BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Sistem simulasi elevator merupakan program simulasi cara kerja/ kontrol elevator sederhana yang digunakan untuk mencatat waktu guna membandingkan rata-rata waktu tunggu penggunanya menggunakan algoritma LOOK. Dengan menginputkan perintah khususnya perintah pada bagian Hall Call oleh pengguna, sistem akan mencatat waktu kedatangan dan waktu telah dilayani dengan begitu setiap selisih diantara waktu keduanya akan diperoleh dan waktu tunggu rata-rata masing-masing algoritma di dapat. 4.2 Implementasi Sistem Implementasi simulasi sistem kontrol elevator sederhana dan sistem kontrol elevator menerapkan algoritma LOOK menghasilkan Prototype Sistem. Gambar 4.5 dibawah merupakan implementasi dari sistem kontrol elevator sederhana dan sistem kontrol elevator dengan menerapkan algoritma LOOK.Masing-masingbagian dari implementasi simulasi sistem kontrol elevator terdapat pada lampiran Perancangan Model Tombol Pada Elevator Perancangan Tombol elevator digunakan sebagai sarana guna memenuhi permintaan yang ada pada suatu lantai. Jika tombol ini ditekan maka tombol ini akan berfungsi memberikan pesan kepada sistem bahwa terdapat lantai yg ingin dilayani. Dalam pengoperasian sebuah sistem kontrol elevator, terdapat dua jenis fungsi permintaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu tombol Car Callyang berfungsi sebagai tombol yang melayani permintaan pada bagian Car Elevator.dan tombol Hall Callyaitu tombolyang berfungsi melayani permintaan pada bagian lantai (luar commit Car to Elevator).pada user fungsi permintaan Car 26

2 digilib.uns.ac.id 27 Call terdapat tombol-tombol seperti, tombol level lantai (berupa angka/nomor lantai), tombol open, close, stop, dan emergency. Fungsi tombol level lantai tidak lain sebagai perintah yang ditujukan ke lantai mana pengguna akan dilayani. Sedangkan fungsi tombol emergencyadalah sebagai perintah yang khusus apabila terjadi sebuah keadaan darurat seperti kebakaran dimana, fungsi dari tombol emergency itu adalah untuk menghentikan kerja dari elevator secara total dengan menghentikan car elevator pada lantai yg terdekat searah dengan pergerakannya. Pada fungsi permintaan tombolhall Callhanya terdapat tombol UP dan tombol DOWN saja yang berfungsi sebagai permintaan dari pengguna yg ada diluar car elevator sesuai tujuan dan arah elevator. Berdasarkan analisis masalah tombol Car Call dan Hall Call, maka sistem yang dirancang adalah sebagai berikut:

3 digilib.uns.ac.id 28 Indikator Level [8] 8 D 7 6 Indikator Level [7] 5 U 4 open D 3 close Indikator Level [6] U 2 1 emergency stop D Indikator Level [5] Tampilan Permintaan Car Call Indikator Level [4] Indikator Level [3] U D U D Gambar 4.2 Rancangan Tombol Perintah Car Call Indikator permintaan U D Tampilan Permintaan Car Call/Hall Call Indikator Level [2] Indikator Level [1] U D Gambar 4.3 Rancangan Tampilan Permintaan Car Call/Hall Call U Gambar 4.1 Rancangan Tombol Perintah Hall Call

4 digilib.uns.ac.id Perancangan Model Layanan Permintaan Model layanan permintaan yang dirancang berdasarkan Algoritma LOOK. Dimana elevator akan menghabiskan permintaan yang searah terlebih dahulu baik Car Call maupun Hall Call, setelah semua permintaan yang searah dilayani lalu permintaan yg tidak searah dilayani baik yg datang dari Car Call maupun Hall Call.Permintaan terbagi menjadi 3 bagian yaitu, permintaan Car (Car Call), permintaan naik dan permintaan turun(hall Call). Pada awalnya, saat pengguna menginputkan perintah Hall Call dilantai 3 keatas, lift akan terus naik dari lantai 1 (lantai standby) menuju lantai 3. Proses penyelesaian layanan permintaan yang terjadi adalah, pertama-tama elevator akan mengecek terlebih dahulu posisi dan arah pergerakan elevator di ElevatorBean.Java pada elevatordirection, yang diketahui dari addtorequestpool. Fungsi dari addtorequestpool adalah untuk mengisi arraylist(permintaan yang hadir). Jika dari lantai 1 ke lantai 3 berarti keatas maka, proses ini dilanjutkan pada code serveuprequest dimana permintaan yang dibaca berarti ke atas (true). Jika terdapat perintah berlawanan (false) yang ada pada Hall Call, maka elevator akan membaca arah terlebih dahulu atau direction-nya pada proses servedownrequest untuk kemudian dilayani setelah permintaan yang searah selesai. Begitu juga yang terjadi pada proses pelayanan permintaan Car Call. Jika dituliskan dalam bentuk pseudocode maka kerja dari algoritma LOOK dalam melayani permintaan adalah sebagai berikut: public void addtorequestpoolmodif(int floorposition) { if (getelevatordirection() == true) { if(floorposition > lastdown){

5 digilib.uns.ac.id 30 UPrequestPool.add(floorPosition); else { DownrequestPool.add(floorPosition); else { if(floorposition < lastup){ DownrequestPool.add(floorPosition); else { UPrequestPool.add(floorPosition); public void addtorequestpool(int floorposition, boolean direction) { if (direction == true) { DownrequestPool.add(floorPosition); else { UPrequestPool.add(floorPosition); public void addtorequestpoolnew(int floorposition, boolean direction, Date reqtombolclickdate) { if (direction == true) { DownrequestPool.add(floorPosition); else { UPrequestPool.add(floorPosition); datefromelevatormain = reqtombolclickdate; private boolean ServeDownRequest(int floornumber) { int icount; boolean Served = false; for (icount=0; icount < DownrequestPool.size(); icount++) { if(integer.parseint(downrequestpool.get(icount).t ostring()) == floornumber) { DownrequestPool.remove(iCount); Served = true; return Served;

6 digilib.uns.ac.id 31 private boolean ServeUPRequest(int floornumber) { int icount; boolean Served = false; for (icount = 0; icount < UPrequestPool.size(); icount++) { if(integer.parseint(uprequestpool.get(icount).tos tring()) == floornumber) { UPrequestPool.remove(iCount); Served = true; return Served; private int getlargestdownrequest() { int maxval = -1; if(!downrequestpool.isempty()){ maxval= Integer.parseInt(DownrequestPool.get(0).toString( )); DownrequestPool.remove(0); lastdown = maxval; return maxval; private int getsmallestuprequest() { int minval = -1; if(!uprequestpool.isempty()){ minval= Integer.parseInt(UPrequestPool.get(0).toString()) ; UPrequestPool.remove(0); lastup = minval; return minval;

7 digilib.uns.ac.id 32 Start Assign initial value Increase time no Hall Call yes Select Car and add to task list Any Hall Call before next Car? no yes Floor(n)>= (n)max (Car Call/ Hall Call) Floor(n)<= (n)min (Car Call/ Hall Call) A Serve Car Call to destination A Car Waiting yes Get Off and/or on passenger Car at the floor no yes B Get off and/or on passenger no no Passenger waiting another car Update Cars yes Get on passenger Car Call = 0 yes B Recording Time (Serve Time) Stop Gambar 4.4FlowchartAplikasi Menggunakan Algoritma Look

8 digilib.uns.ac.id 33 Gambar 4.5 Simulasi Sistem Kontrol Elevator Menerapkan Algoritma LOOK 4.3 Hasil Pengujian Output dari pengujian sistem ini adalah nilai akurasi rata-rata waktu tunggu tiap pengguna yang mendekati kesamaan atau bahkan lebih efektif dari sistem kerja elevator sederhana dengan satu kondisi tertentu dari penerapan algoritma LOOK. Perintah yang diamati dan dicatat pada pengujian ini hanya perintah pada tombol lantai bagian luar (hall call) saja Pengujian dengan Request Sama dan Random Pengujian pertama dilakukan dengan request inputan yang sama sebanyak lima kali percobaan menghasilkan rata-rata waktu tunggu seperti yang ditampilkan pada tabel dibawah ini.tujuan pengujian dengan kriteria ini adalah,untuk mengetahui apakah hasil rata-rata waktu tunggu pengguna tidak memiliki selisih yang terlalu jauh meski pengujian dilakukan secara manual. Oleh sebab itu pengujian pada kriteria pertama dilakukan sebanyak 5 kali dengan request yang sederhana.

9 digilib.uns.ac.id 34 Tabel Rangkuman hasil pengujian request sama dengan algoritma LOOK, dan kerja elevator sederhana. Tabel 4.1 Percobaan 1 pengujian dengan request sama random menggunakan menggunakan Algoritma LOOK Request Waktu Kedatangan Waktu dilayani Waktu Tunggu/detik Lantai 3 [UP] 07:56:30 07:56: Lantai 2 [DOWN] 07:56:31 07:57: Lantai 5 [UP] 07:56:32 07:56: Lantai 4 [DOWN] 07:56:33 07:56: rata-rata waktu tunggu Tabel 4.2 Percobaan 2 pengujian dengan request sama random menggunakan menggunakan Algoritma LOOK Lantai 3 [UP] 07:59:08 07:59: Lantai 2 [DOWN] 07:59:09 07:59: Lantai 5 [UP] 07:59:11 07:59: Lantai 4 [DOWN] 07:59:12 07:59: rata-rata waktu tunggu Tabel 4.3 Percobaan 3 pengujian dengan request sama random menggunakan menggunakan Algoritma LOOK Lantai 3 [UP] 08:04:09 08:04: Lantai 2 [DOWN] 08:04:10 08:04: Lantai 5 [UP] 08:04:11 08:04: Lantai 4 [DOWN] 08:04:12 08:04: rata-rata commit waktu to user tunggu

10 digilib.uns.ac.id 35 Tabel 4.4 Percobaan 4 pengujian dengan request sama random menggunakan menggunakan Algoritma LOOK Lantai 3 [UP] 08:07:32 08:07: Lantai 2 [DOWN] 08:07:33 08:08: Lantai 5 [UP] 08:07:34 08:07: Lantai 4 [DOWN] 08:07:35 08:07: rata-rata waktu tunggu Tabel 4.5 Percobaan 5 pengujian dengan request sama random menggunakan menggunakan Algoritma LOOK Lantai 3 [UP] 08:09:59 8:10: Lantai 2 [DOWN] 08:10:00 08:10: Lantai 5 [UP] 08:10:01 08:10: Lantai 4 [DOWN] 08:10:02 08:10: rata-rata waktu tunggu Pengujian dengan Request Berbeda dan Random Pengujian kedua dengan request berbeda secara random sebanyak dua kali pecobaan menghasilkan rata-rata waktu tunggu seperti yang ditampilkan tabel dibawah ini.tujuan dari pengujian kriteria ini adalah sebagai langkah lebih lanjut dari pengujian kriteria sebelumnya yaitu dengan memberikan request lebih banyak dan kompleks dengan maksud apakah elevator yang dibangun mampu mengatasi seluruh permintaan yang ada yang telah diberikan. Tabel rangkuman hasil pengujian request berbeda secara random dengan algoritma LOOK, dan kerja elevator saat ini berdasarkan penelitian sistem kerja elevator sebelumnya.

11 digilib.uns.ac.id 36 Tabel 4.6 Percobaan 1 pengujian dengan request berbeda random menggunakan Algoritma LOOK Lantai 3 [DOWN] 08:26:18 08:26: Lantai 4 [UP] 08:26:19 08:26: Lantai 5 [UP] 08:26:20 08:26: Lantai 6 [DOWN] 08:26:21 08:26: Lantai 7 [DOWN] 08:26:22 08:27: Lantai 2 [DOWN] 08:26:24 08:27: rata-rata waktu tunggu Tabel 4.7 Percobaan 2 pengujian dengan request berbeda random menggunakan Algoritma LOOK Lantai 2 [UP] 08:52:08 08:52: Lantai 3 [UP] 08:52:09 08:52: Lantai 4 [DOWN] 08:52:10 08:52: Lantai 7 [DOWN] 08:52:12 08:52: Lantai 8 [DOWN] 08:52:13 08:52: Lantai 5 [UP] 08:52:14 08:52: Lantai 6 [DOWN] 08:52:15 08:53: rata-rata waktu tunggu Tabel 4.8 Percobaan 3 pengujian dengan request berbeda random menggunakan Algoritma LOOK Lantai 4 [DOWN] 09:02:04 09:02: Lantai 3 [DOWN] 09:02:05 09:02: Lantai 2 [UP] 09:02:06 09:02: Lantai 5 [UP] 09:02:07 09:02:

12 digilib.uns.ac.id 37 Lantai 6 [UP] 09:02:08 09:02: Lantai 2 [DOWN] 09:02:10 09:02: rata-rata waktu tunggu Pengujian dengan Request Berurutan Pengujian ketiga dilakukan dengan request secara berurutan sebanyak tiga kali pecobaan menghasilkan rata-rata waktu tunggu seperti yang ditampilkan tabel dibawah ini. Pada pengujian ini, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah penerapan algoritma LOOK berjalan dengan baik berdasarkan sistem kerjanya yaitu melayani permintaan searah terlebih dahulu. Tabel rangkuman hasil pengujian request secara berurutan dengan algoritma LOOK, dan kerja elevator sederhana saat ini berdasarkan penelitian sistem kerja elevator sebelumnya. Tabel 4.9Percobaan 1 Pengujian dengan request berurutan menggunakan Algoritma LOOK Lantai 2 [UP] 09:13:36 09:13: Lantai 3 [UP] 09:13:37 09:13: Lantai 4 [UP] 09:13:38 09:13: Lantai 5 [DOWN] 09:13:40 09:14: Lantai 6 [DOWN] 09:13:41 09:14: Lantai 7 [DOWN] 09:13:42 09:14: rata-rata waktu tunggu

13 digilib.uns.ac.id 38 Tabel 4.10Percobaan 2 Pengujian dengan request berurutan menggunakan Algoritma LOOK Lantai 2 [UP] 09:27:41 09:27: Lantai 3 [UP] 09:27:42 09:27: Lantai 4 [UP] 09:27:43 09:27: Lantai 5 [UP] 09:27:44 09:28: Lantai 6 [UP] 09:27:45 09:28: Lantai 7 [UP] 09:27:46 09:28: rata-rata waktu tunggu Tabel 4.11Percobaan 3 Pengujian dengan request berurutan menggunakan Algoritma LOOK Lantai 7 [DOWN] 09:34:24 09:34: Lantai 6 [DOWN] 09:34:25 09:34: Lantai 5 [DOWN] 09:34:26 09:34: Lantai 4 [DOWN] 09:34:27 09:34: Lantai 3 [DOWN] 09:34:28 09:35: Lantai 2 [DOWN] 09:34:29 09:35: rata-rata waktu tunggu Pembahasan Pada pengujian pertama dengan request sama secara random yang dilakukan sebanyak lima kali percobaan menunjukkan kerja elevator menggunkan algoritma LOOKberjalan dengan baik meski dilakukan secara manual dan memiliki nilai rata-rata waktu tunggu yang cukupefisien dengan total rata-rata waktu tunggu detik. Dimana rata-rata waktu tunggu

14 digilib.uns.ac.id 39 pengguna paling cepat adalah detik. Sedangkan waktu tunggu pengguna paling lama adalah detik. Pengujian kedua, dengan menerapkan request berbeda secara random yang dilakukan sebanyak tiga kali percobaan menghasilkan hal yang serupa pada pengujian pertama, yaitu kerja elevator dengan menggunakan algoritma LOOK memiliki tingkat efektifitas rata-rata waktu tunggu yang sedikit lebih lama yaitu dengan rata-rata waktu tunggu detik. Ini disebabkan jumlah antrian yang terjadi lebih banyak dibandingkan jumlah antrian yang terjadi pada pengujian dengan kriteria pertama. Dimana waktu tunggu paling lama didapat yaitu detik, sedangkan waktu tunggu paling cepat sekitar detik. Pada pengujian ketiga, yaitu pengujian dengan request berurutan menghasilkan hal masih sama hanya saja, elevator dengan menerapkan algoritma LOOK memiliki hasil rata-rata waktu tunggu yang relatif lebih baik dibandingkan pada pengujian dengan kriteria request berbeda secara randomdengan menghasilkan efektifitas rata-rata waktu tunggu detik. Dengan waktu tunggu pengguna paling cepat yaitu detik dan waktu tunggu paling lama detik. Kondisi yang menyebabkan algoritma LOOK pada pengujian kriteria ketiga yaitu pengujian dengan request berurutan lebih unggul dari percobaan kedua dengan kriteria request berbeda secara randomkarena request yang diinputkan dilakukan secara berurutan. Berdasarkan cara kerja algoritma LOOK yang melayani permintaan searah secara berurutan tanpa harus melayani sampai akhir jika tidak terdapat permintaan lagi pada lantai itu maka, request/permintaan secara berurut dari bawah hingga ke atas akan langsung dilayani sekaligus oleh algoritma LOOK. Perintah yang datang dari hall call maupun dari car callakan diabaikan (disimpan sampai elevator kembali bergerak ke arah yg berlawanan). Sedangkan pada kerja dari elevator sederhana, perintah yang datang dari car call akan tetap dilayani meski elevator sudah bergerak melewati lantai dimana car call berada (arah yang berlawanan). Oleh karena commit itu to user rata-rata waktu tunggu yang didapat

15 digilib.uns.ac.id 40 elevator dengan menerapkan algoritma LOOK lebih efektif saat perintah (Hall Call) yang datang terjadi secara berurutan. Berikut merupakan rangkuman berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan: Tabel 4.12 Rangkuman perbandingan waktu tunggu Algoritma LOOK berdasarkan kriteria pengujian Kriteria Pengujian Pengujian dengan request sama random Pengujian request berbeda random Pengujian dengan request berurutan Rata-Rata Waktu Tunggu Hasil Pengujian Rata-Rata waktu tunggu paling cepat Rata-rata waktu tunggu paling lama Rata-rata waktu tunggu keseluruhan detik detik detik detik detik detik detik detik detik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Pengumpulan Data. Tahap Analisa dan Perancangan Sistem. Tahap Implementasi Sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Pengumpulan Data. Tahap Analisa dan Perancangan Sistem. Tahap Implementasi Sistem digilib.uns.ac.id 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diuraikan ke dalam skema tahapan penelitian yang bertujuan untuk memberikan petunjuk yang jelas, teratur, serta sistematis seperti

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Gambaran Cara Kerja Cara kerja elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke arah bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman. sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman. sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung tersebut semakin dibutuhkan. Elevator

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Simulasi dan Pemodelan Simulasi adalah peniruan operasi, menurut waktu, sebuah proses atau sistem dunia nyata. Dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB 4 HASIL DAN IMPLEMENTASI PROGRAM BAB 4 HASIL DAN IMPLEMENTASI PROGRAM 4.1 Implementasi Implementasi dari program aplikasi simulasi yang dibuat berdasarkan Algoritma Ordinal Structure Fuzzy Logic (OSFL) memiliki syarat-syarat spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. 4.1 Pengujian dan Analisis Gerak Dasar Elevator

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. 4.1 Pengujian dan Analisis Gerak Dasar Elevator 71 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian dan Analisis Gerak Dasar Elevator Berikut adalah langkah untuk pengambilan data sebagai jarak (s) elevator dalam satuan (cm), guna untuk memperoleh laju/kecepatan

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Rahmad Afandi M

Disusun Oleh: Rahmad Afandi M STUDI PEMANFAATAN ALGORITMA LOOK DALAM MENGATASI MASALAH ANTRIAN PADA SIMULASI SISTEM KONTROL ELEVATOR SEDERHANA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Strata Satu Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN digilib.uns.ac.id commit to user digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arduino Examples. 5 Januari 2014.

DAFTAR PUSTAKA. Arduino Examples.  5 Januari 2014. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega16 Menggunakan Bahasa C (Codevision AVR).Bandung : Informatika. Ardiwinoto. 2008. Mikrokontroler AVR ATMega 8/32/8535 Bahasa C

Lebih terperinci

ALGORITMA RINTA KRIDALUKMANA SISKOM UNDIP

ALGORITMA RINTA KRIDALUKMANA SISKOM UNDIP ALGORITMA RINTA KRIDALUKMANA SISKOM UNDIP 1 ALGORITMA DEFINISI Logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan Spesifikasi urutan langkah untuk melakukan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA

SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA Algoritma Sistem Antrian Pelayan Tunggal Sederhana Contoh antrian : car wash, kantor pos, bank Gambaran Masalah Kedatangan pelanggan Antrian pelayanan

Lebih terperinci

Gambar Halaman View RFC section B tab Change Category (Change Manager)

Gambar Halaman View RFC section B tab Change Category (Change Manager) 342 Gambar 4.114 Halaman View RFC section B tab Change Category (Change Manager) Gambar 4.115 Halaman View RFC section B tab Initial Approval (Change Manager) Gambar 4.116 Halaman Fill RFC section C tab

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Masalah Terdapat dua kriteria permasalahan umum pada busway, yaitu faktor kriteria kenyamanan penumpang dan keekonomisan bus. Kriteria kenyamanan penumpang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SEDERHANA SISTEM KONTROL ELEVATOR. Pada Bab III akan dijelaskan mengenai bagaimana sistem kontrol

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SEDERHANA SISTEM KONTROL ELEVATOR. Pada Bab III akan dijelaskan mengenai bagaimana sistem kontrol BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SEDERHANA SISTEM KONTROL ELEVATOR Pada Bab III akan dijelaskan mengenai bagaimana sistem kontrol elevator bekerja. Mula-mula masalah elevator dianalisis terlebih

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem terbagi menjadi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem terbagi menjadi BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3. Analisis Kebutuhan Sistem Hal pertama yang perlu dilakukan dalam analisis kebutuhan sistem adalah menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem terbagi

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan tahap implementasi dalam rangkaian pengembangan sistem model Waterfall.Tahap ini akan mengimplementasikan persyaratan dan desain

Lebih terperinci

IF PEMROGRAMAN LANJUT PERULANGAN. Oleh : Andri Heryandi, M.T.

IF PEMROGRAMAN LANJUT PERULANGAN. Oleh : Andri Heryandi, M.T. IF34348 - PEMROGRAMAN LANJUT PERULANGAN 05 Oleh : Andri Heryandi, M.T. JENIS-JENIS PERULANGAN Perulangan FOR Perulangan DO WHILE Perulangan WHILE Oleh : Andri Heryandi, M.T. 2 PERULANGAN FOR Perulangan

Lebih terperinci

Pemrograman Fery Updi,M.Kom

Pemrograman Fery Updi,M.Kom Pemrograman Fery Updi,M.Kom 1 Pokok Bahasan Mendapatkan Input dari Keyboard Struktur Kontrol Pemilihan (If, if-else, if-else-else if, switch) 2 Tujuan Mahasiswa mampu: Membuat program Java yang interaktif

Lebih terperinci

Tujuan : A. Percabangan Percabangan di dalam Java terdapat 2 macam, yaitu dengan memakai if dan switch.

Tujuan : A. Percabangan Percabangan di dalam Java terdapat 2 macam, yaitu dengan memakai if dan switch. Modul 2 Percabangan dan Loop Tujuan : 1. Praktikan mengetahui macam macam percabangan pada Java 2. Praktikan mengetahui macam macam loop pada Java 3. Praktikan mampu memahami logika percabangan dan loop

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 ANALISIS SISTEM LALU LINTAS Pemahaman tentang sistem yang akan dirancang sangat diperlukan sebelum perangkat lunak dibangun. Pembangunan perangkat lunak dimulai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Hal pertama yang perlu dilakukan dalam analisis kebutuhan sistem adalah menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rancangan Layar Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone dibutuhkan sebuah aplikasi yang memiliki user interface agar mudah digunakan. Rancangan

Lebih terperinci

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Menggunakan struktur kendali pencabangan bersyarat dalam bahasa pemrograman.

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Menggunakan struktur kendali pencabangan bersyarat dalam bahasa pemrograman. Pemrograman Dasar 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Menggunakan struktur kendali pencabangan bersyarat dalam bahasa pemrograman. 2 Pencabangan Bersyarat Pernyataan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Program ini dibuat dengan menggunakan software 3D Max. Software 3D Max ini lebih berorientasi kepada pembuatan animasi 3D presentasi dan juga

Lebih terperinci

Bab IV Implementasi Sistem

Bab IV Implementasi Sistem 37 Bab IV Implementasi Sistem Implementasi aplikasi penjadwalan kereta api dengan menggunakan algoritma genetik didalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrogramman C# dan database MySQL 5. Adapun perancangan

Lebih terperinci

NO Add Contoh Requirement Buat sebuah algoritma untuk memilih bilangan terbesar dari 3 buah bilangan Nantinya ini bisa digeneralisir menjadi n buah bilangan Algoritma Dalam Bahasa Natural Add 1. Ambil

Lebih terperinci

Pengenalan Algoritma

Pengenalan Algoritma PEMROGRAMAN DASAR Sistem Informasi PTIIK UB Semester Ganjil 2015/2016 Pengenalan Algoritma Dr. Eng. Herman Tolle, ST., MT Program Teknologi Informasi & Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya metode yang

Lebih terperinci

6 Maret Structure of Java [Penyeleksian Kondisi]

6 Maret Structure of Java [Penyeleksian Kondisi] 6 Maret 2012 Structure of Java [Penyeleksian Kondisi] Input User Menggunakan JOptionPane (GUI). Import.javax.swing. String, Int, harus di rubah Menggunakan Scanner (Dos). Import.java.util Scanner, objek

Lebih terperinci

Pemrograman Lanjut. Instance Variable Access Modifier Set dan Get Method

Pemrograman Lanjut. Instance Variable Access Modifier Set dan Get Method Pemrograman Lanjut Instance Variable Access Modifier Set dan Get Method PTIIK - 2014 Objectives Mampu mendeklarasikan class dan menggunakannya untuk membuat object. Mampu mendeklarasikan methods dalam

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang 1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang ada masih menggunakan cara manual yaitu pihak Tata Usaha

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR MATA KULIAH PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK SEMESTER GANJIL PEMODELAN KERJA LIFT. Disusun oleh: Kelompok B Kelas F

PROYEK AKHIR MATA KULIAH PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK SEMESTER GANJIL PEMODELAN KERJA LIFT. Disusun oleh: Kelompok B Kelas F PROYEK AKHIR MATA KULIAH PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK SEMESTER GANJIL 2013-2014 PEMODELAN KERJA LIFT Disusun oleh: Kelompok B Kelas F Aditya Sudarmadi ( NIM 125150102111002 ) Riki Hendra Laxsmana ( NIM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN INPUT JURNAL TRANSAKSI

PEMROGRAMAN INPUT JURNAL TRANSAKSI PEMROGRAMAN INPUT JURNAL TRANSAKSI Bab ini: Membahas tentang tabel yang digunakan dalam pembuatan form input jurnal. Membahas tentang pembuatan form input jurnal. Membahas tentang edit, hapus, dan update

Lebih terperinci

L-1 USER MANUAL PROGRAM GUI. User Manual Program GUI menjelaskan cara penggunaan program GUI.

L-1 USER MANUAL PROGRAM GUI. User Manual Program GUI menjelaskan cara penggunaan program GUI. L-1 USER MANUAL PROGRAM GUI User Manual Program GUI menjelaskan cara penggunaan program GUI. Program ini merupakan program yang digunakan untuk memonitor dan mengendalikan proyektor serta komputer pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI 3.1. Perencanaan Alat Simulasi Simulasi digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja system pengendalian escalator otomatis menggunakan programmable logic controller (PLC).

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang

Lebih terperinci

BAB IV REKAYASA SISTEM

BAB IV REKAYASA SISTEM 38 BAB IV REKAYASA SISTEM Bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai kondisi analisa aplikasi dan proses pada pengiriman pesan dan simulator yang digunakan dalam proses pengiriman yang dititikberatkan

Lebih terperinci

Modul Praktikum 3 Pemograman Berorientasi Objek

Modul Praktikum 3 Pemograman Berorientasi Objek Modul Praktikum 3 Pemograman Berorientasi Objek 1. Judul : Kontrol Keputusan dan Pengulangan 2. Tujuan Percobaan : Diakhir praktikum, mahasiswa diharapkan mampu : Menggunakan struktur kontrol keputusan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 TEKNIK-TEKNIK BAHASA PEMROGRAMAN

Pertemuan ke-3 TEKNIK-TEKNIK BAHASA PEMROGRAMAN Pertemuan ke-3 TEKNIK-TEKNIK BAHASA PEMROGRAMAN Teknik-teknik Bahasa Pemrograman 1. Pemrograman Modular Pemrograman Modular (Modular Programming) adalah suatu teknik pembuatan program yang membagi program

Lebih terperinci

Struktur Kontrol. (Repetition)

Struktur Kontrol. (Repetition) Struktur Kontrol 1. Pemilihan (Selection) 2. Pengulangan (Repetition) PERCABANGAN/ PEMILIHAN/ SELEKSI IF... IF... ELSE Struktur Kontrol : 1. Struktur kontrol Selection Sebuah struktur kontrol yang memilih

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem : BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu untuk hardware dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA S1-TI ALGORITMA & PEMROGRAMAN MODUL V STRUKTUR KONTROL PERULANGAN SEM I WAKTU 100 MNT I. STRUKTUR PERULANGAN Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab IV akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan

Lebih terperinci

P10 Seleksi & Perulangan

P10 Seleksi & Perulangan P10 Seleksi & Perulangan A. Sidiq Purnomo Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami : Mengetahui dan memahami lebih lanjut Perulangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus

Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus Perulangan dan percabangan merupakan hal yang sangat penting dalam menyusun suatu program Pada pertemuan kali ini akan dibahas secara detail tentang perulangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 62 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Hal pertama yang perlu dilakukan dalam analisis kebutuhan sistem adalah menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi permainan yang dibangun, yaitu Monster Nest. Hasil perancangan pada tahap sebelumnya kemudian diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan gedung-gedung tinggi atau gedung pencakar langit (skyscraper)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan gedung-gedung tinggi atau gedung pencakar langit (skyscraper) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan gedung-gedung tinggi atau gedung pencakar langit (skyscraper) merupakan indikator dari pertumbuhan kota atau negara baik secara ekonomi, sosial

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN VB.NET. Sintaks Pada Class

PEMROGRAMAN VB.NET. Sintaks Pada Class PEMROGRAMAN VB.NET Sintaks Pada Class Hal : 1 MEMBUAT CLASS BARANG Tambahkan sebuah class dengan cara Klik kanan pada Project lalu pilih Add Class Atau klik menu Project Add Class Simpan dengan nama clsbarang

Lebih terperinci

A. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memahami Konsep Binary Search Tree 2. Mengimplementasaikan Binary Search Tree

A. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memahami Konsep Binary Search Tree 2. Mengimplementasaikan Binary Search Tree PRAKTIKUM 27 BINARY SEARCH TREE A. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memahami Konsep Binary Search Tree 2. Mengimplementasaikan Binary Search Tree B. DASAR TEORI Binary search tree adalah salah satu

Lebih terperinci

int i = 0; while (i < 10) { System.out.println( Informatika Unpas ); i++; }

int i = 0; while (i < 10) { System.out.println( Informatika Unpas ); i++; } I. Bahan Kajian 1. Perulangan (Iterasi) Perulangan(iterasi), menyatakan bahwa suatu instruksi tertentu akan diulang sampai tercapai kondisi tertentu, tanpa kita harus menulis perintah tersebut secara berulang.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 42 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 1.1 Implementasi. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai implementasi program, implementasi konektifitas Bluetooth dan pergerakan robot mobil pada sistem. Proses

Lebih terperinci

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang

Lebih terperinci

1.1 Mengenal Visual Basic (VB) 1.2 Mengenal Integrated Development Environment (IDE) VB 6

1.1 Mengenal Visual Basic (VB) 1.2 Mengenal Integrated Development Environment (IDE) VB 6 1.1 Mengenal Visual Basic (VB) Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintahperintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

Lebih terperinci

1. LifeLine Sequence Diagram dibuat dengan banyak lifeline. Setiap lifeline mendapatkan tempat sendiri sendiri. Beberapa jenis lifeline antara lain

1. LifeLine Sequence Diagram dibuat dengan banyak lifeline. Setiap lifeline mendapatkan tempat sendiri sendiri. Beberapa jenis lifeline antara lain 1 Rekayasa Perangkat Lunak Materi 5 Sequence Diagram Sequence diagram mendeskripsikan bagaimana entitas dalam system berinteraksi, termasuk pesan yang digunakan saat interaksi. Semua pesan dideskripsikan

Lebih terperinci

Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy

Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy Irdham Mikhail Kenjibriel (13508111) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

SEQUENTIAL/ URUTAN Program dijalankan mulai dari perintah paling atas/ awal sampai paling akhir secara berurutan/ sekuensial.

SEQUENTIAL/ URUTAN Program dijalankan mulai dari perintah paling atas/ awal sampai paling akhir secara berurutan/ sekuensial. If-else Switch case SEQUENTIAL/ URUTAN Program dijalankan mulai dari perintah paling atas/ awal sampai paling akhir secara berurutan/ sekuensial. BRANCHING/ PERCABANGAN Penyeleksian kondisi (TRUE/ FALSE)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Analisis atau bisa juga disebut dengan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam

Lebih terperinci

Linked List dan Implementasinya dalam Bahasa Java

Linked List dan Implementasinya dalam Bahasa Java Linked List dan Implementasinya dalam Bahasa Java tutorialpemrograman.wordpress.com - 2009 1 Single Linked List : ~ Setiap node pada linked list mempunyai field yang berisi pointer ke node berikutnya dan

Lebih terperinci

Struktur Kontrol. Contoh, Akan tercetak x is 100 jika nilai yang disimpan pada variable x adalah 100:

Struktur Kontrol. Contoh, Akan tercetak x is 100 jika nilai yang disimpan pada variable x adalah 100: Struktur Kontrol Sebuah program biasanya tidak terbatas hanya pada intruksi yang terurut saja, tetapi juga memungkinkan terjadinya percabangan, perulangan dan pengambilan keputusan. Untuk mengatasi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 54 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi yang akan dibangun, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian. Untuk mengimplementasikan

Lebih terperinci

LATIHAN UTS Tim Pengajar KU1071 Sem

LATIHAN UTS Tim Pengajar KU1071 Sem LATIHAN UTS Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2010-2011 Soal 1 Buatlah sebuah program prosedural dalam notasi algoritmik yang akan membaca sebuah variabel Grs yang bertipe Garis. Informasi yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Struktur Kontrol. Gambar 1: Flowchart Statement If

Struktur Kontrol. Gambar 1: Flowchart Statement If Struktur Kontrol Struktur Kontrol Keputusan Struktur kontrol keputusan adalah statement dari Java yang mengijinkan user untuk memilih dan mengeksekusi blok kode dan mengabaikan blok kode yang lain. 1.

Lebih terperinci

BAB 6. Struktur Kontrol

BAB 6. Struktur Kontrol BAB 6 Struktur Kontrol 6.1 Tujuan Pada bab sebelumnya, kita sudah mendapatkan contah dari program sequential, dimana statement dieksekusi setelah statement sebelumnya dengan urutan tertentu. Pada bagian

Lebih terperinci

MODUL IV Analisis Kasus/Pemilihan

MODUL IV Analisis Kasus/Pemilihan MODUL IV Analisis Kasus/Pemilihan TUJUAN 1. Memberikan pemahaman tentang bagaimana suatu kasus dianalisis dan dibreak-down menjadi beberapa kasus kecil menurut domain permasalahannya. 2. Memberikan pengenalan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS)

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS) IV-1 BAB IV PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan perancangan AntiJam. Pembahasan perancangan pada bab ini akan diorganisasikan menjadi per-modul. Supaya pembahasan dalam Tugas Akhir ini ringkas dan padat,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM IV Penjadwalan Proses I

MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM IV Penjadwalan Proses I MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM IV Penjadwalan Proses I A. Tujuan Pada akhir praktikum ini, peserta dapat: 1. Menggunakan simulator sistem operasi 2. Memahami konsep transisi keadaan proses (process

Lebih terperinci

24/09/2017 PERCABANGAN

24/09/2017 PERCABANGAN 1 PERCABANGAN STATEMENT IF Pernyataan if akan menentukan sebuah pernyataan (atau blok kode) yang akan dieksekusi jika dan hanya jika persyaratan bernilai benar (true). 2 BENTUK PERNYATAAN IF atau 3 PENJELASAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

PRAKTEK 1 CLASS, ATTRIBUTE, METHOD, DAN OBJEK

PRAKTEK 1 CLASS, ATTRIBUTE, METHOD, DAN OBJEK 1 PRAKTEK 1 CLASS, ATTRIBUTE, METHOD, DAN OBJEK 1.1 NetBeans 8.1 Sebelum membuat project ada baiknya kenali dulu windows yang ada pada NetBeans 8.1 Projects/Services/Files Editor Output Navigator Projects

Lebih terperinci

MANUAL BOOK. Indosurya Online

MANUAL BOOK. Indosurya Online MANUAL BOOK Indosurya Online 1. LOGIN 1.1 Bagaimana cara login Masukkan User Name dan Password pada kotak yang tersedia Klik tombol Login untuk masuk ke dalam aplikasi 2 Account 2.1 Login Trading Masukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM. perancangan dan pembuatan program ini meliputi : dengan konversi notasi infix, prefix, dan postfix.

BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM. perancangan dan pembuatan program ini meliputi : dengan konversi notasi infix, prefix, dan postfix. 21 BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM 3.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan untuk mendukung penyelesaian perancangan dan pembuatan program ini meliputi : 1. Studi literatur

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. tahap ini dibuat perancangan desain dan algoritma meliputi

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. tahap ini dibuat perancangan desain dan algoritma meliputi BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Pada tahap ini dibuat perancangan desain dan algoritma meliputi perancangan aplikasi permainan dan perancangan antarmuka. Desain alur-alur yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Dalam sub bab analisis dan perancangan akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan permainan ular tangga yang meliputi Analisis, Flowchart, Perancangan,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bagian ini, penulis melakukan bagian implementasi dan pengujian dimana bagian ini mengacu pada analisa dan perancangan pada bagian sebelumnya. 4.1 Lingkungan Implementasi

Lebih terperinci

Pertemuan 01. Pemrograman Dasar [PTI-5001 ] 2012

Pertemuan 01. Pemrograman Dasar [PTI-5001 ] 2012 Pertemuan 01 Pemrograman Dasar [PTI-5001 ] 2012 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Memahami konsep dasar pemrograman komputer, algoritma dan tahapan pembuatan algoritma pemrograman

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Multimedia Control, Steven Holzner. Diakses pada tanggal 14/09/2011 Dari

DAFTAR PUSTAKA. Multimedia Control, Steven Holzner. Diakses pada tanggal 14/09/2011 Dari DAFTAR PUSTAKA CommonDialog Control, 2011.Visual Basic 6.0. Diakses pada tanggal 14/09/2011 http://msdn.microsoft.com/en-us/library/aa259661%28v=vs.60%29.aspx Forrest Moon Production, 2010. The Birth Of

Lebih terperinci

Pemrograman Dasar P E N G A N T A R A L G O R I T M A

Pemrograman Dasar P E N G A N T A R A L G O R I T M A Pemrograman Dasar P E N G A N T A R A L G O R I T M A Pemodelan Komputer Sederhana COMPUTER 2 TO COMPUTE + ER menghitung/mengolah bilangan mengolah data Data yg diolah (Masukan/Input) Pengolah Data (Processor)

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman. Kondisi dan Perulangan. By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I

Dasar Pemrograman. Kondisi dan Perulangan. By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I Dasar Pemrograman Kondisi dan Perulangan By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I Kondisi dan Perulangan Pendahuluan Dalam sebuah proses program, biasanya terdapat kode penyeleksian kondisi, kode pengulangan

Lebih terperinci

Batch Processing A. BATCH, ONLINE, REAL TIME PROCESSING

Batch Processing A. BATCH, ONLINE, REAL TIME PROCESSING Batch Processing A. BATCH, ONLINE, REAL TIME PROCESSING Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

SINTAKS-SINTAKS PADA FILE SEQUENSIAL

SINTAKS-SINTAKS PADA FILE SEQUENSIAL SINTAKS-SINTAKS PADA FILE SEQUENSIAL Obyektif : 16. Mengetahui sintaks-siantaks pada file sequensial 17. Mengerti sintaks-siantaks yang ada 18. Dapat membuat program file sequensial sederhana Organisasi

Lebih terperinci

CODE::BLOKS : PEMILIHAN KONDISI IF

CODE::BLOKS : PEMILIHAN KONDISI IF MODUL ALGORITMA & PEMROGRAMAN CODE::BLOKS : PEMILIHAN KONDISI IF NAME : LANGGENG GIRI FEBRIADI NIM : 1656401003 POLITEKNIK CALTEX RIAU 2016 PEMILIHAN KONDISI IF Tujuan: Mahasiswa mampu menggunakan pemilihan

Lebih terperinci

7. Logika dan Algoritma Pemrograman

7. Logika dan Algoritma Pemrograman 7. Logika dan Algoritma Pemrograman Logika Informatika Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ringroad Utara Condong Catur Yogyakarta. Telp. 0274 884201 Fax 0274-884208

Lebih terperinci

Tipe if : If tanpa else (if) If dengan else (if-else) Nested if

Tipe if : If tanpa else (if) If dengan else (if-else) Nested if Struktur kontrol keputusan pernyata-an dari Java yang mengijinkan user untuk memilih dan mengeksekusi blok kode spesifik dan mengabaikan blok kode yang lain. Tipe : If switch Tipe if : If tanpa else (if)

Lebih terperinci

Percabangan & Perulangan

Percabangan & Perulangan Struktur Dasar Java Percabangan & Perulangan Object-oriented Programming (OOP) with JAVA 2011/2012 Macam-macam Percabangan if (...) if ( ) else ( ) if ( ) else if ( ) else ( ) switch ( ) Percabangan :

Lebih terperinci

Permainan Remi Sederhana

Permainan Remi Sederhana Permainan Remi Sederhana Permainan Remi ini dimainkan oleh n orang dan masing-masing menerima sebanyak m kartu. Nilai n dan m ini diinputkan oleh user. Pada permainan remi terdapat : KartuAcuan Masing-masing

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STRUKTUR DATA QUEUE. SULIDAR FITRI, M.Sc

PRAKTIKUM STRUKTUR DATA QUEUE. SULIDAR FITRI, M.Sc PRAKTIKUM STRUKTUR DATA QUEUE SULIDAR FITRI, M.Sc QUEUE Secara harafiah, queue berarti antrian, queue merupakan salah satu contoh aplikasi dari pembuatan double linked list yang cukup sering kita temui

Lebih terperinci

MODUL 10 PEMILIHAN KONDISI IF. Nama : Yuandri Septiawan ( ) Kelas : 1 TK (Teknik Komputer)

MODUL 10 PEMILIHAN KONDISI IF. Nama : Yuandri Septiawan ( ) Kelas : 1 TK (Teknik Komputer) MODUL 10 PEMILIHAN KONDISI IF Nama : Yuandri Septiawan (1656401001) Kelas : 1 TK (Teknik Komputer) POLITEKNIK CALTEX RIAU 2016 1 Tujuan Mahasiswa mampu menggunakan pemilihan kondisi If. Percobaan 1: Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi Iqra mobile,

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi Iqra mobile, BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi Iqra mobile, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian. Pada tahapan ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM SIMULASI PERAMBATAN GETARAN MENGGUNAKAN FRAKTAL 3D

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM SIMULASI PERAMBATAN GETARAN MENGGUNAKAN FRAKTAL 3D 27 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM SIMULASI PERAMBATAN GETARAN MENGGUNAKAN FRAKTAL 3D 3.1. Analisis Kebutuhan Sistem Berikut ini merupakan gambaran umum sistem dimana terdapat tahap-tahap

Lebih terperinci

Menggunakan 3 variabel A B C. Ada 6 kemungkinan variasi ketiga buah nilai

Menggunakan 3 variabel A B C. Ada 6 kemungkinan variasi ketiga buah nilai Menggunakan 3 variabel A B 5 7 9 Ada 6 kemungkinan variasi ketiga buah nilai 5 9 7 7 5 9 7 9 5 9 5 7 9 7 5 1 5 7 9 A B START A B False A > B True False B > True False A > True 1 2 3 4 Ada 4 titik,, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Setelah perancangan software dan alat, tahap selanjutnya yaitu pengujian, tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari alat pengendali pintu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan tempat implementasi dari perangkat lunak ini adalah sebagai berikut :

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan tempat implementasi dari perangkat lunak ini adalah sebagai berikut : BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Lingkungan perangkat keras yang digunakan untuk perancangan sistem dan tempat implementasi dari perangkat lunak ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci