LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII"

Transkripsi

1 LAPORAN KERJA PRAKTEK UNIVERSITAS ATMA JAYA

2

3 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan kuasa-nya sehingga kegiatan dan penyusunan laporan Kerja Praktek di PT Perkerbunan Nusantara VII telah selesai. Kerja Praktek dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada tanggal 3 Juli sampai dengan 05 Agustus. Penyusunan laporan Kerja praktek ini sebagai syarat akademis yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa dalam menempuh perkuliahan di Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta bukti pertanggungjawaban terhadap kegiatan kera praktek yang telah dilaksanakan. Kerja praktek dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan dunia kerja serta mempraktekkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan. Pada penyusunan laporan ini, penulis tidak luput dari bantuan oleh berbagai hormat maka dengan kerendahan hati diucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri. 2. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek. 3. Bapak Dr. A. Teguh Siswantoro selaku dosen pembimbing Kerja Praktek. 4. Bapak Lomuk Harianja selaku pembimbing lapangan. 5. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan motivasi. 6. Seluruh karyawan PT Perkerbunan Nusantara VII yang telah membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek. 7. Teman-teman yang senantiasa memberi dukungan Yogyakarta, 05 Agustus Penulis iii

4 LAPORAN DAFTAR KERJA ISI PRAKTEK HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Tempat dan Waktu Pelaksanaan... 2 BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Struktur organisasi Manajemen Perusahaan... 5 BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 3.1. Proses Bisnis Produk yang Dihasilkan Proses Produksi Fasilitas Produksi BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN PROGRAM STUDI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI 4.1. Latar Belakang Pemilihan Bagian Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Pekerjaan UNIVERSITAS ATMA JAYA 4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Usulan Tinjauan iv

5 BAB 5 KESIMPULAN DAN LAPORAN SARAN KERJA PRAKTEK 5.1. Kesimpulan Saran LAMPIRAN UNIVERSITAS ATMA JAYA v

6 DAFTAR TABEL LAPORAN KERJA PRAKTEK Tabel 4.1. Suhu Pengasapan selama 6 hari UNIVERSITAS ATMA JAYA vi

7 DAFTAR GAMBAR LAPORAN KERJA PRAKTEK Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN VII... 4 Gambar 3.1. Proses Bisnis Gambar 4.1. Bill Of Material RSS Gambar 4.2. Diagram Alir Proses RSS Gambar 4.3. Flow Chart Proses Penerimaan sampai Pembekuan Gambar 4.4. Proses Pengecekan Warna Gambar 4.5. FlowChart Simulasi Proses Inspeksi UNIVERSITAS ATMA JAYA vii

8 LAPORAN BAB KERJA 1 PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN PENDAHULUAN NUSANTARA VII 1.1. Latar Belakang Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah: 1. Mengenali ruang lingkup perusahaan 2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu 3. Melakukan dan mengerjakan CHICHI AYU tugas MARIA yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan 4. Mengamati perilaku sistem 5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis 6. Melaksanakan ujian kerja praktek 1.2. Tujuan Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah: a. Melatih kedisiplinan. b. Melatih kemampuan UNIVERSITAS berinteraksi ATMA dengan JAYA bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan. c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnis. 8

9 e. Melengkapi teori yang LAPORAN diperoleh di KERJA perkuliahan PRAKTEK dengan praktek yang ada di perusahaan. f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 03 Juli sampai dengan 05 Agustus di PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) terletak di desa Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way kanan Provinsi Lampung. Areal tersebut terbentuk Unit Usaha yang terdiri dari beberapa Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60 km, dan jarak perkebunan ke kecamatan ± 20 km. semua dapat ditempuh dengan jalan darat sedangkan lokasi emplasemen berada di dalam areal PT Perkebunan Nusantara VII. UNIVERSITAS ATMA JAYA 9

10 LAPORAN BAB KERJA 2 PRAKTEK TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah Perusahaan (sekaligus perkembangannya) PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulung Buyut merupakan salah satu diantara Unit dalam lingkungan PT. Perkebunan Nusantara VII yang mengelola Budidaya Tanaman Karet. Letak Unit ini ± 60 km arah Timur Ibu kota Kabupaten Way Kanan, dan ± 175 km dari Ibu kota Propinsi Lampung, dengan ketinggian tempat ± 82 m diatas permukaan laut. Jenis tanahnya adalah Podsolik Merah Kuning dengan bahan induk Tufa asam, latosol dan sebagian kecil alluvial. Type iklim B dengan rata-rata curah hujan bulanan lebih dari 200 mm sepanjang tahun, sehingga keadaan musim normal daerah ini tidak mengalami kering yang berkepanjangan. Perkebunan ini dibangun pada tahun 1930 oleh PT. Internatio Belanda. Tahun 1957 diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka Nasionalisasi dengan budidaya tanaman karet dan hasil olah karet konvensional berupa RSS (Ribbed Smoked Sheet). Setelah pengambilan alihan (Nasionalisasi) pada tanggal 10 Desember 1957, terjadi perubahan status dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) Perkebunan X (Persero) pada tanggal 30 Juni Sejalan dengan perkembangan areal dan meningkatnya produksi, maka pada tahun 1988 dan 1994 dibangun pabrik pengolahan karet remah (CRF) dengan kapasitas masing-masing 20 ton kk/hari. Dan dilengkapi dengan unit pengolahan Limbah yang telah memnuhi standar Bapedal. Dengan dibangunnya pabrik CRF, maka mulai tahun 1989 sudah dapat diproduksi karet remah (SIR) disamping produksi RSS yang telah ada. Sehingga dengan adanya Restrukturisasi PT. Perkebunan FAKULTAS pada TEKNOLOGI tanggal 11 INDUSTRI maret 1996 dengan akte Notaris Harum Kamil,S.H. UNIVERSITAS No. ATMA 40 berubah JAYA menjadi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). 10

11 2.2. Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan susunan dan hubungan antara komponen bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi memiliki fungsi sebagai berikut : Gambar 2.1. Stuktur Organisasi PTPN VII Unit Tulung Buyut UNIVERSITAS ATMA JAYA 11

12 2.3. Manajemen Perusahaan LAPORAN KERJA PRAKTEK Visi dan Misi DI Perusahaan PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII Visi PT. Perkebunan Nusantara VII salah satu perusahaan Perkebunan mempunyai visi menjadi perusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkarakter global. Misi a. Menjalankan usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, the dan tebu. b. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertical. c. Mengembangkan teknologi budidaya dan proses yang efisien dan akrab dengan lingkungan untuk menghasilkan produk berstandar, baik untuk pasar domistik maupun international. d. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders, khususnya karyawan, mitra petani, pemasok, dan mitra usaha untuk bersama-sama mewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan perusahaan Nilai-nilai Perusahaan a. Dinamic Dinamis = Selalu siap dengan 14 perubahan dan tantangan baru dengan selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan. b. On Target Tepat Sasaran = Bekerja dan tekun demi tercapainya suatu target yang diberikan oleh management c. Innovative Inovatif = Aktif FAKULTAS dalam memberikan TEKNOLOGI ide dan INDUSTRI terobosan baru serta membuka diri UNIVERSITAS terhadap semua ATMA dan koreksi JAYA demi tercapainya perbaikan yang berkesinambungan. d. Capable Mampu = Menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan penuh amanah dan sungguh-sungguh 12

13 e. Team Work LAPORAN KERJA PRAKTEK Kerjasama = Mampu bekerja sama dengan rekan, karyawan pelaksanan, maupun pimpinan serta tetap menjaga kekompakan antar karyawan di dalam perusahaan f. Environment Care Peduli Lingkungan = Senantiasa berusaha untuk selalu menjaga dan peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup Ketenagakerjaan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan tenaga kerja. Ketenagakerjaan yang ada pada PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut berkaitan dengan hal-hal berikut ini: a. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau SDM merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan. Ketidakadaannya manusia dalam proses bisnis pada perusahaan membuat perusahaan tersebut akan berjalan dengan baik. Namun tidak sembarangan sumber daya manusia dapat digunakan dalam perusahaan. Dibutuhkan SDM yang memenuhi kompentensi tertentu agar dapat menjalankan proses bisnis perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut memiliki kebijakan yaitu menerapkan karyawan tetap dan karyawan kontrak. Karyawan kontrak merupakan pekerja yang diambil dari outsourcing yang bisanya ditempatkan pada bagian pengolahan dan pada pekerja bongkar muat dan sebagainya. Karyawan lain yang bekerja selain jenis pekerjaan PROGRAM di atas merupakan STUDI TEKNIK karyawan INDUSTRI tetap. b. Prosedur Perekrutan FAKULTAS Karyawan TEKNOLOGI INDUSTRI Proses pencarian UNIVERSITAS atau perekrutan ATMA JAYA tenaga kerja baru di PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut dilakukan dengan bantuan pihak ketiga yaitu LPP yang berkantor di Yogyakarta, pihak PT Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut, menerima karyawan yang diseleksi oleh LPP dan kemudian dilakukan training selama 3 bulan untuk menjadi karyawan outsourcing, dan 1 tahun training untuk menjadi karyawan tetap 13

14 c. Pembagian Jam Kerja LAPORAN KERJA PRAKTEK Sistem pembagian jam kerja yang ada di PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut adalah menggunakan pembagian berdasarkan pekerja shift. Pembagian jam kerja shift ditujukan untuk pekerja yang berada di area produksi, operator mesin, analis dibagian quality management, dan bagian security. Pembagian waktunya sendiri dibagi ke dalam 2 shift yang tiap shift bekerja selama 8 jam kerja., berikut ini pembagian waktu untuk setiap shift : i. Shift 1 Senin Kamis Jumat Sabtu ii. Shift 2 Senin Sabtu Keterangan : Istirahat : WIB : WIB : WIB : WIB Kebijakan untuk meratakan beban kerja pada pekerja shift, para pekerja dibagi-bagi dalam grup. Terdapat 4 grup terdiri dari 10 sampai 15 pekerja yang nantinya tiap grup akan bergantian shift setiap minggunya. d. Sistem Pengupahan PT. Perkebunan Nusantara 14 VII Tulung Buyut memiliki sistem pengupahan yang akan dibayarkan pada setiap bulan tepatnya dipertengah bulan. Pembayaran untuk karyawan tetap dibayarkan melalui rekening masing-masing karyawan, sedangkan untuk karyawan outsourcing untuk gaji dibagikan melalui kantor administrasi. Besaran nilai upah yang diterima tentunya disesuaikan dengan tingkat jabatan yang ditambahkan dengan tunjangantunjangan lain. UNIVERSITAS Untuk jabatan ATMA JAYA atau tingkatan pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut ini, mengikuti sistem golongan seperti pegawai negeri. Untuk pekerja outsourcing pengupahan berdasarkan perjanjian atau kontrak yang sebelumnya telah disepakati. Penentuan besaran pengupahan didasarkan pada jenis pekerjaan yang dilakukan. 14

15 Pada PT. Perkebunan Nusantara LAPORAN VII Tulung KERJA Buyut PRAKTEK selain mendapatkan gaji pokok para karyawan atau pekerjanya juga mendapatkan tunjangantunjangan lain. Tunjangan yang didapatkan oleh para karyawan dan pekerja di PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut adalah sebagai berikut: i. Tunjangan Hari Raya (Idul Fitri) ii. Bonus Akhir Tahun iii. Bonus Pencapaian Target Produksi Fasilitas yang diterima oleh karyawan Dalam rangka memberikan kepuasan dan rasa nyaman pada para pekerja pihak PT. Perkebunan Nusantara VII, Tulung Buyut memberikan beberapa fasilitas. Fasilitas ini digunakan dan didapatkan oleh para pekerja untuk meningkatkan produktivitasnya. Fasilitas yang diterima oleh karyawan PT. Perkebunan Nusantara VII adalah sebagai berikut: a. Tunjangan Hari Raya (THR) Tunjangan Hari Raya atau THR diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII sebagai kewajiban perusahaan untuk memberikan tunjangan ketika akan bertepatan dengan hari raya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ini sesuai dengan PerMen No.04/Men/1994 tentang pemberian tunjangan hari raya. Dan diberikan kepada karyawan CHICHI AYU paling MARIA lambat 7 hari sebelum hari raya. b. Jaminan kesehatan (melalui BPJS) PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut mewajibkan setiap pekerja atau karyawannya memiliki asuransi. Salah satu yang digunakan oleh perusahaan adalah jaminan kesehatan melalui BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan kesehatan ini diberikan untuk melindungi para pekerja terutama bagi para pekerja di lingkungan FAKULTAS pabrik TEKNOLOGI karena dalam INDUSTRI area pabrik banyak sekali kegiatan- kegiatan UNIVERSITAS yang berbahaya. ATMA JAYA Bagi para pekerja yang berada di office juga diberikan jaminan kesehatan karena tidak menunutup kemungkinan bekerja area office akan mengunjungi area-area pabrik, sehingga tetap perlu diberikan jaminan. 15

16 c. Kerja Sama LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut bekerja sama dengan Bank BRI. Karyawannya diberikan fasilitas rekening Bank BRI agar mempermudahkan dalam memberikan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya. d. Klinik kesehatan Fasilitas klinik juga diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut yang merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesehatan para karyawannya. Fasilitas ini selain dapat digunakan untuk pengobatan, Klinik juga menyediakan obat-obatan yang mendukung untuk mengobati keluhan-keluhan penyakit ringan yang dialami karyawan. Terdapat tim khusus di klinik ini yang selalu siap siaga dalam menanggulangi jika adanya kecelakaan kerja yang dialami pekerja. e. Tempat Ibadah (Masjid) Fasilitas yang diberikan selain untuk kebutuhan jasmani, namun PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut juga memberikan fasilitas bagi kebutuhan rohani para karyawannya. Tempat ibadah diberikan pada keriyawan yang ingin menunaikan kewajibannya beribadah. f. Mess (Perumahan Karyawan) PT. Perkebunan Nusantara VII CHICHI Tulung AYU Buyut MARIA juga memberikan fasilitas berupa perumahan Karyawan yang letaknya berada di lingkungan pabrik pengolahan PT Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut. Pemberian fasilitas ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pekerja. g. Safety Tools PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut dalam upayanya meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja dari para karyawan terutama pada area pengolahan. FAKULTAS TEKNOLOGI PT. Perkebunan INDUSTRI Nusantara VII Tulung Buyut memberikan UNIVERSITAS fasilitas alat-alat ATMA pelindungan JAYA diri terhadap kecelakaan. Fasilitas utama yang diterima semua karyawan adalah berupa sepatu boot dan Masker. Namun bagi pekerja-pekerja khusus seperti di area produksi mendapatkan tambahan perlindungan. Tambahan perlindungan tersebut berupa sarung tangan, masker, dan earplug. PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut juga memberikan alat-alat perlindungan dari kecelakaan 16

17 yang diberikan melalui bagian LAPORAN devisi KERJA K3., supaya PRAKTEK para pekerja selalu ingat dalam bekerja selalu mengutamakan kesehatan, dan keselamatan kerja. h. Internet PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut dalam usahanya meningkatkan produktivitas dari karyawan, memberikan fasilitas berupa layanan internet. Fasilitas ini tentunya hanya digunakan untuk kegiatankegiatan yang memiliki kepentingan bagi perusahaan. UNIVERSITAS ATMA JAYA 17

18 LAPORAN BAB KERJA 3 PRAKTEK TINAJUAN DI PT PERKEBUNAN SISTEM PERUSAHAAN NUSANTARA VII Pada bagian bab 3 ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis sistem perusahaan produk yang dihasilkan beserta proses-proses produksinya 3.1 Proses Bisnis Departemen Proses Bisinis PT. Perkebunan Nusantara VII BOKAR Gudang Bahan Baku Pengolahan Sortasi Quality Control Gudang Menerima Lateks Menyimpan bahan baku lateks Mengolah lateks menjadi remahan Diantar ke bagian penimbangan Mengecek kualitas produk Menyusun karet di gudang Dibersihkan sebanyak 7 kali poses Ditimbang Apakah karet memenuhi standard Dimasukkan ke dalam penggilingan sebanyak 5 menjadi lembaran karet Lembaran lateks ditimbang Dijemur selama 12 hari Dicuci dan dikirim ke roli sekaligus pengeringan Phase UNIVERSITAS ATMA JAYA Gambar 3.1 Proses Bisinis 18

19 3.1 Produk yang dihasilkan LAPORAN KERJA PRAKTEK Produksi dan Produktivitas DI PT PERKEBUNAN Komoditas tanaman NUSANTARA yang dihasilkan VII oleh PTPN VII (Persero) antara lain: a. Karet Karet merupakan komoditas andalan ekspor yang mempunyai kontribusi penting bagi perusahaan. Produksi yang dihasilkan antara lain: Standar Indonesia Rubber (SIR), Ribber Smoked Sheet (RSS). b. Kelapa sawit merupakan komoditas dengan areal terluas kedua yang memiliki produktivitas cukup tinggi. Produksi yang dihasilkan antara lain: minyak kepala sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit. c. Teh Komoditi teh yang berada di PTPN VII (Persero) hanya berada di unit usaha Pagar Alam (Pala), dengan produk berupa : i. Grade I = BOP, BOP I, BOPF, PF, DUST, BP, BT. ii. Grade II = BP II, BT II, PF II, DUST II, DUST III, DUST IV, FANN II, FANN III iii. Off Grade = BM, FLUFF, POWDER, RMIT d. Tebu PTPN VII (Persero) memiliki 2 pabrik gula, yaitu : Cinta Manis di Sumatera Selatan dan Bunga Mayang di Lampung dengan produk yang dihasilkan yaitu : gula dan tetes. 3.2 Proses Produksi Pengolahan Karet Standard Indonesian Rubber ( SIR ) a. Penerimaan Bahan Olah Karet 14 ( BOKAR ) Bahan olah karet dari masyarakat berupa cup lump/slab. Yang tiba di pabrik ditentukan beratnya dengan menggunakan jembatan timbang atau timbangan duduk. Setelah itu dilakukan sortasi mutu bokar yang terutama diterima dari plasma/pembelian, PROGRAM STUDI mutu TEKNIK bokar yang INDUSTRI tidak sesuai dengan standard SNI tidak diterima. FAKULTAS Bokar TEKNOLOGI dari kebun inti, INDUSTRI plasma dan pembelian ditempatkan dilantai semen dan terlindungi dari sinar matahari, dan UNIVERSITAS ATMA JAYA dikelompokkan sesuai jenis mutunya untuk memudahkan mengatur komposisi, blending agar mutu produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi teknis. 19

20 b. Pencacahan dan Blending LAPORAN Karet KERJA PRAKTEK Sebelum digiling bahan DI PT PERKEBUNAN olah karet terutama NUSANTARA slab yang VII tebal harus dibelah/dipotong dengan slab cutter untuk memeriksa kontaminasi dan memudahkan pengolahan selanjutnya. Kotoran pada permukaan bokar dicuci sebelum ke slab cutter. Kemudian bokar dipecah dalam pre breaker menjadi ukuran ± 3 5 cm, setelah keluar dari pre breaker cacahan karet masuk dalam bak blending 1 supaya homogen. Cacahan karet dipecah lagi menjadi ukuran kecil ± 2 4 cm menggunakan hammermill 1. Cacahan yang diperoleh kemudian dicampur lagi dalam bak blending II kemudian cacahan dipecah lagi menjadi ukuran lebih kecil ukuran ± 1 2 cm menggunakan hammermill II. Cacahan yang keluar dicampur lagi dalam bak blending III yang berfungsi supaya cacahan karet tercampur dengan baik. c. Pembuatan Crep Cacahan dari bak blending III masuk ke macerator untuk membuat lembaran awal. Lembaran yang keluar dari macerator digiling dengan creper I dan II sambil melakukan pengepakan yang bertujuan agar lembaran crep menjadi homogen, kemudian masuk ke creper III dan akhirnya masuk ke creper finisher ketebalan crep 8 10 mm. Selama penggilingan selalu dibarengi pencucian di setiap creper. Crep hasil gilingan ditimbang dan dikeringkan dalam CHICHI ruangan AYU penggantung MARIA pre drying minimal 12 hari. d. Peremahan dan Pengeringan Setelah 12 hari di pre drying crepe diremah menggunakan shredder. Selanjutnya remahan dimasukkan ke dalam trolly menggunakan vortex pump dan vibrating screen. Pengisian trolly tidak boleh terlampau padat dan ketinggiannya cukup merata pada setiap trolly dan tidak boleh terjadi penggumpalan. Trolly yang sudah berisi remahan dimasukkan ke dalam dryer, setting UNIVERSITAS time menit ATMA per JAYA trolly untuk dryer merk YAM dan 7 menit 8 menit untuk dryer merk SHT atau lama pengeringan 3 jam - 3,2 jam dan setting of temperatur dryer C C. Setting time dan setting dryer tidak diperbolehkan diubah ubah ketika dryer sedang beroperasi, kecuali bila keadaan memaksa misalnya terjadi white sport/virgin rubber. 20

21 e. Sortasi dan Pengepakan LAPORAN KERJA PRAKTEK Karet keluar dari dryer didinginkan menggunakan cooling fan hingga suhu maksimum 40 0 C dan sebelum dipres diamati dan dihilangkan cacat karet yang ada seperti white spot/virgin rubber, kontaminasi dan sebagainya. Sebelum dipress karet ditimbang menurut berat yang diminta oleh konsumen. Toleransi selisih berat yang diperkenankan per bale maksimal 0,5 %. Setelah ditimbang karet dipress dengan balling press selama ± 30 detik, hasil pressan harus padat dan kompak. Sebelum dibungkus dilakukan sortasi pada bagian luar bale kemungkinan adanya white sport/virgin rubber dan kontaminasi benda asing lainnya dan diditeksi menggunakan metal ditektor. Sementara pengamatan bagian dalam bale dilakukan dengan cara dibelah dengan kelipatan 6 dalam satu pallet (1 bale disetiap lapisan). Bale yang sudah disortir melalui metal ditektor (bebas white spot/virgin rubber dan kontaminasi) diberi pita mutu yang sesuai dengan kelas mutunya lalu dilakukan pengepakan dengan kantong plastik polos atau langsung dikemas dengan kantong plastik berlogo, Sebelum dimasukkan ke dalam peti palletdiambil contoh/sample SIR untuk dianalisis pada laboratorium, contoh/ sample SIR diambil dengan kelipatan 9 dalam setiap pallet berisi 36 bale. Bale dikemas dalam pallet ( FS ) atau shrink wrapped ( SW ) f. Penyimpanan dan Penggudangan Kemasan pallet yang sudah selesai 14 ditutup diberi nomor, Tanda Pengenal Produsen (TPP) dibuat pada sisi pallet, sementara kemasan SW diberi nomor, TPP pada label kemasan, kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan. Penyusunan dan penumpukan pallet/sw dikelompokan menurut jenis mutunya untuk memudahkan dalam pelayanan export/pengiriman. UNIVERSITAS ATMA JAYA 21

22 Pengolahan Ribbed LAPORAN Smoke Sheet KERJA (RSS) PRAKTEK a. Penerimaan Bahan Baku ( Lateks ) Penerimaan bahan baku lateks dari kebun melalui beberapa tahapan yaitu, Lateks yang tiba di pabrik ditimbang menggunakan jembatan timbangan atau diukur menggunakan bulking tank berskala. Kadar Karet Kering ( KKK) lateks yang baik untuk diolah menjadi RSS berkisar 28 31%. Lateks dari tank diambil 100 gram untuk dijadikan sample Kadar Karet Kering ( KKK ) sebelum masuk ke tempat pengolahan. Lateks dari tanki kendaraan pengangkut dituang ke bulking tank disaring dengan saringan mesh. Kontaminasi yang banyak ditemui pada lateks hasil kebun berupa daun pohon karet, tatal kayu, dan kontaminasi lainnya, lalu dibuang di tempat yang telah disediakan. Pada saat penuangan lateks ke bulking tank, tidak boleh terlalu deras karena sebagian lateks tidak tersaring dengan baik. Lateks yang telah mengalami prakoagulasi tidak boleh menjadi RSS. b. Pengenceran dan Pembekuan Lateks Lateks diencerkan menjadi 12 14% KK di dalam bak bak penggumpal, air yang digunakan harus bersih dan jernih. Lateks dialirkan dari bulking tank ke bak bak penggumpal lateks yang telah berisi air pengencer, kemudian lateks tersebut diaduk ± 16 kali ( 8 kali maju, 8 kali mundur ). Setelah pengadukan cukup rata CHICHI kemudian AYU MARIA dilakukan pembuangan busa dengan menggunakan saringan tangan 60 mesh. Selanjutnya menambahkan larutan asam semut 14 (formic acid) kepekatan 2,5 secukupnya, kemudian diaduk sebanyak ± 16 kali ( 8 kali maju, 8 kali mundur ) agar tercampur merata. Selanjutnya dilakukan pembuangan busa kedua hingga tidak terlihat lagi busa di permukaan lateks. Pemasangan alat plat penyekat dilakukan setelah pembuangan busa kedua. Sebelum dipasang plat penyekat disiram dengan air lebih dahulu agar koagulum tidak lengket pada plat plat penyekat. Lateks didiamkan selama ± 4 jam sebelum digiling. UNIVERSITAS ATMA JAYA c. Penggilingan Sebelum digiling koagulum yang sudah menggumpal sempurna di bak bak penggumpal disiram/diisi air, untuk memudahkan dalam pencabutan plat penyekat. Talang luncuran koagulum diisi air untuk memudahkan koagulum mengapung tujuannya agar karet mudah ditarik untuk dimasukkan ke mesin giling Sheeter. Plat penyekat dicabut satu persatu dimulai dari bak 22

23 penggumpal yang koagulumnya LAPORAN telah KERJA menggumpal PRAKTEK dengan sempurna. Antara satu koagulum dengan koagulum lainya diusahakan agar mudah disambung dan mudah penarikannya ke mesin giling (Sheeter ). Mesin giling (Sheeter ) dihidupkan berikut air penyemprot diatas rol, lalu masukkan koagulum satu per satu. Hindari sheet melipat selama dalam proses penggilingan. Ketebalan penggilingan Sheet basah keluar darisheeter 3 4 mm. Pencucian Sheet dilakukan dalam bak pencucian hingga tidak ada lagi tersisa asam. Kemudian dilakukan penggantungan sheet pada lori. Setelah lori terisi penuh, lori didorong ketempat penyiraman. Sheet disiram/dicuci kembali untuk menghilangkan sisa sisa asam dan kotoran yang masih tersisa. Sebelum masuk ke kamar pengasapan. Lori yang berisi sheet di tiriskan terlebih dahulu selama 2 4 jam. 3.3 Material Handling Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ke tempat tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan Material Handling Pada Pengolahan RSS a. Kereta dorong Karet yang sudah melewati CHICHI proses AYU pengasapan MARIA akan dipindahkan ke gudang penyimpanan menggunakan kereta dorong. b. Rak Dorong Karet yang sudah melewati proses penggilingan akan disusun di rak penjemuran, rak tersebut dirancang agar dapat melewati rel menuju gudang penjemuran Material Handling Pada Pengolahan SIR a. Conveyor Conveyor digunakan UNIVERSITAS untuk memindakan ATMA JAYA material (lateks) ke mesin penggiling latek. Selain itu conveyor juga digunakan pada proses packaging. 23

24 b. Lift Roll crepe LAPORAN KERJA PRAKTEK Karet yang sudah digiling dan menjadi lembaran panjang akan digulung membentuk roll dan diangkat menggunakan lift menuju gudang penjemuran. c. Gerobang Sorong Gerobak dorong digunakan untuk mendorong roll karet ke lokasi penjemuran karet. d. Forklift Forklift digunakan untuk memindahkan produk setengah jadi ke gudang penyimpanan. UNIVERSITAS ATMA JAYA 24

25 LAPORAN BAB KERJA 4 PRAKTEK TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai tinjauan mahasiswa mengenai RSS berikut hasil yang didapat mengenai system quality control yang ada : 4.1 Latar Belakang Pemilihan Bagian Pada saat ini persaingan di dunia industri semakin ketat, untuk itu berbagai macam cara dilakukan untuk memenangkan persaingan. Tidak sedikit pula yang kalah dalam persaingan sehingga banyak industri-industri di Indonesia gulung tikar yang menyebabkan kerugian besar baik itu pihak perusahaan sendiri maupun masyarakat yang bekerja didalamnya. Pada dasarnya keinginan konsumen yang menjadi prioritas dari perusahaan, semua perusahaan menginginkan kepuasaan dari konsumen terhadap barang yang diproduksinya. Masyarakat sekarang telah mengerti apa yang menjadi hal penting dalam seleksi pemilihan produk yang akan dibeli. Jika konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan dengan harga yang relatif hampir sama maka yang akan dipilih oleh konsumen adalah produk yang memiliki kualitas yang paling baik. Untuk itu perusahan harus memperhatikan masalah yang berkaitan dengan kualitas produk karena berhubungan langsung dengan masalah konsumen. 4.2 Tujuan a. Meningkatkan kualitas dari karet RSS yang dihasilkan. b. Memberi parameter yang jelas mengenai masalah mutu yang akan dihasilkan. c. Menambah proses inspeksi pada proses produksi yang dilakukan di RSS yang berguna PROGRAM untuk meningkat STUDI TEKNIK mutu dari INDUSTRI produk yang dihasilkan. 4.3 Manfaat UNIVERSITAS ATMA JAYA a. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. b. Menjadi pilihan utama dari konsumen c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat mengenai mutu dari produk. 25

26 4.4 Alur dari Pekerjaan Mahasiswa LAPORAN KERJA PRAKTEK Berikut bahan yang digunakan untuk pembuatan RSS: Gambar 4.1. Bill Of Material RSS (Ribbed Smoked Sheet) Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah salah satu jenis produk olahan yang berasal dari lateks / getah tanaman karet yang diolah secara teknik mekanis dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan rumah asap serta mutunya memenuhi standard yang ada. Air (H 20) merupakan unsur penting dalam proses pembuatan karet RSS baik digunakan untuk membersihkan lateks yang membeku setelah diberikan asam semut maupun digunakan CHICHI pada saat AYU proses MARIA pembekuan itu sendiri. NH 3 (Amonia) merupakan zat pertama yang dicampurkan pada lateks yang baru di deres untuk menghindari proses penggumpalan pada lateks selama perjalanan menuju tempat pengolahan. Asam Semut (CH 2O 2) adalah bahan kimia yang digunakan untuk membantu proses penggumpalan pada lateks yang telah diencerkan. Pada dasarnya material yang menyusun atau bahan yang dicampurkan untuk proses pembuatan Karet terutama RSS sangat sederhana yang menjadi bagian pentingnya adalah takaran untuk masing-masing komponen UNIVERSITAS ATMA JAYA bahan terutama pada zat kimia Amonia dan Asam Semut apabila terlalu banyak dan terlalu sedikit akan berdampak pada kualitas dari karet yang akan diproduksi. 26

27 Berikut adalah diagram LAPORAN alir dari alur KERJA proses PRAKTEK RSS pada perusahaan PTPN VII Tulung Buyut : Gambar 4.2. Diagram Alir Proses RSS Berikut penjelasan tentang PROGRAM alur flow STUDI chart TEKNIK dari pembuatan INDUSTRI Ribbed Smoked Sheet: a. Penerimaan Lateks UNIVERSITAS ATMA JAYA Latek cair datang langsung dari kebun. Untuk menjaga lateks tersebut dalam keadaan baik (tidak mengendap) maka dicampur kan NH 3 (Amonia). Amoniak ini digunakan untuk menghindari proses penggumpalan pada lateks selama perjalanan menuju tempat pengolahan. Apabila pemberian amoniak yang terlalu banyak akan menyebabkan pada saat pembekuan akan memerlukan asam semut yang banyak dan warna dari karet yang 27

28 dihasilkan lebih gelap. Setelah LAPORAN itu diangkut KERJA menggunakan PRAKTEK mobil ke bagian penerimaan lateks. Pada bagian penerimaan lateks, lateks yang dibawa tersebut dicek terlebih dahulu oleh bagian Quality Control, petugas mengambil sampel yang ditimbang sebanyak 100 gram. Pengambilan sampel 1 untuk satu bak lateks dikarenakan asumsi kualitas lateks untuk 1 bak itu sama sehingga cukup diambil satu sampel lateks untuk mewakili. Petugas akan melihat kualitas dari lateks tersebut dengan cara memberikan asam semut (CH 2O 2) agar proses pembekuannya lebih cepat, kemudian digiling lalu petugas akan melihat kualitas dari lateks dengan visual saja tanpa adanya bantuan mesin atau alat-alat lain. Cacat yang dimaksud dengan lateks ini adalah adanya bitik hitam pada lateks yang diuji. Apabila kualitas dari lateks tidak sesuai dengan standard maka lateks tidak dapat diolah menjadi RSS melainkan harus diolah menjadi SIR 20. Tetapi jika kualitas sudah sesuai dengan standarnya maka lateks langsung dimasukkan ke dalam bak dan langsung disaring (untuk memastikan tidak terdapat kontaminasi dengan material lain). Bak pembekuan terdapat 2 ukuran yaitu besar (uk. 305x92x45 cm) sebanyak 28 unit dan kecil dengan ukuran (uk.300x72x40cm) sebanyak 14 unit. b. Pengenceran (AIR) Setelah lateks sesuai dengan strandar yang ada kualitasnya maka dimasukkan ke dalam Bak CHICHI Pembekuan. AYU MARIA Lateks disaring dengan menggunakan 20 Mesh dan 40 Mesh. Sebelum itu lateks diencerkan terlebih dahulu menggunakan air bersih sebanyak 12%-13%. Proses ini hanya bertujuan mengencerkan latek dan membersihkan lateks dari kontaminasi. c. Pembekuan (Asam Semut CH 2O 2) Pada proses pembekuan lateks untuk RSS menggunakan zat kimia yaitu Asam Semut (CH 2OPROGRAM 2). Zat kimia STUDI ini TEKNIK digunakan INDUSTRI untuk mempercepat penggumpalan lateks. FAKULTAS Penambahan TEKNOLOGI zat kimia INDUSTRI ini harus sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan yaitu 6-7 kg/ton karet kering. Apabila pada UNIVERSITAS ATMA JAYA saat pemberian asam semut terlalu sedikit maka karet yang diprosuksi tidak sesuai dengan mutu yang ada (tidak jadi mutu) sedangkan ketika pemberian asam semut terlalu banyak maka akan menyebabkan karet akan getas (cepat putus) ketika dilakukan penggilingan. Setelah selesai proses pemberian asam semut, latek diaduk sebanyak 8 kali bolak-balik (majumundur) yang dilakukan dengan cepat. Dan diberi sekat-sekat 28

29 menggunakan aluminium LAPORAN dengan ukuran KERJA antar PRAKTEK jarak sekatnya 40 mm, kemudian diperlukan waktu pembekuan 3-4 jam sebelum proses penggilinggan. UNIVERSITAS ATMA JAYA 29

30 Berikut Flow Chart dari LAPORAN Awal penerimaan KERJA PRAKTEK Lateks hingga Lateks dibekukan : Gambar 4.3. Flow Chart Proses Penerimaan sampai Pembekuan d. Penggilingan (Sheeter) Proses penggilingan ini menggunakan sheeter, sheeter dikenal dengan 6 in 1 (Six In One). Pada PROGRAM dasarnya prosesnya STUDI TEKNIK dilakukan INDUSTRI sekali jalan saja, lateks yang sudah dibekukan FAKULTAS di keluarkan TEKNOLOGI dan dialiri air INDUSTRI lalu dimasukkan ke dalam mesin penggiling. UNIVERSITAS Ketebalan (diameter) ATMA JAYA masing-masing mesin sheeter berbeda-beda dan di akhir akan dihasilkan lembaran karet basah dengan ketebalan 3 4 mm. Selesai proses penggilingan lateks yang berbentuk lembaran dimasukkan ke dalam bak yang berisi air bersih gunanya untuk membersihkan lembaran karet dari zat kimia yaitu asam semut agar tidak ada lagi zat kimia menempel pada lembaran karet basah. 30

31 e. Pengeringan dan Pengasapan LAPORAN KERJA PRAKTEK Karet setelah dibersihkan DI PT PERKEBUNAN dikeringkan terlebih NUSANTARA dahulu (ditiriskan) VII dijemur dengan lori jemuran yang totalnya 45 lori di mana lori lama 18 unit dan baru 29 unit. Lama dari proses pengeringan 3-4 jam, lembaran karet dijemur di bambu dan digantungkan pada lori-lori yang ada. Setelah selesai proses pengasapan dilakukan di kamar asap dengan waktu 6 hari, jumlah kamar asap ada 18 unit dimana 16 unit kamar asap lama dan 2 unit kamar asap baru. Yang menjadi hal penting lagi adalah suhu yang diberikan pada saat pengasapan, penentu karet jamuran atau tidak adalah pada hari pertama dan kedua. Berikut tabel suhu yang diberikan selama 6 hari pengasapan : Tabel 4.1. Suhu Pengasapan selama 6 Hari Hari Ke- Suhu ( C) CHICHI Siap AYU dibongkar MARIA Karena hari pertama dan kedua sangat penting maka dilakukan pengecekan apakah lembaran karet mengalami jamuran atau tidak, ketika lembaran lateks tidak jamuran maka langsung dimasukkan lagi ke kamar asap, dan ketika ditemukan jamur PROGRAM pada lembaran STUDI lateks TEKNIK maka INDUSTRI lori nya dikeluarkan dan lembaran karet diturunkan dicuci dengan air bersih dan disikat lembaran karet yang mengalami jamur kemudian dilanjutkan seperti tahap UNIVERSITAS ATMA JAYA pengeringan dan pengasapan. Pada 4 proses diawal semuanya menggunakan air yang cukup banyak untuk itu digunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) semua air yang digunakan akan dialiri kesuatu tempat tertentu diolah kembali dan digunakan lagi, setiap ailiran terdapat saringan yang bertujuan untuk memisahkan air dan lateks-lateks kecil. 31

32 f. Sortasi LAPORAN KERJA PRAKTEK Proses sortasi pada karet RSS ini dilakukan secara konvensional biasanya dilakukan oleh kaum wanita (ibu-ibu) karena mereka lebih telaten dan teliti dibandingkan laki-laki untuk melakukan proses sortasi. Karet yang telah selesai dari kamar asap dikeluarkan dan diturunkan dari lori-lori yang dijemur menggunakan bambu. Di letakkan pada lori dorong setelah itu dibawa sheet menuju ruang sortasi. Di ruang sortasi ini lah mutu dari sheet RSS dilihat menggunakan meja sortasi. Sheet dibentangkan pada meja sortasi, dicek secara visual manusia saja disinilah ditentukan apakah sheet tersebut mutunya masuk ke RSS I, RSS II, RSS III atau cutting (lembaran karet yang tidak termasuk dalam Sheet yang dipotong kecil-kecil). Di sini juga dikontrol kontaminasi dan jamur yang mungkin terjadi pada sheet. g. Pengebalan Sebelum masuk proses pengebalan sheet terlebih dahulu ditimbang dengan berat 113 kg/bale. Penimbangan ini menggunakan timbangan bandela yang pada dasarnya sangat manual dan kurang presisi. Setelah ditimbang diangkut ke tempat press ada 2 unit 15 Hp 11 Kwh 330 wwlt daya tekan 6500 psi hasil timbangan dipress selama 4 menit didiamkan dalam kotak press selama 24 jam. Dilanjutkan dengan proses packing bandela dibungkus diberi pelabur dan demarking dengan komposisi pelabur sebagai berikut : Minyak tanah : 7 Liter Talk Powder : 3 Kg Ukuran Bale : 50 x 50 cm Proses pengecatan digunakan untuk menghindari sheet mengalami jamuran yang akan menurunkan kualitas atau mutu dari produk. Setelah selesai proses pengecatan dilanjutkan ke penyimpanan di gudang RSS. Dengan kapasitas 1000 bale dan PROGRAM bale di susun STUDI 2 TEKNIK tingkat. INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA 32

33 4.5 Usulan Tinjauan dari LAPORAN Mahasiswa KERJA terkait PRAKTEK Kualitas Produksi Karet RSS. Proses inspeksi pada proses produksi yang dilakukan hanya 2 kali : Proses pertama dilakukan pada saat lateks datang dari kebun dan dilakukan inspeksi atau pengecekan untuk melihat kondisi lateks yang ada apakah terdapat bitnik hitam / wispot. Proses kedua dilakukan pada saat proses sortasi, sheet yang sudah selesai dari kamar asap dicek dengan menggunakan meja sortasi. Usulan yang saya lakukan dengan menambah proses inspeksi pada saat keluar dari kamar pengasapan warna dari lateks yang dihasilkan dicek terlebih dahulu sheet karet. Sehingga karet yang masuk ke ruang sortasi sesuai dengan standard yang telah ada Tinjauan Pustaka Proses pengeringan adalah proses penurunan kadar air (Hall,1975). Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah faktor udara (eksternal) dan faktor fisik dari suatu bahan (internal). Udara sekitar akan mempengaruhi proses pengeringan. Jika udara sekitar lembab, maka proses pengeringan akan menjadi lama. Selain itu, sifat fisik bahan juga menjadi faktor proses pengeringan. Meskipun faktor yang terbesar adalah faktor yang berasal dari faktor luar, seperti udara lembab, dan faktor internal, seperti sifat bahan, relatif CHICHI memiliki AYU MARIA pengaruh kecil dalam proses pengeringan (Taib, G. et al., 1988). Setelah proses pengeringan dan pengasapan lembaran karet, dilakukan proses inspeksi lagi, mengenai warna lembaran karet yang dihasilkan dengan visual, pada meja kaca yang telah disediakan tetapi dalam perusahaan yang tidak pernah digunakan. Cara kerja sistem yang akan diterapkan adalah kendali menggunakan meja kaca sortasi yang portable (dapat dibawa ke mana saja dengan mudah). UNIVERSITAS ATMA JAYA Berikut cara kerja alat: Meja kaca Sinar Sheet Warna dari karet 33

34 Gambar LAPORAN 4.4. Proses KERJA Pengecekan PRAKTEK Warna Berikut Flow DI Chart PT PERKEBUNAN cara kerja setelah NUSANTARA ditambah proses VII inspeksi: Start A Menyalakan Meja Kaca Meletakkan Sheet A Sinar dari lampu kaca akan muncul dan dilihat Warna Sesuai YA Dibawa ke kamar Sortasi Hasil dari sheet turun 1 TIDAK grade Siap dilanjutkan ke proses berikutnya End UNIVERSITAS ATMA JAYA Gambar 4.5. Flow chart Simulasi Proses Inspeksi Penjelasan mengenai flow chart diatas sebagai berikut : Pertama menyalakan meja kaca yang digunakan untuk inspeksi, setelah meja tersebut menyala lalu letakkan sheet di atas meja kaca, cahaya yang dikeluarkan dari meja kaca akan terlihat dan akan terlihat warna dari sheet 34

35 tersebut. Apabila warna yang LAPORAN dihasilkan KERJA sesuai PRAKTEK dengan standart RSS maka langsung dibawa ke kamar sortasi, apabila tidak sesuai maka sheet turun grade menjadi II, III, atau cutting semua dipisahkan sesuai letak masingmasing dan dilanjutkan ke proses berikutnya. UNIVERSITAS ATMA JAYA 35

36 LAPORAN BAB KERJA 5 PRAKTEK KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Untuk membantu mencapai produk yang berkualitas dibutuhkan alat atau parameter yang pasti untuk mengukur secara pasti berapa standar yang harus dipenuhi untuk tetap mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan. Sehingga untuk menambah satu operasi kerja yaitu melakukan inspeksi menggunakan alat yang baik untuk melakukan inspeksi dalam pengecekan warna sheet yang dihasilkan, yang siap masuk ke kamar sortasi. Mungkin tidak semua karet yang diproduksi tetapi dalam satu lori diambil beberapa sampel yang diuji untuk melihat warna karet yang keluar dari kamar pengasapan. Diletakkan pada alat yang telah dirancang khusus untuk proses inspeksi seperti meja portable. Di mana dapat digunakan sangat sederhana karena ringan dan mudah digunakan, dibawa ke mana saja cara penggunaan sangat mudah tanpa perlu ada pelatihan secara khusus untuk bisa menggunakannya. 5.2 Saran a. Perusahaan memperhatikan proses inspeksi karena untuk meningkatkan kualiatas dari CHICHI produk AYU sangat MARIA diperlukan inspeksi b. Proses inspeksi yang dilakukan cukup mengambil beberapa sampel dari sheet yang ada pada lori yang sama. UNIVERSITAS ATMA JAYA 36

37 ALUR PROSES PENGOLAHAN RSS UNIT USAHA TULUNG BUYUT BAK PEMBEKUAN Lateks Kebun TIMBANGAN Menentukan volume lateks dari kebun BULKING TANK Ada Ltr Disaring 20 Mesh, ambil monster Ditentukan KKK Bak Pembekuan : Besar ( uk x45 cm) 28 unit Kecil ( uk.300x72x40 cm) 14 unit - Lateks disaring 20 Mash, 40 Mash - Pengenceran 12% - 13% - Tambah Asam Semut 6-7 Kg/ton KK - Pengadukan 16 x, diberi sekat-sekat - Waktu pembekuan 3-4jam TALANG TRANSPORTASI KOAGULASI Ada 2 Line Menghantarkan bekuan masuk Ke Sheeter SHEETER Sheeter ada 2 unit, 1 unit stand by - Bekuan digiling jadi lembaran - Tebal Lembaran 3-4 mm - Sheeter 6 in 1 ( Six in One ) BAK PENCUCI Ada 2 unit cm) Hasil lembaran dicuci agar Kotoran dan sisa asam semut hilang LORI JEMURAN Lori Jemuran terdapat 45 lori Lori lama 16 unit, baru 29 unit - Dituntas / ditiriskan - Lama penirisan 3 jam - Lembaran dijemur di bambu dan digantung pada lori KAMAR ASAP Jumlah Kamar Asap lama = 16 unit Jumlah Kamar Asap baru = 2 unit Temperatur Hari 1 = 35 Temperatur Hari 2 = Temperatur Hari 3 = Temperatur Hari 4 = Temperatur Hari 5 = Temperatur Hari 6 = Siap dibongkar LORI DORONG Ada 2 unit Membawa lembaran sheet setelah dibongkar dari kamar asap ke ruang sortasi RUANG SORTASI - Sortasi lembaran sheet sesuai Green Book : RSS I, RSS II, RSS III & CUTT - Kontrol terhadap kontaminasi dan jamur TIMBANGAN BANDELA Timbangan Kap 500 kg Terdapat 1 unit Timbang Bale Berat 113 Kg/bale PRESS Ada 2 unit 15 Hp 11 kwh 330 wwlt Daya tekan 6500 psi Hasil timbangan dipress selama 4 menit didiamkan dalam kotak press selama 24 jam GUDANG PACKING Bandela dibungkus diberi pelabur dan dimarking, Komposisi Pelabur : - Minyak Tanah = 7 liter - Minyak Tanah = 0,25 kg - Talk Powder = 3 kg - Ukuran Bale 50 x 50 cm - Berat Bale 113 kg GUDANG RSS Kapasitas 1000 bale Produk siap diangkut Bale disusun 2 tingkat UNIVERSITAS ATMA JAYA 37

38 LAPORAN KERJA PRAKTEK UNIVERSITAS ATMA JAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG ANDREAS SIDOL SINAGA 14 06 07918 KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaan- Nya kami

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII LAPORAN KERJA PRAKTEK EKKLESIA MAWARNI METILDA N 14 06 07968 UNIVERSITAS ATMA JAYA 1 KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis haturkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-nya penulis dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Batang Serangan dibuka pada tahun 1910 yang dikelola oleh pemerintahan Belanda dengan nama perusahaan NV.BDM (Breningde Deli Maatscappinjen).

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG BAGUS KARTIKO WICAKSONO 14 06 07921 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik dan keistimewaan dari suatu produk atau jasa yang dihasilkan dari kemampuan produk atau jasa untuk memuaskan sebagian atau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Asahan Crumb Rubber merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan karet, yaitu mengolah bahan baku karet yang berasal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Karet alam (natural rubber, Hevea braziliensis), merupakan komoditas perkebunan tradisional sekaligus komoditas ekspor yang berperan penting sebagai penghasil devisa negara

Lebih terperinci

SIH Standar Industri Hijau

SIH Standar Industri Hijau SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI PENGASAPAN KARET (RIBBED SMOKED SHEET RUBBER) Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah...

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mutu Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Aagrobisnis Perkebunan

Lebih terperinci

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172 Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih Vileora Putri Christna 14.I1.0172 PROFIL PERUSAHAAN PTPN IX pada awalnya merupakan penggabungan 2 unit kebun Semugih dan Pesantren.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN PERUSAHAAN DAN DAERAH PENELITIAN. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Pematang Kiwah

IV. KEADAAN PERUSAHAAN DAN DAERAH PENELITIAN. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Pematang Kiwah IV. KEADAAN PERUSAHAAN DAN DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Pematang Kiwah Kabupaten Lampung Selatan adalah pabrik pengolahan karet remah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perdagangan Internasional Suatu Negara membutuhkan negara lain dan saling menjalin hubungan perdagangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat. Hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Karet di Provinsi Lampung Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian penting di lingkungan Internasional dan juga Indonesia. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI kg kering per hari adalah sebagai berikut :

BAB III PROSES PRODUKSI kg kering per hari adalah sebagai berikut : BAB III PROSES PRODUKSI III.1 Pengolahan Crumb Rubber Flow process pabrik pengolahan Crumb Rubber Gunung Para kapasitas 30.000 kg kering per hari adalah sebagai berikut : III.1.1. Penerimaan coumpound

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penanganan Pasca Panen Lateks Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang masih segar 35 jam setelah penyadapan. Getah yang dihasilkan dari proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO (SOCFINDO) berdiri pada tanggal 7 Desember 1930 dengan nama Socfin Medan S.A. Pada tahun 1965, PT. SOCFINDO dialihkan di bawah pengawasan

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Bahan olah karet ICS. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Bahan olah karet ICS. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Bahan olah karet ICS Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Standar Nasional Indonesia...i No...4 Parameter...4 No...5 Parameter...5 i Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI)

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Y\A. Sejarah Berdirinya Perusahaan P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri berbentuk Firma (Fa) yang bemama Fa. Cakrawala, yang pada awalnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PTP. Nusantara II (Persero) Medan Sumatera Utara mempunyai beberapa unit perkebunan yang salah satunya adalah perkebun karet Batang, dan mempunyai

Lebih terperinci

Magrobis Journal 18 ANALISIS USAHA PENGOLAHAN LATEKS KARET PADA PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Magrobis Journal 18 ANALISIS USAHA PENGOLAHAN LATEKS KARET PADA PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Magrobis Journal 18 ANALISIS USAHA PENGOLAHAN LATEKS KARET PADA PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : Arista Damayanti 1) dan Sundari 2) ABSTRAK Karet merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periode ini. Beberapa bukti maupun catatan telah memperkuat bahwa karet alam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periode ini. Beberapa bukti maupun catatan telah memperkuat bahwa karet alam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Karet Alam Karet alam pertama kali ditemukan oleh Christopher Columbus pada tahun 1493 ketika melihat seorang anak penduduk asli pulau Haiti sedang bermain bola berwarna

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Manager Bunut Rubber Factory Manager Factory merupakan pimpinan tertinggi di pabrik yang mengelola kebijakan di pabrik, penanggung jawab utama atas jalannya

Lebih terperinci

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4 Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan 1. Breaker Tahun Operasi : 1994 Produksi Spesifikasi : Lokal : 11 pisau putar 10 Pisau duduk Elektro Motor Putaran mesin : 140 Amp : 100 HP : 1460 RPM Cos

Lebih terperinci

Agribusiness Review ISSN

Agribusiness Review ISSN ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS KARET PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN BATUJAMUS/KERJOARUM KARANGANYAR Isti Khomah, Endang Siti Rahayu, Mohd. Harisudin Magister Agribisnis Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Hadi Baru didirikan tanggal 1 Agustus 1964 dihadapan notaris, Roesli SH, di Medan dengan Akte No.97/HB/1961 tertanggal 17 Januari 1961 dengan

Lebih terperinci

Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang

Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang logo lembaga PKPP-54 (F.78) Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang Koordinator/ PU Sutopo BALAI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya prakoagulasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya prakoagulasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA Lateks kebun yang bermutu baik merupakan syarat utama mendapatkan hasil olah karet yang baik. Penurunan mutu biasanya disebab terjadinya prakoagulasi. Prakoagulasi akan menjadi masalah

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II. Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PT. Perkebunan. Nusantara III ini berada pada (03º09-03º11 LU) dan (99º04-99º06 BT).

BAB II. Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PT. Perkebunan. Nusantara III ini berada pada (03º09-03º11 LU) dan (99º04-99º06 BT). BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PT. Perkebunan Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENINGKATAN MUTU BAHAN OLAH KARET MELALUI PENATAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan. PT. Hadi Baru didirikan tanggal 1 Agustus 1964 di hadapan notaris, Roesli SH, di Medan dengan akte No. 97/HB/1/1961 tertanggal 17 Januari 1961 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai melalui pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dicapai melalui pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sehat 2010 merupakan visi pembangunan nasional yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae, tumbuh baik di dataran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero), disingkat PTPN VIII, dibentuk berdasarkan PP No. 13 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996. PTPN VIII mengelola 24 perkebunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Karet Indonesia Berdasarkan Kepemilikan Lahan pada Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Karet Indonesia Berdasarkan Kepemilikan Lahan pada Tahun Produksi (Ton) A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Tanaman karet merupakan tanaman tahunan dengan bentuk pohon batang lurus. Bagian yang dipanen dari tanaman karet adalah getah atau lateks. Lateks tanaman karet banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PT XYZ adalah salah satu perusahaan Perkebunan Besar Negara (PBN) yang memproduksi teh hitam ortodoks di Indonesia. PT. XYZ melakukan proses produksi dari daun teh basah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Sunan Rubber berdiri pada tahun 1949 dengan nama NV Sunan Rubber Handel Matchapply (NV Sunan Rubber Trading Company Limited). Pada awal pendiriannya,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

KATA PENGANTAR. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Sebuah penghargaan yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan sektor industri yang semakin maju, serta semakin ketatnya persaingan di dunia industri maka perusahaan dituntut untuk menerapkan sistem yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 38/Permentan/OT.140/8/2008 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BAHAN OLAH KARET (BOKAR)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 38/Permentan/OT.140/8/2008 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BAHAN OLAH KARET (BOKAR) PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 38/Permentan/OT.140/8/2008 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BAHAN OLAH KARET (BOKAR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN. Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU PENANGANAN PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen mangga Gedong Gincu. 1. Struktur kerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fisika dan daya tahan karet dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fisika dan daya tahan karet dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karet Alam Karet alam adalah komoditi homogen yang cukup baik. Karet mempunyai daya lentur yang sangat tinggi, kekuatan tarik dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah, daya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian dan Laboratorium Rekayasa Bioproses

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) INDONESIA. Karet merupakan polimer hidrokarbon yang bersifat elastis dan terbentuk

IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) INDONESIA. Karet merupakan polimer hidrokarbon yang bersifat elastis dan terbentuk 48 IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) INDONESIA 4.1. Gambaran Umum Karet Karet merupakan polimer hidrokarbon yang bersifat elastis dan terbentuk dari emulsi kesusuan yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki Baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT (FMEA) PADA PRODUK RIBBED SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PTPN. II KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT.Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Karet Batang Serangan merupakan salah satu unit PTP. Nusantara II (Persero) Medan Sumatera Utara, mempunyai pabrik pengolahan Lateks Cair yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat yang sekarang disingkat dengan KRPPT pada mulanya berasal dan bernama Kebun Pala Rantau Prapat Ost/West,

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu, baik dalam bentuk kegiatan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu, baik dalam bentuk kegiatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu, baik dalam bentuk kegiatan barter hingga ke bentuk perdagangan yang menggunakan mata uang. Perbedaan kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet Indonesia adalah jenis karet remah yang dikenal sebagai karet Standar Indonesia Rubber

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2010), tetapi Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar ke dua di

I. PENDAHULUAN. 2010), tetapi Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar ke dua di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Luas areal kebun karet Indonesia terluas di dunia (+ 3,4 juta hektar pada tahun 2010), tetapi Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar ke dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

REKAYASA SUMBER CAHAYA PADA PROSES SORTASI RIBBED SMOKE SHEET (RSS)

REKAYASA SUMBER CAHAYA PADA PROSES SORTASI RIBBED SMOKE SHEET (RSS) REKAYASA SUMBER CAHAYA PADA PROSES SORTASI RIBBED SMOKE SHEET (RSS) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk meneyelesaikan Progam Studi Teknik Pertanian (S1) dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Produksi Ribbed Smoked Sheet dan Estate Brown Crepe Lateks hasil sadapan dari kebun diangkut ke tiap afdeling. Lateks dikumpulkan disebuah bak yang ada tiap afdeling yang

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Produk SIR 3L di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu

Analisis Pengendalian Kualitas Produk SIR 3L di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu Jurnal Agro Industri Perkebunan Analisis Pengendalian Kualitas Produk SIR 3L di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu (Analysis of Quality Control SIR 3L Product on PT Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komoditas perkebunan masih memegang peran penting dalam menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

STUDI KASUS : MANAJEMEN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KAKAO DARI HULU SAMPAI HILIR DI PTP NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KALIKEMPIT

STUDI KASUS : MANAJEMEN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KAKAO DARI HULU SAMPAI HILIR DI PTP NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KALIKEMPIT STUDI KASUS : MANAJEMEN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KAKAO DARI HULU SAMPAI HILIR DI PTP NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KALIKEMPIT 1.907,12 Ha Afdeling Kali Wadung 333,93 Ha Afdeling Margo Sugih 592,00 Ha Afdeling

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DIVISI KARET PINANG HIJAU PINANG BIRU TENGGARONG KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DIVISI KARET PINANG HIJAU PINANG BIRU TENGGARONG KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DIVISI KARET PINANG HIJAU PINANG BIRU TENGGARONG KALIMANTAN TIMUR Oleh : MIFTAHUL JANNAH NIM. 070 500 136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

Lebih terperinci

Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri

Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri L PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri yang tidak berbasis pada bahan baku lokal. Pemerintah telah menggalakkan bidang agroindustri untuk

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Dilihat dari kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat produksi mochi kacang, jika ditinjau dari segi antropometri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. RIAU CRUMB RUBBER FACTORY PEKANBARU. PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) merupakan Perusahaan Modal

BAB II GAMBARAN UMUM PT. RIAU CRUMB RUBBER FACTORY PEKANBARU. PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) merupakan Perusahaan Modal BAB II GAMBARAN UMUM PT. RIAU CRUMB RUBBER FACTORY PEKANBARU A. Sejarah PT. Riau Crumb Rubber Factory PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) merupakan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU Mangga merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan dan diusahakan Varietas mangga yang banyak dibudidayaka adalah Mangga Arum Manis, Dermayu dan G Komoditas

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Kadar Air 74-77% Bahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kilang Padi Bersama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan padi menjadi beras atau penggilingan padi (Rice Milling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar kedua didunia setelah Thailand. Produksi karet alam pada tahun 2012 di Indonesia mencapai 3,27 juta ton. Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Pengawasan. Mutu. SIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Pengawasan. Mutu. SIR No.393, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Pengawasan. Mutu. SIR PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/M-DAG/PER/10/2009 TENTANG PENGAWASAN MUTU BAHAN OLAH

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan seperti PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan publik

Lebih terperinci