BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan pemberian gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengumpulan data, deskripsi data penelitian, analisis data, dan dilanjutkan dengan analisa serta pembahasan hasil penelitian Gambaran subjek Subjek penelitian ini adalah polisi wanita di kepolisian resor kota Padang, dengan jumlah subjek penelitian 50 orang dengan karakteristik subjek penelitian telah menikah, sedangkan subjek penelitian yang diteliti sebanyak 48 orang, karena 2 dari 50 orang telah bercerai maka dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah yang telah menikah yaitu 48 orang Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kepolisian resor kota Padang. Pengambilan data penelitian dilaksanakan setelah mendapat surat izin penelitian Nomor: /Kesbang-pol/2017 dari Kesbangpol Kota Padang. Kemudian pada tanggal 27 Juli sampai 14 Agustus 2017, penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan skala pada polisi wanita di kepolisian resor kota Padang. Dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang seperti yang telah dijelaskan pada BAB III. Penelitian dilakukan sendiri oleh penulis dengan membagikan kuesioner berupa skala

2 57 penelitian, yaitu skala stres kerja dan skala keharmonisan keluarga. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengisian skala, penulis memberikan penjelasan pengisian yang telah ada di lembar skala Pengumpulan data Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan dua skala yaitu skala stres kerja yang terdiri dari 31 aitem pernyataan dan skala keharmonisan keluarga yang terdiri dari 29 aitem pernyataan, pada setiap pernyataan terdapat lembar identitas, kolom jawaban dan cara pengisian serta ucapan terimakasih Deskripsi data penelitian Deskripsi data penelitian digunakan untuk membuat kategorisasi variabel dengan menggolongkan subjek dalam dua kategori yaitu rendah dan tinggi. Menurut Azwar (2005), skor skala sebagai hasil ukur berupa angka (kuantitatif) maka skor memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Berdasarkan tujuan tersebut maka peneliti menetapkan suatu kategorisasi. a. Kategorisasi stres kerja Kategorisasi dari tingkat stres kerja memperlihatkan bahwa ratarata polwan di kepolisian resor kota Padang dikategorisasikan berdasakan mean ideal dengan alasan untuk menyeimbangkan subjek dibagi dua yaitu rendah, dan tinggi, dengan rumus: I = R K

3 58 Keterangan: I= Interval R= Range (nilai tertinggi-nilai terendah) K= Kelas Interval (tinggi dan rendah) I = 79-57/2=11 Jadi, nilai I (Interval) adalah 11 maka untuk pengkategoriannya: Tabel 4.1 Kategorisasi berdasarkan skala stres kerja No Skor Jumlah kategorisasi Persentase Rendah 98% Tinggi 2% Sumber : Data Penlitian Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa 48 orang subjek yang diteliti sebanyak 47 orang atau sebesar 98% memiliki tingkat stres kerja yang rendah, sebanyak 1 orang atau sebesar 2% memiliki tingkat stres kerja yang tinggi. Dari besaran persentase stres kerja pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa polisi wanita di kepolisian resor kota Padang memiliki tingkat stres kerja yang dikategorikan rendah. b. Kategorisasi keharmonisan keluarga Kategorisasi dari tingkat keharmonisan keluarga pada polisi wanita di kepolisian resor kota Padang dikategorisasikan berdasakan mean ideal dengan alasan untuk menyeimbangkan subjek dibagi dua yaitu rendah, dan tinggi, dengan rumus: Keterangan: I= Interval R= Range (nilai tertinggi-nilai terendah) K= Kelas Interval (tinggi dan rendah) I = /2 = 80/2 = 40 Nilai I( Interval)

4 59 Tabel 4.2 Kategorisasi berdasarkan skala keharmonisan keluarga No Skor Jumlah Kategorisasi Persentase Rendah 2 % Tinggi 98 % Sumber : Data Penelitian Berdasarkan tabel 4.2 di dapatkan bahwa dari 48 orang subjek yang diteliti sebanyak 1 orang atau sebesar 2% memiliki tingkat keharmonisan keluarga yang rendah dan 47 orang atau 98% yang memiliki tingkat keharmonisan keluarga yang tinggi. Dari besaran persentase keharmonisan keluarga pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa polisi wanita di kepolisian resor kota Padang lebih dominan memiliki tingkat keharmonisan keluarga yang di kategorikan tinggi Hasil penelitian Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. Distribusi data yang normal menyatakan bahwa subjek penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada, sebaliknya apabila sebaran tidak normal, maka dapat disimpulkan bahwa subjek tidak representatif atau tidak mewakili populasi yang ada. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov, dapat dinyatakan terdistribusi normal jika signifikansi besar dari 0,05 (Priyatno, 2012:39). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 20.0 for windows, maka diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut:

5 60 Tabel 4.3 Uji normalitas sebaran skala stres kerja dan keharmonisan keluarga Kolmogorov- Smirnov Z Asymp. Sig. (2- tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. stres kerja keharmonisan keluarga Untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dari tabel 4.3. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi atau p > 0.05 maka data terdistribusi normal. Dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymptotic Significance 2-tailet) untuk stres kerja adalah 0, 316 dan keharmonisan keluarga 0, 117. Signifikansi untuk variabel stres kerja lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal dan untuk signifikansi keharmonisan keluarga juga lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada skala stres kerja berdistribusi normal dan pada skala keharmonisan keluarga juga berdistribusi normal Uji linearitas Uji liniearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel penelitian secara signifikan mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Dua variabel dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi kecil dari 0,05 (p<0,05) (Priyatno, 2012:73). Uji liniearitas pada SPSS versi 20.0 for windows digunakan tes for linierity yang diperoleh sebagai berikut:

6 61 Tabel 4.4 Uji liniearitas sebaran skala stres kerja dan keharmonisan keluarga Sum of Df Mean F Sig. Squares Square Linearity Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat pada output ANOVA Table, dapat diketahui bahwa signifikansi pada liniearitas sebesar 0,012 karena signifikansi kecil dari 0,05 (0,012 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel stres kerja dengan keharmonisan keluarga terdapat hubungan yang linear maka asumsi linearitas terpenuhi Uji hipotesis Dalam rangka menguji hipotesis maka digunakan analisis korelasi Pearson untuk mengukur keeratan hubungan antara 2 variabel yang mempunyai distribusi data normal (Priyatno, 2012:59). Dalam penelitian ini akan mengukur hubungan stres kerja dan keharmonisan keluarga Polisi Wanita Kepolisian Resor Kota Padang. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows diperoleh sebagai berikut:

7 62 Tabel 4.5 Hasil analisis korelasi pearson STRES KEHARMONISAN STRES KEHARMONISAN Pearson Correlation * Sig. (2- tailed).019 N Pearson Correlation * 1 Sig. (2- tailed).019 N Hasil analisis pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Pearson Correlation antara variabel stres kerja dengan keharmonisan keluarga sebesar -0,337 dan nilai signifikansi sebesar 0,019 (nilai p 0,019 < 0,05) yang berarti taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan adanya hubungan stres kerja dengan keharmonisan keluarga dengan arah negatif maksudnya semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah keharmonisan keluarga dan sebaliknya, semakin rendah stres kerja maka semakin tinggi keharmonisan keluarga polwan Pembahasan Dari analisis data yang diperoleh, menunjukkan bahwa didapatkan data dari 48 orang subjek yang diteliti, sebanyak 1 orang atau sebesar 2% memiliki tingkat stres kerja yang tinggi, dan sebanyak 47

8 63 orang atau sebesar 98% memiliki tingkat stres kerja yang rendah. Dari data yang diperoleh juga terlihat bahwa dari 48 orang subjek yang diteliti, sebanyak 1 orang atau sebesar 2% memiliki tingkat keharmonisan keluarga yang rendah, sebanyak 47 orang atau sebesar 98% memiliki tingkat keharmonisan keluarga yang tinggi. Dari analisis diperoleh bahwa stres kerja memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan keharmonisan keluarga pada polisi wanita di kepolisian resor kota Padang. Hal tersebut terbukti dari hasil analisis korelasi pearson yang menunjukkan bahwa nilai Pearson Correlation antara variabel stres kerja dengan keharmonisan keluarga sebesar -0,337 (p<0,05) yang berarti taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan adanya hubungan negatif antara stres kerja dengan keharmonisan keluarga, maksudnya adalah jika stres kerja tinggi maka keharmonisan keluarga polwan rendah, sebaliknya jika stres kerja rendah maka keharmonisan keluarga polwan tinggi. Namun dari penelitian yang penulis lakukan didapatkan hasil uji korelasi bahwa terdapatnya stres yang rendah dan keharmonisan yang tinggi. Analisis data penelitian secara statistikal sejalan dengan hipotesis yang telah dipaparkan pada BAB II bahwa terdapat hubungan negatif antara stres kerja dengan keharmonisan keluarga pada polisi wanita di kepolisian resor kota Padang. Bagaimana stres kerja memengaruhi keharmonisan keluarga polwan dapat dipahami melalui apa yang

9 64 disampaikan oleh Mayang Sari dalam jurnalnya, yaitu polisi wanita juga dituntut untuk menaati peraturan yang ada dalam kepolisian, salah satunya tentang jam kerja, dimanapun polisi wanita berada dan ketika mendapat panggilan dari komandan maka harus dilaksanakan tanpa peduli waktu dan tempat. Pihak keluarga yang merasa tidak nyaman karena sebagian besar waktu dihabiskan di tempat kerja, terkadang tuntutan untuk meluangkan waktu bersama keluarga manjadi berkurang. Kondisi stres didiagnosa berdasarkan 3 jenis gejala yaitu gejala fisik, perilaku, dan tempat kerja, dimana gejala-gejala tersebut dapat membuat kita waspada terhadap kenyataan bahwa kita berada di bawah pengaruh stres. Gejala fisik yang dialami polwan seperti otot-otot menjadi tegang, tubuh mengalami gangguan pencernaan, diare, sembelit, badan terasa lelah, kepala menjadi sakit dan tegang, sedangkan gejala perilaku dapat dilihat seperti kesulitan berkosentrasi, berpikir jernih, membuat keputusan, hilangnya kreativitas bekerja, minat terhadap orang lain. Kemudian gejala di tempat kerja seperti menurunnya kepuasan kerja, menurunnya kinerja, hilangnya semangat dan energi, komunikasi yang tidak lancar, buruknya pengambilan keputusan, berkurangnya kreativitas dan inovasi. Dalam alqur an juga dibahas mengenai stres kerja, Allah berfirrman dalam QS. Yunus 10:62.

10 65 Artinya: Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Menafsirkan QS.Yunus ayat 62 dijelaskan bahwa penyakit jiwa dimulai dari kekhawatiran dan kecemasan dalam dirinya yang tidak penting. Penyakit ini muncul karena tidak paham dengan Asma Allah, sabarnya kurang, dan juga kurangnya tawakkal. Jiwa yang sudah dipenuhi hawa nafsu atau amarah, jika ia memandang sesuatu tidak sesuai lagi dengan hakikatnya. Kemudian dari 48 subjek penelitian yang di teliti, 1 orang memiliki tingkat keharmonisan keluarga yang rendah dan 47 orang yang memiliki tingkat keharmonisan keluarga yang tinggi. Konsep keluarga bahagia yang islami biasanya disebut dengan istilah keluarga sakinah menurut Mubarok (2009: ), keluarga sakinah kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan, keluarga yang ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena itu dia tidak terjadi secara mendadak tetapi ditopang oleh pilarpilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan dan butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu. Keharmonisan dapat dilihat dari beberapa pengertian seperti menciptakan kehidupan yang beragama yaitu hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan, mempunyai waktu bersama keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga komunikasi yang baik dalam keluarga juga akan dapat membantu remaja untuk

11 66 memecahkan permasalahan yang dihadapinya di luar rumah, kemudian saling menghargai antar sesama anggota keluarga, kualitas dan kuantitas konflik yang minim serta adanya hubungan atau ikatan yang erat antara anggota keluarga. Selanjutnya, di dalam Al-Quran juga dijelaskan mengenai keluarga yang sakinah. Sebagaimana firman Allah SWT, surat Ar-Rum : 21 Artinya: dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan- Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Ayat di atas menerangkan bahwa tentang firman Allah: dan dijadikan-nya di antaramu mawaddah dan rahmah yakninya bersamasama dalam kemenangan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan seperti cinta antar orang yang bertalian darah, cinta orang tua terhadap anaknya atau sebaliknya. Tafsir imam As-Sayuthi, dapat dilihat dari hasil penelitian berikut yang membahas tentang keharmonisan keluarga. Yusnita (2010) dengan judul jurnal Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Konflik Pekerjaan Keluarga dan Ketakutan akan Kesuksesan pada Wanita serta Dampaknya pada Prestasi Kerja (Survey pada Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun 2010) dengan hasil penelitian Setelah dilakukan pengolahan data dengan GSCA, terdapat

12 67 tiga jalur yang signifikan (digambarkan dengan garis cetak tebal) dan saling berhubungan secara fungsional. Nilai FIT dipengaruhi oleh kompleksitas model sehingga dikembangkan Adjusted FIT (AFIT) yang memberikan nilai 0,544 yang berarti model mampu menjelaskan 54,4% variasi dari data. Dengan kata lain varian data pengembangan karir, ketakutan akan kesuksesan dan konflik pekerjaan keluarga mampu mempengaruhi prestasi kerja sebesar 54,4% dan signifikan pada tingkat 95%. Nilai GFI sebesar 0,994 menunjukkan model sangat baik dan SRMR sebesar 0,117 menunjukkan model baik, maka model tersebut menunjukkan a good level of overal model fit (model yang baik memiliki nilai GFI mendekati 1 direkomendasikan GFI > 0,90 dan nilai SRMR mendekati nol). Nilai koefisien jalur dari pengembangan karir ke konflik pekerjaan keluarga sebesar -0,118 menunjukan bahwa pengembangan karir berpengaruh negatif terhadap konflik pekerjaan keluarga, namun ternyata pengaruhnya tidak signifikan pada tingkat signifikansi 95% (nilai critical ratio 1,44 < 1,96, dikatakan signifikan pada = 0,05 jika nilai t statistik/critical ratio> 1,96 atau nilai critical ratio< -1,96).