PSIKODIAGNOSTIKA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PSIKODIAGNOSTIKA PENGANTAR"

Transkripsi

1 PSIKODIAGNOSTIKA PENGANTAR

2

3 12 PRINSIP DASAR UPI Kami Sivitas Akademika YPTK Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Selalu: 1. Menyayangi Sesama Ar Rohmaan 2. Berlaku Jujur Al Mu min 3. Bertanggung Jawab Al Wakill 4. Menegakkan Disiplin Al Matiin 5. Berlaku Adil Al Adl 6. Berkolaborasi dan Bersatu Al Jaami 7. Meningkatkan Kreatifitas Al Khooliq 8. Belajar dan Berilmu Al Aliim 9. Mencegah Kemungkaran Al Maani 10. Menjaga Kedamaian As Salam 11. Mensyukuri Nikmat As Syakuur 12. Berlaku Sabar Ash Shobuur

4 PERATURAN MAHASISWA UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG 1. Tidak diperbolehkan masuk kuliah yang memakai kaos oblong atau sandal atau dan 2. sepatu Tidak sandal. diperbolehkan masuk kuliah yang berambut gondrong, rambut dicat warna dan memakai anting bagi laki-laki, bagi wanita di larang mengenakanan pakaian ketat/rok 3. Waktu diatas lutut. keterlambatan Mak. 15 Menit setelah perkuliahaan berlangsung. 4. Selama perkuliahaan berlangsung tidak diperbolehkan keluar masuk 5. Kehadiran min. 75%, mak. Tidak hadir 4x pertemuan (termasuk alpha, sakit dan izin)

5 SISTEM PENILAIAN UTS UTS :: 40% 40% (termasuk (termasuk kuis, kuis, tugas, tugas, pr, pr, UAS UAS :: 60% 60% latihan, latihan, dan dan lainnya) Nilai Ujian Semester, Nilai ujian suatu mata lainnya) Nilai Ujian Semester, Nilai ujian suatu mata kuliah kuliah dinyatakan dinyatakan dengan dengan huruf: huruf: A A sangat sangat baik baik bobot bobot kredit kredit = B B baik baik bobot bobot kredit kredit = C C cukup cukup bobot bobot kredit kredit = D kurang kurang bobot bobot kredit kredit = E E jelek jelek bobot bobot kredit kredit = 0 0

6 PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA Psiko ; Jiwa Diagnosa ; berhubungan dengan penyakit Secara Harafiah (sempit): Psikodiagnostik adalah Ilmu yang membicarakan tentang cara-cara untuk mengetahui keadaan penyakit/kelainan jiwa Secara luas: Psikodiagnostik adalah Ilmu yang membicarakan cara-cara untuk mengetahui keadaan kejiwaan seseorang, baik kekurangan maupun kelebihannya.

7 SEJARAH Herman Rorschach dengan buku Psychodiagnostica (1921) Metoda Roschach adalah suatu metode yg timbul dari kebutuhan klinis dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan klinis, yaitu untuk menemukan kelainankelainan psikis para penderita penyakit jiwa.

8 PERKEMBANGAN ISTILAH [contd] Istilah Psikodiagnostik di pinjam dari pengertian di bidang Kedokteran yang berarti proses pengujian simptom-simptom, kemudian memasukan simptom-simptom ke dalam katagori umum dan akhirnya memberi nama yang spesifik terhadap penyakit. Diagnosis berarti mengenal sesuatu (tandatanda), kemudian dari tanda-tanda tersebut diinterpretasikan pada sesuatu.

9 PERKEMBANGAN ISTILAH [contd] Pada mulanya, istilah diagnosis hanya digunakan pada bidang klinis. Diagnosa is classification of an individual on the basic of a diaseases or abnormality. Diagnosa is determinication of the nature of an abnormality or diaseases (Chaplin)

10 Konsep Psikodiagnostik Herman Rorschach (1921) as a method to raise diagnostic Ditinjau dari arti katanya diagnostic as a manner to know something (symptoms) for distinguish between (individual differences) James Drever (1971) dalam buku Dictionary of Psychology : Psychodiagnostic is the attempt to assess personal characteristic through of the observation of external features, as in physiognomy, craniology, grafology, study of voice, etc

11 PERKEMBANGAN ISTILAH [contd] Pengertian diagnosa bukan lagi terbatas pada menegakkan diagnosa tetapi lebih pada proses logik yang bertahap dan sistematik dalam pemeriksaan psikologi untuk tujuan memahami kepribadian seseorang yang diperiksa Psikodiagnostik tidak hanya dalam bidang klinis/penyakit jiwa tetapi juga menyangkut bidang psikologi lain/non klinis Bidang Pendidikan Bidang Industri

12 Fungsi tes psikologis a/ utk mengukur perbedaan2 antara individu atau perbedaan reaksi individu yg sama thd berbagai situasi yb berbeda.

13 RUANG LINGKUP Mempelajari : 1.Proses pemeriksaan Psikologi 2.Metode atau teknik pemeriksaan Psikologi 3.Administrasi / melakukan pengambilan data 4.Menginterpretasikan data hasil pemeriksaan kepribadian 5.Proses pengambilan kesimpulan tentang kepribadian (proses diagnosis berdasarkan pendekatan teoritik dan psikodinamik) Hasil dari proses psikodiagnostika adalah deskripsi tentang kepribadian individu, baik dari segi struktur maupun dinamikanya.

14 Proses Pemeriksaan Psikologi (Manat, 1984) Klarifikasi masalah subjek Interpretasi data pemeriksaan Tujuan Pengambilan Data

15 KEGUNAAN PSIKODIAGNOSTIKA Screening / klarifikasi permasalahan yang dialami oleh individu. Diagnosis untuk mengetahui kondisi kejiwaan individu. Untuk mengetahui terapi atau intervensi yang tepat bagi individu. Evaluasi kemajuan intervensi yang diberikan pada individu.

16 CIRI-CIRI PSIKODIAGNOSTIK Psikodiagnostik sebagai cabang ilmu dalam Psikologi, ada 2 karakteristik Teoritis Dikembangkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan upaya mengetahui keadaan kejiwaan. Praktis Berhubungan dengan operasionalnya. Petunjuk-petunjuk praktis mengenai bagaimana kita mengetahui keadaan kejiwaan seseorang. Ex: dengan melakukan tes

17 ISTILAH-ISTILAH PSIKODIAGNOSTIKA Diagnosis Sering diartikan hanya untuk bidang klinis Proses identifikasi penyebab dari sebuah gangguan maupun permasalahan yang dialami individu. Say exactly what an illness or the cause of a problem is

18 ISTILAH-ISTILAH (contd) Asesmen Pengukuran Menggunakan tes sebagai alat ukur dan mengakui adanya kelemahan dari alat tes tersebut (tidak hanya sekedar mengetes saja, tetapi juga menggunakan metode lain dalam menginterpretasikan) Penilaian ada tidaknya atau kuat lemahnya satu atau lebih karakteristik pribadi; Assesment perilaku dan proses mental manusia mencakup prosedurprosedur seperti observasi, interview, skala rating, checklist, inventory, teknik projektif, dan test Contoh: Cognitive assesment, Personality asssesment

19 ISTILAH-ISTILAH (contd) Appraisal Pemberian Nilai Lebih umum digunakan dalam bidang psikologi industri dan organisasi, misalnya dalam penilaian kinerja. Consider the value of sb/sth Judgement of the value of sb/sth

20 ISTILAH-ISTILAH (contd) Measurement Pengukuran Biasa digunakan dalam psikometri Pembandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya Prosedur kuantifikasi terhadap atribut/ variabel sepanjang suatu kontinum Kontinum fisik Kontinum psikologis Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif, bersifat deskriptif.

21 PERANAN PSIKODIAGNOSTIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

22 PENDEKATAN DALAM MELAKUKAN ASESMEN

23 METODE ASESMEN

24 MACAM-MACAM TES PSIKOLOGI

25 PENYAJIAN TES PSIKOLOGI

26 Bentuk Penyajian Tes Psikologi Individual Hanya ada satu testee dan satu tester Klasikal Tes dilakukan pada sejumlah orang dalam satu ruang dan waktu pengerjaan yang sama Tester memberikan instruksi kepada sejumlah orang

27 Langkah-langkah dalam Melakukan Tes Psikologi Persiapan Administrasi Kesiapan pengetes Kondisi testing Mengawali tes: o Rapport o Menimbulkan motivasi utk terlibat. Pelaksanaan tes

28 Lanjutan... Skoring Interpretasi Merumuskan rekomendasi Menuliskan laporan Mengkomunikasikan Hasil Evaluasi

29 Tahap Persiapan Persiapan Mental Adanya keyakinan Siap antisipasi reaksi Persiapan Materi Jenis tes Lay out Pengawas Alat tes

30 Administrasi Kesiapan pengetes 1. Keseragaman prosedur dapat terjamin 2. Penyelenggaraan tes; berpengaruh terhadap performansi tes 3. Generalisasi hasil tes psikologi; mulai dr sampel perilaku yg di ukur ke perilaku yg tampak dlm situasi lain di luar kondisi tes 4. Skor tes; memprediksi bagaimana testee merasa & bertindak di luar situasi tes

31 Lanjutan... Pengaruh2 yg dpt membatasi & merusak hasil tes hrus dpt diidentifikasi 1. Instruksi, a. diperlukan keakraban dgn instruksi yg dibacakan; mencegah ragu2 & slh baca, b. Instruksi dibacakandgn cara yg alamiah & informal 2. Materi tes (laboratorium) a. Penempatan alat; dekat dengan tester & tdk mengganggu konsentrasi testee b. Menyusun alat dlm urutan ttt shg mudah dijangkau & tdk membingungkan c. Persiapan blangko, lembar jawaban, alat tulis & bahan2 lain; diuji, dihitung & diatur sblm hari penyelenggaraan tes

32 Lanjutan... Keakraban dg prosedur tes Tester sdh mendapatkan pelatihan yg memadai Sblm penyelenggaraan tes, briefing thd tester & penyelenggara Tgs penyelenggara; membagikan & mengumpulkan materi, memastikan instruksi dilaksanakan, menjawab pertanyaan2 testee dlm batas2 yg ditentukan Tgs tester; membacakan instruksi, memperhatikan waktu & memimpin kelompok.

33 Pengaruh penggunaan kursi bertangan & meja thd hasil tes Kelompok yg menggunakan meja cenderung memperoleh skor yg lebih tinggi dibanding klmpk yg menggunakan kursi bertangan Pengaruh lembar jawaban thd hasil tes Penggunaan lbr jawaban yg terpisah dr buku soalmengakibatkan hasil tes lebih rendah dibandingkan lbr jawaban yg dituliskan pd lbr soal

34 Kondisi Testing Standardisasi tdk hanya pd prosedur, tp jg pada lingkungan dimana tes dilaksanakan Ruangan bebas dari suara & gangguan yg tdk perlu Ventilasi, tmpt duduk & ruangan kerja yg memadai. Tdk terjadi interupsi selama penyelenggaraan tes; hp, tanda di luar ruangan tes/ menempatkan petugas di luar

35 Lanjutan... Pengaruh penggunaan kertas dan pensil vs komputer thd hasil tes Penguji yg dikenal/ tdk dikenal berpengaruh thd hasil tes Respon umum penguji (anggukan, senyuman, memberikan komentar baik dll) berpengaruh thd hasil tes

36 Prinsip-prinsip utk mengurangi pengaruh kondisi testing Ikuti prosedur standar tes sampai pd rincian yg sekecil-kecilnya Catat setiap kondisi tes yg tdk biasa Pertimbangkan kondisi2 tes pd wktu menginterpretasikan hasil tes.

37 Tahap Rapport Mampu menciptakan hubungan yang baik antara tester dan testee Testee tidak dalam kondisi tegang, merasa aman dan selalu termotivasi Tidak boleh memberikan petunjuk yang mengarahkan pada jawaban yang benar Upaya tester untuk membangkitkan minat testee thd tes, meningkatkan kerjasama, dan mendorong testee utk memberikan respon yg sesuai dg sasaran tes

38 Lanjutan.. Sasaran tes Tes bakat : konsentrasi penuh pada tugas & mendorong testee utk menunjukkan kinerja sebaik mungkin Tes kepribadian : memberikan respon yg jelas dan jujur Tes proyektif : laporan lengkap tentang asosiasi2 yg ditimbulkan stimulus tanpa menyensor/menyunting isinya

39 Lanjutan... Jika tester & testee blm saling kenal: tujuan rapport utk menjalin kepercayaan Jika tester & testee saling kenal: tujuan rapport menjalin keseriusan & kesungguhan proses testing optimal Teknik rapport berbeda menurut alat tes, usia & sifat testee

40 Lanjutan... Masalah motivasi khusus dlm penyelenggaraan tes Org yg terganggu secara emosional, tahanan, pelaku kejahatan, org yg di tes dlm lingkungan institusional : menunjukkan kecurigaan, rasa tdk aman, takut, acuh & sinis mempengaruhi kinerja tes perlu rapport yg lebih intens

41 Lanjutan... Tes yg mengancam prestise ssorg diperlukan pemberian rasa aman pd setiap awal tes tdk satupun diharapkan dpt menyelesaikan semua soal dgn benar semua jawaban adalah benar selama sesuai dgn keadaan diri ybs dll

42 Prosedur Pelaksanaan Psikodiagnostik Mengetahui maksud & tujuan kedatangan klien Apakah klien dtng sendiri & usaha sendiri Apakh klien datang atas keinginan sendiri tetapi usaha pihak lain Apakah klien dtng atas keinginan org lain tetapi atas usaha sendiri Apakah klien dtng atas keinginan pihak lain & usaha dari pihak lain

43 Lanjutan... Melakukan pengamatan individual (observasi) : apakah klien normal bermasalah atau klien psikiatri Mendengarkan keluhan2 / permasalahan klien Melakukan pengambilan data Metode non tes (observasi & wawancara) Metode tes Mengadakan diagnosa Menentukan prognosa Menentukan langkah2 tritmen/ rekomendasi

44 Tahap Skoring / Penilaian Tes Objektif Ada kunci jawaban Perhatikan prosedur skoring Tes Non Objektif Butuh kepekaan menangkap gejala Butuh keahlian dari tester

45 Tahap Interpretasi Tes Objektif Memberikan arti/makna dari skor yang diperoleh menggunakan tabel norma Tes Non Objektif Melakukan interpretasi/analisis data yang diperoleh Pada tahap ini HARUS HATI-HATI

46 Tahap Mengkomunikasikan Hasil Tes Siapa yang meminta dilakukan tes?? Tes untuk apa?? Kerahasiaan harus dijaga

47 Kelebihan Tes Klasikal Praktis, dapat dilakukan sekaligus pada sejumlah orang. Peran dan tugas penguji lebih efektif dan efisien. Persyaratan untuk menjadi penguji lebih sederhana bila dibandingkan dengan persyaratan penguji tes individual.

48 Kelebihan Tes Klasikal KOndisi yang seragam bagi testee akan lebih mudah dicapai bila dibandingkan dengan tes individual. Tes kelompok menyediakan fasilitas memungkinkan pembuatan norma yang lebih mapan daripada tes individual. Memungkinkan adanya proses komputerisasi didalam proses skoring dan interpretasi sehingga lebih mudah dan efisien.

49 Kekurangan Tes Klasikal Membatasi kesempatan tester dalam membangun rapport dan menjaga minat testee. Kondisi temporer testee seperti sakit, lelah, cemas/gelisah yang mungkin dapat mengganggu hasil test tidak dapat dideteksi sedini mungkin. Pada orang-orang tertentu yang sulit untuk menyesuaikan diri tes kelompok akan menambah kecemasan.

50 Kekurangan Tes Klasikal Pelaksanaan tes secara kelompok akan menurunkan hasil bagi anak-anak yang mengalami gangguan emosi. Tester mempunyai keterbatasan dalam melakukan observasi terhadap testee. Berkaitan dengan hasil tes kelompok, bila ada keputusan tentang testee yang bersifat individual maka diperlukan informasi pendukung dari sumber lain, terutama dari tes individual.

51 TES KECERDASAN UMUM Tes Individual Standard BINET Intelligence Scale WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence) WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale)

52 Tes Inteligensi Individual Untuk Subjek Khusus Bayley Scale of Infant Development (BISD) untuk bayi dan prasekolah VSM (Vineland Social Maturity) untuk penetapan retardasi mental SON (Snijders Omen Non Verbal) untuk penderita catat pendengaran Binet dalam tulisan Braile untuk penderita catat penglihatan VMI (Visual Motorik Integration) untuk penederita catat motorik

53 Tes Inteligensi Tes Kelompok/Klasikal CFIT (Culture Fair Intelligence Test) CPM (Coloured Progressive Matrices) SPM (Standard Progressive Matrices) APM (Advance Progressive Matrices) TIKI (Tes Inteligensi Kolektif Indonesia) IST (Intelegenz Struktur Test) TIU (Tes Inteligensi Umum) TKD (Tes Kemampuan Diferensial) TINTUM (Tes Inteligensi Umum)

54 TES DAYA KREATIVITAS Diperkenalkan oleh Thurstone (1951) Perbedaan Tes Kreativitas dan Tes Kecerdasan: Tes Kreativitas menekankan pada cara berpikir induktif dan kelancaran penyampaian ide-ide Mengukur kemampuan DIVERGEN sedangkan pada tes inteligensi yang diukur adalah kemampuan berpikir KONVERGEN

55 Bentuk Tes Kreativitas TORRANCE Menyempurnakan Gambar UTAMI MUNANDAR TEs Kreativitas Verbal Tes Kreativitas Figural

56 TES BAKAT Ada 3 kelompok tes bakat, yaitu: DAT (Differential Aptitude Test) GATB (General Aptitude Test Battery) FACT (Flanagan Aptitude Classification Test)

57 Differential Aptitude Test (DAT) Disusun oleh Bennet, Seashore dan Wesman (1952) Meliputi 8 tes: Verbal Reasoning Numerical Ability Abstract Reasoning Mechanical Reasoning Space Reasoning Clerical Speed Accuracy Language Usage: Spelling Language Usage: Sentences

58 GATB (General Aptitude Test Battery) Dikembangkan oleh United States Employment Services (1947) GATB disusun oleh Charles E. Odell Mengukur 9 kemampuan yang menggunakan 12 tes terpisah Analisa faktor : GATB tediri dari 3 faktor utama yaitu : 1. Faktor Kognitif : Aptitude General, verbal, numerik 2. Faktor Perseptual: Aptitude spatial, Form Perception, clerical. 3. Faktor Psikomotor : Aptitude motor coordination, Finger dexterity & Manual dexterity

59 Kesembilan bakat yang diungkap oleh GATB 1. G : General Learning Ability 2. V : Verbal Aptitude 3. N : Numerical Aptitude 4. S : Spatial Aptitude 5. P : Form Perception 6. Q : Clerical Perception 7. K : Motor Coordination 8. F : Finger Dexterity 9. M : Manual Dexterity

60 12 Tes GATB No Tes Waktu Skor Max. Formula 1 Name Comparison B 2 Computation 6 50 B 3 Three Dimensional Space 6 40 B 4 Vocabulary 6 60 B 5 Tool Matching 5 49 B 6 Arithmatic Rreasoning 7 25 B 7 Form Matching 6 60 B 8 Mark Matching B 9 Place 45 - B 10 Turn 90 - B 11 Assemble 90 - B 12 Disassemble 60 - B

61 FACT (Flanagan Aptitude Classification Test) Tes ini disusun oleh J. C. Flanagan dari USA. Tujuannya : mendapatkan sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang pada tugastugas tertentu. FACT digunakan : sebagai alat bantu untuk memprediksi keberhasilan kerja berdasarkan bakat. Perencanaan program latihan dalam rangka konseling pekerjaan (bimbingan karier). sebagai alat seleksi dan penempatan karyawan. Membantu perencanaan pendidikan berdasarkan pengembangan bakat. FACT terdiri dari 14 tes yang dicetak dalam buku terpisah, dan tes dapat digunakan secara terpisah.

62 14 Sub tes FACT FACT 1 : Inspection FACT 2 : Coding FACT 3 : Memory FACT 4 : Precision FACT 5 : Assembly FACT 6 : Scales FACT 7 : Coordination FACT 8 : Judgement & Comprehention FACT 9 : Arithmatic FACT 10 : Patterns FACT 11 : Component FACT 12 : Tables FACT 13 : Mechanic FACT 14 : Expression

63 Tes Bakat Indonesia A1 A3 A5 A6 B3 C4 D4 : Pemahaman : Penalaran : Berhitung : Ungkapan (verbal) : Pola : Mekanik : Cepat Teliti

64 TES PRESTASI Berguna untuk mengukur tes prestasi sekolah dan bertujuan untuk memprediksi dan mendiagnosis Bentuk Tes Prestasi Essay Objective General Achievement Test Tes mengukur kompetensi minimum dalam ketrampilan dasar Tes untuk keperluan diagnostik, mendiagnosis hambatan tertentu Tes untuk menentukan pendidikan anak: tes kesiapan sekolah

65 Perbedaan Tes Bakat dan Tes Prestasi Tes Prestasi digunakan untuk mengukur dampak proses belajar dalam situasi yang diketahui dan kondisi terkendali, sedang tes bakat mengukur dampak hasil belajar dalam kondisi yang secara relatif tidak dikontrol dan tidak diketahui Tes bakat digunakan untuk keperluan meramalkan performance/kinerja dan prestasi seseorang dalam situasi baru Tes prestasi merupakan suatu tes untuk mengevaluasi status seseorang setelah menjalani peletihan secara lengkap

66 TES MINAT Minat adalah aspek non kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif Tes minat pertama diterbitkan pada tahun 1921 yaitu Carnegia Interest Inventory

67 Macam Tes Minat Strong Vocational Interest Blank (SVIB) tahun 1927 Saat ini terkenal dengan nama Strong Compbell Interest Inventory (SCII) Mengungkap 6 faktor minat: - Realistik - Sosial - Investigatif - Enterprising - Artistik - Konvensional

68 Kuder Preference Survey (KPS) tahun 1939 Tes ini terdiri dari berbagai macam bentuk antara lain: Kuder Preference Record Vocational (KPR-V) Kuder General Interest Survey (KGIS) Kuder Occupational Interest Survey (KOIS) Penerapan Tes Minat Konseling karir Konseling pekerjaan Penjurusan siswa

69 Kuder Preference Record Vocational (KPR- V) Menyajikan 10 macam pekerjaan yang luas: Lapangan (out door) Mekanik Komputasi Ilmiah (scientific) Persuasif Artistik Sastra (literacy) Musik Pelayanan Sosial Sekretaris

70 Kuder General Interest Survey (KGIS) Merupakan revisi dan perluasan KPR- V dikarenakan khusus untuk siswa SD kelas 6 samapai dengan SMU kelas 3

71 Kuder Occupational Interest Survey (KOIS) Merupakan versi yang lebih baru KOIS megandung 126 kelompok pekerjaan yang spesifik dengan 48 major (setingkat dengan program studi di PT)

72 TES KEPRIBADIAN Berdasarkan teknik pengungkapannya alat tes kepribadian dipilah menjadi 2 yaitu: Teknik Proyeksi Teknik Non Proyeksi

73 Teknik Proyeksi Tes Proyeksi Verbal SSCT (Sacs Sentences Completion Test) Tes Proyeksi Non Verbal TAT (Thematic Apperception Test) CAT (Children Apperception Test) Rorschach Tes Grafis (DAP, BAUM, HTP) Tes Wartegg

74 Teknik Non Proyeksi Bentuk Inventory ataupun Skala EPPS (Edward Personal Preference Schedule) 16 PF (16 Factor Personality) MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) BDI (Beck Depression Inventory) NSQ (Neuroticism Scale Questionnaire) SOV (Study of Values) Skala Konsep Diri (Tennessee Self Concept Scale) Skala Self Esteem

75 TES POLA KERJA KRAEPLIN Aspek yang diungkap Kecepatan Kerja Ketelitian Kerja Keajegan Kerja Ketahanan Kerja PAULI Aspek yang diungkap Kecepatan Kerja Ketelitian Kerja Motivasi Kerja

76 Tes Kecerdasan Umum : WAIS, Binet Tes Intelegensi : IST, CFIT, TIU, TKD Tes Bakat : DAT, GATB, FACT Tes Minat : SVIB, SCII, RMIB, Kuder Tes Kepribadian o Proyeksi : TAT, CAT, Roschah, Grafis Wartegg o Non Proyeksi : EPPS, 16 PF, MMPI Tes Pola Kerja : Kraeplin, Pauli

77 Wassalam

78 I. OBSERVASI Pengamatan sistematis yang dilakukan terhadap individu atau kelompok beserta situasi yang meliputinya Sistematis: Tujuan jelas Cara yang digunakan tepat Aspek yang diamati terencana What, Where, how and When

79 Observasi Observasi menjadi metode POKOK dalam pendekatan KUALITATIF dan menjadi metode PENDUKUNG dalam pendekatan KUANTITATIF Observasi sangat membantu untuk mendapatkan data-data yang bersifat FISIK dan NOW Behavior Episode: waktu observasi dibedakan sesuai kebutuhan atau tujuan asesmen

80 Teknik Observasi 1. Observasi Naturalistik (alamiah) & Observasi eksperimen (laboratorium) 2. Observasi Partisipan dan Non Partisipan

81 II. INTERVIEW Yaitu tatap muka antara 2 orang secara langsung yang memiliki tujuan Interviewer dan Interviewee dalam situasi dan kondisi tertentu Praktis karena tidak membutuhkan banyak alat Luwes dan Fleksibel karena dapat disesuaikan kondisi dan situasi baik dari segi bahasa, topik pembicaraan, de el el.

82 Interview Kelemahan fleksibel Interview tidak bertujuan akan sia-sia Adanya hallo effect Adanya like / dislike Subjektif Tidak efisien Biaya besar

83 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Interview Aspek INTERVIEWER Penampilan Formal / Informal Bagaimana kita menampilkan diri sehingga timbul trust pada klien Kepekaan/sensitivitas Terhadap gejala psikis yang bermakna Ex: perilaku, komunikasi, ekspresi

84 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Interview Aspek INTERVIEWEE Adanya Defence Mechanism Rasa percaya pada interviewer lebih menjamin mutu kualitas jawaban Suasana hati/mood Daya tangkap terhadap pertanyaan interviewer Ingatan/kelupaan kejadian masa lalu Perasaan tabu untuk menyatakan sesuatu

85 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Interview Aspek SITUASI SELAMA INTERVIEW Desain Ruang Privacy Klien Konsentrasi Adanya interaksi yaitu situasi sosial yang khusus Perbedaan Usia Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

86 Petunjuk Praktis Melakukan Interview Jangan bersikap mengadili menerima apapun jawaban klien Mendengarkan dengan teliti dari awal hingga akhir Bersikap kritis mengetahui kontradiksi dalam cerita klien Dapat menilai adanya gap antara informasi satu dengan yang lain ada sesuatu yang disembunyikan

87 Petunjuk Praktis Melakukan Interview Mendorong klien untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya ingin dikatakan, misal dengan pancingan kata Jangan memaksakan kehendak Jangan adu argumentasi Pada tahap akhir mendiskusikan hal yang belum jelas untuk krose cek interpretasi kita sudah sesuai dengan kondisi klien

88 III. ANGKET Interview yang sifatnya tertulis Lebih efisien tetapi banyak hal yang harus diperhatikan

89 Landasan Untuk Membuat Angket Tujuan Angket Aspek yang ingin diketahui harus jelas Pemakaian Kalimat Kalimat harus sederhana dan mudah dipahami Karakteristik Responden Kemampuan untuk membaca dan memahami kalimat (harga diri, persepsi) Angket yang sudah dibuat standar bisa menjadi alat tes psikologi

90 IV. Dokumentasi Catatan yang menerangkan keadaan seseorang atau sekelompok orang Dapat bersifat formal atau non formal Formal: dibuat oleh lembaga resmi ex: sekolah, rumah sakit Non Formal; ex: diary Metode ini biasanya tidak dipakai tunggal tetapi kombinasi tergantung situasi dan kondisi klien

91 V. TES Test is a sample of person s behavior in a standard situation Data dr perilaku ssorg pd situasi standar The sample can be systematically compared with other information sample dpt d bandingkan secara sitematis dgn informasi lainnya Metode ini dikembangkan untuk mengatasi/ mengurangi kelemahan metode yang lain Objektif/terstandard Efisien (tidak hanya masalah individual tetapi juga kelompok)

92 2 MACAM PENDEKATAN ASESMEN PENDEKATAN KUALITATIF Klinis PENDEKATAN KUANTITATIF Psikometris Statistik

93 PENDEKATAN KUALITATIF Merupakan pendekatan yang awalnya digunakan di Psikologi Disebut Klinis karena selalu dihubungkan dengan kelainan, penyakit, sesuatu yang menderita.

94 Ciri Utama Pendekatan Kualitatif Pendekatan selalu perorangan (kasuistik) dengan asumsi bahwa Tidak ada 2 orang yang sama (individual differences) Cara yang digunakan untuk mengetahui atau menarik kesimpulan adalah dari apa yang ada pada seseorang tersebut dan sifatnya sangat khusus Pemahaman diperoleh dengan memahami fenomena/gejala kejiwaannya (fenomenologis)

95 Proses Asesmen Pendekatan Kualitatif 1. Pengumpulan Data 2. Analisis Data hubungan antar data 3. Kesimpulan hasil. Proses ini sangat tergantung intuisi (kepekaan), pengalaman dan teori yang dikuasai oleh psikolog TIDAK ADA PENGUKURAN

96 Kritik Utama Pendekatan Kualitatif Bersifat SUBJEKTIF Tergantung kemampuan psikolog dalam menangkap gejala tersebut. Kecermatan Kepekaan KURANG ILMIAH

97 Lahirnya Pendekatan Kuantitatif Kelemahan pada pendekatan kualitatif memacu penciptaan alat ukur yang CERMAT dan OBJEKTIF Pertanyaan TERSTANDARD dan digunakan statistik untuk mengetahui VALIDITAS dan RELIABILITAS Setelah ada alat ukur, Psikologi mengalami kemajuan karena analisa bisa lebih cermat Pendekatan ini disebut Pendekatan KUANTITATIF

98 PENDEKATAN KUANTITATIF Disebut juga pendekatan PSIKOMETRIS atau STATISTIK Menitikberatkan pada penggunaan alat ukur (tes psikologi) Kelemahan Karena penggunaannya lebih Praktis dan Mudah sehingga cenderung KURANG CERMAT

99 Syarat Tester dapat Melakukan Tes dengan Cermat Tester dapat memilih dan menentukan jenis tes yang sesuai dengan kasus / subjek Masing-masing alat tes memiliki kelebihan. kelemahan dan kesamaan tujuan sehingga tester harus memahami alat tes tersebut Banyak tes IMPOR, tester harus tahu proses pembuatan tes tersebut Manual Tes Tester punya ketrampilan untuk menggunakan alat tes tersebut Dari mulai administrasi Skoring Interpretasi Perlu latihan berkali-kali, terutama untuk tes individual

100 PENDEKATAN KOMPLEMENTER Melakukan PENGGABUNGAN pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif Keuntungan Cermat dalam memperoleh data Teliti dalam pengamatan individual Waktu lebih singkat Ada ahli yang mempertentangkan kedua pendekatan ini dalam 2 kutub yang berbeda

101 Pengambilan Keputusan Dalam kehidupan sehari-hari sering harus diambil sutu keputusan Individual/Non Formal Kelompok/Formal/Kelembagaa Hasil asesmen psikologis merupakan salah satu pertimbangan untuk pengambilan keputusan

102 Peranan Psikolog Melakukan asesmen Melakukan analisis Melakukan pengambilan keputusan Melakukan intervensi Peranan psikolog untuk pengambilan keputusan individu LEBIH BERAT daripada keputusan institusional

103 UNIT ANALISIS ASESMEN DAN INTERVENSI Level Individu Level Kelompok Level Organisasi/ Sistem

104 Pendidikan Profesi Untuk itu tidak hanya diperlukan pengetahuan (knowledge) tetapi diperlukan pengalaman-pengalaman Kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan asesmen sampai dengan intervensi diatur dalam Kode Etik Psikologi.

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG TES BAKAT & MINAT DEFINISI BAKAT & TES BAKAT Suatu Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yg menunjukkan kapasitias seseorang untuk menguasai

Lebih terperinci

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si TES BAKAT Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Bakat Suatu Kombinasi dari serangkaian karakteristik kemampuan individu untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, atau serangkaian

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS Instruksi Umum pengantar psikotes 0000-97,000 lembar a. DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS (Berlaku mulai Juni 00) Army Alpha Intelligence Test a. Instruksi Army Alpha 00-96,000 lembar b. Formulir Army Alpha

Lebih terperinci

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik Pengantar : Tes Kelompok Tes kelompok biasanya digunakan pada bidang pendidikan, pemerintahan, industri, dan militer

Lebih terperinci

Adhyatman Prabowo, M.Psi

Adhyatman Prabowo, M.Psi Adhyatman Prabowo, M.Psi MATERI I: 1.Konsep Bakat 2.Teori Tes Bakat 3.Tes bakat & Intelegensi 4.Tes bakat & Kreativitas 5.Macam Tes Bakat: 6.Tes Bakat DAT 7.Tes Bakat GATB 8.Tes Bakat FACT 9.Keterbatasan

Lebih terperinci

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me Tes Psikologi Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk

Lebih terperinci

Pengertian Pengukuran

Pengertian Pengukuran KONSEP DASAR TES Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis Pemaknaan angka sebagai

Lebih terperinci

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR PENGANTAR TES Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes merupakan rangkaian prosedur tes dari administrasi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua... KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si.

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si. KONSEP DASAR TES Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui

Lebih terperinci

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi Company LOGO KONSEP MINAT Adhyatman Prabowo, M.Psi Nasi campur Anda suka yang mana..? Bakso Lalapan Pengantar Kekuatan objek Kuat lemahnya indra Individu yg menentukan Stimulus Individu MINAT Minat berarti

Lebih terperinci

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : ASESMEN DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari

Lebih terperinci

Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si

Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si Psikologi sebagai suatu ilmu berkembang pesat kegunaan dan manfaatnya dirasakan dalam

Lebih terperinci

5 Tes Bakat Diah Widiawati, M.Psi

5 Tes Bakat Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan yang lalu, kita membahas mengenai Inteligensi, sebagai salah satu aspek dalam diri manusia yang perlu diketahui ; dan Tes Inteligensi sebagai alat untuk mengukur inteligensi

Lebih terperinci

Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi

Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi 1. Sejarah Tes Psikologi 2. Klasifikasi Tes 3. Syarat-syarat dan definisi tes Sebenarnya, yang memulai membuat tes bukan hanya bidang psikologi saja, tapi sudah dimulai

Lebih terperinci

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd.

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: 10 eyeka13@gmail.com Fakultas PSIKOLOGI Pengantar Psikodiagnostik Tes Kepribadian EY Eka Kurniawan, M. Psi Program Studi Psikologi Definisi Suatu organisasi dinamis dalam diri individu, merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR INVENTARIS ALAT TES LABORATORIUM PSIKOLOGI

DAFTAR INVENTARIS ALAT TES LABORATORIUM PSIKOLOGI DAFTAR INVENTARIS ALAT TES LABORATORIUM PSIKOLOGI NO NAMA ALAT FUNGSI INTELEGENSI 1 WAIS Tes inteligensi usia 16 tahun ke atas, individual. 2 BINET Tes inteligensi anak usia 2-12 tahun, individual. 3 WPPSI

Lebih terperinci

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Konstruksi Alat Ukur Psikologi MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog

Lebih terperinci

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN)

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) Tiga kelompok teknik pemeriksaan (Sundberg, 1977) 1. Teknik behavioral 2. Teknik objektif 3. Teknik proyektif Teknik pemeriksaan Teknik behavioral

Lebih terperinci

Ita Juwitaningrum, S.Psi

Ita Juwitaningrum, S.Psi Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si Seorang diagnostikus tidak bebas dalam menyelenggarakan pemeriksaan psikologi banyak

Lebih terperinci

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tg; Berlaku : Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Pengantar Psikodiagnostik Kode Mata Kuliah : PSI-303 Jumlah SKS : 3 Waktu

Lebih terperinci

ASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id

ASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id ASESMEN KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari individu yang memungkinkan terjadinya gangguan

Lebih terperinci

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i.

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i. CIRI & PENGGUNAAN TES N o v i a S i n t a R, M. P s i. PENGGUNAAN TES Dari Bayi s/d Usia Lanjut Ketika bayi lahir akan segera dilakukan tes Apgar - asesmen : detak jantung, pernafasan, otot, refleks dan

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik MODUL PERKULIAHAN Pengantar Psikodiagnostik Sejarah, Pengertian, dan Kegunaan Psikodiagnostik Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616AA Mutiara Pertiwi, M.Psi

Lebih terperinci

TUJUAN ASPEK YG DIUKUR CARA MENGUKUR DESKRIPSI KEPRIBADIAN

TUJUAN ASPEK YG DIUKUR CARA MENGUKUR DESKRIPSI KEPRIBADIAN TUJUAN ASPEK YG DIUKUR CARA MENGUKUR DESKRIPSI KEPRIBADIAN TUJUAN BERBEDA STRATEGI PEMERIKSAAN BERBEDA CARA DAN METODE PEMERIKSAAN BERBEDA A. PROSES DIAGNOSTIK Janis (1969) dua proses utama dalam psikodiagnostik:

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Tes Individu Tes Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Tes Individu Tes yang diberikan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA

PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA Istilah psikodiagnostika pertama kali digunakan oleh Hermann Rorschach dalam buku terbitannya pada tahun 1921. Buku ini membahas hasil eksperimennya dengan

Lebih terperinci

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Pengukuran Aspek2 Psikologik Dalam psikodiagnostik, kepribadian individu dapat diketahui melalui: 1) Aspek2 yg dicari dalam lingkungannnya (interpsikis)

Lebih terperinci

Tes Minat dan Bakat. Disusun oleh: Andhika Anggawira., S.Psi., M.Psi., Psikolog

Tes Minat dan Bakat. Disusun oleh: Andhika Anggawira., S.Psi., M.Psi., Psikolog RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Tes Minat dan Bakat Disusun oleh: Andhika Anggawira., S.Psi., M.Psi., Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK i LEMBAR

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) TES INTELIGENSI PBPP43204 (3 SKS) SEMESTER 4 Pengampu mata kuliah: NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG 2017 1 A.

Lebih terperinci

Pengantar Psikodianostik

Pengantar Psikodianostik Modul ke: Pengantar Psikodianostik Tes Minat Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Defenisi Bimo Walgito: minat diartikan sebagai perhatian, keinginan, rasa suka

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20 TIU : Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi inteligensi dari berbagai pendekatan, serta terutama memahami konsep inteligensi dari pendekatan psikometri serta mampu melakukan asesmen parsial

Lebih terperinci

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik Overview : Pengantar Psikodiagnostik Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik Aturan dalam Kelas 1. Keterlambatan : 15 menit, setelah 15 menit tidak absen 2. HP dimatikan/ SILENT 3. Mengumpulkan tugas tepat

Lebih terperinci

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI Fak. Psikologi UMBY Tujuan Agar tenaga kesehatan dapat ; a. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan risiko terjadinya kelainan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : INVENTORI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : INVENTORI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS TIU : Mahasiswa memahami dasar diagnostik melalui tes inventory dan Pauli TIK :. Mahasiswa mengetahui sejarah permbangan beberapa tes inventory (EPPS, 6 PF, MMPI, MBTI, Kuder, RMIB, CBCL/4-8, BDI, STAI,

Lebih terperinci

Adhyatman Prabowo, M.Psi. By PresenterMedia.com

Adhyatman Prabowo, M.Psi. By PresenterMedia.com Adhyatman Prabowo, M.Psi By PresenterMedia.com Suatu proses pengukuran melalui beberapa cara / teknik yg dikombinasikan untuk menganalisa dan memprediksi kemampuan, kepribadian, dan perilaku individu saat

Lebih terperinci

IFA H. MISBACH, PSIKOLOG JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

IFA H. MISBACH, PSIKOLOG JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Metode Dasar Assessment Wawancara Observasi IFA H. MISBACH, PSIKOLOG JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Wawancara : Keterampilan dasar yang perlu dikuasai klinisi Wawancara sangat penting

Lebih terperinci

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) Pendahuluan Diawali oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes Binet (1937)

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES INTELIGENSI, TES BAKAT, DAN TES MINAT

KONSEP DASAR TES INTELIGENSI, TES BAKAT, DAN TES MINAT KONSEP DASAR TES INTELIGENSI, TES BAKAT, DAN TES MINAT TES INTELIGENSI adalah Tes yang mengukur kemampuan/kecerdasan secara umum Macam-macam TI : WAIS-Weschler Adult Intelligence Scale WISC-Weschler Intelligence

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI TES: suatu metoda untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku ( Sundberg, 1977) BAKU BAKU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PERKULIAHAN 3: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI

PERKULIAHAN 3: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI PERKULIAHAN 3: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI 1. Taksonomi Bloom Bloom dan kawan-kawan membagi tujuan pendidikan ke dalam tiga daerah (domain), yaitu daerah kognitif (cognitive domain),

Lebih terperinci

Observasi dan Wawancara

Observasi dan Wawancara Observasi dan Wawancara Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Rizka Putri Utami, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Observasi Suatu cara pengumpulan data dg melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai

Lebih terperinci

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak PROBLEMA DALAM MENERAPKAN TES INTELIGENSI dan IQ MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini tes Psikologi bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MPB 6207 TES INVENTORY DAN PAULI Disusun oleh: Rany Fitriany, M.Psi, Psikolog FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

24/02/2011. Psikologi Klinis. Dr. Sofia Retnowati. Measurement issues. Measurements Source of variation Classification Health measurements

24/02/2011. Psikologi Klinis. Dr. Sofia Retnowati. Measurement issues. Measurements Source of variation Classification Health measurements Pengukuran dalam Psikologi Klinis Dr. Sofia Retnowati Measurement issues Measurements Source of variation Classification Health measurements Measurement e e properties es 1 Pengertian Umum dalam Pengukuran

Lebih terperinci

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences BAKAT & INTELEGENSI BAKAT INTELEGENSI 2 Kemampuan Mental I. INTELEGENSI Sejarah Intelegensi - Wundt (Jerman) - Galton (Inggris) - Cattel (AS) Melakukan tes thd anak, dgn soal yg mudah Individual Differences

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik Tingkat pengukuran Jenis pengukuran Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan baik dari segi keilmuan dan metode pengukuran

Lebih terperinci

Psikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay

Psikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay Psikodiagnostik 1 Marcia Martha Siahay Diagnosis berasal dari Greek (jerman) yunani, yaitu Gnosis. Yang berarti knowledge From Eksprience (pengetahuan dari pengalaman) Diagnostik berarti mencari untuk

Lebih terperinci

data yang selanjutnya diikuti dengan menata, menilai, dan menafsirkan data yang terkumpul.

data yang selanjutnya diikuti dengan menata, menilai, dan menafsirkan data yang terkumpul. GLOSARIUM A Ability: Kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PENDAHULUAN Kegiatan praktikum dalam mata kuliah psikodiagnostik diperlukan sebagai upaya untuk membekali mahasiswa agar memiliki kompetensi afektif dan

Lebih terperinci

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Modul ke: DAP (Draw A Person) Fakultas PSIKOLOGI Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Program Studi Tes Proyektif SEJARAH DAP Sejarah Perkembangan Tes DAP Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Tes Inteligensi Skala Inteligensi Wechsler Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Asal Mula Tes Wechsler 1932 : merancang sebuah instrumen yang

Lebih terperinci

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi PENGUKURAN PSIKOLOGI Peristilahan Tes Penilaian Ujian Assesmen Pengukuran Evaluasi Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi Pengukuran psikologi mengandung makna diagnostik

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Hasil penelitian m buktikan t dapat kesamaan antara praktek pengajaran kuno dgn pengajaran modern dewasa ini. Hal ini diperkuat dgn beberapa pendapat yg dikemukakan

Lebih terperinci

PERSONALIA. SELEKSI Proses kegiatan pemilihan, mencari kesesuaian indv, dgn jabatan utk mencapai efisiensi dan efektivitas

PERSONALIA. SELEKSI Proses kegiatan pemilihan, mencari kesesuaian indv, dgn jabatan utk mencapai efisiensi dan efektivitas STAFFING, REKRUTMEN & SELEKSI LATAR BELAKANG SDM banyak namun lowongan sedikit The right man on the right place Tanggung jawab psikolog dalam proses rekrutmen, seleksi dan staffing Pengembangan alat tes

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UMM

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UMM SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UMM A. IDENTITAS Mata Kuliah : Asesmen Bakat dan Minat. Semester : III (Tiga) Bobot : 2 SKS Dosen : Adhyatman Prabowo, S. Psi, M.Psi, Psikolog e-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan sekarang ini menghadapkan individu pada situasi yang penuh persaingan. Situasi kehidupan ini selain memberi dampak yang positif tetapi juga memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penggunaan tes psikologi semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kegunaan tes. Masyarakat kian menyadari bahwa tes

Lebih terperinci

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk]

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Buat agan2 yang mw ngelamar kerja, ni ane dapat bocoran dari teman ane yang staff HRD dari perusahaan ternama. Dia mau bocorin gimana tips

Lebih terperinci

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor Intelegensi Kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk Mempelajari pengalaman baru Menalar dengan baik Menyelesaikan masalah dengan efektif Seberapa baik seorang individu memanfaatkan kemampuan kognitif

Lebih terperinci

ASSESMEN PSIKOLOGIS. Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. Oleh : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ASSESMEN PSIKOLOGIS. Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. Oleh : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ASSESMEN PSIKOLOGIS Oleh : Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA RASIONAL STANDAR KOMPETENSI KONSELOR A. MEMAHAMI SECARA MENDALAM KONSELI YANG HENDA DILAYANI B. MENGUASAI

Lebih terperinci

RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH

RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH PENDAHULUAN Data primer dapat berupa data yang sifatnya kualitatif maupun kuantitatif Kapanpun sebuah masalah ditangani, riset kuantitatif harus didahului oleh riset

Lebih terperinci

Dalam penanganan pasien perlu memperhatikan dua aspek: raga dan jiwa atau jasmani dan rohani

Dalam penanganan pasien perlu memperhatikan dua aspek: raga dan jiwa atau jasmani dan rohani KDP Perkembangan ilmu akibat pertumbuhan dan fenomena dari ilmu pengetahuan alamiah Utk mengetahui ilmu pengetahuan alamiah, perlu ilmu pengetahuan perilaku (psikologi dan sosiologi) Dalam penanganan pasien

Lebih terperinci

EPPS. EPPS-Kusrohmaniah

EPPS. EPPS-Kusrohmaniah EPPS EPPS-Kusrohmaniah Tes kepribadian Teknik proyeksi tidak terstruktur : Rorschach (populer awal abad 20an tapi lalu menurun popularitasnya) Teknik terstruktur : misal self-report inventories dan behavioral

Lebih terperinci

RMIB ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK

RMIB ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK RMIB ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK (RMIB) LATAR BELAKANG Disusun pertama kali oleh Rothwell pada tahun 1947 9 kategori dari jenis pekerjaan yang ada. 1950 Diperluas menjadi

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI Ursa Majorsy 1. T E S P S I K O L O G I Istilah tes atau psikotes digunakan bidang psikologi kurang tepat dalam TES = berasal dari kata Testum (mangkuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN. Fakultas Teknik Elektro 1

METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN. Fakultas Teknik Elektro 1 METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN 1 Pengertian Metodologi Penelitan Tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. 2 JENIS-JENIS PENELITIAN TUJUAN METODE TINGKAT EKSPLANASI ANALISIS & JENIS

Lebih terperinci

PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan s

PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan s PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAKAT & INTELEGENSI. Cattel m coba menemukan perbedaan2 individu dlm hal: - ketajaman sensoris (indra) - kekuatan otot 10 aspek - kemampuan mental

BAKAT & INTELEGENSI. Cattel m coba menemukan perbedaan2 individu dlm hal: - ketajaman sensoris (indra) - kekuatan otot 10 aspek - kemampuan mental BAKAT & INTELEGENSI II. BAKAT Menurut Crow & Crow Bakat Kualitas yg dimiliki oleh semua orang dlm tingkat yg beragam / keunggulan khusus dlm bidang perilaku t tentu. Cattel m coba menemukan perbedaan2

Lebih terperinci

RPS Mata Kuliah Diagnostik Industri Program Studi Psikologi Halaman 1 dari 10

RPS Mata Kuliah Diagnostik Industri Program Studi Psikologi Halaman 1 dari 10 RPS Mata Kuliah Diagnostik Industri Program Studi Psikologi Halaman 1 dari 10 Minggu Kemampuan Akhir yang Diharapkan Bahan Kajian (Materi Ajar) Bentuk Pembelajaran Kriteria/Indikat or Penilaian Bobot Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Terdapat banyak cara untuk mempelajari perilaku manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07 MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 07 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract

Lebih terperinci

MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara)

MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara) MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara) PETA KOGNITIF PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani Menyelenggarakan Bimbingan

Lebih terperinci

Self-Report Personality Inventories. Kuliah 13 PD I

Self-Report Personality Inventories. Kuliah 13 PD I Self-Report Personality Inventories Kuliah 13 PD I Pengantar Personality test : instrument yang digunakan untuk mengukur emosi, motivasi, hubungan interpersonal, dan sikap dari seorang individu. Self report

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inventori. Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya. Fakultas Psikologi. Irma H. Aliyyah, M.Psi.

Modul ke: Tes Inventori. Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya. Fakultas Psikologi. Irma H. Aliyyah, M.Psi. Modul ke: 01 Oleh: Fakultas Psikologi Tes Inventori Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya Irma H. Aliyyah, M.Psi. Program Studi Psikologi Kontrak Belajar, Definisi Tes Inventori, Kegunaan,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PBPP72208 Tes Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

KURIKULUM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SURABAYA

KURIKULUM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SURABAYA KURIKULUM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SURABAYA MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI A. IDENTITAS PROGRAM STUDI Program Magister Psikologi Profesi Universitas Surabaya didirikan tahun 2004. Pendirian Program

Lebih terperinci

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th.

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th. TES INTELIGENSI Tes inteligensi Wechsler WISC WISC Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th. 1949 Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th. Verbal test 6 sub tes (diberikan 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Minat sebagai suatu aspek kejiwaan

Lebih terperinci

Jadi, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari/ mencari tahu masalah perilaku yang muncul

Jadi, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari/ mencari tahu masalah perilaku yang muncul Psikodiagnostik 1 Diagnosis berasal dari Greek (jerman) yunani, yaitu Gnosis. Yang berarti knowledge From Eksprience (pengetahuan dari pengalaman) Diagnostik berarti mencari untuk mengalami suatu pengetahuan/mencari

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PBPP62206 Tes Grafis dan Wartegg Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA IV : TES GRAFIS Praktikan hadir 10 menit sebelum

Lebih terperinci

A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop

A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop BAB III Berkembangnya proyektif sbg protes terhadap teori yang bersifat Strukturalism & Behaviorism, yang memandang manusia sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. 1 A. Klasifikasi Pendekatan Menurut

Lebih terperinci

INTELIGENSI. Kuliah 6 Psikodiagnostik

INTELIGENSI. Kuliah 6 Psikodiagnostik INTELIGENSI Kuliah 6 Psikodiagnostik PENGANTAR Kita sering dengar bahwa kebanyakan tes psikologi adalah mengukur inteligensi Sebenarnya, apa sih yang diukur? Ternyata, tes-tes yang menamakan tes inteligensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas subtes EAS 4 Kecepatan

Lebih terperinci

Analisis Jabatan. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Analisis Jabatan. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Analisis Jabatan Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA S I L A B I : Ke Topik Pembahasan 1 Pendahuluan 2 Pengertian Anajab 3 Tujuan, Manfaat, Fungsi 4 Pendekatan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARISGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JUDUL MATA KULIAH KODE MATA KULIAH/SKS DESKRIPSI SINGKAT : Tes Inteligensi & Bakat : TIB 243/3 SKS : Mata kuliah ini membahas hakekat dan konsepkonsep dasar inteligensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

SKALA PSIKOLOGI. Wahyu Widhiarso

SKALA PSIKOLOGI. Wahyu Widhiarso SKALA PSIKOLOGI Wahyu Widhiarso ELEMEN dalam Skala Psikologi SKALA- seperangkat nomor yang digunakan untuk menjelaskan konstrak psikologis INSTRUMENT- alat yang dipakai untuk menjalakan operasi pengukuran

Lebih terperinci

C. Teknik-teknik Gambar

C. Teknik-teknik Gambar C. Teknik-teknik Gambar 1. Thematic Apperception Test (TAT) Dikembangkan oleh Henry Murray Stimulusnya lebih terstruktur dan meminta respon verbal yang lebih kompleks & terorganisasi secara bermakna Terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya manusia

Lebih terperinci

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Modul ke: Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Konsep Dasar Observasi dan Wawancara Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi.Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Kontrak Perkuliahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENILAIAN PEMBELAJARAN (SMP / SMA) OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 KONSEP DASAR PENILAIAN PENILAIAN PENDIDIKAN: KEGIATAN MENILAI YG TERJADI DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN PENILAIAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PBPP33211 Psikodiagnostik I Disusun oleh: Ummil Khairiyah, M.Psi, Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci