Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik"

Transkripsi

1

2

3 Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Indonesia hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Surabaya, Juli 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur M. SAIRI HASBULLAH 3

4

5 Daftar Isi - Gambaran Umum - Subsektor Tanaman Pangan - Subsektor Hortikultura - Subsektor Perkebunan - Subsektor Peternakan - Subsektor Perikanan - Subsektor Kehutanan - Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian

6 Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

7 Diseminasi Angka Tetap ST2013 Rangkaian Kegiatan ST2013 Pengolahan ST2013-L di Provinsi Diseminasi Angka Sementara ST2013 Pengolahan ST2013-P di Kabupaten/Kota Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013 Pemutakhiran ST2013-P Pencacahan ST2013-L Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL) 1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/Coding (Coaching) Pelatihan Instruktur Daerah (INDA) Keterangan: ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS) Pembahasan Konsep dan Definisi ST2013 Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga 7

8

9

10 Sejarah Sensus Pertanian Di Indonesia Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. 3 Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

11 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. 11

12 Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. 12 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

13 Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/ hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya). 13

14 Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5. Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk

15 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST

16

17 Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Jawa Timur didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha pertanian yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur hasil ST2013 tercatat sebanyak 4,98 juta rumah tangga, menurun sebesar 21,16 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 6,31 juta rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 410 perusahaan turun 243 perusahaan dibandingkan dengan hasil Sensus Pertanian 2003 dan usaha pertanian lainnya sebanyak unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Malang tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 328,37 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Situbondo tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Mojokerto tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Jember, dengan penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 139,42 ribu atau sebesar 29,98 persen Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Jawa Timur, ST2003 dan ST

18 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST No Provinsi ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perubahan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Pacitan , , Ponorogo , , Trenggalek , , Tulungagung , , Blitar , , Kediri , , Malang , , Lumajang , , Jember , , Banyuwangi , , Bondowoso , , Situbondo , , Probolinggo , , Pasuruan , , Sidoarjo , , Mojokerto , , Jombang , , Nganjuk , , Madiun , , Magetan , , Ngawi , , Bojonegoro , , Tuban , , Lamongan , , Gresik , , Bangkalan , Sampang , Pamekasan , Sumenep , Kota Kediri , , Kota Blitar , , Kota Malang , , Kota Probolinggo , , Kota Pasuruan , Kota Mojokerto , Kota Madiun , , Kota Surabaya , , Kota Batu , ,00 9 Jawa Timur , ,

19 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian 19

20 Subsektor Tanaman Pangan terlihat mendominasi rumahtangga usaha pertanian di Jawa Timur. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Jawa Timur adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 3,67 juta rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan adalah sebanyak 3,34 juta rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak 116,63 ribu rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak 76,65 ribu rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Hortikultura, yang mencapai 41,91 persen (1,60 juta rumah tangga). Pada periode yang sama, Subsektor Kehutanan juga mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian, yaitu tercatat sebesar 12,13 persen (200,57 ribu rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Jawa Timur Menurut Subsektor, ST2003 dan ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian 20 ST2003 ST2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor

21 Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan dan Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 141 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan adalah sebanyak 100 perusahaan. Subsektor Tanaman Pangan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Hortikultura. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan hasil ST2013 tercatat sebanyak 28 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Hortikultura tercatat sebanyak 36 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami penurunan sebesar 37,21 persen. Hanya perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan yang mengalami pertumbuhan, sebesar 19,44 persen (7 perusahaan) sedangkan subsektor yang lainnya mengalami penurunan. Penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Perikanan, sebesar 55,75 persen (126 perusahaan). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Jawa Timur Menurut Subsektor, ST2003 dan ST Jumlah Perusahaan Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan ST2003 ST

22 No. Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perubahan Absolut % Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) ST2003 ST2013 Perubahan Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian*) , , Subsektor 1. Tanaman Pangan , ,15 67 Padi , ,45 59 Palawija , , Hortikultura , , Perkebunan , , Peternakan , , Perikanan , ,75 64 Budidaya Ikan , ,22 64 Penangkapan Ikan , , Kehutanan , , Jasa Pertanian , *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Absolut % Dari hasil ST2013, Subsektor Tanaman Pangan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 460 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Kehutanan yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 252 unit usaha. Sedangkan Subsektor Perkebunan dan Perikanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (masing-masing 64 unit usaha). 22

23 Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar (5.000 m2) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Jawa Timur. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m2) sebanyak 1,13 juta rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 52,41 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 2,38 juta rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar ( m2) pada ST2013 adalah sebanyak 940,83 ribu rumah tangga, meningkat sebesar 3,92 persen (35,48 ribu rumah tangga) bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 905,35 ribu rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar ( m2) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 1,73 juta rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 993 rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 0,50 hektar (5.000 m2), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 sedikit menurun dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, ST2003 dan ST2013 Jumlah Rumah Tangga (ribu) ST2003 ST2013 <

24 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, ST2003 dan ST2013 Perubahan No. Golongan Luas Lahan (m 2 ) ST2003 ST2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 < , , , , , , ,01 JUMLAH ,16 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,20 0,49 hektar, yaitu sebanyak 1,73 juta rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 0,10 hektar, yaitu sebanyak 2,38 juta rumah tangga. 24 Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 1,30 juta rumah tangga. Angka ini mengalami penurunan (9,32 persen) pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 1,18 juta rumah tangga.

25 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur. Dari sebanyak 4,98 juta rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur, sebesar 99,06 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (4,93 juta rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,04 persen, atau sebanyak 46,85 ribu rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 99,06 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 76,16 persennya (3,76 juta rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 23,84 persen (1,18 juta rumah tangga). 25

26 26 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 No. Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Pacitan , ,56 2 Ponorogo , ,69 3 Trenggalek , ,22 4 Tulungagung , ,22 5 Blitar , ,68 6 Kediri , ,71 7 Malang , ,56 8 Lumajang , ,57 9 Jember , ,62 10 Banyuwangi , ,73 11 Bondowoso , ,90 12 Situbondo , ,93 13 Probolinggo , ,18 14 Pasuruan , ,91 15 Sidoarjo , ,71 16 Mojokerto , ,91 17 Jombang , ,45 18 Nganjuk , ,19 19 Madiun , ,43 20 Magetan , ,65 21 Ngawi , ,14 22 Bojonegoro , ,44 23 Tuban , ,75 24 Lamongan , ,92 25 Gresik , ,74 26 Bangkalan , ,60 27 Sampang , ,41 28 Pamekasan , ,99 29 Sumenep , ,28 30 Kota Kediri , ,00 31 Kota Blitar , ,20 32 Kota Malang , ,03 33 Kota Probolinggo , ,80 34 Kota Pasuruan , ,26 35 Kota Mojokerto , ,98 36 Kota Madiun , ,989-78,37 37 Kota Surabaya , ,007-65,72 38 Kota Batu , ,151-12,94 Jawa Timur , ,25

27 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST

28 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 6,18 juta orang petani di Jawa Timur, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 4,62 juta orang (74,77 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 1,56 juta orang atau sebesar 25,23 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 95,43 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 74,71 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST ,23% 74,77% Laki-Laki Perempuan 28

29 Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 No. Subsektor Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian *) , , ,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan , , ,00 2. Hortikultura , , ,00 3. Perkebunan , , ,00 4. Peternakan , , ,00 5. Perikanan Budidaya Ikan , , ,00 Penangkapan Ikan , , ,00 6. Kehutanan , , ,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor. 29

30 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama, ST2013 No. Kelompok Umur Petani Utama (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 JUMLAH , , ,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada d rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 4,98 juta rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 4,36 juta rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki (87,48 persen), dan 623,33 ribu rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan (12,52 persen). Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 553 rumah tangga, lebih tinggi daripada petani utama perempuan yang tercatat sebesar 108 rumah tangga. 30 Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 4,25 juta rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 816 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 730,69 ribu rumah tangga.

31 Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin Jumlah Sapi/Kerbau (ribu) Jantan Betina 0 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 3,84 juta ekor, terdiri dari 3,59 juta ekor sapi potong, 222,91 ribu ekor sapi perah, dan 28,07 ribu ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 2,69 juta ekor (70,22 persen) dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 1,14 juta ekor (29,78 persen). Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Sumenep, yaitu sebanyak 333,78 ribu ekor. Sedangkan Kota Mojokerto adalah kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (151 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Sumenep, yaitu sebanyak 328,76 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak berada di Kabupaten Pasuruan, dengan jumlah sapi perah sebanyak 76,56 ribu ekor. 31

32 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin 32 No. Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

33 Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 33

34 Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 3,94 ribu m2, naik sebesar 80,87 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 2,18 ribu m2. Untuk klasifikasi kabupaten dan kota, rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian di kabupaten sebesar 1,92 ribu m2, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan lahan bukan sawah yang sebesar 1,80 ribu m2. Hal yang sama untuk di kota, rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian di kota sebesar 1,75 ribu m2, sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan penguasaan lahan bukan sawah yang tercatat sebesar 1,46 ribu m2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Wilayah dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST Rata-Rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Kabupaten Kota 34

35 Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan No. Kabupaten/Kota Lahan Bukan Lahan Pertanian Lahan Yang Dikuasai Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Pacitan 453,89 197,71 794,95 876, , , , , , ,23 2 Ponorogo 411,23 308, , , , , , , , ,85 3 Trenggalek 375,39 220,19 573,02 705, , , , , , ,63 4 Tulungagung 380,11 413,98 651, ,65 933, , , , , ,98 5 Blitar 407,24 357,71 737, , , , , , , ,91 6 Kediri 509,45 471,81 878, ,57 672, , , , , ,17 7 Malang 253,43 217,76 534,14 898, , , , , , ,66 8 Lumajang 345,99 232,89 956, , , , , , , ,68 9 Jember 253,65 255, , ,27 569, , , , , ,44 10 Banyuwangi 272,27 290,08 996, ,97 815, , , , , ,16 11 Bondowoso 245,14 139, , , , , , , , ,22 12 Situbondo 297,70 183, , , , , , , , ,36 13 Probolinggo 240,25 162, , , , , , , , ,21 14 Pasuruan 225,35 153,59 770, , , , , , , ,96 15 Sidoarjo 192,52 285,00 338, ,35 250, ,45 588, ,80 781, ,80 16 Mojokerto 285,93 274, , ,32 476, , , , , ,10 17 Jombang 245,44 279, , ,16 440,13 995, , , , ,93 18 Nganjuk 306,74 337, , ,66 454,84 693, , , , ,33 19 Madiun 408,00 338, , ,07 480, , , , , ,14 20 Magetan 383,04 361, , ,88 835, , , , , ,71 21 Ngawi 368,14 334, , ,20 708, , , , , ,50 22 Bojonegoro 453,88 317, , ,39 730, , , , , ,11 23 Tuban 384,71 280, , , , , , , , ,12 24 Lamongan 333,65 243, , , , , , , , ,33 25 Gresik 261,60 229,59 943, , , , , , , ,34 26 Bangkalan 643,50 436, , , , , , , , ,58 27 Sampang 388,13 289, , , , , , , , ,33 28 Pamekasan 428,23 258, , , , , , , , ,07 29 Sumenep 359,43 184,54 902, , , , , , , ,38 30 Kota Kediri 204,00 325,27 205, ,46 27, ,36 232, ,81 436, ,08 31 Kota Blitar 253,89 325,67 193, ,76 127,42 503,40 320, ,16 574, ,83 32 Kota Malang 115,55 213,66 49, ,04 69, ,00 118, ,04 234, ,70 33 Kota Probolinggo 177,78 154,84 286, ,95 45,47 466,92 332, ,87 509, ,71 34 Kota Pasuruan 124,17 128,24 182, ,00 97, ,93 279, ,93 403, ,16 35 Kota Mojokerto 162,19 202,40 101, ,26 13, ,99 114, ,26 276, ,65 36 Kota Madiun 201,23 254,83 163, ,57 34,86 387,44 198, ,00 399, ,83 37 Kota Surabaya 81,00 122,82 8, ,39 16, ,80 24, ,20 105, ,02 38 Kota Batu 185,10 146,49 347,95 991,82 590, ,47 938, , , ,79 Jawa Timur 301,16 273,96 907, ,60 971, , , , , ,06 35

36 Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST Jumlah Rumah Tangga Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 137,37 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 9,30 ribu rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 31,01 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 43,32 ribu, 14,40 ribu, dan 10,17 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (17,22 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Madiun merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (34 rumah tangga). 36

37 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 No. Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

38 38 Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

39 Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 173,16 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 4,87 ribu rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 133,61 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Kehutanan, Hortikultura, dan Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 74,57 ribu, 20,94 ribu, dan 20,43 ribu rumah tangga. 39

40 Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST Jumlah Rumah Tangga Usaha Subsektor No. Kabupaten/Kota Pertanian yang Melakukan Tanaman Hortikulturnan Perkebu- Pengolahan Hasil Pertanian Pangan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

41 Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST

42 42

43 Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Jawa Timur didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 3,67 juta, 78,90 persen (2,90 juta) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 68,86 persen (2,53 juta) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Selain itu, terdapat 47,76 persen (1,75 juta) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Indonesia yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST Rumah Tangga Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya Padi Jenis Tanaman Palawija 43

44 Jenis tanaman padi di Indonesia terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 2,90 juta rumah tangga tanaman padi di Indonesia, sekitar 91,59 persen (2,65 juta) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 10,68 persen (309,56 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 1,63 juta hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 1,55 juta hektar dan padi ladang seluas 76,58 ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,58 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar 0,25 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, jagung merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Indonesia diikuti oleh komoditas ubi kayu dan kacang tanah. Jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 75,99 persen (1,92 juta), 18,71 persen (473,30 ribu), dan 16,77 persen (424,33 ribu). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah gandum, garut, dan ganyong yang masing-masing hanya dikelola oleh 88 rumah tangga, 517 rumah tangga, dan 783 rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 1,01 juta hektar luas tanam palawija, sekitar 67,78 persen (0,68 juta hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas gandum yang hanya seluas 27,96 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,40 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,36 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah garut yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,06 hektar per rumah tangga tanaman garut. 44

45 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan* ,35 Padi** ,73 Padi Sawah ,52 Padi Ladang ,82 Palawija** ,74 Jagung ,14 Kedelai ,88 Kacang Tanah ,15 Kacang Hijau ,72 Ubi Kayu ,13 Ubi Jalar ,47 Sorgum ,60 Gandum ,06 Talas ,27 Ganyong ,21 Garut ,10 Lainnya ,03 *) *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. 45

46 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 2,65 juta rumah tangga usaha tanaman padi sawah, sekitar 63,89 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 13,22 persen (350,89 ribu rumah tangga), sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 22,89 persen (607,57 ribu rumah tangga). Berbeda dengan rumah tangga usaha tanaman padi sawah, dari 309,56 ribu rumah tangga usaha tanaman padi ladang, mayoritas sebanyak 54,03 persen (167,26 ribu rumah tangga) dikonsumsi sendiri, sedangkan rumah tangga yang bertujuan menjual sebagian hasil panennya sebanyak 126,84 ribu rumah tangga (40,97 persen), dan yang dijual seluruhnya sebanyak 4,99 persen (15,46 ribu rumah tangga). Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST Jenis Tanaman Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

47 Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija menjual seluruh hasil panennya. Rumah tangga tanaman jagung yang panennya dijual seluruhnya mencapai 50,07 persen (962,55 ribu rumah tangga), Kedelai 80,21 persen (237,53 ribu rumah tangga), Kacang Tanah 46,86 persen (198,85 ribu rumah tangga), Kacang Hijau 49,11 persen (100,59 ribu rumah tangga), Ubi Kayu 32,07 persen (151,80 ribu rumah tangga), Ubi Jalar 57,42 persen (28,44 ribu rumah tangga), Sorgum 55,46 persen (716 rumah tangga), Gandum 70,45 persen (62 rumah tangga), Talas 37,68 persen (2,71 ribu rumah tangga), Ganyong 46,62 persen (365 rumah tangga), dan Garut 52,61 persen (272 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga palawija yang sebagian besar menjual sebagian hasil panennya terdapat di rumah tangga ubi kayu mencapai 45,42 persen (215 ribu rumah tangga), dan rumah tangga talas mencapai 44,66 persen (3,21 ribu rumah tangga). Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Untuk rumah tangga tanaman padi sawah yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 91,62 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya (7,78 persen). Untuk rumah tangga tanaman padi ladang yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 98,73 persen, sedangkan beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya tapi secara persentase kecil sekali. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013, baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal) juga ditampilkan pada tabel 13. Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Jenis Tanaman Tidak/Belum Jumlah Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Padi Padi Sawah Padi Ladang

48 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Rumah tangga tanaman jagung yang panen sendiri mencapai 86,74 persen (1,67 juta rumah tangga), Kedelai 94,07 persen (278,61 ribu rumah tangga), Kacang Tanah 83,12 persen (352,69 ribu rumah tangga), Kacang Hijau 95,42 persen (196,42 ribu rumah tangga), Ubi Kayu 64,29 persen (304,30 ribu rumah tangga), Ubi Jalar 66,20 persen (32,79 ribu rumah tangga), Sorgum 98,22 persen (1,27 ribu rumah tangga), Gandum 85,23 persen (75 rumah tangga), Talas 86,03 persen (6,19 ribu rumah tangga), Ganyong 69,09 persen (541 rumah tangga), dan Garut 82,98 persen (429 rumah tangga). Rumah tangga tanaman palawija yang tidak/belum panen seperti halnya pada tanaman padi, termasuk yang baru tanam atau mengalami puso. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah tanaman ubi kayu, sebanyak 23,50 persen (111,20 ribu rumah tangga). Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Jenis Dipanen Dipanen Dipanen Tidak/Belum Jumlah Tanaman Ditebaskan Diijonkan Muda Bentuk Lain Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

49 Lima kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai rumah tangga tanaman padi paling banyak berada di Kabupaten Bojonegoro 205,08 ribu rumah tangga (7,08 persen), disusul Kabupaten Jember 183,85 ribu rumah tangga (6,34 persen), Kabupaten Lamongan 160,31 ribu rumah tangga (5,53 persen), Kabupaten Ngawi 121,28 ribu rumah tangga (4,18 persen), dan Kabupaten Ponorogo 118,25 ribu rumah tangga (4,08 persen) dari total rumah tangga tanaman padi Jawa Timur sebanyak 2,90 juta rumah tangga padi. Sentra tanaman jagung di Provinsi Jawa Timur ada di Kabupaten Sumenep sebanyak 178,83 ribu rumah tangga (9,30 persen), disusul Kabupaten Tuban 121,34 ribu rumah tangga (6,31 persen), Kabupaten Pamekasan 100,82 ribu rumah tangga (5,24 persen), Kabupaten Sampang 97,37 ribu rumah tangga (5,06 persen), dan nomor lima terakhir terbesar berada di Kabupaten Blitar 92,34 ribu rumah tangga (4,80 persen) dari total rumah tangga tanaman jagung Jawa Timur sebanyak 1,92 juta rumah tangga jagung. Untuk sentra tanaman kedelai, berada di Kabupaten Ngawi 31,02 ribu rumah tangga (10,48 persen), disusul Kabupaten Banyuwangi 25,84 ribu rumah tangga (8,72 persen), Kabupaten Ponorogo 23,10 ribu rumah tangga (7,80 persen), Kabupaten Nganjuk 22,91 ribu rumah tangga (7,74 persen), dan nomor lima terakhir terbesar berada di Kabupaten Trenggalek 20,08 ribu rumah tangga (6,78 persen) dari total rumah tangga tanaman kedelai Jawa Timur sebanyak 296,15 ribu rumah tangga kedelai. 49

50 Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST No. Kabupaten/Kota Tanaman Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

51 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST

52 52

53 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (355,12 ribu rumah tangga). Selain cabai rawit, cabai besar dan kunyit juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman melon dan blewah. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan mawar dan melati tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai rawit, sedangkan yang terkecil adalah tanaman temu giring. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Jawa Timur terletak pada jenis tanaman cabai rawit. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman kentang adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah kamboja jepang/adenium. 53

54 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah Melon Mentimun Suri Semangka Bawang Daun/Prei Bawang Merah Bayam Brokoli Buncis Cabai Besar Cabai Rawit Jamur Kacang Merah Kacang Kapri Kacang Panjang Kangkung Kembang Kol Kentang Kubis Labu Siam Ketimun Oyong/Gambas Pak Choi Paria/Pare Petsai/Sawi Putih Sawi Seledri Slada Terung Tomat Wortel

55 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Jahe Kemangi Kencur Kunyit Lempuyang Lengkuas Temu Giring Temu Ireng (Temu Hitam) Temu Kunci Temulawak Anggrek Kamboja Jepang/Adenium Krisan/Seruni Mawar Melati Nanas-nanasan/Bromelia Palm Rumput Peking Sedap Malam Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (1,15 juta rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 717,3 ribu rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman mangga. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman anthurium bunga merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (142 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki persentase jumlah pohon/ rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah nenas dan yang terkecil adalah euphorbia. 55

56 Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman nenas diikuti dengan tanaman jeruk siam dan pisang. Untuk tanaman sayuran tahunan, melinjo merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan phylodendron tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. 56 Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah kapulaga sedangkan yang terkecil adalah tanaman kaktus. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah nenas, sedangkan yang terkecil adalah tanaman jambu bol dan matoa buah. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat pohon Anggur pohon Apel pohon Belimbing pohon Buah Naga pohon Buah Nona/Srikaya pohon Duku/Langsat pohon Durian pohon Duwet/Juwet pohon Jambu Air pohon Jambu Biji pohon Jambu Bol 795 pohon Jeruk Siam/Keprok pohon Jeruk Besar pohon Kedondong pohon Kesemek pohon Lengkeng pohon Mangga pohon

57 Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Manggis pohon Markisa 513 pohon Matoa Buah pohon Nangka pohon Nenas rumpun Pepaya pohon Pisang rumpun Rambutan pohon Salak rumpun Sawo pohon Sirsak pohon Sukun pohon Terong Brastagi 378 pohon Blimbing Wuluh pohon Jengkol pohon Kluwih pohon Melinjo pohon Petai pohon Kapulaga m Mengkudu/Pace m Salam 521 m Sereh m Sirih 770 m Anthurium Bunga 142 m Anthurium Daun 544 m Bambu Hias 294 m Bougenvillea Spp 446 m Euphorbia 488 m Kaktus 127 m Phylodendron 372 m Soka/Ixora 133 m Tabulampot 233 pohon

58 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Timur adalah sebesar 2,22 juta rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Malang (140,9 ribu rumah tangga). Selain di kabupaten Malang, juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar di pulau Madura khususnya Kabupaten Sumenep. Ditinjau menurut kabupaten/kota, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak selain Kabupaten Malang adalah terdapat di kabupaten Sumenep dan Bojonegoro dengan persentase sebesar 6,26 persen dan 5,80 persen. Sedangkan yang terkecil berada di Kota Mojokerto dengan persentase sebesar 0,01 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 65,91 persen (1,8 juta rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias 0,45 persen (12,17 ribu rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 64,89 persen (1.77 juta rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buahbuahan tahunan terdapat di Kabupaten Sumenep. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 122,88 ribu rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Pacitan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 39,64 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kota Batu (1,06 ribu rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Sumenep (5,39 ribu rumah tangga). 58 Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 2,22 juta rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 625,95 ribu rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 27,61 ribu rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 155,74 ribu rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Timur dengan 8,76 ribu rumah tangga.

59 Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (5,12 ribu rumah tangga)). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Pamekasan (48,34 ribu rumah tangga). Kota Batu merupakan kota dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (1,48 ribu rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Pacitan (55,94 ribu rumah tangga). Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Pisang Mangga Durian Rambutan Nangka Cabai Rawit Cabai Besar Bawang Merah Kunyit Jahe Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim Jenis Tanaman Hortikultura 59

60 Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST Kabupaten/kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Kelompok Tanaman Hortikultura Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

61 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, mangga, dan cabai rawit merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 1,15 juta; 717,32 ribu; dan 355,12 juta rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap kabupaten/kota di Jawa Timur, usaha tanaman pisang dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Bojonegoro (102,66 ribu juta rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kabupaten Banyuwangi mencapai 23,42 ribu rumah tangga dan di Kabupaten Jember mencapai 11,89 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Ponorogo. Dari 717,32 ribu rumah tangga usaha tanaman mangga, 10,39 persen berada di Kabupaten Ponorogo, 8,48 persen di Kabupaten Bojonegoro, dan sisanya menyebar di kabupatenkabupaten lainnya. Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten kecuali wilayah kota. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten Sampang, Pamekasan dan Tuban. Rumah tangga usaha tanaman bawang merah terbesar terdapat di kabupaten Nganjuk sebesar 18,5 ribu rumah tangga. Tanaman kentang paling banyak diusahakan di Kabupaten Probolinggo dimana iklimnya mendukung untuk pembudidayaan tanaman kentang. sedangkan rumah tangga usaha tanaman kunyit dan anggrek paling banyak dijumpai di kabupaten Pacitan dan Kota Batu. 61

62 Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

63 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai, bawang merah, dan kentang merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 84,85 ribu hektar, 15,76 ribu hektar, dan 11,11 ribu hektar. Tanaman hortikultura di Jawa Timur berdasarkan hasil ST2013 hampir menyebar secara merata di semua kabupaten, tetapi usaha tanaman pisang dengan jumlah tanaman terbesar terdapat di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang masing-masing sebesar 4,52 juta tanaman dan 3,10 juta tanaman. Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Tulungagung. Jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Banyuwangi mencapai 7,91 juta tanaman dan di Kabupaten Tulungagung mencapai 6,36 juta tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Pasuruan. Dari 5,60 juta tanaman mangga, 10,57 persennya berada di Kabupaten Pasuruan, 8,62 persen di Kabupaten Situbondo, dan sisanya menyebar di kabupaten lainnya. Tanaman cabai relatif luas dan menyebar merata antar kabupaten/kota sedangkan tanaman bawang merah terpusat di Kabupaten Nganjuk dan kabupaten Probolinggo. Hal ini mengingat tanaman cabai dan bawang merah sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai terdapat di Kabupaten Tuban. Tanaman kentang paling banyak ditemui di Kabupaten probolinggo dan Kabupaten Pasuruan, sedangkan tanaman kunyit di Kabupaten Pacitan dan anggrek paling banyak dijumpai masing-masing di Kabupaten Malang dan Kota Batu. 63

64 Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

65 Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST

66 66

67 Subsektor Perkebunan H asil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Jawa Timur sebanyak 1,58 juta rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 1,01 juta rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 698 ribu. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Jawa Timur berada di Kabupaten Malang, yaitu sebanyak 158,7 ribu rumah tangga. Daerah dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Kabupaten Sumenep (140 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Pacitan (114 ribu rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Kabupaten Pacitan (113,4 ribu rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pamekasan (97 ribu rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST ,6 Jumlah Rumah Tangga (juta) 1,2 0,8 0,4 0 Perkebunan Tahunan Semusim Tahunan dan Jenis Tanaman Perkebunan Semusim 67

68 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

69 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Jawa Timur berturut-turut adalah kelapa (672,4 ribu rumah tangga), kopi (291,6 ribu rumah tangga), cengkeh (242,3 ribu rumah tangga), kakao (96,7 ribu rumah tangga), kelapa sawit (1.411 rumah tangga) dan karet (606 rumah tangga). Daerah dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Kabupaten Pacitan (98 ribu rumah tangga), diikuti Kab Malang (69,7 ribu rumah tangga). Kopi banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Malang (69 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Pacitan (36,2 ribu rumah tangga). Cengkeh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pacitan (60,4 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Trenggalek (51,9 ribu rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Trenggalek (28,2 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Pacitan (14,7 ribu rumah tangga). Kelapa sawit hanya diusahakan di 7 daerah, diantaranya adalah Kabupaten Ponorogo, Blitar, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kota Malang dan Kota Batu. Daerah yang mengusahakan kelapa sawit paling banyak di Kabupaten Blitar yaitu sebanyak rumah tangga. Karet paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Tulungagung (208 rumah tangga). 69

70 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

71 Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Jawa Timur berturut-turut adalah tembakau (473,9 ribu rumah tangga), tebu (182,8 ribu rumah tangga), nilam (13,3 ribu rumah tangga), dan sereh wangi (442 rumah tangga). Daerah dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tembakau adalah Kabupaten Pamekasan (97,1 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Sumenep (66,1 ribu rumah tangga). Tebu paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri masing-masing sebanyak 67,8 ribu rumah tangga dan 25,5 ribu rumah tangga. Nilam sebagian besar diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Trenggalek (8.350 rumah tangga). Sereh wangi banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Bojonegoro (57 rumah tangga). 71

72 Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

73 Dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah kopi, yakni sebanyak 106,02 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Populasi terbesar kedua adalah kelapa, yaitu sebanyak 11,15 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Banyuwangi. Tanaman cengkeh menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 6,57 juta pohon dan paling banyak berada di Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Trenggalek. Selain tanaman kopi, kelapa dan cengkeh, komoditas yang juga merupakan potensi subsektor perkebunan di Jawa Timur adalah kakao (4,02 juta pohon), kelapa sawit (272,87 ribu pohon), dan karet (249,51 ribu pohon). Daerah yang paling banyak mengusahakan kakao adalah Kabupaten Malang (839,72 ribu pohon), diikuti Kabupaten Trenggalek (545,4 ribu pohon). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ponorogo dan Blitar dengan jumlah tanaman masing-masing 121,57 ribu pohon dan 104,07 ribu pohon. Karet banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Jember (105,91 ribu pohon) dan Kabupaten Tulungagung (37,97 ribu pohon). 73

74 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

75 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (4) (8) (10) (13) (20) (12) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

76 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi, sedangkan tanaman yang belum berproduksi paling banyak adalah pohon karet yaitu sebesar 52 persen dari total pohon karet yang diusahakan/dikelola di Jawa Timur dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Jember ( pohon). Dilihat dari proporsi tanaman yang belum berproduksi, kelapa sawit memiliki persentase yang cukup besar yaitu hampir mencapai 33 persen, kemudian pohon cengkeh sebesar 27,7 persen. Jumlah pohon kopi yang belum berproduksi di Jawa Timur sebanyak 14,12 juta pohon atau sebesar 13,32 persen dan paling banyak ditemui di Kabupaten Jember sebanyak 4,84 juta pohon. Jumlah pohon cengkeh yang belum berproduksi sebanyak 1,82 juta pohon dengan jumlah tanaman belum produksi terbanyak di Kabupaten Trenggalek (321,8 ribu pohon). Pohon kelapa yang belum berproduksi sebanyak 1,66 juta pohon, paling banyak ditemukan di Kabupaten Pacitan dan Malang masing-masing sebanyak 249,41 ribu pohon dan 224,06 ribu pohon. Jumlah pohon kakao yang belum berproduksi sebanyak 876,72 ribu pohon. Dilihat dari jumlah tanaman tahunan usaha perkebunan yang sudah berproduksi, jumlah pohon kopi merupakan yang paling banyak yaitu 76,70 juta pohon, pohon kelapa (7,18 juta pohon), pohon cengkeh (3,39 juta pohon), dan pohon kakao (2,36 juta pohon). Sedangkan pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi berjumlah 146,46 ribu pohon dan pohon karet berjumlah 71,01 ribu pohon. Sama halnya dengan proporsi tanaman yang sudah berproduksi jika dibandingkan dengan tanaman yang sama maka persentase pohon karet merupakan yang paling rendah yaitu hanya sebesar 28,46 pesen. Sedangkan persentase kelima komoditi yang lain bisa mencapai lebih dari 50 persen. Pohon kopi yang sudah berproduksi paling banyak di Kabupaten Malang (22,52 juta pohon). Jumlah pohon kelapa dan cengkeh yang sudah berproduksi terbanyak masing-masing di Kabupaten Banyuwangi (1,13 juta pohon) dan Pacitan (785,04 ribu pohon). 76

77 Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

78 Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Jawa Timur (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanam tanaman kopi yaitu 76,90 ribu hektar, diikuti luas tanam tanaman cengkeh dan kelapa yang hampir mencapai 20 ribu hektar. Luas kopi terbesar berada di Kabupaten Malang (24,9 ribu hektar), kemudian Jember (18,91 ribu hektar) dan Banyuwangi (8,85 ribu hektar). Dilihat dari rata-rata luas tanaman per rumah tangga, luas tanaman kopi yang dimiliki per rumah tangga seluas 0,26 hektar. Luas tanaman semusim paling besar adalah luas tembakau dan luas tebu, masing-masing sebesar 168,21 ribu hektar dan 113,73 ribu hektar. Luas tembakau yang paling besar di Jawa Timur berada di Kabupaten Pamekasan (36,55 ribu hektar) dan Kabupaten Sumenep (25 ribu hektar). Rata-rata luas tanaman per rumah tangga di Jawa Timur paling besar yaitu luas tebu yang mencapai 0,62 hektar per rumah tangga, walaupun dari segi luas tanamnya lebih besar luas tembakau. Hal ini disebabkan lebih tingginya jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tembakau. 78

79 Tabel 23.a Luas Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Provinsi dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

80 Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakao 80 (1) (2) (3) (4) (5) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

81 Jenis Tanaman Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Jawa Timur, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Yang Diusahakan/ Dikelola Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Yang Belum Berproduksi Yang Sudah Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemenyan Kemiri Kemiri Sunan Kenanga Kina Klerek Kopi Lada Lontar Murbai Panili/Vanili Pala Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu Soga Teh

82 82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Jawa Timur, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanaman/Luas Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemenyan Kemiri Kemiri Sunan Kenanga Kina Klerek Kopi Lada Lontar Murbai Panili/Vanili Pala Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu Soga Teh Abaca/Manila Akar Wangi Jute Kapas Kenaf Nilam Rami/Haramay Rosela Sereh Wangi Tebu Tembakau

83 Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST

84 84

85 Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan di Jawa Timur memiliki jumlah rumah tangga usaha sebanyak Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 Rumah Tangga (ribu) Jenis Ternak 85

86 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Provinsi Dan Jenis Ternak, ST Kabupaten/Kota Jumlah rumah Tangga Usaha Peternakan Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

87 Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Provinsi Dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

88 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Usaha Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

89 Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

90 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila (1) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

91 Dari hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga usaha peternakan di Jawa Timur tertinggi adalah sapi potong, tercatat sebanyak 3,54 juta sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah kambing, yaitu sebanyak 4,15 juta ekor. Populasi unggas tertinggi yang dipelihara rumah tangga usaha peternakan adalah Ayam ras Pedaging sebanyak 208,6 juta ekor, kemudian disusul ayam ras petelur sebanyak 34,78 juta. Sedangkan Ayam lokal menempati urutan ketiga dengan jumlah populasi sebanyak 18,97 juta ekor. Populasi itik yang dipelihara oleh rumah tangga usaha peternakan sebanyak 6,48 juta ekor, namun untuk jenis itik manila hanya sebanyak 380,547 ekor yang dipelihara oleh rumah tangga usaha peternakan di Jawa Timur. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST Populasi Ternak (ribu ekor) Jenis Ternak 91

92 92 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

93 93

94 94

95 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat rumah tangga di Jjawa Timur yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak rumah tangga. Sebanyak rumah tangga pertanian di Subsektor Perikanan mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan sekaligus Penangkapan Ikan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Rumput Laut terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan Rumput Laut sebagai ikan utama, yaitu sebanyak rumah tangga. Selain Rumput Laut, Ikan Bandeng merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Lele merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Koi, Mas Koki, Cupang dan Moli. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Koi sebanyak rumah tangga, ikan Mas Koki sebanyak 759 rumah tangga, Ikan Cupang sebanyak 279 rumah tangga dan ikan moli sebanyak 119 rumah tangga. 95

96 Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama Yang Diusahakan, ST2013 Jenis Ikan Utama Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Rumput Laut Bandeng Lele Koi Jumlah Rumah Tangga Tiram 235 Udang Vaname Gurami Mas Koki 759 Kerapu Karang Udang Ratu/ Raja 98 Udang Windu Bandeng Air Tawar Cupang/Betta Hias 83 Nila 312 Nila Moli Kerapu Sunu 69 Mujair 292 Udang tawar Manvis 105 Udang Windu Jumbo 41 Udang Putih 227 Mujair Cupang/Betta Laga 42 Kerapu Bebek 21 Rumput Laut 152 Patin 608 Oskar 39 Udang Putih/ Jerbung Kerapu Lumpur 15 Kerapu Lumpur 108 Mas 292 Gapi Kepiting 106 Tawes 271 Lemon Chichlid 20 Teri 13 Belanak 31 Bawal Air Tawar 227 Louhan 19 96

97 Apabila ditinjau menurut Kabupaten/Kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak ( rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Tulungagung yang tercatat memiliki sebanyak rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Mojokerto, yaitu sebanyak 136 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Jawa Timur, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di Sawah. Tercatat sebanyak rumah tangga di Jawa Timur mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak rumah tangga di Indonesia mengusahakan Budidaya Ikan di Sawah. Kabupaten Tulungagung merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Lamongan paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di sawah, dengan jumlah rumah tangga sebanyak rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa di Propinsi Jawa Timur terdapat sebanyak rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Propinsi Jawa Timur paling banyak diusahakan di Kabupaten Tulungagung, yaitu sebanyak rumah tangga (42,38 persen). Selain Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 886 rumah tangga (24,70 persen). Namun ada juga kabupaten/kota yang tercatat tidak memiliki rumah tangga usaha budidaya ikan hias yaitu Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kota Mojokerto dan Kota Madiun. 97

98 Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum IkanHias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

99 Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST Jumlah Rumah Tangga (ribu) Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan 99

100 100 Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga), ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Di Tambak/ Di Kolam/ Di Perairan Ikan Hias Di Laut Di Sawah Air Payau Air Tawar Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan 52,00 98,48 35,79 145,62 78,00 3,60 Ponorogo ,51 44,00 212,88 - Trenggalek - 724,67 140,13 44,50 126,25 40,00 Tulungagung 23,25 595,50 379,25 392,15 332,86 271,02 Blitar - 150,00 200, ,14 311, ,68 Kediri , ,07 281, ,04 Malang 6, ,88 173, , ,29 93,03 Lumajang 10,00 523,26 213, ,05 333,12 27,94 Jember ,86 319, ,94 317,26 56,27 Banyuwangi 1.430, ,48 185, ,66 33,29 220,57 Bondowoso - 478,17 106,88 986,27 60,71 91,00 Situbondo 915, ,95 200,56 600,00 104,33 41,80 Probolinggo 7.500, ,94 281,03 708,00 46,33 23,44 Pasuruan ,01 510,22 646,20 244,85 38,37 Sidoarjo , , ,41 151,76 45,14 Mojokerto 340, ,50 152,52 267,00 183,95 33,30 Jombang ,00 262, , ,11 565,30 Nganjuk 50,00 98,00 189,95 271, ,53 496,05 Madiun ,48 90,25 499,67 9,00 Magetan , Ngawi ,57 80,78 118,45 93,50 Bojonegoro ,17 466, ,83 410,26 76,86 Tuban 1.959, , , , ,93 79,25 Lamongan , , , ,00 - Gresik , , , , ,78 20,55 Bangkalan 402, , , ,50 94,00 111,40 Sampang 108, ,30 364, ,00 2,00 Pamekasan 489, , ,44-60,00 5,33 Sumenep 861, ,04 432,13 25,00 80,00 46,44 Kota Kediri ,00 179,46 438,29 360,83 236,46 Kota Blitar - 5,00 153,90 273,60-955,49 Kota Malang , , , ,33 240,55 14,00 Kota Probolinggo , ,26 448, ,31 Kota Pasuruan ,29 121, ,67 Kota Mojokerto ,00 113, Kota Madiun ,68 22, Kota Surabaya , , , ,11 24,87 97,29 Kota Batu ,40 427,50 60,11 44,62 Jawa Timur 1.024, , , , ,72 746,29

101 Luas baku budidaya ikan di Provinsi Jawa Timur menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 23,15 ribu m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di laut, dengan rata-rata luas baku sebesar 1,06 ribu m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 746 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Provinsi Jawa Timur mempunyai jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Lele, kemudian diikuti oleh Ikan Bandeng, Ikan Gurami dan Ikan Nila. Sedangkan Ikan Kakap, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele sebanyak , rumah tangga usaha Budidaya Ikan Bandeng sebanyak rumah tangga, rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurami sebanyak rumah tangga dan rumah tangga usaha Budidaya ikan Nila sebanyak rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Lele yang merupakan komoditas unggulan Provinsi Jawa Timur (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Blitar tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Komoditas Ikan Bandeng paling banyak ditemui di Kabupaten Lamongan, yaitu sebanyak rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurami paling banyak ditemui di kabupaten Tulungagung yaitu sebanyak rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila paling banyak ditemui di Kabupaten Blitar dengan jumlah rumah tangga sebanyak rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Udang Vaname paling banyak diusahakan di Kabupaten Gresik. Rumah tangga usaha Budidaya rumput laut paling banyak ditemukan di Kabupaten Sumenep, sedangkan Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dengan rumah tangga usaha budidaya udang windu terbanyak di Jawa Timur. 101

102 102 Kabupaten/Kota Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Nila Lele Mas Gurame Jenis Ikan Utama Patin Kakap Kerapu Bandeng UdangWindu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur Udang Vaname Rumput Laut

103 Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan koi, mas koki, cupang dan arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Timur jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan koi, yaitu sebanyak rumah tangga. Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan koi sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Blitar, yaitu sebanyak 818 rumah tangga. Selain ikan koi, ikan Mas Koki merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 759 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis Mas Koki sebagai jenis ikan utama. Apabila ditinjau potensi masing-masing Kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Tulungagung merupakan kabupaten yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan mas koki. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis mas koki paling banyak diusahakan di Kabupaten Tulungagung yang mencapai 91,96 persen (698 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang cukup banyak diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah ikan Cupang dan ikan Arowana, yaitu sebanyak 328 rumah tangga mengusahakan ikan Cupang, dan sebanyak 27 rumah tangga mengusahakan ikan Arowana. Kabupaten Kediri merupakan kabupaten yang paling banyak rumah tangga budidaya ikan hias jenis cupang yaitu 122 rumah tangga, sedangkan untuk budidaya ikan hias arowana terbesar di Kabupaten Jember yaitu sebanyak 5 rumah tangga. 103

104 Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST Provinsi Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

105 Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST

106 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Provinsi Jawa Timur, terdapat sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 72 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau untuk masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kota Batu merupakan kota dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 1 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 28,44 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut Jawa Timur. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 11,55 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Jawa Timur. 106

107 Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Jenis Penangkapan Ikan Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri 5-5 Kota Blitar 2-2 Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun 6-6 Kota Surabaya Kota Batu 1-1 Jawa Timur

108 Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 Rumah Tangga (ribu) Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum Jenis Penangkapan Ikan 108

109 Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak unit usaha. Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan tanpa perahu merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan tanpa perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak 581 unit usaha, dimana Kabupaten Lamongan adalah kabupaten yang unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan kapal paling banyak yaitu 581 unit usaha. Sedangkan Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu motor tempel, yaitu sebanyak 297 unit usaha. 109

110 110 Provinsi Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Kapal Motor Perahu Motor Tempel Di Laut Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu Kapal Motor Di Perairan Umum Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

111 Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Provinsi Jawa Timur adalah jenis jaring. Sebanyak unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak unit usaha. Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak unit usaha. Berbeda dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum Provinsi Jawa Timur adalah jenis lainnya. Sebanyak 4083 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan alat tangkap lainnya sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pancing paling sedikit ditemui di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak 786 unit usaha. Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 112 unit usaha. 111

112 Tabel 35 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Alat Tangkap Utama Yang Digunakan, ST Provinsi Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

113 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST

114 114

115 Subsektor Kehutanan Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 1,45 juta rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan di Jawa Timur. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 1,43 juta rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Kegiatan, ST Rumah tangga (000) Sektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan 115

116 116 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Jumlah Rumah Jenis Kegiatan Kabupaten/Kota Tangga Usaha Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

117 Jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013, paling banyak ditemui di Kabupaten Malang, yaitu sebanyak 121,91 ribu rumah tangga, kemudian Kabupaten Pacitan (116,11 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Sumenep (101,73 ribu rumah tangga). Sedangkan jumlah rumah tangga usaha kehutanan di wilayah kota tergolong sedikit yaitu rata-rata 464 rumah tangga dan yang paling sedikit adalah Kota Surabaya yang hanya terdapat 26 rumah tangga usaha kehutanan. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak. Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di jawa Timur. Sebanyak rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan, yaitu sekitar 11 ribu rumah tangga. Daerah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan berada di Kota Madiun yaitu hanya 1 rumah tangga. Walaupun di daerah perkotaan seperti Kota Kediri, Blitar, Probolinggo dan Mojokerto terdapat rumah tangga usaha kehutanan, namun tidak ada yang mengusahakan pemungutan hasil hutan. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 di Jawa Timur. Tercatat sebanyak rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar. Sama halnya dengan usaha pemungutan hasil hutan, di Kabupaten Bojonegoro juga terdapat rumah tangga penangkapan satwa liar yang paling banyak yaitu 192 rumah tangga. Sedangkan di Kota Probolinggo tidak ada yang mengusahakan penangkapan satwa liar. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan yang diusahakan di Jawa Timur adalah kegiatan menangkar satwa/ tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Timur mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Banyuwangi tercatat sebagai daerah yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 349 rumah tangga. 117

118 118 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Budidaya Tanaman Kehutanan Komoditas Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeujing/Albazia Jati Mahoni Akasia Bambu Jati putih/gmelina Jabon Kaliandra Pinus Waru Lamtoro Jaranan Mindi Suren Trembesi Itaran Cemara kayu Turi Pilang Sonokeling Johar Damar Dadap Bayur Cempaka Tekik Nyatoh Angsana Klampis Mentaos Lainnya

119 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Pembibitan Tanaman Kehutanan Komoditas Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeujing/Albazia Jati Mahoni Jabon Mentaos Akasia Jati putih/gmelina Pinus Trembesi Waru Kaliandra Mindi Jaranan Suren Damar Lamtoro Dadap Eucaliptus Turi Itaran Bayur Sonokeling Johar Klampis Cempaka Eboni Nyatoh Asam Londo Tekik Gaharu Lainnya

120 Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan Yang Diusahakan Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Tanaman, ST Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jawa Timur

121 Jumlah tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Timur adalah tanaman sengon. Tanaman sengon sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Walaupun dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman sengon (471,06 ribu rumah tangga) lebih rendah daripada rumah tangga yang mengusahakan tanaman jati yang mencapai lebih dari 700 ribu rumah tangga. Jumlah tanaman sengon yang diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Timur sebanyak 60,33 juta. Rata-rata tanaman sengon yang diusahakan per rumah tangga sebayak 128 tanaman. Daerah yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon adalah Kabupaten Malang yaitu sebanyak 11,63 juta tanaman sengon atau sekitar 19,27 persen dari seluruh tanaman sengon di Jawa Timur. Daerah lainnya yang mengusahakan tanaman sengon lebih dari 10 juta tanaman adalah Kabupaten Jember dan Lumajang masing-masing sebanyak 10,58 juta tanaman dan 10,34 juta tanaman. Sedangkan daerah yang paling sedikit mengusahakan tanaman sengon berada di Kota Surabaya (4.900 tanaman). Tanaman jati merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furniture dan dari segi jumlah populasi merupakan jenis tanaman terbanyak kedua setelah tanaman sengon. Tanaman jati tercatat diusahakan di Jawa Timur sebanyak 38,50 juta tanaman dengan daerah yang paling banyak mengusahakannya berada di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 3,48 juta tanaman. Rata-rata jumlah tanaman jati yang diusahakan per rumah tangga sebanyak 54 tanaman. Mengingat jumlah tanamannya lebih sedikit daripada sengon, namun jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman jati hampir 1,5 kali lipat jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman sengon, sehingga dari segi rata-rata jumlah tanaman yang diusahakan per rumah tangga untuk tanaman jati jauh lebih rendah daripada tanaman sengon. Sedangkan persentase jumlah terkecil tanaman jati di Jawa Timur adalah Kota Probolinggo yang hanya mencapai 0,01 persen atau sebanyak tanaman. 121

122 Walaupun berbeda jauh dengan jumlah tanaman sengon yang diusahakan di Jawa timur, namun jumlah tanaman mahoni berhasil memempati urutan ketiga setelah tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Jawa Timur sebanyak 7,22 juta tanaman dan paling banyak diusahakan di Kabupaten Pacitan yaitu sekitar 1,15 juta tanaman. Kabupaten Malang juga tergolong daerah yang banyak mengusahakan tanaman ini, yaitu sebanyak 969 ribu tanaman mahoni berada di daerah tersebut. Kota Madiun tercatat sebagai daerah yang memiliki paling sedikit tanaman mahoni yang diusahakan yaitu hanya berjumlah 27 tanaman. Rata-rata tiap rumah tangga di Jawa timur mengusahakan tanaman mahoni sebanyak 20 tanaman. Selain tanaman sengon, jati dan mahoni, tanaman budidaya kehutanan lain yang memiliki jumlah lebih dari 1 juta tanaman di Jawa Timur adalah tanaman akasia (6,49 juta tanaman), bambu (4,39 juta tanaman), jati putih (4,15 juta tanaman), jabon (3,49 juta tanaman), kaliandra (1,54 juta tanaman) dan pinus ( 1,33 juta tanaman). 122

123 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST

124 124

125 Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Provinsi dan Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (66,23 persen) rumah tangga pertanian mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 10,80 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha peternakan. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman perkebunan dan hortikultura masing-masing sebanyak 10,25 persen dan 7,73 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti budidaya ikan, penangkapan ikan, dan usaha di subsektor kehutanan sebagai sumber pendapatan utama sebesar 2,88 persen dan 1,59 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Provinsi dan Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija ,23 Tanaman Hortikultura ,73 Tanaman Perkebunan ,25 Peternakan ,8 Budidaya ikan di laut ,11 Budidaya ikan di tambak/air payau ,34 Budidaya ikan di kolam air tawar ,28 Budidaya ikan di sawah ,28 Budidaya ikan di perairan umum 335 0,01 Budidaya ikan hias 703 0,02 Penangkapan ikan di laut ,71 Penangkapan ikan di perairan umum ,13 Tanaman Kehutanan ,22 Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 119 0,00 Pemungutan hasil hutan/ Penang-kapan satwa liar ,37 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman ,52 Jumlah ,00 125

126 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Secara provinsi, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 24,12 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,01 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian, kecuali Kota Mojokerto. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 10,51 juta per rumah tangga per tahun (43,56 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 3,32 juta per rumah tangga per tahun (13,75 persen). Tabel 41 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian ,50 43,56 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 3.316,28 13,75 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 3.606,51 14,95 4 Buruh Pertanian 1.931,95 8,01 5 Buruh di Luar Pertanian 4.757,45 19,72 Jumlah ,69 100, Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/ penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 1,93 juta per rumah tangga per tahun (8,01 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/ penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 4,76 juta per rumah tangga per tahun (19,72 persen).

127 Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 3,61 juta per rumah tangga per tahun (14,95 persen). gambar 31 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) , , , , , ,00 0,00 1. Tanaman Padi dan Palawija 2. Tanaman Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan 4. Peternakan 5. Budidaya Ikan di Laut 6. Budidaya Ikan di Tambak/Air 7. Budidaya Ikan/Biota Lain di 8. Budidaya Ikan di Sawah 9. Budidaya Ikan di Perairan Umum 10. Budidaya Ikan Hias 11. Penangkapan Ikan di Laut 12. Penangkapan Ikan di Perairan 13. Tanaman Kehutanan 14. Penangkaran 15. Pemungutan Hasil 16. Jasa Pertanian 17. Industri Pengolahan Hasil 18. Industri Pengolahan Bukan 19. Pertambangan dan Penggalian 20. Listrik, Gas, Uap/Air Panas, 21. Air, Daur Ulang, 22. Konstruksi 23. Perdagangan, Akomodasi, 24. Transportasi, Pergudangan, 25. Keuangan, Persewaan, dan 26. Lainnya 27. Pensiun, sewa lahan, bunga, 127

128 Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang terbesar berasal dari kegiatan usaha budidaya ikan di perairan umum, sebesar Rp 60,03 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di sawah sebesar Rp 45,92 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin (di luar sektor pertanian) sebesar Rp 44,76 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha penangkaran satwa/tumbuhan liar yakni sebesar Rp 10,17 juta per rumah tangga per tahun. tumbuhan liar yakni sebesar Rp 14,98 juta per rumah tangga per tahun. Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Jawa Timur sebesar 10,51 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman padi, yaitu sebesar 3,43 juta rupiah setahun atau sekitar 32,66 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Peternakan sebesar 1,90 juta rupiah (18,10 persen), Perkebunan sebesar 1,42 juta rupiah (13,53 persen), Hortikultura sebesar 1,36 juta rupiah (12,92 persen), Tanaman Palawija sebesar 1,25 juta rupiah (11,91 persen), Tanaman Kehutanan sebesar 482,77 ribu rupiah (4,59 persen), dan Penangkapan ikan di laut sebesar 237,95 ribu rupiah (2,26 persen). 128

129 Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 3.431,24 32,66 2 Tanaman Palawija 1.251,36 11,91 3 Tanaman Hortikultura 1.357,33 12,92 4 Tanaman Perkebunan 1.421,17 13,53 5 Ternak/ Unggas 1.901,44 18,10 6 Budidaya ikan di laut 13,96 0,13 7 Budidaya ikan di tambak/ air 57,71 0,55 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 65,41 0,62 9 Budidaya ikan di sawah 75,31 0,72 10 Budidaya ikan di perairan umum 3,73 0,04 11 Budidaya ikan hias 4,17 0,04 12 Penangkapan ikan di laut 237,95 2,26 13 Penangkapan ikan di perairan 12,45 0,12 14 Tanaman Kehutanan 482,77 4,59 15 Penangkaran Tumbuhan Liar Penangkaran Satwa Liar 0,15-17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 46,74 0,44 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 144,61 1,38 Jumlah ,92 100,00 Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Budidaya Ikan di Laut, di Tambak/Air Payau, di Kolam Air Tawar, di Sawah, di Perairan Umum, Budidaya Ikan Hias, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Penangkaran Tumbuhan Liar, Penangkaran Satwa Liar, dan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan hortikultura nampaknya merupakan sub sektor andalan di Provinsi Jawa Timur, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. 129

130 130

131 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Kepala BPS Republik Indonesia Gubernur Jawa Timur Wakil Gubernur Jawa Timur Para Bupati/Wali Kota di Provinsi Jawa Timur Kepala BPS Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Para Camat/Lurah/Kepala Desa di Provinsi Jawa Timur Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Masyarakat Jawa Timur yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

132 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Jl. Raya Kendangsari Industri No , Surabaya - Jawa Timur, Indonesia, 60292, Telp : (031) Fax : (031) Homepage : bps.go.id perpustakaan3500@bps.go.id

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur Tahun 2013 sebanyak 4,98 juta rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur Tahun 2013 sebanyak 4,98 juta rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur Tahun 2013 sebanyak 4,98 juta rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jawa Timur Tahun 2013 sebanyak 913 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak 27.136 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak 8.311 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 8.238 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 0 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963.

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak 37.849 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batang Tahun 2013 sebanyak 11 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak 68.162 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 59.247 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TULUNGAGUNG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TULUNGAGUNG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TULUNGAGUNG Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak 26.587 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak 0 Perusahaan

Lebih terperinci

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1375 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak 1.850 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Soppeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Soppeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Soppeng Tahun 2013 sebanyak 36.609 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Soppeng Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah selain perusahaan dan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Palopo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Palopo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Palopo Tahun 2013 sebanyak 7.181 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Palopo Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak 11.299 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak 47 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci