SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)"

Transkripsi

1 KATALOG BPS: SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK

2

3 Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian yang keenam yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus Pertanian sebelumnya dilaksanakan pada tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan Survei rumah tangga usaha perkebunan 2014 (ST2013 SKB) merupakan kegiatan Sensus Pertanian 2013 Lanjutan. Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai profil rumah tangga usaha perkebunan, struktur ongkos komoditas perkebunan, dan sosial ekonomi rumah tangga usaha perkebunan. Buku pedoman ini memuat tata cara dalam melakukan pencacahan ST2013 SKB yang meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, organisasi lapangan, jadwal pelaksanaan, konsep definisi, dan tata cara pengisian Daftar ST2013-SKB.S yang digunakan dalam kegiatan survei. Keberhasilan pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB ini ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, para petugas harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dengan berpegang teguh pada pedoman. Atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB ini diucapkan terima kasih. Selamat Bekerja. Jakarta, Februari 2014 Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik, Dr. Adi Lumaksono, MA ST2013-SKB.PCS i

4 ii ST2013-SKB.PCS

5 Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... i iii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Landasan Hukum Cakupan Jenis Dokumen Jadwal Kegiatan... 4 BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan Daerah Petugas Pelaksanaan Pencacahan... 7 BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN Tahap Pelaksanaan Pencacahan Tata Cara Wawancara Tata Tertib Pengisian Daftar Petunjuk Pengisian Daftar BAB 4 DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN (ST2013-SKB.DSRT) Kegunaan Daftar ST2013-SKB.DSRT Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.DSRT BAB 5 DAFTAR ST2013-SKB.S Kegunaan Daftar ST2013-SKB.S Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.S ST2013-SKB.PCS iii

6 BAB 6 PENUTUP LAMPIRAN Lampiran 1. Contoh Sketsa Peta Blok Sensus Lampiran 2. Contoh ST2013-SKB.DSRT Lampiran 3. Contoh ST2013-SKB.S iv ST2013-SKB.PCS

7 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian menurut hasil Sakernas (Februari 2013) sekitar 35,05%. Ekspor sektor pertanian pada tahun 2013 mencapai 5.728,3 juta US dollar (3,14% dari total ekspor Indonesia). Pembangunan di sektor pertanian selain bertujuan meningkatkan produksi juga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Untuk itu diperlukan data yang dapat menggambarkan profil rumah tangga usaha pertanian, struktur ongkos usaha komoditas pertanian, dan sosial ekonomi rumah tangga usaha pertanian. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data tersebut dilakukan Sensus Pertanian 2013 yang meliputi pencacahan lengkap, survei pendapatan petani, dan pencacahan subsektor. Kegiatan Sensus Pertanian 2013 Lanjutan pada tahun 2014 adalah ST2013 Subsektor. Salah satu kegiatan ST2013 Subsektor adalah Survei Rumah Tangga Usaha Perkebunan (ST2013 SKB) Tujuan Tujuan ST2013 SKB adalah : a. Mendapatkan data profil rumah tangga usaha perkebunan. b. Mendapatkan data struktur ongkos komoditas perkebunan. c. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman perkebunan. ST2013-SKB.PCS 1

8 1.3. Landasan Hukum Pelaksanaan ST2013 SKB dilandasi oleh: a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683); b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik; d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik Cakupan ST2013 SKB dilakukan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali DKI Jakarta. Cakupan ST2013 SKB meliputi 4 komoditas nasional (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) dan 2 dari 10 komoditas unggulan provinsi (aren/enau, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, teh, tebu, dan tembakau). Berikut tabel komoditas perkebunan unggulan/potensi per provinsi: 2 ST2013-SKB.PCS

9 Tabel 1.1. Komoditas Perkebunan Unggulan/Potensi per Provinsi Provinsi Unggulan Nasional Karet Kakao Kelapa Sawit Kopi Cengkeh Unggulan Provinsi Jambu Mete Kelapa Lada Aren Sagu Pala Tebu Teh Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Aceh v v v v v v Sumatera Utara v v v v v v Sumatera Barat v v v v v v R i a u v v v v v v Jambi v v v v v v Sumatera Selatan v v v v v v Bengkulu v v v v v v Lampung v v v V v v Kep. Bangka Belitung v v Kep. Riau v v v DKI Jakarta Jawa Barat v v v v v v Jawa Tengah v v v v v v D.I.Yogyakarta v v v v v Jawa Timur v v v v v Banten v v v v B a l i v v v v v Nusa Tenggara Barat v v v v v v Nusa Tenggara Timur v v v v v Kalimantan Barat v v v v v v Kalimantan Tengah v v v v v v Kalimantan Selatan v v v v v v Kalimantan Timur v v v v v v Sulawesi Utara v v v v v Sulawesi Tengah v v v v v v Sulawesi Selatan v v v v v v v Sulawesi Tenggara v v v v v v Gorontalo v v v v Sulawesi Barat v v v v Maluku v v v v v Maluku Utara v v v Papua Barat v v v v Papua v v v v v v 1.5. Jenis Dokumen 1. Sketsa Peta Blok Sensus ST2013-WB (Hasil Pemutakhiran Blok Sensus Terpilih) Sketsa peta blok sensus untuk pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB oleh PCS adalah sketsa peta blok sensus hasil pemutakhiran blok sensus terpilih subsektor pada bulan April Daftar ST2013-SKB.DSRT Daftar ini berisi sampel rumah tangga usaha perkebunan terpilih dan ST2013-SKB.PCS 3

10 keterangan hasil pencacahan. 3. Daftar ST2013-SKB.S Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan pada rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih yang tercantum dalam Daftar ST2013-SKB.DSRT. Satu Daftar ST2013-SKB.S digunakan untuk mencacah satu rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih. 4. Buku Pedoman Pencacah Survei Rumah Tangga Usaha Perkebunan (ST2013-SKB.PCS) Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan pencacahan rumah tangga usaha perkebunan. 5. Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Rumah Tangga Usaha Perkebunan (ST2013-SKB.PMS) Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen hasil survei rumah tangga usaha perkebunan Jadwal Kegiatan Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan ST2013 SKB No. Kegiatan Jadwal (1) (2) (3) 1. Persiapan Januari Februari Workshop Intama 26 Februari-1 Maret 2014 dan Maret Pelatihan Innas Maret Pelatihan Inda 25 Maret-1 April Pelatihan Petugas Pemutakhiran oleh Inda 6. Pelaksanaan Pemutakhiran Rumah Tangga April April ST2013-SKB.PCS

11 No. Kegiatan Jadwal (1) (2) (3) 7. Pengolahan Pemutakhiran 25 April-5 Mei Penarikan Sampel 6-11 Mei Pelatihan Petugas Mei Pelaksanaan Lapangan 26 Mei-7 Juli Pengolahan Juli-Oktober Laporan Angka Sementara November 2014 ST2013-SKB.PCS 5

12 6 ST2013-SKB.PCS

13 ORGANISASI LAPANGAN Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah Pengarah pelaksanaan ST2013 SKB secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon I lainnya sebagai wakil ketua merangkap penanggung jawab sesuai bidangnya. Koordinator bidang teknis ST2013 SKB adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, sedangkan Pejabat Eselon II terkait lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya. Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi. Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab sesuai penugasannya. Koordinator bidang teknis ST2013 SKB adalah Kepala Seksi Statistik Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya. Penanggung jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota. Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya Petugas Pelaksanaan Pencacahan Petugas pencacahan adalah petugas yang pernah mengikuti pelatihan ST2013. Penetapan petugas pencacah harus memperhatikan lokasi tugas, potensi wilayah, dan kemampuan petugas serta muatan kuesioner yang harus dikuasai. Beban petugas pencacah yaitu 3 s.d 4 blok sensus atau sekitar 30 s.d 40 rumah tangga. Petugas pencacah bisa lintas desa tetapi tidak bisa lintas ST2013-SKB.PCS 7

14 kecamatan. Pengawas/pemeriksa membawahi 3 s.d. 4 pencacah dan bisa lintas kecamatan. Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan ST2013 SKB harus membawa Surat Tugas Adapun kewajiban dari petugas ST2013 SKB adalah sebagai berikut: Pengawas/Pemeriksa (PMS) a. Mengikuti pelatihan petugas ST2013 SKB. b. Mengatur pendistribusian dokumen (sketsa peta ST2013-WB, Daftar ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S) dan perlengkapan PCS yang menjadi tanggung jawabnya. c. Bersama-sama PCS melakukan identifikasi batas luar blok sensus, rumah tangga terpilih, dan mengatur jadwal pencacahan terhadap rumah tangga yang akan diwawancarai oleh lebih dari satu PCS. d. Melakukan pengawasan pencacahan rumah tangga dan pemeriksaan isian Daftar ST2013-SKB.S hasil pencacahan PCS. e. Bersama-sama PCS mendiskusikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan. f. Menyerahkan sketsa peta ST2013-WB, Daftar ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S yang telah diperiksa ke penanggungjawab penerimaan dokumen di BPS Kabupaten/ Kota. g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. Pencacah (PCS) a. Mengikuti pelatihan petugas ST2013 SKB. 8 ST2013-SKB.PCS

15 b. Di bawah pengawasan PMS melakukan pengenalan batas luar blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan sketsa peta ST2013-WB. c. Melakukan pencacahan dengan menggunakan Daftar ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S. d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan. e. Mendiskusikan dengan PMS jika ada permasalahan teknis di lapangan. f. Menyerahkan sketsa peta ST2013-WB, Daftar ST2013-SKB.DSRT, dan Daftar ST2013-SKB.S yang telah diisi secara bertahap kepada PMS tanpa menunggu seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya selesai. g. Memperbaiki isian Daftar ST2013-SKB.S yang dinyatakan salah oleh PMS. h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. Jika suatu rumah tangga terpilih sebagai sampel beberapa usaha pertanian, maka petugas diharapkan datang secara bersamaan. ST2013-SKB.PCS 9

16 10 ST2013-SKB.PCS

17 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN Tahap Pelaksanaan Pencacahan Pembagian Wilayah Kerja Sebelum pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB, setiap PMS akan menerima dari BPS Kabupaten/Kota berupa peta desa, peta blok sensus hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih dengan Daftar ST2013- PBS, ST2013-SKB.DSBS, ST2013-SKB.DSRT, dan ST2013-SKB.S yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap PMS mempunyai tanggung jawab membawahi 3 orang PCS dengan jumlah sampel keseluruhan sekitar 90 responden. Pembagian tugas/jumlah sampel kepada setiap PCS harus berimbang antara satu PCS dengan PCS lainnya Koordinasi antara PMS dengan PCS Koordinasi antara PMS dan PCS harus dilakukan selama pencacahan berlangsung. Tujuan koordinasi ini agar pelaksanaan pencacahan, pengawasan, dan pemeriksaan dokumen hasil lapangan dapat dilakukan secara maksimal. Selama pelaksanaan pencacahan, PMS harus mendampingi PCS secara bergiliran, dan tetap melakukan koordinasi dengan PCS lain yang tidak sedang didampinginya. Pendampingan ini bertujuan agar PMS dapat dengan cepat mengetahui dan mengatasi permasalahan yang dihadapi PCS di lapangan, serta dapat langsung memeriksa dokumen hasil pencacahan setiap PCS selesai melakukan wawancara untuk satu rumah tangga. Pembagian waktu pendampingan untuk setiap PCS dilakukan oleh PMS secara berimbang antar PCS. ST2013-SKB.PCS 11

18 Sebelum memulai pencacahan ke rumah tangga responden, koordinasi yang dilakukan oleh PMS adalah dengan mengadakan pertemuan dan membahas beberapa hal antara lain: 1) Pembagian lokasi tugas (blok sensus) pencacahan ST2013 SKB untuk setiap PCS. 2) Pembagian peta blok sensus, Daftar ST2013-SKB.DSRT dan Daftar ST2013- SKB.S kepada PCS sesuai wilayah kerjanya. 3) Menunjukkan peta desa/kelurahan SP2010-WA/ST2013-WA sebagai orientasi posisi blok sensus terpilih di desa/kelurahan. 4) Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan perlengkapan petugas. 5) Penyusunan strategi lapangan secara umum, termasuk identifikasi batas wilayah kerja secara bersama-sama berdasarkan peta blok sensus. 6) Penyusunan jadwal kerja PMS dan PCS, serta jadwal pertemuan di lapangan. 7) Penyusunan strategi penyelesaian tugas sesuai jadwal. Selanjutnya PMS dapat melakukan koordinasi selama periode pencacahan ST2013 SKB dengan pokok bahasan: 1) Evaluasi jalannya pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB, 2) Penyelesaian permasalahan yang ditemui di lapangan berkaitan dengan pencacahan ST2013 SKB, 3) Strategi penyelesaian pencacahan ST2013 SKB untuk kasus rumah tangga perkebunan yang belum dapat ditemui, Bila diperkirakan selama dalam periode pencacahan, jadwal kerja tidak dapat dipenuhi, PMS harus mengatur strategi agar pelaksanaan pencacahan dapat tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan. 12 ST2013-SKB.PCS

19 Pelaksanaan Lapangan Setiap PCS mempunyai tanggung jawab 3 sampai dengan 4 blok sensus, dengan jumlah sampel untuk setiap blok sensus sekitar 10 rumah tangga usaha budidaya komoditas perkebunan. Setelah PCS menerima peta blok sensus, ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S dari PMS, selanjutnya PCS bertugas secara individu untuk setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya, dibawah pengawasan PMS Identifikasi Posisi Rumah Tangga Sampel ST2013 SKB Pada Peta Blok Sensus Peta wilayah yang digunakan untuk pelaksanaan lapangan ST2013 SKB adalah: i Peta desa. Digunakan oleh PMS dan PCS untuk identifikasi posisi blok sensus di dalam desa/kelurahan. ii Peta blok sensus. - Digunakan oleh PMS untuk identifikasi arah utara, batas luar blok sensus, dan identifikasi di dalam blok sensus seperti jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.), - Digunakan oleh pencacah, untuk identifikasi posisi rumah tangga pertanian terpilih sampel ST2013 SKB. Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah ( ) yang mengarah pada simbol posisi rumah tangga sampel ST2013 SKB pada peta blok sensus hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih. Pemberian tanda tersebut dimaksudkan agar peta blok sensus ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mencari lokasi rumah tangga sampel ST2013 SKB. Prosedur pemberian tanda panah ( ) pada peta sebagai berikut: ST2013-SKB.PCS 13

20 1. Siapkan peta blok sensus hasil pemutakhiran blok sensus terpilih. 2. Bubuhkan nama kegiatan ST2013 SKB pada judul peta sehingga menjadi SKETSA PETA BLOK SENSUS ST2013 SKB. 3. Cari simbol posisi rumah tangga pertanian pada peta blok sensus hasil pemutakhiran blok sensus terpilih yang memiliki nomor urut yang sama dengan nomor urut rumah tangga pertanian hasil pemutakhiran yang tercantum pada Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III Kolom (5). 4. Beri tanda panah ( ) yang mengarah pada simbol posisi rumah tangga pertanian tersebut. Contoh peta BS hasil pemutakhiran pada BS terpilih (PBS) dapat dilihat pada Gambar ST2013-SKB.PCS

21 Gambar 3.1. Peta BS hasil pemutakhiran pada BS terpilih (PBS) ST2013-SKB.PCS 15

22 Contoh pemberian tanda panah pada simbol posisi rumah tangga pertanian ST2013 SKB pada peta blok sensus dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Peta Blok Sensus ST2013 SKB 16 ST2013-SKB.PCS

23 Identifikasi Batas Wilayah Kerja ST2013 SKB Identifikasi batas wilayah kerja dimaksudkan agar PCS mengenali wilayah kerjanya sehingga dapat mengatur strategi kunjungan ke rumah tangga sampel. Penelusuran wilayah dilakukan oleh PCS sebelum melakukan pencacahan ST2013 SKB, dengan tahapan sebagai berikut: 1) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota. 2) Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang maksud, tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi mengenai karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dll). 3) Melakukan identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya Pencacahan Rumah Tangga Perkebunan Pencacahan rumah tangga perkebunan dilakukan dengan mengunjungi seluruh rumah tangga yang tercetak pada Daftar ST2013-SKB.DSRT. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar ST2013-SKB.DSRT dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga perkebunan pertama. 2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pencacahan rumah tangga perkebunan dengan cara wawancara langsung kepada pengelola usaha sampel ST2013 SKB dengan menggunakan Daftar ST2013-SKB.S. Wawancara harus dilakukan sampai seluruh pertanyaan pada Daftar ST2013-SKB.S selesai, lalu dilanjutkan ke rumah tangga berikutnya. 3) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar. ST2013-SKB.PCS 17

24 4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk melakukan wawancara. 5) Lakukan pencacahan ST2013 SKB untuk seluruh rumah tangga pertanian terpilih dalam 1 blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan ST2013 SKB untuk rumah tangga terpilih pada blok sensus berikutnya yang menjadi tugas PCS. 6) Daftar ST2013-SKB.DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali kepada PMS bersama-sama dengan hasil pencacahan Daftar ST2013-SKB.S, untuk selanjutnya dikirimkan kembali ke BPS Kabupaten/Kota Rumah Tangga Terpilih Sampel Pemilihan sampel rumah tangga usaha perkebunan terpilih berdasarkan informasi rumah tangga usaha hasil pemutakhiran usaha komoditas pertanian terpilih yang dilaksanakan 1 bulan sebelum pencacahan lapangan. Karena adanya jarak waktu tersebut, ada kemungkinan terjadi beberapa perubahan baik dari sisi keberadaan rumah tangga maupun keberadaan usaha perkebunan rumah tangga terpilih. Solusi terkait kondisi tersebut sebagai berikut: 1) Apabila rumah tangga terpilih terpecah menjadi beberapa rumah tangga usaha perkebunan dan masih berada dalam blok sensus yang sama, cukup dipilih satu rumah tangga, yaitu rumah tangga dimana kepala rumah tangga yang lama menjadi anggotanya. Apabila rumah tangga tersebut (kepala rumah tangga lama) bukan lagi rumah tangga usaha perkebunan, maka dipilih rumah tangga usaha budidaya tanaman perkebunan pecahannya yang lokasinya terdekat. 2) Apabila rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha perkebunan terpilih, maka rumah tangga tersebut tetap diwawancarai 18 ST2013-SKB.PCS

25 apabila mengusahakan salah satu komoditas kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren/enau, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, teh, tebu, dan tembakau (penggantian sampel komoditas terpilih harus memperhatikan daftar komoditas perkebunan unggulan tiap provinsi seperti pada tabel 1.1). Jika tanaman perkebunan yang diusahakan lebih dari satu komoditas, pilih komoditas utama (nilai produksi terbesar), kemudian sesuaikan isian Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III Kolom (9) dengan kode komoditas yang sesuai. 3) Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha perkebunan dari salah satu komoditas kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren/enau, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, teh, tebu, dan tembakau, maka rumah tangga tersebut tidak perlu dicacah dan beri kode 4 (menolak diwawancarai), dan tuliskan keterangan tersebut pada Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III dan Daftar ST2013-SKB.S Blok X (CATATAN). Dalam hal ini harus dilaporkan pada Pengawas/BPS Kabupaten/Kota. ST2013-SKB.PCS 19

26 PMS menerima peta desa, peta blok sensus, Daftar ST2013-SKB.DSBS, ST2013-SKB.DSRT, ST2013-SKB.S dari BPS Kab/Kota. PMS dan PCS melakukan Koordinasi Persiapan. PMS membagikan Daftar ST2013-SKB.DSRT kepada PCS PCS mencacah rumah tangga pertanian terpilih yang ada di Daftar ST2013-SKB.DSRT dengan menggunakan Daftar ST2013-SKB.S dan peta blok sensus. PCS memberi tanda panah posisi rumah tangga sampel pada peta blok sensus. PCS melakukan identifikasi blok sensus terpilih. Setelah selesai 1 Blok Sensus, PCS menyerahkan dokumen ST2013- SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S dan peta blok sensus kepada PMS. Ya Tidak PMS memeriksa,apakah : - Dokumen ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S sudah konsisten? - Isian ST2013-SKB.S sudah lengkap, konsisten, wajar dan jelas? - Posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan ruta terpilih? Ya PMS menyerahkan dokumen ST2013.SKB.DSRT, ST2013-SKB.S yang sudah clean, peta desa dan peta blok sensus kepada BPS Kabupaten/Kota. Gambar 3.3. Bagan Alur Pencacahan ST2013 SKB 20 ST2013-SKB.PCS

27 Pengawasan dan Pemeriksaan Rancangan pelaksanaan lapangan ST2013 SKB, yaitu pencacahan oleh PCS dan pemeriksaan oleh PMS, ditujukan untuk mendapatkan data clean di lapangan. Setelah seluruh rumah tangga sampel dalam 1 blok sensus selesai dicacah oleh PCS, dokumen ST2013-SKB.S harus langsung diserahkan ke PMS agar dapat segera diperiksa oleh PMS. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dokumen adalah: 1) Isian identitas rumah tangga pada dokumen ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S harus konsisten. 2) Isian setiap pertanyaan yang saling terkait baik dalam 1 blok maupun antar blok dalam kuesioner harus konsisten. 3) Posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan rumah tangga terpilih Tata Cara Wawancara Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga, perhatikan tata cara berikut : 1) Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden ada di rumah pada saat datang untuk melakukan wawancara. 2) Dalam melaksanakan wawancara, akan dijumpai berbagai sikap responden, sebagian besar diantaranya terus terang (jujur) dan senang membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, serta sebagian lagi curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan sikap bijaksana agar wawancara berhasil. 3) Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani pencacah kecuali pemeriksa dan atau atasannya. ST2013-SKB.PCS 21

28 4) Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, harap minta izin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku di daerah setempat. 5) Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan. 6) Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan menjelaskan maksud kedatangan. Bila perlu tunjukkan surat tugas/tanda pengenal. 7) Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada mereka mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan. 8) Tegaskan bahwa keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut paut dengan penyidikan dan pajak. 9) Kerja sama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat. 10) Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas. 11) Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan. 12) Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana pembicaraan ke arah daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan yang diperlukan. 13) Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan ada petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan 22 ST2013-SKB.PCS

29 tambahan. Kemudian lanjutkan pada rumah tangga perkebunan terpilih berikutnya. 14) Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi karena pada kunjungan pertama tidak berhasil mendapatkan semua keterangan yang diperlukan, atau mungkin atas perintah PMS diminta untuk melakukan kunjungan ulang Tata Tertib Pengisian Daftar Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut: 1. Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil berwarna tidak boleh digunakan. 2. Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). 3. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa. 4. Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipedomani dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah. 5. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang tidak berkepentingan Petunjuk Pengisian Daftar Sebelum memulai pengisian Daftar perlu diketahui tata cara pengisian yang harus dilakukan, yaitu : ST2013-SKB.PCS 23

30 a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca. Contoh : Daftar ST2013-SKB.S Blok I Rinc. 101 Salah Benar Provinsi : Provinsi : b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan lingkaran yang meragukan, jika salah harus dibetulkan dengan cara menghapus lingkaran. Contoh : Daftar ST2013-SKB.S Blok IX Rinc. 907, Jenis bahan bakar untuk memasak yang utama : Salah Benar 1. Listrik 1. Listrik 2. Gas/Elpiji 2. Gas/Elpiji 3. Minyak tanah 3 3. Minyak tanah 4. Arang kayu/tempurung 4. Arang kayu/tempurung 5. Kayu 5. Kayu 6. Lainnya (...) 6. Lainnya (...) 3 c. Menuliskan angka-angka pada kotak yang tersedia. Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam contoh berikut ini. 24 ST2013-SKB.PCS

31 Contoh : Daftar ST2013-SKB.S Blok V Rinc. 501a : Salah Benar a. Luas tanam 2500 m² a. Luas tanam 2500 m² a. Luas tanam 500 m² a. Luas tanam 500 m² a. Luas tanam 3000 m² a. Luas tanam 3000 m² d. Berilah tanda strip (-) untuk rincian yang telah ditanyakan tetapi tidak ada isian. Contoh : Daftar ST2013-SKB.S Blok VIA Rinc. 602c : Salah Benar c. Nilai hasil ikutan (000 Rp) c. Nilai hasil ikutan (000 Rp) - e. Penulisan satuan adalah sebagai berikut : Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-masing blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam kuesioner harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan. f. Isian dalam Daftar ST2013-SKB.S sebagian besar adalah dalam bilangan bulat (dibulatkan), untuk memudahkan pengisian daftar diberikan beberapa contoh cara pembulatan sebagai berikut : 1) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah dibulatkan ke bawah. ST2013-SKB.PCS 25

32 Contoh : 14,490 dibulatkan 14 13,495 dibulatkan 13 17,498 dibulatkan 17 2) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari setengah dibulatkan ke atas. Contoh : 12,51 dibulatkan 13 27,515 dibulatkan 28 8,534 dibulatkan 9 3) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan genap, maka pembulatannya ke bawah. Contoh : 12,50 dibulatkan 12 14,500 dibulatkan 14 18,5 dibulatkan 18 4) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya ke atas. Contoh : 13,5 dibulatkan 14 15,50 dibulatkan 16 19,500 dibulatkan ST2013-SKB.PCS

33 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKB.DSRT Kegunaan Daftar ST2013-SKB.DSRT Daftar ST2013-SKB.DSRT digunakan petugas (PCS) sebagai petunjuk untuk melakukan pencacahan rumah tangga usaha perkebunan terpilih survei rumah tangga usaha perkebunan (ST2013 SKB). Daftar ini memuat maksimal 10 nama kepala rumah tangga usaha perkebunan dalam satu blok sensus Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.DSRT BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Sudah tercetak. BLOK II. REKAPITULASI Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga usaha perkebunan terpilih setiap jenis komoditas dan rumah tangga yang berhasil diwawancarai, pindah ke luar blok sensus, tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, atau menolak diwawancarai. Rincian 1. Jumlah rumah tangga usaha perkebunan terpilih Isian Rincian 1.a s.d 1.n sudah tercetak. Rincian ini harus diperbaiki jika Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III kolom (9) ada perbaikan. Rincian 2. Jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai Isian Rincian 2 diperoleh dari banyaknya kode 1 di Blok III Kolom (10). Rincian 3. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus Isian Rincian 3 diperoleh dari banyaknya kode 2 di Blok III Kolom (10). Rincian 4. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan ST2013-SKB.PCS 27

34 Isian Rincian 4 diperoleh dari banyaknya kode 3 di Blok III Kolom (10). Rincian 5. Jumlah rumah tangga yang menolak diwawancarai Isian Rincian 5 diperoleh dari banyaknya kode 4 di Blok III Kolom (10). BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH Kolom (1) s.d. Kolom (8): No. SLS, Satuan Lingkungan Setempat, Nomor BF, Nomor BS, Nomor Urut Rumah Tangga Pertanian Hasil Pemutakhiran, Nomor Urut Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat. Isian kolom-kolom ini sudah tercetak untuk maksimal sepuluh rumah tangga sampel. Isian Kolom (7) yang sudah tercetak dapat diperbaiki apabila nama kepala rumah tangga berbeda dengan kondisi di lapangan, tetapi masih merupakan satu rumah tangga yang sama. Dalam hal ini dapat disebabkan ganti kepala rumah tangga. Perbaikan juga dapat dilakukan apabila ada perbedaan alamat yang disebabkan kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran maupun pindah dalam blok sensus. Perbaikan nama kepala rumah tangga dapat dilakukan dengan mencoret nama yang tercetak, kemudian tuliskan perbaikan nama tersebut di sebelahnya. Perbaikan alamat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoret alamat yang tercetak kemudian tuliskan perbaikan alamat di sebelahnya. Contoh: Sebelum perbaikan Setelah perbaikan Nama KRT AMRAN GAJAH AMRAN GAJAH RAMLAN GAJAH Alamat DUSUN 1 DUSUN 1 DUSUN 2 Kolom (9): Kode Komoditas Terpilih Isian kolom ini sudah tercetak. Kode komoditas terpilih rumah tangga usaha perkebunan merupakan salah satu dari kode berikut: 28 ST2013-SKB.PCS

35 3101 = Aren/Enau 3109 = Karet 3120 = Lada 3210 = Tebu 3103 = Cengkeh 3112 = Kelapa 3124 = Pala 3211 = Tembakau 3105 = Jambu Mete 3119 = Kopi 3127 = Sagu 3107 = Kakao 3111 = Kelapa Sawit 3129 = Teh Kolom (10): Hasil Pencacahan (Kode) Kolom ini diisi dengan kode yang sesuai dengan hasil pencacahan PCS. Hasil pencacahan sebagai berikut: a. Kode1. Berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga berhasil ditemui dan diwawancarai di lapangan. b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, apabila rumah tangga telah pindah alamat keluar blok sensus. c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, apabila diperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di rumah sakit, dan lain-lain). d. Kode 4. Menolak diwawancarai, apabila rumah tangga sampai dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan informasi. BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/pemeriksaan, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar ST2013-SKB.DSRT. Rincian 1. Kode Petugas Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique dalam satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama ST2013-SKB.PCS 29

36 menyatakan nomor urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas. Rincian 2. Nama Petugas Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia. Rincian 3. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan sampai dengan selesai dan tanggal mulai pengawasan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia. Rincian 4. Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SKB.DSRT. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/ pemeriksaan. Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya. 30 ST2013-SKB.PCS

37 PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKB.S Kegunaan Daftar ST2013-SKB.S Daftar ST2013-SKB.S ini digunakan oleh PCS untuk mengumpulkan keterangan yang lebih rinci mengenai rumah tangga usaha tanaman perkebunan yang terpilih sesuai dengan Daftar ST2013-SKB.DSRT. Keterangan yang dicakup meliputi keterangan demografi pekebun terpilih, komposisi komoditas perkebunan terpilih yang dikuasai rumah tangga, keterangan panen usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, keterangan usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, keterangan ongkos/biaya produksi usaha perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, keterangan umum usaha perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, dan keterangan bangunan dan fasilitas tempat tinggal rumah tangga pada saat pencacahan. Satu Daftar ST2013-SKB.S digunakan untuk mencacah satu jenis komoditas perkebunan terpilih didalam satu rumah tangga Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.S Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKB.S terdiri dari 10 blok yaitu : Blok I : Pengenalan Tempat Blok II : Keterangan Petugas Blok III : Keterangan Pencacahan Blok IV : Keterangan Demografi Pekebun Terpilih Bab V : Komposisi Komoditas Perkebunan Terpilih yang Dikuasai Rumah Tangga ST2013-SKB.PCS 31

38 Blok VIA : Keterangan Panen Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok VIB : Keterangan Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok VII : Keterangan Ongkos/Biaya Produksi Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok VIII : Keterangan Umum Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok IX : Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah Tangga Pada Saat Pencacahan Blok X : Catatan Blok I. Pengenalan Tempat Blok I merupakan keterangan identitas rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih, sehingga blok ini harus terisi untuk rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih yang dicacah. Komoditas perkebunan terpilih: Tuliskan jenis dan kode komoditas perkebunan terpilih pada tempat yang tersedia di sebelah kanan atas Blok I. pengenalan tempat. Jenis dan kode komoditas disalin dari Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III kol (9). Rincian : Disalin dari Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok I Isian provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/ kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel (NKS) berturut-turut disalin dari daftar ST2013-SKB.DSRT blok I rincian ST2013-SKB.PCS

39 Rincian 108: Satuan Lingkungan Setempat Salin nama dan nomor Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dari Daftar ST2013- SKB.DSRT Blok III kolom (2) dan kolom (1). Jika nama SLS berbeda dengan yang tercetak dalam Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III Kolom (2) maka nomor dikosongkan. Rincian : Isian nomor bangunan fisik, nomor bangunan sensus, nomor urut rumah tangga, nomor urut sampel, dan nama kepala rumah tangga berturut-turut disalin dari Daftar ST2013-SKB.DSRT blok III kolom (3) s.d (7). Isian nama kepala rumah tangga bisa saja berbeda. Untuk kasus ini tuliskan penjelasannya pada blok X catatan. Rincian 114: Nama pemberi informasi Isikan nama anggota rumah tangga yang memberikan jawaban dalam pengisian daftar ST2013-SKB.S ini. Pemberi informasi harus salah satu anggota rumah tangga yang mengusahakan komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu. Rincian 115: Nomor Telp/HP pemberi informasi Tuliskan nomor telepon/handphone (HP) dari anggota rumah tangga yang memberikan informasi dalam pengisian Daftar ST2013-SKB.S. Blok II. Keterangan Petugas Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/pemeriksaan, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar ST2013-SKB.S. ST2013-SKB.PCS 33

40 Rincian 201. Kode Petugas Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique dalam satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas. Rincian 202. Nama Petugas Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia. Rincian 203. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan sampai dengan selesai dan tanggal mulai pengawasan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia. Rincian 204. Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SKB.S. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan. Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya. Blok III. Keterangan Pencacahan Blok ini digunakan untuk mencatat kondisi hasil pencacahan. Terdiri dari 4 pilihan keterangan hasil pencacahan. Lingkari kode rincian yang sesuai dan tuliskan pada kotak yang disediakan. 34 ST2013-SKB.PCS

41 Rincian 301: Hasil pencacahan Kode 1 : Berhasil diwawancarai Berhasil diwawancarai (rincian 301 berkode 1) artinya rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih berhasil ditemui dan diperoleh informasi untuk mengisi Daftar ST2013-SKB.S. Kode 2 : Pindah ke luar blok sensus Pindah ke luar blok sensus (rincian 301 berkode 2) artinya rumah tangga usaha perkebunan terpilih telah pindah alamat di luar blok sensus sampel. Apabila rumah tangga tersebut pindah tetapi masih dalam satu blok sensus, maka rumah tangga tersebut tetap dicacah dengan ST2013-SKB.S. Kode 3 : Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan (rincian 301 berkode 3) artinya rumah tangga usaha perkebunan terpilih tidak dapat ditemui dan diwawancarai dari mulai awal pencacahan sampai dengan batas akhir pelaksanaan pencacahan. Kode 4 : Menolak diwawancarai Menolak diwawancarai (rincian 301 berkode 4) artinya rumah tangga usaha perkebunan terpilih sampai dengan batas akhir pencacahan tidak bersedia memberikan informasi terkait dengan isian Daftar ST2013-SKB.S. Jika rumah tangga terpecah menjadi beberapa rumah tangga, dalam hal ini cukup dipilih satu rumah tangga yang mengusahakan perkebunan terpilih berada. Rincian 302: Jika rincian 301 berkode 2, 3, atau 4 pencacahan selesai (stop). ST2013-SKB.PCS 35

42 Blok IV. Keterangan Demografi Pekebun Terpilih Blok ini bertujuan untuk mencatat banyaknya anggota rumah tangga dari rumah tangga perkebunan terpilih, banyaknya pekebun komoditas terpilih, keterangan demografi pekebun komoditas terpilih pada saat pencacahan. Rincian 401: Banyaknya anggota rumah tangga pada saat pencacahan Isikan berapa orang anggota rumah tangga pada saat pencacahan dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan mengurus keperluannya sendiri. Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tergabung dalam satu kesatuan rumah tangga baik dalam satu tempat tinggal maupun tidak pada saat pencacahan. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Tamu yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih dan tamu yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan atau lebih, dianggap sebagai anggota rumah tangga. Seorang pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal di rumah majikannya, dianggap sebagai anggota rumah tangga majikannya. Sebaliknya jika pembantu rumah tangga/sopir tersebut tidak tinggal di rumah majikannya, ia dianggap sebagai anggota rumah tangga di mana ia bertempat tinggal. 36 ST2013-SKB.PCS

43 Rincian 402: Banyaknya anggota rumah tangga (10 tahun ke atas) yang menjadi pekebun terpilih Isikan berapa orang anggota rumah tangga berumur 10 tahun keatas yang menjadi petani perkebunan/pekebun terpilih pada saat pencacahan dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Usaha adalah kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar atau menunjang kehidupan dan menanggung risiko. Usaha tanaman perkebunan adalah kegiatan yang menghasilkan produk tanaman perkebunan baik tanaman perkebunan tahunan maupun semusim dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas risiko usaha. Anggota rumah tangga dikategorikan sebagai pekebun komoditas terpilih apabila anggota rumah tangga tersebut mengusahakan/membudidayakan tanaman perkebunan terpilih di lahan yang dikuasai rumah tangga dan menanggung risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga) Rincian 403: Keterangan Pekebun terpilih Apabila dalam 1 rumah tangga lebih dari 1 orang pekebun terpilih (rincian 402 2), isikan untuk pekebun dengan nilai produksi paling besar selama setahun yang lalu. Rincian 403 a: Nama Tuliskan nama lengkap anggota rumah tangga yang menjadi pekebun komoditas terpilih. ST2013-SKB.PCS 37

44 Contoh 1.: Pak Rijayanto adalah seorang pekebun kelapa sawit. Pak Rijayanto mempunyai seorang istri dan 2 orang anak. Istri pak Rijayanto sehari-hari menjadi ibu rumah tangga sementara kedua anak pak Rijayanto yaitu Yusuf Kurniawan dan Agung Saputra juga sebagai pekebun kelapa sawit. Selama setahun yang lalu penghasilan terbesar di keluarga pak Rijayanto dari usaha tanaman kelapa sawit yaitu usaha yang dikelola Yusuf Kurniawan. Maka pengisian untuk rincian 403.a adalah Yusuf Kurniawan dan rincian 403.b berkode 3 (anak). Rincian 403 b: Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga Lingkari salah satu kode 1 8, hubungan anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada rincian 403.a dengan kepala rumah tangga kemudian tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. Kode hubungan dengan kepala rumah tangga meliputi: Kode 1. Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari kelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut. Kode 2. Istri/suami dari kepala rumah tangga. Kode 3. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga. Kode 4. Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat. Kode 5. Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat. Kode 6. Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga. Kode 7. Famili lain adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau ada hubungan famili dengan istri/suami 38 ST2013-SKB.PCS

45 kepala rumah tangga misalnya adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek dan sebagainya. Kode 8. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti pembantu rumah tangga, tamu, orang yang mondok dengan makan (indekos) dan sebagainya. Rincian 403 c: Jenis Kelamin Lingkari kode 1 bila jenis kelamin pekebun terpilih adalah laki-laki dan kode 2 bila perempuan. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 403 d: Umur Isikan umur petani komoditas perkebunan terpilih dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Umur dihitung sampai bulan dan tahun terakhir dengan pembulatan ke bawah atau umur menurut ulang tahun yang terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi. Penjelasan : a. Jika umur pekebun 17 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 17 tahun. b. Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakanlah mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat. Peristiwa-peristiwa penting antara lain : a. Pendaratan Jepang (1942) b. Proklamasi Kemerdekaan RI (1945) c. Pemilu I (1955), Pemilu II (1971), Pemilu III (1976), Pemilu IV (1981), Pemilu V (1986) d. Pemberontakan G.30.S/PKI (1965) ST2013-SKB.PCS 39

46 Karena untuk umur tersedia 2 kotak, maka untuk yang umurnya lebih dari 98 tahun agar dituliskan sebagai 98. Contoh : Umur 99 tahun 9 8 Umur 101 tahun 9 8 Rincian 403 e: Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki Lingkari salah satu kode 1 8, Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki pekebun terpilih dan tuliskan pada kotak yg tersedia. Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Ijazah/STTB adalah surat keterangan yang diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta. Kode 1. Tidak/belum tamat SD adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Rakyat, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, atau Paket. Mereka yang tamat SD 3 tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD. Kode 2. Tamat Sekolah Dasar (SD)/Sederajat adalah tamat dan memiliki ijazah Sekolah Dasar, Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A, Madrasah Ibtidaiyah. Kode 3. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Sederajat adalah tamat dan memiliki ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat 40 ST2013-SKB.PCS

47 Pertama/Setara misalnya SLTP, SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kejuruan misalnya SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB. Kode 4. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Sederajat adalah tamat dan memiliki ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Setara misalnya SMU, SLTA, SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Kejuruan misalnya SPMA, SMKK, SMEA, STM, SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA. Kode 5. Tamat D1/D2 adalah tamat dan memiliki ijazah program D1/D2 seperti Program Diploma I dan II, PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer. Kode 6. Tamat Akademi/D3 adalah tamat dan memiliki ijazah akademi atau yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di tingkat 4 atau 5 tetap dimasukkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Kode 7. Tamat D4/S1 adalah tamat dan memiliki ijazah program pendidikan diploma IV, akta IV atau V, dan sarjana pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Kode 8. Tamat S2/S3 adalah tamat dan memiliki ijazah program pendidikan pasca sarjana, doktor, atau spesialis I/II pada suatu universitas/ institut/sekolah tinggi. Penjelasan: Bila seseorang telah memiliki Ijazah/STTB pada jenjang sekolah tertentu tetapi hilang, maka dianggap memiliki ijazah/sttb. ST2013-SKB.PCS 41

48 Blok V. Komposisi Komoditas Perkebunan Terpilih yang Dikuasai Rumah Tangga Blok ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang luas tanaman semusim atau jumlah pohon/lajar tanaman tahunan terpilih menurut kondisi dan umur tanaman yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan. Jika dalam satu rumah tangga terdapat lebih dari satu pekebun komoditas terpilih, maka yang diisikan dalam blok ini adalah luas tanam atau jumlah pohon/lajar dari keseluruhan komoditas terpilih yang dikuasai oleh rumah tangga (semua pekebun). Tanaman semusim adalah tanaman berumur pendek yang pada umumnya berumur kurang dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan sekali panen langsung dibongkar. Pada kegiatan ST2013 SKB ini tanaman perkebunan semusim yang dicakup hanya tebu dan tembakau. Tanaman tahunan adalah tanaman yang berumur lebih dari satu tahun, pada umumnya pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali dan tidak dibongkar dalam sekali panen. Pada kegiatan ST2013 SKB ini tanaman perkebunan tahunan yang dicakup meliputi kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, dan teh. Berikut contoh gambar komoditas perkebunan terpilih yang dicakup dalam kegiatan ST2013 SKB: 42 ST2013-SKB.PCS

49 Kakao Kopi Karet Aren/Enau Kelapa Sawit Cengkeh Jambu Mete Pala ST2013-SKB.PCS 43

50 Kelapa Sagu Lada Teh Tebu Tembakau Rincian 501: Tanaman Semusim (selama setahun yang lalu) Rincian ini terisi bila jenis tanaman perkebunan terpilih adalah tebu atau tembakau. Luas tanam.. (m 2 ) Isikan luas tanam tebu atau tembakau yang diusahakan oleh rumah tangga selama setahun yang lalu kemudian tuliskan pada kotak yang tersedia dalam 44 ST2013-SKB.PCS

51 satuan m² bilangan bulat. Jika dalam satu tahun melakukan lebih dari satu kali tanam, maka jumlahkan luas tanamnya. Rincian 502: Tanaman Tahunan (pada saat pencacahan) Rincian ini terisi bila jenis tanaman perkebunan terpilih adalah kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, dan teh. Isikan umur tanaman dalam satuan tahun dengan pembulatan ke bawah dan jumlah pohon sesuai kondisi tanaman tahunan ke dalam kotak yang tersedia. Keadaan tanaman dibedakan atas : a. Tanaman belum menghasilkan (TBM), adalah tanaman yang sampai dengan pada saat pencacahan belum pernah memberikan hasil karena masih muda atau belum cukup umur untuk berproduksi. Tanaman yang sudah cukup umur tetapi belum pernah menghasilkan karena tidak cocok dengan iklim, ketinggian tempat, kondisi tanah, dan sebagainya dianggap sebagai tanaman belum menghasilkan. b. Tanaman menghasilkan (TM), adalah tanaman yang sedang menghasilkan dan atau sudah pernah menghasilkan walaupun saat ini sedang tidak menghasilkan karena belum musimnya. c. Tanaman tidak menghasilkan/tua/rusak (TTM), yaitu tanaman yang sudah tua, rusak dan tidak memberikan hasil lagi. Contoh 2.: Pak Rijayanto berusia 50 tahun mengusahakan tanaman kelapa sawit sebanyak 310 pohon pada sebidang lahan yang dikuasai. Keseluruhan tanaman tersebut berumur sekitar 8 tahun dan telah menghasilkan. Anak pak Rijayanto yang bernama Yusuf Kurniawan telah berumur 27 tahun juga mengusahakan tanaman kelapa sawit. Pohon yang diusahakan sebanyak 465 ST2013-SKB.PCS 45

52 pohon pada sebidang lahan dengan umur pohon 7 tahun dan sudah menghasilkan. Sementara Agung Saputra anak kedua pak Rijayanto berumur 24 tahun baru mencoba usaha tanaman kelapa sawit 2 tahun yang lalu dengan membudidayakan pohon kelapa sawit sebanyak 320 pohon. Nilai produksi tanaman kelapa sawit yang diusahakan pak Rijayanto selama setahun yang lalu lebih kecil dibanding nilai produksi tanaman kelapa sawit yang diusahakan oleh Yusuf Kurniawan. Yusuf Kurniawan dan Agung saputra kedua-duanya lulusan sarjana pertanian masih tinggal serumah dengan pak Rijayanto. Pak Rijayanto hanya lulusan SD di kampungnya. Istri pak Rijayanto sebagai ibu rumah tangga. Bila rumah tangga ini terpilih sampel rumah tangga usaha perkebunan 2014, maka pengisian daftar ST2013-SKB.S blok IV adalah sebagai berikut: 46 ST2013-SKB.PCS

53 Pengisian daftar ST2013-SKB.S blok V untuk rumah tangga pak Rijayanto adalah sebagai berikut: Blok VIA. Keterangan Panen Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang sistem pemanenan dan nilai hasil panen komoditas perkebunan terpilih yang diusahakan pekebun selama setahun yang lalu. Rincian 601.a: Bulan panen selama setahun yang lalu Beri tanda pada bulan panen komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu untuk bulan yang sesuai. Rincian 601.b: Panen besar selama setahun yang lalu Tuliskan nama bulan dimana terdapat panen besar (produksi panen terbesar), kemudian tuliskan kode bulan ke dalam kotak yang tersedia. Untuk bulan Januari tuliskan kode 01, Pebruari: 02, Maret: 03, dst sampai Desember: 12. ST2013-SKB.PCS 47

54 Rincian 601.c: Rata-rata frekuensi panen per bulan Isikan rata-rata jumlah hari panen dalam satu bulan, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 602: Tanaman yang dipanen sendiri Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh petani/pekebun, baik menggunakan tenaga kerja dibayar, maupun menggunakan tenaga kerja tidak dibayar. Rincian 602.a. : Luas panen (m 2 ) untuk tanaman semusim, jumlah pohon/ lajar untuk tanaman tahunan Tuliskan luas panen dari bidang tanaman perkebunan semusim terpilih yang dipanen sendiri dalam satuan m 2 atau jumlah pohon/lajar dari tanaman perkebunan tahunan terpilih yang dipanen sendiri ke dalam kotak yang tersedia. Luas panen adalah luas tanaman perkebunan terpilih yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur. Rincian 602.b: Bentuk produksi primer/utama Tuliskan bentuk produksi primer/utama dari tanaman yang dipanen pada tempat yang disediakan, kemudian tuliskan kode produksinya pada kotak yang tersedia. Isian bentuk produksi primer/utama disediakan dalam 2 (dua) jenis bentuk. Bila ada lebih dari dua bentuk produksi, isikan nilai produksi primer/utama lainnya tersebut pada rincian 602.b ST2013-SKB.PCS

55 Contoh 3.: Pak Syaiful terpilih sebagai petani/pekebun teh. Bentuk produksi primer tanaman teh: - Daun basah; kode bentuk produksinya Daun kering; kode bentuk produksinya Pada point (i), isikan kode satuan produksi dan jumlah produksi pada kotak yang tersedia. Kode 1 untuk liter, 2 untuk kg, 3 untuk ton, dan 4 untuk butir. Pada point (ii) isikan nilai produksinya pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah. Kode bentuk produksi tanaman perkebunan terpilih selengkapnya sebagai berikut: Kode Tanaman Jenis Tanaman Tanaman Perkebunan Unggulan Nasional Kode Produksi Primer 3107 Kakao Karet Bentuk Produksi Primer/Utama Buah masak/gelondong Biji kering Lateks Lump mangkok Lump tahu Lump tanah Sheet Slab 3111 Kelapa sawit Tandan buah segar 3119 Kopi Tanaman Perkebunan Tahunan Unggulan Provinsi 3101 Aren/Enau Nira 3103 Cengkeh Jambu mete Kelapa Buah/biji masak Biji kering/kopi berasan Bunga basah Bunga kering Biji basah Biji kering Buah kelapa Kopra ST2013-SKB.PCS 49

56 Kode Tanaman Jenis Tanaman Kode Produksi Primer 3120 Lada Pala Sagu Teh Bentuk Produksi Primer/Utama Lada basah Lada kering Biji pala basah Biji pala kering Fulli basah Fulli kering Batang sagu Tepung sagu Daun teh basah Daun teh kering Tanaman Perkebunan Semusim Unggulan Provinsi 3210 Tebu Batang 3211 Tembakau Daun basah Daun kering Rajangan Rincian 602.c: Nilai Hasil Ikutan (000 Rp) Isikan nilai hasil ikutan pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah. Hasil ikutan, adalah produksi lain yang menyertai produksi primer/utama dalam suatu proses teknologi tunggal dan mempunyai nilai ekonomis. Contoh: Hasil ikutan tanaman kelapa berupa nira, tempurung, sabut, daun, pelepah, dll. Hasil ikutan tanaman cengkeh berupa tangkai, polong dan daun cengkeh. Rincian 602.d: Nilai produksi yang dipanen sendiri (rincian 602.b [1(ii) + 2(ii) + 3] c) Isikan nilai produksi tanaman perkebunan terpilih yang dipanen sendiri dalam ribuan rupiah dengan menjumlahkan nilai produksi pada rincian (602.b [1(ii) + 2(ii) + 3] c). 50 ST2013-SKB.PCS

57 Nilai produksi adalah nilai dari komoditas yang dihasilkan oleh sektor produksi, biasanya merupakan hasil perkalian dari kuantitas produksi dengan harga per unit komoditas tersebut. Harga per unit dinyatakan pada harga produsen pada saat komoditas tersebut diproduksi. Rincian 603: Tanaman yang ditebaskan/diijonkan Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual dilokasi kepada penebas pada saat tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani/pekebun akan menerima harga yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab penebas. Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen. Biasanya dilakukan karena petani/pekebun membutuhkan uang dengan segera. Rincian 603.a: Nilai tebasan (000 Rp) Isikan nilai tebasan yang diterima pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah. Rincian 603.b: Nilai ijon (000 Rp) Isikan nilai ijon yang diterima pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah. Rincian 604: Nilai Produksi Seluruhnya (rincian 602d + 603a +603b) Isikan nilai produksi seluruhnya dari rincian (rincian 602d + 603a + 603b) pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah. Nilai produksi seluruhnya, adalah total dari nilai produksi yang dipanen sendiri ditambah nilai produksi yang ditebaskan ditambah dengan nilai produksi yang diijonkan. ST2013-SKB.PCS 51

58 Blok VIB. Keterangan Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan rinci tentang usaha tanaman perkebunan terpilih selama setahun yang lalu. Rincian 605: Jenis lahan Lingkari kode 1 jika lahan yang digunakan usaha komoditas perkebunan terpilih adalah lahan pertanian sawah, dan kode 2 jika lahan pertanian bukan sawah. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. Bila rincian ini berkode 1 (jenis lahan yang ditanami adalah lahan pertanian sawah), maka langsung dilanjutkan ke rincian 607. Lahan pertanian adalah lahan yang diusahakan/pernah diusahakan untuk pertanian selama setahun yang lalu misalnya lahan yang ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan yang ditanami rumput untuk penggembalaan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya. Lahan pertanian dibagi dalam 2 jenis, yaitu : a. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang di mana diperoleh/status lahan tersebut. Lahan tersebut termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi & Bangunan (PBB), Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija. b. Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya. Lahan yang 52 ST2013-SKB.PCS

59 berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari : a. Huma adalah lahan kering yang biasanya ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi. Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur. b. Ladang, tegalan/kebun adalah lahan kering yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah. Lahan yang dibiarkan kosong kurang dari satu tahun (menunggu masa penanaman yang akan datang), dianggap sebagai kebun/tegal apabila hendak ditanami tanaman semusim/ tahunan atau dianggap sebagai lahan perkebunan apabila akan ditanami tanaman perkebunan. c. Kolam/tebat/empang adalah lahan yang digunakan untuk pemeliharaan/ pembenihan ikan dan biota lainnya, baik yang terletak dilahan sawah ataupun lahan bukan sawah. d. Tambak air payau adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan/saluran) untuk menahan/menyalurkan air payau yang biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan bandeng, udang atau biota lainnya. Letak tambak tidak jauh dari laut dan airnya payau. e. Lahan perkebunan adalah lahan untuk budidaya tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh rakyat maupun perkebunan besar. ST2013-SKB.PCS 53

60 f. Lahan hutan Negara adalah lahan yang digunakan untuk tanaman kayu-kayuan (tanaman tahunan) seperti angsana, sengon dan bambu. g. Lahan untuk penggembalaan/padang rumput adalah lahan yang khusus digunakan untuk penggembalaan ternak. Lahan yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan kosong lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak dianggap sebagai lahan penggembalaan/padang rumput meskipun ada hewan yang digembalakan disana. h. Lainnya, misalnya lahan yang digunakan untuk kandang, tanaman hias dan sebagainya. Rincian 606: Jenis tanah Rincian ini diisi bila jenis lahan yang ditanami adalah lahan pertanian bukan sawah (rincian 605 berkode 2). Lingkari kode 1 apabila jenis tanah yang ditanami adalah tanah gambut dan lingkari kode 2 bila bukan tanah gambut, kemudian salin kodenya pada kotak yang tersedia. Tanah Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk, biasanya di lahan-lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi di perairan setempat. Sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpihan dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting bahkan kayu-kayu besar yang belum sepenuhnya membusuk. Ciri khas dari lahan gambut ini adalah kandungan bahan organiknya tinggi (lebih dari 30%). Sifat dari lahan gambut seperti spon yang dapat menyerap air yang berlebihan, dan kemudian secara kontinyu dilepas perlahan-lahan. 54 ST2013-SKB.PCS

61 Rincian 607: Status lahan Lingkari kode 1 jika status lahan yang ditanami tanaman perkebunan terpilih milik sendiri, kode 2 jika status lahan merupakan sewa/gadai, dan kode 3 jika status lahan bebas sewa. Kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Milik Sendiri, jika lahan tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Lahan yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank termasuk lahan milik sendiri. Lahan sewa, jika lahan berasal dari pihak lain dengan membayar sewa yang besarnya sewa sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Dalam sewa menyewa pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkos-ongkos produksi maupun resiko dari penggarapan lahannya. Bebas sewa, jika lahan tersebut diperoleh dari pihak lain tanpa mengeluarkan suatu pembayaran. Rincian 608: Sistem penanaman Lingkari kode 1 jika penanaman dilakukan secara tunggal, kode 2 jika penanaman dilakukan secara tumpang sari/sela dan tuliskan kode 3 jika penanaman dilakukan secara campuran, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Tanaman tunggal adalah suatu pola tanam satu jenis tanaman yang ditanam dalam satu bidang lahan pada periode/musim tanam. Tanaman tahunan yang ditanam bersamaan dengan tanaman pelindung maka dianggap sebagai tanaman tunggal. ST2013-SKB.PCS 55

62 Tanaman tumpang sari/sela adalah suatu penanaman pada sebidang lahan, dimana lebih dari satu jenis tanaman ditanam dan tumbuh bersama dengan jarak tanam dan larikan yang teratur. Tumpang sari ada dua macam yaitu : - Tumpang sari yang umurnya sama dimana menanam dan memanen bisa dilakukan bersamaan. - Tumpang sari yang umurnya berbeda disebut tanaman sela yaitu tanaman semusim yang ditanam diantara tanaman tahunan, seperti padi gogo dengan karet. Tanaman Campuran adalah suatu penanaman pada sebidang lahan, dimana terdapat lebih dari satu tanaman dan tumbuh bersama tanpa jarak tanam dan larikan yang teratur (tercampur secara acak). Rincian 609.a: Cara penanaman Lingkari kode 1 apabila cara penanaman yang dilakukan adalah teratur dan lingkari kode 2 bila tidak teratur, kemudian tuliskan kodenya pada kotak yang tersedia. Bila rincian ini berkode 2 (cara penanaman tidak teratur), maka langsung dilanjutkan ke rincian 610. Rincian 609.b: Jarak Tanam Tuliskan jarak rata-rata antar tanaman dari tanaman perkebunan terpilih dalam satuan meter satu angka dibelakang koma, kemudian isikan ke dalam kotak yang tersedia. Apabila tanaman perkebunan terpilih ditanam dibeberapa bidang lahan dengan jarak tanam yang berbeda-beda, yang diisikan dalam rincian ini adalah jarak tanam untuk bidang yang terluas. Penulisan jarak tanam ditulis jarak yang lebih pendek terlebih dulu diikuti jarak yang panjang. Contoh jarak tanam 4 m x 3 m, maka harus ditulis 3 m x 4 m. 56 ST2013-SKB.PCS

63 Rincian 610: Varietas benih yang utama digunakan Lingkari kode 1 apabila varietas benih yang utama ditanam adalah bersertifikat dan lingkari kode 2 bila tidak bersertifikat, kemudian tuliskan kodenya pada kotak yang tersedia. Benih Bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui pemeriksaan lapangan, pengujian laboratorium, pengawasan serta memenuhi persyaratan/ standar dan telah memperoleh sertifikasi/pengakuan resmi dari lembaga/badan yang berwenang (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian). Benih Tidak Bersertifikat adalah benih yang proses produksinya tidak melalui uji kelayakan mutu benih. Rincian 611: Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Rincian 611.a: Apakah terkena serangan OPT seperti hama, penyakit, gulma, dll? Lingkari kode 1 bila komoditas perkebunan terpilih mengalami serangan OPT dan kode 2 bila tidak terserang, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila rincian ini berkode 2 (tidak terkena serangan OPT), maka langsung dilanjutkan ke rincian 612. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman perkebunan terpilih, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma. Tanaman terserang OPT apabila tanaman tersebut menjadi tempat hidup dan berkembang biaknya OPT, atau tanaman mengalami kerusakan karena OPT, dengan kepadatan populasi OPT atau intensitas kerusakan tanaman tersebut telah menyamai atau melebihi ambang pengendalian yang telah ditetapkan. ST2013-SKB.PCS 57

64 Yang dimaksud dengan ambang pengendalian adalah batas toleransi intensitas serangan atau kepadatan populasi OPT terendah untuk dilakukan pengendalian. Intensitas serangan OPT yang sama atau lebih besar dari batas toleransi tersebut perlu dikendalikan. Rincian 611.b: Cara pengendalian yang utama dilakukan jika terkena serangan OPT Rincian ini diisi bila rincian 611.a berkode 1. Lingkari kode yang sesuai dengan pengendalian OPT yang utama dilakukan. Bila pengendalian OPT dengan cara agronomis lingkari kode 1, mekanis kode 2, hayati kode 3, kimiawi kode 4 dan bila tidak melakukan pengendalian serangan OPT lingkari kode 5, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Pengendalian Agronomis adalah berbagai tindakan budidaya yang dapat mengatasi perkembangan populasi/serangan OPT. Tindakan tersebut antara lain; pengolahan tanah, pengaturan irigasi, pemupukan, dan lain-lain. Termasuk pengaturan pola tanam dan penanaman varietas tahan OPT. Pengendalian Mekanis adalah pengendalian dengan memanfaatkan berbagai sarana dan peralatan yang ada antara lain; pemagaran/penghalang plastik, pengendalian tikus dengan cara gropyokan, pemakaian perangkap, dan lainlain. Pengendalian Hayati adalah pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati (pemangsa alami/predator) yang sesuai dan telah terbukti efektif mengendalikan populasi OPT, misalnya pengendalian tikus dengan melepas burung pemangsa tikus, menjaga keseimbangan ekosistem. 58 ST2013-SKB.PCS

65 Pengendalian Kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan bahanbahan kimia, misalnya pengendalian OPT dengan menggunakan pestisida, rodhentisida dll. Rincian 611.c: Alasan utama tidak melakukan pengendalian serangan OPT Rincian ini diisi bila rincian 611.b berkode 5. Lingkari kode yang sesuai dengan alasan utama tidak melakukan pengendalian OPT. Lingkari kode 1 apabila alasannya harga pestisida mahal, kode 2 bila sulit mendapatkan pestisida, kode 3 bila tidak ada biaya dan kode 4 bila tidak tahu atau tidak dapat memberikan alasan, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 612: Dampak perubahan iklim atau bencana alam Rincian 612.a: Apakah terkena dampak perubahan iklim atau bencana alam? Lingkari kode 1 bila tanaman perkebunan terpilih terkena dampak perubahan iklim atau bencana alam dan kode 2 bila tidak (termasuk jika tidak mengalami perubahan iklim atau bencana alam). Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila rincian ini berkode 2 (tidak terkena dampak perubahan iklim atau bencana alam), maka langsung dilanjutkan ke Blok VII rincian 701. Tanaman terkena dampak perubahan iklim jika selama setahun yang lalu tanaman perkebunan terpilih mengalami/terkena banjir atau kekeringan. Tanaman terkena bencana alam jika tanaman tersebut mengalami/ terkena debu gunung berapi meletus, lahar, gempa bumi, dan lain-lain. ST2013-SKB.PCS 59

66 Rincian 612.b: Jenis dampak perubahan iklim atau bencana alam yang utama Jika jenis dampak perubahan iklim atau bencana alam yang utama adalah kekeringan maka lingkari kode 1, kebanjiran kode 2, dan lainnya (tanah longsor, gempa bumi, dll) kode 3. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Blok VII : Keterangan Ongkos/Biaya Produksi Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok ini bertujuan untuk mencatat seluruh ongkos/biaya produksi, seperti benih/penyisipan, tanaman pelindung, pupuk, stimulan/zat pengatur tumbuh, pestisida, tenaga kerja dan upah, serta pengeluaran lainnya untuk usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu. Ongkos/biaya yang dicatat adalah biaya yang benar-benar telah digunakan (bukan jumlah yang dibeli/disimpan) selama setahun yang lalu. Benih, tanaman pelindung, pupuk, stimulan, dan pestisida yang bukan pembelian diperkirakan nilainya sesuai harga setempat. 60 ST2013-SKB.PCS

67 Skema Penghitungan Produksi, Nilai Produksi dan Ongkos/Biaya Produksi Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu A. Tanaman Tahunan Mei Mei P1 P2 P3 T1 NP1 NP2 NP3 O Mei 2013 Mei 2014 Tanam 5 tahun yang lalu 100 pohon TM= 90 pohon TTM=10 pohon Tanam baru :15 pohon Panen: 90 pohon TM (NP) O TM = 90 pohon TBM = 15 pohon TTM= 10 pohon Keterangan: TM = Tanaman Menghasilkan TBM = Tanaman Belum Menghasilkan TTM = Tanaman Tidak Menghasilkan/rusak/tidak produktif lagi Produksi setahun yang lalu = produksi panen (90 pohon TM) Nilai produksi setahun yang lalu = nilai produksi dari tanaman yang dipanen (NP) Ongkos/Biaya produksi setahun yang lalu = Ongkos/biaya produksi yang dikeluarkan (O) ST2013-SKB.PCS 61

68 B. Tanaman Semusim Mei Mei P1 P2 P3 T1 NP1 T2 NP2 T3 NP3 O1 O2 O3 Keterangan: T = Tanam, P = Produksi Panen, NP = Nilai Produksi Panen, O = Ongkos/Biaya Produksi Produksi setahun yang lalu = produksi panen (P1 + P2) Nilai produksi setahun yang lalu = Nilai produksi dari tanaman yang dipanen (NP1 + NP2) Ongkos/Biaya produksi setahun yang lalu = Ongkos/biaya produksi yang dikeluarkan (O1 + O2) Penghitungan ongkos dan biaya pada tanaman tahunan adalah seluruh ongkos dan biaya yang dikeluarkan selama setahun yang lalu untuk seluruh bidang tanaman terpilih. Sedangkan pada tanaman semusim, penghitungan struktur ongkos berdasarkan pada seluruh pengeluaran tanaman perkebunan semusim terpilih yang panen selama setahun yang lalu. Kolom (3) s.d (5): Isikan banyaknya benih/penyisipan, tanaman pelindung, pupuk, stimulan, dan pestisida menurut asalnya, dari pembelian di kolom (3) atau bukan pembelian di kolom (4), dan nilainya dalam ribuan rupiah di kolom (5) pada masing-masing kotak yang tersedia. Ongkos produksi yang bukan berasal dari pembelian (produksi sendiri, sumbangan, dll), pengisian nilai sesuai harga yang berlaku di daerah setempat. 62 ST2013-SKB.PCS

69 Rincian 701: Benih/Penyisipan Isikan banyaknya benih atau jumlah tanaman yang disisipkan serta nilai dalam ribuan rupiah pada masing-masing kotak yang tersedia. Benih adalah anak semai, stek, cangkok, entris, okulasi, kultur jaringan tanaman, yang akan dibudidayakan. Penyisipan adalah penyulaman atau penggantian tanaman yang mati atau yang tumbuhnya kurang baik. Rincian 702: Tanaman pelindung Tuliskan nama tanaman pelindung pada tempat yang disediakan. Isikan banyaknya tanaman pelindung serta nilainya dalam ribuan rupiah pada masingmasing kotak yang tersedia. Beberapa jenis tanaman perkebunan seperti kopi dan kakao/coklat membutuhkan tanaman pelindung (naungan). Penanaman tanaman pelindung bertujuan untuk mengurangi intensitas sinar matahari langsung, memperbaiki struktur tanah, mengembalikan hara tercuci dan menahan terpaan angin. Tanaman pelindung bisa terdiri dari 2 macam yaitu tanaman pelindung sementara dan tanaman pelindung tetap. Tanaman pelindung sementara bermanfaat bagi tanaman perkebunan yang belum menghasilkan, sedangkan tanaman pelindung tetap bermanfaat bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Supaya tidak mengganggu tanaman pokok, perlu dilakukan pemangkasan/penjarangan terhadap tanaman pelindung. Contoh tanaman yang biasa dijadikan pelindung/naungan untuk budidaya kopi dan kakao antara lain tanaman lamtoro, albasia dan dadap. Rincian 703: Pupuk ST2013-SKB.PCS 63

70 Isikan pada rincian 703 banyaknya pupuk yang benar-benar digunakan serta nilainya menurut jenis pupuk seperti Urea, TSP/SP36, ZA, KCL, NPK, pupuk kandang/kompos, dan pupuk buatan lainnya pada masing-masing kolom. Pupuk, adalah bahan yang diberikan pada tanah, air, atau daun dengan tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung, atau menambah unsur hara. Pupuk terdiri dari pupuk buatan/pabrik dan pupuk kandang/kompos. Banyaknya pupuk yang dicatat harus dalam satuan kg, jika tidak, harus dikonversikan terlebih dahulu. Rincian 704 (704.a dan 704.b) : Stimulan/Zat pengatur tumbuh Isikan banyaknya stimulan padat (pada rincian 704.a) dan stimulan cair (pada rincian 704.b), satuan yang digunakan dan nilainya dalam ribuan rupiah pada masing-masing kotak yang tersedia. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah bahan yang digunakan untuk mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, contoh gandasil. Rincian 705 (705.a dan 705.b): Pestisida Isikan banyaknya pestisida padat (pada rincian 705.a) dan pestisida cair (pada rincian 705.b), satuan yang digunakan dan nilainya dalam ribuan rupiah pada masing-masing kotak yang tersedia. 64 ST2013-SKB.PCS

71 Pestisida, adalah suatu zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian. Jenis pestisida antara lain: akarisida, bakterisida, fungisida, herbisida, insektisida, nematisida, dan rodentisida. Rincian 706.a.: Jumlah pekerja (orang) Isikan jumlah pekerja dibayar baik pekerja tetap pada kolom (2) maupun pekerja tidak tetap pada kolom (3), serta jumlah pekerja tidak dibayar pada kolom (4) menurut jenis kelamin laki-laki di rincian 706.a.1 dan perempuan di rincian 706.a.2. Tuliskan pula total seluruh pekerja pada kolom (5) yang merupakan penjumlahan dari kolom (2) s.d (4). Pekerja Tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji secara tetap baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan dan biasanya apabila diberhentikan akan mendapat pesangon. Pekerja Tidak Tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan pada banyaknya waktu kerja dan volume pekerjaan yang dikerjakan. Pekerja dibayar adalah mereka yang bekerja pada suatu kegiatan dengan mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang/makanan/minuman. Pekerja tidak dibayar adalah mereka yang bekerja dengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang. ST2013-SKB.PCS 65

72 Termasuk pekerja tidak dibayar adalah: a. Petani yang ikut mengerjakan/terlibat dalam mengelola kegiatan pertaniannya. b. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, misalnya istri dan anak. c. Bukan sebagai anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, misalnya keponakan, mertua yang tidak dibayar. d. Bukan sebagai anggota rumah tangga dan bukan keluarga orang yang dibantunya, misalnya pembantu RT yang tidak dibayar. Pekerja menurut jenis kegiatan pengelolaan tanaman perkebunan: Pekerja pengolahan lahan adalah pekerja yang mengerjakan pengolahan lahan untuk perkebunan dengan mencangkul, membajak atau menggunakan traktor. Pekerja penanaman pohon pelindung adalah pekerja yang mengerjakan penanaman pohon yang akan digunakan sebagai pelindung tanaman perkebunan terpilih yang diusahakan. Pekerja penanaman tanaman perkebunan adalah pekerja yang mengerjakan penanaman benih tanaman perkebunan terpilih. Pekerja pemeliharaan adalah pekerja yang mengerjakan pekerjaan seperti pemangkasan dan penyiangan pada tanaman perkebunan terpilih. Pekerja pemupukan adalah pekerja yang melakukan pemberian pupuk pada tanaman perkebunan terpilih. Pekerja pengendalian hama/opt adalah pekerja yang melakukan kegiatan pemberantasan hama/opt pada tanaman perkebunan terpilih. Pekerja pemanenan adalah pekerja yang melakukan kegiatan memanen hasil tanaman perkebunan terpilih. Pekerja pengeringan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pengeringan/penjemuran produk primer/utama. 66 ST2013-SKB.PCS

73 Rincian 706.b.: Upah (000 Rp) Isikan nilai upah pekerja dibayar baik untuk upah pekerja laki-laki pada kolom (2) maupun upah pekerja perempuan pada kolom (3) menurut jenis kegiatan. Isikan pula perkiraan nilai upah pekerja tidak dibayar baik untuk perkiraan upah pekerja laki-laki pada kolom (4) maupun perkiraan upah pekerja perempuan pada kolom (5). Jumlahkan seluruh nilai upah pada kolom (6). Upah pekerja atau upah buruh/karyawan adalah semua upah yang seharusnya dibayarkan baik berupa uang maupun barang/makanan/ minuman untuk pekerja yang dibayar. Upah berupa barang/makanan/ minuman dinilai berdasarkan harga pembelian atau harga setempat yang berlaku pada saat digunakan. Termasuk disini upah/gaji dari anggota rumah tangga yang bersangkutan bila anggota rumah tangga tersebut dibayar. Untuk pekerja tidak dibayar maka nilai upahnya harus diperkirakan sesuai nilai upah yang berlaku di daerah tersebut. Bila petani/pekebun mengerjakan sendiri (hanya dibantu anggota rumah tangga yang bersangkutan) dalam mengelola kegiatan perkebunannya, isian upah pekerja, tetap diisi diperkirakan sesuai dengan upah setempat. Rincian 707: Pengeluaran lainnya Rincian ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang pengeluaran/ semua biaya yang dikeluarkan baik riil maupun biaya perkiraan atau imputasi milik sendiri/pinjaman tanpa bunga/bebas sewa untuk usaha komoditas perkebunan terpilih. Pengeluaran lainnya terdiri dari pengeluaran sewa lahan, alat/sarana usaha, bunga kredit/pinjaman untuk usaha, pajak tidak langsung seperti pajak bumi dan bangunan (PBB) lahan untuk usaha komoditas perkebunan milik sendiri, retribusi/pungutan/iuran lain, penyusutan ST2013-SKB.PCS 67

74 barang modal, pengeluaran BBM, biaya transportasi/pengangkutan hasil dan lainnya misalnya pengeluaran untuk wadah, dan lain-lain. Rincian 707.a.(i): Sewa lahan Isikan nilai sewa lahan pada rincian 707.a.(i). Sewa lahan adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan pertanian dalam waktu tertentu dari pihak lain, dimana besarnya sewa lahan sudah ditetapkan terlebih dahulu. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Penjelasan: Pekebun menyewa lahan selama 5 (lima) tahun, dan digunakan untuk menanam tembakau. Apabila rumah tangga pekebun tembakau tersebut terpilih sampel maka biaya sewa lahan yang diisikan adalah seperlima dari total biaya sewa lahan untuk tembakau tersebut (biaya satu tahun saja). Rincian 707.a.(ii): Perkiraan sewa lahan yang bebas sewa/milik sendiri Isikan nilai perkiraan sewa lahan yang digunakan dengan bebas sewa/milik sendiri pada rincian 707.a.(ii). Perkiraan sewa lahan bebas sewa adalah nilai perkiraan sewa dari lahan milik orang/pihak lain yang digunakan tanpa membayar biaya sewa. Perkiraan sewa lahan milik sendiri adalah perkiraan nilai sewa oleh petani yang menggarap lahan milik sendiri. Rincian 707.b.(i): Sewa alat/sarana usaha Isikan nilai sewa alat /sarana usaha pada rincian 707.b.(i). 68 ST2013-SKB.PCS

75 Sewa alat/sarana usaha, adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa alat-alat/sarana usaha mulai dari pengolahan lahan, penanaman sampai dengan pemanenan dan pengangkutan hasil. Sewa alat misalnya: traktor/hand traktor, penyemprot hama, bajak, dan sebagainya. Rincian 707.b.(ii): Perkiraan sewa alat/sarana usaha yang bebas sewa/milik sendiri Isikan nilai perkiraan sewa alat/sarana usaha yang digunakan dengan bebas sewa/milik sendiri pada rincian 707.b.(ii). Perkiraan sewa alat/sarana usaha bebas sewa adalah nilai perkiraan sewa dari alat/sarana usaha milik orang/pihak lain yang digunakan tanpa membayar biaya sewa. Perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri, adalah nilai perkiraan sewa oleh petani yang mempunyai alat/usaha milik sendiri. Rincian 707.c: Bunga kredit/pinjaman usaha Isikan bunga kredit/pinjaman dengan bunga untuk usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu pada rincian 707.c. Bunga kredit/pinjaman untuk usaha adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan yang biasanya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari uang yang dipinjam dari pihak lain, baik perorangan maupun badan (Bank, Koperasi, dan lainnya). ST2013-SKB.PCS 69

76 Rincian 707.d: Pajak tak langsung Isikan nilai pajak tak langsung yang dikeluarkan untuk usaha komoditas perkebunan terpilih milik sendiri selama setahun yang lalu pada rincian 707.d. Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan pada konsumen melalui produsen terhadap pembelian barang/jasa. Pajak yang dimaksud adalah pajak yang berkaitan dengan usaha komoditas perkebunan terpilih, misalnya PBB lahan usaha perkebunan dan pajak atas kendaraan yang digunakan untuk usaha komoditas perkebunan terpilih. PBB dan pajak kendaraan bermotor untuk kegiatan usaha perkebunan wajib diisi walaupun rumah tangga terpilih belum membayar (diperkirakan). Rincian 707.e: Retribusi/pungutan/iuran lainnya Isikan nilai yang dikeluarkan untuk retribusi/pungutan/iuran lain untuk usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu pada rincian 707.e, misalnya pungutan/iuran pengairan, pungutan penjualan hasil komoditas perkebunan seperti kelapa sawit yang dikenakan pungutan sebesar Rp.5,- per kg TBS oleh pemerintah daerah. Rincian 707.f: Penyusutan barang modal Isikan nilai penyusutan (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang-barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi tanaman perkebunan terpilih seperti mesin traktor dan sebagainya. Contoh 4.: Pak Rijayanto memiliki traktor yang dibeli 2 tahun yang lalu seharga 20 juta rupiah. Apabila diperkirakan umur traktor selama 20 tahun maka biaya penyusutan barang modal (traktor) selama setahun adalah total biaya pembelian 70 ST2013-SKB.PCS

77 traktor dibagi dengan perkiraan umur traktor dalam hal ini 20 juta rupiah dibagi 20 tahun atau sebesar satu juta rupiah. Rincian 707.g: Bahan bakar minyak (BBM) Isikan nilai pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan untuk keperluan usaha perkebunan pada rincian 707.g. Contoh BBM untuk keperluan usaha perkebunan seperti penggunaan BBM untuk menjalankan mesin traktor. Rincian 707.h: Biaya transportasi/pengangkutan hasil Isikan biaya transportasi/pengangkutan hasil yang digunakan untuk keperluan usaha perkebunan pada rincian 707.h. Biaya transportasi/pengangkutan hasil mencakup total biaya transportasi/pengangkutan dari hasil panen diangkut sampai dengan terjual. Rincian 707.i: Jasa Pertanian Isikan biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk keperluan pembayaran jasa pertanian dalam rangka usaha komoditas pertanian terpilih pada rincian 707.i. Usaha Jasa pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang dibayarkan untuk kegiatan pengolahan lahan, penanaman pohon pelindung, penanaman tanaman perkebunan, pemeliharaan, pemupukan, pengendalian OPT, pemanenan, pengeringan/penjemuran, dan pengangkutan hasil. Contoh nilai jasa pertanian dalam budidaya tanaman perkebunan antara lain adalah upah tenaga kerja borongan pengolahan lahan, pemanenan, jasa pengupasan kulit ari biji kopi, dsb. ST2013-SKB.PCS 71

78 Rincian 707.j: Lainnya Isikan nilai pengeluaran lainnya seperti wadah/karung, asam semut, dan sebagainya pada rincian 707.j. Rincian 707.k: Jumlah Rincian 707.k = jumlah rincian 707a s.d 707j Blok VIII : Keterangan Umum Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu Blok ini bertujuan untuk mengetahui informasi umum tentang pengusahaan komoditas perkebunan terpilih yang dilakukan oleh rumah tangga. Rincian 801: Bagaimana cara awal pembukaan lahan komoditas perkebunan terpilih? Lingkari kode 1 jika awal pembukaan lahan komoditas perkebunan terpilih yang dikuasai dilakukan dengan cara manual, kode 2 jika dengan cara mekanis, kode 3 jika dengan cara kimia, kode 4 jika dengan cara membakar tanaman, dan lingkari kode 5 jika tidak melakukan pembukaan lahan serta tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. Awal pembukaan lahan adalah saat pertama kali lahan tersebut dijadikan lahan perkebunan komoditas terpilih tidak terbatas setahun yang lalu. Manual yaitu pembukaan lahan dilakukan dengan tenaga manusia dan alat-alat sederhana. Cara ini membutuhkan pemakaian tenaga sangat banyak. Mekanis yaitu pembukaan lahan dilakukan dengan menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, dan buldozer. Cara ini biasanya digunakan pada areal yang rata (kemiringan 0-8%), sehingga pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat. 72 ST2013-SKB.PCS

79 Kimia yaitu pembukaan lahan dilakukan dengan peracunan pohon atau penyemprotan dengan bahan kimia tertentu (untuk ilalang). Cara ini kurang efektif pada daerah curah hujan tinggi dan dibutuhkan air untuk pelarut herbisida. Rincian 802: Apakah dalam mengusahakan komoditas perkebunan terpilih melakukan integrasi (terpadu) dengan usaha peternakan? Lingkari kode 1 jika dalam mengusahakan tanaman perkebunan terpilih juga melakukan budidaya peternakan dilahan yang sama atau memanfaatkan limbah perkebunannya sebagai pakan ternaknya. Bila tidak, lingkari kode 2 dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Tujuan kegiatan pengembangan integrasi tanaman-ternak untuk memberikan nilai tambah bagi pengembangan usaha budidaya tanaman, sekaligus meningkatkan jumlah populasi ternak. Rincian 803: Pengolahan lahan untuk komoditas perkebunan terpilih Rincian 803.a: Alat/sarana pengolahan lahan yang digunakan Lingkari kode alat/sarana pengolahan lahan yang digunakan, apakah traktor roda empat atau lebih, traktor roda dua/hand traktor, hewan, atau tenaga manusia. Jika pengolahan menggunakan lebih dari satu jenis alat/sarana pengolahan lahan maka lingkari kode terkecil, kemudian tuliskan pada kotak yang disediakan. Jika menggunakan tenaga manusia atau tidak melakukan pengolahan (kode 4 atau 5 dilingkari), pertanyaan langsung ke rincian 804. ST2013-SKB.PCS 73

80 Rincian 803.b: Jika rincian 803.a berkode 1, 2 atau 3, Status penguasaan alat/sarana pengolahan lahan yang utama: Lingkari kode status penguasaan alat/sarana pengolahan lahan yang utama pada rincian 803.b, apakah milik sendiri (rumah tangga yang bersangkutan), milik kelompok (beberapa rumah tangga termasuk rumah tangga yang bersangkutan), sewa, bebas sewa/lainnya kemudian tuliskan pada kotak yang disediakan. Isian rincian ini terisi bila rincian 803.a berkode 1, 2 atau 3. Penjelasan : Apabila pekebun merupakan anggota kelompok yang memiliki alat pengolahan lahan dan pekebun memakai alat tersebut baik menyewa atau tidak, maka isian pada Blok V rincian 803.b adalah kode 2 (milik kelompok). Rincian 804: Sumber pembiayaan untuk tanaman perkebunan terpilih Rincian 804.a: Sumber pembiayaan Isikan persentase sumber pembiayaan usaha tanaman perkebunan terpilih selama setahun yang lalu. Jika sumber pembiayaan usaha merupakan biaya sendiri (rumah tangga ybs) maka isikan pada rincian 804.a.1, pinjaman dengan bunga isikan pada rincian 804.a.2, pinjaman tanpa bunga isikan pada rincian 804.a.3., dan lainnya seperti hibah. Isikan pada rincian 804.a.4 Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rincian 804.a.2 tidak terisi (tidak memiliki pinjaman dengan bunga), pertanyaan langsung ke rincian 805. Sumber pembiayaan meliputi modal awal maupun modal tambahan kegiatan usaha komoditas perkebunan terpilih. Biaya sendiri, jika sumber pembiayaan adalah milik rumah tangga yang bersangkutan tanpa pinjaman dari pihak lain. 74 ST2013-SKB.PCS

81 Pinjaman dengan bunga, jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain dengan atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau angsuran dalam satu periode tertentu baik dikenai bunga maupun syariah. Pinjaman tanpa bunga, jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain dengan atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau angsuran dalam satu periode tertentu tanpa bunga atau syariah. Rincian 804.b: Jika rincian 804.a.2 terisi, sumber pinjaman dengan bunga yang utama berasal dari: Jika sumber pinjaman dengan bunga yang utama berasal dari Bank lingkari kode 1, BPR (Bank Perkreditan Rakyat) kode 2, lembaga keuangan lainnya (seperti pegadaian) lingkari kode 3, koperasi kode 4, perusahaan perkebunan kode 5, perusahaan perorangan kode 6 dan lainnya (sebutkan) kode 7. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rincian ini berkode 1 (bank), lanjutkan pertanyaan ke rincian 805. Rincian 804.c: Jika rincian 804.b berkode 2 sampai dengan 7, sebab/alasan tidak meminjam dari bank: Jika sebab/alasan tidak meminjam dari bank karena tidak tahu prosedurnya lingkari kode 1 apabila ya dan kode 2 jika tidak, proses berbelit-belit/lama kode 3 apabila ya dan kode 4 jika tidak, tidak mempunyai agunan kode 5 apabila ya dan kode 6 jika tidak, suku bunga relatif tinggi kode 7 apabila ya dan kode 8 jika tidak, lokasi bank relatif jauh kode 1 apabila ya dan kode 2 jika tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. ST2013-SKB.PCS 75

82 Rincian 804.d: Dari rincian 804.c1 sampai dengan 804.c5 yang berkode ganjil (jawaban ya), yang menjadi alasan utama adalah Isikan nomor pada rincian 804.d yang merupakan alasan utama/paling kuat sebagai penyebab tidak meminjam dari bank sesuai rincian 804.c1 s.d 804.c5 yang berkode ganjil. Kemudian tuliskan nomor tersebut pada kotak yang tersedia. Rincian 805: Bantuan usaha untuk komoditas perkebunan terpilih Rincian 805.a: Apakah menerima bantuan (hibah/gratis atau subsidi) untuk usaha komoditas perkebunan? Lingkari kode 1 jika rumah tangga menerima bantuan dalam bentuk hibah/gratis atau subsidi untuk usaha komoditas perkebunan selama setahun yang lalu dan kode 2 jika tidak. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Jika rincian ini berkode 2 (tidak menerima bantuan), lanjutkan pertanyaan ke rincian 806. Rincian 805.b: Bantuan yang diterima terutama bersumber dari: Rincian ini terisi bila rumah tangga menerima bantuan untuk usaha komoditas perkebunan terpilih (rincian 805.a berkode 1). Jika sumber bantuan usaha yang diterima untuk usaha komoditas perkebunan terpilih terutama dari pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota) lingkari kode 1, lembaga non pemerintah kode 2, perorangan kode 3, dan lainnya seperti perusahaan swasta kode 4 kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rincian 805b kode 2, 3 atau 4 dilingkari langsung ke rincian 806. Rincian 805.c: Jika rincian 805.b berkode 1, jenis bantuan yang diterima: Rincian ini terisi bila sumber bantuan terutama dari pemerintah baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota (rincian 805.b berkode 1). 76 ST2013-SKB.PCS

83 Bila jenis bantuan yang diterima adalah benih lingkari kode 1 jika gratis, kode 2 jika subsidi harga dan kode 3 jika tidak, pupuk kode 4 jika gratis, kode 5 jika subsidi harga, dan kode 6 jika tidak, pestisida kode 7 jika gratis, kode 8 jika subsidi harga, dan kode 9 jika tidak, alat/mesin pertanian untuk rumah tangga yang bersangkutan kode 1 jika gratis, kode 2 jika subsidi harga, dan kode 3 jika tidak. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Untuk setiap jenis bantuan yang diterima, jika rumah tangga menerima bantuan secara gratis dan subsidi, maka pilih bantuan terbesar (gratis atau subsidi). Rincian 806: Jenis bantuan usaha komoditas perkebunan terpilih yang paling dibutuhkan pada waktu yang akan datang Jika jenis bantuan yang paling dibutuhkan pada waktu yang akan datang adalah benih lingkari kode 1, pupuk kode 2, pestisida/pengendali hama (OPT) kode 3, alat/mesin pertanian kode 4, pinjaman modal dari bank tanpa agunan kode 5, pinjaman modal dari bank dengan subsidi bunga kode 6, jaminan harga seperti harga pokok penjualan (HPP) perkebunan kode 7, dan lainnya (misalkan pemasaran hasil) kode 8. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 807: Kesulitan/hambatan usaha yang dihadapi dibanding tahun sebelumnya (persepsi responden) Jika mengalami kesulitan/hambatan dalam pembiayaan usaha lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Kenaikan ongkos/biaya produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga produksi lingkari kode 3 jika ya dan kode 4 jika tidak. Dampak serangan hama/opt relatif lebih besar/berat jika ya lingkari kode 5 dan jika tidak kode 6. Mendapatkan pekerja lebih sulit/upah pekerja lebih mahal lingkari kode 7 jika ya dan kode 8 jika tidak. Kelangkaan sarana ST2013-SKB.PCS 77

84 produksi lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 808.a: Apakah ada anggota rumah tangga yang memperoleh penyuluhan/bimbingan mengenai pengelolaan usaha komoditas perkebunan terpilih? Lingkari kode 1 jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh penyuluhan/bimbingan mengenai pengelolaan usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu dan kode 2 jika tidak, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rincian 808a kode 2 dilingkari langsung ke rincian 809. Rincian 808.b: Jika rincian 808.a berkode 1, penyuluhan/bimbingan diperoleh dari: Rincian ini terisi bila ada anggota rumah tangga yang memperoleh penyuluhan/bimbingan pengelolaan usaha tanaman perkebunan terpilih (rincian 809.a berkode 1). Jika penyuluhan/bimbingan diperoleh dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan)/Penyuluhan dari Dinas Perkebunan terkait/pemerintah lingkari kode 1 jika ya dan lingkari kode 2 jika tidak. Penyuluhan dari lainnya (sebutkan) lingkari kode 3 jika ya dan lingkari kode 4 jika tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 808.c: Jika rincian 808.b.1 berkode 1, penyuluhan/bimbingan yang diperoleh dari PPL/Dinas Perkebunan/Pemerintah berkaitan dengan: Jika berkaitan dengan teknis budidaya lingkari kode 1 dan jika tidak kode 2. Jika berkaitan dengan pengendalian OPT lingkari kode 3 jika ya dan jika tidak lingkari kode 4. Berkaitan dengan pemasaran/penjualan hasil lingkari kode 5 jika ya dan jika tidak lingkari kode 6. Berkaitan dengan upaya penurunan kehilangan 78 ST2013-SKB.PCS

85 hasil (susut) panen lingkari kode 7 jika ya dan jika tidak lingkari kode 8. Berkaitan dengan lainnya (missal pengolahan produksi) lingkari kode 1 dan jika tidak lingkari kode 2. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 809.a : Apakah ada anggota rumah tangga (termasuk kepala rumah tangga) yang menjadi anggota KUD atau Koperasi Perkebunan pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota KUD atau Koperasi Perkebunan dan kode 2 bila tidak ada yang menjadi anggota KUD atau Koperasi Perkebunan pada saat pencacahan. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 810. Rincian 809.b : Jika Ada (rincian 809.a berkode 1), manfaat KUD atau Koperasi Perkebunan untuk pekebun terpilih : Rincian ini terisi bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota KUD atau Koperasi Perkebunan (rincian 809.a berkode 1). Manfaat yang diperoleh berupa kredit usaha tani lingkari kode 1 jika ya dan lingkari kode 2 jika tidak. Pengadaan sarana produksi lingkari kode 3 jika ya dan lingkari kode 4 jika tidak. Pengolahan hasil lingkari kode 5 jika ya dan lingkari kode 6 jika tidak. Manfaat berupa penjualan hasil lingkari kode 7 jika ya dan lingkari kode 8 jika tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Kredit Usaha Tani adalah kredit modal kerja yang disalurkan melalui lembaga keuangan (bank), koperasi atau KUD (Koperasi Unit Desa) dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang digunakan untuk membiayai usaha tani dalam intensifikasi tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, perikanan dan ST2013-SKB.PCS 79

86 peternakan. Kredit yang dimaksud merupakan tambahan modal sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-undang pokok perbankan; bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan tujuan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan atau ditetapkan sebelumnya. Yang dimaksud mendapatkan kredit usaha tani di sini, adalah kredit usaha yang digunakan untuk kegiatan budidaya komoditas perkebunan terpilih. Rincian 810.a : Apakah ada anggota rumah tangga (termasuk kepala rumah tangga) yang menjadi anggota kelompok tani komoditas perkebunan terpilih pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok tani tanaman perkebunan terpilih dan kode 2 bila tidak ada yang menjadi anggota kelompok tani tanaman perkebunan pada saat pencacahan. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila kode 1 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 811. Rincian 810.b : Jika (rincian 810.a berkode 2), alasan utama tidak menjadi anggota kelompok tani : Rincian ini terisi bila tidak ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok tani (rincian 810.a berkode 2). Lingkari kode 1 bila alasan utama belum ada kelompok tani komoditas perkebunan di daerahnya. Lingkari kode 2 bila sudah ada kelompok tani komoditas perkebunan tetapi lokasinya jauh dari tempat tinggal. Lingkari kode 3 bila sudah ada kelompok tani komoditas perkebunan tetapi jenis kegiatan tidak sesuai kebutuhan. Lingkari kode 4 bila sudah ada kelompok tani komoditas perkebunan tetapi pelayanan tidak 80 ST2013-SKB.PCS

87 memuaskan dan lingkari kode 5 bila alasan utamanya selain tersebut diatas dan tuliskan alasannya. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 811.a : Apakah ada anggota rumah tangga (termasuk kepala rumah tangga) yang menjadi anggota Asosiasi Petani Perkebunan pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota Asosiasi Petani Perkebunan dan kode 2 bila tidak ada yang menjadi anggota Asosiasi Petani Perkebunan pada saat pencacahan. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 812. Asosiasi adalah perkumpulan orang yang mempunyai kepentingan bersama (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Asosiasi dibidang Perkebunan adalah perkumpulan petani perkebunan yang mengusahakan suatu komoditas perkebunan sejenis. Contoh asosiasi /perhimpunan petani perkebunan : 1. APKI (Asosiasi Petani Kelapa Indonesia). 2. APTEHINDO (Asosisasi Petani Teh Indonesia) 3. APKARINDO (Asosiasi Petani Karet Indonesia). 4. APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia). 5. APJMI (Asosiasi Petani Jambu Mete Indonesia). 6. APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Wilker PTPN XI Indonesia). 7. APCI (Asosisasi Petani Cengkeh Indonesia). 8. APKAI (Asosiasi Petani Kakao Indonesia) 9. APLI (Asosiasi Petani Lada Indonesia). 10. APEKI (Asosiasi Petani Kopi Indonesia). ST2013-SKB.PCS 81

88 11. ASPEK-PIR (Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR). 12. APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia). Rincian 811.b : Jika Ada (rincian 811.a berkode 1), manfaat Asosiasi Petani Perkebunan tepilih untuk pekebun : Rincian ini terisi bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota Asosiasi Petani Perkebunan (rincian 811.a berkode 1). Bila manfaat yang diperoleh meningkatkan pengetahuan/ketrampilan lingkari kode 1 dan lingkari kode 2 jika tidak. Bila Asosiasi bermanfaat membantu akses penyediaan sarana produksi pertanian lingkari kode 3 dan lingkari kode 4 jika tidak. Bila Asosiasi bermanfaat membantu penyelesaian permasalahan usaha perkebunan lingkari kode 5 dan lingkari kode 6 jika tidak. Bila ada manfaat lainnya lingkari kode 7 dan lingkari kode 8 jika tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 812.a : Apakah melakukan kemitraan dengan perusahaan perkebunan? Lingkari kode 1 bila melakukan kemitraan dengan perusahaan perkebunan dan kode 2 bila tidak. Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 813. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 812.b : Jika rincian 812.a berkode 1, kemitraan utama dilakukan dengan: Rincian ini terisi bila rumah tangga usaha perkebunan terpilih melakukan kemitraan dengan perusahaan perkebunan (rincian 812.a berkode 1). Lingkari kode 1 bila melakukan kemitraan dengan BUMN, kode 2 bila melakukan kemitraan dengan BUMD, dan kode 3 bila melakukan kemitraan dengan swasta. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. 82 ST2013-SKB.PCS

89 Kemitraan adalah pola kerja sama antara perusahaan mitra dengan petani/ kelompok tani. Perusahaan mitra adalah perusahaan yang melakukan kemitraan dengan petani/kelompok tani. BUMN adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh Pemerintah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara. Contoh : PT. Perkebunan Nusantara (PTPN). BUMD adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Daerah. Perusahaan swasta/usaha adalah perusahaan yang modalnya berasal dari orang-orang atau badan-badan non pemerintah. Rincian 813: Cara pengangkutan sebagian besar produksi dari tempat pemanenan ke rumah/tempat penyimpanan/pasar menggunakan: Lingkari kode 1 apabila cara pengangkutan sebagian besar produksi dari tempat pemanenan ke rumah/tempat penyimpanan/pasar menggunakan kendaraan bermotor, lingkari kode 2 bila menggunakan kendaraan tidak bermotor, kode 3 bila menggunakan angkutan sungai, kode 4 bila menggunakan tenaga hewan, kode 5 bila menggunakan tenaga manusia dan kode 6 bila tidak melakukan pengangkutan, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 814.a : Apakah melakukan pengolahan produksi hasil usaha komoditas perkebunan terpilih? Lingkari kode 1 bila melakukan pengolahan produksi hasil usaha tanaman perkebunan terpilih dan kode 2 bila tidak. Kemudian tuliskan kode yang ST2013-SKB.PCS 83

90 dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 815. Rincian 814.b: Jika ya (rincian 814.a berkode 1), jenis pengolahan produksi yang dilakukan adalah: Jika pengolahan produksi yang dilakukan berupa pengeringan lingkari kode 1 jika ya dan jika tidak kode 2. Pengolahan produksi berupa pengupasan lingkari kode 3 jika ya dan jika tidak kode 4. Perendaman kode 5 jika ya dan kode 6 jika tidak. Pembekuan/penggumpalan lingkari kode 7 jika ya dan kode 8 jika tidak. Fermentasi lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Lainnya (seperti penggilingan) lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air pada produk perkebunan seperti kopi, lada, kelapa (kopra) dan kakao dengan cara di jemur atau dengan menggunakan mesin pengering. Suhu ideal yang dibutuhkan dalam proses pengeringan ini antara 55 sampai 66 derajat celcius. Pada komoditas kopi, lama penjemuran sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan biji kopi dengan kadar %. Pengupasan adalah proses pemisahan kulit yang menyelimuti biji kopi, kakao atau lada. Proses pengupasan umumnya berupa pengupasan kulit buah dan pengupasan kulit ari. Proses pengupasan kulit buah dan kulit ari pada biji kopi dilakukan dengan mesin pengupas atau manual. Sedangkan pada pengupasan kulit ari biji kopi akan menghasilkan biji kopi yang disebut biji kopi berasan (green bean). Proses pengupasan biasanya juga dilakukan pada komoditas kelapa. Perendaman adalah proses penyimpanan hasil perkebunan seperti kakao dan lada dalam wadah air seperti kolam atau sungai. Fungsi perendaman pada lada 84 ST2013-SKB.PCS

91 bertujuan untuk memudahkan proses pengupasan kulit buah. Sedangkan proses perendaman pada kakao bertujuan untuk menghentikan proses fermentasi. Selain itu proses perendaman kakao akan memperbaiki tampilan dari biji kakao itu sendiri. Proses perendaman pada kakao dilakukan dalam durasi sekitar 3 jam. Sedangkan perendaman pada biji lada bisa memakan waktu hingga 5 hari. Pembekuan/penggumpalan adalah proses yang bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan atau koagulum. Untuk membuat koagulum ini dapat dilakukan secara alami atau dengan menambahkan bahan pembeku (koagulan) seperti asam semut atau asam cuka. Lateks segar yang diperoleh dari hasil sadapan mempunyai ph 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau koagulasi, ph yang mendekati netral tersebut harus diturunkan sampai ph 4,7. Fermentasi adalah proses pengolahan biji kakao yang dimaksudkan untuk melepas zat lendir dari permukaan kulit biji dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik, selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur, selama penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah dan bersih. Proses fermentasi umumnya dilakukan dengan cara memasukkan biji kakao dalam suatu wadah berupa kotak/peti fermentasi dan ditutup dengan karung goni selama 6 hari. Pada hari ke 3 dilakukan pembalikan biji kakao agar fermentasi biji merata. Penggunaan bahan kimia untuk mempertahankan bentuk lateks tetap dalam keadaan cair, dianggap tidak melakukan pengolahan. ST2013-SKB.PCS 85

92 Rincian 815: Distribusi hasil perkebunan terpilih: Isikan persentase hasil perkebunan terpilih selama setahun yang lalu. Jika ada yang dikonsumsi sendiri (termasuk disini diberikan cuma-cuma kepada orang lain) maka isikan pada rincian 815.a, dijual ke KUD/koperasi perkebunan isikan pada rincian 815.b, ke pasar pada rincian 815.c, pedagang pengumpul isikan pada rincian 815.d, perusahaan perkebunan/industri isikan pada rincian 815.e, dan jika ada yang di stok (belum dijual/dipakai) isikan pada rincian 815.f. Tuliskan distribusi yang diisikan pada kotak yang tersedia. Rincian 816.a: Apakah dalam pemasaran hasil perkebunan terpilih mengalami kesulitan? Lingkari kode 1 apabila dalam pemasaran hasil perkebunan mengalami kesulitan dan lingkari kode 2 bila dalam pemasaran hasil perkebunannya tidak mengalami kesulitan, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke Blok IX rincian 901. Rincian 816.b: Bila ya (rincian 816.a berkode 1), penyebab kesulitan yang utama adalah: Rincian ini ditanyakan bila dalam pemasaran hasil perkebunan mengalami kesulitan (rincian 816.a berkode 1). Lingkari kode 1 apabila penyebab kesulitan yang utama adalah masalah angkutan/transportasi, lingkari kode 2 bila persyaratan kualitas, lingkari kode 3 bila harga rendah, lingkari kode 4 bila jarak ke tempat pemasaran jauh dan lingkari kode 5 bila lainnya (misal adanya monopoli pasar oleh salah satu pihak, dsb), kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. 86 ST2013-SKB.PCS

93 Blok IX. Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah Tangga pada Saat Pencacahan Blok ini bertujuan untuk mengetahui keadaan bangunan dan fasilitas tempat tinggal rumah tangga responden pada saat pencacahan. Rincian 901: Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati Jika status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati milik sendiri lingkari kode 1, sewa/kontrak kode 2, dan bebas sewa/lainnya kode 3. Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betulbetul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli termasuk rumah milik sendiri. Sewa/kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian sewa/kontrak antara pemilik dan pemakai. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain tanpa mengeluarkan suatu pembayaran, misalnya rumah tangga tersebut menempati rumah orang tua, famili, rumah dinas atau rumah orang lain tanpa sewa. Lainnya, jika tempat tinggal tersebut diperoleh selain dari ketiga status diatas. Rincian 902: Jenis lantai bangunan tempat tinggal yang terluas Bila jenis lantai bangunan tempat tinggal yang terluas adalah keramik/ marmer/granit lingkari kode 1, ubin/tegel/teraso kode 2, semen/bata merah ST2013-SKB.PCS 87

94 kode 3, kayu/papan kode 4, bambu kode 5 dan tanah/lainnya kode 6. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 903: Luas lantai bangunan tempat tinggal :... m 2 Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dalam satuan meter persegi. Kemudian tuliskan pada kotak yang tersedia. Luas lantai, adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang, lantai setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus. Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen), lumbung padi dan lain-lain. Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati. Rincian 904: Jenis atap terluas Bila jenis atap yang terluas adalah beton lingkari kode 1, genteng kode 2, sirap kode 3, seng kode 4, asbes kode 5, ijuk/rumbia kode 6 dan lainnya kode 7. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 905: Jenis dinding terluas Bila jenis dinding yang terluas adalah tembok lingkari kode 1, kayu kode 2, bambu kode 3, dan lainnya kode 4. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. 88 ST2013-SKB.PCS

95 Rincian 906: Sumber penerangan yang utama Bila sumber penerangan utama yang digunakan oleh responden listrik PLN lingkari kode 1, listrik non PLN kode 2, bukan listrik kode 3. Apabila responden menggunakan lebih dari satu jenis sumber penerangan maka pilih jenis sumber penerangan yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, pembangkit listrik tenaga surya, tenaga air, dll, masuk kode 2, sedangkan lampu minyak tanah lainnya (lampu tempel, sentir, pelita dan sejenisnya), lampu petromak, lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri masuk kode 3. Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan meteran (volumetrik) atau tidak. Rincian 907: Jenis bahan bakar untuk memasak yang utama Bila jenis bahan bakar untuk memasak yang utama digunakan oleh responden adalah listrik lingkari kode 1, gas/elpiji kode 2, minyak tanah kode 3, arang kayu/tempurung kode 4, kayu kode 5, dan lainnya (sebutkan) kode 6. Apabila responden menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar, maka pilih jenis bahan bakar yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 908: Sumber air minum yang utama Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga responden. Jika sumber air minum yang utama berasal dari air dalam kemasan/isi ulang lingkari kode 1, ledeng (meteran/eceran) kode 2, pompa/sumur bor kode 3, sumur kode 4, mata air kode 5, air sungai kode 6, air ST2013-SKB.PCS 89

96 hujan kode 7 dan lainnya (sebutkan) kode 8. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Perlu diingat bahwa yang ditanyakan adalah sumbernya. Jadi kalau rumah tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila responden menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut. Air dalam kemasan/air isi ulang adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 12 liter atau 19 liter) dan kemasan gelas; seperti antara lain air kemasan merk Aqua, VIT, Airess, Moya, 2 Tang, MQ, dan termasuk air minum isi ulang. Ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM baik dikelola pemerintah maupun swasta. Penjelasan: 1. Rumah tangga yang minum dari air ledeng yang diperoleh baik dari pedagang air keliling maupun dari tetangga dianggap mempunyai sumber air minum ledeng. 2. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa paralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. 3. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan membeli air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung pada apa yang banyak dimanfaatkan selama setahun yang lalu. 90 ST2013-SKB.PCS

97 4. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, air danau, air sumur dan air hujan melalui proses penjernihan dengan menggunakan mesin penjernih dianggap menggunakan sumber air minum ledeng. 5. Rumah tangga yang menggunakan air minum isi ulang maka sumber air minumnya adalah air dalam kemasan. Pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan katrol maupun tidak. Air sumur dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu air sumur terlindung dan tidak terlindung. Penjelasan: Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur terbuka, dikategorikan menggunakan pompa jika mulut sumur tertutup. Mata air adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul dengan sendirinya. Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air waduk/danau. Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum rumah tangga, karena di beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa paralon/plastik. Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air, bukan ledeng. ST2013-SKB.PCS 91

98 Rincian 909: Fasilitas tempat buang air besar yang utama Fasilitas buang air besar adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat digunakan oleh rumah tangga responden. Bila penggunaan fasilitas buang air besar yang utama digunakan sendiri (satu rumah tangga) lingkari kode 1, bersama (beberapa rumah tangga) kode 2, umum kode 3, dan tidak ada kode 4. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Sendiri, jika fasilitas tempat buang air besar digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang. Bersama, jika fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan rumah tangga yang lain, dan biasanya jumlah rumah tangganya sudah tertentu. Umum, jika fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapapun dapat menggunakannya. Blok X. Catatan Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu yang terjadi pada saat melaksanakan wawancara, seperti keterangan alasan nama kepala rumah tangga yang berbeda dengan yang tercetak pada ST2013-SKB.DSRT. Lembar Kerja Lembar ini digunakan untuk mencatat penghitungan-penghitungan, seperti nilai produksi, total upah pekerja, dsb. 92 ST2013-SKB.PCS

99 PENUTUP 6 Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan, kemampuan dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada pemeriksa, pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-rincian yang sesuai. Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian telah diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada pemeriksa, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena mungkin pencacah akan diminta pemeriksa untuk melakukan pencacahan ulang apabila diperlukan. Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata pencacah masih menemui kesalahan-kesalahan secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi pemeriksa. Jika dijumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan sendiri, diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih raguragu juga usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya agar diperoleh penjelasan yang dapat menghilangkan keragu-raguan tersebut. Data yang dihasilkan dari kegiatan survei rumah tangga usaha perkebunan 2014 ini sangat bermanfaat bagi Pemerintah untuk perencanaan pembangunan terutama dalam upaya Pemerintah untuk meratakan pembangunan dan hasil-hasilnya. Tanpa data, Pemerintah tidak mungkin dapat menyusun rencana pembangunan yang sempurna. ST2013-SKB.PCS 93

100 94 ST2013-SKB.PCS

101 L A M P I R A N ST2013-SKB.PCS 95

102 96 ST2013-SKB.PCS

103 Lampiran 1 Contoh Peta Blok Sensus ST2013-SKB.PCS 97

104 Lampiran 2 Contoh ST2013-SKB.DSRT 98 ST2013-SKB.PCS

105 ST2013-SKB.PCS 99

106 100 ST2013-SKB.PCS Lampiran 3

107 ST2013-SKB.PCS 101

108 102 ST2013-SKB.PCS

109 ST2013-SKB.PCS 103

110 104 ST2013-SKB.PCS

111 ST2013-SKB.PCS 105

112 106 ST2013-SKB.PCS

113 ST2013-SKB.PCS 107

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) KATALOG BPS: 1402031 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) KATALOG BPS: 1402029 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402021 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN HORTIKULTURA TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SHR.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS) KATALOG BPS: 1402033 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402035 SENSUS PERTANIAN 2013 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA PADA BLOK SENSUS TERPILIH SUBSEKTOR (ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 PERKEMBANGAN SERAPAN ANGGARAN DITJEN. PERKEBUNAN TAHUN

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 i ii iii Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 No. Publikasi: 03210.1401 Katalog BPS: 1404007 Ukuran Buku: 18,3 x 25,6 cm Jumlah Halaman: x + 73 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S)

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) Katalog: PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan

Lebih terperinci

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK 1 2 KATA PENGANTAR Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 ST2013-SKB.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 RAHASIA Komoditas perkebunan terpilih:... 3 I. PENGENALAN TEMPAT 101. P r o v i n s i 102. Kabupaten/Kota*)

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui sensus

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014 No. 80/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014 RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PER HEKTAR MENCAPAI 77,57 PERSEN DARI

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017 RAHASIA MI-01 PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed

Lebih terperinci

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian. BAB I PENDAHULUAN Sasaran pembangunan jangka panjang di bidang ekonomi adalah struktur ekonomi yang berimbang, yaitu industri maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh. Untuk mencapai sasaran tersebut,

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA SAK15.AK Dibuat 1 (satu) rangkap untuk BPS Kab/Kota SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA RAHASIA FEBRUARI I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 72/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN TEBU TAHUN 2014 DI PROVINSI SULAWESI SELATAN RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 RAHASIA MI-01 Perkebunan REPUBLIK INDONESIA Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL BUKU III SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS JULI 2009 ] PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum

Lebih terperinci

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PEDOMAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PEDOMAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 i DAFTAR ISI A. Petunjuk Umum B. Petunjuk Khusus Pengisian

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 18 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA KEPENDUDUKAN UNTUK PEMBANGUNAN DATABASE KEPENDUDUKAN BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 ST2013-SBI.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 RAHASIA 101. Provinsi 102. Kabupaten/Kota*) 103. Kecamatan 104. Desa/Kelurahan*) Jenis Ikan Terpilih

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG KODE DAN NAMA WILAYAH KERJA STATISTIK TAHUN Pasal 1 Dalam Peraturan Ke

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG KODE DAN NAMA WILAYAH KERJA STATISTIK TAHUN Pasal 1 Dalam Peraturan Ke BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1050, 2014 BPS. Wilayah Kerja. Kode. Nama. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 151 TAHUN 2014 TENTANG KODE DAN NAMA WILAYAH KERJA STATISTIK TAHUN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592

Lebih terperinci

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 No : 0062/SDAR/BSNP/IX/2015 25 September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 Yang terhormat 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN JENIS IZIN USAHA PERKEBUNAN Izin usaha perkebunan budidaya (IUP-B) diberikan kepada pelaku usaha dengan luasan 25 hektar atau lebih; Izin usaha perkebunan pengolahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Disampaikan pada Acara Monev Gerakan Nasioanal Penyelamatan SDA sektor Kehutanan dan Perkebunan Tanggal 10 Juni 2015 di Gorontalo DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JENIS

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Laporan ditulis pada: April 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

Lampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015

Lampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015 1 Lampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015 NO Kepala Dinas Pendidikan 1 Provinsi DKI Jakarta 2 Provinsi Jawa Barat 3 Provinsi Jawa Tengah 4 Provinsi DI Yogyakarta 5 Provinsi Jawa Timur 6 Provinsi Aceh 7 Provinsi

Lebih terperinci

CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014

CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014 No. 72/12/72/Th. XVII, 23 Desember 214 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KAKAO, CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 214 RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA KAKAO MENCAPAI 85,66% DARI TOTAL NILAI PRODUKSI A.

Lebih terperinci

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN I. PENGENALAN TEMPAT 1. Nama Perusahaan/Kantor Administratur Tuliskan nama Perusahaan/Kantor Administratur perkebunan yang resmi digunakan perusahaan. Rincian 1a : Tuliskan alamat lengkap Perusahaan/Kantor

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017 No. 77/08/71/Th. XI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017 SEBESAR 73,69 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Sulawesi Utara tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go ii Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : 978-979-064-314-7 No. Publikasi: 04000.1109 Katalog

Lebih terperinci

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

RILIS HASIL AWAL PSPK2011 RILIS HASIL AWAL PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan Merupakan NTP tertinggi, dengan Angka 116,18 NTP Provinsi Lampung Oktober

Lebih terperinci

13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004 MENTERI PERTANIAN

13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004 MENTERI PERTANIAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 106/Kpts/SR.130/2/2004 TANGGAL 13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN MENTERI PERTANIAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya. Keberadaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya Perkawinan Anak, Moralitas Seksual, dan Politik

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 51/09/Th. XX, 4 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017 SEBESAR 70,08 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 47/08/16/Th. XIX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMSEL TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMSEL TAHUN 2017 SEBESAR 71,98 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PEDOMAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PEDOMAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 i DAFTAR ISI A. Petunjuk Umum B. Petunjuk Khusus Pengisian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 58/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Papua Barat Triwulan III 2017 ITK Papua Barat Triwulan III 2017

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000

PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000 PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000 1 PENDAHULUAN Cakupan Wilayah SP2000 mencakup seluruh penduduk warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara Asing (WNA) yang tinggal dalam wilayah geografis Indonesia,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/04/18/Th. XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung Maret 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 69/08/Th. XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 Kebahagiaan Kalimantan Timur tahun 2017 berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan

Lebih terperinci

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga BPS Badan Pusat Statistil{, Jakarta - Indonesia 2002 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 RAHASIA VKD10-P Survei ini bukan untuk Pegawai BPS SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 Survei Kebutuhan Data yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) digunakan untuk mengetahui kebutuhan konsumen terhadap

Lebih terperinci