PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG"

Transkripsi

1 PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

2 TES BAKAT & MINAT

3 DEFINISI BAKAT & TES BAKAT Suatu Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yg menunjukkan kapasitias seseorang untuk menguasai suatu pengetahuan khusus, keterampilan atau serangkaian respon yang terorganisir.

4 BAKAT MENURUT AHLI Fudyartanta bakat adalah kemampuan yg menonjol atau istimewa daripada yg lain, baik secara intelektual (teori) maupun praktikal, yg menduduki posisi kualitas yg tinggi. Sukardi suatu kondisi atau kualitas yg dimiliki individu yg memungkinkan individu tsb u/ berkembang pada masa yg akan datang

5 KESIMPULAN Bakat adalah kemampuan khusus yg berkembang secara istimewa atau menonjol, dibandingkan dgn kemampuan2 yg lain. Bakat seseorang dapat diukur dgn tes bakat.

6 TES BAKAT Tes yg dirancang u/ mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis aktivitas Chaplin (2002), tes bakat adalah satu seri tugas2 yg dibakukan, diberikan u/ membuat perkiraan kuantitatif kemampuan seseorang yg menguntungkan dirinya lwt latihan.

7 Tes2 bakat tsb dipakai u/ mengukur prestasi yg akan dicapai di kemudian harinya sedangkan tes prestasi (achivement tests) mengukur kemampuan yg dicapai pd saat sekarang

8 SEJARAH PERKEMBANGAN TES BAKAT Adanya kesadaran dari psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur aspek tertentu dari inteligensi, dalam hal ini, tdk semua fungsi terwakili karena cakupannya yg agak terbatas.

9 Perkembangan Bakat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu faktor genetik, lingkungan & nilai. Nilai yg dimaksud disini adalah bagaimana cara seseorang memberi makna thd pekerjaan yg menjadi bakatnya.

10 CAKUPAN & TUJUAN TES BAKAT Tes bakat adalah tes kemampuan khusus. Disebut juga tes perbedaan individual, tes yang terpisah. Karena bakat menunjukkan keunggulan/keistimewaan kemampuan khusus tadi, maka tes bakat juga dapat disebut tes batas kemampuan atau tes kekuatan kemampuan.

11 CAKUPAN & TUJUAN TES BAKAT... Bakat dapat dikur dgn tes bakat. Tes ini tidak dilakukan tanpa tujuan, melainkan memiliki tujuan tertentu, yaitu u/ diagnostik & prediksi, Tujuan diagnostik adalah dgn mengetahui bakat yg dimiliki seseorang, maka dapat dipahami potensi yg dimilikinya. Tujuan prediksi adalah u/ memprediksi kemungkinan kesuksesan atau kegagalam seseorang dlm bidang tertentu dimasa yg akan datang.

12 CAKUPAN & TUJUAN TES BAKAT... Prediksi meliputi seleksi, penempatan & klarifikasi. Dimana prediksi yg menjembatani antara potensi seseorang dgn persyaratan yg dituntut oleh suatu lembaga.

13 TUJUAN LAIN DARI TES BAKAT 1. Mengukur kemampuan khusus seseorang 2. Mengukur potensi seseorang (ex: SAT) 3. Mengukur prestasi kemampuan kerja seseorang (ex: FACT) 4. Sebagai pelengkap tes inteligensi

14 FAKTOR YG DIUNGKAP DALAM TES BAKAT 1. Kemampuan verbal, yaitu kemampuan memahami & menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan 2. Kemampuan numerical, yaitu kemampuan ketepatan & ketelitian memecahkan problem aritmatika atau konsep dasar berhitung 3. Kemampuan spatial, yaitu kemampuan merancang suatu benda secara tepat

15 FAKTOR YG DIUNGKAP DALAM TES BAKAT Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan mengamati & memahami gambar 2 dimensi mjd bentuk 3 dimensi. 5. Kemampuan reasoning, yaitu kemampuan memecahkan suatu masalah 6. Kemampuan mekanik, yaitu kemampuan memahami 2 konsep mekanik & fisika 7. Kemampuan memory, yaitu kemampuan mengingat

16 FAKTOR YG DIUNGKAP DALAM TES BAKAT 8. Kemampuan clerical, yaitu kemampuan bekerja di bidang administrasi 9. Kemampuan kreativitas, yaitu kemampuan menghasilkan sesuatu yg baru & menunjukkan hal yg tidak biasa/istimewa 10.Kecepatan kerja, yaitu kemampuan bekerja secara cepat, terutama u/ pekerjaan yg rutin 11.Ketelitian kerja, yaitu kemampuan bekerja secara teliti 12.Ketahanan kerja, kemampuan bekerja secara konsisten

17 KETERBATASAN DALAM TES BAKAT Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yg ditunjukkan o/ sampel butir tes Standarisasi tes bergantung pada keadaan sampel standarisasi. Dgn demikian perkembangan budaya & kemajuan teknologi akan mempengaruhi validasi tes Reliabilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dgn satu, yg berarti bahwa tes lebih satu kali pd individu yg sama tdk akan menunjukkan hasil yg sama persis

18 KETERBATASAN DALAM TES BAKAT Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologis seseorang secara komprehensif u/ tujuan diagnosis & prediksi akan lebih akurat jika dilakukan pengukuran aspek secara komprehensif.

19 JENIS-JENIS TES BAKAT 1. Verbal, petunjuknya menggunakan kata2. ex: FACT, DAT, DATB 2. Non-verbal, tes bakat yg lebih menggunakan kemampuan motorik daripada verbalisasi. ex: kraeplin, pin board, Pauli performance test

20 TES BAKAT BERDASARKAN SIFATNYA 1. Umum: mengukur ability yg mengarah ke IQ tapi bersifat spesifik. Ex: SAB, FACT, DATB 2. Khusus: mengukur kemampuan sensori (artistik, musik, dsb). Ex: kraeplin, pin board, Pauli performance test

21 Norma tes ini pada umumnya berdasarkan usia & jenis kelamin. Namun diberlakukan norma khusus yaitu norma yg disesuaikan dgn kondisi lingkungan testee. Ex: dlm klp tester yg sangat besar, lebih baik dibuat norma khusus, & norma tsb valid hanya u/ klp tsb

22 PENGELOMPOKKAN LAIN TES BAKAT 1. Kelompok single test, yaitu tes bakat yg terdiri dari satu jenis tes & pada umumnya mengungkap kemampuan khusus yg dimiliki seseorang, antara lain: 1) Tes sensory, misalnya tes ketajaman visual 2) Tes klerikal 3) Tes artistik, yg mengungkap bakat seni. Misalnya tes gambar

23 PENGELOMPOKKAN LAIN TES BAKAT 4) Tes kreativitas 5) Tes motorik dexterity 6) Tes kraeplin, Pauli 2. Kelompok battery test, yaitu rangkaian bermacam2 tes dapat berdiri sendiri, tidak harus digunakan secara keseluruhan. Ex: FACT

24 Tes Seri Multiple Bakat Munculnya teknis analisis faktor dalam berbagai penelitian berdasarkan teori kecemasan, teori kecerdasan, teori kelompok faktor & struktur intelek, hasilnya mempunyai pengaruh besar dalam penyusunan tes bakat, termasuk tes multiple bakat.

25 Tes Seri Multiple Bakat Tes seri multiple bakat adalah sejumlah tes yg dipakai u/ mengukur berbagai macam bakat. Jenis ini tidak hanya mengukur satu macam bakat saja, tetapi dapat menjaring berbagai macam bakat pada banyak subjek.

26 Jenis Tes Seri Multiple Bakat 1. Differensial Aptitude Test (DAT) 2. General Aptitude Test Battery (GATB) 3. Flanagan Aptitude Classification Test (FACT) 4. Academic Promise Test (APT) 5. Flanagan Industry Test (FIT) 6. Guilford Zimmerman Aptitude Survey 7. Nonreading Aptitude Test Battery (NATB), 1969ed

27 TES GATB (General Aptitude Test Battery)

28 TES GATB Diciptakan o/ Charles E. Odell dari United States Employment Service (USES) u/ digunakan o/ konselor2 pekerjaan di kantor2 pelayanan pekerjaan negara. Meliputi 12 tes; 4 tes membutuhkan alat sederhana, 8 tes hanya menggunakan kertas & pensil Durasi 2,5 jam

29 TES GATB Menghasilkan skor pada sembilan faktor & pada tiga ukuran komposit utama yg ditarik pada faktor2 itu (Anastasia, 1997).

30 APTITUDE DALAM GATB 1. Aptitude G : intelligence disebut juga dengan Kemampuan Belajar Umum yang merupakan kemampuan u/ menangkap & mengerti prinsip2; kemampuan u/ penalaran & membuat keputusan. Erat hubungannya dengan keberhasilan di sekolah.

31 APTITUDE DALAM GATB 2. Aptitude V : Verbal Aptitude (vocabulary sub tes 4). Disebut juga Kemampuan Verbal yaitu kemampuan u/ mengerti arti dari beberapa kata & mempergunakannya dengan efektif. Kemampuan u/ mengerti bahasa secara konprehensif, mengenai hubungan antar kata & mengerti arti keseluruhan kalimat & paragraf.

32 APTITUDE DALAM GATB 3. Aptitude N : Numerical Aptitude (Computation sub tes 2 & Arithmatic Reason sub tes 6). Disebut juga kemampuan numerik yaitu kemampuan u/ melakukan operasi2 angka2 secara cepat & tepat

33 APTITUDE DALAM GATB 4. Aptitude S : Spatial (Three Dimentional Space sub tes 3) Disebut juga kemampuan ruang u/ menangkap objek 3 dimensi. Kemampuan u/ mengingat hubungan yg dihasilka dari gerakan objek dalam suatu ruang.

34 APTITUDE DALAM GATB 5. Aptitude P : Form Perception (Tool Matching sub tes 5 & Form Matching sub tes 7) disebut juga persepsi bentuk yaitu kemampuan u/ melihat bagian2 dari suatu benda, gambar & grafik. Kemampuan u/ membuat perbandingan & perbedaan secara visual & melihat perbedaan yg nyata pada bentuk atau bayangan dari suatu figur & panjang lebar suatu garis.

35 APTITUDE DALAM GATB 6. Aptitude Q : Clerical perception (Name Comparation sub tes 1) Disebut persepsi klerikal yaitu kemampuan u/ mengungkap objek2 klerikal (angka & huruf). Kemampuan persepsi thd komputasi secara sepintas.

36 APTITUDE DALAM GATB 7. Aptitude K : Motor Coordination (Mark Making sub tes) Disebut juga koordinator motor yaitu kemampuan u/ mengkoordinasikan gerakan2 organ mata, tangan, atau jari2 dgn terampil & teliti dalam gerakan yg cepat & tepat

37 APTITUDE DALAM GATB 8. Aptitude F : Finger Dexterity (Assemble sub tes 11 & Dissamble sub tes 12) Disebut juga kelincahan jari2 yaitu kemampuan gerakan jari-jemari; memanipulasi objek2 kecil dgn jari-jemari secara terampil & teliti

38 APTITUDE DALAM GATB 9. Aptitude M : Manual Dexterity (Plan sub tes 9 & Turn sub tes 10) Disebut juga kelincahan manual yaitu kemampuan u/ menggerakkan tangan dengan mudah & terampil. Kemampuan u/ bekerja dengan tangan dalam menempatkan & memindah.

39 Kombinasi 9 Aptitude GATB Menjadi 3 Faktor (John E.Hunter) a. Faktor Kognitif berisi Kemampuan Belajar Umum (G), Kemampuan Verbal (V), & Kemampuan Numerik (N) b. Faktor Perceptual berisi Kemampuan Ruang (S), Persepsi Klerikal (Q) c. Faktor Psikomotor berisi Koordinator Motor (K), kelincahan jari2 (F), & Kelincahan Manual (M).

40 Adapun Keduabelas SubTes 1. Name comparison (Tes perbandingan nama) Lama waktu mengerjakan 6 menit & skor maksimal Computation (Tes komputasi) Lama waktu mengerjakan 6 menit & skor maksimal Three dimensional space (tes tiga dimensi) lama waktu mengerjakan 6 menit & skor maksimal 40

41 4. Vocabulary (tes perbendaharaan kata) lama waktu mengerjakan 6 menit & skor maksimal Tool matching (tes mempersamakan alat) lama waktu mengerjakan 5 menit & skor maksimal Arithmatic reasoning (tes aritmatik) Lama waktu mengerjakan 7 menit & skor maksimal Form Matching (tes mempersamakan bentuk). lama waktu mengerjakan 6 menit & skor maksimal 60

42 8. Mark making (tes membuat tanda) lama waktu mengerjakan 1 menit + 20 & skor maksimal Place (tes meletakkan) terdiri dari 3 bagian & waktu mengerjakan Turn ( tes membalik) Terdiri dari 3 bagian & waktu mengerjakan Assemble (tes merakit) Waktu mengerjakan Disassemble (tes mengurai) waktu mengerjakan 60

43 Keduabelas Subtes tsb, Dapat Dikelompokkan Menjadi Dua Bagian 1. Kelompok No.1 s/d 8 merupakan tes verbal atau tes paper & pencil. Penyajiannya harus berurut dari tes nomor 1 & berakhir pada tes nomor 8 2. Kelompok No. 9 s/d 12 merupakan tes performansi. Tes ini dapat diberikan sesudah atau sebelum penyajian kelompok tes verbal.

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si TES BAKAT Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Bakat Suatu Kombinasi dari serangkaian karakteristik kemampuan individu untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, atau serangkaian

Lebih terperinci

Adhyatman Prabowo, M.Psi

Adhyatman Prabowo, M.Psi Adhyatman Prabowo, M.Psi MATERI I: 1.Konsep Bakat 2.Teori Tes Bakat 3.Tes bakat & Intelegensi 4.Tes bakat & Kreativitas 5.Macam Tes Bakat: 6.Tes Bakat DAT 7.Tes Bakat GATB 8.Tes Bakat FACT 9.Keterbatasan

Lebih terperinci

5 Tes Bakat Diah Widiawati, M.Psi

5 Tes Bakat Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan yang lalu, kita membahas mengenai Inteligensi, sebagai salah satu aspek dalam diri manusia yang perlu diketahui ; dan Tes Inteligensi sebagai alat untuk mengukur inteligensi

Lebih terperinci

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik Pengantar : Tes Kelompok Tes kelompok biasanya digunakan pada bidang pendidikan, pemerintahan, industri, dan militer

Lebih terperinci

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita

Lebih terperinci

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) Pendahuluan Diawali oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes Binet (1937)

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Aplikasi Penggunaa Tes Psikologi (Pendidikan & Pekerjaan) Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Aplikasi

Lebih terperinci

TES INTELLIGENSI. NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG, CH, CHt, M.NLP

TES INTELLIGENSI. NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG, CH, CHt, M.NLP TES INTELLIGENSI NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG, CH, CHt, M.NLP INTELIGENSI, APAKAH ITU? Adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si.

KONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si. KONSEP DASAR TES Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua... KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Tes Individu Tes Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Tes Individu Tes yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Konstruksi Alat Ukur Psikologi MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI TES: suatu metoda untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku ( Sundberg, 1977) BAKU BAKU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik Tingkat pengukuran Jenis pengukuran Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan baik dari segi keilmuan dan metode pengukuran

Lebih terperinci

PSIKOLOGI INDUSTRI. Berbagai Kemampuan Manusia. Agus Riyanto,M.T Bandung, Psikologi Industri 1

PSIKOLOGI INDUSTRI. Berbagai Kemampuan Manusia. Agus Riyanto,M.T Bandung, Psikologi Industri 1 PSIKOLOGI INDUSTRI Berbagai Kemampuan Manusia Agus Riyanto,M.T Bandung, 2007 Psikologi Industri 1 Berbagai Kemampuan Manusia Pengantar Kemampuan dasar manusia Kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan

Lebih terperinci

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR PENGANTAR TES Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes merupakan rangkaian prosedur tes dari administrasi

Lebih terperinci

Pengertian Pengukuran

Pengertian Pengukuran KONSEP DASAR TES Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis Pemaknaan angka sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 57 /MENHUT-II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 57 /MENHUT-II/2007 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 57 /MENHUT-II/2007 TENTANG NAMA JABATAN DAN URAIAN JABATAN STRUKTURAL DAN NON STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah penampilan fisik yang diakibatkan karena adanya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah penampilan fisik yang diakibatkan karena adanya BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Nutrisi 2.1.1. Definisi status nutrisi Status nutrisi adalah penampilan fisik yang diakibatkan karena adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran nutrisi, terlihat

Lebih terperinci

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas subtes EAS 4 Kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tinggi rendahnya

Lebih terperinci

BAKAT & INTELEGENSI. Cattel m coba menemukan perbedaan2 individu dlm hal: - ketajaman sensoris (indra) - kekuatan otot 10 aspek - kemampuan mental

BAKAT & INTELEGENSI. Cattel m coba menemukan perbedaan2 individu dlm hal: - ketajaman sensoris (indra) - kekuatan otot 10 aspek - kemampuan mental BAKAT & INTELEGENSI II. BAKAT Menurut Crow & Crow Bakat Kualitas yg dimiliki oleh semua orang dlm tingkat yg beragam / keunggulan khusus dlm bidang perilaku t tentu. Cattel m coba menemukan perbedaan2

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id WAIS-R Verbal Information Digit Span Vocabulary Arithmetic

Lebih terperinci

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Pengukuran Aspek2 Psikologik Dalam psikodiagnostik, kepribadian individu dapat diketahui melalui: 1) Aspek2 yg dicari dalam lingkungannnya (interpsikis)

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2 DASAR PERILAKU INDIVIDU Dasar-dasar perilaku individu akan

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Tes Inteligensi Skala Inteligensi Wechsler Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Asal Mula Tes Wechsler 1932 : merancang sebuah instrumen yang

Lebih terperinci

PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER DIKLIK UNTUK DAPAT MENDENGAR SUARA SN PERILAKU ORGANISASI 2

PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER DIKLIK UNTUK DAPAT MENDENGAR SUARA SN PERILAKU ORGANISASI 2 PERILAKU ORGANISASI DISUSUN OLEH: ASTADI PANGARSO, S.T., MBA RENNY RENGGANIS, S.E., MSM PRODI S1 ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 2 Dasar Dasar Perilaku Individu 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang unik, tidak ada seorang individu yang sama persis dengan individu yang lain. Salah satunya adalah dalam hal kecepatan dan kemampuan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2 DASAR PERILAKU INDIVIDU Dasar-dasar perilaku individu akan

Lebih terperinci

INTELIGENSI. Pertemuan pertama

INTELIGENSI. Pertemuan pertama INTELIGENI Pertemuan pertama Materi Perbedaan Inteligensi dan IQ Pengertian Inteligensi Pendekatan Inteligensi Teori-teori Inteligensi Manfaat T I U etelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak PROBLEMA DALAM MENERAPKAN TES INTELIGENSI dan IQ MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak bisa

Lebih terperinci

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me Tes Psikologi Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk

Lebih terperinci

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i.

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i. CIRI & PENGGUNAAN TES N o v i a S i n t a R, M. P s i. PENGGUNAAN TES Dari Bayi s/d Usia Lanjut Ketika bayi lahir akan segera dilakukan tes Apgar - asesmen : detak jantung, pernafasan, otot, refleks dan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES INTELIGENSI, TES BAKAT, DAN TES MINAT

KONSEP DASAR TES INTELIGENSI, TES BAKAT, DAN TES MINAT KONSEP DASAR TES INTELIGENSI, TES BAKAT, DAN TES MINAT TES INTELIGENSI adalah Tes yang mengukur kemampuan/kecerdasan secara umum Macam-macam TI : WAIS-Weschler Adult Intelligence Scale WISC-Weschler Intelligence

Lebih terperinci

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut: Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes IST sangat familiar digunakan oleh birobiro psikologi saat ini. Untuk mengetahuil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan tolak ukur yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran dari proses belajarnya yang diukur

Lebih terperinci

Tes Inteligensi. Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi. Yenny, M.Psi. Psikolog.

Tes Inteligensi. Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Tes Inteligensi Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 59 /MENHUT-II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 59 /MENHUT-II/2007 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 59 /MENHUT-II/2007 TENTANG NAMA JABATAN DAN URAIAN JABATAN STRUKTURAL DAN NON STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) pertama kali diperkenalkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini masih banyak siswa SMA yang bingung dan ragu untuk menentukan program studi di perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Azwar (013:5) metode kuantitatif adalah metode yang menekankan

Lebih terperinci

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences BAKAT & INTELEGENSI BAKAT INTELEGENSI 2 Kemampuan Mental I. INTELEGENSI Sejarah Intelegensi - Wundt (Jerman) - Galton (Inggris) - Cattel (AS) Melakukan tes thd anak, dgn soal yg mudah Individual Differences

Lebih terperinci

Struktur Kurikulum..

Struktur Kurikulum.. KETENTUAN- KETENTUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN Oleh : Amat Jaedun Program Pascasarjana UNY Struktur Kurikulum.. Struktur kurikulum KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (termasuk SMK) meliputi 5

Lebih terperinci

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th.

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th. TES INTELIGENSI Tes inteligensi Wechsler WISC WISC Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th. 1949 Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th. Verbal test 6 sub tes (diberikan 5

Lebih terperinci

PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan s

PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan s PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan sistem

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 207

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 207 DAFTAR ISI Abstrak i Lembar Pernyataan ii Kata Pengantar iii Ucapan Terima Kasih iv Daftar Isi v Daftar Tabel Vii Daftar Gambar Viii Daftar Grafik vix BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada beberapa tahun belakangan ini, penggunaan tes psikologi sudah semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

data yang selanjutnya diikuti dengan menata, menilai, dan menafsirkan data yang terkumpul.

data yang selanjutnya diikuti dengan menata, menilai, dan menafsirkan data yang terkumpul. GLOSARIUM A Ability: Kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang

Lebih terperinci

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor Intelegensi Kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk Mempelajari pengalaman baru Menalar dengan baik Menyelesaikan masalah dengan efektif Seberapa baik seorang individu memanfaatkan kemampuan kognitif

Lebih terperinci

Tes Inteligensi: WISC

Tes Inteligensi: WISC Modul ke: Tes Inteligensi: WISC Modul ini akan menjelaskan tentang tes inteligensi WISC dan penggunaannya. Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran matematika akan lebih mudah dipelajari oleh orangorang yang mempunyai kemampuan numerik yang tinggi. Kemampuan numerik merupakan kemampuan khusus dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional,

Lebih terperinci

Baca clrak, 34 SUNARDI, PLB FIP UPI, 2007

Baca clrak, 34 SUNARDI, PLB FIP UPI, 2007 Baca clrak, 34 SUNARDI, PLB FIP UPI, 2007 Suatu saat, mungkin anda diminta untuk menilai kreativitas (Misal, menjadi juri dlm lomba kreativitas) BAGAIMANA CARANYA? PENGUkuRAN KrEaTIVITAS Isu kontroversi

Lebih terperinci

Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi

Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN I. Pendidikan Anak Berbakat A. Pengalaman Mancanegara & Indonesia Amerika Serikat - 1958 diadakan konferensi ttg pendidikan yg b tuj utk menemukan org

Lebih terperinci

PSIKODIAGNOSTIKA PENGANTAR

PSIKODIAGNOSTIKA PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIKA PENGANTAR 12 PRINSIP DASAR UPI Kami Sivitas Akademika YPTK Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Selalu: 1. Menyayangi Sesama Ar Rohmaan 2. Berlaku Jujur Al Mu min 3. Bertanggung Jawab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio jari tangan Rasio jari merupakan perbandingan panjang dari 2 buah jari yang berbeda, yang diukur dari titik tengah pada lipatan paling bawah dimana jari bersendi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari telah mencakup hampir setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari telah mencakup hampir setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari telah mencakup hampir setiap aspek, baik penggunaan secara individual maupun kolektif, misalnya di bidang kesehatan,

Lebih terperinci

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Oleh: Dra.Hj.Ehan, M.Pd. A. PENDAHULUAN Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung dengan mengambil subjek populasi seluruh siswa kelas VIII

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas X MIA 2 semester gasal tahun ajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK DG POTENSI KECERDASAN & BERBAKAT ISTIMEWA. Oleh: H i d a y a t (Dosen PLB & Psikologi FIP UPI Bandung)

PENDIDIKAN ANAK DG POTENSI KECERDASAN & BERBAKAT ISTIMEWA. Oleh: H i d a y a t (Dosen PLB & Psikologi FIP UPI Bandung) PENDIDIKAN ANAK DG POTENSI KECERDASAN & BERBAKAT ISTIMEWA Oleh: H i d a y a t (Dosen PLB & Psikologi FIP UPI Bandung) HAKEKAT KEBERBAKATAN BERVARIASI TERGANTUNG NILAI-NILAI YG DIANGGAP IDEAL ZAMAN YUNANI

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [ BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan (Purwanto,

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: PERKEMBANGAN MANUSIA 1.1 Prinsip-prinsip Perkembangan... 1.3 Latihan... 1.10 Rangkuman... 1.11 Tes Formatif 1..... 1.11 Isu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

Self-Report Personality Inventories. Kuliah 13 PD I

Self-Report Personality Inventories. Kuliah 13 PD I Self-Report Personality Inventories Kuliah 13 PD I Pengantar Personality test : instrument yang digunakan untuk mengukur emosi, motivasi, hubungan interpersonal, dan sikap dari seorang individu. Self report

Lebih terperinci

SESI 1: HAKIKAT KEBERBAKATAN. Konsep, Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si

SESI 1: HAKIKAT KEBERBAKATAN. Konsep, Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si SESI 1: HAKIKAT KEBERBAKATAN Konsep, Dan Definisi Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si yuyus@upi.edu HAKEKAT KEBERBAKATAN BERVARIASI TERGANTUNG NILAI-NILAI YG DIANGGAP IDEAL ZAMAN YUNANI KEPANDAIAN BERPIDATO ROMAWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada suatu objek yang sedang dihadapi. Selaras dengan

Lebih terperinci

ASSESMEN PSIKOLOGIS. Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. Oleh : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ASSESMEN PSIKOLOGIS. Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. Oleh : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ASSESMEN PSIKOLOGIS Oleh : Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA RASIONAL STANDAR KOMPETENSI KONSELOR A. MEMAHAMI SECARA MENDALAM KONSELI YANG HENDA DILAYANI B. MENGUASAI

Lebih terperinci

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi Company LOGO KONSEP MINAT Adhyatman Prabowo, M.Psi Nasi campur Anda suka yang mana..? Bakso Lalapan Pengantar Kekuatan objek Kuat lemahnya indra Individu yg menentukan Stimulus Individu MINAT Minat berarti

Lebih terperinci

VARIASI INDIVIDU. Y. JOKO DWI N. S.Psi,M.Psi,Psi

VARIASI INDIVIDU. Y. JOKO DWI N. S.Psi,M.Psi,Psi VARIASI INDIVIDU Y. JOKO DWI N. S.Psi,M.Psi,Psi Tinjauan Perkembangan Anak ANAK MEMILIKI RASA INGIN TAHU DAN INTELEGENSI YANG LUAR BIASA (ALDOUS HUXLEY) Bakat Crow dan Crow : kualitas yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK

PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK Latar Belakang Pengelompokan atau lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa di samping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab tiga ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, subjek dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur dan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pendidikan. Menurut Sumarna Surapranata (2004: 19), penilaian pendidikan erat kaitannya dengan academic

Lebih terperinci

Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY

Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY KLASIFIKASI HASIL BELAJAR: Bloom, membagi hasil belajar ke dalam 3 (tiga) aspek/ ranah, yaitu: Hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan kognitif. Hasil belajar

Lebih terperinci

Teori Belajar Motorik. Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab:

Teori Belajar Motorik. Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab: Teori Belajar Motorik Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab: Keterampilan Apakah yang dimaksud keterampilan? Istilah keterampilan sulit untuk didefinisikan dengan suatu kepastian. Keterampilan

Lebih terperinci

Teori-Teori Inteligensi

Teori-Teori Inteligensi Teori-Teori Inteligensi TEKNIK PEMBUATAN TES INTELIGENSI FAKTOR ANALISA Penelitian ini dimulai dengan mengkorelasikan nilai2 yg didapat oleh orang yg sama dalam beberapa tes kemamp yang diikuti oleh orang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENILAIAN PEMBELAJARAN (SMP / SMA) OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 KONSEP DASAR PENILAIAN PENILAIAN PENDIDIKAN: KEGIATAN MENILAI YG TERJADI DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN PENILAIAN

Lebih terperinci

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi PENGUKURAN PSIKOLOGI Peristilahan Tes Penilaian Ujian Assesmen Pengukuran Evaluasi Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi Pengukuran psikologi mengandung makna diagnostik

Lebih terperinci

WBIS. (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS. Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

WBIS. (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS. Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: WBIS (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Subtes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia ini, para ahli psikologi

Lebih terperinci

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan. PSIKOGRAM Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan Sidoarjo Aspek SR R S T ST Inteligensi Umum (Taraf Kecerdasan) Taraf kemampuan

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI Ursa Majorsy 1. T E S P S I K O L O G I Istilah tes atau psikotes digunakan bidang psikologi kurang tepat dalam TES = berasal dari kata Testum (mangkuk

Lebih terperinci

ANALISIS & SELEKSI AITEM

ANALISIS & SELEKSI AITEM ANALISIS & SELEKSI AITEM Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas aitem-aitem di dlmnya. Hanya aitem2 yg ditulis dgn m ikuti blue-print dan bimbingan kaidah penulisan yg benar sajalah yg

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum PSIKOLOGI PENDIDIKAN Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum Perkembangan Kecerdasan & Kreatifitas Kecerdasan diturunkan dari inteligensi Inteligensi: Seperangkat kemampuan untuk memproses operasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

Pengantar Psikodianostik

Pengantar Psikodianostik Modul ke: Pengantar Psikodianostik Dasar dasar Tes Psikologi Validitas dan Reliabilitas Tes Psikologis Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Jenis Tes Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan metode kuantitatif menurut Sugiyono (2008:14), adalah metode yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PISA atau Program for International Student Assessment yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) adalah sebuah program internasional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Analitik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

Psikometri. Reliabilitas 1

Psikometri. Reliabilitas 1 Psikometri Modul ke: Reliabilitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Apa itu Reliabilitas? reliability is a synonym for dependability or consistency Tests that

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan sekarang ini menghadapkan individu pada situasi yang penuh persaingan. Situasi kehidupan ini selain memberi dampak yang positif tetapi juga memberi

Lebih terperinci