BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan untuk melakukan kategorisasi pada masing-masing data variabel

Transkripsi

1 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Variabel Penelitian Skala kontrol diri terhadap perilaku konsumtif sebagai alat ukur yang telah disebarkan kepada subjek penelitian yang asli, akan diperoleh berupa data ril. Data yang diperoleh kemudian dilakukan deskripsi dengan bantuan aplikasi SPSS versi 20.0 for windows. Deskripsi data penelitian tersebut dapat digunakan untuk melakukan kategorisasi pada masing-masing data variabel penelitian yaitu dengan menetapkan kriteria kategori yang didasari oleh asumsi bahwa populasi subjek terdistribusi secara normal sehingga dapat dibuat skor teoritis yang terdistribusi menurut model normal. 1. Hasil Deskriptif Variabel Kontrol Diri (X) Hasil deskriptif distribusi data dalam penelitian ini untuk variabel kontrol diri, yang menggunakan SPSS versi 20,0 for windows diperolah nilai variabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Descriptive Statistic Self Control Kontrol Diri N Valid 81 Missing 0 Mean 81,41 Median 83,00 Mode 85 Std. Deviation 10,400 Range 54 Minimum 57 Maximum 111 Sum 6594 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

2 58 Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa nilai statistik kontrol diri, nilai mean atau rata-rata yaitu 81,41, nilai median atau nilai tengah yaitu 83,00, nilai standar deviasinya yaitu 10,400, nilai rangenya yaitu 54, nilai minimumnya yaitu 57, dan nilai maksimumnya yaitu 111. Berdasarkan deskripsi data penelitian, dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi normal. Kategorisasi dalam peelitian ini dapat dibagi dua untuk variabel kontrol diri yakni kategori tinggi dan rendah, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Norma Kategorisasi Norma Frekuensi X< nilai tengah Rendah nilai tengah < X Tinggi tabel berikut: Untuk kriteria kategorisasi variabel kontrol diri dapat dilihat pada Tabel 4.3 Kategorisasi Interpretasi Variabel Kontrol Diri Rentang Nilai Kategori Jml Frekuensi Persentase X< 83 Rendah 39 48,15 48% 83 X Tinggi 42 51,85 52% Total %

3 59 53% 52% 51% 50% 49% 48% 47% 46% Rendah Tinggi Gambar 4.1 Histogram Kategorisasi Kontrol Diri Mahasiswa Berdasarkan histogram kategorisasi diatas menunjukkan bahwa frekuensi dan presentase tingkat kontrol diri mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang berjumlah 81 responden. Histogram dari 81 responden tersebut, 39 orang mahasiswa (48%) memiliki kontrol diri yang rendah, dan 42 mahasiswa (52%) memiliki kontrol diri yang tinggi. Dengan demikian, maka presentase kontrol diri mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang dapat dikatakan tinggi. 2. Hasil Deskriptif Variabel Perilaku Konsumtif (Y) Hasil deskriptif distribusi data dalam penelitian ini untuk variabel perilaku konsumtif yang menggunakan SPSS versi 20.0 for windows diperoleh nilai variabel penelitian sebagai berikut:

4 60 Tabel 4.4 Descriptive Statistic Perilaku Konsumtif Perilaku Konsumtif N Valid 81 Missing 0 Mean 94,00 Median 89,00 Mode 84 a Std. Deviation 18,945 Range 73 Minimum 56 Maximum 129 Sum 7614 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 20.0 Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa nilai perilaku konsumtif, nilai mean atau rata-rata yaitu 94,00, nilai mediannya yaitu 89,00 nilai standar deviasinya yaitu 18,945, nilai rangenya yaitu 73, nilai minimumnya yaitu 56, dan nilai maksimumnya yaitu 129. Berdasarkan deskripsi data penelitian, dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi dalam peelitian ini dapat dibagi dua untuk perilaku konsumtif yakni kategori tinggi dan rendah, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.5 Norma Kategorisasi Norma Frekuensi X< nilai tengah Rendah Nilai tengah X Tinggi Untuk kriteria kategorisasi variabel perilaku konsumtif dapat dilihat pada tabel berikut:

5 61 Tabel 4.6 Kategorisasi Interpretasi Variabel Perilaku Konsumtif Rentang Nilai Kategori Jml Frekuensi Persentase X< 89 Rendah 37 45,68 46% 89 X Tinggi 44 54,32 54% Total % Sumber : Diolah, % 54% 52% 50% 48% 46% 44% 42% Rendah Tinggi Gambar 4.2 Histogram Kategorisasi Perilaku Konsumtif Mahasiswa Berdasarkan histogram kategorisasi diatas menunjukkan bahwa frekuensi dan presentase tingkat perilaku konsumtif mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang berjumlah 81 responden. Histogram dari 81 responden tersebut, 37 orang mahasiswa (46%) memiliki perilaku konsumtif yang rendah, 44 mahasiswa (54%) memiliki perilaku konsumtif yang tinggi. Dengan demikian, maka presentase perilaku konsumtif mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang dapat dikategorikan tinggi.

6 62 B. Pengujian Prasyarat Analisis Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian dilakukan dengan metode analisis korelasi. Sebelum menguji kebenaran hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji hipotesis. Uji tersebut meliputi uji normalitas dan uji linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data ini dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov Test dengan bantuan program SPSS Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas dari kedua variabel dapat dilihat dari output SPSS sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 81 Normal Mean 0E-7 Parameters a,b Std. Deviation 13, Most Extreme Differences Absolute,058 Positive,058 Negative -,036 Kolmogorov-Smirnov Z,518 Asymp. Sig. (2-tailed),951 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: SPSS 20.0 Dari tabel 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) untuk kontrol diri dan perilaku konsumtif sebesar Karena signifikansi untuk kedua variabel lebih besar dari r tabel

7 (0,951>0,220) maka dapat disimpulkan bahwa populasi data kontrol diri dan perilaku konsumtif berdistribusi normal. Uji normalitas adalah menguji normal tidaknya sebaran data yang akan di analisis dan bertujuan untuk menganalisis data lebih lanjut. Jika data berdistribusi normal maka dapat dikatakan bahwa kesimpulan yang ditarik dari sampel penelitian tersebut dapat digeneralisasikan kepada populasi penelitian. Dalam uji normalitas dengan kertas probabilitas normal, distribusi jawaban dikatakan normal jika penyebaran data mendekati garis diagonal pada grafik. Dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows dengan sampel sebanyak 81 responden dan 59 item pernyataan, didapat grafik sebagai berikut: Gambar 4.3 Grafik Uji Normalitas untuk Variabel X dan Variabel Y

8 64 Dari gambar 4.3 terlihat bahwa seluruh titik menyebar mendekati dan mengikuti garis diagonal, hal ini menunjukan bahwa sampel berdistribusi normal. Dengan kata lain, kesimpulan yang ditarik dari sampel penelitian tersebut dapat digeneralisasikan kepada populasi. 2. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel penelitian secara signifikan mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Kedua variabel dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi kecil dari 0.05 (P<0.05). Uji linearitas pada SPSS versi 20.0 for windows digunakan test for linearity yang diperoleh sebagai berikut: Perilaku Konsumtif * Kontrol diri Between Groups Tabel 4.8 Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. (Combined) 20316, ,342 2,958,000 Linearity 13384, ,168 70,143,000 Deviation from 6932, ,061 1,038,449 Linearity Within Groups 8395, ,811 Total 28712, Sumber: SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada linearitas sebesar karena signifikansi kecil dari r tabel 0.05 (0.000<0,220), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel

9 65 kontrol diri terhadap perilaku konsumtif terdapat hubungan yang linear, maka asumsi linearitas terpenuhi. C. Hasil Analisis Hubungan antara Kontrol Diri dengan Perilaku Konsumtif Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel kontrol diri dengan variabel perilaku konsumtif. Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif. Adapun statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dengan menggunakan bantuan komputer aplikasi Statistical Program for Social Sciences (SPSS). Untuk melihat korelasi kontrol diri dengan perilaku konsumtif dapat dilihat pada tabel berikut: 1. Analisis Koefisien Korelasi Tabel 4.9 Korelasi Kontrol Diri dan Perilaku Konsumtif Kontrol Diri Perilaku Konsumtif Correlations Kontrol Diri Perilaku Konsumtif Pearson Correlation 1 -,683 ** Sig. (2-tailed),000 Sum of Squares and Cross-products 8653, ,000 Covariance 108, ,525 N Pearson Correlation -,683 ** 1 Sig. (2-tailed),000 Sum of Squares and , ,000 Cross-products Covariance -134, ,900 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 4.9 di atas hasil nilai koefisien korelasi sebesar - 0,683 (kuat) dengan arah negatif. Kriteria pengambilan keputusannya

10 66 adalah bila nilai r hitung pada taraf signifikansi tertentu lebih kecil dari nilai r tabel, maka nilai r hitung tersebut signifikan. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan SPSS 20.0 for windows didapat r hitung -0,683 dengan p-value 0,000. Nilai p-value ini lebih kecil dari nilai signifikansi 1% maupun 5% sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dan diperoleh r hitung lebih kecil dari r tabel -0,683< 0,220, maka hipotesis penelitian diterima. Hal ini mengambarkan kontrol diri memiliki hubungan negatif yang signifikan dalam menentukan perilaku konsumtif pada mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang. Ini berarti semakin tinggi tingkat kontrol diri mahasiswa, maka semakin rendah perilaku konsumtifnya. Penelitian ini juga meneliti berapa besar pengaruh kontrol diri terhadap perilaku konsumtif berdasarkan rumus: KD=r2 x 100% KD= (-0,683)2 X 100% KD= 46,6% Hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi kontrol diri dalam mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa adalah 46,6%, sehingga 53,4% (sisanya), perilaku konsumtif mahasiswa dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukan tingkat hubungan antara variabel x dan variabel y dengan kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat berpedoman pada tabel koefisien korelasi. (lihat tabel 3.9 hal. 56)

11 67 2. Pembahasan penelitian a. Kontrol Diri Mahasiswa Semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komuikasi UIN Imam Bonjol Padang Hasil penelitian kontrol diri diketahui bahwa nilai statistik kontrol diri, nilai meannya yaitu 81,41, nilai mediannya yaitu 83,00, nilai standar devisiasinya yaitu 10,400, nilai rangenya yaitu 54, nilai minimumnya yaitu 57, dan nilai maksimumnya yaitu 111. Frekuensi dan presentase tingkat kontrol diri mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang berjumlah 81 responden. Dari 81 responden tersebut, 39 orang mahasiswa (48%) memiliki kontrol diri yang rendah, dan 42 mahasiswa (52%) memiliki kontrol diri yang tinggi. Dengan demikian, maka presentase kontrol diri mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang dapat dikatakan tinggi. Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu, juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar

12 68 sesuai untuk orang lain, selalu konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya. 1 Averill dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawati menyebutkan aspek kontrol diri diantaranya, pertama, kontrol prilaku,yaitu kesiapan tersedianya suatu respons yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Dengan komponen kemampuan mengatur pelaksanaan dan kemampuan mengatur stimulus. Kedua, kontrol kognitif, yaitu kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasikan, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis. Dan ketiga, mengontrol keputusan, yaitu kemampuan individu untuk memilih dan menentukan tujuan yang diinginkan. Kemampuan mengontrol keputusan akan berfungsi baik bilamana individu memiliki kesempatan, kebebasan, dan berbagai alternatif dalam melakukan suatu tindakan. 2 b. Perilaku Konsumtif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang Hasil penelitian perilaku konsumtif menunjukan bahwa nilai perilaku konsumtif, nilai meannya yaitu 94,00, nilai mediannya yaitu 89,00 nilai standar deviasinya yaitu 18,945, nilai rangenya yaitu 73, nilai 1 M. Nur Ghufron &Rini Risnawita S, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) hal 21 2 Syamsul Bachri Thalib, Op Cit, hal

13 69 minimumnya yaitu 56, dan nilai maksimumnya yaitu 129. Frekuensi dan presentase tingkat perilaku konsumtif mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang berjumlah 81 responden. Dari 81 responden tersebut, 37 orang mahasiswa (46%) memiliki perilaku konsumtif yang rendah, 44 mahasiswa (54%) memiliki perilaku konsumtif yang tinggi. Dengan demikian, maka presentase perilaku konsumtif mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang dapat dikategorikan tinggi. Konsumtif berasal dari bahasa Inggris consumtive yang berarti sifat mengonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu berperilaku boros untuk yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah. Konsumtif adalah suatu tindakan menggunakan suatu produk secara tidak tuntas. Artinya belum habis suatu produk dipakai, seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lain. 3 Perilaku konsumtif sendiri merupakan sebagai suatu kecenderungan manusia yang melakukan konsumsi tiada batas, dimana manusia lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Individu yang berperilaku konsumtif-konsumen yang bersifat irrasional- biasanya 3 Usman Efendi, Psikologi Konsumen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h

14 70 memiliki ciri-ciri antara lain: cepat tertarik dengan iklan dan promosi, mengoleksi produk bermerek atau branded yang sudah dikenal luas, memilih produk bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise. 4 c. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang Dari hasil hipotesis, diperoleh kesimpulan nilai koefisien korelasi sebesar - 0,683 (kuat) dengan arah negatif. Nilai p-value ini lebih kecil dari nilai signifikansi 5%. Dan diperoleh r hitung lebih kecil dari r tabel - 0,683< 0,220, maka hipotesis penelitian diterima. Hal ini mengambarkan kontrol diri memiliki hubungan negatif yang signifikan dalam menentukan perilaku konsumtif pada mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang. Ini berarti semakin tinggi tingkat kontrol diri mahasiswa, maka semakin rendah perilaku konsumtifnya. Penelitian ini juga memperoleh hasil seberapa besar pengaruh kontrol diri terhadap perilaku konsumtif berdasarkan rumus: KD=r2 x 100% KD= (-0,683)2 X 100% KD= 46,6% Jadi, dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi kontrol diri dalam mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa adalah 46,6%, sehingga 53,4% (sisanya), perilaku konsumtif mahasiswa 4 Ibid., h. 18

15 71 dipengaruhi oleh faktor lain seperti, latar belakang keluarga, prestise,motif, pendapatan, persepsi, dan budaya. Dari penelitian ini jelas bahwa ketika seseorang memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi, maka perilaku konsumtifnya rendah. Hal ini didukung dengan pendapat yang dikemukakan Mahoney dan Thoresen, bahwa kontrol diri merupakan jalinan yang sacara utuh yang dilakukan individu terhadap lingkungannya, individu dengan kontrol diri yang tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Begitu juga menurut pendapat M. Nur Ghufron dan Risnawati bahwa kontrol diri merupakan kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku yang sesuai. D. Implikasi Kontrol Diri Terhadap Perilaku Konsumtif dengan Bimbingan Konseling Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya. Kontrol diri mengandung makna yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin tinggi kontrol diri semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku, seseorang yang memiliki kemampuan kontrol diri akan membuat keputusan dan mengambil tindakan

16 72 yang efektif untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan. Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (klien) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya klien mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri. Dalam mengatasi perilaku konsumtif mahasiswa, konselor dapat membantu mahasiswa untuk memahami dirinya, memandirikan diri sebagai mahasiswa dan meningkatkan kesadaran diri bahwa dengan berperilaku konsumtif banyak dampak yang akan ditimbulkan. Selain itu yang paling penting adalah konselor memberikan layanan bimbingan dan konseling kelompok dalam bidang pribadi dan sosial, karena bidang pribadi dan sosial sangat mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa. Konselor juga diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait seperti orang tua dan teman terdekat klien. Saran bagi orang tua adalah orang tua sebagai orang terdekat mahasiswa hendaknya dapat menjadi model yang baik bagi anak, salah satunya dengan tidak berperilaku konsumtif yang berlebihan, memberikan pengarahan dan dukungan moral, serta dapat menjalin kerjasama yang baik dengan anak. Mahasiswa juga diharapkan dapat menghindari perilaku konsumtif yang berlebihan agar tidak terjadi halhal yang negatif seperti berbohong, mencuri, menipu, dan melakukan tindak kekerasan hanya untuk memenuhi hasrat berbelanjanya. Mahasiswa lebih

17 73 baik mengisi waktu luang tidak dengan jalan-jalan ke mal tapi dengan melakukan kegiatan yang positif seperti membaca, serta tidak mudah terpengaruh oleh ajakan teman yang bersifat negatif, karena sesuatu yang berlebihan itu biasanya hasilnya tidak baik. Kontrol diri menggambarkan kemampuan individu untuk mengontrol lingkungan peribadi sebagai kebutuhan instrinsik. Kontrol diri juga dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat pencegahan: 5 Teknik-teknik untuk melatih disiplin dan kontrol diri dari perilaku konsumtif dapat dilakukan dengan cara-cara: 1. Tuliskan kontrak antar diri sendiri untuk berkomitmen melakukan satu hal yang akan membawa diri pada level tertinggi. Berkomitmen merubah yang biasa berperilaku konsumtif menjadi tidak konsumtif lagi. 2. Bayangkan betapa menyenangkan hal yang akan diperoleh jika bisa menahan diri dari berperilaku konsumtif. Fokus pada rasa senang yang akan diperoleh jika mampu mengendalikan perilaku konsumtif dengan baik. 3. Berkarya, bisa dalam berbagai bentuk kegiatan, terutama berkarya sebaik-baiknya dalam kegiatan yang ditekuni sebagai mahasiswa. Dengan melaksanakan kegiatan kemahasiswaan semaksimal mungkin sebagai mahasiswa, tidak akan ada tempat untuk memikirkan hal-hal yang negatif terutama berbelanja hal-hal yang kurang penting dan kurang dibutuhkan. 5 Syamsul Bachri Thalib, Op Cit,. h. 112

18 74 4. Mengendalikan suasana hati, hati adalah pusat kekuatan psikis. Suasana hati sangat mudah berubah sejalan dengan dinamika kehidupan yang dialami seseorang. Suasana hati akan menentukan apakah seseorang menjadi mulia atau hina. Hati yang membimbing akal dan fikiran manusia. Mengendalikan suasana hati berarti selalu membersihkan hati sehingga senantiasa memancarkan rasa syukur, rendah hati, dan mengontrol perilaku negatif. 5. Mengendalikan fikiran, fikiran merupakan faktor penentu sikap dan perilaku individu. Individu yang memiliki persepsi atau fikiran yang benar (positif) akan membentuk suatu proses atau aktifitas yang benar. Sebaliknya, persepsi yang keliru (negatif) akan membentuk pula sikap dan perilaku yang negatif. Pengendalian fikiran dapat dilakukan dengan mengawasi isi terbanyak dalam fikiran. Cara lain untuk mengendalikan fikiran adalah berfikir secara holistik dengan mempertimbangkan semua dimensi (dimensi sosial, emosional, maupun spiritual).