Logika Order Pertama (First Order Logic)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Logika Order Pertama (First Order Logic)"

Transkripsi

1 Logika Order Pertama (First Order Logic)

2 Logika Order-Pertama (Logika Predikat) Pendahuluan. Pembicaraan kita sejauh ini terbatas pada pernyataan dan rumusan pernyataan (formula). Simbol-simbol p, q, r,... semuanya diguna kan untuk pernyataan atau peubahnya. Analisa kalimat yang kita bi carakan lebih terfokuskan atau terkonsentrasikan pada pernyataanpernyataan majemuk, dan bukan pada pernyataan sederhana. Kita tidak memperhatikan kemungkinan untuk mengekspresikan kenyata an bahwa dua pernyataan atau lebih mempunyai sifat-sifat kebersa maan. Untuk itu akan diperkenalkan suatu konsep predikat pada ka limat sederhana. Logika yang berdasarkan analisa pedikat pada sua tu pernyataan disebut logika predikat.

3 Logika Order-Pertama (Logika Predikat) Untuk memahami predikat kita berikan contoh dibawah ini. Pandang dua pernyataan dibawah ini : 1). Joko adl seorang mahasiswa. 2). Slamet adl seorang mahasiswa. Jelas bahwa untuk menyajikan kedua pernyataan tsb diperlukan dua simbol yang berbeda. Akan tetapi kalau kita amati, kedua pernyataan tsb mempunyai sifat kebersamaan, yaitu adl seorang mahasiswa. Simbol-simbol yg digunakan untuk menyajikan kedua pernyataan tsb tidak menunjukan adanya sifat kebersamaan diantara kedua kalimat tsb. Untuk itu diperkenalkan suatu simbol yg menunjukan sifat kebersamaan kalimat-kalimat (dlm contoh kita adl sifat adl seorang mahsiswa ) yang disebut dengan predikat

4 Dari contoh diatas jelaslah bhw unit dasar dp logika proposisional adalah pernyataan logis seperti Baju ini berwarna merah, atau Bumi adl bulat, yang mungkin dikombinasikan dengan and, or, not atau operator yang lain. Proposisi tersebut dapat true atau false. Kita tak dapat memperoleh obyek yang lebih rendah lagi seperti misalnya Baju (yg berwarna putih, hitam, dll), Bumi (yg bulat, benjol, dll), dan bahkan juga variabel untuk menyajikan obyek-obyek tsb. Kita tak dapat mengekstraksikan misalnya konsep properti seperti berwarna-merah (being red). Suatu kenyataan bahwa menggunakan logika, dlm banyak aplikasi, perlu untk dapat berbicara tentang obyekobyek dng level yg lebih rendah tsb beserta properti yg mereka punyai. Untuk itu semua maka akan dibicarakan logika predikat yg diawali dengan sajian secara informal dan kemudian secara formal.

5 Pandang, sekali lagi kalimat-kalimat : Setiap manusia adl makhluk hidup ; Karena Suta adl manusia, maka ia adl makhluk hidup. Dengan intuisi maka didapat bahwa kesimpulan tsb benar. Tetapi jika disajikan dengan formula proposisional, maka akan didapat : p : Setiap manusia adl makhluk hidup q : Suta adl manusia r : Suta adl makhluk hidup. maka berdasarkan kerangka berpikir logika proposisional, r bukan lah konsekuensi logis dari p dan q. Karena struktur tsb tak dikenal dalam logika proposisional.

6 Perhatikan bahwa pernyataan Semua manusia adl makhluk hidup mengandung pernyataan himpunan dp manusia, dimana individu yg merupakan elemen dr himpunan manusia yg cacahnya dapat dianggap tak terhingga (banyuaaaak sekali). Dari pernyataan kedua, yaitu Suta adl manusia secara implisit menyatakan anggota dp himpunan manusia. Jadi hubungan antara kedua pernyataan tsb dengan struktur seperti diatas tidak ada dalam logika proposisional. Selanjutnya jika akan ditunjukan kebenaran dp pernyataan Setiap manusia adl makhluk hidup dalam logika proposisional, maka ha ruslah membuktikan kebenaran untuk setiap anggota dp himpunan manusia. Suatu hal yg tak mungkin.. Untuk itu maka sampailah kita pada Logika predikat, yaitu merupakan logika proposisi yang diperluas dng tiga komponen logika : term, predikat, dan kuantor.

7 Sebelum melangkah lebih jauh diberikan beberapa hal yg penting dalam memahami Logika Predikat atau Logika Order-Pertama. Pada dasarnya Logika Order-Pertama adalah hasil perluasan dari logika proposisional dengan menambah 3 komponen logika yaitu : suku (term), predikat (predicate), dan kuantor (quantifier). Perhatikan pernyataan : x > 4 x = y + 2 Jika dianalisis, pernyataan x lebih besar dari 4 terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu : 1). Variabel x sebagai subyek dari pernyataan dan 2). Lebih besar dari 4 yg merupakan Predikat, yg menyatakan kriteria benar atau salah dr subyeknya.

8 Kita dapat merepresentasikan x lebih besar dari 4 dengan P(x), dimana P melambangkan predikat lebih besar dari 4, dan x adalah variabel. P(x) juga dapat disebut sebagai nilai daripada fungsi proposi si P pada x. Untuk nilai daripada x diberikan, maka P(x) memiliki ni lai kebenaran (mis. jika x = 5 maka P(x) bernilai kebenaran benar, ji ka x = 3 maka P(x) bernilai kebenaran salah). Contoh. Jika Q(x,y) menotasikan pernyataan x = y + 2, maka tentukan nilai kebenaran untuk Q(1,2) dan Q(3,1)? Untuk menjawabnya maka kita substitusikan x = 1 dan y = 2, sehingga Q(1,2) adalah 1 = yang jelas salah sehingga Q(1,2) bernilai kebenaran salah. Untuk Q(3,1) kerjakan sendiri!!

9 Latar Belakang Pernyataan yang kita inginkan untuk mengekpresikan dituliskan dlm apa yang kenal dengan suatu bahasa order pertama yng dibangun dng pemikiran himpunan-himpuan khusus dp varibel, simbol tetapan, sim bol fungsi, dan predikat (simbol relasi). Bila bicara dalam suatu bahasa order-pertama, maka dalam benak ki ta terpikir adanya himpunan dp obyek-obyek didalam pernyataan dlm bahasa tersebut dibicarakan. Ini dikenal sbg universe of discourse. Variabel dp bahasa order-pertama berjangkauan pada seluruh dp suatu universe of discourse.

10 Latar Belakang Simbol-simbol tetapan masing-masing merupakan hanya satu anggo ta yang berbeda dp universe of discourse. Simbol fungsi merupakan suatu fungsi pd universe of discourse. Ter dapat simbol fungsi satu-tempat f(x), dan dua-tempat f(x,y) dan seterus nya. Suatu Predikat adalah suatu simbol yang berarti suatu relasi. Dapat dipandang sebagai suatu fungsi yang mengantarkan pada suatu nilai T(rue) atau F(alse) (1 atau 0). Argumennya adalah term dp bahasa order-pertama.

11 Contoh Suatu predikat R(x) dapat dipandang (oleh programmer) sebagai sesu atu yg mirip dng suatu fungsi Boolean dalam bahasa Pascal yg meng hasilkan suatu hasil logis (Boolean) yg direlasikan dng suatu properti daripada argmennya x ; mis. If x 2 > 9 then.. else.. Contoh dp Predikat, dengan banyaknya argumen yang berbeda : Contoh Argumen Arti Equal (m,n) m dan n adalah integer m dan n adalah sama Sibling(Ari, Emon) dua nama orang Mereka sdr kandung fpt(f,p,g) Tiga bilangan integer f adl fpt dp bilangan integer p dan g

12 Diketahui suatu bahasa order-pertama, suatu interpretasi dp bahasa tersebut mempunyai suatu domain (atau Universe of Discourse) bersama-sama dengan assignments (penugasan) dp simbol tetapan, simbol fungsi, dan predikat pada tetapan aktuil, fungsi dan relasi dalam domain tersebut. Catatan bhw predikat Equal(m,n) pd dirinya sendiri (on its own, yaitu pd kata Equal) adl suatu simbol unt relasi. Ia tidak untk kesamaan ke cuali ditugaskan sebagai relasi tersebut dalam suatu interpretasi. Tegasnya adl bhw Equal (m,n), Sibling(a,b), fpt(p,q,r) atau sebarang predikat lainnya adalah hanyalah nama (just names).

13 Kita dapat memandang bahwa interpretasi dimana domain dp UoD adalah himpunan dp integer dan Equal(m,n) adalah T(rue) jika dan hanya jika m dan n adalah integer yang sama. Bagimanapun juga kita dapat menginterpretasikan/mengartikan lain walaupun domain sama tetapi penugasan relasi Equal(m,n) berbeda dengan diatas, misalnya m adalah lebih kecil dp n. Sekali lagi Equal hanyalah nama saja boleh diinterpretasikan yang lain terserah pada interpretasi yang ditu gaskan.

14 Suatu predikat dapat ditugasi sebarang relasi tanpa memperhatikan namanya. Tetapi umumnya bilamana kita bekerja dlm logika predikat, kita berpikir tentang suatu interpretasi khusus yang akan kita sebut in terpretasi termaksud (intended interpretation). Dalam interpretasi ter maksud nama dp predikat memberikan suatu indikasi dp arti termak sud nya. Jadi jika menggunakan nama predikat equal (m,n), interpreta si termaksud adalah equality ( sama ). Setiap predikat dp satu argumen adalah suatu mapping : D {T,F} dimana D adalah UoD (atau Domain).

15 Suatu predikat dp dua argumen adalah suatu mapping : D x D {T,F}, dimana D adalah UoD (atau Domain). Nilai kebenaran T dan F dapat dipandang sebagai suatu predikat dng nol argumen. Kesemuanya itu adalah mempunyai hubungan yang dekat dengan pe ngertian himpunan karena obyek dp UoD harus berbentuk suatu himpunan, semua obyek yang memenuhi Merah(x) membentuk suatu subset dan yg memenuhi Merah(x) Kuning(x) membentuk suatu himpunan yg merupakan irisan dp himpunan Merah(x) dan Kuning(x). Juga yang memenuhi Merah(x) Kuning(x) adl union dp Merah(x) dan Kuning(x).

16 Predikat dapat digunakan untuk menulis formula logis dimana obyek adalah anggota dp suatu UoD, contoh : Kaya(orang) Dapat_membeli(orang,obyek) (Besar(obyek) Padat(obyek)) Berat(obyek) Genap(x) Faktor(2,x) Passport-UK(x) Lahir-UK(x) Passport-UK(Or-Tua(x)) Jadi kita telah dapat mencapai suatu notasi dimana kita dapat ber bicara tentang obyek dalam UoD kita, dan juga properti mereka daripada variabel level terendah untuk melengkapi proposisi logika.

17 Kuantor Universal dan Eksistensial. Sejauh ini kita dapat mengekspresikan dalam logika, pernyataan khusus seperti : A adalah pembohong A berkata bahwa B.... Tetapi kita tak dapat mengekpresikan ide yang lebih umum, ( semua... ) seperti pada argumen logis seperti : Semua manusia adalah makhluk hidup Socrates adalah manusia maka Socrates adalah makhluk hidup. Jika diusahakan unt diekspresikan dlm logika proposisi maka didapat : P Q maka R

18 Kuantor Universal dan Eksistensial Perhatikan bahwa pada contoh diatas jelaslah bahwa jika kalimat su dah diekspresikan dalam pernyataan proposisonal maka kita tak dapat lagi berkata tentang keabsahan suatu argumen karena kita tak dapat ma suk lebih dalam ke pernyataan tsb yaitu ke obyek level lebih rendah, misalnya tentang manusia, Socrates, dan makhluk hidup.

19 Kuantor Universal dan Eksistensial Maka diperlukan ekspresi Semua A adalah B sehingga didapat argumen : Semua A adalah B atau Semua A mempunyai properti B atau Semua obyek dalam himpunan A mempunyai properti B C adalah suatu A atau C adalah dalam himpunan A atau C adalah suatu anggota dp himpunan B maka disimpulkan C adalah B atau C mempunyai properti B Contoh lain : Semua Mhs klas B mendapat nilai A Suta Mhs dalam klas B maka disimpulkan Suta mendapat nilai A

20 Kuantor Universal Perhatikan sekuen dp formalisasi berikut : (a) Setiap integer mempunyai faktor priem. (b) Untuk semua x, jika x adalah suatu integer maka x mempunyai suatu faktor priem (c) Untuk semua x, (Adl_integer(x) Punya_fak_priem(x)) dimana Adl_integer(x) adalah suatu predikat yang menyajikan x adl suatu integer, dan Punya_fak_priem(x) adl suatu predikat yg menyaji kan x mempunyai suatu faktor priem

21 Kuantor Universal Dengan demikian contoh Socrates diatas menjadi : Untuk semua x, (Adl_manusia(x) Adl_mkhluk_hidup(x)) For All disebut dng kuantor universal, dituliskan dng simbol Sehingga pernyataan diatas ditulis : x (Adl_integer(x) Punya_faktor_priem(x)) Perhatikan bahwa domain dp kuantifikasi adalah UoD, sehingga x mempunyai arti For all x dalam universe of discourse... Universe of Discourse (UoD) adalah domain dp interpretasi yg dalam pertimbangan, atau lebih formal lagi, UoD adl himpunan dp obyekobyek dimana kita bicarakan/diskusikan.

22 Kuantor Universal Dalam Bahasa Spesifikasi formal Z yang merupakan aplikasi Predi kat Logika pada definisi dp sistem dunia-nyata setiap kuantor diikuti oleh suatu definisi dp himpunan khusus dp nilai-nilai pada mana variabel mengambil nilai. Notasinya adalah : x : <nama dp suatu himpunan>. <Ekspresi Boolean> Notasi tersebut digunakan pada Pemrograman Logika yg dibicarakan pada bagian lain.

23 Kuantor Universal Scope dp variabel terkuantifikasi. Pernyataan : x (Adl_integer(x) Punya_faktor_priem(x)) adl jelas ekuivalen dng : y (Adl_integer(y) Punya_faktor_priem(y)) Tetapi, kita tak dibenarkan untuk mengganti x dengan y pada pernyata an berikut : x (Adl_integer(x) Punya_faktor_priem(y)) karena independensi dp kedua variabel x dan y menyebabkan makna pernyataan akan berubah total.

24 Kuantor Universal Scope dp variabel terkuantifikasi adl bagian dp formula dimana ia diaplikasikan. Jika suatu variabel x jatuh didalam scope daripada suatu x, maka kemunculan dp variabel tersebut dikatakan kemunculan terikat, dan variabelnya disebut variabel terikat. Dari kenyataan tersebut maka diperkenalkan istilah kemunculan variabel terikat dan kemunculan variabel bebas, sbb : Kemunculan dari suatu variabel didalam formula disebut terikat (bound) jika dan hanya jika kemunculan tersebut terbatas pada ruang lingkup kuantor yng menggunakan variabel tersebut. Kemunculan suatu variabel didalam formula disebut bebas (free) jika kemunculan variabel tersebut tidak terikat (not bound).

25 Kuantor Universal Scope dp variabel terkuantifikasi. Selanjutnya diperkenalkan istilah variable terikat dan variabel bebas, sbb : Variabel didalam suatu formula disebut variabel bebas jika paling sedikit satu kemunculannya tidak terikat didalam fornula tersebut. Variabel pada suatu formula disebut variabel terikat jika paling sedikit satu kemunculannya terikat didalam formula tersebut

26 Kuantor Universal Scope dp variabel terkuantifikasi. Dari perkenalan tersebut diatas maka diperoleh istilah Scope, dimana ia mempunyai ciri, yaitu : Scope dp variabel terkuantifikasi adalah bagian dp formula dimana ia diaplikasikan. Jika suatu variabel x berada dalam scope (ruang lingkup) dp suatu x, maka kemunculan dp variabel tersebut dikatakan suatu kemunculan yang terikat, dan variabel tersebut suatu variabel terikat (Hal ini sesuai dengan scope dp variabel dalam pemrograman, dan penamaan dp argumen prosedur dalam deklarasi prosedur).

27 Kuantor Eksistensial Kita juga memerlukan untuk dapat menterjemahkan pernyataan dibawah ini : Terdapatlah paling sedikit satu obyek x sedemikian sehingga Pred(x). Kita dapat menjadikannya dengan menuliskan : x( Pred(x)) yg berarti : Tidaklah benar bahwa properti false untuk semua anggota atau Tidaklah benar bahwa untuk semua anggota (x), anggota (x) tidak mempunyai sifat Pred.

28 Kuantor Eksistensial Kita kenalkan suatu kuator baru : terdapatlah (there exist), seperti pada : x(pred(x)) yg dibaca : Terdapatlah suatu nilai dp x sedemikian sehingga Pred(x) Catatan. Perhatikan : x y ( y = 2.x) (yg benar dalam interpretasi-termaksud, untk setiap integer terdapatlah integer yg sama dng dua kali nilai inte ger tsb) dan x y (y = 2 x) ( yg tak benar, karena tak ada integer yang sama dengan dua kali setiap integer) Urutan dp kuantor dp tipe yang berbeda sangatlah penting.

29 Terjemahan antara FoL (Fisrt-order Language) dan Bhs Harian Dalam Komunikasi dengan komputer maka diperlukan untuk dapat mengekspresikan pernyataan dlm bahasa sehari-hari ke pernyataan logis (untuk dapat dikonversikan ke bahasa pemrograman, terutama bahasa Prolog) dan juga sebaliknya. Jika menggunakan FoL, kuantifikasi dibenarkan hanya untuk suatu variabel. Jika restriksi ini dihilangkan maka kita akan sampai ke logika order-lebih tinggi (mis. untuk semua predikat dst). Logika order-lebih tinggi merupakan logika lanjut.

30 Terjemahan antara FoL (Fisrt-order Language) ke Bhs Harian Pada bagian ini hanya akan berbicara menterjemahkan FoL ke bahasa natural. Jika diberikan bahwa arti dp semua predikat yang berada dlm formula diketahui, maka proses adalah sbb : a).terjemahkan formula dengan menulis arti secara literal dp simbol -simbol logis dan predikat seperti apa yang tertera. b). Tuliskan dengan kata-kata kalimat sedemikian sehingga ia mem punyai arti logis yang sama (benar atau salah dp kalimat harus tak ber ubah) tetapi ditulis dalam bahasa natural yang lebih dapat diterima. Di hindari penggunaan nama-nama variabel

31 Terjemahan antara FoL (Fisrt-order Language) ke Bhs Harian Contoh. Andaikan dipunyai predikat sbb : a). Truk(x) x adalah Truk b). Mobil(x) x adalah Mobil c). Sepeda(x) x adalah Sepeda d). Lebih_Mahal(x,y) x adalah lebih mahal dp y e). Lebih_Cepat(x,y) x adalah lebih cepat dp y (a). Terjemahkan kedalam bahasa sehari-hari. x (Sepeda(x) y (Mobil(y) Lebih_Mahal(y,x)) Solusi : Untuk semua x, jika x adalah suatu sepeda, maka terdapatlah suatu y sedemikian sehingga y adalah mobil dan y lebih mahal dp x Tulis kembali : Untuk setiap sepeda terdapatlah suatu mobil yg lebih mahal.

32 Terjemahan antara FoL (Fisrt-order Language) ke Bhs Harian Contoh. (b). Terjemahkan formula berikut ke bahasa natural. x y ((Truk(x) Sepeda(y)) Lebih_cepat(x,y)) Solusi Secara literal maka : Untuk semua x, untuk semua y, jika x adalah truk dan y adalah sepe da, maka x lebih cepat dp y. Tulis kembali : Setiap truk lebih cepat dp sebarang sepeda. (c). Terjemahkan formula berikut ke bahasa natural. z (Mobil(z) x y (Truk(x) Sepeda(y)) (Lebih_cepat(z,x) Lebih_cepat(z,y) Lebih_mahal(z,x) Lebih_mahal(z,y))))

33 Terjemahan antara FoL (Fisrt-order Language) ke Bhs Harian Contoh. (c). Terjemahkan formula berikut ke bahasa natural. z (Mobil(z) x y (Truk(x) Sepeda(y)) (Lebih_cepat(z,x) Lebih_cepat(z,y) Lebih_mahal(z,x) Lebih_mahal(z,y)))) Solusi : Terdapatlah z sedemikian sehingga z adl suatu mobil dan untuk semua x, untuk semua y jika x adl suatu truk dan y suatu sepeda, maka z lebih cepat dp x dan z adl lebih cepat dp y dan z lebih mahal dp x dan z adl lebih mahal dp y. Ditulis kembali : Terdapatlah suatu mobil yang lebih cepat dan lebih mahal dp sebarang truk dan sepeda.

34 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Andaikan suatu kalimat diekspresikan dalam bahasa sehari-hari, di inginkan untuk disajikan dalam FoL. Pertama-tama diidentifikasikan predikat yg inginkan dan kemudian kalimat diatur kembali sehingga ia mempunyai suatu formulasi logis. Formulasi logis berarti bahwa penghubung logis dan kuantor harus di buat eksplisit. Jadi urutannya sbb : a). Buat penafsiran mengenai pernyataan tersebut (jika kurang jelas). b). Tentukan dan deklarasikan predikat-predikat yang digunakan. c). Tentukan kuantor-kuantor yang diperlukan.

35 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh. Setiap orang kehilangan uang pada pacuan kuda. Solusi (Catatan : kita tidak memperhatikan nilai kebenaran dp pernyataan ini, yg penting adalah bagaimana mengekspresikannya sebagai suatu formula logis order-pertama). Jelas bahwa predikat dapat dicirikan sehingga didapat : x kehilangan uang (yg akan disajikan dengan Hilang_uang(x)), dan x berada pada pacuan kuda (yg disajikan dng Pacu_kuda(x).)

36 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh. Jadi kalimat Setiap orang kehilangan uang pada pacuan kuda. dapat diartikan/ditafsirkan bahwa, untuk semua orang yang berada pada pacuan kuda maka kehilangan uang, jadi kita dapat mendeduksi bahwa kuantornya adl Untuk semua dan terdapat satu penghubung logis implikasi sehingga kalimat dapat diatur kembali menjadi : Untuk semua x, jika x berada pada pacuan kuda maka x kehilangan uang Sehingga didapat hasilnya : x (Pacu_kuda(x) Hilang_uang(x))

37 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh. Pada contoh diatas UoD adalah manusia, tetapi jika UoD nya adl makhluk hidup maka harus diperkenalkan predikat baru agar kalimat diatas mempunyai makna yaitu predikat Manusia(x) dan juga penggan deng baru konjungsi. Sehingga didapat hasilnya : yg berarti x ((Manusia(x) Pacu_kuda(x)) Hilang_uang(x)) Untuk semua x, jika x adalah suatu makhluk hidup dan x berada di pacuan kuda maka x kehilangan uang

38 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh. Terjemahkan kalimat berikut ke formula logis. Beberapa orang yg berada di pacuan kuda kehilangan uang tetapi be berapa orang yang cerdik tak kehilangan Solusi Predikat yang diperlukan adl : Pacuan_kuda(x) x orang yg berada di pacuan kuda Hilang_uang(x) x orang yang kehilangan uang Cerdik(x) x orang yang cerdik Maka Terdapatlah x sedemikian sehingga x berada di pacuan kuda dan x kehilangan uang, dan terdapatlah y sedemikian sehingga y bera da pada pacuan kuda, y cerdik dan tidak kehilangan uang

39 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Perhatikan bahwa kata tetapi diganti dengan dan sehingga dalam hal ini perlu penafsiran yang cermat. Dengan demikian maka didapat formula : x (Pacuan_kuda(x) Hilang_uang(x) y (Pacuan_kuda(y) Cerdik(y) Hilang_uang(y))

40 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh. Setiap Mahasiswa mempunyai seorang kawan belajar. Solusi Jika kalimat diatas ditafsirkan Untuk setiap mahasiswa x ada maha siswa lain y, dimana y adalah kawan belajar x, maka jelaslah bahwa predikat dapat dicirikan sehingga didapat : y adl kawan belajar x yg disajikan dng Kawan_belajar(y,x). Selanjutnya dapat dideduksi kan bahwa terdapat kuantor Untuk semua dan Terdapatlah sehi ngga didapat bentuk formula : x y (Kawan_belajar(y,x))

41 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh. Jika kalimat diatas ditafsirkan Untuk setiap mahasiswa x ada maha siswa lain y, dimana y adalah kawan belajar x dan jika ada mahasiswa z maka jika z bukan y maka z bukan kawan belajar dng x, maka jelaslah bahwa predikat dapat dicirikan sehingga didapat : y adl kawan belajar x yg disajikan dng Kawan_belajar(y,x), selanjut nya dapat dideduksikan bahwa terdapat kuantor Untuk semua, Ter dapatlah, penggandeng logis negasi, konjungsi, sehingga didapat bentuk formula : x y z (Kawan_belajar(y,x) ((z y) Kawan_belajar(z,x)))

42 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Bantuan dalam mengekspresikan kalimat sehari-hari ke FoL. (a). Jika menggunakan kuantor universal biasanya diikuti oleh peng gunaan implikasi. Contoh : Semua orang tua mempunyai rambut putih Andaikan Or_tu(x) adl x adl orang tua dan Ra_tih(x) adl x berambut putih m sehingga jika ditulis kembali : Untuk semua x, jika x orang tua maka x mempunyai rambut putih dengan FoL : x (Or_tu(x) Ra_tih(x).

43 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Sangat umum membuat pernyataan dengan menggunakan kuantor uni versal yang diikuti dengan implikasi selalu berbentuk : Untuk setiap anggota dari UoD, jika suatu kondisi dipenuhi maka kondisi yang lain dipenuhi Contoh : Setiap laki-laki harus wajib militer, FoL adl : ( x)p(x) q(x) (b). Jika menggunakan suatu kuantor eksistensial biasanya diikuti dng suatu konjungsi. Contoh : Ada beberapa laki-laki yang tidak wajib militer, FoL adl : ( x)p(x) q(x)

44 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh : a). Setiap laki-laki harus wajib militer b). Ada beberapa laki-laki yang tidak wajib militer. Ditulis sebagai berikut (ditafsirkan) : a). Untuk setiap x, jika x laki-laki maka x harus wajib militer b). Terdapat x sehingga x laki-laki dan x tidak wajib militer. Didapat predikat : jika p (predikat) adalah menunjukkan sifat lakilaki dan q (predikat) menunjukkan sifat wajib militer, dan terdapat juga penggandeng logis implikasi serta konjungsi maka kalimat tersebut dapat ditulis : a). ( x)p(x) q(x) dan b). ( x)p(x) q(x)

45 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh-Contoh a). Pernyataan p : Ada peserta kuliah Logika informatika mendapat nilai A Ingkarannya : p adalah : Tidak ada peserta kuliah logika infor matika mendapat nilai A atau boleh dikatakan : Setiap peserta kuliah logika informatika mendapat nilai tidak A Jika dua pernyataan tersebut ditulis dengan kuantor dan semesta pembicaraannya adalah semua peserta kuliah logika informatika, maka kalimat pertama : ( x)a(x) ( A adalah sifat mendapat nilai A) dan yang kedua (negasinya ) : ( x)a(x)

46 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh-Contoh b). Terjemahkan kalimat berikut ke bentuk FoL : Setiap anak sekolah berpikir bahwa Matematika mata pelajaran yang sulit. Solusi. Kalimat diformulasikan kembali menjadi : Untuk semua x, jika x adalah anak sekolah maka x berpikir bahwa matematika mata pelajaran yang sulit Andaikan : - Anak_sekolah(x) adl x adl anak sekolah, - Mpel_Sulit(x,y) adl x berpikir bahwa y adl mata pelajaran yg sulit - m adalah Matematika Maka kalimat menjadi : x (Anak_sekolah(x) Mpel_Sulit(x,m)

47 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh-Contoh c). Pandang pernyataan dibawah ini : beberapa pemain sepakbola tak akan pernah bermain dalam Liga Utama atau pada Divisi Papanatas Kerjakan hal berikut : c1). Terjemahkan ke logika predikat c2). Negasikan formula logika pada jawab c1). c3). Terjemahkan negasi tersebut pada c2) ke bahasa sehari-hari Kalimat ditulis kembali : Terdapat x sedemikian sehingga x adalah pemain sepak bola dan x tak akan pernah bermain di Liga Utama atau pada Divisi Papan-atas Andaikan : Pemain_SB(x) adl x pemain sepak-bola, Liga_UT(x) adl x akan bermain di Liga Utama, dan Div_PA(x) adl x bermain di Divisi Papan-atas

48 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh-Contoh c1). Hasil terjemahannya adl : x ( Pemain_SB(x) (Liga_UT(x) Divisi_PA(x))). dalam bahasa sehari-hari skope daripada tidak apakah distributif yaitu tidak makan atau minum apakah berarti tidak makan atau tidak minum??? Sementara ini kita artikan begitu. c2). Hasil negasinya adl : x ( Pemain_SB(x) (Liga_UT(x) Divisi_PA(x))). dimana berubah menjadi, sehingga..

49 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Contoh-Contoh x ( Pemain_SB(x) (Liga_UT(x) Divisi_PA(x))). dimana berubah menjadi, sehingga menjadi x ( ( Pemain_SB(x) ( Liga_UT(x) Divisi_PA(x) ) ) ). yg ekuivalen dng x [ Pemain_SB(x) { Liga_UT(x) Divisi_PA(x) } ]. yg ekuivalen dng x [ Pemain_SB(x) { Liga_UT(x) Divisi_PA(x) } ] c3). Dalam bahasa sehari-hari Untuk semua x, jika x pemain sepak bola maka x bermain di Liga Utama atau x bermain di Divisi Papan Atas, shingga menjadi Setiap pemain sepak bola bermain di Liga Utama atau Divisi Papan Atas.

50 Ekspresi kalimat Harian sebagai FoL (Fisrt-order Language) Soal-soal Untuk setiap pernyataan dibawah ini kejakan : a). Ubahlah menjadi PL b). Negasikan hasilnya c). Ubahlah kembali ke bhs sehari-hari. 1). Semua kesatria pembrani adalah pahlawan 2). Beberapa orang berpikir bahwa Gudeg makanan khasyogya 3). Terdapat beberapa orang yang berpikir bahwa Mahesa Jenar dan Kamandoko keduanya adalah raja silat. 4). Richard III adalah seorang raja yang baik tetapi beberapa orang berpikir tidak 5). Untuk setiap pahlawan, terdapatlah suatu seorang penjahat yang harus dikalahkan dan seorang pahlawan wanita harus diselamatkan.

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI. Modul ke: 5 Logika Matematika Proposisi & Kuantor Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kalkulus Proposisi Konjungsi Disjungsi

Lebih terperinci

SENTENCES INTERPRETATION AND VALIDITY. Lecture DR. Herlina Jayadianti., ST., MT

SENTENCES INTERPRETATION AND VALIDITY. Lecture DR. Herlina Jayadianti., ST., MT SENTENCES INTERPRETATION AND VALIDITY Lecture 9-10 DR. Herlina Jayadianti., ST., MT Semua binatang ada yang jantan ada yang betina (KURANG TEPAT) Semua orang sholat ada yang pakai dzikir ada yang pakai

Lebih terperinci

Definisi : predikat (first order) adalah suatu Kata (simbol) yg jika di berikan pada kalimat terbuka, dapat berubah menjadi kalimat tertutup.

Definisi : predikat (first order) adalah suatu Kata (simbol) yg jika di berikan pada kalimat terbuka, dapat berubah menjadi kalimat tertutup. LOGIKA MATEMATIKA Definisi : predikat (first order) adalah suatu Kata (simbol) yg jika di berikan pada kalimat terbuka, dapat berubah menjadi kalimat tertutup. Beberapa hal yang digunakan dalam logika

Lebih terperinci

PTI 206 Logika. Semester I 2007/2008. Ratna Wardani

PTI 206 Logika. Semester I 2007/2008. Ratna Wardani PTI 206 Logika Semester I 2007/2008 Ratna Wardani 1 Materi Logika Predikatif Fungsi proposisi Kuantor : Universal dan Eksistensial Kuantor bersusun 2 Logika Predikat Logika Predikat adalah perluasan dari

Lebih terperinci

KALIMAT BERKUANTOR. Pertemuan 4 Senin, 11 Maret 2013

KALIMAT BERKUANTOR. Pertemuan 4 Senin, 11 Maret 2013 KALIMAT BERKUANTOR Pertemuan 4 Senin, 11 Maret 2013 Pokok Bahasan 1. Predikat dan kalimat berkuantor 2. Ingkaran kalimat berkuantor 3. Kalimat berkuantor ganda 4. Aplikasi logika matematika dalam ilmu

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI (QUANTIFICATION) Drs. C. Jacob, M.Pd

KUANTIFIKASI (QUANTIFICATION) Drs. C. Jacob, M.Pd KUANTIFIKASI (QUANTIFICATION) Drs. C. Jacob, M.Pd Email: cjacob@upi.edu KUANTIFIER (QUANTIFIER) ADALAH SUATU UNGKAPAN (KATA OR UCAPAN) YG NYATAKAN BERAPA BANYAK. KUANTIFIER TSB ADALAH: UTK SETIAP, UTK

Lebih terperinci

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009 Selamat Datang di MA 2151 Matematika Diskrit Semester I 2008/2009 Hilda Assiyatun & Djoko Suprijanto 1 Referensi Pustaka Kenneth H. Rosen, Discrete Mathematics and its Applications, 5 th edition. On the

Lebih terperinci

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic)

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic) Logika Proposisi Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic) Logika Proposisional Tujuan pembicaraan kali ini adalah untuk menampilkan suatu bahasa daripada kalimat abstrak

Lebih terperinci

Representasi Pengetahuan (Bagian 3) Logika dan Himpunan. Pertemuan 6

Representasi Pengetahuan (Bagian 3) Logika dan Himpunan. Pertemuan 6 Representasi Pengetahuan (Bagian 3) Logika dan Himpunan Pertemuan 6 Syllogisme Adalah logika formal pertama yang dikembangkan oleh filsuf Yunani, Aristotle pada abad ke-4 SM. Syllogisme mempunyai dua premises

Lebih terperinci

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MAEMAIKA Logika Matematika eori Himpunan eori fungsi Dosen : Dr. Julan HERNADI PUSAKA : Kenneth H Rossen, Discrete mathematics and its applications, fifth edition.

Lebih terperinci

CALCULUS PREDICATE, SENTENCES REPRESENTATION LECTURE 8. DR. Herlina Jayadianti., ST., MT

CALCULUS PREDICATE, SENTENCES REPRESENTATION LECTURE 8. DR. Herlina Jayadianti., ST., MT CALCULUS PREDICATE, SENTENCES REPRESENTATION LECTURE 8 DR. Herlina Jayadianti., ST., MT Materi Apa itu kalkulus predikat Simbol, term, proposisi, kalimat Subterm, subkalimat Representasi kalimat Variabel

Lebih terperinci

LOGIKA PREDIKAT. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA PREDIKAT. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom LOGIKA PREDIKAT Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Logika Predikat Seringkali kita harus memeriksa argumen yang berisi proposisi-proposisi yang berkenaan dengan kumpulan objek. Misalkan, memeriksa

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI Nur Insani, M.Sc

KUANTIFIKASI Nur Insani, M.Sc KUANTIFIKASI Nur Insani, M.Sc Pada validitas : Banyak argumen valid, namun validitasnya tak dapat diuji dengan alat uji validitas yang ada. 2 Bagaimana Validitas Argumen ini? Semua kucing adalah hewan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi. 2 Bab 1 LOGIKA

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENGETAHUAN

REPRESENTASI PENGETAHUAN REPRESENTASI PENGETAHUAN Representasi Pengetahuan (Knowledge Representation) dimaksudkan untuk menangkap sifatsifat penting masalah dan membuat infomasi dapat diakses oleh prosedur pemecahan masalah. Bahasa

Lebih terperinci

Proposition Logic. (Logika Proposisional) Bimo Sunarfri Hantono

Proposition Logic. (Logika Proposisional) Bimo Sunarfri Hantono Proposition Logic (Logika Proposisional) Bimo Sunarfri Hantono bimo@te.ugm.ac.id Proposition (pernyataan) Merupakan komponen penyusun logika dasar yang dilambangkan dengan huruf kecil (p, q, r,...) yang

Lebih terperinci

PERNYATAAN (PROPOSISI)

PERNYATAAN (PROPOSISI) Logika Gambaran Umum Logika : - Logika Pernyataan membicarakan tentang pernyataan tunggal dan kata hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk yang berupa kalimat deklaratif. - Logika Predikat menelaah

Lebih terperinci

Teori Himpunan Ole l h h : H anu n n u g n N. P r P asetyo

Teori Himpunan Ole l h h : H anu n n u g n N. P r P asetyo Teori Himpunan Oleh : Hanung N. Prasetyo Meski sekilas berbeda, akan kita lihat bahwa logika matematika dan teori himpunan berhubungan sangat erat. Matematika Diskrit Kuliah-2 2 Definisi: himpunan (set)

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Untuk menemukan suatu gagasan baru dari informasi dan gagasan yang telah ada, diperlukan proses berpikir. Proses ini dikenal

Lebih terperinci

kusnawi.s.kom, M.Eng version

kusnawi.s.kom, M.Eng version Propositional Logic 3 kusnawi.s.kom, M.Eng version 1.0.0.2009 Adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh kalimat logika. Ada 3 sifat logika yaitu : - Valid(Tautologi) - Kontradiksi - Satisfiable(Contingent).

Lebih terperinci

Program Kuliah Fondasi Matematika Pertemuan 4-7

Program Kuliah Fondasi Matematika Pertemuan 4-7 Program Kuliah Fondasi Matematika Pertemuan 4-7 Pertemuan 4 Memahami denisi fungsi proposisi Mengidentikasi nilai kebenaran fungsi proposisi Menentukan domain di mana fungsi proposisi bernilai benar Memahami

Lebih terperinci

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I, 2012/2013. Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I, 2012/2013. Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro Selamat Datang di MA 2151 Matematika Diskrit Semester I, 2012/2013 Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro 1 Referensi Pustaka Kenneth H. Rosen, Discrete Mathematics and its Applications, 7 th edition, 2007.

Lebih terperinci

Materi-3 PROPOSITION LOGIC. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences

Materi-3 PROPOSITION LOGIC. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences Materi-3 PROPOSITION LOGIC Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences 1 Properties of Sentences Adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh kalimat logika Ada 3 sifat, yaitu: 1. Valid 2.

Lebih terperinci

Matematika Industri I

Matematika Industri I LOGIKA MATEMATIKA TIP FTP - UB Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai kebenaran dari proposisi Tautologi Ekuivalen Kontradiksi Kuantor Validitas pembuktian Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai

Lebih terperinci

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar LOGIKA INFORMATIKA Bahan Ajar Digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata kuliah Logika Informatika Oleh Achmad Fauzan TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL 2016 Daftar Isi Daftar Isi ii

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENGETAHUAN. Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M. Kom

REPRESENTASI PENGETAHUAN. Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M. Kom REPRESENTASI PENGETAHUAN Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M. Kom KOMPETENSI DASAR Mahasiswa dapat merepresentasi pengetahuan dalam Sistem Intelegensia MATERI BAHASAN Logika Jaringan Semantik Frame

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit DASAR-DASAR LOGIKA Pertemuan 2 Matematika Diskrit 25-2-2013 Materi Pembelajaran 1. Kalimat Deklaratif 2. Penghubung kalimat 3. Tautologi dan Kontradiksi 4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi 5. Inferensi

Lebih terperinci

Selamat Datang. MA 2251 Matematika Diskrit. Semester II, 2016/2017. Rinovia Simanjuntak & Saladin Uttunggadewa

Selamat Datang. MA 2251 Matematika Diskrit. Semester II, 2016/2017. Rinovia Simanjuntak & Saladin Uttunggadewa Selamat Datang di MA 2251 Matematika Diskrit Semester II, 2016/2017 Rinovia Simanjuntak & Saladin Uttunggadewa 1 Referensi Pustaka Kenneth H. Rosen, Discrete Mathematics and its Applications, 7 th edition,

Lebih terperinci

PROPOSITION LOGIC LOGIKA INFORMATIKA. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta

PROPOSITION LOGIC LOGIKA INFORMATIKA. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta 1 PROPOSITION LOGIC Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences LOGIKA INFORMATIKA Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta 2 Properties of Sentences Adalah sifat-sifat yang dimiliki

Lebih terperinci

Logika Matematika. Bab 3: Kalkulus Predikat. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan

Logika Matematika. Bab 3: Kalkulus Predikat. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan Logika Matematika Bab 3: Kalkulus Predikat Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan 1 Kalkulus Predikat-Pendahuluan Kalimat pada kalkulus proposisi tidak dapat

Lebih terperinci

LOGIKA INFORMATIKA PROPOSITION LOGIC. Materi-2. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta

LOGIKA INFORMATIKA PROPOSITION LOGIC. Materi-2. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta Materi-2 PROPOSITION LOGIC LOGIKA INFORMATIKA Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ringroad Utara Condong Catur Yogyakarta. Telp. 0274 884201 Fax 0274-884208 Website:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proposisi adalah pernyataan yang dapat ditentukan nilai kebenarannya, bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya. Sedangkan, Kalkulus Proposisi (Propositional

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1 2. ALJABAR LOGIKA 2.1 Pernyataan / Proposisi Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya. Contoh 1 : P = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki

Lebih terperinci

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks Agenda 2 Pengantar Logika Kalimat pernyataan (deklaratif) Jenis-jenis pernyataan Nilai kebenaran Variabel dan konstanta Kalimat

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika.

Lebih terperinci

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar LOGIKA INFORMATIKA Bahan Ajar Digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata kuliah Logika Informatika Oleh Achmad Fauzan TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL 2016 Bab 1 Pengantar Logika Proposisional

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA

PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA 1.1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

MATEMATIKA DISKRIT. Logika MATEMATIKA DISKRIT Logika SILABUS KULIAH 1. Logika 2. Himpunan 3. Matriks, Relasi dan Fungsi 4. Induksi Matematika 5. Algoritma dan Bilangan Bulat 6. Aljabar Boolean 7. Graf 8. Pohon REFERENSI Rinaldi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TABEL KEBENARAN DADANG MULYANA. TABEL KEBENARAN (TB) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi.

PERTEMUAN 2 TABEL KEBENARAN DADANG MULYANA. TABEL KEBENARAN (TB) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi. PEREMUAN 2 ABEL KEBENARAN DADANG MULYANA ABEL KEBENARAN (B) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi. ABEL 1 : B untuk proposisi dan negasinya p p MASALAH LOGIKA 1

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan antara kuantor eksistensial dan kuantor

Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan antara kuantor eksistensial dan kuantor BAB II KUANTIFIKASI Tujun Instruksional Umum Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. Tujuan Instruksional Khusus 1) Mahasiswa dapat menggunakan kuantor 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan

Lebih terperinci

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA Wahyudi Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan. Penalaran matematika menjadi pedoman atau tuntunan sah atau tidaknya

Lebih terperinci

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Matematika Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Semoga kamu

Lebih terperinci

Teknik Informatika POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT BY: VJ REFERENSI: UNIV TRUNOJOYO & PTIIK

Teknik Informatika POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT BY: VJ REFERENSI: UNIV TRUNOJOYO & PTIIK Teknik Informatika POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT BY: VJ REFERENSI: UNIV TRUNOJOYO & PTIIK Fika Hastarita R - UTM 2012 Pengenalan Informal Penghubung Logis (Operator, Functor) Tabel Kebenaran dp Formula.

Lebih terperinci

PERANAN DOMAIN PENAFSIRAN DALAM MENENTUKAN JENIS KUANTOR 1)

PERANAN DOMAIN PENAFSIRAN DALAM MENENTUKAN JENIS KUANTOR 1) PERANAN DOMAIN PENAFSIRAN DALAM MENENTUKAN JENIS KUANTOR 1) Septilia Arfida 2) Jurusan Teknik Informatika, Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A Pagar Alam No.93 Bandar Lampung Indonesia 35142Telp:

Lebih terperinci

Artificial Intelegence. Representasi Logica Knowledge

Artificial Intelegence. Representasi Logica Knowledge Artificial Intelegence Representasi Logica Knowledge Outline 1. Logika dan Set Jaringan 2. Logika Proposisi 3. Logika Predikat Order Pertama 4. Quantifier Universal 5. Quantifier Existensial 6. Quantifier

Lebih terperinci

Logika Predikat (Kalkulus Predikat)

Logika Predikat (Kalkulus Predikat) Logika Predikat (Kalkulus Predikat) Kuliah (Pengantar) Metode Formal Semester Ganjil 2015-2016 M. Arzaki Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U November 2015 MZI (FIF Tel-U) Logika Predikat (Kalkulus

Lebih terperinci

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8 P a g e 8 TABEL KEBENARAN A. Logika Proposisional dan Predikat Logika proposional adalah logika dasar yang harus dipahami programmer karena logika ini yang menjadi dasar dalam penentuan nilai kebenaran

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com 1. Semua gajah mempunyai belalai. 2. Dumbo seekor gajah. 3. Dengan demikian, Dumbo memiliki belalai. VALID?? 1. Semua mahasiswa pasti pandai. 2. Dekisugi seorang mahasiswa. 3.

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan. Representasi Pengetahuan & Penalaran... Pertemuan 05. Husni

Kecerdasan Buatan. Representasi Pengetahuan & Penalaran... Pertemuan 05. Husni Kecerdasan Buatan Pertemuan 05 Representasi Pengetahuan & Penalaran... Husni Lunix96@gmail.com http://komputasi.wordpress.com S1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, 2013 Outline Pendahuluan Logika Proposisi

Lebih terperinci

KALKULUS PREDIKAT KALIMAT BERKUANTOR

KALKULUS PREDIKAT KALIMAT BERKUANTOR 1 KALKULUS PREDIKAT KALIMAT BERKUANTOR A. PREDIKAT DAN KALIMAT BERKUANTOR Dalam tata bahasa, predikat menunjuk pada bagian kalimat yang memberi informasi tentang subjek. Dalam ilmu logika, kalimat-kalimat

Lebih terperinci

Matematika Diskrit. Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T Prodi Teknik Informatika UNIKOM

Matematika Diskrit. Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T Prodi Teknik Informatika UNIKOM Matematika Diskrit Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T Prodi Teknik Informatika UNIKOM 1 Kontrak Belajar Prasyarat : Logika Matematika & Kalkulus II Jadwal: 3 SKS: 3 jam kuliah Toleransi keterlambatan??

Lebih terperinci

Representasi Pengetahuan : LOGIKA

Representasi Pengetahuan : LOGIKA Representasi Pengetahuan : LOGIKA Representasi Pengetahuan : LOGIKA 1/16 Outline Logika dan Set Jaringan Logika Proposisi Logika Predikat Order Pertama Quantifier Universal Quantifier Existensial Quantifier

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi)

MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi) MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, 2015 1 / 20

Lebih terperinci

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo 1 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo December 27, 2012 PENGERTIAN DASAR Denition Himpunan merupakan koleksi objek-objek yang disebut anggota atau elemen himpunan tersebut.

Lebih terperinci

PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN

PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN 1. Pernyataan Majemuk Perhatikan pernyataan hari ini hujan dan aku berjalan-jalan. Pernyataan tersebut terdiri dari dua pernyataan pokok/tunggal (prime sentence), yaitu

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENGETAHUAN

REPRESENTASI PENGETAHUAN REPRESENTASI PENGETAHUAN Pengetahuan adalah fakta yang timbul karena keadaan (Sutojo, 2011) Contoh : Pengetahuan tentang penyakit, gejala-gejala dan pengobatannya. Pengetahuan tentang tanaman, jenis-jenis

Lebih terperinci

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012 Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 Cara menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu dengan membagi beberapa bagian (kolom). Nilai kebenarannya

Lebih terperinci

BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR

BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR 2.1 PENGANTAR LOGIKA PREDIKAT 2.1.1 PENDAHULUAN Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa titik berat logika adalah pada pembuktian validitas

Lebih terperinci

1. Memahami pengertian proposisi dan predikat. 3. Memahami penggunaan penghubung dan tabel kebenaran

1. Memahami pengertian proposisi dan predikat. 3. Memahami penggunaan penghubung dan tabel kebenaran Modul 1 Logika Matematika Pendahuluan Pada Modul ini akan dibahas materi yang berkaitan dengan logika proposisi dan logika predikat, serta berbagai macam manipulasi didalamnya. Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I LOGIKA MATEMATIKA BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut

Lebih terperinci

Logika Predikat 1. Kita akan memulai bagian ini dengan dua argumen.

Logika Predikat 1. Kita akan memulai bagian ini dengan dua argumen. Logika Predikat 1 III. Logika Predikat Kita akan memulai bagian ini dengan dua argumen. Premis Konklusi Premis Konklusi A: Semua orang menyukai Ali. B: Budi menyukai Ali. C: Cecep menyukai Ali. D: Seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan (Semester I Tahun 2011-2012) Analysis and Geometry Group, FMIPA-ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan August 8, 2011 Di sekolah menengah telah dipelajari apa yang

Lebih terperinci

KUANTOR SMTS 1101 / 3SKS LOGIKA MATEMATIKA. Disusun Oleh : Dra. Noeryanti, M.Si 31 MODUL LOGIKA MATEMATIKA

KUANTOR SMTS 1101 / 3SKS LOGIKA MATEMATIKA. Disusun Oleh : Dra. Noeryanti, M.Si 31 MODUL LOGIKA MATEMATIKA KUANTOR SMTS 1101 / 3SKS LOGIKA MATEMATIKA Disusun Oleh : Dra. Noeryanti, M.Si 31 DAFTAR ISI Cover pokok bahasan... 31 Daftar isi.... 3 Judul Pokok Bahasan... 33.1. Pengantar... 33.. Kompetensi... 33.3

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA 1

DASAR-DASAR LOGIKA 1 DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh

Lebih terperinci

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses.

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses. Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA Clara Ika Sari Budhayanti Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan baik di bidang aritmatika, aljabar, geometri dan pengukuran,

Lebih terperinci

Refreshing Materi Kuliah Semester Pendek 2010/2011. Logika dan Algoritma. Heri Sismoro, M.Kom.

Refreshing Materi Kuliah Semester Pendek 2010/2011. Logika dan Algoritma. Heri Sismoro, M.Kom. Refreshing Materi Kuliah Semester Pendek 2010/2011 Logika dan Algoritma Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Materi 1. Logika Informatika Adalah logika dasar dalam pembuatan algoritma pada

Lebih terperinci

LOGIKA. Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika. 2 September 2007 Pertemuan-1-2 1

LOGIKA. Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika. 2 September 2007 Pertemuan-1-2 1 LOGIKA Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika 2 September 2007 Pertemuan-1-2 1 Materi Perkuliahan Logical Connectives Tabel Kebenaran 2 September 2007 Pertemuan-1-2 2 Arti Kalimat Arti kalimat = nilai

Lebih terperinci

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com Logika Proposisi Adri Priadana ilkomadri.com Matematika Diskrit Apa? Cabang matematika yg mempelajari tentang obyek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete)? Objek disebut diskrit jika:

Lebih terperinci

BAB III KUANTOR kuantor, 1. Kuantor Universal 3. Kuantor Eksistensial

BAB III KUANTOR kuantor, 1. Kuantor Universal 3. Kuantor Eksistensial BAB III KUANTOR Untuk mengubah kalimat tebuka menjadi kalimat deklaratif, selain dengan jalan mengganti variabel dengan konstanta, dapat juga dilakukan dengan menggunakan kuantor, yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

Teori Dasar Logika (Lanjutan)

Teori Dasar Logika (Lanjutan) Teori Dasar Logika (Lanjutan) Inferensi Logika Logika selalu berhubungan dengan pernyataan-pernyataan yang ditentukan nilai kebenarannya. Untuk menentukan benar tidaknya kesimpulan berdasarkan sejumlah

Lebih terperinci

INF-104 Matematika Diskrit

INF-104 Matematika Diskrit Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah February 13, 2012 Apakah Matematika Diskrit Itu? Matematika diskrit: cabang matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete)?

Lebih terperinci

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351) I. Aljabar Himpunan Aljabar Himpunan Dalam bab ini kita akan menyajikan latar belakang yang diperlukan untuk mempelajari analisis riil. Dua alat utama analisis riil, yakni aljabar himpunan dan fungsi,

Lebih terperinci

Bagaimana Cara Guru Matematika Membantu Siswanya Mempelajari Pernyataan Berkuantor

Bagaimana Cara Guru Matematika Membantu Siswanya Mempelajari Pernyataan Berkuantor Bagaimana Cara Guru Matematika Membantu Siswanya Mempelajari Pernyataan Berkuantor Fadjar Shadiq, M.App.Sc (fadjar_p3g@yahoo.com & fadjarp3g.wordpress.com) Widyaiswara PPPPTK Matematika Kemampuan bernalar

Lebih terperinci

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p. PEMAHAAN 1. Pengertian Kata LOGIKA mengacu pada suatu metode atau cara yang sistematis dalam berpikir (reasoning), dan terdapat dua sistem khusus yaitu : suatu metode dasar yang disebut dengan Kalkulus

Lebih terperinci

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi LOGIKA PROPOSISI Bagian Keempat : Logika Proposisi ARI FADLI, S.T. Logika Proposisi Tujuan : Mahasiswa dapat menyebutkan tentang logika proposisi, operator dan sifat proposisi Proposisi Definisi : Setiap

Lebih terperinci

LOGIKA. Arum Handini Primandari

LOGIKA. Arum Handini Primandari LOGIKA Arum Handini Primandari LOGIKA MATEMATIKA KALIMAT TERBUKA DAN TERTUTUP Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Apakah kamu tahu pencipta lagu PPAP? Semoga ujian

Lebih terperinci

Bahasan Terakhir... Pencarian Iteratif. Pencarian Adversarial. Simulated Annealing Pencarian Tabu Mean Ends. Minimax (Min-Max) Alpha-Beta Pruning

Bahasan Terakhir... Pencarian Iteratif. Pencarian Adversarial. Simulated Annealing Pencarian Tabu Mean Ends. Minimax (Min-Max) Alpha-Beta Pruning Bahasan Terakhir... Pencarian Iteratif Simulated Annealing Pencarian Tabu Mean Ends Pencarian Adversarial Minimax (Min-Max) Alpha-Beta Pruning Tugas Hard Copy (Lanjutan...) Pencarian Iteratif Simulated

Lebih terperinci

Logika Informatika. Bambang Pujiarto

Logika Informatika. Bambang Pujiarto Logika Informatika Bambang Pujiarto LOGIKA mempelajari atau berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran argument yang valid studi tentang kriteria-kriteria untuk mengevaluasi argumenargumen dengan

Lebih terperinci

PENGULANGAN Bagian 1 : Notasi. Tim Pengajar KU1071 Sem

PENGULANGAN Bagian 1 : Notasi. Tim Pengajar KU1071 Sem PENGULANGAN Bagian 1 : Notasi Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2009-2010 1 Tujuan Mahasiswa memahami jenis-jenis pengulangan dan penggunaannya serta memahami elemenelemen dalam pengulangan. Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENGETAHUAN

REPRESENTASI PENGETAHUAN REPRESENTASI PENGETAHUAN Basis Pengetahuan Langkah pertama dalam membuat sistem kecerdasan buatan adalah membangun basis pengetahuan Digunakan oleh motor inferensi dalam menalar dan mengambil kesimpulan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Matematika tidak dapat terlepas dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik saat mempelajari matematika itu sendiri maupun mata kuliah lainnya. Mata kuliah Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti

Lebih terperinci

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali Materi 4: Logika I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Logika merupakan dasar dr semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan-pernyataan (statements). Dalam Logika

Lebih terperinci

Logika hanya berhubngan dengan bentukbentuk logika dari argumen-argumen, serta penarikan kesimpulan tentang validitas dari argumen tersebut.

Logika hanya berhubngan dengan bentukbentuk logika dari argumen-argumen, serta penarikan kesimpulan tentang validitas dari argumen tersebut. TABEL KEBENARAN Logika hanya berhubngan dengan bentukbentuk logika dari argumen-argumen, serta penarikan kesimpulan tentang validitas dari argumen tersebut. Logika tidak mempermasalahkan arti sebenarnya

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Informatika STMIK Tasikmalaya

Program Studi Teknik Informatika STMIK Tasikmalaya Materi Kuliah Logika Matematika Oleh: Dadang Mulyana Program Studi Teknik Informatika STMIK Tasikmalaya 1 Info Dosen Nama : Dadang Mulyana Alamat : Ciamis HP. :- E-mail tugas : dadangstmik@gmail.com Web

Lebih terperinci

LOGIKA Matematika Industri I

LOGIKA Matematika Industri I LOGIKA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pengertian Logika Pernyataan Matematika Nilai Kebenaran Operasi Uner Operasi Biner Tabel kebenaran Pernyataan Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016 Hendra Gunawan 5 KUANTOR II: METODE MEMILIH (c) Hendra Gunawan (2015) 2 Masih Berurusan dengan Kuantor Sekarang kita akan membahas metode memilih,

Lebih terperinci

Logika. Apakah kesimpulan dari argumen di atas valid? Alat bantu untuk memahami argumen tsb adalah Logika

Logika. Apakah kesimpulan dari argumen di atas valid? Alat bantu untuk memahami argumen tsb adalah Logika Pengantar Logika 1 Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda pasti belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika. Tetapi,

Lebih terperinci

KALKULUS PERNYATAAN. Totologi & Kontradiksi. Tingkat Kekuatan Operator. Tabel Kebenaran 9/30/2013. Nur Insani, M.Sc

KALKULUS PERNYATAAN. Totologi & Kontradiksi. Tingkat Kekuatan Operator. Tabel Kebenaran 9/30/2013. Nur Insani, M.Sc KALKULUS PERNYATAAN Totologi & Kontradiksi Nur Insani, M.Sc Satu atau lebih proposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan proposisi baru lewat penggunaan operator logika: negasi (-), dan (^), atau

Lebih terperinci

SINTAKS DAN SEMANTIK PADA LOGIKA PROPOSISI. Matematika Logika Semester Ganjil 2011/2012

SINTAKS DAN SEMANTIK PADA LOGIKA PROPOSISI. Matematika Logika Semester Ganjil 2011/2012 SINTAKS DAN SEMANTIK PADA LOGIKA PROPOSISI Matematika Logika Semester Ganjil 2011/2012 PROPOSISI Proposisi atau kalimat dalam logika proposisi bisa berupa Atom/kalimat sederhana Kalimat kompleks, komposisi

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA PENGERTIAN HIMPUNAN DAN OPERASI OPERASI DALAM HIMPUNAN. TITI RATNASARI, SSi., MSi. Modul ke: Fakultas ILKOM

LOGIKA MATEMATIKA PENGERTIAN HIMPUNAN DAN OPERASI OPERASI DALAM HIMPUNAN. TITI RATNASARI, SSi., MSi. Modul ke: Fakultas ILKOM LOGIKA MATEMATIKA Modul ke: PENGERTIAN HIMPUNAN DAN OPERASI OPERASI DALAM HIMPUNAN Fakultas ILKOM TITI RATNASARI, SSi., MSi Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Pengertian Himpunan Definisi

Lebih terperinci

Perkenalan. Kuliah Kecerdasan Buatan Semester genap 2006/2007. Feb 28, KB-Slide-01

Perkenalan. Kuliah Kecerdasan Buatan Semester genap 2006/2007. Feb 28, KB-Slide-01 Perkenalan Kuliah Kecerdasan Buatan Semester genap 2006/2007 Feb 28, 2007-1 Pendahuluan Bahasa Prolog Hubungan keluarga Kesimpulan #1 Aturan Kesimpulan #2 Materi Feb 28, 2007-2 Pendahuluan [1] Kecerdasan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN KEVIN MANDIRA LIMANTA 1. Konstruksi Aljabar 1.1. Bilangan Natural. Himpunan bilangan paling primitif adalah bilangan natural N, yang dicacah dengan aturan sebagai berikut: (1)

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan antara kuantor eksistensial dan kuantor

Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan antara kuantor eksistensial dan kuantor BAB II KUANTIFIKASI Tujun Instruksional Umum Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. Tujuan Instruksional Khusus 1) Mahasiswa dapat menggunakan kuantor 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA SOAL DAN PENYELESAIAN Logika, Himpunan, Relasi, Fungsi JONG JEK SIANG Kita menjalani hidup dari apa yang kita dapatkan Tetapi kita menikmati hidup dari apa yang kita berikan Jong Jek

Lebih terperinci

PENALARAN DALAM MATEMATIKA

PENALARAN DALAM MATEMATIKA PENALARAN DALAM MATEMATIKA A. PENDAHULUAN Siswa belajar dimulai dari mengamati contoh-contoh atau fenomena Dari informasi-informasi yang diperoleh secara khusus siswa mencoba melakukan generalisasi secara

Lebih terperinci

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA 1 I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA A. Pernyataan. Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus keduanya. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

Representasi Pengetahuan : Logika Predikat

Representasi Pengetahuan : Logika Predikat Representasi Pengetahuan : Logika Predikat Pertemuan 8 Wahyu Supriyatin Logika Predikat Logika predikat digunakan untuk merepresentasikan hal-hal yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan logika

Lebih terperinci

Logika Matematika. Teknik Informatika IT Telkom

Logika Matematika. Teknik Informatika IT Telkom Logika Matematika Bab 4: Kalkulus l Predikat Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika IT Telkom 1 Referensi Zohar Manna. The Logical Basis For Computer Programming. Addison Wesley Publishing. 1985 Rosen,

Lebih terperinci