IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu"

Transkripsi

1 IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR 4.1. Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu Buah-buahan Indonesia diminati di pasar luar negeri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan ekspor buah Indonesia ke pasar luar negeri. Potensi mangga di pasar internasional cukup prospek. Dari tahun ke tahun permintaan mangga asal Indonesia di negara tujuan ekspor cenderung terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari produksi ekspor dan volume ekspor mangga Indonesia yang mengalami peningkatan (Tabel 6). Tabel 6. Produksi dan Volume Ekspor Mangga Indonesia Tahun Tahun Produksi (ton) Volume ekspor (kg) , kg , kg kg Sumber : BPS (2010) Mangga gedong gincu merupakan kelompok dari mangga gedong. Mangga gedong gincu selintas terlihat hampir mirip dengan mangga gedong biasa, tetapi sesungguhnya terdapat banyak perbedaannya (Tabel 7). Tabel 7.Perbedaan Mangga Gedong Gincu Dengan Gedong Biasa No. Kriteria Gedong gincu Gedong biasa 1. Warna kulit Merah keunguan pada pangkal Kuning buah dengan masih menyisakan semburat hijau tua pada ujung buah 2. Ujung buah Lekukan rata/hampir hilang Membulat 3. Pangkal buah (tempat Membulat Ada lekukan tangkai buah) 4. Posisi bisa duduk Ujung buah di bawah Pangkal buah di bawah 5. Rasa Manis segar (manis dengan manis sedikit asam) 6. Umur panen hsbm hsbm 7. Aroma Harum (sangat kuat) Biasa 8. Warna daging buah saat matang Merah oranye atau kuning kemerahan Kuning hsbm = hari setelah bunga mekar (setelah buah sebesar kelereng)

2 54 Konsumen luar negeri pada umumnya menghendaki buah mangga ukuran sedang ( g per buah), warna kulit buah bersih mencolok, misalnya kuning kemerahan, sedangkan rasa manis bukan satu-satunya persyaratan utama (Anshari, 2006). Pasar Eropa menghendaki mangga yang berukuran seragam kecil-sedang ( g), kulit berwarna menarik (merah atau oranye), rasa manis dengan sedikit asam, agak berserat, tahan lama disimpan, serta mudah penyajiannya atau cara makannya. Kriteria ini cocok dengan deskripsi varietas gedong gincu sehingga untuk pasar ekspor, tampaknya mangga gedong gincu menjadi andalan yang tepat. Berbagai keunggulan yang menjadikan mangga gedong gincu digemari pasar luar negeri dibanding varietas favorit mangga asal Indonesia lainnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Mangga Gedong Gincu Dengan Mangga Varietas Indonesia No. Kriteria Gedong gincu Gedong Arumanis 1. Warna Merah keunguan pada Kuning pangkal buah 2. Rasa Manis segar (manis Manis dengan sedikit asam) 3. Tekstur Lembut agak berserat Lembut agak berserat 4. Ukuran Kecil sampai sedang Kecil sampai ( g) sedang ( g) Kuning Sangat manis 5. Aroma Harum (sangat kuat) Biasa Harum Lembut tanpa serat Besar ( 500 g) Saat ini, harga mangga gedong gincu merupakan harga tertinggi bagi varietas mangga Indonesia. Tingginya harga mangga gedong gincu bukan hanya disebabkan faktor pasokan dan permintaan (permintaan tinggi tetapi produksi masih terbatas), tetapi juga karena pola pemanenannya. Mangga gedong gincu dipetik saat semburat merah sudah keluar di pangkal buah sehingga dijamin tua optimal (sudah cukup tua tapi belum terlalu matang) sehingga rata-rata tingkat ketuaan dipastikan seragam. Jika mangga gedong gincu dipetik belum keluar semburat merah pada pangkal buahnya, maka saat matang warna kulitnya akan kuning seperti gedong biasa. Terbentuknya tampilan Gincu di pangkal buah memerlukan sinar matahari saat buah masih di pohon. Untuk keperluan ekspor,

3 55 mangga gedong gincu mempunyai harga jual yang tinggi dibanding varietas mangga lainnya (Tabel 9). Tabel 9. Rata-Rata Harga Mangga Kualitas Ekspor di Tingkat Petani di Kabupaten Cirebon Tahun No. Musim Panen Bulan Rata-rata Harga Kualitas Ekspor per kg (dalam rupiah) Harumanis Dermayu Gedong Gincu 1. Awal panen raya Oktober Puncak panen raya Nopember Akhir panen raya Desember Sumber : Distanbunnakhut Kabupaten Cirebon (2010) Daerah sentra produksi mangga gedong gincu di Indonesia adalah Jawa Barat meliputi Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka. Kabupaten Cirebon menjadikan mangga gedong gincu sebagai komoditas unggulan daerahnya. Perkembangan produksi mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon tahun menunjukkan kecenderungan peningkatan (Tabel 10) Tabel 10. Produksi Mangga Gedong Gincu Tahun Tahun Jumlah produksi (ton) Sumber : Distanbunnakhut Kabupaten Cirebon (2010) Berdasarkan data Distanbunnakhut Kabupaten Cirebon (2010) pada tahun 2010, Kabupaten Cirebon mempunyai luas areal mangga ha dengan populasi sebanyak pohon. Dari jumlah luas dan pohon yang ada, terdapat kebun mangga gedong gincu seluas ha dengan jumlah pohon yang produktif sebanyak pohon dengan jumlah produksi sebanyak ton. Dari ha kebun mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon, sekitar 2 % (60 ha) telah terdaftar di Departemen Pertanian. Kebun mangga yang bisa didaftarkan adalah kebun mangga yang sudah menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) dan Standard Operational Procedure (SOP). Para importir mengharuskan mangga gedong gincu yang diekspor mempunyai asal usul yang jelas agar bisa

4 56 diketahui jaminan kualitasnya. Bahkan beberapa negara mengharuskan kebun dan rumah pengemasan (packing house) buah sudah disertifikasi. Untuk meningkatkan kualitas mangga gedong gincu dari Kabupaten Cirebon, sejak tahun 2005 pemerintah Kabupaten Cirebon sudah mencanangkan penerapan GAP dan SOP pada kebun-kebun mangga gedong gincu di wilayah Cirebon. Dasar hukum penerapan GAP di Indonesia adalah peraturan menteri nomor 61/Permentan/OT.160/11/2006, tanggal 28 November 2006 untuk komoditi buah. Sampai saat penelitian ini dilaksanakan kebun buah mangga baru sampai tahap terdaftar sebagai kebun penerapan GAP/SOP. Sekitar 23%, petani mangga di Cirebon telah menerapkan teknologi pembungaan sehingga dapat meningkatkan jumlah bunga yang juga akan meningkatkan jumlah buah. Pada saat kemarau panjang, tanaman mangga di wilayah Cirebon, berbunga antara Maret sampai Juli sehingga menghasilkan buah siap panen antara Oktober sampai Desember. Panen raya terjadi pada November setiap tahunnya. Mangga gedong gincu baru bisa dipanen saat berusia 3 tahun dengan produksi sebesar 1-2 ton per hektar per sekali panen. Setelah berusia 5 tahun, produksi buah akan meningkat menjadi 3 ton per hektar per sekali panen.satu hektar kebun mangga gedong gincu berkapasitas 100 pohon. Sentra mangga gedong gincu yang terbesar di Kabupaten Cirebon berada di Kecamatan Sedong. Kondisi lingkungan di Kecamatan Sedong sangat mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan maangga gedong gincu karena memiliki tingkat keasaman tanah yaitu ph 5 dan suhu harian o C. Pada tahun 2010, dari pohon mangga gedong gincu yang produktif di Kabupaten Cirebon, sebanyak pohon mangga gedong gincu ada di Kecamatan Sedong, sisanya tersebar di 36 kecamatan lainnya pada wilayah Kabupaten Cirebon.(Lampiran 3). Jumlah petani mangga di Kecamatan Sedong merupakan jumlah terbesar diantara kecamatan lain di Kabupaten Cirebon. Pohon-pohon mangga di Kecamatan Sedong dikelola oleh petani mangga yang tergabung dalam 11 Kelompok Tani Buah (KTB) mangga dalam satu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

5 Elemen Rantai Pasok Mangga Gedong Gincu Rantai pasok produk pertanian lebih kompleks dari rantai pasok pada umumnya karena : produk pertanian bersifat mudah rusak, tergantung iklim dan musim, dan bentuk serta ukuran hasil panen bervariasi. Elemen yang diperhatikan dalam rantai pasok meliputi fasilitas, fungsi, dan aktifitas (Ma arif dan Tanjung, 2003). Elemen dalam rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor digambarkan pada Gambar 12. Elemen Rantai Pasok Mangga Gedong Gincu Untuk Ekspor Fasilitas Fungsi Aktifitas 1. Kebun mangga 2. Gudang penampungan hasil panen milik gapoktan 3. Gudang dan packing house milik eksportir 1. Petani mangga/ktb 2. Gapoktan 3. Eksportir 4. Konsumen luar Negeri 1. Pemanenan 2. Pengumpulan dan penampungan hasil panen 3. Pembersihan, sortasi I pengemasan dan penimbangan 4. Pengiriman ke gudang eksportir 5. Sortasi II dan grading 6. Pelabelan buah, pembungkusan, pengemasan, dan penimbangan 7. Pelabelan kemasan dan peletizing 8. pengiriman ekspor. Gambar 12. Elemen dalam rantai pasok mangga gedong gincu pada tingkat eksportir Fasilitas Fasilitas yang diperlukan dalam rantai pasok mangga gedong gincu di tingkat eksportir adalah kebun mangga sebagai pabrik yang memproduksi mangga gedong gincu, gudang milik gapoktan tempat penampungan hasil panen, dan gudang eksportir yang juga berfungsi sebagai packing house Fungsi Fungsi produksi dan distribusi mangga gedong gincu dari kebun ke konsumen dilakukan oleh pelaku rantai pasok mangga gedong gincu. Jika

6 58 ditelusuri dari hasil penelitian Eryani (1999) tentang pemasaran mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon, maka akan diperoleh berbagai pola saluran pemasaran mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon (Gambar 13). Petani Pedagag kecil besar pengecer di wilayah Cirebon Konsumen di wilayah Cirebon di pasar induk pengecer di luar wilayah Cirebon Konsumen di luar Cirebon Pola 1 Cara bayar : tunai Grade B : Rp /kg Grade C : Rp /kg Petani besar pengecer di wilayah Cirebon Konsumen di wilayah Cirebon Pola 2 Cara bayar : tunai Grade B : Rp /kg Grade C : Rp /kg Petani Pedagag kecil besar di pasar induk pengecer di luar wilayah Cirebon Konsumen di luar Cirebon Pola 3 Cara bayar : DP Grade A : Rp /kg Grade B : Rp /kg Petani besar di pasar induk pengecer di luar wilayah Cirebon Konsumen di luar Cirebon Pola 4 Cara bayar : DP Grade A : Rp /kg Grade B : Rp /kg Petani Pedagag kecil besar Supermarket Konsumen di luar Cirebon Pola 5 Cara bayar : DP Grade A : Rp /kg Grade B : Rp /kg Petani besar Supermarket Konsumen Pola 6 Cara bayar : tunda Grade A : Rp /kg Grade B : Rp /kg Petani Pedagag kecil besar Ekportir Konsumen luar negeri Pola 7 Cara bayar : tunda Grade A Petani besar Ekportir Konsumen luar negeri Pola 8 Cara bayar : tunda Grade A Gambar 13. Berbagai pola saluran pemasaran mangga gedong gincu di wilayah Cirebon (diolah kembali dari hasil penelitian Eryani, 1999) Umumnya, petani mangga gedong gincu melakukan sendiri kegiatan pemanenan dan pengangkutan. Pada saat jumlah mangga gedong gincu sedikit, sedangkan permintaan dan harga jual tinggi, maka pengangkutan dari kebun ke lokasi an dilakukan oleh pedagang. Pada kondisi tersebut, resiko dan biaya tranportasi akan ditanggung oleh pedagang. Volume rata-rata yang mampu petani penuhi adalah 0,2 ton per 2 hari. Harga yang diterima petani ditentukan oleh mutu mangga gedong gincu yang dihasilkan

