Bab IV Implementasi Sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IV Implementasi Sistem"

Transkripsi

1 37 Bab IV Implementasi Sistem Implementasi aplikasi penjadwalan kereta api dengan menggunakan algoritma genetik didalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrogramman C# dan database MySQL 5. Adapun perancangan dan implementasi aplikasi penjadwalan antara lain sebagai berikut : 4.1 Pembangunan Prototype Pembangunan prototype pertama dibangun berdasarkan kebutuhan pengguna yang didapat dari hasil wawancara adalah sebagai berikut. Form manage kereta merupakan form awal yang berjalan pada aplikasi. Ketika pertama kali dijalankan, akan ditampilkan jadwal keberangkatan hasil optimasi dengan algoritma genetik yang sudah dilakukan sebelumnya. Operator dapat menambahkan kereta dan tujuan keberangkatan yang baru pada aplikasi. Gambar 4.1 Form Manage Kereta

2 38 Gambar 4.1 merupakan form manage kereta pada aplikasi. Untuk menambahkan jumlah kereta, operator dapat melakukan input data kereta dengan tujuan keberangkatan (Semarang/Jakarta). Data tersebut akan terismpan, pada aplikasi dengan waktu keberangkatan yang masih kosong. Penambahan jumlah kereta dengan tujuan keberangkatan yang baru akan ditambahkan pada jadwal setelah operator menenetukan parameter genetik dan referensi penjadwalan pada form manage jadwal. Kode Program 4.1 Kode Program untuk input kereta dan tujuan 1 MySqlConnection conn = Koneksi.getKoneksi(); 2 MySqlCommand command = conn.createcommand(); 3 command.commandtext = "INSERT INTO tb_kereta (nama,tujuan) VALUES ('" + tx_nama.text + "','"+cb_tujuan.selectedindex+"')"; 4 conn.open(); 5 command.executenonquery(); Pada Kode Program 4.1 dapat dilihat fungsi untuk menginputkan nama kereta dan tujuan keberangkatan. Baris program 1 5 menjelaskan tahapan proses input data kereta dan tujuan yang akan disimpan di dalam database MySQL. Dalam penggunaannya, form manage kereta dilengkapi dengan proteksi dimana nama kereta harus diinput oleh user. System akan mengeluarkan pesan peringatan apabila user melakukan proses penyimpanan tanpa memasukan nama kereta terlebih dahulu. Adapu pesan peringatan yang disampaikan oleh system dapat dilihat pada gambar 4.2

3 39 Gambar 4.2 Proteksi Operator Manage Data Kereta Berbeda dengan proteksi nama kereta, untuk kolom tujuan apabila tidak diisi oleh user maka secara default akan diisi dengan nilai dari sistem yakni Jakarta. Namun apabila terjadi kesalahan dalam pengisian data, user dapat melakukan proses penghapusan maupun pengeditan data kereta. Perancangan form yang kedua pada tahap perancangan prototype adalah perancangan form menu operator. Form menu operator manage kereta merupakan form bagi operator untuk melakukan pengelolaan data penjadwalan kereta api pada aplikasi. Hasil perancangan form tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3.

4 40 Gambar 4.3 Form Menu Operator Manage Jadwal Gambar 4.3 merupakan tampilan form menu operator pada aplikasi untuk manage jadwal keberangkatan kereta api yang baru. Untuk melakukan optimasi penjadwalan yang baru, operator dapat menentukan jumlah kemungkinan jadwal yang baru pada pilihan jumlah referensi jadwal. Kemudian parameter genetik untuk optimasi penjadwalan juga dapat ditentukan, seperti nilai mix ratio yang menentukan nilai kemungkinan pemilihan gen dari 2 buah individu serta jumlah individu yang akan diseleksi. Kemudian, nilai fitness dapat ditentukan dengan memberikan batasan gap atau jarak keberangkatan antar kereta serta range atau batasan waktu keberangkatan ditentukan dalam periode waktu tertentu. Dalam penerapan algoritma genetik pada sistem maka langkahlangkah yang dibuat pada aplikasi adalah sebagai berikut:

5 41 1. Generate populasi (populasi awal) merupakan proses menginisialisasi elemen list sebanyak jumlah variabel 'jum_individu'. Setiap individu bertipe kelas IndividuJadwal. IndividuJadwal memiliki atribut list kereta (rantai gen) yang berisi kereta-kereta beserta jadwalnya (gen). Jadwal setiap kereta saat inisialisasi adalah random. Kode program 1 merupakan potongan koding yang digunakan untuk mengenerate populasi awal. Kode Program 4.2 Perintah untuk men-generate populasi awal 1. for (int i = 0; i < jum_individu; i++) { 2. individujadwal = new IndividuJadwal(); 3. listgenkereta = new List<Kereta>(); 4. for (int j = 0; j < listkereta.count; j++) { 5. Kereta kereta = new Kereta(); 6. kereta.id = listkereta[j].id; 7. kereta.nama = listkereta[j].nama; 8. kereta.tujuan = listkereta[j].tujuan; 9. kereta.start = new TimeSpan(r.Next(0, 24), r.next(0, 59), 0); 10. listgenkereta.add(kereta); 11. } 12. individujadwal.listgenkereta = listgenkereta; 13. listindividujadwal.add(individujadwal); 14. } Pada Kode Program 4.2 merupakan proses menginisialisasi elemen list sebanyak jumlah variabel 'jum_individu'. Setiap individu bertipe kelas IndividuJadwal. IndividuJadwal memiliki atribut list kereta (rantai gen) yang berisi kereta-kereta beserta jadwalnya (gen). Jadwal setiap kereta saat inisialisasi adalah random. 2. Evaluasi fitness merupakan proses dimana akan dicek setiap parameter fitness (jadwal keberangkatan dan selisih waktu tiap kereta) untuk setiap individu, jika ada parameter yang bernilai true, maka nilai fitness untuk individu tersebut ditambahkan.

6 Kode Program 4.3 Perintah untuk evaluasi fitness 1. for (int i = 0; i < listindividujadwal.count; i++) { 2. int fit = 0; 3. for (int j = 0; j < listindividujadwal[i].listgenkereta.count; j++) { 4. Kereta k = listindividujadwal[i].listgenkereta[j]; 5. if (k.start.hours < starttime) fit++; 6. if (k.start.hours > finishtime) fit++; 7. if (k.tujuan == 0) liststartsemarang.add(k.start.hours * k.start.minutes); 8. if(k.tujuan == 1)listStartJakarta.Add(k.START.Hours * k.start.minutes); 9. } 10. liststartsemarang.sort(); 11. liststartjakarta.sort(); 12. for (int n = 1; n < liststartsemarang.count; n++) { 13. if (liststartsemarang[n] - liststartsemarang[n - 1] < toleransi_gap) 14. fit++; 15. } 16. for (int n = 1; n < liststartjakarta.count; n++) { 17. if (liststartjakarta[n] - liststartjakarta[n - 1] < toleransi_gap)fit++; 18. } 19. listindividujadwal[i].fitness = fit; 20. if (listindividujadwal[i].fitness <= fit_max && 21. listindividujadwal[i].fitness >= fit_min){ 22. individuterpilih.add(listindividujadwal[i]); 23. listindividujadwal.removeat(i); } 42 Pada Kode Program 4.3 merupakan proses evaluasi fitness dimana akan dicek setiap parameter fitness (jadwal keberangkatan dan selisih waktu tiap kereta) untuk setiap individu, jika ada parameter yang bernilai true, maka nilai fitness untuk individu tersebut ditambahkan 1 (nilai fitness berkurang). Baris program 7-11 merupakan perintah untuk mengecek jadwal keberangkatan dari kereta berada pada range waktu yang ditentukan. Jika jadwal berada pada luar range waktu yang ditentukan maka nilai fitness untuk individu akan ditambahkan 1, yang berarti nilai fitness-nya berkurang. Sementara pada baris program merupakan perintah untuk mengecek jadwal keberangkatan setiap kereta didalam individu, jika selisih jadwal keberangkatan sekarang dengan kereta sebelumnya lebih kecil dari waktu yang sudah ditentukan maka nilai fitness individu akan bertambah 1.

7 43 3. Proses evaluasi dilakukan sampai nilai fitness terbaik terpenuhi. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yakni : Pilih individu terbaik berdasar ranking untuk reproduksi. Proses pemilihan individu terbaik dapat dilihat pada Kode Program 4.4. Kode Program 4.4 Perintah untuk memilih individu yang terbaik 1. for (int i = 0; i < listindividujadwal.count; i++) { 2. jum += listindividujadwal[i].fitness; 3. } 4. for (int i = 0; i < listindividujadwal.count; i++) { 5. if ((float)jum / (float)listindividujadwal[i].fitness!= 7) 6. return; 7. } Bentuk generasi baru melalui pindah silang dan mutasi untuk menghasilkan keturunan baru (child. Proses Crossover dapat dilihat pada Kode Program 4.5. Kode Program 4.5 Perintah untuk Crossover 1. while ((listindividujadwal.count + listindividujadwalchild.count) < jum_individu){ 2. int parent1 = r.next(0, listindividujadwal.count - 1); 3. int parent2; 4. while ((parent2 = r.next(0, listindividujadwal.count - 1)) == parent1) { } 5. IndividuJadwal child = new IndividuJadwal(); 6. child.listgenkereta = new List<Kereta>(); 7. Kereta kereta; 8. for (int i = 0; i < listindividujadwal[parent1].listgenkereta.count; i++){ 9. kereta = new Kereta(); 10. kereta.id = listindividujadwal[parent1].listgenkereta[i].id; 11. kereta.nama = listindividujadwal[parent1].listgenkereta[i].nama; 12. kereta.tujuan = listindividujadwal[parent1].listgenkereta[i].tujuan; 13. if (r.next(0, 100) <= mix_ratio){ 14. kereta.start = listindividujadwal[parent1].listgenkereta[i].start; 15. }else{ kereta.start = listindividujadwal[parent2].listgenkereta[i].start; 16. } 17. child.listgenkereta.add(kereta); 18. } 19. listindividujadwalchild.add(child); 20. } 21. for (int i = 0; i < listindividujadwalchild.count; i++) { 22. listindividujadwal.add(listindividujadwalchild[i]); 23. } Pada Kode Program 4.5 merupakan tahapan crossover dimana akan dilakukan pertukaran setiap gen (kereta) dari 2 individu

8 44 (kumpulan kereta) yang dipilih secara random. Peluang pemilihan suatu gen dari individu parent ditentukan oleh mix ratio. Baris program 1-5 merupakan perintah untuk memilih 2 individu sebagai parent secara random. Baris program merupakan perintah pemilihan gen selanjutnya, pada proses ini sebuah nilai random dihasilkan, jika nilai tersebut lebih kecil dari mix ratio maka gen dari individu pertama yang dipilih. Jika sebaliknya maka gen dari individu kedua yang dipilih. Kemudian akan ditambahkan gen yang baru kedalam individu baru. Pada tahapan berikutnya pada baris program merupakan perintah untuk menambahkan individu-individu hasil crossover kedalam kumpulan individu. Evaluasi nilai fitness keturunan yang dihasilkan oleh proses crossover. Kode Program pada tahap ini dapat dilihat pada Kode Program 4.3. Setelah diatur terlebih dahulu, gantikan individu dengan nilai fitness terburuk dengan keturunan yang dihasilkan atau sering disebut juga dengan proses Mutasi dapat dilihat pada Kode Program 4.6. Kode Program 4.6 Proses Mutasi 1. while (!stopregenerate){ 2. if (listindividujadwal!= null){ 3. String cc = ""; 4. try{ 5. String progvalue = ((100 / refjadwal) * individuterpilih.count) + ""; 6. floading.progressbarcontrol1.text = progvalue; 7. List<IndividuJadwal> buff = listindividujadwal; 8. for (int i = 0; i < buff.count; i++) 9. cc += buff[i].fitness + (i == buff.count - 1? "" : "-"); 10. }catch(exception ex){} 11. floading.labelcontrol1.text = cc; 12. } 13. }

9 45 Pada Kode Program 4.6 merupakan proses mutasi yang terjadi pada sistem. Baris 5-9 merupakan penjelasan koding dimana proses mutasi itu sendiri dilakukan. Form berikutnya yang dibuat pada tahapn perancangan prototype adalah form menu operator generate jadwal. Form menu operator generate jadwal merupakan form bagi operator untuk menampilkan penjadwalan kembali jadwal keberangkatan yang baru. Gambar 4.4 Form Menu Operator Generate Jadwal Gambar 4.4 merupakan tampilan form menu operator generate jadwal pada aplikasi. Pada form ini, ditampilkan hasil optimasi penjadwalan yang baru apabila terjadi penambahan jadwal kereta yang baru pada jadwal sebelumnya. Semua kemungkinan hasil optimasi penjadwalan akan ditampilkan pada aplikasi.

10 46 Kode Program 4.5 Proses Generate Jadwal 1 while (!stopregenerate){ 2 generatepopulasi(); 3 counterregen++; 4 stopgenerate = false; 5 int countergen = 0; 6 while (!stopgenerate){ foreach (IndividuJadwal ind in listindividujadwal) { 7 ind.listgenkereta.sort(delegate(kereta k1, Kereta k2){return k1.start.compareto(k2.start); 8 });} 9 evaluasifitnessindividu(); 10 getcekallfitness();seleksiindividu(); 11 crossoverindividu(); 12 countergen++; 13 if (countergen >= jum_gen && jum_gen > 0){ 14 stopgenerate = true; 15 stopregenerate = true;}} 16 if (individuterpilih.count >= refjadwal) 17 stopregenerate = true; 18 if (counterregen >= jum_regen && jum_regen > ) 19 stopregenerate = true;}. 20 evaluasifitnessindividu(); 21 listindividujadwal.sort(delegate(individujadwal in1, IndividuJadwal in2){ 22 return in1.fitness.compareto(in2.fitness); 23 }); 24 tab_jadwal_kereta.tabpages.clear(); 25 for (int i = 0; i < refjadwal; i++) { CustomDGrid dgrid = new CustomDGrid(); 28 page.controls.add(dgrid); 29 IndividuJadwal individujadwal = individuterpilih.count > 0? 30 individuterpilih[i] : listindividujadwal[i]; 31 page.text = "Jadwal " + (i+1) + ": " + individujadwal.fitness; 32 foreach (Kereta kereta in individujadwal.listgenkereta) { 33 dgrid.rows.add(kereta.id, kereta.nama, kereta.tujuan == 0? 34 "Semarang" : "Jakarta", kereta.start); 35 } 36 tab_jadwal_kereta.tabpages.add(page); 37 } Pada Kode Program 4.5 merupakan proses untuk mengenerate penjadwalan. Pada tahapan ini akan dilakukan generate populasi, kemudian mengecek nilai fitness setiap individu dan melakukan seleksi. Selanjutnya melakukan reproduksi dengan operator crossover. Jika telah ditemukan individu (banyaknya individu ditentukan oleh pengguna) dengan jumlah fitness yang ditentukan maka proses penjadwalan akan berhenti, jika tidak maka

11 47 proses akan mengulangi lagi dari generate populasi. Jika dalam beberapa generasi nilai fitness dari semua individu tidak berubah maka akan dilakukan regenerasi semua individu. Baris program 6-8 merupakan perintah untuk mengurutkan kereta-kereta di dalam individu berdasarkan waktu keberangkatan. Baris program 9-11 merupakan perintah untuk mengevaluasi fitness tiap individu, menyeleksi individu berdasarkan nilai fitness dan mereproduksi individu dengan operator crossover. Baris program merupakan perintah untuk mengecek jika jumlah individu yang ber-fitness baik sudah mencukupi atau jumlah generasi sudah melewati batas maka perulangan di hentikan. Baris program merupakan perintah untuk mengurutkan individu berdasarkan nilai fitness. Pada baris merupakan perintah untuk menampilkan hasil penjadwalan kepada pengguna, setiap individu terpilih ditampilkan didalam masingmasing tab pada form manage jadwal. 4.2 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini akan dibahas hasil dari pembangunan sistem berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Adapun hasil akhir dari perancangan aplikasi yang dibuat adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.5.

