KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil pendaftaran (listing) unit kegiatan ekonomi/usaha dan pencacahan perusahaan/usaha terpilih SUSI05 pada masing-masing blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya. Buku ini memuat berbagai hal yang harus dipahami pengawas, terutama yang berkaitan dengan pengawasan/pemeriksaan pengisian daftar VUSI05-L, VUSI05-S dan tata cara pemilihan sampel usaha. Hasil dari SUSI05 diharapkan dapat menyediakan data sektor ekonomi yang lengkap di luar sektor pertanian dari perusahaan tidak berbadan hukum. Sehingga dengan demikian akan tersedia series data yang berkesinambungan. Dalam tahun anggaran 2005 pelaksanaan SUSI05 ini tetap dilaksanakan dalam satu kali putaran saja seperti pada SUSI04. Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan, maka kepada para pengawas diharapkan dapat memahami dan mengikuti petunjuk yang telah digariskan dalam buku ini. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan SUSI05 dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana, sasaran, dan jadwal yang telah ditetapkan. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. Jakarta, April 2005 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, DR. CHOIRIL MAKSUM NIP Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005 i

3 ii Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii BAB I. TUGAS PENGAWAS DALAM KEGIATAN SUSI Umum Tugas Pengawas.. 1 BAB II. PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VUSI05-L Pemeriksaan Blok I Pemeriksaan Blok II Tata Cara Pengisian Banyaknya Usaha Per Kategori Lapangan Usaha Jumlah Tata Cara Pemeriksaan Pemeriksaan Blok III Pemeriksaan Blok IV Pemeriksaan Penulisan Halaman dari halaman Pemeriksaan Konsistensi Isian Antar Kolom Tata Cara Pemberian Nomor Urut Kolom [21] s/d [34] Pemeriksaan Konsistensi Baris Jumlah. 10 BAB III. TATA CARA PEMILIHAN SAMPEL USAHA Alokasi Sampel Usaha (Daftar VUSI05-LKAS) Pemilihan Sampel Usaha. 13 BAB IV. TATA CARA PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VUSI05-S Pemeriksaan Secara Umum Pemeriksaan Untuk Setiap Blok Pemeriksaan Blok I: Pengenalan Tempat Pemeriksaan Blok II: Keterangan Petugas Pemeriksaan Blok III: Keterangan Umum Pemeriksaan Blok IV: Pekerja dan Balas Jasa Pekerja Pemeriksaan Blok V: Biaya/Pengeluaran Selama Bulan Juni Pemeriksaan Blok VI: Omset, Nilai Pembelian dan Pendapatan Lain Selama Bulan Juni 2005 (Khusus Usaha Perdagangan Besar dan Eceran) Pemeriksaan Blok VII: Nilai Produksi/Omset/Pendapatan Selama Bulan Juni 2005 (Selain Usaha Perdagangan Besar dan Eceran) Pemeriksaan Blok VIII: Nilai Modal yang Dimiliki Pada Akhir Bulan Juni Pemeriksaan Blok IX: Permodalan, Kendala dan Prospek Usaha Pemeriksaan Blok X : Catatan Pemeriksaan Blok XI: Pengesahan. 28 LAMPIRAN 1. Daftar VUSI05-LKAS 2. Daftar VUSI05-LKPS 3. Daftar VUSI05-RLS 4. Tabel Angka Random Halaman 1 5. Tabel Angka Random Halaman 2 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005 iii

5 iv Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

6 BAB I TUGAS PENGAWAS DALAM KEGIATAN SUSI Umum Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak dapat terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh jajaran petugas yang ada dalam struktur organisasi survei dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah, dimulai dari tahap perencanaan, pelatihan, pelaksanaan, pengolahan sampai dengan penyajiannya. Apabila salah satu organ dalam struktur organisasi tersebut, tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka dapat mengakibatkan aktivitas kegiatan survei maupun hasil akhir tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karenanya fungsi dan peran pengawas dalam kegiatan Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI2005) ini, sangat penting artinya baik dalam hal ketepatan dan kelancaran pelaksanaan lapangan maupun kualitas data yang dihasilkan. Pengawas mempunyai peran ganda, yaitu seorang petugas yang berperan tidak hanya berkaitan dengan aspek lapangan tetapi juga berkaitan dengan aspek kualitas data. Aspek lapangan, memberikan arti bahwa pengawas mempunyai tanggung jawab dalam hal ketepatan waktu dan sasaran serta kelancaran aktivitas pelaksanaan tugas pencacah di lapangan. Sedangkan aspek kualitas, lebih ditekankan kepada bagaimana seorang pengawas dapat melakukan pemeriksaan kualitas isian sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dari instrumen yang digunakan, sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas Tugas Pengawas 1. Menyiapkan dokumen SUSI2005, seperti Daftar VUSI05-L, VUSI05-S untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, dan Daftar VUSI05-DSBS, VUSI05-LKPS, VUSI05-RLS yang merupakan instrumen kerja pengawas sendiri. 2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilcah dan mengenali batas-batas blok sensus yang menjadi tanggung jawab setiap pencacah, dengan berpedoman Daftar VUSI05- DSBS. 3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan, sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar. 4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan. 5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

7 6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar VUSI05-L, dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan atau pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan pencacah. 7. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendaftaran bangunan/rumahtangga, maka pengawas harus segera memberikan tanda cek ( ) untuk usaha berkategori PND dan tanda silang (X) untuk usaha berkategori URT pada kolom [21] s/d [34] dari lembar kesatu sampai dengan lembar terakhir. 8. Kemudian pengawas menuliskan nomor urut usaha dari nomor 1 s/d nomor urut terakhir untuk setiap sektor (kolom [21] s/d [34]). Selanjutnya pengawas mengisi banyaknya usaha setiap sektor kedalam baris jumlah dari halaman 1 s/d halaman terakhir. 9. Pengawas harus segera menyalin banyaknya usaha menurut kategori lapangan usaha dari hasil listing ke dalam Daftar VUSI05-RLS Blok III rincian LISTING di setiap blok sensus terpilih. 10. Kemudian pengawas harus segera melaporkannya kepada KS kabupaten/kota, agar KS kabupaten/kota dapat segera melakukan alokasi target sampel usaha. 11. Berdasarkan target sampel usaha dari KS kabupaten/kota, selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar VUSI05-LKPS menurut masing-masing kategori lapangan usaha. 12. Dari hasil pemilihan sampel dengan Daftar VUSI05-LKPS, kemudian pengawas menyalin target sampel untuk masing-masing kategori lapangan usaha ke dalam Daftar VUSI05-RLS Blok III rincian TARGET. 13. Menyampaikan Daftar VUSI05-RLS kepada pencacah sebagai pedoman untuk melakukan pencacahan usaha dengan Daftar VUSI05-S. 14. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran, kewajaran dan konsistensi isian Daftar VUSI05-S dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang tidak lengkap atau meragukan, untuk dilakukan pembetulan atau wawancara ulang ke lapangan kalau perlu bersama-sama dengan pencacah. 15. Mengisikan kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha) pada Daftar VUSI05-S, Blok III, Rincian 1 sesuai dengan uraian kegiatan utama perusahaan/usaha. 16. Selesainya pencacahan usaha, pengawas harus mengisikan banyaknya usaha menurut sektor dari setiap blok sensus terpilih pada Daftar VUSI05-RLS baris REALISASI untuk masingmasing kategori lapangan usaha. 17. Menghimpun kembali seluruh daftar yang digunakan dalam pencacahan di lapangan, menghitung kesesuaian dan kelengkapan dokumen setiap blok sensus dan menyampaikan kepada BPS Kabupaten/kota untuk diteruskan ke BPS Propinsi dan berupa softcopy pengolahan hasil lapangan ke BPS. 18. Menepati jadwal kegiatan pelaksanaan SUSI05 sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 2 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

8 BAB II PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VUSI05-L 2.1. Pemeriksaan Blok I Periksa apakah penulisan pada rincian 1 s/d 6 sudah sesuai dengan daftar sampel SUSI Demikian pula periksa kebenaran penulisan kode pada rincian 1 s/d 6 pada kotak di kolom (3) sudah sesuai dengan kode yang ada di daftar sampel tersebut. Apabila masih salah/tidak sesuai agar dibetulkan sesuai dengan daftar sampel dimaksud Pemeriksaan Blok II Tata Cara Pengisian BANYAKNYA USAHA PER KATEGORI LAPANGAN USAHA Tuliskan BANYAKNYA USAHA PER KATEGORI LAPANGAN USAHA dari masingmasing kategori lapangan usaha C s/d P (selain L) pada baris ketiga ( kolom [1] s/d [14] ). BANYAKNYA USAHA PER KATEGORI LAPANGAN USAHA dapat disalin dari Blok IV daftar VUSI05-L, kolom [21] s/d [34], dengan melihat nomor urut terakhir atau pada baris jumlah kumulatif s/d halaman ini pada halaman terakhir. Tuliskan banyaknya usaha PND pada baris pertama dan URT pada baris kedua untuk setiap kategori lapangan usaha C s/d P (selain L) dari kolom [1] s/d [14]. Tata cara pengisiannya adalah sebagai berikut : Untuk PND : Kategori lapangan usaha C : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [21]. Kategori lapangan usaha D1 : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [22]. Kategori lapangan usaha D2 : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [23]. Kategori lapangan usaha E : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [24]. Kategori lapangan usaha F : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [25]. Kategori lapangan usaha G : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [26]. Kategori lapangan usaha H : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [27]. Kategori lapangan usaha I : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [28]. Kategori lapangan usaha J : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [29]. Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

9 Kategori lapangan usaha K : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [30]. Kategori lapangan usaha M : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [31]. Kategori lapangan usaha N : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [32]. Kategori lapangan usaha O : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [33]. Kategori lapangan usaha P : Jumlah usaha PND dihitung dari banyaknya tanda cek ( ) pada kolom [34]. Untuk URT : Kategori lapangan usaha C : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [21]. Kategori lapangan usaha D1 : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [22]. Kategori lapangan usaha D2 : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [23]. Kategori lapangan usaha E : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [24]. Kategori lapangan usaha F : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [25]. Kategori lapangan usaha G : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [26]. Kategori lapangan usaha H : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [27]. Kategori lapangan usaha I : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [28]. Kategori lapangan usaha J : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [29]. Kategori lapangan usaha K : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [30]. Kategori lapangan usaha M : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [31]. Kategori lapangan usaha N : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [32]. Kategori lapangan usaha O : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [33]. Kategori lapangan usaha P : Jumlah usaha URT dihitung dari banyaknya tanda silang ( ) pada kolom [34]. 4 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

10 JUMLAH ( kolom 15 ) JUMLAH PND : Penjumlahan usaha yang berkategori PND dari kolom [1] s/d [14] pada baris pertama. JUMLAH URT : Penjumlahan usaha yang berkategori URT dari kolom [1] s/d [14] pada baris kedua. JUMLAH Seluruh Kategori Lapangan Usaha : Penjumlahan dari banyaknya usaha per kategori lapangan usaha dari kolom [1] s/d [14] pada baris ketiga Tata Cara Pemeriksaan Yakinkan sekali lagi, apakah penulisan banyaknya usaha PND (baris pertama), URT (baris kedua) dan BANYAKNYA USAHA PER KATEGORI LAPANGAN USAHA (baris ketiga) dari kolom [1] s/d [14] serta JUMLAH PND/URT maupun JUMLAH Seluruh Kategori Lapangan Usaha di kolom [15] sudah benar. Oleh karenanya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap isian tersebut dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Periksa kebenaran penulisan banyaknya usaha PND di baris pertama dan URT di baris kedua dari kolom [1] s/d [14] dan JUMLAH PND maupun JUMLAH URT pada kolom [15] dengan cara sebagai berikut : a. Kategori lapangan usaha C : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [21]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [21]. b. Kategori lapangan usaha D1: Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [22]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [22]. c. Kategori lapangan usaha D2: Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [23]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [23]. d. Kategori lapangan usaha E : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [24]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [24]. e. Kategori lapangan usaha F : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [25]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [25]. f. Kategori lapangan usaha G : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [26]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [26]. g. Kategori lapangan usaha H : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [27]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [27]. h. Kategori lapangan usaha I : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [28]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [28]. i. Kategori lapangan usaha J : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [29]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [29]. j. Kategori lapangan usaha K : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [30]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [30]. Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

11 k. Kategori lapangan usaha M : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [31]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [31]. l. Kategori lapangan usaha N : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [32]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [32]. m. Kategori lapangan usaha O : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [33]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [33]. n. Kategori lapangan usaha P : Jumlah PND = banyaknya tanda cek ( ) di kolom [34]. Jumlah URT = banyaknya tanda silang ( ) di kolom [34]. o. JUMLAH PND kolom [15] = Penjumlahan PND dari kategori lapangan usaha C (kolom [1]) s/d P (kolom [14]). p. JUMLAH URT kolom [15] = Penjumlahan URT dari kategori lapangan usaha C (kolom [1]) s/d P (kolom [14]). 2. Periksa apakah BANYAKNYA USAHA PER KATEGORI LAPANGAN USAHA (pada baris ketiga) yang dituliskan pada masing-masing kolom [1] s/d [14] menurut kategori lapangan usaha sudah sama dengan nomor urut terakhir atau pada baris jumlah kumulatif s/d halaman ini pada halaman terakhir dari masing-masing kolom [21] s/d [34], Blok IV, daftar VUSI05-L. Periksa juga apakah isian BANYAKNYA USAHA ini (pada baris ketiga) sudah sama dengan penjumlahan dari banyaknya usaha PND di baris pertama dan URT di baris kedua untuk masing-masing kategori lapangan usaha. Kalau tidak sesuai, agar dicek kembali kemungkinan terjadinya kesalahan penomoran dari masing-masing kolom [21] s/d [34] atau penjumlahan pada baris jumlah dari setiap halaman dari setiap kolom tersebut. Kalau hal tersebut terjadi agar dibetulkan sesuai dengan yang seharusnya. 3. Periksa apakah yang tertulis pada kolom JUMLAH (kolom [15]) di baris ketiga, penjumlahannya sudah benar, yaitu merupakan penjumlahan dari isian pada kolom [1] s/d [14] di baris ketiga. Apabila penjumlahannya masih salah agar dibetulkan sesuai dengan jumlah yang seharusnya Pemeriksaan Blok III Periksa apakah pencacah dan pengawas telah menuliskan nama, tanggal pelaksanaan kegiatan dan telah membubuhkan tanda tangannya. Kalau belum agar pencacah/pengawas diminta untuk menuliskannya, sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas Pemeriksaan Blok IV Pemeriksaan Penulisan Halaman. dari. Halaman Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap konsistensi isian antar kolom yang saling berkaitan, periksa apakah seluruh lembar atau halaman dari satu set Daftar VUSI05-L tersebut 6 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

12 jumlahnya sudah lengkap. Juga perhatikan apakah penulisannya sudah mengikuti aturan seperti yang tertuang pada Buku Pedoman Pencacah (Buku 2). Untuk melihat kelengkapan halaman/lembar dari satu set Daftar VUSI05-L, agar dilihat apakah yang tertulis pada Halaman...dari... halaman khususnya angka di bagian depan dari lembar pertama sampai dengan lembar terakhir sudah berurutan dari nomor 1 s/d nomor terakhir, dan pada lembar terakhir angka di bagian depan harus sama dengan angka di bagian belakang. Kalau terjadi angka di bagian depan dari lembar pertama hingga lembar terakhir ada yang tidak berurutan atau pada halaman terakhir ternyata angka di bagian depan tidak sama dengan angka di bagian belakang, agar ditanyakan kepada pencacah apakah terjadi kesalahan dalam penulisan atau karena ada lembar yang tercecer atau hilang. Apabila ternyata ada lembar yang hilang, maka pencacah diminta untuk melakukan pencacahan ulang khususnya terhadap bangunan/rumahtangga dari lembar yang hilang tersebut Pemeriksaan Konsistensi Isian Antar Kolom 1. Periksa nomor urut pada kolom [1], kolom [2] dan kolom [3] 2. Kolom [4] dan kolom [5] ada isian, maka kolom [6] harus ada isian. 3. a). Kolom [7] berkode 1, maka kolom [8] dan [9] harus ada isian, sedang kolom [10] bisa ada isian atau tidak ada isian. b). Kolom [7] berkode 2, maka kolom [8] s/d [15] harus bertanda strip (-). c). Kolom [7] berkode 3, maka kolom [8] s/d [34] harus bertanda strip (-). 4. Kolom [10] ada isian, maka kolom [11] harus ada isian, dan jika kolom [10 ] bertanda strip (-) maka kolom [11] juga bertanda strip (-). 5. a) Kolom [12] berkode 1 atau 2, jika kolom [11] ada isiannya. b) Kolom [12] berkode 1, maka kolom [13] s/d [15] harus bertanda strip (-). c) Kolom [12] berkode 2, maka kolom [13] harus berkode 1 atau a) Kolom [13] berkode 1, maka kolom [14] harus berkode 1 atau 2. b) Kolom [13] berkode 2, maka kolom [14] harus bertanda strip (-). 7. a) Kolom [14] berkode 1, maka kolom [15] s/d [34] harus bertanda strip (-). b) Kolom [14] berkode 2, maka kolom [15] harus berisi antara kode A s/d P. 8. a) Kolom [15] berkode A atau B, maka kolom [16] s/d [34] harus bertanda strip (-). b) Kolom [15] selain berkode A atau B, maka kolom [16] s/d [19] harus bertanda strip (-), kolom [20] ada nomor urutnya, dan salah satu dari kolom [21] s/d [34] harus bertanda silang ( ). 9. a) Kolom [16] berkode antara A s/d P, jika kolom [7] berkode 2 atau kolom [12] kode 1. b) Kolom [16] berkode A atau B, maka kolom [17] s/d [34] harus bertanda strip (-). c) Kolom [16] berkode D, maka kolom [17] harus bertanda strip, dan kolom [18] harus berkode 0 atau 1 atau 2 (kode jumlah tenaga kerja). d) Kolom [16] selain berkode A, B, dan D, maka kolom [17] harus berisi antara kode 1 s/d 8 (kode badan hukum/usaha). Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

13 10. a) Kolom [17] berisi antara kode 1 s/d 8, jika kolom [16] selain berkode A, B, dan D. b) Kolom [17] berisi selain kode 8 (yaitu kode 1 s/d 7), maka kolom [18] s/d [34] harus bertanda strip (-). c). Kolom [17] berisi kode 8, maka kolom [18] harus bertanda strip (-), kolom [19] harus ada nomor urutnya, kolom [20] harus bertanda strip (-), dan salah satu dari kolom [21] s/d [33] harus bertanda cek ( ). 11. a) Kolom [18] berkode 0 atau 1 atau 2, jika kolom (16) berkode D. b) Kolom [18] berkode 0, maka kolom [19] s/d [34] harus bertanda strip (-). c) Kolom [18] berkode 1, maka kolom [19 ] harus ada nomor urutnya, kolom [20 ] harus bertanda strip (-), dan kolom [22] harus bertanda cek ( ). d) Kolom [18] berkode 2, maka kolom [19 ] harus ada nomor urutnya, kolom [20 ] harus bertanda strip (-), dan kolom [23] harus bertanda cek ( ). 12. a) Kolom [19] ada nomor urutnya, jika kolom [17] berkode 8 atau kolom [18] berkode 1 atau 2. b) Kolom [19] ada nomor urutnya, maka kolom [20] harus bertanda strip (-), dan salah satu kolom antara kolom [21] s/d [34] harus bertanda cek ( ). 13. a) Kolom [20] ada nomor urutnya, jika kolom [15] selain berkode A atau B. b) Kolom[20] ada nomor urutnya, maka kol [19] harus bertanda strip (-), dan salah satu kolom antara kol [21] s/d [34] harus bertanda silang ( ). 14. Kolom [21] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode C, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. 15. Kolom [22] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode D, kolom [18] berkode 1 dan kolom [19] ada nomor urutnya. 16. Kolom [23] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode D, kolom [18] berkode 2 dan kolom [19] ada nomor urutnya. 17. a) Kolom [24] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode E, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [24] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode E dan kolom [20] ada nomor urutnya. 18. Kolom [25] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode F, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. 19. a) Kolom [26] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode G, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [26] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode G dan kolom [20] ada nomor urutnya. 20. a) Kolom [27] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode H, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [27] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode H dan kolom [20] ada nomor urutnya. 8 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

14 21. a) Kolom [28] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode I, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [28] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode I dan kolom [20] ada nomor urutnya. 22. a) Kolom [29] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode J, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [29] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode J dan kolom [20] ada nomor urutnya. 23. a) Kolom [30] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode K, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [30] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode K dan kolom [20] ada nomor urutnya. 24. a) Kolom [31] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode M, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [31] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode M dan kolom [20] ada nomor urutnya. 25. a) Kolom [32] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode N, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [32] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode N dan kolom [20] ada nomor urutnya. 26. a) Kolom [33] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode O, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [33] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode O dan kolom [20] ada nomor urutnya. 27. a) Kolom [34] beri tanda cek ( ), jika kolom [16] berkode P, kolom [17] berkode 8 dan kolom [19] ada nomor urutnya. b) Kolom [34] beri tanda silang ( ), jika kolom [15] berkode P dan kolom [20] ada nomor urutnya Tata Cara Pemberian Nomor Urut Kolom [21] s/d [34] Di setiap kolom dari kolom [21] s/d [34] kemungkinan dapat terisi tanda cek ( ) seluruhnya, tanda silang ( ) seluruhnya atau terisi kombinasi antara tanda cek ( ) dan tanda silang ( ). Kemungkinan lainnya bahkan mungkin hanya terisi tanda strip ( - ). Kondisi demikian hanya terjadi apabila ternyata pada blok sensus tersebut tidak ada yang berusaha atau ada yang berusaha tetapi dalam kategori PD, tetapi kemungkinan ini sangat kecil terjadi. Penomoran disamping kanan bawah di setiap tanda cek ( ) dan tanda silang ( ) dari setiap kolom dari kolom [21] s/d [34], ikuti tata cara sebagai berikut : Berikan nomor urut 1 di samping kanan bawah tanda cek ( ) atau tanda silang ( ) yang terletak di barisan paling atas pada kolom [21], kemudian pada tanda cek ( ) atau tanda Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

15 silang ( ) di bawahnya, berikan nomor urut 2 sampai dengan nomor urut terakhir secara berurutan (baris demi baris) dari halaman satu sampai dengan halaman terakhir. Kemudian lanjutkan penomoran di kolom [22] dengan cara yang sama, yaitu dimulai dari nomor urut 1 sampai dengan nomor urut terakhir dari halaman satu sampai dengan halaman terakhir, demikian seterusnya lanjutkan penomoran tersebut sampai dengan kolom [34]. Dengan demikian, nomor urut terakhir disetiap kolom pada halaman terakhir menunjukkan banyaknya usaha PND dan URT menurut kategori lapangan usaha Pemeriksaan Konsistensi Baris Jumlah 1. Periksa baris JUMLAH HALAMAN INI dari kolom [21] s/d [34], apakah jumlahnya sudah sama dengan banyaknya tanda cek ( ) dan tanda silang ( ) dari setiap kolom tersebut dan setiap halaman daftar VUSI05-L. 2. Periksa baris JUMLAH KUMULATIF HALAMAN SEBELUMNYA dari kolom [21] s/d [34] untuk setiap halaman, apakah penulisan jumlahnya sudah benar : Untuk halaman 1 : Jumlah kumulatif s/d halaman sebelumnya =blank atau tanda strip (-) Untuk halaman 2 : Jumlah kumulatif s/d halaman sebelumnya = jumlah kumulatif s/d halaman ini pada halaman 1 Untuk halaman 3 : Jumlah kumulatif s/d halaman sebelumnya = jumlah kumulatif s/d halaman ini pada halaman 2, demikian seterusnya s/d halaman terakhir. 3. Periksa baris JUMLAH s/d HALAMAN INI dari kolom [21] s/d [34] untuk setiap halaman, apakah penjumlahannya sudah benar : Untuk halaman 1 : Jumlah kumulatif s/d halaman ini = Jumlah halaman ini Untuk halaman 2 s/d terakhir : Jumlah kumulatif s/d halaman ini = Jumlah halaman ini ditambah jumlah kumulatif halaman sebelumnya. 10 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

16 BAB III TATA CARA PEMILIHAN SAMPEL USAHA A. Alokasi Sampel Usaha (Daftar VUSI05-LKAS) Alokasi sampel usaha yang diberikan oleh BPS Pusat adalah alokasi sampel usaha pada tingkat kabupaten/kota yang dibedakan menurut kategori lapangan usaha E, kategori lapangan usaha G dan H, dan kategori lapangan usaha lainnya (C, D, F, I, J, K, M, N, O, P). Karena target sampel untuk kategori lapangan usaha G, H dan lainnya belum ditetapkan, maka BPS Kabupaten/kota harus melakukan alokasi target sampel kategori lapangan usaha tersebut secara proporsional berdasarkan jumlah perusahaan/usaha hasil listing menurut masing-masing kategori lapangan usaha. Oleh karena itu, hasil listing harus segera dilaporkan ke BPS Kabupaten/kota oleh masing-masing pengawas/ pemeriksa untuk dasar penghitungan alokasi sampel usaha per kategori lapangan usaha. Daftar yang digunakan dalam pengalokasian sampel : - Tabel alokasi sampel - VUSI05-LKAS - VUSI05-RLS Tahapan kegiatan pengalokasian sampel dilakukan sebagai berikut: 1. Ambil tabel alokasi sampel (diberikan BPS) dan lihat berapa banyaknya target sampel untuk total kategori lapangan usaha, kategori lapangan usaha E, serta kategori lapangan usaha G dan H di kabupaten/kota. Untuk kategori lapangan usaha G dan H, alokasi yang ditetapkan masih merupakan target sampel gabungan, sehingga target sampel tersebut harus dialokasikan terlebih dahulu ke dalam masing-masing kategori lapangan usaha secara proporsional terhadap jumlah usaha hasil listing. 2. Gunakan Daftar VUSI05-LKAS, kemudian isikan jumlah usaha hasil listing per kategori lapangan usaha dari Daftar VUSI05-RLS. Selanjutnya jumlahkan banyaknya usaha dan isikan hasilnya pada baris jumlah. 3. Khusus untuk kategori lapangan usaha D1 (IK=Industri Kecil) semua usaha hasil listing dicacah seluruhnya (take all). 4. Kemudian hitung target sampel selain kategori lapangan usaha D1, E, G dan H. Target sampel kategori lapangan usaha lainnya adalah total target sampel kabupaten/kota dikurangi target sampel kategori lapangan usaha D1, E, G dan H (target sampel kategori lapangan usaha lainnya = target sampel kabupaten/kota - (target sampel kategori lapangan usaha D1 + target sampel kategori lapangan usaha E + target sampel kategori lapangan usaha G + target sampel kategori lapangan usaha H)). Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

17 5. Hasil target sampel untuk kategori lapangan usaha lainnya ini kemudian dialokasikan secara proporsional berdasarkan jumlah usaha hasil listing per kategori lapangan usaha dalam kabupaten/kota, sehingga masing-masing kategori lapangan usaha mempunyai target sampel yang spesifik. Contoh: Di Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat diketahui target sampel usaha dan hasil listingnya seperti berikut: Target sampel total usaha 326, kategori lapangan usaha E=13 dan kategori lapangan usaha G dan H=114. Dari hasil listing diketahui jumlah usaha di Kota Sawah Lunto adalah 976 usaha yang terdiri dari kategori lapangan usaha C=48, D=59 (D1=7, D2=52), E=10, F=54, G=180, H=240, I=150, J=52, K=61, M=0, N=63, O=59, P=0. Langkah penghitungan target sampel usaha untuk masing-masing kategori lapangan usaha adalah sebagai berikut : Jumlah usaha hasil listing di Kota Sawah Lunto = 976 usaha Target sampel usaha untuk Kota Sawah Lunto = 326 usaha Target pencacahan untuk kategori D1, E, G dan H adalah : Jumlah usaha D1 hasil listing (take all) = 7 usaha *) Target sampel usaha E = 10 usaha **) Target sampel usaha G =(180/( ) x 114 = 49 usaha **) Target sampel usaha H =(240/( ) x 114 = 65 usaha **) Jumlah usaha hasil listing dan target sampel selain kategori D1, E, G dan H adalah : Jumlah usaha hasil listing kategori lainnya = 976-( ) = 539 usaha Target sampel kategori lainnya = 326-( ) = 195 usaha Target sampel untuk setiap kategori selain kategori D1, E, G dan H adalah : Target sampel lapangan usaha C = (48/539) x 195 = 17 usaha Target sampel lapangan usaha D2 = (52/539) x 195 = 19 usaha Target sampel lapangan usaha F = (54/539) x 195 = 20 usaha Target sampel lapangan usaha I = (150/539) x 195 = 54 usaha Target sampel lapangan usaha J = (52/539) x 195 = 19 usaha Target sampel lapangan usaha K = (61/539) x 195 = 22 usaha Target sampel lapangan usaha M = (0/539) x 195 = 0 usaha Target sampel lapangan usaha N = (63/539) x 195 = 23 usaha Target sampel lapangan usaha O = (59/539) x 195 = 21 usaha Target sampel lapangan usaha P = (0/539) x 195 = 0 usaha *) Khusus kategori lapangan usaha D1 (industri kecil), usaha hasil listing dicacah semuanya. **) Apabila target sampel usaha dengan kategori E, G, atau H lebih besar dari jumlah usaha dengan kategori E, G, atau H hasil listing, maka seluruh usaha dengan kategori E, G, atau H hasil listing tersebut dicacah, dan kelebihan target sampel kategori lapangan usaha E, G, atau H ini ditambahkan pada target sampel kategori lapangan usaha lainnya. 12 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

18 VUSI05-LKAS SURVEI USAHA TERINTEGRASI 2005 LEMBAR KERJA ALOKASI SAMPEL 1 PROPINSI : [ ] 2 KABUPATEN/KOTA : [ ] KODE NOMOR HASIL LISTING MENURUT KATEGORI LAPANGAN USAHA NO BLOK NKS D KEC DESA C SENSUS D1 D2 E F G H I J K M N O P TOTAL (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) JUMLAH TARGET SAMPEL B. Pemilihan Sampel Usaha 1. Pengisian Daftar VUSI05-LKPS Setelah hasil pendaftaran perusahaan/usaha dan target sampel untuk setiap kategori lapangan usaha di kabupaten/kota diketahui, maka pemilihan sampel usaha dilakukan dengan menggunakan Daftar VUSI05-LKPS. Satu Daftar VUSI05-LKPS digunakan untuk satu kategori lapangan usaha, dengan demikian di dalam satu kabupaten/kota maksimal akan menggunakan 14 Daftar VUSI05-LKPS. Pengisian Daftar VUSI05-LKPS dilakukan oleh BPS Kabupaten/kota. Pemilihan sampel usaha dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Isian Daftar VUSI05-LKPS sebagian disalin dari VUSI05-DSBS, yaitu Blok I rinc.1 dan 2 serta Blok II kolom (1) s.d (5). 2. Pada Daftar VUSI05-LKPS, rincian kode kategori lapangan usaha disalin dari Daftar VUSI05-LKAS kolom (kol. 6, 7, 8,,19) yang sesuai dengan kode kategori lapangan usaha yang akan dilakukan pemilihan sampelnya. 3. Isian Daftar VUSI05-LKPS rincian TARGET SAMPEL disalin dari Daftar VUSI05-LKAS kolom (kol. 6, 7, 8,,19) baris TARGET SAMPEL yang sesuai dengan kode kategori lapangan usahanya. 4. Isikan kolom (6) Daftar VUSI05-LKPS dengan cara menyalin isian jumlah usaha hasil listing pada setiap blok sensus terpilih dari salah satu kolom (kol. 6, 7, 8,,19) pada Daftar VUSI05-LKAS sesuai dengan kategori lapangan usahanya. Dan hitung interval kumulatifnya untuk setiap blok sensus pada kolom (7) Daftar VUSI05-LKPS. 5. Hitung interval (I) dan tentukan angka random pertama (R 1 ) pada Daftar VUSI05-LKPS. Interval (dua angka desimal) dihitung dengan cara membagi jumlah usaha hasil listing Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

19 (N) dengan target sampel usaha (n) pada tingkat kabupaten/kota untuk setiap kategori lapangan usaha. Angka random pertama (R 1 ) ditentukan dengan menggunakan Tabel Angka Random (TAR) dengan ketentuan R 1 I. Cantumkan juga nomor halaman, baris, dan kolom dari TAR yang digunakan dalam penentuan R 1. Banyaknya kolom dari TAR yang digunakan tergantung dari banyaknya digit interval. Misalkan I=5,23 maka kolom yang digunakan dari TAR adalah 1 kolom. 6. Hitung R 2 s.d R n dengan menggunakan rumus : Ri = R 1 +(i-1)i, dimana i = 2,..n dan bulatkan hasil penghitungan untuk setiap Ri. 7. Cantumkan nilai R 1 s.d R n pada kolom (8) Daftar VUSI05-LKPS dimulai dari blok sensus pertama. Jika nilai R lebih besar dari jumlah usaha kumulatif pada blok sensus yang bersangkutan, maka pindah ke blok sensus berikutnya, demikian seterusnya. 8. Hasil penghitungan dari pengurangan angka random di kolom (8) Daftar VUSI05-LKPS dengan jumlah usaha kumulatif pada blok sensus sebelumnya, dicantumkan pada kolom (9) Daftar VUSI05-LKPS. 9. Isikan jumlah usaha terpilih untuk setiap blok sensus pada kolom (10) Daftar VUSI05-LKPS. Contoh : Pada 26 blok sensus terpilih di Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat diketahui hasil listing kategori lapangan usaha transportasi, pergudangan dan komunikasi (I) berjumlah 150 usaha, sedangkan target sampelnya adalah 54 usaha, maka sampel kategori lapangan usaha untuk masing-masing blok sensus adalah: Target sampel (n) kategori lapangan usaha I = 54 Interval = 150/54 = 2,78 Angka random pertama (R 1 )= 2 (TAR hal : 1, baris : 15, kolom : 6) Dengan R 1 =2, maka nilai R 2, R 3, dst dapat dihitung sebagai berikut : R 1 = 2 R 2 = R 1 +{(2-1) x Interval} R 3 = R 1 +{(3-1) x Interval}. R n = R 1 +{(n-1) x Interval) Untuk menghitung nomor urut usaha terpilih dari tiap blok sensus menggunakan rumus sebagai berikut : U bi = R n IK (b-1) U bi R n = Nomor urut usaha terpilih ke-i dari blok sensus ke-b. = Angka random ke n, dimana n = 1,2,..,54. n adalah target sampel suatu kategori lapangan usaha dalam satu kabupaten/kota. 14 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

20 IK (b-1) = Interval Kumulatif dari blok sensus ke (b-1), dimana b = 1,2,..,26 b adalah target sampel blok sensus dalam satu kabupaten/kota. Terletak di Angka random Desa Blok Sensus No urut usaha terpilih R 1 = B0 2 R 2 = 2+(1x2,78) = B0 5 R 3 = 2+(2x2,78) = B0 8 R 4 = 2+(3x2,78) = B0 10 R 5 = 2+(4x2,78) = B0 13 R 6 = 2+(5x2,78) = B0 (16-15)=1 R 7 = 2+(6x2,78) = B0 (19-15)=4 R 8 = 2+(7x2,78) = B0 (21-15)=6 R 9 = 2+(8x2,78) = B0 (24-15)= R 52 = 2+(51x2,78) = B =2 R 53 = 2+(52x2,78) = B =4 R 54 = 2+(53x2,78) = B =7 SURVEI USAHA TERINTEGRASI 2005 LEMBAR KERJA PEMILIHAN SAMPEL USAHA VUSI05-LKPS I. KETERANGAN TEMPAT 1 Propinsi Sumatera Barat 13 2 Kabupaten/Kota Sawah Lunto 73 3 Kategori Lapangan Usaha Transportasi, pergudangan dan komunikasi I II. KETERANGAN SAMPEL USAHA Kode Nomor NKS Jumlah Interval Angka Nomor Jumlah No Kec. Desa Blok Sensus Usaha Kumulatif Random Usaha Usaha Listing Terpilih Terpilih (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) B ,5,8,10,13 2,5,8,10, B , 19, 21,24 1, 4, 6, B , 30, 33, 35 1,4, 7, B , 141 3, B , 146, 149 2, 4, 7 3 JUMLAH 150 Target Sampel Usaha 54 Interval 2,78 Angka random pertama 2 Hal. 1, Baris: 15, Kolom 6 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

21 2. Identifikasi Usaha Terpilih di Daftar VUSI05-L Setelah pemilihan sampel usaha dengan Daftar VUSI05-LKPS di BPS Kabupaten/kota selesai dilakukan kemudian pengawas mengidentifikasi usaha terpilih dalam Daftar VUSI05- L dengan cara : (i) melingkari nomor urut usaha dalam Daftar VUSI05-L Blok IV kolom (21), (22), atau (34) yang bertanda (cek) atau tanda silang ( ); dan (ii) melingkari nomor usaha PND atau URT di kolom (19) atau (20) yang berpadanan dengan nomor usaha terpilih dalam Daftar VUSI05-LKPS pada kolom (9). 3. Pengisian Daftar VUSI05-RLS Setelah identifikasi sampel usaha terpilih pada Daftar VUSI05-L selesai dilakukan, kemudian pindahkan informasi sampel usaha terpilih tersebut ke dalam Daftar VUSI05-RLS dengan cara sebagai berikut : a) Isian Blok I rinc. 1 s.d 6 disalin dari VUSI05-L Blok I rinc. 1 s.d 6. b) Isian Blok II adalah keterangan petugas pemilih sampel dan petugas pencacah. c) Isian Daftar VUSI05-RLS Blok III : Rincian LISTING disalin dari VUSI05-L Blok II baris jumlah. Rincian TARGET disalin dari VUSI05-LKPS Blok II kolom (10). Rincian REALISASI adalah jumlah Daftar VUSI05-S yang terisi. d) Isian Daftar VUSI05-RLS Blok V : Kolom (1), nomor urut sampel dimulai dari 1 sampai dengan jumlah target sampel dalam satu blok sensus. Kolom (2) disalin dari Daftar VUSI05-L Blok IV kolom (19) untuk PND atau kolom (20) untuk URT. Kolom (3) disalin dari VUSI05-L Blok IV kolom (5) untuk PND atau kolom (10) untuk URT. Kolom (4) disalin dari VUSI05-L Blok IV kolom (6). Kolom (5) disalin dari VUSI05-L Blok IV kolom (9). Kolom (6), tuliskan PND, jika pada VUSI05-L Blok IV kolom (19) ada isian atau tuliskan URT jika pada VUSI05-L Blok IV kolom (20) ada isian. Kolom (7) disalin dari VUSI05-L kolom (15) untuk URT atau kolom (16) untuk PND. Kolom (8), tuliskan PND atau URT sesuai dengan hasil pencacahan dengan Daftar VUSI05-S. Kolom (9), tuliskan kode kategori lapangan usaha sesuai hasil pencacahan dengan Daftar VUSI05-S. Kolom (10), tuliskan keterangan tutup, pindah dll, sesuai dengan keadaan di lapangan, termasuk perusahaan/usaha industri dengan tenaga kerja 20 tetap dicacah. 16 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

22 4. Penggantian Sampel Usaha Penggantian sampel dimungkinkan jika ada hal-hal yang menyebabkan sampel usaha terpilih tidak dapat diambil informasinya sesuai dengan yang diharapkan. Persyaratanpersyaratan dalam melakukan penggantian sampel : a) Penggantian sampel usaha dalam satu blok sensus yang sama. b) Sampel usaha pengganti harus merupakan usaha yang terletak pada kategori yang sama dan dengan nomor urut yang berdekatan dengan sampel yang diganti. c) Jika dalam satu blok sensus tidak ada, maka dapat dialihkan ke blok sensus lainnya, tetapi masih dalam tanggung jawab pengawas yang sama. Persyaratan diperbolehkannya penggantian sampel jika sampel usaha terpilih pada saat didatangi oleh petugas pencacah tutup dan tidak beroperasi lagi, maka dapat dilakukan pengantian sampel dengan usaha lain (jika masih ada) dengan kategori yang sama dengan nomor urut berikutnya dari sampel yang diganti. Jika dalam satu blok sensus tersebut tidak ada lagi sampel pengganti dengan kategori yang sama, maka sampel tersebut dapat dialihkan ke blok sensus lain yang masih dalam pengawasan petugas yang sama. Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

23 18 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

24 BAB IV TATA CARA PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VUSI05-S 4.1. Pemeriksaan Secara Umum 1. Periksa banyaknya dokumen apakah sudah sesuai dengan banyaknya usaha yang menjadi tanggungjawab masing-masing pencacah. 2. Periksa semua dokumen apakah kode kategori PND atau URT sudah dilingkari dan dituliskan kodenya pada kotak yang tersedia. 3. Periksa apakah kategori perusahaan/usaha sebagai PND/URT sudah sesuai dengan kategori dalam daftar VUSI05-RLS blok V kolom [8]. 4. Periksa apakah kode kategori lapangan usaha (kode C s/d P, selain kode L) sudah sesuai dengan kategori lapangan usaha dalam daftar VUSI05-RLS blok V kolom [9]. Periksa pula apakah isian kode kategori lapangan usaha ini sudah merujuk pada isian kode KBLI pada Blok III rincian 1, daftar VUSI05-S. Apabila salah agar dibetulkan sesuai dengan kode KBLI yang telah diisi oleh pengawas. 5. Periksa apakah untuk setiap perubahan kategori, PND jadi URT atau sebaliknya, ganti kategori lapangan usaha, pindah alamat, tutup, dan lain-lain, apakah sudah diberi penjelasan pada daftar VUSI05-RLS blok V kolom [10]. 6. Jika pencacah belum memindahkan kode yang dilingkari, tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Dan jika terdapat hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya konfirmasikan kepada pencacah agar dapat dilakukan perbaikan Pemeriksaan untuk Setiap Blok Pemeriksaan Blok I : Pengenalan Tempat 1. Periksa apakah isian untuk rincian 1 s/d 6 sudah sesuai dengan daftar VUSI05-RLS blok I rincian 1 s/d rincian Untuk rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret (Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota), demikian juga untuk rincian Rincian 7, cocokkan nomor urut usaha dari perusahaan/usaha bersangkutan dengan nomor urut pada daftar VUSI05-RLS blok V kolom [2]. 4. Rincian 8, cocokkan nomor urut sampel (NUS) dari perusahaan/usaha bersangkutan dengan nomor urut pada daftar VUSI05-RLS blok V kolom [1]. 5. Rincian 9a dan 9b, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha dengan daftar VUSI05- RLS blok V kolom [3] dan kolom [4]. 6. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau meragukan konfirmasikan kepada pencacah untuk dapat dilakukan perbaikan. Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

25 Pemeriksaan Blok II : Keterangan Petugas 1. Periksa apakah pencacah telah menuliskan nama di rincian 1, tanggal pelaksanaan kegiatan di rincian 2 dan membubuhkan tanda tangannya di rincian 3, pada kolom [2]. Bila pencacah khilaf belum mengisi rincian tersebut, diminta agar pencacah mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya. 2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan jika diperlukan, pengawas harus mengisi rincian 1 sampai dengan rincian 3 pada kolom [3] sebagai bukti dokumen tersebut telah melalui pemeriksaan awal Pemeriksaan Blok III : Keterangan Umum Pada blok ini pertanyaannya terdiri dari dua macam, yaitu : 1. Pertanyaan terbuka, artinya responden memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jika masih kosong, padahal seharusnya isi konfirmasikan pada pencacah. Apabila disediakan kotak di sebelah kanannya, periksa apakah pemindahannya sudah benar. 2. Pertanyaan tertutup, yaitu responden tinggal memilih alternatif jawaban yang tersedia untuk masing-masing pertanyaan, kode dari jawaban yang dipilih dilingkari. Untuk pertanyaan jenis ini cermati pemindahan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia apakah sudah benar? Jika terdapat kekeliruan harus diperbaiki. Rincian 1 ; Kegiatan utama yang dilakukan usaha ini Cermati penulisan kegiatan utama yang dilakukan usaha ini, apakah sudah secara rinci dan jelas sehingga dapat diketahui dan diidentifikasi secara tepat KBLI-nya. Isikan kode KBLI ke dalam kotak yang tersedia (5 digit) dan cermati apakah KBLI-nya sudah benar untuk kegiatan tersebut. Rincian 2 ; Tahun mulai beroperasi / berproduksi secara komersial Cermati bahwa rincian ini harus ada isiannya, dan cek kembali apakah isian tahun ini sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 3 ; Nama pengusaha Cermati bahwa rincian ini harus ada isiannya. Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi. Rincian 4 ; Jenis kelamin Salah satu kode jenis kelamin harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 5 ; Umur Rincian ini harus isi dan perhatikan kewajarannya. Sekalipun kita tidak mempunyai batasan tingkat kewajaran umur seorang pengusaha, sebaiknya tetap diperhatikan berapa kewajaran umur seorang pengusaha. 20 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

26 Rincian 6 ; Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Salah satu kode tingkat pendidikan harus sudah dilingkari. Perhatikan hubungan antara pendidikan tertinggi yang ditamatkan dengan umur pada isian rincian 5, jika terdapat keraguan tanyakan kepada pencacah. Rincian 7 ; Banyaknya pekerja dan hari kerja setiap bulan kegiatan Perhatikan isian banyaknya hari kerja untuk setiap bulan kegiatan mulai bulan Juli 2004 sampai dengan bulan Juni 2005, isian maksimum sama dengan jumlah hari pada bulan bersangkutan. Bulan-bulan kegiatan tidak boleh kosong semua, paling tidak pada bulan Juni 2005 harus ada isian. Perhatikan juga isian rata-rata jumlah pekerja untuk setiap bulan kegiatan. Isian rata-rata jumlah pekerja minimum 1 orang untuk setiap bulan kegiatan. Rincian 8 ; Rata-rata jam kerja perusahaan/usaha per hari (bulan Juni 2005) Perhatikan apakah rincian ini sudah diisi dengan benar dan wajar. Coba lihat kewajarannya dari jenis kegiatan utama perusahaan/usaha pada rincian 1 (rumah sakit, toko kelontong, industri pembuatan tahu, dsb). Isian yang benar adalah 1 sampai 24 jam Pemeriksaan Blok IV : Pekerja Dan Balas Jasa Pekerja Pertanyaan pada blok ini diisi pencacah berdasarkan informasi dari responden. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan cermat untuk setiap isian. Rincian 1; Banyaknya pekerja/karyawan dibayar dan tidak dibayar (termasuk pengusaha), pada akhir bulan Juni 2005 menurut kelompok umur dan jenjang pendidikan yang ditamatkan Cermati apakah rincian ini telah diisi dengan jelas dan benar. Jika sudah, kemudian lakukan hal sebagai berikut: Pada rincian ini harus ada isian, dan pastikan bahwa pengusaha pada blok III rincian 3 sudah dimasukkan pada rincian ini pada status pekerja, jenis kelamin, kelompok umur, dan jenjang pendidikan yang sesuai. Bila rincian 1 kolom (2) s.d kolom (5) tidak ada isian, maka pengusaha pada blok III rincian 3 dan 4 harus ada di blok IV rincian 1.a dan 1.b, kolom pekerja tidak dibayar. Hal yang sama dengan umur dan jenjang pendidikan pada isian blok III rincian 5 dan 6 harus ada di blok IV rincian 1.a dan 1.b baris kelompok umur dan jenjang pendidikan yang sesuai untuk pekerja tidak dibayar. Hitung kembali kolom [6] yaitu jumlah dari kolom [2] s/d kolom [5] untuk masing-masing kelompok umur dan jenjang pendidikan yang ditamatkan Rincian 2 ; Balas jasa seluruh pekerja dibayar dan rata-rata jam kerja per pekerja/ karyawan dibayar pada bulan Juni 2005 menurut kelompok umur Rincian 2.a ; Balas jasa untuk pekerja dibayar [Rupiah] Cermati apakah rincian ini telah diisi dalam satuan rupiah dengan benar dan sudah cukup wajar, kemudian lakukan-langkah berikut ini : Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi

27 Hitung kembali jumlah di kolom [6], yang merupakan penjumlahan antara kolom [2] sampai dengan kolom [5]. Perhatikan kewajaran isian balas jasa untuk daerah bersangkutan. Jika terdapat keraguan (lihat pula jumlah hari kerja bulan Juni pada Blok III rincian 7), tanyakan kembali pada pencacah untuk dilakukan perbaikan. Rincian 2.b ; Rata-rata jam kerja per pekerja dibayar dalam seminggu [jam] Perhatikan apakah rincian ini sudah diisi dengan benar dan wajar. Coba lihat kewajarannya dari jenis kegiatan utama perusahaan/usaha pada blok III rincian 1 (rumah sakit, toko kelontong, industri pembuatan tahu, dsb) Pemeriksaan Blok V: Biaya/Pengeluaran Selama Bulan Juni 2005 Bagian A ; Biaya/Pengeluaran khusus yang berkaitan langsung dengan proses produksi barang/ jasa Khusus untuk rincian A.1.(selain usaha industri kecil dan kerajinan rumahtangga), periksa apakah biaya/pengeluaran khusus pada rincian A.1 telah diisi dan sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui apakah perlu dilakukan kunjungan ulang untuk perbaikan. Khusus untuk rincian A.2. harus terisi jika kegiatan utama perusahaan/usaha adalah usaha industri kecil dan kerajinan rumahtangga (lihat Blok III rincian 1) dan harus diisi tiga jenis bahan baku dan bahan penolong utama yang digunakan. Selain usaha industri kecil dan kerajinan rumahtangga maka rincian A.2 harus kosong.. Khusus untuk rincian A.3. bisa terisi jika kegiatan utama perusahaan/usaha adalah usaha perdagangan besar dan perdagangan eceran (lihat Blok III rincian 1), selain usaha tersebut maka rincian A.3 harus kosong. Khusus untuk rincian A.4, bisa terisi jika kegiatan utama usaha/perusahaan adalah angkutan (lihat Blok III rincian 1), selain usaha tersebut maka rincian A.4. harus kosong Cek penjumlahan pada baris JUMLAH A apakah sudah benar Bagian B. Biaya/pengeluaran umum, bunga atas pinjaman, deviden dan royalti yang dibayarkan, sewa tanah, pajak tak langsung, dan biaya lainnya Untuk rincian B.1 s/d rincian B.4, lakukan hal-hal sebagai berikut : Periksa apakah biaya/pengeluaran umum pada rincian B.1; biaya bunga atas pinjaman, deviden, royalti dan sewa tanah untuk usaha pada rincian B.2; pajak tak langsung pada rincian B.3; dan biaya lainnya pada rincian B.4 telah diisi dan sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui apakah perlu dilakukan perbaikan dan kunjungan ulang. Perhatikan pula kesesuaian dan kewajaran jenis pengeluaran yang terisi dengan jenis kegiatan usahanya (Blok III rincian 1). 22 Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Usaha Terintegrasi 2005

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-DS1 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II : APRIL - JUNI VIMK13-S2 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI R A H A S I A SKP13-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah Bidang U r a i a

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS

SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS RAHASIA SPIK 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS TAHUN 2014 Tujuan Survei Dasar Hukum Memperoleh informasi atau indikasi umum kondisi perusahaan dan bisnis

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS) VIMK10-S 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2010 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDUSTRI MIKRO - 1 INDUSTRI KECIL - 2 KODE KBLI 2 digit BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor

Lebih terperinci

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

No. Nama Kolom Tipe Data Panjang Maks

No. Nama Kolom Tipe Data Panjang Maks No. Nama Kolom Tipe Data Panjang Maks (1) (2) (3) (4) 1 triwulan karakter 1 2 tahun karakter 4 3 prop karakter 2 4 kab karakter 2 5 kec karakter 3 6 desa karakter 3 7 nbs karakter 4 8 nks karakter 7 9

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (1) (2) (3)

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (1) (2) (3) REPUBLIK INDONESIA R A H A S I A SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 214 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL IM IK Kode 2-digit KBLI - 1-2 VIMK14-S2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Provinsi

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA

PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 215 TAHUNAN Industri Mikro Industri Kecil 2-digit KBLI: - 1-2 VIMK15-S2 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK15-DS2)

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 R A H A S I A VTBH12-P KONSTRUKSI REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK I. KETERANGAN TEMPAT BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA VIMK11 TRIWULAN I

STRUKTUR DATA VIMK11 TRIWULAN I 1 triwulan karakter 1 Triwulan I 2 tahun karakter 4 Tahun 2011 3 prop karakter 2 Provinsi 4 kab karakter 2 Kabupaten/Kota 5 kec karakter 3 Kecamatan 6 desa karakter 3 Desa/Kelurahan 7 nbs karakter 4 Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 2 ini merupakan seri Buku Pedoman yang disusun dalam rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) tahun 2013. Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran Usaha/ Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pencacah dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pencacah dalam melakukan Pendaftaran (Listing) Unit Kegiatan Ekonomi/Usaha

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum v BAB PENDAHULUAN. Umum Menjelang pasar bebas ASEAN atau penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) tahun 25 penting bagi kita Bangsa Indonesia untuk memperkuat sistem perekonomian.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 SSI-1 RAHASIA SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN 5. KLASIFIKASI DESA/KELURAHAN PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 6. NOMOR BLOK SENSUS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Pengolahan Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan. iii

KATA PENGANTAR. Penulis. Pengolahan Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan. iii KATA PENGANTAR Kegiatan Pengolahan data Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan (VIMK14 Triwulanan) merupakan kelanjutan dari kegiatan pengumpulan data Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan.

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2014

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2014 ABSTRAKSI Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Tahunan merupakan survei yang dilakukan secara sampel terhadap perusahaan industri mikro

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DAFTAR VU-4 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab./Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS DAN KETERANGAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2011 ABSTRAKSI Kebutuhan data yang lengkap, tepat waktu, dan akurat mengenai upah buruh/pekerja bagi kalangan pengguna data semakin meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas KATA PENGANTAR Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5.

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. DAFTAR ISI I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST2013 1.2. Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. Editing Coding II. Tata Cara Editing Coding 2.1. Umum 2.2. ST2013-P a. Blok

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS)

PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS) VP2015-PMS PEDOMAN PENGAWAS SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-PMS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

buruh dengan status itu merupakan mayoritas pekerja sehingga data yang dihasilkan diharpkan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mayoritas

buruh dengan status itu merupakan mayoritas pekerja sehingga data yang dihasilkan diharpkan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mayoritas BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2010 ABSTRAKSI Kebutuhan data yang lengkap, tepat waktu dan akurat mengenai upah buruh/pekerja bagi kalangan pengguna data semakin meningkat. Untuk itu Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

~96. . Biro Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia SENSUS EKONOMI 1996 PENGOLAHAN SE96-PNDIURT. sensus ekonomi PEDOMAN EDITING PRA-KOMPUTER BUKU 29A

~96. . Biro Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia SENSUS EKONOMI 1996 PENGOLAHAN SE96-PNDIURT. sensus ekonomi PEDOMAN EDITING PRA-KOMPUTER BUKU 29A BUKU 29A SENSUS EKONOMI 1996 PENGOLAHAN SE96-PNDIURT PEDOMAN EDITING PRA-KOMPUTER ~96 sensus ekonomi Disusun oleh : Bagiun Penyiupun Data Sensus Biro Pengolahan Dala. Biro Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 1 (Triwulanan)

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 1 (Triwulanan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 1 (Triwulanan) Laporan ditulis pada: March 13, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. BUKU 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI Halaman i iii I. PENDAHULUAN 1.1. U m u m.... 1 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. T u j u a n... 3 1.4. Lingkup dan Cakupan... 4 1.5. Data dan Keterangan yang

Lebih terperinci

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS DAFTAR VU-3 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab/Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 2 (Triwulanan)

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 2 (Triwulanan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 2 (Triwulanan) Laporan ditulis pada: March 5, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

Buku IV SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KORTIM BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA

Buku IV SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KORTIM BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA Buku IV SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KORTIM BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 1.2 Tujuan 1 1.3 Jadwal 2 1.4 Dokumen

Lebih terperinci

BPS - REPUBLIK INDONESIA

BPS - REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA BUKU 2 SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 (VTBH12 KONSTRUKSI) PEDOMAN PENCACAHAN BPS - REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Buku 2 merupakan Buku Pedoman bagi para petugas

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2013

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2013 ABSTRAKSI Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Triwulanan merupakan survei yang dilakukan secara sampel terhadap perusahaan industri

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PRODUSEN

SURVEI HARGA PRODUSEN RAHASIA HP-JTB REPUBLIK INDONESIA 2016 SURVEI HARGA PRODUSEN SEKTOR JASA TRANSPORTASI BARANG 1. Survei ini digunakan untuk memperoleh data harga produsen jasa transportasi barang, guna menyusun angka Indeks

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN 2013, No.730 4 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/5/M.PAN//00 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENDATAAN POTENSI DESA 2008 SUPLEMEN KECAMATAN

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENDATAAN POTENSI DESA 2008 SUPLEMEN KECAMATAN PODES08-KEC Rahasia REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENDATAAN POTENSI DESA 2008 SUPLEMEN KECAMATAN I. PENGENALAN TEMPAT 101 Provinsi 102 Kabupaten/Kota*) 103 Kecamatan 104 Jumlah Desa/Kelurahan/Nagari**)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAHAN DAN PENGAWASAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS

PEDOMAN PENCACAHAN DAN PENGAWASAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PENGAWASAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA 2013 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras ini dimaksudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan energi dalam pembangunan nasional sangat vital. Energi digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Walaupun memiliki sumber energi yang cukup besar, namun

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MIKRO KECIL BLOK I: PE GE ALA TEMPAT

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MIKRO KECIL BLOK I: PE GE ALA TEMPAT SE06 - UMK JASA-JASA J-K-M-N-O-P REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK Kode KBLI SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MIKRO KECIL 1. Propinsi : 2. Kabupaten/Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi, 1997

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi, 1997 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi, 1997 ABSTRAKSI Kajian tentang pola perdagangan komoditi di Indonesia penting dilakukan untuk mendukung data hasil pencacahan

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) Pengilangan Minyak dan Gas Bumi adalah mencakup usaha pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, naptha, avigas,

Lebih terperinci

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2014

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2014 RAHASIA SMAK2014M REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2014 Tujuan Survei Dasar Hukum Kerahasiaan Kewajiban : Mendapat gambaran tentang transaksi ekspor-impor antar

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2015

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2015 ABSTRAKSI Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Tahunan merupakan survei yang dilakukan secara sampel terhadap perusahaan industri mikro

Lebih terperinci

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 1.2

Lebih terperinci

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN DAFTAR VU-2 KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab/Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS DAN KETERANGAN

Lebih terperinci

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN I. PENGENALAN TEMPAT 1. Nama Perusahaan/Kantor Administratur Tuliskan nama Perusahaan/Kantor Administratur perkebunan yang resmi digunakan perusahaan. Rincian 1a : Tuliskan alamat lengkap Perusahaan/Kantor

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga BPS Badan Pusat Statistil{, Jakarta - Indonesia 2002 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Indonesia - Sensus Ekonomi 1996 (Listing)

Indonesia - Sensus Ekonomi 1996 (Listing) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Sensus Ekonomi 1996 (Listing) Laporan ditulis pada: November 23, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id 1 Identifikasi NOMOR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014)

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) Kegiatan ketenagalistrikan adalah kegiatan yang melakukan pembangkitan tenaga listrik, pengoperasian jaringan transmisi

Lebih terperinci

Evaluasi Pasca Sensus Sensus Ekonomi 1996 Pencacahan PND/URT, 2011

Evaluasi Pasca Sensus Sensus Ekonomi 1996 Pencacahan PND/URT, 2011 BADAN PUSAT STATISTIK Evaluasi Pasca Sensus Sensus Ekonomi 1996 Pencacahan PND/URT, 2011 ABSTRAKSI Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencacahan ulang terhadap unit usaha PND/URT pada wilayah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN 1. Provinsi : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 110 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 110 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014 PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 110 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci