HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan"

Transkripsi

1 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan Stroberi mulai berbuah pada umur 4 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning kemerahan. Pemanenan buah stroberi di Vin s Berry Park dilakukan setiap dua hari pada pagi hari. Pemanenan dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan tangan dan tidak langsung menggunakan gunting. Pemanenan secara langsung biasanya dilakukan oleh karyawan Vin s Berry Park. Pemanenan secara tidak langsung biasanya dilakukan oleh para pengunjung. Setiap pengunjung yang datang untuk memetik buah stroberi dikenakan biaya sebesar Rp ,- untuk 1 kg buah stroberi yang dipetik. Pengunjung yang datang untuk memetik stroberi mendapatkan satu buah gunting untuk memetik buah stroberi dan satu buah nampan untuk menampung buah yang telah dipetik serta satu orang karyawan yang bertugas memberi penjelasan tentang cara pemetikan buah stroberi. Buah yang telah dipetik selanjutnya ditimbang dan dikemas. Vin s Berry park sebagai tempat agrowisata petik stroberi seharusnya mampu menyediakan buah stroberi bagi para pengunjung yang datang, sedangkan persediaan buah stroberi yang ada saat ini sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh umur tanaman stroberi yang sudah melebihi umur produktif, yaitu dua tahun sehingga produksi buah stroberi semakin turun. Menurut Budiman dan Saraswati (2008) tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik mampu menghasilkan 0.75 kg buah stroberi per tanaman per satu musim tanam (dua tahun). Tanaman stroberi di Vin s Berry Park saat ini hanya mampu menghasilkan kg buah stroberi per tanaman per musim tanam. Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas tanaman adalah pemeliharaan tanaman. Faktor pemeliharaan tanaman terkait dengan jumlah tenaga kerja. Tenaga kerja yang terbatas mengakibatkan pembagian kerja bertumpuk dan beberapa pekerjaan tidak diselesaikan tepat waktu.

2 Tanaman stroberi hasil penanaman ulang akan berbunga dua minggu setelah penanaman ulang. Bunga stroberi yang pertama muncul tersebut harus dibuang agar nutrisi yang diserap tanaman bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk pertumbuhan tanaman. Bunga tanaman stroberi baru bisa dipelihara menjadi buah ketika tanaman berumur empat bulan setelah penanaman ulang. Stroberi membutuhkan waktu sekitar hari mulai dari berbunga, berbuah, dan bisa dipanen (Tabel 5). Menurut Sukumalanandana dan Verheij (1997) tanaman stroberi mampu berbunga sepanjang tahun di daerah tropis. Berdasarkan ketergantungan terhadap fotoperiodisme dalam pembentukan bunga, tanaman stroberi di Indonesia tergolong tanaman ever bearing, yaitu pembungaan tidak bergantung pada panjang hari dan dapat berbunga sepanjang tahun. GH Tabel 5. Waktu Berbunga-Panen Stroberi No. Tan Contoh Waktu Berbunga-Berbuah (hari) Waktu Berbuah-Panen (hari) Total Waktu Berbunga-Panen (hari) A B C D Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010 Keterangan : GH (greenhouse) Pengaruh penanaman ulang terhadap produktivitas stroberi diamati berdasarkan beberapa peubah (Tabel 6). Tanaman stroberi pada greenhouse B mewakili tanaman yang telah ditanam ulang sedangkan tanaman stroberi pada greenhouse D mewakili tanaman yang belum ditanam ulang. Hasil uji t menunjukkan bahwa penanaman ulang memberikan pengaruh terhadap persentase bunga gugur, bobot buah total/tanaman dan bobot/buah stroberi. Tanaman stroberi yang mengalami penanaman ulang memiliki persentase bunga gugur yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tidak ditanam ulang. Tanaman stroberi yang ditanam ulang juga menghasilkan bobot total/tanaman dan bobot/buah stroberi yang lebih besar daripada tanaman yang 25

3 tidak ditanam ulang. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman ulang mampu memperbaiki produktivitas tanaman stroberi. Tabel 6. Hasil Uji-t Tanaman Stroberi pada GH dengan Umur Tanam Ulang yang Berbeda Peubah yang Diamati GH B GH D Umur tanaman 3 bulan 3 tahun Tanaman contoh 30 tanaman 30 tanaman Tanaman (Polybag) Bunga/tanaman ± ± 5.84 % Bunga gugur ± 6.71 * ± * Buah panen/tanaman 3.23 ± ± 1.29 Bobot buah total/tanaman (g/tan) ± * ± * Bobot /buah (g/buah) ± 3.20 * 9.36 ± 3.72 * Diameter (mm) ± ± 3.18 Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010 Keterangan : angka-angka pada baris yang sama diikuti tanda * berbeda nyata pada uji t dengan taraf 5 %. GH (greenhouse). Penanaman ulang pada tanaman stroberi greenhouse A dan greenhouse C tidak berpengaruh terhadap jumlah bunga/tanaman, persentase bunga gugur, jumlah buah panen, bobot buah total, bobot/buah, dan diameter buah panen. Hasil ini ditunjukkan dari beberapa peubah yang diamati terhadap tanaman stroberi pada greenhouse A dan greenhouse C (Tabel 7). Tabel 7. Hasil Uji-t Tanaman Stroberi pada GH dengan Umur Tanam Ulang yang Sama Peubah yang Diamati GH A GH C Umur tanaman 6 bulan 6 bulan Tanaman contoh 30 tanaman 30 tanaman Tanaman (Polybag) Bunga/tanaman ± ± 4.52 % Bunga gugur ± ± 6.16 Buah panen/tanaman 2.83 ± ± 1.38 Bobot buah total/tanaman (g/tan) ± ± Bobot /buah (g/buah) 9.89 ± ± 2.82 Diameter (mm) ± ± 2.82 Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010 Keterangan : angka-angka pada baris yang sama diikuti tanda * berbeda nyata pada uji t dengan taraf 5 %. GH (greenhouse). 26

4 27 Tanaman stroberi hasil penanaman ulang sudah bisa dipanen pada umur 3 4 bulan setelah penanaman ulang. Buah stroberi di Vin s Berry Park dipanen saat buah telah berwarna merah karena buah akan langsung dikonsumsi. Hal ini berbeda dengan petani di Kampung Langkop yang menjual buah stroberi ke pasar untuk jangka waktu tertentu sehingga buah yang dipanen belum matang penuh. Menurut Olias et al. (2001) stroberi dapat dipanen pada tingkat kematangan yang berbeda bergantung pada waktu dan jarak ke pasar. Pasca Panen Penyortiran dan Grading/ Pengelompokkan Buah Buah stroberi yang telah dipetik kemudian dipisahkan dengan buah yang busuk. Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran buah dan bobot buah. Terdapat empat kelas stroberi, yaitu super dengan bobot buah >23 g, medium besar (MB) dengan bobot buah g, medium kecil (MK) dengan bobot buah g, kecil dengan bobot buah 9-11 g dan afkir dengan bobot buah < 9 g (Gambar 13). kecil MK afkir Gambar 13. Pengelompokan Buah Stroberi di Vin s Berry Park Hasil pengelompokan buah dari keempat greenhouse yang ada menunjukkan bahwa persentase buah berukuran MB paling kecil dibandingkan dengan ukuran buah yang lainnya. Persentase buah afkir paling banyak adalah pada tanaman greenhouse D yang berumur tiga tahun, yaitu % dan persentase buah MK paling banyak terdapat pada greenhouse B yang berumur tiga bulan setelah penanaman ulang, yaitu sebesar %. Persentase buah stroberi kecil paling banyak terdapat pada tanaman stroberi greenhouse A (Gambar 14).

5 Jumlah (%) MB (Medium Besar) MK (Medium Kecil) Kecil Afkir GH A GH B GH C GH D Gambar 14. Pengelompokan Buah Stroberi Pengemasan Buah stroberi yang telah dikelompokkan berdasarkan kelasnya selanjutnya dikemas dalam kotak Styrofoam berukuran 20 x 20 x 5 cm untuk setengah kilogram buah stroberi. Styrofoam diberi alas daun stroberi untuk mengurangi kerusakan akibat gesekan. Bentuk kemasan styrofoam antara buah stroberi MK dan kecil berbeda untuk mempermudah membedakan antara stroberi MK dan kecil. Kemasan styrofoam untuk buah stroberi jus berbentuk persegi, sedangkan buah stroberi MK berbentuk persegi dengan lengkungan di kedua ujungnya (Gambar 15). a b Gambar 15. Kemasan Stroberi: (a) Kemasan Buah Stroberi Kecil, (b) Kemasan Buah Stroberi Medium Kecil

6 29 Penyimpanan Buah stroberiri yang telah dipanen dan dikemas tidak selalu langsung terjual. Buah stroberi yang belum terjual disimpan di etalase toko pada suhu ruang. Buah stroberi Vin s Berry Park yang disimpan pada suhu kamar bisa bertahan sampai tiga hari. Setelah tiga hari, buah stroberi yang belum terjual dianggap afkir karenaa buah sudah tidak layak untuk dijual (Gambar 16). Menurut Haffner (2002) suhu optimum untuk penyimpanan buah stroberi adalah 1 0 C dan kelembaban relatif %. Kondisi seperti ini buah stroberi dapat bertahan 7-10 hari. a b Gambar 16. Buah Stroberi ; (a) Penyimpanan Satu Hari,(b) ) Penyimpanan Tiga Hari Pengolahan Buah stroberi yang afkir selanjutnya dibuang kelopaknya dan dibuang bagian busuknya menggunakan pisau kemudian dicuci bersih menggunakan air mengalir. Buah stroberi yang sudah dicuci kemudian dibungkus dengan plastik dan disimpan di dalam freezer. Khusus untuk buah stroberi yang akan digunakan untuk jus dibungkus dalam plastik-plastik kecil dengan berat 100 g. Buah-buah stroberi yang afkir biasanya diolah menjadi sari buah, selai, manisan (dried strawberry) dan ice cream (Gambar 17). Kendala yang dihadapi pada pengolahan hasil stroberi adalah keterbatasan jumlah buah stroberi sebagai bahan baku pembuatan produk olahan stroberi. Vin s Berry Park membeli buah stroberi dari petani Kampung Langkop untuk menutupi kekurangan produksi buah stroberi. Buah stroberi yang dibeli dari petani di Kampung Langkop sudah

7 30 dibuang kelopaknya dan sudah dicuci sehingga langsung bisa disimpan di dalam freezer. Pembuatan produk hasil olahan stroberi dilakukan di Vin s Berry Garden Cafe yang terletak di Jalan Patuha, Bandung. Proses pembuatan produk olahan stroberi tidak bisa dilihat secara langsung sehingga hanya proses pengemasannya saja yang bisa diikuti. a c b d Gambar 17. Produk Olahan Stroberi: (a) Selai Stroberi, (b) Ice Cream Sweet Heart, (c) Ice Cream Batang, (d) Manisan (dried Stroberi) Observasi Kampung Langkop, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali merupakan salah satu sentra penanaman stroberi. stroberi. Lokasi Kampung Langkop yang terletak pada m dpl sangat cocok untuk ditanami stroberi dengan suhu rata-rata adalah 20 0C. Sebagian besar penduduk Kampung Langkop adalah petani stroberi. Beberapa petani stroberi juga berperan sebagai pengumpul yang bertugas membeli hasil panen stroberi para petani di sekitar Kampung Langkop. Sistem penanaman stroberi di Kampung Langkop, masih menggunakan cara konvensional. Stroberi ditanam menggunakan karung beras ukuran 50 kg

8 31 (Gambar 18). Masing-masing karung berisi empat tanaman. Media tanam yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7 : 3. Varietas stroberi yang ditanam adalah stroberi California. Varietas lain yang pernah ditanam adalah Soho, Holand, dan Shantung. Saat ini para petani sedang mencoba menanam stroberi Earlibrite. Kendala yang dihadapi para petani di Kampung Langkop adalah banyaknya buah stroberi yang busuk saat musim hujan. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi buah stroberi. Penurunan produksi buah stroberi saat musim hujan mencapai 65 %. Gambar 18. Sistem Penanaman Stroberi di Petani Langkop Hasil panen petani stroberi yang ada di daerah Kampung Langkop pada umumnya dijual ke pengumpul. Sistem harga yang digunakan oleh pengumpul untuk membeli stroberi dari petani ada dua. Sistem pertama adalah buah stroberi diberi harga Rp ,-/kg untuk semua buah stroberi (besar, kecil dan busuk). Sistem yang kedua stroberi diberi harga Rp ,-/kg untuk buah stroberi yang bagus dan Rp ,-/kg untuk buah stroberi yang busuk.

9 32 Buah stroberi yang dibeli dari dari petani disortir dan dikelompokan. Pengelompokkan buah stroberi yang digunakan terdiri dari empat grade, yaitu grade A (15-19 g/buah), grade B (10-14 g/buah), grade C (5-9 g/buah) dan afkir (< 5 g/buah) (Gambar 19). Harga untuk masing-masing grade bervariasi, yaitu Rp untuk grade A, Rp untuk grade B, Rp untuk grade C dan Rp untuk buah stroberi afkir. Buah stroberi dikemas menggunakan plastik mika berukuran seperempat kilogram dan setengah kilogram yang telah diberi alas karton. C B A 19. Pengelompokan Buah Stroberi di Petani Langkop Gambar 19. Buah stroberi yang telah dikemas kemudian disusun dalam kotak styrofoam untuk didistribusikan. Setiap kotak styrofoam bisa menampung 8 kg buah stroberi. Buah stroberi petani di Kampung Langkop biasanya dikirim ke Sukabumi, Bogor (pasar tradisional dan pengecer) dan Bandung (restoran, hotel, toko kue dan supermarket). Buah stroberi yang afkir dibekukan kemudian dikirim ke pabrik untuk bahan pembuatan selai, sirop dan dodol.

10 33 Analisis Usahatani Stroberi Analisis usahatani stroberi dihitung selama dua tahun, karena dalam sekali musim tanam, tanaman stroberi mampu berproduksi sampai umur dua tahun. Analisis usahatani stroberi dilakukan pada sistem penanaman secara hidroponik dan secara konvensional dengan populasi tanaman sebanyak tanaman. Analisis usahatani stroberi secara hidroponik merupakan hasil analisis usahatani dari Vin s Berry Park dengan luas lahan m 2 dan populasi polybag. Setiap polybag berisi satu tanaman. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik dengan luas lahan m 2 adalah tanaman untuk empat buah greenhouse. Bibit stroberi pertama kali diimpor tahun 1999 dengan harga Rp ,-/bibit dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi bukan bibit baru. Harga bibit yang digunakan adalah seperlima dari harga awal bibit karena bibit stroberi telah diganti sebanyak lima kali mulai dari impor pertama kali sehingga harga bibit menjadi Rp. 1500,-/bibit. Produksi tanaman yang digunakan merupakan hasil pengamatan penulis dari ratarata produksi keempat greenhouse. Pemanenan selama magang dilakukan selama 2.5 bulan dengan asumsi tanaman yang berproduksi adalah 80 %. Analisis usahatani stroberi secara konvensional merupakan hasil wawancara dengan salah satu petani di Kampung Langkop, yaitu Bapak Ian. Luas lahan yang digunakan adalah 700 m 2 dengan jumlah populasi adalah karung. Tiap karung berisi empat tanaman, sehingga total populasi tanaman. Jarak tanam yang digunakan 40 cm x 60 cm. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara konvensional dengan luas lahan m 2 adalah karung, sehingga total populasi adalah tanaman. Populasi tanaman yang digunakan dalam analisis usahatani adalah tanaman. Harga awal bibit stroberi adalah Rp ,- dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit stroberi sudah tiga kali diganti mulai dari pertama kali membeli bibit, sehingga harga bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi adalah sepertiga dari harga awal bibit stroberi. Harga bibit

11 34 stroberi yang digunakan adalah Rp. 500,-/bibit. Produksi buah per tanaman adalah 0.25 kg/tanaman/musim tanam dengan asumsi 80 % tanaman yang berproduksi. Hasil analisis usahatani berdasarkan data yang diperoleh selama magang menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara hidroponik di Vin s Berry Park memberikan keuntungan sebesar Rp ,- (Lampiran 5). Produksi buah stroberi yang dihasilkan adalah 0.29 kg per tanaman per musim tanam. Produksi buah yang dihasilkan tergolong kecil. Hal ini diduga karena usia tanaman yang sudah tua sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas lebih dari separuh produksi normal. Menurut Budiman dan Saraswati (2008) tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik mampu menghasilkan 0.75 kg/buah stroberi selama satu musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara hidroponik adalah Rp ,-. Vin s Berry Park tidak menjual buah stroberi afkir dalam bentuk segar sehingga tidak diperhitungkan dalam analisis usahatani. Buah stroberi afkir yang dihasilkan mencapai 31 % per musim tanam. Stroberi afkir digunakan sebagai bahan baku produk olahan stroberi sehingga tetap menjadi sumber pendapatan Vin s Berry Park. Analisis usahatani menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara konvensional memberikan keuntungan sebesar Rp ,- per musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara konvensional adalah Rp ,- (Lampiran 6). Produksi buah stroberi di Vin s Berry Park dan di petani Langkop hampir sama, tetapi analisis usahatani stroberi Vin s Berry Park lebih menguntungkan dibandingkan dengan analisis usahatani stroberi petani Langkop. Hal ini dikarenakan kualitas buah antara buah stroberi di Vin s Berry Park dan petani Langkop berbeda sehingga harga buah stroberi Vin s Berry Park lebih mahal dibandingkan dengan harga buah stroberi petani Langkop. Perbedaan sistem budidaya stroberi di Vin s Berry Park dapat dilihat pada Tabel 8.

12 35 Tabel 8. Perbedaan Budidaya Stroberi di Vin s Berry Park dan di Petani Langkop Vin s Berry Park Petani Langkop Sistem penanaman Hidroponik Konvensional (karung) (rak bertingkat) Varietas Earlibrite dan Festival California Produksi/tanaman 0.29 kg/tanaman/tahun 0.25 kg/ tanaman/tahun Biaya produksi/tan Rp ,- Rp ,- Harga buah/kg MB = Rp ,- MK = Rp ,- Kecil = Rp ,- Grade A = Rp ,- Grade B = Rp ,- Grade C = Rp ,- Bobot buah Penyimpanan MB : g/buah MK : g/buah Kecil : 9-11 g/buah Afkir : < 9 g/buah Suhu kamar : 3 hari Afkir = Rp ,- Grade A :15 19 g/buah Grade B :10 14 g/buah Grade C : 5 9 g/buah Afkir : < 5 g/buah Suhu kamar : 1 hari Suhu 3 0 C : 4 5 hari Suhu 3 0 C : 1 minggu Penjualan Konsumsi segar Konsumsi segar dan bahan baku produk olahan stroberi Keterangan : MB (Medium Besar), MK (Medium Kecil)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 16 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis meliputi : penyiraman, pemupukan, pemangkasan, pembersihan gulma, penanaman ulang dan penggantian media tanam, pengendalian hama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Batang utama tanaman ini sangat pendek. Daun stroberi merupakan daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate) dengan tepi daunnya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Vin s Berry Park Vin s Berry Park adalah sebuah merek dagang milik PT Putra Agro Tunas Harapan yang berada di bawah Yayasan PATUHA. Vin s Berry Park bergerak di bidang budidaya,

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi 16 PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi Tanaman stroberi mampu berproduksi dengan baik sampai dengan dua tahun apabila dipelihara dengan baik. Tanaman stroberi di Vin s Berry Park umurnya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim 10 KEADAAN UMUM Letak Geografis dan Iklim Vin s Berry Park adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura khususnya budidaya, pengolahan dan agrowisata stroberi. Vin s Berry Park

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Tani PT JORO merupakan sebuah perusahaan agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan pertanian..

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman buah dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat. Tanaman pepaya banyak ditanam baik di daerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk pertanian ini diharapkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan

I. PENDAHULUAN. Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan industri stroberi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit 45 PEMBAHASAN Hikmah Farm Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga tersebut memegang jabatan

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung pada letak 5 22' 10" LS dan 105 14' 38" BT dengan ketinggian 146 m dpl

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu

IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR 4.1. Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu Buah-buahan Indonesia diminati di pasar luar negeri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usahatani Tanaman Melinjo Tanaman melinjo yang berada di Desa Plumbon Kecamatan Karagsambung ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman II.TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Agronomis Wortel atau Carrot (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA Ir Sitawati, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Pengembangan Model Pemasaran Tanaman Hias/Bunga di Kota Batu

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang Pepaya merupakan salah satu komoditi buah penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi buah pepaya nasional pada tahun 2006 mencapai 9.76% dari total produksi buah

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI Cici Aulia Permata Bunda 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi ciciaulia@rocketmail.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK DISUSUN OLEH : NAMA : YULI NURCAHYO NIM : 11.11.5420 KELAS : 11-S1TI-11 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lahan Kebun salak dalam penelitian ini terletak di Desa Tapansari, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Umur pohon salak yang digunakan sekitar 2 tahun

Lebih terperinci

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI 6.1. Keragaan Usahatani Jambu biji Usahatani jambu biji di Desa Cimanggis merupakan usaha yang dapat dikatakan masih baru. Hal ini dilihat dari pengalaman bertani jambu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar belakang. Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara

PENDAHULUAN. Latar belakang. Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara PENDAHULUAN Latar belakang Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan industri stroberi di Amerika

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1 PENDAHULUAN Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun baru saat ini sedang dalam pengembangannya baik oleh perkebunan rakyat maupun oleh perkebunan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, Batu, Malang. Ds. Junrejo, Kec. Junrejo berada pada ketinggian 800 m dpl, memiliki suhu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Nila Restu Wardani, Dwi Fauzia Putra Universitas Kanjuruhan Malang

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG Ahmad Damiri, Eddy Makruf dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas 23 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH. Oleh : Team PENDAHULUAN

BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH. Oleh : Team PENDAHULUAN BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH Oleh : Team PENDAHULUAN Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia adalah brokoli. Brokoli atau kubis bunga hijau sering dimanfaatkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas

Lebih terperinci