12 48 Gambar 4.5 Form Hasil penjadwalan 1. Gambar 4.5 merupakan tampilan hasil akhir dari proses penjadwalan yang dibuat dari aplikasi. Terlihat pada gambar bahwa sistem memberikan alternatif penjadwalan kereta api untuk masingmasing tujuan. Perancangan aplikasi ini tidak hanya menampilkan 1 rekomendasi alternatif penjadwalan melainkan dapat memberikan beberapa rekomendasi sekaligus dalam sekali proses sesuai dengan fungsi dari masing-masing kolom inputan yang berada pada sisi kanan dari aplikasi. Fungsi dari masing-masing kolom inputan yang berada pada sebelah kanan form adalah sebagai berikut: 1. Ref Jadwal berfungsi untuk mengatur berapa banyak jadwal yang akan dibuat.

13 49 2. Mix ratio berfungsi untuk mengatur pencampuran antara kromosom Parent. 3. Gap berfungsi untuk mengatur jarak keberangkatan tiap kereta. 4. Range berfungsi untuk mengatur jam awal keberangkatan kereta dan jam terakhir keberangkatan kereta. Gambar 4.6 Form Hasil penjadwalan 2. Gambar 4.6 merupakan rekomendasi penjadwalan lainnya yang dihasilkan oleh sistem dalam sekali proses. User dapat memilih berapa banyak rekomendasi jadwal yang akan dihasilkan oleh sistem. Hal ini sangat bermafaat karna user sendiri mempunyai banyak rekomendasi penjadwalan yang dapat digunakan.

14 4.3 Pengujian Sistem Pengujian Black Box Pengujian sistem merupakan langkah akhir dari implementasi aplikasi optimasi penjadwalan kereta api sebelum diimplementasikan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan aplikasi (apakah masih terdapat bug atau error). Pengujian sistem aplikasi ini menggunakan blacbox testing. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian ini memungkinkan analis sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori: Tabel 4.1 Black Box Testing 50 No Point Pengujian Validasi Input Data Input Hasil Uji Status Uji 1 Input Data Kereta Validasi nama kereta Data Wajib diisi dikosongi Data Wajib diisi telah diisi Proses penyimpanan data kereta gagal Proses penyimpanan data kereta berhasil berhasil berhasil 2 Hasi l penjadwalan kereta Pengecekan hasil rekomendasi untuk memastikan bahwa jadwal yang dihasilkan tidak saling bertabrakan. Data yang dihasilkan tidak saling bertabrakan berhasil

15 Pengujian Fungsi Program Pengujian fungsi program, dilakukan untuk melihat apakah fungsi program di awal analisa kebutuhan pada sistem sudah diimplementasikan pada aplikasi atau tidak. Sesuai dengan kebutuhan penjadwalan kereta api yang optimal dengan mempertimbangkan faktor-faktor penjadwalan kereta seperti, jumlah kereta, jumlah jalur dan waktu tunggu sudah diterapkan pada aplikasi untuk menghasilkan jadwal keberangkatan baru yang lebih optimal Pengujian performance program Berdasarkan hasil wawancara akhir dengan user setelah program dijalankan, maka user dapat menerima rekomendasi jadwal yang dihasilkan oleh program. Hal ini dipastikan bahwa setelah melakukan pengecekan secara manual dengan waktu keberangkatan kereta maka tidak ditemukan kesalahan dalam rekomendasi jam keberangkatan.

Bab III Metode Perancangan Sistem

Bab III Metode Perancangan Sistem 23 Bab III Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah dengan menggunakan metode prototyping. Proses pada model prototyping yang digambarkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Database Berikut ini adalah basis data dari rancangan tabel yang telah dibuat kedalam MySql Server. Gambar 4.1 Struktur Tabel Data Wajib Pajak 48 49 Gambar 4.2

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Program Algoritma Genetika dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip dan sifatsifat dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja manusia khususnya dalam bekerja. Segala sesuatu yang dahulu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Perkembangan game dari skala kecil maupun besar sangat bervariasi yang dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa memandang umur, dari anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Admisi Non Pemamik di UKSW Sistem Admisi Non Pemamik di Universitas Kristen Satya Wacana saat ini akan dijelaskan melalui Gambar 4.1. Gambar 4.1 Sistem Admisi

Lebih terperinci

Bab Hasil Pembuatan Aplikasi

Bab Hasil Pembuatan Aplikasi Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang hasil pembuatan aplikasi untuk penjadwalan ujian skripsi di Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKSW. Hasil yang dibahas adalah input dan manage data serta

Lebih terperinci

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan sebuah tahap meletakan sistem yang diusulkan atau dikembangkan jika nantinya sistem tersebut telah siap dijalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu hal utama untuk mendukung tubuh dalam melakukan berbagai aktifitas. Kandungan berbagai unsur penting dalam makanan seperti karbohidrat,

Lebih terperinci

GENERATOR TEKA TEKI SILANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN MULTITHREADING UNTUK MENGHITUNG FITNESSNYA

GENERATOR TEKA TEKI SILANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN MULTITHREADING UNTUK MENGHITUNG FITNESSNYA GENERATOR TEKA TEKI SILANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN MULTITHREADING UNTUK MENGHITUNG FITNESSNYA Donny Kurniawan Widodo Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang dny65@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Aplikasi, Penjadwalan, Algoritma Genetika. viii

ABSTRAK. Kata kunci : Aplikasi, Penjadwalan, Algoritma Genetika. viii ABSTRAK Di program studi Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta, mahasiswa yang akan melakukan pendadaran tidak bisa menentukan jadwal pendadarannya sendiri. Mahasiswa hanya menunggu jadwal pendadaran

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Implementasi ini merupakan hasil skenario dari desain implementasi data yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dalam hal ini objek dari implemtasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Perancangan Database 3.1.1. Conceptual Model Conceptual Model merupakan penggambaran database secara konsep dengan menggunakan ERD. Conceptual Model ditunjukkan oleh Gambar

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN KERETA API PADA JADWAL KERETA API SEMARANG - JAKARTA

SISTEM PENJADWALAN KERETA API PADA JADWAL KERETA API SEMARANG - JAKARTA SISTEM PENJADWALAN KERETA API PADA JADWAL KERETA API SEMARANG - JAKARTA LAPORAN PENELITIAN Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti: Martin Kartiyoso

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Konsep Pada bab ini penulis akan membahas konsep mengenai perangkat lunak yang digunakan serta akan dibahas mengenai tujuan, kegunaan dan untuk siapa aplikasi

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini akan membahas hasil dari pembangunan sistem berdasarkan rancangan sistem yang telah pada bab tiga. 4.1 Evaluasi Sistem Prototype Evaluasi sistem prototype merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 65 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi yang sudah dijelaskan pada Bab III, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

Bab Implementasi Sistem

Bab Implementasi Sistem 37 Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem Basis Data Implementasi model sistem basis data merupakan implementasi dari perancangan basis data yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem dilakukan untuk memperoleh definisi permasalahan dan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem dilakukan untuk memperoleh definisi permasalahan dan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dilakukan untuk memperoleh definisi permasalahan dan gambaran yang tepat dari apa yang akan dilakukan oleh sistem. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. Pengumpulan data dan informasi Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data yang digunakan untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi penjadwalan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka diperlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis seperti yang dijabarkan pada gambar 3.1

Lebih terperinci

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI )

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) Siska Diatinari Andarawarih 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Dasar Negeri Di Kota Binjai Berbasis Web dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 81 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan survey dengan kuisioner mencari informasi dari media yang

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan survey dengan kuisioner mencari informasi dari media yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari hingga desember 2014. Dengan tempat penelitian pada Kominfo Jatim yang termasuk juga sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini sebelumnya diawali oleh pengumpulan litelatur dan pengumpulan data. Pengumpulan literatur merupakan pengumpulan bahan-bahan seperti jurnal, buku,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 111 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi otomatisasi penjadwalan yang dibuat merupakan aplikasi desktop. Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan perangkat keras dan piranti lunak dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang 1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang ada masih menggunakan cara manual yaitu pihak Tata Usaha

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Pengertian Implementasi Sistem Setelah sistem selesai dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih, saatnya sistem untuk diimplementasikan.

Lebih terperinci

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii BERITA ACARA DEMO SOFTWARE TUGAS AKHIR... iv SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR...v ABSTRAK.....vi

Lebih terperinci

Oleh : SUPRIYONO

Oleh : SUPRIYONO 1 Oleh : SUPRIYONO 5110201024 LATAR BELAKANG Teknologi Informasi merupakan perihal yang sangat penting bagi perusahaan karena dapat digunakan dalam pengambilan suatu keputusan Menurut (Boehm,1991) mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN Pada bagian bab ini, selanjutnya penulis akan melakukan tahap pembuatan dan pengujian yang mengacu pada analisa dan perancangan pada bagian sebelumnya. 4.1 Pembuatan Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Tampilan di bawah ini adalah halaman pada menu utama dari sistem yang penulis buat yang terdiri dari beberapa menu diantaranya adalah : 1. Home 2. Info 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer dewasa ini memungkinkan disimpannya data dalam bentuk file dalam jumlah yang besar karena adanya media penyimpanan data yang memiliki

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing menggunakan algoritma memetika, akan diberikan contoh sebagai berikut. Contoh Misalkan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program TAKARIR advanced tingkat lanjut algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah alleles nilai suatu gen. bug kesalahan program chromosome kromosom crossover penyilangan kromosom

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Pada tahap ini akan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAK PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA Leo Willyanto Santoso*, Johan Saputra**, dan Rolly Intan*** *, **, ***Jurusan Teknik Informatika FTI Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem informasi geografis pengiriman buah import pada PT. Sekar Mulia Abadi berbasis Web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di lakukan, selanjutnya melakukan tahap implementasi dan pengujian sistem yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di lakukan, selanjutnya penulis melakukan tahap implementasin dan pengujian sistem

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : operasi yang paling banyak digunakan.

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : operasi yang paling banyak digunakan. 20 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Teknis Perancangan Program Dalam proses perancangan program aplikasi, digunakan metode Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari rancangan implementasi knowledge management system berbasis web tentang import hortikultura pada PT. Lintas Buana

Lebih terperinci

Koneksi Sederhana Database dengan C# (Lihat, Tambah, dan Hapus Data)

Koneksi Sederhana Database dengan C# (Lihat, Tambah, dan Hapus Data) Koneksi Sederhana Database dengan C# (Lihat, Tambah, dan Hapus Data) Database merupakan suatu hal penting dalam membuat sebuah aplikasi, baik aplikasi berbasis desktop, maupun aplikasi berbasis web. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alat transportasi ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alat transportasi ini memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api merupakan alat transportasi darat utama yang digunakan hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alat transportasi ini memiliki multi keunggulan komparatif,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

Bab 4. Hasil dan Pembahasan 54 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang penerapan sistem dan pembahasan, berdasarkan perancangan yang telah dilakukan pada bab tiga, serta pengujian sistem. Adapun tujuan implementasi

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Aplikasi Pada bab ini akan dibahas implementasi sistem rancang bangun Aplikasi pencarian pasal-pasal undang-undang hukum dengan metode String Matching hingga

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem Pada bab ini akan dibahas tentang evaluasi sistem penggajian serta evaluasi terhadap sistem aplikasi yang telah dibuat. Di bab ini juga akan menampilkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM Danuri Teknologi Informasi Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 1.14 Hasil Implementasi Implementasi Aplikasi Sistem Pakar terdiri dari implementasi diagnosa kerusakan yang terdiri dari gejala, tempat yang diduga, diagnosa kerusakan dan pencarian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Versi Aplikasi Versi aplikasi telah mengalami proses empat kali evaluasi berdasarkan tanggal yang tercantum pada tabel 4.1. Proses evaluasi yang dilalui bertahap, mulai dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.kom) Pada Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login :

Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login : Prosedur Penggunaan Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login : 1. Beranda untuk Umum Gambar 4.1 Beranda Untuk Umum Pada halaman ini, user dapat membaca pengumuman yang telah diterbitkan oleh

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini, penulis akan menguraikan hasil implementasi dan evaluasi terhadap program aplikasi optimasi penjadwalan penggunaan ruang menggunakan teori algoritma genetik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Peringkat, diambil dari ~ jurutera/seminar/azmi.html tanggal 22 Januari 2003.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Peringkat, diambil dari  ~ jurutera/seminar/azmi.html tanggal 22 Januari 2003. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor tentu akan sangat kesulitan dalam menanamkan investasinya apabila proyek yang ditawarkan cukup banyak dengan biaya investasi, profit, dan resiko

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut: BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi sistem Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi perancangan aplikasi web E-Commerce

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan dan pembuatan Sistem Informasi Produksi Barang Pada PT. Kedaung Group Medan dengan sistem yang dibangun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya membuat sebuah task list masih dibuat dengan cara manual, yaitu mencatatkan daftar tugas yang akan kita lakukan pada sebuah kertas. Pengecekan waktu juga

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI Eddy Triswanto Setyoadi, ST., M.Kom. ABSTRAK Melakukan optimasi dalam pola penyusunan barang di dalam ruang tiga

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Setelah melalui tahap analisis dan tahap perancangan pada bab 3, maka tahapan selanjutnya yang akan dilakukan yaitu tahap implementasi. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi clustering yang telah dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai penereapan dari hasil analisis yang telah dilakukan. Adapun kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi. 4.1.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Berdasarkan Kinerja Pegawai dengan Menggunakan Metode Naive

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman. Kondisi dan Perulangan. By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I

Dasar Pemrograman. Kondisi dan Perulangan. By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I Dasar Pemrograman Kondisi dan Perulangan By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I Kondisi dan Perulangan Pendahuluan Dalam sebuah proses program, biasanya terdapat kode penyeleksian kondisi, kode pengulangan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN. Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan

BAB III METODE DAN PERANCANGAN. Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan BAB III METODE DAN PERANCANGAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah sebagai berikut a. Pengumpulan Data Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan

Lebih terperinci

Jika login gagal, maka akan ditampilkan informasi bahwa ID Operator atau Password yang dinputkan salah

Jika login gagal, maka akan ditampilkan informasi bahwa ID Operator atau Password yang dinputkan salah Utama (Login) Merupakan halaman utama ketika pengguna membuka halaman Sistem Informasi Administrasi Perkuliahan (SIAP), Halaman ini menampilkan form login untuk dapat masuk ke bagian administrator sistem

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan X merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk berbahan baku besi dan stainless steel. Produk yang dihasilkan seperti cabinet, trolley, pagar, tangki

Lebih terperinci

3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex...

3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus

Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus Perulangan dan percabangan merupakan hal yang sangat penting dalam menyusun suatu program Pada pertemuan kali ini akan dibahas secara detail tentang perulangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Impelentasi Implementasi sistem ini menggambarkan penerapan dan kebutuhan sistem untuk menjalankan program dimana aplikasi ini merupakan aplikasi dashboard monitoring

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum, biasa disebut Departemen PU, sempat bernama "Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah" (1999-2000)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi Sistem

Lebih terperinci

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian, 4 generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisis dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Inventaris Armada Taxi Pada PT. Express Limo Nusantara Dengan Metode Jumlah Angka Tahun dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait.

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait. BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Studi Literatur Pada tahap ini, dilakukan pencarian referensi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Penyusunan Menu Makanan Dalam penyusunan menu makanan banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama jika menu makanan yang disusun untuk

Lebih terperinci