STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013"

Transkripsi

1 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K

2

3 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK

4

5 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan panduan bagi pelaksana kegiatan Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0. Buku ini memuat informasi berkaitan dengan metodologi, organisasi lapangan, tugas dan tanggung jawab petugas, strategi pendataan di lapangan dan konsep serta definisi yang digunakan dalam pencacahan. Buku ini dilengkapi dengan tujuan pertanyaan sehingga petugas dapat memahami setiap pertanyaan yang digunakan. Ketersediaan data yang berkaitan dengan tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup masyarakat saat ini sangat dibutuhkan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur dan mengevaluasi keberhasilan pembangunan yang selama ini lebih banyak dievaluasi menggunakan indikator ekonomi. Dikumpulkannya data yang bersifat kualitatif, selain tentunya data kuantitatif dalam SPTK 0 ini, menjadikan studi ini lebih khas. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang tinggi untuk melakukan pengumpulan data sesuai prosedur dan menjaga kualitas data. Peran semua pihak yang terlibat menjadi sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Setiap petugas studi diminta untuk mempelajari secara seksama buku panduan ini. Petunjuk yang ada dalam buku ini harap dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Selamat bertugas, semoga SPTK 0 dapat menghasilkan data yang berkualitas. Jakarta, Juni 0 Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Wynandin Imawan Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 i

6 ii ii Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

7 iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR...v DAFTAR LAMPIRAN... vi BAB I PENDAHULUAN..... Latar Belakang..... Tujuan..... Landasan Hukum..... Ruang Lingkup Kegiatan..... Data yang Dikumpulkan Jadwal Kegiatan Dokumen yang Digunakan Arus Dokumen Statistik yang Dihasilkan Pembiayaan... 6 BAB II METODOLOGI Kerangka Sampel Desain Sampel Mekanisme Pencacahan Mekanisme Pengolahan Data... BAB III ORGANISASI LAPANGAN..... Struktur Organisasi..... Tugas dan Tanggung Jawab..... Persyaratan Petugas Pelatihan Petugas Pencacahan Pemeriksaan Dokumen Supervisi... 9 BAB IV TEKNIK WAWANCARA DAN TATA CARA PENGISIAN KUESIONER..... Teknik Wawancara..... Tata Cara Pengisian Kuesioner... BLOK I. PENGENALAN TEMPAT... BLOK II. RINGKASAN KETERANGAN RUMAH TANGGA... BLOK III. KETERANGAN PENCACAHAN... BLOK IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA... BLOK V. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH... BLOK VI. PERUMAHAN DAN ASET...66 BLOK VII. KEPUASAN HIDUP...7 BLOK VIII. PARTISIPASI WARGA NEGARA...76 BLOK IX. KEBAHAGIAAN HIDUP...77 LAMPIRAN...79 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 iii

8 iv DAFTAR TABEL Tabel.. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan SPTK 0... Tabel.. Nama Dokumen yang Digunakan Dalam SPTK 0... Tabel.. Jumlah Sampel Kabupaten/Kota menurut Region dan Urban/Rural yang Digunakan sebagai Kerangka Sampel SPTK iv Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

9 v DAFTAR GAMBAR Gambar.. Arus Dokumen SPTK 0... Gambar.. Skema Penarikan Sampel Susenas dan SPTK Gambar.. Mekanisme Pengolahan Data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan BPS RI... Gambar.. Struktur Organisasi SPTK 0 di BPS Pusat... Gambar.. Operasional Lapangan SPTK 0 di BPS Provinsi... Gambar.. Operasional Lapangan SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota... Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 v

10 vi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran. Alokasi Sampel Kabupaten/Kota, Blok Sensus dan Rumah Tangga SPTK Lampiran. Alokasi Petugas, Innas dan Kelas Pelatihan SPTK Lampiran. Alokasi Dokumen menurut Provinsi... 8 Lampiran. Peta BS SP00 WB... 8 Lampiran. SPTK0.DSBS... 8 Lampiran 6. SPTK0.DSRT Lampiran 7. SPTK0.RT Lampiran 8. Alat Bantu Pencacahan SPTK Lampiran 9. Jadwal Pelatihan Petugas SPTK vi Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

11 BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Negara Indonesia telah mengalami kemajuan pembangunan yang sangat pesat. Hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat. Dalam tiga tahun terakhir (00-0), rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6, persen, padahal pada periode tiga tahun sebelumnya ( ) hanya sekitar,6 persen. Begitu pula dengan penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia, pada tahun 00 sekitar, persen penduduk termasuk dalam kriteria miskin, namun pada tahun 0 persentase tersebut berkurang menjadi,9 dan berkurang lagi menjadi,96 persen pada tahun 0. Artinya, dalam dua tahun persentase penduduk miskin telah turun sebesar,7 persen. Selain itu, kemajuan pembangunan juga telah meningkatkan kualitas penduduk Indonesia yang ditunjukkan oleh peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selama periode tahun 009-0, IPM meningkat dari 7,76 menjadi 7,77. Kemajuan pembangunan yang telah diraih ternyata masih menyisakan berbagai permasalahan sosial, salah satunya kriminalitas. Pada tahun 0, jumlah tindak kejahatan/pidana yang dilaporkan mencapai 7.60 kasus. Angka ini meningkat, persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebesar.90 kasus (Mabes Polri, 0). Ditambah lagi, masih rawannya wilayah Indonesia terhadap tindak kejahatan. Setidaknya, pada tahun 0, sebanyak.8 desa (,6 persen) mengalami kejadian tindak kejahatan selama setahun terakhir (Podes 0). Kondisi di atas menunjukkan bahwa evaluasi kemajuan pembangunan tidak cukup hanya dinilai dari indikator ekonomi, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), dibutuhkan indikator lainnya untuk melengkapinya. Saat ini, beberapa negara seperti Inggris, Perancis dan Jerman mulai mencoba alternatif lain untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan melalui penilaian kesejahteraan secara subjektif seperti tingkat kebahagiaan maupun kepuasan hidup penduduk. Bahkan Bhutan telah menggunakan The Gross National Happiness Index (GNHI) sejak tahun 970-an. Pada tahun ini, BPS untuk pertama kalinya melakukan Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) yang mengumpulkan data terkait kebahagiaan dan kepuasan hidup penduduk secara nasional. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini sedikit berbeda dengan data yang biasa dikumpulkan BPS. Umumnya, survei-survei BPS mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif. Namun, kali ini data yang dikumpulkan dilengkapi dengan data-data yang sifatnya kualitatif sehingga dibutuhkan petugas yang memiliki kemampuan berwawancara yang baik dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya sehingga non sampling error dan non respons dapat ditekan sekecil mungkin. Penyusunan instrumen untuk kegiatan ini telah dirintis sejak tahun 0, sehingga diharapkan muatan pertanyaan dalam instrumen yang digunakan tidak mengalami kendala dalam pengumpulannya. Untuk menjamin kelancaran kegiatan pengumpulan data maka disiapkan panduan bagi para pelaksana kegiatan di daerah. Buku ini berisi penjelasan teknis pelaksanaan SPTK 0 yang wajib dipedomani oleh semua pihak yang terkait dengan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

12 .. Tujuan Secara umum, buku ini bertujuan menjelaskan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data SPTK 0. Tujuan khususnya adalah:. Menjelaskan kerangka sampel dan desain penarikan sampel yang dilakukan.. Memberikan panduan cara berwawancara yang baik dan cara pengisian kuesioner bagi petugas pencacah... Memberikan panduan mengenai pelaksanaan teknis pengumpulan data dan pengorganisasian lapangan bagi penanggung jawab kegiatan SPTK 0 di daerah, baik BPS Provinsi maupun BPS Kabupaten/Kota sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh data berkualitas. Memberikan petunjuk mengenai tahapan pengolahan data... Landasan Hukum Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 0 (SPTK 0) dilaksanakan dengan landasan hukum sebagai berikut:. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 997 tentang Statistik;. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen;.. Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 999 tentang Penyelenggaraan Statistik; Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPS... Ruang Lingkup Kegiatan Pelaksanaan SPTK 0 mencakup.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 76 Kabupaten/Kota di seluruh provinsi. Rumah tangga tersebut dipilih dari.00 blok sensus yang merupakan subsampel Susenas pada Triwulan II. Penarikan sampel dilakukan dalam (tiga) tahap, yaitu ) Pemilihan Kabupaten/Kota, ) Pemilihan Blok Sensus Urban dan Rural, ) Pemilihan rumah tangga sampel. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini hanya dapat disajikan pada tingkat nasional... Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi (tiga) bagian, yaitu: a. b. Keterangan umum anggota rumah tangga (art) meliputi nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan; Keterangan individu dari responden terpilih meliputi: kesehatan, pendidikan dan keterampilan, pekerjaan dan pendapatan, lingkungan dan keamanan di wilayah tempat tinggal, hubungan sosial dan keluarga, serta penilaian subyektif mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

13 c. Keterangan perumahan dan aset rumah tangga mencakup status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan (lantai, dinding dan atap), fasilitas rumah (sumber penerangan utama, bahan bakar utama untuk memasak, tempat buang air besar dan sumber air minum) dan kepemilikan aset rumah tangga..6. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SPTK 0 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di BPS RI dan daerah. Jadwal pelaksanaan seluruh kegiatan SPTK 0 secara rinci disajikan pada tabel berikut. Tabel.. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan SPTK 0 No. Uraian Kegiatan Jadwal Pelaksanaan () () () Persiapan. Rancangan Instrumen 6 April 7 Mei. Workshop Intama Juni Uji Coba Instrumen Finalisasi Instrumen Pelatihan Innas Pelatihan Petugas Lapangan Supervisi Pelatihan Pelaksanaan 0 Mei 6 Juni 8 Juni Juli Pencacahan 6 Juli Pengolahan data di BPS Kabupaten/Kota Pengecekan kelengkapan dan pengiriman data ke BPS Provinsi Pengecekan kelengkapan dan kompilasi oleh BPS Provinsi Pengiriman data ke BPS RI Pengecekan kelengkapan dan kompilasi oleh BPS RI Evaluasi Hasil dan Publikasi 9 Juli 6 Agustus Supervisi Lapangan Pengolahan. Evaluasi dan pembahasan hasil. Penyusunan Publikasi. Pencetakan Publikasi.7. Dokumen yang Digunakan -9 Agustus -0 Agustus 9 Agustus 6 0 Agustus -7 September Oktober November Untuk memperlancar pengumpulan data maka terdapat sejumlah dokumen yang perlu dibawa dan dipelajari oleh petugas lapangan. Secara lengkap, jenis dokumen dan penjelasannya dapat dilihat pada tabel. berikut. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

14 Tabel.. Nama Dokumen yang Digunakan Dalam SPTK 0 No. Nama Instrumen Uraian Penanggung Jawab Disimpan di Keterangan () () () () () (6).. Peta BS SP00-WB SPTK0.DSBS BPS Kab/Kota BPS Kab/Kota Di-print di daerah BPS Kab/Kota Di-print di daerah. SPTK0.DSRT Pengawas. BPS Kab/Kota Di-print di daerah. Instrumen SPTK0.RT Alat bantu Peta wilayah blok sensus Daftar sampel blok sensus yang sudah di-update oleh petugas Susenas pada Bulan April atau Mei 0 Daftar sampel rumah tangga terpilih SPTK 0 ( rangkap) Kuesioner SPTK 0 6. Buku Pedoman.8. Arus Dokumen Alat peraga yang berisi pilihan jawaban pertanyaan dalam 0 skala Penjelasan umum SPTK 0, metodologi dan organisasi lapangan serta tata cara pengisian kuesioner. BPS Provinsi. BPS Kab/Kota Pencacah Pencacah BPS RI BPS Kab/Kota Dikirim dari BPS RI Pencacah Dikirim dari BPS RI Pencacah Dikirim dari BPS RI BPS RI sudah mengirimkan dokumen SPTK0.DSBS dan SPTK0.DSRT dalam bentuk softcopy yang dapat diunduh dari file-lib. Instrumen SPTK 0, alat bantu pencacahan dan buku pedoman pencacahan akan dikirimkan melalui instruktur nasional (innas) pada saat pelatihan innas dan selanjutnya dialokasikan kepada pencacah pada saat pelatihan petugas di masing-masing provinsi. Sementara peta blok sensus SP00-WB disediakan oleh BPS Kabupaten/Kota. Setelah pelaksanaan lapangan selesai, semua dokumen yang digunakan pencacah (kecuali buku pedoman dan alat bantu) harus diserahkan kepada BPS Kab/Kota untuk diperiksa dan dilanjutkan dengan proses pengolahan data. Jika proses pengolahan data di BPS Kabupaten/kota telah selesai maka dokumen akan disimpan di BPS Kab/Kota. Data hasil pengolahan kemudian dikirimkan ke BPS Provinsi untuk dikompilasi. BPS Provinsi juga akan melakukan kompilasi terhadap seluruh data yang telah dikirimkan oleh semua kabupaten/kota terpilih. Hasil kompilasi data, dalam bentuk soft file, dikirimkan ke BPS RI. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

15 BPS RI Buku Pedoman Instrumen SPTK0.RT Dibawa oleh Innas Buku Pedoman Instrumen SPTK0.RT Dibawa oleh Petugas SPTK-0 (soft copy) BPS PROVINSI Buku Pedoman BPS KAB/KOTA Instrumen SPTK0.RT Peta BS SP00WB SPTK0.DSBS SPTK0.DSRT Dokumen SPTK-0 (soft copy) - Instrumen SPTK0.RT - Peta BS SP00-WB - SPTK0.DS BS - SPTK0.DS RT Pencacah/Pengawas Penjelasan: Peta BS SP00-WB disiapkan oleh BPS Kabupaten/Kota. Gambar.. Arus Dokumen SPTK 0.9. Statistik yang Dihasilkan Statistik yang dihasilkan dari SPTK 0 adalah statistik/indikator kepuasan hidup dan kebahagiaan yang dapat dianalisis berdasarkan karakteristik demografi penduduk, pendidikan, kondisi kesehatan, ekonomi dan perumahan dan sebagainya. a. b. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut karakteristik demografi responden. Indikator ini dapat diperoleh dengan membandingkan tingkat kepuasan dan kebahagiaan penduduk yang terhadap beberapa kriteria, seperti klasifikasi wilayah, kelompok umur, jenis kelamin, status perkawinan dan pendidikan. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut kondisi kesehatan. Indikator ini dapat disusun dengan membandingkan persentase penduduk dengan tingkat kepuasan hidup dan tingkat kebahagiaan tertentu menurut kesehatan fisik (status kesehatan dan kesulitan fungsional) dan kesehatan mental (intensitas emosi positif dan gejala depresi). Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

16 6 c. d. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut kondisi ekonomi. Dengan melihat dan membandingkan tingkat kepuasan hidup dan kebahagiaan penduduk menurut pendapatan, status pekerjaan dan lapangan usaha, serta kondisi perumahan maka dapat diketahui pola dan tingkat kepuasan hidup serta kebahagiaan penduduk dengan status ekonomi yang berbeda. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut jumlah waktu luang. Indikator ini dapat disusun dengan membandingkan persentase penduduk dengan tingkat kepuasan hidup dan tingkat kebahagiaan tertentu menurut banyaknya waktu luang yang dimiliki..0. Pembiayaan Seluruh pembiayaan kegiatan studi ini dibebankan pada anggaran BPS. Rincian biaya BPS RI terdapat dalam POK Sub Direktorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial. Rincian biaya daerah terdapat dalam DIPA BPS Provinsi. 6 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

17 7 BAB II METODOLOGI.. Kerangka Sampel Kerangka sampel Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 0 (SPTK 0) merupakan bagian (subset) dari kerangka sampel Susenas 0 triwulan. Meskipun demikian, sampel rumah tangga antara SPTK 0 dan Susenas 0 triwulan berbeda (independent). Kerangka sampel yang digunakan pada SPTK 0 terdiri dari empat jenis, yaitu:. Kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama adalah daftar kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan informasi jumlah rumah tangga hasil listing SP00 yang dibedakan menurut klasifikasi daerah perkotaan/perdesaan. Jumlah sampel kabupaten/kota yang harus dipilih sudah ditentukan, yaitu sebanyak 00 kabupaten/kota. Sebelum dilaksanakan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan 97 kabupaten/kota ke dalam strata berdasarkan region dan strata daerah urban dan rural, yaitu:..... Pulau Sumatera; Pulau Jawa dan Bali; Pulau Kalimantan; Pulau Sulawesi; Lainnya (Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua). Selanjutnya, jumlah sampel dialokasikan ke dalam setiap strata dengan compromise allocation. Secara lebih lengkap, berikut dijelaskan proses pemilihan sampel kabupaten/kota tersebut. Formula yang digunakan: Keterangan: ; dimana: : Jumlah sampel kabupaten/kota di strata ke-g berdasarkan alokasi proporsional;, yaitu jumlah sampel kabupaten/kota di strata ke-g berdasarkan alokasi sama; : Jumlah sampel kabupaten/kota di strata ke-g berdasarkan compromise allocation; : Koefisien yang ditetapkan, yaitu sebesar 0,; : Jumlah total rumah tangga di Indonesia. : Jumlah rumah tangga pada strata ke-g; Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

18 8 Melalui formula di atas, diperoleh 00 kabupaten/kota yang terpilih sebagai sampel kabupaten/kota SPTK 0. Tabel. menyajikan jumlah sampel kabupaten/kota terpilih menurut wilayah dan klasifikasi urban-rural. Tabel.. Jumlah Sampel Kabupaten/Kota menurut Region dan Urban/Rural yang Digunakan sebagai Kerangka Sampel SPTK 0 No () Wilayah () Jumlah Kab/Kota Sumatera Jawa Bali Kalimantan Sulawesi Lainnya Total () Populasi Rumah Tangga Urban () Rural () Total (6) Jumlah Sampel Kab/Kota Urban (7) Rural (8) Total (9) Kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua merupakan daftar blok sensus terpilih Susenas 0 triwulan di masing-masing kabupaten/kota terpilih.. Kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap keempat adalah daftar nama kepala rumah tangga dan pasangannya pada setiap rumah tangga terpilih.. Kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga adalah daftar rumah tangga pada blok sensus terpilih SPTK 0 yang sudah dimutakhirkan oleh petugas Susenas pada akhir bulan Mei 0. Selain itu kerangka sampel yang digunakan diusahakan telah mengeluarkan nama-nama rumah tangga yang telah terpilih sebagai sampel pada kegiatan Susenas Triwulan dan SPPLH 0. Untuk memberikan gambaran secara lebih jelas mengenai hubungan kerangka sampel SPTK 0 dan Susenas 0 triwulan, dapat dilihat pada Gambar. terkait skema penarikan sampel antara kedua kegiatan tersebut... Desain Sampel Pengambilan sampel dilakukan melalui metode Multistages Two Phase Sampling. Secara lengkap, proses pengambilan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut:.. 8 Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS sistematik with replacement dengan size jumlah rumah tangga SP00 menurut klasifikasi perkotaan dan perdesaan secara independent. Dengan metode ini, kabupaten/kota yang terpilih sebagai sampel ada yang mewakili untuk urban saja, rural saja, atau keduanya. Suatu kabupaten/kota yang memiliki wilayah urban dan rural mempunyai peluang untuk terpilih dua kali, yaitu mewakili urban dan mewakili rural. Jika hal ini terjadi maka kabupaten/kota tersebut akan memiliki alokasi sampel blok sensus lebih banyak. Dari 00 kabupaten/kota yang dipilih dari sampel kabupaten/kota Susenas triwulan terdapat kabupaten/kota yang terpilih dua kali sehingga secara umum sampel SPTK 0 hanya terdapat di 76 kabupaten/kota. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus terpilih susenas triwulan tahun 0 di kabupaten terpilih dengan cara sistematik menurut daerah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural). Alokasi sampel blok sensus ke daerah urban dan rural Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

19 9.. dilakukan sedemikian rupa dengan proporsi 8:. Identitas blok sensus yang terpilih terdapat pada SPTK0.DSBS (Lampiran ). Ketiga, pada blok sensus terpilih SPTK 0, dilakukan penarikan sampel sebanyak 0 rumah tangga secara sistematik oleh Subdit Pengembangan Kerangka Sampel BPS RI. Oleh karena itu BPS daerah harus mengirimkan hasil updating rumah tangga pada blok sensus terpilih SPTK 0 dengan menambahkan informasi terkait rumah tangga yang sudah terpilih sebagai sampel Susenas Triwulan dan SPPLH 0. Selanjutnya daftar nama rumah tangga terpilih sampel SPTK 0 akan dikirimkan oleh BPS RI kepada BPS daerah dalam bentuk softcopy SPTK0.DSRT (Lampiran 6). Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih selanjutnya ditentukan satu orang sebagai responden terpilih. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan Tabel Kish. Cara pemilihan responden akan dijelaskan secara rinci pada bagian tata cara pengisian kuesioner di Bab IV... Mekanisme Pencacahan Pengumpulan data pada rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung (tatap muka) antara pencacah dengan responden dengan menggunakan kuesioner SPTK 0. Responden adalah salah satu anggota rumah tangga yang telah dewasa dan kompeten untuk memberikan informasi mengenai keterangan anggota rumah tangga pada Blok IV. Sedangkan pertanyaan terkait keterangan kebahagiaan pada Blok V dan blok VI hanya ditanyakan kepada kepala rumah tangga atau pasangannya yang terpilih sebagai responden. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan Tabel Kish. Responden terpilih tidak boleh diganti dengan alasan apapun juga. Jika responden yang terpilih tidak dapat ditemui, pencacah wajib menjadwalkan kunjungan ulang dengan terlebih dahulu membuat perjanjian dengan responden. Perhatian: Pencacah tidak boleh melakukan penggantian sampel rumah tangga maupun penggantian responden terpilih Sebelum melakukan wawancara, pencacah harus mencari rumah tangga sampel yang tercantum pada SPTK0.DSRT dengan berbekal peta blok sensus SP00-WB. Adanya selang waktu antara pemutakhiran rumah tangga yang dilakukan oleh petugas Susenas dan saat pencacahan lapangan SPTK 0 memungkinkan tidak ditemuinya rumah tangga karena berbagai alasan. Berikut beberapa kasus yang mungkin ditemui pada saat pencacahan: a. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun masih dalam blok sensus yang sama maka rumah tangga tersebut tetap diwawancarai. c. Rumah tangga sampel tidak dapat ditemukan atau non respon maka tidak boleh melakukan penggantian sampel rumah tangga. b. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun berdasarkan informasi yang diperoleh sudah berbeda blok sensus, maka rumah tangga tersebut dianggap tidak dapat ditemukan dan tidak boleh dilakukan penggantian sampel rumah tangga, Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 9

20 0 Sistematik Master Sampel PSU Susenas dan Riskesdas.000 PPS size ruta Susenas dan Blok Sensus Blok Sensus Susenas PSU Blok Sensus Blok Sensus Susenas BS Susenas Trw 7.00 BS Susenas Trw 7.00 BS 6.00 BS - Susenas Trw - SPPLH 0 Susenas Trw 7.00 BS Susenas Trw 7.00 BS 6.00 BS - Susenas Trw - SPPLH 0 SPTK 0 0 Ruta pada masing-masing BS 0 Ruta Susenas Trw 0 Ruta SPPLH 0 0 Ruta SPTK 0 Gambar.. Skema Penarikan Sampel Susenas dan SPTK 0 0 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

21 .. Mekanisme Pengolahan Data Pengolahan data hasil pencacahan lapangan SPTK 0 dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Pengolahan dilakukan segera setelah dokumen hasil pencacahan lapangan telah selesai diperiksa oleh pengawas. Terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengolahan data SPTK 0, yaitu:. Pengolahan data akan dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dalam pengawasan Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) berkoordinasi dengan Seksi Statistik Sosial. Petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan editing-coding untuk memperlancar proses peng-entry-an data. Petugas melakukan entry dan validasi data menggunakan aplikasi pengolahan data yang telah disiapkan dan diberikan oleh Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah. Jika pada proses validasi data ditemukan adanya kesalahan atau ketidakkonsistenan isian, maka petugas entry melakukan konfirmasi kepada pencacah melalui kasie statistik sosial.. Data yang sudah clean dikirimkan oleh Kasie Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) Kab/Kota ke Bidang IPDS provinsi, cc ke Bidang Statistik Sosial.. Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah melakukan kompilasi dan pengolahan data SPTK 0.. Bidang IPDS berkoordinasi dengan Bidang Statistik Sosial melakukan kompilasi seluruh data dari BPS Kabupaten/Kota. Selanjutnya, Bidang Statistik Sosial mengirimkan data hasil kompilasi ke Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah melalui hanwil@bps.go.id. Bagan alur pengolahan data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan di BPS RI dapat dilihat pada gambar.. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

22 BPS Kab/Kota Editing Coding Entry dan Validasi Data BPS Provinsi Kirim ke BPS RI Kompilasi dan Validasi Data Provinsi Tidak Konfirmasi Pencacah Wajar Ya Data Kabupaten BPS RI Data Provinsi Kompilasi dan Validasi Data Nasional Data SPTK 0 Kirim ke BPS Provinsi Gambar.. Mekanisme Pengolahan Data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan BPS RI Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

23 BAB III ORGANISASI LAPANGAN.. Struktur Organisasi Struktur organisasi lapangan disusun dengan tujuan agar setiap pelaku dalam organisasi mengetahui dengan pasti tugas, tanggung jawab, wewenang dan haknya masing-masing. Kegiatan SPTK 0 di tingkat pusat (BPS RI) dilaksanakan oleh Tim Pengarah dan Tim Teknis. Tim Pengarah BPS bertugas menentukan arah kebijakan dan strategi yang digunakan dalam keseluruhan tahapan kegiatan SPTK 0 serta memberikan saran dan masukan baik teknis maupun non teknis kepada Tim Teknis BPS. Tugas pokok Tim Teknis BPS adalah menyusun rencana operasional dan implementasi kegiatan serta menyelenggarakan kegiatan persiapan di tingkat pusat. Kegiatan SPTK 0 di tingkat daerah dilaksanakan oleh BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota menjalankan fungsi persiapan lapangan dan pelaksanaan pengumpulan data. Struktur organisasi SPTK 0 mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah secara lengkap dapat dilihat pada Gambar. Gambar.. Gambar.. Struktur Organisasi SPTK 0 di BPS Pusat Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

24 Gambar.. Operasional Lapangan SPTK 0 di BPS Provinsi Gambar.. Operasional Lapangan SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota Pengarah SPTK 0 di pusat adalah Kepala BPS, Deputi Bidang Statistik Sosial dan Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Penanggung jawab SPTK 0 adalah Direktur Statistik Ketahanan Sosial dan Penanggung jawab metodologi sensus adalah Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, dibantu anggota lainnya mencakup kepala subdirektorat dan kepala seksi dari beberapa direktorat terkait. Penanggung jawab SPTK 0 secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi, penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik dan penanggung jawab administratif adalah Kepala Bagian Tata Usaha. Penanggung jawab SPTK 0 di tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota, penanggung jawab teknis pendataan adalah Kepala Seksi Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Data dan penanggung jawab administratif adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

25 .. Tugas dan Tanggung Jawab A. Direktur Statistik Ketahanan Sosial (Hansos) ) ) ) ) ) 6) 7) Memberi pertimbangan dan saran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan SPTK 0. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan. Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan SPTK 0. Menyusun rencana studi beserta seluruh tahapan kegiatannya. Menyusun jadwal kegiatan. Memantau manajemen pengolahan data yang dilaksanakan di pusat dan di daerah. Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan. B. Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei ) Bertanggung jawab atas metodologi SPTK 0. ) Mengirimkan daftar alokasi sampel blok sensus (SPTK0.DSBS) dan rumah tangga (SPTK0.DSRT) ke BPS Provinsi untuk diteruskan ke BPS Kab/Kota. ) ) Merancang metodologi sampling dan penarikan sampel blok sensus dan rumah tangga SPTK 0. Membuat penimbang bagi sampel rumah tangga. C. Kepala BPS Provinsi ) Kepala BPS Provinsi agar dapat memberi arahan baik teknis maupun administratif kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota. ) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan petugas di daerah. ) ) ) Menentukan susunan petugas, organik BPS atau non organik BPS yang berkaitan dengan ketentuan upah kinerja di BPS Provinsi. Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi dan supervisi pelaksanaan lapangan. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengolahan di BPS Provinsi. D. Kepala Bidang Statistik Sosial ) Melakukan koordinasi pelaksanaan pendataan SPTK 0. ) Menyelenggarakan pelatihan petugas pencacah dan pengawas berkoordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha. ) ) ) 6) Memberi petunjuk kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota mengenai rekruitmen petugas. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pencacahan serta pemeriksaan hasil pendataan SPTK 0. Mengirimkan data SPTK 0 hasil kompilasi dari setiap BPS Kabupaten/Kota ke Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah. Membuat laporan teknis pelaksanaan lapangan SPTK 0. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

26 6 E. Kepala Bagian Tata Usaha ) Mendistribusikan dokumen ke BPS Kabupaten/Kota. ) Membuat laporan administrasi penyelenggaraan kegiatan SPTK 0. ) Bersama-sama Kepala Bidang Statistik Sosial menyelenggarakan pelatihan petugas dan pengawas. F. Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik ) ) ) ) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SPTK0.DSBS) dan rumah tangga (SPTK0.DSRT) untuk diteruskan ke masing-masing BPS Kab/Kota Menerima data hasil pengolahan SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota. Melakukan kompilasi data hasil SPTK 0 dari setiap BPS Kabupaten/Kota bersama Kepala Bidang Statistik Sosial. Membuat laporan teknis pengolahan SPTK 0. G. Kepala BPS Kabupaten/Kota ) Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas kegiatan SPTK 0 secara keseluruhan di BPS Kabupaten/Kota. ) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengolahan di BPS Kabupaten/Kota. ) ) ) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota. Melakukan rekruitmen petugas lapangan di BPS Kabupaten/Kota. Membuat laporan pelaksanaan pendataan SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota. H. Kepala Seksi Statistik Sosial ) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPTK 0. ) Memberikan Daftar Sampel Rumah Tangga (SPTK0.DSRT) kepada petugas pencacah. ) ) ) 6) 7) 8) I. Memastikan jadwal kegiatan, wilayah kerja dan alokasi petugas pencacahan. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan di BPS Kabupaten/Kota. Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencacahan lapangan untuk menjamin kehandalan mutu data yang dihasilkan. Berkoordinasi dengan Kasie IPDS untuk melakukan pengolahan data SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota. Secara rutin melaporkan hasil perkembangan pendataan SPTK 0 ke BPS Kabupaten/Kota. Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik ) ) 6 Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SPTK0.DSBS) dan rumah tangga (SPTK0.DSRT). Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SPTK0.DSBS) dan rumah tangga (SPTK0.DSRT) untuk diberikan ke Kasie Statistik Sosial. Memastikan jadwal kegiatan dan alokasi petugas pengolahan data SPTK 0 di BPS Kab/Kota. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

27 7 ) ) ) 6) 7) J. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengolahan data SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota. Melakukan validasi dan kompilasi data dari setiap petugas pengolahan. Berkoordinasi dengan Kasie statistik sosial dalam rangka pengolahan data SPTK 0 di BPS Kabupaten/Kota. Mengirimkan data SPTK 0 yang sudah clean ke Bidang IPDS provinsi, cc ke Bidang Statistik Sosial. Memberikan laporan hasil perkembangan pengolahan SPTK 0 ke BPS Kabupaten/Kota. Pencacah (PCL) SPTK 0 ) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPTK 0. ) Melaksanakan pendataan SPTK 0 sesuai dengan petunjuk dan jadwal yang telah ditentukan. ) ) ) Menerima Daftar Sampel Rumah Tangga (SPTK0.DSRT) dari Kasie Statistik Sosial. Memeriksa kembali hasil pendataan SPTK 0 (kelengkapan dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh). Menyerahkan dokumen SPTK 0 yang telah diisi dan diperiksa kepada pemeriksa... Persyaratan Petugas A. Pemeriksa Pemeriksa SPTK 0 adalah adalah Kasie Statistik Sosial BPS Kab./Kota. B. Petugas Pencacah Pencacah SPTK 0 adalah KSK/staf BPS Kab./Kota. Syarat petugas pencacah: ) ) ) Berpendidikan minimal DIV/S. Berumur antara tahun. Diutamakan pernah memiliki pengalaman terkait beberapa survei atau sensus yang dilakukan oleh BPS. ) Mengenal wilayah tugas dengan baik. ) Diutamakan memiliki kemampuan berkomunkasi secara persuasif dengan orang lain. C. Petugas Pengolahan Petugas pengolahan dokumen SPTK dilakukan oleh KSK, staf atau mitra BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk dengan syarat: ) Bisa mengoperasikan komputer. ) Mampu menerima dan memahami aturan-aturan dalam pengolahan. ) ) ) Bertanggung jawab. Mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan supervisor pengolahan. Diutamakan mempunyai pengalaman sebagai petugas pengolahan data di BPS. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

28 8.. Pelatihan Petugas Pencacahan Pelatihan petugas pencacahan dalam SPTK 0 ini melibatkan Petugas Pengajar (Master Intama, Intama dan Innas) dan petugas lapangan (pemeriksa dan pencacah). Pelatihan petugas pencacahan dilaksanakan sebelum pelaksanaan lapangan, dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep dan definisi operasional dari variabelvariabel yang akan dikumpulkan dalam kuesioner SPTK 0 serta teknik wawancara dengan responden. Keberhasilan penyelenggaraan pelatihan sangat menentukan keberhasilan kegiatan pencacahan di lapangan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pelatihan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pada SPTK 0, pelatihan petugas dilakukan secara berjenjang dari Workshop Intama, pelatihan calon Instruktur Nasional (Innas) dan pelatihan calon petugas lapangan. Workshop Intama dan pelatihan calon Innas dilaksanakan di Pusat, sementara pelatihan calon petugas lapangan dilaksanakan di daerah. Hal-hal penting terkait penyelenggaraan pelatihan tersebut dijelaskan dalam poin-poin berikut. A. Workshop Intama dan Pelatihan calon Innas Workshop Intama dan Pelatihan calon Innas SPTK 0 dilaksanakan oleh BPS RI pada minggu II dan IV bulan Juni 0 selama (empat) hari. Penanggung jawab penyelenggaraan adalah Subdirektorat. Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS RI. Workshop intama diikuti oleh peserta dari Direktorat Statistik Ketahanan Sosial, dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei. Sementara peserta pelatihan calon innas SPTK 0 berasal dari BPS RI maupun BPS Provinsi. Metode pelatihan dilakukan dengan cara lokakarya (workshop) yang lebih banyak ditekankan pada diskusi mengenai konsep dan definisi serta operasional lapangan. Syarat calon Innas antara lain:. Diutamakan Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS Provinsi dan staf inti di lingkungan Direktorat Statistik Ketahanan Sosial BPS RI.. Berpendidikan minimal DIV/S... Mampu mengajar dengan baik. Diutamakan yang sudah berpengalaman sebagai Innas atau instruktur lainnya pada sensus atau survei yang pernah dilaksanakan oleh BPS. Alokasi kebutuhan jumlah innas dapat dilihat pada Lampiran. B. Pelatihan Petugas Pelatihan calon Petugas SPTK 0 dilaksanakan di masing-masing provinsi selama (tiga) hari pada awal Bulan Juli 0, sehingga semua petugas telah siap untuk pencacahan lapangan pada pertengahan Bulan Juli 0. Penanggung jawab penyelenggaraan pelatihan adalah Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi. Alokasi kebutuhan jumlah petugas dapat dilihat pada Lampiran. 8 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

29 9.. Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan dokumen merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lapangan. Kegiatan ini merupakan faktor penting dalam upaya menjaga kualitas data yang dikumpulkan. Proses pemeriksaan tidak hanya mencakup kelengkapan dokumen, tetapi sekaligus akurasi, kewajaran dan konsistensi isian..6. Supervisi Kegiatan supervisi dilaksanakan oleh BPS RI. Petugas supervisi adalah pejabat setingkat eselon I sampai IV di BPS RI. Beberapa kegiatan penting yang akan dilaksanakan oleh BPS RI dalam rangka supervisi adalah:.. Supervisi terhadap pelatihan petugas terkait materi, rencana pelatihan di daerah dan kelancaran pelaksanaan pelatihan. Supervisi terhadap pelaksanaan lapangan terkait jadwal, mekanisme dan kualitas data hasil pencachan lapangan. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 9

30 0 0 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

31 BAB IV TEKNIK WAWANCARA DAN TATA CARA PENGISIAN KUESIONER.. Teknik Wawancara SPTK 0 adalah survei yang bersifat khas karena data yang dikumpulkan tidak hanya berupa data kuantitatif namun juga dilengkapi dengan data-data yang bersifat kualitatif sehingga dibutuhkan pencacah yang memiliki penguasaan materi yang bagus, mempunyai kemampuan berwawancara yang baik, dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Dalam pengumpulan data kualitatif terdapat beberapa kendala yang akan ditemui pencacah, seperti: () responden belum tentu langsung memahami maksud pertanyaan sehingga mereka akan memberikan reaksi jawaban yang berbedabeda; () pencacah belum tentu langsung dapat memahami maksud dari jawaban responden sehingga belum tentu jawaban responden tersebut dapat dikelompokkan sesuai pilihan jawaban yang tersedia, dsb. Secara umum, keberhasilan pengumpulan data ditentukan oleh empat hal, yaitu: instrumen yang digunakan, suasana wawancara, pencacah dan responden. Pertama, instrumen sederhana yang didukung dengan konsep dan definisi yang jelas dapat memudahkan pengumpulan data di lapangan, kedua, suasana wawancara yang kondusif juga dibutuhkan untuk mendukung proses wawancara yang efektif dan efisien. Ketiga, pencacah yang mampu bekerja dengan baik dan menguasai materi sangat penting demi menjaga kualitas data dan keempat, responden dengan penuh kesadaran mau menjawab pertanyaan dengan jujur dan benar. Berikut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pencacah dalam melakukan wawancara:..... Pada saat berkunjung ke responden hendaknya pencacah berpakaian yang wajar, rapi dan sopan. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawacara, mintalah izin terlebih dahulu dengan cara mengucapkan salam, mengetuk pintu, atau melakukan cara-cara lain yang sesuai dengan adat istiadat, kebiasaan dan budaya setempat. Perhatikan situasi rumah tangga saat itu sebelum melakukan wawancara. Jangan melakukan wawancara di saat yang kurang tepat seperti: sedang ada kegiatan pesta/upacara, rumah tangga sedang mengalami musibah seperti kematian, kesakitan dsb. Usahakan agar waktu kunjungan telah diatur sedemikian rupa sehingga responden dapat ditemui dan diwawancarai. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan kepada responden secara sopan dan tegas. Pencacah adalah petugas BPS yang melaksanakan tugas pendataan yang dilindungi oleh UU No. 6 Tahun 997 tentang Statistik. Kemudian jelaskan pentingnya kegiatan studi ini dan yakinkan responden bahwa keterangan yang diberikan akan dijamin kerahasiaanya. Bila dibutuhkan, tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal pencacah; Tidak seorang pun diperkenankan menemani pencacah pada saat wawancara dengan responden, kecuali pengawas/pemeriksa atau atasannya. Hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga kerahasiaan jawaban responden. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

32 Lakukan wawancara dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden. Jika responden lebih menyukai menggunakan bahasa daerah, sebaiknya diikuti saja agar responden tidak merasa segan/canggung untuk memberikan jawaban yang tepat dan benar. Lakukan wawancara dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Maksud setiap pertanyaan dalam kuesioner harus dipahami secara baik oleh pencacah sehingga dapat melakukan probing dengan benar jika responden tidak memahami maksud pertanyaan yang diajukan. Awali proses wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari dsb. Hal ini diperlukan untuk memberikan rasa santai dan nyaman bagi responden. Tidak semua jawaban dari responden dapat langsung dicatat dalam kuesioner: pencacah harus teliti dalam memilah jawaban yang bisa langsung dicatat dan pertanyaan yang membutuhkan probing. Perhatian: Pencacah sebaiknya mampu menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif untuk melakukan wawancara. Awali wawancara dengan pertanyaan umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari responden. Setelah suasana cair, barulah mulai wawancara secara teratur dengan mengikuti alur pertanyaan. Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan responden selama proses wawancara, pencacah harus memiliki keterampilan dan cara bijak dalam menghadapi berbagai sikap dan perilaku responden. Misalnya: - Ada responden yang suka berterus terang (jujur) dan senang membantu, namun ada sebagian responden yang lain akan ragu-ragu, curiga dan bersikap tidak kooperatif (tidak bekerja sama). Gunakan kecerdikan, kesabaran dan keramahan selama berwawancara. - Petugas pencacah harus selalu mengarahkan pembicaraan ke substansi pertanyaan pada kuesioner. Jangan biarkan responden mengalihkan percakapan pada hal-hal yang menyimpang dari pertanyaan yang diajukan. Selain itu, petugas pencacah hendaknya sabar terhadap rasa keingintahuan responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas. - Petugas pencacah jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap apapun jawaban yang diberikan oleh responden dan jangan kehilangan kesabaran. - Perhatikan bahasa tubuh responden. Berusahalah sensitif untuk menghindari pertanyaan yang sekiranya dapat memojokkan responden. Jangan mengarahkan jawaban responden dalam bertanya atau memberi tanggapan terhadap jawaban responden. - Apabila jawaban responden masih kurang lengkap atau belum tepat, maka lakukan probing. Probing juga diperlukan untuk memandu atau memilah jawaban yang relevan. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

33 - Catatlah semua jawaban lisan dari responden dengan teliti, lengkap dan jelas atau cantumkan kode sesuai petunjuk pengisian kuesioner. Sangat dianjurkan agar pencacah menyiapkan kertas catatan. 0. Periksa kembali semua pertanyaan dan pastikan semua pertanyaan telah terisi jawaban yang konsisten. Bila masih ditemukan adanya jawaban yang belum lengkap atau tidak konsisten, maka ulangi pertanyaan tersebut (kalau perlu lakukan probing) sehingga mendapat jawaban yang benar dari responden. Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberitahukan kepada responden tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan yang diperlukan dari responden... Tata Cara Pengisian Kuesioner Teknik wawacara secara umum yang disampaikan di atas dapat membantu diperolehnya informasi yang benar dan akurat dari responden. Namun tetap harus didukung oleh penguasaan materi yang ditanyakan dalam kuesioner sehingga pencacah dapat secara runtun dan alami dalam melakukan wawancara. Kuesioner SPTK 0 terdiri atas (empat) bagian, yaitu: () identitas rumah tangga dan keterangan pencacahan, () lembar pemilihan responden, () lembar pengukuran kebahagiaan. Identitas rumah tangga yang dicatat pada pada blok I mencakup informasi mengenai wilayah tempat tinggal rumah tangga. Blok II berisi ringkasan terkait jumlah anggota rumah tangga (ART) dan jumlah ART yang eligible. Keterangan pencacahan pada blok III mencakup informasi mengenai identitas petugas pencacahan dan pemeriksa serta waktu pencacahan. Lembar pemilihan responden terpilih menggunakan pertanyaan pada blok IV yang bertujuan untuk mendapatkan satu responden pada rumah tangga tersebut yang selanjutnya akan diwawancarai terkait pertanyaan kebahagiaan. Pengukuran kebahagiaan responden menggunakan pertanyaan pada blok V sampai dengan Blok IX. Blok V mencakup informasi mengenai kesehatan, pendidikan dan keterampilan, pekerjaan dan pendapatan, lingkungan dan keamanan, hubungan sosial dan keluarga, perumahan dan aset, kepuasan hidup, partisipasi warga negara serta kebahagiaan. Berikut penjelasan rinci terkait pengisian kuesioner pada setiap blok. BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Sebelum pencacah mengunjungi rumah tangga dan memulai wawancara, isilah informasi identitas rumah tangga pada blok I (Pengenalan Tempat). Informasi identitas rumah tangga diperoleh dari daftar sampel rumah tangga SPTK0 (SPTK0.DSRT), yang akan diberikan oleh Kasie Statistik Sosial kepada pencacah. Isikan nama dan nomor kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi wilayah, nomor blok sensus dan nomor urut sampel rumah tangga di dalam kotak pada kolom sebelah kanan. Jika ini dilakukan dengan benar, maka kombinasi dari kode-kode ini akan menghasilkan satu nomor ID unik yang mengidentifikasi isian kuesioner ini berasal dari rumah tangga yang berbeda dari kuesioner lain. Tuliskan juga nama kepala rumah tangga dan alamat rumah tangga dimana pencacah akan melaksanakan wawancara. Lengkapi alamat pada kuesioner jika ternyata alamat yang tercantum dalam SPTK0.DSRT kurang lengkap. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

34 Rincian 0. Hasil Kunjungan Rincian 0 mengenai hasil kunjungan diisi setelah pencacah melaksanakan wawancara dan telah meninggalkan rumah tangga tersebut. Ada empat macam kode respon berdasarkan sejauh mana kuesioner telah selesai diisi. Berikut penjelasan mengenai berbagai kemungkinan kode hasil kunjungan: Kode, Berhasil, jika pencacah telah menyelesaikan wawancara dengan responden terpilih dan telah memastikan bahwa tidak ada satu pertanyaan pun di kuesioner yang belum terisi (dokumen lengkap). Kode, Menolak, jika responden terpilih menolak untuk diwawancarai. Termasuk pula jika seseorang yang ditemui pencacah pertama kali tidak berkenan untuk bekerja sama. Mintalah berbicara dengan anggota rumah tangga dewasa yang lain (misalnya kepala rumah tangga). Jika usaha ini tidak berhasil dan tidak ada ART yang bisa diajak bekerja sama/menolak untuk diwawancara, lingkari kode dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Kode, Responden terpilih tidak dapat diwawancara. Bila responden terpilih mengalami hambatan untuk diwawancara seperti sedang bepergian dan tidak kembali selama waktu pengumpulan data yang dibutuhkan, responden sedang sakit, tuli, atau tidak kompeten secara mental. Termasuk pula jika seluruh ART sedang pergi dalam waktu yang lama. Tanyakan kepada tetangga kira-kira kapan rumah tangga tersebut dapat ditemui. Jika tetangga tidak ada yang tahu atau memberikan informasi bahwa rumah tangga tersebut baru kembali setelah masa pencacahan, usahakan untuk tetap mengecek keberadaan ART di rumah tersebut selama masa pencacahan. Jika usaha ini tidak berhasil untuk menemui responden maka lingkari kode dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Kode, Rumah tangga tidak dapat ditemukan, jika alamat bangunan rumah tangga yang terpilih sampel ternyata tempat tinggal kosong atau alamat bukan tempat tinggal, tidak berpenghuni, tempat tinggal telah hancur karena terbakar habis atau sebab yang lainnya, tempat tinggal tidak ditemukan, atau tidak dapat dijangkau. Pastikan secara cermat bahwa tidak ada tempat tinggal dari rumah tangga dimaksud di sekitar wilayah tersebut. Tanyakan pada masyarakat sekitar, apakah mereka mengetahui alamat atau nama kepala rumah tangga tersebut. Jika pencacah masih tidak bisa menemukan rumah tangga yang dimaksud, lingkari kode dan lingkari pada kotak yang tersedia. BLOK II. RINGKASAN KETERANGAN RUMAH TANGGA Blok ini berisi informasi ringkas mengenai rumah tangga yang dikunjungi, mencakup banyaknya anggota rumah tangga (ART) dan banyaknya ART yang eligible sebagai responden. Pertanyaan pada blok ini tidak perlu ditanyakan kepada responden karena pencacah dapat mengisinya berdasarkan informasi responden pada Blok IV. Oleh karena itu blok ini diisi setelah pencacah menyelesaikan wawancara dengan responden. Rincian 0: Banyaknya anggota rumah tangga Informasi banyaknya ART ditulis berdasarkan jumlah baris yang terisi pada Blok IV. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

35 Rincian 0: Banyaknya eligible responden Informasi banyaknya eligible responden dalam satu rumah tangga. BLOK III. KETERANGAN PENCACAHAN Blok ini berisi mengenai identitas petugas dan waktu pencacahan untuk rumah tangga ini. Identitas petugas meliputi nama, jabatan dan tanda tangan pencacah dan pemeriksa. Identitas pencacah diisi sebelum mengunjungi rumah tangga. BLOK IV.KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Blok ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai semua ART yang ada dalam rumah tangga. Informasi yang diinginkan mencakup nama, hubungan ART dengan KRT, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pengisian blok ini dapat ditanyakan kepada setiap anggota rumah tangga yang sudah dewasa dan mampu memberikan informasi yang diperlukan. Jika anggota rumah tangga yang sudah dewasa tidak ada, jangan mewawancarai anak kecil, tetapi berpindahlah ke rumah tangga lainnya dan kunjungilah kembali rumah tangga tersebut di lain waktu. Sebelum memulai wawancara, pencacah wajib memperkenalkan diri dan menyatakan tujuan kedatangan. Ketika mengunjungi salah satu rumah tangga sesuai dengan alamat yang terdapat dalam SPTK0.DSRT, pencacah mungkin menemui satu rumah yang dihuni oleh banyak orang. Dalam hal ini, pencacah harus mengidentifikasi secara cermat siapa saja yang merupakan anggota rumah tangga (ART) dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel. Berikut beberapa konsep dan definisi yang wajib dikuasai pencacah: Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan dari satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang sedang berada di rumah pada waktu listing maupun yang sementara tidak berada di rumah. Kolom () sampai Kolom () Tanyakan kepada responden siapa saja yang tinggal di rumah tangga tersebut dan hubungan dengan KRT, jangan lupa pastikan pula bahwa mereka yang disebutkan berada dalam satu pengelolaan pemenuhan kebutuhan pangan dengan responden. Hal ini perlu dicermati karena masyarakat lebih mengenal konsep keluarga rumah tangga. Suatu keluarga hanya mencakup orang-orang yang memiliki hubungan darah namun suatu rumah tangga mencakup semua orang yang tinggal bersama dan makan dalam satu pengelolaan, baik memiliki hubungan darah maupun tidak. Contohnya, tiga laki-laki yang tidak memiliki hubungan yang tinggal dan memasak makanan bersama tidak akan dianggap sebagai satu keluarga, tetapi mereka dianggap sebagai satu rumah tangga. Satu orang yang hidup sendiri juga akan dianggap sebagai satu rumah tangga. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

36 6 Saat responden menyebutkan nama-nama orang yang tinggal dan makan di rumah tangga, tuliskan nama-nama tersebut, satu nama pada setiap baris di kolom (). Urutan penulisan nama-nama ART pada kolom () mengacu pada urutan hubungan nama ART dengan KRT pada kolom (). Usahakan untuk mencatat nama lengkap dari setiap ART yang disebutkan. Ketika semua nama telah dituliskan, pencacah perlu memastikan bahwa namanama tersebut sudah mencakup semua ART yang ada di rumah tangga tersebut sebelum melanjutkan ke pertanyaan lain dalam kuesioner. Pastikan tidak ada ART yang terlewat. Penulisan nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya: a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan anggota rumah tangga seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; dan orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. b. Orang yang dianggap anggota rumah tangga karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar, bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV ini. Urutkan kembali nama-nama anggota rumah tangga sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. Urutan bertanya: a. Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga. b. Isikan Kolom dan secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama istri/suami, anak yang belum kawin, anak yang sudah kawin, dan seterusnya sampai dengan anggota rumah tangga terakhir. c. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai Kolom sampai dengan 6 untuk setiap anggota rumah tangga. Berikut penjelasan mengenai kode hubungan dengan KRT pada kolom (): Kode, Kepala Rumah Tangga adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Kode, Istri/suami adalah istri dari KRT (jika KRT laki-laki) atau suami dari KRT (jika KRT perempuan). Kode, Anak mencakup anak kandung, anak tiri dan anak angkat KRT. Kode, Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. Kode, Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. Kode 6, Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT. 6 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

37 7 Kode 7, Famili lain adalah mereka yang ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek atau nenek. Kode 8, Pembantu Rumah Tangga adalah mereka yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan. Kode 9, Lainnya adalah mereka yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya mantan menantu dan anak kos. Kolom (): Jenis Kelamin Selanjutnya tanyakan jenis kelamin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (). Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya, tanyakan kepada responden apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. Kolom (): Umur Umur dihitung dengan cara menanyakan tanggal, bulan dan tahun kelahiran ART. Umur dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau sama dengan umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Penjelasan: Jika umur responden 7 tahun 9 bulan, catat 7 tahun. Jika umurnya kurang dari tahun, dicatat 00 tahun. Jika umur responden 98 tahun atau lebih dicatat 98 tahun, misalnya umur 00 tahun maka pada kotak umur isikan angka 98, dalam hal ini berarti 98 tahun atau lebih. Jika umurnya kurang dari 0 tahun ( digit) agar dituliskan 0 di digit pertama, misalnya 0, 0,..., 09. Jika responden tidak tahu sama sekali tanggal, bulan dan tahun kelahirannya maupun umurnya, maka perkirakan umur responden dengan berbagai pendekatan, rujukan dan informasi. Perkiraan umur haruslah perkiraan yang terbaik. Kolom (6): Status Perkawinan Tanyakan status kawin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap status perkawinan yang disebutkan responden. Hatihati jangan salah dalam mengisikan kode status kawin. Kode, Belum kawin adalah status dari mereka yang belum/tidak terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan. Kode, Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Kode, Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum dianggap cerai. Sebaliknya mereka yang sementara hidup terpisah tidak dianggap bercerai, misalnya suami/istri yang ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

38 8 pekerjaan, atau sedang cekcok. Perempuan yang diketahui belum kawin tetapi sudah mempunyai anak maka status perkawinan orang tersebut dianggap cerai hidup. Kode, Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal dunia dan belum kawin lagi. Kolom (7): Pendidikan tertinggi yang ditamatkan: Tanyakan apakah pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh dari setiap nama yang tertulis pada kolom (). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap pendidikan tertinggi yang ditamatkan responden. Hati-hati jangan salah dalam mengisikan kode tersebut. Kode, Tidak/belum pernah bersekolah. Kode, Tidak tamat SD/MI adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar/MI, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A s.d A00, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan atau SD Indonesia (di Luar Negeri). Mereka yang tamat Sekolah Dasar tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD. Kode, Tamat SD/MI adalah tamat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A dan memperoleh ijazah persamaan SD, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dan SD Indonesia (di luar negeri). Kode, Tamat SMP/MTs adalah tamat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, MULO, HBS tahun, Sekolah Luar Biasa Lanjutan Tingkat Pertama, SLTP Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTP Indonesia (di Luar Negeri) dan SLTP Olahraga. Kode, Tamat SMA/SMK/MA adalah tamat Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah atau sekolah kejuruan yang setara misalnya: Sekolah Menengah Atas, Menengah Luar Biasa, HBS tahun, AMS, Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA), Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Lanjutan Persiapan Pembangunan, SLTA Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTA Indonesia (di Luar Negeri), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen dan SLTA para atlit. 8 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

39 9 Kode 6, Tamat Diploma I adalah tamat program DI pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma I pada pendidikan formal. Kode 7, Tamat Diploma II adalah tamat program DII pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma II pada pendidikan formal. Kode 8, Tamat Diploma III adalah tamat program DIII pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma III pada pendidikan formal. Misalnya Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Kimia Analis, Akademi Meteorologi dan Geofisika dsb. Kode 9, Tamat Diploma IV/S adalah tamat program pendidikan Diploma IV atau Sarjana pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi, sedangkan Program Akta IV sejajar dengan jenjang Diploma IV. Kode 0, Tamat S/S adalah tamat program pendidikan Pasca Sarjana (master atau doktor), strata atau pada suatu Universitas atau Perguruan tinggi. Kolom (8)-Kolom (9): Untuk ART Sebagai Kepala Rumah Tangga atau Pasangannya Informasi pada kolom ini akan digunakan sebagai dasar pemilihan responden terpilih dengan menggunakan Tabel Kish. Eligible responden adalah ART yang merupakan kepala rumah tangga ataupun pasangannya. Berikan tanda ( ) pada kolom (8) untuk kepala rumah tangga dan pasangannya (kolom () berkode atau ). Kemudian berikan nomor urut pada kolom (9) untuk eligible responden mulai dari yang paling tua. Pemilihan Responden Setelah pengisian kolom () sampai dengan kolom (9) terisi dengan benar dan lengkap untuk semua ART di rumah tangga maka pencacah harus memilih satu dari ART yang diberi nomor pada kolom (9) (eligible responden). ART terpilih akan menjadi responden untuk memberikan informasi pada blok V sampai blok IX. Pemilihan responden didasarkan pada jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat, yaitu kepala rumah tangga atau pasangannya, dengan menggunakan Tabel Kish yang tersedia di pojok kanan bawah pada Blok IV. Tabel Kish terdiri dari sebelas kolom. Kolom () menunjukkan jumlah ART eligible dalam rumah tangga. Kolom () sampai dengan () menunjukkan nomor urut rumah tangga sampel pertama sampai dengan sepuluh. Angka-angka dalam setiap sel pada kolom () sampai () menunjukkan nomor urut eligible responden. Berikut dijelaskan langkahlangkah pemilihan responden dengan Tabel Kish: a. Perhatikan nomor urut rumah tangga sampel pada Blok I R08 dan jumlah ART eligible pada kolom (8), b. Pada Tabel Kish, lingkari sel yang merupakan perpotongan antara kolom nomor urut rumah tangga sampel dan baris jumlah ART eligible. Nomor yang dilingkari tersebut merupakan nomor urut eligible responden yang terpilih sebagai responden untuk diwawancarai selanjutnya, c. Lingkari nomor urut eligible responden terpilih pada Blok IV kolom (9), demikian pula dengan nomor urut ART pada kol () yang bersesuaian. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 9

40 0 Contoh: Misalkan dibawah ini merupakan daftar anggota rumah tangga Irianto pada Blok IV kolom () sampai kolom () serta kolom (8) dan kolom (9). Rumah tangga Irianto merupakan rumah tangga sampel dengan nomor urut 8 yang terdiri atas 6 anggota rumah tangga. IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA No. Urut ART () Eligible responden Jenis Umur Beri tanda ( ) No urut eligible Hubungan Nama anggota Kelamin: (tahun) jika kolom dengan kepala responden rumah tangga (ART). Laki-laki rumah tangga berkode atau (dari yang. Perempuan tertua) Irianto () () () Bayu Aji Pamungkas 6 Yesi Satyaningrum Riyadi Anggun Dianingtyas 7 Marimin () 6 (7) (6) Dari daftar tersebut diketahui bahwa rumah tangga Irianto dengan nomor urut rumah tangga adalah 8 mempunyai anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih (kepala rumah tangga dan pasangannya).. Pada tabel Kish, pilih kolom yang menunjukkan nomor urut ruta sampel, yaitu 8 dan pilih baris yang menunjukkan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih (eligible responden), yaitu. Lingkari sel yang merupakan perpotongan kolom dan baris tersebut, yaitu.. Lingkari eligible responden bernomor pada Blok IV kolom (9), yaitu Yesi Satyaningrum. TABEL KISH Jumlah ART eligible Nomor Urut Rumah Tangga Sampel Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

41 Setelah menyelesaikan wawancara, tanyakan apakah pencacah dapat melakukan wawancara dengan responden terpilih (jika responden terpilih bukan orang yang memberikan informasi pada blok ini). Jika responden terpilih tidak ada pada saat wawancara ini, buatlah janji untuk melakukan kunjungan ulang. Pencacah tidak boleh mengganti sampel responden, meskipun ada eligible responden lainnya. Berterimakasihlah kepada pemberi informasi dan akhiri wawancara di sini. BLOK V. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH Kebahagiaan hidup responden akan dilihat berdasarkan dimensi penting kesejahteraan manusia yang diusung oleh OECD sebagai Better Life Index (OECD, 0). Delapan dimensi ditanyakan pada blok ini, sedangkan dimensi lainnya (perumahan, partisipasi warga negara dan kepuasan hidup) akan dijelaskan pada blok berikutnya. Kedelapan dimensi pada blok ini adalah kesehatan, pendidikan dan keterampilan, pekerjaan, pendapatan, lingkungan, waktu luang, keamanan dan hubungan sosial dan keluarga. Bab V dan selanjutnya hanya ditanya hanya kepada responden terpilih yang nomor urut ART pada Blok IV kolom () dilingkari. Ketika pertama kali bertemu dengan responden terpilih, pencacah perlu memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara (Jika responden terpilih merupakan orang yang berbeda pada saat wawancara di blok IV). Sebelum melanjutkan wawancara, pencacah perlu mencatat mengenai nama dan nomor urut ART, dan lama tinggal/menetap bagi responden terpilih di lingkungan ini. Lama tinggal ditanyakan untuk mengetahui sudah berapa tahun responden tinggal di lingkungan tempat tinggal sebatas desa/kelurahan. BLOK V.A. KESEHATAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut dimensi kesehatan yang didekati dengan kepuasan responden terhadap kondisi kesehatan. Kondisi kesehatan responden akan dilihat menurut kesehatan fisik, kesulitan fungsional, dan kesehatan mental. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai apakah ada kemungkinan hubungan antara kondisi kesehatan dengan kepuasaan hidup responden. Rincian 0A: Keluhan Kesehatan Satu Bulan Terakhir Informasi mengenai keluhan kesehatan yang dirasakan oleh responden selama satu bulan terakhir dapat memberikan ukuran mengenai gambaran awal status kesehatan fisik responden. Menurut Kementerian Kesehatan, kesehatan fisik terwujud apabila: () seseorang tidak merasa, tidak mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan; () memang secara objektif tidak tampak sakit; dan () semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Keluhan kesehatan yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan seseorang yang mengalami gejala gangguan kesehatan, biasanya berupa simtom (gejala) atas penyakit tertentu. Keluhan kesehatan bisa berupa panas, batuk, pilek, asma, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi atau keluhan lainnya. Panas adalah keadaan yang ditandai dengan meningkatnya temperatur badan lebih dari 7, derajat Celcius atau pada perabaan (khususnya dengan punggung tangan) terasa panas. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

42 Batuk adalah bunyi yang timbul akibat terbukanya pita suara secara tiba-tiba disertai keluarnya udara dengan cepat, bertujuan mengeluarkan sesuatu yang merangsang saluran napas bagian tengah atau bawah; bisa sekali-sekali atau beruntun sekali batuk; pendek atau panjang; kering, berdahak atau berdarah; berlangsung beberapa hari, minggu, bulan atau tahunan. Pilek adalah keadaan yang ditandai dengan adanya ingus, tersumbatnya hidung dan mungkin pula disertai dengan bersin-bersin, ataupun gejala dan tanda lainnya. Asma/sesak nafas adalah penyakit yang pada waktu serangan muncul, penderitanya sukar bernapas karena penyempitan saluran napas bawah, sehingga napas berbunyi ngik-ngik pada waktu mengeluarkan napas; masyarakat mengenalnya dengan istilah bengek atau mengi. Diare/buang-buang air adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar berbentuk tinja encer atau cair, kadang-kadang bercampur darah atau lendir, yang umumnya terjadi kali atau lebih dalam jam. Diare dapat disertai dengan muntahmuntah, maupun penurunan kesadaran. Istilah lainnya adalah mencret atau bocor. Sakit kepala berulang adalah rasa nyeri, cekot-cekot, senut-senut, seperti diikat, dibor atau ditusuk-tusuk, berat, tertekan atau rasa tidak enak lainnya pada sebagian atau seluruh kepala. Lamanya dari beberapa jam sampai beberapa hari, yang terjadi berulang beberapa kali dalam tahun (minimal kali), dengan sifat-sifat nyeri yang hampir serupa. Sakit kepala pada waktu demam tidak tergolong dalam sakit kepala berulang. Sakit gigi adalah rasa nyeri pada gigi atau gusi, kadang-kadang disertai dengan pembengkakan, tetapi tidak termasuk sariawan. Keluhan lainnya seperti kejang-kejang, gatal, lemas, mual, mules, pegal linu, nyeri, ngilu tulang, telinga berair/congek, mata berair, dan lain-lain termasuk juga gangguan kesehatan akibat hal lain seperti kecelakaan/musibah, bencana alam, tidak nafsu makan, sulit buang air besar, sakit kepala karena demam, sakit kepala bukan berulang, gangguan sendi, tuli, katarak, perut mules, masuk angin, tidak bisa kencing, bisul, dan keluhan fisik karena menstruasi atau hamil. Tanyakan apakah responden mengalami keluhan kesehatan tersebut, dengan cara dibacakan satu-persatu keluhan kesehatan yang ada pada kuesioner. Terkait pertanyaan keluhan lainnya, bisa saja ini merupakan keluhan yang cukup sering pada kehidupan responden. Oleh karena itu, keluhan ini harus tetap ditanyakan walaupun keluhankeluhan yang ditanyakan sebelumnya tidak ada. Isikan kode bila responden mempunyai keluhan atau kode bila responden tidak mempunyai keluhan untuk setiap jenis keluhan kesehatan. Jika semua rincian berkode, maka pertanyaan bisa dilanjutkan ke rincian 0A. Rincian 0B: Keluhan Yang Mengganggu Keluhan kesehatan yang dirasakan responden bisa berupa keluhan ringan maupun berat, bahkan sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari responden. Terganggu aktivitas adalah tidak dapat melakukan aktivitas secara normal (bekerja, sekolah atau kegiatan sehari-hari) sebagaimana biasanya. Saat responden merasakan adanya keluhan kesehatan (R.0A=), maka tanyakan kepada responden apakah keluhan Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

43 kesehatan tersebut sampai mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidak. Isikan kode bila Ya dan kode bila Tidak. Contoh keluhan kesehatan yang mengganggu: a. KRT/ART yang tidak masuk bekerja karena sakit; atau yang masih tetap bekerja, tetapi tidak dapat bekerja dengan baik; atau tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh seperti biasa. b. ART yang tidak dapat mengikuti pelajaran/tidak masuk sekolah karena sakit gigi. c. Ibu rumah tangga yang tidak dapat melakukan pekerjaan seperti yang biasa dilakukan sehari-hari karena batuk dan pilek. d. ART yang tidak dapat bermain seperti biasanya karena diare. Rincian 0A: Keluhan Kesehatan 6 Bulan Terakhir Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan responden mengalami sakit menahun/kronis. Dalam studi ini, penyakit menahun/kronis tidak secara langsung ditanyakan kepada responden, melainkan didekati dengan cara menanyakan keluhan kesehatan yang responden alami seperti halnya pertanyaan pada rincian 0A dalam rentang waktu 6 bulan terakhir. Jika jawaban dari rincian 0A semua kode (tidak), pertanyaan ini tetap ditanyakan kepada responden. Isikan kode bila responden mengalami keluhan kesehatan (apapun jenis simtomnya) selama 6 bulan terakhir, dan beri kode bila responden tidak pernah mengalami keluhan kesehatan tersebut selama 6 bulan terakhir. Bila responden tidak mengalami keluhan kesehatan selama 6 bulan terakhir maka pertanyaan bisa dilanjutkan ke rincian 0. Rincian 0B: Intensitas Keluhan Kesehatan Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat intensitas keluhan kesehatan yang dialami oleh responden selama 6 bulan terakhir. Semakin sering responden mengalami keluhan kesehatan, maka hal tersebut mengindikasikan adanya penyakit kronis/menahun yang diderita oleh responden. Isikan kode - pada kotak yang tersedia. Batasan sangat jarang, jarang, sering, dan sangat sering, sepenuhnya berdasarkan persepsi responden. Rincian 0: Kepemilikan Jaminan Kesehatan Yang Masih Berlaku Kepemilikan jaminan kesehatan berkaitan erat dengan proteksi (perlindungan) terhadap kesehatan seseorang, seperti perlindungan terhadap seseorang yang harus menjalani perawatan/pelayanan medis. Jaminan kesehatan ini merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kebahagiaan. Kepemilikan jaminan kesehatan ini meliputi jaminan kesehatan yang dimiliki responden baik yang diperoleh dari tempat bekerja, pemerintah maupun dari asuransi atas biaya pribadi yang masih berlaku. Artinya, saat terjadi suatu masalah/musibah, jaminan kesehatan tersebut dapat digunakan. Dalam bertanya kepada responden, pencacah harus membacakan redaksi pertanyaan secara lengkap seperti yang tertulis pada kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin semua contoh jaminan kesehatan disebutkan oleh pencacah sehingga responden memiliki pemahaman yang utuh. Jika responden sulit untuk memahami maksud dari jenis jaminan kesehatan, maka pencacah dapat menjelaskannya dengan cara Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

44 yang berbeda. Misalnya, pada saat responden sakit, apakah ada pihak yang menanggung biaya kesehatan yang dibayarkan? Setelah diperoleh jawaban yang sesuai, isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia. Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) adalah jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin yang pembiayaannya berasal dari pemerintah pusat, yang dulu istilahnya dikenal dengan program Asuransi Kesehatan untuk Keluarga Miskin (Askeskin). Tim Pengelola Jamkesmas melaksanakan pengelolaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, meliputi tim pengelola Jamkesmas tingkat pusat, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota. Jamkesda (jaminan kesehatan daerah) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang pembiayaannya berasal dari pemerintah daerah. Peserta Jamkesda bisa penduduk miskin, bisa pula warga daerah tersebut secara umum tergantung dari kebijakan masing-masing pemerintah daerah yang menyelenggarakan. Bentuk Jamkesda bisa bermacam-macam seperti kartu berobat sementara keluarga miskin, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Gakin (keluarga miskin dan kurang mampu), JPK PNS, JPK penghargaan (veteran), Jamkesda JPK Penghargaan/Gakin untuk kader, dsb. JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes) adalah jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS/Veteran/Pensiunan yang ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan yang dikelola PT Askes (Persero). Istilah ini sering pula digunakan dalam Jamkesda sebagai salah satu program yang terdapat dalam Jamkesda. Sementara Askes (Asuransi Kesehatan) merupakan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) dari PT Askes (Persero), yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Menurut pasal 60 ayat () BPJS tahun 0, terhitung mulai tanggal Januari 0, Askes berubah menjadi Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. JPK Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial yang dikelola oleh PT Jamsostek, BUMN yang bergerak dalam bidang asuransi sosial yang berperan sebagai pelaksana undang-undang jaminan sosial tenaga kerja. Hal ini ditandai dengan kepemilikan kartu kepesertaan yang dikelola PT Jamsostek. PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. Asuransi kesehatan swasta adalah asuransi kesehatan komersial yang dikelola oleh swasta untuk mengganti biaya pelayanan kesehatan peserta asuransi. Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar anggota/peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iurannya (premi). Keanggotaannya ditandai dengan kepemilikan kartu peserta asuransi kesehatan. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

45 Tunjangan/penggantian biaya kesehatan oleh perusahaan adalah jaminan kesehatan yang ditandai dengan kepemilikan kartu identitas sebagai pegawai perusahaan dimana pegawai tersebut bekerja. Perusahaan memberikan penggantian biaya/memberi tunjangan kesehatan karyawannya. Rincian 0: Kesulitan Fungsional (Disabilitas) Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kesulitan fungsional pada responden. Informasi mengenai kesulitan fungsional diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan responden dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebelum menanyakan kesulitan fungsional, pencacah hendaknya menyampaikan permohonan maaf terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan responden salah paham atau tersinggung. Pencacah diminta untuk tetap membacakan pertanyaan sesuai yang tertulis di kuesioner mulai dari pertanyaan A (Melihat, meskipun memakai kacamata) hingga pertanyaan E (mengurus diri sendiri). Jika responden masih mengalami kesulitan untuk menjawab, pencacah dapat memberikan penjelasan beserta contohnya. Melihat, meskipun pakai kacamata. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan melihat apabila dalam jarak minimal 0 cm dan dengan penerangan yang cukup tidak dapat melihat dengan jelas baik bentuk, ukuran, dan warna. Andaikan orang itu menggunakan alat bantu (kacamata) sekalipun, ia tetap kesulitan melihat, maka orang tersebut dikategorikan mengalami kesulitan. Akan tetapi, kalau dengan bantuan kacamata ia dapat melihat normal, maka orang itu dikategorikan tidak mengalami gangguan. Yang termasuk kesulitan/gangguan penglihatan termasuk: a. Buta total adalah kondisi dimana dua mata tidak dapat melihat sama sekali c. Buta warna adalah kondisi dua mata responden tidak dapat membedakan warna. b. Kurang penglihatan (low vision) adalah kondisi dimana dua mata tidak dapat menghitung jari-jari yang digerakkan pada jarak meter di depannya walaupun memakai kacamata atau cukup cahaya. Jika dalam bertanya, responden menjawab mengalami kesulitan melihat tetapi tidak menggunakan kacamata maka tanyakan bagaimana jika menggunakan kacamata. Jika dengan menggunakan kacamata menjadi tidak mengalami kesulitan melihat berarti dikategorikan tidak mengalami kesulitan. Namun jika dengan kacamata ia masih mengalami kesulitan maka tanyakan seberapa parah kesulitan yang dialami. Mendengar, meskipun memakai alat bantu pendengaran. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan mendengar jika tidak dapat mendengar suara dengan jelas, membedakan sumber, volume, dan kualitas suara sehingga tidak dapat merespon suara tersebut secara wajar. Seseorang yang menggunakan alat bantu pendengaran sehingga dapat mendengar secara normal, maka orang tersebut dikategorikan tidak mengalami kesulitan. Termasuk kategori ini adalah para penyandang cacat rungu/wicara. Jika responden mengalami kesulitan mendengar dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran (hearing-aid) maka tanyakan bagaimana jika responden menggunakan alat bantu. Jika dengan menggunakan alat bantu menjadi tidak mengalami kesulitan mendengar berarti dikategorikan tidak mengalami kesulitan. Namun jika masih mengalami kesulitan maka ditanyakan seberapa parah kesulitan yang dialami. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

46 6 Berjalan atau naik tangga. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan berjalan atau naik tangga bila tidak dapat berjalan dengan normal misalnya maju, mundur, ke samping, tidak stabil dan kesulitan untuk menaiki tangga. Seseorang yang harus menggunakan alat bantu untuk berjalan atau naik tangga dikategorikan mengalami kesulitan. Pertanyaan ini tetap harus ditanyakan (minimal dikonfirmasi) walaupun pada saat wawancara terlihat responden tidak mengalami kesulitan berjalan. Probing dapat dilakukan dengan menanyakan kesulitan menaiki tangga. Mengingat atau berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan mengingat/konsentrasi jika seseorang tersebut sulit untuk mengingat sesuatu atau berkonsentrasi. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan berkomunikasi bila dalam berbicara berhadapan tanpa dihalangi sesuatu, seperti tembok, musik keras, sesuatu yang menutupi telinga, pembicaraannya tidak dapat dimengerti atau tidak dapat berbicara sama sekali karena gangguan fisik dan mental. Termasuk kategori ini adalah para penyandang cacat rungu/wicara dan autis. Pertanyaan ini tetap ditanyakan kepada responden meskipun responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Mengurus diri sendiri. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan mengurus diri sendiri, jika ia mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian, ke toilet dan lain-lain. a. Kesulitan makan maksudnya dalam hal makan sendiri (disuapi orang lain, menggunakan sendok, garpu untuk mengambil makanan atau minuman). b. Kesulitan membersihkan seluruh tubuh. c. Kesulitan berpakaian maksudnya dalam hal mengambil pakaian dari tempat penyimpanan, mengancingkan baju, mengikat simpul, d.l.l d. Kesulitan tangan maksudnya dalam hal mengambil/memegang barang (tangan lemah, jari kurang lengkap). Pilih jawaban Tidak (kode ) jika responden tidak mengalami kesulitan. Apabila responden mengalami kesulitan namun masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari maka pilih jawaban sedikit (kode ). Jika responden cukup kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari maka pilih jawaban sedang (kode ) dan jika respoden tidak dapat lagi melakukan aktivitas tersebut atau sangat sulit untuk melakukannya pilih jawaban parah (kode ). Setelah diperoleh jawaban yang sesuai, tuliskan jawaban dimaksud pada kotak yang tersedia. Rincian 0A: Upaya Menjaga Kesehatan Rincian 0-07 bertujuan untuk melihat bagaimana upaya responden dalam menjaga kesehatannya. Menjaga kesehatan adalah kesadaran individu untuk selalu membuat tubuhnya secara fisik tetap fit dan sehat. Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan seperti dengan berolahraga, menjaga pola makan, rutin meminum vitamin maupun suplemen, dan sebagainya. Dalam studi ini upaya menjaga kesehatan hanya didekati dengan pertanyaan melakukan olahraga dan menjaga pola makan. 6 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

47 7 Rincian 0A menanyakan mengenai upaya yang dilakukan oleh responden untuk menjaga kesehatannya. Pilihan jawaban berkode untuk Ya atau kode untuk Tidak. Bila responden tidak melakukan upaya apapun untuk menjaga kesehatannya maka pertanyaan dilanjutkan pada rincian 08. Rincian 0B: Kegiatan Dalam Upaya Menjaga Kesehatan Pertanyaan ini bertujuan sebagai kelanjutan dari pertanyaan pada rincian sebelumnya (0A) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh responden secara rutin sebagai upaya menjaga kesehatannya. Olahraga yang dimaksud adalah kegiatan mengolah fisik yang dilakukan setidaknya selama 0 menit. Kegiatan olahraga yang dimaksud antara lain: jogging, senam, bersepeda, bulu tangkis, renang, basket, voli, sepak bola, futsal; tidak termasuk catur, bilyard, bridge. Mengatur pola makan adalah upaya mengatur perilaku makan sehari-hari yang menjadi kebiasaan responden. Pola makan tidak hanya diartikan dengan keteraturan jadwal tetapi juga kualitas makanan dan porsinya. Pilihan jawaban lainnya berkaitan dengan jawaban yang tidak tertera dalam kuesioner, pencacah diminta untuk menuliskan pilihan jawaban lainnya. Rincian 06: Jumlah Hari Melakukan Olahraga Pertanyaan ini untuk mengetahui lebih lanjut untuk responden yang memiliki kebiasaan melakukan kegiatan olahraga. Rujukan waktu adalah jumlah hari dalam seminggu yang digunakan responden untuk melakukan kegiatan olahraga. Rincian 07: Mengatur Pola Makan Rincian 07 ini sebagai kelanjutan untuk responden yang menjawab rincian 0B berkode ( Ya ) yakni responden yang mengatur pola makannya sehari-hari untuk menjaga kesehatan. Tanyakan tiga hal terkait mengatur pola makan dan beri jawaban yang sesuai dengan upaya responden dalam mengatur pola makan.. Makan teratur adalah menjaga keteraturan jadwal makan sehari-hari yang dilakukan oleh responden.. Menghindari makanan tidak sehat/pantangan adalah komitmen dari responden untuk tidak memakan makanan yang tidak sehat (kualitas kandungan gizi makanan tidak baik bagi kesehatan) atau yang pantang untuk dimakan karena alasan medis.. Menjaga porsi/jumlah makan adalah mengatur porsi makan sesuai dengan kebutuhan tubuh responden. Bila ada jawaban lainnya yang dilakukan responden sebagai upaya mengatur pola makan, tuliskan jawaban lainnya tersebut dalam pilihan nomor. Rincian 08: Mengalami Kejadian Tidak Biasa Pertanyaan ini digunakan untuk menilai apakah responden mengalami kejadiankejadian yang tidak biasanya. Pertanyaan mencakup apakah responden, dalam sebulan terakhir telah mengalami salah satu dari 0 gejala yang terdaftar. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini diadopsi dari beberapa pertanyaan yang digunakan oleh Divisi Kesehatan Mental pada Organisasi Kesehatan Dunia. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

48 8 Sakit kepala secara berlebihan adalah jika responden merasa sakit kepala dengan intensitas sakit yang jauh lebih berat, tidak seperti sakit kepala biasanya. Gangguan pola makan adalah jika responden merasakan gangguan pola makan, yaitu responden yang biasanya sering makan tiba-tiba merasakan malas makan. Atau sebaliknya, responden yang tadinya jarang makan, secara tiba-tiba merasa selalu ingin makan. Gangguan pola tidur adalah jika responden merasakan pola tidurnya terganggu. Responden yang tadinya, pola tidurnya teratur, berubah menjadi susah tidur atau sebaliknya terlalu banyak tidur. Merasa kesepian adalah jika responden merasa kesepian walaupun berada pada situasi atau tempat yang ramai. Merasa gugup, tegang, cemas atau gelisah adalah jika responden sering merasa gugup, tegang, cemas atau gelisah secara berlebihan bahkan tanpa sebab. Merasa takut tanpa sebab adalah jika dalam diri responden terdapat rasa ketakutan yang luar biasa tanpa sebab. Mengeluh atau merasa malas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari adalah jika seseorang selalu merasa terpaksa/mengeluh/terbebani dalam mengerjakan setiap pekerjaan/tugas sehari-hari. Gangguan pencernaan adalah jika responden mengalami gangguan pencernaan yang tidak disebabkan pada pola makan atau makanan yang salah. Merasa cepat lelah/letih adalah jika responden cepat merasa lelah/letih padahal melakukan kegiatan yang relative sama dengan sebelumnya. Terlintas pikiran untuk mengakhiri hidup adalah jika responden pernah berpikir atau bahkan melakukan percobaan usaha bunuh diri. Rincian 09A: Rasa Senang, Riang, atau Gembira Emosi positif diukur oleh intensitas responden merasa senang, riang atau gembira. Seseorang yang sering merasa senang, riang atau gembira tentu mempunyai tingkat kebahagiaan yang berbeda dengan seseorang yang jarang merasa senang, riang atau gembira. Tanyakan kepada responden mengenai frekuensi responden merasakan senang, riang atau gembira dalam kehidupan sehari-hari. Pilihan jawaban adalah Tidak pernah, Jarang, Sering, dan Sangat sering. Tulis jawaban dalam kotak yang telah disediakan di sebelah kanan. Rincian 09B: Kemudahan Memaafkan Orang Lain Sikap memaafkan orang lain mencerminkan kematangan berpikir dan kedewasaan seseorang yang akan berimbas pada kestabilan emosi. Kemudahan memaafkan orang lain ini merujuk pada kemudahan responden untuk memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan atau telah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan, tanpa mempertimbangkan seseorang yang dinilai melakukan kesalahan atau berbuat tidak menyenangkan tersebut sudah meminta maaf atau tidak. Bacakan secara lengkap pertanyaan seperti redaksi di kuesioner. 8 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

49 9 Rincian 09C: Kesabaran Menghadapi Musibah Rasa sabar atau tabah yang dimiliki oleh seseorang akan ditunjukkan ketika seseorang mengalami musibah, hal ini terkait dengan intensitas mengontrol emosi negatif dalam diri dan mencari solusi tepat atas segala permasalahan. Kesabaran ketika mengalami musibah dalam pertanyaan ini adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi/menyikapi permasalahan apapun. Musibah dalam hal ini mencakup segala hal yang dianggap tidak menyenangkan. Tanyakan kepada responden, seberapa sabar/tabah dalam menghadapi musibah secara umum. Isikan jawaban sesuai pilihan jawaban dalam kotak yang telah disediakan. Rincian 0: Kepuasan Terhadap Kondisi Kesehatan Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap kondisi kesehatannya saat ini. Kondisi kesehatan yang baik menjadi kebutuhan yang mendasar bagi setiap orang supaya dapat menjalankan aktifitas seharihari dengan lebih optimal. Kondisi kesehatan responden mencakup kesehatan fisik dan mental, seperti adanya keluhan kesehatan yang mengganggu, penyakit menahun serta kesulitan fungsional yang mungkin di derita dan sebagainya. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi kesehatannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan bahwa responden paham dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Contoh: Seorang ibu rumah tangga yang merasa tidak puas dengan kesehatannya dengan alasan sering sakit dada akibat penyakit asma yang dideritanya, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan jawaban pada kotak yang tersedia. BLOK V.B. PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN Pada blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup respoden menurut dimensi pendidikan dan keterampilan yang didekati kepuasan responden terhadap pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Kondisi terkait pendidikan dan keterampilan responden terdiri dari tiga pertanyaan besar, yaitu pendidikan tertinggi, keterampilan yang dimiliki, dan upaya mendapatkan/meningkatkan keterampilan. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai apakah ada kemungkinan hubungan antara kondisi pendidikan dan keterampilan dengan kepuasaan hidup responden. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 9

50 0 Rincian : Pendidikan Tertinggi Penjelasan terkait pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada blok IV tetapi rincian ini harus tetap ditanyakan kembali jika responden terpilih berbeda dengan responden pemberi informasi pada blok IV. Jika terdapat perbedaan informasi yang diberikan, maka pencacah harus mengklarifikasi kepada responden terpilih mengenai pendidikan tertinggi yang benar. Rincian A: Keterampilan Yang Dimiliki Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan yang saat ini dimiliki responden sehingga dapat memberikan ukuran mengenai kemampuan pribadi responden. Keterampilan yang dimaksud dalam kuesioner ini adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu, mengolah sesuatu, kepandaian terhadap suatu hal, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk memperoleh pendapatan atau tambahan pendapatan. Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Contoh keterampilan seperti: keterampilan mereparasi perabotan elektronik, keterampilan memperbaiki kendaraan roda dua ataupun roda empat, keterampilan membuat kerajinan tangan, dan sebagainya yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan. Rincian B: Penggunaan Keterampilan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk manfaat yang dirasakan oleh responden dari keterampilan yang dimiliki. Penekanan pada pertanyaan ini adalah kegunaan keterampilan responden tersebut apakah digunakan untuk memperoleh pendapatan (menjadi bagian dari mata pencahariannya) atau untuk mendapatkan tambahan pendapatan atau tidak digunakan sama sekali oleh responden (sekedar hobi, atau tidak ada waktu untuk dimanfaatkan secara komersil). Rincian A: Mengikuti Kegiatan Pelatihan, Kursus, Penyuluhan, dsb Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui upaya responden dalam 6 bulan terakhir dengan cara yang lebih edukatif seperti melalui kegiatan pelatihan, kursus, penyuluhan dalam mendapatkan keterampilan bagi responden yang belum memiliki keterampilan maupun meningkatkan keterampilan bagi responden yang telah memiliki dan ingin lebih terampil. Lebih terampil adalah kemampuan yang dimiliki dan dipraktikkan untuk melakukan suatu tugas, pekerjaan, atau okupasi mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Misalnya Ali gemar mengotak-atik kendaraan motornya, karena memiliki hobi otomotif tersebut Ali mengikuti kursus otomotif untuk mengembangkan kegemarannya. Setelah mengikuti kursus tersebut Ali menjadi semakin terampil dalam memperbaiki mesin-mesin kendaraan bermotor. Rincian B: Mengikuti Kegiatan Perkumpulan Pengajian, Kelompok Usaha Bersama, Arisan, Karang Taruna, dsb Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui upaya responden dalam 6 bulan terakhir dengan cara mengikuti perkumpulan seperti pengajian, kelompok usaha bersama, arisan, karang taruna, dsb yang menyelenggarakan program peningkatan keterampilan dengan sifat lebih informal dibanding program peningkatan keterampilan dalam RA bagi responden yang belum memiliki keterampilan maupun meningkatkan keterampilan bagi responden yang telah memiliki dan ingin lebih terampil. 0 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

51 Contohnya adalah ibu Ani adalah seorang ibu rumah tangga, untuk mengisi waktu luangnya ibu Ani aktif mengikuti arisan di lingkungan rumahnya, arisan yang diikuti oleh ibu Ani tidak hanya menjadi ajang kumpul-kumpul bersama antar ibu rumah tangga lainnya melainkan kerap melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti mengundang chef restoran untuk mengajarkan berbagai menu masakan kepada semua anggota arisan. Oleh karenanya ibu Ani merasa memiliki keterampilan baru yang bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya. Rincian C: Mengakses Internet, Media Cetak, Menonton Televisi Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui upaya responden dalam 6 bulan terakhir dalam mendapatkan/meningkatkan keterampilan. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara mandiri mencari informasi-informasi terkait keterampilan seperti mengakses internet, membaca media cetak, atau menonton televisi. Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Seseorang dikatakan mengakses internet apabila meluangkan waktu untuk mengakses internet sehingga ia dapat memanfaatkan atau menikmati fasilitas internet seperti: mencari literatur/referensi, mencari/mengirim informasi/berita, komunikasi, /chatting, dll dalam rangka mendapatkan/meningkatkan keterampilan yang dimaksud. Seseorang dikatakan membaca apabila selama seminggu terakhir setidaktidaknya pernah membaca satu topik, dan mengetahui/mengerti isi dari topik tersebut. Seseorang dikatakan membaca buku apabila membaca minimal satu halaman. Membaca yang dilakukan terkait demi mendapatkan/meningkatkan keterampilan responden. Seseorang dikatakan menonton acara televisi apabila mengarahkan perhatian pada tayangan TV, atau meluangkan waktu untuk menonton tayangan TV, sehingga ia dapat mengerti atau menikmati acara yang ditayangkan. Menonton televisi diarahkan untuk mendapatkan/meningkatkan keterampilan, bukan untuk hiburan semata. Beri kode untuk pilihan jawaban tidak pernah mengakses informasi dari media apapun, kode untuk pilihan jawaban setiap bulan, kode untuk setiap minggu dan kode untuk responden yang sangat sering mengakses informasi hampir setiap hari. Rincian : Kepuasan Terhadap Kondisi Pendidikan dan Keterampilan/keahlian Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui kepuasaan responden terhadap pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Pendidikan mengacu pada tingkatan sekolah yang ditamatkan oleh responden sedangkan keterampilan mengacu pada kemampuan khusus seseorang dalam menciptakan sesuatu, mengolah sesuatu, kepandaian terhadap suatu hal. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

52 Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kegiatan yang dilakukannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Contoh: Seorang ibu rumah tangga yang merasa tidak puas dengan pendidikannya yang membuatnya sulit mendapatkan pekerjaan demi membantu keuangan rumah tangganya, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan jawaban pada kotak yang tersedia. BLOK V.C. PEKERJAAN DAN PENDAPATAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut dimensi pekerjaan dan pendapatan yang didekati dengan kepuasan terhadap pekerjaan/kegiatan utama, penghasilan dan pendapatan rumah tangga. Pertanyaan di blok ini mencakup lapangan usaha/bidang pekerjaan, status/kedudukan dalam pekerjaan utama, rata-rata penghasilan responden dan pendapatan rumah tangga. Selain itu terdapat pula pertanyaan pendukung seperti kebiasaan menabung dan bersedekah serta kepemilikan jaminan hari tua. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai keterkaitan antara kondisi ekonomi dengan kepuasaan hidup responden. Rincian A: Bekerja/Sementara Tidak Bekerja Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi status bekerja responden. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturutturut dan tidak terputus. Penegasan terkait konsep bekerja, adalah sebagai berikut: a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa. Contoh: seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota rumah tangga (ART) majikannya maupun bukan anggota rumah tangga majikannya. b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu: padi, jagung, sagu dan atau palawija. c. ART yang membantu melaksanakan pekerjaan KRT/ART yang lain, misal: di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar). Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

53 d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap bekerja. Contoh: dokter yang mengobati ART sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri. e. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu. f. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun nonpertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. g. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja. Mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama seminggu terakhir tidak bekerja karena suatu sebab seperti: sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja. Mereka yang digolongkan sebagai mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah: a. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya, contoh: dalang, tukang pijat, dukun dan penyanyi. b. Pekerja tetap, pegawai pemerintah, atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti, sakit, mangkir, mogok kerja, atau diistirahatkan sementara karena perusahaan menghentikan kegiatannya sementara, misalnya karena kerusakan mesin, bahan baku tidak tersedia dan sebagainya. c. Petani yang mengusahakan tanah pertanian sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya, seperti menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap sawah. Penjelasan: Orang yang sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja pada saat pencacahan tidak dikategorikan sementara tidak bekerja. Isikan kegiatannya sesuai yang dilakukannya selama seminggu terakhir sebelum pencacahan. Pekerja bukan profesional, seperti: pekerja serabutan/bebas, tukang cangkul keliling, buruh tani dan buruh lepas lainnya yang sementara tidak ada pekerjaan atau tidak melakukan kegiatan "bekerja" selama seminggu terakhir, tidak dikategorikan sebagai sementara tidak bekerja. Jika pada masa seminggu terakhir ia tidak melakukan kegiatan apapun, dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja. Jika responden menjawab Ya (kode ), maka pencacah langsung melanjutkan ke pertanyaan R6. Namun bila responden mengatakan tidak bekerja, sebelum petugas mengisikan jawaban kode, lakukan probing terlebih dahulu untuk mengklarifikasi jawaban karena pemahaman masyarakat mengenai konsep bekerja sering kali berbeda dengan konsep yang digunakan oleh BPS. Misalnya: jelaskan bahwa bekerja yang dimaksud bukan saja melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan/keuntungan, tetapi termasuk bekerja untuk membantu memperoleh penghasilan/keuntungan minimal selama satu jam berturut-turut selama seminggu yang lalu, termasuk bila responden sebagai pekerja keluarga yang tidak dibayar. Jika telah yakin bahwa jawaban responden sesuai dengan maksud pertanyaan, maka isikan kode yang sesuai dalam kotak yang tersedia. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

54 Rincian B: Kegiatan yang Menggunakan Waktu Terbanyak Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak responden dalam seminggu terakhir jika responden tidak bekerja atau sementara tidak bekerja (RA berkode ). Secara umum, kegiatan yang dilakukan responden sehari-hari dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Namun pilihan jawaban pertanyaan ini hanya ada tiga karena diajukan pada mereka yang tidak bekerja atau sementara tidak bekerja. Kode, Kode, Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Tidak termasuk yang sedang libur. Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti: memasak, mencuci dan sebagainya digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan digolongkan sebagai bekerja. Kode, Lainnya adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan pribadi (mandi, makan dan tidur). Termasuk di dalamnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya. Contoh kegiatan lainnya adalah olahraga, piknik, pergi berobat/terapi dan kegiatan sosial (kerja bakti, arisan, pengajian, rapat RT dsb). Rincian B: Kepuasan dengan Kegiatan (yang Menggunakan Waktu Terbanyak) Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkatn kepuasan responden terhadap kegiatannya. Jangan lupa pertanyaan ini hanya diajukan pada mereka yang tidak bekerja atau sementara tidak bekerja. Kepuasan terhadap kegiatan bisa digambarkan dengan kondisi responden yang menikmati rutinitas kegiatan yang dilakukan setiap hari. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner, kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kegiatan yang dilakukannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Contoh:, Seorang ibu rumah tangga yang merasa tidak puas dengan kegiatannya mengurus rumah tangga dengan alasan ingin bekerja namun tidak diijinkan oleh suami. Maka, alasan yang diberikan tersebut menunjukkan responden paham maksud dari pertanyaan ini. Kedua, jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Sebaliknya, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

55 Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan jawaban pada kotak yang tersedia. Rincian 6A: Lapangan Usaha/Bidang Pekerjaan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis lapangan usaha/bidang pekerjaan utama responden yang bekerja. Lapangan usaha/bidang pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat responden bekerja. Jika responden pada seminggu terakhir hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama responden. Namun jika responden mempunyai dua pekerjaan atau lebih maka pencacah perlu menentukan pekerjaan utama responden. Cara menentukan pekerjaan utama adalah sebagai berikut: Responden dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pekerjaan tersebut: () Beda lapangan usaha/bidang pekerjaan; () Beda status kedudukan dalam pekerjaan. Contoh: buruh tani yang bekerja pada beberapa majikan dikategorikan mempunyai satu pekerjaan karena lapangan usaha/bidang pekerjaannya sama dan status kedudukan dalam pekerjaan juga sama. Jika responden pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka yang dianggap sebagai pekerjaan utama adalah pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang utama adalah pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar. Jika waktu yang digunakan sama dan penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama. Orang yang sedang cuti dan dalam seminggu terakhir melakukan beberapa pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya. Namun jika selama seminggu terakhir tidak melakukan pekerjaan lain, maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan. Jika pencacah telah mengetahui pekerjaan utama responden, selanjutnya tinggal menentukan lapangan usaha/bidang pekerjaan dari tempat pekerjaan utama responden. Lapangan usaha/bidang pekerjaan dari tempat pekerjaan utama ialah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Informasi ini dapat diperoleh dengan menanyakan di mana responden bekerja dan tempat responden bekerja bergerak di bidang apa. Isi salah satu kode sampai dengan yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Dalam studi ini lapangan usaha/bidang pekerjaan dikategorikan menjadi tiga, yaitu: Kode, Pertanian, meliputi: pertanian tanaman padi dan palawija; hortikultura; perkebunan; perikanan; peternakan; kehutanan; dan pertanian lainnya. Kode, Jasa, adalah kegiatan yang menyediakan layanan jasa (service), meliputi: perdagangan; hotel dan rumah makan; transportasi dan pergudangan; informasi dan komunikasi; keuangan dan asuransi; jasa pendidikan; jasa kesehatan; jasa kemasyarakatan, pemerintahan dan perorangan; dan lainnya. Kode, Industri, meliputi: pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik dan gas; dan konstruksi/bangunan. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

56 6 Contoh:. Seseorang yang bekerja sebagai buruh di Pabrik Ban Gajah Tunggal, berarti kategori lapangan usahanya adalah industri pengolahan.. KRT/ART memiliki pekerjaan sebagai seorang kepala BPS di suatu kabupaten yang sedang cuti karena menderita sakit selama seminggu terakhir dan selama cuti tidak melakukan pekerjaan apapun, maka pekerjaan utama krt/art tersebut selama seminggu terakhir adalah sebagai seorang kepala BPS di suatu kabupaten tersebut (lapangan usaha jasa kemasyarakatan, pemerintahan dan perorangan).. Selama seminggu terakhir, KRT/ART yang bekerja sebagai seorang koordinator proyek wilayah DKI Jakarta PT Hutama Karya sedang cuti, dan selama cuti membantu istrinya berdagang produk sepatu dan fashion di Toko Online Zalora, maka pekerjaan utama KRT/ART tersebut selama seminggu terakhir adalah berdagang produk sepatu dan fashion di Toko Online Zalora (lapangan usaha perdagangan).. Selama seminggu terakhir, seorang petani selain bertanam buah naga di lahan sendiri, juga menanam buah naga di lahan orang lain dengan menerima upah. Petani tersebut digolongkan mempunyai dua pekerjaan yaitu bertanam buah naga di lahan milik sendiri dan buruh tanaman hortikultura (buah naga) walaupun lapangan usahanya sama yaitu termasuk dalam kategori pertanian.. KRT/ART yang pada pagi hari menjadi buruh menanam padi dan pada sore hari menjadi buruh menanam sayur-sayuran pada orang yang berbeda, maka KRT/ART tersebut digolongkan memiliki dua pekerjaan di bidang pertanian. Salah satu dari pekerjaan tersebut yang menggunakan waktu terbanyak dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktunya sama, maka yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Rincian 6B: Status/Kedudukan dalam Pekerjaan Utama Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui status/kedudukan responden dalam pekerjaan utamanya. Status/kedudukan dalam pekerjaan utama adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan utama yang terdiri dari enam kelompok, yaitu: Kode, Berusaha sendiri adalah KRT/ART bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko secara ekonomis, yang ditandai dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar. Termasuk yang sifatnya memerlukan teknologi atau keahlian khusus. Contoh: Kode, 6 Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak, tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri, dokter/bidan/dukun bersalin yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah dan sebagainya. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar adalah KRT/ART bekerja atau berusaha atas risiko sendiri dan menggunakan buruh/karyawan/pegawai tidak tetap dan/atau buruh/karyawan/pegawai Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

57 7 tidak dibayar. Buruh/karyawan/pegawai tidak tetap adalah KRT/ART sebagai buruh/karyawan/pegawai yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dan hanya menerima upah berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume pekerjaan yang dikerjakan. Contoh:. KRT/ART pemilik warung/toko yang dibantu oleh ART lain/pekerja tak dibayar dan/atau dibantu orang lain yang diberi upah berdasarkan hari masuk kerja.. KRT/ART sebagai pedagang keliling yang dibantu pekerja tak dibayar atau orang lain yang diberi upah pada saat membantu saja. Kode,. KRT/ART yang mengusahakan lahan pertaniannya dengan dibantu pekerja tak dibayar. Walaupun pada waktu panen KRT/ART tersebut memberikan hasil bagi panen (bawon), pemanen tidak dianggap sebagai buruh tetap. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah KRT/ART yang berusaha atas risiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/karyawan/pegawai tetap yang dibayar. Buruh/karyawan/pegawai tetap dibayar adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima gaji secara tetap, baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan. Contoh:. KRT/ART sebagai pemilik toko yang mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap. Kode,. KRT/ART sebagai pengusaha pabrik rokok yang memakai buruh tetap. Buruh/karyawan/pegawai adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain (majikan) atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. KRT/ART dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki satu majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir. Khusus untuk pekerja bangunan dianggap sebagai buruh jika telah bekerja minimal tiga bulan pada majikan yang sama. Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati. Contoh:. Seorang petani padi, yang mempekerjakan buruh tani untuk mengolah sawah dengan upah harian. Kode,. Seorang pengusaha perkebunan, yang mempekerjakan beberapa orang untuk memetik buah kelapa dengan memberikan upah. Pekerja bebas adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain (majikan) atau institusi yang tidak tetap, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

58 8 borongan. KRT/ART sebagai buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan/pegawai tetapi sebagai pekerja bebas. Contoh:. KRT/ART yang bekerja sebagai buruh panen padi, buruh cangkul sawah/ladang, buruh penyadap karet, buruh panen udang dari tambak, buruh pemetik kopi, kelapa, cengkeh dan sebagainya.. KRT/ART yang bekerja sebagai kuli angkut di pasar, stasiun atau tempattempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tetap, calo penumpang angkutan umum, tukang cuci keliling, pemulung, kuli bangunan, tukang parkir bebas dan sebagainya. Kode 6, Pekerja keluarga/tidak dibayar adalah ART yang bekerja membantu KRT/ART lain/orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang. Pekerja tidak dibayar tersebut antara lain adalah:. ART dari orang yang dibantunya, seperti: istri yang membantu suaminya bekerja di sawah.. Bukan ART tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti: saudara/famili yang membantu melayani penjualan di warung.. Bukan ART dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti: orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya. Dalam menggali informasi ini, pencacah dapat memberikan pertanyaan tambahan yang dapat memperjelas maksud pertanyaan. Contoh: jika responden bekerja sebagai petani, tanyakan apakah dalam bertani ia dibantu oleh keluarga ataupun pihak lain. Bila dibantu pihak lain, tanyakan bagaimana sistem pengupahannya. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah ia berusaha dibantu oleh buruh tidak tetap/tidak dibayar, ataukah berusaha dibantu buruh tetap/dibayar. Isikan kode sampai 6 yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 7: Kepuasan dengan Pekerjaan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden dengan pekerjaannya. Pertanyaan ini diperuntukkan bagi responden yang bekerja atau sementara tidak bekerja. Pada R.6 responden telah ditanyakan mengenai lapangan usaha/bidang pekerjaan dan status kedudukan dalam pekerjaan utama, namun kepuasan terhadap pekerjaan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berkaitan dengan pekerjaan dan tidak dibatasi hanya pada kedua hal tersebut. Misalnya: apakah responden menyukai bidang pekerjaannya, apakah suasana dalam lingkungan bekerja itu menyenangkan, bagaimana hubungan dengan rekan kerja, apakah bebas mengemukakan pendapat/ide, manajemen yang baik, maupun terhadap keberlanjutan pekerjaan/usaha (berkaitan dengan status pegawai tetap/kontrak) dan sebagainya. Sementara itu, ketidaknyamanan dalam hal transportasi menuju tempat kerja bukan cakupan penilaian kepuasan terhadap pekerjaan. 8 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

59 9 Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner, kemudian isikan jawaban pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan pekerjaan yang dilakukannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya, jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Contoh: seorang sopir yang tidak puas dengan pekerjaannya dengan alasan pekerjaannya tidak sesuai dengan pendidikannya. Alasan yang diberikan menunjukkan responden paham maksud dari pertanyaan ini, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika pencacah telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Rincian 8: Rata-Rata Penghasilan dalam Bulan Pertanyaan ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang penghasilan responden setiap bulan. Rata-rata penghasilan merupakan pendekatan untuk mengantisipasi besaran yang diterima tidak sama untuk setiap bulannya. Penghasilan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan termasuk bagi pengusaha baik berupa uang atau barang. Tanyakan berapa rata-rata penghasilan yang diterima responden dalam satu bulan mengacu kepada semua pekerjaan yang dilakukan oleh responden (jika pekerjaan responden lebih dari satu). Tanyakan pula penghasilan dalam bentuk lain seperti bonus, tunjangan ataupun barang, karena masyarakat cenderung hanya mengingat upah yang rutin diterima setiap bulan. Isikan salah satu kode (<= Rp ) sampai kode (> Rp ) yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 9: Kepuasan dengan Penghasilan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap penghasilan yang diterima. Kepuasan terhadap penghasilan dapat mencakup besaran nilai secara total, kesesuaian antara upah yang diterima dengan tenaga/usaha yang dikeluarkan, ketepatan jadwal upah/gaji yang diterima dan sebagainya. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner, kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 9

60 0 Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan penghasilan yang diterimanya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Rincian 0A: Kebiasaan Menabung Pertanyaan ini dimaksudkan untuk melihat kebiasaan responden dalam menabung. Menabung adalah menyisihkan pendapatan/harta untuk disimpan. Tabungan yang dimaksud disini mencakup tabungan uang di bank, celengan dan lain-lain maupun tabungan berbentuk emas. Isikan jawaban kode bila responden menabung minimal sekali dalam sebulan, kode bila responden menabung tidak setiap bulan, kode bila responden tidak menabung. Bila responden tidak menabung, pertanyaan dilanjutkan ke rincian 0C. Rincian 0B: Alasan/Motivasi Utama Menabung Pertanyaan ini dimaksudkan untuk melihat apakah motivasi responden dalam menabung berkaitan dengan tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia tentunya berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lainnya. Pilihan jawaban tidak dibacakan, pencacah hanya memilah jawaban responden ke dalam kode jawaban yang sesuai. Jika responden menyebutkan beberapa alasan menabung, maka alasan utama adalah alasan yang pertama kali disebutkan responden. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode, Untuk masa depan keluarga, misalnya: menyiapkan biaya pernikahan anak, dana pendidikan anak, dsb; Kode, Menghindari konsumsi berlebihan/boros, contohnya: menabung untuk menghindari habisnya uang untuk berfoya-foya/boros/dihamburkan; Kode, Kode, Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terduga, seperti: dana kesehatan jika ada yang sakit, bepergian jauh karena ada kemalangan, dsb; Lainnya, tuliskan uraian dari lainnya tersebut pada tempat tersedia. Rincian 0C: Alasan utama Tidak Menabung Rincian ini bermaksud untuk mendapatkan alasan responden yang tidak terbiasa menabung. Pilhan jawaban juga tidak dibacakan pencacah kepada responden, namun pencacah mengkategorikan jawaban responden sesuai jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode, ART lain sudah menabung, jika responden merasa tidak perlu menabung karena pasangannya atau ART lain sudah ada yang menabung; Kode, Tidak ada sisa pendapatan, cukup jelas; 0 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

61 Kode, Merasa tidak perlu menabung, misalnya karena berprinsip bahwa rezeki diatur oleh Tuhan, menganggap saat ini masih muda sehingga belum perlu memaksakan diri untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung, dsb; Kode, Alasan lainnya, tuliskan uraian dari lainnya tersebut pada tempat yang tersedia. Rincian A: Kebiasaan Bersedekah dari Sebagian Harta Rincian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai kebiasaan responden dalam bersedekah. Bersedekah atau memberikan sedekah adalah memberikan harta (berupa uang atau barang) kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya. Bersedekah berbeda dengan membayar zakat atau lainnya yang diwajibkan oleh agama responden. Contoh bersedekah adalah memberikan uang di kotak amal masjid, surau, gereja, panti asuhan, pengemis, dll. Memberikan uang pada Pak Ogah yang mengatur jalan, petugas parkir liar, tidak termasuk bersedekah. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode, Ya, minimal sekali dalam sebulan artinya responden terbiasa bersedekah paling tidak sekali dalam sebulan, misal sebulan sekali, dua minggu sekali, dsb. Orang seperti ini akan memberi disaat bertemu orang/lembaga yang meminta/mengajukan permintaan, bahkan orang seperti ini mencari cara/jalan agar bisa bersedekah/beramal. Kode, Ya, tidak tiap bulan menandakan responden terbiasa bersedekah namun tidak tiap bulan. Kode, Tidak bersedekah menandakan responden tidak terbiasa bersedekah. Bila responden tidak bersedekah, pertanyaan dilanjutkan ke rincian. Rincian B: Alasan Utama Bersedekah Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi responden ketika melakukan sedekah. Motivasi responden dalam melakukan bersedekah bermacammacam, tanyakan alasan utama responden. Pilihan jawaban tidak dibacakan pencacah kepada responden, namun pencacah hanya memilah jawaban responden ke dalam kode jawaban yang sesuai. Jika responden menyebutkan beberapa alasan bersedekah, maka alasan utama merupakan alasan yang pertama kali disebutkan responden. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode, Kode, Kode, Kode, Mensyukuri rezeki/berkah dari Tuhan, jika responden merasa salah satu sikap untuk mensyukuri rezeki/berkah dari Tuhan adalah melalui bersedekah sehingga ia melakukan hal tersebut; Untuk mendapakan pahala, jika responden bersedekah hanya semata-mata ingin mendapatkan pahala dari Tuhan; Untuk menolong Orang, jika responden bersedekah dengan tujuan agar dapat menolong orang lain yang membutuhkan bantuan melalui uang/barang yang disedekahkan tersebut; Karena tuntunan agama, jika responden bersedekah karena menganggap bahwa hal tersebut adalah sesuai dengan tuntunan agama; Kode, Lainnya, tuliskan uraian dari lainnya tersebut pada tempat yang tersedia. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

62 Rincian : Kepemilikan Jaminan Hari Tua/Dana Pensiun Informasi mengenai jaminan hari tua dapat menjadi ukuran kesiapan responden dalam menghadapi masa tua. Orang yang memiliki jaminan pendapatan di masa tua akan cenderung memiliki perasaan yang lebih aman dan terlindungi dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki jaminan. Jaminan hari tua merupakan jaminan hidup yang dapat digunakan ketika seseorang sudah memasuki usia tua/uzur dan tidak mampu lagi bekerja. Jaminan hari tua tersebut akan memberikan kepastian pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti dana pensiun atau asuransi hari tua. Tidak termasuk harta berupa kebun, sawah atau kontrakan yang biasa dianggap masyarakat sebagai jaminan hari tua. Isikan jawaban kode bila responden menjawab ya dan kode bila tidak. Rincian : Rata-Rata Pendapatan Rumah Tangga dalam Bulan Pertanyaan ini dimaksudkan mendapatkan informasi mengenai pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga mencakup seluruh upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan termasuk bagi pengusaha baik berupa uang atau barang dari seluruh ART dalam rumah tangga tersebut. Tanyakan berapa rata-rata pendapatan yang diterima rumah tangga dalam satu bulan. Tanyakan pula pendapatan dalam bentuk lain seperti bonus, tunjangan ataupun barang, karena masyarakat cenderung hanya mengingat upah yang rutin diterima setiap bulan. Isikan salah satu kode (<= Rp ) sampai (>Rp ) yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian A: Kecukupan Pendapatan Rumah Tangga untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kecukupan pendapatan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan rumah tangga mencakup penghasilan atau hasil usaha semua ART baik dalam bentuk uang ataupun barang. Kode, Berlebih, jika dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, jumlah pendapatan rumah tangga masih bersisa, yang memungkinkan ART untuk menyisihkan penghasilan, misalnya untuk ditabung; Kode, Cukup, jika jumlah pendapatan semua ART dapat memenuhi kebutuhan seharihari tanpa harus berhutang. Kode, Kurang, jika jumlah pendapatan rumah tangga tidak dapat mencukupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, pemenuhan kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara berhutang. Isikan salah satu kode sampai yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika responden menjawab kode atau, maka lanjutkan pertanyaan ke R. Rincian B: Cara yang Dilakukan Rumah Tangga untuk Memenuhi Kekurangan Pendapatan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apa yang dilakukan responden untuk menutupi kekurangan pendapatan. Kode, Menggunakan uang simpanan, cukup jelas; Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

63 Kode, Menggadaikan barang adalah meminjam uang dalam batas waktu tertentu dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan. Jika telah sampai pada waktunya tidak ditebus, barang tersebut menjadi hak yang memberi pinjaman; Kode, Menjual barang milik sendiri, cukup jelas; Kode, Meminjam dari saudara/teman/tetangga adalah memakai uang atau barang saudara/teman/tetangga untuk waktu tertentu. Jika sudah sampai waktunya uang atau barang tersebut harus dikembalikan; Kode, Meminjam dari tukang kredit adalah meminjam uang kepada tukang kredit dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur dan disertai bunga; Kode 6, Meminjam tunai dari bank/koperasi adalah meminjam uang kepada bank/koperasi dalam bentuk uang tunai. Isikan salah satu kode sampai 6 yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian C: Kemampuan Rumah Tangga untuk Memenuhi Kebutuhan SehariHari Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui persepsi responden mengenai apakah rumah tangganya merasa sanggup/mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan kondisi pendapatan yang menurut responden termasuk dalam kategori kurang. Isikan salah satu kode atau yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian : Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap pendapatan rumah tangga yang diterima. Pendapatan yang dimaksud mencakup pendapatan dari kegiatan ekonomi (gaji, upah, keuntungan bagi pemilik usaha wiraswasta dsb), pendapatan properti (dividen, bunga, sewa dsb), manfaat sosial dalam bentuk tunai (pensiun, tunjangan keluarga, tunjangan penghasilan dsb) maupun pendapatan dari pemberian yang diterima selurut ART. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner, kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan pendapatan rumah tangganya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas, maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas, mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

64 BLOK V.D. LINGKUNGAN DAN KEAMANAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut dimensi lingkungan dan keamanan yang didekati dengan kepuasan responden terhadap kondisi lingkungan dan keamanan di sekitar tempat tinggal. Lingkungan akan dilihat dari kondisi air, udara dan kejadian bencana alam yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan selama tahun terakhir. Sementara itu, kondisi keamanan dilihat dari sisi kejadian tindak kejahatan yang dialami responden selama tahun terakhir. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai apakah ada keterkaitan antara kondisi lingkungan dan keamanan dengan kepuasaan hidup responden. Rincian 6A: Kondisi Air Tanah Pertanyaan ini ingin mengetahui kondisi air tanah di lingkungan tempat tinggal responden, khususnya di rumah responden. Air tanah yang baik dapat dilihat dari tampilan fisiknya yang jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa dan tidak berbau. Berikut penjelasan terkait hal tersebut: Jernih/bening, jika bila air dituang dalam gelas bening tidak terlihat adanya bendabenda kecil yang bercampur menjadi satu, misalnya air yang keruh karena butiran koloid dari tanah liat; Berwarna, jika air tampak tidak keruh (bening/jernih) tetapi berwarna. Beberapa warna dalam air yang harus diwaspadai diantaranya : - Air berwarna hijau mengandung cuprum, oksida, chlorin, dapat mengakibatkan penyakit ginjal, sistem syaraf pusat dan kanker. - Air berwarna putih mengandung alumunium, arsen, mengakibatkan penyakit hati, sistem syaraf pusat dan kanker Air berwarna hitam mengandung kalsium, magnesium, dapat mengakibatkan batu ginjal dan kencing batu. asbestos, dapat Air berwarna biru mengandung alumunium, sulfur, phospat, pestisida dapat mengakibatkan penyakit hati, ginjal, kencing batu dan sistem syaraf. Air berwarna jingga (oranye) mengandung besi oksida dapat mengakibatkan gangguan air seni, maupun gangguan keseimbangan metabolism. Berasa, jika air memberi rasa tertentu, seperti: asin, anta, payau. Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. Berbusa, bila air mengeluarkan busa/buih yang cukup banyak (seperti tercampur deterjen) pada waktu dituang ke suatu tempat (gelas). Berbau, jika air mengeluarkan bau tertentu. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

65 Tanyakan apakah air tanah di rumah responden jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa dan tidak berbau. Isikan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada masing-masing kotak yang tersedia. Jika responden tidak menggunakan air tanah, isian pertanyaan ini dapat merujuk pada air tanah di lingkungan sekitar tempat tinggal responden. Rincian 6B: Kondisi Udara Pertanyaan ini ingin mengetahui kondisi udara di lingkungan tempat tinggal responden. Kondisi udara dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Udara yang segar berdampak pada kualitas kesehatan yang lebih baik. Sebaliknya, udara yang tercemar akan memberikan pengaruh buruk pada tubuh seseorang. Kualitas udara secara fisik dapat dilihat dari bau dan ada tidaknya partikel dalam udara (seperti debu atau asap). Tanyakan apakah udara di tempat tinggal responden berbau, berdebu atau berasap. Isikan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada masing-masing kotak yang tersedia. Berbau, jika udara di lingkungan terasa berbau. Udara yang sehat adalah udara yang tidak berbau apapun. Berdebu atau berasap. Kondisi berdebu, jika terasa terdapat partikel benda padat yang terjadi karena proses mekanis (pemecahan atau reduksi) terhadap massa padat yang masih dipengaruhi oleh gravitasi. Kondisi berasap, jika terdapat partikel karbon (padat) yang terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna pada sumber-sumber pembakaran yang menggunakan bahan bakar hidro karbon dengan ukuran partikel kurang dari mikron. Rincian 6C: Kejadian bencana Alam Selama Tahun Terakhir Informasi mengenai kejadian bencana alam yang pernah dialami responden selama satu tahun terakhir dapat menjadi ukuran mengenai kondisi lingkungan hidup maupun tingkat risiko dari bencana alam di lingkungan sekitar responden. Bencana alam adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam antara banjir, banjir bandang, tanah longsor dan lainnya sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerugian materi (harta benda), kerusakan lingkungan dan dampak psikologis. Dalam studi ini, informasi yang dikumpulkan ditekankan pada bencana alam yang secara tidak langsung berkaitan dengan aktivitas manusia yang kurang menjaga kelestarian alam (misalnya menebang pohon secara berlebihan, membuang sampah sembarangan ke dalam sungai, dsb). Bencana alam tersebut seperti: banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Bencana di luar kategori tersebut dicatat dalam kategori lainnya. Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena luapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, luapan air sungai atau pecahnya bendungan air. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan volume yang besar sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

66 6 Banjir bandang disebabkan oleh beberapa faktor seperti karena jebolnya tanggul atau waduk/situ, maupun karena penggundulan hutan. Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi dimana terjadi pergerakan tanah atau batuan menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Lainnya jika jenis bencana alam tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya gunung meletus, kebakaran hutan, dsb. Tanyakan apakah responden menjadi korban bencana alam selama tahun terakhir di lingkungan tempat tinggal responden, dan bacakan jenis bencana, tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 7: Kepuasan dengan Kondisi Lingkungan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi responden dalam kehidupannya sehari-hari. Kualitas lingkungan responden dipercaya akan memiliki dampak langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraannya. Misalnya: lingkungan yang masih alami akan memberikan kenyamanan bagi seseorang untuk beraktivitas dan memungkinkan orang untuk pulih dari stres karena rutinitas kehidupan. Di sisi lain, ekonomi suatu negara tidak hanya bergantung dari pekerja yang sehat dan produktif, tetapi juga pada sumber daya alam sehingga kondisi lingkungan hidup merupakan dimensi penting yang juga akan ditanyakan secara kepada responden dengan pertanyaan subyektif. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi lingkungannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas, maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas, mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Rincian 8: Korban Tindak Kejahatan Selama Tahun Terakhir Dari rincian ini dapat diketahui tindak kejahatan (pelanggaran hukum pidana) yang pernah dialami responden selama setahun terakhir. Tindak kejahatan yang dimaksud disini adalah kesalahan/perbuatan yang dilakukan seseorang yang bersifat melanggar hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku. Responden yang pernah mengalami tindak kejahatan dapat memberikan reaksi 6 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

67 7 yang beragam. Pencacah diminta menunjukkan empati terhadap kejadian yang ditimpa responden. Tanyakan pada responden tentang kejadian tindak kejahatan yang pernah dialami selama satu tahun terakhir. Bacakan jenis tindak kejahatan satu per satu dan tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pencurian adalah pengambilan barang atau ternak tanpa hak dengan maksud memiliki tanpa disertai dengan kekerasan terhadap korban baik dengan pengrusakan maupun tidak. Pada rincian ini termasuk kejadian pencurian (termasuk percobaan pencurian) terhadap aset rumah tangga atau kejadian yang terjadi di rumah responden. Pada rincian ini termasuk kejadian perampokan (termasuk percobaan perampokan) terhadap aset rumah tangga atau kejadian yang terjadi di rumah responden. Perampokan (pencurian dengan kekerasan) adalah pencurian barang atau ternak tanpa hak yang didahului, disertai, diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap korban dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu. Percobaan pembunuhan adalah upaya perbuatan untuk menghilangkan nyawa orang lain baik dengan berencana maupun tidak. Penipuan adalah perbuatan dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hak, memakai nama palsu atau keadaan palsu, akal tipu muslihat, perkataan bohong supaya memberikan uang atau barang. Penggelapan adalah perbuatan dengan sengaja memiliki secara melawan hak atas suatu barang yang sekarang ini dikuasai pelaku, barang tersebut sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh orang lain. Pelecehan seksual/tindak asusila berarti suatu bentuk penghinaan atau memandang rendah seseorang karena hal - hal yang berkenan dengan seks, jenis kelamin atau aktivitas seksual antara laki-laki dan perempuan. Lainnya jika jenis tindak kejahatan tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas. Rincian 9: Kepuasan dengan Kondisi Keamanan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap kondisi keamanannya. Kondisi keamanan seseorang merupakan faktor penting untuk mengukur tingkat kesejahteraan seseorang. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi keamanan di lingkungannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

68 8 Kedua, jika responden menyatakan tidak puas, maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas, mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK V.E. HUBUNGAN SOSIAL DAN KELUARGA Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut dimensi hubungan sosial responden yang didekati dengan kepuasan responden terhadap hubungan sosialnya di lingkungan tempat tinggal. Hubungan sosial responden akan dilihat menurut keeratan hubungan sosial di lingkungan tempat tinggal dan dalam lingkungan keluarga. Dalam studi ini, keeratan hubungan sosial responden dengan orang lain dalam lingkungannya ingin dilihat berdasarkan banyaknya orang yang menjadi tempat berkeluh kesah (curhat), banyaknya orang yang siap membantu, banyaknya tetangga yang dikenal, frekuensi bersosialisasi/berkomunikasi dengan tetangga, keikutsertaan, peran, dan keaktifan dalam kelompok/perkumpulan, serta kemampuan menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan. Keharmonisan kehidupan keluarga ingin dilihat berdasarkan frekuensi melakukan kegiatan bersama keluarga, frekuensi berselisih pendapat dan perasaan dihargai. Rincian 0A: Banyaknya Orang yang Dipercaya untuk Berkeluh Kesah (Curhat) Informasi tentang banyaknya orang yang menjadi tempat berkeluh kesah responden dapat menjadi ukuran terkait keeratan hubungan responden dengan orang tersebut. Orang yang dijadikan tempat berkeluh kesah tentunya merupakan seseorang yang dipercaya oleh responden dan mampu memberikan pertolongan. Semakin banyak orang yang dipercaya responden sebagai tempat berkeluh kesah tentunya dapat menggambarkan keeratan hubungan diantara keduanya. Sebagai contoh: seseorang biasanya berkeluh kesah dengan bapak atau ibu, suami atau istri, anak, sahabat dan sebagainya. Berkeluh kesah atau curhat dengan orang lain terkait permasalahan yang dihadapi biasanya mampu meredakan emosi, meringankan beban pikiran dan membuat seseorang dapat berpikir jernih. Tanyakan kepada responden berapa banyak orang yang responden percaya untuk berkeluh kesah (curhat). Jika responden sulit untuk menjawab atau menghitung, maka pencacah dapat menuliskan setiap nama yang disebutkan oleh responden sebagai orang yang dipercaya untuk berkeluh kesah. Setelah diperoleh jawaban yang sesuai, tuliskan jawaban tersebut pada kotak yang disediakan. Jika tidak ada orang yang dipercaya sebagai tempat curhat maka tuliskan 0 pada kotak yang telah disediakan. Rincian 0B: Banyaknya Orang yang Siap Membantu Informasi tentang banyaknya orang (selain ART) yang siap membantu responden ketika sedang mengalami masalah juga menggambarkan keeratan hubungan responden dengan orang tersebut. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk menjaring orang-orang terdekat responden di luar anggota rumah tangga yang diyakini responden dapat memberikan bantuan materi ataupun non materi. 8 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

69 9 Tanyakan kepada responden berapa banyak orang (selain ART) yang responden yakini siap membantu ketika sedang mengalami masalah. Tekankan bahwa bantuan yang diberikan bisa berbagai bentuk, seperti; uang, tenaga, barang, saran/pendapat dan sebagainya. Bantuan dapat diberikan oleh orang-orang sekitar, sahabat atau saudara, di luar anggota rumah tangga. Seperti halnya rincian sebelumnya, jika responden tidak dapat menyebutkan jawaban jumlah, maka pencacah dapat mengarahkan agar responden menyebutkan nama-nama orang lain yang dimaksud. Selanjutnya, pencacah dapat menghitung banyaknya nama yang disebutkan dan menuliskannya pada kotak yang tersedia. Jika tidak yakin akan ada orang yang siap membantu jika ada masalah, tuliskan 0 pada kotak yang telah disediakan. Rincian 0C: Banyaknya Tetangga yang Dikenal Pertanyaan ini ingin mengetahui banyaknya tetangga yang dikenal oleh responden di lingkungan tempat tinggal. Informasi ini dapat memberikan gambaran mengenai luasnya hubungan baik yang dimiliki seseorang dalam masyarakat dimana di lingkungan sekitar tempat tinggal. Banyaknya tetangga yang dikenal ditandai dengan nama-nama tetangga yang responden tahu. Tanyakan apakah responden mengetahui nama tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggal, semuanya, sebagian besar, atau sebagian kecil. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian 0C: Bersosialisasi/Bergaul dengan Tetangga Keeratan hubungan sosial antara responden dan tetangganya dapat dilihat dari seringnya responden bersosialisasi/bergaul dengan tetangga seperti bertegur sapa, ngobrol dan sebagainya. Pertanyaan ini ingin mengetahui intensitas interaksi responden dengan tetangga di lingkungan tempat tinggal. Pertanyaan ini dibatasi oleh referensi waktu selama satu bulan terakhir. Tanyakan pada responden, seberapa sering bersosialisasi/bergaul dengan tetangga di lingkungan tempat tinggal selama (satu) bulan terakhir. Yang dimaksud dengan bersosialisasi disini adalah hubungan interaksi antar warga sekitar, baik hanya sekedar bertegur sapa atau sampai dengan ngobrol di rumah tetangga. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian : Kepuasan terhadap hubungan sosial responden dengan warga di lingkungan tempat tinggal Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap kondisi hubungan sosial responden di lingkungan tempat tinggal. Adanya keeratan hubungan sosial antar responden dengan warga di lingkungan tempat tinggal dapat ditunjukkan dengan adanya hubungan timbal balik antara responden dengan individu lain (selain anggota rumah tangga) atau sekelompok masyarakat di lingkungan tempat tinggal responden. Kondisi hubungan sosial yang dimaksud dapat dikaitkan dengan kerukunan/kekompakkan/sikap percaya antar responden dan warga dan ketersediaan waktu serta kesempatan untuk bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan responden. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 9

70 60 Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi hubungan sosial responden dengan warga di lingkungan tempat tinggal. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Contoh: ibu rumah tangga yang puas dengan hubungan sosial dirinya dan warga sekitar karena setiap bulan responden selalu ikut dalam kegiatan warga yang dilaksanakan secara rutin, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara 6-0. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Rincian A: Keikutsertaan dalam Kelompok/Perkumpulan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui keikutsertaan responden dalam kelompok/perkumpulan. Keikutsertaan seseorang dalam kelompok/perkumpulan dapat mendatangkan berbagai manfaat, seperti: menambah teman, menambah pengetahuan/ wawasan dan sebagainya. Kelompok/perkumpulan yang dimaksud tidak dibatasi pada kelompok/perkumpulan yang ada di lingkungan tempat tinggal (seperti pengajian, arisan dsb) sehingga definisi operasional mengenai kelompok/perkumpulan diserahkan kepada pemahaman umum responden. Namun perlu ditegaskan bahwa para anggota kelompok/perkumpulan dimaksud harus melakukan interaksi dalam bentuk pertemuan dan sebagainya meskipun tidak rutin. Sehingga kelompok ataupun perkumpulan di Blackberry Massager maupun Facebook tidak termasuk dalam pengertian kelompok/perkumpulan, kecuali mereka sesekali melakukan pertemuan. Tanyakan kepada responden apakah mengikuti kelompok/perkumpulan tertentu. Jika tidak lanjutkan ke pertanyaan R.. Rincian B: Status/Kedudukan Dalam Kelompok/Perkumpulan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui status/kedudukan responden dalam kelompok/perkumpulan yang diikuti. Status/kedudukan responden dalam kelompok/ perkumpulan yang diikutinya sangat menentukan besarnya pengaruh atau kekuasaan yang dimiliki di dalam kelompok/perkumpulan tersebut. Seseorang yang mempunyai jabatan sebagai ketua atau wakil ketua akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam memutuskan berbagai hal terkait kepentingan kelompok/perkumpulan dibandingkan sebagai anggota. Namun disisi lain, seseorang yang terpilih untuk menduduki peran/ posisi/jabatan penting dalam kelompok/perkumpulan dapat menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin di kelompok/perkumpulan yang diikuti. Status/kedudukan dalam kelompok/perkumpulan yang dimaksud adalah status/kedudukan pada kelompok/perkumpulan yang dianggap paling utama oleh responden. Berikut penjelasan masing-masing kode jawaban: 60 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

71 6 Kode, Anggota tidak aktif, jika responden tidak pernah menghadiri/mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan. atau jarang Kode, Anggota aktif, jika responden hampir selalu ikut serta dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok/perkumpulan. Kode, Pengurus, jika responden mempunyai status/kedudukan sebagai pengurus dalam kelompok. Kode, Ketua/Wakil Ketua, cukup jelas. Tanyakan kepada responden mengenai status/kedudukan dalam kelompok/ perkumpulan yang diikutinya. Jika responden mengikuti lebih dari satu kelompok dan responden mempunyai status/kedudukan yang berbeda-beda, maka tanyakan kelompok/perkumpulan yang dianggapnya paling utama. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang disediakan. Rincian C: Frekuensi Mengikuti Kegiatan Kelompok/Perkumpulan (Utama) Pertanyaan terkait frekuensi mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan (utama) bertujuan untuk melihat keaktifan responden dalam kelompok/kegiatan yang diikutinya. Keaktifan ini juga dapat berhubungan langsung dengan status/kedudukan seseorang di dalam kelompok/perkumpulan. Seseorang yang memiliki kedudukan penting akan mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk menghadiri berbagai kegiatan yang dilakukan oleh kelompok/perkumpulan yang diikutinya. Oleh karena itu pertanyaan ini merujuk kepada kegiatan kelompok/perkumpulan utama dimana responden mempunyai status/kedudukan yang disebutkan pada R.B. Tanyakan seberapa sering responden mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan (utama) tersebut. Jawaban responden mengacu pada frekuensi dilaksanakannya kegiatan kelompok/perkumpulan. Jika kegiatan kelompok/perkumpulan dilakukan sebulan sekali dan responden selalu mengikutinya maka termasuk kategori sangat sering. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang disediakan. Rincian A: Kemampuan Menyampaikan Pendapat Pertanyaan ini bertujuan mengetahui kemampuan responden dalam mengeluarkan pendapat di dalam rumah tangga. Seseorang yang mampu menyampaikan pendapatnya kepada anggota rumah tangga lain dianggap lebih mempunyai kebebasan atau lebih mandiri. Tanyakan kepada responden mengenai kemampuan untuk menyampaikan pendapat di dalam rumah tangga. Jika secara umum responden merasa mampu atau sangat mampu, lanjutkan ke pertanyaan R.B. Jangan lupa untuk melingkari kode jawaban dan mengisikan pada kotak yang tersedia. Rincian B: Frekuensi Menyampaikan Pendapat Yang Berbeda Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi responden dalam mengeluarkan pendapat yang berbeda secara mandiri terkait kepentingan bersama dalam rumah tangga seperti masalah keuangan, pekerjaan, kesehatan, pendidikan, hubungan sosial dan sebagainya. Tidak semua orang selalu dapat menyampaikan pendapat terkait permasalahan/kondisi tertentu, apalagi jika pendapatnya itu berbeda dengan lainnya. Seringkali ditemui seorang istri yang tidak berpendapat dan hanya mengikuti pendapat suami. Tanyakan seberapa sering responden menyampaikan pendapat meskipun berbeda Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 6

72 6 dengan sebagian besar ART lain, sangat jarang, jarang, sering, sangat sering. Jika responden mengatakan tidak pernah menyampaikan pendapat yang berbeda dengan ART lain, berikan kode sangat jarang. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian : Pengambilan Keputusan Terkait Kepentingan Diri Sendiri Pertanyaan ini ingin mengetahui siapa orang yang paling berperan dalam menentukan keputusan responden terkait beberapa hal yang umumnya dialami responden, seperti berobat jika sakit, memilih pekerjaan, melakukan hobi, memilih teman, membeli pakaian. Seseorang yang mampu mengambil keputusan sendiri tanpa meminta pertimbangan orang lain menggambarkan bahwa orang tersebut lebih mandiri karena tidak tergantung pada orang lain. Berobat bila sakit adalah pengambilan keputusan untuk berobat ataupun tidak berobat ketika responden sedang sakit, termasuk pula penentuan fasilitas kesehatan yang di tuju. Pekerjaan adalah pengambilan keputusan dalam memilih jenis/bidang/lapangan pekerjaan yang akan digeluti, termasuk keputusan untuk bekerja/tidak bekerja bagi ibu rumah tangga. Melakukan hobi adalah pengambilan keputusan terkait kapan ia melakukan hobinya, tanpa ada orang lain yang bisa melarangnya. Teman/kelompok/pergaulan adalah pengambilan keputusan dalam memilih teman/ kelompok/pergaulan yang sesuai dengan responden. Membeli pakaian adalah pengambilan keputusan dalam membeli pakaian, memilih corak, warna dan jenis yang cocok untuk dirinya. Tanyakan kepada responden siapa yang paling menentukan keputusan terkait halhal tersebut di atas, apakah responden sendiri, musyawarah, pasangan atau orang lain. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang disediakan. Kode, sendiri, jika responden memutuskan sendiri hal-hal tersebut tanpa meminta pendapat orang lain. Kode, musyawarah, jika sebelum mengambil keputusan responden membicarakan hal-hal tersebut terlebih dahulu kepada orang lain (bisa ART atau bukan) sebelum mengambil keputusan. Kode, pasangan, jika pengambilan keputusan terkait hal-hal tersebut tergantung pada keputusan pasangan. Kode, orang lain, jika jika pengambilan keputusan terkait hal-hal tersebut tergantung pada orang lain (selain responden dan pasangan). Rincian A: Melakukan Kegiatan Bersama Keluarga Pertanyaan ini bertujuan mengetahui keharmonisan keluarga responden berdasarkan frekuensi melakukan kegiatan bersama keluarga (seperti rekreasi, makan malam, nonton tv, dsb). Semakin sering melakukan kegiatan bersama keluarga diharapkan hubungan antar anggota keluarga akan semakin baik sehingga keharmonisan keluarga akan terwujud. Kegiatan bersama keluarga ini termasuk kegiatan yang hanya dilakukan pada waktu tertentu seperti rekreasi di hari libur. 6 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

73 6 Tanyakan kepada responden mengenai seberapa sering responden melakukan kegiatan bersama keluarga, sangat jarang, jarang, sering atau sangat sering. Tidak ada referensi waktu dalam pertanyaan ini sehingga jawaban sesuai dengan persepsi responden. Jika responden mengatakan melakukan kegiatan bersama secara rutin setiap setiap bulan atau setiap hari libur maka pilihan jawaban tergantung responden. Untuk responden yang kegiatan utamanya mengurus rumah tangga di mana responden selalu bersama keluarga maka jawaban responden itu berkode (sangat sering). Rincian B: Selisih Pendapat dengan Anggota Keluarga Pertanyaan ini bertujuan mengetahui keharmonisan keluarga responden berdasarkan frekuensi terjadinya selisih pendapat antara responden dengan anggota keluarga. Semakin sering terjadi selisih pendapat menunjukkan adanya hubungan yang tidak harmonis antara responden dan keluarganya. Anggota keluarga tidak dibatasi pada anggota keluarga yang juga sebagai ART dan tidak dibatasi pada keluarga batih. Anggota keluarga bisa saja anak, cucu responden maupun kakak, adik dan orang tua responden yang tinggal bersama responden maupun berbeda rumah tangga. Tanyakan kepada responden mengenai seberapa sering responden berselisih pendapat dengan anggota keluarga, tidak pernah, jarang, sering, atau sangat sering. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian C: Perasaan dihormati oleh Anggota Keluarga Pertanyaan ini bertujuan mengetahui keharmonisan keluarga responden berdasarkan perasaan dihormati/dihargai oleh anggota keluarga. Keharmonisan keluarga akan tercipta jika masing-masing anggota keluarga mampu membina hubungan baik dengan anggota keluarga yang lain, salah satunya tercermin dalam sikap saling menghormati/menghargai. Tanyakan kepada responden, secara umum, apakah responden merasa dihormati oleh anggota keluarga lainnya. Jika responden menjawab ada anggota keluarga yang tidak menghormati/menghargainya, mintalah responden untuk memberikan penilaian secara umum. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian 6: Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap keharmonisan keluarganya. Keharmonisan yang ingin diukur mencakup kerukunan responden dengan anggota keluarga lainnya (kehidupan keluarga yang cenderung baik, damai, dan jauh dari pertengkaran), kekompakkan (bersatu dalam menjalani kehidupan sehari-hari maupun menghadapi segala permasalahan), sikap percaya diantara keluarga (yakin bahwa diantara anggota keluarga akan bertindak dalam batas-batas yang positif) dan kecukupan waktu untuk kegiatan bersama keluarga (misalnya nonton/berkumpul/ menghabiskan waktu santai bersama keluarga, rekreasi/memancing/bepergian ke luar kota bersama keluarga, dsb). Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 6

74 6 Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan keharmonisan keluarga responden. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Rincian 7A: Perbandingan Kondisi Kehidupan Responden Dengan Orang lain Pertanyaan ini digunakan untuk melihat kondisi kehidupan responden dibandingkan dengan kondisi kehidupan kebanyakan orang di lingkungan tempat tinggal. Kondisi kehidupan yang dibandingkan disini adalah kondisi kehidupan yang dapat terlihat secara kasat mata, seperti bangunan tempat tinggal, dan sebagainya. Dalam kasus tertentu mungkin kondisi kehidupan responden telah dapat dinilai oleh pencacah, namun pertanyaan ini tetap harus ditanyakan kepada responden untuk memperoleh jawaban yang akurat. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Jika jawaban responden berkode atau maka lanjutkan pertanyaan ke R.8. Rincian 7B: Perasaan Malu untuk Bergaul Pertanyaan ini digunakan untuk melihat apakah responden pernah merasa malu dengan kondisi kehidupannya dalam pergaulan dengan orang yang kondisi hidupnya lebih baik. Seseorang yang tidak dapat menerima kondisi kehidupannya akan dikekang oleh rasa malu untuk bergaul dengan orang lain yang dinilai lebih baik. Hal ini dapat membatasi pergaulannya sehingga dirinya sulit mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik. Tanyakan pada responden, apakah pernah merasa malu jika bergaul dengan orang yang kondisi hidupnya lebih baik. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Jika responden mengatakan tidak merasa malu maka lanjutkan ke pertanyaan R.8. Rincian 7C: Frekuensi Merasa Malu Untuk Bergaul Jika responden mengatakan pernah merasa malu untuk bergaul dengan orang yang kondisi hidupnya lebih baik, maka tanyakan seberapa sering perasaan tersebut muncul. Rincian 8A: Frekuensi Merasa Percaya Diri Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa sering responden merasa percaya diri akan kemampuan dirinya dan bukan karena kondisi ekonomi yang lebih baik. Perasaan percaya diri akan timbul ketika seseorang yakin terhadap kemampuan/potensi diri sendiri sehingga dalam suasana apa pun tidak merasa khawatir ada yang dapat mempermalukan dirinya. Tanyakan pada responden tentang seberapa sering responden merasa percaya diri. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. 6 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

75 6 Rincian 8B-C: Upaya untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah responden yang jarang merasa percaya diri melakukan upaya untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Bentuk upaya yang dapat dilakukan bermacam-macam, seperti menambah pengetahuan/kemampuan diri, memperluas pergaulan/menambah teman, mengubah sikap/kebiasaan, mengubah penampilan, atau lainnya. Tanyakan apakah responden melakukan usaha untuk meningkatkan rasa percaya diri. Jika responden menjawab Ya tanyakan mengenai upaya apa saja yang telah dilakukan responden. Jawaban tidak perlu dibacakan ke responden, biarkan responden mengungkapkan sendiri apa yang dilakukannya. Jika responden menjawab tidak tahu/tidak ada yang dilakukannya maka kode jawab yang dilingkari pada R8B perlu diubah karena ternyata responden tidak melakukan upaya untuk meningkatkan percaya diri. Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden untuk R.8B dan R.8C. Rincian 9: Waktu Luang Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah waktu luang yang biasanya dimiliki oleh responden dalam hari. Waktu luang merupakan waktu yang dapat secara bebas digunakan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan yang diinginkannya. Waktu luang yang dikumpulkan dalam studi ini merupakan waktu yang digunakan selain untuk: () bekerja; () mengurus rumah tangga; () sekolah; () kegiatan pribadi (mandi, tidur, makan, beribadah); dan () kegiatan lainnya (seperti arisan, pengajian, kerja bakti, dan kegiatan sosial). Biasanya waktu luang digunakan untuk melakukan hobi, baca koran/majalah/buku, olahraga, bersosialisasi dengan tetangga, rekreasi, nonton tv/video/bioskop, berkumpul dengan keluarga, dsb. Waktu luang disini mencakup juga waktu dalam perjalanan atau kegiatan lainnya dalam rangka mengisi waktu luang. Jumlah waktu luang yang dimiliki oleh seseorang akan berbeda tergantung pada status bekerja dari orang tersebut. Orang bekerja mungkin akan mempunyai jumlah waktu luang yang lebih sedikit daripada mereka yang tidak bekerja. Namun hal ini tergantung pula pada jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang. Oleh karena itu, untuk memperoleh jumlah waktu luang akurat, pencacah dapat dilakukan probing dengan cara: Jika responden bekerja: () tanyakan jumlah hari kerja dalam seminggu dan () jumlah waktu luang pada hari kerja. Kemudian () tanyakan pula jumlah waktu luang pada hari responden libur bekerja. Hitunglah rata-rata jumlah waktu luang dalam hari. Jika responden tidak bekerja: () tanyakan apakah ada perbedaan jumlah waktu luang yang dimiliki antara hari libur dan hari kerja mengacu pada hari libur dan hari kerja pasangannya ataupun hari libur di kalender. Kemudian () jika tidak ada perbedaan waktu luang maka pencacah dapat langsung menanyakan jumlah waktu luang yang biasanya dimiliki dalam hari. Jika terdapat perbedaan waktu luang antara hari kerja dan hari libur pasangannya maka pencacah dapat melakukan probing seperti pada poin. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 6

76 66 Rincian 0: Kepuasan terhadap Ketersediaan Waktu Luang Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap jumlah waktu luang yang dimilikinya. Jumlah dan kualitas terhadap waktu luang yang dimiliki seseorang merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap banyak hal seperti kesehatan, keharmonisan keluarga dan sebagainya. Waktu luang umumnya akan menghabiskan waktu lebih sedikit dibandingkan waktu untuk melakukan kegiatan utama. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan jumlah waktu luang yang dimilikinya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian.. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Contoh: kepala rumah tangga yang merasa tidak puas dengan jumlah waktu luang yang dimilikinya karena tidak cukup digunakan untuk mengajak rekreasi anak-anak, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara -. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK VI. PERUMAHAN DAN ASET Pada blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut dimensi perumahan yang didekati dengan kepuasan responden terhadap kondisi rumah tempat tinggalnya. Kondisi rumah akan dilihat dari penguasaan bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan (atap, lantai dan dinding), dan fasilitas rumah (sumber penerangan, sumber air minum, toilet dan bahan bakar memasak) serta kepemilikan aset rumah tangga. Pertanyaan terkait jenis bangunan yang dapat dilihat, seperti jenis lantai, dinding dan atap, serta fasilitas penerangan, bukanlah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada responden. Pencacah dapat langsung melihat, bahan apa yang digunakan. Namun, jika pencacah tidak yakin atau jika pencacah tidak dapat melihat seluruh jenis terkait bahan yang digunakan, maka silahkan pencacah bertanya. Jika lebih dari satu bahan yang digunakan, catatlah bahan mana paling banyak digunakan. Rincian 60: Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati oleh responden ditanyakan sebagai ukuran kasar dari status ekonomi rumah tangga. Tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga seseorang akan merasa nyaman dan aman jika sudah memiliki tempat tinggal. Isikan status penguasaan bangunan tempat tinggal, 66 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

77 67 dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan.status bangunan yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya. Kode, Milik sendiri, jika status tempat tinggal pada waktu pencacahan, betul-betul sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri. Kode, Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/ART dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya atau tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian, pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru. Kode, Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau salah seorang ART dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu. Kode, Bebas sewa, milik orang lain, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan famili/orang tua) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga responden tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun. Kode, Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi atau perusahaan tempat bekerja KRT/ART baik dengan membayar sewa maupun tidak. Jika KRT/ART tidak bekerja lagi pada instansi/perusahaan tersebut, maka rumah dinas tersebut berubah status menjadi rumah sewa jika KRT/ART membayar sewa atau rumah bebas sewa jika tidak membayar sewa. Kode 6, Milik orang tua/sanak/saudara, jika tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/sanak/saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apa pun untuk mendiami tempat tinggal tersebut, dimana orang tua/sanak/saudaranya tidak tinggal di rumah tersebut atau bukan anggota rumah tangga. Kode 7, Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat dsb. Rincian 60: Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal Informasi mengenai luas lantai bangunan tempat tinggal akan memberikan ukuran mengenai seberapa padat tempat tinggal suatu rumah tangga yang dapat menjadi salah satu faktor ukuran kelayakan huni dan gambaran mengenai status sosial ekonomi rumah tangga. Luas lantai yang dimaksud di sini adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari- hari (sebatas atap). Taman di dalam rumah maupun taman yang berada di samping rumah, namun berada di bawah atap tetap termasuk sebagai luas lantai bangunan tempat tinggal. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 67

78 68 Bagian-bagian dari bangunan tempat tinggal yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak dimasukkan dalam perhitungan luas lantai, seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur (hamparan semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung). Untuk bangunan bertingkat, luas lantai merupakan penjumlahan luas lantai dari semua tingkat yang ditempati oleh rumah tangga. Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga, maka luas lantai hunian setiap rumah tangga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya rumah tangga ditambah dengan luas lantai pribadi rumah tangga yang bersangkutan. Hitung dengan cermat luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga. Jika responden tidak mengetahui secara pasti luas bangunan tempat tinggal yang ditempatinya, usahakan untuk membantu membuat perkiraan dengan menghitung jumlah ubin/keramik ataupun dengan cara lainnya. Luas lantai belum tentu sama dengan panjang kali lebar karena tidak semua bangunan berbentuk persegi empat. Isikan informasi mengenai luas lantai bangunan tempat tinggal pada titik-titik yang disediakan dan tuliskan pula ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 60: Jenis Lantai Terluas Pertanyaan mengenai jenis lantai terluas memberikan informasi mengenai kualitas bangunan tempat tinggal. Yang dimaksud dengan lantai di sini adalah bagian bawah/dasar suatu ruangan, yang biasanya terbuat dari tanah, bambu maupun bukan tanah/bambu seperti keramik, marmer, papan dan semen. Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada responden karena pencacah biasanya dapat langsung melihat secara langsung bahan apa yang digunakan untuk lantai bangunan tempat tinggal. Namun, jika pencacah tidak yakin atau jika pencacah tidak dapat melihat seluruh lantai bangunan tempat tinggal, maka silahkan pencacah bertanya. Jika lebih dari satu bahan yang digunakan, catatlah bahan mana paling banyak digunakan. Isikan informasi jenis bahan yang digunakan untuk lantai terluas di bangunan tempat tinggal rumah tangga dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 60: Jenis Dinding Terluas Selain jenis lantai, pertanyaan mengenai jenis dinding terluas juga memberikan informasi mengenai kualitas bangunan tempat tinggal. Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). Isikan informasi jenis bahan yang digunakan untuk dinding terluas di bangunan tempat tinggal rumah tangga dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Kode, Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, yang biasanya berjarak -, m. 68 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

79 69 Kode, Kayu adalah dinding yang terbuat dari kayu, baik papan kayu utuh, pelepah pohon maupun kayu olahan, seperti triplek, polywood dsb. Kode, Bambu adalah dinding yang terbuat dari bambu atau rumbia. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu (gedeg) dengan luas kurang lebih m x m yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir. Kode, Lainnya adalah selain kategori -. Rincian 60: Jenis Atap Terluas Pertanyaan ini memberikan informasi mengenai kualitas bangunan tempat tinggal. Atap merupakan penutup bagian atas suatu bangunan tempat tinggal sehingga anggota rumah tangga yang mendiami di bangunan tersebut terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Isikan informasi jenis bahan yang digunakan untuk atap terluas di bangunan tempat tinggal rumah tangga dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Kode, Beton/Genteng, Beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil dan pasir yang dicampur dengan air. Genteng adalah tanah liat yang dicetak dan dibakar. Termasuk pula genteng beton (genteng yang terbuat dari campuran semen dan pasir), genteng fiber cement dan genteng keramik Kode, Sirap adalah atap yang terbuat dari kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Kode, Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic). Kode, Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang. Kode, Ijuk/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam. Kode 6, Lainnya adalah atap selain jenis atap di atas, misalnya papan, bambu dan daundaunan. Rincian 606A: Sumber Penerangan Utama Informasi mengenai sumber penerangan utama yang digunakan rumah tangga memberikan ukuran mengenai fasilitas perumahan. Sumber penerangan utama merupakan sumber penerangan sehari-hari yang biasa digunakan oleh rumah tangga. Jika responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Lingkari kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Kode, Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan meteran maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik). Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 69

80 70 Kode, Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/ pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN). Kode, Petromak/aladin, merupakan sumber penerangan dari minyak tanah termasuk lampu gas. Kode, Pelita/sentir/obor, juga merupakan sumber penerangan dari minyak tanah termasuk lampu teplok dan sejenisnya. Kode, Lainnya, seperti lampu karbit, lilin, biji jarak dan kemiri. Rincian 606B: Jika Listrik PLN/Non PLN, Daya Terpasang? Untuk rumah tangga yang menggunakan listrik PLN maupun non PLN, informasi mengenai fasilitas bangunan tempat tinggal dapat dilengkapi dengan daya listrik yang terpasang. Ingat, pertanyaan ini hanya ditanyakan kepada rumah tangga yang sumber penerangan utama menggunakan listrik, dengan kata lain, jika rincian 606.A berkode atau. Jika rumah tangga menggunakan lebih dari satu daya listrik yang terpasang maka jumlahkan semua daya listrik terpasang yang di kuasai rumah tangga. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 607: Bahan Bakar/Energi Utama untuk Memasak Informasi mengenai bahan bakar/energi utama untuk memasak dapat memberikan gambaran terkait status sosial ekonomi rumah tangga. Tanyakan kepada responden mengenai bahan bakar/energi utama untuk memasak makanan dan minuman sehari-hari. Jika responden menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar, maka tanyakan mana yang lebih banyak digunakan. Bila sama banyaknya, maka pilih yang mempunyai kode terkecil. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden kemudian tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Kode, Listrik/gas/elpiji. Listrik jika rumah tangga tersebut menggunakan listrik untuk memasak makanan atau minuman, termasuk penggunaan kompor listrik. Gas/elpiji, jika rumah tangga menggunakan gas/elpiji, baik gas/elpiji kg, kg maupun yang lainnya untuk memasak makanan atau minuman. Jika rumah tangga memasak nasi menggunakan penanak nasi listrik (rice cooker) dan memasak sayuran menggunakan kompor gas, maka rumah tangga tersebut tetap dicatat menggunakan gas/elpiji. Kode, Minyak tanah, jika rumah tangga menggunakan kompor minyak tanah untuk memasak makanan atau minuman. Kode, Arang/briket. Arang yang dimaksud dalam hal ini adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu, tempurung kelapa atau kuli buah mahoni dan tidak termasuk arang dalam bentuk serbuk (arang yang dihasilkan dari serbuk gergaji, sekam padi dan daun-daunan/arang serasah). Sementara itu, briket mencakup arang briket dan briket batubara. Arang briket adalah arang yang terbuat dari arang jenis lain yang dihaluskan terlebih dahulu kemudian dicetak 70 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

81 7 sesuai kebutuhan dengan campuran tepung kanji. Tujuan pembuatan arang briket adalah untuk menambah jangka waktu bakar dan menghemat biaya. Arang yang sering dijadikan briket arang diantaranya adalah arang sekam, arang serbuk gergaji dan arang serasah. Arang-arang tersebut terlalu kecil untuk digunakan langsung dan akan cepat habis. Sehingga akan lebih awet jika diubah menjadi briket arang. Untuk arang tempurung kelapa dapat dijadikan briket arang, tetapi hanya tempurung yang sudah remuk. Sedangkan tempurung yang masih utuh tidak perlu dijadikan briket arang. Kode, Kayu bakar, jika rumah tangga menggunakan kayu bakar dalam bentuk bongkahan (tidak dalam bentuk serbuk) untuk memasak masakan dan minuman sehari-harinya. Kode, Lainnya, misalnya biogas (bahan bakar berupa gas yang berasal dari kotoran ternak atau alkohol), minyak kelapa sawit, bijih jarak dsb. Selain itu serbuk gergaji yang dipadatkan dan digunakan sebagai bahan bakar/energi untuk memasak dan penerangan rumah tangga tidak dikategorikan sebagai kayu bakar, namun dianggap sebagai lainnya. Rincian 608A: Status Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Informasi mengenai status penggunaan fasilitas tempat buang air besar dapat digunakan untuk mengukur fasilitas sanitasi (pembuangan kotoran) di dalam suatu rumah tangga. Fasilitas sanitasi yang ditanyakan adalah ketersediaan jamban/kakus untuk tempat buang air besar yang dapat digunakan oleh rumah tangga responden. Perhatikan bahwa pencacah perlu menggali informasi apakah jamban/kakus digunakan secara bersama-sama dengan rumah tangga lain. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Kode, Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar hanya digunakan oleh rumah tangga responden saja. Kode, Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan oleh rumah tangga responden bersama dengan beberapa rumah tangga tertentu. Kode, Umum, bila fasilitas tempat buang air besar dapat digunakan oleh setiap rumah tangga, termasuk rumah tangga responden. Kode, Tidak ada, bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar, seperti memanfaatkan semak belukar, tanah lapang atau lainnya. Rincian 608B: Jenis Kloset Keterangan terkait jenis kloset memberikan informasi mengenai ketersediaan fasilitas tempat buang air besar bagi rumah tangga. Jenis kloset yang digunakan sangat berkaitan dengan pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat. Tanyakan kepada responden mengenai jenis kloset yang biasanya digunakan oleh rumah tangga. Jika responden bingung dengan istilah kloset, maka dapat digunakan istilah lain yang dimengerti oleh responden, misalnya WC/kakus. Lingkari salah satu kode yang merupakan jawaban responden, kemudian pindahkan ke kotak yang tersedia. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

82 7 Kode, Leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk huruf "U" (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar bau tinja tidak keluar. Kode, Plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. Kode, Cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/ penampungan akhirnya. Kode, Tidak pakai, bila rumah tangga responden tidak menggunakan kloset pada fasilitas tempat buang air besarnya. Rincian 608C: Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja Informasi terkait tempat pembuangan akhir tinja sangat berkaitan dengan informasi mengenai keadaan sanitasi rumah tangga. Informasi yang ditanyakan adalah mengenai jenis tempat pembuangan akhir tinja di rumah responden. Petugas pencacah harus membacakan satu persatu jawaban yang tersedia, terlebih saat responden mengalami kesulitan dalam menjawab. Hal ini dikarenakan, pada beberapa wilayah, kadang digunakan istilah-istilah yang berbeda. Lingkari jawaban responden dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode, Tangki/SPAL adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton baik mempunyai bak resapan maupun tidak, termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki. Kode, Kolam/sawah, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah. Kode, Sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke sungai/danau/laut. Kode, Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air). Kode, Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun. Kode 6, Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas. 7 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

83 7 Rincian 609: Sumber Air Minum Pertanyaan ini ditujukan untuk menilai kebersihan air minum yang dikonsumsi suatu rumah tangga. Perlu pula diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah sumber air yang digunakan rumah tangga untuk minum. Beberapa kasus yang dapat ditemui pada saat pencacahan, yaitu:. Rumah tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air.. Responden menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut.. Air minum berasal dari berbagai sumber, tanyakan lebih lanjut untuk menentukan sumber utama air minum yang digunakan pada rumah tangga tersebut.. Sumber air minum, berbeda-beda sesuai cuaca, catatlah sumber yang digunakan pada saat wawancara.. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air minum yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Kode, Air kemasan bermerk adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (00 ml, 600 ml, liter, liter, atau 9 liter) dan kemasan gelas; misalnya air kemasan merk Aqua, Moya, Tang VIT, dsb. Kode, Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki merk. Kode, Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Kode, Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan (air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang air keliling/pikulan. Kode, Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Kode 6, Sumur terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan meter ke bawah tanah, serta ada lantai semen sejauh meter dari lingkar sumur. Cara pengambilan airnya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur terbuka, tetapi jika mulut sumur tersebut tertutup maka dikategorikan pompa. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

84 7 Kode 7, Sumur tak terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut tidak dilindungi oleh tembok dan lantai semen sejauh meter dari lingkar sumur. Seperti halnya sumur terlindung, cara pengambilan air pada sumur tak terlindung adalah dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. Kode 8, Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Kode 9, Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Kode 0, Air sungai. Cukup jelas. Kode, Air hujan, bila rumah tangga yang air minumnya berasal dari air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap air hujan. Kode, Lainnya adalah sumber air selain y a n g tersebut di atas seperti air waduk/ danau. Rincian 60: Rumah Tangga Memiliki/Menguasai Aset Pertanyaan ini adalah tentang ketersediaan barang-barang tertentu di dalam suatu rumah tangga dan digunakan untuk mendapatkan ukuran status sosial-ekonomi suatu rumah tangga. Rumah tangga dikategorikan memiliki aset jika rumah tangga tersebut memiliki/menguasai aset yang dimaksud. Tidak tergantung apakah pemilik sebenarnya dari barang-barang tersebut tinggal di rumah tangga yang sama atau tidak asalkan selama barang-barang itu digunakan oleh anggota rumah tangga. Rumah tangga juga dianggap memiliki aset walaupun aset tersebut dibeli dengan sistem kredit dan pada saat pencacahan belum lunas. Namun, tidak dianggap memiliki aset jika aset tersebut dimiliki oleh beberapa rumah tangga. Tanyakan jenis aset yang dimiliki rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan membacakan nama-nama barang yang tertulis di kuesioner. Lingkari kode yang sesuai kemudian pindahkan ke dalam kotak. Jika responden mengatakan memiliki aset, misalnya kulkas, namun dalam keadaan rusak, tanyakan berapa lama barang tersebut rusak dan apakah masih bisa diperbaiki. Jika barang tersebut hanya sementara tidak dapat dipakai, maka lingkari angka kode jawaban YA (tetap dianggap memiliki). Bila tidak dapat diperbaiki lagi maka lingkari angka kode jawaban TIDAK (dianggap tidak memiliki). Pastikan bahwa pencacah hanya melingkari salah satu angka untuk masing-masing barang. Jangan ada yang kosong. Rincian 6: Kepuasan terhadap Kondisi Rumah Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap kondisi rumahnya. Aspek perumahan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar tempat tinggal. Rumah yang layak memberikan kenyamanan tempat untuk beristirahat dan beraktifitas, di mana seseorang bersama keluarganya akan merasa aman dan memiliki privasi. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner agar responden tergiring untuk memberikan jawaban seperti yang ingin diukur. Lingkari jawaban 7 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

85 7 responden dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi rumah yang ditempati. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK VII. KEPUASAN HIDUP Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden yang didekati dengan dua ukuran, yaitu () banyaknya harapan/keinginan responden yang sudah tercapai dan () penilaian responden terhadap kepuasan hidupnya secara umum. Rincian 70: Harapan/Keinginan yang Sudah Tercapai Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar harapan/keinginan responden yang sudah tercapai. Pada dasarnya setiap orang pasti memiliki harapan/keinginan untuk mencapai kondisi kehidupan yang diimpikan. Harapan/keinginan tersebut terkadang berubah sesuai dengan peningkatan kehidupan yang dialami oleh seseorang. Dalam proses bertanya, secara tidak langsung responden diminta untuk membandingkan kondisi kehidupan saat ini, dengan kondisi kehidupan ideal yang diimpikan. Atau membandingkan harapan/keinginan yang diimpikan dengan harapan/keinginan yang sudah tercapai. Petugas pencacah hendaknya menanyakan pertanyaan ini dengan cara membacakan pertanyaan sesuai redaksi yang tertulis pada kuesioner. Lingkari jawaban responden kemudian pindahkan pada kotak yang tersedia. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan seberapa besar harapan/keinginan responden yang sudah tercapai sesuai dengan redaksi pertanyaan. Jika responden kesulitan menjawab, tanyakan sebagian besar atau sebagian kecil yang sudah tercapai. Jika responden menyatakan sebagian besar ataupun sebagian kecil, tanyakan apa yang belum tercapai untuk memastikan pemahaman responden terhadap pertanyaan ini Kedua, jika responden responden menyatakan sebagian kecil yang tercapai maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika mengatakan sebagian besar sudah tercapai, mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 7

86 76 Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, lingkari angka yang disebutkan dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian 70: Kepuasan Hidup Responden Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kepuasan responden terhadap kehidupan secara menyeluruh. Pertanyaan ini adalah pertanyaan subyektif karena mengukur tingkat kepuasan seseorang dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden, pertanyaan ini dibutuhkan untuk melengkapi pengukuran obyektif. Jawaban yang diberikan responden secara tidak langsung mencerminkan evaluasi responden tentang kehidupannya secara umum. Pertanyaan terkait kepuasan, sebelumnya telah ditanyakan pada setiap dimensi kebahagiaan yang akan diukur, seperti kepuasan terhadap kesehatan, pekerjaan dan pendapatan, dan sebagainya pada Blok V dan Blok VI. Sehingga diharapkan responden sudah memahami bahwa maksud pertanyaan ini adalah evaluasi kehidupan secara umum. Untuk memastikan bahwa responden memahami maksud pertanyaan ini, pencacah tetap perlu mengajukan pertanyaan tambahan atau probing sebagai berikut: Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kehidupan secara keseluruhan. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan sesuai dengan penilaian kepuasan responden sesuai dimensi terkait maka responden dinilai memahami maksud pertanyaan. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka sampai. Sebaliknya jika merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 6 sampai 0. Misal, responden merasa tidak puas dengan kehidupannya terutama karena kondisi kesehatan yang sangat mengganggu, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara -. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK VIII. PARTISIPASI WARGA NEGARA Blok ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan responden dalam menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum (pemilu) maupun pemilihan kepala daerah (pilkada). Partisipasi politik merupakan salah satu dimensi kesejahteraan yang diusung oleh OECD. Kebebasan masyarakat untuk mengaspirasikan suaranya diduga juga berdampak terhadap kebahagiaan hidup yang dirasakannya. Terdapat empat jenis pemilu atau pilkada yang diperkirakan masih diingat oleh masyarakat, yaitu Pemilu Presiden dan Pemilu legislatif pada tahun 009 dan Pilkada Gubernur dan Pilkada Bupati/Walikota yang terakhir. 76 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

87 77 Untuk setiap jenis pemilu/pilkada tersebut, tanyakan apakah responden terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan apakah responden menggunakan hak pilihnya. Umumnya hanya orang-orang yang telah terdaftar dalam DPT yang dapat menggunakan hak pilihnya. Namun dalam kasus tertentu terdapat pengecualian dimana DPT yang digunakan tidak lengkap sehingga sebagian orang diperbolehkan menggunakan hak pilih dengan menunjukkan identitas seperti KTP setempat. Oleh karena itu pencacah perlu berhati-hati dalam mengisikan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Pada beberapa daerah, seperti DIY tidak ada pilkada gubernur maka kotak yang tersedia diberi kode 9 (tidak relevan ditanyakan), demikian pula untuk pilkada walikota di DKI Jakarta. Kasus khusus, misal, penduduk Jakarta pindah ke Bekasi. KTP yang dimiliki tetap KTP Jakarta (tidak sesuai dengan tempat tinggalnya sekarang) maka jika orang tersebut terpilih sebagai responden, dan menjawab terdaftar pada DPT pilkada gubernur DKI maka berikan kode Ya dan untuk pilkada walikota berikan kode 8 (tidak relevan ditanyakan karena tempat tinggal tidak sesuai dengan KTP). BLOK IX. KEBAHAGIAAN HIDUP Blok ini bertujuan untuk memperoleh penilaian responden terkait dengan kebahagiaan terhadap kehidupan yang dijalani responden. Penilaian seseorang tentang kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh mood atau emosi pada saat pencacahan. Oleh karena itu pencacah diminta mengajukan pertanyaan dengan tenang dan tidak terburu-buru. Bacakan pertanyaan sesuai redaksi pada kuesioner, termasuk kalimat pendahuluan (prolog) yang terdapat pada awal pertanyaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan panduan agar responden dapat memahami maksud pertanyaan secara lebih baik. Selanjutnya, berikan waktu pada responden untuk berpikir dan menilai seberapa bahagia kehidupan yang dijalaninya. Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 77

88 78 78 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

89 79 LAMPIRAN Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 79

90 80 80 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

91 8 Lampiran Alokasi Sampel Kabupaten/Kota, Blok Sensus dan Rumah Tangga SPTK 0 Provinsi () Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah Sampel Blok Sensus Sampel Urban Rural Total Kab/Kota () () Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 () () Sampel Rumah Tangga (6)

92 8 Lampiran Alokasi Petugas, Innas dan Kelas Pelatihan SPTK 0 Provinsi Aceh Riau () Sumatera Utara Sumatera Barat Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 6 Kalimantan Barat 6 Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara * Papua Barat * Papua * Jumlah Petugas Penca- Pengacah was () () Peserta dari BPS Provinsi () 66 Innas Total Jumlah Panitia Peserta Daerah Pusat Kelas Pelatihan () (6) (7) (8 ( Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

93 Lampiran Alokasi Dokumen menurut Provinsi Provinsi () Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah Pelatihan () Kuesioner Pencacahan () Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 Cadangan () Total () Pedoman Pelatihan (6)

94 8 Lampiran 8 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

95 8 Lampiran SPTK0.DSBS Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 8

96 86 Lampiran 6 SPTK0.DSRT 86 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0

97 87 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 0 87

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 ABSTRAKSI Kemajuan pembangunan yang telah diraih bangsa Indonesia masih menyisakan berbagai permasalahan sosial, salah satunya kriminalitas.

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK 1 2 KATA PENGANTAR Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai

Lebih terperinci

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGANN HIDUP 2013 Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepalaa BPS Kabup paten/kota BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 ABSTRAKSI Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum (public well-being). Konsekuensinya,

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017 ABSTRAKSI Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 ABSTRAKSI SPPLH 2013 adalah survei bertema lingkungan hidup dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH merupakan wujud kepedulian BPS atas

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul (Modul

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 ABSTRAKSI Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang harus terpenuhi. Suatu kemustahilan apabila membicarakan

Lebih terperinci

BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 ABSTRAKSI Di tengah kompleksitas persoalan dunia saat ini, masyarakat semakin menaruh perhatian pada bagaimana

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 i ii iii Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 No. Publikasi: 03210.1401 Katalog BPS: 1404007 Ukuran Buku: 18,3 x 25,6 cm Jumlah Halaman: x + 73 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik,

Lebih terperinci

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 ABSTRAKSI Pemerintah Indonesia meluncurkan Program

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Laporan ditulis pada: December 8, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008 ABSTRAKSI Susenas Panel 2008 merupakan tahun pertama dari paket Susenas Panel 2008-2010. Rumah tangga sampelnya merupakan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 ABSTRAKSI Akurasi data luas panen padi, jagung, kedelai yang selama ini dipublikasikan BPS yang dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008 ABSTRAKSI Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor merupakan salah satu kegiatan Badan Pusat Statistik. Sejak tahun 1963 BPS

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014;

Indonesia - Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014; Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014; Laporan ditulis pada: March 23, 2018 Kunjungi data katalog kami di: http://mikrodata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Tendensi Konsumen, 2016

Survei Tendensi Konsumen, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Tendensi Konsumen, 2016 ABSTRAKSI Informasi dini mengenai kondisi perekonomian suatu negara/wilayah sangat diperlukan oleh pemerintah dan dunia usaha. Pemerintah memerlukan

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas Tahunan

Lebih terperinci

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I Buku I SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman Bab 1. Pendahuluan...

Lebih terperinci

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 ABSTRAKSI Setelah Timor Timur berpisah

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (Modul )

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (Modul ) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (Modul ) Laporan ditulis pada: January 22, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SURVEI KEBUTUHAN DATA (SKD) PEDOMAN PENCACAHAN dan PEMERIKSAAN. Badan Pusat Statistik

SURVEI KEBUTUHAN DATA (SKD) PEDOMAN PENCACAHAN dan PEMERIKSAAN. Badan Pusat Statistik SURVEI KEBUTUHAN DATA (SKD) 2009 PEDOMAN PENCACAHAN dan PEMERIKSAAN Badan Pusat Statistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Tugas dan tanggung jawab yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) bukan hanya sebagai

Lebih terperinci

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 ABSTRAKSI Migrasi Internasional dan remitan memegang peran yang penting bagi kondisi sosial ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Bank

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Uji Coba SUPAS 2015, 2014

Uji Coba SUPAS 2015, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Uji Coba SUPAS 2015, 2014 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. SUPAS2015

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 ABSTRAKSI Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul) Laporan ditulis pada: November 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2008

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Peternakan Nasional (SPN), 2008 ABSTRAKSI SPN 08 merupakan survei lanjutan dari SPN 07 yang dilakukan oleh BPS atas kerjasama dengan Departemen Pertanian sebagai penyandang

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012 ABSTRAKSI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI12) merupakan SDKI yang ketujuh mengenai kondisi demografi dan kesehatan

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas tahunan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK 204 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok... Penetapan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial Laporan ditulis pada: January 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Laporan ditulis pada: December 18, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 Laporan ditulis pada: December 30, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/5/M.PAN//00 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Buku I SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS MARET 2015 ] PEDOMAN KEPALA BPS PROVINSI, KEPALA BIDANG STATISTIK SOSIAL, DAN KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA -----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL BUKU III SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS JULI 2009 ] PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 ABSTRAKSI Penyelenggaraan Sensus Pertanian dilakukan oleh BPS sejak tahun 1963, artinya Sensus Pertanian 2013 (ST2013) adalah yang

Lebih terperinci

Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013

Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013 Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Riskesdas 2013: Pengertian Riset berbasis masyarakat untuk menyediakan informasi indikator

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015 ABSTRAKSI Kelanjutan kegiatan Sensus Konstruksi 1977. Sejak tahun 1980 menjadi kegiatan rutin Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Sebelum

Lebih terperinci

Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDK-BK), 2014

Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDK-BK), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDKBK), 2014 ABSTRAKSI Untuk memantau atau memonitor dampak krisis global yang terjadi di indonesia khususnya di bidang ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Laporan ditulis pada: February 20, 2018 Kunjungi data katalog kami di: https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014 ABSTRAKSI Kelanjutan kegiatan Sensus Konstruksi 1977. Sejak tahun 1980 menjadi kegiatan rutin Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Sebelum

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN i ii I. PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 2 1.2. Tujuan 2 1.3. Ruang Lingkup 2 1.4. Jenis Data yang Dikumpulkan 2 1.5. Jenis Dokumen dan Daftar yang Digunakan 3 1.6.

Lebih terperinci

Survei Konsumsi Bahan Pokok, 2015

Survei Konsumsi Bahan Pokok, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Konsumsi Bahan Pokok, 2015 ABSTRAKSI Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021)

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK 204 KATA PENGANTAR Inpres N0. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mewajibkan

Lebih terperinci

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2011 ABSTRAKSI Kebutuhan data yang lengkap, tepat waktu, dan akurat mengenai upah buruh/pekerja bagi kalangan pengguna data semakin meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut,

Lebih terperinci

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2006

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2006 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Peternakan Nasional (SPN), 2006 ABSTRAKSI SPN 06 merupakan survei yang dilakukan oleh BPS atas kerjasama dengan Departemen Pertanian sebagai penyandang dana dan pengguna data

Lebih terperinci

Survei Estimasi Populasi Ternak, 2010

Survei Estimasi Populasi Ternak, 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Estimasi Populasi Ternak, 2010 ABSTRAKSI Survei EPT 2010 dilakukan untuk mendapatkan parameter mutasi ternak sebagai koreksi dari parameter mutasi ternak yang sudah ada. Hal

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, 2014

Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, 2014 ABSTRAKSI Updating perusahaan konstruksi yaitu kegiatan untuk mendapatkan kelengkapan dan kemutakhiran informasi tentang nama, alamat,

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2012

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2012 ABSTRAKSI Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui Survei Ubinan dengan menggunakan formulir SUB-S. Periode pengumpulan

Lebih terperinci

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2007

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2007 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Peternakan Nasional (SPN), 2007 ABSTRAKSI SPN 07 merupakan survei lanjutan dari SPN 06 yang dilakukan oleh BPS atas kerjasama dengan Departemen Pertanian sebagai penyandang

Lebih terperinci

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2013

Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pertanian Ubinan Tanaman Pangan, 2013 ABSTRAKSI Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui Survei Ubinan dengan menggunakan formulir SUBS. Periode pengumpulan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007 ABSTRAKSI 1986: mulai dilakukan secara periode 1986-1993: dilakukan secara triwulanan 1994-2001: dilakukan secara tahunan (tiap Agustus)

Lebih terperinci

Katalog BPS: Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: Katalog BPS: 2204009 Katalog BPS: 2204009 PROFIL MIGRAN HASIL SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2011 2012 ISBN : 978-979-064-620-9 Katalog BPS : 2204009 No. Publikasi : 04140.1301 Ukuran Buku : 17,6 cm

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode pencacahan.

Lebih terperinci

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 RAHASIA VKD10-D SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 Survei Kebutuhan Data yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) digunakan untuk mengetahui kebutuhan konsumen terhadap data statistik, baik yang tersedia

Lebih terperinci

SURVEI SEKTOR INFORMAL TAHUN 2014

SURVEI SEKTOR INFORMAL TAHUN 2014 PEDOMAN SURVEI SEKTOR INFORMAL TAHUN 04 PEDOMAN PENCACAH SSI- DAN SSI- Badan Pusat Statistik KATA PENGANTAR Buku pedoman ini ditujukan bagi petugas pencacah yang akan melaksanakan Survei Sektor Informal.

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016 ABSTRAKSI Industri Pengolahan Mikro dan Kecil (IMK) berperan penting dalam menyokong perekonomian Indonesia pada saat terjadi krisis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

PENETAPAN K INERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN K INERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN K INERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI 2013 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan, 2015

Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan, 2015 ABSTRAKSI Data statistik perusahaan kehutanan sangat diperlukan dalam rangka penyusunan kebijakan pemerintah di subsektor kehutanan. Dengan

Lebih terperinci