Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana"

Transkripsi

1

2

3 Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Jawa Barat hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS Provinsi Jawa Barat terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Gema Purwana

4

5 Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian

6 Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

7

8

9

10 1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

11 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

12 Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

13 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

14 Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

15 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

16

17 Jumlah Usaha Pertanian Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Jawa Barat didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat hasil ST2013 tercatat sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 29,61 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 4.35 juta rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 474 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 442 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Sukabumi tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kaupaten Bogor tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terjadi di seluruh Kabupaten/kota di Jawa Barat, penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian tertinggi terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi (58,22 persen), sedangkan wilayah kota tertinggi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terdapat di Kota Bekasi (89.21 persen). Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Jawa Barat, ST2003 dan ST ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga (ribu) Perusahaan

18 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Usaha (Rumah Tangga) (Perusahaan) Pertanian No Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan Lainnya ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Bogor , , Sukabumi , , Cianjur , , Bandung , , Garut , , Tasikmalaya , , Ciamis , , Kuningan , , Cirebon , , Majalengka , , Sumedang , , Indramayu , , Subang , , Purwakarta , , Karawang , , Bekasi , , Bandung Barat , Kota Bogor , , Kota Sukabumi , , Kota Bandung , , Kota Cirebon , , Kota Bekasi , , Kota Depok , , Kota Cimahi , Kota Tasikmalaya , , Kota Banjar , Jawa Barat , ,25 442

19

20 Jumlah Rumah Tangga (juta) Subsektor Tanaman Pangan terlihat mendominasi usaha pertanian di Jawa Barat. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Jawa Barat adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 2,49 juta rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Hortukultura adalah sebanyak 1,26 juta rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 47,26 persen (1,07 juta rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 4,62 persen (120,621 ribu rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Jawa Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST Pertanian *) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan ST2003 ST2013 Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha

21 Jumlah Perusahaan Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Peternakan dan Perkebunan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Peternakan hasil ST2013 adalah sebanyak 215 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 154 perusahaan. Subsektor Tanaman Pangan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan hasil ST2013 tercatat sebanyak 13 perusahaan, demikian juga untuk jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan tercatat sebanyak 13 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami penurunan sebesar 1,25 persen. Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Peternakan, yang tumbuh sebesar 90,27 persen (102 perusahaan). Sedangkan penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terjadi di Subsektor Hortikultura, dan Perkebunan. Penurunan tersebut masing-masing sebesar 42,03 persen (29 perusahaan), dan 37,65 persen (93 perusahaan). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Jawa Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan ST2003 ST2013 Penangkapan Ikan Kehutanan

22 No Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % ST2003 ST2013 Absolut % *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian *) , , Subsektor 1. Tanaman Pangan , ,50 89 Padi , ,00 60 Palawija , , Hortikultura , , Perkebunan , , Peternakan , , Perikanan , ,00 97 Budidaya Ikan , ,00 97 Penangkapan Ikan , Kehutanan , , Jasa Pertanian , Dari hasil ST2013, Subsektor Peternakan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 205 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 129 usaha. Sedangkan Subsektor Perkebunan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (56 usaha).

23 Jumlah Rumah Tangga (ribu) Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak 69,453 ribu rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 64,05 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 1,93 juta rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar ( m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 64,943 ribu rumah tangga, menurun sebesar 6,30 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 69,31 ribu rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar ( m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 973,03 ribu rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 6,78 ribu rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 sedikit meningkat dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 2,500 2,000 1,500 ST2003 ST2013 1, <

24 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 No. Golongan Luas Lahan (m2) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 < , , , , , , ,95 JUMLAH ,61 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,20 0,49 hektar, yaitu sebanyak 973,03 ribu rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 0,10 hektar, yaitu sebanyak 1,93 juta rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 741,62 rumah tangga. Angka ini sedikit meningkat (0,29 persen) pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 739,46 ribu rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam (64,05 persen) dibanding ST2003.

25 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 Pengguna Lahan 0.62% 99.38% 75.61% Bukan Pengguna Lahan Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem 24.39% Pengguna Lahan Petani Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat. Dari sebanyak 3,06 juta rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat, sebesar 99,38 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (3,04 juta rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,62 persen, atau sebanyak rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 99,38 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 75,61 persennya (2,30 juta rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 24,39 persen (741,52 ribu rumah tangga).

26 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Bogor , ,05 2 Sukabumi , ,04 3 Cianjur , ,32 4 Bandung , ,20 5 Garut , ,37 6 Tasikmalaya , ,23 7 Ciamis , ,28 8 Kuningan , ,11 9 Cirebon , ,45 10 Majalengka , ,74 11 Sumedang , ,85 12 Indramayu , ,33 13 Subang , ,84 14 Purwakarta , ,55 15 Karawang , ,34 16 Bekasi , ,62 17 Bandung Barat , ,33 18 Kota Bogor , ,21 19 Kota Sukabumi , ,75 20 Kota Bandung , ,36 21 Kota Cirebon , ,98 22 Kota Bekasi , ,72 23 Kota Depok , ,63 24 Kota Cimahi , ,95 25 Kota Tasikmalaya , ,50 26 Kota Banjar , ,80 Jawa Barat , ,37

27

28 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 3,62 juta orang petani di Jawa Barat, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 2,85 juta orang (78,75 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 768,82 ribu orang atau sebesar 21,25 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 96,56 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 79,17 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST2013 9% Laki-Laki Perempuan 91%

29 No Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 Sektor/Subsektor Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian*) , , ,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan , , ,00 2. Hortikultura , , ,00 3. Perkebunan , , ,00 4. Peternakan , , ,00 5. Perikanan Budidaya Ikan , , ,00 Penangkapan Ikan , , ,00 6. Kehutanan , , ,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

30 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 No Kelompok Umur Petani Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 JUMLAH , , ,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 3,058 juta rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 2,76 juta rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 295,03 ribu rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Hanya sebanyak 1 petani utama saja. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 2,57 juta rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara tahun. Sedangkan sisanya adalah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun.

31 Jumlah Sapi/Kerbau (ribu) Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin Jantan Betina Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 593,71 ribu ekor, terdiri dari 387,57 ekor sapi potong, 97,83 ribu ekor sapi perah, dan 108,30 ribu ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 324,91 ribu ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 268,79 ribu ekor. Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 63,83 ribu ekor. Sedangkan Kota Cirebon adalah kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (317 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu sebanyak 42,39 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak di Kabupaten Bandung, dengan jumlah sapi perah sebanyak 27,83 ribu ekor.

32 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin No Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

33

34 Rata-rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 4,17 ribu m 2, naik sebesar 225,78 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 1,28 ribu m 2. Rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 3,16 ribu m 2, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan lahan bukan sawah yang sebesar 2,36 ribu m 2. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian 4,20 ribu m 2 dengan rata-rata luas lahan yang dikuasai sebesar 4,36 ribu m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 (m 2 ) 2,500 2,000 1, , Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Jawa Barat

35 No Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Kabupaten/Kota Lahan Bukan Pertanian Jenis Lahan Lahan Pertanian Lahan yang dikuasai Lahan Bukan Lahan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 Sawah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bogor 185,35 175,57 469, ,17 569, , , , , ,05 2 Sukabumi 3 Cianjur 4 Bandung 5 Garut 6 Tasikmalaya 7 Ciamis 8 Kuningan 9 Cirebon 10 Majalengka 11 Sumedang 12 Indramayu 13 Subang 14 Purwakarta 15 Karawang 16 Bekasi 17 Bandung Barat 18 Kota Bogor 19 Kota Sukabumi 20 Kota Bandung 21 Kota Cirebon 22 Kota Bekasi 23 Kota Depok 24 Kota Cimahi 25 Kota Tasikmalaya 26 Kota Banjar 240,54 172,33 753, , , , , , , ,87 195,22 189,79 917, , , , , , , ,86 138,64 165,75 295, ,10 318, ,41 614, ,51 752, ,26 177,51 158,34 669, , , , , , , ,15 183,06 152,61 809, , , , , , , ,48 270,96 223,53 876, , , , , , , ,98 206,46 172,65 802, ,51 671, , , , , ,94 200,27 214,41 654, ,02 220, ,44 874, , , ,87 192,36 176, , ,24 533, , , , , ,11 229,51 224,48 873, ,66 926, , , , , ,80 229,20 200, , ,17 402, , , , , ,48 240,44 275, , ,45 543, , , , , ,50 219,16 221,95 665, ,54 675, , , , , ,05 219,70 270, , ,60 325, , , , , ,16 213,44 316, , ,98 231, , , , , ,83 174,23 169,85 382,38 982,88 618, , , , , ,42 114,96 156,00 21,99 335,87 68, ,28 90, ,15 205, ,15 120,55 159,09 186, ,31 71,08 954,22 257, ,52 377, ,61 87,22 167,10 29, ,90 11, ,10 40, ,00 127, ,10 121,06 146,40 26, ,35 25,03 571,58 51, ,92 172, ,33 122,90 197,24 14,93 652,78 31,66 905,49 46, ,27 169, ,51 145,80 245,02 12,58 164,20 55, ,59 68, ,79 214, ,81 100,35 128,52 12,17 492,55 28, ,37 40, ,92 141, ,45 149,18 171,76 270, ,40 222,33 881,01 493, ,41 642, ,17 301,12 346,94 647, ,01 716, , , , , ,31 Jawa Barat 186,60 196,18 708, ,85 576, , , , , ,08

36 Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 83,02 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 7,29 ribu rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 13,98 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 8,67 ribu, 12,68 ribu, dan 13,80 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (12,77 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Cimahi merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (34 rumah tangga).

37 No Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

38

39 Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman pangan tercatat sebesar 95,36 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 7,12 ribu rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 74,76 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masingmasing sebanyak 15,62 ribu, 8,98 ribu, dan 34,24 ribu rumah tangga.

40 No Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

41

42

43 Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya Rumah Tangga (juta) Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan di Jawa Barat meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Jawa Barat didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 2,49 juta, 93,01 persen (2,32 juta) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 24,16 persen (602,13 ribu) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Antara lain rumah tangga Jagung (200,92 ribu) dan Kedelai (29,94 ribu). Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST Padi Palawija Jenis Tanaman

44 Jenis tanaman padi di Jawa Barat terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 2,32 juta rumah tangga tanaman padi di Jawa Barat, sekitar 98,22 persen (2,28 juta) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 3,82 persen (88,43 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 1,52 juta hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 1,49 juta hektar dan padi ladang seluas 21,59 ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,66 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar 0,24 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Jawa Barat diikuti oleh komoditas jagung dan kacang tanah. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 52,24 persen (314,57 ribu), 33,37 persen (200,91 ribu), dan 18,97 persen (114,23 ribu). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah gandum, garut, dan sorgum yang masing-masing hanya dikelola oleh 25 rumah tangga, 45 rumah tangga, dan 56 rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, ubi kayu merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 0,150 juta hektar luas tanam palawija, sekitar 33,65 persen (0,05 juta hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas gandum yang hanya seluas 5 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,25 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,25 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ganyong yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,04 hektar per satu rumah tangga usah ganyong.

45 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) Tanaman Pangan* ,32 Padi** ,45 Padi Sawah ,55 Padi Ladang ,44 Palawija** ,31 Jagung ,65 Kedelai ,46 Kacang Tanah ,45 Kacang Hijau ,80 Ubi Kayu ,03 Ubi Jalar ,23 Sorgum ,14 Gandum ,56 Talas ,21 Ganyong ,62 Garut ,67 Lainnya ,09 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. (4)

46 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 2,32 juta rumah tangga usaha tanaman padi, sekitar 59,40 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 6,15 persen (0,14 juta rumah tangga), sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 36,48 persen (0,85 juta rumah tangga). Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Jenis Tanaman Padi Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual (1) (2) (3) (4) (5) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

47 Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija (53,10 persen) menjual seluruh hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual sebagian hasil panen palawijanya ada sekitar 33,76 persen (0,26 juta rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen palawijanya adalah sebesar 13,14 persen. Karakteristik penjualan hasil panen ini juga berlaku pada semua komoditas palawija kecuali kacang tanah, ubi jalar, talas, dan ganyong yang mayoritas rumah tangga yang menanam komoditas-komoditas ini hanya menjual sebagian hasil panennya. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 98,42 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak rumah tangga menebaskan padinya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padinya hanya sekitar rumah tangga atau 0,32 persen dari rumah tangga padi keseluruhan. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 0.02 juta rumah tangga baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Jenis Tanaman Padi Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang

48 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang memanen sendiri panennya mencapai 78,58 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. ST2013 mencatat bahwa sebesar 7,70 persen rumah tangga menebaskan tanamannya, sedangkan yang mengijonkan tanaman palawijanya hanya sekitar 0,77 persen. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang tidak/belum panen ada sebanyak 0,083 juta rumah tangga. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah ubi kayu. Sebanyak 16,53 persen (0,05 juta) rumah tangga yang menanam ubi kayu belum panen pada periode Mei 2012 April Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Dipanen Jenis Tanaman Dipanen Muda Jumlah Bentuk Lain Dipanen Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

49 Rumah tangga tanaman padi paling banyak berada di Kabupaten tasikmalaya (10,67 persen) diikuti Kabupaten Sukabumi (10,32 persen), Kabupaten Cianjur (10,16 persen) dan Kabupaten Ciamis (9,13 persen). Sedangkan sisanya tersebar di beberapa kabupaten lain seperti Kabupaten garut, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang dan lain-lain. Sentra utama padi tersebut yang juga merupakan sentra komoditas jagung adalah Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut. Sedangkan untuk sentra kedelai berada di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten garut, dan Kabupaten Ciamis.

50 Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 No Kabupaten/Kota Tanaman Padi Padi Padi Pangan Sawah Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

51

52

53 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura ( rumah tangga). Selain cabai rawit, cabai besar, kacang panjang dan jahe juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah mentimun suri dan tanaman semangka. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit dan cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah jahe, sedangkan krisan/seruni tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai besar, sedangkan yang terkecil adalah tanaman aglaonema. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Jawa Barat terletak pada jenis tanaman cabai besar. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman jamur adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah kamboja jepang/adenium.

54 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah Mentimun Suri Semangka Stroberi Bawang Daun/Prei Bawang Merah Bayam Brokoli Buncis Cabai Besar Cabai Rawit Jamur Kacang Merah Kacang Kapri Kacang Panjang Kailan Kangkung Kembang Kol Kentang Kubis Labu Siam Lobak Ketimun Oyong/Gambas Pak Choi Paria/Pare Petsai/Sawi Putih Sawi Seledri Slada

55 Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Terung Tomat Wortel Jahe Kemangi Kencur Kunyit Kumis Kucing Lengkuas Anggrek Aglaoenema Hebras Kamboja Jepang/Adenium Krisan/Seruni Mawar Melati Nanas-Nanasan/Bromelia Palm Rumput Peking Sedap Malam Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura ( rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman mangga. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman euphorbia merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (184 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki persentase jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah kapulaga dan yang terkecil adalah euphorbia.

56 Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman pisang diikuti dengan tanaman salak dan rambutan. Untuk tanaman sayuran tahunan, petai merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan bunga anthurium tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah kapulaga sedangkan yang terkecil adalah tanaman euphorbia. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah bunga anthurium, sedangkan yang terkecil adalah tanaman sukun dan kluwih. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat pohon Anggur 260 pohon Belimbing pohon Buah Naga 313 pohon Buah Nona/Srikaya pohon Cempedak pohon Duku/Langsat pohon Durian pohon Duwet/Juwet 263 pohon Jambu Air pohon Jambu Biji pohon Jambu Bol pohon Jeruk Siam/Keprok pohon Jeruk Besar pohon Kedondong pohon Kesemek pohon Lengkeng pohon

57 Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dikelo la Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Mangga pohon Manggis pohon Markisa 395 pohon Matoa Buah 223 pohon Nangka pohon Nenas rumpun Pepaya pohon Pisang rumpun Rambutan pohon Salak rumpun Sawo pohon Sirsak pohon Sukun pohon Terong Brastagi 251 pohon Blimbing Wuluh 261 pohon Jengkol pohon Kluwih pohon Melinjo pohon Petai pohon Kapulaga m Mahkota Dewa 250 m Mengkudu/Pace 727 m Salam m Sereh m Sirih 357 m Anthurium Bunga 283 m Anthurium Daun 582 m Bambu Hias 289 m Bougenvillea Spp 463 m Euphorbia 184 m Phylodendron 246 m Soka/Ixora 271 m Tabulampot 239 pohon

58 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Barat adalah sebesar 1,26 juta rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Ciamis ( rumah tangga) diikuti Kabupaten Sukabumi ( rumah tangga). Selain di kedua kabupaten tersebut, pada sebagian besar kabupaten di Jawa Barat, juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar, seperti di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan lain-lain. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 74,5 persen ( rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (87,66 ribu rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan dan tanaman obat-obatan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada dua kelompok tanaman hortikultura lainnya apabila dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran dan tanaman hias. ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan di Jawa Barat, kelompok tanaman buah-buahan tahunan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 73,40 ( rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kabupaten Ciamis ( rumah tangga) diikuti Kabupaten Tasikmalaya ( rumah tangga) dan Kabupaten Sukabumi ( rumah tangga). Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Ciamis juga tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Bogor (1.511 rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Tasikmalaya ( rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 1.26 juta rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Barat dengan rumah tangga.

59 Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Jumlah Rumah Tangga (ribu) Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Bandung merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (2.812 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Garut ( rumah tangga). Kabupaten Bandung Barat merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak ( rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Garut. Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST2013 1, Hortikultura Tahunan Kelompok Tanaman Hortikultura Hortikultura semusim

60 Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Buah-buahan Kelompok Tanaman Hortikultura Sayuran Tanaman Obatobatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

61 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, mangga, dan cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar ; ; dan rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap kabupaten/kota di Jawa Barat, usaha tanaman pisang terpusat di Kabuapten Ciamis dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar sebesar rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kabupaten Sukabumi mencapai rumah tangga dan di Kabupaten Cianjur mencapai rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Kabupaten Sukabumi. Dari rumah tangga usaha tanaman mangga, berada di Kabupaten Sukabumi sebanyak rumah tangga, Kabupaten Majalengka rumah tangga, Kabupaten Sumedang rumah tangga, dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Mengingat tanaman cabai dan bawang merah sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Garut ( rumah tangga), diikuti Kabupaten Cianjur ( rumah tangga dan Kabupaten majalengka ( rumah tangga). Usaha rumah tangga untuk tanaman bawang merah terkonsentrasi di Kabupaten Bandung (5.053 rumah tangga), Kabupaten Cirebon (4.575 rumah tangga). Tanaman kentang dan kunyit paling banyak diusahakan di Kabupaten Garut masing-masing sebanyak rumah tangga dan rumah tangga. Sedangkan tanaman anggrek paling banyak diusahakan di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.

62 Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga UsahaHorti kultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

63 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, kentang, bawang merah, dan cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah luas tanaman hortikultura terluas yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 64,64 ribu hektar, 48,85 ribu hektar, dan 23,31 ribu hektar. Tanaman hortikultura di Jawa Barat berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa usaha tanaman pisang paling banyak terdapat di Kabupaten Cianjur dengan jumlah tanaman terbesar sebesar (6,67 juta tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Garut mencapai 834,85 ribu tanaman dan di Kabupaten Karawang mencapai 754,06 ribu tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Indramayu. Masing-masing jumlah tanaman yang diusahakan sebanyak 545,29 ribu pohon, 423,54 ribu pohon dan 394,76 ribu pohon.

64 Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Tangga Kabupaten/Kota Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) UsahaHortikultura Pisang Jeruk Mangga Cabai Kentang Kunyit Anggrek Bawang Merah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

65

66

67 Jumlah Rumah Tangga (juta) Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Jawa Barat sebanyak 782,94 ribu rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 751,66 ribu rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 38,61 ribu. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Jawa Barat berada di Kabupaten Ciamis, yaitu sebanyak 167,51 ribu rumah tangga. Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Kabupaten Tasikmalaya (132,36 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Garut (84,63 ribu rumah tangga). Sedangkan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman semusim berada di Kabupaten Garut (15,13 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Bandung Barat (6,80 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Sumedang (6,50 ribu rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST Perkebunan Tahunan Semusim Jenis Tanaman Perkebunan Tabel 21

68 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

69 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Jawa Barat berturut-turut adalah kelapa (507,94 ribu rumah tangga), cengkeh (183,44 ribu rumah tangga), kopi (116,47 ribu rumah tangga), karet (39,59 ribu rumah tangga), Kakao (21,42 rumah tangga), dan kelapa sawit (1,77 ribu rumah tangga). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Kabupaten Ciamis (153,26 ribu rumah tangga, diikuti Kabupaten Tasikmalaya (107,34 ribu rumah tangga). Cengkeh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Garut (27,06 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Ciamis (24,79 ribu rumah tangga). Kopi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten garut (19,75 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Ciamis (18,62 ribu rumah tangga). Karet banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Sukabumi (11,06 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Cianjur (6,58 ribu rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ciamis (11,78 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Tasikmalaya (6,80 ribu rumah tangga). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ciamis (0,42 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Tasikmalaya (0,35 ribu rumah tangga).

70 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tangga Usaha Tanaman Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit Tahunan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

71 Jumlah rumah tangga usaha Perkebunan Tanaman Semusim di Jawa Barat sebanyak 38,61 rumah tangga. Rumah tangga tersebut paling banyak tersebar di Kabupaten Garut sebanyak 15,13 ribu rumah tangga, diikuti Kabupaten Bandung (6,80 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Sumedang (6,50 ribu rumah tangga). Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Jawa Barat berturut-turut adalah tembakau (25,03 ribu rumah tangga), sereh wangi (9,21 ribu rumah tangga), tebu (1,67 ribu rumah tangga), dan nilam (1,19 ribu rumah tangga). Kabupaten/kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tembakau adalah Kabupaten Garut (13,57 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Sumedang (6,39 ribu rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Bandung Barat (6,69 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Cianjur (1,80 ribu rumah tangga). Tebu paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Cirebon (0,74 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Garut (0,17 ribu rumah tangga). Sedangkan nilam banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Garut (0,42 ribu rumah tangga).

72 Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

73 Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah kopi, yakni sebanyak 51,57 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Bandung (12,45 juta pohon) dan Kabupaten Ciamis (9,74 juta pohon). Populasi terbesar kedua adalah tanaman karet, yaitu sebanyak 17,51 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Sukabumi (5,08 juta pohon) dan Kabupaten Cianjur (2,87 juta pohon). Tanaman kelapa menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 9,20 juta pohon. Paling banyak berada di Kabupaten Ciamis (4,44 juta pohon) dan Kabupaten Tasikmalaya (2,05 juta pohon). Selain tanaman kopi, karet,dan kelapa, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas cengkeh (5,23 juta pohon), kakao (1,14 juta pohon), dan kelapa sawit (0,47 juta pohon). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan cengkeh adalah Kabupaten Garut (0,75 juta pohon), diikuti Kabupaten Sukabumi (0,72 juta pohon). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ciamis (0,46 juta pohon), diikuti Kabupaten Tasikmalaya (0,31 juta pohon). Kelapa Sawit banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kota Bogor (0,11 juta pohon) dan Kabupaten Bandung (0,76 ribu pohon).

74 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

75 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Teh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

76 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman teh yang belum berproduksi sebesar 3,39 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman kopi yang belum berproduksi sebesar 27,73 persen, dan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi adalah sebesar 47,81 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah tanaman teh yang belum berproduksi di Jawa Barat sebanyak 4,10 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Cianjur sebanyak 1,08 juta pohon. Jumlah pohon kopi yang belum berproduksi di Jawa Barat sebanyak 14,30 juta pohon. Paling banyak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut masingmasing sebanyak 5,50 juta pohon dan 3,28 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Jawa Barat sebanyak 8,37 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Sukabumi sebanyak 2,14 juta pohon. Diikuti Kabupaten Garut (1,50 juta pohon), Kabupaten Tasikmalaya (1,24 juta pohon) dan Kabupaten Cianjur (1,01 juta pohon). Selain teh, kopi dan karet, juga banyak diusahakan tanaman kelapa, cengkeh dan kakao oleh rumah tangga usaha perkebunan di Jawa Barat. Jumlah pohon kelapa yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan yang belum berproduksi sebanyak 1,44 juta pohon dari sebanyak 9,20 juta pohon kelapa yang diusahakan. Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten yang memiliki jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling banyak (3,3 juta pohon).

77 Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

78 Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas kopi, kelapa, dan karet. Jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi di Jawa Barat sebanyak juta pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Ciamis, yaitu sebanyak 8,08 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Cirebon yaitu sebanyak 0 pohon. Jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi di Jawa Barat sebanyak 6,78 juta pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Ciamis sebanyak 3,31 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi paling sedikit Kota Cirebon dengan jumlah 43 pohon. Selain kopi dan kelapa, pohon karet juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Jawa Barat sebanyak 6,36 juta pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Sukabumi, yaitu sebanyak 2,15 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Cimahi dan Kota tasikmalaya dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak 0 pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Jawa Barat (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman kelapa, yaitu 21,31 ribu hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman karet mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 0,36 hektar per rumah tangga. Meskipun rumah tangga di Jawa Barat paling banyak mengusahakan kelapa, namun rata-rata luas tanamannya tidak begitu besar, yaitu hanya sekitar 0,04 hektar per rumah tangga.

79 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

80 Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

81 Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Jawa Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Jumlah rumah tangga Yang Diusahakan/ Yang Belum Yang Sudah Dikelola Berproduksi Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemenyan Kemiri Kemiri Sunan Kenanga Kina Klerek Kopi Lada Lontar Murbai Panili/Vanili Pala Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu Soga Teh

82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Jawa Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 Rata-Rata Luas Tanaman/Luas ) Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau ,75 Asam Jawa ,89 Cengkeh ,06 Gambir ,56 Jambu Mete ,57 Jarak Pagar ,40 Kakao ,05 Kapok ,41 Karet ,99 Kayu Manis ,43 Kelapa Sawit ,39 Kelapa ,59 Kemenyan ,00 Kemiri ,48 Kemiri Sunan ,54 Kenanga ,45 Kina ,83 Klerek 8 0 0,00 Kopi ,21 Lada ,14 Lontar ,77 Murbai ,40 Panili/Vanili ,34 Pala ,45 Pandan Anyaman ,60 Pinang/Jambe ,23 Sagu ,51 Soga ,60 The ,67 Abaca/Manila ,57 Akar Wangi ,83 Jute ,00 Kapas ,98 Kenaf ,80 Nilam ,01 Rami/Haramay ,50 Rosela ,59 Sereh Wangi ,86 Tebu ,31 Tembakau ,79

83

84

85 Rumah Tangga (ribu) Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak ketiga (1,19 juta rumah tangga) setelah Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST Jenis Ternak

86 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

87 Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

88 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Jumlah Jenis Usaha Peternakan Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

89 Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

90 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Ayam Ras Itik Itik Petelur Pedaging Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

91 Populasi Ternak (ribu ekor) Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah domba, sebanyak rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Indonesia,ayam ras pedaging merupakan jenis ternak yang populasinya terbesar yaitu ekor. Hal tersebut dikarenakan masa panen ayam ras pedaging yang relatif singkat sekitar hari. Disusul oleh jenis ternak itik dengan populasi sebesar ekor. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST Jenis Ternak

92

93

94

95 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 1,98 juta rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 300,09 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak 24,35 ribu rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Rumput Laut terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan Rumput Laut sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 125 rumah tangga. Selain Rumput Laut, Ikan Bandeng merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 10,50 ribu rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 103,29 ribu rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Koi, Cupang/Betta Hias, Mas Koki dan Cupang/Betta Laga. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Koi, Cupang/Betta Hias, Mas Koki dan Cupang/Betta Laga sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 844 rumah tangga; 518 rumah tangga; 347 rumah tangga; dan 245 rumah tangga.

96 Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Rumput Laut 125 Bandeng Nila Koi 844 Udang Windu Jumbo 14 Udang Windu Mujair Cupang/Betta Hias 518 Bawal Putih 7 Udang Vaname Mas Mas Koki 347 Bawal Hitam 6 Nila 430 Lele Cupang/Betta Laga 245 Udang Putih/Jerbung 5 Mujair 380 Gurami Manvis 118 Kepiting 3 Kerang Hijau 121 Nilem Black Gost 116 Siro 3 Udang Putih 117 Bawal Air Tawar Gapi 93 Belanak 2 Rumput Laut 50 Tawes Barbir 81 Layur 2 Kerang Darah 31 Patin Kartetra 70 Rajungan 2 Kepiting 29 Jambal 370 Plati Koral 56

97 Apabila ditinjau menurut kabupaten/kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (59,92 ribu rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Tasikmalaya yang tercatat memiliki sebanyak 46,44 ribu rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Cimahi, yaitu sebanyak 149 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Provinsi Jawa Barat, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di Tambak. Tercatat sebanyak 266,71 ribu rumah tangga di Jawa Barat mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 16,44 ribu rumah tangga di Jawa Barat mengusahakan Budidaya Ikan di Tambak. Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 59,69 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Indramayu paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di tambak, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 5,91 ribu rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 3,41 ribu rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Jawa Barat paling banyak diusahakan di Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 1,32 ribu rumah tangga (38,66 persen). Selain Kabupaten Bogor,Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 0,51 ribu rumah tangga (15,19 persen) diikuti Kota Depok sebanyak 0,46 ribu rumah tangga (13,61 persen). Sedangkan yang paling sedikit mengusahakan budidaya ikan hias terdapat di Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar yang masing-masing hanya memiliki sebanyak 4 rumah tangga usaha budidaya ikan hias.

98 Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

99 Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan Ikan Hias

100 Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Tambak/Air Payau Bukan Ikan Hias Di Kolam/Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bogor 1.000,00 242,61 644, ,00 488,71 699,53 Sukabumi 1.319,31 471,92 416, , , ,63 Cianjur 1.594,29 166,21 314, ,75 736,21 666,67 Bandung 24,00 100,00 705, ,38 567,79 310,92 Garut 0,00 761,63 205, ,41 350,57 517,82 Tasikmalaya 440,33 393,37 328, ,89 417,07 906,71 Ciamis 240, ,85 291,29 545,16 196,11 297,88 Kuningan 0,00 105,08 180,44 465,83 280,87 59,55 Cirebon , ,00 692, , ,68 921,15 Majalengka 0, ,00 216,81 907, ,19 90,10 Sumedang 0,00 400,44 249,68 673,28 407,89 452,32 Indramayu , , ,01 945,08 354,91 27,31 Subang 0, , , ,66 355,67 152,50 Purwakarta 0,00 0,00 491,13 507,28 587,67 201,05 Karawang , , , , ,64 120,90 Bekasi 1.972, ,98 563,03 862,90 287,52 76,54 Bandung Barat 0,00 225,61 252,68 274,53 460,42 92,11 Kota Bogor 0, ,00 429,29 358,00 157,21 296,83 Kota Sukabumi 2.550,00 0,00 701, ,63 126, ,38 Kota Bandung 0,00 145, , , ,86 389,07 Kota Cirebon 5.033, ,81 269,26 0,00 0,00 60,80 Kota Bekasi 0, ,00 206,50 667,50 69, ,72 Kota Depok 0,00 0,00 796,67 716,64 398,76 183,21 Kota Cimahi 0,00 233,33 290,07 461, ,50 395,13 Kota Tasikmalaya 0,00 161,50 539, ,51 589,74 267,00 Kota Banjar 560,00 191,50 326, ,79 78,33 13,00 Jawa Barat 3.372, ,07 418, ,54 689,39 840,35

101 Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 25,75 ribu m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di kolam/air tawar, dengan rata-rata luas baku sebesar 418,53 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 840,35 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa di Jawa Barat, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Mas, Ikan Lele, dan Ikan Gurame. Sedangkan Ikan Kakap, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, dan Ikan Gurame adalah masing-masing sebanyak 103,73 ribu rumah tangga; 32,21 ribu rumah tangga; 24,58 ribu rumah tangga; dan 19,01 ribu rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Garut tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 22,51 ribu rumah tangga. Komoditas Ikan Mas paling banyak ditemui di Kabupaten Cianjur, yaitu sebanyak 5,96 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Ciamis yaitu sebanyak 1,79 ribu rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Bandeng paling banyak ditemui di Kabupaten Indramayu dengan jumlah rumah tangga sebanyak 2,98 ribu rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Gurame, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Patin, dan kerapu banyak diusahakan masing-masing di Kabupaten Ciamis sebanyak 9,12 ribu rumah tangga, Kabupaten Sukabumi sebanyak 124 rumah tangga, Kabupaten Indramayu sebanyak 1,59 ribu rumah tangga, Kabupaten Indramayu sebanyak 1,29 ribu rumah tangga, Kabupaten Bandung Barat sebanyak 431 rumah tangga, dan Kabupaten Subang sebanyak 11 rumah tangga.

102 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Udang Windu Udang Vaname (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat Rumput Laut

103 Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan koi, cupang, mas koki dan arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan koi, yaitu sebanyak 844 rumah tangga. Kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan koi sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Sukabumi, yaitu sebanyak 412 rumah tangga. Selain ikan koi, ikan cupang merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 778 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis cupang sebagai jenis ikan utama, diikuti budidaya ikan mas koki sebanyak 347 rumah tangga. Apabila ditinjau potensi masing-masing kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Bogor dan Kota Depok merupakan kabupaten/kota yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan arowana. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis arowana paling banyak diusahakan di Kabupaten Bogor dan Kota Depok yang mencapai 16 persen (4 rumah tangga).

104 Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

105

106 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 24,35 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 18,62 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 5,91 ribu rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Bila ditinjau per masing-masing kabupaten/kota, Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 4,70 ribu rumah tangga. Sedangkan Kota Cimahi merupakan kota yang tidak memiliki rumah tangga usaha Penangkapan Ikan. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 4,27 ribu rumah tangga (22,93 persen), diikuti Kabupaten Indramayu sebanyak 4,13 ribu rumah tangga (22,19 persen) dan Kabupaten Sukabumi sebanyak 2,19 ribu rumah tangga (11,76 persen). Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Purwakarta merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 1,02 ribu rumah tangga (17,23 persen) diikuti Kabupaten Cianjur sebanyak 602 rumah tangga (10,19 persen) dan Kabupaten Ciamis sebanyak 574 rumah tangga (9,72 persen).

107 Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

108 Rumah Tangga (ribu) Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum Jenis Penangkapan Ikan

109 Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan di laut, yaitu digunakan oleh sebanyak 14,25 ribu unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 551 unit usaha. Kabupaten Cirebon merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak 4,15 ribu unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang tanpa menggunakan perahu merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 3,41 ribu unit usaha penangkapan ikan di perairan umum tanpa menggunakan perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 330 unit usaha. Kabupaten Purwakarta merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu tanpa motor, yaitu sebanyak 342 unit usaha atau sekitar 20,61 persen dari unit usaha.

110 Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Kapal Perahu Motor Perahu Tanpa Tanpa Motor Tempel Tanpa Motor Perahu Motor Tempel Motor Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

111 Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Jawa Barat adalah jenis jaring. Sebanyak 12,96 ribu unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jenis pancing sedikit ditemui di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 1,55 ribu unit usaha. Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 3,71 ribu unit usaha. Demikian halnya dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis jaring. Sebanyak 2,37 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pukat paling sedikit ditemui di Jawa Barat, yaitu hanya sebanyak 280 unit usaha. Kabupaten Purwakarta merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 556 unit usaha.

112 Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

113

114

115 Rumah Tangga (ribu) Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 1,07 juta rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 1,06 juta rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya, ST Subsektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Jenis Budi Daya Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan

116 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Jenis Kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar Menangkap Satwa Liar (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bogor Sukabumi Memungut Hasil Hutan Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

117 Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu sebanyak 170,5 ribu rumah tangga diikuti Kabupaten Ciamis (166,01 ribu rumah tangga), Kabupaten Sukabumi (118,19 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Garut (111,93 ribu rumah tangga). Kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan wilayah perkotaan yang umumnya jumlah rumah tangga usaha kehutanan relatif sedikit, hal in dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang relatif sedikit di wilayah tersebut. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (1,06 juta rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak kedua yang diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Barat. Sebanyak 27,69 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan, yaitu sebanyak 5,07 ribu rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 1,86 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi ternyata merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 0,26 ribu rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan mengingat kondisi alam serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 1,25 ribu rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Barat mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Sukabumi tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 0,15 ribu rumah tangga.

118 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan, ST2013 Budidaya Tanaman Kehutanan Komoditas Rata-Rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Akasia Bambu Bayur Cempaka Eucaliptus Gaharu Jabon Jati Jati Putih/Gmelina Jenitri Johar Kaliandra Kayu Putih Lamtoro Mahoni Manglid Medang Mindi Pinus Rasamala Rimba Campuran Sengon/Jeunjing/Albazia Sonokeling Suren Trembesi Waru

119 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Akasia Bambu Bayur Cempaka Eucaliptus Gaharu Jabon Jati Jati Putih/Gmelina Jenitri Johar Kaliandra Kayu Putih Lamtoro Mahoni Manglid Meranti Mindi Pinus Rasamala Rimba Campuran Sengon/Jeunjing/Albazia Sonokeling Suren Trembesi Waru

120 Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat

121 Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tersebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak 124,08 juta tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Barat. Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak 22,78 juta tanaman sengon (18,36 persen). Sebaliknya, daerah kota memiliki jumlah tanaman sengon sedikit, yaitu paling sedikit di Kota Cirebon sebanyak 6,19 ribu tanaman (0,004 persen). Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Jawa Barat sebanyak 19,24 juta tanaman. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 4,07 juta tanaman mahoni (21,17 persen) diusahakan di Kabupaten Sukabumi. Sebaliknya, Kota Bogor memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 0,70 ribu tanaman (0,003 persen). Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Jawa Barat sebanyak 13,09 juta tanaman. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak 2,41 juta tanaman jati (18,40 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Bekasi memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak 4,69 ribu tanaman jati (0,03 persen). Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama tercatat diusahakan di Jawa Barat sebanyak 12,95 juta tanaman. Kabupaten Bogor merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak 2,55 juta tanaman akasia (19,69 persen) diusahakan di Kabupaten Bogor. Sebaliknya, Kota Cirebon memiliki jumlah tanaman akasia paling sedikit, yaitu sebanyak 212 tanaman (0,0016 persen).

122 Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Indonesia, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan tercatat sebanyak 9,46 juta tanaman. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak 2.33 juta tanaman jabon (24,64 persen) diusahakan di Kabupaten Sukabumi. Sebaliknya, Kota Bekasi sama sekali tidak memiliki tanaman jabon. Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa Barat. Tercatat diusahakan di Jawa Barat sebanyak 7,83 juta tanaman. Seperti halnya tanaman mahoni, jabon dan jati, Kabupaten Sukabumi juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 1,18 juta tanaman bambu (15,07 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Bogor memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 1,52 ribu tanaman (0,019 persen). Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 3,66 juta tanaman. Kabupaten Garut merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak 635,11 ribu tanaman jati putih (17,32 persen) diusahakan di Kabupaten Garut. Sebaliknya, Kota Bogor, Kota Cirebon dan Kota Bekasi sama sekali tidak memiliki tanaman jati putih. Tanaman Suren yang diusahakan di Jawa Barat tercatat sebanyak 2,13 juta tanaman. Kabupaten Garut merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman suren. Sebanyak 542,08 ribu tanaman suren (25,41 persen) diusahakan di Kabupaten Garut. Sebaliknya, beberapa kabupaten/kota yang sama sekali tidak memiliki tanaman suren adalah Kabupaten Indramayu, Karawang, sedangkan wilayah kota Cirebon dan Bekasi Tanaman Waru yang diusahakan di Jawa Barat tercatat hanya sebanyak 752,04 ribu tanaman. Kabupaten Sumedang merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman waru. Sebanyak 199,87 ribu tanaman waru (26,57 persen) diusahakan di Kabupaten Sumedang. Sebaliknya, di wilayah kota sama sekali tidak memiliki tanaman waru yaitu Kota Bogor, Kota Crebon dan Kota Bekasi.

123

124

125 Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Yang Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (72,66 persen) rumah tangga pertanian mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 11,40 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman hortikultura. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha peternakan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan masing-masing sebanyak 6,07 persen 3,72 dan 2,79 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti budidaya ikan, penangkapan ikan, penangkaran satwa/tumbuhan liar, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar dan jasa pertanian dan pembibitan tanaman sebagai sumber pendapatan utama masing-masing kurang dari 1 persen. Tabel 40. Jumlah Rumah Tangga Pertanian Yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija ,66 Tanaman Hortikultura ,40 Tanaman Perkebunan ,72 Peternakan ,07 Budidaya ikan di laut 0 0,00 Budidaya ikan di tambak/air payau ,46 Budidaya ikan di kolam air tawar ,81 Budidaya ikan di sawah 708 0,04 Budidaya ikan di perairan umum ,18 Budidaya ikan hias 956 0,06 Penangkapan ikan di laut ,96 Penangkapan ikan di perairan umum ,11 Tanaman Kehutanan ,79 Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 0 0,00 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar ,11 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman ,65 Jumlah ,00

126 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 24,76 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,06 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding ratarata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 10,34 juta per rumah tangga per tahun (41,77%). Sedangkan rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 4,27 juta per rumah tangga per tahun (17,24%). Tabel 41 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian ,53 41,77 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 4.268,92 17,24 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 3.455,80 13,96 4 Buruh Pertanian 1.541,07 6,22 5 Buruh di Luar Pertanian 5.153,19 20,81 Jumlah ,51 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 1,54 juta per rumah tangga per tahun (6,22%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 5,15 juta per rumah tangga per tahun (20,81%). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 3,46 juta per rumah tangga per tahun (13,96%).

127 Gambar 31 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan hias adalah sebesar Rp 92,45 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di sawah yaitu sebesar Rp 49,56 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar, Rp 47,13 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar yakni sebesar Rp 16,95 juta per rumah tangga per tahun.

128 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Jawa Barat sebesar 10,34 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Padi dan Palawija, yaitu sebesar 5,19 juta rupiah setahun atau sekitar 50,16 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Tanaman Hortikultura sebesar 1,74 juta rupiah (16,79 %), Ternak/Unggas sebesar 1,19 juta rupiah (11,53 %), Tanaman Kehutanan sebesar 741 ribu rupiah (7,17 %), Tanaman Perkebunan sebesar 533 ribu rupiah (5,15 %), Budidaya ikan di kolam air tawar sebesar 204 ribu rupiah (1,98 %), Penangkapan ikan di laut sebesar 171 ribu rupiah (1,66 %), dan Jasa Pertanian/Pembibitan Tanaman sebesar 152 ribu rupiah (1,47 %). Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 5.188,08 50,16 2 Tanaman Palawija 241,60 2,34 3 Tanaman Hortikultura 1.736,59 16,79 4 Tanaman Perkebunan 532,94 5,15 5 Ternak/ Unggas 1.192,31 11,53 6 Budidaya ikan di laut 0,03 0,00 7 Budidaya ikan di tambak/ air 73,45 0,71 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 204,30 1,98 9 Budidaya ikan di sawah 12,92 0,12 10 Budidaya ikan di perairan umum 29,42 0,28 11 Budidaya ikan hias 32,21 0,31 12 Penangkapan ikan di laut 171,49 1,66 13 Penangkapan ikan di perairan 18,23 0,18 14 Tanaman Kehutanan 741,20 7,17 15 Penangkaran Tumbuhan Liar 0,00 0,00 16 Penangkaran Satwa Liar 0,12 0,00 17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 16,54 0,16 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 152,12 1,47 Jumlah ,53 100

129 Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Budidaya Ikan di Laut, di Tambak/Air Payau, di Sawah, di Perairan Umum, Budidaya Ikan Hias, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Penangkaran Tumbuhan Liar, Penangkaran Satwa Liar, dan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor tanaman padi, hortikultura dan ternak/unggas merupakan sub sektor andalan di Jawa Barat, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian.

130

131 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Gubernur Jawa Barat Wakil Gubernur Jawa Barat Para Bupati/Walikota Seluruh Jawa Barat Pangdam III Siliwangi Kapolda Jawa Barat Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat Lembaga/Dinas/Instansi yang terkait Para Camat seluruh Jawa Barat Para Lurah/Kepala Desa seluruh Jawa Barat Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Jawa Barat yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

132

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat Tahun 2013 sebanyak 3.057.424 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jawa Barat Tahun 2013 sebanyak 695 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 12.801 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 4.183 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak 27.136 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 59.247 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 32.708 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan

Lebih terperinci

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bekasi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bekasi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bekasi Tahun 2013 sebanyak 6.424 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bekasi Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 8.238 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 0 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci