BAB I KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SISTEM TENAGA LISTRIK. Tujuan Umum: Mahasiswa dapat memahami komponenkomponen utama suatu sistem tenaga listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SISTEM TENAGA LISTRIK. Tujuan Umum: Mahasiswa dapat memahami komponenkomponen utama suatu sistem tenaga listrik"

Transkripsi

1 BAB I KOMONEN-KOMONEN UTAMA SISTEM TENAGA LISTRIK Tujuan Umum: Mahasiswa daat memahami komonenkomonen utama suatu sistem tenaga listrik Tujuan Khusus: Mahasiswa daat memahami engertian dari sistem embangkit tenaga listrik, sistem transmisi dan sistem distribusi Mahasiswa mengenal sumber-sumber energi listrik Mahasiswa mamu membuat erancangan dan erencanaan sistem tenaga listrik A. endahuluan Komonen-komonen utama suatu sistem tenaga listrik terdiri dari usat-usat embangkit

2 atau Sistem embangkitan, Saluran Transmisi atau Sistem Transmisi dan Sistem Distribusi. B. Sistem embangkitan Tenaga Listrik Sistem embangkitan Tenaga Listrik berfungsi membangkitkan energi listrik melalui berbagai macam embangkit tenaga listrik. ada embangkit tenaga listrik ini sumber-sumber energi alam dirobah oleh enggerak mula menjadi energi mekanis yang berua keceatan atau utaran dan selanjutnya energi mekanis dirobah menjadi energi listrik oleh generator. C. Sistem Transmisi Sistem transmisi berfugsi menyalurkan tenaga listrik dari usat embangkit ke usat beban melalui saluran transmisi, karena adakalanya embangkit tenaga listrik dibagun ditemat yang jauh dari usat-usat beban. D. Sistem Distribusi Sistem Distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen yang berua abrik, industri, erumahan dan sebagainya. Transmisi tenaga dengan tengangan tinggi mauun tegangan ekstra tinggi ada saluran transmisi dirubah ada gardu induk menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi rimer, yang selanjutnya tegangannya diturunkan lagi menjadi tegangan untuk konsumen.

3 ersoalan-ersoalan yang muncul ada sistem tenaga listrik meliuti antara lain: aliran daya, oerasi ekonomik ( economic load disatch), gangguan hubungan singkat, kestabilan sistem, engaturan daya aktif dan frekuensi, eleasan beban, engetanahan netral sistem, engaman sistem arus lebih, tegangan lebih, keandalan dan interkoneksi sistem tenaga. E. erancangan dan erencanaan Sistem Tenaga Listrik erancangan adalah roses atau cara membuat rancangan, dalam hal ini kalau diterakan ada sistem tenaga listrik akan melibatkan masalah bagaimana merancang embangkit, saluran transmisi dan distribusi tenaga listrik yang disesuaikan dengan kebutuhan masa datang, 5- tahun untuk jangka menengah dan 5-3 tahun untuk jangka anjang. erencanaan adalah menyangkut masalah embuatan rencana, yang melibatkan masalah erencanaan engoerasian, erbaikan dan erluasan ada sistem tenaga listrik, sehingga dierlukan: Analisis Aliran Beban Sistem Tenaga Listrik dimaksudkan untuk enyemurnaan oerasi sistem tenaga listrik baik ada saat dianalisis atauun masa yang akan datang yang menyangkut masalah oerasi jaringan atau jatuh tegangan ada jaringan yang harus diertahankan konstan, erluasan sistem berua lokasi beban baru atau lokasi embangkit baru, kondisi sistem masa yang akan datang karena ertumbuhan beban yang esat mauun interkoneksi sistem 3

4 tenaga listrik untuk mengantisiasi ertumbuhan beban yang begitu ceat. Analisis Gangguan Sistem tenaga Listrik berfungsi untuk memberikan informasi dalam menjawab masalah engaman sistem tenaga listrik, koordinasi isolasi sistem tenaga listrik serta koordinasi rele dan emutus tenaga dalam mengisolasi bagian atau eralatan yang terganggu. Gangguan yang dimaksud adalah gangguan arallel ( shunt) berua gangguan simetris dan tidak simetris, gangguan seri berua satu fasa dan dua fasa utus, gangguan simultan berua gabungan gangguan shunt ada suatu temat dan temat yang lain atau gangguan seri yang meruakan kombinasi gangguan diatas. Analisis Stabilitas Sistem Tenaga Listrik menyangkut masalah kemamuan sistem untuk teta sinkron selama terjadi gangguan misalnya karena jatuhnya suatu embangkit tenaga, stabilitas enambahan beban baru, emasangan motor besar yang telah ada, enambahan unit embangkit baru dan keerluan engaturan beban uncak. 4

5 BAB II DAYA DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK FASA TUNGGAL Tujuan Umum: Mahasiswa daat memahami teori dasar serta engertian daya sebagai erubahan tenaga listrik Tujuan Khusus: Mahasiswa daat memahami daya untaian dalam satu gerbang dengan satuannya Mahasiswa mengenal berbagai macam daya ( daya aktif, daya rekatif dan daya komleks) Mahasiswa memahami ersamaan daya termasuk ersamaan daya kostan dan sinusoidal Mahasiswa memu mengoerasikan ersamaan daya dan faktor daya 5

6 A. endahuluan Menurut teori dasar engertian daya didefinisikan sebagai erubahan tenaga terhada waktu. Satuan daya adalah watt, daya yang disera suatu beban adalah hasil kali tegangan jatuh sesaat diantara beban dengan satuan volt, dengan arus sesaat yang mengalir dalam beban tersebut dengan satuan amer, yang dinyatakan oleh ersamaan: ( t) v( t). i( t) (.) i(t) (t) + - N Gambar (.). Daya Dalam Untai satu gerbang Diandaikan bahwa tegangan dan arus, keduanya dinyatakan oleh gelombang sinusoidal dengan keceatan sudut, dituliskan dengan ernyataan sebagai berikut: vt max cos t v (.) t I cos t i i max (.3) dengan : max = besarnya dari amlitudo tegangan I max = besaran nyata dari amlitudo arus = sudut fasa dari tegangan ( ) v = sudut fasa dari arus ( I ) i Berdasarkan ersamaan (.) dan ersamaan (.3) akan dieroleh daya sebagai berikut: t I cos t cos t max max v i 6

7 cos t / max I max cos v i v i (.4) Dari ersamaan (.4) daat dilihat bahwa daya (t) terdiri dari dua bagian, yang satu terdiri dari komonen yang konstan dan bagian yang kedua terdiri dari komonen sinusoidal dengan frekuensi. Nilai dari (t) adalah nol bila salah satu dari v(t) dan i(t) bernilai nol. Selanjutnya bila didefinisikan sudut faktor sebagai berikut: v i (.5) dan daya rata-rata ada satu eriode, T /, dari ersamaan (.4) akan dieroleh: T t max max / T dt / I cos (.6) Bila menghitung harga daya memergunakan hasor dari v(t) dan i(t), dalam teori rangkaian ilihan hasor tegangan adalah harga efektifnya, dengan demikian daat dituliskan bahwa: max j vt max cos t v e (.7) v t Re jt (.8) Nilai sesaat dari tegangan adalah v(t), sedangkan harga efektifnya atau harga rms (root mean-suare) adalah / yang daat dibaca ada meter. max Seandainya menghitung disiasi daya rata-rata dalam suatu resistansi R yang dihubungkan 7

8 sumber tegangan sinusoidal dengan harga efektif maka daat dituliskan: / T T T t dt / T vt / R dt / R ersamaan tersebut sama halnya dengan yang didaatkan ada kasus arus searah, sehingga jika tegangan efektif volt, maka didaatkan bahwa energi anas rata-rata keluar dari resistans sama halnya dengan tegangan searah volt. embahasan yang sama daat dilakukan untuk arus efektif yang mengalir ada resistans R, sehingga ersamaan menjadi: I R / R I Dengan demikian maka daat dinyatakan secara umum bahwa hasor tegangan yang dinyatakan ada ersamaan (.6) daat d ituliskan sebagai berikut: / I cos I cos max max Re e jv I ji Re I * (.9) dimana: *) = menyatakan nilai kebalikan atau bayangan ( conjugate). Besaran cos ada ersamaan (.9) dikenal sebagai faktor daya (ower faktor = F) sehingga dituliskan sebagai berikut: F cos (.) Dalam ersamaan (.9), nilai Re I *, dan nilai ImI * masing-masing daat dinyatakan oleh daya komleks S dan daya reaktif Q, sehingga daat dituliskan: 8

9 * S I Q * I m I (.) S I * I e j jq (.) dari ersamaan (.) S dinyatakan dalam bentuk olar dan dalam bentuk segitiga dan S dinyatakan oleh, seerti ada gambar berikut: S i(t) v(t) N v i S Q Gambar. Daya Komlek dalam Jaringan satu Untuk mengetahui arti hisik dari daya reaktif Q, daat dicoba dengan mengganti N dengan suatu induktor seerti ada contoh soal berikut: Contoh soal.. Untuk imedans Z = jωl, hitung a. nilai Q b. daya sesaat dalam L c. bandingkan hasil a dan b jawab: a. Menggunakan rumus., maka didaatkan, S I * ZII Q Im S L I * Z I j L I b. Jika arus diberikan oleh ersamaan, i t I cos t 9

10 v t L di dt L I sin t nilai / maka t vt it L I sin t cos t L I sin t c. erbandingan hasil bagian (a) dan (b) didaatkan bahwa: t Q sin t Dalam hal ini Q adalah amlitudo atau nilai maksimum dari daya sesaat dalam untai atau rangkaian satu gerbang N. Dalam contoh soal ini daat diketahui bahwa daya rata-rata yang melayani induktor adalah nol, yang ada adalah daya sesaat (untuk memertahankan erubahan energi dalam medan magnit) dengan nilai maksimum Q. Contoh.. Andaikan ada jaringan dengan imedans Z a. daatkan ernyataan untuk dan Q b. Nyatakan (t) dengan tanda dan Q c. Andaikan bahwa jaringan adalah rangkaian RLC, bandingkan hasil yang didaatkan dengan hasil dari butir (b). Jawab: a. menggunakan ersamaan (.), maka didaatkan: S I * Re Z ZII I * Re Z Z I I cos Z Q Im Z I Z I sin Z j Q, sehingga

11 b. Dengan ilihan yang sesuai yakni, i t I cos t dan t Z I cos t Z v c. Dengan demikian akan didaatkan bahwa: t vt it Z I cos t Z cos t Z I cos Z cos t Z Z I cos Z cos t cos Z sin cos t Q sin t t sin d. Dalam hal ini Z R j l / j c. Dari bagian (a) didaatkan bahwa dimana Q L R I dan Q Q L Qc, L I adalah daya reaktif masing-masingdalam L dan C, sehingga daat dituliskan bahwa: t cos t Q sin t Q sin t Dari ersamaan tersebut maka suku ertama menyatakan daya sesaat dalam R. Suku kedua dan ketiga masing-masing menyatakan daya sesaat dalam L dan C. Dalam kasus L C =, maka Q Q L Q C Tabel.. Terminologi daya dengan satuan L C Z Kuantitas Terminology Satuan S Daya komleks (daya semu) A, KA, dan MA S Daya komleks mutlak A, KA, dan MA Daya Aktif atau daya real rata-rata Watt, kw, dan MW Q Daya reaktif AR, KAR, dan MAR

12 BAB III GAMBARAN UMUM DARI SISTEM TENAGA LISTRIK Tujuan Umum: Mahasiswa daat memahami dan membaca diagram segaris (one line diagram) Tujuan Khusus: Mahasiswa daat memahami engertian dari diagram segaris Mahasiswa daat merobah diagram segaris menjadi diagram imedansi dan diagram reaktansi Mahasiswa mamu mengolah dari sistem dasar menjadi sistem erunit (u) B. Diagram Segaris (one line diagram) Diagram segaris adalah suatu diagram yang menunjukan suatu garis tunggal dan lambanglambang standar saluran transmisi dan eralatan-

13 eralatan yang berhubungan dengan suatu sistem listrik. Kegunaan diagram segaris dalah untuk memberikan informasi yang berarti mengenai suatu sistem dalam bentuk yang ringkas. Tabel 3.. Simbol-simbol komonen sistem tenaga yang diergunakan untuk diagram segaris Simbol Digunakan untuk Mesin berutar Simbol Digunakan untuk emutus tenaga dengan minyak Bus (rel = simul) Trafo tenaga dua belitan emutus tenaga dengan udara emisah Trafo tenaga tiga belitan or Sekering Hubungan delta (3, kawat) tiga Hubungan Wye ( 3, netral tidak ditanahkan) Hubungan Wye ( 3, netral ditanahkan) Kaasitor emisah dengan sekering Saluran transmisi Beban statis Trafo otensial 3

14 Dari gambar simbol standar tersebut aabila ingin mengetahui letak titik dimana sistem dihubungkan ketanah, untuk menghitung besarnya arus yang mengalir terjadi gangguan tidak simetris yang melibatkan tanah, maka simbol standar yang diergunakan adalah tiga fasa Y dengan netral ditanahkan. Untuk membatasi aliran arus ketanah ada waktu ada gangguan maka netral Y dengan tanah disisikan resistans atau reaktans. Diagram segaris suatu sistem tenaga yang sederhana terdiri dari dua simul (rel atau bus atau gardu induk) daat dilihat ada gambar 3. berikut: T saluran transmisi T Beban A Beban B Gambar 3.. Diagram segaris sistem tenaga listrik sederhana Diagram segaris sederhana tersebut menunjukan dua generator sinkron dengan kumaran jangkar yang ada statornya dihubungkan Y, satu titik netral hubungan bintangnya ditanahkan melalui reaktans yang satunya titik netral hubungan Y ditanahkan melalui reaktans, hubungan ke rel, masing-masing melalui emutus tenaga, dari rel tersebut melalui emutus tenaga dihubungkan dengan transformator tiga fasa hubungan Y Y (T ) dimana netral trafo ditanahkan secara langsung baik ada sisi tegangan rendah mauun disisi tegangan tinggi. Selanjutnya rangkaian 4

15 generator dan trafo tersebut, melalui emutus tenaga dihubungkan ke saluran transmisi. Dari saluran transmisi melalui emutus dihubungkan ke transformator tiga fasa hubungan Y -, dimana titik netral Y ditanahkan langsung, selanjutnya melalui emutus dihubungkan ke rel yang lain, ada rel ini dihubungkan generator sinkron dimana kumaran jangkar yang ada di stator dirangkai tiga fasa hubungan Y yang netralnya ditanahkan memalui reaktans. ada masingmasing rel dihubungkan beban melalui emutus beban. Keterangan mengenai rating generator, trafo, beban dan reaktans dari berbagai komonen sistem tenaga tersebut seringkali diberikan langsung ada gambar. C. Diagram Imedans dan Reaktans Dalam aturan untuk menganalisis unjuk kerja dari suatu sistem tenaga listrik baik dalam keadaan berbeban atau dalam keadaan terjadi suatu gangguan hubung singkat, maka diagram segaris diatas harus dirubah kedalam suatu gambar imedans yang memerlihatkan ekivalen untai dari tia komonen sistem. Sistem tenaga yang sederhana seerti ada gambar 3. diatas, gambar diagram imedansnya daat dilihat ada gambar berikut: 5

16 E + + E E Gen & Beban A Transformator T saluran stransmisi transformator Beban T BGen 3 Gambar 3.. Diagram imedans dari diagram segaris ada gambar 3. Diagram imedans yang diberikan ada gambar 3. diatas tergantung enggunaanya, jika diergunakan untuk analisis aliran beban, aalagi dengan bantuan rogram komuter maka gambar tersebut sudah daat digunakan. Tetai bila diergunakan untuk menganalisis dan menghitung arus gangguan, agar sederhana maka rugi-rugi sistem diabaikan, dalam hal ini yang diabaikan adalah semua beban statis, semua resistans, rangkaian magnetisasi trafo, dan kaasitans saluran transmisi, sehingga diagram imedans tersebut akan menjadi diagram reaktans, akan tetai kalau tersedia komuter digital untuk membantu erhitungan, maka enyederhanaan tersebut tidak dierlukan. Diagram reaktans dari diagram segaris ada gambar 3. diatas daat dilihat sebagai berikut: 6

17 + - + E - E + - E Gambar 3.3 Diagram reaktans dari diagram segari ada gambar 3. Diagram imedans dan reaktans diatas kadangkadang disebut juga diagram urutan ositif karena diagram tersebut menunjukan imedans terhada arus seimbang dalam suatu tiga fasa seimbang. D. erhitungan Dalam Sistem erunit (u) Dalam erhitungan besaran-besaran listrik seerti tegangan, arus, daya, imedans dalam sistem tenaga, yang sudah lazim diergunakan adalah dimensi atau ukuran dari masing-masing besaran seerti ada tabel 3. berikut: Tabel 3.. Dimensi/ukuran symbol dari besaran besaran listrik No Besaran Simbol Dimensi/ukuran Tegangan olt, k Arus I Amer 3 Daya Semu S A, KA, MA 4 Daya Aktif Watt, KW, MW 5 Daya Q AR, KAR, MAR Reaktif 6 Imedans Z Ohm 7 Reaktans Ohm 7

18 Sehubungan dengan dimensi dari besaran-besaran tersebut diatas berbeda-beda maka untuk memudahkan diakai sistem erhitungan dalam ersen (%) dan dalam erunit (u). Akan tetai erhitungan yang dilakukan dalam u lebih menguntungkan, karena satu besaran dalam u dikalikan dengan besaran yang lain dalam u maka hasilnya teta dalam u. Jika erhitungan dilakukan dalam ersen, maka satu besaran dalam ersen dikalikan dengan besaran lain yang juga dalam ersen maka hasil akhirnya harus dibagi dengan angka seratus. Harga erunit (u) dari setia besaran adalah menyatakan erbandingan dari nilai yang sebenarnya dari besaran tersebut terhada nilai basis atau nilai dasar yang daat dirumuskan sebagai berikut: Nilai sebenarnya Nilai erunit ( u) (3.) Nilai basis Dimensi satuan dari nilai basis dan nilai yang sebenarnya adalah sama, misalnya nilai yang sebenarnya dari tegangan adalah volt, sedangkan nilai basis tegangan misalnya volt, maka nilai tegangan tersebut dalam u adalah,5, sehingga nilai suatu besaran dalam u tidak memunyai dimensi satuan lagi. E. Sistem Satu Fasa Menghitung nilai basis dari keemat besaran yang telah dikemukakan diatas untuk sistem satu fasa, dimulai dengan memberi tanda subskri ada harga basis, sehingga jika dua harga basis 8

19 diasumsikan terlebih dahulu adalah sebagai berikut: a.harga basis daya semu = (A) B volt amer b.harga basis tegangan = B volt Harga dua basis yang lain daat dihitung dari kedua harga basis yang telah diasumsikan tersebut, cara menghitungnya adalah sebagai berikut: AB c.harga basis arus I B Am (3.) d.harga basis imedans Z B B I B B B B ohm(3.3) Jika harga yang sebenarnya dari imedans adalah Z (ohm) diketahui, maka harganya dalam u adalah sebagai berikut: Z u Z Z B ohm ohm Z x A B B (3.4) ilihan harga basis yang raktis untuk sistem tenaga satu fasa adalah sebagai berikut: a. Asumsikan bahwa harga basis daya semu = (KA) B atau dalam (MA) B b. Diasumsikan juga harga basis untuk tegangan = (K) B Harga dua basis yang lain daat dihitung sebagai berikut: c. Harga basis arus I (3.5) d. Harga basis imedans : B x MA K B B KA B B K Am 9

20 Z B x I K B K B MA B B x K KA B B (3.6) Jika diketahui nilai imedans yang sebenarnya = Z (ohm), maka harga imedans tersebut dalam u adalah sebagai berikut: Z x MAB Z x KAB Z u (3.7) K B x K B F. Sistem Tiga Fasa erhitungan harga basis untuk sistem tiga fasa, memakai besaran-besaran basis tiga fasa sebagai berikut: a. Diasumsikan harga basis daya semu tiga fasa = (KA) B atau (MA) B b. Diasumsikan harga basis tegangan antara fasa =(K) B Harga basis dua besaran yang lain daat dihitung sebagai berikut: a. Harga basis arus x MAB KAB Am 3 K B 3 K B (3.8) b. Harga basis imedans: x K B K B x K B Z B (3.9) 3 I MAB KA B B Jika diketahui nilai imedans yang sebenarnya = Z (ohm), maka harga imedans tersebut dalam u adalah sebagai berikut: Z x MAB Z x KAB Z u (3.) K B x K B

21 G. Mengubah Harga Basis dari Kuantitas erunit Kadang-kadang imedans erunit dari satu komonen sistem tenaga dinyatakan menurut harga basis yang berbeda dengan harga basis yang diilih untuk bagian dimana komonen tersebut terasang. Semua imedans dalam bagian manaun dari suatu sistem tenaga harus dinyatakan berdasarkan suatu harga basis yang sama, maka dalam membuat erhitungan dierlukan cara untuk mengubah imedans erunit berdasarkan harga basis yang lama ke imedans erunit berdasarkan harga basis yang baru. Berdasarkan ersamaan (3.7) dan (3.) maka daat dikatakan bahwa: Imedansi erunit dari suatu elemen rangkaian: im sebenarnya dlm ohm x KAB (3.) x K B Rumus tersebut memerlihatkan bahwa imedans erunit berbanding lurus dengan basis daya semu dan berbanding terbalik dengan kuadrat basis tegangan. Jika harga basis daya semu berubah dari (MA) B lama ke harga basis daya semu yang baru (MA) B baru dan harga basis tegangan yang lama (K) B lama ke harga basis tegangan yang baru (K) B baru maka harga imedans dan reaktans dalam u yang lama akan berubah menjadi harga imedans dan reaktans dalam harga u yang baru dengan menggunakan ersamaan sebagai berikut: MA B baru KB lama Z ubaru Z ulama x x (3.) MA K B lama baru B

22 Contoh soal 3.: Reaktans subtransien ( ) dari sebuah generator diketahui sama dengan,5 erunit (u) berdasarkan harga basis dari rating yang tertera ada latnama generator yaitu 8k, 5 MA. Sedangkan harga basis untuk erhitungan adalah k, MA. Hitung berdasarkan harga basis yang baru. Jawab: Berdasarkan ersamaan (3.) dieroleh: MAB baru K ubaru Z ulama x x MA K B lama Z B lama B baru 8,5, 45 er unit 5 atau dengan cara mengubah nilai u yang diketahui ke dalam nilai ohm dan membaginya dengan basis imedans yang baru sebagai berikut:,5 8 / 5, 45 er unit / Resistans dan reaktans dari suatu mesin, biasanya diberikan oleh abrik dalam besaran % atau dalam besaran u. Sebagai basisnya yaitu harga basis tegangan dalam k dan harga basis daya dalam KA adalah rating dari latnama mesin itu sendiri, jika mesin ini berada dalam sistem tenaga dimana harga basis erhitungan ditentukan baru, maka resistans dan reaktans dari mesin tersebut harus disesuaikan nilai u nya berdasarkan harga basis yang baru.

23 H. Nilai u ada Besaran-besaran Sistem Tenaga. Sistem fasa tunggal a. Daya Semu Daya semu ini daat dinyatakan oleh ersamaan sebagai berikut: * S.I atau S. I jika didefinisikan harga basis untuk daya semu: S B B I B Maka daya semu dalam u adalah: S. I S B B. I B S u u. I u * S u u I. u (3.3) b. Imedans dalam u Menurut hukum ohm, ersamaan imedans : Z / I, harga basis imedans telah diberikan oleh ersamaan diatas sehingga harga imedans dalam u adalah sebagai berikut: Z / I u atau Z u Z B B / I B I u (3.4). Sistem tiga fasa a. Tegangan Dalam sistem tiga fasa, hubungan Y terdaat dua harga tegangan yakni tegangan antara fasa atau tegangan antara saluran ( L-L), dan tegangan antara saluran dengan netral ( L-N). 3

24 Jika erhitungan dilakukan dalam harga basis untuk tegangan antara saluran atau L-L basis sehingga: LL LN basis 3 LL LN jika LL u dan LN u dengan maka atau ln LN LN (3.5) LL basis LL 3 u u LN LN basis LL u LL LL / basi s / 3 LN basis Berdasarkan ersamaan (3.5) tersebut maka dalam erhitungan dengan u untuk tiga fasa hubungan Y, tegangan anatara saluran dan netral dalam u sama dengan tegangan antara saluran dengan saluran dalam u. Hal ini meruakan salah satu keuntungan dari erhitungan dalam sistem u. b. Daya Semu Daya semu daat dinyatakan oleh ersamaan: S3 fasa S fasa 3 dengan S, maka S fasa S3 fasa basis 3 fasa basis S u S fasa fasa basis S S 3 3 fasa fasa basis / 3 / 3 S fasa u S3 fasa u (3.6) 3 4

25 Berdasarkan ersamaan (3.6) tersebut maka untuk erhitungan dalam u, daya semu tiga fasa dalam u. Hal ini juga meruakan suatu keuntungan bila erhitungan dilakukan dalam sistem u. c. Imedans Imedans hubungan Y, Z Y basis atau Z / 3 LN S Y basis basis fasa basis S 3 LL basis fasa basis LL S basis 3 fasa / 3 Dengan definisi bahwa Z basis = 3 Z y basis, sehingga dieroleh: u Z u Z y (3.7) Berdasarkan ersamaan (3.7) tersebut maka imedans tiga fasa hubungan Y dalam u sama dengan imedans tiga fasa dalam hubungan dalam u. Hal ini juga meruakan suatu keuntungan dalam erhitungan dengan sistem u. Keuntungan lain dalam erhitungan sistem u, adalah tidak dierlukan erhitungan lagi jika suatu imedans diindahkan dari suatu sisi ke sisi lain ada sebuah transformator. Contoh soal 3.. Sebuah generator sinkron tiga fasa k, 3 MA memunyai reaktans sub-transien sebesar %. Generator ini mencatu beberaa motor seremak melalui suatu saluran transmisi seanjang 64 km (4 mil) yang memunyai transformator ada kedua ujungnya seerti 5

26 dierlihatkan ada diagram segaris ada gambar 3.4. Kedua motor M dan M masing-masing memunyai rating 3, k. Netral motor M ditanahkan melalui rektans, sedangkan netral dari motor M tidak diketanahkan. Inut nominal untuk motor M dan M masing-masing adalah MA dan MA, dengan reaktans subtransien masing-masing sebesar = %. Transformator tiga fasa T memunyai rating 35 MA, 3,/5 k dengan reaktans bocor sebesar %. Transformator T memunyai teraan 3 MA, 6/,5 k dengan reatans bocor %. Reaktans seri saluran transmisi adalah,5 ohm/km. Gambarkan diagram reaktans dengan semua reaktansnya dalam besaran u. ergunakan rating generator untuk basis erhitungan. Gambar 3.4. Diagram segaris Jawab: Rating tiga fasa dari transformator T adalah 3 x MA = 3 MA, dan erbandingan tegangan antara salurannya adalah 3 x 7 /3, k /3, k. Sebagai basis erhitungan adalah rating generator yakni 3 MA sebagai basis daya, k sebagai basis 6

27 tegangan, sehingga seluruh sistem harus memergunakan basis daya yang baru sebesar 3 MA tersebut, sedangkan basis tegangannya harus memerhatikan erbandingan transformasi dari transformator. ada saluran transmisi basis dayanya 3 MA sedangkan basis tegangannya sebesar 3 k dengan T memunyai rating 3/ k. ada rangkaian motor, basis dayanya 3 MA sedangkan basis tegangannya adalah 3 x 3, / 3, 8 k. Basis tegangan ini telah dicantumkan ada gambar 3.4 diatas reaktans transformator yang disesuaikan dengan harga basis yang baru: Transformator T:, x 3 / 35, 857 u Transformator T:, x 3, /3,8, 95 u Basis imedans saluran transmisi adalah (3) /3 = 76,3 ohm, sehingga reaktans saluran dalam u adalah (,5 x 64)/76,3 =,85 u Reaktans motor M =, (3/) x (3,/3,8) =,745 u Reaktans motor M =, (3/) x (3,/3,8) =,549 u Diagram reaktans yang diminta adalah seerti ada gambar 3.5 berikut: 7

28 j, + Eg - k j,857 j,85 j,95 l m n r j,745 j,549 + Em + Em - - Gambar 3.5. Diagram reaktans yang dinyatakan dalam u berdasarkan harga basis erhitungan Contoh soal 3.3 Jika motor M dan M ada contoh 3. diatas berturut-turut memunyai masukan dan 6 MW ada 3, k, dan keduanya bekerja dengan factor daya satu, hitung tegangan terminal generator. Jawab: Bersama-sama kedua motor menyera 8 MW atau 8/3 =,6 u, oleh karena itu dengan dan I ada motor dalam u adalah. I, 6 u, dan karena : 3, /3,8,9565 I,6 /,9565,673 u ada generator:,9565,673 j,95 j,85 j,857,9565 j,5,986 3, u Tegangan terminal generator adalah,986 x k = 9,65 k. u 8

29 Soal Latihan:. Sistem tenaga yang sederhana seerti ada gambar berikut:. G 5 ohm M Data teknik komonen sebagai berikut: Generator : 4 MA, 5 k, = % Motor : 5 MA, k, = 3% Transformator Y-Y : 4 MA, 33 Y Y k, = 3 % Tranformator Y- : 3 MA, - Y k, = 5% Gambarkan diagram reaktansnya untuk sistem tenaga tersebut, dimana semua reaktansnya dalam sistem u, ergunakan basis (dasar) hitung, MA, k ada saluran 5 ohm. 3. Diagram segaris dari suatu sistem tenaga yang tidak dibebani dierlihatkan ada gambar berikut: 9

30 T A B j 8 ohm j ohme C T F T3 D Generator dan transformator memunyai data sebagai berikut: Generator : MA, 3,8 k, =, u Generator ; 3 MA, 8 k, =, u Generator 3 : 3 MA, k, =, u Transformator T : 5 MA, Y/3,8 k, = % Transformator T : Satu transformator tiga fasa yang dirangkai dari tiga Transformator, rating masing-masing MA, 7/8k, = % Transformator T3 : 35 MA, Y/Y k, = % Gambarkan diagram reaktans dengan semua reaktans diberikan dalam besaran u, ilih basis 5 MA, 3,8 k ada rangkaian generator. 3

31 3. Suatu sistem tenaga yang sederhana seerti ada diagram segaris berikut: j 4 ohm j ohmj ohm A B C 3 Data sistem seerti berikut: Generator : MA, 8 k, = % Generator : MA, 8 k, = % Motor Seremak 3 : 3 MA, 3,8 k, = % Transformator Y-Y tiga fasa : MA, 38Y/Y k, = % Transformator Y- tiga fasa : 5 MA, 38Y/3,8 k, = % Gambarkan diagram reaktans untuk sistem tenaga tersebut, dimana semua reaktans dalam sistem u, ergunakan satu basis (dasar), 5 MA, 38 k, ada saluran 4 ohm, untuk seluruh sistem. 3

32 BAB I STUDI ALIRAN DAYA Tujuan Umum: Mahasiswa daat menghitung aliran-aliran daya ada saluran-saluran dan kemudian memeriksa kaasitas semua eralatan yang ada dalam sistem aakah cuku besar untuk menyalurkan daya yang diinginkan. Tujuan Khusus: Mahasiswa daat memeriksa tegangan-tegangan ada setia rel dan memeriksa rofil tegangan sistem, biasanya variasi tegangan yang diizinkan berkisar 5% samai + 5%. Mahasiswa daat menentukan oerasi sistem yang ekonomis. Mahasiswa menentukan kedudukan sadaansadaan transformator untuk oerasi yang ekonomis. Mahasiswa meminimumkan rugi-rugi transmisi sistem. 3

33 Mahasiswa daat memeroleh kondisi mula untuk studi-studi lanjutan, seerti hubungan singkat dan kestabilan. A. Reresentasi Sistem Sebelum studi aliran beban itu dilakukan sistem itu harus terlebih dahulu diresentasikan dengan suatu diagram engganti (diagram imedansi). Reresentasi sistem untuk studi aliran beban ini terdiri dari: a. Generator Sinkron Generator sisnkron biasanya dihubungkan langsung ada rel atau sering juga melalui transformator daya. Karena tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui besar tegangan rel dan aliran daya, maka generator sinkron direresentasikan sebagai suatu sumber daya, dan tegangan yang dieroleh dari studi ini adalah tegangan rel dimana generator itu terhubung. b. Transformator Transformator diresentasikan sebagai reaktansi saja dengan mengabaikan sirkuit eksitasi dari tranformator itu sendiri. c. Kawat transmisi Kawat transmisi direresentasikan sesuai dengan kelas transmisi itu, endek, menengah, anjang. Untuk transmisi endek menggunakan imedans seri, kawat transmisi menengah menggunakan nominal I dan T, sedangkan kawat transmisi anjang menggunakan ekivalen T dan I. d. Beban-beban 33

34 Beban-beban daat dibagi menjadi dua golongan yaitu beban static atau beban berutar. Beban static atau beban berutar biasanya direresentaikan sebagai imedans konstan atau sebagai daya konstan dan Q, tergantung dari alat hitung yang digunakan. B. Alat embantu Untuk Studi Aliran Beban Alat embantu untuk mengadakan erhitungan dalam sistem tenaga adalah: i. erhitungan dengan tangan ii. AC atau DC Network Analyzer iii. Komuter Digital Didalam studi aliran beban, sistem itu direresentasikan seteat mungkin, sehingga sangat sedikit engabaian dan erhitungannya juga sangat susah. Untuk sirkuit yang berbentuk loo hamir tidak mungkin untuk melakukan studi aliran beban dengan tangan. Oleh karena itu dierlukan AC Network Analyzer. C. Macam Rel dan Besaran Didalam studi aliran beban rel itu dibagi kedalam tiga kelomok yakni: a. Rel edoman, harga scalar dan sudut b. Rel generator atau voltage controlled bus c. Rel beban atau load bus ada tia-tia rel terdaat emat besaran yakni: i. Daya real () ii. Daya Reaktif (Q) iii.harga scalar tegangan 34

35 iv.sudut fasa tegangan ada tia-tia rel hanya dua besaran yang ditentukan sedangkan dua besaran yang lainnya meruakan hasil akhir dari erhitungan. Besaranbesaran yang ditentukan itu adalah: a. Rel edoman: Harga scalar dan sudut b. Rel generator: Daya real dan harga scalar tegangan c. Real beban: Daya dan Q Real edoman itu berfungsi untuk mensulay kekurangan daya real dan daya reaktif termasuk rugi-rugi ada kawat transmisi, karena rugi-rugi ini baru daat diketahui setelah solusi akhir dieroleh. emberian besaran untuk rel-rel diatas berlaku baik bila erhitungan dilakukan dengan AC Analyzer mauun dengan komuter digital. Untuk memudahkan ersoalan aliran daya, cara yang aling lama tetai masih digunakan adalah bentuk admitans rel : I Y. Y (4.) rel rel rel dimana I, Y dan meruakan matrik D. ersamaan embebanan Daya real dan daya reaktif ada salah satu bus : j Q I * dan arus: 35

36 I j Q * (4.) I bertanda ositif bila arus mengalir menuju rel, bertanda negatif bila arus mengalir meninggalkan rel. Bila elemen shunt belum termasuk matrik arameter maka arus total ada rel adalah: I j Q y (4.3) * dimana: y = admitans shunt total ada rel y = arus shunt yang mengalir dari rel ke tanah E. ersamaan Aliran Kawat Setelah tegangan-tegangan rel diketahui, maka aliran daya daat dicari. Arus yang mengalir dari rel ke rel adalah: I dimana: y y y ' = admiatns kawat dan (4.4) y ' = admitans kawat y ' / = konstribusi arus ada rel a. ersamaan Daya Daya yang mengalir dari rel ke rel : j Q I * 36

37 atau : jq * * * * * y ' y (4.5) sedangkan daya yang mengalir dari rel ke rel : jq ' y * * * * y Jumlah aljabar ersamaan (4.5) dan (4.6) adalah rugi-rugi ada transmisi. (4.6) F. Teknik emecahan Sebagaimana disebutkan diatas, teknik emecahan disini ditunjukan ada enggunaan komuter. Walauun demikian teknik emecahan ini daat juga dilakukan dengan tangan aabila sistem yang digunakan sangat sederhana secara sederhana. emecahan yang aling banyak digunakan adalah metode iterasi Gauss-Seidel dan Newton-Rashon dengan menggunakan bentuk admitans rel. Dalam metode ini tegangan ada rel-rel, kecuali rel edoman, diberi harga sembarang biasanya, u, setelah itu harus dihitung untuk semua rel kecuali rel edoman dengan ersamaan sebagai berikut: I j Q * =,,,n s 37

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada . Karena engaruh anjang enghantar, ada i rangkaian listrik timbul arus sebesar 400 m. Uaya yang daat dilakukan agar kuat arusnya menjadi 800 m adalah.. anjang enghantar ditambah menjadi dua kalinya B.

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

PENGARUH KONTINGENSI GANDA PADA KONDISI JARINGAN LISTRIK

PENGARUH KONTINGENSI GANDA PADA KONDISI JARINGAN LISTRIK Afandi, Pengaruh Kontingensi Ganda Pada Kondisi Jaringan Listrik PENGARUH KONTINGENSI GANDA PADA KONDISI JARINGAN LISTRIK Arif Nur Afandi ABSTRAK : Gangguan yang terjadi ada sistem tenaga listrik daat

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Sistem Daya pada Interkoneksi PLTMH Ampelgading di Gardu Induk Turen

Analisis Stabilitas Sistem Daya pada Interkoneksi PLTMH Ampelgading di Gardu Induk Turen 194 Analisis Stabilitas Sistem Daya ada Interkoneksi PLTMH Amelgading di Gardu Induk Turen Hadi Suyono, Rini Nur Hasanah, Teguh Utomo, dan Markus D. Letik Abstrak -Kebutuhan akan energi listrik yang terus

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 8 RANGKAAN TGA FASE Oleh : r. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST 8.1 Pendahuluan v ϕ v ϕ Gambar 8.1. Sistem Satu Fase v ϕ Gambar 8.2 Sistem Satu Fase Tiga Kawat v 0 Gambar 8.3 Sistem Dua Fase

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 BAB II DASAR TEORI 2.1 UMUM Sistem Tenaga Listrik terdiri dari Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi, Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar

Lebih terperinci

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B.

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B. . Sebuah transformator menurunkan tegangan listrik bolak balik dari 0 menjadi 0. Efisiensi transformator 0%. Jika kuat arus yang mengalir ada kumaran sekunder, A maka kuat arus ada kumaran rimer adalah

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan ANALISIS SISTEM TENAGA Analisis Gangguan Dr. Muhammad Nurdin Ir. Nanang Hariyanto, MSc Departemen Teknik Elektro ITB Pendahuluan Sistem tenaga listrik pasti mengalami gangguan dengan arus yang besar Alat

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah.

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah. BB LSTK DNMS Contoh. Kuat arus listrik yamg mengalir ada suatu kabel yang luas enamang kawatnya 0, mm dalam suatu rangkaian elektronika adalah 0,7 m. Beraakah (a) raat arusnya? (b) Dalam satuan jam, beraakah

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA)

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Jurnal Informatika Mulawarman ol. 10 No. 2 Setember 2015 13 OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Muslimin Program Studi Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK. Electric Power Systems L8 - Olof Samuelsson

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK. Electric Power Systems L8 - Olof Samuelsson STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK MASALAH STABILITAS DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK DALAM KEADAAN OERASI YANG STABIL DARI SISTEM TENAGA LISTRIK, TERDAAT KESEIMBANGAN ANTARA DAYA INUT MEKANIS ADA RIME MOVER

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS 8.1 UMUM Saluran transmisi tenaga dioperasikan pada tingkat tegangan di mana kilovolt (kv) merupakan unit yang sangat memudahkan untuk menyatakan tegangan.

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

MODEL SISTEM.

MODEL SISTEM. MODEL SISTEM MESIN SEREMPAK KONTRUKSI MESIN SEREMPAK Kedua bagian utama sebuah mesin serempak adalah susunan ferromagnetik. Bagian yang diam, yang pada dasarnya adalah sebuah silinder kosong dinamakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga-fasa dapat diuraikan menjadi

Lebih terperinci

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani, Pemasangan... Pemasangan untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani Staf Pengajar Teknik Elektro STT-Harapan email: yani.ahmad34@yahoo.com Abstrak seri dan parallel pada system daya menimbulkan

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l Mesin DC Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi listrik. Prinsip kerja mesin DC (dan AC) adalah

Lebih terperinci

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK PENDAHULUAN Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam beberapa

Lebih terperinci

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Yoakim Simamora, Panusur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini 2.1 Sistem Transmisi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem transmisi adalah sistem yang menghubungkan antara sistem pembangkitan dengan sistem distribusi untuk menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile : GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic 42 BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR 4.1 Pendahuluan Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic Voltage Regulator (AVR) dalam tugas akhir ini dilakukan pada generator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Transformator distribusi Transformator distribusi yang sering digunakan adalah jenis transformator step up down 20/0,4 kv dengan tegangan fasa sistem JTR adalah 380 Volt karena

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya BAB MOTOR KAPASTOR START DAN MOTOR KAPASTOR RUN 2.1. UMUM Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic oltage Regulator ja Darmana Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi ndustri Universitas Bung Hatta E-mail : ija_ubh@yahoo.com ABSTRAK Pada jaringan

Lebih terperinci

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,

Lebih terperinci

6. Seseorang berada di bawah saluran udara masuk SUTET saat tidak ada yang terhubung ke saluran tersebut. Orang tersebut bagaimana?...

6. Seseorang berada di bawah saluran udara masuk SUTET saat tidak ada yang terhubung ke saluran tersebut. Orang tersebut bagaimana?... 1. Berikut ini yang bukan termasuk representasi algoritma adalah... a. Flowchart diagram alir b. Pseudocode c. Entity d. Nassi-Scheiderman e. Programming Language bahasa pemrograman 2. Suatu instruksi

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev

Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev Ase ajmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani /7/9 EK36 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Aroksimasi filter = roses mendaatkan fungsi

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

Perbaikan Profil Tegangan pada Feeder Harapan Baru Lima (H5) Area Samarinda untuk Pengurangan Susut Energi

Perbaikan Profil Tegangan pada Feeder Harapan Baru Lima (H5) Area Samarinda untuk Pengurangan Susut Energi 131 Perbaikan Profil Tegangan ada Feeder Haraan Baru Lima (H5) Area Samarinda untuk Pengurangan Susut Energi Muslimin, Hadi Suyono, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Perbaikan rofil tegangan untuk engurangan

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William

Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 085-990 Pekanbaru, 3 Oktober 0 Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William Darmansyah

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH

RANGKAIAN ARUS SEARAH BAB VII RANGKAIAN ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Memahami perbedaan pada rangkaian seri dan paralel Mengerti tentang perhitungan pada rangkaian seri dan paralel Dalam bab ini kita akan membahas aturan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot Siklus adalah suatu rangkaian roses sedemikian rua sehingga akhirnya kembali keada keadaan semula. Perhatikan Gambar 1! Gambar 1. Siklus termodinamika.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Static VAR Compensator Static VAR Compensator (SVC) pertama kali dipasang pada tahun 1978 di Gardu Induk Shannon, Minnesota Power and Light system dengan rating 40 MVAR. Sejak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov Institut Teknologi Seuluh Noember Surabaya Analisa Kestabilan Lyaunov Contoh Soal Ringkasan Latihan Contoh Soal Ringkasan Latihan Sistem Keadaan Kesetimbangan Kestabilan dalam Arti Lyaunov Penyajian Diagram

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang A II ITEM ALUAN TANMII ( 2.1 Umum ecara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem tenaga listrik yang besar pada umumnya memiliki beberapa pusat pembangkit yang terdiri dari banyak generator (multimesin). Generator berfungsi untuk mensalurkan

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham 1. Transformator Satu Fasa Transformator Oleh: Sudaryatno Sudirham Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN/ HUBUNG SINGKAT

ANALISIS GANGGUAN/ HUBUNG SINGKAT MATERI KULIAH ANALISIS GANGGUAN/ HUBUNG SINGKAT ANALISIS STABILITAS 1 DALAM ANALISIS SISTEM TENAGA II, DIANALISIS SISTEM DALAM KEADAAN PERALIHAN DAN SIMETRI /TIDAK SIMETRI. ATAU ANALISIS DILAKUKAN SESAAT

Lebih terperinci

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013 PERCOBAAN I DASAR KELISTRIKAN, LINEARITAS ANALISA MESH DAN SIMPUL I. TUJUAN

Lebih terperinci