RANGKAIAN ARUS SEARAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANGKAIAN ARUS SEARAH"

Transkripsi

1 BAB VII RANGKAIAN ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Memahami perbedaan pada rangkaian seri dan paralel Mengerti tentang perhitungan pada rangkaian seri dan paralel Dalam bab ini kita akan membahas aturan dasar yang mengatur rangkaian arus searah serta hubungan antara tegangan, arus dan tahanan dalam rangkaian. Ada dua cara dasar untuk menghubungkan dua buah atau lebih komponen listrik, yakni secara seri atau paralel. Jika peralatan-peralatan listrik dihubungkan ujung ke ujung atau secara berderet agar membentuk sebuah rangkaian kontinu, maka dikatakan hubungan secara seri. Ketiga tahanan R 1, R 2, dan R3, pada Gambar 2-1 dihubungkan secara seri. Pada Gambar 2-1 hanya ada satu lintasan yang dapat dialiri arus. Jika peralatan dihubungkan sedemikian sehingga ada lintasan yang terbagi yang melaluinya arus dapat mengalir, yakni dua atau lebih lintasan pilihan antara dua titik dalam rangkaian, bentuk ini disebut rangkaian paralel. Kombinasi seri paralel ditunjukkan pada Gambar 2-2, juga dikenal sebagai hubungan ganda atau shunt. Hubungan lain adalah kombinasi atau variasi dari kedua rangkaian dasar tersebut. Sebagai contoh dalam Gambar 2-3, kombinasi paralal R l dan R 2 diserikan dengan R 3, Dalam Gambar 2-4, kombinasi seri R 1 dan R 2 diparalelkan dengan R 3. Makin banyak peralatan yang dihubungkan ke dalam rangkaian, kombinasinya menjadi bertambah kompleks. A. RANGKAIAN SERI : HUBUNGAN ARUS Arus dalam jumlah yang sama harus mengalir dalam setiap bagian dari rangkaian seri. Hal ini akan jelas dari diagram rangkaian seri. Sebagai contoh, pada Gambar 2-1 arus yang mengalir keluar dari terminal positif generator harus mengalir berturut-turut melalui tahanan R 1, R 2, dan R 3 sebelum kembali ke terminal negatif generator karena hanya ada satu lintasan tempat arus dapat mengalir. Hal ini benar tanpa memperhatikan harga beberapa tahanan seri. Ini dapat dibuktikan dengan mudah dalam praktek yaitu dengan memasukkan ampermeter pada beberapa titik yang berbeda dalam rangkaian seri, misalnya pada titik-titik A, B, C, 1

2 atau D dalam Gambar 2-1. Akan diperoleh bahwa besarnya arus yang mengalir pada setiap titik ini adalah sama. Gbr 2-1 Tahanan R 1, R 2, dan R 3 dihubungkan seri. Gbr 2-2 Tahanan R 1, R 2, dan R 3 dihubungkan paralel. Gambar 2-3 Kombinasi paralel R 1 dan R 2 dihubungkan seri dengan R 3. Gambar 2-4 Kombinasi seri R 1 dan R 2 dihubungkan paralel dengan R 3. Dalam semua bagian dari rangkaian seri arusnya adalah sama. Aturan ini dapat dinyatakan secara matematis dengan pernyataan I total = I 1 = I 2 = I 3 =.. (2-1) di mana I t adalah arus total yang diberikan oleh generator dan I 1, I 2 dan I 3 adalah arus pada beberapa bagian dari rangkaian. Ini tidak berarti bahwa arus dari rangkaian seri tidak dapat diubah dengan mengubah rangkaian. Suatu perubahan dalam tegangan yang diberikan ataupun tahanan rangkaian akan mengubah besarnya arus yang mengalir. Tetapi untuk setiap harga tahanan rangkaian dan tegangan yang diberikan, arus yang sama harus mengalir pada setiap bagian rangkaian. B. RANGKAIAN SERI : HUBUNGAN TEGANGAN Tekanan air diperlukan agar air mengalir melalui pipa. Diperlukan tekanan yang lebih besar untuk memaksa air mengalir pada laju kecepatan tertentu melalui pipa 2

3 kecil dibandingkan dengan melalui pipa besar karena dalam pipa kecil tahanan terhadap aliran adalah lebih besar. Sama halnya dalam rangkaian listrik, diperlukan tekanan listrik atau tegangan agar arus mengalir. Makin besar tahanan rangkaian, makin besar pula tegangan yang diperlukan agar arus tertentu mengalir melalui rangkaian tersebut. Dalam rangkaian yang diperlihatkan pada Gambar 2-5, tiga tahanan R 1, R 2 dan R 3 dgn tahanan berturut2 6, 18, dan 12 ohm dihubungkan seri dgn generator Gambar 2-5 Jumlah tegangan yang ditunjuk-kan voltmeter V 1, V 2 dan V 3 sama dengan tegangan yang ditunjukkan voltmeter V. Voltmeter V dihubungkan untuk menunjukan tegangan atau perbedaan potensial sebesar 72 V yang dipertahankan pada terminal generator dan dihubungkan ke seluruh rangkaian. Voltmeter V 1, V 2, dan V 3 dihubungkan paralel terhadap R 1, R 2, dan R 3. Ampermeter A dihubungkan sen dengan ketiga tahanan untuk menunjukkan arus rangkaian total sebesar 2 A. Voltmeter V 1 pada Gambar 2-5 menunjukkan tegangan 12V. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan 12V agar arus 2 A mengalir melalui R 1. Dengan kata lain, ada perbedaan potensial atau tegangan jatuh sebesar 12 V pada R 1. Voltmeter V 2 menunjukkan 36 V, atau tiga kali tegangan yang diperlukan pada R1. Inilah yang diharapkan, karena tahanan R 2 tiga kali R 1 dan menyebabkan arus 2 A yang sama melalui kedua tahanan. Tegangan pada R 3 hanya 24 V karena R 3 hanya dua kali R 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa tegangan yang diperlukan agar arus mengalir dalam rangkaian dc berbanding lurus dengan tahanan rangkaian. Makin tinggi tahanan, makin tinggi pula tegangannya. Perhatikan bahwa pada Gambar 2-5, jumlah tegangan jatuh pada tiga tahanan sama dengan tegangan yang diberikan pada rangkaian = 72 Seluruh tegangan yang dihubungkan digunakan untuk mengalirkan arus melalui ketiga tahanan. 3

4 Dalam rangkaian seri, jumlah tegangan pada beberapa bagian sama dengan tegangan total yang dihubungkan pada rangkaian. Secara matematis, V t = V 1 + V 2 + V 3 + (2-2) di mana V t adalah tegangan yang dihubungkan pada rangkaian dan V 1, V 2, dan V 3, adalah tegangan pada komponen-komponen seri. C. RANGKAIAN PARALEL : HUBUNGAN TEGANGAN Gambar 2-6 menunjukkan 3 buah lampu L 1, L 2, dan L 3 yang dihubungkan sebagai 3 rangkaian yang tak bergantungan ke sebuah generator 120 V. Tegangan 120 V dipasang pada masing-masing lampu karena setiap lampu dihubungkan langsung ke generator yang sama. Sekarang, jika sebagai pengganti dari tiga hubungan rangkaian terpisah seperti pada Gambar 2-6 digunakan kawat penghubung satu keluar dan satu kembali, maka keadaannya adalah sama yaitu tegangan 120 V masih tersambung ke masing-masing lampu tersebut. Gambar 2-6 Tiga buah lampu dihubungkn ke generator melalui 3 rangkaian terpisah. Gambar 2-7 Rangkaian 3 buah lampu dari Gambar 2-6 dikombinasikan untuk membentuk sebuah rangkaian paralel. Kawat penghubung pada Gambar 2-7 dapat dianggap semata-mata sebagai perpanjangan terminal generator sehingga tegangan yang sama tersambung ke setiap lampu. Hubungan yang ditunjukkan pada Gambar 2-7 disebut hubungan 4

5 paralel dan aturan untuk tegangan dalam rangkaian paralel dapat dinyatakan sebagai berikut: Tegangan pada setiap cabang dari kombinasi paralel adalah sama dengan tegangan yang dipasang pada seluruh kombinasi. Secara matematis, V t, = V 1, = V 2 = V 3 =.. (2-3) di mana V t adalah tegangan pada kombinasi dan V 1, V 2 dan V 3 adalah tegangan pada beberapa cabang. D. RANGKAIAN PARALEL: HUBUNGAN ARUS Oleh karena pada Gambar 2-6 generator mencatu arus pada ketiga rangkaian yang tak bergantungan, maka catu arus total haruslah sama dengan jumlah arus dari ketiga rangkaian. Oleh karena Gambar 2-6 ekivalen dengan rangkaian paralel pada Gambar 2-7, maka aturan untuk arus dalam rangkaian paralel dapat dinyatakan sebagai berikut: Arus total yang dicatu pada rangkaian paralel adalah jumlah dari arus-arus cabang. Secara matematis, I t, = I 1, + I 2 + I 3 +. (2-4) di mana I t adalah arus total dan = I 1, I 2 dan I 3 adalah arus-arus dalam beberapa cabang. E. HUKUM OHM Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya arus yang mengalir di dalam sebuah rangkalan sama dengan tegangan yang terpasang dibagi dengan tahanan rangkaian. Hukum ini secara eksperimen ditentukan oleh George Simon Ohm dalam tahun 1826, merupakan yang paling penting karena membentuk dasar bagi hampir semua perhitungan rangkaian dc. Hukum ini dapat dituliskan sebagai berikut: 5

6 CONTOH 2-1 Berapa arus yang akan mengalir melalui pemanas listrik 12 ohm jika dihubungkan ke tegangan 120V? I = V/R I = 120/12 = 10A Persamaan (2-5) dapat diubah menjadi: V = IR... (2-6) Yaitu, tegangan pada sebuah rangkaian sama dengan perkalian arus dalam amper dan tahanan dalam ohm. CONTOH 2-2 Berapakah tegangan yang dipeiiukan agar ams 2 A mengalir melalui tahanan 55 ohm? V = I R V = 2 x 55 = 110 V Karena V = IR, perbedaan tegangan antara dua titik kerap kali dianggap sebagai "tegangan jatuh IR" antara dua titik. Bentuk ketiga dari hukum Ohm, juga dengan mengubah Persamaan (2-5) adalah: R = V/I... (2-7) Yakni tahanan rangkaian sama dgn tegangan pd rangkaian dibagi dgn arus yg melalui rangk tsb. CONTOH 2-3 6

7 Berapakah tahanan lampu yang mengalirkan arus 1,5 A dari tegangan 120 V? R = V/I R = 120/1,5 = 80 ohm Ketiga bentuk hukum Ohm diringkaskan dalam Tabel 2-1. Adalah penting agar anda mengenal ketiga bentuk hukum Ohm, karena anda akan menggunakannya selama bekerja dengan listrik. F. PENGGUNAAN HUKUM OHM Kesalahan sering terjadi dalam perhitungan listrik karena hukum Ohm tidak digunakan secara tepat. Hukum tersebut dapat digunakan untuk seluruh rangkaian atau setiap bagian rangkaian. Jika digunakan untuk seluruh rangkaian, harga arus, tegangan, dan tahanan harus digunakan untuk seluruh rangkaian. Jika digunakan untuk bagian tertentu dari suatu rangkaian, harga arus, tegangan, dan tahanan harus digunakan hanya dari bagian tersebut. CONTOH 2-4 Dalam rangkaian Gambar 2-8, tentukan arus yang mengalir di dalamnya dan tegangan pada masing-masing kedua tahanan seri. I (seluruh rangk) = V (seluruh rangkaian) R (seluruh rangkaian) I t = V t / R t = 240 / (40+20) = 4 A Gambar 2-8 Rangkaian untuk Contoh 2-4. Simbol Ω digunakan untuk menyatakan kata "ohm." Gambar 2-9 V(pada R 1 ) = I(melalui R 1 ) X R 1 atau V 1 = I 1 x R 1 = 4 x 40 = 160V V(pada R 2 ) = I(melalui R 2 ) X R 2 atau V 2 = I 2 x R 2 = 4 x 20 = 80V 7

8 G. TAHANAN RANGKAIAN SERI Telah diketahui bahwa arus yang sama mengalir melalui setiap bagian dari rangkaian seri. Tahanan adalah perlawanan yang diberikan rangkaian terhadap aliran arus. Semua bagian dari rangkaian seri mempunyai tahanan dan setiap bagian rangkaian memberikan sebagian dari total ke aliran arus. Maka aturan berikut dapat dinyatakan untuk menggabungkan tahanan-tahanan seri : Tahanan total atau gabungan dari sebuah rangkaian seri adalah jumlah tahanan dari beberapa bagian. Secara matematis, R t = R 1 + R 2 +R (2-8) di mana R t adalah tahanan total dan R l,r 2, dan R 3 adalah tahanan dari beberapa bagian rangkaian seri. H. TAHANAN RANGKAIAN PARALEL Jika sebuah lampu 120 ohm dihubungkan dengan generator 120 V, mengalir arus 1 A. Jika lampu lain dengan ukuran sama ditambahkan secara paralel, 1 A mengalir melalui lampu kedua dan generator harus mencatu total sebesar 2 A. Dengan menerapkan hukum Ohm pada seluruh rangkaian dengan dua lampu paralel, R t = V/I t = 120/2 = 60 ohm di mana R t adalah tahanan seluruh rangkaian. Maka tahanan gabungan dari tahanan-tahanan paralel adalah lebih kecil daripada tahanan masing-masing cabang. Hal ini benar karena jika makin banyak lintasan ditambahkan melalui mana arus dapat mengalir, arus makin mudah mengalir, atau dengan perkataan lain, tahanan gabungan dari rangkaian makin rendah. pada Gambar 2-10, It = V/Rt di mana R t adalah tahanan seluruh gabungan paralel. Jika hukum Ohm digunakan pada masing-masing cabang, maka arus cabang adalah I 1 = V/R 1 I 2 = V/R 2 I 3 = V/R 3 Dari aturan arus untuk rangkaian paralel yang diberikan oleh Persamaan (2-4) It = I 1 + I 2 + I 3 Dengan mensubstitusikan harga-harga arus dalam Persamaan (2-4) menurut hukum Ohm diperoleh: V/Rt = V/R 1 + V/R 2 + V/R 3 8

9 dan dengan menghilangkan semua V dalam setiap suku, Gambar 2-10 Tahanan gabungan dari rangkaian paralel adalah lebih kecil daripada tahanan masing-masing cabang. Persamaan (2-9) adalah aturan untuk menggabungkan tahanan-tahanan paralel. Ini dapat diperluas untuk sebarang jumlah cabang paralel. Hubungan antara arus, tegangan dan tahanan dalam rangkaian seri maupun paralel disimpulkan dalam Tabel 2-2. TABEL 2-2 RINGKASAN DARI HUKUM-HUKUM RANGKAIAN SERI DAN PARALEL Arus Tegangan Tahanan Arus adalah sama pada setiap bagian rangkaian It = I 1 = I 2 = I 3 =. Tegangan total sama dengan jumlah tegangan pada bagian-bagian yang berbeda dari rangkaian Vt = V 1 + V 2 + V 3 + Tahanan total sama dengan jumlah tahanan dari bagian-bagian terpisah Rt = R 1, + R 2 + R 3 + Arus total yang disalurkan ke rangkaian sama dengan jumlah arus melalui beberapa cabang It = I 1 + I 2 + I 3 + Tegangan pada gabungan paralel adalah sama seperti tegangan pada masing-masing cabang. Vt = V 1 = V 2 = V 3 =. Kebalikan dari tahanan ekivalen atau gabungan sama dengan jumlah kebalikan tahanan masing-masing cabang 9

10 I. RANGKAIAN SERI-PARALEL Sejauh ini hanya rangkaian seri dan rangkaian paralel sederhana yang dibicarakan. Rangkaian listrik dalam prakteknya seringkali terdiri dari kombinasi tahanan seri dan paralel. Rangkaian yang demikian dapat diselesaikan dengan menggunakan hukum Ohm yang tepat serta aturan untuk rangkaian seri dan paralel pada berbagai bagian rangkaian yang kompleks. Contoh berikut ini akan memberi gambaran penyelesaian rangkaian seri-paralel. gambar 2-11 a. rangkaian seri paralel untuk contoh 2-9. b. rangkaian a dapat disederhanakan menjadi rangkaian ekivalen ini. CONTOH 2-9 Tahanan 30 ohm dihubungkan paralel dengan tahanan 60 ohm. Gabungan paralel ini kemudian diserikan dengan tahanan 20 ohm seperti pada Gambar 2-1l a. Berapa tahanan rangkaian keseluruhan? Karena R 1 dan R 3 ekivalen dengan satu tahanan sebesar 20 ohm, maka rangkaian dapat disederhanakan menjadi rangkaian ekivalen seperti pada Gambar 2-11b. Tahanan total rangkaian menjadi: R t = R t + R BC = = 40 ohm J. TEGANGAN JATUH (LINE DROP) Kawat penghubung yang panjang mempunyai tahanan yang tak dapat diabaikan sehingga sebagian tegangan yang diberikan digunakan untuk mengatasi tahanan kawat ini. Tegangan ini disebut tegangan jatuh (line drop), dan besarnya dapat dihitung dengan hukum Ohm. Karena V = IR, tegangan jatuh pada kawat saluran juga disebut IR drop dalam saluran. Tegangan jatuh atau IR drop kerap kali dinyatakan sebagai persentase dari tegangan yang diberikan pada beban. 10

11 CONTOH 2-11 Gambar 2-13 mewakili rangkaian penerangan sederhana dengan tegangan sumber 120 V. Setiap lampu memeriukan arus 0,6 A dan setiap kawat penghubung mempunyai tahanan 1,5 ohm. ditanyakan tegangan jatuh saluran, tegangan pada lampu dan persentase tegangan jatuh. Arus saluran adalah 0,6 X 2 = 1,2 A. Dengan menggunakan hukum Ohm pada setiap kawat saluran, Gambar 2-13 Rangkaian penerangan sederhana' untuk Contoh 2-11 di mana tahanan saluran diperhitungkan. V = I R = 1,2 x 1,5 = 1,8 V Tegangan pada lampu sama dengan tegangan sumber dikurangi dengan tegangan jatuh pada ke-dua saluran, atau V = 120-(1,8 4-1,8) = 120-3,6 = 116,4V Persentase tegangan jatuh pada saluran adalah: K. HUKUM KIRCHHOFF Rangkaian listrik yang kompleks dapat diselesaikan dengan pertolongan dua aturan sederhana yang dikenal sebagai hukum Kirchhoff. Hukum Kirchhof digunakan untuk menyelesaikan perhitungan rangkaian listrik seri,parallel maupun seri-paralel. Hukum Arus Kirchhoff : Jumlah arus yang mengalir keluar dari suatu titik dalam sebuah rangkaian listrik harus sama dengan jumlah arus yang mengalir menuju titik tersebut. Hukum Tegangan Kirchhoff : Sekeliling setiap lintasan tertutup dalam sebuah rangkaian listrik, jumlah penurunan potensial sama dengan jumlah dari ggl yang ada. Hal ini sama dengan mengatakan bahwa tegangan jatuh harus sama dengan tegangan naik dalam setiap bagian, di mana tegangan naik adalah setiap pertambahan tegangan seperti misalnya ggl yang dibangkitkan. 11

12 L. RANGKAIAN DISTRIBUSI TIGA KAWAT Untuk mendapatkan keuntungan dari rangkaian distribusi tegangan yang lebih tinggi dan masih memberikan 120 V untuk operasi lampu pijar standar, Edison mengembangkan sistem distribusi daya tiga-kawat 120/240 V. Untuk suatu kerugian saluran tertentu, daya dapat ditransmisikan dengan menggunakan sistem tiga-kawat dengan hanya tiga perdelapan dari kawat tembaga yang dibutuhkan untuk suatu sistem 120 V dua-kawat. Sistem lebih lanjut mempunyai keuntungan yaitu menyediakan 120 V ataupun 240 V untuk operasi peralatan listrik. Gambar 2-15 Rangkaian distribusi tiga-kawat. Gambar 2-16 Rangkaian tiga-kawat dengan beban seimbang. Kawat netral tidak membawa arus. Sistem distribusi dc (direct current = arus searah) tiga-kawat secara umum telah didesak oleh sistem ac (alternating current = arus bolak-balik) tiga-kawat. Tetapi, oleh karena prinsip kerja sistem ac dan dc pada hakekatnya adalah sama, maka uraian sistem dc dimasukkan di sini. Gambar 2-15 menunjukkan suatu cara menghubungkan tegangan catu untuk sistem dc tiga-kawat. Dua generator dc 120 V dihubungkan seri untuk mencatu sistem dengan ada tiga kawat yang keluar, kawat kesatu dan kedua keluar dari terminal generator terluar dan kawat ketiga yang disebut netral keluar dari hubungan bersama antara generator. Dengan susunan ini, lampu dan peralatan 120 V dapat dihubungkan antara kawat terluar dan netral, sedangkan peralatan 240 V seperti motor dan pemanas listrik dapat dihubungkan antara kedua kawat terluar seperti ditunjukkan pada Gambar

13 Jika beban-beban 120 V seimbang pada masing-masing sisi netral seperti pada Gambar 2-16, tidak ada arus pada kawat netral. Jika beban yang lebih berat dihubungkan antara saluran positif dan netral seperti pada Gambar 2-17, kawat netral mengalirkan selisih arus antara saluran atas dan saluran bawah ke generator. Jika beban yang lebih berat dihubungkan antara saluran negatif dan netral seperti pada Gambar 2-18, kawat netral mengalirkan arus yang tak setimbang dari generator ke beban. Gambar 2-17 Rangkaian tiga-kawat dengan beban yang lebih berat antara saluran positif dan netral. Kawat netral mengalirkan arus menuju generator. Gam bar 2-18 Rangkaian tiga-kawat dengan beban yang lebih berat antara saluran negatif dan netral. Kawat netral mengalirkan arus menuju beban. Jadi arus yang mengalir dalam kawat netral adalah selalu selisih antara arus pada saluran positif dan negatif. Yang diinginkan adalah mempertahankan beban seseimbang mungkin untuk mempertahankan aliran arus netral ke suatu tingkat minimum. Jika beban dihubungkan hanya ke satu sisi dari sistem tiga-kawat, netral mengalirkan arus beban-penuh. Karena alasan inilah, netral biasanya mempunyai ukuran kawat yang sama seperti saluran positif dan negatif. Jika kawat netral terbuka secara tidak sengaja dan beban takseimbang sedang dicatu, akan terjadi hal yang buruk yaitu tegangan yang tidak setimbang pada beban. Karena alasan inilah, netral dihubungkan langsung dan kuat dari generator ke beban dan tidak ada sekering atau alat pelindung arus lebih lainnya yang terpasang pada netral. Untuk pencegahan lebih lanjut terhadap terbukanya netral dan pencegahan kerusakan oleh petir, kawat netral dihubungkan ke bumi pada satu atau beberapa titik. 13

14 Kita kerapkali perlu mengetahui tegangan pada beban yang dihubungkan pa-da sistem tiga-kawat jika tahanan saluran dan arus beban diketahui. Contoh berikut akan melukiskan perhitungan ini untuk hal yang sederhana yaitu dua beban dihubungkan ke sistem pada titik yang sama. CONTOH 2-13 Dua beban yang terletak 1000 kaki dari sumber akan dicatu dari sistem tiga-kawat dengan menggunakan tiga kawat tembaga yang masing-masing tahanannya 0,1 ohm. Satu beban memerlukan 30 A dan yang lainnya 20 A. Tentukan tegangan pada masing masing beban. Tegangan generator adalah 120V. PENYELESAIAN: Jika beban dihubungkan seperti pada Gambar 2-19, netral mengalirkan arus 10 A menuju sumber. Tegangan jatuh pada setiap saluran adalah : Saluran A IR = 30 x 0,1 = 3 V Netral IR = 10 x 0,1 = 1 V Saluran B IR = 20 x 0,1 = 2 V Gambar 2-19 Sistem tiga kawat tak seimbang untuk Contoh 2-13 Dengan menuliskan persamaan untuk setengah rangkaian sebelah atas sesuai dengan hukum tegangan Kirchhoff, maka Tegangan naik = tegangan jatuh 120 = 3 + V V 1 = = 116 V Persamaan tegangan Kirchhoff untuk seluruh lup (jerat) bagian luar adalah: = V = V 2 V 2 = = 119V 14

15 SOAL MANDIRI 1. Dua beban yang terletak 1500 kaki dari sumber akan dicatu dari sistem tiga-kawat dengan menggunakan tiga kawat tembaga yang masing-masing tahanannya 0,5 ohm. Satu beban memerlukan 40 A dan yang lainnya 25 A. Tentukan tegangan pada masing masing beban. Tegangan generator adalah 120V. 2. Gambar di atas mewakili rangkaian penerangan sederhana dengan tegangan sumber 120 V. Setiap lampu memeriukan arus 0,6 A dan setiap kawat penghubung mempunyai tahanan 1,5 ohm. ditanyakan tegangan jatuh saluran, tegangan pada lampu dan persentase tegangan jatuh? 3. Berikan kesimpulan dari gambar dibawah ini tentang arus, tegangan, tahanan pada rangkaian seri dan parallel! Arus Tegangan Tahanan 4. Gambarkan rangkaian distribusi tiga kawat! 5. Apa yang dimaksud dengan tegangan jatuh? ====================== SELAMAT MENGERJAKAN ====================== 15

Rangkaian seri paralel

Rangkaian seri paralel Rangkaian seri paralel Apa itu rangakain seri-paralel? Perhatikan rangkaian seri sederhana berikut, masing-masing komponen terhubung ujung ke ujung membentuk jalur tunggal bagi aliran elektron. Untuk rangkaian

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

BAB II Listrik Dinamis

BAB II Listrik Dinamis BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian

Lebih terperinci

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat Pada peralatan listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang bercabang cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik Gustav

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Tujuan Mata Kuliah : Konsep dasar Rangkaian Elektrik, Hulum Hukum dasar rangkaian Listrik serta teknik dasar yang di pakai untuk

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga-fasa dapat diuraikan menjadi

Lebih terperinci

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS 8.1 UMUM Saluran transmisi tenaga dioperasikan pada tingkat tegangan di mana kilovolt (kv) merupakan unit yang sangat memudahkan untuk menyatakan tegangan.

Lebih terperinci

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng.

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng. RANKAIAN LISTRIK 1 Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng. BAB 3 HUKUM-HUKUM RL 1. HUKUM OHM Tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan

Lebih terperinci

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK DINAMIS CREATED BY: Deodatus Vito L Dywa Claudya C Elbert Evan Farhan Ramadzan N Felicia Tjokro Ghea Aprillia Haniina Fathimiyyah Kenty Lieanda Khalidian G Fiqri Kiara Puspa Dhirgantara M Rifki Putra MENU

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5 GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5 Tujuan Dapat memahami prinsip kerja ggl dan fungsinya dalam suatu rangkaian tertutup. Dapat mencari arus dan tegangan dalam suatu rangkaian rumit dengan memakai hukum kirchoff

Lebih terperinci

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI-PARALEL

RANGKAIAN SERI-PARALEL RANGKAIAN SERI-PARALEL 1. Contoh Rangkaian Seri-Paralel Contoh 1 Rangkaian pada Gambar 1, hitunglah : a. arus pada setiap elemen b. tegangan pada setiap elemen c. gunakan hukum tegangan Kirchhoff Contoh

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada LISTRIK DINAMIS Merlina.pdf Coba kalian tekan saklar listrik di ruang kelas pada posisi ON kemudian kalian amati lampu listriknya. Apa yang terjadi? Tentunya lampu tersebut akan menyala bukan? Mengapa

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Arus Listrik 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani Arus dan Hambatan Oleh: Ahmad Firdaus 201221049 Rakhmat Andriyani 201221034 Arus Listrik Adalah arus elektron dari satu atom ke atom disebelahnya 1 ampere adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor 9.3. angkaian Dasar istrik.3. angkaian Seri Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar.3, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri. Gambar.3. angkaian seri dengan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Rangkaian Hambatan Paralel Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun Oleh : Asri Arum Sari 12222014 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

BAB VIII LISTRIK DINAMIS BAB VIII LISTRIK DINAMIS STANDAR KOMPETENSI : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.2 Kuat arus yang mengalir melalui hambatan R 1, R 2, dan R 3 secara berturut-turut adalah.

Lebih terperinci

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION MK. Transportasi Elektrik Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION Motor DC adalah andalan penggerak traksi listrik pada motor listrik dan motor

Lebih terperinci

JEMBATAN ARUS SEARAH. Rangkaian jembatan digunakan secara luas untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti :

JEMBATAN ARUS SEARAH. Rangkaian jembatan digunakan secara luas untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti : JEMBATAN ARUS SEARAH 1. PENDAHULUAN Rangkaian jembatan digunakan secara luas untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti : - tahanan - induktansi - kapasitansi - parameter rangkaian lainnya, yang diturunkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC BAB X DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC Tujuan Pembelajaran : - Memahami Dasar-dasar listrik AC - Mengetahui prinsip kerja dan kontruksi Generator A. PERBEDAAN AC DAN DC Perbedaan arus bolak-balik dan arus searah

Lebih terperinci

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6 DAFTA ISI DAFTA ISI... BAB 9. ANGKAIAN DC... 9. angkaian esistor... 9. Hukum Kirchoff...4 9. angkaian Kapasitor...7 9.4 angkaian esistor-kapasitor...9 9.5 Bahaya Listrik : Kebocoran Arus...0 9.6 Alat-Alat

Lebih terperinci

Hukum Tegangan dan Arus Listrik

Hukum Tegangan dan Arus Listrik Hukum Tegangan dan Arus Listrik Slide-02 Ir. Agus Arif, MT Semester Genap 2016/2017 1 / 27 Materi Kuliah 1 Hukum Kirchhoff Bagian dari Rangkaian Hukum Arus Hukum Tegangan 2 Hubungan Seri Hubungan Paralel

Lebih terperinci

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No.

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No. LAMPIRAN 1 Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2 Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal No. No. Absen Nilai Keterangan 1 1 47 TT 2 2 52 TT 3

Lebih terperinci

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN Tujuan. - Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah ranggkaian listrik dengan menggunakan Hukum ohm, - Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah ranggkaian listrik dengan menggunakan

Lebih terperinci

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK TUGAS RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian Seri Paralel dan Metode Thevenin Disusun Oleh : M. Zaqi Alfharazy 17020 POLTEKES SITEBA PADANG JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 2017/2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN FISIKA. Arus Listrik dan Lingkar Arus Searah INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN FISIKA. Arus Listrik dan Lingkar Arus Searah INSTITUT PERTANIAN BOGOR DEPARTEMEN FSKA Arus Listrik dan Lingkar Arus Searah NSTTUT PERTANAN BOGOR 1 Tujuan nstruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter! Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter! 2 Perhatikan penunjukkan jarum amperemeter pada gambar berikut! Berapa besar kuat arus yang terukur? Amperemeter

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM :

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM : angkaian Listrik Arus Searah Nama : Zullyandri NIM : 201221047 Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas tentang sumber tegangan arus searah dan analisis rangkaian arus searah dengan menggunakan hukum Ohm

Lebih terperinci

Hukum-Hukum Tegangan dan Arus

Hukum-Hukum Tegangan dan Arus Hukum-Hukum Tegangan dan Arus Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan 1/79 Elemen aktif dan pasif. 2/79 Resistor adalah elemen pasif yang paling

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC R-L PARALEL

RANGKAIAN AC R-L PARALEL PENDAHULUAN Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik di mana besarnya dan arah arusnya berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak

Lebih terperinci

Rangkaian Sumber Tegangan

Rangkaian Sumber Tegangan Rangkaian Sumber Tegangan untuk keperluan tertentu, beberapa sumber tegangan (misalnya baterai) harus dirangkai secara seri atau paralel. Setiap sumber tegangan mempunyai nilai Gaya Gerak Listrik (GGL)

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

Rangkaian AC Tiga-Fase [1]

Rangkaian AC Tiga-Fase [1] Rangkaian AC Tiga-Fase [1] Slide-12 Ir. Agus Arif, MT Semester Genap 2015/2016 1 / 23 Materi Kuliah 1 Sistem Tiga-Fase Sistem Fase-Jamak Definisi Tiga-Fase Notasi Subskrip-Ganda 2 Definisi Sumber Tiga-Fase

Lebih terperinci

Voltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan

Voltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan Voltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan besaran yang diukur. Selanjutnya arus ini menggerakkan

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Modul Mata Kuliah Proteksi Sistem Tenaga, F. TEKNIK ELEKTRO UNISMA KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS Pada tahun 1918 salah satu cara yang paling ampuh untuk menangani rangkaian fasamajemuk (poly-phase = berfasa

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini, akan dibahas sebagian dari rangkaian dasar arus searah, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini, akan dibahas sebagian dari rangkaian dasar arus searah, antara lain : BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya, pengukuran suatu resistansi dapat dilakukan dengan mudah. Namun kelemahannya adalah kurang akurat. Pengukuran resistansi yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara: 1.

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Kelas Structured-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan III ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah :

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO 217/03 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi. Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa dapat memilih dan menggunakan alat ukur dalam praktik dengan cepat dan benar. B.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar

PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar Bahan ajar dirancang untuk pelaksanaan pembelajaran mandiri tanpa kehadiran guru atau pembelajaran klasikal. Apabila digunakan pada pembelajaran mandiri, ikutilah

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan III ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC) TOPIK 6 RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC) Arus Searah (DC) Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi:

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Potensial dan hantaran listrik Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR08FIS0503 Version : 2014-10 halaman 1 01. Arus litrik yang mengalir didalam sebuh kawat penghantar disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTIK DINAMIS udi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto Konsep Dasar Rangkaian Rudi susanto 1 Rangkaian listrik? 2 Rangkaian listrik? Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 12 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 12 Fisika Kurikulum 2013 ntiremed Kelas 12 Fisika Listrik rus Searah Soal 01 Doc Name: K1312FIS0301 Version : 2016-03 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8.10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar

Lebih terperinci

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat I. Pilihan ganda biasa 1. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran atau nilai disebut a. Meteran b. Instrumen pengukuran c. Penggaris d. Timbangan 2. Sebelum menggunakan alat ukur dengan penunjukan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK Setelah menyelesaikan bab ini, Anda akan mampu : Mendefinisikan energi dan daya Menghitung daya Mengetahui arah referensi daya Menganalisa danmenghitung Hukum Tegangan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Searah Soal Doc Name: K13A12FIS0101 Version : 2016-10 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8.10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar

Lebih terperinci

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter EFEK PEMBEBANAN Efek pembebanan itu adalah akibat dari proses pengukuran oleh alat ukur Ammeter dan Voltmeter yang menyebabkan berkurangnya nilai arus yang mengalir pada sebuah rangkaian tersebut. Karena

Lebih terperinci

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus listrik, I didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik, Q yang melalui suatu penampang dalam waktu tertentu, t I = Q t = Q t satuan arus listrik adalah ampere.

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP: Listrik Dinamis. Kelas : IX ( Sembilan )

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP: Listrik Dinamis. Kelas : IX ( Sembilan ) Lampiran 1 47 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP: Listrik Dinamis Satuan Pendidikan : SMP Wiyata Karya Natar Kelas : IX ( Sembilan ) Semester Mata pelajaran Jumlah pertemuan Alokasi waktu : Ganjil :

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen, suatu variabel dependen, dan satu atau lebih turunan dari

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

Bab V Kelistrikan. Fisika SMA/MA X

Bab V Kelistrikan. Fisika SMA/MA X Bab V Kelistrikan Sumber : www.picture.newsletter.com Kebutuhan manusia akan energi banyak ditopang oleh listrik, seperti contoh: lampu, alat-alat rumah tangga dan elektronik serta pabrik-pabrik. Listrik

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC )

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC ) RANGKAIAN LISTRIK Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC ) ANALISA ARUS CABANG DAN SIMPUL DC Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk menyelesaikan suatu permasalahan

Lebih terperinci

Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter

Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter BAB I PENDAHULUAN Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter 1.1 Tujuan pecobaan Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat : 1. Melediki pengaruh tahanan dalam voltmeter pada pengukuran tegangan

Lebih terperinci

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017 LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) Satuan pendidikan : SMA Kelas/Semester : XII/1 Hari/Tanggal :. /... 2017

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan penggunaan rangkaian seri dalam

Lebih terperinci

DAN TEGANGAN LISTRIK

DAN TEGANGAN LISTRIK 1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. BAB III MAGNETISME Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. Magnetisme (kemagnetan) tercakup dalam sejumlah besar operasi alat listrik, seperti

Lebih terperinci

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile : GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sumber Belajar Darmodjo dan Kaligis (1991: 95) menyatakan secara umum sumber belajar adalah semua sarana yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan. Bab 8 Listrik Dinamis Tuti yang baru berusia lima tahun, pada suatu pagi bermain-main lampu senter. Ia menekan tombol merah, ternyata lampu senter menyala. Sambil melihat ibunya yang sedang menyapu, tangan

Lebih terperinci

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ARUS LISTRIK Tiga hal tentang arus listrik Arus listrik didefinisikan sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif (walaupun sesungguhnya yang bergerak adalah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM 1.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek pengereman pada motor arus searah (Direct Current

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH ( DC)

RANGKAIAN ARUS SEARAH ( DC) RANGKAIAN ARUS SEARAH ( DC) 1. Pengertian Arus Listrik 2. Hukum Ohm 3. Hukum Kirchoff I 4. Rangkaian seri dan paralel hambatan listrik 5. Hukum Kirchoff II 6. Energi dan daya listrik CREATED BY DRS. ADRIANSYAH

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Structured-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA

Lebih terperinci