PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DAMPER 005 DI PT. PRIMATECH PRESISI UTAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DAMPER 005 DI PT. PRIMATECH PRESISI UTAMA"

Transkripsi

1 PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DAMPER 005 DI PT. PRIMATECH PRESISI UTAMA Dimastya Catra Saputra Perumahan Green Garden Blok A 15 No. 12, , dcgs_g188ca@yahoo.com Hendry Jl. Selat Sumba Blok M No. 38, , louwhendry@yahoo.co.id Regina Citra Lestari Jl. Haji Goden Pondok Pinang 002 A, , reginaxoxo14@yahoo.com Rida Zuraida Teknik Industri, Universitas Bina Nusantara, Jakarta- Indonesia, rzuraida@yahoo.com ABSTRAK PT. Primatech Presisi Utama adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi benda presisi dengan salah satu produknya adalah damper 005, dan PT. Hi-Lex Indonesia adalah satu-satunya customer produk tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan standar baku produk dan sistem dokumentasi, yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang prima. Metode yang digunakan adalah DMAIC, dengan pengukuran dua jenis data, yaitu: data atribut dan data variabel. Data variabel berisi ukuran kuantitatif terhadap bagian-bagian penting dari produk. Sedangkan data atribut merupakan ukuran kualitatif terhadap jumlah cacat dari produk. Hasil akhir dari penelitian ini berupa prosedur standar operasi (SOP) mengenai peningkatan dalam proses inspeksi, dan deteksi dini pada lini produksi. SOP yang dijalankan secara ideal akan mengurangi biaya kualitas dari 16.48% dari pendapatan, menjadi 11.08% dari pendapatan. Dan akan meningkatkan nilai sigma dari 3.95 menjadi Kata kunci: damper, kualitas, DMAIC, SOP, sigma ABSTRACT PT. Primatech Presisi Utama is a manufacturing company which produces precision parts and one of their product is damper 005, and PT. Hi-Lex Indonesia is the only customer for the product. In order to fulfil the customer statisfaction, this research is expected to help the company to increase the standard of product and documentation system, and eventually will produce a prime output. DMAIC methods is used for the research, with two types of measurement are used, there are: attribute data and variable data. Variable data contains quantitative measurement to the parts of product. And attribute data is qualitative measurement to the defects of product. The final output of the research will be a Standard Operational Procedure (SOP) about improvement in inspection process, and early detections in the production line. The ideal execution of the SOP will decrease the quality cost from 16.48% to 11.08% from total revenue. And it will increase sigma point from 3.95 to Kata kunci: damper, quality, DMAIC, SOP, sigma

2 PENDAHULUAN Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan ditantai dengan meningkatnya penjualan motor nasional sebesar 61.5 persen dari tahun 2009 hingga tahun 2012, dan penjualan mobil sepanjang kuartal I/2012 menguat 9% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan penjualan ini diprediksikan akan terus meningkat pada tahun berikutnya, seiring dengan permintaan konsumen yang meningkat terhadap pasar automotive, serta persaingan pada industri automotive untuk mengembangkan kendaraan bermotor. Peningkatan penjualan bermotor ini tentunya turut berimbas pada peningkatan penjualan spare part (Jati, 2012). Kendaraan bermotor memiliki banyak komponen atau spare part yang bervariasi. Untuk itu, produksi komponen kendaraan bermotor ini melibatkan banyak bidang industri lain yang juga memproduksi berbagai macam variasi komponen bagian pada kendaraan bermotor. Oleh karena itu, PT. Primatech Presisi Utama adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang mass production manufacturing merupakan salah satu dari bagian industri tersebut. Salah satu produk PT. Primatech Presisi Utama adalah damper 005 dengan kode GG4E005F0, dengan satu-satunya customer produk ini adalah PT. Hi-Lex Indonesia. Proses pembuatan damper memiliki 3 tahap, yaitu: first process, second process, dan third process. Dari proses yang telah berlangsung, terdapat inspeksi terhadap produk yang dihasilkan. Tetapi, inspeksi yang dilakukan masihmenggunakan intuisi, yang menyebabkan belum adanya ketetapan dalam sistem inspeksi, sehingga toleransi pengukuran dari setiap operator berbeda-beda. Maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses produksi damper 005 di perusahaan, dan jenis cacat di setiap prodses yang menentukan produk go or no go ke tahap selanjutnya? 2. Bagaimana pelaksanaan inspeksi di setiap proses pembuatan dan inspeksi akhir untuk damper 005 pada perusahaan berdasarkan kategori cacat yang telah ditentukan? 3. Berapa level sigma saat ini dan berapa level sigma yang harus dicapai perusahaan untuk memenuhi standar jaminan kualitas yang ditetapkan konsumen? 4. Sistem dokumentasi apakah yang dibutuhkan untuk mengontrol produk damper 005 dalam rangka mendukung pemenuhan standar jaminan kualitas yang diterapkan konsumen? Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada sistem jaminan kualitas di PT. Primatech Presisi Utama. 2. Menganalisa penyebab permasalahan yang terdapat pada sistem jaminan kualitas dengan menerapkan metode six sigma DMAIC. 3. Memberikan usulan perbaikan terhadap permasalahan yang terjadi dengan harapan perusahaan dapat melakukan continuous improvement dalam memenuhi kebutuhan customer. 4. Penelitan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan usulan penggunaan standard operating procedure (SOP) yang dibutuhkan perusahaan dalam penerapan sistem inspeksi baku dan terdokumentasi. METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan tentang metodologi penelitian adalah sebagai berikut: 1. Observasi lapangan Observasi lapangan merupakan tahap awal penelitian. Penelitian dilakukan dengan mengamati kondisi perusahaan, serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait proses produksi dan pengendalian kualitas. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai perusahaan, seperti proses produksi, sistem pengendalian kualitas, dan sistem inspeksi yang berjalan. Dengan adanya pengamatan tersebut, maka dapat diketahui permasalahan yang muncul. 2. Identifikasi masalah Setelah observasi lapangan dan wawancara dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan, maka dapat diketahui permasalahan yang dihadapi oleh PT. Primatech Presisi Utama. Identifikasi masalah yang dilakukan dengan menentukan ruang lingkup penelitian. Identifikasi masalah yang didapat adalah belum adanya standar inspeksi baku yang ditetapkan dalam sistem inspeksi. 3. Tujuan dan manfaat penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang didapat, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian

3 yang akan dilakukan, seperti tertulis pada bagian Pendahuluan. 4. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk menambah perbendaharaan keilmuan yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan yang akan diteliti, sehingga dapat ditentukan metode yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan kondisi nyata perusahaan. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur, seperti buku panduan dan jurnal serupa yang berkaitan dengan penelitian. 5. Pengumpulan data Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data yang diperlukan untuk mendukung pemecahan masalah yang timbul berdasarkan fokus penelitian. Data yang diperoleh pada periode bulan Maret 2012-April 2012 adalah data kebutuhan pelanggan, seperti spesifikasi produk, data variabel per proses produksi damper, jenis dan jumlah defect selama periode tersebut, serta biaya yang berkaitan dengan proses produksi damper ini. 6. Pengolahan data Pada tahap pengolahan data, tahap-tahap yang dilakukan sesuai dengan metode utama yang digunakan yaitu DMAIC, yaitu: a. Define Langkah yang digunakan dalam tahap ini adalah pemahaman terhadap produk yang akan diteliti, serta aliran proses dari produk tersebut melalui diagram SIPOC (supplier, input, process, output, customer). Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan CTQ (critical to quality) dari produk tersebut dan mendefinisikan jenis-jenis defect yang muncul. b. Measure Pada tahap ini, dilakukan pengukuran kapabilitas proses pembuatan produk damper berdasarkan nilai DPMO (defect part per million) dan nilai sigma dari masing-masing proses maupun per periode untuk data atribut. Sehingga akan dilakukan perhitungan nilai sigma terhadap keseluruhan proses produksi. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat control chart, yang bertujuan untuk mengendalikan tingkat defect agar berada dalam batas spesifikasi. Jika proses sudah berada dalam batas kendali, maka langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat kapabilitas proses saat ini. c. Analyze Pada tahap ini, adalah merupakan tahap untuk memverifikasi penyebab pengaruh input dan output yang meliputi analisis proses, menganalisis jenis defect yang paling tinggi dengan menggunakan diagram Paretto, sehingga dapat dilakukan analisa terhadap akar penyebab produk defect dengan menggunakan fishbone diagram, dan failure mode and effect analysis (FMEA) diagram untuk mengidentifikasi mode kegagalan sehingga dapat melakukan tindakan korektif nantinya. d. Improve Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merumuskan solusi untuk mengurangi produk cacat, menentukan dan mengimplementasikan standar baku dari spesifikasi produk yang telah ditentukan di setiap proses yang berlangsung, yang bertujuan untuk menaikkan nilai sigma dan memperbaiki sistem yang sudah ada. Tahap improve dilakukan pada setiap aspek, seperti proses, spesifikasi ukuran, dan manusia atau operator. e. Control Aktivitas yang dilakukan dalam tahap control adalah merumuskan agar proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur. Tahap ini merupakan tahap untuk melengkapi tahap penelitian dan menyampaikan hasil proses perbaikan, sehingga dilakukan perencanaan sistem dokumentasi data berupa SOP (standard operating procedures). 7. Analisis data Setelah pengolahan data selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil pengumpulan data dan juga pengolahan data. Analisis yang dilakukan bersamaan dengan tahap analyze pada metode DMAIC. Sehingga analisis diupayakan cukup mendalam agar diperoleh kesimpulan yang valid dan relevan. 8. Kesimpulan dan saran Tahap akhir dari kesimpulan dan saran ini adalah menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, serta memberikan saran-saran sebagai usulan perbaikan terhadap PT. Primatech Presisi Utama sesuai kondisi perusahaan.

4 PEMBAHASAN Latar Belakang Perusahaan PT. Primatech Presisi Utama adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part automotive dan alat teknik. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Mubiyanko yang ditandai dengan pembelian mesin auto lathe. Sebagai perusahaan yang berkembang, PT. Primatech Presisi Utama selalu berusaha dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan customers dalam meningkatkan jaminan mutu kualitas. Customers PT. Primatech Presisi Utama diantaranya adalah PT. Hi-Lex Indonesia, PT. Traffo Indonesia, PT. Paramount, dan sebagainya. Sampai saatini PT. Primatech Presisi Utama memiliki plant workshop yang berada di daerah Cikarang, dan kantor pusat sekaligus pabrik yang terletak di daerah Pergudangan Kosambi, dengan jumlah tenaga kerja 50 orang yang dibagi dalam 3 shift jam kerja per hari, yaitu shift pertama dimulai pukul 7.00 sampai WIB, shift kedua dimulai dari pukul hingga dan terakhir dimulai dari pukul sampai PT. Primatech Presisi Utama bertekad untuk menjadi perusahaan manufaktur yang memproduksi part presisi dan bermutu tinggi, untuk menyokong kemajuan industri automotive dan elektronik dengan hanya menggunakan bahan-bahan berkualitas dan telah teruji dengan baik, serta menjamin kemasan produk dengan baik agar kualitas tetap terjaga pada saat proses pengiriman. Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan metode DMAIC (define, measure, analyze, improve, control), dengan tahapan sebagai berikut: 1. Define Tahap ini adalah langkah awal pada penerapan konsep six sigma DMAIC, yang merupakan awal dalam menentukan pokok permasalahan. Untuk itu diperlukan informasi mengenai proses dan kebutuhan pelanggan seperti spesifikasi produk yang akan dijelaskan pada diagram SIPOC. Pada tahap ini, dilakukan penentuan CTQ baik secra variabel maupun atribut, berdasarkan spesifikasi kebutuhan pelanggan. Untuk mengidentifikasi tujuan dari proyek six sigma akan dijelaskan melalui project charter, kemudian identifikasi tentang proses pembuatan damper secara lengkap akan digambarkan melalui flow process chart. Tahap ini dimulai pada tanggal 24 Februari 2012, dan berakhir pada tanggal 29 Februari A. Project Charter Project charter berisi tentang problem statement yang menyatakan bahwa kinerja produksi damper 005 yang tidak konsisten, sehingga menimbulkan produk cacat dan variabilitas yang besar. Sedangkan goal statement menyatakan bahwa, penelitian akan membawa produk damper 005 mencapai quality performance 100% apabila hasil penelitian dilaksanakan. B. SIPOC Diagram SIPOC diagram berisi tentang informasi yang berkaitan dengan proses produksi damper 005, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 1 SIPOC diagram

5 C. Flow Process Chart Flow process chart merupakan gambaran tentang informasi langkah-langkah proses produksi yang dimuali dari tahap awal hingga akhir. Informasi yang didapat dari diagram ini kemudian dianalisis berdasarkan tabel 1. Jarak total yang ditempuh dalam proses produksi damper 005 adalah 40.5 m dengan waktu baku total seluruh proses adalah detik. Tabel 1 Analisis Flow Process Chart pada Pembuatan Damper FLOW PROCESS CHART DAMPER Location: lantai produksi PT. Primatech Presisi Utama Summary Activity: Pembuatan Damper Event Present Date: Operation 8 Operator: Analyst: Transport 4 Method: Present Inspection 1 Type : Material Storage 2 Information: Time(detik) Distance(m) Measure Tahap ini dilakukan pada tanggal 1 Maret 2012 hingga 30 April 2012, yang diawali dengan penentuan terhadap spesifikasi produk berdasarkan critical to quality (CTQ). Setelah komponen CTQ diketahui, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah proses pengambilan data yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu: data variabel, dan data atribut. Critical To Quality Seperti yang telah disebutkan, terdapat 2 data yang diambil pada penelitian ini, dimana CTQ variabel dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 CTQ Variabel No. Variabel Spesifikasi 1 Panjang Body 43 ± 0.7 mm 2 Diameter Luar mm 3 Diameter Dalam mm 4 Diameter Dalam 2 14 ± 0.2 mm 5 Panjang Work in Process mm Sedangkan untuk data atribut, terdapat 8 CTQ yang berdasarkan cacat secara visual, CTQ tersebut yaitu: a. Body cacat b. Permukaan tidak rata c. Panjang body tidak sesuai d. Diameter dalam 1 besar e. Lubang tidak center f. Diameter dalam 1 kecil g. Diameter dalam 2 kecil h. Diameter dalam 2 tidak ada Perhitungan data variabel Data variabel terlebih dahulu diuji tingkat kenormalannya dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS 17.0, dan hasil dari analisa dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Perhitungan Uji Normalitas Data Variabel No. Variabel Skewness Kurtosis Kolmogorov-Smirnov 1 Panjang Body WIP Diameter Dalam Diameter Dalam Diameter Luar Panjang Body

6 Jenis Variabel Panjang body work in process Diameter dalam satu Diameter luar satu Dari perhitungan Uji Normalitas tersebut, terdapat 3 variabel yang tidak signifikan dinyatakan sebagai sebaran normal. Dan terdapat 2 variabel yang tidak mutlak dapat dinyatakan sebagai sebaran normal. Oleh karena itu, maka dibutuhkan analisis peta kontrol untuk dilakukan seleksi data yang lebih ketat untuk mendapatkan data sebaran normal. Untuk hasil uji kecukupan data, jumlah pengamatan yang diambel ternyata lebih besar dibandingkan jumlah data minimal yang seharusnya diambil, dimana masing-masing dari nilai populasi (N) pada setiap variabel lebih besar dari nilai populasi minimal (N ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa, data yang diambil telah mencukupi, dan tidak dibutuhkan adanya pengambilan data kembali. Perhitungan data atribut Total perhitungan data atribut yang didapat pada periode 1 Maret 2012 sampai 30 April 2012 adalah 9,363 unit. Dengan jumlah produk cacat yang didapat adalah 538 unit. Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai DPO, DPMO dan kapabilitas sigma, sehingga didapatkan nilai sigma sebesar 3.95 yang merupakan nilai rata-rata industri di Indonesia. 3. Analyze Tahap ini berlangsung pada tanggal 1 Mei 2012 hingga 30 mei Pada tahap ini, analisa dilakukan terhadap data variabel dan data atribut. Tahap ini bertujuan untuk mencari penyebab variabilitas pada saat proses produksi berlangsung untuk data variabel. Untuk data atribut, bertujuan untuk mencari penyebab adanya kegagalan yang dapat menyebabkan produk defect, sehingga diharapkan agar jumlah produk defect dapat berkurang melalui perbaikan sistem kerja serta sistem inspeksi. Analisa pengolahan data variabel Dengan menggunakan analisa peta kontrol, maka didapatkan penyebab variabilitas produk yang besar yang tertulis dalam tabel 4. Tabel 4 Analisa fishbone diagram data variabel Penyebab Distorsi Material Tekanan collet pada material Lip relief angle bor pada auto lathe yang kecil Lip relief angle Drill point angle bor Analisis Material yang sedang berputar mengalami pelenturan saat proses pemesinan yang dapat mengakibatkan terganggunya tekanan yang diberikan oleh collet kepada material, sehingga material akan mudah terdorong pada saat proses pengeboran. Kualitas collet yang telah berkurang menyebabkan material dengan mudah terdorong pada saat proses. Untuk kasus ini, dapat dianggap sebagai malfungsi pada collet, karena produk yang dihasilkan memiliki variabilitas yang sangat besar (lebih dari 2 mm). Hal ini mengakibatkan proses feeding tidak sempurna yang mempengaruhi tekanan pada material lebih besar, sehingga material mudah terdorong. Maka, untuk memperkecil tekanan pada material, lip relief angle pada bor tersebut harus berada pada sudut yang ideal untuk membantu proses feeding. Lip relief yang sangat kecil akan menyulitkan operator finishing process untuk menyelesaikan sebuah produk. Tetapi lip relief yang sangat besar akan menimbulkan lubang diameter yang dapat melebihi batas spesifikasi, karena feeding material lebih cepat. Drill point yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas lubang yang dihasilkan. Selanjutnya, drill point yang tidak center dapat menyebabkan lubang yang tidak center, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi fungsional dari produk. Pertama, sudut dasar tool holder, yang harus berada pada posisi 0 o, pergeseran posisi dapat menghasilkan diameter luar yang berbentuk Sudut tool holder kerucut. Kedua adalah sudut tool holder, yang dapat berpengaruh pada kemiringan leher produk dan diameter luar 1. Analisa pengolahan data atribut Analisa pengolahan data atribut dimulai dari diagram Paretto yang menunjukkan bahwa dari 8 CTQ atribut, terdapat 5 CTQ yang mencakup 90% jumlah defect produk. 5 CTQ tersebut adalah:

7 Jenis Kegagalan Body cacat Permukaan tidak rata Panjang body tidak sesuai Diameter dalam satu besar Lubang tidak center a. Body cacat b. Permukaan tidak rata c. Panjang body tidak sesuai d. Diameter dalam 1 besar e. Lubang tidak center Selanjutnya, permasalahan akan terlihat pada tabel 5, yang merupakan hasil dari pembahasan diagram sebab-akibat. Tabel 5 Analisa fishbone diagram data atribut Faktor Penyebab Tidak ada pengecekan awal pada material. Pemasangan collet tidak erat, terdapat geram pada collet. Terdapat coak pada pahat Pahat terlalu runcing Kurangnya media pendingin pada saat pengikisan Operator kurang mengikuti spesifikasi ukuran produk pada first process Jarak benda ke silinder besi yang keluar pada collet terlalu pendek Drilling point pada first process terlalu dalam Drilling point pada first process tidak center Drilling point pada first proses terlalu dalam Analisis Hal ini mengakibatkan operator tidak mengetahui jika terdapat cacat pada material seperti black dot, coak, korosi, ataupun baret, sehingga hal ini mempengaruhi hasil akhir pada body damper. Jika collet tidak erat, dapat megakibatkan goresan pada material oleh pahat saat proses berlangsung, begitupun jika terdapat geram pada collet, dapat mengakibatkan gumpalan pada damper karena geram tersebut menyatu dengan material saat proses berjalan. Geram pada coak pahat akan menempel dengan material sehingga menimbulkan gumpalan. Adanya coak pada pahat juga dapat mempengaruhi pemakanan yang kurang sempurna pada material Pahat yang terlalu runcing dapat mempengaruhi hasil pengikisan yang tajam atau tidak rata pada permukaan damper. Mempengaruhi aus pada pahat yang menyebabkan tumpul, sehingga proses pemakanan pada material kurang sempurna. Jika panjang damper work in process tidak sesuai, maka akan berpengaruh pada panjang akhir damper. Yang terjadi di lapangan adalah operator seringkali mengabaikan ukuran spesifikasi, karena inspeksi yang dilakukan menggunakan intuisi, dengan cara menaruh beberapa damper kemudian merabanya. Saat proses pemotongan material, jarak material yang keluar pada collet tidak boleh terlalu pendek, dapat mengakibatkan hasil potongan panjang damper terlalu pendek. Pada saat pengeboran, jika drilling point terlalu dalam, dapat mengakibatkan putaran mata bor yang mengembang dan melebar pada diameter damper, sehingga menghasilkan lubang yang besar. Drilling point pada mata bor yang tidak center dengan pusat diameter silinder besi, mengakibatkan letak lubang pada damper tidak center pada saat proses pengeboran. Drilling point yang terlalu dalam akan mempengaruhi putaran yang dihasilkan dalam membuat lubang pada damper. Selanjutnya dilakukan analisa nilai risk priority number (RPN), yang menghasilkan prioritas penanganan jumlah produk cacat pada data atribut. Analisa tersebut tertulis pada tabel 6. Pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa collet menjadi penyebab terbesar dari body cacat. Sedangkan untuk permukaan tidak rata, penyebab kegagalan produk terbesar berasal dari pahat yang terlalu runcing, serta kurangnya media pendingin pada saat pengikisan. Untuk kriteria panjang tidak sesuai, hal ini disebabkan karena operator yang kurang mengikuti spesifikasi produk pada first process. Untuk cacat diameter luar satu besar dan lubang tidak center, hal ini disebabkan karena drilling point pada bor yang first process terlalu dalam, serta tidak centered. Oleh karena itu, kriteria terbesar dari masing-masing RPN tersebut akan menjadi prioritas penyelesaian masalah yang paling utama dari SOP yang dirancang.

8 No Jenis Kegagalan 1 Body cacat Permukaan tidak rata Panjang tidak sesuai Diameter luar satu besar Lubang tidak center Tabel 6 Analisa nilai RPN Penyebab dari Nilai S O D RPN Kegagalan Prioritas Tidak ada pengecekan awal pada material sebelum diproses Pemasangan collet tidak erat dan terdapat geram pada collet Terdapat coak pada pahat Pahat pemotong terlalu runcing Kurangnya media pendingin pada saat proses pengikisan Operator kurang mengikuti spesifikasi ukuran produk pada first process Jarak benda kerja yang keluar pada collet terlalu Drilling point pada first process terlalu dalam Drilling point pada first process tidak center Drilling point pada first process terlalu dalam Improve Selanjutnya, tahap improve bertujuan untuk memetakan proses yang menimbulkan variabilitas yang besar pada data variabel. Serta mengurangi jumlah defect produk pada data atribut. Pemecahan kedua masalah pada data tersebut akan menghasilkan SOP, dan standarisasi pada komponen proses produksi, salah satunya adalah standar tools. 5. Control Tahap ini merupakan langkah pengendalian proses, sehingga dalam tahap ini dilakukan usulan perbaikan berupa SOP, yang merupakan integrasi dari peningkatan kualitas proses produksi maupun sistem inspeksi. Setelah itu, dilakukan perhitungan cost of qualit, sebagai pembuktian dari peningkatan kinerja proses produksi dan inspeksi pada perusahaan. Target pencapaian sigma Nilai sigma yang didapat dari konversi nilai DPMO, adalah sebesar Nilai ini meningkat sebesar 0.32 dari nilai sigma awal yaitu Pencapaian ini didapat jika perbaikan dilakukan terhadap modus occurrence potential cause, dengan jumlah cacat sebesar 207 damper. Jumlah tersebut telah mencakup pengurangan pada 5 CTQ potensial, serta berbaikan juga termasuk pada 3 CTQ diluar pembahasan diagram Paretto, sehingga jumlah 3 CTQ tersebut dapat berkurang hingga 0 damper. Standard operating procedures Terdapat beberapa SOP yang dapat berjalan sesuai dengan kondisi yang ditentukan. Jenis-jenis SOP tersebut adalah: a. Inspeksi pada collet dan mesin b. Inspeksi pada tools c. First process d. Second process e. Finishing process f. Inspeksi material g. Inpeksi terakhir Cost of quality Perhitungan cost of quality digolongkan menjadi beberapa kategori, seperti: a. Prevention cost b. Appraisal cost c. Internal failure cost Berdasarkan perhitungan biaya sistem sekarang dengan sistem perbaikan, terdapat perbedaan pada komponen biaya tertentu, khususnya pada biaya prevention yang ditambahkan biaya quality management, yang merupakan biaya pencatatan atau

9 pemasukan data hasil produksi sebesar Rp. 100, Untuk biaya appraisal, ditambahkan biaya inspeksi material, yaitu saat material datang dan dilakukan pengecekan selama 1 jam oleh 1 pegawai quality control yaitu sebesar Rp. 7, Pada biaya inspeksi in process, akan ditambahkan 1 orang pegawai quality control yang bertugas sebagai dokumentasi data hasil produksi, serta menjadi peringatan dini akan adanya kegagalan produk (defect). Tujuannya agar dapat mengurangi biaya internal failure, yang dapat merugikan perusahaan. Dengan implementasi SOP tersebut, dapat mengurangi cost sebesar Rp. 2,048, atau 5% dari pendapatan sistem baru. Dengan adanya penurunan cost, pengurangan defect pada bagian scrap dan rework dapat meningkatkan profit perusahaan dari Rp. 32,424, dengan sistem lama, menjadi Rp. 34,876,493.98, sehingga peningkatan profit sebesar 6.25% dari pendapatan sistem yang baru. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1. Proses pembuatan damper dibagi menjadi 3 tahap, yaitu (1) first process, pengeboran lubang pada material dan pemotongan damper dengan menggunakan mesin auto lathe. (2) Second process, perataan permukaan atas damper dan pengeboran lubang damper work-in-process di mesin bench lathe. (3) Finishing process, perataan sisi bawah damper, dan pengeboran lubang pada sisi lain damper. Produk cacat ditentukan jika damper work in process tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan di setiap proses, sehingga produk cacat akan diproses ke tahap selanjutnya. 2. Untuk menentukan produk Go (G) or No Go (NG) ke tahap selanjutnya, operator hanya mengandalkan intuisi, dan mengabaikan produk cacat yang ada di setiap proses sehingga semua produk yang dihasilkan akan lolos ke tahap selanjutnya dan jenis cacat hanyalah ditentukan pada saat inspeksi akhir, yaitu sebelum produk dikirim kepada pelanggan. Jenis cacat atau produk No Go yang ditentukan, yaitu: (1) body cacat (baret, kerutan, coak, atau black dot), (2) permukaan tidak rata (baret, coak, kasar, ataupun miring), (3) panjang body tidak sesuai (spesifikasi akhir panjang damper 42.3 x 43.7 mm), (4) diameter dalam satu besar (blong), (5) lubang tidak center, inspeksi dilakukan secara visual, (6) diameter dalam satu kecil. Jenis kriteria ini ditentukan jika pada saat inspeksi dengan pin gauge, ukuran lubang diameter dalam satu tidak sesuai dengan ukuran diameter pin gauge, (7) diameter dalam dua kecil, dan (8) Tidak ada diameter empat belas, yang merupakan kriteria penting pada damper, karena ukuran inilah yang menentukan damper ke dalam kategori damper 005. Inspeksi dilakukan secara visual. 3. Perhitungan level Sigma saat ini adalah Melalui usulan perbaikan berdasarkan modus tingkat potential cause pada nilai occurence di proses, diharapkan dapat diperoleh nilai Sigma maksimal, yaitu Untuk inspeksi akhir, diusulkan adanya check sheet untuk mencatat jumlah produk Go dan No Go pada setiap inspeksi akhir sebelum pengiriman. Hal ini bertujuan sebagai historical data, sehingga perusahaan mengetahui berapa banyak good dan defect produk sehingga memudahkan untuk menghitung biaya kualitas. Adanya SOP dan check sheet ini berguna dalam continuous improvement yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam memenuhi standar jaminan kualitas yang diterapkan konsumen. Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sebaiknya menerapkan sistem dokumentasi agar sistem dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Sebaiknya perusahaan menerapkan standarisasi terhadap parameter pada tools pada mesin, seperti penggunaan bor dan pahat yang sesuai. 3. Sebaiknya perusahaan menerapkan SOP pada proses pengerjaan dan inspeksi agar dapat memastikan operator untuk mematuhi langkah kerja dan spesifikasi yang telah ditentukan pelanggan dan sebagai sistem jaminan kualitas terhadap produk.

10 REFERENSI Cahyono, A., & Kholil, M. (2006). Usulan Perbaikan Kualitas Dengan Metode SPC untuk Mengurangi cacat bending part scale PF pada proses injection pada produk plastic department PT. Indonesia Epson Industry. Bulletin Penelitian, 4-5. Donald, L., Suzanne, B., & Elaine, C. (2003). How to Scope DMAIC projects. Quality Progress 36. No.1, PP Evans, J. R., & Lindsay, W. M. (2007). An Introduction to Six Sigma & Process Improvement. Jakarta: Salemba Empat. Gaspersz, V. (2002). Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi Dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, Dan HACCP. Bogor: Gramedia Pustaka Utama. Gasperz, V. (2005). Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Montgomery, D. (2005). Introduction to Statistical Quality Control 5th Edition. New York: John Wiley & Sons. Inc. RIWAYAT PENULIS Dimastya Catra Saputra, lahir di Malang pada 7 Desember Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri pada Hendry, lahir di Pontianak pada 21 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri pada Regina Citra Lestari, lahir di Jakarta pada 14 Oktober Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri pada Saat ini, bekerja di Moonlay Technologies sebagai Quality Control. Rida Zuraida, menamatkan pendidikan S1 di Universitas Pasundan (2001) dan S2 di Institut Teknologi Bandung (2004) dalam bidang Teknik Industri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Primatech Presisi Utama adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part automotive dan alat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L2 LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi L3 LAMPIRAN 3 FOTO PROSES PRODUKSI DAN INSPEKSI 1. First process pemotongan awal material 2. Second process pengeboran diameter luar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) TUGAS AKHIR RI 1592 MENGURANGI JUMLAH CACAT DAN BIAYA KERUGIAN PADA PRODUK GENTENG WW ROYAL ABU-ABU DENGAN PENDEKATAN DMAIC DAN FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) NOVEMIA PRANING H NRP 2502

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam perusahaan industri manufaktur. Tingkat efektifitas dan efisiensi berproduksi dituntut memiliki nilai yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Pengendalian Kualitas Kualitas dapat diartikan dengan berbagai macam pendapat, kebanyakan orang mempunyai pengertian kualitas sebagai bagaimana sebuah proses dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian START Observasi Lapangan Dilakukan pada proses printing, component making dan can making disertai dengan wawancara terhadap penanggung jawab proses

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI BAN DALAM MOBIL (Studi Kasus Pada PT. United Kingland)

PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI BAN DALAM MOBIL (Studi Kasus Pada PT. United Kingland) PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI BAN DALAM MOBIL (Studi Kasus Pada PT. United Kingland) Rahmi Maulidya, Andri Bagio Satrio dan Rico Susanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Aan Andri Yana NPM : 30411004 Pembimbing :

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak.

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak. PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Theresia Sihombing *), Ratna Purwaningsih Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

: defect, six sigma, DMAIC,

: defect, six sigma, DMAIC, ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PRODUK KAIN GREY DI CV X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DMAIC

PENINGKATAN MUTU PRODUK KAIN GREY DI CV X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DMAIC PENINGKATAN MUTU PRODUK KAIN GREY DI CV X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DMAIC Hanky Fransiscus 1, Sugih Sudharma Tjandra 2, Melissa Stephanie 3 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT (FMEA) PADA PRODUK RIBBED SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PTPN. II KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI. ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI Oleh : EVI MARINA P 0832010023 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle)

Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut teknologi Nasional Juni 2013 Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi

Lebih terperinci

ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.

ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT. ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.XYZ) Priyanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality Petunjuk Sitasi: Mudiastuti, R. D., & Hermawan, A. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN DMAIC PADA PROSES HANDLING PAINTED BODY BMW X3 (STUDI KASUS: PT. TJAHJA SAKTI MOTOR)

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN DMAIC PADA PROSES HANDLING PAINTED BODY BMW X3 (STUDI KASUS: PT. TJAHJA SAKTI MOTOR) PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN DMAIC PADA PROSES HANDLING PAINTED BODY BMW X3 (STUDI KASUS: PT. TJAHJA SAKTI MOTOR) Dino Caesaron, Tandianto Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Guide Comp Level pada PT Sinar Terang Logamjaya dengan Menggunakan Metode Six Sigma DMAIC

Peningkatan Kualitas Guide Comp Level pada PT Sinar Terang Logamjaya dengan Menggunakan Metode Six Sigma DMAIC Peningkatan Kualitas Guide Comp Level pada PT Sinar Terang Logamjaya dengan Menggunakan Metode Six Sigma DMAIC Christin Natalia Bintoro, Cynthia Prithadevi Juwono Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006 PENGENDALIAN TINGKAT CACAT PADA WORK STATION PENJAHITAN KAIN SPRING BED DI PT. DINAMIKA INDONUSA PRIMA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA Titi Jayati 0800775012 ABSTRAK Operational excellent didasari oleh banyak perusahaan sebagai salah satu cara

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA

MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA Sachbudi Abbas Ras, Aripin Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Mahasiswa

Lebih terperinci

Reduksi Cacat pada Produk Kaca Lembaran dengan Metode Six Sigma

Reduksi Cacat pada Produk Kaca Lembaran dengan Metode Six Sigma F289 Reduksi Cacat pada Produk Kaca Lembaran dengan Metode Six Sigma Milatul Afiah dan Moses Laksono Singgih Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Kinerja Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, data tersebut akan diolah melalui 5 fase dalam Six Sigma yang disebut Six Sigma Improvement Framework atau

Lebih terperinci

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC Cyrilla Indri Parwati 1) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENURUNKAN PRODUK CACAT SARI APEL DENGAN METODE SIX SIGMA

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENURUNKAN PRODUK CACAT SARI APEL DENGAN METODE SIX SIGMA USULAN PERBAIKAN UNTUK MENURUNKAN PRODUK CACAT SARI APEL DENGAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus di KSU Brosem Kota Batu) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci