POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR"

Transkripsi

1 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

2

3 Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Sumatera Barat hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS Provinsi Sumatera Barat terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Padang, Juli 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Yomin Tofri, MA

4

5 Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian

6 Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

7 Diseminasi Angka Tetap Rangkaian Kegiatan ST2013 Pengolahan ST2013-L di Provinsi Diseminasi Angka Sementara ST2013 Pengolahan ST2013-P di Kabupaten/Kota Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013 Pemutakhiran ST2013-P Pencacahan ST2013-L Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL) 1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/ Coding (Coaching) Pelatihan Instruktur Daerah (INDA) Keterangan: ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian. Refreshing Instruktur Nasional (INNAS) Pembahasan Konsep dan Definisi ST2013 Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga

8

9

10 1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

11 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

12 Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

13 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

14 Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

15 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

16

17 Jumlah Usaha Pertanian Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Sumatera Barat didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat hasil ST2013 tercatat sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 9,13 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 71 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 302 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Pesisir Selatan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Pasaman Barat tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Dharmasraya tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 12,34 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga (ribu) Perusahaan

18 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Pelaku Usaha di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 [01]Kepulauan Mentawai , [02]Pesisir Selatan , , [03]Solok , , [04]Sijunjung , [05]Tanah Datar , , [06]Padang Pariaman , , [07]Agam , , [08]Lima Puluh Kota , , [09]Pasaman , [10]Solok Selatan , [11]Dharmasraya , [12]Pasaman Barat , [71]Padang , , [72]Solok , , [73]Sawah Lunto , , [74]Padang Panjang , [75]Bukittinggi , [76]Payakumbuh , , [77]Pariaman , Sumatera Barat , , Note : *) Terjadi revisi data usaha pertanian lainnya sehingga mengakibatkan perubahan jumlah usaha pertanian lainnya.

19 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

20 Jumlah Rumah Tangga (ribu) Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Sumatera Barat. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Sumatera Barat adalah di Subsektor Perkebunan dan Subsektor Tanaman Pangan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak rumah tangga. Subsektor Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga Subsektor Kehutanan adalah sebanyak rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Hortikultura, yang mencapai 28,75 persen ( rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Kehutanan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 10,27 persen (6.753 rumah tangga). Subsektor Perkebunan merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian, yaitu 7,83 persen ( rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Sumatera Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian ST2003 ST2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha

21 Jumlah Perusahaan (ribu) Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 44 perusahaan. Subsektor Hortikultura dan Perikanan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Hortikultura hasil ST2013 tercatat sama dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan, yaitu 2 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 secara total mengalami penurunan sebesar 28,28 persen, yang terjadi hanya pada Subsektor Kehutanan dan Subsektor Perkebunan. Penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Kehutanan, yang mencapai 54,55 persen (6 perusahaan), kemudian diikuti oleh Subsektor Perkebunan yang mencapai 45,68 persen (37 perusahaan). Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 250 persen (10 perusahaan), kemudian diikuti oleh Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura, masing-masing sebesar 100 persen. Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Sumatera Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan ST2003 ST2013

22 No Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Pelaku Usaha di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % ST2003 ST2013 Absolut % *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsector **) Terjadi revisi data usaha pertanian lainnya sehingga mengakibatkan perubahan jumlah usaha pertanian lainnya. Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian*) , , Subsektor 1. Tanaman Pangan , ,00 53 Padi , ,00 28 Palawija , , Hortikultura , , Perkebunan , , Peternakan , , Perikanan , Budidaya Ikan , Penangkapan Ikan , Kehutanan , , Jasa Pertanian , Dari hasil ST2013, Subsektor Peternakan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 132 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Perikanan yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 56 unit usaha. Sedangkan Subsektor Kehutanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (7 unit usaha).

23 Jumlah Rumah Tangga Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 2 hektar ( m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 46,58 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar ( m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 20,73 persen dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar ( m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 6,58 persen jika dibandingkan ST2003. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,50 0,99 hektar ( m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak rumah tangga, menurun 2,57 persen dibandingkan dengan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 1 hektar ( m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai di Provinsi Sumatera Barat ST2003 dan ST ST2003 ST2013 <

24 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai di Provinsi Sumatera Barat ST2003 dan ST2013 Perubahan No. Golongan Luas Lahan (m2) ST2003 ST2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 < , , , , , , ,84 JUMLAH ,13 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,50 0,99 hektar, yaitu sebanyak rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003, jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak adalah yang menguasai lahan dengan luas antara 0,20 0,49 hektar, yaitu sebanyak rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak rumah tangga. Angka ini mengalami peningkatan (8,03 persen) pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST2003.

25 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem di Provinsi Sumatera Barat, ST % Pengguna Lahan 57,06% Bukan Pengguna Lahan 99,39% 42,94% Pengguna Lahan Petani Gurem Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat. Dari sebanyak rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat, sebesar 99,39 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ( rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,61 persen, atau sebanyak rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 99,39 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 42,94 persennya ( rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 57,06 persen ( rumah tangga).

26 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Rumah Tangga Petani Gurem Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (7) (8) (9) (10) 1 [01]Kepulauan Mentawai , ,43 2 [02]Pesisir Selatan , ,07 3 [03]Solok , ,95 4 [04]Sijunjung , ,72 5 [05]Tanah Datar , ,23 6 [06]Padang Pariaman , ,26 7 [07]Agam , ,06 8 [08]Lima Puluh Kota , ,18 9 [09]Pasaman , ,91 10 [10]Solok Selatan , ,63 11 [11]Dharmasraya , ,01 12 [12]Pasaman Barat , ,87 13 [71]Padang , ,38 14 [72]Solok , ,19 15 [73]Sawah Lunto , ,21 16 [74]Padang Panjang , ,96 17 [75]Bukittinggi , ,02 18 [76]Payakumbuh , ,76 19 [77]Pariaman , ,25 Sumatera Barat , ,10

27 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

28 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 802,2 ribu orang petani di Sumatera Barat, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 569,24 ribu orang (70,96 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 232,97 ribu orang atau sebesar 29,04 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perkebunan yang mencapai 76,18 persen, sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Hortikultura yang mencapai 69,78 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat, ST % 71% Laki-Laki Perempuan

29 Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Sektor/Subsektor Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian*) , , ,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan , , ,00 2. Hortikultura , , ,00 3. Perkebunan , , ,00 4. Peternakan , , ,00 5. Perikanan Budidaya Ikan , , ,00 Penangkapan Ikan , , ,00 6. Kehutanan , , ,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

30 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Kelompok Umur Petani Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < ,00 0 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 JUMLAH , , ,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 644,61 ribu rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 534,70 ribu rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 17,05 juta rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun, petani utama hanya dilakukan oleh laki-laki tercatat sebesar 12 rumah tangga. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 561,71 ribu rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 12 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 82,88 ribu rumah tangga.

31 Jumlah Sapi/Kerbau (ekor) Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat Jantan Betina Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 414,11 ribu ekor, terdiri dari 326,67 ribu ekor sapi potong, 1,10 ribu ekor sapi perah, dan 86,33 ribu ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 283,39 ribu ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 130,71 ribu ekor. Kabupaten/Kota dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebanyak 83,29 ribu ekor. Sedangkan Kota Bukittinggi adalah Kabupaten/Kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (582 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak juga terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebanyak 77,54 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak terdapat di Kabupaten Solok, dengan jumlah sapi perah sebanyak 258 ekor.

32 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat No Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 [01]Kepulauan Mentawai [02]Pesisir Selatan [03]Solok [04]Sijunjung [05]Tanah Datar [06]Padang Pariaman [07]Agam [08]Lima Puluh Kota [09]Pasaman [10]Solok Selatan [11]Dharmasraya [12]Pasaman Barat [71]Padang [72]Solok [73]Sawah Lunto [74]Padang Panjang [75]Bukittinggi [76]Payakumbuh [77]Pariaman Sumatera Barat

33 Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat

34 Rata-Rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 9,63 ribu m 2, naik sebesar 106,52 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 4,96 ribu m 2. Untuk daerah kabupaten di Sumatera Barat, rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 2,24 ribu m 2, jauh lebih rendah dibandingkan dengan lahan bukan sawah yang sebesar 8,45 ribu m 2. Sedangkan di daerah kota, rata-rata luas lahan bukan sawah sebesar 2,48 ribu m 2, lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan sawah yang tercatat sebesar 2,12 ribu m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 (m 2 ) Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Kabupaten Kota

35 Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan Lahan Bukan Lahan yang dikuasai Lahan Pertanian No Kabupaten/Kota Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 [01]Kepulauan Mentawai 2 966,59 331,56 451,36 363,23 12,881,63 12,430, , , , ,50 2 [02]Pesisir Selatan 921,34 338, , ,64 3,453,34 7,427, , , , ,15 3 [03]Solok 886,07 164, , ,09 2,957,72 3,673, , , , ,64 4 [04]Sijunjung 1 523,38 345, , ,09 5,175,49 12,048, , , , ,80 5 [05]Tanah Datar 451,50 161, , ,04 1,812,05 3,193, , , , ,06 6 [06]Padang Pariaman 514,83 209, , ,90 2,736,70 4,063, , , , ,27 7 [07]Agam 399,74 191, , ,21 1,804,25 4,439, , , , ,27 8 [08]Lima Puluh Kota 704,57 190, , ,67 3,619,68 5,224, , , , ,52 9 [09]Pasaman 541,08 156, , ,12 3,781,05 7,699, , , , ,94 10 [10]Solok Selatan 1 379,13 312, , ,37 4,075,86 9,546, , , , ,17 11 [11]Dharmasraya 1 512,22 614, , ,40 8,981,76 19,162, , , , ,43 12 [12]Pasaman Barat 890,73 293, , ,36 6,191,19 12,532, , , , ,91 13 [71]Padang 194,13 195,79 146, ,15 107,56 1,982,24 253, ,39 448, ,18 14 [72]Solok 342,22 285,76 524, ,90 722,43 2,631, , , , ,41 15 [73]Sawah Lunto 482,48 146, , ,47 2,236,21 6,673, , , , ,08 16 [74]Padang Panjang 184,04 158,12 275, ,44 233,26 1,562,79 508, ,22 692, ,34 17 [75]Bukittinggi 211,00 130,68 28, ,56 171,47 1,506,55 200, ,12 411, ,79 18 [76]Payakumbuh 341,94 212,70 596, ,01 384,90 1,333,45 981, , , ,15 19 [77]Pariaman 298,63 175,96 658, ,71 1,117,58 1,695, , , , ,80 Sumatera Barat 656,89 247, , , , , , , , ,99

36 Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Sumatera Barat ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 26,19 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 1,56 ribu rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 2,42 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masingmasing sebanyak 17,19 ribu, 3,84 ribu, dan 5,54 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut Kabupaten/Kota, terlihat bahwa Kabupaten Pasaman Barat merupakan Kabupaten/Kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (9,77 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Padang Panjang merupakan Kabupaten/Kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (68 rumah tangga).

37 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 [01]Kepulauan Mentawai [02]Pesisir Selatan [03]Solok [04]Sijunjung [05]Tanah Datar [06]Padang Pariaman [07]Agam [08]Lima Puluh Kota [09]Pasaman [10]Solok Selatan [11]Dharmasraya [12]Pasaman Barat [71]Padang [72]Solok [73]Sawah Lunto [74]Padang Panjang [75]Bukittinggi [76]Payakumbuh [77]Pariaman Sumatera Barat

38 Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

39 Jumlah Rumah Tangga Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Sumatera Barat, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 28,50 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Kehutanan, yaitu sebanyak 2,01 ribu rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 27,93 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Peternakan, dan Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 2,60 ribu, 3,44 ribu, dan 2,28 ribu rumah tangga.

40 Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian (1) (2) (3) Subsektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 [01]Kepulauan Mentawai [02]Pesisir Selatan [03]Solok [04]Sijunjung [05]Tanah Datar [06]Padang Pariaman [07]Agam [08]Lima Puluh Kota [09]Pasaman [10]Solok Selatan [11]Dharmasraya [12]Pasaman Barat [71]Padang [72]Solok [73]Sawah Lunto [74]Padang Panjang [75]Bukittinggi [76]Payakumbuh [77]Pariaman Sumatera Barat

41 Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

42

43 Padi - Padi Sawah - Padi Ladang Palawija - Jagung - Kedelai - Kacang Tanah - Kacang Hijau - Ubi Kayu - Ubi Jalar - Sorgum - Gandum - Talas - Ganyong - Garut - Lainnya Rumah Tangga Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Sumatera Barat didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak rumah tangga, 90,42 persen ( ) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 18,76 persen (79.933) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST Padi Palawija

44 Jenis tanaman padi di Sumatera Barat terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST2013 dari 385 ribu rumah tangga tanaman padi di Sumatera Barat, sekitar 97,59 persen (376 ribu) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 2,61 persen (10 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 301 ribu hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 295 ribu hektar dan padi ladang seluas enam ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,79 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar 0,60 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, jagung merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Sumatera Barat diikuti oleh komoditas ubi kayu dan ubi jalar. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 44,73 persen (35 ribu), 30,33 persen (24 ribu), dan 13,18 persen (10 ribu). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah ganyong dan sorgum. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 41 ribu hektar luas tanam palawija, sekitar 77,85 persen (31 ribu hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas kedelai yang hanya seluas 181 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,53 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,89 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ubi jalar yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,17 hektar per rumah tangga tanaman ubi jalar.

45 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) Tanaman Pangan* ,28 Padi** ,65 Padi Sawah ,90 Padi Ladang ,03 Palawija** ,58 Jagung ,52 Kedelai ,96 Kacang Tanah ,17 Kacang Hijau ,30 Ubi Kayu ,77 Ubi Jalar ,31 Sorgum ,20 Gandum 0 0 0,00 Talas ,23 Ganyong ,00 Garut 0 0 0,00 Lainnya ,47 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. (4)

46 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 376 ribu rumah tangga usaha tanaman padi sawah, sekitar 60,24 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 2,61 persen, sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 37,15 persen. Sementara itu untuk tanaman padi ladang, dari 10 ribu rumah tangga, hanya 12,50 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 3,53 persen, sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 83,97 persen. Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Padi Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual (1) (2) (3) (4) (5) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

47 Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija jenis tanaman jagung (86,29 persen) menjual seluruh hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual sebagian hasil panen tanaman jagungnya ada sekitar 10,08 persen, sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen tanaman jagungnya adalah sebesar 3,63 persen. Karakteristik penjualan hasil panen ini juga berlaku pada semua komoditas palawija. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 96,74 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak 0,46 persen rumah tangga menebaskan padinya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padinya hanya sekitar 0,20 persen dari rumah tangga padi keseluruhan. Untuk tanaman padi ladang, 70,98 persen rumah tangga memaanen sendiri padinya. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 9 ribu rumah tangga untuk tanaman padi sawah, 2 ribu rumah tangga untuk tanaman padi ladang, baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Padi Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah Padi Ladang

48 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman palawija jagung yang memanen sendiri panennya mencapai 78,44 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. ST2013 mencatat bahwa sebesar 2,99 persen rumah tangga menebaskan tanaman jagungnya, sedangkan yang mengijonkan tanaman palawijanya hanya sekitar 0,35 persen. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman palawija jagung yang tidak/belum panen ada sebanyak 7,31persen rumah tangga. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah kacang tanah. Sebanyak 12,07 persen rumah tangga yang menanam kacang tanah belum panen pada periode Mei 2012 April Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Dipanen Jenis Tanaman Dipanen Muda Jumlah Bentuk Lain Dipanen Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

49 Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Kabupaten Pesisir Selatan (11,98 persen), Kabupaten Tanah Datar (11,06 persen), dan Kabupaten Lima Puluh Kota (10,90 persen). Kabupaten Pesisir Selatan selain sebagai sentra utama padi, kabupaten ini juga merupakan sentra komoditas jagung (16,46 persen). Sentra utama tanaman jagung di Sumatera Barat terdapat di Kabupaten Pasaman Barat (32,87 persen. Sementara itu, untuk komoditas ubi kayu, yang menjadi sentra produksi ubi kayu adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai (18,28 persen). Sentra utama tanaman ubi jalar di Sumatera Barat terdapat di Kabupaten Agam (26,11 persen).

50 No Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Tanaman Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 [01]Kepulauan Mentawai [02]Pesisir Selatan [03]Solok [04]Sijunjung [05]Tanah Datar [06]Padang Pariaman [07]Agam [08]Lima Puluh Kota [09]Pasaman [10]Solok Selatan [11]Dharmasraya [12]Pasaman Barat [71]Padang [72]Solok [73]Sawah Lunto [74]Padang Panjang [75]Bukittinggi [76]Payakumbuh [77]Pariaman Sumatera Barat *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

51 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

52

53 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (33,12 ribu rumah tangga atau sekitar 12,68 persen dari total rumah tangga hortikultura). Selain cabai besar, cabai rawit dan bawang merah juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka, diikuti dengan tanaman mentimun suri dan stroberi. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan mawar tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai besar, sedangkan yang terkecil adalah tanaman temulawak. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Sumatera Barat terletak pada jenis tanaman cabai besar. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga, maka tanaman bawang merah adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah temulawak.

54 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Mentimun Suri ,00 Semangka ,00 Stroberi ,00 Bawang Bombay ,00 Bawang Daun/Prei ,00 Bawang Merah ,00 Bawang Putih ,00 Bayam ,00 Brokoli ,00 Buncis ,00 Cabai Besar ,00 Cabai Rawit ,00 Jamur ,00 Kacang Merah ,00 Kacang Kapri ,00 Kacang Panjang ,00 Kailan ,00 Kangkung ,00 Kembang Kol ,00 Kentang ,00 Kubis ,00 Labu Siam ,00 Lobak ,00 Ketimun ,00 Oyong/Gambas ,00 Pak Choi ,00 Paria/Pare ,00 Petsai/Sawi Putih ,00 Sawi ,00 Seledri ,00 Slada ,00

55 Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Terung ,00 Tomat ,00 Wortel ,00 Jahe ,00 Keji Beling ,00 Kencur ,00 Kunyit ,00 Kumis Kucing ,00 Lengkuas ,00 Temulawak ,00 Anggrek ,00 Aglaoenema ,00 Kamboja Jepang/Adenium ,00 Mawar ,00 Melati ,00 Nanas-Nanasan/Bromelia ,00 Palm ,00 Pakis-Pakisan ,00 Talas-Talasan ,00 Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (107,15 ribu rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 66,49 ribu rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman durian. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman daun ungu merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (12 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah kapulaga dan yang terkecil adalah bambu hias. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak

56 adalah tanaman pisang, diikuti dengan tanaman jeruk siam/keprok dan pepaya. Untuk tanaman sayuran tahunan, jengkol merupakan jenis tanaman yang paling banyak yang sudah berproduksi. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan anthurium bunga tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah kapulaga sedangkan yang terkecil adalah tanaman apel. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah markisa, sedangkan yang terkecil adalah tanaman apel dan blimbing wuluh. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dikel ola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat pohon ,00 Anggur 22 pohon ,00 Apel 26 pohon ,00 Belimbing 456 pohon ,00 Buah naga 496 pohon ,00 Buah nona/srikaya 64 pohon ,00 Cempedak pohon ,00 Duku/langsat pohon ,00 Durian pohon ,00 Jambu air pohon ,00 Jambu biji pohon ,00 Jambu bol 927 pohon ,00 Jeruk siam/keprok pohon ,00 Jeruk besar 529 pohon ,00 Kedondong pohon ,00 Lengkeng 484 pohon ,00 Mangga pohon ,00 Manggis pohon ,00

57 Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Markisa pohon ,00 Matoa buah 198 pohon ,00 Nangka pohon ,00 Nenas rumpun ,00 Pepaya pohon ,00 Pisang rumpun ,00 Rambutan pohon ,00 Salak 526 rumpun ,00 Sawo pohon ,00 Sirsak pohon ,00 Sukun 755 pohon ,00 Terong brastagi 418 pohon ,00 Blimbing wuluh 65 pohon ,00 Jengkol pohon ,00 Kluwih 36 pohon ,00 Melinjo pohon ,00 Petai pohon ,00 Daun ungu 12 m ,00 Kapulaga m ,00 Mahkota dewa 108 m ,00 Mengkudu/pace 100 m ,00 Salam 63 m ,00 Sereh m ,00 Sembung 103 m ,00 Sirih 90 m ,00 Anthurium bunga 62 m ,00 Anthurium daun 99 m ,00 Bambu hias 16 m ,00 Bougenvillea spp 40 m ,00 Caladium 33 m ,00 Kaktus 45 m ,00 Soka/ixora 16 m ,00

58 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 261,30 ribu rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Solok (38,27 ribu rumah tangga). Selain di Kabupaten Solok, pada sebagian besar kabupatenkabupaten di Sumatera Barat juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar. Kabupaten tersebut di antaranya adalah Kabupaten Tanah Datar dengan persentase sebesar 14,15 persen dan Kabupaten Lima Puluh Kota dengan persentase 12,79 persen. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki jumlah rumah tangga hortikultura terkecil adalah Kota Solok dengan persentase sebesar 0,31 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 74,61 persen (194,96 ribu rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (786 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya, karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan. ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 73,83 (192,92 ribu rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 29,31 ribu rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Pesisir Selatan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak, yaitu sebesar 6,81 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Tanah Datar (55 rumah tangga), sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Solok (3,12 ribu rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 261,30 ribu rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 80,97 ribu rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 2,04 ribu rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 11,10 ribu rumah

59 Pisang Mangga Durian Rambutan Duku Cabai Rawit Cabai Besar Kacang Panjang Kunyit Jahe Jumlah Rumah Tangga tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Sumatera Barat dengan 522 rumah tangga. Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Pesisir Selatan merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (762 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak ditemui di Kabupaten Solok (21,79 ribu rumah tangga). Kabupaten Solok juga merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbanyak (2,22 ribu rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbesar terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura di Provinsi Sumatera Barat, ST Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim Jenis Tanaman Hortikultura

60 Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim Menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Kelompok Tanaman Hortikultura Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

61 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, cabai, dan mangga merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 107,15 ribu; 48,05 ribu; dan 26,67 ribu rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap kabupaten/kota di Sumatera Barat, usaha tanaman pisang terpusat di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan jumlah rumah tangga pengelola sebanyak 19,66 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Tanah Datar, mencapai 6,64 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Tanah Datar. Dari 20,09 ribu rumah tangga usaha tanaman mangga, 18,53 persen berada di Kabupaten Tanah Datar, 14,87 persen di Kabupaten Pesisir Selatan, dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten/kota. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat Sumatera Barat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Tanah Datar dan Solok. Sedangkan untuk sentra rumah tangga usaha tanaman bawang merah dan kentang berada di Kabupaten Solok. Rumah tangga usaha tanaman kunyit dan anggrek paling banyak dijumpai masing-masing di Kabupaten Solok dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

62 Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

63 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai, bawang merah, dan kentang merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 70,73 juta m 2, 44,64 juta m 2, dan 6,47 juta m 2. Tanaman hortikultura di Sumatera Barat berdasarkan hasil ST2013 tidak semua menyebar secara merata, terlihat bahwa usaha tanaman pisang terpusat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Lima Puluh Kota, dengan jumlah tanaman terbesar terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai (1,61 juta tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Tanah Datar mencapai 508,18 ribu tanaman dan di Kabupaten Pasaman Barat mencapai 277,93 ribu tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari 188,44 ribu tanaman mangga, 37,14 persennya berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 15,78 persen di Kabupaten Tanah Datar, dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Tanaman cabai dan bawang merah relatif luas dan menyebar di semua kabupaten/kota. Hal ini mengingat tanaman cabai dan bawang merah sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai berdasarkan besarnya luas tanam terdapat di Kabupaten Tanah Datar dan sentra tanaman bawang merah berada di Kabupaten Solok. Tanaman kentang dan kunyit juga paling banyak ditemui di Kabupaten Solok, sedangkan tanaman anggrek paling banyak dijumpai di Kabupaten Agam dan Kota Padang dengan luas tanam masing-masing sebesar 9,13 ribu m 2 dan 5,04 ribu m 2.

64 Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

65 Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

66

67 Jumlah Rumah Tangga Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Sumatera Barat sebanyak rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Sumatera Barat berada di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak rumah tangga. Kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan tanaman tahunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak rumah tangga dan Kabupaten Pasaman Barat sebanyak rumah tangga. Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Kabupaten Lima Puluh Kota ( rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Agam (3.629 rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST Perkebunan Tahunan Semusim Tahunan dan Jenis Tanaman Perkebunan Semusim

68 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

69 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Sumatera Barat berturut-turut adalah kakao ( rumah tangga), kelapa ( rumah tangga), karet ( rumah tangga), kelapa sawit ( rumah tangga), pinang ( rumah tangga), dan cengkeh ( rumah tangga). Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kakao adalah Kabupaten Lima Puluh Kota ( rumah tangga), diikuti Kabupaten Tanah Datar ( rumah tangga). Kelapa paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Padang Pariaman ( rumah tangga), diikuti Kabupaten Lima Puluh Kota ( rumah tangga). Tanaman karet paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Sijunjung ( rumah tangga), diikuti Kabupaten Pasaman ( rumah tangga). Kelapa sawit banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pasaman Barat ( rumah tangga) dan Kabupaten Pesisir Selatan ( rumah tangga). Pinang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lima Puluh Kota ( rumah tangga), diikuti Kabupaten Sijunjung (9.412 rumah tangga). Cengkeh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Solok ( rumah tangga) dan Kabupaten Tanah Datar ( rumah tangga).

70 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kakao Kelapa Karet Kelapa Sawit Pinang Cengkeh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

71 Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Sumatera Barat berturut-turut adalah tebu (8.025 rumah tangga), nilam (2.210 rumah tangga), tembakau (908 rumah tangga) dan sereh wangi (105 rumah tangga). Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan Tebu adalah Kabupaten Agam (3.496 rumah tangga), diikuti Kabupaten Tanah Datar (1.228 rumah tangga). Nilam paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Mentawai (1.578 rumah tangga), diikuti Kabupaten Pasaman Barat (425 rumah tangga). Tembakau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lima Puluh Kota (563 rumah tangga) dan diikuti Kabupaten Agam (128 rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kota Sawahlunto (55 rumah tangga) dan diikuti Kabupaten Kepulauan Mentawai (22 rumah tangga).

72 Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Nilam Tembakau Sereh Wangi (1) (2) (3) (4) (5) (6) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

73 Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah karet, yakni sebanyak 72,18 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Sijunjung. Populasi terbesar kedua adalah tanaman gambir, yaitu sebanyak 50,07 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan. Tanaman kelapa sawit menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 21,10 juta pohon. Kelapa sawit paling banyak berada di Kabupaten Pasaman Barat 7,81 juta pohon, Kabupaten Pesisir Selatan 3,93 juta pohon dan Kabupaten Dharmasraya 3,84 juta pohon. Selain tanaman karet, gambir,dan kelapa sawit, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas kakao (20,14 juta pohon), kopi (6,92 juta pohon), dan kelapa (4,24 juta pohon). Komoditas kakao banyak diusahakan di Kabupaten Lima Puluh Kota (3,84 juta pohon), kopi banyak diusahakan di Kabupaten Solok Selatan (2,56 juta pohon) dan kelapa banyak diusahakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai (1,34 juta pohon) dan Kabupaten Padang Pariaman (1,26 juta pohon).

74 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Gambir Kelapa Sawit Kakao Kopi Kelapa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

75 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kakao Kelapa Sawit Kayu Manis Gambir Kopi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

76 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 40,08 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman kakao yang belum berproduksi adalah sebesar 29,18 persen, dan proporsi tanaman gambir yang belum berproduksi sebesar 3,14 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 25,54 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Sijunjung sebanyak 5,24 juta pohon, kemudian terbanyak kedua adalah di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 4,24 juta pohon. Jumlah pohon kakao yang belum berproduksi adalah sebanyak 5,03 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kepulauan Mentawai sebanyak 1,13 juta pohon. Selain karet dan kakao, pohon gambir juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Sumatera Barat. Jumlah pohon gambir yang belum berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 1,5 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 1,05 juta pohon. Selain di Kabupaten Lima Puluh Kota pohon gambir yang belum berproduksi dapat ditemui di Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman dan Kota Padang.

77 Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Gambir Karet Kelapa Sawit Kakao Kopi Kelapa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

78 Agak berbeda dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas gambir, karet, dan kelapa sawit. Jumlah pohon gambir yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 46,31 juta pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 39,26 juta pohon dan Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 4,93 juta pohon. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 38,18 juta pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 11,32 juta pohon dan di Kabupaten Sijunjung sebanyak 7,53 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Padang Panjang dengan jumlah 3 ribu pohon. Selain gambir dan karet, pohon kelapa sawit juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 14,61 juta pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Pasaman Barat, yaitu sebanyak 5,51 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kakao yang sudah berproduksi paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 2,75 juta pohon dan paling sedikit di Kota Padang Panjang sebanyak 2,27 ribu pohon, dengan jumlah pohon kakao yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 12,20 juta pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Sumatera Barat (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 135 ribu hektar. Meskipun rumah tangga di Sumatera Barat paling banyak mengusahakan kakao, namun demikian luas tanaman kakao secara keseluruhan bukan yang paling besar (hanya 26,92 ribu hektar) dan begitu pula ratarata luas tanamannya tidak begitu besar, yaitu hanya sekitar 0,15 hektar per rumah tangga.

79 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Karet Kakao Kelapa Gambir Kopi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

80 Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Nilam Tembakau Sereh Wangi (1) (2) (3) (4) (5) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang Pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

81 Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Jumlah rumah tangga Yang Diusahakan/ Yang Belum Yang Sudah Dikelola Berproduksi Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemenyan Kemiri Kemiri Sunan Kenanga Kina Kopi Lada Lontar Murbai Panili/Vanili Pala Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu Soga Teh

82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 Rata-Rata Luas Tanaman/Luas ) Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau ,97 Asam Jawa ,27 Cengkeh ,49 Gambir ,04 Jambu Mete ,24 Jarak Pagar ,33 Kakao ,76 Kapok ,56 Karet ,77 Kayu Manis ,69 Kelapa Sawit ,24 Kelapa ,06 Kemenyan 6 0 0,00 Kemiri ,22 Kemiri Sunan 6 0 0,00 Kenanga ,82 Kina ,08 Kopi ,94 Lada ,74 Lontar 9 0 0,00 Murbai 1 0 0,00 Panili/Vanili 4 0 0,00 Pala ,21 Pandan Anyaman ,43 Pinang/Jambe ,94 Sagu ,58 Soga 2 0 0,00 Teh ,01 Abaca/Manila ,00 Akar Wangi 2 9 4,50 Jute ,33 Kapas ,06 Nilam ,65 Rosela ,57 Sereh Wangi ,96 Tebu ,21 Tembakau ,73

83 Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

84

85 Jumlah Rumah Tangga Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak ketiga (280,25 ribu rumah tangga) setelah Subsektor Tanaman Pangan. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST Jenis Ternak

86 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

87 Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

88 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Ternak yang Diusahakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

89 Tabel 27 Populasi Ternak yang Dipelihara oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

90 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Dipelihara oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

91 Populasi Ternak (ribu ekor) Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 138,08 ribu rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah domba, sebanyak 163 rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 121,28 ribu rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Provinsi Sumatera Barat, sapi potong merupakan ternak paling banyak dipelihara, tercatat sebanyak 320,04 ribu ekor populasi sapi potong yang dipelihara. Untuk jenis unggas, ayam ras pedaging paling banyak dipelihara sebanyak 40,46 juta ekor. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST Jenis Ternak

92 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

93

94

95 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak rumah tangga. Sebanyak 875 rumah tangga pertanian di Subsektor Perikanan mengusahakan kegiatan budidaya ikan sekaligus penangkapan ikan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan budidaya ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu bukan ikan hias dan ikan hias. Untuk kelompok bukan ikan hias, budi daya ikan laut belum berkembang dengan baik. Budidaya ikan air laut dengan jenis ikan utama adalah kerapu bebek terlihat mendominasi kegiatan budidaya ikan. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan kerapu bebek sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 35 rumah tangga. Selain Ikan Kerapu Bebek,Ikan Nila merupakan jenis ikan utama pada kegiatan budidaya ikan di tambak/air payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 54 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di air tawar, Ikan Nila juga merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak rumah tangga. Untuk kelompok ikan hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Mas Koki dan Ikan Koi. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Mas Koki dan Ikan Koi sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 16 rumah tangga.

96 Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kerapu Bebek 35 Nila 54 Nila Mas Koki 16 Kerapu Karang 10 Mujair 4 Gurami Koi 16 Kepiting 5 Udang Putih 3 Mas Cupang/Betta Laga 3 Udang Barong/ Udang Karang 5 Bandeng 1 Lele Arowana (Green) 2 Tembang 3 Kerapu Karang 1 Mujair 989 Plati Variatus 2 Kerapu Sunu 1 Patin 785 Tiger Ceplok 1 Kuro/Senangin 1 Tawes 256 Tanaman Hias laut (Aquatic Plant) 1 Tongkol Abu-abu 1 Bawal Air Tawar 79 Udang Putih/ Jerbung 1 Belut 34 Udang Ratu/ Raja 1 Gabus 28

97 Apabila ditinjau menurut kabupaten/kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan daerah yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak ( rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Padang Pariaman yang tercatat memiliki sebanyak rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 176 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha budidaya bukan ikan hias di Sumatera Barat, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di kolam/air tawar. Tercatat sebanyak rumah tangga di Sumatera Barat mengusahakan budidaya ikan di kolam/air tawar, sedangkan sebanyak rumah tangga di Sumatera Barat mengusahakan budidaya ikan di perairan umum. Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan daerah yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di kolam/air tawar, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Agam paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan jumlah rumah tangga sebanyak rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 51 rumah tangga usaha budidaya ikan hias. Usaha budidaya ikan hias di Sumatera Barat paling banyak diusahakan di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 14 rumah tangga (27,45 persen). Selain Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Dharmasraya merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 9 rumah tangga (17,65 persen). Sedangkan daerah yang sama sekali tidak ada mengusahakan budidaya ikan hias adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Solok Selatan, dan Kota Pariaman.

98 Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

99 Jumlah Rumah Tangga Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya di Provinsi Sumatera Barat, ST Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan

100 Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Di Laut Di Tambak/Air Payau Di Kolam/Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai 43,92 164,25 91,35 0,00 0,00 0,00 [02] Pesisir Selatan ,57 409,38 318,21 465,27 246,40 0,00 [03] Solok 0, ,40 113, ,42 137,76 3,00 [04] Sijunjung 0,00 0,00 118, ,07 32,00 0,00 [05] Tanah Datar 0,00 0,00 149, , ,71 6,00 [06] padang pariaman 0,00 0,00 292,58 0,00 353,33 0,00 [07] Agam 0, ,12 295, ,92 316, ,33 [08] Lima Puluh Kota 0,00 0,00 224, , ,28 413,57 [09] Pasaman 0,00 0, ,69 860,23 408,15 0,00 [10] Solok Selatan 0,00 0,00 191,19 503,96 100,00 0,00 [11] Dharmasraya 0,00 0,00 486,37 921,70 634,85 18,11 [12] Pasaman Barat 98,80 0,00 237, ,99 228,22 62,50 [71] Padang 205,20 813,67 307, ,82 605,05 159,43 [72] Solok 0,00 641,25 161,48 270,00 105,00 4,00 [73] Sawah Lunto 0,00 0,00 96, ,13 54,71 12,00 [74] Padang Panjang 0,00 0,00 155,03 0,00 6,00 64,50 [75] Bukittinggi 0,00 0,00 240,04 790,50 912,00 40,00 [76] Payakumbuh 0,00 0,00 232,59 879,71 36,00 2,50 [77] Pariaman 0,00 0,00 200,15 0,00 0,00 0,00 Sumatera Barat 4 715,22 909,25 500, ,01 331,95 209,47

101 Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di sawah, yaitu sebesar 1.939,01 m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata-rata luas baku sebesar 331,92 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 209,47 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha budidaya ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa di Provinsi Sumatera Barat, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Gurame, Ikan Mas, dan Ikan Lele. Sedangkan Ikan Kakap, Udang windu, Udang Vaname, dan rumput laut tidak ada diusahakan oleh rumah tangga di Provinsi Sumatera Barat. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan Nila, Gurame, Ikan Mas, dan Lele adalah masing-masing sebanyak rumah tangga, rumah tangga, rumah tangga, dan rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Lima Puluh Kota tercatat sebagai daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Komoditas Ikan Gurame paling banyak ditemui di Kabupaten Padang Pariaman, yaitu sebanyak rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Mas paling banyak ditemui di Kabupaten Pasaman yaitu sebanyak rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan jumlah rumah tangga sebanyak rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Patin banyak diusahakan Kabupaten Lima Puluh Kota (263 rumah tangga) dan Kabupaten Tanah Datar (197 rumah tangga). Sedangkan Ikan Kerapu banyak diusahakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai (22 rumah tangga) dan Kabupaten Pesisir Selatan (19 rumah tangga).

102 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Udang Windu Udang Vaname (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat Rumput Laut

103 Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, di Provinsi Sumatera Barat budi daya ikan hias belum berkembang dengan baik, karena hanya terdapat beberapa rumah tangga yang mengusahakannya. Namun terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan, yaitu Ikan Koi, Mas Koki, Cupang dan Arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah Ikan Koi dan Ikan Mas Koki, yang masing-masingnya sebanyak 16 rumah tangga. Daerah yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan Koi sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 6 rumah tangga. Sedangkan Ikan Mas Koki paling banyak diusahakan di Kota Bukittinggi, yaitu juga sebanyak 6 rumah tangga. Selain Ikan Koi, Ikan Cupang merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 3 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis Cupang sebagai jenis ikan utama. Budidaya Ikan Cupang ini hanya terdapat di Kota Padang (2 rumah tangga) dan Kota Payakumbuh (1 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah Ikan Arowana, yaitu sebanyak 2 rumah tangga mengusahakan Ikan Arowana dan kedua rumah tangga tersebut terdapat di Kabupaten Dharmasraya.

104 Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama di Provinsi Sumatera Barat,ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

105 Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

106 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 264 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau per masing-masing kabupaten/kota, Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah dengan rumah tangga usaha penangkapan ikan terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan Kota Bukittinggi merupakan daerah yang tidak memiliki rumah tangga usaha Penangkapan. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang memiliki potensi usaha penangkapan ikan di laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 48,72 persen jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut Provinsi Sumatera Barat. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Solok merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 590 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 15,36 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Provinsi Sumatera Barat. Selain Kabupaten Solok daerah dengan usaha penangkapan ikan di perairan umum yang termasuk besar adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai (511 rumah tangga/13,31 persen), dan Kabupaten Agam (532 rumah tangga / 13,85 Persen).

107 Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaetn/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

108 Jumlah Rumah Tangga Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan di Provinsi Sumatera Barat, ST Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum Jenis Penangkapan Ikan

109 Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa perahu tanpa motor merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan di laut, yaitu digunakan oleh sebanyak unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang tanpa menggunakan kapal/perahu menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 362 unit usaha. Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu tanpa motor sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan tanpa perahu merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan tanpa perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor tempel merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 174 unit usaha. Kabupaten Pasaman Barat merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan tanpa perahu, yaitu sebanyak 313 unit usaha.

110 Kabupaten/Kota Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kapal Motor Perahu Motor Tempel Di Laut Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu Kapal Motor Di Perairan Umum Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] Padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

111 Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Indonesia adalah jenis jaring. Sebanyak unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 134 unit usaha. Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak unit usaha. Sama halnya dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis jaring. Sebanyak 942 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 533 unit usaha. Kabupaten Agam merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 253 unit usaha.

112 Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

113 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

114

115 Rumah Tangga (ribu) Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 59,02 ribu rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 51,08 ribu rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya di Provinsi Sumatera Barat, ST Subsektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan Jenis Budi Daya

116 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Jenis Kegiatan Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar Menangkap Satwa Liar (1) (2) (3) (4) (5) Memungut Hasil Hutan [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat (6)

117 Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 8,69 ribu rumah tangga. Kabupaten yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Tanah Datar dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak 7,8 ribu rumah tangga. Kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Solok yang tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 70 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Selain Kota Solok, Kota Bukittinggi juga merupakan kabupaten/kota kedua yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 129 rumah tangga. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (51,08 ribu rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Sumatera Barat. Sebanyak 9,49 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan, yaitu sebanyak 4,18 ribu rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 1,4 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Sumatera Barat. Seperti halnya kegiatan pemungutan hasil hutan, ternyata Kabupaten Kepulauan Mentawai juga merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 338 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 233 rumah tangga usaha kehutanan di Sumatera Barat mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Solok Selatan tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 54 rumah tangga.

118 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Rotan ,00 Suren ,00 Mahoni ,00 Bambu ,00 Jati ,00 Bayur ,00 Sengon/Jeunjing/Albazia ,00 Pinus ,00 Gaharu ,00 Trembesi ,00 Cempaka ,00 Meranti ,00 Jabon ,00 Medang ,00 Akasia ,00 Kayu Putih ,00 Sungkai ,00 Cemara Kayu ,00 Damar ,00 Kruing ,00 Mindi ,00 Johar ,00 Cendana ,00 Mersawa ,00 Rimba Campuran ,00 Lamtoro ,00

119 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Rotan ,00 Mahoni ,00 Suren ,00 Jati ,00 Gaharu ,00 Jabon ,00 Bayur ,00 Sengon/Jeunjing/Albazia ,00 Trembesi ,00 Cempaka ,00 Meranti ,00 Bambu ,00 Kayu Putih ,00 Akasia ,00 Kruing ,00 Cemara Kayu ,00 Sungkai ,00 Mersawa ,00 Medang ,00 Pilang ,00 Kenari ,00 Lamtoro ,00 Damar ,00 Palapi ,00 Pinus ,00 Cendana ,00

120 . Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Rotan Suren Mahoni Bambu Jati Bayur Sengon Pinus Gaharu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai [02] Pesisir Selatan [03] Solok [04] Sijunjung [05] Tanah Datar [06] padang pariaman [07] Agam [08] Lima Puluh Kota [09] Pasaman [10] Solok Selatan [11] Dharmasraya [12] Pasaman Barat [71] Padang [72] Solok [73] Sawah Lunto [74] Padang Panjang [75] Bukittinggi [76] Payakumbuh [77] Pariaman Sumatera Barat

121 Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman rotan. Dimana tanaman rotan tesebut sangat banyak digunakan untuk bahan baku mebel karena lebih ringan, kuat dan elastis bila dibandingkan dengan kayu. Sebanyak 1,5 juta tanaman rotan diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Sumatera Barat. Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman rotan sebanyak 1,49 juta tanaman rotan (99,7 persen). Selain Kabupaten Kepulauan Mentawai terdapat 4 daerah lain yang menghasilkan tanaman rotan yaitu: Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Sijunjung. Tanaman Suren yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Sumatera Barat sebanyak 553,5 ribu tanaman. Kabupaten Solok Selatan merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman suren. Sebanyak 136,3 ribu tanaman jati (24,6 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kabupaten Dharmasraya memiliki jumlah tanaman suren paling sedikit, yaitu sebanyak 17 tanaman (0,003 persen). Tanaman Mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman Suren. Tanaman mahoni yang diusahakan di Sumatera Barat sebanyak 480,7 ribu tanaman. Kabupaten Tanah Datar merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 104,4 ribu tanaman mahoni (21,72 persen) diusahakan di Kabupaten Tanah Datar. Sebaliknya, Kota Pariaman memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 136 tanaman (0,028 persen). Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Sumatera Barat, tercatat diusahakan sebanyak 343,2 ribu tanaman. Seperti halnya tanaman rotan, Kabupaten Kepulauan Mentawai juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 307,5 ribu tanaman bambu (89,6 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pariaman memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 21 tanaman (0,006 persen). Tanaman Jati yang merupakan tanaman yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Sumatera Barat sebanyak 319,3 ribu tanaman. Kabupaten Solok kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak 48,1 ribu tanaman jati (15,0 persen) diusahakan di kabupa-

122 ten tersebut. Sebaliknya, Kota Bukittinggi memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak 309 tanaman (0,097 persen). Tanaman Bayur tercatat sebanyak 123,4 ribu tanaman diusahakan di Sumatera Barat. Kabupaten Padang Pariaman merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Bayur. Sebanyak 70,4 ribu tanaman Bayur (57,1 persen) diusahakan di Kabupaten Padang Pariaman. Sebaliknya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Dharmasraya dan Kota Pariaman sama sekali tidak memiliki tanaman Bayur. Tanaman Sengon/Jeunjing/Albazia saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Sumatera Barat, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu tercatat sebanyak 64,3 ribu tanaman. Kota Padang merupakan kota yang paling banyak mengusahakan tanaman Sengon/Jeunjing/Albazia. Sebanyak 20,1 ribu tanaman Sengon/Jeunjing/Albazia (31,27 persen) diusahakan di Kota Padang. Sebaliknya, Kota Solok, Kota Padang Panjang dan Kota Bukittinggi sama sekali tidak memiliki tanaman jabon. Tanaman Pinus merupakan tanaman yang juga banyak diusahakan di Sumatera Barat, dan biasanya digunakan getahnya untuk bahan baku industri cat tercatat sebanyak 61,0 ribu tanaman. Kabupaten Tanah Datar merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Pinus. Sebanyak 55,2 ribu tanaman Pinus (90,55 persen) diusahakan di Kabupaten Tanah Datar. Selain di Kabupaten Tanah Datar Tanaman Pinus hanya diusahakan di kabupaten Kepuluan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Sawahlunto. Tanaman Gaharu yang diusahakan di Sumatera Barat tercatat sebanyak 32,8 ribu tanaman. Kabupaten Sijunjung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Gaharu. Sebanyak 9,3 ribu tanaman Gaharu (28,35 persen) diusahakan di Kabupaten Sijunjung. Sebaliknya, Kota Bukittinggi sama sekali tidak memiliki tanaman gaharu.

123 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

124

125 Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (40,43 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama yang berasal dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 41,02 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman perkebunan. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman hortikultura dan usaha peternakan masing-masing sebanyak 9,68 persen dan 3,36 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti budidaya ikan, penangkapan ikan, dan usaha di subsektor kehutanan sebagai sumber pendapatan utama masing-masing kurang dari 1 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian, Provinsi Sumatera Barat SPP2013 Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija ,43 Tanaman Horti-kultura ,68 Tanaman Perkebunan ,02 Peternakan ,36 Budidaya ikan di laut 0 0,00 Budidaya ikan di tambak/air payau 0 0,00 Budidaya ikan di kolam air tawar ,92 Budidaya ikan di sawah 557 0,16 Budidaya ikan di perairan umum 358 0,10 Budidaya ikan hias 0 0,00 Penang-kapan ikan di laut ,03 Penang-kapan ikan di perairan umum 931 0,26 Tanaman Kehutanan 206 0,06 Penang-karan Satwa/ Tumbuhan Liar 0 0,00 Pemungu-tan hasil hutan/ Penang-kapan satwa liar ,69 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman ,29 Jumlah ,00

126 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Secara umum, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 30,54 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,54 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 13,33 juta per rumah tangga per tahun (43,64%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 5,7 juta per rumah tangga per tahun (18,68%). Tabel 42 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian ,73 43,64 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 4 Buruh Pertanian 5 Buruh di Luar Pertanian 5 704,24 18, ,45 6, ,91 9, ,83 21,22 Jumlah ,16 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 3,04 juta per rumah tangga per tahun (9,96%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 6,48 juta per rumah tangga per tahun (21,22%).

127 Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 1,99 juta per rumah tangga per tahun (6,50%). Gambar 32 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan disawah adalah sebesar Rp 50,98 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari kegiatan budidaya ikan di perairan umum yaitu sebesar Rp 45,49 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya juga berasal dari usaha di sektor pertanian, Rp 34,90 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari luar sektor pertanian usaha pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dan lain-lain yakni sebesar Rp 4,22 juta per rumah tangga per tahun.

128 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Sumatera Barat sebesar 13,33 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Perkebunan, yaitu sebesar 5,6 juta rupiah setahun atau sekitar 41,76 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Tanaman Padi sebesar 3,15 juta rupiah (23,66 %), Hortikultura sebesar 1,6 3 juta rupiah (12,26 %), Palawija sebesar 433 ribu rupiah (3,26 %), Jasa Pertanian/Pembibitan Tanaman sebesar 370 ribu rupiah (2,78 %), Penangkapan Ikan di Laut sebesar 325 ribu rupiah (2,44 %), dan Budidaya Ikan di Kolam Air Tawar sebesar 208 ribu rupiah (1,57 %). Tabel 43 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 3 153,65 23,66 2 Tanaman Palawija 433,81 3,26 3 Tanaman Hortikultura 1 634,34 12,26 4 Tanaman Perkebunan 5 565,01 41,76 5 Ternak/ Unggas 1 373,08 10,30 6 Budidaya ikan di laut 0,04 0,00 7 Budidaya ikan di tambak/ air 0,74 0,01 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 208,94 1,57 9 Budidaya ikan di sawah 46,83 0,35 10 Budidaya ikan di perairan umum 23,66 0,18 11 Budidaya ikan hias 0,12 0,00 12 Penangkapan ikan di laut 325,36 2,44 13 Penangkapan ikan di perairan 39,26 0,29 14 Tanaman Kehutanan 27,49 0,21 15 Penangkaran Tumbuhan Liar 0,00 0,00 16 Penangkaran Satwa Liar 0,00 0,00 17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 123,74 0,93 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 370,67 2,78 Jumlah ,73 100,00

129 Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar, Budidaya Ikan di Sawah, Penangkapan ikan di perairan umum, Tanaman Kehutanan, Budidaya Ikan di Perairan Umum, di Tambak/Air Payau. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor perkebunan dan tanaman padi nampaknya merupakan sub sektor andalan di Sumatera Barat, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. Tabel 44 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat No Sumber Pendapatan Utama Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) (1) (2) (3) SEKTOR PERTANIAN 1 Tanaman Padi dan Palawija ,77 2 Tanaman Hortikultura ,97 3 Tanaman Perkebunan ,17 4 Ternak/ Unggas ,51 5 Budidaya ikan di laut ,04 6 Budidaya ikan di tambak/ air payau ,44 8 Budidaya ikan di sawah ,05 9 Budidaya ikan di perairan umum ,05 10 Budidaya ikan hias ,11 11 Penangkapan ikan di laut ,45 12 Penangkapan ikan di perairan umum ,38 13 Tanaman Kehutanan ,77 14 Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar ,97 15 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar ,17 16 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman ,51 DILUAR SEKTOR PERTANIAN 17 Industri Pengolahan Hasil Pertanian 8 038,09 18 Industri Pengolahan Bukan Hasil Pertanian 5 696,30 19 Pertambangan dan Penggalian 5 403,60 20 Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin 9 787,87 21 Air, Daur Ulang, Pembangunan, dan Pembersihan Limbah dan Sampah 4 990,28 22 Konstruksi 6 884,07 23 Perdagangan, Akomodasi, Penyediaan, Makan minum 7 236,79 24 Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan Komunikasi 6 224,46 25 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 8 011,53 26 Lainnya 9 930,14 PENDAPATAN/PENERIMAAN LAINNYA 27 Pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dll 4 219,10 RATA-RATA ,73

130 Namun dilihat secara mikro, jika rumah tangga pertanian diklasifikasikan menurut pendapatan utama, maka terlihat bahwa rumah tangga yang pendapatan utamanya dari budidaya ikan di tambak/air payau menunjukkan rata-rata pendapatan yang paling tinggi yaitu sebesar 50,8 juta rupiah setahun. Kemudian diikuti oleh kelompok rumah tangga yang pendapatan utamanya dari perikanan lain (budidaya ikan di laut maupun di kolam air tawar) menunjukkan rata-rata pendapatan yang cukup tinggi (berkisar 34 sampai 45 juta rupiah setahun). Selanjutnya untuk rumah tangga yang pendapatan utamanya di luar sektor pertanian mempunyai rata-rata pendapatan berkisar 4 sampai 9 juta rupiah setahun, dan untuk penghasilan utama dari penerimaan lain (pensiun, transfer, dll) rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar 13,33 juta rupiah setahun.

131 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Kepala BPS Republik Indonesia Gubernur Provinsi Sumatera Barat Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat Para Kepala Dinas/Badan/Lembaga/Instansi dilingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Kepala BPS Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Barat Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Masyarakat Provinsi Sumetera Barat yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

132 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Jl. Khatib Sulaiman No.48 Padang, Telp. : (0751) /442159, Fax. : (0751) Homepage : sumbar@bps.go.id

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 4.540 Rumah Tangga Jumlah Perusahaan Pertanian Tidak Berbadan Hukum di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah Usaha

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak 27.136 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1375 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak 1.850 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak 8.311 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 8.238 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak 0 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak 37.849 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batang Tahun 2013 sebanyak 11 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Kabupaten Sijunjung. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Sijunjung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Kabupaten Sijunjung. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Sijunjung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga . 1304 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Sijunjung Tahun 2013 sebanyak 36.377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Sijunjung Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak 68.162 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 59.247 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci