SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS)"

Transkripsi

1 KATALOG BPS: SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK

2

3 KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian yang keenam yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus Pertanian sebelumnya dilaksanakan pada tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan Survei Kehutanan Tahun 2014 (ST2013-SKH) merup akan kegiatan Sensus Pertanian 2013 Lanjutan. Tujuan utama survei ini adalah untuk memperoleh data yang rinci mengenai kondisi sosial ekonomi dan budaya rumah tangga yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Hal ini penting karena kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan dapat mempengaruhi keberhasilan program pelestarian hutan. Buku pedoman ini memuat tata cara dalam melakukan pencacahan ST2013-SKH yang meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, organisasi lapangan, jadwal pelaksanaan, konsep definisi, dan tata cara pengisian Daftar ST2013-SKH.S yang digunakan dalam kegiatan Keberhasilan pelaksanaan pencacahan ST2013-SKH ini ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, para petugas harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dengan berpegang teguh pada pedoman. Atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan pencacahan ST2013-SKH ini diucapkan terima kasih. Selamat Bekerja. Jakarta, Februari 2014 Deputi Statistik Bidang Produksi Dr. Adi Lumaksono M.A. ST2013-SKH.PCS iii

4 iv ST2013-SKH.PCS

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... iii v vii I. PENDAHULUAN Latar belakang Landasan hukum Tujuan Cakupan Jenis dokumen Metodologi Jadwal kegiatan... 6 II. ORGANISASI LAPANGAN Penanggung jawab pelaksanaan di pusat dan daerah Petugas pencacah SKH III. TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN Tahap pelaksanaan pencacahan Pembagian wilayah kerja Koordinasi antara PMS dan PCS Pelaksanaan lapangan Tata cara berwawancara Tata tertib pengisian daftar Petunjuk pengisian daftar ST2013-SKH.PCS v

6 IV. DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA SKH Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.DSRT Konsep dan definisi daftar ST2013-SKH.DSRT Tata cara pengisian daftar ST2013-SKH.DSRT V. PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKH.S Keterangan yang dikumpulkan Tata cara pengisian daftar ST2013-SKH.S VI. PENUTUP LAMPIRAN vi ST2013-SKH.PCS

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.Letak desa/kelurahan berdasarkan kedekatan terhadap hutan 5 Gambar 2. Peta Blok Sensus SKH Gambar 3. Gambar alur pencacahan pada BS SKH Gambar 4. Gambar alur pencacahan SK 2014 pada BS Kombinasi Gambar 5. Tipe bangunan rumah Gambar 6. Sumur Gambar 7. Jalan menuju/keluar kawasan hutan ST2013-SKH.PCS vii

8 viii ST2013-SKH.PCS

9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan serta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), luas kawasan hutan dan perairan Indonesia adalah 133,42 juta hektar (Kementerian Kehutanan, 2012). Berdasarkan data Potensi Desa 2011, tercatat sekitar 23,81 % desa/kelurahan berlokasi di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan memiliki andil yang sangat besar terhadap pelestarian hutan karena sebagian besar dari mereka secara turun temurun hidup dan mengetahui secara jelas tentang bagaimana cara mengelola hutan tanpa merusak dan tanpa mengeksploitasinya. Namun demikian, perladangan berpindah dan kesadaran masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian sumberdaya hutan yang rendah sering dianggap sebagai penyebab utama kerusakan hutan.oleh karena itu, berbagai program pembangunan yang dirancang oleh pemerintah untuk memanfaatkan dan mengelola hutan harus memperhatikan kepentingan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hutan. Untuk mendukung perencanaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program pembangunan subsektor kehutanan diperlukan data dan informasi mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Pada saat ini, data mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bersumber dari Survei Rumah Tangga Kawasan Hutan Tahun 2004 dan Survei Kehutanan Rakyat Tahun 2010 (SKR 2010). Oleh karena itu, pada tahun 2014 perlu dilakukan survei sejenis untuk mendapatkan data dan informasi terbaru melalui Survei Kehutanan Tahun 2014 (SKH2014). ST2013-SKH.PCS 1

10 2 ST2013-SKH.PCS

11 1.2 Landasan Hukum 1. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. 2. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. 3. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. 4. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi BPS. 5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah. 6. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. 1.3 Tujuan Tujuan Survei Kehutanan Tahun 2014 adalah untuk memperoleh data yang rinci mengenai kondisi sosial ekonomi dan budaya rumah tangga yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan, yang mencakup: 1. Data tentang profil rumah tangga di dalam dan di sekitar kawasan hutan; 2. Data mengenai penguasaan dan penggunaan lahan serta perladangan berpindah; 3. Data mengenai keterangan perumahan dan kondisi lingkungan; 4. Data tentang kesejahteraan dan partisipasi rumah tangga terhadap kelembagaan serta pemanfaatan hasil hutan/wisata alam; 5. Data sumber pendapatan/penerimaan dan pengeluaran rumah tangga; 6. Data perizinan penggunaan lahan kawasan hutan dan pemanfaatan hasil hutan. 1.4 Cakupan Cakupan Survei Kehutanan Tahun 2014 meliputi semua rumah tangga terpilih yang berada di desa/kelurahan yang terletak di dalam dan di sekitar kawasan hutan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali Provinsi DKI Jakarta. ST2013-SKH.PCS 3

12 1.5 Jenis Dokumen Jenis dokumen yang digunakan dalam pencacahan SKH 2014 adalah: 1. Sketsa Peta Blok Sensus ST2013-WB (hasil pemutakhiran blok sensus terpilih) Sketsa peta yang digunakan adalah peta yang telah terisi nomor urut rumah tangga pertanian hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih subsektor pada bulan April Daftar ST2013-SKH.DSRT Daftar ini berisi identitas rumah tangga terpilih sampel SKH Daftar ST2013-SKH.S Daftar ini digunakan untuk mencacah rumah tangga terpilih sampel SKH Buku Pedoman Pencacah (ST2013-SKH.PCS) Buku ini memuat aturan dan tata cara pencacahan rumah tangga terpilih di dalam dan di sekitar kawasan hutan, konsep definisi, dan cara pengisian Daftar ST2013-SKH.S. 5. Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa (ST2013-SKH.PMS) Buku ini berisi tentang tata cara pemeriksaan Daftar ST2013-SKH.S. 1.6 Metodologi Kerangka sampel Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu: Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 pada desa-desa yang terletak di kawasan hutan dan diurutkan menurut strata. Identifikasi desa kawasan hutan diperoleh dari hasil overlay peta kawasan hutan dengan peta desa. Eligible blok sensus SKH 2014 adalah blok sensus yang memiliki muatan jumlah rumah tangga 10 atau lebih. Kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih subsektor dengan Daftar ST2013-PBS yang diurutkan menurut 4 ST2013-SKH.PCS

13 identifikasi rumah tangga tani {Kolom (10)} dan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran {Kolom (8)} Stratifikasi Blok Sensus Blok sensus dalam kerangka sampel dikelompokkan menjadi 8 strata berdasarkan letak desa terhadap kawasan hutan dan fungsi hutan. Stratifikasi ini dibangun guna menjamin keterwakilan populasi rumah di setiap kawasan hutan. Terlebih dahulu, setiap desa ditentukan kategorinya menurut fungsi hutan. Setiap desa hanya masuk ke dalam salah satu strata. Setiap blok sensus yang ada dalam desa tersebut memiliki kategori yang sama dengan kategori desanya. Selanjutnya, dilakukan stratifikasi desa/blok sensus sebagai berikut: Tabel 1. Pembentukan Stratifikasi Desa/Blok Sensus Letak hutan Jenis Hutan Hutan Lindung Hutan produksi Hutan konservasi Hutan campuran Di tepi Strata 1 Strata 3 Strata 5 Strata 7 Di dalam Strata 2 Strata 4 Strata 6 Strata 8 Berdasarkan skema di atas, terbentuk 8 strata yaitu: a) Strata 1: blok sensus yang terletak di tepi hutan lindung, b) Strata 2: blok sensus yang terletak di dalam hutan lindung c) Strata 3: blok sensus yang terletak di tepi hutan produksi, d) Strata 4: blok sensus yang terletak di dalam hutan produksi, e) Strata 5: blok sensus yang terletak di tepi hutan konservasi, f) Strata 6: blok sensus yang terletak di dalam hutan konservasi. g) Strata 7: blok sensus yang terletak di tepi hutan campuran, h) Strata 8: blok sensus yang terletak di dalam hutan campuran Prosedur Penarikan Sampel Metode sampling yang digunakan pada SKH 2014 adalah two-stage sampling design. Penarikan sampel untuk setiap strata dilakukan secara terpisah dengan prosedur sebagai berikut: ST2013-SKH.PCS 5

14 Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size (pps) sistematik dengan size jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran. Tahap kedua,dari kerangka sampel rumah tangga dipilih 10 rumah tangga secara sistematik sampling, dengan identifikasi rumah tangga pertanian sebagai implicit stratification. Penarikan sampel blok sensus dan rumah tangga dilakukan di BPS RI. Daftar blok sensus terpilih dicantumkan pada Daftar ST2013-SKH.DSBS, sedangkan daftar rumah tangga terpilih dicantumkan pada Daftar ST2013-SKH.DSRT Nomor Kode Sampel (NKS) NKS untuk blok sensus terpilih SKH 2014 terdiri dari 8 digit, yaitu: Digit 1 : menyatakan kode subyek surveinya, yaitu J untuk SKH Digit 2-3 : menyatakan kode strata. Digit 4-8 : menyatakan nomor urut blok sensus dalam 1 kabupaten/kota. Batas Kawasan Hutan : Desa di dalam kawasan hutan Kawasan hutan : Desa di tepi kawasan hutan Gambar 1: Letak desa/kelurahan berdasarkan kedekatan terhadap hutan 6 ST2013-SKH.PCS

15 1.7 Jadwal Kegiatan Tabel 2. Jadwal Kegiatan SKH 2014 No. Kegiatan Jadwal (1) (2) (3) 1. Persiapan Januari Februari Workshop Intama 26 Feb 1 Maret 2014 dan Maret Pelatihan Instruktur Nasional (Innas) Maret Pelatihan Instruktur Daerah (Inda) 25 Maret 1 April Pelatihan Petugas Pemutakhiran oleh Inda April Pelaksanaan Pemutakhiran Rumah Tangga April Pengolahan Pemutakhiran 25 April 5 mei Penarikan Sampel 6 11 Mei Pelatihan Petugas Pencacah Mei Pelaksanaan Lapangan 26 Mei 7 Juli Pengolahan Juli Oktober Laporan Angka Sementara November 2014 ST2013-SKH.PCS 7

16 BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN 2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Di Pusat Dan Daerah Pengarahpelaksanaan SKH 2014 secara keseluruhan adalah Kepala BPS.Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon I lainnya sebagai wakil ketua merangkap penanggung jawabsesuai bidangnya. Koordinator bidang teknis SKH 2014 adalah Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan, sedangkan Pejabat Eselon II terkait lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya. Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi.Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab sesuai penugasannya.koordinator bidang teknis SKH 2014 adalah Kepala Seksi Statistik Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya. Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota.Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi.Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya. 2.2 Petugas Pencacah SKH 2014 Petugas lapang SKH2014 terdiri dari : 1. Pencacah (PCS). 2. Pengawas/Pemeriksa (PMS). 3. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) a. Pencacah (PCS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : 1. Mengikuti pelatihan pencacah. 2. Mengenali dengan baik blok sensus terpilih SKH yang harus dicacahnya. 8 ST2013-SKH.PCS

17 3. Melakukan pencacahan terhadap usaha rumah tangga budidaya tanaman kehutanan terpilih dengan menggunakan Daftar ST2013-SKH.S. 4. Meneliti kembali hasil wawancara untuk meyakinkan bahwa tidak ada pertanyaan yang terlewat atau isian yang salah. 5. Menyerahkan Peta ST2013-WB hasil pemutakhiran, Daftar ST2013- SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S yang telah diisi kepada pengawas secara bertahap. 6. Memperbaiki isian Daftar ST2013-SKH.S yang masih salah dari hasil pemeriksaan pengawas. 7. Menyerahkan kembali Daftar ST2013-SKH.S yang telah diperbaiki kepada pengawas. 8. Melaksanakan pencacahan sesuai jadwal waktu yang ditentukan. b. Pengawas/Pemeriksa (PMS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : 1. Mengikuti pelatihan pencacahan subsektor survei rumah tangga usaha budidaya tanaman kehutanan (SKH) 2. Mengatur pembagian tugas dan alokasi/distribusi dokumen untuk PCS yang diawasi. 3. Bersama-sama PCS melakukan identifikasi batas luar blok sensus, rumah tangga terpilih, dan mengatur jadwal pencacahan terhadap rumah tangga yang akan diwawancarai oleh lebih dari satu PCS. 4. Mengenali lokasi dan batas blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya bersama PCS. 5. Mengatasi masalah teknis yang disampaikan PCS, dan apabila perlu melaporkan ke KSK untuk penyelesaianya. 6. Memeriksa isian Daftar ST2013-SKH.S yang telah dikerjakan PCS. 7. Mengumpulkan semua Daftar ST2013-SKH.S dan salinan sketsa blok sensus, serta menyerahkan kepada KSK. 8. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sesuai jadwal waktu yang ditentukan. c. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) adalah Mantri Statistik yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : 1. Membantu melakukan rekruitmen PCS dan PMS sesuai dengan alokasi yang ditentukan. 2. Membantu menyelenggarakan pelatihan petugas di wilayah kerjanya. ST2013-SKH.PCS 9

18 3. Mengikuti pelatihan pencacahan sub sektor budidaya tanaman kehutanan 4. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sesuai jadwal waktu yang ditentukan 5. Menentukan wilayah kerja bagi petugas. 6. Menyiapkan salinan sketsa peta blok sensus yang telah dibuat pada saat pelatihan petugas listing, untuk pengenalan wilayah kerja petugas ST Mengatur pembagian dokumen dan perlengkapan petugas kepada PMS. 8. Mengawasi jalannya pendaftaran rumahtangga. 9. Membantu PMS/PCS memecahkan masalah yang ditemui di lapangan. 10. Mengumpulkan kembali semua hasil pencacahan dari PCS melalui PMS di wilayah kerjanya, memeriksa isiannya dan menyerahkan dokumen tersebut ke BPS kabupaten/kota. 11. Membuat laporan administrasi maupun teknis penyelenggaraan pelatihan dan pelaksanaan lapangan kepada Kepala BPS kabupaten/kota dengan formulir yang disediakan. 12. Mematuhi jadwal yang ditentukan. 10 ST2013-SKH.PCS

19 BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN 3.1 Tahap Pelaksanaan Pencacahan Pembagian Wilayah Kerja Sebelum pelaksanaan pencacahan SKH 2014, setiap PMS akan menerima dari BPS Kabupaten/Kota berupa peta desa, peta blok sensus hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih dengan Daftar ST2013-PBS, ST2013- SKH.DSBS, ST2013-SKH.DSRT, dan ST2013-SKH.S yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap PMS mempunyai tanggung jawab membawahi 3 orang PCS dengan jumlah sampel keseluruhan sekitar 90 responden. Pembagian tugas/jumlah sampel kepada setiap PCS harus berimbang antara satu PCS dengan PCS lainnya Koordinasi antara PMS dengan PCS Koordinasi antara PMS dan PCS harus dilakukan selama pencacahan berlangsung. Tujuan koordinasi ini agar pelaksanaan pencacahan, pengawasan, dan pemeriksaan dokumen hasil lapangan dapat dilakukan secara maksimal. Selama pelaksanaan pencacahan, PMS harus mendampingi PCS secara bergiliran, dan tetap melakukan koordinasi dengan PCS lain yang tidak sedang didampinginya. Pendampingan ini bertujuan agar PMS dapat dengan cepat mengetahui dan mengatasi permasalahan yang dihadapi PCS di lapangan, serta dapat langsung memeriksa dokumen hasil pencacahan setiap PCS selesai melakukan wawancara untuk satu rumah tangga. Pembagian waktu pendampingan untuk setiap PCS dilakukan oleh PMS secara berimbang antar PCS. Sebelum memulai pencacahan ke rumah tangga responden, koordinasi yang dilakukan oleh PMS adalah dengan mengadakan pertemuan dan membahas beberapa hal antara lain: 1) Pembagian lokasi tugas (blok sensus) pencacahan SKH 2014 untuk setiap PCS. 2) Pembagian peta blok sensus, Daftar ST2013-SKH.DSRT dan Daftar ST2013- SKH.S kepada PCS sesuai wilayah kerjanya. ST2013-SKH.PCS 11

20 3) Menunjukkan peta desa/kelurahan SP2010-WA/ST2013-WA sebagai orientasi posisi blok sensus terpilih di desa/kelurahan. 4) Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan perlengkapan petugas. 5) Penyusunan strategi lapangan secara umum, termasuk identifikasi batas wilayah kerja secara bersama-sama berdasarkan peta blok sensus. 6) Penyusunan jadwal kerja PMS dan PCS, serta jadwal pertemuan di lapangan. 7) Penyusunan strategi penyelesaian tugas sesuai jadwal. Selanjutnya PMS dapat melakukan koordinasi selama periode pencacahan SKH 2014 dengan pokok bahasan: 1) Evaluasi jalannya pelaksanaan pencacahan SKH 2014, 2) Penyelesaian permasalahan yang ditemui di lapangan berkaitan dengan pencacahan SKH 2014, 3) Strategi penyelesaian pencacahan SKH 2014 untuk kasus rumah tangga yang belum dapat ditemui, 4) Bila diperkirakan selama dalam periode pencacahan, jadwal kerja tidak dapat dipenuhi, PMS harus mengatur strategi agar pelaksanaan pencacahan dapat tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan Pelaksanaan lapangan Setiap PCS mempunyai tanggung jawab sekitar 3 blok sensus, dengan jumlah sampel untuk setiap blok sensus sekitar 10 rumah tangga. Setelah PCS menerima peta blok sensus, ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S dari PMS, selanjutnya PCS bertugas secara individu untuk setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya, dibawah pengawasan PMS Identifikasi Batas Wilayah Kerja SKH 2014 Identifikasi batas wilayah kerja dimaksudkan agar PCS mengenali wilayah kerjanya sehingga dapat mengatur strategi kunjungan ke rumah tangga sampel. Identifikasi batas wilayah dilakukan oleh PCS sebelum melakukan pencacahan SKH Peta wilayah yang digunakan untuk pelaksanaan lapangan SKH 2014 adalah: a. Peta desa. Digunakan oleh PMS dan PCS untuk identifikasi posisi blok sensus di dalam desa/kelurahan. 12 ST2013-SKH.PCS

21 b. Peta blok sensus. Peta yang digunakan dalam SKH 2014 baik pada blok sensus khusus SKH 2014 maupun blok sensus kombinasi dengan subsektor lain adalah peta ST2013-WB hasil pemutakhiran (April 2014). Peta ini berisi posisi rumah tangga hasil pemutakhiran.nomor urut rumah tangga pada peta ini terdapat pada setiap posisi rumah tangga hasil pemutakhiran baik rumah tangga pertanian (tanda kotak ( )) maupun rumah tangga bukan pertanian (tanda bulat (O)). Pemberian tanda panah ( ) pada nomor urut rumah tangga sebagai identifikasi posisi rumah tangga terpilih sampel SKH 2014 dilakukan sebelum pencacahan rumah tangga. Nomor urut rumah tangga terpilih mengacu pada Daftar ST2013- SKH.DSRT Blok III Kolom (5).Contoh pemberian tanda panah pada simbol posisi rumah tangga SKH 2014 pada peta blok sensus dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Peta Blok Sensus SKH 2014 Peta BS digunakan oleh PMS untuk identifikasi arah utara, batas luar blok sensus, dan identifikasi di dalam blok sensus seperti jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb). ST2013-SKH.PCS 13

22 Penelusuran wilayah kerja dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Siapkan peta blok sensus hasil pencacahan ST2013, bubuhkan nama kegiatan SKH 2014 pada judul peta sehingga menjadi SKETSA PETA BLOK SENSUS SKH Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota dan sekaligus menanyakan posisi rumah tangga sampel SKH Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang maksud, tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi mengenai karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dll). 4. Identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya Pencacahan Rumah Tangga Pencacahan rumah tangga dilakukan dengan mengunjungi seluruh rumah tangga yang tercetak pada Daftar ST2013-SKH.DSRT. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar ST2013-SKH.DSRT dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga pertama. 2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pencacahan rumah tangga dengan cara wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan Daftar ST2013-SKH.S. Wawancara harus dilakukan sampai seluruh pertanyaan pada Daftar ST2013-SKH.S selesai, lalu dilanjutkan ke rumah tangga berikutnya. 3) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar. 4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk melakukan wawancara. 5) Lakukan pencacahan SKH 2014 untuk seluruh rumah tangga terpilih sampel dalam 1 blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan SKH 2014 untuk rumah tangga terpilih sampel pada blok sensus berikutnya yang menjadi tugas PCS. 14 ST2013-SKH.PCS

23 6) Jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, maka lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi PMS. 7) Daftar ST2013-SKH.DSRTdan peta blok sensus harus diserahkan kembali kepada PMS bersama-sama denganhasil pencacahan Daftar ST2013-SKH.S, untuk selanjutnya dikirimkan kembali ke BPSkabupaten/ kota. PMS menerimapeta desa, peta blok sensus, Daftar ST2013-SKH.S, ST2013- SKH.DSRT dari BPS Kab/Kota PMS dan PCS Melakukan Koordinasi Persiapan PCS memberi tanda panah ( ) yang mengarah pada simbol posisi rumah tangga sampel pada peta blok sensus PCS mencacah rumah tangga terpilih yang ada di Daftar ST2013-SKH.DSRT PCS mengidentifikasi batas wilayah kerja di lapangan Setelah selesai 1 Blok Sensus, PCS menyerahkan dokumen ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S dan peta blok sensus kepada PMS. Ya Tidak PMS memeriksa, apakah : - dokumen ST2013-SKH.DSRT, dan ST2013-SKH.S sudah konsisten? - isian ST2013-SKH.S sudah lengkap, konsisten, wajar dan jelas? - posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan ruta terpilih? Ya PMS menyerahkan dokumen ST2013.SKH.DSRT, ST2013-SKH.Syang sudah clean, peta desa dan peta blok sensus kepada BPS Kabupaten/Kota Gambar 3. Bagan Alur Pencacahan pada BS SKH 2014 ST2013-SKH.PCS 15

24 Pengawasan dan Pemeriksaan Rancangan pelaksanaan lapangan SKH 2014, yaitu pencacahan oleh PCS dan pemeriksaan oleh PMS, ditujukan untuk mendapatkan data clean di lapangan. Setelah seluruh rumah tangga sampel dalam 1 blok sensus selesai dicacah oleh PCS, dokumen ST2013-SKH.S harus langsung diserahkan ke PMS agar dapat segera diperiksa oleh PMS. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dokumen adalah: 1) Isian identitas rumah tangga pada dokumen ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S harus konsisten. 2) Isian setiap pertanyaan yang saling terkait baik dalam 1 blok maupun antar blok dalam kuesioner harus konsisten. 3) Posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan rumah tangga terpilih. 3.2 Tata Cara Berwawancara Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga perhatikan tata cara berikut: a. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden ada di rumah pada waktu wawancara. b. Dalam melaksanakan pencacahan, saudara akan menjumpai berbagai sikap responden, sebagian besar diantaranya terus terang (jujur) dan senang membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, sebagian kecil curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran dan sikap bijaksana saudara agar wawancara berhasil. c. Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani saudara kecuali pemeriksa dan atau atasannya. d. Sebelum saudara memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, saudara harap minta ijin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku didaerah setempat. e. Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan santun kepada mereka. f. Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan menjelaskan maksud kedatangan saudara. Bila perlu tunjukkan surat tugas/tanda pengenal saudara. 16 ST2013-SKH.PCS

25 g. Sebelum melakukan pencacahan beri penjelasan tentang pentingnya memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada mereka mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan. h. Tegaskan bahwa keterangan-keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut pautnya dengan penyidikan dan pajak. i. Kerja sama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat. j. Kadang-kadang saudara menemui responden yang menolak untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saudara ajukan. Usahakanlah dengan bijaksana untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan dengan menjelaskan kembali tujuan dan kegunaan survei, sifat kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan dan pentingnya jawaban yang diperoleh dari responden untuk keperluan pembangunan. k. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas. l. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan. m. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana pembicaraan kearah daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan yang diperlukan. n. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan ada petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan tambahan. Kemudian lanjutkan pada rumah tangga pertanian berikutnya. o. Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi karena pada kunjungan pertama, saudara tidak berhasil mendapatkan semua keterangan yang diperlukan, atau mungkin atas perintah PMS, saudara diminta untuk melakukan kunjungan ulang. ST2013-SKH.PCS 17

26 Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SKH harus memakaitanda Pengenal yang telah disediakan dan membawa Surat Tugas 3.3 Tata Tertib Pengisian Daftar a. Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil berwarna tidak boleh digunakan. b. Kata-kata harus dituliskan dalam huruf kapital (huruf besar) dengan jelas dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). c. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahankesalahan didalam pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa. d. Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipegang teguh dan tidak boleh diubah. e. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang tidak berkepentingan. 3.4 Petunjuk Pengisian Daftar Sebelum memulai pengisian Daftar ST2013-SKH.S perlu diketahui beberapa cara pengisian yang harus dilakukan. 1. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca. 18 ST2013-SKH.PCS

27 Contoh : Blok I Rincian 1 Penulisan salah: I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi Kalimantan Barat 6 1 Penulisan benar: I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi KALIMANTAN BARAT Menuliskan angka-angka pada kotak yang disediakan. Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus sesuai dengan satuan/desimal dan rata kanan. Contoh : Blok VII Rincian 710. Pengisian salah: 710. Akses ke fasilitas umum (fasum) Jenis fasilitas umum Perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal Transportasi yang biasa digunakan rumah tangga menuju fasilitas umum (1) (km) (2) (3) 1. Angkutan bertrayek 0, Puskesmas/poliklinik/polindes 1, 3 Pengisian benar: 710. Akses ke fasilitas umum (fasum) Jenis fasilitas umum Perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal Transportasi yang biasa digunakan rumah tangga menuju fasilitas umum (1) (km) (2) (3) 1. Angkutan bertrayek 0, Puskesmas/poliklinik/polindes 1, ST2013-SKH.PCS 19

28 3. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan lingkaran yang meragukan, apabila salah harus dibetulkan dengan cara menghapus lingkaran. 4. Penulisan satuan adalah sebagai berikut : - Penulisan nilai : dalam ribuah rupiah bilangan bulat. - Penulisan luas lahan : dalam m² bilangan bulat. 20 ST2013-SKH.PCS

29 BAB 4 DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA SKH 2014 Pada Bab I, telah disebutkan bahwa daftar isian yang digunakan pada SKH 2014 adalah Daftar ST2013-SKH.DSRT dan Daftar ST2013-SKH.S. Berikut ini akan dijelaskan tata cara pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT. 4.1 Keterangan yang Dikumpulkan Dalam Daftar ST2013-SKH.DSRT Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.DSRTterdiri atas 5 blok yaitu: Blok I : Keterangan Tempat Blok II : Rekapitulasi Blok III : Keterangan Rumah Tangga Terpilih Blok IV : Keterangan Petugas 4.2 Kegunaan Daftar ST2013-SKH.DSRT Daftar ini berisi nama kepala rumah tangga terpilih sampel SBK 2014 hasil pencacahan setiap rumah tangga. Daftar ST2013-SKH.DSRT selain berisi sampel rumah tangga juga digunakan untuk mencatat kondisi hasil pencacahan ST2013-SKH.S. 4.3 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT Tata cara pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT sebagai berikut : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Isian blok ini sudah tercetakdan merupakan identitas wilayah blok sensus terpilih mulai dari kode dan nama provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan klasifikasi desa/kelurahan. Selain itu dicantumkan pula nomor blok sensus dan nomor kode sampel dalam satu kabupaten/kota. ST2013-SKH.PCS 21

30 BLOK II. REKAPITULASI Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai, pindah ke luar blok sensus, tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, atau menolak diwawancarai. 1. Jumlah rumah tangga kawasan hutan terpilih Isian rincian ini sudah tercetak. 2. Jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai Isian Rincian 2 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 1 di Blok III Kolom (9) dari baris rumah tangga yang tercetak. 3. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus Isian Rincian 3 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 2 di Blok III Kolom (9) dari baris rumah tangga yang tercetak. 4. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan Isian Rincian 4 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 3 di Blok III Kolom (9) dari baris rumah tangga yang tercetak. 5. Jumlah rumah tangga yang menolak diwawancarai Isian Rincian 5 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 4 di Blok III Kolom (9) dari baris rumah tangga yang tercetak. BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH Kolom (1) s.d. Kolom (8): Nomor SLS, Nama Satuan Lingkungan Setempat, Nomor BF, Nomor BS, Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran, Nomor Urut Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat. Isian kolom-kolom ini sudah tercetak untuk sejumlah baris rumah tangga sampel. Isian Kolom (7) yang sudah tercetak dapat diperbaiki apabila nama kepala rumah tangga berbeda dengan kondisi di lapangan, tetapi masih merupakan satu rumah tangga yang sama. Dalam hal ini dapat disebabkan ganti kepala rumah tangga. Perbaikan juga dapat dilakukan apabila ada perbedaan alamat pada Kolom (8) yang disebabkan kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran maupun pindah dalam blok sensus. 22 ST2013-SKH.PCS

31 Perbaikan nama kepala rumah tangga dapat dilakukan dengan mencoret nama yang tercetak, kemudian tuliskan perbaikan nama tersebut di sebelahnya. Perbaikan alamat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoret alamat yang tercetak kemudian tuliskan perbaikan alamat di sebelahnya. Contoh: Sebelum perbaikan Setelah perbaikan Nama KRT AMRAN GAJAH AMRAN GAJAH RAMLAN GAJAH Alamat DUSUN 1 DUSUN 1 DUSUN 2 Kolom (9): Hasil Pencacahan Pengisian kolom (9) ini didasarkan pada kondisi hasil pencacahan atau kunjungan rumah tangga di lapangan dimana: - Kode 1 : Berhasil diwawancarai - Kode 2 : Pindah ke luar blok sensus - Kode 3 : Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan - Kode 4 : Menolak diwawancarai Penjelasan : 1. Berhasil diwawancarai (kode 1) Rumah tangga sampel dikatakan berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga tersebut ditemukan dan dapat diwawancarai dengan kuesioner ST2013-SKH.S. 2. Pindah keluar blok sensus (kode 2) Rumah tangga sampel dikatakan pindah keluar blok sensus, apabila keberadaan rumah tangga tersebut sudah tidak lagi di blok sensus bersangkutan. 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan (kode 3) Rumah tangga sampel dikatakan tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, apabila sampai dengan batas waktu pencacahan yang telah ditentukan rumah tangga tersebut tidak dapat diwawancarai. 4. Menolak diwawancarai (kode 4) Rumah tangga sampel ditemukan, tetapi menolak untuk diwawancarai sehingga kuesioner ST2013-SKH.S tidak dapat diisi. Apabila responden menolak diwawancarai, maka petugas harus melaporkan ke PMS. PMSharus mendatangi ruta tersebut untuk diwawancarai. Apabila rumah tangga tetap menolak diwawancarai maka akan dilaporkan ke jenjang yang ST2013-SKH.PCS 23

32 lebih tinggi (korlap/ksk/kasi produksi/kepala kantor), kemudian kuesioner distempel BPS kabupaten/kota. BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/ pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/ pemeriksaan, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar ST2013-SKH.DSRT. Rincian 1: Kode Petugas Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia.kode petugas dibuat unique dalam satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas. Rincian 2: Nama Petugas Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia. Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan sampai dengan selesai pencacahan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia. Rincian 4: Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SKH.DSRT. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan/ pemeriksaan.penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya. 24 ST2013-SKH.PCS

33 BAB 5 PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKH.S 5.1 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.S terdiri dari 14 blok. Blok I : Pengenalan Tempat Blok II : Keterangan Petugas Blok III : Keterangan Pencacahan Blok IV : Keterangan AnggotaRumah Tangga Blok V : Penguasaan dan Penggunaan Lahan Pada Saat Pencacahan (m 2 ) Blok VI : Keterangan Perumahan Blok VII : Kondisi Lingkungan Blok VIII : Partisipasi Rumah Tangga Terhadap Kelembagaan Blok IX : Keterangan Kesejahteraan Rumah Tangga Blok X : Pemanfaatan Hasil Hutan/Wisata Alam Selama Setahun yang Lalu Blok XI : Sumber Pendapatan/Penerimaan Rumah Tangga Selama Setahun Yang Lalu Blok XII : Pengeluaran Rumah Tangga Blok XIII : Perizinan Blok XIV : Catatan Lembar Kerja 5.2 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKH.S Pengisian Daftar ST2013-SKH.S dimulai dari Blok I sampai Blok XIV secara berurutan dan harus mengikuti tata cara pengisian seperti di bawah ini. BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Blok ini merupakan keterangan identitas rumah tangga di dalam dan di sekitar kawasan hutan, sehingga blok ini harus terisi untuk semua rumah tangga yang dicacah. ST2013-SKH.PCS 25

34 Rincian : Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor Kode Sampel (NKS) Disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok I Rincian 1 s.d. 7. Rincian 108: Nomor Satuan Lingkungan Setempat (SLS) Nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar ST2013-SKH2014.DSRT Blok III Kolom (1). Rincian 109: Nomor Urut Bangunan Fisik Nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (3). Rincian 110: Nomor Urut Bangunan Sensus Nomor bangunan sensus disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (4). Rincian 111: Nomor Urut Rumah Tangga Nomor urut rumah tangga harus sesuai dengan Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (5). Rincian 112: Nomor Urut Sampel Nomor urut sampel disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (6). Rincian 113: Nama Kepala Rumah Tangga Nomor urut rumah tangga harus sesuai dengan Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (7). Rincian 114: Nama Pemberi Informasi Tuliskan nama anggota rumah tangga pemberi informasi pada saat pencacahan Rincian 115: Nomor Telepon/ HP Pemberi Informasi Tuliskan nomor telepon/ HP anggota rumah tangga pemberi informasi pada saat pencacahan BLOK II. KETERANGAN PETUGAS Blok ini berisi keterangan pencacah dan keterangan pemeriksa. Blok ini diisi setelah pencacahan Daftar ST2013-SKH.S selesai dan benar. Keterangan pencacah diisi oleh pencacah dan keterangan pemeriksa diisi oleh pengawas/pemeriksa. Rincian 201 : Kode Petugas Tuliskan kode petugas di tempat yang disediakan Rincian 202 : Nama Petugas Tuliskan nama pencacah dan pemeriksa di tempat yang disediakan. 26 ST2013-SKH.PCS

35 Rincian 203 : Tanggal Pelaksanaan Isikan tanggal pencacahan dan tanggal pemeriksaan di tempat yang disediakan. Pencacahan belum tentu selesai dalam satu hari, maka tanggal pencacahan dapat ditulis tanggal mulainya melakukan pencacahan s.d. tanggal selesainya pencacahan. Begitu pula untuk pengawasan/pemeriksaan. Rincian 204 : Tanda Tangan Bubuhkan tanda tangan pencacah dan pemeriksa di tempat yang disediakan. Penandatanganan hanya dilakukan apabila memang benar-benar telah melakukan tugas sesuai petunjuk. Pemeriksa tidak dibenarkan menandatangani apabila tidak melakukan pemeriksaan. BLOK III. KETERANGAN PENCACAHAN Rincian 301: Hasil Pencacahan Isikan kode keterangan hasil pencacahan yaitu: - kode 1 (berhasil diwawancarai), - kode 2 (pindah ke luar Blok Sensus), - kode 3 (tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan), dan - kode 4 (menolak diwawancarai). Isikan kode yang sesuai pada kotak yang disediakan. Apabila Rincian 301 berkode 2,3, atau 4 : STOP BLOK IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan demografi anggota rumah tangga pada saat pencacahan, seperti hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, ijazah tertinggi yang dimiliki, dan kegiatan anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas. Rumah tangga dibedakan menjadi 2 macam: 1. rumah tangga biasa; 2. rumah tangga khusus. Rumah tangga biasa adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah apabila pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. ST2013-SKH.PCS 27

36 Penjelasan: 1. Apabila seseorang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus (di beberapa daerah disebut indekost) tetapi mengurus makannya sendiri, dianggap sebagai satu rumah tangga biasa. 2. Apabila dua orang atau lebih mendiami satu kamar bersama-sama dalam satu bangunan sensus atau fisik walaupun makannya sendiri-sendiri, dianggap satu rumah tangga biasa. 3. Dua keluarga yang tinggal bersama di suatu bangunan sensus dimana keperluan makannya hanya dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga dianggap sebagai satu rumah tangga biasa. 4. Dua keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus dan pengurusan makannya oleh seorang anggota rumah tangga dianggap sebagai satu rumah tangga biasa. Contoh: 1. Agustina menyewa salah satu kamar dari suatu bangunan fisik/sensus dan mengurus makannya sendiri, maka ia dianggap sebagai satu rumah tangga biasa. 2. Jayadi dan Sucipto mendiami satu kamar bersama-sama dan mengurus makannya sendiri-sendiri. Dalam kasus seperti ini mereka tetap dianggap sebagai satu rumah tangga biasa meskipun makannya sendiri-sendiri. 3. Puji dan Nina tinggal bersama di suatu bangunan fisik/sensus dimana pengurusan makannya dilakukan oleh Puji, maka Puji dan Nina dianggap sebagai satu rumah tangga biasa. Rumah tangga khusus meliputi: 1. Orang-orang yang tinggal di Lembaga Pemasyarakatan, Panti Asuhan dan sejenisnya. 2. Orang-orang yang tinggal di asrama dan diatur oleh yayasan atau badan sosial. 3. Sekelompok orang indekost (mondok dengan makan) berjumlah 10 orang atau lebih. Contoh : Ny. Arsah menerima indekost (mondok dengan makan) sebanyak 10 orang atau lebih, maka rumah tangga Ny. Arsah merupakan rumah tangga biasa sedangkan orang-orang yang mondok dianggap sebagai rumah tangga khusus. 28 ST2013-SKH.PCS

37 Dalam survei ini yang dicakup adalah rumah tangga biasa. Cara pengisian: Kolom (1): Nomor Urut Nomor urut sudah disediakan dari nomor 1 s.d 20. Apabila banyaknya anggota rumah tangga lebih dari 20 orang, maka tambah dengan kertas lain yang ditempelkan pada bagian bawah dengan nomor urut 21, 22, 23, dst. Kolom (2): Nama Anggota Rumah Tangga Untuk mendapatkan keterangan ini, tanyakan terlebih dahulu siapa kepala rumah tangga. Kemudian isikanlah nama semua anggota rumah tangga diurutkan mulai dari kepala rumah tangga, istri/suami, anak yang belum kawin, anak yang sudah kawin, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga, dan lainnya. Setelah semua selesai dicatat, bacakan satu persatu kemudian tanyakan, apakah ada nama yang terlewat seperti bayi, anggota rumah tangga yang sementara bepergian atau pembantu yang menginap?. Apabila ada, tambahkan pada daftar nama anggota rumah tangga. Ditekankan disini bahwa wawancara harus dimulai dengan mengisi Kolom (2) secara lengkap terlebih dahulu dan setelah yakin lengkap, barulah mengisi Kolom (3) dan seterusnya untuk setiap baris. Kepala rumah tangga adalah seorang dari anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tanggga tersebut atau orang yang ditunjuk/dianggap sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasa bertempat tinggal dalam suatu rumah tangga, baik yang ada maupun sementara tidak ada atau sedang bepergian kurang dari 6 bulan pada waktu pencacahan. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. ST2013-SKH.PCS 29

38 Penjelasan: 1. Tamu yang tinggal di suatu rumah tangga selama 6 bulan atau lebih secara terus menerus dan atau tamu yang telah tinggal di rumahnya kurang dari 6 bulan tetapi akan tinggal 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga. 2. Seorang pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal di rumah majikannya dianggap sebagai anggota rumah tangga majikannya. 3. Seorang kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu dicatat di tempat tinggal istri/suami dan anaknya. 4. Seorang kepala rumah tangga yang mempunyai istri lebih dari satu, maka dia harus dicatat disalah satu tempat tinggal (rumah tangga) istrinya, dimana ia tinggal lebih lama. Apabila lamanya tinggal sama maka ia dicatat di rumah istri yang paling tua. Contoh: 1. Joko indekost di Bandung karena kuliah, sedangkan orang tuanya tinggal di Jakarta Timur. Walaupun setiap hari minggu Joko pulang ke Jakarta, tetapi Joko tetap dicatat sebagai penduduk Bandung. 2. Romdhoni adalah pegawai BPS Propinsi Kalimantan Barat dan seluruh anggota rumah tangganya tinggal di Kabupaten Landak. Untuk menghemat biaya, ia pulang ke Landak hanya setiap hari Sabtu sore sampai dengan Senin pagi. Dalam kasus seperti ini, karena Romdhoni adalah seorang kepala rumah tangga, maka Romdhoni tetap dicatat sebagai penduduk Kabupaten Landak. 3. Pak Tajidin dan keluarganya tinggal di Kabupaten Sintang. Sejak tanggal 3 Januari 2010 ia tinggal di Kota Pontianak, Kalimantan Barat untuk bisnis dan kalau tak ada halangan baru akan pulang ke Kabupaten Sintang pada tanggal 10 Agustus Maka Pak Tajidin dicatat sebagai penduduk Kota Pontianak. Kolom (3): Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga Isikan kode 1 s.d 9 untuk hubungan anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada kolom (2) dengan kepala rumah tangga. Hubungan dengan kepala rumah tangga, yaitu : 1. Kepala rumah tangga. 2. Istri/suami dari kepala rumah tangga. 3. Anak, adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga. 30 ST2013-SKH.PCS

39 4. Menantu, adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 5. Cucu, adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 6. Orang tua/mertua, adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga. 7. Famili lain, adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah tangga, misalnya : adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek, dan sebagainya. 8. Pembantu rumah tangga, adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. 9. Lainnya, adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti tamu, teman, orang yang mondok dengan makan (indekost), dan sebagainya. Kolom (4): Jenis Kelamin Tuliskan kode 1 apabila laki-laki atau 2 apabila perempuan. Kolom (5): Umur (tahun) Tuliskan umur masing-masing anggota rumah tangga pada saat pencacahan. Umur dihitung dengan pembulatan kebawah atau menurut ulang tahun yang terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi. Penjelasan: a. Apabila umurnya 7 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 7 tahun. b. Apabila umurnya kurang dari satu tahun, umurnya dicatat 0 tahun. Apabila responden tidak mengetahui dengan pasti, usahakanlah mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat. Peristiwa-peristiwa penting antara lain: Pendaratan Jepang (1942) Proklamasi Kemerdekaan RI (1945) Pemilu I (1955) Pemberontakan G.30.S/PKI (1965) ST2013-SKH.PCS 31

40 Karena untuk umur disediakan dua kotak, maka untuk yang umurnya kurang dari 10 tahun agar ditambahkan 0 di depannya dan yang umurnya 98 tahun atau lebih diisikan 98. Contoh: 7 tahun 10 bulan11bulan tahun Kolom (6): Apabila Kol (5) 5 Partisipasi Sekolah: Apabila isian pada kolom (5) 5, tuliskan kode 1 apabila Tidak/belum sekolah, kode 2 apabila Masih sekolah, dan kode 3 apabila Tidak sekolah lagi. Contoh: 1. Untuk anggota rumah tangga yang sedang mendaftar dan menunggu penerimaaan masuk sekolah atau yang belum mendaftar tapi berniat melanjutkan sekolah dianggap masih sekolah (berkode 2). 2. Sebaliknya, jika anggota rumah tangga yang belum mendaftar dan tidak berniat untuk melanjutkan sekolah maka dianggap tidak sekolah lagi (berkode 3). Kolom (7): Apabila Kol (5) 5, Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Apabila isian pada kolom (5) 5, tuliskan kode ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki oleh tiap-tiap anggota rumah tangga. Isiannya salah satu kode 1 s.d 8. Ijazah/STTB, adalah surat keterangan/sertifikat yang diperoleh setelah menamatkan pendidikan formal pada tingkatan tertentu seperti SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi. Sekolah, adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan tertinggi. Belum/tidak tamat SD, adalah tidak atau belum pernah sekolah, termasuk yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar. Tamat Sekolah, adalah yang menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah. Sekolah Dasar (SD)/sederajat, adalah Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat, termasuk Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket Aatau Madrasah Ibtidaiyah. 32 ST2013-SKH.PCS

41 SLTP/sederajat, adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama baik Umum maupun Kejuruan, misalnya : SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Paket B, dan sebagainya. SLTA/sederajat, adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas baik Umum maupun Kejuruan, misalnya : SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, SPMA, SMKK, SMEA, STM, SPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA, Program Diploma I dan II, PGSLP, Paket C, dan sebagainya. D1/D2, adalah program D1/D2 pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma I/II pada pendidikan formal, seperti program Diploma I dan II PGSLP, D1 sekretaris, D1 komputer dan sebagainya Akademi/D3, adalah program DIII atau yang telah mendapatkan gelar Sarjana Muda pada suatu akademi/perguruan tinggi. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di Tingkat 4 atau 5 tetap dimasukkan Sekolah Menengah Tingkat Atas. D4/S1, adalah program pendidikan sarjana, pasca sarjana, doktor, diploma IV, akta IV/V, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. S2/S3, adalah program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Kolom (8) s.d. (10) ditanyakan hanya untuk anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas Kolom (8): Apakah Dapat Membaca dan Menulis Huruf Latin? Apabila isian pada kolom (5) 10, tanyakan apakah anggota rumah tangga dapat membaca dan menulis huruf latin, Isikan kode 1 apabila Ya dan kode 2 apabila Tidak. Dapat membaca dan menulis huruf latin artinya dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam aksara latin. Catatan : a. Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille digolongkan dapat membaca dan menulis huruf latin. b. Orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena cacatnya tidak dapat membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan menulis huruf latin. ST2013-SKH.PCS 33

42 c. Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau sebaliknya, dianggap tidak dapat membaca dan menulis huruf latin. Kolom (9): Kegiatan Utama Seminggu yang lalu Apabila isian pada kolom (5) 10, tanyakan kegiatan utama anggota rumah tangga seminggu yang lalu. Tuliskan kode 1 s.d. 7, sesuai kegiatan utama yang dilakukan seminggu yang lalu (bekerja di subsektor kehutanan, bekerja di sektor pertanian selain kehutanan, bekerja di sektor lain, sementara tidak bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya). Kegiatan di sini mencakup kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya (kursus, olahraga, rekreasi termasuk mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena cacat atau jompo). Kegiatan utama adalah kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Waktu terbanyak diperhitungkan dengan membandingkan waktu yang digunakan untuk bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya (olah raga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial). Waktu luang yang digunakan untuk arisan keluarga, mengunjungi famili, santai, tidur dan bermain tidak dihitung sebagai bahan pembanding. Cara menentukan kegiatan utama adalah sebagai berikut: apabila kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga pada seminggu terakhir hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama, apabila kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Apabila waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Apabila waktu yang digunakan sama dan penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama, kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila bekerja pada beberapa bidang dan atau pengelolaan pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah. Contoh: kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga berprofesi sebagai guru sekolah dasar dengan waktu kerja mulai pagi hingga siang kemudian di sore 34 ST2013-SKH.PCS

43 hari kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga tersebut menjadi tukang ojek. Buruh tani meskipun bekerja pada beberapa petani, namun pengelolaannya terpisah dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan. Penjelasan: a. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sedang cuti pada masa cuti tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan. b. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya. c. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sudah pensiun dan tidak mempunyai kegiatan isikan kode 7 (lainnya) pada kolom (9). Contoh: Rochan Jasman ialah seorang mahasiswa pada perguruan tinggi swasta, kuliah selama 2 jam per hari sejak hari Senin sampai dengan Jumat. Pulang kuliah ia bekerja di Toko Jaya Ayu Abadi dengan jam kerja selama 5 jam per hari. Dalam hal ini kegiatan yang memakai waktu terbanyak adalah bekerja walaupun ia juga bersekolah. Seminggu yang lalu adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan. Misalnya pencacahan dilakukan tanggal 1 Juli, maka yang dimaksud seminggu yang lalu adalah tanggal 24 Juni sampai dengan 30 Juni. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama 1 (satu) jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha. Penjelasan bekerja: a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa. b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman ST2013-SKH.PCS 35

44 bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan/atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang). c. Anggota rumah tangga yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar). d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap bekerja, misal dokter yang mengobati anggota rumah tangga sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri. e. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja f. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja. g. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota rumah tangga majikannya maupun bukan anggota rumah tangga majikannya. h. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu. Bekerja di subsektor kehutanan meliputi pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, penangkaran satwa/tumbuhan liar, jasa penebangan kayu, usaha pembibitan, budidaya tanaman kehutanan dan jasa kehutanan lainnya. Bekerja di subsektor pertanian selain kehutanan adalah seseorang yang bekerja di sektor pertanian selain kehutanan yaitu meliputi subsektor padi/palawija, hortikultura, peternakan, perikanan, jasa pertanian selain kehutanan dan lainnya. Bekerja di sektor lain adalah seseorang yang bekerja di sektor selain pertanian yaitu meliputi sektor penggalian/penambangan, industri/kerajinan, perdagangan, angkutan, pergudangan, komunikasi, dan lainnya. Sementara tidak bekerja adalah kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi seminggu terakhir tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja. 36 ST2013-SKH.PCS

45 Penjelasan sementara tidak bekerja: a. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya. Contoh: Dalang, tukang pijat, penyanyi, dan dukun. b. Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti, sakit, mangkir, mogok kerja, atau diberhentikan sementara karena perusahaan menghentikan kegiatannya. c. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang mengusahakan tanah pertanian, sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya, seperti menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap sawah. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. Sekolah, adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Tidak termasuk yang sedang libur. Mengurus rumah tangga, adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci, dan sebagainya, digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan digolongkan sebagai bekerja. Lainnya, adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga. Termasuk didalamnya mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan, seperti orang lanjut usia, cacat jasmani, dan penerima pendapatan/pensiun yang tidak bekerja lagi. Kategori lainnya dibagi menjadi 2 kelompok: (a). Olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti). (b). Tidur, santai, bermain, dan tidak melakukan kegiatan apapun. Kegiatan yang dibandingkan guna menentukan waktu terbanyak hanyalah kegiatan yang termasuk dalam kelompok (a). Kolom (10): Kegiatan Usaha Kehutanan Utama yang Biasa Dilakukan Apabila isian pada kolom (5) 10, tanyakan kegiatan usaha kehutanan utama yang biasanya dilakukan anggota rumah tangga. Tuliskan kode 1 s.d. 7 (pemungutan ST2013-SKH.PCS 37

46 hasil hutan, penangkapan satwa liar, penangkaran satwa/tumbuhan liar, jasa penebangan kayu, usaha pembibitan tanaman kehutanan, budidaya tanaman kehutanan, dan jasa kehutanan lainnya). Tuliskan kode 0 apabila tidak melakukan kegiatan kehutanan. Pemungutan hasil hutan adalah kegiatan memanfaatkan hasil hutan baik berupa kayu maupun bukan kayu seperti usaha mencari dahan, rotan, getah, akar-akaran, dan sarang burung walet. Hasil hutan adalah semua produk yang dihasilkan/diperoleh dari hutan baik berupa kayu maupun non kayu. Penangkapan satwa liar adalah kegiatan yang meliputi perburuan binatang, seperti: berburu babi hutan, rusa dan sebagainya, dengan menggunakan perlengkapan, seperti : senapan, panah, dan tombak. Penangkaran satwa/tumbuhan liar adalah kegiatan perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran satwa/tumbuhan liar dengan tetap memperhatikan kemurnian jenisnya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di dalam maupun di luar habitat dengan tujuan untuk kelestarian satwa/tumbuhan liar maupun komersil. Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan/atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara manusia. Contoh : harimau, buaya, penyu, babi hutan, dan rusa. Tumbuhan liar adalah semua tumbuhan yang hidup di darat, dan atau di air, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara manusia.contoh : anggrek hutan, kaktus, dan gaharu. Jasa penebangan kayu adalah kegiatan penebangan kayu yang dilakukan atas dasar balas jasa atau kontrak, di beberapa daerah disebut blandong. Usaha pembibitan tanaman kehutanan adalah kegiatan pengembangbiakan tanaman kehutanan yang hanya terbatas pada pembibitan. Budidaya tanaman kehutanan adalah kegiatan yang meliputi pembenihan, penanaman, pemeliharaan, pemungutan/pemanenan hasil tanaman kehutanan. Jasa kehutanan lainnya adalah kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak seperti melayani usaha di bidang kehutanan, jasa kehutanan meliputi: jasa penyiapan lahan tanaman kehutanan, jasa penanaman dan pemeliharaan tanaman kehutanan, jasa rehabilitasi lahan, dll. 38 ST2013-SKH.PCS

47 BLOK V. PENGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN PADA SAAT PENCACAHAN (m 2 ) Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai penguasaan dan penggunaan lahan oleh rumah tangga di dalam dan di sekitar kawasan hutan pada saat pencacahan. Lahan yang dikuasai, adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain baik didalam maupun di luar kawasan hutan. Lahan milik sendiri, berasal dari: a. Lahan pembelian, adalah lahan yang didapat secara pembelian baik tunai maupun angsuran; b. Lahan warisan, adalah lahan yang diterima oleh ahli waris berdasarkan pembagian dari harta orang yang telah meninggal dunia; c. Lahan hibah, adalah lahan yang diterima/didapat secara cuma-cuma dari badan/harta orang yang masih hidup; d. Lahan yang dimiliki berdasarkan: land reform; permohonan biasa; pembagian lahan transmigrasi; hukum adat; penyerahan (konversi) dari program perusahaan inti rakyat perkebunan (PIR-Bun). PIR-Bun adalah suatu pola pelaksanaan pengembangan perkebunan dengan mempergunakan perkebunan besar sebagai inti yang membantu dan membimbing perkebunan rakyat di sekitarnya sebagai plasma dalam suatu sistem kerjasama yang saling menguntungkan dan berkesinambungan.pada saat tanaman sudah mulai berproduksi, kebun plasma diserahkan kepada petani peserta. Lahan yang berasal dari pihak lain, terdiri dari: a. Lahan kawasan hutan Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan berdasarkan fungsinya dibagi kedalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi. ST2013-SKH.PCS 39

48 Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan hutan konservasi terdiri dari : a. Kawasan Hutan Suaka Alam (KSA) yaitu hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.termasuk dalam kelompok KSA adalah Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa (SM). b. Kawasan Hutan Pelestarian Alam (KPA) yaitu hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Termasuk dalam kelompok KPA adalah Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (THR), dan Taman Wisata Alam (TWA). c. Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata perburuan. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) ) dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Lahan berasal dari pihak lain yang berupa kawasan hutan adalah lahan hutan milik negara yang dikuasakan kepada masyarakat dengan tujuan untuk dikelola bersama biasanya dikenal dengan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Lahan kehutanan juga bisa berasal dari lahan hutan yang dikelola masyarakat tanpa ijin negara (serobotan). b. Lahan di luar kawasan hutan Lahan berasal dari pihak lain yang beradadi luarkawasan hutanadalah lahan selain lahan hutan milik negara yang penguasaannya dapat berasal dari sewa, bagi hasil, gadai, bengkok maupun lainnya. Lahan sewa, adalah lahan yang didapat dengan perjanjian sewa yang besarnya sewa sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang. 40 ST2013-SKH.PCS

49 Lahan bagi hasil, adalah lahan sewa tetapi dengan perjanjian besarnya sewa yang akan diserahkan kepada pemilik lahan sudah ditentukan lebih dahulu, seperti setengah atau sepertiga hasil produksi. Lahan gadai, adalah lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan pinjaman uang pihak yang menggadaikan lahannya. Lahan tersebut dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan membayar kembali hutangnya. Lainnya, yaitu bengkok/lahan pelungguh, lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan lainnya yang bukan dari hutan milik negara. Lahan bengkok/lahan pelungguh, adalah lahan milik desa/kelurahan yang dikuasakan kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji atau pensiun. Lahan yang berada di pihak lain, meliputi: a. lahan yang disewakan; b. lahan yang dibagihasilkan; c. lahan yang digadaikan; d. lainnya, seperti lahan yang diserahkan kepada pihak lain dengan bebas sewa dan lahan yang dikuasai pihak lain secara tidak sah. Lahan pertanianmeliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status lahan tersebut, termasuk disini lahan yang terdaftar di Pajak Bumi Bangunan (PBB), lahan bengkok, lahan serobotan, rawa yang ditanami padi, dan sebagainya. Macam-macam lahan sawah adalah: a. Lahan sawah irigasi (berpengairan) adalah lahan sawah yang mendapatkan air dari sistem irigasi dengan bangunan penyadap dan jaringannya dikelola oleh Dinas Pengairan Umum maupun oleh masyarakat. b. Lahan sawah non irigasi (tak berpengairan), meliputi: 1. Sawah tadah hujan adalah lahan sawah yang pengairannya tergantung pada air hujan; 2. Sawah pasang surut adalah lahan sawah yang pengairannya tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut; ST2013-SKH.PCS 41

50 3. Sawah lainnya adalah lahan sawah lebak, polder, lahan rawa yang ditanami padi, dan lain-lain. Lahan bukan sawah, adalah semua lahan pertanian selain lahan sawah, meliputi huma, ladang, tegal, kebun, kolam, tambak, rawa, dan lainnya. Lahan bukan pertanian, adalah semua lahan selain lahan sawah dan lahan bukan sawah seperti lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, termasuk lahan tidur. Lahan rumah dan pekarangan adalah lahan untuk bangunan rumah serta halaman, biasanya diberi pagar atau batas tanpa memperhatikan ditanami atau tidak. Apabila lahan di sekitar rumah tersebut tidak jelas batas-batasnya dengan tegal/kebun, maka dimasukkan ke dalam lahan tegal/kebun. Lahan tidur adalah lahan yang biasanya digunakan untuk usaha pertanian tetapi sudah tidak dimanfaatkan lebih dari dua tahun. Cara Pengisian : Rincian A: Penguasaan Lahan Rincian ini bertujuan untuk melihat penguasaan lahan oleh rumah tangga di dalam dan di sekitar kawasan hutan, lokasi lahannya bisa berada di dalam maupun di luar kawasan hutan. Rincian 501: Lahan Milik Sendiri Lahan Milik Sendiri adalah lahan yang kepemilikannya atas diri sendiri, terdiri dari lahan yang sedang dipakai sendiri dan lahan yang digunakan oleh pihak lain. Tuliskan luas lahan yang dimiliki rumah tangga dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berupa lahan sawah pada kolom (2), lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), dan lahan bukan pertanian pada kolom (4), serta jumlah lahan yang dimiliki pada kolom (5). Rincian 502: Lahan yang Berasal dari Pihak Lain Lahan yang Berasal dari Pihak Lain adalah lahan yang kepemilikannya oleh orang lain, namun dapat digunakan secara leluasa tanpa melihat cara perolehannya. Rincian 502.a: Lahan kawasan hutan Tuliskan luas lahan kawasan hutandalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berupa lahan sawah pada kolom (2), lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), dan lahan bukan pertanian pada kolom (4), serta jumlah lahan kawasan hutanpada kolom (5). 42 ST2013-SKH.PCS

51 Rincian 502.b: Lahan di luar kawasan hutan Tuliskan luas lahan di luar kawasan hutan dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berupa lahan sawah pada kolom (2), lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), dan lahan bukan pertanian pada kolom (4), serta jumlah lahan di luar kawasan hutan pada kolom (5). Rincian 503: Lahan yang berada dipihak lain Tuliskan luas lahan yang berada di pihak lain dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berupa lahan sawah pada kolom (2), lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), dan lahan bukan pertanian pada kolom (4), serta jumlah lahan yang berada di pihak lain pada kolom (5). Rincian 504: Luas Lahan yang Dikuasai Tuliskan luas lahan yang dikuasai dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berupa lahan sawah pada kolom (2), lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), dan lahan bukan pertanian pada kolom (4). R.504 = R.501+R.502a +R.502b R.503. Luas lahan yang dikuasai harus ada isian pada Kolom (4) dan (5) Catatan: kolom (4) lahan bukan pertanian harus terisi, minimal 10 m² Rincian B: Penggunaan lahan pertanian yang dikuasai {untuk Kol(2)dan Kol (3), R R R.507 = R.504} Rincian ini bertujuan untuk melihat penggunaan lahan pertanian yang dikuasai pada saat pencacahan. Luas lahan yang dicatat adalah luas baku. Rincian 505: Tanaman Kehutanan Tuliskan luas lahan yang diusahakan untuk tanaman kehutanan dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3) dan (5). Tanaman kehutanan adalah tanaman yang biasanya dibudidayakan dan diambil hasilnya berupa kayu termasuk bambu dan rotan. Rincian 506: Tanaman padi dan palawija Tuliskan luas lahan yang diusahakan untuk tanaman padi dan palawija dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berupa lahan sawah pada kolom (2), dan lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), serta jumlahnya pada kolom (5). ST2013-SKH.PCS 43

52 Jenis tanaman palawija: jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan lain-lain. Rincian 507: Pertanian Lainnya Tuliskan luas lahan yang diusahakan untuk tanaman pertanian lainnya dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berupa lahan sawah pada kolom (2), dan lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), serta jumlahnya pada kolom (5). Penggunaan lahan pertanian lainnya adalah penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian selain tanaman kehutanan dan padi palawija,seperti untuk tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan perikanan, termasuk lahan yang sementara tidak diusahakan. Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah lahan yang biasanya digunakan untuk usaha pertanian tetapi sudah tidak dimanfaatkan kurang dari atau sama dengan dua tahun. Rincian C: Lokasi lahan pertanian yang dikuasai { untuk Kol(2)dan Kol (3), R R R.510 = R.504} Rincian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi lahan yang dikuasai oleh rumah tangga berdasarkan wilayah administrasi. Rincian 508: Dalam desa Tuliskan luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berlokasi di dalam desa tempat tinggal. Isian sesuai dengan jenis lahan yaitu: lahan sawah pada kolom (2), dan lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), serta jumlahnya pada kolom (5). Rincian 509: Luar desa dalam kabupaten/kota Tuliskan luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berlokasi di luar desa tempat tinggal tetapi masih dalam kabupaten/kota. Isian sesuai dengan jenis lahan yaitu: lahan sawah pada kolom (2), dan lahan pertanian bukan sawah pada kolom (3), serta jumlahnya pada kolom (5). Rincian 510: Luar Kabupaten/Kota Tuliskan luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga dalam m² bilangan bulat untuk lahan pertanian yang berlokasi di luar kabupaten/kota. Isian sesuai dengan jenis lahan yaitu: lahan sawah pada kolom (2), dan lahan pertanian bukan sawa pada kolom (3), serta jumlahnya pada kolom (5). 44 ST2013-SKH.PCS

53 Apabila responden hanya dapat menjawab dalam satuan setempat, maka petugas harus mengkonversikan ke dalam m² sesuai dengan konversi yang berlaku di daerah setempat. Pembulatan hanya boleh dilakukan setelah dikonversikan ke dalam satuan standar (m²). Contoh : Luas lahan tanaman kehutanan 6 rante, sedangkan 1 rante = 400 m², maka luas lahan tanaman kehutanan tersebut adalah 6 x 400 m² = m². Luas lahan pertanian yang dikuasai harus sama dengan penggunaan lahan pertanian dan lokasi lahan pertanian yang dikuasai Rincian D: PenggunaanLahan Kawasan Hutan Rincian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan lahan kawasan hutan dan perladangan berpindah. Rincian 511 s.d 514 terisi apabila Rincian 502.a ada isian Rincian 511: Lahan yang dikuasai digunakan untuk: Kolom (1) : Jenis penggunaan lahan a. Tanaman semusim. b. Tanaman tahunan selain tanaman kehutanan. c. Tanaman kehutanan. d. Lainnya. Kolom (2) : 1. Ya, 2. Tidak: Tuliskan kode 1 apabila lahan digunakan untuktanaman semusim, tanaman tahunan selain kehutanan, tanaman kehutanan, dan lainnya; atau kode 2 apabila tidak. Kolom (3) : Jika kol (2) berkode 1, Luas lahan yang digunakan (m 2 ) Untuk Rincian 511a s.d. 511d, jika kolom (2) berkode 1, tuliskan luas lahan yang digunakan oleh rumah tangga pada kotak yang disediakan dalam satuan m 2. Tanaman semusim adalah tanaman yang berumur pendek yang pada umumnya berumur kurang dari satu tahun dan pemanenannya dilakukan sekali panen langsung bongkar. ST2013-SKH.PCS 45

54 Jenis Tanaman Semusim a. Padi sawah dan padi ladang b. Palawija, terdiri dari: jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu (singkong), ubi jalar, sorghum/cantel, ganyong, irut. c. Tanaman hortikultura semusim terdiri dari: Tanaman sayuran semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dll yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah dan umbinya yang berumur kurang dari satu tahun. Tidak dibedakan antara tanaman sayuran yang ditanam di lahan sawah dan lahan bukan sawah. Tanaman buah-buahan semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dll yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang dari satu tahun, tidak berbentuk pohon.rumpun, tetapi menjalar dan berbatang lunak. d. Tanaman perkebunan semusim, seperti : tebu, tembakau, dll. Tanaman Hortikultura dan Perkebunan Tahunan adalah tanaman hortikultura dan perkebunanyang pada umumnya berumur lebih dari satu tahun dan pemanenannya dilakukan lebih dari satu kali dan tidak dibongkar sekali panen. Jenis Tanaman Hortikultura dan Perkebunan Tahunan a. Tanaman sayuran tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dll yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun dan atau buah yang berumur lebih dari satu tahun. Tidak dibedakan antara tanaman sayuran yang ditanam di lahan sawah dan lahan bukan sawah. b. Tanaman perkebunan tahunan, seperti: kelapa sawit, kelapa, dan karet. Tanaman kehutanan biasanya dikategorikan sebagai tahunan karena pada umumnya berumur lebih dari satu tahun, seperti: akasia, bambu, cemara, cempaka, dan cendana, dll. Lainnya adalah lahan digunakan selain tanaman semusim, tanaman tahunan, dan tanaman kehutanan, contohnya: kolam, kandang ternak, lahan pengembalaan, dll. Rincian 512: Apabila Rincian 511a Kolom (2) berkode 1, apakah bertani secara menetap? Lingkari kode 1 apabila bertani secara menetap dan kode 2 apabila tidak bertani secara menetap. 46 ST2013-SKH.PCS

55 Apabila rumah tangga baru membuka lahan kehutanan untuk tanaman semusim dan mempunyai rencana untuk berpindah, maka Rincian 512 berkode 2 dan Rincian 513 ada isian, sedangkan Rincian 514 tidak ada isian. Bertani secara menetap adalah menggunakan lahan (di kawasan hutan) untuk melakukan kegiatan pertanian secara terus menerus tanpa berencana untuk meninggalkan lahan tersebut. Perladangan berpindah adalah peladangan yang dilakukan oleh masyarakat dengan merambah hutan yang biasanya ditanami tanaman semusim sampai lahan tersebut dianggap tidak subur lagi dan berpindah pada lokasi lain. Biasanya pola perladangan berpindah waktunya berkisar antara 3 s.d 5 tahun. Rincian 513: Keterangan lahan kawasan hutan yang digunakan untuk tanaman semusim. Rincian 513.a: Luas Baku Lahan Tuliskan luas bakulahan yang digunakan oleh rumah tangga untuk tanaman semusim pada kotak yang disediakan. Rincian 513a harus sama dengan isian pada Rincian 511a tanaman semusim kolom (3). Luas baku lahan adalah luas areal lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman. Rincian 513.b: Jenis Tanaman Semusim Lingkari kode 1 apabila lahan digunakan untuk padi/palawija atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3apabila lahan digunakan untuk hortikultura semusim ataukode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila lahan digunakan untuk tanaman perkebunan semusim atau kode 6 apabila tidak.tuliskan masing-masing kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 513.c: Berapa Tahun Lahan Sudah digunakan: tahun Tuliskan berapa lama lahan sudah digunakan pada kotak yang tersedia. Lama lahan sudah digunakan adalah waktu penggunaan lahan mulai pembukaan lahan sampai saat pencacahan. Rincian 513.d: Berapa Tahun Rencana Lahan Masih Akan Digunakan: tahun Tuliskan berapa tahun rencana lahan masih akan digunakan pada kotak yang tersedia. ST2013-SKH.PCS 47

56 Rencana lahan masih akan digunakan adalah perkiraan waktu penggunaan lahan mulai saat pencacahan sampai dengan lahan akan ditinggalkan. Rincian 514: Keterangan Lahan Yang diusahakan Sebelumnya dan sudah ditinggalkan Lahan yang diusahakan sebelumnya adalah lahan yang pernah diusahakan untuk tanaman semusim dan sudah ditinggalkan. Apabila rumah tangga meninggalkan lahan lebih dari satu kali, maka luas lahan yang ditanyakan adalah luas dari lahan yang terakhir ditinggalkan. Rincian 514.a: Luas baku lahan (m²) Tuliskan luas baku lahan yang diusahakan sebelumnya oleh rumah tangga untuk tanaman semusim pada kotak yang disediakan. Rincian 514.b: Jenis tanaman semusim Lingkari kode 1 apabila lahan digunakan untuk padi/palawija atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3apabila lahan digunakan untuk hortikultura semusim atau kode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila lahan digunakan untuk tanaman perkebunan semusim atau kode 6 apabila tidak.tuliskan masing-masing kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 514.c: Berapa tahun lahan digunakan?...tahun Tuliskan berapa tahun lahan digunakan pada kotak yang disediakan. Periode waktu yang ditanyakan adalah sejak pertama kali lahan diusahakan sampai dengan ditinggalkan. Rincian 514.d: Perlakuan terhadap lahan yang ditinggalkan Lingkari kode 1 apabila lahan yang ditinggalkan dibiarkan saja dan kode 2 apabila ditanami tanaman tahunan.tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lahan yang ditinggalkan adalah lahan yang tidak digunakan dan tidak dikuasai lagi. Rincian 514.e: Jika Rincian 514.d berkode 2, alasan menanami lahan yang ditinggalkan dengan tanamantahunan Lingkari kode 1 apabila menanami lahan yang ditinggalkan dengan tanaman kehutanan berdasarkan kesadaran sendiri dan kode 2 apabila berdasarkan anjuran pihak lain (orang/lembaga/instansi). Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. 48 ST2013-SKH.PCS

57 BLOK VI. KETERANGAN PERUMAHAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kesejahteraan rumah tangga dilihat dari kondisi perumahan. Rincian 601: Tipe bangunan rumah Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan tipe bangunan rumah yang ditempati responden, kode 1 apabila rumah tidak panggung, kode 2 apabila rumah panggung, dan kode 3 apabila rumah terapung. Isikan kodenya pada kotak yang tersedia. Tipe bangunan rumah, yaitu rumah tidak panggung, rumah panggung, dan rumah terapung. Rumah tidak panggung adalah bangunan rumah yang lantai dasar bangunan tersebut menempel di atas tanah. Rumah panggung adalah rumah yang lantai dasarnya tidak menempel di atas tanah dan lahan di bawahnya tidak digunakan untuk aktivitas sehari-hari, artinya masih terdapat ruang udara antara tanah dan lantai. Apabila rumah panggung yang sebagian atau seluruh ruang antara tanah dan lantainya dipergunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti: untuk kamar mandi/wc, kamar tidur, dapur (tingginya lebih dari 2 meter), maka rumah tersebut dianggap rumah tidak panggung tetapi disebut rumah bertingkat. Rumah terapung adalah rumah yang berada di atas permukaan air, tetapi tidak berpindah-pindah dan dipengaruhi pasang surut air. Gambar 5: Tipe Bangunan Rumah ST2013-SKH.PCS 49

58 Catatan: Apabila tipe bangunan rumah sebagian panggung maka penentuan jenis bangunan berdasarkan pada tipe bangunan rumah terluas. Rincian 602: Status penguasaan tempat tinggal Lingkari salah satu kode 1 s.d. 6 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status penguasaan tempat tinggal/rumah, antara lain: Milik sendiri, apabila tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri. Kontrak, apabila tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru. Sewa, apabila tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu. Bebas Sewa, apabila tempat tinggal tersebut ditempati oleh rumah tangga tanpa suatu pembayaran apapun. Tempat tinggal bebas sewa meliputi: 1. Bebas sewa milik orang lain, apabila tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan famili/orang tua) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun. 2. Rumah Milik Orang Tua/Sanak/Saudara, Apabila tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/sanak/saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apa pun untuk mendiami tempat tinggal tersebut. Rumah Dinas, apabila tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak. 50 ST2013-SKH.PCS

59 Lainnya, apabila tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya: rumah adat. Rincian 603: Luas lantai: m 2 Tuliskan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga dan tuliskan di dalam kotak yang tersedia (dalam m 2 ). Catatan: Taman yang diberi atap (berada di dalam rumah) maupun taman yang berada di samping rumah, namun berada di bawah atap tetap dihitung luas lantainya. Luas lantai adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang, lantai setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus. Luas lantai tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur, lumbung padi, dan lain-lain. Rincian 604: Jenis lantai terluas Lingkari salah satu kode 1 s.d 5 jenis lantai terluas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lantai merupakan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari tanah maupun bukan tanah seperti marmer/keramik/teraso, ubin/tegel, semen/bata merah, kayu, bambu atau lainnya. Rincian 605: Jenis dinding terluas Lingkari salah satu kode 1 s.d 4 jenis dinding terluas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). Dinding tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya dilapisi plesteran semen. - Dinding yang terbuat dari anyaman bambu dengan luas ±1m x 1m yang dibingkai oleh balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir, dikategorikan bambu. Namun apabila anyamannya berupa kawat dikategorikan lainnya. ST2013-SKH.PCS 51

60 - Dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, yang biasanya berjarak 1-1½ m, dinding seperti itu dicatat sebagai dinding tembok. Rincian 606: Jenis atap terluas Lingkari salah satu kode 1 s.d 7 jenis atap terluas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Atap beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir yang dicampur dengan air. Atap genteng adalah atap yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar. Termasuk pula genteng beton (genteng yang terbuat dari campuran semen dan pasir), genteng fiber cement, dan genteng keramik. Atap sirap adalah atap yang terbuat dari kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Atap asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang. Atap seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng bisa berbentuk seng rata, seng gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy danacrylic). Atap ijuk/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam. Lainnya adalah atap selain jenis atap di atas, misalnya papan, bambu, dan daundaunan. Rincian 607: Bahan bakar Utama yang digunakan rumah tangga selama sebulan yang lalu: Lingkari salah satu kode 1 s.d 6 jenis bahan bakar utama yang digunakan rumah tangga, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 608:Apakah selama sebulan yang lalu menggunakan kayu bakar. Lingkari kode 1 apabila menggunakan kayu bakar atau kode 2 apabila tidak. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. 52 ST2013-SKH.PCS

61 Apabila kode 2 dilingkari langsung ke Rincian 610. Kayu bakar adalah kayu yang digunakan sebagai bahan bakar (termasuk kayu api). Menggunakan kayu sebagai bahan bakar adalah menggunakan bahan bakar kayu untuk keperluan memasak, penerangan dan pemanas ruangan selama sebulan yang lalu. Bahan bakar arang, bambu, dan pelepah kelapa tidak dimasukkan sebagai menggunakan kayu bakar. Rincian 609.a: Apabila Rincian 608 berkode 1, sejak kapan rumah tangga ini mulai menggunakan kayu bakar? Tuliskan tahun kalender masehi sejakrumah tangga mulaimenggunakan kayu bakar pada kotak yangdisediakan. Rincian 609.b: Sumber utama kayu bakar yang digunakan. Lingkari kode sumber utama kayu bakar 1 s.d 4 yang digunakan rumah tangga selama sebulan yang lalu dan tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Sumberutama mengacu pada perolehan kayu bakar yang terbanyak. Pembelian, apabila bahan bakar kayu diperoleh dari hasil pembelian atau barter. Pemungutan di hutan, apabila kayu bakar diperoleh dengan cara memungut/ mengumpulkan dari hutan. Pemungutan di luar hutan, apabila kayu bakar diperoleh dengan cara memungut/ mengumpulkan dari luar hutan. Lainnya, apabila bahan bakar kayu diperoleh selain dari cara yang telah disebutkan diatas, misalnya pemberian. Rincian 609.c: Rata-rata pemakaian kayu bakar sebulan... (m 3 ) Tuliskan rata-rata pemakaian kayu bakar sebulan dalam meter kubik pada kotak yang disediakan. Apabila responden menjawab dalam satuan yang lain seperti kg, pikul, ikat, dan sebagainya, maka petugas harus mengkonversikan satuan tersebut ke dalam m 3. Rincian 609.d: Apakah rumah tangga ini merencanakan penggantian bahan bakar kayu dengan bahan bakar lain? Lingkari kode 1 apabila rumah tangga ini merencanakan untuk menganti bahan bakar kayu dengan bahan bakar lainnya atau kode 2 apabila tidak. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila Rincian 609.d berkode 2 langsung ke Rincian 609f. ST2013-SKH.PCS 53

62 Rincian 609.e: Apabila Rincian609.d berkode 1, jenis bahan bakar pengganti. Lingkari salah satu kode 1 s.d 5 bahan bakar pengganti yang akan digunakan oleh rumah tangga responden, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 609.f: ApabilaRincian609.d berkode 2, alasan utama tidak merencanakan penggantian bahan bakar kayu. Lingkari kode 1 apabila harga kayu bakar murah, kode 2 apabila kayu bakar mudah diperoleh, kode 3 apabila sulit mendapatkan bahan bakar lain, dan kode 4 untuk lainnya, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 610.a: Sumber penerangan utama yang digunakan rumah tangga Lingkari salah satu kode 1 s.d 5 sumber penerangan utama yang digunakan oleh rumah tangga. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, pilih sumber penerangan yang mempunyai teknologi/nilai lebih tinggi (kode terkecil). Penjelasan: Listrik non PLN, adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang dikelola bukan oleh PLN). Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan meteran atau tidak. Pelita adalah sumber penerangan dengan sumbu dan pelindung (semprong), sedangkan sentir tanpa pelindung. Rincian 610.b: Apabila Rincian 610.a berkode 1, berapa daya listrik terpasang? Lingkari salah satu kode 1 s.d 5 daya listrik terpasang yang digunakan oleh rumah tangga responden. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila tidak ada pengukur daya/meteran, lingkari kode 0. Listrik tanpa meteran adalah sumber penerangan yang diproduksi oleh PLN, tetapi tidak ada meteran yang terpasang dirumah. Termasuk dalam kategori ini adalah apabila suatu rumah tangga mengambil listrik secara ilegal. Rincian 611: Fasilitas buang air besar yang utama Lingkari salah satu kode 1 s.d. 4 yang sesuai, kemudian pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. 54 ST2013-SKH.PCS

63 Fasilitas buang air besar adalah ketersediaan WC/toilet yang dapat digunakan oleh rumah tangga. Disebut WC/toilet jika memiliki tempat penampungan (septictank). Penggunaan fasilitas buang air besar (WC/toilet) dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu sendiri, bersama, umum dan tidak ada. Sendiri adalah jamban/kakus yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang. Bersama adalah jamban/kakus yang digunakan beberapa rumah tangga tertentu Umum adalah jamban/kakus yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapapun dapat menggunakannya. Tidak ada adalah tidak ada fasilitas WC/toilet, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar (tanah lapang/kebun/halaman/semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam, dan lainnya. Rincian 612a: Sumber air minum terbanyak yang digunakan Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga responden. Lingkari salah satu kode 1 7 sumber air minum utama sesuai jawaban responden dan kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Perlu diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah sumbernya. Jadi kalau rumah tangga mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila rumah tangga menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut. Air dalam kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas; seperti antara lain air kemasan merk Aqua, Moya, 2Tang, dan VIT dan air minum isi ulang. Air leding/pam adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola pemerintah maupun swasta. ST2013-SKH.PCS 55

64 Penjelasan: 1. Rumah tangga yang minum dari air leding yang diperoleh baik yang membelinya dari pedagang air keliling maupun yang memperolehnya dari tetangga dianggap mempunyai sumber air minum leding. 2. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa paralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. 3. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan membeli air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung pada apa yang banyak dimanfaatkan selama sebulan yang lalu. 4. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, danau, sumur, dan air hujan melalui proses penjernihan dengan menggunakan mesin penjernih dianggap menggunakan sumber air minum leding. 5. Rumah tangga yang menggunakan air minum isi ulang maka sumber air minumnya adalah air dalam kemasan. Air Sumur meliputi : Air pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Air sumur/perigi adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali.cara pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan katrol maupun tanpa katrol. Mata air, adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya. Gambar 6. Sumur 56 ST2013-SKH.PCS

65 Lainnya, adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air waduk/danau. Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum rumah tangga, karena di beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa pralon/plastik. Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air, bukan leding. Rincian 612b: Jika 612.a berkode 2 s.d 7, bagaimana kondisi air Lingkari kode 1 bila kondisi air minum yang di gunakan adalah baik atau kode 2 bila buruk. kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kondisi air minum yang digunakan dikatakan baik jika air tersebut dapat langsung dimasak sebagai air minum tanpa harus melewati proses pengolahan (penyaringan/ filtrasi, penjernihan dengan obat/bahan kimia, pegendapan, dll) dan sebaliknya. Rincian 613: Barang yang dikuasai rumah tangga ini: (Isikan kode 1 apabila menguasai, kode 2 apabila tidak menguasai) Tanyakan satu per satu semua jenis barang yang dikuasai rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Isikan kode 1 Ya apabila rumah tangga tersebut menguasai barang dan kode 2 Tidak apabila rumah tangga tersebut tidak menguasai barang. Syarat bagi barang yang dikuasai adalah barang tersebut harus bisa digunakan sesuai dengan fungsinya. Apabila responden menguasai barang dalam keadaan rusak, namun akan segera diperbaiki/diganti dalam jangka waktu sekitar satu bulan kedepan, maka tetap dianggap menguasai. Penjelasan: Suatu rumah tangga dikatakan menguasai telepon bila rumah tangga tersebut dapat mengirim dan menerima berita malalui jasa teleponnya, termasuk pada kategori ini adalah telepon genggam/handphone. ST2013-SKH.PCS 57

66 BLOK VII. KONDISI LINGKUNGAN Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai kondisi lingkungan tempat tinggal rumah tangga. Rincian 701.a: Apakah mengetahui keberadaan kawasan hutan di sekitar tempat tinggal? Lingkari kode 1 bila Ya dan kode 2 bila Tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila Rincian 701a berkode 2 maka langsung ke Rincian 705. Rincian 701.b: Apabila Rincian 701.a berkode 1, apa fungsi kawasan hutan menurut saudara? Lingkari kode 1 apabila Hutan Lindung, kode 2 apabila Hutan Produksi, kode 3 apabila Hutan Suaka Alam dan kode 4 apabila Tidak Tahu, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 702.a: Apakah ada batas kawasan hutan? Lingkari kode 1 apabila ada batas kawasan hutan, kode 2 apabila tidak, dan kode 3 apabila tidak tahu. Rincian 702.b: Apabila Rincian 702.a berkode 1, jenis batas kawasan hutan yang diketahui Lingkari kode 1 apabila jenis batas kawasan hutan adalah pal/tanda batas atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3 apabila jenis batas kawasan hutan adalah jalan atau kode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila jenis batas kawasan hutan adalah sungai atau kode 6 apabila tidak. Lingkari kode 7 apabila diketahui ada batas hutan lainnya dan tuliskan jenis batasnya atau lingkari kode 8 apabila tidak. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Batas kawasan hutan antara lain: pal/tanda batas, jalan, sungai, dan lainnya. Pal/tanda batas, adalah batas kawasan hutan yang berupa papan, patok, atau lainnya yang biasanya diletakkan di pohon atau dipasang di tempat tertentu. Jalan, apabila bagian terluar kawasan hutan berbatasan dengan jalan. Sungai, apabila bagian terluar kawasan hutan berbatasan dengan sungai. Lainnya, apabila batas terluar kawasan hutan berbatasan dengan selain yang telah disebutkan diatas seperti pagar. 58 ST2013-SKH.PCS

67 Rincian 703.a: Jarak terdekat dari rumah ke kawasan hutan,... km. Tuliskan jarak terdekat dari rumah ke kawasan hutan dalam satuan kilometer, dua angka dibelakang koma pada kotak yang disediakan. Jarak terdekat ke kawasan hutan, adalah jarak terdekat yang biasa dilalui anggota rumah tangga untuk menuju hutan. Apabila rumah tangga berada di dalam kawasan hutan maka jarak terdekat ke kawasan hutan adalah 0 (nol) km. Jalan keluar kawasan hutan Jalan menuju kawasan hutan Jalan tanah Kawasan Hutan Jalan Aspal Gambar 7. Jalan yang menuju/keluar kawasan hutan Rincian 703.b: Jenis jalan/akses yang paling sering digunakan untuk menuju/ keluar kawasan hutan Lingkari salah satu kode 1 s.d. 6 Jenis jalan/akses yang paling sering digunakanuntuk menuju/keluar kawasan hutan dan tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jalan utama menuju kawasan hutan adalah jalan yang biasanya dilalui oleh anggota rumah tangga untuk menuju kawasan hutan, apabila jalan yang biasa dilalui tersebut terdapat beberapa kondisi/jenis jalan, maka kondisi/jenis jalan yang dipilih adalah yang terpanjang. Apabila rumah tangga berada di dalam kawasan hutan maka jalan yang dimaksud adalah jalan yang dilalui oleh anggota rumah tangga untuk keluar dari kawasan hutan. Rincian 704: Sumber informasi utama tentang keberadaan kawasan hutan Lingkari salah satu kode 1 s.d. 6 sumber informasi tentang keberadaan kawasan hutan yang diketahui rumah tangga ini, kemudian tuliskan kode pada kotak yang tersedia. Sumber informasi tentang keberadaan kawasan hutan antara lain lurah/camat, petugas kehutanan/aparat, orang sekitar, penyuluhan, papan nama/plang, dan lainnya. ST2013-SKH.PCS 59

68 Rincian 705.a: Apakah ada hutan tegakan di sekitar tempat tinggal Saudara dalam 5 tahun terakhir? Lingkari kode 1 apabila selama 5 tahun terakhir ada hutan tegakan, kode 2 apabila tidak ada. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Hutan Tegakan adalah hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (masih banyak pohon). Apabila Rincian 705.a berkode 2 maka langsung ke Rincian 706. Rincian 705.b: Apabila Rincian 705.a berkode 1, bagaimana pendapat Saudara tentang kondisi hutan tersebut sekarang apabila dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya Rincian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi rumah tangga mengenai kondisi hutan di sekitar tempat tinggalnya yang sangat membantu untuk mengetahui kerusakan hutan yang terjadi. Lingkari salah satu kode 1 s.d 4 sesuai kondisi yang diketahui selama 5 tahun terakhir dan tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Apabila dalam periode 5 tahun terakhir hutan tegakan sudah berubah fungsi, seperti untuk pemukiman dan pertanian, maka kondisi hutan tersebut dikategorikan rusak. Rincian 705.c: Apabila Rincian 705.b berkode 4, menurut pendapat Saudara apa yang menyebabkan kerusakan hutan tersebut? Rincian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi rumah tangga mengenai penyebab kerusakan hutan yang terjadi. Lingkari kode 1 apabila penyebab kerusakan hutan adalah kebakaran atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3 apabila penyebab kerusakan hutan adalah penebangan atau kode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila penyebab kerusakan hutan adalah perambahan atau kode 6 apabila tidak. Lingkari kode 7 apabila penyebab kerusakan hutan adalah penambangan/penggalian atau kode 8 apabila tidak. Lingkari kode 1apabila penyebab kerusakan hutan adalah lainnya atau kode 2apabila tidak. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Penebangan adalahsuatu kegiatan/aktivitas memotong pohon dengan tujuan hanya untuk diambil kayunya. Perambahan adalahsuatu kegiatan/aktivitas memotong pohon dengan tujuan untuk konversi lahan, seperti : lahan pertanian, perumahan, dll. 60 ST2013-SKH.PCS

69 Rincian 705.d: Apabila Rincian 705.c berkode 1, menurut pendapat Saudara apa yang yang menjadi penyebabnya? Rincian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi rumah tangga mengenai penyebab terjadinya kebakaran hutan. Lingkari kode 1 apabila penyebab kebakaran adalah bencana alam atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3 apabila penyebab kebakaran adalah pembukaan lahan dengan pembakaran atau kode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila penyebab kebakaran adalah lainnya atau kode 6 apabila tidak.tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Kebakaran yang disebabkan oleh bencana alam contohnya kekeringan, petir, gunung meletus, dll. Rincian 706.a: Apakah pernah mengalami bencana alam selama 3 tahun terakhir? Lingkari kode 1 apabila di daerah rumah tangga ini pernah mengalami bencana alam selama 3 tahun terakhir dan kode 2 apabila tidak pernah. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila kode 2 dilingkari maka langsung ke Rincian 707. Rincian 706.b: Apabila Rincian 706.a. berkode 1, jenis bencana alam yang paling sering terjadi: Rincian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi rawan bencana di daerah tempat tinggal rumah tangga tersebut. Lingkari salah satu kode 1 s.d 7 jenis bencana alam yang sering terjadi di daerah tempat tinggal rumah tangga. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rawan bencana adalah suatu daerah yang sering mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, angin topan, gunung meletus dan sebagainya. Rincian 707: Apakah ada kearifan lokal/hukum adat/kebiasaanuntuk menjaga kelestarian hutan? Lingkari kode 1 apabila ada kearifan lokal/hukum adat/kebiasaanuntuk menjaga kelestarian hutan atau kode 2 apabila tidak ada atau kode 3 apabila tidak tahu. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila Rincian 707 berkode 2 atau 3 maka langsung ke Rincian 709. ST2013-SKH.PCS 61

70 Hukum adat/kearifan lokal adalah hukum yang mengatur tingkah laku manusia dalam hubungan satu sama lain baik yang merupakan keseluruhan kelaziman dan kebiasaan (kesusilaan) yang benar-benar hidup di masyarakat adat karena dianut dan dipertahankan oleh anggota-anggota masyarakat itu, maupun yang merupakan keseluruhan peraturan-peraturan yang mengenal sanksi atas pelanggaran dan yang ditetapkan dalam keputusan-keputusan para penguasa adat. Kebiasaanadalah sistem nilai budaya dan pandangan hidup mengenai apa yang dianggap bernilai, berharga dan penting di dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan (warga masyarakat bersangkutan). Contoh : 1. Awik-awik adalah hukum adat/kearifan lokal di Nusa Tenggara Barat yang mengatur tentang pelestarian hutan dan pelanggaran yang terjadi akan diberikan sanksi berdasarkan musyawarah adat. 2. Leuweung Tutupan adalah hukum adat/kearifan lokal di Banten Kidul yang mengatur tentang larangan merusak hutan. Rincian 708: Menurut Saudara, apakah hukum adat atau kebiasaan tersebut perlu dipertahankan? Lingkari kode 1 apabila hukum adat atau kebiasaantersebut perlu dipertahankan dan kode 2 bila tidak perlu dipertahankan. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 709: Bagaimana pendapat Saudara tentang pentingnya pelestarian hutan? Lingkari kode 1 apabila sangat penting atau kode 2 apabila penting atau kode 3 apabila tidak penting. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Untuk kantor desa dan/kecamatan, jarak yang diisikan harus kantor desa dan/kecamatan rumah tangga yang bersangkutan, walaupun jarak kantor desa dan/kecamatan lain lebih dekat dari rumah tangga Rincian 710: Akses ke fasilitas umum (fasum) Akses ke fasilitas umum adalah kemudahan anggota rumah tangga untuk mencapai fasilitas umum. 62 ST2013-SKH.PCS

71 Kolom (2) : tuliskan perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal ke fasilitas umum (km). Apabila jaraknya lebih dari 100 km tuliskan 99,99. Kolom (3) : tuliskan kode 1 s.d 5 tranportasi yang biasa digunakan rumah tangga menuju fasilitas umum. Bila menggunakan lebih dari 1 transportasi pilih frekuensi terbanyak, apabila frekuensinya sama maka jawaban diserahkan kepada responden. Jika rumah tangga tidak mengakses fasillitas umum yang ada, maka isian Kolom (3) berkode 5 (tidak menggunakan). Contoh : 1. Jarak dari tempat tinggal ke SLTA di luar desa sekitar 10 km, sedangkan yang SLTA yang ada di desa tersebut jaraknya 15 km, maka jarak yang diisikan dalam kuesioner adalah jarak yang terdekat (10 km) dengan tempat tinggal, walaupun desanya berbeda. 2. Pak Ngantung tinggal di Kecamatan Nanga Pinoh. Jarak dari tempat tinggal Pak Ngantung ke kantor Kecamatan Nanga Pinoh sekitar 15 km, sedangkan jarak ke kantor kecamatan Belimbing hanya 5 km, maka jarak yang diisikan dalam kuesioner adalah (tetap) 15 km karena secara administrasi Pak Ngantung tidak bisa akses ke kecamatan Belimbing. Rincian 710 Kolom 2 tidak boleh kosong BLOK VIII. PARTISIPASI RUMAH TANGGA TERHADAP KELEMBAGAAN Blok ini bertujuan untuk melihat partisipasianggota rumah tangga dalam kelembagaan dan kegiatan kehutanan. Rincian 801.a: Apakah ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok tani hutan binaan Kementerian Kehutanan pada saat pencacahan? Lingkari kode 1 apabila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota dan kode 2 apabila tidak ada. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan Kementerian Kehutanan adalah kelompok masyarakat yang bertujuan untuk menyediakan wadah kebersamaan dalam mengelola kegiatan sosial ekonomi dan pembinaan sikap kepedulian terhadap ST2013-SKH.PCS 63

72 pembangunan desa serta perlindungan terhadap keberadaan dan kelestarian hutan, tanah dan air di sekitar lingkungan kehidupan masyarakat. Penjelasan: 1. Program Kementerian Kehutanan berupa Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), maka anggota masyarakat yang terlibat dalam program tersebut dapat dikategorikan sebagai anggota KTH. 2. Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terdapat petani yang terikat perjanjian dengan Perum Perhutani untuk menanam tanaman jati s/d umur 2 tahun di lahan Perhutani tersebut dan dapat juga mengusahakan tanaman semusim, dalam istilah lokal petani tersebut dikenal sebagai pesanggem. Maka pesanggem dapat dikategorikan sebagai anggota KTH. 3. Keterlibatan kelompok tani hutan (KTH) dalam kegiatan kehutanan merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan kehutanan. Rincian 801.b: Apakah ada anggota rumah tangga yang pernah mendapat pelayanan dari kelompok tani hutan binaan Kementerian Kehutanan selama setahun yang lalu? Lingkari kode 1 apabila ada anggota rumah tangga yang pernah mendapat pelayanan dan kode 2 apabila tidak ada. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Apabila Rincian 801.b berkode 2, langsung ke Rincian 802 Rincian 801.c: Apabila Rincian801.b. berkode 1, jenis pelayanan yang pernah diterima Lingkari kode 1 apabila ada anggota rumah tangga yang pernah menerima pelayanan berupa sarana produksi atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3 apabila ada anggota rumah tangga yang pernah menerima pelayanan berupa bimbingan teknis atau kode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila ada anggota rumah tangga yang pernah menerima pelayanan berupa bantuan modal atau kode 6 apabila tidak. Lingkari kode 7 apabila ada anggota rumah tangga yang pernah menerima pelayanan lainnya dan tuliskan atau kode 8 apabila tidak.tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Rincian 802a: Apakah ada anggota rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pelestarian hutan? Lingkari kode 1 apabila ada anggota rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pelestarian hutan dan kode 2 apabila tidak ada. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. 64 ST2013-SKH.PCS

73 Apabila Rincian 802.a berkode 2, langsung ke Blok IX. Kegiatan kehutanan yang dimaksud adalah kegiatan yang positif dalam bidang pelestarian hutan. Rincian 802.b: Apabila Rincian 802.a berkode 1, jenis kegiatan pelestarian hutan apa saja yang dilakukan: Lingkari kode 1 apabila kegiatan pelestarian hutan yang dilakukan adalah pencegahan kebakaran kawasan hutan atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3 apabila kegiatan pelestarian hutanyang dilakukan adalah penyuluhan yang berhubungan dengan pelestarian hutan atau kode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila kegiatan pelestarian hutanyang dilakukan adalah kegiatan reboisasi atau kode 6 apabila tidak. Lingkari kode 7 apabila kegiatan pelestarian hutanyang dilakukan adalah pembibibitan tanaman keras atau kode 8 apabila tidak. Lingkari kode 1 apabila kegiatan pelestarian hutan yang dilakukan adalah pelestarian sumber daya hutan atau lingkari kode 2 apabila tidak.lingkari kode 3 apabila kegiatan pelestarian hutanyang dilakukan adalah kegiatan lainnya dan tuliskan atau kode 4 apabila tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Pencegahan kebakaran kawasan hutancontohnya dengan memberikan informasi kepada masyarakat di sekitar hutan untuk tidak melakukan pembakaran dalam pembukaan lahan. Penyuluhan yang berhubungan dengan pelestarian hutancontohnya memberikan penerangan kepada masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan untuk mempertahankan kawasan hutan seperti tidak melakukan perambahan, penebangan liar, dll. Kegiatan reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang gundul. Pelestarian sumber daya hutan adalah menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Contohnya tidak melakukan perburuan hewan/tumbuhan yang dilindungi, mencegah pencemaran sungai di hutan, dll. BLOK IX. KETERANGAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA Blok ini bertujuan untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan rumah tangga selama tiga tahun terakhir. ST2013-SKH.PCS 65

74 Rincian 901: Penilaian Saudara tentang perkembangan tingkat kesejahteraan rumah tangga selama 3 tahun terakhir Penilaian terhadap perkembangan tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah penilaian responden terhadap kesanggupan dan kemampuan memenuhi kebutuhan rumah tangganya selama 3 tahun terakhir. Penilaian tingkat kesejahteraan meliputi: lebih baik, sama saja, dan lebih buruk. Lebih baik apabila dalam kurun waktu 3 tahun terakhir mengalami kenaikan tingkat kesejahteraan. Sama saja apabila dalam kurun waktu 3 tahun tingkat kesejahteraan tidak mengalami perubahan. Lebih buruk apabila dalam kurun waktu 3 tahun tingkat kesejahteraan mengalami penurunan. Catatan: - Untuk rumah tangga yang baru pertama kali melakukan kegiatan pengeluaran untuk pendidikan atau tidak ada anggota rumah tangga yang bersekolah, Rincian 901d berkode 2. Rincian 901.a: Pendapatan rumah tangga Lingkari salah satu kode 1 s.d. 3 pada kolom (2) s.d. (4) yang sesuai jawaban responden untuk pertanyaan pada kolom (1),dan tuliskan kode yang dilingkari pada kolom (5). Pendapatan rumah tangga adalah seluruh penghasilan/penerimaan berupa uang atau barang dari semua anggota rumah tangga yang diperoleh baik yang berupa upah/gaji, pendapatan dari usaha rumah tangga, pendapatan/penerimaan lainnya, maupun penerimaan transfer. Rincian 901.b: Konsumsi rumah tangga untuk makanan (beras, lauk-pauk, sayuran, gula, teh, kopi, dll) Lingkari salah satu kode 1 s.d. 3 pada kolom (2) s.d. (4) yang sesuai jawaban responden untuk pertanyaan pada kolom (1),dan tuliskan kode yang dilingkari pada kolom (5). Penilaian konsumsi rumah tangga untuk makanan terdiri dari: 1. Kualitas makanan pokok (beras, jagung, ketela pohon, dll.) Makanan pokok adalah komoditas makanan yang biasanya dikonsumsi sehari-hari oleh rumah tangga seperti: beras, jagung, ketela pohon, atau sagu. Jenis/kualitas 66 ST2013-SKH.PCS

75 konsumsi makanan pokok dapat dilihat dari perubahan kualitas makanan pokok yang dikonsumsi atau penggantian jenis makanan pokok. Contoh: 1. Apabila rumah tangga mengganti kualitas beras yang baik ke kualitas yang lebih rendah, maka kode yang diisikan adalah kode (1) lebih buruk. 2. Apabila rumah tangga mengganti beras menjadi jagung atau ketela pohon, maka kode yang diisikan adalah kode (1) lebih buruk. 2. Kualitas/variasi lauk-pauk rumah tangga Kualitas konsumsi lauk-pauk dilihat dari perubahan kualitas lauk-pauk yang dikonsumsi, variasi atau penggantian jenis lauk-pauk yang dikonsumsi. Contoh: 1. Rumah tangga mengganti ikan asin karena tidak sanggup membeli ikan segar dan sebaliknya. 2. Variasi (tambahan/pengurangan) jenis lauk-pauk dan sebaliknya. Rincian 901.c: Konsumsi rumah tangga untuk non makanan (pakaian, perumahan, dll) Lingkari salah satu kode 1 s.d. 3 pada kolom (2) s.d. (4) yang sesuai jawaban responden untuk pertanyaan pada kolom (1),dan tuliskan kode yang dilingkari pada kolom (5). Penilaian konsumsi rumah tangga untuk non makanan terdiri dari: 1. Kemampuan membeli pakaian Kemampuan membeli pakaian anggota rumah tangga ditinjau dariharga dan mutu pakaian, misalnya: harga pakaian tejangkau, mutu pakaian baik. 2. Keadaan rumah Keadaan rumah ditinjau dari kualitas rumah dan perubahan kualitas rumah. Contoh: Mengganti lantai tanah menjadi keramik, mengganti atap sirap ke genteng. 3. Penggunaan alat komunikasi Kemampuan membeli alat komunikasi oleh anggota rumah tangga ditinjau dari kuantitas dan kualitas. 4. Kemampuan melakukan piknik keluarga Kemampuan melakukan piknik keluarga adalah kesempatan keluarga melakukan piknik/rekreasi/berlibur dengan keluarga maupun rumah tangga lain. ST2013-SKH.PCS 67

76 Kemampuan ditinjau pula dan segi ekonomi misalnya biaya transportasi terjangkau, fasilitas kendaraan memadai. Menjenguk keluarga yang sakit tidak termasuk piknik. Rincian 901.d: Pendidikan Lingkari salah satu kode 1 s.d. 3 pada kolom (2) s.d. (4) yang sesuai jawaban responden untuk pertanyaan pada kolom (1),dan tuliskan kode yang dilingkari pada kolom (5). Pendidikan termasuk kemudahan menyekolahkan anggota rumah tangga. Kemudahan menyekolahkan anggota rumah tangga dilihat dan segi ekonomi maupun non-ekonomi, misalnya: biaya pendaftaran terjangkau, iuran-iuran sekolah terjangkau, buku dan alat tulis dan seragam sekolah yang biasanya diwajibkan membeli melalui sekolah harganya tidak terlalu mahal dibandingkan bila rumah tangga membeli sendiri. Jarak ke sekolah relatif dekat, peraturan sekolah tidak kaku, pembatasan kuota dan sistem rayon jelas atau terbuka, dan prosedur penerimaan murid baru tidak berbelit-belit. Rincian 901.e: Kesehatan Lingkari salah satu kode 1 s.d. 3 pada kolom (2) s.d. (4) yang sesuai jawaban responden untuk pertanyaan pada kolom (1),dan tuliskan kode yang dilingkari pada kolom (5). Tingkat kesejahtaraan dilihat dari sisi kesehatan mencakup: 1. Keadaan kesehatan anggota rumah tangga Kesehatan anggota rumah tangga menyangkut kondisi kesehatan dari seluruh anggota rumah tangga dilihat dari frekuensimengalami gangguan kesehatan, baik gangguan penyakit menular (kronis) maupun gangguan kesehatan lainnya yang dapat mengganggu aktivitasnya. 2. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dan KB. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan antara lain menyangkut masalah pelayanan, misalnya: prosedurnya tidak berbelit-belit, penanganannya cepat, pelayanan memuaskan, obat-obatan mudah diperoleh, akomodasi ruang rawat jalan maupun rawat inap memadai sesuai dengan tarifnya. Kemudahan dalam mendapatkan alat KB (bagi yang pernah/sedang mengikuti program KB) adalah kemudahan ditinjau dan segi ekonomi dan non ekonomi, misalnya: harganya terjangkau, mudah diperoleh baik di klinik KB maupun di apotik/toko obat terdekat termasuk kemudahan dalam mendapatkan konsultasi 68 ST2013-SKH.PCS

77 KB, misalnya: biaya konsultasi terjangkau, jarak ke tempat konsultasi KB relatif dekat. 3. Kemampuanmembeli obat-obatan generik (farmasi) Kemampuan membeli obat-obatan ditinjau dari segi ekonomi dan non ekonomi, misalnya: harga obat terjangkau, obat-obatan tersedia di apotik/toko obat maupun warung terdekat. Obat-obatan generik (farmasi), seperti: OBH, OBP, amoxylin. Rincian 902: Dimanakah biasanya melakukan pengobatan apabila ada anggota rumah tangga yang sakit? Lingkari salah satu kode 1 s.d 6 fasilitas pelayanan kesehatan yang biasanya dikunjungi responden sewaktu sakit. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Sakit adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan/kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminal, atau hal lain. Terganggu adalah tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara normal (bekerja, sekolah, dan lain-lain) sebagaimana biasanya karena sakit tersebut. Contoh: 1. Pegawai/karyawan yang tidak masuk bekerja karena sakit; atau yang masih tetap bekerja, tetapi tidak dapat bekerja dengan baik; atau tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh seperti biasa. 2. Anak sekolah yang tidak dapat mengikuti pelajaran/tidak masuk sekolah. 3. Ibu rumah tangga yang tidak dapat melakukan pekerjaan seperti yang biasa dilakukan sehari-hari. 4. Anak kecil yang tidak dapat bermain seperti biasanya. RS Pemerintah adalah RS milik pemerintah pusat (misal RSCM/RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo), pemerintah daerah (misal RSU Labuang Baji), TNI (misal RSPAD), ataupun BUMN (misal RS Pertamina). RS Swasta adalah RS yang dimiliki oleh perorangan maupun perusahaan yang berbadan hukum (PT, yayasan, dll) Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan unit pelayanan kesehatan milik pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakat untuk wilayah kecamatan, sebagian kecamatan, atau kelurahan. ST2013-SKH.PCS 69

78 Poliklinik adalah tempat pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak menginap yang dikelola oleh swasta, perusahaan, yayasan, TNI atau berbagai Departemen/BUMN. Praktek dokter adalah praktek dokter pribadi/perorangan, baik dokter umum, dokter gigi, maupun dokter spesialis. Tempat praktek bisa saja dilakukan di rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, atau klinik yang biasanya dilakukan di luar jam kerja dokter tersebut. Praktek petugas kesehatan adalah praktek pribadi/perorangan yang dilakukan oleh perawat atau bidan; yang dilakukan tidak di rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, posyandu, atau klinik. Praktek pengobatan tradisional adalah praktek pelayanan kesehatan alternatif yang dilakukan oleh dukun/tabib/sinse, termasuk pula pelayanan akupunktur, pijat refleksi, paranormal, radiestesi (biasanya menggunakan alat seperti bandul). Catatan: 1. Dokter yang sakit kemudian mengobati dirinya sendiri dianggap sebagai berobat ke praktek dokter, walaupun dokter tersebut tidak bekerja sebagai dokter, melainkan misalnya sebagai aktor/aktris. 2. Seorang isteri yang pergi ke dokter praktek menceritakan penyakit suaminya, kemudian sang dokter memberi obat atau petunjuk penanganannya, maka dalam hal ini sang suami dicatat dalam kategori berobat ke praktek dokter. 3. Perawat yang sakit kemudian mengobati dirinya sendiri dianggap sebagai berobat ke praktek petugas kesehatan. 4. Bila berobat jalan ke dokter akupuntur catat sebagai dokter praktek. 5. Bila anggota rumah tangga berobat ke luar negeri, dianggap berobat ke RS swasta atau praktek dokter. Mengobati sendiri adalah upaya oleh anggota rumah tangga dengan melakukan pengobatan sendiri tanpa datang ke tempat fasilitas kesehatan atau memanggil dokter/petugas kesehatan ke rumahnya (misal minum obat modern, jamu, kerokan, kompres, kop, pijat) agar sembuh atau menjadi lebih ringan keluhan kesehatannya. Tidak diobati adalah apabila anggota rumah tangga yang sakit tidak melakukan usaha untuk mengobati penyakitnya. 70 ST2013-SKH.PCS

79 Rincian 903 : Jika ada anggota rumah tangga yang masih sekolah {Blok IV Kolom (6) ada yang berkode 2}, jenis pengeluaran yang dianggap paling memberatkan: Lingkari salah satu kode 1 s.d 4, jenis pengeluaran yang dianggap paling memberatkan oleh responden dan lingkari kode 0 apabila tidak ada pengeluaran yang memberatkan. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Pengeluaran untuk sekolah seperti bayaran/iuran sekolah, buku dan alat tulis, sumbangan, serta biaya lainnya seperti biaya untuk pembelian seragam sekolah, jajan, dan transportasi. BLOK X. PEMANFAATAN HASIL HUTAN/WISATA ALAM SELAMASETAHUN YANG LALU Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai pemanfaatan hasil hutan oleh rumahtangga. Rincian 1001 : Keterangan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar Kolom (2) : Tanyakan apakah ada anggota rumah tangga yang melakukan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar untuk setiap Rincian di kolom (1). Isikan kode 1 apabila ada anggota rumah tangga yang melakukan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar dan kode 2 apabila tidak. Kolom (3) : Merupakan satuan jenis pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar. Kolom (4) : Apabila kolom (2) berkode 1, tuliskan volumenya selama setahun yang lalu. Kolom (5) s.d. (7): Apabila kolom (2) berkode 1, tuliskan persentase penggunaan dari pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar pada kolom(5) untuk konsumsi sendiri, kolom (6) untuk dijual, dan kolom (7) untuk lainnya. Jika salah satu Kol. (5) s.d. (7) ada isian, maka penjumlahan Kol. (5) + Kol. (6) + Kol. (7) harus 100 persen. Dikonsumsi sendiri; apabila pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. ST2013-SKH.PCS 71

80 Dijual apabila pemungutan hasilhutan/penangkapan satwa liar sebagian atau seluruhnya dijual oleh rumah tangga. Lainnya apabila pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar sebagian atau seluruhnya tidak dikonsumsi maupun dijual oleh rumah tangga, seperti: diberikan kepada pihak lain, hilang, atau belum digunakan. Contoh: Rumah Tangga Ibu Ria terpilih sampel SKH Selama setahun yang lalu Ibu Ria memungut kayu bakar di hutan sebanyak 5 m 3. Dari kayu bakar yang dipungut tersebut sebanyak 2 m 3 dipakai sendiri, 2 m 3 dijual ke pasar, 0,5 m 3 diberikan kepada tetangganya, dan 0,5 m 3 disimpan sebagai persediaan. Pengisian Daftar ST2013-SKH.S Blok X Rincian 1 baris kayu bakar kolom (5), (6), dan (7) adalah: (1) (5) (6) (7) 1. kayu bakar Kolom (8) : Apabila kolom (2) berkode 1, tanyakan kecenderungan hasil hutan selama 3 tahun terakhir. Tuliskan salah satu kode 1 s.d 4 pada masing masing rincian. Apabila Rincian 1001 Kolom (2) semua berkode 2, maka langsung ke Rincian Rincian 1002: Apabila Rincian 1001 Kolom (2) ada yang berkode 1, jarak terjauh dari rumah ke lokasi pemungutan hasil hutan/ penangkapan satwa liar:... (km) Tuliskan jarak terjauh dari rumah ke lokasi pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar dalam kilometer, satu angka di belakang koma sesuai dengan jawaban responden. Rincian 1003.a: Apakah ada anggota rumah tangga yang melakukan usaha memanfaatkan wisata alam di kawasan hutan? Lingkari kode 1 apabila ada anggota rumah tangga yang melakukan usaha memanfaatkanwisata alam dan kode 2 apabila tidak ada. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang telah disediakan. 72 ST2013-SKH.PCS

81 Usaha memanfaatkan wisata alam di kawasan hutan adalah suatu usaha yang berkaitan dengan wisata alam di kawasan hutan, seperti:penjualan cendera mata, jasa persewaan sarana wisata, jasa pemandu wisata, jasa akomodasi/restoran/ rumah makan, dan jasa lainnya. Rincian 1003.b: Apabila Rincian 1003.a berkode 1, usaha apasaja yang dilakukan: Lingkari kode 1 apabila usaha yang dilakukan adalah penjualan cindera mata atau kode 2 apabila tidak. Lingkari kode 3 apabila usaha yang dilakukan adalah jasa persewaan sarana wisata atau kode 4 apabila tidak. Lingkari kode 5 apabila usaha yang dilakukan adalah jasa pemandu wisata atau kode 6 apabila tidak. Lingkari kode 7apabila usaha yang dilakukan adalah jasa akomodasi/restoran atau kode 8apabila tidak. Lingkari kode 1 apabila usaha yang dilakukan adalah jasa lainnya atau kode 2 apabila tidak. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang telah disediakan. BLOK XI. SUMBER PENDAPATAN/PENERIMAAN RUMAH TANGGA SELAMA SETAHUN YANG LALU Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai sumber pendapatan/penerimaan rumah tangga, status pekerjaan, dan sumber pendapatan yang utama selama setahun yang lalu. Rincian 1101: Jenis lapangan usaha/pekerjaan dan statusnya: Cara Pengisian: Kode Usaha 01 s.d 15: Lingkarilah salah satu kode di kolom (3) atau kolom (4) sesuai dengan status pekerjaan, atau lingkari keduanya apabila selama setahun yang lalu ada anggota rumah tangga yang memperoleh pendapatan lebih dari satu status pekerjaan untuk masing-masing lapangan usaha/pekerjaan pada Kolom (2). Tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Apabila kode 1 dan 2 dilingkari untuk lapangan usaha/pekerjaan yang sama, maka jumlahkan kode-kode tersebut dan tuliskan kode 3 ke kotak yang disediakan pada kolom (5). ST2013-SKH.PCS 73

82 Usaha adalah suatu kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan dengan menanggung resiko. Buruh/Karyawan adalah orang yang bekerja pada pihak lain baik perorangan maupun perusahaan dan mendapatkan upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Sumber Pendapatan menurut sub sektor: Pemungutan hasil hutan adalah kegiatan memungut/mengambilhasil hutan seperti: kayu, getah, kulit kayu, buah-buahan, rumput, rotan, tumbuhan obat, gaharu. Penangkapan satwa liar adalah suatu kegiatan yang meliputi berburu/menangkap satwa liar. Penangkaran satwa/tumbuhan liar adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memelihara atau menangkar satwa/tumbuhan liar yang masih mempunyai sifat-sifat liar dan yang hidup bebas, baik satwa atau tumbuhan liar tersebut hidup di darat, air, maupun udara. Budidaya tanaman kehutanan meliputikegiatan pembenihan, penanaman, pemeliharaan, pemungutan/pemanenan hasil tanaman kehutanan. Pemanfaatan wisata alam meliputi kegiatan jasa pemandu wisata, penyewaan sarana wisata, penjualan cenderamata dan lainnya. Jasa lingkungan termasuk usaha pemanfaatan wisata alam. Usaha padi/palawija adalah kegiatan yang menghasilkan produk tanaman padi/palawija dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri. Usaha hortikultura adalah kegiatan yang menghasilkan produk tanaman hortikultura (sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman obat, dan tanaman hias) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri. Usaha perkebunan adalah kegiatan yang menghasilkan produk tanaman perkebunan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri. Usaha peternakan adalah kegiatan budidaya (pemeliharaan) ternak unggas, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri. 74 ST2013-SKH.PCS

83 Ternak/unggas meliputi hewan ternak besar, hewan ternak kecil, unggas, lebah, ulat sutera, untuk diambil hasilnya termasuk usaha pembibitan. Hewan ternak besar meliputi sapi, sapi perah, kerbau, dan kuda. Hewan ternak kecil meliputi kambing, domba, babi, dan kelinci. Ternak unggas meliputi ayam kampung, ayam ras, itik manila, aneka ternak, antara lain angsa, burung puyuh, burung merpati, kalkun, dan sebagainya. Usaha Perikanan terdiri dari: Usaha budidaya ikan adalah kegiatan pembenihan atau pembesaran ikan yang dilakukan di kolam/sawah, tambak air payau, perairan umum (sungai, danau, waduk, dan rawa yang bukan milik perseorangan), dan laut, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri. Usaha penangkapan ikan adalah kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di perairan umum (sungai, danau, waduk, dan rawa yang bukan milik perseorangan), dan laut, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri. Ikan yang ditangkap, seperti ikan, udang, kepiting, kerang, mutiara, rumput laut, bunga karang, uburubur, dan lain-lain. Usaha jasa pertanian adalah kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak seperti melayani usaha di bidang pertanian tanaman pangan/kehutanan, peternakan, perikanan darat/laut dan kehutanan. Penjelasan: a. Jasa pertanian tanaman pangan/kehutanan meliputi pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian jasad pengganggu, pemanenan, dan pasca panen. b. Jasa peternakan meliputi pelayanan kesehatan ternak, pemacekan ternak, penetasan telur, dan pelayanan peternakan lainnya. c. Jasa perikanan meliputi pengolahan lahan, penebaran benih, pengendalian jasad pengganggu, pemanenan, pasca panen, penebaran benih, pemberian pakan, persiapan lelang, sortasi, dan gradasi serta uji mutu. d. Jasa kehutanan meliputi penebangan dan atau penanaman pohon. ST2013-SKH.PCS 75

84 Penggalian/penambangan adalah kegiatan pengambilan hasil bumi yang biasanya dilakukan dengan cara menggali atau menambang baik dilakukan sendiri maupun kelompok/bersama seperti batu bara, pengeboran minyak lepas pantai, pasir, dan sebagainya. Industri/kerajinan adalah kegiatan pengubahan bahan baku/setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya termasuk usaha pengolahan hasil pertanian dan jasa industri/kerajinan. Perdagangan/hotel/restoran/rumah makan adalah kegiatan jual beli suatu barang atau jasa termasuk juga usaha restoran/rumah makan dan minuman, klub malam, jasa boga (catering), restorasi di kereta api, kafetaria, kantin, warung/kedai, penginapan/hotel serta jasa perdagangan. Angkutan adalah kegiatan/lapangan usaha pengangkutan usaha pengangkutan atau penumpang dengan angkutan darat, laut, danau, kanal serta angkutan udara termasuk juga jasa angkutan, pengepakan dan pengiriman barang, keagenan/biro perjalanan. Pergudangan adalah kegiatan/lapangan usaha penggudangan dengan fasilitasfasilitasnya seperti penyimpanan barang dalam kamar/ruangan pendingin (cold storage) dan gudang-gudang barang. Komunikasi adalah kegiatan/lapangan usaha pelayanan komunikasi untuk umum, baik melalui pos, telepon, telegraph/telex atau hubungan radio. Sektor lain adalah segala macam kegiatan dari perorangan, badan/lembaga yang tidak tercakup dalam salah satu sektor diatas, ataupun yang tidak atau belum jelas batasannya. Misalnya sewa, kontrak. Sewa adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil menyewakan rumah/lahan yang bukan berupa usaha rumah tangga misalnya menyewakan lahan pertanian, rumah dan sebagainya) termasuk bagi hasil lahan pertanian milik sendiri yang diusahakan oleh pihak lain. Kontrak adalah nilai pembayaran dari suatu barang yang diterima oleh pemilik barang. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak dan pada akhir masa perjanjian bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru. 76 ST2013-SKH.PCS

85 Kode usaha 16 : Pendapatan dan penerimaan lainnya (pensiun, transfer, bunga, bagi hasil, dll) Lingkarilah kode 0 apabila ada anggota rumah tangga yang menerima uang/ barang/jasa sebagai pendapatan/penerimaan lain selama setahun yang lalu. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Uang pensiun adalah uang yang diterima secara teratur dari pemerintah/swasta sebagai balas jasa yang pembayarannya ditangguhkan, dimaksudkan sebagai jaminan hari tua. Nilai transfer yang dimasukkan pada Rincian ini apabila rumah tangga ini menerima transfer dari pihak lain. Transfer yang diterima dapat berupa penerimaan kiriman, biaya anggota rumah tangga yang mondok, beasiswa, warisan, dan sumbangan. Rincian 1102.a : Sumber pendapatan/penerimaan utama(salah satu dari kode 01-16):... Tanyakan sumber pendapatan/penerimaan yang utama dan tuliskan pada tempat yang disediakan. Rincian 1102.b: Status pekerjaan yang menghasilkan pendapatan/penerimaan utama (salah satu kode 0 s.d. 2): Sumber pendapatan/penerimaan utama adalah sumber pendapatan/penerimaan terbesar atau yang paling menunjang dari seluruh pendapatan rumah tangga tersebut. Berdasarkan sumber-sumber pendapatan rumah tangga dari kolom (1) kode yang kolom (5) nya terisi, tanyakan sumber pendapatan yang utama dan tuliskan pada tempat yang disediakan. Pindahkan kode sumber pendapatan/penerimaan utama ke tempat yang disediakan pada Rincian 1102a dan kode status pekerjaan utama diisikan pada Rincian 1102b. Apabila salah seorang anggota rumah tangga disamping berusaha juga bekerja sebagai buruh/karyawan {kolom (5) berkode 3} maka yang diisikan di rincian ini adalah statusnya yang utama (kode 0 s.d. 2). Rincian 1103: Berapa persen (%) sumbangan pendapatan dari usaha pemungutan hasil hutan/ penangkapan satwa liar terhadap total pendapatan rumah tangga { Rincian 1101 kode usaha 01 Kolom (5) berkode 1 atau 3}: Lingkari kode 1 s.d 5 yang sesuai dengan persentase sumbangan pendapatan dari usaha {kolom (5) berkode 1 atau 3} pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa ST2013-SKH.PCS 77

86 liar (Rincian 1101 kode usaha 01) terhadap total pendapatan rumah tangga berdasarkan jawaban responden. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. BLOK XII. PENGELUARAN RUMAH TANGGA Blok ini bertujuan untuk mencatat seluruh pengeluaran riil termasuk produksi sendiri rumah tangga, yang dibagi menjadi 3 kelompok pengeluaran yaitu: 1. Pengeluaran konsumsi makanan. 2. Pengeluaran konsumsi bukan makanan. 3. Pengeluaran lainnya. Jumlah seluruh pengeluaran rumah tangga dicatat di blok ini. Pengeluaran konsumsi makanan dan bukan makanan yang dimasukkan ke daftar adalah pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga/anggota rumah tangga saja, tidak termasuk pengeluaran untuk keperluan usaha rumah tangga, atau yang diberikan kepada pihak/orang lain. Untuk konsumsi makanan, yang dicatat adalah nilai makanan yang betul-betul telah dikonsumsi selama seminggu yang lalu. Untuk konsumsi bukan makanan konsep yang dipakai adalah konsep penyerahan, yaitu yang dibeli/diperoleh dari pihak lain, asalkan tujuannya untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan pengeluaran lainnya adalah pengeluaran rumah tangga yang bukan merupakan pengeluaran konsumsi seperti: transfer keluar, membayar hutang, dan membayar arisan. Beberapa contoh jenis pengeluaran lainnya adalah: 1. Makanan yang diberikan kepada pekerja yang membantu dalam suatu usaha rumah tangga, atau untuk pekerja bukan anggota rumah tangga; 2. Perabot atau perlengkapan yang dibeli untuk keperluan toko/warung atau usaha lainnya; 3. Barang yang dibeli untuk diberikan sebagai hadiah atau dikirimkan kepada pihak lain yang bukan anggota rumah tangga PENGELUARAN KONSUMSI MAKANAN SELAMA SEMINGGU YANG LALU (BERASAL DARI PEMBELIAN,DAN PRODUKSI SENDIRI) Rincian ini bertujuan untuk mencatat semua konsumsi makanan rumah tangga selama seminggu yang lalu. Pengeluaran untuk makanan adalah nilai pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga selama seminggu yang lalu baik berasal dari pembelian, produksi 78 ST2013-SKH.PCS

87 sendiri. Untuk makanan yang berasal dari produksi sendiri atau pemberian, nilainya harus diperhitungkan sesuai dengan harga pasar setempat. Perlu diperhatikan bahwa ada kemungkinan responden memberikan keterangan tentang apa yang ia beli padahal mungkin tidak seluruhnya dikonsumsi, maka yang dicatat hanya yang benar-benar dikonsumsi oleh anggota rumah tangga selama seminggu yang lalu. Tujuan dari menanyakan setiap rincian adalah agar tidak ada yang terlewat, karena jenisnya yang sangat banyak dan sukar untuk diingat satu per satu. Setiap jenis makanan bisa berasal dari pembelian, dan produksi sendiri. Rincian a s.d. m : Tanyakan pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan minuman berasal dari pembelian, produksi sendiri, maupun pemberian seminggu yang lalu. Tuliskan besarnya pengeluaran makanan dan minuman pokok pada kolom (2). Pengeluaran konsumsi makanan meliputi: a. Beras, umbi-umbian, tepung, sagu, biji-bijian, dan sejenisnya; b. Daging segar, dingin atau beku; c. Ikan segar, dingin atau beku; d. Susu, keju dan telur; e. Minyak dan lemak; f. Buah-buahan; g. Sayuran; h. Selai, madu, coklat dan kembang gula; i. Produk makanan lainnya (seperti: mie instan, garam, bumbu, kecap, lada, jahe, dll); j. Kopi, teh, dan gula; k. Minuman beralkohol; l. Makanan dan minuman jadi (biaya untuk makanan dan minuman jadi yang tidak dikonsumsi di tempat penjualan); m. Lainnya (tembakau/rokok, sirih, dll); Rincian n: Jumlah Pengeluaran Makanan (1201a s.d 1201m) Rincian ini merupakan penjumlahan pengeluaran untuk Rincian 1201a s.d 1201m PENGELUARAN KONSUMSI BUKAN MAKANAN (BERASAL DARI PEMBELIAN, DAN PRODUKSI SENDIRI) Rincian ini bertujuan untuk mencatat berbagai pengeluaran untuk konsumsi barang bukan makanan. Referensi waktu yang digunakanadalah selama sebulan yang ST2013-SKH.PCS 79

88 lalu dan setahun yang lalu.barang yang dikonsumsi tersebut dapat berasal dari pembelian, produksi sendiri maupun dari pemberian. Tuliskan pada kolom (2) seluruh pengeluaran bukan makanan untuk konsumsi rumah tangga selama sebulan yang lalu (mulai dari sehari sebelum pencacahan s.d sebulan sebelumnya, contoh: jika pencacahan pada 6 Juni 2014 maka sebulan yang lalu dimulai dari 6 Mei 2014 s.d 5 Juni 2014) dan pada kolom (3) untuk pengeluaran selama setahun yang lalu. (mulai dari bulan pencacahan s.d bulan yang sama tahun sebelumnya, contoh: jika pencacahan pada 6 Juni 2014 maka setahun yang lalu dimulai dari bulan Juni 2013 s.d 5 Juni 2014) Pengeluaran sebulan yang lalu adalah pengeluaran yang betul-betul dikeluarkan selama sebulan yang lalu. Pengeluaran setahunyang lalu adalah pengeluaran yang betul-betul dikeluarkan selama setahun yang lalu. Jadi, pengeluaran setahun yang lalu mencakup pengeluaran sebulan yang lalu, tetapi pengeluaran setahunyang lalu belum tentu dikeluarkan dalam periode sebulan yang lalu. Dalam kasus tertentu, seperti pengeluaran untuk sewa rumah, mungkin tidak dikeluarkan sebulan yang lalu tetapi tetap diperhitungkan, baik untuk pengeluaran sebulan yang lalu maupun setahun yang lalu. Pengeluaran setahun yang lalu Kolom (3) bukan pengeluaran sebulan yang lalu Kolom (2) dikalikan 12. Pengeluaran konsumsi non makanan meliputi: Rincian 1202.a: Pakaian dan alas kaki Pengeluaran yang dicatat di sini adalah pengeluaran untuk pakaian, tutup kepala, dan alas kaki. Barang-barang tersebut antara lain adalah pakaian jadi, seragam sekolah, bahan pakaian, handuk sepatu, ikat pinggang, benang, semir sepatu, upah menjahit, ongkos binatu, dll. Rincian 1202.b: Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya Pengeluaran untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya, meliputi : 1. Perkiraan sewa rumah (milik sendiri, dinas, dan bebas sewa) 2. Sewa rumah dan kontrak rumah 80 ST2013-SKH.PCS

89 3. Rekening listrik, rekening telepon, gas, minyak tanah, air, kayu bakar. Untuk pengeluaran yang memakai rekening, penghitungan pengeluaran bulan lalu bisa dilihat dari rekening yang sudah dibayar atau yang biasanya dibayar per bulan. Rincian 1202.b: Perumahan Kolom (2) dan Kolom (3) harus ada isian Rincian 1202.c: Furnitur, peralatan rumah tangga dan pemeliharaan rutin rumah Pengeluaran/Biaya Furnitur, peralatan rumah tangga, dan pemeliharaan rutin rumah adalah biaya yang dikeluarkan untuk: - Furnitur (pembelian dan atau perbaikan ringan: meja, kursi, tempat tidur, lemari pakaian, lemari pajang, rak pajang, kaca/cermin, lemari makan, tempat tidur bayi, dll.); - Peralatan rumah tangga (pembelian dan atau perbaikan ringan: mesin jahit, lemari es, kipas angin, mesin cuci, AC, dll.), perabotan rumah tangga (kasur, bantal, taplak, sprei, asbak, sarung bantal, selimut, tikar, gorden, permadani, dll.), Perkakas rumah tangga (seterika, sapu, gunting, pisau, golok, cangkul, gergaji, vacum cleaner, gantungan baju, alat solder, dll.). - Pemeliharaan rutin rumah, yaitu pengeluaran rutin/ringan untuk kegiatan mencegah terjadinya kerusakan bangunan yang lebih parah dan atau untuk mempertahankan fungsi bangunan dengan tanpa menambah kapasitas atau nilainya (seperti: pembelian cat kayu, kapur, cat tembok, genteng, kaca jendela, engsel, dan sebagainya, termasuk ongkos tukang). Rincian 1202.d: Kesehatan Pengeluaran/Biaya kesehatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan kesehatan seperti ongkos rumah sakit, puskesmas, dokter, obat-obatan, pemeriksaan kehamilan, biaya KB, biaya melahirkan, biaya imunisasi anak balita dan lainnya. Rincian 1202.e: Transportasi Pengeluaran transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi/angkutan umum (bis, kereta api, pesawat udara, kapal laut, becak, uang parkir, karcis tol, dll.). Bila mendapatkan jemputan bis gratis dari kantor, maka nilai yang dicatat dalam rincian ini diperkirakan dengan tarif angkutan umum yang paling murah. ST2013-SKH.PCS 81

90 Rincian 1202.f: Komunikasi Pengeluaran komunikasi adalah biaya untuk pos dan telekomunikasi yang terdiri atas rekening telepon rumah, pulsa HP, nomor perdana, kartu telepon/telepon umum/wartel, pos (wesel, materai, perangko, dll.), dan lainnya (warnet, internet, dll.) Rincian 1202.g: Rekreasi dan Kebudayaan Pengeluaran/biaya rekreasi dan kebudayaan adalah pengeluaran untuk fasilitas budaya, rekreasi, dan jasa, diantaranya menonton film di bioskop; perpustakaan, museum dan seni; serta olahraga dan rekreasi. Biaya untuk rekreasi tidak termasuk biaya transpor (masuk ke biaya transportasi) dan pembelian barang untuk rekreasi. Rincian 1202.h: Pendidikan Pengeluaran/Biaya pendidikan adalah biaya untuk keperluan pendidikan seperti uang sekolah/spp, pendaftaran, iuran-iuran (POMG/BP3), kegiatan pramuka dan sejenisnya, alat tulis, dan uang kursus, termasuk fotokopi buku pelajaran sekolah. Rincian 1202.i: Restoran dan Hotel Pengeluaran/biaya restoran dan hotel adalah biaya untuk makanan dan minuman jadi yang langsung dikonsumsi/dihidangkan di tempat penjualan, baik dengan tempat tetap maupun tidak tetap/berpindah-pindah, termasuk diantaranya: warung, restoran, kedai, kantin, bakso keliling, dan sejenisnya; serta pengeluaran atas biaya memanfaatkan fasilitas hotel, seperti: menginap, mengadakan pertemuan atau perayaan, dan sejenisnya. Pengeluaran untuk hotel mencakup semua jenis hotel, baik yang berbintang maupun yang tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya seperti losmen, motel, wisma, dan sebagainya Rincian 1202.j: Bermacam Barang dan Jasa Pengeluaran untuk bermacam barang dan jasa merupakan biaya untuk barangbarang seperti pembelian sabun cuci, sabun mandi, alat kecantikan, pembalut wanita, sikat gigi, kapur barus, fotokopi, foto, kendaraan pribadi (termasuk bahan bakar untuk kendaraan), perbaikan dan pemeliharaan kendaraan, upah pembantu rumah tangga, bacaan, pembuatan KTP/SIM, dll. Rincian 1202.k: Jumlah Pengeluaran Bukan Makanan (1202a s.d 1202j) Rincian ini merupakan penjumlahan pengeluaran untuk Rincian 1202a s.d 1202j, baik untuk sebulan yang lalu Kolom (2) maupun setahun yang lalu Kolom (3). 82 ST2013-SKH.PCS

91 1203. PENGELUARAN LAINNYA Rincian ini bertujuan untuk mencatat berbagai pengeluaran lainnya. Tuliskan seluruh pengeluaran lainnya selama sebulan yang lalu pada Kolom (2) dan pengeluaran lainnya selama setahun yang lalu pada Kolom (3). Rincian 1203.a: Sewa Lahan dan atau Bagi Hasil Pengeluaran/biaya untuk sewa lahan adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan dalam waktu tertentu dari pihak lain dengan besarnya sewa lahan sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Lahan milik sendiri dan bebas sewa tidak perlu diperkirakan nilai sewanya. Pengeluaran/biaya untuk bagi hasil adalah biaya yang dibayarkan untuk pembagian hasil dari pengolahan lahan antara dua orang atau lebih yang berhak atas lahan dan yang mengolah lahan itu. Rincian 1203.b: Transfer keluar (seperti: mengirim uang, memberikan beasiswa, premi asuransi, dll). Transfer keluar adalah pengeluaran rumah tangga yang diberikan kepada pihak lain secara cuma-cuma baik dalam bentuk uang maupun barang, misalnya: mengirim uang untuk anak yang tidak tinggal dalam rumah tangga (berada di tempat lain), untuk orang tua atau saudara. Rincian 1203.c: Jumlah Pengeluaran Lainnya (1203a s.d 1203b) Rincian ini merupakan penjumlahan pengeluaran untuk Rincian 1203a s.d 1203b, baik untuk sebulan yang lalu kolom (2) maupun setahun yang lalu kolom (3). BLOK XIII. PERIZINAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui jumlah rumah tangga yang mendapat izin untuk menguasai lahan kawasan hutan dan memungut hasil hutan menurut jenis serta bentuk izin tersebut. Rincian 1301.a: Apabila Rincian 502a (menguasai lahan kawasan hutan) terisi, apakah mendapat izin? Lingkari kode 1 jika mendapatkan izin untuk menggunakan lahan kawasan hutan atau lingkari kode 2 jika tidak mendapatkan izin untuk menggunakan lahan kawasan hutan.tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila Rincian 1301.a berkode 2 langsung ke Rincian ST2013-SKH.PCS 83

92 Rincian 1301.b: Jika Rincian 1301a. berkode 1, siapa yang memberikan izin: Lingkari salah satu kode 1 s.d 6 yang memberi izin.tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rumah tangga menguasai lahan kawasan hutan lebih dari satu tempat, maka lingkari pemberi izin pada lahan yang paling luas.jika satu lahan ada izin dari beberapa pihak, maka lingkari kode terkecil. Rincian 1301.c: Jika Rincian 1301b berkode 5 atau 6, izin yang diberikan berupa: Lingkari kode 1 jika izin yang dimiliki berupa surat izin tertulis atau kode 2 jika izinnya tidak tertulis. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Izin tertulis dari kepala desa atau lainnya (Perhutani, dll) harus ada surat resmi yang distempel. Rincian 1302.a: Apabila Rincian 1101 kode usaha 01 (melakukan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar) Kolom (5) berkode 1 atau 3, apakah mendapat izin? Lingkari kode 1 jika mendapatkan izin untuk melakukan pemungutan hasil hutan atau lingkari kode 2 jika tidak.tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Apabila Rincian 1302.a berkode 2 langsung STOP. Rincian 1302.b: Jika Rincian 1302.a berkode 1, siapa yang memberikan izin: Lingkari salah satu kode 1 s.d 6 yang memberi izin.tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 1302.c: Jika Rincian 1302.b berkode 5 atau 6, izin yang diberikan berupa: Lingkari kode 1 jika izin yang dimiliki berupa surat izin tertulis atau kode 2 jika izinnya tidak tertulis. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Izin tertulis dari kepala desa atau lainnya (Perhutani, dll) harus ada surat resmi yang distempel. 84 ST2013-SKH.PCS

93 BLOK XIV. C A T A T A N Blok ini bertujuan untuk mencatat keterangan yang diperlukan dan memperjelas isian dalam Daftar ST2013-SKH.S. Periksa keteranganketerangan/penjelasan-penjelasan dari blok ini, apakah ada keterangan/informasi lainnya yang berguna untuk pemeriksaan dan pengolahan. LEMBAR KERJA Lembar ini digunakan untuk mencatat penghitungan dalam wawancara seperti pada Blok V, X, dan XII. ST2013-SKH.PCS 85

94 86 ST2013-SKH.PCS

95 BAB 7 P E N U T U P 1. Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan, kemampuan dan ketelitian para petugas lapangan terutama pencacah. Oleh karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada PMS (petugas pemeriksa), pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan tepat diisikan pada kolom-kolom dan rincian-rincian yang sesuai. 2. Pemeriksaan tersebut diatas dimaksudkan agar apabila pencacah (PCS) masih menemukan kesalahan-kesalahan agar secepatnya diperbaiki, dan apabila ditemukan suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi PMS. 3. Apabila menemukan hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan sendiri, diskusikan dengan PMS agar diperoleh penjelasan. 4. Setelah PCS selesai melakukan pencacahan dan yakin bahwa semua isian telah diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada PMS, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai karena mungkin pencacah akan diminta PMS untuk melakukan pencacahan ulang apabila diperlukan. 5. Dengan berakhirnya tugas saudara sebagai pencacah, saudara telah menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik Indonesia karena data yang saudara kumpulkan akan sangat bermanfaat bagi pemerintah untuk perencanaan pembangunan dan hasil-hasilnya. Tanpa data yang saudara kumpulkan, pemerintah tidak mungkin dapat menyusun rencana pembangunan yang sempurna. ST2013-SKH.PCS 87

96 88 ST2013-SKH.PCS

97 L A M P I R A N

98

99 ST2013-SKH.DSRT RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT (1) (2) (3) 1. PROVINSI ACEH KABUPATEN/KOTA*) ACEH TIMUR KECAMATAN SERBA JADI DESA/KELURAHAN *) TUALANG KLASIFIKASI DESA/KELURAHAN *) PERKOTAAN -1 PERDESAAN NOMOR BLOK SENSUS 001B B 7. NOMOR KODE SAMPEL J *) Coret yang tidak sesuai J BLOK II. REKAPITULASI 1. Jumlah rumah tangga kawasan hutan terpilih 2. Jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai 3. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus 4. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan 5. Jumlah rumah tangga yang menolak diwawancarai

100 PROP KAB NKS J No. SLS Nama Satuan Lingkungan Setempat Nomor BF BS BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Sampel Pemutakhiran Nama Kepala Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 001 DUSUN ALI SIPAHUTAR DUSUN DUSUN BERLIN SITOMORANG DUSUN DUSUN MARIHOT MANIHURUK DUSUN DUSUN ROSMINA SITORUS DUSUN DUSUN MANSKIRIM NAINGGOLAN DUSUN DUSUN LAMHOT MANURUNG DUSUN DUSUN AMRAN GAJAH DUSUN DUSUN RIJAYANTO DUSUN DUSUN BAHARUDDIN J DUSUN DUSUN SYAHRIAL DUSUN 1 Kode Kolom (9) : 1 = Berhasil diwawancarai 3 = Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan 2 = Pindah ke luar blok sensus 4 = Menolak diwawancarai Alamat Hasil Pencacahan (Kode) BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS PENCACAH (PCS) PENGAWAS/PEMERIKSA (PMS) 1. Kode Petugas 0 2. Nama Petugas 3. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan. s.d.. s.d. 4. Tanda Tangan

101 ST2013-SKH.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi DI YOGYAKARTA Kabupaten/Kota *) KULON PROGO Kecamatan KOKAP Desa/Kelurahan *) HARGOMULYO Klasifikasi Desa/Kelurahan Perkotaan -1 Perdesaan Nomor Blok Sensus B 107. Nomor Kode Sampel (NKS) J Nomor SLS Nomor Urut Bangunan Fisik Nomor Urut Bangunan Sensus Nomor Urut Rumah Tangga Nomor Urut Sampel Nama Kepala Rumah Tangga SUTOPO 114. Nama Pemberi Informasi SUTOPO 115. Nomor Telepon/HP Pemberi Informasi *) Coret yang tidak perlu. II. KETERANGAN PETUGAS Rincian Pencacah (PCS) Pengawas/Pemeriksa (PMS) (1) (2) (3) 201. K o d e N a m a WAGIMAN SARTIKA DEWI 203. Tanggal pelaksanaan 2 JUNI JUNI Tanda Tangan III. KETERANGAN PENCACAHAN 301. Hasil pencacahan: 1. Berhasil dicacah 2. Pindah keluar blok sensus 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan. 4. Menolak diwawancarai Jika Rincian 301 berkode 2, 3, 4, atau 5 : STOP 1 1

102 No. urut Nama anggota rumah tangga IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Hubungan dengan kepala rumah tangga Jenis kelamin Umur (tahun) Jika kol (5) 5 Partisipasi sekolah Ijazah/ STTB tertinggi yang dimiliki Untuk anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas Apakah Kegiatan dapat utama membaca seminggu dan yang menulis lalu huruf latin? Kegiatan usaha kehutanan utama yang biasa dilakukan 1.Lk 2. Pr 1. Ya (kode) (kode) (kode) 2. Tidak (kode) (kode) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. SUTOPO JAMILAH SENTONO JUWITA DEWI GITA Kode Kolom (3): Kode Kolom (6): Kode Kolom (9): Kode Kolom (10): 1. Kepala rumah tangga 1. Tidak/belum sekolah 1. Bekerja di subsektor kehutanan 1. Pemungutan hasil hutan 2. Istri/Suami 2. Masih sekolah 2. Bekerja di sektor pertanian selain 2. Penangkapan satwa liar 3. A n a k 3. Tidak sekolah lagi kehutanan 3. Penangkaran satwa/tumb. liar 4. M e n a n t u 3. Bekerja di sektor lain 4. Jasa penebangan kayu 5. C u c u 4. Sementara tidak bekerja 5. Usaha pembibitan tan. kehutanan 6. Orang tua/mertua Kode Kolom (7): 5. Sekolah 6. Budidaya tanaman kehutanan 7. Famili lain 1. Belum/tidak tamat SD 6. Mengurus rumah tangga 7. Jasa kehutanan lainnya 8. Pembantu rumah tangga 2. Tamat SD/sederajat 7. Lainnya 0. Tidak melakukan keg. Kehutanan 9. Lainnya 3. Tamat SLTP/sederajat 4. Tamat SLTA/sederajat 5. Tamat D1/D2 6. Tamat Akademi/D3 7. Tamat D4/S1 8. Tamat S2/S3 2

103 Rincian A. Penguasaan lahan V. PENGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN PADA SAAT PENCACAHAN (m 2 ) Lahan sawah Lahan pertanian Lahan bukan sawah Lahan bukan pertanian (1) (2) (3) (4) (5) Jumlah 501. Lahan milik sendiri Lahan yang berasal dari pihak lain a. Lahan kawasan hutan b. Lahan di luar kawasan hutan 503. Lahan yang berada di pihak lain 504. Lahan yang dikuasai ( a b 503) B. Penggunaan lahan pertanian yang dikuasai {untuk Kolom (2) dan (3), R R R.507 = R.504} 505. Tanaman kehutanan 506. Tanaman padi dan palawija Pertanian lainnya C. Lokasi lahan pertanian yang dikuasai {untuk Kolom (2) dan (3), R R R.510 = R.504} 508. Dalam desa Luar desa dalam kabupaten/kota Luar kabupaten/kota D. Penggunaan lahan kawasan hutan 511. Lahan yang dikuasai digunakan untuk : Rincian 511 s.d 514 terisi apabila Rincian 502.a ada isian Jenis penggunaan lahan 1. Ya 2. Tidak Jika kol (2) berkode 1, Luas lahan yang digunakan (m 2 ) (1) (2) (3) a. Tanaman semusim b. Tanaman tahunan selain tanaman kehutanan 2 c. Tanaman kehutanan 2 d. Lainnya Apabila Rincian 511.a Kolom (2) berkode 1, apakah bertani secara menetap? 1. Ya langsung ke blok VI 2. Tidak 2 3

104 V. PENGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN PADA SAAT PENCACAHAN (m 2 ) (LANJUTAN) 513. Keterangan lahan kawasan hutan yang digunakan untuk tanaman semusim : a. Luas baku lahan:..... m 2 b. Jenis tanaman semusim : 1. Padi/palawija : 1. Ya 2. Tidak 2. Hortikultura semusim : 3. Ya 4. Tidak 3. Perkebunan semusim : 5. Ya 6. Tidak c. Berapa tahun lahan sudah digunakan? 2.. tahun d. Berapa tahun rencana lahan masih akan digunakan? 4.. tahun 514. Keterangan lahan yang diusahakan sebelumnya dan sudah ditinggalkan: a. Luas baku lahan : m 2 b. Jenis tanaman semusim : 1. Padi/palawija : 1. Ya 2. Tidak 2. Hortikultura semusim : 3. Ya 4. Tidak 3. Perkebunan semusim : 5. Ya 6. Tidak c. Berapa tahun lahan digunakan? 5.. tahun d. Perlakuan terhadap lahan yang ditinggalkan : 1. Dibiarkan saja 2. Ditanami tanaman tahunan e. Jika Rincian 514.d berkode 2, alasan menanami lahan yang ditinggalkan dengan tanaman tahunan: 1. Kesadaran sendiri 2. Anjuran pihak lain (orang/lembaga/instansi) VI. KETERANGAN PERUMAHAN 601. Tipe bangunan rumah : 1. Tidak panggung 2. Panggung 3. Terapung Status penguasaan tempat tinggal : 1. Milik sendiri 3. Sewa 5. Dinas 2. Kontrak 4. Bebas sewa 6. Lainnya Luas lantai : 90. m Jenis lantai terluas : 1. Keramik/ubin 3. Kayu 5. Lainnya 2. Semen/plester 4. Tanah Jenis dinding terluas : 1.Tembok 2.Kayu 3. Bambu 4. Lainnya Jenis atap terluas : 1.Beton 4. Seng 6. Ijuk/rumbia 2. Genteng 5. Sirap 7. Lainnya 3. Asbes 607. Bahan bakar utama yang digunakan rumah tangga selama sebulan yang lalu : 1. Listrik 3. Minyak tanah 5. Arang (kayu/tempurung) 2. Gas/LPG 4. Briket batu bara 6. Kayu bakar 608. Apakah selama sebulan yang lalu menggunakan kayu bakar? 1. Ya 2. Tidak langsung ke Rincian

105 VI. KETERANGAN PERUMAHAN (LANJUTAN) 609. a. Apabila Rincian 608 berkode 1, sejak tahun berapa rumah tangga ini mulai menggunakan kayu bakar? Tahun b. Sumber utama kayu bakar yang digunakan : 1. Pembelian 3. Pemungutan di luar hutan 2. Pemungutan di hutan 4. Lainnya c. Rata-rata pemakaian kayu bakar sebulan : 4 m 3 4 d. Apakah rumah tangga ini merencanakan penggantian bahan bakar kayu dengan bahan bakar lain? 1. Ya 2. Tidak langsung ke Rincian 609f 1 e. Apabila Rincian 609.d berkode 1, jenis bahan bakar pengganti : 1. Listrik 3. Minyak tanah 5. Arang (kayu/tempurung) 2. Gas/LPG 4. Briket batu bara f. Apabila Rincian 609.d berkode 2, alasan utama tidak merencanakan penggantian bahan bakar kayu : 1. Mudah diperoleh 3. Sulit mendapatkan bahan bakar lain 1. Harga kayu bakar murah 4. Lainnya a. Sumber penerangan utama yang digunakan rumah tangga: 1. Listrik PLN 3. Petromaks/lampu badai 5. Lainnya 2. Listrik non PLN 4. Pelita/sentir b. Apabila Rincian 610.a berkode 1, berapa daya listrik terpasang: 1. > 2200 watt watt watt watt watt 0. Tanpa meteran 611. Fasilitas buang air besar yang utama: 1. Sendiri 3. Umum 2. Bersama 4. Tidak ada a. Sumber air minum terbanyak yang digunakan: 1. Air dalam kemasan 4. Mata air 6. Air hujan 2. Leding/PAM 5. Air sungai 7. Lainnya 3. Sumur b. Jika 612.a berkode 2 s.d 7, bagaimana kondisi air: 1. Baik 2. Buruk Barang yang dikuasai rumah tangga ini (isikan kode 1 jika menguasai, kode 2 jika tidak menguasai) 2 Mobil 1 Radio/tape 2 2 Sepeda motor Antena parabola 2 Mesin cuci 2 Kompor gas 1 Televisi/VCD 1 Telepon/HP 2 Komputer/laptop 2 Gergaji/chainsaw 3 VII. KONDISI LINGKUNGAN 701. a. Apakah mengetahui keberadaan kawasan hutan di sekitar tempat tinggal? 1. Ya 2. Tidak langsung ke Rincian 705 b. Apabila Rincian 701.a. berkode 1, apa fungsi kawasan hutan disekitar tempat tinggal Saudara? 1. Hutan Lindung 3. Hutan Suaka Alam 2. Hutan Produksi 4. Tidak tahu 1 2 5

106 702. a. Apakah ada batas kawasan hutan? VII. KONDISI LINGKUNGAN (LANJUTAN) 1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak tahu 1 b. Apabila Rincian 702.a berkode 1, jenis batas kawasan hutan yang diketahui : 1. Pal/tanda batas : 1. Ya 2. Tidak 2. Jalan : 3. Ya 4. Tidak 3. Sungai : 5. Ya 6. Tidak 4. Lainnya : 7. Ya 8. Tidak a. Jarak terdekat dari rumah ke kawasan hutan :.6,5.km b. Jenis jalan/akses yang paling sering digunakan untuk menuju/keluar kawasan hutan: 1. Jalan beraspal 3. Jalan tanah 5. Jalan setapak 2. Jalan diperkeras 4. Sungai 6. Lainnya 6, Sumber informasi utama tentang keberadaan kawasan hutan : 1. Lurah/camat 4. Penyuluhan 2. Petugas kehutanan/aparat 5. Papan nama/plang 3. Orang sekitar 6. Lainnya a. Apakah ada hutan tegakan di sekitar tempat tinggal Saudara dalam 5 tahun terakhir? 1. Ada 2. Tidak ada langsung ke Rincian b. Apabila Rincian 705.a berkode 1, bagaimana pendapat Saudara tentang kondisi hutan tersebut sekarang jika dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya 1. Lebih baik 3. Sama buruk 2. Sama baik 4. Lebih buruk (rusak) c. Apabila Rincian 705.b berkode 4, menurut pendapat Saudara apa yang menyebabkan kerusakan tersebut? 4 1. Kebakaran : 1. Ya 2. Tidak 2. Penebangan : 3. Ya 4. Tidak 3. Perambahan : 5. Ya 6. Tidak 4. Penambangan/penggalian : 7. Ya 8. Tidak 5. Lainnya : 1. Ya 2. Tidak d. Apabila Rincian 705.c.1 berkode 1, menurut Saudara apa yang menjadi penyebab kebakaran? 1. Bencana alam : 1. Ya 2. Tidak 2. Pembukaan lahan dengan pembakaran : 3. Ya 4. Tidak 3. Lainnya : 5. Ya 6. Tidak a. Apakah pernah mengalami bencana alam selama 3 tahun terakhir? 1. Ya, pernah 2. Tidak pernah langsung ke Rincian b. Apabila Rincian 706.a berkode 1, jenis bencana alam yang paling sering terjadi : 1. Banjir 4. Angin topan 6. Kekeringan 2. Tanah longsor 5. Gunung meletus 7. Lainnya 3. Gempa 707. Apakah ada kearifan lokal/hukum adat/kebiasaan untuk menjaga kelestarian hutan? 1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak tahu langsung ke Rincian

107 VII. KONDISI LINGKUNGAN (LANJUTAN) 708. Menurut Saudara, apakah kearifan lokal/hukum adat/kebiasaan tersebut perlu dipertahankan? 1 1. Ya 2. Tidak 709. Bagaimana pendapat Saudara tentang pelestarian hutan? 1. Sangat penting 2. Penting 3. Tidak penting Akses ke fasilitas umum (fasum) Jenis fasilitas umum Perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal (km) Transportasi yang biasa digunakan rumah tangga menuju fasilitas umum (1) (2) (3) 1. Angkutan bertrayek 1, Puskesmas/poliklinik/polindes 7, Pasar 0, Telepon umum/wartel/warnet 7, SD/sederajat 0, SLTP/sederajat 1, SLTA/sederajat 7, Kantor desa 0, Kantor kecamatan 7, Kantor/pos kehutanan 5, Kode Kolom (3): 1. Kendaraan umum bermotor 2. Kendaraan umum tidak bermotor 3. Kendaraan pribadi bermotor 4. Kendaraan pribadi tidak bermotor 5. Tidak menggunakan VIII. PARTISIPASI RUMAH TANGGA TERHADAP KELEMBAGAAN 801. a. Apakah ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok tani hutan binaan Kementerian Kehutanan pada saat pencacahan? 1. Ada 2. Tidak ada b. Apakah ada anggota rumah tangga yang pernah mendapat pelayanan dari kelompok tani hutan binaan Kementerian Kehutanan selama setahun yang lalu? 1. Ada 2. Tidak ada langsung ke Rincian c. Apabila Rincian 801.b berkode 1, jenis pelayanan yang pernah diterima : 1. Sarana produksi : 1. Ya 2. Tidak 2. Bimbingan teknis : 3. Ya 4. Tidak 3. Bantuan modal : 5. Ya 6. Tidak 4. Lainnya : 7. Ya 8. Tidak 7

108 VIII. PARTISIPASI RUMAH TANGGA TERHADAP KELEMBAGAAN (LANJUTAN) 802. a. Apakah ada anggota rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pelestarian hutan? 1. Ada 2. Tidak ada langsung ke Blok IX 1 b. Apabila Rincian 802.a berkode 1, jenis kegiatan pelestarian hutan apa saja yang dilakukan : 1. Pencegahan kebakaran kawasan hutan : 1. Ya 2. Tidak 2. Penyuluhan yang berhubungan dengan pelestarian hutan : 3. Ya 4. Tidak 3. Kegiatan reboisasi : 5. Ya 6. Tidak 4. Pembibitan Tanaman Keras : 7. Ya 8. Tidak 5. Pelestarian sumber daya hutan : 1. Ya 2. Tidak 6. Lainnya : 3. Ya 4. Tidak IX. KETERANGAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA 901. Penilaian Saudara tentang perkembangan tingkat kesejahteraan rumah tangga selama 3 tahun terakhir: Uraian Penilaian Tingkat Kesejahteraan Lebih baik Sama saja Lebih buruk Kode (1) (2) (3) (4) (5) a. Pendapatan rumah tangga b. Konsumsi rumah tangga untuk makanan (beras, lauk pauk, sayuran, gula,teh, kopi, dll) c. Konsumsi rumah tangga untuk non makanan (pakaian, perumahan, dll) d. Pendidikan e. Kesehatan Dimanakah biasanya melakukan pengobatan apabila ada anggota rumah tangga yang sakit? 1. Rumah sakit/puskesmas/poliklinik 4. Praktek pengobatan tradisional. 2. Praktek dokter 5. Mengobati sendiri 5 3. Praktek petugas kesehatan 6. Tidak diobati 903. Jika ada anggota rumah tangga yang masih sekolah {Blok IV Kolom (6) ada yang berkode 2}, jenis pengeluaran yang dianggap paling memberatkan : 1. Bayaran/iuran sekolah 4. Lainnya 2. Buku dan alat-alat tulis 0. Tidak ada 3. Sumbangan 2 8

109 X. PEMANFAATAN HASIL HUTAN/WISATA ALAM SELAMA SETAHUN YANG LALU Keterangan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar: Jenis hasil hutan Apakah ada anggota rumah tangga yang melakukan pemungutan hasil hutan/ penangkapan satwa liar 1. Ya 2. Tidak Satuan Volume Apabila Kolom 2 berkode 1 Persentase penggunaan (%) Dikonsumsi sendiri Dijual Lainnya Kecenderungan hasil hutan selama 3 tahun terakhir 1. Bertambah 2. Tetap 3. Berkurang 4. Habis (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) a. Kayu bakar 1 m b. Kayu pertukangan m 3 c. Getah-getahan kg d. Kulit kayu kg e. Buah-buahan 1 kg f. Biji-bijian kg g. Rotan kg h. Tumbuhan obat kg i. Kayu gaharu kg j. Ayam hutan ekor k. Babi hutan ekor l. Rusa ekor m. Satwa liar lainnya 1 ekor n. Anggrek hutan pohon o. Tumbuhan liar lainnya pohon p. Madu 1 liter q. Jamur kg r. Bambu batang s. Sarang burung walet kg t. Lainnya Apabila Rincian 1001 Kolom (2) semua berkode 2, maka langsung ke Rincian Apabila Rincian 1001 Kolom (2) ada yang berkode 1, jarak terjauh dari rumah ke lokasi pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar : (km) 5, a. Apakah ada anggota rumah tangga yang melakukan usaha dengan memanfaatkan wisata alam di kawasan hutan? 1. Ada 2. Tidak ada langsung ke Blok XI 2 9

110 X. PEMANFAATAN HASIL HUTAN/WISATA ALAM SELAMA SETAHUN YANG LALU (LANJUTAN) 1003.b. Apabila Rincian 1003.a berkode 1, usaha apa saja yang dilakukan : 1. Penjualan cindera mata : 1. Ya 2. Tidak 2. Jasa persewaan sarana wisata : 3. Ya 4. Tidak 3. Jasa pemandu wisata : 5. Ya 6. Tidak 4. Jasa akomodasi/restoran : 7. Ya 8. Tidak 5. Jasa lainnya : 1. Ya 2. Tidak \ XI. SUMBER PENDAPATAN/PENERIMAAN RUMAH TANGGA SELAMA SETAHUN YANG LALU Lapangan usaha/pekerjaan dan statusnya: Kode usaha Lapangan usaha/pekerjaan Usaha Status pekerjaan Buruh/karyawan Jumlah Kol. (3) dan (4) yang dilingkari (1) (2) (3) (4) (5) 01. Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar Penangkaran satwa/tumbuhan liar Budidaya tanaman kehutanan Pemanfaatan wisata alam Padi/palawija Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Jasa pertanian Penggalian/penambangan Industri/kerajinan Perdagangan/hotel/restoran/rumah makan Angkutan, pergudangan, dan komunikasi Sektor lain Pendapatan dan penerimaan lainnya (pensiun, bunga, bagi hasil, dll) a. Sumber pendapatan/penerimaan utama (salah satu dari kode 01 16) : Padi/palawija b. Status pekerjaan yang menghasilkan pendapatan/penerimaan utama (salah satu kode 0 s.d 2): Usaha Berapa persen (%) sumbangan pendapatan dari usaha pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar terhadap total pendapatan rumah tangga {Rincian 1101 kode usaha 01 Kolom (5) berkode 1 atau 3} : 1. < 25 persen persen persen persen persen

111 XII. PENGELUARAN RUMAH TANGGA Pengeluaran konsumsi makanan selama seminggu yang lalu (berasal dari pembelian, produksi sendiri, dan pemberian): Jenis pengeluaran Seminggu yang lalu (000 Rp) (1) (2) a. Beras, umbi-umbian, tepung, sagu, biji-bijian, dll 1 5 b. Daging segar, dingin atau beku c. Ikan segar, dingin atau beku 1 0 d. Susu, keju dan telur 1 5 e. Minyak dan lemak 1 0 f. Buah-buahan 3 g. Sayuran 8 h. Selai, madu, coklat dan kembang gula i. Produk makanan lainnya (seperti: mie instan, garam, bumbu, kecap, lada, jahe, dll) 1 5 j. Kopi, teh dan gula 1 6 k. Minuman beralkohol l. Makanan dan minuman jadi 2 0 m. Lainnya (tembakau/rokok, sirih, dll) 2 0 n. Jumlah pengeluaran makanan (a + b + c + d + e + f + g + h + i + j + k + l + m) Pengeluaran konsumsi bukan makanan (berasal dari pembelian, produksi sendiri, dan pemberian) Jenis pengeluaran Sebulan yang lalu (000 Rp) Setahun yang lalu (000 Rp) (1) (2) (3) a. Pakaian dan alas kaki b. Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya c. Furniture, peralatan rumah tangga, dan pemeliharaan rutin rumah 1 0 d. Kesehatan e. Transportasi f. Komunikasi g. Rekreasi dan kebudayaan h. Pendidikan i. Restoran dan Hotel j. Bermacam barang dan jasa k. Jumlah pengeluaran non makanan (a+b+c+d+e+f+g+h+i+j)

112 1203. Pengeluaran lainnya XII. PENGELUARAN RUMAH TANGGA (LANJUTAN) Jenis pengeluaran a. Sewa lahan dan atau bagi hasil Sebulan yang lalu (000 Rp) Setahun yang lalu (000 Rp) (1) (2) (3) b. Transfer keluar (seperti: mengirim uang, memberi beasiswa, premi asuransi,memberi hadiah, sumbangan, dll) c. Jumlah pengeluaran lainnya (a + b) XIII. PERIZINAN 1301.a. Apabila Rincian 502a (lahan kawasan hutan yang dikuasai) terisi, apakah mendapat izin? 1. Ya 2. Tidak langsung ke Rincian b. Jika Ya (Rincian 1301a berkode 1), siapa yang memberikan izin? 1. Kementerian kehutanan 3. Bupati/Walikota 5. Lurah/Kepala Desa 2. Dinas Kehutanan 4. Camat 6. Lainnya c. Jika Rincian 1301b berkode 5 atau 6, izin yang diberikan berupa: 1. Tertulis 2. Tidak Tertulis (Lisan) 1302.a. Apabila Rincian 1101 kode usaha 01 (melakukan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar) Kolom (5) berkode 1 atau 3, apakah mendapat izin? 1. Ya 2. Tidak STOP b. Jika Ya (Rincian 1302a berkode 1), siapa yang memberikan izin? 1. Kementerian kehutanan 3. Bupati/Walikota 5. Lurah/Kepala Desa 2. Dinas Kehutanan 4. Camat 6. Lainnya c. Jika Rincian 1302b berkode 5 atau 6, izin yang diberikan berupa: 1. Tertulis 2. Tidak Tertulis ( Lisan) XIV. CATATAN 12

113 LEMBAR KERJA 13

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) KATALOG BPS: 1402031 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) KATALOG BPS: 1402029 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) KATALOG BPS: 1402023 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402021 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN HORTIKULTURA TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SHR.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S)

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) Katalog: PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui sensus

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014 Laporan ditulis pada: April 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK 1 2 KATA PENGANTAR Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA SAK15.AK Dibuat 1 (satu) rangkap untuk BPS Kab/Kota SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA RAHASIA FEBRUARI I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT

HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT Katalog BPS: 5106009.91 HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Hasil Pencacahan Survei Pendapatan

Lebih terperinci

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup: Penduduk: Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 18 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA KEPENDUDUKAN UNTUK PEMBANGUNAN DATABASE KEPENDUDUKAN BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL BUKU III SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS JULI 2009 ] PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2009 KETERANGAN RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2009 KETERANGAN RUMAH TANGGA SAK09-AK Dibuat 1 (satu) rangkap untuk BPS Kab/Kota RAHASIA 1. PROVINSI SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2009 KETERANGAN RUMAH TANGGA 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN [AGUSTUS 2009] I. PENGENALAN TEMPAT

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014 Laporan ditulis pada: May 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya. Keberadaan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402035 SENSUS PERTANIAN 2013 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA PADA BLOK SENSUS TERPILIH SUBSEKTOR (ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan pembangunan bidang ekonomi diperlukan data yang lengkap

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT No. 81/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 PERSENTASE RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN YANG MENGUASAI LAHAN KAWASAN HUTAN

Lebih terperinci

ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga. BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia

ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga. BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2003 KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2003 ST03) merupakan Sensus Pertanian

Lebih terperinci

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 1.2

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN PERSENTASE RUMAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013

Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Laporan ditulis pada: November 18, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT No. 84/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN TAHUN 2014 PERSENTASE RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN YANG MENGUASAI LAHAN KAWASAN HUTAN SEBESAR 24,60

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1985 TENTANG SENSUS EKONOMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1985 TENTANG SENSUS EKONOMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1985 TENTANG SENSUS EKONOMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan pembangunan bidang ekonomi diperlukan data yang lengkap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/5/M.PAN//00 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Umum Tujuan Jadwal Dokumen yang Digunakan 2

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Umum Tujuan Jadwal Dokumen yang Digunakan 2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ii iii I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 2 1.2 Tujuan 2 1.3 Jadwal 2 1.4 Dokumen yang Digunakan 2 II. ORGANISASI LAPANGAN 5 2.1 Uraian Tugas 5 2.2 Persiapan Lapangan 8 III. TATA CARA

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM (KORTIM) SENSUS PENDUDUK 2010

PEDOMAN KOORDINATOR TIM (KORTIM) SENSUS PENDUDUK 2010 Buku 5 PEDOMAN KOORDINATOR TIM (KORTIM) SENSUS PENDUDUK 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Sensus Penduduk 2010 Mencacah Semua Penduduk dan Tiap Penduduk Hanya Sekali DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 i ii iii Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 No. Publikasi: 03210.1401 Katalog BPS: 1404007 Ukuran Buku: 18,3 x 25,6 cm Jumlah Halaman: x + 73 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik,

Lebih terperinci

SENSUS PENDUDUK 1980

SENSUS PENDUDUK 1980 SP 80 - s TANPA RANGKAP DAFTAR RUMAH TANGGA REPUBLIK INDONESIA BIRO PUSAT STATISTIK SENSUS PENDUDUK 1980 PENCACAHAN SAMPLE RAHASIA I PENGENALAN TEMPAT KODE 1. Propinsi 1 2. Kabupaten / Kotamadya *) 3 3.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SKH.S REPUBLIK INDONESIA RAHASIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi 102. Kabupaten/Kota *) 103. Kecamatan 104. Desa/Kelurahan *) 105. Klasifikasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas KATA PENGANTAR Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Oktober 2011 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Rusman Heriawan. SDKI12-Pengawas dan Editor Lapangan

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Oktober 2011 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Rusman Heriawan. SDKI12-Pengawas dan Editor Lapangan PEDOMAN PENGAWAS DAN EDITOR LAPANGAN SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 KATA PENGANTAR Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI12) merupakan SDKI yang ketujuh mengenai kondisi demografi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT ST01-MKL RAHASIA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 MONITORING KUALITAS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Uraian Nama Kode 101. Provinsi.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 ABSTRAKSI Penyelenggaraan Sensus Pertanian dilakukan oleh BPS sejak tahun 1963, artinya Sensus Pertanian 2013 (ST2013) adalah yang

Lebih terperinci

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 REPUBLIK INDONESIA WB-ATT RAHASIA 1 Kabupaten/Kota *) 2 Kecamatan 3 Desa/Kelurahan *) VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Umum

I. PENDAHULUAN. A. Umum I. PENDAHULUAN A. Umum Dalam pelaksanaan tugasnya, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral. Selain

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA SAK16.AK BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA RAHASIA 1. PROVINSI I. PENGENALAN TEMPAT FEBRUARI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 - 1 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 19/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TANGGAL : 08 Agustus 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000

PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000 PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000 1 PENDAHULUAN Cakupan Wilayah SP2000 mencakup seluruh penduduk warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara Asing (WNA) yang tinggal dalam wilayah geografis Indonesia,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Oktober 2011 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Rusman Heriawan. SDKI12-Pewawancara WUS

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Oktober 2011 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Rusman Heriawan. SDKI12-Pewawancara WUS PEDOMAN PEWAWANCARA RUMAH TANGGA DAN WANIITA USIIA SUBUR ((WUS)) SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 KATA PENGANTAR Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI12) merupakan SDKI yang

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT No. 76/12/72/Th. XVII, 23 Desember 2014 KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN TAHUN 2014 PERSENTASE RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN YANG MENGUASAI LAHAN KAWASAN HUTAN SEBESAR

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Laporan ditulis pada: December 18, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

SURVEI EVALUASI PROGRAM KEMISKINAN 2006 INTEGRASI SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) PANEL 2006

SURVEI EVALUASI PROGRAM KEMISKINAN 2006 INTEGRASI SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) PANEL 2006 RAHASIA 1 Propinsi SURVEI EVALUASI PROGRAM KEMISKINAN 2006 INTEGRASI SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) PANEL 2006 2 Kabupaten/Kota*) 3 Kecamatan 4 Desa/Kelurahan*) I. PENGENALAN TEMPAT 5 Klasifikasi

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [SUSENAS JULI 010] BUKU 3 PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pencacahan Kor DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN 2013, No.730 4 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Oktober 2011 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Rusman Heriawan. SDKI12-Pewawancara RP

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Oktober 2011 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Rusman Heriawan. SDKI12-Pewawancara RP PEDOMAN PEWAWANCARA RUMAH TANGGA DAN REMAJA PRIA ((RP)) SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 KATA PENGANTAR Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI12) merupakan SDKI yang ketujuh mengenai

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS 1 (satu) bulan ~ Notaris tidak membuat akta Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Notaris tidak membuat akta, Notaris, secara sendiri atau melalui kuasanya menyampaikan

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku II. Pedoman Pencacahan BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan bagi petugas lapangan dalam melaksanakan pengumpulan

Lebih terperinci