan ternak itik manila, yaitu sebanyak 623 rumah tangga. Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

88 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Usaha Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu Hasil ST2013 menunjukan bahwa kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan 1dan 2 jenis usaha peternakan, yaitu sebanyak 16,44 ribu rumah dan 3,35 ribu rumah tangga. Kabupaten yang banyak mengusahakan 3 dan 4 jenis peternakanadalah kabupaten Bengkulu Selatan (437 rumah tangga). Kabupaten Rejang Lebong adalah kabupaten yang banyak mengusahakan 4 jenis usaha peternakan (68 rumah tangga). Kabupaten yang mengusahakan lebih dari 5 jenis peternakan adalahrejang Lebong dengan banyaknya rumah tangga, yaitu sebanyak 11 rumah tangga. Apabila ditinjau potensi masing-masing kabupaten, terlihat bahwa Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang memiliki potensi pada usaha peternakan. Hal ini tercermin dari ke lima jumlah jenis peternakan, jumlah rumah tangga yang mengusahakan peternakan di kabupaten tersebut paling banyak.

89 Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu Jika dilihat dari populasi ternaknya, populasi ternak terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah ayam ras pedaging, yakni sebanyak 4,013 juta ekor yang banyak berada di Bengkulu Utara. Populasii terbesar kedua adalah ayam lokal lainnya, yaitu sebanyak 455,6 ribu yang banyak diusahakan di Bengkulu Utara. Ternak kambing menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 130,3 ribu ekor. Kambing banyak diusahakan di kabupaten Rejang Lebong. Selain ayam ras pedaging, ayam lokal, dan kambing, potensi subsektor peternakan juga pada ternak sapi potong (105 ribu ekor) yang banyak diusahakan di kabupaten Bengkulu Utara. Populasi itik di Provinsi Bengkulu sebanyak 64,9 ribu ekor dan banyak ditemukan di Bengkulu Selatan (13,5 ribu ekor). Populasi ayam ras petelur di Provinsi Bengkulu ada sebanyak 40 ribu ekor dan banyak diusahakan di kabupaten Rejang Lebong (20,8 ribu ekor). Itik manila banyak diusahakan di Kabupaten Bengkulu Selatan(25,7 ribu ekor). Sapi perah hanya diusahakan di dua Kabupaten yaitu Rejang Lebong (141 ekor) dan Kepahiang (40 ekor), sedangkan kuda hanya diusahakan di Kota Bengkulu (5 ekor).

90 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Ayam Ras Itik Itik Petelur Pedaging Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

91 Populasi Ternak (ribu ekor) Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST Jenis Ternak

92 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

93

94

95 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa di Provinsi Bengkulu terdapat rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama hanya terdiri dari Rumput Laut sebanyak 2 rumah tangga. Selain Rumput Laut, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 141 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Nila juga terlihat mendominasi sebagai jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak rumah tangga, diikuti oleh Ikan Mas sebanyak rumah tangga dan Ikan Lele sebanyak rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Koi,Mas Koki, Louhan dan Cupang. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Koi,Mas Koki, Louhan dan Cupang sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 11 rumah tangga; 3 rumah tangga; 1 rumah tangga; dan 1 rumah tangga.

96 Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Rumput Laut 2 Nila 141 Nila Koi 11 Mujair 10 Mas Mas Koki 3 Kepiting 3 Lele Louhan 1 Udang Windu 2 Mujair 187 Cupang 1 Kerang Darah 1 Gurami 89 Patin 40 Gabus 31 Bawal Air Tawar 28 Belut 7 Sepat Siam 5

97 Apabila ditinjau menurut kabupaten, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Lebong merupakan kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (3.609 rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Bengkulu Utarasebanyak rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kabupaten Kepahiang, yaitu sebanyak 321 rumah tangga. Hasil ST2013menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Provinsi Bengkulu, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di Sawah. Tercatat sebanyak rumah tangga di Provinsi Bengkulu mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak rumah tangga di Provinsi Bengkulu mengusahakan Budidaya Ikan di Sawah. Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Lebong paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di sawah, dengan jumlah rumah tangga sebanyak rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 16 rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Provinsi Bengkulu hanya diusahakan di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Mukomuko dan Kota Bengkulu. Usaha Budidaya Ikan Hias di Provinsi Bengkulu paling banyak diusahakan di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu sebanyak 10 rumah tangga (62,5 persen). Diikuti oleh Kabupaten Kepahiang sebanyak 4 rumah tangga (25 persen), Kabupaten Mukomuko dan Kota Bengkulu masing-masing sebanyak 1 rumah tangga (6,25 persen).

98 Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu Ikan Hias

99 Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST2013

100 Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga), ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Ikan Hias Di Laut Di Tambak/Air Di Kolam/Air Di Sawah Di Perairan Payau Tawar Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bengkulu Selatan 0,00 742,85 993, ,55 640,00 0,00 Rejang Lebong 0, ,56 709, ,79 114,00 304,80 Bengkulu Utara 0,00 889, , ,55 242,50 0,00 K a u r 11,00 398,90 400,44 779,21 20,00 0,00 S e l u m a 0,00 520,45 432,64 637,09 553,33 0,00 Mukomuko 0,00 469,60 576,64 74,00 796,80 1,00 Lebong 0,00 0,00 895, ,18 12,00 0,00 Kepahiang 0,00 938,57 492, ,38 523,31 19,75 Bengkulu Tengah 0,00 929,50 444, ,00 125,00 0,00 Bengkulu 0, ,82 659, , ,00 2,00 Provinsi Bengkulu 11, ,16 879, ,11 403,58 195,63

101 Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 1.596,16 m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di laut, dengan rata-rata luas baku sebesar 11 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 195,63 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa di Provinsi Bengkulu, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Mas, Ikan Lele, dan Ikan Gurame. Sedangkan Ikan Kakap, Ikan Kerapu, dan Udang Vaname merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang tidak diusahakan oleh rumah tangga di Provinsi Bengkulu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Mas, dan Ikan Lele, dan Ikan Gurame adalah masing-masing sebanyak rumah tangga; rumah tangga; rumah tangga; dan 89 rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Bengkulu Utara tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Komoditas Ikan Mas paling banyak ditemui di Kabupaten Lebong, yaitu sebanyak rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kota Bengkulu yaitu sebanyak 525 rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurame paling banyak ditemui di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu dengan jumlah rumah tangga sebanyak 31 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Ikan Patin banyak diusahakan di Kota Bengkulu sebanyak 23 rumah tangga, Budidaya Udang Windu hanya diusahakan oleh 2 rumah tangga yaitu di Kota Bengkulu, Budidaya Rumput Laut hanya diusahakan oleh 2 rumah tangga yaitu di Kabupaten Kaur, dan Budidaya Ikan Bandeng yang hanya diusahakan di Kota Bengkulu sebanyak 1 rumah tangga.

102 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu UdangWi ndu Udang Vaname Rumput Laut (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

103 Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat tiga jenis ikan hias yang diusahakan di Provinsi Bengkulu, yaitu ikan koi, mas koki, dan cupang. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan koi, yaitu sebanyak 11 rumah tangga. Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan koi sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 7 rumah tangga dan Kabupaten Kepahiang sebanyak 4 rumah tangga. Selain ikan koi, ikan Mas Koki dan Ikan Cupang merupakan ikan hias yang diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa hanya terdapat sebanyak 3 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis Mas Koki sebagai jenis ikan utama, dan sebanyak 1 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis Cupang sebagai jenis ikan utama.ikan Hias jenis Arwana tidak diusahakan oleh rumah tangga di Provinsi Bengkulu.

104 Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

105 Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013

106 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Bila ditinjau per masing-masing kabupaten, Kabupaten Kaur merupakan kabupaten dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Rejang Lebong merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 5 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 958 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 34,52 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Provinsi Bengkulu. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 215 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 19,94 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Nasional.

107 Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

108 Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013

109 Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwakegiatan penangkapan ikan dengan perahu motor tempel paling banyak digunakan di Laut, yaitu digunakan oleh sebanyak unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Provinsi Bengkulu, yaitu hanya sebanyak 336 unit usaha. Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempel, yaitu sebanyak 505 unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan perahu tanpa motor merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 761 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum tanpa menggunakan perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor tempel merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Provinsi Bengkulu, yaitu hanya sebanyak 46 unit usaha. Bengkulu Selatan merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum tanpa menggunakan perahu, yaitu sebanyak unit usaha.diikuti oleh Kabupaten Kaur dengan tanpa menggunakan perahu sebanyak 177 unit usaha dan Kabupaten Seluma yang menggunakan perahu tanpa motor sebanyak 103 unit usaha.

110 Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Tanpa Motor Tempel Tanpa Motor Perahu Motor Tempel Motor Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu

111 Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Provinsi Bengkulu adalah jenis jaring. Sebanyak unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Provinsi Bengkulu, yaitu hanya sebanyak 33 unit usaha. Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 534 unit usaha. Berbeda dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis lainnya yang tidak termasuk kedalam pukat, jaring, pancing, dan perangkap. Sebanyak 435 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan jenis lainnya sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pukat paling sedikit ditemui di Provinsi Bengkulu, yaitu hanya sebanyak 16 unit usaha. Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pukat sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 118 unit usaha.

112 Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Bengkulu Provinsi Bengkulu 433 1,

113 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

114

115 Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya, ST2013

116 Provinsi Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Jenis Kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar Menangkap Satwa Liar (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bengkulu Selatan 1, Memungut Hasil Hutan Rejang Lebong 4,610 4, Bengkulu Utara 6,026 5, K a u r 1,790 1, S e l u m a 1, Mukomuko Lebong 2,053 1, Kepahiang 5,437 5, Bengkulu Tengah 1,486 1, Bengkulu Provinsi Bengkulu 24,930 22, ,396

117 Jika dirinci menurut kabupaten, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu sebanyak rumah tangga. Kabupaten yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Kepahiang dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak rumah tangga. Kabupaten Rejang Lebong memiliki rumah tangga usaha kehutanan ketiga terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Ketiga kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Bengkulu yang tercatat sebagai wilayah dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 189 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak ( rumah tangga). Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki rumah tangga yang melakukan budidaya tanaman kehutanan, yaitu rumah tangga. Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Bengkulu. Sebanyak rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan paling banyak, yaitu sebanyak 356 rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 847 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 234 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kabupeten Kaur mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 144 rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Bengkulu mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Bengkulu Tengah tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 40 rumah tangga.

118 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga BudidayaTanaman Kehutanan, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Agathis Akasia 140 7, Asoka Bakau 1 4,000 4,000 Balau Bambu 3,671 23,841 6 Bayur , Benda Benuang Bungur Cemara Kayu Cempaga Cempaka , Cendana Dadap 39 1, Damar 140 4, Gaharu 86 22, Jabon 36 25, Jati 1, , Jati Putih/Gmelina Jelutung Jenitri Johar 1, , Kaliandra Kayu Hitam Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Kayu Putih Ketapang Klampis Kruing Kupang Lamtoro 251 8, Mahoni 2,209 66, Manglid Matoa Kayu Medang , Meranti 1, , Merbau 39 1, Mindi 2,112 80, Palapi Rimba Campuran 25 8, Rotan 24 1, Sengon/Jeunjing/Albazia 5, , Sindur 1 1,000 1,000 Sonokeling Sungkai Suren , Surla Tenggulun , Trembesi Waru

119 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Akasia 34 1, Bakau 1 4,000 4,000 Bambu , Bayur , Benda Benuang Cempaka 22 12, Dadap Damar Gaharu ,001 6,037 Jabon 7 9,300 1,328 Jati , Jati Putih/Gmelina Jelutung Johar , Kaliandra Kayu Hitam Kayu Putih Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Ketapang 3 1, Lamtoro 108 2, Mahoni , Manglid Medang ,589 2,239 Meranti , Merbau Mindi , Pinus 1 3,000 3,000 Rotan 6 4, Sengon/Jeunjing/Albazia 1, , Sindur 1 1,000 1,000 Sonokeling Sungkai Suren 73 1, Surla Tenggulun , Waru

120 . Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten dan Jenis Tanaman, ST2013 Provinsi Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bengkulu Selatan 0 1,407 20,612 1,302 64,002 6, Rejang Lebong 2,476 9,502 8,211 13,017 56, ,261 Bengkulu Utara 43 3,759 12,902 12,227 60, K a u r 32 2,953 31,812 7,099 29,009 5, S e l u m a ,891 4,201 16, Mukomuko ,769 4,943 6, Lebong 3,433 1,506 10,403 6,162 35,031 3, ,294 Kepahiang 101 2,693 6,253 7, ,614 4, ,828 Bengkulu Tengah 614 1,308 12,857 8,489 56,019 2, Bengkulu ,618 2,150 29,066 3, Provinsi Bengkulu 7,697 23, ,328 66, ,198 25, ,600

121 Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tesebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kepahiang merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak tanaman sengon (60,938 persen). Sebaliknya, Kabupaten Mukomuko memiliki jumlah tanaman sengon paling sedikit, yaitu sebanyak tanaman (0,712 persen). Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Provinsi Bengkulu sebanyak tanaman. Kabupaten Kaur merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak tanaman jati (23,682 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kabupaten Mukomuko memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak tanaman (3,55 persen). Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Provinsi Bengkulu sebanyak tanaman. Kabupaten Rejang Lebong merupakan provinsi yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak tanaman mahoni (19,443 persen) diusahakan di Kabupaten Rejang Lebong. Sebaliknya, Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak tanaman (1,945 persen). Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama tercatat diusahakan di Provinsi Bengkulu sebanyak tanaman. Kabupaten Lebong merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak tanaman akasia ( persen) diusahakan di Kabupaten Lebong. Sebaliknya, Kabupaten Bengkulu Selatan sama sekali tidak memiliki tanaman akasia. Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 845 tanaman. Kabupaten Kepahiang merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak 423 tanaman jati putih (50,059 persen) diusahakan di Kabupaten Kepahiang. Sebaliknya, beberapa kabupaten sama sekali tidak memiliki tanaman jati putih, yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Seluma, Mukomuko dan Kota Bengkulu.

122 Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Provinsi Bengkulu, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan tercatat sebanyak tanaman. Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak tanaman jabon (23,736 persen) diusahakan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Sebaliknya, Kabupaten Seluma dan Mukomuko sama sekali tidak memiliki tanaman jabon. Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Provinsi Bengkulu tercatat diusahakan di Provinsi Bengkulu sebanyak tanaman. Seperti halnya tanaman mahoni, Kabupaten Rejang Lebong juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak tanaman bambu (39,856 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Bengkulu memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 42 tanaman (0,176 persen). Tanaman Suren yang diusahakan di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak tanaman. Kabupaten Rejang Lebong juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman suren. Sebanyak tanaman suren (63,520 persen) diusahakan di Kabupaten Rejang Lebong. Sebaliknya, Kabupaten Mukomuko memiliki tanaman suren paling sedikit, yaitu sebanyak 3 tanaman suren (0.012 persen). Tanaman Waru yang diusahakan di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak 533 tanaman yang hanya diusahakan di 4 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kaur, dan Seluma. Kabupaten Rejang Lebong merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman waru. Sebanyak 387 tanaman waru (72,608 persen) diusahakan di Kabupaten Rejang Lebong.

123 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013

124

125 Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (77,63 persen) rumah tangga pertanian mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman perkebunan. Sementara itu, sebanyak 15,00 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman hortikultura dan usaha peternakan masing-masing sebanyak 4,36 persen dan 1,13 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti penangkapan ikan di laut, jasa pertanian dan pembibitan tanaman serta usaha budidaya ikan di kolam air tawar sebagai sumber pendapatan utama masing-masing kurang dari 1 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija 30, Tanaman Hortikultura 8, Tanaman Perkebunan 155, Peternakan 2, Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/air payau Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah Budidaya ikan di perairan umum Budidaya ikan hias Penangkapan ikan di laut 1, Penangkapan ikan di perairan umum Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman Jumlah 200, ,00

126 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP di Provinsi Bengkulu adalah sebesar Rp 30,81 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,57 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 17,20 juta per rumah tangga per tahun (55.84%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 3,23 juta per rumah tangga per tahun (10.48%). Tabel 41 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian 17, Usaha di Luar Sektor Pertanian 3, Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 2, Buruh Pertanian 2, Buruh di Luar Pertanian 5, Jumlah 30, ,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 2,78 juta per rumah tangga per tahun (9.03%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 5,31 juta per rumah tangga per tahun (17.23%). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 2.28 juta per rumah tangga per tahun (7.42%).

127 1. Tanaman Padi dan Palawija 2. Tanaman Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan 4. Peternakan 7. Budidaya Ikan/Biota Lain di 8. Budidaya Ikan di Sawah 9. Budidaya Ikan di Perairan 11. Penangkapan Ikan di Laut 12. Penangkapan Ikan di 13. Tanaman Kehutanan 15. Pemungutan Hasil 16. Jasa Pertanian 17. Industri Pengolahan Hasil 18. Industri Pengolahan Bukan 19. Pertambangan dan 20. Listrik, Gas, Uap/Air Panas, 21. Air, Daur Ulang, 22. Konstruksi 23. Perdagangan, Akomodasi, 24. Transportasi, Pergudangan, 25. Keuangan, Persewaan, dan 26. Lainnya 27. Pensiun, sewa lahan, Gambar 31 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha pertanian lainnya adalah sebesar Rp 68,36 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yaitu sebesar Rp 63,37 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di sawah, Rp 44,02 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija yakni sebesar Rp 19,23 juta per rumah tangga per tahun.

128 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Provinsi Bengkulu sebesar 17,20 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Perkebunan, yaitu sebesar 12,7 juta rupiah setahun atau sekitar 73,88 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Tanaman Padi sebesar 1,69 juta rupiah (9,84 %), Tanaman hortikultura sebesar 917 ribu rupiah (5,33 %), Ternak/Unggas sebesar 855,52 ribu rupiah (4,97 %), Penangkapan ikan dilaut sebesar 395,94 ribu rupiah (2,30 %), dan Tanaman Palawija sebesar 178,56 ribu rupiah (1,04 %). Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 1, Tanaman Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan 12, Ternak/ Unggas Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/ air Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah Budidaya ikan di perairan umum Budidaya ikan hias Penangkapan ikan di laut Penangkapan ikan di perairan Tanaman Kehutanan Penangkaran Tumbuhan Liar Penangkaran Satwa Liar ,00 17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman Jumlah 17, ,00

129 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Gubernur Provinsi Bengkulu Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu Ketua dan Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Para Bupati/Wali Kota seluruh Provinsi Bengkulu Kepala BPS Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Bengkulu Para Camat/Lurah/Kepala Desa seluruh Provinsi Bengkulu Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Para/Kalangan Media Massa Seluruh Warga Provinsi Bengkulu yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

130 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BENGKULU Jl. Adam Malik Km. 8 Kota Bengkulu Telp. : (0736) , Fax. : (0736) Homepage : bps1700@bps.go.id

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 12.801 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 4.183 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 4.540 Rumah Tangga Jumlah Perusahaan Pertanian Tidak Berbadan Hukum di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah Usaha

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak 27.136 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 32.708 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Drs. Pardjan, M.Si

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Drs. Pardjan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 8.238 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 0 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak 8.311 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar

Lebih terperinci