PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S)"

Transkripsi

1 Katalog: PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) BADAN PUSAT STATISTIK

2

3 SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

4

5 KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dimaksudkan untuk mendapatkan data luas panen dan luas baku lahan dengan pendekatan rumah tangga pertanian dan pengukuran lahan di lapangan. Dari hasil survei ini akan diketahui seberapa besar perbedaan data luas panen dan luas tanam jika dibandingkan dengan hasil pendataan Statistik Pertanian (SP) yang rutin dilakukan setiap tahun. Survei ini juga diharapkan dapat memperoleh angka konversi galengan terbaru untuk perhitungan luas panen dan luas tanam bersih di lahan sawah. Buku pedoman pencacah ini memuat penjelasan teknis dalam melakukan kegiatan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 yang meliputi latar belakang, tujuan, cakupan, organisasi lapangan, jadwal pelaksanaan, metodologi penarikan sampel, tata cara pemutakhiran rumah tangga, tata cara pelaksanaan pencacahan, dan tata cara pengisian Daftar VP2015-P, Daftar VP2015-DSRT, dan Daftar VP2015-S. Keberhasilan pelaksanaan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 ini ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, para petugas diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Kepada semua pihak, baik di BPS pusat maupun di BPS daerah, yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 ini diucapkan terima kasih. Selamat Bekerja. Jakarta, 27 Maret 2015 Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik, Adi Lumaksono Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 i

6 ii Pedoman Pencacah Survei Luas Penan dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Landasan Hukum Cakupan Jenis Dokumen Jadwal Kegiatan... 5 BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN 2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan Daerah Petugas Pelaksanaan Pencacahan... 7 BAB 3 METODOLOGI PENARIKAN SAMPEL 3.1. Kerangka Sampel Stratifikasi Blok Sensus Jumlah Sampel Prosedur Pengambilan Sampel Prosedur Estimasi Pemilihan Sampel Pengukuran Lahan BAB 4 TATA CARA PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA 4.1. Penelusuran Wilayah Kerja Pemutakhiran Rumah Tangga Tata Cara Pengisian Dfatra VP2015-P BAB 5 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VP2015-DSRT 5.1. Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-DSRT BAB 6 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN 6.1. Tahap Pelaksanaan Pencacahan Tata Cara Wawancara BAB 7 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VP2015-S 7.1 Tata Tertib Pengisian Daftar VP2015-S Petunjuk Pengisian Daftar VP2015-S Keterangan yang Dikumpulkan Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-S LAMPIRAN Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 iii

8 iv Pedoman Pencacah Survei Luas Penan dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

9 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan, memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia. Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan (padi dan palawija) mencapai 17,73 juta rumah tangga atau mencakup 67,83 persen dari total jumlah rumah tangga usaha tani, yang mencapai 26,14 juta rumah tangga pada tahun Hal tersebut menunjukkan bahwa subsektor tanaman pangan merupakan sumber penghidupan utama sebagian besar petani Indonesia. Subsektor tanaman pangan juga memainkan peranan penting dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan dan asupan gizi masyarakat. Hal itu tercermin dari peran strategis komoditas beras sebagai sumber pangan utama (makanan pokok) masyarakat Indonesia. Kondisi ini mengakibatkan dinamika harga beras sangat mempengaruhi inflasi sebagai salah satu variabel makro ekonomi yang sangat krusial dalam perekonomian nasional. Karena itu, tingkat ketersediaan beras dan juga komoditas pangan lainnya, dalam jumlah yang mencukupi dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, tidak hanya mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional, tapi juga stabilitas sosial dan politik. Dewasa ini, upaya mewujudkan swasembada pangan masih menjadi prioritas utama agenda pembangunan pemerintah di sektor pertanian. Hal itu tercermin dari pencanangan target swesembada padi (beras), jagung, dan kedelai yang harus diwujudkan dalam dua tahun mendatang. Target pemerintah ini merupakan manifestasi dari visi ketujuh pemerintah yang tertuang dalam program Nawacita, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah satunya, sektor pertanian melalui upaya membangun dan mewujudkan kedaulatan pangan. Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

10 Untuk mewujudkan kedaulatan pangan ini, khususnya padi (beras), jagung, dan kedelai, pemerintah melakukan berbagai cara melalui pelaksanaan program UPSUS (Upaya Khusus), seperti rehabilitasi jaringan irigasi teknis (JIT), optimasi lahan, perluasan areal tanam, dan sebagainya sebagai upaya pembangunan pertanian. Berkaitan dengan hal tersebut, pembangunan pertanian ini membutuhkan dukungan data yang akurat sebagai pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan sehingga dapat tepat sasaran. Salah satu jenis data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai luas panen padi, jagung, dan kedelai serta informasi luas baku lahan sawah yang merupakan basis penghitungan angka produksi komoditas tersebut. Secara faktual, akurasi data luas panen padi, jagung, dan kedelai yang selama ini dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), yang dikumpulkan dengan menggunakan Daftar SP-Padi dan SP-Palawija, dipertanyakan oleh berbagai kalangan, seperti peneliti, akademisi, legislator, dan praktisi pertanian. Data tersebut diduga mengalami overestimate atau lebih tinggi dari kondisi riil yang ada di lapangan karena menggunakan metode yang kurang ilmiah, yaitu eye estimate. Konsekuensinya, data produksi padi (beras), jagung, dan kedelai yang dihitung dengan mengalikan data produktivitas dan luas panen ditengarai juga mengalami overestimate. Oleh sebab itu, diperlukan metode pengumpulan data luas panen lain guna memperoleh data yang lebih akurat dan obyektif. Karena itu, penelitian dengan wawancara langsung ke petani sampel melalui Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. 1.2 Tujuan berikut: Tujuan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 adalah sebagai a. Mengetahui apakah metode wawancara dapat digunakan untuk pengumpulan data luas, khususnya luas panen dan luas baku lahan. b. Mengetahui akurasi data luas panen dan luas baku lahan yang selama ini dikumpulkan melalui Survei Pertanian (SP). 2 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

11 c. Mengetahui angka konversi galengan terbaru untuk perhitungan luas panen dan luas tanam bersih di lahan sawah. 1.3 Landasan Hukum Pelaksanaan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 didasarkan pada sejumlah peraturan perundangan yang meliputi: 1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683); 2) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); 3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik; 4) Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan 5) Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, sebagai pengemban undangundang, maka BPS wajib melaksanakan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Dalam rangka menjalankan amanah undang-undang tersebut, baik diminta maupun tidak, seluruh jajaran BPS di daerah dari tingkat tertinggi hingga terendah membantu dan mengambil peran sesuai dengan bidangnya masing-masing demi suksesnya Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

12 1.4 Cakupan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dilakukan di 7 (tujuh) provinsi di Indonesia, yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan, dengan jumlah sampel untuk wawancara sebanyak blok sensus dan rumah tangga, serta sampel rumah tangga untuk pengukuran lahan. 1.5 Jenis Dokumen Jenis dokumen yang digunakan: 1) Peta ST2013-WB Peta wilayah yang digunakan dalam pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 adalah peta blok sensus tanpa simbol bangunan fisik yang digunakan pada saat pencacahan lengkap ST2013. Peta ini digunakan untuk pemutakhiran rumah tangga di blok sensus terpilih, orientasi wilayah kerja petugas, dan sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi lokasi rumah tangga sampel yang akan dicacah dengan Daftar VP2015-S. 2) Daftar VP2015-P Daftar ini digunakan untuk pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih; identifikasi rumah tangga yang melakukan panen padi sawah, padi ladang, jagung, atau kedelai pada setiap subround, serta identifikasi lokasi, jenis lahan, status usaha, dan luas panen tanaman terpilih. 3) Daftar VP2015-DSRT Daftar ini berisi nama-nama kepala rumah tangga terpilih yang harus dicacah oleh petugas. Daftar ini diperoleh dari penarikan sampel di BPS Kabupaten/Kota setelah pemutakhiran rumah tangga selesai dilaksanakan. 4 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

13 4) Daftar VP2015-S Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan (wawancara) pada rumah tangga terpilih yang tercantum pada Daftar VP2015-DSRT. 5) Buku Pedoman Pencacah (VP2015-PCS) Buku ini memuat aturan/tata cara pencacahan rumah tangga usaha tanaman padi dan palawija terpilih, konsep definisi, tata cara pemutakhiran rumah tangga dalam blok sensus terpilih dengan Daftar VP2015-P, pengisian Daftar VP2015-DSRT, dan VP2015- S. 1.6 Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan penyusunan kerangka sampel, penarikan sampel, pelatihan instruktur dan petugas, pencacahan, pengolahan, dan publikasi pada kegiatan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Tangan 2015 adalah sebagai berikut: Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

14 Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 No. Kegiatan Jadwal (1) (2) (3) 1. Penyusunan Metodologi 1 Januari-6 Februari Pelatihan Innas Pencacahan Lapangan 6-9 April Pelatihan Inda April Pelatihan Petugas April Pemutakhiran Blok Sensus Terpilih 6. Penarikan Sampel 7. Editing/Coding 8. Data Entry 9. Tabulasi 1-10 Mei 2015 (tahap I) 1-13 September 2015 (tahap II) 1-10 Januari 2016 (tahap III) Mei 2015 (tahap I) 7-13 September 2015 (tahap II) 4-10 Januari 2016 (tahap III) 8 Juni-31 Juli 2015 (tahap I) 28 September-31 Oktober 2015 (tahap II) 25 Januari Februari 2016 (tahap III) 22 Juni-2 Agustus 2015 (tahap I) 28 September-31 Oktober 2015 (tahap II) 25 Januari-29 Februari 2016 (tahap III) 1-16 November 2015 (tahap I dan II) 1-20 Maret 2016 (tahap III) 10. Penyusunan Laporan Akhir Maret Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

15 ORGANISASI LAPANGAN Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah Penanggung jawab pelaksanaan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Pengarah untuk kegiatan pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi yang merangkap sebagai Ketua Tim Teknis Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 sedangkan Pejabat Eselon I lainnya, bertanggung jawab sebagai pengarah sesuai dengan bidangnya masingmasing. Penanggung jawab bidang teknis Survei Luas Panen dan Luas Lahan adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan sedangkan Pejabat Eselon II terkait bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing. Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya bertanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas di daerah masingmasing. Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya bertanggung jawab sesuai dengan penugasan. 2.2 Petugas Pelaksanaan Pencacahan Pelaksanaan pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman pangan 2015 dilakukan oleh Petugas Pencacah Survei (PCS) dan Petugas Pengawas/Pemeriksa Sampel (PMS). Satu orang PCS melakukan pencacahan sekitar 90 rumah tangga untuk 3 subround. Setiap PMS membawahi 3-4 orang PCS. Adapun tugas dari petugas pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 adalah sebagai berikut: Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

16 1) PCS a. Mengikuti pelatihan petugas Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan b. Bersama-sama PMS melakukan pengenalan batas luar blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan peta ST2013-WB. c. Melakukan pemutakhiran blok sensus dengan menggunakan daftar VP2015-P. d. Melakukan pencacahan dengan menggunakan Daftar VP2015-DSRT, dan VP2015-S. e. Mendiskusikan dengan PMS jika ada permasalahan teknis di lapangan. f. Menyerahkan dokumen VP2015-P, VP2015-DSRT, dan VP2015-S segera setelah pencacahan selesai dilakukan serta diperiksa kelengkapan dan kebenaran isiannya. g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. 2) PMS a. Mengikuti pelatihan petugas Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan b. Mendistribusikan peta ST2013-WB, VP2015-P, VP2015-DSRT, VP2015-S, sesuai wilayah tugas PCS. c. Bersama-sama PCS melakukan pengenalan batas luar blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan peta ST2013-WB. d. Melakukan pengawasan pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dan pemeriksaan isian Daftar VP2015-S hasil pencacahan PCS. e. Melakukan pengukuran luas panen dan luas lahan dengan menggunakan Daftar VP2015-U (pengukuran luas baku lahan, pengukuran galengan, dan saluran air dengan menggunakan GPS). f. Bersama-sama PCS mendiskusikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan. g. Menyerahkan dokumen VP2015-P, VP2015-DSRT, VP2015-S, dan VP2015-U yang telah diperiksa ke BPS Kabupaten/kota. h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. 8 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

17 METODOLOGI PENARIKAN SAMPEL Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap pertama, dan kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap ke dua. 1. Kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap pertama adalah kerangka sampel blok sensus, berisi daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan yang tercakup dalam ST2013 dan dilengkapi dengan informasi jumlah rumah tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman padi (padi sawah, padi ladang) dan/atau palawija (jagung, kedelai) hasil pencacahan lengkap ST2013 (ST2013-L). Blok sensus eligible adalah blok sensus yang terdapat minimal 1 rumah tangga eligible. Sedangkan rumah tangga eligible adalah rumah tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman padi sawah atau padi ladang atau jagung atau kedelai yang diperoleh dari dokumen ST2013-L Blok III Rincian 301a, Rincian 301b, Rincian 303a, dan Rincian 303b yang ada isian; dan lahan terluas yang dikuasai berlokasi di dalam desa, atau di luar desa dalam kecamatan, atau di luar kecamatan dalam kabupaten yang sama dengan lokasi rumah tangga (isian dokumen ST2013-L Blok IX Rincian 901a6 Kolom (3) atau Rincian 901b1 Kolom (3) berkode 1, 2, atau 3). Blok-blok sensus eligible tersebut distratifikasi berdasarkan potensi jenis tanaman pangan dan subround tanam pada level kabupaten/kota, dan menghasilkan kerangka sampel yang dibedakan menurut subround-nya, yaitu: Kerangka sampel blok sensus subround I (Januari-April), merupakan kelompok blok sensus yang diurutkan menurut luas tanam tanaman pangan terpilih (padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai) bulan September-Desember 2012 hasil ST2013-L per strata per blok sensus. Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

18 Kerangka sampel blok sensus subround II (Mei-Agustus), merupakan kelompok blok sensus yang diurutkan menurut luas tanam tanaman pangan terpilih (padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai) bulan Januari-April 2013 hasil ST2013-L per strata per blok sensus. Kerangka sampel blok sensus subround III (September-Desember), merupakan kelompok blok sensus yang diurutkan menurut luas tanam tanaman pangan terpilih (padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai) bulan Mei-Agustus 2012 hasil ST2013-L per strata per blok sensus. 2. Kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap kedua adalah kerangka sampel rumah tangga, berisi daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran dengan Daftar VP2015-P yang dibedakan menurut jenis tanaman yang dipanen, dan diurutkan menurut luas tanaman yang dipanen, jenis lahan luas panen terluas, dan status usaha luas panen terluas. 3.2 Stratifikasi Blok Sensus Stratifikasi blok sensus ditujukan untuk mengelompokkan unit-unit area (blok sensus) menurut komposisi jumlah relatif luas tanam yang diusahakan rumah tangga per jenis tanaman per subround. Strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis tanaman per subround merupakan sekelompok blok sensus dengan komposisi jumlah luas tanam yang dominan. Stratifikasi dilakukan pada level kabupaten/kota. Pembentukan stratifikasi blok sensus dilakukan seperti penjelasan berikut: 1. Notasi Dasar Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok sensus, berikut ini disajikan notasi-notasi yang digunakan: h : menyatakan blok sensus (i = 1, 2,, H) ij : menyatakan jenis tanaman i pada subround j (i = 1, 2 3, 4 dan j = 1, 2, 3) dengan: 1 : tanaman padi sawah 2 : tanaman padi ladang 3 : tanaman jagung 10 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

19 4 : tanaman kedelai N hij : luas tanam tanaman i pada subround j di blok sensus h. A.ij : jumlah blok sensus yang memuat luas tanam minimal satu jenis tanaman pada subround j. N.ij : jumlah seluruh luas tanam jenis tanaman i pada subround j di kabupaten/kota. 2. Proses Stratifikasi i). N hij =0 untuk semua ij, blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai strata non usaha. ii). Menghitung rata-rata luas tanam tanaman i pada subround j pada blok sensus dengan rumus: B. ij N A. ij. ij iii). Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dengan rumus: I hij iv). Membuat peringkat untuk I ij di antara seluruh I ij (ij = 1, 2,,12) untuk setiap blok sensus: R 1h = 1 untuk nilai I ij terbesar pertama R 2h = 2 untuk nilai I ij terbesar kedua R ijh = 0 untuk seluruh ij dengan N hij =0. v). Definisikan R 1h = i bersesuaian dengan luas tanam tanaman i subround j untuk R ijh =1 dalam blok sensus h dan R 1h = 0 jika N.h =0 vi). Definisikan R 2h = i bersesuaian dengan luas tanam tanaman i subround j untuk R ijh =2 dalam blok sensus h dan R 2h = 0 jika N.h =0 vii). Definisikan strata/substrata berdasarkan kombinasi dari R 1h dan R 2h. Untuk lebih jelasnya, skematis proses pembentukan blok sensus konsentrasi menurut subsektor dapat dilihat pada Gambar 3.1. N B hij. ij Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

20 Gambar 3.1: Skema Pembentukan Blok Sensus Konsentrasi BS 1 2 Jumlah Luas Tanam Tanaman i Subround j (ij = 1, 2,, 12) Indeks Konsentrasi (I hij ) 1 ij 12 1 Ij 12 R 1h R 2h Strata h N h1. N hij. N h12 I h1 I hij I h12 H N.ij N.1. N.ij. N.12 A.ij A.1. A.ij. A.12 B.ij B.1. B.ij. B.12 Contoh : R 1h =1 dan R 2h =0, adalah kelompok blok sensus yang hanya memuat luas tanam padi sawah subround 1. R 1h =1 dan R 2h =2, adalah kelompok blok sensus yang memiliki peringkat pertama indeks konsentrasi pada luas tanam padi sawah subround 1, sedangkan peringkat keduanya terdapat pada luas tanam padi ladang subround Evaluasi Proses stratifikasi pada butir 2 akan menghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang harus dievaluasi agar menghasilkan kelompok-kelompok blok sensus yang lebih masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap hasil stratifikasi blok sensus awal adalah sebagai berikut: i). Untuk simplifikasi notasi dalam evaluasi terhadap hasil stratifikasi awal maka dilakukan perubahan notasi berikut: k j : blok sensus : peringkat pertama indeks konsentrasi luas tanam tanaman tertentu pada subround tertentu (j = 1, 2,.., 12) 12 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

21 j : peringkat kedua indeks konsentrasi luas tanam tanaman tertentu pada subround tertentu (j = 0, 1, 2,., 12). Untuk j =0 berarti blok sensus j k j, j') tersebut hanya memuat luas tanam j. N ( : jumlah luas tanam tanaman tertentu pada subround tertentu j dalam substrata (j, j ) j N j : rata-rata jumlah luas tanam tanaman tertentu pada subround tertentu j dalam strata j ii). Prosedur evaluasi Untuk j =0 Bila j N k j, j' ) < j ( j N, maka j=13, artinya blok sensus k digolongkan dalam strata non konsentrasi. Untuk j 0 Bila Bila Bila j N k j, j' ) > j ( j j N k j, j' ) < j ( j j N k j, j' ) < j ( j N dan N dan N dan N > j N ' j' k( j, j') j' k( j, j') j' N > j N ' j' k( j, j') j' N < j ' j', maka j=j, maka j=j N, maka j=13 iii). Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya dikelaskan ke dalam salah satu strata, yaitu: Strata 1 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi sawah subround I. Strata 2 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi ladang subround I.... Strata 5 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi sawah subround II. Strata 6 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi sawah subround II.... Strata 11: Blok sensus konsentrasi luas tanam jagung subround III. Strata 12 : Blok sensus konsentrasi luas tanam kedelai subround III. Strata 13 : Blok sensus nonkonsentrasi luas tanam padi/palawija (padi sawah/padi ladang/jagung/kedelai). 4. Pengelompokan blok sensus berdasarkan bulan tanam (subround) Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

22 Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh kelompok-kelompok blok sensus yang teridentifikasi dalam 13 strata. Selanjutnya, kerangka sampel tiap subround dibentuk dengan mengelompokkan blok sensus-blok sensus hasil stratifikasi ke dalam 3 subround sesuai dengan strata konsentrasinya, sehingga terbentuk menjadi 3 kerangka sampel blok sensus. Pengelompokkan blok sensus dilakukan sebagai berikut: Blok sensus yang terkategori sebagai strata 1 s.d. strata 4 (dominan luas tanam tanaman pangan (sesuai stratanya) pada bulan Januari-April 2013) dikelompokkan menjadi kerangka sampel subround II; Blok sensus yang terkategori sebagai strata 5 s.d. strata 8 (dominan luas tanam tanaman pangan (sesuai stratanya) pada bulan Mei-Agustus 2012) dikelompokkan menjadi kerangka sampel subround III; Blok sensus yang terkategori sebagai strata 9 s.d. strata 12 (dominan luas tanam tanaman pangan (sesuai stratanya) pada bulan September-Desember 2012) dikelompokkan menjadi kerangka sampel subround I. Blok sensus yang terkategori sebagai strata 13 (strata nonkonsentrasi luas tanam tanaman pangan (padi sawah/padi ladang/jagung/kedelai)), digabungkan ke dalam kerangka sampel blok sensus masing-masing subround sesuai dengan luas tanam jenis tanaman pangan terluas dari ketiga subround. 5. Keluaran Daftar Sampel Blok Sensus Untuk kemudahan penggunaan Daftar Sampel Blok Sensus (VP2015-DSBS) dilapangan, maka nomor urut strata blok sensus hasil stratifikasi diurutkan kembali mulai dari nomor 1 untuk setiap subround. Dengan demikian strata 5 s.d. strata 8 hasil stratifikasi menjadi strata 1 s.d. strata 4 pada kerangka sampel subround III; strata 9 s.d. strata 12 hasil stratifikasi menjadi strata 1 s.d. strata 4 pada kerangka sampel subround I; sedangkan strata 13 menjadi strata 5 yang tersebar pada setiap kerangka sampel. 3.3 Jumlah Sampel Desain sampel Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dirancang untuk estimasi tingkat kabupaten per subround per jenis tanaman. Jumlah sampel rumah 14 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

23 tangga sebanyak rumah tangga yang tersebar di 7 provinsi (Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan). Alokasi sampel rumah tangga per jenis tanaman per kabupaten di lakukan di BPS dengan prosedur sebagai berikut. Dari target sampel rumah tangga, dilakukan secara power allocation berdasarkan data luas panen Alokasi sampel rumah tangga per jenis tanaman dilakukan dengan rumus: m t 4 M t 1 t M t m, dengan: M t : luas panen jenis tanaman t provinsi p. Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman dilakukan alokasi sampel rumah tangga per provinsi dilakukan dengan rumus: m tp 7 M p 1 tp M tp m, t dengan: M tp : luas panen jenis tanaman t provinsi p. Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman per provinsi, dilakukan alokasi sampel rumah tangga per subround dilakukan dengan rumus: m tpr 3 M r 1 tpr M tpr m tp dengan: M tpr : luas panen jenis tanaman t provinsi p subround r. Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman per provinsi per subround dilakukan alokasi sampel rumah tangga per kabupaten dengan rumus: Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

24 m tprk K M k 1 tprk M tprk m tpr dengan: M tprk: luas panen jenis tanaman t provinsi p subround r kabupaten k. Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman per provinsi per subround per kabupaten, dilakukan alokasi sampel rumah tangga per strata dengan rumus: m tprkh H M h 1 tprkh M tprkh m tprk dengan: M tprkh: luas panen jenis tanaman t provinsi p subround r kabupaten k strata h. 3.4 Prosedur Pengambilan Sampel Desain sampling yang digunakan adalah two-stage stratified sampling design. Pengambilan sampel pada setiap subround per strata dilakukan secara independen dengan prosedur sebagai berikut: Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus diambil sejumlah blok sensus secara probability proporsional to size dengan size luas tanam jenis tanaman terpilih yang diusahakan rumah tangga sesuai stratanya. Misalnya pengambilan sampel blok sensus pada kerangka sampel subround 1 untuk strata 1 (padi sawah), digunakan size luas tanam padi sawah subround 1 yang diusahakan rumah tangga. Khusus untuk pengambilan sampel blok sensus pada strata nonkonsentrasi, size yang digunakan adalah jumlah luas tanam dari keempat komoditas terpilih yang diusahakan rumah tangga pada subround yang sesuai. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga di setiap blok sensus, diambil rumah tangga yang mengusahakan tanaman pangan terpilih secara sistematik, dengan implicit stratification berdasarkan variabel luas tanaman yang dipanen, jenis lahan luas panen terluas, dan status usaha luas panen terluas. 16 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

25 Pengambilan sampel blok sensus dilakukan di BPS, sedangkan pengambilan sampel rumah tangga dilakukan di daerah setelah pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus selesai. Entri data hasil pemutakhiran, pengambilan sampel rumah tangga, dan pencetakan daftar sampel rumah tangga menggunakan sistem yang disiapkan oleh Direktorat Sistem Informasi Statistik. 3.5 Prosedur Estimasi Estimasi karakteristik hasil pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dilakukan pada level kabupaten per subround per jenis tanaman. Prosedur penghitungan faktor pengali sebagai berikut: Tahap Unit Jumlah unit dalam strata h Metode Penarikan sampel Peluang Fraksi Populasi Sampel (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Blok sensus N h n h pps, size L hi (luas tanam tanaman terpilih di setiap blok sensus) L L hi h n L hi h Lh 2 Rumah tangga M hi m hi Sistematik 1 M hi m M hi hi Berdasarkan tabel sampling scheme di atas, design weight untuk setiap rumah tangga pada blok sensus i setiap subround dapat dihitung dengan rumus: L M h hi whi, nhlhi mhi dengan L h : Total luas tanam tanaman terpilih hasil pencacahan ST2013-L dari seluruh blok sensus suatu kabupaten di strata h, L hi : Jumlah luas tanam hasil pencacahan ST2013-L pada strata h blok sensus i, n h : Jumlah sampel blok sensus pada strata h, M hi : Jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran (dokumen VP2015-P) pada blok sensus terpilih di strata h blok sensus i, Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

26 m hi : Jumlah sampel rumah tangga pada strata h blok sensus i. Estimasi karakteristik Y suatu kabupaten berdasarkan data hasil pencacahan pada strata h blok sensus i rumah tangga ke-j adalah: Y H L n L 1 m h M hi h 1 h hi i 1 hi j 1 nh mh n h m hi H nhi 1 * dan variansnya adalah: v( Y) Y hi Yh n ( n 1) h 1 h h i 1 y hij 2, i 1 j 1 w hi y hij, dengan: m hi ˆ * hi hi yhij dan h hi Yh Y j 1 M m hi L M n m ˆ h hi yhij. i 1 j 1 nhlhi mhi 3.6 Pemilihan Sampel Pengukuran Luas Lahan Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan sampel rumah tangga pengukuran luas lahan adalah daftar rumah tangga terpilih Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 pada setiap kabupaten/kota. Dari kerangka sampel tersebut diambil 10 % sampel rumah tangga untuk dilakukan pengukuran lahan. Pemilihan sampel dilakukan secara sistematik melalui sistem yang telah disiapkan oleh Direktorat Sistem Informasi Statistik: i. Data yang digunakan adalah daftar seluruh rumah tangga terpilih Survei Luas panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dari seluruh blok sensus sampel dalam satu kabupaten/kota yang diurutkan menurut identitas rumah tangga dan jenis tanaman terpilih. Satu rumah tangga yang terpilih sampel untuk dua atau lebih jenis tanaman dianggap sebagai dua atau lebih entitas rumah tangga. ii. Membuat stratifikasi implisit berdasarkan variabel jenis tanaman, luas tanaman yang dipanen, jenis lahan luas panen terluas, dan status usaha luas panen terluas. iii. Melakukan pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik. iv. Memberi tanda bintang (*) untuk rumah tangga terpilih sampel pengukuran luas lahan pada daftar sampel rumah tangga yang sama dengan sampel rumah tangga yang diwawancarai. 18 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

27 TATA CARA PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA 4 Bab ini berisi penjelasan mengenai tata cara pemutakhiran blok sensus terpilih dengan menggunakan Daftar VP2015-P. 4.1 Penelusuran Wilayah Kerja Penelusuran wilayah kerja perlu dilakukan agar petugas mengenali batas-batas luar blok sensus yang menjadi wilayah kerjanya. Dengan demikian, kesalahan cakupan dapat dihindari. Penelusuran wilayah kerja dilakukan oleh tim (pengawas dan pencacah) sebelum melakukan pemutakhiran dengan tahapan sebagai berikut: 1. Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota. Tanyakan posisi rumah tangga pertama pada daftar VP2015-P, kemudian beri simbol ( ) pada posisi rumah tangga pertama tersebut di peta blok sensus. Gunakan landmark sebagai referensi posisi. 2. Menelusuri wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus. 3. Mengenali arah utara, batas luar blok sensus, jalan dan landmark (bangunan yang mudah dikenali sebagai batas, seperti rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb). Periksa ketepatan posisi landmark dan tambahkan landmark pada batas luar SLS dan batas luar blok sensus bila belum ada. Perhatikan secara seksama batas terluar blok sensus, karena hal ini berkaitan dengan cakupan rumah tangga dalam blok sensus tersebut. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara batas terluar peta blok sensus dengan rumah tangga yang tercakup dalam Daftar VP2015-P, petugas harus memastikan batas terluar blok sensus tersebut. 4. Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb), petugas memperbaiki dan/atau Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

28 melengkapi arah utara, batas luar blok sensus, jalan dan landmark penting lainnya dengan menggunakan warna yang berbeda, sesuai keadaan di lapangan. 5. Tim merencanakan kegiatan pemutakhiran dengan cermat agar rumah tangga dalam blok sensus tersebut tidak terlewat cacah atau tercacah lebih dari satu kali. 6. Memperkirakan kapan pemutakhiran rumah tangga pada masing-masing blok sensus. 7. Melakukan identifikasi karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dll). 4.2 Pemutakhiran Rumah Tangga Pemutakhiran rumah tangga dilakukan dengan mengunjungi rumah tangga dari rumah ke rumah (door to door) untuk seluruh rumah tangga dalam blok sensus, baik yang tercetak maupun yang belum tercetak pada Daftar VP2015-P, dan wawancara langsung terhadap responden. Prosedur pemutakhiran rumah tangga dengan metode ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan rumah tangga, yaitu ditemukan, ganti kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru, bergabung dengan rumah tangga lain, pindah keluar blok sensus, dan tidak ditemukan. Instrumen yang digunakan dalam pemutakhiran adalah Daftar VP2015-P dan Peta ST2013-WB. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Kunjungi rumah tangga nomor urut pertama yang tercetak pada Daftar VP2015-P dilanjutkan dengan rumah tangga berikutnya, baik yang tercetak maupun tidak tercetak pada Daftar VP2015-P, yang ada di blok sensus tersebut sampai seluruh rumah tangga dikunjungi. Sebelum melakukan wawancara pada rumah tangga pertama, petugas harus terlebih dahulu menghapus simbol ( ) yang sebelumnya dituliskan pada Peta ST2013-WB. 2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pemutakhiran rumah tangga dengan wawancara berdasarkan Daftar VP2015-P Blok V. 3) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, petugas harus kembali ke rumah tangga tersebut. 20 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

29 4) Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan rumah tangga yang tidak tercantum pada Daftar VP2015-P, maka tuliskan keterangan rumah tangga baru tersebut setelah baris terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst. 5) Jika ternyata rumah tangga pada Daftar VP2015-P sudah pindah atau ganti penghuni, maka keterangan rumah tangga pada Daftar VP2015-P tidak perlu diubah. Sedangkan rumah tangga pengganti (rumah tangga baru) dicatat pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan bangunan sensus yang ditempatinya. 6) Lakukan pemutakhiran rumah tangga dalam satu blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus berikutnya yang menjadi tanggung jawab petugas. 7) Setelah pengisian Daftar VP2015-P untuk satu rumah tangga selesai, gambarkan lingkaran kosong ( ) pada Peta ST2013-WB untuk lokasi rumah tangga yang tidak melakukan panen padi, jagung, dan/atau kedelai selama subround yang lalu, dan gambarkan lingkaran isi ( ) untuk lokasi rumah tangga yang melakukan panen padi, jagung, dan/atau kedelai selama subround yang lalu kemudian beri nomor urut sesuai nomor urut hasil pemutakhiran pada kolom (7) Daftar VP2015-P. Bila dalam satu bangunan sensus ada tiga rumah tangga dengan nomor urut hasil pemutakhiran rumah tangga 10, 11, dan 12, lingkaran yang digambar cukup satu dan diberi nomor urut rumah tangga Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-P 001. Kode dan nama subround yang lalu: Kode dan nama subround sudah pre-printed BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Blok ini berisi keterangan wilayah yang akan dilakukan pemutakhiran, dan isiannya telah tercetak (pre-printed). Blok ini berisi kode dan nama wilayah administrasi (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan), klasifikasi desa/kelurahan (perdesaan Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

30 dan perkotaan), nomor blok sensus, dan nomor nomor kode sampel (NKS) serta nomor dan nama SLS. Apabila di lapangan ditemukan ada perubahan nama SLS, tuliskan nama SLS tersebut di Rincian 108 dalam tanda kurung. Contoh: pre-printed (001) RT 07, (002) RT 08 Pemutakhiran: tuliskan (RT 09) BLOK II. KETERANGAN PETUGAS Blok ini berisi keterangan identitas petugas dan keterangan waktu pelaksanaan pemutakhiran dan pemeriksaannya. Petugas terdiri dari Pencacah (PCS) dan Pengawas/Pemeriksa (PMS) yang bertanggung jawab melakukan pemutakhiran dan pemeriksaan Daftar VP2015-P. Rincian 201. Kode Petugas Tuliskan kode petugas pemutakhiran pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique dalam satu kabupaten/kota. Kode PMS dan PCS terdiri dari 3 digit. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas. Rincian 202. Nama Petugas Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia. Rincian 203. Tanggal Pemutakhiran/Pemeriksaan Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pemutakhiran/pemeriksaan sampai dengan selesai pemutakhiran/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia. Rincian 204. Nomor HP Petugas Tuliskan nomor HP petugas pada kotak yang tersedia. Nomor HP petugas pencacahan diisikan pada kolom (2), sementara nomor HP pengawas diisikan pada kolom (3). Rincian 205. Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar VP2015-P. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan. Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya. 22 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

31 BLOK III. REKAPITULASI Tujuan pengisian Blok III adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil pemutakhiran rumah tangga pada suatu blok sensus. Blok ini diisi setelah kegiatan pemutakhiran dalam satu blok sensus selesai dilakukan. Isian Blok III disalin dari halaman terakhir Blok V yang terisi (Rincian c, Kolom 8), atau nomor urut terbesar. Sebelum mengisi Blok III, petugas pemutakhiran harus yakin bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran isiannya. Rincian 301. Jumlah rumah tangga ST2013 Isian rincian ini sudah tercetak, merupakan jumlah rumah tangga yang nomor urutnya tercetak pada Blok V Kolom (3). Rincian 302. Jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran Isian rincian ini adalah nomor urut terbesar yang tercantum pada Blok V Kolom (7). Rincian 303. Jumlah rumah tangga yang panen padi, jagung, atau kedelai pada subround yang lalu Isian rincian ini disalin dari Blok V halaman terakhir Rincian C, Kolom (8). BLOK IV. CATATAN Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu. BLOK V. HASIL PEMUTAKHIRAN DAN KETERANGAN KEGIATAN PERTANIAN Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh rumah tangga pada suatu blok sensus. Pada sudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera halaman dari halaman yang sudah tercetak. Periksa terlebih dahulu urutan nomor halaman sebelum melakukan pemutakhiran. Kolom (1) s.d. (5): Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus, Nomor Urut Rumah Tangga, Nama Lengkap Kepala Rumah Tangga, dan Alamat. Isian kolom ini telah tercetak (preprinted). Isian Kolom (1), (2), dan (3) tidak perlu diperbaiki meskipun terdapat ketidaksesuaian isian kolom-kolom tersebut dengan kondisi di lapangan. Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

32 Kolom (4) dan/atau Kolom (5) harus diperbaiki jika nama kepala rumah tangga dan/atau alamat tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya. Kolom (1): Nomor Bangunan Fisik Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan fisik hasil pemutakhiran ST2013. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan. Kolom (2): Nomor Bangunan Sensus Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan sensus hasil pemutakhiran ST2013. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan. Kolom (3): Nomor Urut Rumah tangga Nomor urut yang tercantum pada kolom ini adalah nomor rumah tangga hasil pemutakhiran ST2013. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini berurutan. Kolom (4): Nama Lengkap Kepala Rumah Tangga Nama-nama yang tercantum pada kolom ini adalah nama kepala rumah tangga. Kolom (5): Alamat Alamat yang tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal kepala rumah tangga beserta anggotanya hasil pemutakhiran ST2013. Kolom (6): Hasil pemutakhiran rumah tangga Kolom ini merupakan hasil pemutakhiran yang dilakukan oleh PCS. Kolom ini diisi dengan kode yang sesuai dengan kondisi keberadaan rumah tangga yang dikunjungi sebagai berikut: a. Kode 1. Ditemukan, adalah kondisi nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pemutakhiran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang tercetak (pre-printed). Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran sebelumnya, dan perbedaan 24 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

33 alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran sebelumnya, sehingga mengakibatkan kesalahan pada Daftar VP2015-P. b. Kode 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga sama dengan alamat yang tercetak tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan kepala rumah tangga yang namanya tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas pada saat pemutakhiran sebelumnya. c. Kode 3. Pindah dalam Blok Sensus, adalah kondisi alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga yang tercetak (tetapi masih dalam satu blok sensus) sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada saat pemutakhiran sebelumnya. d. Kode 4. Baru, adalah kondisi rumah tangga ditemukan pada saat pemutakhiran tetapi tidak tercetak dalam Daftar VP2015-P. Hal ini bisa diakibatkan karena terlewat cacah pada saat pemutakhiran sebelumnya, anggota rumah tangga pre-printed yang membentuk rumah tangga baru, pindahan dari blok sensus lain dan sejenisnya. e. Kode 5. Bergabung dengan rumah tangga lain, adalah kondisi nama kepala rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya, ditemukan sebagai anggota rumah tangga pada rumah tangga lain. f. Kode 6. Pindah ke luar blok sensus, adalah kondisi rumah tangga yang nama kepala rumah tangganya tercetak, pada saat pemutakhiran tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasi kepada tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal di luar blok sensus yang sedang dilakukan pemutakhiran. Termasuk pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada saat pemutakhiran. g. Kode 7. Tidak Ditemukan, adalah apabila pada saat pemutakhiran nama kepala rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya tidak ditemukan dan Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

34 setelah dikonfirmasi kepada tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut tidak ada di dalam blok sensus tersebut. Agar lebih mudah memahami kondisi-kondisi pemutakhiran di atas, perhatikan ilustrasi gambar berikut ini. Kondisi ST2013 Kondisi VP2015-P Kondisi ST 2013 Kondisi Survei Subsektor ?? 3 6 6? 4 7 4? 7 Gambar 4.1. Pemutakhiran Rumah Tangga Kondisi ST2013 dan VP2015-P Keterangan Gambar 4.1.: Nomor 1. Rumah tangga ditemukan Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus Nomor 4. Rumah tangga baru Nomor 5. Bergabung dengan rumah tangga lain Nomor 6. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan Kolom (7): Jika Kolom (6) berkode 1, 2, 3, atau 4, isikan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran. Jika Kolom (6) berkode 5, 6, atau 7 STOP Kolom ini hanya diisi jika Kolom (6) berisi kode 1, 2, 3, dan 4. Isian kolom ini boleh tidak berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya, tetapi nomor urut yang dicantumkan 26 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

35 pada kolom ini tidak boleh ada yang terlewat atau tercatat lebih dari satu kali. Nomor urut terbesar mencerminkan banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran. Berikut ini penjelasan pengisian Blok V untuk setiap kondisi pemutakhiran: Apabila rumah tangga ditemukan, maka isikan kode 1 pada Kolom (6), kemudian tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhirannya pada Kolom (7). Apabila rumah tangga ganti kepala rumah tangga, coret isian Kolom (4) yaitu nama kepala rumah tangga, kemudian tuliskan nama kepala rumah tangga yang baru. Selanjutnya isikan kode 2 pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7). Apabila rumah tangga pindah dalam blok sensus, isikan kode 3 pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7) pada saat rumah tangga tersebut dikunjungi pada alamat baru. Apabila yang dikunjungi PCS adalah rumah tangga baru, tuliskan keterangan untuk rumah tangga yang bersangkutan pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik (Kolom (1)) dan bangunan sensus (Kolom (2)) mengikuti bangunan fisik dan bangunan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst. Tuliskan nama kepala rumah tangga pada Kolom (4) dan alamat di Kolom (5). Selanjutnya isikan kode 4 pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7). Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan bangunan fisik baru, maka penulisan nomor bangunan fisik mengikuti nomor bangunan fisik terdekat sebelumnya, dengan pemberian indeks berupa abjad A, B, C dst. Apabila rumah tangga ditemukan, tetapi ternyata rumah tangga tersebut bagian dari anggota rumah tangga lain, maka isikan kode 5 pada Kolom (6), dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7). Apabila rumah tangga pindah ke luar blok sensus, isikan kode 6 pada Kolom (6) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7). Apabila rumah tangga tidak ditemukan, isikan kode 7 pada Kolom (6) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7). Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

36 Rumah tangga adalah sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu bangunan, serta pengelolaan makannya dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga. Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga yang menginap atau ART lainnya), baik yang sedang berada di rumah maupun yang sementara tidak berada di rumah. Termasuk ART: 1. Bayi yang baru lahir. 2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih. 3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). 4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan. 5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang. 6. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang. Tidak termasuk ART: 1. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari. 2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. 3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah. 4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. 5. Orang yang mondok tidak dengan makan. 28 Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

37 6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang. Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat di mana dia tinggal pada saat pencacahan, bukan di rumah asalnya. Contoh: Windi Maulina tinggal di Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia bekerja di BPS Pusat. Setiap hari Sabtu dan Minggu, Windi Maulina "pulang" ke rumah orang tuanya di Depok. Dalam kasus ini, Windi Maulina dicatat sebagai ART Pisangan Baru, Jakarta Timur. Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam pencatatan ART, maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan, apakah ART mempunyai tempat tinggal lain selain di sini. Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Penjelasan: 1) KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya dimana ia berada paling lama. 2) KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anakanaknya. 3) KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing dan lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anakanaknya. Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402035 SENSUS PERTANIAN 2013 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA PADA BLOK SENSUS TERPILIH SUBSEKTOR (ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Laporan ditulis pada: April 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT

HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT Katalog BPS: 5106009.91 HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Hasil Pencacahan Survei Pendapatan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA SURVEI UBINAN TANAMAN PANGAN 2015

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA SURVEI UBINAN TANAMAN PANGAN 2015 No: PE DOMAN E N G U MP U L A N P DAT AS URVE I UBI NAN T ANAMANP ANGAN BADANPUS ATS T AT I S T I K da n KE ME NT E RI ANPE RT ANI AN PEDOMAN PENGUMPULAN DATA SURVEI UBINAN TANAMAN PANGAN Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 ABSTRAKSI Akurasi data luas panen padi, jagung, kedelai yang selama ini dipublikasikan BPS yang dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL BIAYA PER MUSIM

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK No. 59/12/36/ Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014 Laporan ditulis pada: May 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 RAHASIA VP2015-S 001. Subround yang lalu: 1. Januari-April 2. Mei-Agustus 3. September-Desember REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 PENCACAHAN

Lebih terperinci

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 ABSTRAKSI Penyelenggaraan Sensus Pertanian dilakukan oleh BPS sejak tahun 1963, artinya Sensus Pertanian 2013 (ST2013) adalah yang

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 72/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN TEBU TAHUN 2014 DI PROVINSI SULAWESI SELATAN RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA PERKEBUNAN

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) KATALOG BPS: 1402029 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS)

PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS) VP2015-PMS PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 No. 70/12/72/Th. XVII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014 SEBESAR Rp

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH

1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH Lampiran 1.b. BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, DAN JERUK TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 71/12/ Th. XVII, Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 No. 78/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI UNTUK USAHA SAPI POTONG SEBESAR 4,67 JUTA RUPIAH PER EKOR PER TAHUN, USAHA SAPI PERAH

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014 No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN TEKNIS SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA BAB I PENDAHULUAN 3 2013, No.196 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA PEDOMAN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014 No. 80/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014 RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PER HEKTAR MENCAPAI 77,57 PERSEN DARI

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL BIAYA PRODUKSI UNTUK USAHA SAPI POTONG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5.

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. DAFTAR ISI I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST2013 1.2. Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. Editing Coding II. Tata Cara Editing Coding 2.1. Umum 2.2. ST2013-P a. Blok

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014 No. 79/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI USAHA TANAMAN CABAI MERAH PER SATU HEKTAR UNTUK SEKALI MUSIM TANAM

Lebih terperinci

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2014

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian melakukan pengumpulan data

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) KATALOG BPS: 1402023 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2013

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2013 ABSTRAKSI Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui Survei Ubinan dengan menggunakan formulir SUBS. Periode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) KATALOG BPS: 1402031 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Pulang Pisau, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau. Domoy K. Nahan, SE.

Pulang Pisau, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau. Domoy K. Nahan, SE. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SORONG Jl. Merpati Depan Kompleks Walikota Sorong Telp / Fax : (0951) 321845 Homepage : http://www.sorongkota.bps.go.id

Lebih terperinci

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2016

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2016 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian melakukan pengumpulan data

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013

Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Laporan ditulis pada: November 18, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak 32.218 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 38 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak 19.639 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Serang Tahun 2013 sebanyak 6 perusahaan Jumlah non-rumah tangga

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Edison Manurung, S.Si, MM.

Edison Manurung, S.Si, MM. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL STUDI PRODUKTIVITAS HORTIKULTURA TAHUN Badan Pusat Statistik Jakarta

LAPORAN HASIL STUDI PRODUKTIVITAS HORTIKULTURA TAHUN Badan Pusat Statistik Jakarta LAPORAN HASIL STUDI PRODUKTIVITAS HORTIKULTURA TAHUN 008 Badan Pusat Statistik Jakarta BAB I PENDAHULUAN 11 LATAR BELAKANG Pengembangan hortikultura pada saat sekarang telah memberikan titik cerah pada

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Manggar, 16 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur. Zainubi, S.Sos

Seuntai Kata. Manggar, 16 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur. Zainubi, S.Sos Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Seuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci