Kegiatan Belajar 14 MATERI POKOK : MAGNET DAN ELEKTROMAGNET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kegiatan Belajar 14 MATERI POKOK : MAGNET DAN ELEKTROMAGNET"

Transkripsi

1 Kegatan Belajar 14 MATERI POKOK : MAGNET DAN ELEKTROMAGNET A. URAIAN MATERI 1. Prnsp Kemagnetan Magnet memlk dua kutub, kutub utara dan kutub selatan. Magnet memlk sfat pada kutub berbeda saat ddekatkan akan salng tark menark (utara - selatan). Tap jka kutub berbeda ddekatkan akan salng tolak-menolak (utara-utara atau selatanselatan). Batang magnet dbagan tengah antara kutub utara-kutub selatan, dsebut bagan netral. Bagan netral magnet artnya tdak memlk kekuatan magnet. Gambar 14.1 Daerah netral pada magnet permanet Logam bes bsa menjad magnet secara permanen atau sementara dengan cara nduks elektromagnetk. Tetap ada beberapa logam yang tdak bsa menjad magnet, msalnya tembaga, alumnum logam tersebut dnamakan damagnetk. Hukum coulomb untuk gaya antara dua kutub magnetk, menyatakan bahwa besarnya gaya tolak-menolak atau gaya tark-menark antara kutub-kutub magnet, sebandng dengan kuat kutubnya masng-masng dan berbandng terbalk dengan kuadrat jaraknya. F = k m 1m 2 r 2 Faktor proporsonaltas k, muncul tergantung pada medum dmana kutub-kutub magnet berada, nlanya bervaras, berbandng terbalk dengan permeabltas magnetk μ medum. Faktor k dgunakan nla 1 untuk permeabltas ruang hampa μ 0, sehngga k = 1 μ 0 = 1 Gars Gaya Magnet Daerah dsektar magnet dmana benda lan mash mengalam gaya magnet dnamakan dengan medan magnet. Medan magnet dapat dgambarkan dengan gars gars gaya magnet yang keluar dar kutub utara dan masuk ke kutub selatan. Gars Gaya Magnet adalah gars khayal yang keluar dar kutub utara magnet dan masuk d kutub selatan magnet. Gars-gars n berfungs untuk membantu memvsualsaskan medan magnet yang ada dsektar magnet. Selanjutnya dsepakat bahwa gars-gars gaya magnet keluar dar kutub utara dan masuk d kutub selatan. 1

2 Bum merupakan magnet alam raksasa, buktnya mengapa kompas menunjukkan arah utara dan selatan bum kta. Karena sekellng bum sebenarnya dlngkup gars gaya magnet yang tdak tampak oleh mata kta tap bsa damat dengan kompas keberadaannya. Batang magnet memancarkan gars gaya magnet yang melngkup dengan arah dar utara ke selatan. Gambar 14.2 : Gars medan magnet utara-selatan Ujung kutub utara selatan muncul pola gars gaya yang kuat. Daerah netral pola gars gaya magnetnya lemah. Pembuktan secara vsual gars gaya magnet untuk sfat tark-menark pada kutub berbeda dan sfat tolak-menolak pada kutub sejens dengan menggunakan magnet dan serbuk halus bes gambar Tampak jelas kutub sejens utara-utara gars gaya salng menolak satu dan lannya. Pada kutub yang berbeda utara-selatan, gars gaya magnet memlk pola tark menark. Sfat salng tark menark dan tolak menolak magnet menjad dasar bekerjanya motor lstrk. Gambar 14.3 Pola gars medan magnet tolak menolak dan tark menark Untuk mendapatkan gars gaya magnet yang merata dsetap ttk permukaan maka ada dua bentuk yang mendasar rancangan mesn lstrk. Bentuk datar (flat) akan menghaslkan gars gaya merata setap ttk permukaannya. Bentuk melngkar (radal), juga menghaslkan gars gaya yang merata setap ttk permukaannya gambar

3 Gambar 14.4 Gars gaya magnet pada permukaan rata dan slnder 2. Medan Magnet/Induks Magnet a. Terjadnya medan magnet oleh arus lstrk Terjadnya medan magnetk dsektar arus lstrk dtunjukkan oleh Hans Chrstan Oersted melalu percobaan. Percobaan yang dlakukan Oersted mengamat jarum kompas yang dletakkan d bawah kawat yang dlalu arus lstrk. Hasl percobaan dperlhatkan pada Gambar d bawah n. Gambar b memperlhatkan poss jarum kompas ketka tdak dalr arus, jarum kompas menunjuk arah utara. Selanjutnya jarum kompas dalr arus ke arah utara sepert dperlhatkan pada Gambar a, akbatnya penunjukan jarum menympang ke arah tmur. Apabla jarus kompas dalr arus ke arah selatan maka penunjukan jarum menympang ke arah barat (Gambar c). Gambar 14.5 Jarum menympang akbat medan magnet Sehngga arah medan magnet/nduks medan magmetk dsektar arus lstrk bergantung pada arah arus lstrk dan dapat dtentukan dengan kadah tangan kanan. Perhatkan gambar berkut! 3

4 b. Medan Magnet Bum Gambar 14.6 Medan magnet d sektar kawat berarus Bum dpandang sebaga sebuah magnet batang yang besar yang membujur dar utara ke selatan bum. Magnet bum memlk dua kutub, yatu kutub utara dan selatan. Kutub utara magnet bum terletak d sektar kutub selatan bum. Adapun kutub selatan magnet bum terletak d sektar kutub utara bum. Magnet bum memlk medan magnet yang dapat mempengaruh jarum kompas dan magnet batang yang tergantung bebas. Medan magnet bum dgambarkan dengan gars-gars lengkung yang berasal dar kutub selatan bum menuju kutub utara bum. Gambar 14.7 Letak magnet bum menympang terhadap utara-selatan geografs Magnet bum tdak tepat menunjuk arah utara-selatan geografs. Penympangan magnet bum n akan menghaslkan gars-gars gaya magnet bum yang menympang terhadap arah utara-selatan geografs. Jka kta perhatkan kutub utara jarum kompas dalam keadaan setmbang tdak tepat menunjuk arah utara dengan tepat. Penympangan jarum kompas tu terjad karena letak kutub-kutub magnet bum tdak tepat berada d kutub-kutub bum, tetap menympang terhadap letak kutub bum. Hal n menyebabkan gars-gars gaya magnet bum mengalam penympangan terhadap arah utara-selatan bum. Akbatnya penympangan kutub utara jarum kompas akan membentuk sudut terhadap arah utara-selatan bum (geografs). Sudut yang dbentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan arah utara-selatan geografs dsebut deklnas (Gambar bawah). Pernahkah kamu memperhatkan mengapa kedudukan jarum kompas tdak mendatar. Penympangan jarum kompas tu terjad karena gars-gars gaya magnet bum tdak sejajar dengan permukaan bum (bdang horzontal). Akbatnya, kutub utara jarum kompas me- nympang nak atau turun terhadap permukaan bum. Penympangan kutub utara jarum kompas akan membentuk sudut terhadap bdang datar permukaan bum. Sudut yang dbentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan 4

5 bdang datar dsebut nklnas (Gambar bawah). Alat yang dgunakan untuk menentukan besar nklnas dsebut nklnator. Gambar 14.8 Sudut nklnas dansudut deklnas 3. Induks Magnetk D Sektar Kawat Berarus a. Untuk Kawat Lurus Dan Panjang Besarnya medan magnet d sektar kawat lurus panjang berarus lstrk. Dpengaruh oleh besarnya kuat arus lstrk dan jarak ttk tnjauan terhadap kawat. Semakn besar kuat arus semakn besar kuat medan magnetnya, semakn jauh jaraknya terhadap kawat semakn kecl kuat medan magnetnya. Gambar 14.9 medan magnet d sektar kawat lurus panjang berarus lstrk Berdasarkan perumusan matematk oleh Bot-Savart maka besarnya kuat medan magnet dsektar kawat berarus lstrk drumuskan dengan: B = μ 0. I 2πa Untuk jumlah N lltan, maka B = μ 0. I N 2πa Dmana: B = Medan magnet dalam tesla ( T ) μ 0 = permeabltas ruang hampa I = Kuat arus lstrk dalam ampere ( A ) a = jarak ttk P dar kawat dalam meter (m) b. Untuk Kawat Melngkar Besar dan arah medan magnet dsumbu kawat melngkar berarus lstrk dapat dtentukan dengan rumus : 5

6 Gambar medan magnet d sektar kawat melngkar berarus lstrk Untuk jumlah N lltan, maka B p = μ 0. I. a sn θ 2. r2 B p = μ 0. I. a. N 2. r 2 sn θ Dmana: B p = Induks magnet d P pada sumbu kawat melngkar dalam tesla ( T) I = kuat arus pada kawat dalam ampere ( A ) a = jar-jar kawat melngkar dalam meter ( m ) r = jarak P ke lngkaran kawat dalam meter ( m ) θ = sudut antara sumbu kawat dan gars hubung P ke ttk pada lngkaran kawat dalam derajad ( ) x = jarak ttk P ke pusat lngkaran dalam meter ( m ) Besarnya medan magnet d pusat kawat melngkar dapat dhtung: B = μ 0. I 2. a Untuk jumlah N lltan, maka B = μ 0. I N 2. a Dmana: B = Medan magnet dalam tesla ( T ) μ 0 = permeabltas ruang hampa = 4π Wb/Amp. m = 1, Wb/A.m I = Kuat arus lstrk dalam Ampere ( A ) a = jarak ttk P dar kawat dalam meter (m) = jar-jar lngkaran yang dbuat c. Untuk Solenoda Sebuah kawat dbentuk sepert spral yang selanjutnya dsebut kumparan, apabla dalr arus lstrk maka akan berfungs sepert magnet batang. 6

7 Gambar medan magnet pada solenoda Tanda Tanda = arah menembus bdang kertas = arah keluar bdang kertas nduks magnet pada ujung solenoda B = μ 0. I. N 2. l nduks magnet dtengah solenoda B = μ 0. I. N l = μ 0. I. n Keterangan: l = panjang solenoda (m) I = arus pada solenoda (A) N = banyaknya lltan n = banyaknya lltan persatuan panjang (N/ l ) d. Untuk Toroda Toroda adalah solenoda yang dlengkungkan, besar nduks magnet pada sumbunya: Dmana l = 2πr B = μ 0. I. N l = μ 0. I. N 2πr 7

8 Gambar toroda 4. Gaya Magnetk (Gaya Lorentz) Kawat yang berarus lstrk atau muatan lstrk yang bergerak dalam medan magnet homogen, akan mendapatkan suatu gaya karena pengaruh medan magnet tersebut yang dsebut gaya Lorentz. a. Kawat berarus lstrk Kedalam kawat P dan Q yang sejajar dalrkan arus lstrk. Bla arah arus dalam kedua kawat sama, kawat tu salng menark. Penjelasannya sebaga berkut : Dlhat dar atas arus lstrk P menuju kta dgambarkan sebaga arus lstrk dalam kawat P menmbulkan medan magnet. Medan magnet n mengerjakan gaya Lorentz pada arus Q arahnya sepert dnyatakan anak panah F. Dengan cara yang sama dapat djelaskan gaya Lorentz yang bekerja pada arus lstrk dalam kawat P. Kesmpulan : Arus lstrk yang sejajar dan searah tark-menark dan yang berlawanan arah tolakmenolak. Arah gaya magnetk atau gaya lorentz bergantung pada arah arus dan arah medan magnet, dapat dtunjukkan dengan kadah tangan kanan. Gambar Gaya Lorentz b. Kawat bermuatan lstrk yang bergerak dalam medan magnet. F = B I l sn α 8

9 Dmana: F = gaya Lorentz (N) B = Induks magnetc (Wb) I = kuat arus lstrk (A) l = panjang kawat (m) α = sudut antara kawat dengan medan magnet c. Muatan lstrk yang bergerak dalam medan magnet Gambar Muatan lstrk yang bergerak dalam medan magnet F = q v B sn Dmana θ = sudut antara v dan B. Bla tdak ada gaya lan yang mempengaruh gerakan partkel, maka berlaku: F Gaya Lorentz = F Gaya Sentrpetal m v2 R = qvb R = mv qb c. untuk dua kawat yang bermuatan lstrk yang bergerak sejajar: F 0 2 a I 1 I 2 5. Permeabltas Permeabltas atau daya hantar magnetk (μ) adalah kemampuan bahan meda untuk dlalu fluk magnet. Ada tga golongan meda magnet yatu ferromagnet, paramagnet dan damagnet. Ferromagnet mudah djadkan magnet dan menghaslkan medan magnet yang kuat, memlk daya hantar magnetk yang bak. Contohnya : bes, baja, nkel, cobal serta campuran beberapa logam sepert Alnco dan permalloy. 9

10 Paramagnet kurang bak untuk djadkan magnet, haslnya lemah dan permeabltasnya kurang bak. Contohnya : alumnum, platna, mangan, chromum. Damagnet bahan yang lemah sebaga magnet dan berlawanan, permeabltas nya dbawah paramagnet. Contohnya: bsmuth, antmonum, tembaga, seng, emas dan perak. Gambar Kurva BH nt udara Kurva BH mengandung nformas yang berhubungan dengan permeabltas suatu bahan. Satuan permeabltas Wb/Am. Permeabltas hampa udara dperoleh dar perbandngan antara kerapatan fluk dan kuat medan magnet gambar Persamaan permeabltas hampa udara: μ 0 = B H μ 0 = 1, Wb/A.m Dengan μ 0 Permeabltas hampa udara, B Fluk magnet, H Kerapatan magnet. Permeabltas untuk bahan magnet sfatnya tdak konstan, selalu dperbandngkan terhadap permeabltas hampa udara, dmana perbandngan tersebut dsebut permeabltas relatf gambar Gambar Kurva BH ferromagnetk Persamaan permeabltas bahan magnet : μ = μ 0 μ τ 10

11 Dengan μ adalah Permeabltas bahan, μ 0 adalah Permeabltas hampa udara, μ τ Permeabltas relatf. 6. Prnsp Kerja Motor Lstrk DC Prnsp motor lstrk bekerja berdasarkan hukum tangan kr Flemng. Sebuah kutub magnet berbentuk U dengan kutub utaraselatan memlk kerapatan fluk magnet φ. Sebatang kawat penghantar dgantung bebas dengan kabel fleksbel. D ujung kawat dalrkan arus lstrk DC dar termnal + arus I mengalr ke termnal negatf. Yang terjad adalah kawat bergerak arah panah akan mendapatkan gaya sebesar F. Gaya yang dtmbulkan sebandng dengan besarnya arus I. Jka polartas alran lstrk dbalk postf dan negatfnya, maka kawat akan bergerak kearah berlawanan panah F. Gambar Prnsp dasar motor DC F = B.L.I Dengan F: gaya mekank (Newton), B: kerapatan fluk magnet (Tesla), L: panjang penghantar (meter), I: arus (amper) Hukum tangan kr Flemng merupakan prnsp dasar kerja motor DC. Telapak tangan kr berada dantara kutub utara dan selatan, medan magnet φ memotong penghantar. Arus I mengalr pada kawat searah keempat jar. Kawat akan mendapatkan gaya F yang arahnya searah bu jar. Gambar Prnsp tangan kr Flemmng 11

12 7. Prnsp Dasar Kerja Generator Prnsp kerja generator dkenalkan Mchael Faraday 1832, sebuah kawat penghantar dgantung dua ujungnya dtempatkan dantara kutub magnet permanen utaraselatan. Antara kutub utara dan selatan terjad gars medan magnet φ. Kawat penghantar dgerakkan dengan arah panah, maka terjad dkedua ujung kawat terukur tegangan nduks oleh Voltmeter. Besarnya tegangan nduks tergantung oleh beberapa faktor, dantaranya : kecepatan menggerakkan kawat penghantar, jumlah penghantar, kerapatan medan magnet permanen B. U = B.L.v.Z Volt Dengan U: Tegangan nduks; B Kerapatan medan magnet (Tesla); L Panjang penghantar (meter); v Kecepatan gerakan (m/det); Z Jumlah penghantar. Terjadnya tegangan nduks dalam kawat penghantar pada prnsp generator terjad, oleh beberapa komponen. Pertama adanya gars medan magnet yang memotong kawat penghantar sebesar B. Kedua ketka kawat penghantar dgerakkan dengan kecepatan v pada penghantar terjad alran elektron yang bergerak dan menmbulkan gaya gerak lstrk (U). Ketga panjang kawat penghantar L juga menentukan besarnya tegangan nduks karena makn banyak elektron yang terpotong oleh gars medan magnet. Gambar Prnsp hukum Lorentz Prnsp tangan kanan Flemmng menjelaskan terjadnya tegangan pada generator lstrk. sepasang magnet permanen menghaslkan gars medan magnet φ, memotong sepanjang kawat penghantar menembus telapak tangan. Kawat penghantar dgerakkan kearah bu jar dengan kecepatan v. Maka pada kawat penghantar tmbul arus lstrk I yang mengalr searah dengan arah keempat jar. 12

13 Gambar Prnsp tangan kanan Flemmng B. TUGAS 1. Tentukan arah medan magnet dar gambar-gambar d bawah n! x x x x x x x x x o o o o o o o o o 2. Tentukan besarnya nduks magnet dsuatu ttk yang berjarak 3 cm dar kawat lurus panjang yang berarus lstrk 15 A? 3. Arus sebesar 2,5 A mengalr dalam kawat berupa lngkaran dengan jar-jar 5 cm. Berapa besar nduks magnet dttk P, bla: a. ttk P berada dsumbu lngkaran yang berjarak 5 cm dar pusat lngkaran b. ttk P berada d pusat lngkaran 4. Suatu solenoda terdr dar 500 lltan berarus 2,5 A. panjang solenoda 50 cm. Tentukanlah: a. nduks magnet d tengah-tengah solenoda b. nduks magnet pada ujung solenoda 5. Sebuah toroda memlk jar-jar 50 cm dalr arus sebesar 2,5 A. Jka toroda tersebut memlk 100 lltan, htunglah besar nduks magnetc pada sumbunya. 6. Seutas kawat penghantar panjangnya 200 cm, berarus lstrk 10 A, berada dalam medan magnet homogen dengan nduks magnet 0,02 tesla, dan membentuk 13

14 sudut 30 0 terhadap arus lstrk. Htung besar gaya loretz yang dtmbulkan pada kawat tsb. 7. Sebuah penghantar berarus lstrk berada d dalam medan magnetk. Blakah penghantar tu mengalam gaya magnetc dan blakah penghantar tu tdak mngalam gaya? C. TES FORMATIF Soal Tes Formatf : 1. Sebuah kawat lurus panjang dalr arus 5 mlampere berada druang hampa. Tentukan besarnya nduks magnetk pada ttk yang berada sejauh 10 cm dsebelah kanan kawat, bla kawat vertkal? 2. Sebuah kawat melngkar dalr arus lstrk sebesar 4 A (lhat gambar). Jka jar-jar lngkaran 8 cm dan arak ttk P terhadap sumbu kawat melngkar adalah 6 cm maka tentukan medan magnet pada : a. pusat kawat melngkar ( O ) b. dttk P 3. Suatu solenoda terdr dar 300 lltan berarus 2 A. panjang solenoda 30 cm. Tentukanlah: a. nduks magnet d tengah-tengah solenoda b. nduks magnet pada ujung solenoda 4. Sebuah toroda memlk jar-jar 50 cm dalr arus sebesar 1 A. Jka toroda tersebut memlk 60 lltan, htunglah besar nduks magnetc pada sumbunya. 5. Sebuah kawat penghantar berarus lstrk 5 A arahnya keluar bdang gambar, memotong tegak lurus gars-gars gaya magnet dengan besar nduks magnet B = 2 x 10-4 tesla. Bla panjang kawat yang terpengaruh B adalah 4 cm, tentukan besar dan arah gaya magnetc yang tmbul pada kawat! B 6. Beltan kawat rongga udara memlk kerapatan A/m, Htung besar fluk magnetnya, bla dketahu μ 0 = 1, Wb/Am. 7. Bes torod mempunya kellng 0,3 meter dan luas penampang 1 cm 2. Toroda dlltkan kawat 600 beltan dalr arus sebesar 100mA. Agar dperoleh fluk mahnet sebesar 60μWb pada toroda tsb. Htung a) kuat medan magnet b) kerapatan fluk magnet c) permeabltas absolut dan d) permeabltas relatf bes. 8. Kumparan kawat dengan 50 beltan, dalrkan arus sebesar 2 Amper, kumparan kawat dtempatkan dantara kutub utara dan selatan. Gaya F yang terukur 0,75 Newton. Htung besarnya kerapatan fluk magnet, jka lebar permukaan kutub 60 mm dan kebocoran fluks dabakan. 9. Model generator DC memlk kerapatan fluk magnet sebesar 0,8 Tesla, panjang efektf dar penghantar 250 mm, dgerakkan dengan kecepatan 12 m/detk. Htung besarnya tegangan nduks yang dhaslkan. Jawaban Soal Tes Formatf: 14

15 1. Dketahu : I = 5 mlampere = Ampere a = 10 cm = 0,1 meter Dtanya : B =.? Jawab : B = μ 0. I 2πa = 4π = Tesla 2π. 0,1 2. Jawab : Dketahu : I = 4 A a = 8 cm = m x = 6 cm = m sn θ = a / r = 8 / 10 = 0,8 r = a 2 + x 2 = = 10 cm = 0,1 m Dtanya : a. B0 =.? b. BP =.? Djawab : a. B = μ 0.I = 4π = 3,14. 2.a Tesla b. B p = μ 0.I.a sn θ = 4π = 2, Tesla 2.r 2 2.(0,1) 2 3. Penyelesaan: N = 300 lltan I = 2 A l = 30 cm = 0,3 m μ 0 = 4π x 10-7 Wb/A.m n = N/l = 300/0,3 = 1000 lltan/m dtanya : a. B dtengah solenoda b. B dujung solenoda jawab: a. D tengah solenoda B = μ 0. I. N = μ l 0. I. n = 4π = 25, Tesla b. D ujung solenoda B = μ 0. I. N 2. l = 4π ,3 = 12, Tesla 4. Penyelesaan Dketahu: r = 50 cm = 0,5 m, N = 60, I = 1 A Dtanya : B pada sumbu toroda? Djawab : 15

16 0NI B 2 r , ,5 5 Tesla 5. Penyelesaan: Dketahu: = 5 A B = 2 x 10-4 tesla L = 4 cm = 4 x 10-2 m Sn 90 0 = 1 F B F = BI l sn 90 0 = (2 x 10-4 )(5)( 4 x 10-2 ) = 4 x 10-5 Newton 6. Jawaban : B = μ 0. H B = 1, Wb/Am. 2500A/m = 0,00314 T = 3,14mT 7. Jawaban : a) Kuat medan magnet H = I.N 0,1 A.600 lltan = = 200 A/m l m 0,3 m b) Kerapatan fluk magnet B = φ = = 0,6 T A 1, c) Permeabltas absolut/bahan μ 0 = B = 0,6 = 0,003 Wb/Am H 200 d) Permeabltas relatf μ τ = μ = 0,003 μ 0 1, = Jawaban: Panjang efektf penghantar => L = = 3m Gaya F = B.L.I => B = F I.L 0,75 N = = 0,125 Tesla 2 A.3m 9. Jawaban : U = B.L.v.Z = 0,8 Tesla meter. 12 m/det = 240 Volt 16

17 DAFTAR PUSTAKA 1. IMO, Model Course 7.03, Offcer In Charge of An Navgaton Watch, 2012, IMO Publcaton. 2. Lesle Jackson, Appled Mechancs For Engneers Vol-2, 2003, Reed s Marne Engneerng Seres. 3. Gancol, Douglas C Physcs, 3rd Edton. USA: Prentce Hall Internatonal. 4. Tpler, Paul Fska untuk Sans dan Teknk, Jld 1 (alh bahasa : Prasetyo dan Rahmad W. Ad). Jakarta: Erlangga. 5. Tpler, Paul Fska untuk Sans dan Teknk, Jld 2 (alh bahasa : Bambang Soegjono) Jakarta: Erlangga. 6. Endarko, Buku Ajar Fska Jld 1 untuk SMK Teknolog, Jakarta : Drektorat Pembnaan Sekolah Menengah Kejuruan, Drektorat Jenderal Manajemen Penddkan Dasar dan Menengah, Departemen Penddkan Nasonal, Endarko, Buku Ajar Fska Jld 2 untuk SMK Teknolog, Jakarta : Drektorat Pembnaan Sekolah Menengah Kejuruan, Drektorat Jenderal Manajemen Penddkan Dasar dan Menengah, Departemen Penddkan Nasonal, Endarko, Buku Ajar Fska Jld 3 untuk SMK Teknolog, Jakarta : Drektorat Pembnaan Sekolah Menengah Kejuruan, Drektorat Jenderal Manajemen Penddkan Dasar dan Menengah, Departemen Penddkan Nasonal, Yulant, Ftr, Inovas Tanpa Batas Fska SMA/MA Kelas X, XI, XII, Yogyakarta, D.R. Derrett, Shp Stablty for Masters and Mates Sxth edton, 2006, Brtan: Elsever. 11. Kangnan, Marten, Fska Untuk SMA, 2004, Jakarta: Erlangga. 12. Beser, A., 1995, Appled Physcs, New York: McGraw-Hll, Inc. 13. Cooper, W.D, 1980,Electronc Instrumentaton and Measurement Technques, New Delh, Hallday. Resnck, Fundamental of Physcs 8-th Edton, Jearl Walker 16. Sswoyo, Teknk Lstrk Industr Jld 1, 2 & 3, Departemen Penddkan Nasonal:

Medan Elektromagnetik

Medan Elektromagnetik Medan Elektromagnetk Kulah 1 Medan Magnet 19 Me 009 Dr. r Poernomo ar, T, MT 1. Medan magnet d sektar arus lstrk Oersted menentukan adanya medan magnet d sektar kawat yang berarus lstrk. Percobaan Oersted

Lebih terperinci

l = panjang lingkaran arus (m)

l = panjang lingkaran arus (m) Medan Magnet dan Induks Elektromagnet by Nurbat, S.d MEDAN MAGNET DAN INDUKSI a jarak dar lngkaran arus ke ttk yang dtnjau ELEKTROMAGNETIK l panjang lngkaran arus (m) MEDAN MAGNET. Terjadnya medan magnet

Lebih terperinci

MAGNET DAN ELEKTROMAGNETIK

MAGNET DAN ELEKTROMAGNETIK MAGET DA ELEKTROMAGETIK Standar kompetens : Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet Maglev tran dapat melayang setngg beberapa centmeter d atas rel. Mengapa kereta ap tersebut tdak bersentuhan dengan

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GAYA GERAK LISTRIK HUKUM LENZ HUKUM FARADAY TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR IDEAL TRANSFORMATOR TIDAK IDEAL GGL INDUKSI ADA KUMARAN INDUKTANSI DIRI GENERATOR ERSAMAAN INDUKTANSI DIRI INDUKTANSI ADA TOROIDA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA ahan Ajar 4: Kemagnetan (Mnggu ke 6 dan 7) FISIKA DASAR II Semester 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Farchan Rosyd Dengan dana OPTN P3-UGM tahun anggaran

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi ruang / daerah di sekitar magnet dimana benda-benda magnetik yang diletakkan di daerah ini masih dipengaruhi oleh magnet tersebut medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik medan magnetik di

Lebih terperinci

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss Teorema Gauss Gars Gaya Lstrk Konsep fluks Teorema Gauss Penggunaan Teorema Gauss Medan oleh muatan ttk Medan oleh kawat panjang tak berhngga Medan lstrk oleh plat luas tak berhngga Medan lstrk oleh bola

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GBPP Fska Dasar II PAF 121 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Matakulah : FISIKA DASAR II Kode Matakulah, SKS/Smt : PAF 121, 4 / II Deskrps sngkat : Matakulah Fska Dasar II membahas tentang Muatan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL TENTU

APLIKASI INTEGRAL TENTU APLIKASI INTEGRAL TENTU Aplkas Integral Tentu థ Luas dantara kurva థ Volume benda dalam bdang (dengan metode cakram dan cncn) థ Volume benda putar (dengan metode kult tabung) థ Luas permukaan benda putar

Lebih terperinci

Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET

Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadllah Cjantung Jakarta Tmur Telp. 80078, Fax 877978 REMEDIAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM

MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM PENDAHULUAN Magnet dalam teknologi terapan KEMAGNETAN Macam macam bentuk magnet Magnet batang, U bulat jarum 6.2 HUKUM COLUMB 6.3 PENGERTIAN MEDAN MAGNET Ruangan disekitar

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA 1. RESISTOR serng dsebut werstan, pelawan atau penghambat. suatu komponen elektronk yang dapat menghambat gerak lajunya arus lstrk/m /membatas jumlah arus yang mengalr dalam

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Medan Magnetik Muqoyyanah 1 KEMAGNETAN (MAGNETOSTATIKA) Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Cara membuat magnet;

Lebih terperinci

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1 BENDA TEGAR FI-0 004 Dr. Lnus Pasasa MS Bab 6- Bahan Cakupan Gerak Rotas Vektor Momentum Sudut Sstem Partkel Momen Inersa Dall Sumbu Sejajar Dnamka Benda Tegar Menggelndng Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik

Lebih terperinci

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010 Komang Suardka;09004;Undksha; 00 PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD. Tujuan Percobaan Tujuan dar dlakukannya percobaan n adalah untuk memperlhatkan berlakunya hukum Newton dan menghtung momen nersa katrol.. Landasan

Lebih terperinci

BAB 18. ARUS LISTRIK

BAB 18. ARUS LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI...1 BB 18. RUS LISTRIK... 18.1 Sumber-Sumber rus Lstrk... 18. Hukum Ohm...4 18. Hambatan Jens Bahan...5 18.4 Daya Lstrk...6 18.5 rus Bolak-Balk...7 18.6 Qus 18...8 1 BB 18. RUS LISTRIK

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 KUT US LISTIK HUKUM OHM ESISTO/HMBTN NGKIN ESISTO SEI NGKIN ESISTO PEL NGKIN ESISTO SEGITIG-BINTNG LT UKU JEMBTN WHETSTONE LT UKU GLVNOMETE LT UKU VOLTMETE ENEGI LISTIK DY LISTIK GY GEK LISTIK (GGL) NGKIN

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Kelas XII Semester 1

Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi STANDART KOMPETENSI Kelas XII 2 Semester 1 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis

Lebih terperinci

AMPERMETER-VOLTMETER-AVOMETER

AMPERMETER-VOLTMETER-AVOMETER mpermeter, oltmeter dan vometer KEGITN BELJ 1. LNDSN TEOI MPEMETE-OLTMETE-OMETE Dalam Fska Dasar II pada pokok bahasan gaya magnetk dan momen gaya magnetk, telah dbahas mengena bagamana kumparan berarus

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS I. TUJUAN PERCOBAAN a. Menentukan arah simpangan kompas di sekitar kawat berarus b. Menemukan hubungan medan magnetik dengan kuat arus II. III. RUMUSAN MASALAH a.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

Energiada adadi disekitar sekitarkita

Energiada adadi disekitar sekitarkita Kerja dan Energ APA ITU ENERGI? Energada adad dsektar sektarkta Kerja dan Energ Energd dalam Dapat dperbaharu Tdak dapat dperbaharu Radas Panas Kerja dan Energ BentukEnerg Lstrk Kma Mekank Nuklr Suara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1 KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1. ADA BUKU CATATAN & BUKU LATIHAN/PR 2. BUKU DISAMPUL DENGAN KERTAS EMAS / ASTURO / KARTON WARNA UNGU 3. PENAMPILAN COVER DEPAN BUKU SEPERTI GAMBAR BERIKUT

Lebih terperinci

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet BAB 5 KEMAGNETAN STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep kemagnetan Menguasai hukum magnet dan elektromagnet Menggunakan magnet Menggunakan elektromagnet

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. Setelah mempelajari topik ini Anda dapat :

KEMAGNETAN. Setelah mempelajari topik ini Anda dapat : KEMAGNETAN a. Tujuan kegiatan pembelajaran Setelah mempelajari topik ini Anda dapat : Menjelaskan medan magnet yang mengelilingi sebuah magnet. Menjelaskan bagaimana sebuah batang besi dibuat magnet dengan

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 8/7/17 OLEH : STEVANUS ARIANTO DEFINISI DAN MACAM MAGNET KUTU MAGNET GARIS GAYA MAGNET RAPAT GARIS GAYA DAN KUAT MEDAN DIAMAGNETIK DAN PARAMAGNETIK MEDAN MAGNETIK DISEKITAR ARUS LISTRIK POLA GARIS GAYA

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA )

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh dengan cara

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet GAYA LORENTZ A. Tujuan Percobaan 1 Mengamati adanya gaya Lorentz penghantar kawat lurus disekitar medan magnet 2 Menentukan arah gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan 3 Menghitung besarnya gaya Lorentz

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN angkaan strk BAB III HUKUM HUKUM ANGKAIAN Hukum Ohm Jka sebuah penghantar atau resstans atau hantaran dlewat oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensal, atau Hukum

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

INDUKSI MAGNET B A B B A B

INDUKSI MAGNET B A B B A B nduksi Magnet 77 A A 5 NDUKS MAGNET Sumber: indnetwrk-c.id Di SMP kalian telah dikenalkan dengan magnet batang. Apakah ada sumber lain yang dapat menghasilkan medan magnet selain batang magnet? Jawabnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Fisika 2 BAB 5 MAGNET

Lab Elektronika Industri Fisika 2 BAB 5 MAGNET BAB 5 MAGNET 1. MAGNET DAN MEDAN MAGNET Efek magnet telah diketahui dan dimanfaatkan manusia jauh sebelum mengenal listrik. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara (U) dan selatan (S) atau NORTH dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. (Tumbukan Dalam Satu Dimensi)

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. (Tumbukan Dalam Satu Dimensi) Petunjuk Praktkum Fska Dasar I (Tumbukan Dalam Satu Dmens) Dajukan Untuk Memenuh Tugas Tersruktur Mata ulah Ekspermen Fska Dasar 1 Jurusan Penddkan Fska Oleh : Muhamad Ihsanudn (0602425) JURUSAN PENDIDIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Medan Magnetik

Sumber-Sumber Medan Magnetik TOPIK 9 Sumber-Sumber Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Hukum Biot-Savart Pada 1819, Oersted menemukan bahwa arah arum kompas menyimpang ketika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-321) Topk har n Kesetmbangan Statk Syarat Kesetmbangan Pusat Gravtas Kesetmbangan Stabl, Labl dan Netral Kesetmbangan Benda Tegar Kesetmbangan Mekank Benda dkatakan berada dalam kesetmbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Dasar-dasar Aliran Fluida

Dasar-dasar Aliran Fluida Dasar-dasar Alran Fluda Konsep pentng dalam alran fluda Prnsp kekealan massa, sehngga tmbul persamaan kontnutas Prnsp energ knetk, persamaan persamaan alran tertentu Prnsp momentum, persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET BAB II MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET Kompetensi dasar : Mengenal gejala kemagnetan Indikator Oersted : - Konsep medan magnet oleh arus listrik didapatkan dari percobaan - Konsep magnet dan medan magnet

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS By: DR. Ibnu Mas ud KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS A. OPTIKA FISIS 1. Jarak antara garis terang ke dua ke pusat pada percobaan Young adalah 4 mm. Jarak antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd

Pertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd Pertemuan Ke-6 D asng Pada J ALFH, S.Pd,M.Pd Pemran bas pada rangkaan J Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung, dpredks dan tdak senstf terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII MEDAN MAGNET 1. Kemagnetan ( Magnetostatika ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnet

Induksi Elektromagnet Induksi Elektromagnet Fluks magnet Sebagaimana fluks listrik, fluks magnet juga dapat diilustrasikan sebagai banyaknya garis medan yang menembus suatu permukaan. n Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

ANALISA SIFAT FERROMAGNETIK MATERIAL MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO ABSTRACT. Keywords: Ferromagnetic, Monte Carlo Methods, Pascal Program

ANALISA SIFAT FERROMAGNETIK MATERIAL MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO ABSTRACT. Keywords: Ferromagnetic, Monte Carlo Methods, Pascal Program ANALISA SIFAT FERROMAGNETIK MATERIAL MENGGUNAKAN Ded Mardansyah Program Stud Penddkan Fska Fakultas Keguruaun dan Ilmu Penddkan Unverstas Pasr Pengaraan ABSTRACT Experment conducted by the Cure-Wess has

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan Konseptual esaran Pokok : besaran yang dtetapkan dengan suatu standar ukuran esaran Fska esaran Turunan : esaran yang drumuskan dar besaran-besaran pokok esaran Skalar Matemats esaran Vektor E S R N Skalar

Lebih terperinci