7 59 petani tersebut. Bagi petani yang sudah menerapkan GAP/SOP dan serangkaian tindakan pascapanen (pembersihan, sortasi, dan grading), akan mendapatkan harga yang lebih baik. terdiri dari pedagang kecil dan pedagang besar. kecil merupakan pedagang di desa atau kecamatan yang mempunyai informasi lokasi kebun petani mangga gedong gincu yang siap panen dan harga mangga gedong gincu di wilayah Cirebon. kecil akan mencari sampel mangga gedong gincu untuk ditawarkan ke pedagang besar dan akan memperoleh komisi dari petani sebesar 5 10 % dari jumlah penjualan mangga gedong gincu yang berhasil ditawarkan ke pedagang besar. besar adalah pedagang yang menampung mangga gedong gincu untuk dijual ke pedagang pengecer, pedagang pasar induk, supermarket atau eksportir. Pada penelitian ini, pedagang besar direpresentasikan oleh Gapoktan Samimulya Desa Sedong Lor Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon. Volume rata-rata mangga gedong gincu yang mampu dijual oleh Gapoktan Samimulya adalah 1 ton per hari. pengecer terdiri dari pedagang pengecer di wilayah Cirebon dan di luar Cirebon. pengecer di wilayah Cirebon adalah pihak yang membeli mangga gedong gincu dari pedagang besar yang kemudian menjualnya kembali ke konsumen, sedangkan pedagang pengecer di luar wilayah Cirebon adalah pihak yang membeli mangga gedong gincu dari pedagang pasar induk yang kemudian menjualnya kembali ke konsumen di luar wilayah Cirebon. Rata-rata jumlah mangga gedong gincu yang dibeli pedagang pengecer adalah kurang lebih 0,03 ton per hari. di pasar induk adalah pedagang yang berdomisili di luar wilayah Cirebon. Rata-rata volume penjualan mangga gedong gincu di pedagang pasar induk adalah 1-5 ton per hari. supermarket adalah pedagang yang membeli mangga gedong gincu dari pedagang besar untuk dijual kembali ke konsumen akhir. Rata-rata volume penjualan mangga gedong gincu di supermarket adalah 0,4 ton per 2 minggu.

8 60 Eksportir adalah pedagang yang membeli mangga gedong gincu dari besar untuk dijual kembali ke pasar luar negeri. Antara eksportir dan pedagang besar melakukan perjanjian kontrak berdasarkan volume mangga gedong gincu yang sanggup dipenuhi oleh pedagang besar dalam suatu periode kontrak yang disepakati. Pada penelitian ini, rantai pasok yang diamati adalah rantai pasok mangga gedong gincu di tingkat eksportir yang dilihat dari sisi sistem persediaan mangga gedong untuk ekspor. Pemasok direpresentasikan oleh petani dan gapoktan yaitu gapoktan di Desa Sedong Lor Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon. Perusahaan direpresentasikan oleh eksportir yang merupakan pedagang besar di Kabupaten Cirebon. Pelanggan akhir direpresentasikan oleh importir. Rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor dapat dilihat pada Gambar 14. Petani (KTB) Gapoktan besar (Eksportir) Pengecer/ Konsumen dalam negeri Importir Keterangan : Arus produk Arus kas/uang Arus informasi Gambar 14. Rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor Mangga gedong gincu dipesan eksportir dari gapoktan yang sudah terikat kontrak untuk menyediakan pesanan eksportir mangga gincu selama periode musim panen. Gapoktan akan mengirim pesanan ke gudang eksportir di hari yang sama dengan hari pemetikan. Eksportir akan mengirim buah ke konsumen luar negeri di malam hari dengan menggunakan angkutan udara. Pengiriman dilakukan malam hari untuk mengurangi kerusakan akibat suhu yang panas dalam kemasaan. Pada lokasi penelitian ini, Gapoktan Samimulya adalah satu-satunya gapoktan di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon. Dalam Gapoktan Samimulya terdapat 11 KTB yaitu Sri Makmur, Sukamulya, Samoja, Makmur Jaya, Sugihmurti, Pakembaran, Datar Indah, Astana, Barokah, dan Cikondang Indah. Selain menjadi pemasok mangga gedong gincu untuk eksportir, Gapoktan Samimulya juga menjual mangga gedong gincu untuk pasar di wilayah Cirebon

9 61 dan di luar wilayah Cirebon. Gapoktan Samimulya memperoleh pasokan mangga gedong gincu dari petani mangga yang sudah menerapkan GAP/SOP pada kebun mangganya. Tidak semua petani dalam KTB telah menerapkan GAP/SOP. Di kecamatan Sedong, baru 10 petani dari berbagai KTB yang kebunnya mendapatkan nomor registrasi dari Departemen Pertanian karena sudah menerapkan GAP/SOP (Lampiran 4). Persyaratan importir, mangga gedong gincu yang dikirim haruslah berasal dari kebun yang sudah menerapkan GAP/SOP. Saat ini, baru KTB Sukamulya yang memasok mangga gedong gincu ekspor untuk Gapoktan Samimulya. Eksportir pada penelitian ini adalah salah satu pedagang besar mangga yang sejak tahun 2007 sudah mengekspor mangga gedong gincu dari Cirebon ke berbagai negara meliputi : Arab Saudi, Bahrein, Kuwait, Hongkong, Singapura, Malaysia, Dubai, Qatar, Homan, dan Ukraina. Selain mengirim mangga gedong gincu untuk pasar luar negeri, eksportir juga menjual mangga gedong gincu untuk pasar dalam negeri. Hal tersebut, dilakukan eksportir untuk menghindari kerugian akibat rusaknya mangga gedong gincu di gudang persediaannya. Sebagai buah tropis klimakterik, mangga gedong gincu mempunyai umur simpan terbatas dan mudah mengalami kerusakan di sepanjang rantai pasoknya. Negara importir menginginkan mangga gedong gincu yang dipetik pada tingkat kematangan 80-85%. Pada suhu ruang, mangga dengan tingkat kematangan 80-85% mempunyai umur simpan 6 hari, sehingga buah harus segera dikeluarkan dari gudang persediaan sebelum rusak untuk menghindari kerugian Aktifitas Dalam SOP mangga gedong gincu Kabupaten Cirebon yang dikeluarkan oleh Deptan tahun 2005, aktifitas pada sepanjang rantai pasok mangga gedong gincu meliputi : pemanenan, an di gudang, sortasi, grading, pelabelan, pengemasan, penyimpanan, dan pendistribusian. Aktifitas pemilihan dan penyimpanan belum banyak dilakukan petani mangga gedong gincu. Pemilihan, penyimpanan dan aktifitas pascapanen lainnya banyak dilakukan tengkulak, pedagang, dan pedagang antar kota. Pemilihan dilakukan berdasarkan: cacat, tua, dan sesuai ukuran yang diinginkan. Kemudian

10 62 dikumpulkan dalam keranjang atau wadah penyimpanan sampai adanya transaksi pemasaran ke konsumen. Petani mangga gedong gincu yang telah menerapkan SOP selain melakukan aktifitas pemanenan dan an, juga melakukan aktifitas sortasi, grading, dan distribusi. Daftar penerapan SOP oleh petani SOP di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada penelitian ini, aktifitas pada sepanjang rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor (Gambar 15) meliputi : 1. Pemanenan. Pemanenan adalah pemisahan buah dari tanaman induknya. Pemanenan yang benar dan pada tingkat kematangan yang sesuai akan mempengaruhi kualitas mangga. Umumnya, mangga gedong gincu dipetik saat buah telah memenuhi ciri-ciri tua optimal yaitu adanya lapisan lilin buah, bentuk buah sudah padat penuh terutama bagian ujung, bila buah diketuk menghasilkan nada tinggi, buah akan melayang bila dimasukkan ke dalam air, tangkai buah kering, dan warna kulit kuning kemerahan pada ujungnya. Akan lebih baik jika dipetik matang di pohon sehingga warna kemerahan terlihat bagus dan rasa pun lebih manis. Musim panen mangga gedong gincu adalah Oktober sampai Desember. Petani melakukan pemanenan disesuaikan dengan harga dan permintaan. Di luar waktu panen raya, petani memanen buah saat berumur 100 hsbm (tingkat kematangan 70%) karena saat tersebut harga mangga tua optimal rata-rata Rp hingga Rp per kg. Saat puncak panen raya (Nopember), mangga dengan tingkat kematangan 70% harganya rendah (Rp per kg) dibanding mangga yang dipanen dengan tingkat kematangan 80-85% (Rp per kg). Di luar waktu panen raya, petani hanya akan memanen mangga gedong gincu pada umur buah hsbm (tingkat kematangan 80-85%) jika ada pesanan dari pembeli karena pemanenan pada umur tersebut sangat beresiko yaitu umur simpan buah sangat pendek dan resiko jumlah buah yang terserang lalat buah semakin besar. Pemanenan saat musim hujan, mengakibatkan buah rentan terkena hujan dan penyakit akibat air hujan sehingga buah akan cepat busuk.

11 63 Pemanenan Pengumpulan dan penampungan hasil panen Tidak Layak Jual Pembersihan, sortasi, pengemasan, penimbangan Layak Jual Pengiriman ke gudang eksportir sortasi dan grading di gudang eksportir Grade B dan C Grade A Pasar dalam negeri Pelabelan buah, pembungkusan, pengemasan, penimbangan Pelabelan kemasan, paletizing Pengiriman ekspor Gambar 15. Aktifitas di sepanjang rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor Rata-rata harga mangga gedong gincu berdasarkan tingkat kematangan di tingkat petani di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rata-Rata Harga (Dalam Rupiah Per Kg) Mangga Gedong Gincu Berdasarkan Tingkat Kematangan di Tingkat Petani di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon Tahun 2011 No. Musim panen Sortir Tanpa sortir 70% 80% 70% 80% 1. Awal panen raya (Oktober) Puncak panen raya (Nopember) Akhir panen raya (Desember)

12 64 Pemanenan pada tingkat kematangan 80-85% dilakukan secara berkala 1-2 hari sekali. Hal ini karena, masa kematangan antara satu buah dengan buah lain baik dalam satu pohon maupun pohon lain berada dalam waktu yang tidak bersamaan. Khusus mangga gedong gincu untuk ekspor, mangga dipetik saat umur buah hsbm (80-85%), yaitu lekukan ujung buah rata/hampir hilang, lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah, cabang tangkai buah telah kering, bentuk buah padat penuh terutama pada bagian ujung buah, buah tidak runcing (dapat duduk), bila dimasukkan ke dalam air akan melayang, bila buah diketok sudah berbunyi nyaring, rasa manis segar (total padatan terlarut o brix), tingkat kekerasan 15kg/m 2, dan warna kulit buah hijau dengan pangkal kemerahan. Kriteria petik mangga gedong gincu berdasarkan umur dan warna kulit buah dapat dilihat pada Tabel 12 dan Lampiran 5. Tabel 12. Kriteria Petik Mangga Gedong Gincu Berdasarkan Umur Dan Warna Kulit Buah Tingkat Umur buah kematangan (hsbm) Warna kulit buah 70% Seluruh bagian buah masih berwarna hijau 80% Bagian atas ujung buah berwarna hijau tua dengan pangkal buah berwarna orange 85% Bagian atas ujung buah berwarna hijau tua dengan pangkal buah berwarna merah 95% (siap 125 Bagian ujung dan konsumsi) tengah buah berwarna kuning dengan pangkal buah 100% (over ripe) Sumber : Deptan (2005) berwarna merah 130 Bagian ujung dan tengah buah berwarna kuning kemarahan dengan pangkal buah berwarna merah Rasa buah Asam segar Manis-asam segar Manis segar Manis segar Manis segar Pemanenan dilakukan oleh petani, pedagang, pedagang antar kota atau tenaga upahan. Pemanenan di wilayah Cirebon dilakukan pada pagi

13 65 (pukul ) atau sore (pukul ) tergantung cuaca dan sesuai keperluan. Untuk keperluan ekspor, mangga gedong gincu dipanen pada pagi hari dengan tujuan mangga gedong gincu dapat diangkut ke gudang eksportir di hari yang sama dengan hari pemanenan. Mangga gedong gincu bisa dipanen saat berusia 3 tahun, namun biasanya buah yang dihasilkan masih sekitar 2-3 ton per panen. Setelah usianya 5 tahun, buah yang dihasilkan mencapai 4 ton per panen. Berdasarkan SOP mangga gedong gincu Kabupaten Cirebon (Lampiran 13), buah dipanen harus dengan menyisakan tangkai sepanjang 10 cm supaya tidak terjadi penyebaran getah. Namun, praktik tersebut belum sepenuhnya dijalankan karena masih ada buah yang dipanen dengan tidak menyisakan tangkai. Panjang tangkai yang disisakan pun bervariasi antara 2-10 cm. Petani menyisakan tangkai hanya pada buah yang dapat dijangkau dengan tangan. Buah yang tidak terjangkau dengan tangan, dipanen menggunakan alat petik yang disebut caduk yaitu semacam tongkat yang ujungnya terbuat dari besi yang dilengkapi jala (Gambar 16). Pemakaian caduk mengakibatkan buah beresiko terkena benturan, getah buah, dan luka yang akan mempengaruhi mutu dan harga jual di tingkat petani. Seyogyanya, tenaga petik menggunakan tangga segitiga untuk mencapai buah yang letaknya tinggi sehingga dapat menggunakan gunting sebagai alat petik. Pemetikan dengan gunting dapat memungkinkan tenaga pemetikan mengatur panjang tangkai buah yang disisakan. a. Alat petik caduk b. Pemetikan menggunakan caduk Gambar 16. Alat petik caduk dan cara petik mangga gedong gincu di Kecamatan Sedong

14 66 2. Pengumpulan dan Penampungan Hasil Panen Saat menunggu proses pemanenan selesai, buah yang sudah dipetik, kemudian dikumpulkan dalam keranjang. Pengumpulan merupakan rangkaian kegiatan setelah panen sebelum buah mendapat penanganan selanjutnya. Setelah dipetik, mangga dikumpulkan dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung dalam waktu lama supaya buah tetap segar. Kontak sinar matahari secara langsung menyebabkan susut bobot, mempercepat proses metabolisme (respirasi) yang akan mempercepat proses pematangan, pelayuan, dan pembusukan. Karenanya, berbagai acuan penanganan pascapanen buah mangga juga memberikan perhatian cukup besar pada proses penghilangan panas lapang atau panas kebun terutama jika panen dilakukan pada waktu suhu udara panas untuk menghambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba, mengurangi kehilangan air, dan memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin atau sistem transportasi dingin. Pada praktiknya, proses penghilangan panas lapang belum dilakukan di tingkat petani terutama petani tradisional karena menganggap tahapan tersebut memerlukan fasilitas dan peralatan khusus sehingga menambah biaya produksi. Sebenarnya, praktik penghilangan panas lapang dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu memasukkan mangga yang telah dipetik ke dalam cooler box yang diberi media pendingin berupa air dingin yang telah dicampur dengan bongkahan es (suhu berkisar 4-5 o C). Penelitian Nurmawanti (2008), menunjukkan bahwa perlakuan penghilangan panas lapang pada mangga cengkir menggunakan cooler box yang diberi media pendingin berupa air dingin yang telah dicampur dengan bongkahan es, dapat mengurangi persen susut bobot mangga tersebut daripada mangga tanpa perlakuan pra pendinginan. Susut bobot penyimpanan mangga sampai hari ke enam di suhu ruang adalah 12,80 % (pra pendinginan cooler box yang diberi air dingin+bongkahan es ) dan 16, 32 % (tanpa pra pendinginan). Petani KTB Sukamulya mengumpulkan mangga gedong gincu yang telah dipetik dengan cara meletakkan mangga ke dalam keranjang yang terbuat dari plastik HDPE (High Density Polyethylene) berkapasitas 20 kg. Tumpukan keranjang ditata maksimal 2 tumpukan dan diletakkan di tempat yang teduh

15 67 (Gambar 17). Praktik yang dilakukan petani KTB Sukamulya tersebut sesuai dengan SOP mangga gedong gincu Kabupaten Cirebon, yang mengijinkan tumpukan maksimal hanya 8 tumpukan. Gambar 17. Keranjang an mangga gedong gincu petani KTB Sukamulya Setelah proses pemanenan selesai, buah dalam keranjang an dibawa ke gudang penampungan hasil panen dan dilakukan penimbangan. Petani KTB Sukamulya membawa mangga ke gudang penampungan hasil Gapoktan Samimulya dengan menggunakan kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat. Gapoktan Samimulya telah memiliki gudang penampungan hasil panen yang juga berfungsi sebagai packing house sehingga selain digunakan untuk menampung hasil panen, juga dapat digunakan untuk aktifitas penanganan pascapanen lainnya berupa, penimbangan, pembersihan, sortasi, grading, dan pengemasan. Saat ini, Gapoktan Samimulya juga mulai merintis penggunaan packing house Samimulya sebagai tempat pengolahan mangga menjadi dodol mangga. 3. Pembersihan, Sortasi, dan Pengemasan Di gudang penampungan hasil, mangga gedong gincu dibersihkan dengan cara dicuci dengan air bersih atau dilap dengan kain halus yang bersih dan basah untuk membersihkan kotoran, sisa getah yang menempel pada permukaan kulit mangga. Kemudian, mangga dikeringkan dengan cara di angin-anginkan. Segera setelah pembersihan, mangga mendapat perlakuan sortasi untuk memisahkan mangga gedong gincu yang layak jual dan tidak layak jual agar diperoleh mangga yang seragam bentuk, warna, ukuran, dan kematangannya. Saat sortasi, buah mangga dipilih dan dipisahkan secara

16 68 visual, berdasarkan tampilan fisik terhadap buah yang cacat, bergetah, kerusakan mekanis (luka atau tergores saat pemetikan), mangga dapat duduk, warna gincu, dan tingkat kematangan buah. Rata-rata mangga yang rusak di gudang gapoktan adalah sekitar 10 % (100 kg dari kg). Gapoktan Samimulya hanya melakukan aktifitas sortasi, karena aktfitas pemilahan kelas mutu (grading) dilakukan oleh eksportir. Jadi, mangga gedong gincu yang dikirim Gapoktan Samimulya ke gudang eksportir adalah mangga yang sudah seragam mutunya sesuai standar mutu ekspor, tapi belum diklasifikasikan kelas mutunya (grade). Dalam SOP mangga gedong gincu Kabupaten Cirebon, pelaksanaan sortasi dilakukan dengan tahapan : a. Memisahkan buah yang baik dengan buah yang tidak baik, kemudian memotong tangkai buah sehingga tersisa sepanjang 2 cm. b. Memilih buah matang dengan cara memasukkan buah dalam bak penampung berisi air, bila buah tenggelam, artinya buah telah matang (90-95%), sedangkan jika buah melayang artinya buah belum begitu matang (80-85%). c. Mengelompokkan secara terpisah antara buah yang tenggelam dengan buah yang melayang. d. Meletakan buah hasil sortasi ke dalam keranjang dengan posisi tangkai menghadap ke bawah. Pada praktiknya, Gapoktan Samimulya tidak sepenuhnya berpedoman pada tahapan sortasi SOP mangga gedong gincu Kabupaten Cirebon karena proses sortasi dan grading akan dilakukan kembali pihak eksportir di gudang milik eksportir. Berdasarkan dengan standar Codex STAN (Lampiran 10) dan SNI 3164:2009 (Lampiran 11), panjang tangkai yang buah yang disisakan tidak boleh lebih dari 1 cm. Gapoktan Samimulya melakukan sortasi secara manual berdasarkan : a. Tangkai buah, yaitu tangkai masih hijau, tidak busuk, tidak berpenyakit, tidak patah, dan tidak mengeluarkan getah. b. Buah, yaitu buah sudah tua tapi belum matang (tingkat kematangan 80%), keras (tidak lunak bila ditekan dengan jari), sehat, bentuk buah normal,

17 69 permukaan kulit bersih (tidak bergetah, tidak ada spot hitam), serta buah tidak pecah, memar, luka akibat gesekan atau rusak terbakar matahari. Saat sortasi, selain berdasarkan syarat minimum mutu mangga yang diatur dalam Codex Stand dan atau SNI , gapoktan melakukan pengelompokan mangga gedong gincu menjadi tiga kelompok yaitu : a. Kelompok I, yaitu mangga yang bentuknya sempurna, warna semburat pada pangkal buah merah merata, berat buah g b. Kelompok II, yaitu mangga yang bentuknya sempurna warna semburat pada pangkal buah merah merata, berat buah < 200 g. c. Kelompok III, yaitu mangga yang rusak karena jatuh saat pemanenan, gigitan lalat buah dan serangga pengganggu lainnya, bentuk tidak sempurna (tidak dapat duduk yaitu buah tidak dapat diletakkan dengan posisi berdiri, terlalu besar yaitu > 350 g, atau terlalu kecil yaitu < 180 g, serta banyak getah yang tertinggal di kulit buah). Setelah disortir, masing-masing kelompok mangga gedong gincu tersebut dimasukkan dalam keranjang plastik HDPE kapasitas 20 kg (ukuran 62 x 43 x 25 cm) yang dialasi dan ditutup kertas koran, kemudian dilakukan penimbangan. Gapoktan akan mengirim mangga kelompok I ke gudang eksportir, sedangkan mangga kelompok II dan kelompok III dijual gapoktan untuk pasar supermarket dan lokal. Jika dilihat berdasarkan SNI (Lampiran 11), sesungguhnya mangga yang digolongkan gapoktan dalam kategori kelompok I dan II adalah mangga yang termasuk dalam ciri-ciri mangga kelas super dengan kode ukuran 3 (bobot g) untuk kelompok I ( g) dan kode ukuran 4 (bobot g) untuk kelompok II (180 - < 200 g), sedangkan untuk kelompok III tidak termasuk dalam kelas mutu manapun dalam aturan SNI dan atau Codex Stand Dalam SOP mangga gedong gincu Kabupaten Cirebon (Lampiran 13), pengkelasan mutu (grading) kualitas dilakukan berdasarkan beratnya yaitu grade A (> g), grade B (350 - <450 g), dan grade C ( g). Pada praktiknya, kriteria pengelompokkan kelas mutu yang digunakan oleh gapoktan berdasarkan kesepakatan antara gapoktan dan eksportir.

18 70 4. Pengiriman ke gudang eksportir Gapoktan Samimulya kemudian mengirim mangga gedong gincu ke gudang eksportir menggunakan mobil bak terbuka berkapasitas rata-rata 0,8-1,5 ton mangga. Perjalanan dari gudang penampungan hasil milik Gapoktan Samimulya ke gudang eksportir memerlukan waktu kurang lebih 1 jam dengan jarak tempuh 25 km. Biaya tranportasi dari gudang gapoktan ke gudang eskportir ditanggung oleh pihak eksportir. Pada buah mangga gedong gincu dari gapoktan, eksportir akan memotong 5% dari total penjualan. Jadi, jika mangga gedong gincu yang dikirim Gapoktan Samimulya ke gudang eksportir adalah sebesar 0,8 ton, maka eksportir menganggap jumlah mangga yang dikirim adalah 0,75 ton. 5. Sortasi dan grading di gudang eksportir Setelah mangga gedong gincu sampai di gudang eskportir, mangga dikeluarkan dari keranjang plastik HDPE milik gapoktan untuk dipindahkan ke keranjang plastik HDPE milik eksportir (Gambar 18). Gambar 18. Penampungan mangga di gudang eskportir dalam keranjang plastik HDPE Saat mengeluarkan mangga gedong gincu dari kotak kayu, eksportir melakukan aktifitas sortasi kedua dan aktifitas grading. Aktifitas sortasi dilakukan untuk memisahkan buah berdasarkan yang rusak (cacat, memar, luka mekanis), dan memotong tangkai buah yaitu disisakan sepanjang 1 cm. Eksportir menganggap perlu melakukan sortasi kembali karena untuk menghindari tercampurnya buah yang rusak akibat tranportasi. Pada musim panen, mangga yang masuk ke gudang eksportir mengalami kerusakan akibat

19 71 transportasi yaitu kerusakan mekanis berupa tidak bertangkai sebanyak 2,1-6,4 %, luka memar (benturan) sebanyak 9,4 19,2 %, dan luka gesekan sebanyak 15,2 31,9% sehingga, dari total mangga yang masuk ke gudang eksportir hanya sekitar 29,1 50,5 % yang bisa diekspor (Lampiran1). Pada off-season (di luar musim panen), mangga yang masuk ke gudang eksportir mengalami kerusakan akibat transportasi yaitu kerusakan mekanis berupa tidak bertangkai sebanyak 1,0-3,2 %, luka memar (benturan) sebanyak 4,2 6,2 %, dan luka gesekan sebanyak 10,5 18,7 % sehingga, dari total mangga yang masuk ke gudang eksportir hanya sekitar 16,2 26,5 % yang bisa diekspor. Grading di gudang eksportir dilakukan untuk memperoleh mangga yang seragam ukurannya berdasarkan bobot buah (besar, sedang, atau kecil). Grading mangga gedong gincu dilakukan berdasarkan kriteria yang telah disepakati antara ekportir dengan importir. Mangga Kelompok I dari gapoktan adalah mangga dengan kriteria umum kelas mutu yang telah disepakati bersama antara eskportir dengan importir. Kriteria mutu ekspor belum tentu sama antara tiap importir, tergantung tingkat kesukaan konsumen di negara importir. Mangga yang dikelompokkan gapoktan sebagai mangga Kelompok I adalah mangga yang termasuk dalam ciri-ciri mangga kelas mutu super kode ukuran 3 berdasarkan SNI , atau dengan syarat kelas mutu I kode ukuran A pada Codex Stand ) Pada penelitian ini, eksportir mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon memilah kembali mangga gedong gincu Kelompok I menjadi tiga kelompok sesuai dengan bobot buah (Tabel 13). Tujuan pemilahan pengelompokan tersebut adalah untuk membedakan harga jual berdasarkan bobot buah. Proses sortasi dan pengkelasan mutu mangga gedong gincu untuk ekspor dapat dilihat pada Gambar 19. Tabel 13. Harga Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Cirebon Pada Tingkat Eksportir Berdasarkan Bobotnya Kriteria Harga jual (rupiah/kg) Bobot > 250 g Bobot < 250 g Bobot 200 g <

20 72 Mangga gedong gincu yang telah memenuhi syarat minimum mangga yang diatur oleh Codex Stand dan atau SNI Kelompok I Berat g Kelompok II Berat <200 g Kelompok III Berat <180 atau >350 >250 g Harga jual Rp /kg <250 g Harga jual Rp /kg 200 g Harga jual Rp < /kg Gudang gapoktan Keterangan : - Kelompok I setara dengan kelas mutu super kode ukuran 3 pada SNI 3164:2009 atau setara dengan kelas mutu I kode ukuran A pada Codex STAN Gudang eksportir - Kelompok II setara dengan kelas mutu super kode ukuran 4 pada SNI 3164: Kelompok III : di luar kelas mutu berdasarkan SNI 3164:2009 dan atau Codex STAN Gambar 19. Proses sortasi dan pengkelasan mutu mangga gedong gincu pada tingkat eksportir di Kabupaten Cirebon. Tidak ada aktifitas penyimpanan khusus di gudang eksportir. Mangga gedong gincu yang sudah disortir dan grading serta belum dikemas dalam kemasan karton, dikumpulkan saja dalam keranjang plastik HDPE yang berventilasi. Mangga gedong gincu yang sudah dikemas dalam kemasan karton tapi belum segera diekspor, dibiarkan dalam keadaan terbuka, kemudian diamati setiap hari dan dilakukan sortasi ulang untuk memisahkan jika ada mangga yang mengalami kerusakan atau terlalu matang (over ripe). 6. Pelabelan buah, pembungkusan, pengemasan, dan penimbangan Mangga gedong gincu yang sudah melalui aktifitas sortasi dan grading, kemudian diberi label nama perusahaan eksportir dan diberi pembungkus sebagai pelapis berupa net foam (Gambar 20). Setelah itu, mangga dimasukkan ke dalam kemasan kotak karton (Gambar 21) kapasitas 1,5 kg (ukuran 24 x 20 x 9 cm), kapasitas 3 kg (ukuran 34 x 27 x 9 cm), dan kemasan 10 kg (ukuran 47 x 34 x 9 cm).

21 73 Gambar 20. Mangga gedong gincu untuk ekspor di dalam kemasan 3 kg 1,5 kg 10 kg Gambar 21. Kemasan karton mangga gedong gincu untuk ekspor Setelah buah dimasukkan ke dalam kotak karton, maka dilakukan aktifitas penimbangan. Untuk karton kapasitas 3 kg, memuat 10 buah mangga gedong gincu dengan bobot 300 g per buah. Jumlah buah per kemasan tergantung permintaan importir. 7. Pelabelan kemasan dan paletizing Setelah melalui aktifitas penimbangan, mangga gedong gincu yang akan segera dikirim ke luar negeri, kemasannya ditutup dan direkat. Selanjutnya kemasan diberi label nama perusahaan eksportir kemudian kemasan tersebut disusun di atas papan palet (palletizing). 8. Pengiriman ekspor Pengiriman mangga gedong gincu ke negara tujuan dilakukan menggunakan angkutan udara. Dari gudang eksportir, mangga diangkut dalam kemasan karton menggunakan mobil bak terbuka (kapasitas 1,5 ton) dan truk terbuka yang atasnya ditutup terpal (kapasitas 4 ton). Pengangkutan dari gudang eksportir ke bandara memerlukan waktu 5 6 jam dengan jarak angkut 350 km.

22 74 Hubungan antar kegiatan rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor dapat dilihat pada Gambar 22. Panen Penanganan hasil panen di pemasok Sediaan di gudang gapoktan Pasokan ke eksportir Pengendalian persediaan di tingkat eksportir Gambar 22. Hubungan antar kegiatan rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor Berdasarkan hubungan antar kegiatan rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor, maka ada tiga fungsi pokok dalam rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor yaitu fungsi panen, fungsi penangangan hasil panen, dan fungsi persediaan. Fungsi panen adalah bagian dari sistem manajemen panen mangga di kebun mangga gedong gincu. Hal yang menjadi perhatian adalah peningkatan produksi dan penerapan cara panen yang sesuai SOP untuk menjaga mutu panen agar sesuai standar mutu untuk ekspor. Fungsi penanganan hasil panen adalah bagian dari sistem manajemen mengelola hasil panen sesuai standar mutu ekspor. Hal yang menjadi perhatian dalam pengelolaan hasil panen di tingkat pemasok adalah penerapan teknologi pascapanen yang sesuai dengan SOP mangga gedong gincu sehingga menjaga mutu panen agar tetap sesuai standar mutu untuk ekspor. Fungsi persediaan merupakan kebijakan eksportir mengelola persediaannya dan sebagai upaya menjaga tingkat pelayanan kepada konsumen. Hal yang menjadi perhatian dalam fungsi persediaan adalah penentuan jumlah persediaan minimal di tingkat eksportir dengan mempertimbangkan aspek penurunan mutu dan terbatasnya umur simpan mangga gedong gincu.

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU PENANGANAN PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen mangga Gedong Gincu. 1. Struktur kerja

Lebih terperinci

V. PEMODELAN SISTEM Pendekatan Sistem Analisis Sistem

V. PEMODELAN SISTEM Pendekatan Sistem Analisis Sistem V. PEMODELAN SISTEM 5.1. Pendekatan Sistem 5.1.1.Analisis Sistem Kegiatan awal dalam rantai pasok mangga gedong gincu adalah pemanenan. Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU Mangga merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan dan diusahakan Varietas mangga yang banyak dibudidayaka adalah Mangga Arum Manis, Dermayu dan G Komoditas

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rantai pasok merupakan sekumpulan entitas baik berupa organisasi maupun individual yang secara langsung dan bersama-sama terlibat dalam aliran mulai hulu sampai hilir

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga ( Mangifera indica L. ) adalah salah satu komoditas hortikultura yang mudah rusak dan tidak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCAPANEN

PENANGANAN PASCAPANEN 43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama Transportasi dilakukan pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS

TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS Dr.Y. Aris Purwanto Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor arispurwanto@gmail.com 08128818258 ... lanjutan Proses penanganan buah yang baik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatibarang, Indramayu dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus CARA PANEN BUAH Pendahuluan Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin,

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan Stroberi mulai berbuah pada umur 4 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

KIAT DAN PROSEDUR PEMASARAN MANGGA DALAM DAN LUAR NEGERI (MEMBANGUN JEJARING PEMASARAN PRODUK LOKAL) Rika Nalinda STPP Jurluhtan Yogyakarta.

KIAT DAN PROSEDUR PEMASARAN MANGGA DALAM DAN LUAR NEGERI (MEMBANGUN JEJARING PEMASARAN PRODUK LOKAL) Rika Nalinda STPP Jurluhtan Yogyakarta. KIAT DAN PROSEDUR PEMASARAN MANGGA DALAM DAN LUAR NEGERI (MEMBANGUN JEJARING PEMASARAN PRODUK LOKAL) Rika Nalinda STPP Jurluhtan Yogyakarta Abstrak Indonesia merupakan salah satu produsen mangga terbesar

Lebih terperinci

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas.

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas. BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Secara administratif Kabupaten Semarang terbagi menjadi 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. Batas-batas Kabupaten Semarang adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan terhitung mulai bulan Januari hingga April 2012 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Bagi Indonesia kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas yang sangat diharapkan peranannya sebagai sumber penghasil devisa di luar sektor minyak dan gas bumi. Disamping sebagai sumber

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga merupakan komoditas buah yang mudah rusak. Kerusakan buah mangga dapat disebabkan karena ketidak hati-hatian

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Jambu Biji Buah jambu biji dapat dipanen dengan melihat ukuran, bentuk, dan perubahan warna buah. Setelah buah mulai berubah warna menjadi hijau lebih pucat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java)

KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java) KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java) Lizia Zamzami dan Aprilaila Sayekti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha budidaya mangga merupakan salah satu dari lima rencana pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III Cirebon, adapun WKPP ini merupakan

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM Oleh : Medi Humaedi BAB I 1.1. 1.2. 1.3. DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan. Rumusan Masalah.. 1 1 2 3 BAB II 2.1. 2.2. TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian dengan topik Pengaruh Perlakuan Pengemasan Belimbing (Averrhoa carambola L) dengan Penggunaan Bahan Pengisi terhadap Mutu Fisik Belimbing selama Transportasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis merupakan salah satu buah tropis yang sangat disukai baik oleh masyarakat dalam negeri maupun masyarakat luar negeri. Buah manggis memiliki beberapa kekhasan sehingga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA Ir Sitawati, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Pengembangan Model Pemasaran Tanaman Hias/Bunga di Kota Batu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, dikembangkan teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence atau Kecerdasan

Lebih terperinci

FORM D. A. Uraian Kegiatan. Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :

FORM D. A. Uraian Kegiatan. Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa : FORM D A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: 1. Pemanenan jeruk kisar yang dilakukan petani di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) masih tradisional, diantaranya tingkat kematangan,

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah apel fuji sun moon di Hypermart Gorontalo. Tahapan sortasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009 LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009 Uraian Jumlah (Rp) Total Ekspor (Xt) 1,211,049,484,895,820.00 Total Impor (Mt) 1,006,479,967,445,610.00 Penerimaan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

JERUK SIAM PONTIANAK DAN KEPROK TERIGAS UNTUK MENINGKATKAN. E.M.Rachmat S., Titik Purbiati, John David H, Tomy Purba dan Melia Puspitasari

JERUK SIAM PONTIANAK DAN KEPROK TERIGAS UNTUK MENINGKATKAN. E.M.Rachmat S., Titik Purbiati, John David H, Tomy Purba dan Melia Puspitasari TEKNOLOGI PEMETIKAN, PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN JERUK SIAM PONTIANAK DAN KEPROK TERIGAS UNTUK MENINGKATKAN UMUR DAYA SIMPAN >15 HARI O l e h : E.M.Rachmat S., Titik Purbiati, John David H, Tomy Purba dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah jambu biji merupakan buah klimakterik yang berkulit tipis. Jambu biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah jambu biji merupakan buah klimakterik yang berkulit tipis. Jambu biji 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Jambu Biji Buah jambu biji merupakan buah klimakterik yang berkulit tipis. Jambu biji memiliki masa simpan yang relatif pendek, berkisar 6-7 hari pada suhu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan (perishable), seperti mudah busuk dan mudah susut bobotnya. Diperkirakan jumlah kerusakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki bentuk buah yang oval atau bulat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki bentuk buah yang oval atau bulat yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Jambu Biji Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki bentuk buah yang oval atau bulat yang tidak sempurna. Buah jambu biji dapat dipanen dengan melihat perubahan

Lebih terperinci

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Hasil tangkapan di PPS Belawan idistribusikan dengan dua cara. Cara pertama adalah hasil tangkapan dari jalur laut didaratkan di PPS Belawan didistribusikan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 1 KATA PENGANTAR Dalam rangka pengembangan komoditas buncis

Lebih terperinci

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB 4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS 4.1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis Rantai pasok buah manggis untuk pasar ekspor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibentuk pada tahun 2007. Koperasi Bina Usaha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Rantai Pasok Rantai pasok adalah sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasi pemasok, manufaktur, gudang, jasa transportasi, pengecer,

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN (AGT 324)

TUGAS TERSTRUKTUR FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN (AGT 324) TUGAS TERSTRUKTUR FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN (AGT 324) Penanganan Pasca Panen Mangga Oleh : Elsa Ade Kumala A1L009003 Ravendra Martha K A1L009004 Fajar Nurdiansyah W A1L009005 Marissa Saraswati

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

MAKALAH FISIOLOGI PASCAPANEN BUAH MANGGA

MAKALAH FISIOLOGI PASCAPANEN BUAH MANGGA MAKALAH FISIOLOGI PASCAPANEN BUAH MANGGA Oleh: Riski Febri Wijayanti A1C015010 Abi Andalas Putra A1C015020 Saefulloh Maslul A1C015034 Afta Daulialfatah A1C015046 Arief Bayu Murti A1C015056 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR.

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. Sri Mulyani, Bambang Admadi H dan I Gede Nyoman Arya Suyasa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Parameter Fisik dan Organoleptik Pada Perlakuan Blansir 1. Susut Bobot Hasil pengukuran menunjukkan bahwa selama penyimpanan 8 hari, bobot rajangan selada mengalami

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci