Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4 Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 20 cm x 20 cm Jumlah Halaman : xvi + 84 Halaman Naskah : Bidang Statistik Produksi Gambar Kulit : Diseminasi dan Layanan Statistik Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dicetak Oleh : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

5 Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni-Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hasil ST2013 pencacahan lengkap dan hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian yang disajikan menurut subsektor, terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Pangkalpinang, Juli 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Herum Fajarwati Seuntai Kata iii

6

7 - Seuntai Kata - Daftar Isi - Rangkaian Kegiatan ST Sejarah Sensus Pertanian di Indonesia - Konsep dan Definisi Sensus Pertanian Perbedaan ST2003-ST Gambaran Umum - Subsektor Tanaman Pangan - Subsektor Hortikultura - Subsektor Perkebunan - Subsektor Peternakan - Subsektor Perikanan - Subsektor Kehutanan - Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Daftar Isi iii v vii x xii xiv v

8 Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

9 Keterangan: ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian vii

10 Rangkaian Kegiatan ST2013

11

12 SEJARAH SENSUS PERTANIAN DI INDONESIA x 1 Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, 1963 Sensus pertanian yang pertama. kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan. Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. 3 Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

13 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. xi

14 xii Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

15 Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/ hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya). xiii

16 xiv Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5. Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

17 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013. xv

18

19 Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung hasil ST2013 tercatat sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 10,30 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 55 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 68 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Bangka tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Belitung tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Bangka Barat tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak setelah Kabupaten Belitung. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Bangka Barat, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 6,39 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum ST2003 dan ST ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga Perusahaan 1

20 2 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Usaha (Rumah Tangga) Hukum (Perusahaan) Pertanian No Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan Lainnya ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Bangka , , Belitung , , Bangka Barat , Bangka Tengah , Bangka Selatan , Belitung Timur , Pangkalpinang , ,00 3 Kepulauan Bangka Belitung , ,91 68 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

21 Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Kepulauan Bangka Belitung adalah di Subsektor Perkebunan dan Subsektor Hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Hortikultura adalah sebanyak rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 46,74 persen ( rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 18,90 persen (6.630 rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 Jumlah Rumah Tangga *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Pertanian* Tanaman Pangan Hortikultur Perkebunan Peternakan Budidaya ikan Penangkapan Ikan ST 2003 ST 2013 Kehutanan Jasa Pertanian 3

22 4 Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan dan Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 44 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan adalah sebanyak 7 perusahaan. Subsektor Peternakan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Kehutanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Peternakan hasil ST2013 tercatat sebanyak 1 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan tercatat sebanyak 3 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami penambahan 12 perusahaan. Penambahan paling banyak terjadi di Subsektor Perkebunan sebanyak 24 perusahaan. Sebaliknya, pengurangan jumlah perusahaan terbanyak terjadi pada Subsektor Kehutanan dan Budidaya Ikan, masing-masing berkurang sebesar 9 dan 4 perusahaan. Jumlah Perusahaan Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 Pertanian* Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian ST 2003 ST 2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor 10 12

23 No. Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perubahan Absolut % Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) SEKTOR PERTANIAN *) , ,91 68 SUBSEKTOR 1. Tanaman Pangan , Padi , Palawija , Hortikultura , Perkebunan , , Peternakan , , Perikanan , ,00 11 Budidaya Ikan , ,00 11 Penangkapan Ikan , , Kehutanan , , Jasa Pertanian ,10 4 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Dari hasil ST2013, Subsektor Perkebunan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 30 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 23 usaha. Sedangkan Subsektor Kehutanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (4 usaha). % 5

24 6 Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan antara 1-1,99 hektar ( m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 51,07 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar ( m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 57,28 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar ( m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Golongan luas lahan 0,50 0,99 hektar ( m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak rumah tangga jika dibandingkan ST2003, Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 1 hektar ( m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 meningkat dibandingkan dengan hasil ST2003 dimana kenaikan tertinggi untuk golongan luas lahan di atas 3 hektar ( m 2 ). Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 Jumlah Rumah Tangga < Golongan Luas Lahan (m²) ST 2003 ST 2013

25 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 No. Golongan Luas Lahan (m 2 ) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 < , , , , , , ,20 Jumlah ,30 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 1 1,99 hektar, yaitu sebanyak rumah tangga. Hal yang sama terjadi pada ST2003 dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas antara 1 1,99 hektar, yaitu sebanyak rumah tangga. Sementara itu jika dibandingkan dengan hasil ST2003, pada ST2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan lebih dari 0,50 hektar mengalami peningkatan (22,53 persen), yakni dari rumah tangga menjadi sebanyak rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST

26 8 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 5,99 bukan pengguna lahan 99,99 Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem Pengguna lahan Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. Dari sebanyak rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung, sebesar 94,01 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ( rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 5,99 persen, atau sebanyak rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 94,01 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 22,19 persennya ( rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 77,81 persen ( rumah tangga). 22,18 Pengguna Lahan Petani Gurem 77,81

27 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan No. Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Bangka , ,55 2 Belitung , ,73 3 Bangka Barat , ,26 4 Bangka Tengah , ,46 5 Bangka Selatan , ,91 6 Belitung Timur , ,19 7 Pangkalpinang , ,07 Kepulauan Bangka Belitung , ,71 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013 9

28 10 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak orang petani di Kepulauan Bangka Belitung, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak orang (84,90 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak orang atau sebesar 15,10 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 98,25 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 66,48 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST ,10% 84,90% Laki Perempuan

29 No. Subsektor Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) SEKTOR PERTANIAN *) , , ,00 SUBSEKTOR 1. Tanaman Pangan , , ,00 2. Hortikultura , , ,00 3. Perkebunan , , ,00 4. Peternakan , , ,00 5. Perikanan Budidaya Ikan , , ,00 Penangkapan Ikan , , ,00 6. Kehutanan , , ,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor. 11

30 12 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 No. Kelompok Umur Petani Utama (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 Jumlah , , ,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara tahun. Tidak ada rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak rumah tangga.

31 Jumlah Sapi/Kerbau Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak ekor, terdiri dari ekor sapi potong, 241 ekor sapi perah, dan 211 ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak ekor. Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Bangka Tengah, yaitu sebanyak ekor. Sedangkan Kabupaten Bangka adalah kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (729 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, yaitu sebanyak ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah sapi perah sebanyak 205 ekor. Betina 13

32 14 Tabel 7 Jumlah*) Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin No. Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau* (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung *) Jumlah sapi dan kerbau meliputi yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan peternakan berbadan hukum, dan lainnya Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin

33 Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 17,22 ribu m 2, naik sebesar 264,29 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 4,73 ribu m 2. Apabila lahan pertanian dikelompokkan menurut jenis lahan sawah dan bukan sawah, maka rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian lebih tinggi dibandingkan rata-rata luas lahan sawah. Rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian sebesar ,89 m 2, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata luas lahan sawah yang tercatat sebesar 321,98 m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 Rata-Rata Luas Lahan (m²) , , , , , , , , ,00 0,00 100,60 321, , , Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah 15

34 16 Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan No. Kabupaten/Kota Lahan Bukan Lahan Pertanian Lahan Yang Dikuasai Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bangka 1 043,46 647,07 39,26 65, , , , , , ,95 2 Belitung 765,35 695,18 11,35 97, , , , , , ,85 3 Bangka Barat 1 439,47 516,37 4,03 126, , , , , , ,02 4 Bangka Tengah 669,06 898,15 1,35 28, , , , , , ,84 5 Bangka Selatan 1 292, ,39 534, , , , , , , ,60 6 Belitung Timur 1 393, ,66 58,58 347, , , , , , ,56 7 Pangkalpinang 395,02 310,82 0,10 32,42 875, ,01 875, , , ,24 Kep. Bangka Belitung 1 015,28 816,79 100,60 321, , , , , , ,67

35 Jumlah Rumah Tangga Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebesar rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 249 rumah tangga. Subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 695 rumah tangga, sedangkan Subsektor Kehutanan, Hortikultura, dan Perikanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 619 rumah tangga, 485 rumah tangga, dan 371 rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Bangka Barat merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (1.633 rumah tangga), sedangkan Kota Pangkalpinang merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (55 rumah tangga)

36 18 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Jumlah Rumah Subsektor No. Kabupaten/Kota Tangga Jasa Tanaman Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Pertanian Pangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung *) Satu rumah tangga jasa pertanian dapat melakukan jasa pertanian pada beberapa subsektor sekaligus, sehingga jumlah rumah tangga jasa pertanian bukan merupakan penjumlahan dari rumah tangga jasa pertanian pada masing-masing subsektor. Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

37 Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor ST2013 Jumlah Rumah Tangga Tanaman Pangan Subsektor Perikanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Perikanan tercatat sebesar rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 250 rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak rumah tangga, sedangkan Subsektor Tanaman Pangan, Kehutanan, dan Hortikultura memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak rumah tangga, rumah tangga, dan 479 rumah tangga Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan 19

38 20 Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Usaha Subsektor No. Kabupaten/Kota Pertanian yang Melakukan Tanaman Hortikulturnan Perkebu- Peternakan Perikanan Kehutanan Pengolahan Hasil Pertanian Pangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013

39 Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari rumah tangga yang mengelola tanaman pangan, sebanyak (59,78 persen) diantaranya mengelola tanaman padi, dan (46,11 persen) mengelola tanaman palawija. Rumah Tangga Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST Padi *) Padi Ladang Padi Padi Sawah Palawija *) Jagung 18 Kedelai 915 Kacang Tanah 45 Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Palawija Sorgum 0 0 Gandum Talas Ganyong Jenis Tanaman Garut Lainnya 21

40 22 Jenis tanaman padi di Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi ladang lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi sawah. Menurut data ST 2013 dari rumah tangga tanaman padi di Indonesia, sekitar 56,17 persen (9.555) mengelola tanaman padi ladang, sedangkan padi sawah hanya dikelola oleh sekitar 44,85 persen (9.555) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 9.593,3 hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 4.171,5 hektar dan padi ladang seluas 5.421,8 hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi ladang lebih besar dibandingkan tanaman padi sawah. Satu rumah tangga usaha tanaman padi ladang memiliki luas tanam sekitar hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi sawah hanya sekitar 0,547 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Bangka Belitung diikuti oleh komoditas jagung, dan talas. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 76,51 persen (10.039), 18,86 persen (2.475), dan 10,59 persen (1.390). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah ganyong dan garut yang hanya dikelola oleh 9 rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, ubi kayu merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 2.618,99 hektar luas tanam palawija, sekitar 53,64 persen (1.404,78 hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas ubi kayu. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas ganyong dan garut yang hanya seluas 0,56 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,2 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah kacang hijau yaitu seluas 0,46 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman kacang hijau, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ganyong dan garut yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,06 hektar per rumah tangga tanaman ganyong dan garut.

41 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan*) Padi**) Padi Sawah Padi Ladang Palawija**) Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Ganyong dan Garut Lainnya *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. 23

42 24 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada Subsektor Tanaman Pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Untuk tanaman padi, Sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi sawah melakukan usahanya dengan tujuan hasil panennya tidak untuk dijual 77,15 persen, sebagian untuk dikonsumsi sendiri 21,84 persen dan hanya sekitar 1,01 persen rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya. Hal yang sama terjadi untuk rumah tangga usaha tanaman padi ladang, sekitar 95,82 persen rumah tangga tidak menjual hasil usahanya dan hanya sekitar 0,87 persen rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya. Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Keterangan Penjualan Hasil Usaha Jenis Tanaman Jumlah Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual (1) (2) (3) (4) (5) Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung 947 1, ,475 Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Ganyong dan Garut

43 Karakteristik penjualan hasil panen untuk komoditas palawija berbeda antara komoditas satu dan yang lainnya. Untuk komoditas kedelai sebagian besar ditanam dengan tujuan untuk dijual seluruh hasil panennya. Hal berbeda terjadi pada komoditas jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan talas. Pada keenam komoditas tersebut, sebagian ditanam dengan tujuan untuk dijual sebagian hasil panennya. Khusus untuk ganyong dan garut, kebanyakan rumah tangga yang menanamnya bertujuan untuk mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi sawah dan padi ladang pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Persentase rumah tangga usaha tanaman padi sawah dan padi ladang yang memanen sendiri hasil panennya masing-masing mencapai 87,93 persen dan 99,18 persen. ST2013 mencatat ditebaskan merupakan sistem pemanenan utama kedua terbanyak yang digunakan untuk memanen padi sawah. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan padinya. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah dan padi ladang yang usahanya tidak/belum panen selama periode ST2013 ada sekitar 899 rumah tangga dan 64 rumah tangga. Rumah tangga yang usahanya tidak/ belum panen meliputi rumah tangga yang tanamannya baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Padi Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama ST2013 Jenis Tanaman Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang

44 26 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Berbeda dengan tanaman padi, pada tanaman palawija ada beberapa komoditas yang dimungkinkan dipanen muda (jagung dan kedelai) dan dipanen dalam bentuk lain, seperti diambil daun atau batangnya saja. Sebanyak 550 rumah tangga jagung melakukan pemanenan muda. Ubi kayu dan ubi jalar merupakan 2 (dua) jenis tanaman palawija yang paling banyak dipanen dalam bentuk lain dibandingkan jenis tanaman palawija lainnya masing-masing dilakukan oleh sebanyak 161 dan 9 rumah tangga. Ubi kayu yang merupakan jenis tanaman palawija yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija, sebagian besar sistem pemanenannya dilakukan dengan cara dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman ubi kayu yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 85,35 persen atau sebanyak dari rumah tangga ubi kayu. Dari 11 komoditas yang tergolong tanaman palawija, ada 5 komoditas yang pemanenannya tidak pernah diijonkan selama periode Mei 2012-April 2013 yakni kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ganyong dan garut. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012-April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/ belum panen adalah ubi kayu. Sebanyak 12,62 persen (1.267) rumah tangga yang menanam ubi kayu belum panen pada periode Mei 2012-April Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama ST2013 Sistem Pemanenan Utama Jenis Dipanen Dipanen Dipanen Tidak/Belum Tanaman Ditebaskan Diijonkan Muda Bentuk Lain Sendiri Panen Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Ganyong Garut

45 Dilihat dari penyebaran rumah tangga tanaman padi pada kabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung. Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Bangka Selatan (37,84 persen), Bangka Barat (32,68 persen), dan Bangka (19,23 persen). Untuk sentra komoditas palawija berada di Bangka yaitu sebesar 29,10 persen, diikuti oleh kabupaten Bangka Tengah (17,06 persen). Hal yang sama dijumpai pada rumah tangga jagung paling banyak ditemui di Bangka yaitu sebesar 27,75 persen dari total rumah tangga jagung sedangkan terbanyak kedua didapatkan di Bangka Tengah sebesar 19,15 persen. Sentra ketiga untuk komoditas jagung adalah kabupaten Belitung yang menyumbang sebesar 12,12 persen dari total rumah tangga jagung Bangka Belitung sebanyak rumah tangga. Sementara itu, untuk komoditas kedelai, tiga kabupaten/ kota yang terdapat rumah tangga mengusakan kedelai adalah kabupaten Bangka Tengah, Bangka Selatan dan kota Pangkalpinang. Persentase rumah tangga kedelai di masing-masing kabupaten/kota ini terhadap total rumah tangga kedelai provinsi adalah 33,33 persen (6 rumah tangga), sementara untuk Bangka Selatan dan kota Pangkalpinang masing-masing 22,22 persen (4 rumah tangga) dari total petani kedelai Bangka Belitung sebanyak 18 rumah tangga. Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 No. Kabupaten/Kota Tanaman Padi Padi Padi **) Pangan*) Sawah Ladang Palawija**) Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. 27

46 28 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013

47 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obat-obatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (4.897 rumah tangga). Selain cabai rawit, kacang panjang dan kunyit juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buahbuahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri dan blewah. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan anggrek tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai rawit, sedangkan yang terkecil adalah tanaman brotowali. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Indonesia terletak pada jenis tanaman cabai rawit. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman melon adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah brotowali. 29

48 30 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) Buah-buahan semusim 1 Blewah Melon Mentimun Suri Semangka Sayuran semusim 5 Bawang Daun/Prei Bawang Merah Bayam Buncis Cabai Besar*) Cabai Rawit Jamur Kacang Merah Kacang Kapri Kacang Panjang Kangkung Kembang Kol Kubis Labu Siam Lobak Ketimun Oyong/Gambas Pak Choi Paria/Pare Petsai/Sawi Putih Sawi Seledri Slada Terung Tomat

49 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) 30 Brotowali Tanaman Obat-obatan semusim 31 Jahe Kemangi Kencur Kunyit Kumis Kucing Lempuyang Lengkuas Sambiloto Temulawak Temuputih Tanaman Hias Semusim 41 Anggrek Aglaoenema Kamboja Jepang/Adenium Mawar Melati Nanas-Nanasan/Bromelia Palm Pedang-Pedangan/ Sansevieria 49 Rumput Peking Talas-Talasan *) Cabai besar terdiri dari cabai hijau, cabai merah besar, dan cabai merah keriting 31

50 32 Menurut hasil ST2013, durian merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (9.119 rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman pisang. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman anthurium bungauah nona/srikaya merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (1 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah nenas dan yang terkecil adalah apel dan mahkota dewa. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman nenas diikuti dengan tanaman pisang dan jeruk siam/keprok. Untuk tanaman sayuran tahunan, petai merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman sereh, sedangkan bougenvillea spp tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah nenas sedangkan yang terkecil adalah tanaman mengkudu/ pace. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah salam, sedangkan yang terkecil adalah tanaman blimbing wuluh, kluwih dan mengkudu/pace.

51 Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Buah-buahan tahunan 1 Alpukat 508 pohon Apel 2 pohon Belimbing 30 pohon Buah Naga 131 pohon Buah Nona/Srikaya 1 pohon Cempedak pohon Duku/Langsat pohon Durian pohon Duwet/Juwet 2 pohon Jambu Air 697 pohon Jambu Biji 146 pohon Jambu Bol 248 pohon Jeruk Siam/Keprok pohon Jeruk Besar 40 pohon Kedondong 173 pohon Kesemek 3 pohon Lengkeng 183 pohon Mangga pohon Manggis 710 pohon Markisa 8 pohon Matoa Buah 27 pohon Nangka 398 pohon Nenas pohon Pepaya 777 rumpun Pisang pohon Rambutan rumpun Salak 843 pohon Sawo 400 rumpun Sirsak 143 pohon Sukun 166 pohon

52 34 Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 31 Terong Brastagi 4 pohon Blimbing Wuluh 5 pohon Jengkol 72 pohon Kluwih 4 pohon Melinjo 272 pohon Petai pohon Mahkota Dewa 5 pohon Mengkudu/Pace 2 m Salam 2 m Sereh 312 m Sirih 5 m Anthurium Bunga 2 m Anthurium Daun 6 m Bougenvillea Spp 12 m Euphorbia 2 m Kaktus 3 m Soka/Ixora 6 m Tabulampot 2 m

53 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bangka Belitung adalah sebesar rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Bangka (7.294 rumah tangga). Selain di Kabupaten Bangka, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung dengan persentase sebesar 18,16 persen sedangkan yang terkecil berada di Kota Pangkalpinang dengan persentase sebesar 6,08 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 76,20 persen ( rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (94 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 74,75 persen ( rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buahbuahan tahunan terdapat di Kabupaten Bangka. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Bangka Tengah tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 313 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang (7 rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung Timur (100 rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 422 rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bangka Belitung dengan 67 rumah tangga. Dilihat dari distribusi per kabupaten, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (134 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran 35

54 36 semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Bangka (2.785 rumah tangga). Kabupaten Bangka juga merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (21 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar terdapat di Kabupaten Bangka Tengah. Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST2013 JUmlah Rumah Tangga Cabai Rawit Kacang Panjang Kunyit Lengkuas Hortikultura Semusim Terung Durian Jenis Tanaman Hortikultura Pisang Rambutan Mangga HortikulturaTahunan Duku/Langsat

55 Provinsi Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013 Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim Menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Tangga Usaha Hortikultura*) Kelompok Tanaman Hortikultura Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung *) Satu rumah tangga usaha hortikultura dapat mengusahakan lebih dari 1 kelompok tanaman hortikultura, sehingga jumlah rumah tangga usaha hortikultura bukan merupakan penjumlahan dari rumah tangga usaha hortikultura per kelompok tanaman.

56 38 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, cabai dan mangga merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 7.622; 5.605; dan rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap provinsi di Indonesia, usaha tanaman tersebar di Pulau Bangka dan Belitung dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Belitung (1.817 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Bangka Tengah sebanyak 582 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Kabupaten Belitung. Dari rumah tangga usaha tanaman mangga, 30,56 persen berada di Kabupaten Belitung, 17,89 persen di Kabupaten Belitung Timur, dan sisanya menyebar di kabupaten-kabupaten lainnya. Jika dilihat menurut pulau maka rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Pulau Bangka (1.761 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Bangka. Tanaman kunyit paling banyak dijumpai di Kabupaten Bangka Tengah. Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Rumah Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan Provinsi Tangga Usaha Bawang Pisang Jeruk Mangga Cabai *) Hortikultura Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung *) Rumah tangga yang mengusahakan cabai adalah rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan atau cabai rawit, sehingga jumlah rumah tangga yang mengusahakan cabai bukan merupakan penjumlahan rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan rumah tangga yang mengusahakan cabai rawit.

57 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu sebesar 52,15 hektar. Tanaman hortikultura di Provinsi Bangka Belitung berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa usaha tanaman pisang terbesar terdapat di Kabupaten Bangka Selatan ( tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Bangka Selatan juga, yaitu mencapai tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Belitung. Dari tanaman mangga, 22,15 persennya berada di Kabupaten Belitung, 19,81 persen di Kabupaten Bangka Selatan, dan sisanya menyebar di kabupaten lainnya. Tanaman cabai relatif luas dan menyebar merata antar kabupaten. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai terdapat di Kabupaten Bangka. Tanaman kunyit dan anggrek paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka. Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) Pisang Jeruk Mangga Cabai*) Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung *) Rumah tangga yang mengusahakan cabai adalah rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan atau cabai rawit, sehingga jumlah rumah tangga yang mengusahakan cabai bukan merupakan penjumlahan rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan rumah tangga yang mengusahakan cabai rawit. 39

58 40

59 Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, 61 rumah tangga mengusahakan tanaman semusim dan 39 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan sekaligus semusim. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Kepulauan Bangka Belitung berada di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak rumah tangga.kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturutturut adalah Bangka Selatan ( rumah tangga) dan Bangka Barat ( rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Bangka ( rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka Tengah (22 rumah tangga). Jumlah Rumah Tangga Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST Tanaman Tahunan Jenis Tanaman Perkebunan 61 Tanaman Semusim 41

60 42 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berturut-turut adalah karet ( rumah tangga), lada ( rumah tangga), kelapa sawit ( rumah tangga), kelapa (7.202 rumah tangga), kakao (2.573 rumah tangga), dan aren/ enau (361 rumah tangga). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan karet adalah Bangka Selatan ( rumah tangga), diikuti Bangka ( rumah tangga). Lada paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka Selatan ( rumah tangga), diikuti Bangka ( rumah tangga). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (8.128 rumah tangga), diikuti Bangka Barat (7.699 rumah tangga). Kelapa banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (2.375 rumah tangga) dan Belitung (1.625 rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (1.633 rumah tangga), diikuti Bangka Tengah (585 rumah tangga). Aren/enau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (319 rumah tangga) dan Bangka Tengah (17 rumah tangga).

61 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Tangga Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Usaha Tanaman Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau Tahunan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berturutturut adalah tebu (52 rumah tangga), rosela (6 rumah tangga), sereh wangi (4 rumah tangga), dan nilam (1 rumah tangga). Usaha perkebunan tanaman semusim banyak didominasi oleh rumah tangga yang berada di Kabupaten Bangka Tengah. Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tebu adalah Bangka Tengah (21 rumah tangga), diikuti Pangkalpinang (15 rumah tangga). Rosela paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (4 rumah tangga), diikuti Bangka Selatan (1 rumah tangga) dan Belitung Timur (1 rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Pangkalpinang (2 rumah tangga) diikuti Belitung (1 rumah tangga) dan Bangka Tengah (1 rumah tangga). Nilam hanya diusahakan oleh rumah tangga di Pangkalpinang (1 rumah tangga). 43

62 44 Kabupaten/Kota Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Rosela Sereh Wangi Nilam (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah lada, yakni sebanyak pohon yang banyak berada di Bangka Selatan dan Bangka. Populasi terbesar kedua adalah tanaman karet, yaitu sebanyak pohon yang banyak diusahakan di Bangka Selatan dan Bangka. Tanaman kelapa sawit menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak pohon. Kelapa sawit paling banyak berada di Bangka dan Bangka Barat. Selain tanaman lada, karet,dan kelapa sawit, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas kelapa ( pohon), kakao ( pohon), aren/enau ( pohon). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Bangka ( pohon), diikuti Bangka Tengah ( pohon). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka ( pohon), diikuti Bangka Tengah ( pohon). Aren/enau banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung ( pohon) dan Bangka Selatan (1.595 pohon).

63 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung

64 46 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar belum berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman lada yang belum berproduksi sebesar 61,78 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 49,29 persen, dan proporsi tanaman kelapa sawit yang belum berproduksi adalah sebesar 41,63 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman lada, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon lada yang belum berproduksi di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak pohon. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang belum berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah pohon. Selain lada dan karet, pohon kelapa yang belum berproduksi juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah pohon kelapa yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan adalah sebanyak pohon. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling banyak (20.197pohon). Sedang jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling sedikit di temui di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah pohon. Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung

65 Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas karet, lada, kelapa sawit, kelapa dan kakao. Jumlah pohon Karet yang sudah berproduksi di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak pohon. Sedangkan jumlah pohon Karet yang sudah berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Pangkalpinang, yaitu sebanyak pohon. Jumlah pohon Lada yang sudah berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak pohon. Sedangkan jumlah pohon lada yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Pangkalpinang dengan jumlah pohon. Selain Karet dan Lada, pohon Kelapa Sawit juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi berikutnya. Jumlah pohon Kelapa Sawit yang sudah berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak pohon. Sedangkan jumlah pohon Kelapa Sawit yang sudah berproduksi paling sedikit di Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (tanaman tahunan) yang dikelola rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 876,78 juta hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman kelapa sawit mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 2,21 hektar per rumah tangga. Rumah tangga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung paling banyak mengusahakan karet dan luas tanaman karet secara keseluruhan merupakan yang paling besar (sebesar 876,78 juta hektar) dan rata-rata luas lebih kecil daripada kelapa sawit, yaitu hanya sekitar 1,1 hektar per rumah tangga. Potensi tanaman perkebunan semusim adalah tanaman tebu, rosela, sereh wangi dan nilam. Hasil pencacahan lengkap ST2013 luas tanam tebu sebesar 6,33 hektar, rosela seluas 1,33 hektar, sereh wangi seluas 0,37 hektar dan nilam 0,1 hektar. 47

66 48 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Tabel 23.b Luas Tanam Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Rosela Sereh Wangi Nilam (1) (2) (3) (4) (5) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung

67 Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Yang Diusahakan/ Dikelola Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Yang Belum Berproduksi Yang Sudah Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemiri Kenanga Kopi Lada Lontar Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu Teh

68 50 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanaman/Luas Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau ,75 Asam Jawa ,00 Cengkeh ,13 Gambir ,00 Jambu Mete ,38 Jarak Pagar ,00 Kakao ,41 Kapok ,33 Karet ,64 Kayu Manis ,50 Kelapa Sawit ,60 Kelapa ,79 Kemiri ,08 Kenanga ,00 Kopi ,71 Lada ,61 Lontar ,00 Pandan Anyaman ,00 Pinang/Jambe , 90 Sagu ,32 Teh ,96 Nilam ,00 Rosela ,33 Sereh Wangi ,00 Tebu ,69

69 Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST

70 52

71 Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha sebanyak Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok ternak besar terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, dan kuda; kelompok ternak kecil terdiri dari kambing, domba, dan babi; kelompok unggas terdiri dari ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik manila, serta kelompok ternak lainnya terdiri dari angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Rumah Tangga Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST Jenis Ternak 53

72 54 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging*) Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung *) Khusus untuk ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012 April Sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 Mei 2013.

73 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Usaha Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah babi, sebanyak rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Kepulauan Bangka Belitung, ternak ayam ras pedaging merupakan ternak yang paling banyak dipelihara (9,9 juta ekor), diikuti ayam lokal (356 ribu ekor), dan ayam ras petelur (60 ribu ekor), sedangkan ternak domba tidak ada rumah tangga yang memelihara. Populasi ternak ayam ras pedaging paling besar disumbang oleh Kabupaten Bangka, dengan jumlah populasi sebanyak 4,4 juta ekor. 55

74 56 Kabupaten/Kota Sapi*) Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Catatan:*) Sapi Potong dan Sapi Perah Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Itik Itik Pedaging*) Manila (1) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung *) Khusus untuk ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012 April Sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 Mei 2013.

75 Populasi Ternak Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST *) Khusus ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012-April2013, sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 mei

76 58 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

77 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 16,5 ribu rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan ikan, sedangkan untuk kegiatan Budidaya Ikan sebanyak rumah tangga. Dari jumlah rumahtangga yang berusaha dikegiatan penangkapan ikan, jenis penangkapan ikan dilaut yang mendominasi dimana jumlah rumahtangga mencapai rumah tangga sedangkan untuk penangkapan ikan di perairan umum hanya 673 rumah tangga. hal ini dikarenakan wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikelilingi oleh lautan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Kerapu sunu terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan kerapu sunu sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 50 rumah tangga. Selain Kerapu Sunu, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 30 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 854 rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Arowana Silver, Koi, dan Mas Koki. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Arowana Silver, Koi dan Mas Koki sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 19 rumah tangga; 15 rumah tangga; dan 12 rumah tangga. 59

78 60 Jenis Ikan Utama Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah Rumah Tangga Kerapu Sunu 50 Nila 30 Nila 854 Arowana Silver 19 Kerang Darah 38 Bandeng 17 Lele 771 Koi 15 Rumput Laut 35 Kepiting 4 Bawal Air Tawar 144 Mas Koki 12 Senuk 6 Udang Windu 4 Patin 42 Arowana (Green) 4 Kerapu Lumpur 5 Kerapu Sunu 3 Gabus 30 Arowana (Golden) Belanak 2 Kerapu Balong 1 Gurami 29 Plati Variatus 1 Kerapu Balong Kerapu Bebek Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST Kerapu Bebek 1 Mujair 15 Kongo Salem 1 2 Mas 5 Diskus 1 Sotong 2 Baung Putih 4 Manyung 1 Betutu 3 Cupang/Betta Hias Cupang/Betta Alam 2 1 1

79 Apabila ditinjau menurut Kabupaten/kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (403 rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Bangka Tengah yang tercatat memiliki sebanyak 380 rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Pangkalpinang, yaitu sebanyak 136 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di laut. Tercatat sebanyak rumah tangga di Kepulauan Bangka Belitung mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 149 rumah tangga mengusahakan Budidaya Ikan di laut. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 384 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Belitung paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di laut, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 87 rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 60 rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung paling banyak diusahakan di Kabupaten Belitung Timur, yaitu sebanyak 23 rumah tangga (38,33 persen). Selain Kabupaten Belitung Timur, Kota Pangkalpinang merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 11 rumah tangga (18,33 persen). Sedangkan kabupaten/kota yang paling sedikit mengusahakan budidaya ikan hias adalah Kabupaten Bangka Selatan, yang tercatat hanya memiliki sebanyak 2 rumah tangga usaha budidaya ikan hias. Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Rumah Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Tangga Usaha Di Perairan IkanHias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Budidaya Ikan Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung

80 62 JUmlah Rumah Tangga Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan 149 Di Laut 61 Di Tambak/ Air Payau Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga), ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Di Tambak/ Di Kolam/ Di Perairan Ikan Hias Di Laut Di Sawah Air Payau Air Tawar Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka 147, ,63 689, , ,50 16,56 Belitung 1.133,00 147,67 302,61 0,00 97,33 86,86 Bangka Barat 6.313,89 240,00 542,84 53,00 201,67 48,33 Bangka Tengah 44,00 356,00 669,46 0,00 353,33 11,00 Bangka Selatan 918, ,90 373, ,00 289,88 1,50 Belitung Timur 2.125, ,33 378,30 0,00 112, ,22 Pangkalpinang 0, ,57 531,49 0,00 0,00 13,64 Kep. Bangka Belitung 2.379, ,02 512, ,20 344, , Di Kolam / Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan hias Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan

81 Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 3.833,02 m 2 /rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata-rata luas baku sebesar 344,54 m 2 /rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar m 2 /rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Lele, Ikan Patin, dan Ikan Gurame. Sedangkan Ikan Mas, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Lele, Ikan Patin, dan Ikan Gurame adalah masing-masing sebanyak 884 rumah tangga; 771 rumah tangga; 42 rumah tangga; dan 29 rumah tangga. Ikan Nila merupakan komoditas yang memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak,kabupaten Bangka Tengah tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 255 rumah tangga. Komoditas Ikan Patin paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka Barat, yaitu sebanyak 11 rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka yaitu sebanyak 193 ribu rumah tangga begitu juga untuk rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurame paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka sebanyak 14 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Rumput Laut dan Udang Windu banyak diusahakan masing-masing di Kabupaten Belitung sebanyak 33 rumah tangga, dan Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 4 rumah tangga. 63

82 64 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Jenis Ikan Utama Kabupaten/Kota Udang Udang Rumput Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Windu Vaname Laut (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan arowana, mas koi, mas koki dan cupang. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan arowana, yaitu sebanyak 25 rumah tangga. Kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan Arowana sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Belitung Timur, yaitu sebanyak 22 rumah tangga. Selain ikan arowana, ikan koi merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 15 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis koi sebagai jenis ikan utama. Apabila ditinjau potensi masing-masing kabupaten/ kota, terlihat bahwa Kota Pangkalpinang yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan koi. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis koi paling banyak diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 46,67 persen (7 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang cukup banyak diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah ikan mas koki dan cupang, yaitu sebanyak 12 rumah tangga mengusahakan ikan mas koki, dan sebanyak 2 rumah tangga mengusahakan ikan cupang.

83 Kabupaten/Kota Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST

84 66 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 673 rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 38 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau per masing-masing kabupaten/kota, Kabupaten Belitung merupakan provinsi dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kota Pangkalpinang merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 459 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Belitung merupakan provinsi yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 32,46 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Bangka merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 279 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 41,46 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Provinsi Bangka Belitung. Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Jenis Penangkapan Ikan Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung

85 Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 Rumah Tangga Di Laut Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Jenis Usaha Penangkapan Ikan 673 Di Perairan Umum Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa kapal motor merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 956 unit usaha. 67

86 68 Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan perahu tanpa motor merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 285 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan perahu tanpa motor dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 42 unit usaha. Kabupaten Bangka merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu tanpa motor, yaitu sebanyak 115 unit usaha. Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Perahu Perahu Perahu Perahu Kabupaten/Kota Kapal Tanpa Kapal Tanpa Motor Tanpa Motor Tanpa Motor Perahu Motor Perahu Tempel Motor Tempel Motor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Selain di bedakan menurut jenis kapal/perahu yang di gunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap, serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah jenis pancing. Sebanyak unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan alat tangkap lainnya paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak unit usaha. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak unit usaha.

87 Begitu juga dengan kegiatan penangkapan ikan di perairan umum, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis pancing. Sebanyak 187 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan alat tangkap lainnya paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu sebanyak 112 unit usaha. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 75 unit usaha. Tabel 35 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Alat Tangkap Utama Yang Digunakan, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung

88 70 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

89 Subsektor Kehutanan Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Rumah Tangga Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Kegiatan, ST Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Pemungutan Hasil Hutan Jenis Kegiatan 500 Penangkapan Satwa Liar 215 Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Jenis Kegiatan 71

90 72 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Kegiatan Jumlah Rumah Budidaya Penangkaran Tangga Usaha Penangkapan Pemungutan Hasil Tanaman Satwa/Tumbuhan Kehutanan Satwa Liar Hutan Kehutanan Liar (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung

91 Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Belitung, yaitu sebanyak rumah tangga. Kabupaten yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak rumah tangga. Kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Pangkalpinang yang tercatat sebagai provinsi dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 88 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (4.777 rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebanyak rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan paling banyak, yaitu sebanyak 970 rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 500 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seperti halnya kegiatan pemungutan hasil hutan, ternyata Kabupaten Belitung juga merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 130 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kbupaten Belitung mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 215 rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Bangka tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 85 rumah tangga. 73

92 74 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi Per Rumah Tangga Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan Jenis Tanaman Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeunjing/Albazia Gaharu Mahoni Jati Akasia Nyatoh Jabon Jati Putih/Gmelina Bambu Ketapang Kupang Matoa Kayu Meranti Medang Dadap Waru Angsana Sindur Jelutung Bintangur Trembesi Tanjung Cendana Beringin Damar Balsa Cempaka Mindi Rotan Cemara Kayu Lamtoro Asam Londo 1 2 2

93 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Jenis Tanaman Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola Per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeunjing/Albazia Mahoni Gaharu Nyatoh Akasia Jati Putih/Gmelina Jati Jabon Ketapang Kupang Dadap Meranti Bambu Cemara Kayu Angsana Tanjung Cempaka Beringin Balsa Lamtoro

94 76 Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tesebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak tanaman sengon (53,77 persen). Sebaliknya, Kabupaten Bangka Tengah memiliki jumlah tanaman sengon paling sedikit, yaitu sebanyak tanaman (0,73 persen). Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak tanaman. Kabupaten Bangka Tengah merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak tanaman jati (35,30 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pangkalpinang memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak tanaman (2,78 persen). Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Provinsi Bangka Belitung sebanyak tanaman. Kota Pangkalpinang merupakan kota yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak tanaman mahoni (36,27 persen) diusahakan di Kota Pangkalpinang. Sebaliknya, Kabupaten Bangka Barat memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 871 tanaman (0,76 persen). Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama tercatat diusahakan di Provinsi Bangka Belitung sebanyak tanaman. Kabupaten Belitung Timur merupakan kabupaten yang paling

95 banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak tanaman akasia (48,22 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung Timur. Sebaliknya, Kabupaten Bangka Barat memiliki jumlah tanaman akasia paling sedikit, yaitu sebanyak 115 tanaman (5, 49 persen). Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak tanaman. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak tanaman jati putih (98,25 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung. Sebaliknya, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Kota Pangkalpinang sama sekali tidak memiliki tanaman jati putih. Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan tercatat sebanyak tanaman. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak tanaman jabon (39,86 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung. Sebaliknya, Kabupaten Bangka sama sekali tidak memiliki tanaman jabon. Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia tercatat diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak rumpun. Seperti halnya tanaman jabon Kabupaten Belitung juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak rumpun bambu (35,47 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pangkalpinang memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 11 rumpun (0,24 persen). Tanaman Waru yang diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebanyak 400 tanaman. Kabupaten Bangka Barat merupakan kabupaten satu-satunya yang mengusahakan tanaman waru. 77

96 78 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013

97 Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (74,63 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama yang berasal dari usaha tanaman perkebunan. Sementara itu, sebanyak 15,51 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha Penangkapan ikan di laut. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman hortikultura dan usaha tanaman padi dan palawija masing-masing sebanyak 3,75 persen dan 2,03 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti usaha di subsektor kehutanan, peternakan, budidaya ikan, penangkapan ikan di perairan umum utama masing-masing kurang dari 2 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija ,03 Tanaman Hortikultura ,75 Tanaman Perkebunan ,63 Peternakan 654 1,07 Budidaya ikan di laut 0 0,00 Budidaya ikan di tambak/air payau 0 0,00 Budidaya ikan di kolam air tawar 108 0,18 Budidaya ikan di sawah 0 0,00 Budidaya ikan di perairan umum 0 0,00 Budidaya ikan hias 0 0,00 Penangkapan ikan di laut ,51 Penangkapan ikan di perairan umum 239 0,39 Tanaman Kehutanan 0 0,00 Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 0 0,00 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar 987 1,61 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman 507 0,83 Jumlah ,00 79

98 80 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Secara provinsi, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp44,73 juta per rumah tangga per tahun atau Rp3,73 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding ratarata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp16,56 juta per rumah tangga per tahun (37,02 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp10,24 juta per rumah tangga per tahun (22,90 persen). Tabel 41 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian ,24 37,02 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian ,97 22,90 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 6 402,82 14,32 4 Buruh Pertanian 3 439,32 7,69 5 Buruh di Luar Pertanian 8 084,34 18,07 Jumlah ,69 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 3,44 juta per rumah tangga per tahun (7,69 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 8,08 juta per rumah tangga per tahun (18,07 persen). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 6,40 juta per rumah tangga per tahun (14,32 persen).

99 Rata-rata Pendapatan , , , , , , , ,00 Gambar 31 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) 0,00 Budidaya Ikan/Biota Lain di Peternakan Penangkapan Ikan di Laut Tanaman Perkebunan Penangkapan Ikan di Perairan Tanaman Hortikultura Pemungutan Hasil Jasa Pertanian Tanaman Padi dan Palawija Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan hias adalah sebesar Rp63,43 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha lain di luar sektor pertanian yaitu sebesar Rp47,88 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di perairan umum, Rp44,52 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha penangkapan satwa/ tumbuhan liar yakni sebesar Rp14,98 juta per rumah tangga per tahun. Tanaman Kehutanan Lainnya Transportasi, Pergudangan, Perdagangan, Akomodasi, A B C A. Sektor Pertanian B. Di Luar Sektor Pertanian C. Pendapatan Lainnya Keuangan, Persewaan, dan Jasa Air, Daur Ulang, Pembangunan, Pertambangan dan Penggalian Konstruksi Industri Pengolahan Bukan Hasil Industri Pengolahan Hasil Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Pensiun, sewa lahan, bunga, 81

100 82 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 16,56 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Perkebunan, yaitu sebesar 11,48 juta rupiah setahun atau sekitar 69,34 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Penangkapan Ikan di laut sebesar 2,96 juta rupiah (17,88 persen), Tanaman Hortikultura sebesar 796 ribu rupiah (4,81 persen), Ternak/Unggas sebesar 317 ribu rupiah (1,92 persen), Tanaman Padi sebesar 275 ribu rupiah (1,66 persen), Pemungutan hasil huta/ Penangkapan satwa liar sebesar 227 ribu rupiah (1,38 persen), Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman sebesar Tabel 42 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 275,07 1,66 2 Tanaman Palawija 149,05 0,90 3 Tanaman Hortikultura 796,82 4,81 4 Tanaman Perkebunan ,25 69,34 5 Ternak/ Unggas 317,42 1,92 6 Budidaya ikan di laut 22,45 0,14 7 Budidaya ikan di tambak/ air * Budidaya ikan di kolam air tawar 70,95 0,43 9 Budidaya ikan di sawah * Budidaya ikan di perairan umum * Budidaya ikan hias * Penangkapan ikan di laut 2 959,85 17,88 13 Penangkapan ikan di perairan Umum 34,71 0,21 14 Tanaman Kehutanan 27,99 0,17 15 Penangkaran Tumbuhan Liar * Penangkaran Satwa Liar 4,01 0,02 17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 227,72 1,38 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 189,97 1,15 Jumlah ,24 100,00 Catatan : *) Sektor pertanian tidak terpilih sampel pada kegiatan SPP ST2013

101 189 ribu rupiah (1,15 persen). Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 persen) terdiri dari usaha Tanaman Palawija, Budidaya Ikan di Kolam Air Tawar, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Tanaman Kehutanan, Budidaya Ikan di Laut, dan Penangkaran Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor perkebunan dan penangkapan ikan di laut nampaknya merupakan sub sektor andalan di Kepulauan Bangka Belitung, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. 83

102 84

103 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Anggota DPRD Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Anggota DPRD Tingkat II Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Bupati/Wali Kota Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kepala BPS Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Camat/Lurah/Kepala Desa Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

104 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Komplek Perkantoran dan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telp.:(0717)439422, Fax.:(0717)439425,

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 12.801 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 4.183 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak 37.849 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batang Tahun 2013 sebanyak 11 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 32.708 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak 27.136 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1375 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak 1.850 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak 26.587 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak 0 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 59.247 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci