PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH ALYSA INDIRA YASMINE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH ALYSA INDIRA YASMINE"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH ALYSA INDIRA YASMINE DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2016 Alysa Indira Yasmine NIM A

4

5 ABSTRAK ALYSA INDIRA YASMINE. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH Kegiatan magang dilaksanakan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman teknis dan manajerial tanaman teh serta mempelajari aspek pemangkasan. Kegiatan magang dilaksanakan di PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah pada 10 Februari - 10 Juni Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Gilir pangkas di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning yaitu 4 tahun sesuai dengan pedoman pemangkasan untuk daerah dataran tinggi (> m dpl), namun karena beberapa permasalahan, gilir pangkas dapat mencapai empat hingga enam tahun. Hal ini disebabkan kondisi kebun, iklim, biaya, dan tenaga kerja. Luas areal yang dipangkas setiap tahun adalah 25 % dari total luas lahan produktif ( ha). Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan sabit pangkas dan mesin pemotong. Gilir pangkas berpengaruh terhadap pertumbuhan pangkas dan jenis pangkasan pada tanaman teh. Kata kunci: tanaman teh, pemangkasan, gilir pangkas, jenis pangkas ABSTRACT ALYSA INDIRA YASMINE. Purning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Supervised by ADOLF PIETER LONTOH The objective of internship activity is to improve knowledge, technical and managerial experiences and learn aspects of the tea pruning. Internship activity was held in PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Central Java on 10 February to June 10, Data were collected using direct and indirect methods. The round pruning in plantation unit of PT Rumpun Sari Kemuning. 4 years in accordance with the guidelines of the highlands pruning (> 1200 m above sea level), but due to some problems, shift pruning can reach four to six years. The several factors that affected are plantation areal, climate, cost, and manpower. The pruning area is 25% per year of the total productive area ( ha). Pruning was done by using a sickle pruning and cutting machines. Round puring affect on bud growth and pruning type. Keywords: tea, pruning, production, productivity

6 PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH ALYSA INDIRA YASMINE Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

7

8 Judul Skripsi : Pengolahan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah Nama : Alysa Indira Yasmine NIM : A Disetujui oleh Ir Adolf Pieter Lontoh, MS Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Sugiyanta, MSi Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9

10 PRAKATA Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.. Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi merupakan hasil dari kerja dan analisis selama kegiatan magang yang dilaksanakan selama empat bulan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua tercinta, dan adik-adik tersayang atas kesabaran dan cinta kasih yang tulus yang menjadi semangat utama Penulis. 2. Ir Adolf Pieter Lontoh, MS, selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan dan saran dalam penyusunan skripsi. 3. Dr Ir Heni Purnamawati, MScAgr selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan yang membangun bagi penulis. 4. Dr Ir Supijatna, MS dan Dr Edi Santosa, SP MSi selaku dosen penguji atas masukan-masukan perbaikan 5. Direksi PT Rumpun Sari Kemuning, Bapak Dwi Koranto selaku pimpinan perusahaan yang membimbing selama magang, staff kebun dan semua pihak yang terkait magang. 6. Teman- teman yang dengan sabar mendukung dan menyemangati saya Auliyaa, Anto, Devi, Kania, Nuki, Putri, Widya, Yuniar, Adhita, Monica, Ibal, Ipan, Cila dan Zikri. Bogor, Februari 2016 Alysa Indira Yasmine

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 METODE 5 Tempat dan Waktu 5 Analisi Data dan Informasi 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Keadaan Umum 8 Pelaksanaan Kegitan Magang 12 Pembahasan 31 KESIMPULAN DAN SARAN 38 Kesimpulan 38 Saran 39 DAFTAR PUSTAKA 39 LAMPIRAN 41 RIWAYAT HIDUP 55

12 DAFTAR TABEL 1 Produksi dan produktivitas teh PT Rumpun Sari Kemuning tahun Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan jenis dan tingkat serangan hama dan penyakit 16 3 Gilir petik di PT Rumpun Sari Kemuning tahun Hanca petik di PT Rumpun Sari Kemuning pada tahun Hasil analisis pucuk di PT Rumpun Sari Kemuning 24 6 Rencana dan realisasi pangkas di PT Rumpun Sari Kemuning tahun Rata-rata tinggi dan diameter bidang petik tanaman sebelum pemangkasan 33 8 Presentase pucuk burung 34 9 Rata-rata tinggi pangkas Kerusakan cabang setelah pangkas Gilir pangkas Kapasitas pemangkas 37 DAFTAR GAMBAR 1 Pengendlian gulma pada tanaman teh 13 2 Pemupukan pada tanaman teh 14 3 Daun the yang terserang hama dan penyakit 16 4 Pangkas bersih 17 5 Jenis pangkas 18 6 Alat petik daun 21 7 Pemetik daun teh 22 8 Proses penimbangan daun teh 23 9 Proses pengolahan daun teh Mesin Press Roll Mesin Endless Chain Presser (ECP) Mesin Rotary Dryer (RD) Mesin Ball Tea Mesin sortasi kering Mesin pangkas Grafik pertumbuhan tunas 28 DAFTAR LAMPIRAN 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar 43 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor PT Rumpun Sari Kemuning I Karanganyar 44 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten kebun

13 PT Rumpun Sari Kemuning 43 4 Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten kebun PT Rumpun Sari Kemuning (Lanjutan) 44 5 Peta lokasi PT Rumpun Sari Kemuning 45 6 Struktur organisasi PT Rumpun Sari Kemuning 46 7 Jumlah tenaga kerja di PT Rumpun Sari Kemuning 47 8 Relisasi dan rencana pangkas di PT Rumpun Sari Kemuning tahun Curah hujan dan hari hujan di PT Rumpun Sari Kemuning tahun Luas areal per blok PT Rumpun Sari Kemuning 51

14 DAFTAR TABEL 1 Tingkat kekerasan dan kandungan gula buah pisang ambon pada suhu simpan yang berbeda dan pemberian putresinaerror! Bookmark not defined. 2 Tingkat kekerasan buah pisang raja pada suhu simpan yang berbeda dan pemberian putresina Error! Bookmark not defined. 3 DAFTAR GAMBAR 1 Diameter bunga krisan cv. Red Granada ( ) dan Gold van Langen ( ) pada beberapa tingkat naungan Error! Bookmark not defined. 2 Style yang tersedia pada templat Error! Bookmark not defined. 3 Opsi pembuatan bagian Daftar Isi Error! Bookmark not defined. 4 Membuat text box Error! Bookmark not defined. 5 Jendela Layout Error! Bookmark not defined. 6 Pilih Top and Bottom pada jendela Text WrappingError! Bookmark not defined. 7 Jendela untuk memasukkan judul ilustrasi Error! Bookmark not defined. 8 Jendela pembuatan Daftar Gambar, Tabel, dan LampiranError! Bookmark not defined. 9 Menu untuk memasukkan page break Error! Bookmark not defined. 10 Contoh gambar yang memiliki lebar kurang dari 10 cmerror! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN 1 Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat físik dan kimia tanah dari 78 contoh tanah di Kebun Percobaan CiheuleutError! Bookmark not defined. 2 Umur, indeks luas daun, dan hasil biji kering jagung yang ditanam pada lima ketinggian tempat Error! Bookmark not defined.

15

16

17 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman teh (Camellia sinenis (L) 0. Kuntze) merupakan tanaman tahunan yang termasuk dalam kelas Dicotyledoneae, family Theaceae (Eden 1965). Tanaman teh diperkirakan berasal dari daerah Pegunungan Himalaya dan daerah yang berbatasan dengan Cina, India, dan Burma. Teh merupakan bahan minuman yang dibuat dari pucuk muda yang telah mengalami proses pengolahan. Manfaat dari mengkonsumsi teh antara lain memberikan rasa segar dan dapat memulihkan kesegaran badan. Komoditas teh merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang telah dikenal sejak lama dan merupakan salah satu sumber devisa penting di sub sektor pertanian (Setyamidjaja 2000). Indonesia hingga tahun 2012 menempati urutan ke delapan negara penghasil teh terbesar. Peringkat pertama ditempati oleh Cina, dibawahnya India, Kenya, Sri Lanka, Turki, dan Vietnam (Ditjenbun 2012). Salah satu penyebab menurunnya ekspor teh nasional adalah karena produksi teh yang terus menurun akibat adanya konversi kebun teh. Luas areal perkebunan teh Indonesia tahun 2005 adalah ha sedangkan pada tahun 2011 luas perkebunan teh Indonesia menurun menjadi ha. Produksi pada tahun 2005 mencapai angka ton daun kering sedangkan pada tahun 2011 produksi menurun sampai ton daun kering. Produktivitas teh pada tahun 2005 mencapai ton ha -1 sedangkan pada tahun 2011 produktivitas ton ha -1. Penurunan luasan areal perkebunan teh akan menimbulkan penurunan produksi tanaman teh. Produksi teh dapat mempengaruhi volume ekspor teh. Pada data ekspor impor teh terdapat penurunan volume ekspor teh pada tahun 2005 dari ton menjadi ton pada tahun Data impor pada tahun 2005 memiliki volume impor ton mengalami kenaikan pada tahun 2011 mencapai ton. Data tersebut menunjukkan bahwa produksi dan luasan areal perkebunan teh akan mempengaruhi volume kebutuhan ekspor dan impor perkebunan teh Indonesia (Ditjenbun 2011). Kualitas pucuk teh yang memenuhi kriteria ekspor impor dapat ditentukan oleh budidaya tanaman teh yang baik dan aspek pemetikan pada setiap perkebunan. Tingkat produktivitas teh dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah iklim, teknik budidaya (pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama penyakit), pemetikan, tenaga kerja dan kondisi internal dalam perkebunan seperti manajemen perkebunan tersebut (Setyamidjaja 2000). Produktivitas kebun sangat dipengaruhi oleh penerapan teknik budidaya yang tepat karena permintaan masyarakat terhadap teh tidak hanya terbatas pada kuantitas tetapi juga kualitas. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya yang tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mutu teh dan olahannya. Salah satu upaya teknik budidaya untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanaman adalah melalui pemeliharaan tanaman dengan cara pemangkasan. Hal ini disebabkan tanaman teh dibudidayakan untuk diambil pucuknya sehingga pemangkasan diperlukan untuk merangsang pertumbuhan pucuk. Apabila tanaman teh dibiarkan tumbuh secara alami tanpa dipangkas maka ketinggiannya dapat mencapai 15 m. Tanaman teh dengan ketinggian tersebut

18 2 akan sedikit menghasilkan pucuk dan pemetikan akan sulit dilakukan. Untuk dapat melakukan pemetikan dengan mudah, maka perdu atau bidang petik teh harus rendah. Perdu atau bidang petik yang rendah dapat diperoleh dengan jalan pemangkasan (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006). Pemangkasan adalah salah satu kegiatan dalam tindakan kultur teknis tanman teh untuk mencapai produksi pucuk yang tinggi sehingga dalam memilih pangkasan harus tepat, agar tujuan pemangkasan yang diharapkan tercapai. Pemangkasan dilakukan pada tanaman teh yang belum menghasilkan dan tanaman yang menghasilkan. Pemangkasan pada tanaman belum menghasilkan bertujuan untuk membentuk perdu dengan kerangka percabangan yang ideal dan bidang petik yang luas. Pemangkasan pada saat tanaman menghasilkan bertujuan untuk mengusahakan pertumbuhan tanaman agar tetap pada fase vegetatif, membuat bidang petik tetap rendah, membentuk bidang petik seluas mungkin, merangsang pertumbuhan tunas baru, dan mengatur fluktuasi produksi harian agar tetap stabil (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2009). Hasil pemangkasan yang baik ditunjukkan oleh cara pemangkasan. Cara pemangkasan yang harus dilakukan agar hasil pemangkasan baik yaitu bidang pagkas harus sejajar dengan permukaan tanah, pemangkasan dilakukan dari kedua sisi perdu untuk membentuk luka pangkas menghadap ke dalam perdu, dan untuk satu blok sebaiknya dipangkas pada bulan yang sama. Gaet atau gergaji yang digunakan dalam pemangasan harus tajam agar cabang atau ranting yang dipotong tidak pecah atau rusak (Setyamidjaja 2000). Kegiatan pemangkasan juga harus dilakukan oleh tenaga kerja terampil untuk memperkecil terjadinya kesalahan dalam pelaksanaannya. Pemangkasan yang dilakukan dengan tidak baik dan hati-hati dapat menyebabkan kerusakan bahkan kematian pada tanaman teh. Oleh karena itu, keterampilan pemangkas diperlukan untuk memperkecil kerusakan pada tanaman. Tujuan Magang Tujuan umum kegiatan magang adalah memperoleh pengetahuan mengenai aspek teknis dan manajerial perkebunan teh, memahami proses kerja di lapang serta mendapat keterampilan dan pengalaman kerja dalam pengelolaan kebun teh. Tujuan khusus dalam kegiatan magang ini adalah mempelajari pengelolaan pemangkasan tanaman teh di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar Jawa Tengah. TINJAUAN PUSTAKA Ekofisiologi dan Botani Teh Tanaman teh berasal dari daerah subtropis pada 25 o LU 35 o LS dan 95 o BT 105 o BT yang terletak diantara pegunungan di Asia Barat sampai pegunungan di Asia Tenggara (Setyamidjaja 2000). Tanaman ini akan tumbuh baik di daerah dataran tinggi meskipun tidak menutup kemungkinan tanaman teh juga dapat tumbuh di dataran rendah tetapi dengan mutu yang kurang baik. Teh pada umumnya berakar dangkal, peka terhadap keadaan fisik tanah dan cukup sulit untuk dapat menembus lapisan tanah. Daunnya berwarna hijau tua dan

19 agak bergerigi, ukuran panjangnya bisa mencapai tinggi hingga cm. Bunganya berbentuk bulat, berwarna keputih-putihan menyerupai bunga yasmin dan dilapisi lilin. Buah teh termasuk buah kotak yang umumnya terdiri atas tiga butir biji. Biji tanaman teh mengandung minyak dengan kadar yang tinggi, yaitu 20 % berat biji (Spillane 1992). Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tinggi tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 m. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m tinggi dengan pemangkasan secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas daun teh yang cukup banyak. Lingkungan fisik yang baik diperlukan untuk pertumbuhan tanaman teh. Kondisi iklim yang mendukung akan mempengaruhi mutu daun teh. Tanaman teh memerlukan curah hujan tahunan sekitar mm mm dan suhu harian berkisar 13 o C 15 o C. Kelembaban relatif yang dibutuhkan untuk siang dan tidak kurang dari 70 % (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006 ). 3 Syarat Tumbuh Ketinggian tempat yang baik bagi pertumbuhan tanaman teh yaitu m di atas permukaan laut (m dpl). Tanaman teh yang ada di Indonesia umumnya ditanam pada ketinggian tempat lebih dari 400 m dpl (Setyamidjaja, 2000). Berdasarkan Pusat Penelitian Teh dan Kina (2006), daerah perkebunan teh di Indonesia menurut ketinggian tempat terbagi atas tiga daerah yaitu perkebunan daerah rendah (< 800 m dpl), perkebunan daerah sedang ( m dpl) dan perkebunan daerah tinggi (> m dpl). Daerah pertanaman untuk tanaman teh harus memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun sebesar mm. Hal ini disebabkan tanaman teh tidak tahan terhadap kekeringan. Curah hujan mempengaruhi kelembaban di suatu tempat. Kelembaban yang dibutuhkan oleh tanaman teh berkisar 80 % dan suhu udara yang baik bagi tanaman teh berkisar ºC (Setyamidjaja, 2000). Sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman akan semakin cepat bila sinar matahari intensif sepanjang curah hujan mencukupi. Areal pertanaman teh harus memiliki sifat fisik dan kimia tanah yang baik. Tanah yang baik sesuai dengan kebutuhan tanaman adalah tanah yang gembur, subur, kandungan bahan organik cukup, tidak bercadas dan mempunyai derajat keasaman (ph) (Setyamidjaja 2000). Budidaya Tanaman Teh Tanaman teh dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif. Pada perbanyakan generatif digunakan bahan tanaman asal biji, sedangkan perbanyakan vegetatif digunakan bahan tanaman asal stek berupa klon. Stek yang digunakan adalah stek daun yang diambil dari daun ke-tiga hingga ke-sembilan. Tanaman yang digunakan adalah tanaman umur lima sampai enam bulan setelah pemangkasan yaitu sebelum tunas-tunas di ketiak daun mulai berkembang (Spillane, 1992). Perbanyakan tanaman teh secara vegetatif merupakan salah satu

20 4 cara untuk mempertahankan sifat-sifat baik tanaman induk (klon) karena tidak terjadi perubahan sifat genotip (Setyamidjaja 2000). Tanaman teh dapat ditanam dengan berbagai jarak tanam sesuai dengan kemiringan lahan. Menurut Tobroni dan Adimulyo (1997), lahan datar hingga kemiringan 15 % berjarak tanam 120 cm x 90 cm, kemiringan lahan % berjarak tanam 120 cm x 75 cm dan kemiringan lahan lebih dari 30 % berjarak tanam 120 cm x 60 cm. Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi pucuk di kebun teh. Beberapa jenis hama penting yang menjadi masalah yaitu Helopeltis sp., ulat jengkal, ulat penggulung daun, ulat penggulung pucuk, ulat api dan tungau jingga. Adapun penyakit yang berbahaya yaitu cacar daun teh (blister blight). Cara pengendalian sangat beragam sesuai dengan situasi dan kondisi kebun teh masing-masing (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006). Pemangkasan Menurut Setyamidjaja (2000), pemangkasan merupakan salah satu kegiatan budidaya dalam pemeliharaan teh menjadi perdu, agar teh dapat dipetik dengan mudah, cepat, dan efisien sehingga diperoleh jumlah pucuk yang banyak. Kegiatan pemangkasan bertujuan untuk membentuk bidang petik seluas mungkin dan merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru sehingga mampu menghasilkan pucuk dalam jumlah yang besar. Tujuan pemangkasan lainya adalah membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki yang menghambat pertumbuhan tunastunas baru sehingga mampu menghasilkan pucuk yang banyak, menyehatkan tanaman dengan membuang bagian yang rusak baik akibat gangguan teknis maupun serangan hama dan penyakit sehingga mampu meringankan biaya pengendalian hama dan penyakit, serta mengusahakan pertumbuhan tanaman teh agar tetap pada fase vegetatif (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006). Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan kultur teknis yang dapat berpengaruh terhadap produksi dan dianggap efisien apabila produksi dapat dicapai pada tingkat yang paling tinggi. Faktor yang berpengaruh terhadap program pemangkasan antara lain: tinggi tempat dari permukaan laut, tipe pemangkasan, kesehatan tanaman, dan waktu pemangkasan (Dalimoenthe dan Johan 2009). Tinggi pemangkasan pada daerah dataran rendah (< 800 m dpl) cm, pada dataran sedang ( m dpl) cm, sedangkan pada daerah dataran tinggi (> m dpl) cm, pada umumnya tinggi pangkasan bagi kebun produktif berkisar antara cm (Tobroni 1988). Pemangkasan sebaiknya dilakukan saat tanaman sedang sehat, karena mempunyai cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhan kembali dan didukung oleh faktor lingkungan yang baik terutama oleh suhu dan kelembaban (Sukasman 1998). Pemangkasan harus segera dilakukan apabila bidang petik sudah sulit dijangkau oleh pemetik. Tinggi tanaman 120 cm merupakan tinggi maksimal untuk ukuran tinggi badan pemetik di Indonesia. Jika tinggi tanaman lebih dari 120 cm maka hasil pemetikan pucuk rendah karena bidang petik diluar jangkauan pemetik. Ada dua pengertian tentang waktu pemangkasan, yaitu gilir pemangkasan dan jadwal kebun untuk melakukan pemangkasan dalam satu tahun.

21 Pemangkasan dapat dilaksanakan pada saat cadangan pati pada akar cukup banyak, dan didukung oleh faktor pemangkasan yang optimum. Waktu pemangkasan dapat dilaksanakan pada bulan Mei - Juni (akhir musim hujan) dan bulan Oktober- November (awal musim hujan) (Sukasman 1998). Gilir pangkas adalah jangka waktu antara pemangkasan yang terdahulu dengan pangkasan berikutnya. Panjang pendeknya daur pemangkasan dipengaruhi oleh beberapa faktor letak ketinggian kebun, sistem petik, pengelolaan tanaman, dan tinggi pangkas sebelumnya (Setyamidjaja 2000). Daur pangkas yang optimal ditentukan oleh produktivitas rata-rata persatuan umur pangkas tertentu, hal ini terjadi apabila produktivitas rata-rata persatuan umur pangkas tertentu sama dengan produktivitas tanaman pada umur pangkas tertentu (Suwardi 1991). Pucuk burung adalah pucuk yang tunasnya dalam keadaan dorman sehingga beberapa waktu tidak menghasilkan daun baru. Tanaman yang sudah mendekati gilir pangkas jumlah pucuk burung akan meningkat. Pada saat kondisi pucuk burung tinggi maka kadar pati akar cukup banyak. Apabila presentase pucuk burung mencapai 70% maka peangkasan pada areal tersebut dapat dilakukan (Sukasman 1998). Tipe-tipe pemangkasan yang ada antara lain kepris, jambul dan bersih. Pemangkasan kepris adalah pemangkasan dengan bidang pangkas rata seperti meja, tanpa melakukan pembersihan atau pembuangan ranting dan dilakukan pada ketinggian cm dari permukaan tanah. Pangkasan bersih adalah pangkasan dengan bidang pangkas rata seperti meja tetapi pada bagian tengah agak rendah (ngamangkok) dengan membuang semua ranting-ranting kecil yang berukuran > 1 cm untuk memperbaiki percabangan, dan dilaksanakan pada ketinggian cm. Pangkasan jambul merupakan pangkasan bersih dengan ketinggian cm, dengan meninggalkan dua cabang yang berdaun di sisi perdu (ajir atau jambul) dengan jumlah daun lembar, dan dilaksanakan menjelang pemetikan jendangan (Setyamidjaja 2000). 5 METODE Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan dari 10 Februari 2014 hingga bulan 10 Juni 2014, di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar Jawa Tengah. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dilaksanakan dengan mengikuti semua kegiatan teknis di kebun meliputi pemeliharaan, pemetikan, administrasi dan manajerial. Metode tidak langsung dilaksanakan dengan mengambil data sekunder dari arsip-arsip serta laporan-laporan yang ada di perusahaan dan wawancara dengan mandor ataupun perangkat kantor.

22 6 Pelaksanaan magang dibagi dalam tiga tahapan kegiatan sesuai dengan status pekerja yang dijalankan. Kegiatan yang dilakukan selama magang adalah kegiatan sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten kebun. Aspek khusus magang yang diamati adalah mengenai pengelolaan pemangkasan tanaman teh, sehingga disela-sela waktu kerja harus mengkhususkan kegiatan tersebut untuk mendapatkan data primer maupun sekunder. Kegiatan pada bulan pertama sebagai karyawan harian lepas (KHL) adalah melaksanakan semua kegiatan pemeliharaan tanaman di lapangan meliputi pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit, pemupukan, pemangkasan dan pemetikan. Jurnal harian dibuat saat menjadi KHL (Lampiran 1). Kegiatan pada bulan kedua adalah menjadi pendamping mandor. Pekerjaan yang dilakukan meliputi: menghitung jumlah tenaga kerja yang hadir, membantu mengawasi dan mengorganisir kerja karyawan harian di lapangan, membantu membuat laporan harian serta mengsi jurnal kegiatan harian (Lampiran 2). Kegiatan pada bulan ketiga dan keempat adalah sebagai pendamping asisten kebun. Kegiatan yang dilaksanakan saat menjadi pendamping asisten kebun antara lain membantu asisten dalam mengawasi kerja mandor dan pekerja, membantu pembuatan laporan bulanan, mengawasi kinerja pembimbing dan membuat jurnal kegiatan harian (Lampiran 3). Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan Sebelum Pemangkasan 1. Tinggi bidang petik. Pengukuran tinggi bidang petik dilakukan dari permukaan tanah sampai ke puncak bidang petik dengan menggunakan meteran pada tanaman contoh. 2. Diameter bidang petik (DBPt). Pengukuran dilakukan dari kedua arah timur-barat dan utara-selatan dari bidang petik pada tanaman contoh kemudian diambil rata-rata dari kedua luas tersebut. diameter (utara selatan)+(timur barat) DBPt = 2 3. Persentase pucuk burung. Perhitungan pucuk burung dan pucuk peko dilakukan pada perdu tanaman yang akan dipangkas produksi. Perhitungan pucuk burung dan pucuk peko dilakukan dengan menggunakan lingkaran yang terbuat dari bambu dengan diameter 75 cm, kemudian pucuk burung dan pucuk peko yang berada didalam lingkaran dihitung jumlahnya. Jumlah pucuk burung 0 0 Pucuk burung x 100 Jumlah pucuk (burung peko) Pengamatan pada Saat Pemangkasan 1. Tinggi pangkasan. Pengukuran tinggi pangkasan dilakukan dari permukaan tanah sampai luka bekas pangkasan pada tanaman yang telah dipangkas dengan menggunakan tongkat ukur. 0 0

23 7 2. Luas areal pemangkasan. Menganalisa target luas areal pangkasan yang telah ditetapkan kebun dan realisasi pangkasan yang dilakukan di kebun. 3. Diameter bidang pangkas (DBP). Diameter bidang pangkas diukur berdasarkan diameter bidang pangkas dari kedua arah timur-barat dan utara-selatan dan diambil kedua rataratanya. DBP = diameter (utara selatan) + (timur barat) 2 4. Jenis pangkasan. Jenis pangkasan diamati baik secara langsung maupun wawancara dengan pembimbing asisten manajer tanaman. 5. Waktu pemangkasan. Data waktu pemangkasan diperoleh dan wawancara dengan asisten manajer tanaman. 6. Gilir pangkas Data gilir pangkas diperoleh melalui wawancara dengan asisten manajer tanaman dan mempelajari laporan tahunan. 7. Alat pangkas Alat pangkas yang digunakan diamati pada saat pemangkasan atau wawancara langsung dengan mandor. Pengamatan Setelah Pemangkasan Pengamatan yang dilakukan setelah pemangkasan adalah pertumbuhan tunas. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tunas mulai pangkal tunas sampai titik tumbuh. Pengukuran dilakukan dua minggu sekali mulai dua minggu setelah pemangkasan (MSP) hingga hingga delapan minggu berikutnya. Pengamatan dilakukan pada 20 tanaman contoh yang diambil secara acak pada setiap blok. Analisis Data dan Informasi Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat hasil pengamatan primer dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan maupun standar baku yang berlaku pada pemetikan teh. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji t student pada taraf nyata 5 %, rata-rata dan persentase. Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: t student = (x 1 + x 2) Sp 1 n n 2 sp = (n 1 1)s (n 2 1)s 2 2 n 1 + n 2 2

24 8 Nilai berbeda nyata apabila t hitung > t tabel dan tidak berbeda nyata apabila t hitung < t tabel, t tabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5 % dan derajat bebas (n1+n2-2) (Walpole, 1992). KEADAAN UMUM Sejarah Umum PT Perkebunan Rumpun Sari Kemuning I Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dirintis oleh bangsa Belanda pada waktu itu sedang menjajah Indonesia dengan nama NV Culture Mascave dengan pusat pengolaan di Belanda. Pada tanggal 11 April 1852 pemerintahan Belanda memberikan Hak Guna Usaha (HGU) dalam jangka waktu 50 tahun kepada kakak beradik warga Belanda yang diberikan lahan di Kecamatan Ngargoyoso dengan luas ha dan Kecamatan Jenawi dengan luas ha sehingga luas totalnya ha. Lahan tersebut ditanami kopi dan teh yang pengolahannya diserahkan ke pada Firma Watering dan Labor yang berkedudukan di Belanda yang bernama Culture Maatschapij Kemuning. Pada saat Jepang masuk Indonesia pada tahun 1942 hingga 1945, perkebunan teh NV Culture Maatschapij Kemuning untuk pengelolaannya berpindah tangan ke pemerintah Jepang. Pada tahun 1945 setelah Jepang kalah pada perang dunia II, perkebunan teh tersebut dikelola oleh Mangkunegaran Surakarta yang dipimpin oleh Ir Sarsito hingga tahun Pada tahun kebun Kemuning diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan hasil produksi digunakan untuk membiayai perjuangan Indonesia. Pada tanggal 19 Mei 1950 dengan adanya Konferensi Meja Bundar perkebunan kemuning diserahkan kembali ke NV. Culture Maatschapij Kemuning hingga tanggal 19 Desember Pada tahun 1953 Culture Maatschapij Kemuning dicabut tanpa diserahkan ke pihak manapun dan diserahkan Perkebunan Kemuning (KPPK). Pada tanggal 1 April 1990 PT Rumpun bekerja sama dengan PT Astra Agroniaga yang berada di Jakarta dan pengolahannya diserahkan kepada PT Astra Agroniaga, maka terbentukah nama baru untuk perkebunan Kemuning yaitu PT Rumpun Sari Kemuning. Pada tanggal 1 Mei 2004 PT Astra Agro Niaga melepas PT Rumpun Sari Kemuning karena ingin lebih berkonsentrasi menangani perkebunan kelapa sawit. PT Rumpun Sari Kemuning ini akhirnya dibeli oleh Bapak Ketut Gede Yudantara yang berasal dari Bali dan menjadi hak perorangan. Kemudian Bapak Ketut Gede Yudantara bekerja sama dengan PT Sumber Abadi Tirta Sentosa (SATS). PT Sumber Abadi Tirta Sentosa (PT SATS) adalah salah satu perusahaan divisi agro dan perkebunan di bawah Yudiko Group yang merupakan perusahaan multinasional. Dalam pengelolaannya PT Rumpun Sari Kemuning hanya menangani masalah pengolahan produk, pengiriman produk pada konsumen, menjadi perusahaan delivery order dan melakukan pengiriman barang berdasarkan pesanan PT Sumber Abadi Sentosa (SATS). PT Sumber Abadi Tirta Sentosa menangani masalah manajemen pemasaran dan hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan. Kerjasama ini berlangsung sampai sekarang.

25 9 Letak Geografis dan Letak Wilayah Administratif Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning terletak di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Karesidenan Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi perkebunan pabrik teh PT Rumpun Sari Kemuning terletak antara o BT dan o LS. PT Rumpun Sari Kemuning di sebelah timur berbatasan dengan Perhutani Gunung Sewu, di sebelah barat dengan kebun karet PTPN XVIII, di sebelah utara dengan Kecamatan Jenawi, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Nggadungan dan Kecamatan Ngargoyoso (Lampiran 4). Kondisi Tanah, Topografi dan Iklim Curah hujan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning antar mm. Pada data curah hujan rata-rata selama sepuluh tahun terakhir ( ) berkisar mm tahun -1 dengan rata-rata mm tahun -1 dan hari hujan berkisar hari dengan rata-rata hari hujan. Tipe iklim berdasarkan curah hujan menurut Schmidth Ferguson adalah tipe B dengan rata-rata 9.09 bulan basah (BB) dan 2 bulan kering (BK). Suhu harian pada tahun 2013 di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning berkisar antara 18.5 o C - 24 o C dengan kelembaban udara (RH) berkisar antara 68-87% dan intensitas penyinaran 40-55% dengan suhu rata-rata 21.5 o C (Lampiran 5). Jenis tanah perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning memiliki jenis tanah latosol dengan ph tanah dengan topografi lahan yang landai bergelombang sampai berbukit dengan tingkat kemiringan 0-45%. Selain itu jenis tanah lain yang ada pada perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah : a. Laterit, merupakan bahan andesit yang dihembuskan gunung berapi yang terletak antra 800 m dpl b. Tuff Liparit, adalah tanah berpasir (pasir kasar dan halus) dari bahan yang dihembuskan gunung berapi, letaknya m dpl c. Andesit tua terdiri dari campuran tanah liat, abu, dan pasir. Letaknya antara m dpl Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning memiliki luas areal konsesi seluas ha, terdiri atas areal produktif ha, areal cadangan 0.47 ha, areal non tanaman (jalan, jurang, sungai, emplasemen) ha dan sisanya 4.74 ha berupa areal yang tidak dapat ditanami (Lampiran 6). Total areal produktif terbagi atas 2 afdeling,yaitu afdeling OA seluas ha dan Afdeling OB seluas ha (Lampiran 6). Kondisi Tanaman dan Produksi Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning mempunyai beberapa varietas (klon) teh yang dibudidayakan antara lain : Klon TRI (Tea Research Institute of Ceylon, Srilangka) 2024, TRI 2025, Gambung (Puslitbun Gambung, Indonesia), dan CIN (Perkebunan Cinyiruan, Indonesia). Jarak tanam yang digunakan pada

26 10 Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah 120 cm x 60 cm dengan populasi rata-rata pohon ha -1. Produksi pucuk teh lima tahun terakhir ( ) di PT Rumpun Sari Kemuning memiliki rata-rata kg tahun -1 dengan produksi teh hijau kering sebesar kg tahun -1. Rata-rata produktivitas tanaman teh basah kg ha -1 dan produktivitas teh kering kg ha -1. Produksi dan produktivitas selama lima tahun ( ) di Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Tabel 1. Produksi tanaman teh di Indonesia pada tahun 2011 sebesar ton. Dari data tersebut diketahui bahwa produksi perkebunan rakyat sebesar ton, perkebunan pemerintah ton, dan perkebunan swasta ton. Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning merupakan perkebunan sawasta pada tahun 2011 menghasilkan ton sehingga produksi teh diperkebunan tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari produksi teh swasta di Indonesia. Tabel 1 Produksi dan produktivitas teh PT Rumpun Sari Kemuning tahun Tahun Produksi Produktivitas Luas TM (kg) (kg ha (ha) th -1 ) Basah Kering Basah Kering Rata-rata Sumber : Kantor Kebun dan Pabrik PT Rumpun Sari Kemuning 2014 Struktur Organisasi dan Ruang Lingkup Tugas Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dipimpin oleh Administratur yang diangkat oleh direksi PT Sumber Abadi Tirta Sentosa (SATS). Administratur membawahi kepala sub bagian kebun, kepala sub bagian pabrik dan kepala sub bagian kantor (kepala tata usaha). Pimpinan unit perkebunan diangkat oleh Direksi Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning. Pimpinan Unit Perkebunan bertugas memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas sebagai pemimpin umum perkebunan. Beberapa tugas pemimpin umum perkebunan adalah mengelola kebun dan kegiatan kebun, mengelola kegiatan pabrik dan kantor serta kegiatan lain yang berkaitan dengan jabatannya sebagai pemimpin umum perkebunan. Pimpinan Unit Perkebunan membawahi secara langsung asisten kepala bagian kantor, kepala bagian pabrik dan asisten kepala bagian kebun. Asisten kepala bagian kantor bertugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kantor perkebunan. Kegiatan kantor meliputi seluruh kegiatan yang termasuk dalam kegiatan

27 pengelolaan perkebunan, pembukuan, pengarsipan, sumber daya manusia dan masalah umum perkebunan serta kegiatan kantor lainnya. Kepala bagian pabrik bertugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bagian pabrik. Kegiatan bagian pabrik meliputi kegiatan pengolahan hasil kebun dan kegiatan pabrik lainnya dalam rangka mendukung usaha perusahaan. Kepala bagian pabrik dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh kepala urusan pengolahan, pembimbing pelayuan, pembimbing penggilingan, pembimbing pengeringan, pembimbing sortasi dan kepala gudang. Asisten kepala bagian kebun bertugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan bagian kebun. Kegiatan bagian kebun meliputi kegiatan pengelolaan kebun, lahan dan kegiatan kebun lainnya. Struktur organisasi di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning ditetapkan berdasarkan SK Direksi. Struktur organisasi Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada (Lampiran 7). Ketenagakerjaan Tenaga kerja di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning terdiri dari karyawan staf dan non staf. Karyawan staf terdiri dari karyawan staf tetap dan staf bulanan, sedangkan karyawan non staf terdiri atas pekerja borong harian tetap dan pekerja borong harian lepas. Karyawan borong tetap adalah karyawan yang bekerja tetap di perusahaan dan mendapatkan fasilitas jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) dan asuransi kesehatan BPJS serta hadiah hari raya (HHR), sedangkan karyawan borong lepas pekerjaannya tidak terikat dengan perusahaan sehingga tidak mendapatkan asuransi tenaga kerja dan kesehatan. Jumlah tenaga kerja di PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar tahun 2014 berjumlah 518 orang (Lampiran 8) dengan luas areal ha. Indeks Tenaga Kerja (ITK) yang dapat dicapai adalah 1.35 orang ha -1. Sistem Pengupahan Sistem pengupahan untuk karyawan yang terdiri dari staff, bulok, dan pekerja harian tetap ditentukan oleh manajemen atas persetujuan direksi. Besarnya upah berdasarkan surat keputusan dari direksi yang disesuaikan dengan jabatan masing-masing dan besarnya disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Karanganyar sebesar Rp Sistem pengupahan untuk karyawan harian lepas terdiri dari pekerja harian panen, pekerja harian rawat, pekerja harian Early Warning System (EWS), pekerja harian olah, pekerja harian bongkar muat dan helper teknik. Besarnya upah ditetapkan berdasarkan prestasi kerja. Upah pekerja lepas diberikan tiga kali dalam sebulan bagi karyawan borong tetap dan harian lepas yaitu pada tanggal 10, 20, dan 30 pada setiap bulan. Karyawan mendapatkan upah satu bulan sekali setiap tanggal 1 pada setiap bulan. Kesejahteraan Karyawan Unit Perkebuan PT Rumpun Sari Kemuning menyediakan berbagai fasilitas bagi karyawan antara lain rumah dinas, asuransi tenaga kerja, asuransi kesehatan BPJS, dan tunjangan keluarga. Rumah dinas digunakan untuk tempat tinggal 11

28 12 Administratur, Asisten, Kepala Tata Usaha dan Mandor. Karyawan yang mendapatkan asuransi kesehatan penuh adalah karyawan dan pekerja harian tetap meliputi pengobatan dan jasa rumah sakit. Tunjangan kerja diperuntukkan bagi karyawan beserta keluarganya dengan pengelompokkan besar tunjangan keluarga disesuaikan dengan status keluarga dan keturunan pada setiap bulan. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang dilakukan di kebun selama magang, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL). Pekerjaan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pukul WIB. Pada setiap apel pagi tersebut dilakukan absensi kehadiran dan pembagian hanca panen untuk setiap pemanen. Semua kegiatan dimulai pada pukul WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul WIB. Pada hari Jumat kegiatan dilakukan pada pukul dan dilanjutkan kembali Sistem pengaturan jam kerja untuk karyawan pabrik (pengolahan) dibagi dalam 3 shift, dengan masingmasing shift 7 jam kerja. Aspek Teknis Budidaya tanaman teh di Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar meliputi pemeliharaan tanaman, pemanenan tanaman dan pengolahan hasil. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman adalah kegiatan merawat pokok tanaman perkebunan teh. Pemeliharaan tanaman bertujuan menjaga tanaman tumbuh dengan baik, menjaga kesuburan tanah serta mengawetkan tanah sehingga produksi tetap stabil bahkan dapat ditingkatkan. Pemeliharaan tanaman di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning meliputi pemeliharaan TBM dan TM yaitu pembentukan bidang petik, pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, pemeliharaan saluran air dan lubang tadah serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma bertujuan mengendalikan populasi gulma agar kerugian yang ditimbulkan dapat ditekan. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki karena tumbuh pada waktu dan tempat yang tidak diinginkan atau mengganggu tanaman produksi. Populasi gulma yang tidak terkendali akan merugikan tanaman karena terjadi persaingan dalam memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari dan ruang tumbuh. Dengan menekan pertumbuhan gulma akan memperoleh laju pertumbuhan vegetatif tanaman teh yang tinggi, produksi pucuk maksimal dan menekan kerugian serendah mungkin Jenis gulma yang berada di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar antara lain Melastoma malabathricum (sengganen), Clidemia hirta (harendong), Eupatorium inulifolium (kirinyuh), Rubus rosaefolius (gucen), Comellina diffusa (tali sahid), Mikania micrantha, dan Imperata cylindica (alang-

29 alang). Tujuan pengendalian gulma adalah menekan pertumbuhan gulma sehingga memperoleh laju pertumbuhan vegetatif tanaman teh yang tinggi, produksi pucuk maksimal, dan kerugian yang serendah mungkin. Pengendalian gulma dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual (manual weeding) dan kimiawi (chemical weeding) sesuai dengan keadaan gulma di kebun. Pengendalian gulma secara manual menggunakan alat bantu seperti sabit. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara babad bokor dan dongkel anakan kayu (DAK). Babad bokor dilakukan dengan mencabut gulma hingga akarnya. Dongkel anakan kayu (DAK) juga biasanya dilakukan menjelang pemupukan tanah, dilaksanakan 2 kali pada setiap tanaman umur pangkas I - IV. Prestasi kerja penulis saat babad bokor (weeding manual) adalah 0.01 ha HK -1, sedangkan prestasi kerja karyawan saat babad bokor adalah ha HK -1. Standar prestasi kerja karyawan pada saat weeding manual adalah ha HK -1. Kegiatan pengendalian gulma dapat dilihat pada Gambar (a) (b) Gambar 1 Pengendalian gulma pada tanaman teh (a) pengendalian gulma secara manual (b) pengendalian gulma secara kimiawi Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan menggunakan herbisida sistemik dengan bahan aktif isopropilamina glifosat dengan dosis 1.5 l ha -1 dan konsentrasi 4 ml l -1 air. Alat yang digunakan adalah knapsack sprayer dengan kapasitas 15 l. Penyemprotan dilakukan pada saat kondisi cuaca cerah agar penyerapan herbisida ke tanaman tidak terhambat. Hasil penyemprotan akan terlihat 3-5 hari kemudian. Pada pelaksanaan aplikasi juga harus menerapkan empat tepat, yakni tepat waktu, tepat dosis, tepat cara, dan tepat konsentrasi, untuk meminimalisir efek negatif bagi lingkungan. Aplikasi dalam satu tahun sebanyak 3 kali semprot dengan campuran hanya 1 jenis herbisida, sedangkan aplikasi secara kimia dilakukan 4 kali semprot apabila campuran lebih dari 1 jenis herbisida. Jenis herbisida yang digunakan antara lain Round up, Prosat dan Gramoxone. Dosis yang digunakan adalah dosis 2 l ha -1. Prestasi kerja penulis pada saat melakukan chemical weeding adalah 0.2 ha HK -1, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.48 ha/hk dan standar kerja yang berlaku adalah 0.5 ha HK -1. Pemupukan Pemupukan adalah kegiatan pemeliharaan tanaman dengan memberikan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah seimbang sesuai

30 14 kebutuhan tanaman. Pelaksanaan pemupukan harus memenuhi kaidah 4 T yaitu tepat jenis, tepat cara, tepat dosis dan tepat waktu. Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki sifat tanah serta meningkatkan daya dukung tanah sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Pemupukan yang dilakukan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan dua cara pemupukan yaitu melalui tanah dan daun (Gambar 2). Pemupukan dilakukan dengan sistem gang dan tuntas per blok. Pemupukan dilaksanakan tiga periode dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Juni, dan Oktober. Pemberian jumlah pupuk didasarkan hasil analisa daun dan tanah yang dilakukan di lapang. Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui kadar unsur yang terkandung sehingga memudahkan mengetahui apabila terdapat kekurangan suatu unsur. (a) (b) Gambar 2 Pemupukan pada tanaman teh (a) pemupukan melalui tanah (b) pemupukan melalui daun Pemupukan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu pemupukan melalui tanah dan pemupukan melalui daun. Pemupukan melalui tanah dilakukan sesuai dengan analisis produksi kering teh dan kondisi tanaman teh di kebun teh. Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan unsur hara pada tanaman pada setiap bloknya. Pupuk yang diberikan melalui akar adalah pupuk Urea dan MOP dengan kandungan unsur N dan K. Unsur-unsur ini berperan dalam pertumbuhan vegetatif, dalam hal ini pertumbuhan pucuk. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk dapat dimanfaatkan dalam waktu singkat karena pupuk tersebut bersifat fast release. Jumlah kebutuhan pupuk masing-masing blok tidak sama. Pada pelaksanaan pemupukan sangat disesuaikan dengan kondisi tanaman. Pupuk daun yang digunakan adalah ZnSO4 dengan dosis 3 kg ha -1. Pupuk daun ini diberikan untuk menambah unsur hara mikro pada tanaman. Pupuk daun diaplikasikan bersamaan dengan penyemprotan hama dan penyakit. Penyemprotan dilakukan menggunakan alat mistblower dengan kapasitas 14 l tangki -1. Waktu pemupukan pada pagi hari dimulai pukul Areal yang akan dipupuk harus bersih dari gulma. Pupuk diangkut menggunakan truk dari gudang ke areal yang akan dipupuk. Pencampuran pupuk langsung di blok yang akan dipupuk. Tenaga kerja untuk pemupukan dibagi dalam tiga pekerjaan yaitu sebagai pencampur, pelangsir dan penabur pupuk. Pendistribusian pupuk oleh tenaga pelangsir untuk mempercepat para penabur pupuk agar kegiatan pemupukan berjalan lebih efektif. Pencampuran pupuk biasanya dikerjakan oleh laki-laki dan langsung diangkat oleh para pelangsir. Penabur pupuk dikerjakan oleh tenaga wanita. Alat yang digunakan untuk kegiatan pemupukan antara lain

31 ember, terpal, sekop dan karung. Prestasi kerja yang diperoleh penulis pada saat pemupukan daun (bersamaan dengan pengendalian hama dan penyakit tanaman) adalah 0.05 ha HK -1, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah ha HK -1. Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan standar kerja untuk pemupukan melalui daun sebesar ha HK -1. Pengendalian Hama dan Penyakit Perlindungan tanaman dari gangguan hama dan penyakit perlu diperhatikan supaya hasil produksi perkebunan tidak terganggu. Dalam rangka proteksi tersebut maka dilakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit dengan tujuan menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman teh, sehingga diperoleh pertumbuhan teh yang tinggi, produksi pucuk yang maksimal dan dapat menekan angka kerugian yang mungkin terjadi. Hama utama yang menyerang tanaman teh di PT Rumpun Sari Kemuning adalah Empoasca sp. ulat penggulung pucuk (Cydia leucastome), ulat penggulung daun (Homona cofferia), Thrips, Helopelthis sp., motek dan Mithe. Gejala serangan yang ditimbulkan Empoasca sp. atau sering disebut wereng hijau menyerang pada musim kemarau. Gejala hama ulat penggulung pucuk (Cydia leucastome) menyerang pada musim hujan. Gejala hama Thrips sp. menyerang daun tua dan daun muda. Hama Helopelthis sp. biasanya menyerang pada blok dataran tinggi diatas 1000 mdpl. Serangga motek menyerang tanaman teh pada dini hari pukul dengan tanda lubang di permukaan daun sedangkan Mith merupakan kutu jingga pada musim kemarau. Pengendalian hama di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan dengan cara memetik daun atau pucuk yang terserang hama. Penyakit cacar daun teh (blister blight) yang disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans Massee, juga merupakan penyakit tanaman teh yang sering menyerang di unit perkebunan ini. Bagian yang diserang yaitu daun atau ranting muda. Penyebaran penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban udara, sinar matahari, angin dan ketinggian permukaan tanah. Spora berkembang pesat bila kelembaban udara > 80 % dan intensitas sinar matahari kurang. Serangan cacar terhadap kebun teh tidak berlangsung terus menerus sepanjang tahun tapi pada umumnya terjadi saat musim hujan. Pengendalian penyakit ini dengan cara kultur teknis yaitu mengurangi ranting pohon pelindung agar intensitas sinar matahari lebih banyak, pemangkasan dilakukan sejajar dengan kemiringan tanah, pengaturan daur petik kurang dari sembilan hari dan penanaman jenis tanaman klon tahan penyakit cacar. Pengendalian penyakit cacar dapat dilakukan juga secara sistemik berdasarkan pada tingkat serangan hama dan penyakit melalui sampling EWS. Pendeteksian dini (Early Warning System) terhadap serangan hama dan penyakit perlu dilakukan untuk mengetahui persentase serangan yang terjadi di kebun. Pelaksanaan deteksi dengan mengambil contoh tiga tanaman secara acak dalam tiap patok, sehingga dalam luasan 1 ha terdapat 75 tanaman yang diamati serangannya. Adanya deteksi tersebut akan diketahui Intensitas Serangan (IS) dan Luas Serangan (LS). Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: 15 IS (%) = jumlah tanaman terserang jumlah pokok sample x 100%

32 16 LS (ha) = IS (%) Luas blok Pengendalian penyakit secara kimia menggunakan fungisida kontak, dengan menggunakan alat yaitu mist blower dengan penyemprotan yang dilakukan 2 3 hari setelah pemetikan atau dua kali dalam sebulan. Penyakit lain yang sering menyerang adalah jamur akar dan jamur merah. Pada jamur akar mempunyai gejala daun rontok sehingga tanaman kering kemudian mati, sedangkan gejala pada jamur merah mempunyai gejala akar yang berwarna merah pada perkebunan ini jarang terserang penyakit jamur merah. Serangan hama dan penyakit dapat dilihat pada Gambar 3. (a) (b) (c) Gambar 3 Daun teh yang terserang hama dan penyakit (a) serangan ulat penggulung pucuk (b) serangan penggulung daun (c) penyakit blister blight Pendeteksian dilakukan untuk mengetahui intensitas serangan hama dan penyakit. Kategori serangan dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat. Pada hama Empoasca sp., Mithe, ulat penggulung pucuk, Thrips dan blister blight. Aplikasi fungisida dan insektisida dapat dilihat pada Tabel 2. Prestasi kerja penulis adalah 0.05 ha HK -1. Standar kerja yang berlaku adalah ha HK -1, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah ha HK -1. Tabel 2 Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan jenis dan tingkat serangan hama dan penyakit Hama Penyakit Tingkat Serangan Fungisida Insektisida Dosis (ml l air ha -1 ) Empoasca Ringan < 5% Imidor Sedang 5-15% Confidor Berat >15% Abuki Mithe Ringan <10% Kelthane Sedang10-20% Kelthane Berat >20% Talstar Ulat penggulung dan thrips Blister Blight Ringan < 5% Decis Sedang 5-15% Marcis Berat >15% Rizotin Ringan < 5% Nordox Sedang 5-15% Cobox Berat >15% Dithane Sumber : Data EWS PT Rumpun Sari Kemuning 2014

33 17 Pemangkasan Pemangkasan bertujuan mengusahakan pertumbuhan tanaman teh agar tetap pada fase vegetatif, memelihara bidang petik tetap rendah sehingga memudahkan pemetikan, membentuk bidang petik seluas mungkin serta membuang beberapa cabang yang tidak produktif. Tata cara pemangkasan dilakukan dengan cara memotong cabang atau ranting pada ketinggian dan gilir pangkas tertentu. Jenis pangkasan produksi yang diterapkan oleh Unit Perkebunan Bedakah adalah pangkasan bersih (Gambar 4) dan pangkasan kepris. Jenis pemangkasan tersebut dilakukan secara berselang. Jika pada tahun sebelumnya dilakukan pangkasan bersih maka pada tahun berikutnya dilakukan pangkasan kepris. Gilir pangkas di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan setiap 4-6 tahun disesuaikan dengan kondisi tanaman, ketinggian tempat, persentase pucuk burung, dan produksi kering yang dapat dihasilkan tanaman tersebut. Standar tinggi pangkasan yang ditetapkan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah cm. Kegiatan pemangkasan dilakukan dalam jangka waktu maksimal dua bulan. Gambar 4 Pangkasan bersih Pemangkasan dilakukan dengan metode manual dan mesin. Pada pangkas manual menggunakan alat bantu seperti sabit yang tajam agar hasil potongan tidak rusak. Pada pangkas mesin digunakan mesin pemotong rumput dimodifikasi dengan gear bentuk lingkaran dengan pisau gergaji. Perawatan pisau ini harus diasah agar pisau mesin tetap tajam agar hasil potongan tidak rusak (Gambar 5). (a) (b) Gambar 5 Jenis pangkasan (a) pemangkasan manual (b) pemangkasan mesin

34 18 Arah pemotongan tiap batang atau ranting dari luar ke dalam dengan kemiringan 45 0 dengan hasil ranting pangkasan seperti mangkok. Bidang pangkas harus sejajar dengan permukaan tanah (sesuai dengan kontur tanah). Batang atau ranting sisa pangkasan manual lebih sering diambil penduduk sekitar sebagai bahan kayu bakar, sedangkan pada pangkas mesin hasil pangkasannya dibiarkan di atas bidang pangkas untuk mengurangi penguapan pada luka pangkas karena ranting cenderung pendek. Pemangkasan dipengaruhi oleh keterampilan pemangkas, ketajaman alat yang digunakan, akses kontur tanah tanaman dan ketinggian permukaan tanah. Pemangkasan manual dan mesin memiliki standar kerja yang sama. Pada pemangkasan tidak dapat dilakukan percobaan dan hanya dilakukan pengamatan. Prestasi kerja yang dicapai oleh karyawan adalah ha HK -1, sedangkan standar kerja perusahaan adalah 0.01 ha HK -1. Pemetikan Tanaman teh dibudidayakan untuk diambil daun mudanya atau pucuknya. Pemetikan adalah kegiatan pengambilan hasil pucuk peko maupun pucuk burung dan memenuhi syarat olah menjadi produk teh kering dan tetap memperhatikan kondisi tanaman agar dapat berproduksi secara berkelanjutan dengan menyisakan daun pemeliharaan. Kegiatan pemetikan selain berfungsi untuk tujuan produksi, juga berfungsi untuk membentuk tanaman agar mampu berproduksi sesuai potensinya secara berkelanjutan. Pemetikan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar didapat hasil yang memiliki kualitas dan kuantitas tinggi. Pemetikan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilaksanakan rutin setiap hari dan telah ditentukan jenis petikan, gilir petik serta hanca petik masing-masing blok. Jenis Pemetikan Jenis pemetikan ada tiga yaitu pemetikan jendangan, pemetikan produksi dan pemetikan gandesan. Pemetikan yang diterapkan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah pemetikan jendangan, dan pemetikan produksi. Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah pemangkasan sampai periode pangkas berikutnya. Tujuan dari pemetikan jendangan yaitu membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan daun pemeliharaan yang cukup agar potensi produksi tanaman tinggi. Pemetikan jendangan dapat dilakukan apabila 60 % areal telah memenuhi syarat yaitu tinggi pucuk ± cm dari luka pangkas. Tunas yang tumbuh ke atas dipetik, sedangkan tunas yang tumbuh ke samping dibiarkan agar bidang petik dapat melebar. Waktu pelaksanaan pemetikan jendangan pada umumnya 2 3 bulan setelah pemangkasan. Pemetikan jendangan dilakukan 5 6 kali gilir petik Pemetikan produksi adalah pemetikan yang dilakukan setelah pemetikan jendangan. Pemetikan ini dilakukan secara rutin terus menerus hingga menjelang pemetikan gendesan. Pemetikan produksi dilakukan dengan cara memetik pucuk manjing atau masak petik, yaitu pucuk yang memenuhi syarat pengolahan sesuai dengan sistem pemetikan yang telah ditetapkan yaitu petikan medium. Pemetikan gendesan adalah pemetikan produksi yang dilakukan menjelang tanaman dipangkas. Semua pucuk yang memenuhi syarat olah dipetik tanpa

35 memperhatikan daun yang ditinggalkan. Selama di kebun masih ada pucuk yang dapat dipetik maka pemetikan gendesan tetap dilakukan. Jenis Petikan Jenis petikan adalah jenis pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan pemetikan. Jenis petikan berdasarkan daun yang diambil terdiri atas petikan halus, petikan medium dan petikan kasar. Petikan halus apabila pucuk yang diperoleh terdiri atas pucuk peko dengan satu daun (p + 1) dan pucuk peko dengan dua daun muda (p + 2m). Petikan medium apabila pucuk yang diperoleh terdiri atas pucuk peko dengan dua atau tiga daun (p + 2, p + 3), pucuk peko dengan tiga daun muda (p + 3m) dan pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (b + 1m, b +2 m, b + 3m). Petikan kasar apabila pucuk yang diperoleh terdiri atas pucuk peko dengan empat daun (p + 4), pucuk peko dengan empat daun muda (p + 4m) dan pucuk burung dengan beberapa daun tua [(b + (1 4t)]. Pucuk peko adalah pucuk yang memiliki tunas aktif berbentuk runcing terletak pada ujung pucuk. Jenis petikan yang dilakukan bergantung pada kebijakan perkebunan sesuai dengan jenis produk teh kering yang akan dihasilkan. Jenis petikan yang diterapkan oleh Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah petikan medium dengan bidang petik rata. Gilir Petik dan Hanca Petik Gilir petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya pada blok yang sama dihitung dalam hari. Gilir petik bertujuan menjaga mutu pucuk. Masa gilir petik dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan pucuk. Kecepatan pertumbuhan pucuk bergantung pada umur pangkas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan tanaman. Semakin tua umur pangkas maka makin lambat pertumbuhan pucuk sehingga gilir petik makin panjang. Semakin tinggi ketinggian tempat dari permukaan laut maka makin lambat pertumbuhan pucuk sehingga gilir petik makin panjang. Pada musim kemarau pertumbuhan tunas semakin lambat sehingga gilir petik makin panjang dibandingkan dengan saat musim penghujan. Tanaman yang sehat makin cepat pertumbuhan pucuknya sehingga gilir petiknya semakin pendek dibandingkan dengan tanaman yang kurang sehat. Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menetapkan gilir petik hari. Pengamatan gilir petik Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Tabel 3. 19

36 20 Tabel 3 Gilir petik PT Rumpun Sari Kemuning tahun 2014 Blok Ketinggian tempat (m dpl) Luas areal (ha) Luas areal petik/hari (ha/hari) Gilir petik (hari) OA OA OA OB OB OB Rata-rata Hanca petik yaitu luas areal yang harus dipetik oleh seorang pemetik dalam satu hari. Tujuan penetapan hanca petik adalah menentukan luas areal yang dapat dipetik dalam satu hari. Hanca petik ditentukan berdasarkan luas areal yang dipetik, gilir petik dan jumlah tenaga kerja. Hanca petik sangat dipengaruhi oleh jumlah tenaga pemetik yang tepat. Bila tenaga pemetik mencukupi kebutuhan maka hanca petik yang telah ditetapkan dapat terlaksana sehingga dapat menghindari terjadinya pucuk yang terlambat petik (kaboler) atau terlalu cepat (belum manjing). Penerapan hanca petik yang dilakukan di Kebun Rumpun Sari Kemuning adalah sistem hanca giring. Hanca petik di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hanca petik PT Rumpun Sari Kemuning bulan Januari-Mei 2014 Blok Luas areal (ha) Gilir petik (hari) Jumlah pemetik (orang) Hanca petik (ha/hk) Hanca per pemetik (ha/hk) OA OA OA OB OB OB Jumlah Rata-rata Sistem Pemetikan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan teknik pemetikan berjajar atau giringan dengan sistem pekerja borongan. Setiap dua baris tanaman dipetik oleh seorang pemetik. Pemetik berjajar mulai dari tempat yang paling jauh menuju tempat penimbangan pucuk. Pembimbing pemetikan mengawasi kegiatan pemetikan dengan cara bergerak dari ujung ke ujung barisan tanaman teh. Sistem ini untuk memudahkan dalam melakukan pengawasan petikan, bidang petik dan keterampilan pemetik.

37 21 Perlengkapan Pemetikan Perlengkapan yang harus dibawa oleh pemetik di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning meliputi celemek atau penutup tubuh dari plastik ataupun kain, penutup kepala (caping), sarung tangan, sepatu kebun. Alat-alat yang digunakan dalam pemetikan antara lain waring, keranjang petik, tas kain, ani-ani atau sabit (untuk batang yang keras) dan gunting petik (Gambar 6). Keranjang petik atau tas kain waring sekitar 5-10 kg digunakan untuk menampung pucuk teh hasil petikan. Keranjang petik tidak boleh diletakkan di atas tanaman karena dapat merusak bidang petik. (a) (b) (c) Gambar 6 Alat pemetik daun teh (a) ani-ani (b) waring (c) keranjang Jenis waring yang digunakan ada dua, waring lembaran dan waring karung. Waring merupakan tempat untuk menyimpan hasil petikan yang terbuat dari plastik jala. Waring lembaran milik pribadi yang memiliki kapasitas 30 kg sebagai tempat menyimpan hasil petikan seperti halnya keranjang namun kapasitasnya lebih besar, sedangkan waring karung milik perusahaan yang berguna sebagai wadah pucuk saat pengangkutan pucuk dari kebun ke pabrik. Waring karung memiliki kapasitas kg. Pengisian pucuk ke dalam waring persegi sering kali melebihi kapasitas maksimalnya, ini terjadi karena lokasi pemetikan jauh dari tempat penimbangan dan hasil petikan melimpah, sedangkan jumlah waring tidak mencukupi. Pelaksanaan Pemetikan Pelaksanaan pemetikan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dimulai pukul WIB tetapi pelaksanaannya dapat melebihi ketentuan bergantung pada kondisi pucuk di lapangan. Teknis dalam pemetikan adalah dengan memetik bersih semua pucuk yang berada diatas bidang petik tanpa meninggalkan pucuk tanggung, agar bidang petik rata dan menjadikan tumbuhnya tunas baru dengan seragam. Apabila kondisi pucuk di lapangan melimpah maka pemetikan akan berlangsung lebih lama dan penimbangan dilakukan dua kali. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya pucuk kaboler (terlambat petik).

38 22 Gambar 7 Pemetikan daun teh Pemetikan menggunakan gunting dilakukan bila produksi pucuk melimpah agar pekerjaan pemetikan dapat selesai lebih cepat karena kondisi pucuk yang melimpah bila dipetik menggunakan tangan akan menyebabkan banyaknya pucuk yang tidak terpetik. Kelemahan menggunakan gunting petik ini adalah banyaknya pucuk yang belum manjing ikut terpetik, ini berarti termasuk dalam pemetikan berat. Pucuk yang memenuhi syarat dan semua pucuk burung yang berada di atas bidang petik harus dipetik. Pemetikan tidak boleh dilakukan dengan cara dirampas menggunakan lima jari (dijambret) karena dapat menimbulkan kerusakan pada bidang petik. Pemetikan yang dilakukan dengan memetik pucuk di bawah bidang petik (dirogoh) juga tidak dibenarkan karena akan menyebabkan bidang petik tidak rata. Apabila pemetikan dilakukan menggunakan tangan maka pucuk dalam genggaman tangan tidak boleh terlalu banyak karena akan mengakibatkan kerusakan pucuk. Kapasitas Pemetik Kapasitas pemetik adalah bobot pucuk yang mampu dipetik oleh seorang pemetik dalam satu hari kerja. Standar kapasitas pemetik (basid yield) berbedabeda sesuai dengan cara pemetikan yang dilakukan. Standar kapasitas pemetik bila menggunakan tangan yaitu kg, sedangkan bila menggunakan gunting petik yaitu kg. Kapasitas pemetik antar blok berbeda dan berubah-ubah tiap harinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain kondisi cuaca, populasi tanaman, keterampilan pemetik, kondisi pucuk dan topografi kebun. Kapasitas pemetik dapat mencapai standar bahkan melebihi bila keberadaan faktor-faktor tersebut saling mendukung. Penimbangan dan Pengangkutan Kegiatan penimbangan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan di kebun dan di pabrik. Penimbangan dilakukan dua kali yaitu pukul WIB dan WIB. Penimbangan pucuk dilakukan dua kali yaitu di kebun dan pabrik. Penimbangan yang dilakukan di kebun dilaksanakan di tempat para pemetik dan mandor berkumpul. Penimbangan di kebun dapat dilakukan satu sampai dua kali sesuai kondisi pucuk dan untuk mengejar target produksi bila dirasa pucuk yang akan dipetik pada suatu blok dalam jumlah banyak. Kegiatan penimbangan pucuk di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning ini dilakukan oleh juru timbang menggunakan alat timbang gantung (Gambar 8a).Penimbangan dihitung oleh kerani timbang yang kemudian dicatat oleh kerani sendiri dan mandor blok terkait. Pucuk yang telah ditimbang disusun dalam bak truk

39 kemudian diangkut ke pabrik. Mutu pucuk teh sangat dipengaruhi oleh penanganan pucuk dari kebun hingga pabrik. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang baik selama pengangkutan. Penimbangan di pabrik dilakukan dengan timbangan dengan skala lebih besar untuk penghitungan pucuk setiap truk yang membawa pucuk dari kebun. Kegiatan penimbangan di Kebun dan Pabrik (Gambar 8b). 23 (a) (b) Penerimaan Pucuk Segar Gambar 8 Proses penimbangan daun teh (a) timbang di kebun (b) timbang di pabrik Pucuk sebagai bahan baku pengolahan harus dijaga kualitasnya agar dapat diproses. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi, komunikasi dan kerja sama antara bagian kebun dengan bagian pabrik. Pucuk teh yang berasal dari kebun diturunkan dari bak truk kemudian dilakukan penimbangan lagi sebelum memasuki ruang pelayuan dengan tujuan mengetahui selisih antara timbangan di kebun dengan timbangan pabrik, menentukan isi tiap Withering Through (WT) agar sesuai dengan kapasitas dan persen pucuk layu. Pucuk dari kebun diusahakan tidak mengalami kerusakan karena kerusakan pucuk mengakibatkan rendahnya mutu teh yang dihasilkan. Kerusakan pucuk di antaranya disebabkan oleh penanganan pucuk selama kegiatan pemetikan, pengaturan jam penimbangan dan penanganan transportasi dari kebun menuju pabrik. Analisis Pucuk Analisis pucuk adalah kegiatan pemisahan pucuk berdasarkan pada pucuk yang memenuhi syarat olah atau pucuk muda (MS) dan tidak memenuhi syarat atau pucuk tua (TMS) untuk diolah dan dinyatakan dalam persen. Tujuan analisis pucuk untuk mengetahui kualitas pucuk dan kesesuaian mutu pucuk yang dihasilkan dengan syarat yang dibutuhkan untuk diolah. Analisis pucuk dilakukan setiap hari dengan mengambil sampel pucuk teh yang telah dibeberkan dalam pabrik setelah ditimbang kembali di pabrik. Pengambilan sampel dilakukan pada setiap hasil blok mandor secara acak yang kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang sudah diberi label nama masingmasing mandor. Jumlah sampel yang diambil untuk analisis pucuk sebanyak 200 g, kemudian ditimbang dan dicampur kemudian dipisahkan pucuk muda yang memenuhi syarat (p+1, p+2m, p+2, p+3, b+1m, b+2m, dan b+3m) dengan pucuk tua yang tidak memenuhi syarat (p+4, b+1t, b+2t, b+3t, lembaran dan tangkai

40 24 daun tua). Pucuk yang memenuhi syarat dan pucuk yang tidak memenuhi syarat ditimbang dan dihitung dalam persen. Hasil analisis pucuk bulan Januari-April 2014 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil analisis pucuk di PT Rumpun Sari Kemuning bulan Januari-April 2014 Mandor Analisis Pucuk Januari Februari Maret April MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS..(%).. Teten Sunarno Gigih Nyoman Bambang Rata-rata Keterangan : MS : Memenuhi Syarat; TMS: Tidak Memenuhi Syarat Pelayuan, Penggulungan dan Penggilingan Pelayuan merupakan proses pertama dalam pengolahan teh. Pada proses pelayuan, pucuk teh akan mengalami dua perubahan yaitu perubahan fisik dan kimia. Perubahan fisik ditandai dengan menurunnya kandungan air sel sehingga pucuk menjadi lemas dan lentur. Perubahan kimia terjadi dengan adanya perubahan senyawa-senyawa hasil metabolisme tanaman yang terkandung di dalam sel-sel daun. Tingkat kelayuan pucuk dikenal dalam dua istilah yaitu persentase layu dan derajat layu. Persentase layu merupakan angka perbandingan dalam persen antara berat pucuk layu dan berat pucuk basah. Persentase pucuk layu mencerminkan penurunan berat pucuk teh atau banyaknya kandungan air yang hilang setelah pucuk menjadi layu. Persentase pucuk layu sangat dipengaruhi oleh adanya air di atas permukaan daun teh segar. Dengan demikian, persentase layu tidak mencerminkan kandungan air yang terdapat di dalam pucuk teh layu. Derajat layu adalah angka perbandingan dalam persen antara berat teh kering dan berat pucuk layu. Tingkat kelayuan yang dinyatakan dalam derajat layu erat kaitannya dengan kandungan air dalam pucuk layu. Proses pelayuan pucuk teh yang dilakukan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menggunakan alat yang disebut Rotary Panner (RP), yang memiliki kapasitas 400 kg pucuk basah per jam per unit. Pucuk basah dilayukan melalui Hong yang berputar secara terus-menerus, dengan putaran 25 rpm dan suhu 90 o C 100 o C. Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning memiliki dua mesin pelayuan (Gambar 9).

41 25 (a) (b) (c) Gambar 9 Proses pengolahan daun teh di pabrik (a) proses penghamparan pucuk teh (b) proses pelayuan pucuk teh ke dalam mesin (c) mesin pelayuan teh Cara kerja mesin ini yaitu, pucuk dimasukkan ke mesin conveyor melalui tempat pengisian (feed hopper) diratakan dengan leaf spreader agar pucuk yang masuk mesin tidak menggumpal. Blower dipasang diatas conveyor untuk meniupkan udara ke dalam silinder. Pelayuan pucuk sekitar menit. Pucuk yang dihasilkan adalah pucuk layu dengan warna hijau dan lentur atau lemas dengan kadar air ± 70 %. Aroma teh yang ditimbulkan harum dan tidak ada air yang keluar apabila diremas. Kerataan tingkat layu teh sangat menentukan kualitas teh. Penggilingan pucuk dari Rotary Panner masuk ke dalam Press Roll (PR) (Gambar 10). Press Roll adalah alat penggilingan yang berfungsi membentuk daun teh menjadi gulungan gulungan kecil. Proses penggilingan ini akan meyebabkan daun mengeluarkan cairan yang berfungsi sebagai perekat daun yang menggulung. Sebelum masuk ke dalam alat Jackson, pucuk didinginkan dan ditimbang sesuai dengan kapasitas alat. Alat penggiling ini juga dilengkapi dengan alat pengepres. Pengepres biasanya digunakan bila kondisi pucuk kurang baik misalnya banyak pucuk tua. Fungsi dari Press Roll adalah untuk mememarkan, menggulung, mengecilkan, dan meratakan daun teh sehingga nantinya akan terbentuk senyawa atau aroma teh dengan mutu baik. Untuk menghindari fermentasi setelah penggilingan, pucuk harus segera dimasukkan ke alat pengeringan begitu proses penggilingan selesai dan tidak didiamkan. Bentuk gulungan dipengaruhi oleh kualitas bahan baku serta tingkat kelayuan pucuk. Hasil gilingan yang baik adalah daun tidak menjadi bubuk dan tidak ada air yang menetes dari alat. Gambar 10 Mesin Press Roll

42 26 Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air menjadi 3-5% sehingga meningkatkan daya simpan teh dan membantu menyempurnakan bentuk gulungan teh. Pengeringan yang dilakukan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan melalui beberapa tahap. Endless Chain Presser (ECP) atau Belong atau pengeringan awal merupakan alat untuk mengurangi kadar air pucuk hingga 40-45%. Hasil dari gilingan Press Roll dimasukkan ke dalam ECP dengan menaruh bahan di atas trys-trys yang berjalan. Bahan yang masuk diratakan dengan ketebalan ± 4 cm (Gambar 11). Alat pengering ini terdiri dari empat tingkatan bak pengering yang berbeda kadar panasnya, semakin ke bagian bawah, maka panasnya semakin menurun. Pengeringan awal menggunakan suhu 110 o C o C. Panas yang digunakan adalah uap panas murni. Alat tersebut memiliki kapasitas kg per jam. Mesin ECP yang dimiliki Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning berjumlah dua unit. Gambar 11 Mesin Endless Chain Presser (ECP) Rotary Dryer seperti pada Gambar 12 merupakan alat pengeringan yang gunanya sebagai pemanas lanjutan dari bahan yang keluar dari ECP. Bahan yang masuk ke Rotary Dryer sesuai dengan kapasitas alat yakni 100 kg per unit yang setara dengan satu troli. Alat ini menurunkan kadar air teh hingga 30%. Pengeringan dengan Rotary Dryer selama menit. Suhu yang digunakan berkisar 85 o C - 70 o C dengan putaran rpm. Gambar 12 Mesin Rotary Dryer (RD)

43 Ball tea merupakan alat pengeringan akhir dari bahan atau pucuk teh sehingga didapatkan pucuk teh kering dengan kadar air ± 3% (Gambar 13). Bahan yang dihasilkan dari Rotary Dryer masuk ke Ball Tea sesuai dengan kapasitas alatnya. Ball Tea jumbo kapasitas per unitnya kg bahan kering, sedangkan untuk Ball Tea ukuran kecil kapasitas 250 kg bahan per unitnya. Ball Tea dioperasikan dengan putaran 16 rpm dan suhu pengeringan 125 o C 175 o C secara bertahap dan dilakukan selama 8-12 jam. Fungsi Ball Tea terutama untuk proses penggulungan bahan sehingga didapatkan mutu teh yang baik. Pemanasan menggunakan uap panas murni sehingga tidak ada bau asap karena dapat mempengaruhi aroma teh. Lama pengeringan juga tergantung dari kondisi bahan. Mesin Ball Tea ini juga digunakan untuk pemolesan teh kering yang sudah jadi agar lebih mengkilap dan memiliki gulungan yang sempurna. 27 Gambar 13 Mesin Ball Tea Sortasi Kering Kegiatan sortasi ini meliputi : (1) memisahkan teh kering menjadi beberapa grade (mutu) sesuai dengan standar perdagangan teh; (2) menyeragamkan bentuk, ukuran dan warna setiap grade; (3) membersihkan teh dari serat, debu, dan benda asing lain. Sortasi teh kering dilakukan dengan mesin untuk mengelompokkan teh kering menjadi beberapa jenis mutu teh hijau sesuai dengan permintaan pasar. Alat yang digunakan antara lain Meksy Layer, untuk memisahkan bahan yang mengelompokkan teh kering menjadi beberapa bagian dan memisahkan bahan menjadi PSB, PSK, Lokal 1 dan dust. Middle Ton, berfungsi untuk memisahkan tulang dan menyeragamkan partikel teh. Middle Ton digunakan untuk sortasi PSB dan PSK. Winnower berfungsi untuk memisahkan teh berdasarkan berat jenis. Stalk Separator digunakan untuk memisahkan tulangtulang kecil. Crusher berfungsi untuk memotong teh menjadi jenis yang dibutuhkan. PT Rumpun Sari Kemuning menetapkan jenis mutu teh hijau menjadi dua yaitu Grade 1, terdiri dari Peko Super Besar (PSB), Peko Super Kecil (PSK), dan Cun Mee (CM) dan Grade 2 yang terdiri dari Lokal 1, Lokal 2, kempring, Tulang dan Dust.

44 28 (a) (b) (c) (d) Gambar 14 Mesin sortasi teh kering (a), (b) Mesin Middle Ton (c), (d) Mesin Winnower Analisis Teh Kering Analisis teh kering umumnya dilakukan berdasarkan pengujian organoleptik, antara lain rasa, aroma, dan warna. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui mutu teh kering yang dihasilkan dari proses pengolahan serta memperkirakan perolehan grade hasil teh kering. Analisa yang dilakukan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning selain organoleptik juga dilakukan pemisahan sampel teh kering untuk memperkirakan perolehan hasil berdasarkan grade yang ada. Pengepakan dan Penggudangan Pengepakan bertujuan melindungi produk dari kerusakan, memudahkan transportasi, efisiensi dalam penyimpanan di gudang dan memudahkan dalam membedakan tiap mutu teh. Di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning teh yang telah melalui tahap sortasi kemudian dikemas dalam karung plastik atau polybag sedangkan untuk produks ekspor pengemasan ditambah dengan karung goni. Berat isi masing-masing karung yaitu 50 kg untuk PSK, CM, dan Dust; 45 kg untuk PSB; 35 kg untuk Lokal 1 dan Kempring; serta 25 kg untuk Lokal 2 dan tulang. Polybag yang telah terisi kemudian disimpan di dalam gudang penyimpanan dengan tujuan memudahkan dalam penyimpanan teh, membuat teh lebih tahan lama dan memudahkan proses pemasaran. Kondisi ruangan harus bersih, sirkulasi udara baik (tidak lembab), kering dan aman. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggudangan yaitu tinggi tumpukan polybag tidak lebih dari 10 tumpuk. Kapasitas tumpukan sekitar 10 polybag x 8 polybag. Pada bagian bawah tumpukan polybag dialasi dengan kayu (± 30 cm dari lantai). Jarak

45 dinding dengan tumpukan polybag sekitar cm supaya sirkulasi udara lancar sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi. Aspek Manajerial Selama kegiatan magang di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar, pelaksanaan aspek manajerial yang dilakukan meliputi proses POAC yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengaturan), Actuating (pelaksanaan), dan Controlling (pengawasan). Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang agribisnis yaitu perusahaan yang mengusahakan tanaman teh. Kegiatan usaha yang dilakukan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Bagian Lapangan, yaitu bagian yang mengusahakan tanaman teh dari pembuatan kebun, pembibitan, penanaman, pemeliharaan sampai pemanenan. b. Bagian Pabrik, merupakan bagian yang bergerak dalam melakukan pengolahan daun teh sampai pemasaran, produksi daun teh setelah diolah menjadi teh hijau kemudian disalurkan ke perusahaan teh yang lain untuk dilakukan pengolahan yang lebih lanjut. Asisten Kepala Bagian Kebun Asisten kepala bagian kebun merupakan pimpinan dari beberapa kepala blok yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan unit perkebunan. Tugas dan tanggung jawab asisten kebun yaitu bersama dengan administratur manajer menetapkan sasaran produksi atau rawat berdasarkan data tahun sebelumnya dengan pertimbangan sesuai kondisi lapangan dan faktor lainnya; membuat rencana kerja blok mingguan dari dasar rencana bulanan; memberikan pengarahan tentang pekerjaan hari ini pada pagi hari kepada mandor atau supervisi sesuai SOP yang telah disepakati; memberikan pengarahan kepada mandor tentang pekerjaan esok hari dan evaluasi pekerjaan hari ini, mengevaluasi kerja para pekerja di lapang bersama para mandor untuk mengetahui norma yang sesuai; mengoreksi kerja harian yang disampaikan oleh para mandor untuk kemudian diserahkan kepada bagian administrasi untuk dijadikan data base dan rencana pembayaran; pertemuan koordinasi kegiatan dengan manajer tentang rencana berikutnya dengan memberikan laporan perihal yang dikerjakan di afdeling; mempertanggungjawabkan kondisi afdeling, biaya, produksi dan efisiensi serta bertanggung jawab penuh terhadap hal-hal yang terjadi di afdeling; menguasai blok yang ada dalam afdelingnya; serta melakukan pembinaan terhadap mandor sehingga diperoleh peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan di lapang. Pada kegiatan pemangkasan, tugas asisten kebun yaitu merencanakan, mengorganisasi, serta mengevaluasi pelaksanaan pemangkasan. Asisten kebun merencanakan pemangkasan sesuai dengan kondisi kebun dan waktu pangkas sebelumnya. Perencanaan yang dilakukan meliputi penentuan blok dan luas areal yang akan dipangkas, penentuan kebutuhan tenaga dan anggaran biaya. Asisten kebun menyerahkan pengorganisasian pelaksanaan pemangkasan kepada 29

46 30 mandor pemeliharaan sesuai blok yang akan dilakukan pemangkasan. Pengevaluasian dilakukan oleh asisten kebun dengan mengecek tiap blok yang dilakukan pemangkasan dan laporan mandor pemeliharaan. Pada saat menjadi pendamping asisten kebun, kegiatan yang dilakukan oleh penulis antara lain mempelajari perencanaan kegiatan kebun, pengorganisasian perencanaan, serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan. Mandor Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi semua kegiatan pekerjaan kebun yang diarahkan untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan antara lain pemupukan, pengendalian gulma dan hama penyakit tanaman, dan pemangkasan. Pengawasan perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perencanaan yang telah dibuat dengan penerapan di lapang serta meminimalisir kesalahan pada saat pelaksanaan kegiatan. Mandor pemeliharaan bertanggung jawab langsung kepada Asisten Kebun. Mandor pemeliharaan membawahi beberapa mandor, diantaranya adalah mandor pupuk, mandor pemangkasan, mandor pemetikan dan lain-lain. Mandor hama dan penyakit tanaman bertugas membuat rencana pelaksanaan penyemprotan, melakukan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyemprotan, serta melakukan koordinasi dengan petugas EWS dalam mengendalikan hama dan penyakit. Pelaksanaan pengendalian gulma dilakukan dalam dua kegiatan yaitu dongkel anak kayu dan penyemprotan herbisida yang masing-masing kegiatan diawasi oleh mandor yang berbeda. Secara umum tugas dan tanggung jawab mandor-mandor tersebut hampir sama yakni melakukan perencanaan kegiatan, pengawasan dan pelaporan hasil kegiatan. Pada saat menjadi pendamping mandor hama dan penyakit, kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan pengawasan terhadap kerja karyawan. Pada saat menjadi pendamping mandor dongkel anak kayu dan penyemprotan herbisida, kegiatan yang dilakukan antara lain, membantu mandor dalam perencanaan kegiatan dan pengawasan kerja KHL. Mandor pemangkasan bertugas mengawasi kerja para pemangkas dan memastikan jumlah tenaga pangkas yang hadir, mengarahkan kerja para pemangkas, serta membuat laporan pelaksanaan kegiatan pangkas. Mandor pupuk bertugas merencanakan, mengawal pelaksanaan sekaligus mengawasi pada saat pemupukan. Pada saat melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor pupuk, kegiatan yang dilakukan antara lain mengawasi kerja KHL. Apabila pengawasan tidak dilakukan dengan baik, ada peluang terjadinya penyimpangan, misalnya pencurian pupuk maupun penebaran pupuk yang tidak merata, dapat merugikan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab mandor panen antara lain melakukan absensi tenaga petik, mengawasi kerja pemetik, melakukan peninjauan tentang pucuk yang dipetik dan pucuk yang tertinggal. Tugas mandor juga menentukan gilir petik, melakukan pencatatan hasil timbangan, serta membuat laporan harian mengenai produksi dan jumlah tenaga petik. Kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama menjadi pendamping mandor panen antara lain mengawasi kerja pemetik dan melakukan pencatatan hasil penimbangan pucuk.

47 Mandor pabrik terdiri dari mandor pengolahan, mandor sortasi, dan mandor pengepakan. Tugas dan tanggung jawab masing-masing mandor antara lain mengawasi para pekerja pabrik, memberikan pengarahan tentang pekerjaan yang harus dilakukan, serta membantu pekerja yang mengalami kesulitan. Pada saat menjadi pendamping mandor pabrik, penulis hanya melakukan pengawasan terhadap kerja karyawan. Pembimbing Pembimbing merupakan pengawas langsung di lapangan di bawah pengawasan kepala blok dan asisten kepala bagian kebun. Seorang pembimbing selalu mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh kepala blok. Pembimbing yang berada di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning terdiri atas pembimbing pembibitan, pemetikan dan pemeliharaan. 31 PEMBAHASAN Hasil produksi dari budidaya tanaman teh adalah produksi dalam bentuk pucuk daun (vegetatif). Fase vegetatif daun pada tanaman teh ini harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan berkesinambunga, karena semakin panjang fase vegetatif maka semakin panjang pula masa produktif tanaman. Tindakan kultur teknis untuk mempertahankan fase vegetatif di antaranya adalah pemangkasan (Johan dan Abas 2002). Secara umum pemangkasan bertujuan merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru sehingga menghasilkan pucuk dalam jumlah banyak dan berkualitas baik. Luas Areal Pangkasan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menetapkan luas areal pangkas per tahun adalah 25 % dari total luas areal tanaman menghasilkan. Akan tetapi, pelaksanaan di lapangan menunjukkan bahwa luas areal pangkasan disesuaikan dengan luas blok yang dipangkas. Dengan demikian, total areal yang dipangkas kurang lebih 25 %. Setiap blok mempunyai kewenangan dalam pembagian luas areal yang dipangkas. Kebijakan realisasi luas areal yang dipangkas ada pada kepala blok dengan persetujuan asisten kepala bagian kebun. Rencana dan realisasi luas areal pangkasan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning tahun tertera pada Tabel 6. Berdasarkan data yang diperoleh dalam kurun waktu lima tahun terakhir luas realisasi pangkasan tidak berbeda nyata dengan rencana luas areal pangkas yang ditentukan sebesar 25 %.

48 32 Tabel 6 Rencana dan realisasi pangkasan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning tahun Tahun Luas Areal Rencana Luas Areal TM Pangkasan Realisasi (ha) (ha) (%) (ha) (%) Rata-rata Sumber : Kantor Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning 2014 Realisasi luas areal yang dipangkas dalam satu tahun tidak selalu sama dengan rencana yang telah ditetapkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain kondisi kebun, iklim, dan ketersediaan tenaga kerja. Kondisi kebun yang masih menguntungkan secara ekonomi tidak dilakukan pangkasan atau luas areal pangkasan dikurangi (Sukasman 1988). Pelaksanaan pemangkasan di kebun bergantung pada cuaca yang mendukung karena berpengaruh pada kondisi tanaman. Ketersediaan tenaga kerja juga berpengaruh terhadap realisasi luas areal yang dipangkas demikian juga penggunaan alat pangkasnya. Tinggi dan Diameter Bidang Tanaman Pemangkasan akan dilakukan bila bidang petik sudah sulit dijangkau oleh pemetik, pada umumnya setelah mencapai ketinggian 120 cm dan diameter tanaman mencapai 60 cm. Tinggi rata-rata pemetik teh Indonesia sekitar cm sehingga bila tinggi bidang petik melebihi 120 cm akan menyulitkan pemetik dalam melakukan pemetikan (Setyamidjaja 2000). Hasil pengamatan pada Tabel 7 merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman sebelum dilakukan pemangkasan. Tinggi tanaman pada ketiga blok yang akan dipangkas tersebut tidak berbeda nyata dengan standar yang ada sebesar 120 cm, sehingga dapat dikatakan tinggi tanaman pada blok A4, A11 dan B9 tidak berdampak dengan pemangkasan pada blok tersebut. Diameter tanaman sebelum pengkas berbeda nyata dengan standar yang ada sebesar 60 cm, sehingga dapat dikatakan diameter tanaman pada blok A4, A11 dan B9 berdampak dengan pemangkasan blok tersebut. Bidang petik yang terlalu lebar menyebabkan kerapatan tanaman tinggi. Kerapatan tanaman yang terlalu tinggi akan menyebabkan kegiatan pemetikan terganggu (Setyamidjaja 2000). Tabel 7 Rata-rata tinggi dan diameter bidang petik tanaman sebelum pemangkasan Blok Rata-rata Tinggi Rata-rata Diameter Umur Pangkas n Tanaman Bidang Petik (Tahun) (cm) (cm) A A B Rata-rata tn 108.6*

49 33 Persentase Pucuk Burung Pucuk burung adalah pucuk yang memiliki tunas dalam keadaan dorman. Semakin tinggi umur pangkas, bidang petik semakin lebar, cabang atau ranting yang tidak produktif semakin bertambah sehingga jumlah pucuk muda yang dihasilkan semakin menurun, sedangkan jumlah pucuk burung semakin meningkat (Sanusi 1988). Semakin banyak bagian tanaman yang tidak produktif maka seluruh energi dan suplai hara digunakan untuk menyangga kelangsungan hidup bagian tanaman yang tidak produktif tersebut, hal ini menyebabkan semakin sedikit energi yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk menghasilkan tunas atau pucuk muda sehingga banyak pucuk yang menjadi pucuk burung (Sanusi, 1988). Menurut Sukasman (1988), pemangkasan dilakukan pada saat persentase pucuk burung mencapai 70%. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap pucuk burung pada tanaman yang akan mengalami pemangkasan dikemukakan pada Tabel 8. Rata-rata persentase pucuk burung pada ketiga blok tidak berbeda nyata, sehingga dapat dikatakan rata-rata persentase pucuk burung pada Blok A4, A11 dan B9 tidak berdampak terhadap pemangkasan yang akan dilakukan karena tidak sesuai dengan standar persentase pucuk burung yang sesuai standar yaitu lebih dari 70%. Tabel 8 Persentase pucuk burung pada tanaman teh sebelum pemangkasan Standar Pucuk Blok n Burung (%) Pucuk Burung (%) A A B Rata-rata tn Sumber : Hasil Pengamatan Keterangan : n = Jumlah contoh tanaman Jenis Pangkasan Pangkasan produksi merupakan pangkasan pada tanaman menghasilkan yang dilakukan berulang kali dengan sistem gilir pangkas. Jenis pangkasan inilah yang diamati. Jenis pangkasan produksi memiliki beberapa tipe yaitu pangkasan jambul, pangkasan kepris, pangkasan bersih dan pangkasan tengah bersih. Jenis pangkasan yang dilakukan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah pangkasan bersih, tetapi pada bagian tengahnya agak rendah (berbentuk mangkok) dan pangkasan kepris. Pangkasan bersih adalah pangkasan dengan bidang pangkas rata dan membuang semua ranting-ranting kecil yang berukuran kurang dari 1 cm, sehingga yang tertinggal hanya cabang dan ranting utama saja. Pangkasan kepris adalah pangkasan dengan bidang pangkas rata seperti meja, tanpa melakukan pembersihan/pembuangan ranting (Tobroni dan Kurniayu 1988). Jenis pangkasan tersebut dilakukan berselingan gilir pangkasnya. Jika pada tahun pertama pemangkasan dilakukan pangkasan kepris maka tahun perikutnya dilakukan pangkasan bersih. Hal tersebut dilakukan karena pangkasan kepris dilaksanakan pada kondisi tertentu seperti kekurangan tenga, kondisi tersebut

50 34 sesuai dengan kondisi Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning. Pangkasan besih dilakukan untuk memperbaikin percabangan tanaman. Tinggi dan Diameter Pangkasan Ketinggian pangkasan diukur dari permukaaan tanah hingga permukaan bidang pangkas. Dalimoenthe dan Johan (2009) menjelaskan bahwa pada umumnya tinggi pangkasan kebun produktif (TM) antara 40 cm dan 70 cm. Apabila tinggi pangkasan lebih rendah dari 40 cm akan menyebabkan percabangan yang terbentuk menjadi terlalu rendah sehingga akan menyulitkan pemetik dalam melaksanakan pemetikan. Akan tetapi, apabila tinggi pangkasan lebih dari 70 cm akan menyulitkan dalam pelaksanaan pemangkasan. Berdasarkan wawancara dengan mandor pemangkasan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning standar tinggi dan diameter pangkasan produksi yang ditetapkan di unit perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah 50 cm. Pengamatan dilakukan pada pangkasan Blok A4, B9 dan A11 (Tabel 9). Tabel 9 Rata-rata tinggi pangkasan dan diameter bidang pangkas setelah pangkas Diameter Blok n (cm) Tinggi Pangkas Bidang (cm) Pangkas A A B Rata-rata * 61.5 tn Sumber : Hasil Pengamatan Keterangan : n = Jumlah Tanaman Contoh Pengamatan pada Tabel 9 memperlihatkan tinggi dan diameter tanaman setelah pangkas. Tinggi pangkasan berbeda nyata dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga tinggi pangkasan pada blok A4, A11 dan B9 mengikuti standar yang ada yaitu 50 cm. Diameter bidang pangkas pada ketiga blok tersebut tidak berbeda nyata dengan standar yang ditetapkan, sehingga diameter bidang pangkas pada blok A4, A11 dan B9 tidak mengikuti standar yang ditetapkan. Faktor yang mempengaruhi perbedaan ukuran pangkasan di lapangan dengan standar pangkasan antara lain keterampilan tenaga kerja, kondisi lahan dan penggunaan alat ukur yang tidak baku (Johan 2005). Ukuran pangkasan yang dihasilkan akan mendekati standar, apabila tenaga pemangkas semakin terampil dan lahan yang dipangkas semakin mudah. Penggunaan alat ukur berpengaruh terhadap tinggi pangkasan yang dihasilkan. Di kebun alat ukur pasti yang digunakan untuk mengukur ketinggian tanaman adalah lutut. Diameter tanaman hanya diduga sesuai dengan pengalaman, sehingga tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kebun.

51 35 Alat Pangkas Di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning alat yang digunakan untuk memangkas adalah sabit pangkas untuk pemangkasan manual dan mesin pangkas untuk pemangkasan menggunakan mesin. Menurut Setyamidjaja (2000), pemotongan cabang/ranting yang berukuran lebih kecil dari ibu jari (diameter < 2 cm) digunakan gaet pangkas, sedangkan cabang/ranting yang berukuran lebih besar (diameter 2 cm) digunakan gergaji pangkas. Mesin pangkas yang dipakai yaitu mesin pemotong rumput STIHL FR 3000 yang telah dimodifikasi pisau potongnya (Gambar 15). Pisau potong yang digunakan adalah pisau yang memiliki gerigi seperti gergaji, sehingga dapat memotong kayu. Penggunaan mesin pangkas ini lebih efisien, baik dalam penggunaan tenaga kerja maupun waktu untuk pemangkasan. Bahan bakar yang digunakan adalah solar, solar yang diperlukan menurut mandor adalah 1.5 l patok -1. Dengan menggunakan mesin pangkas tersebut dalam satu hari pemangkas dapat memangkas tiga patok (1 ha = 25 patok). Menurut wawancara dengan mandor, dengan menggunakan mesin satu blok hanya memerlukan empat HOK, sedangkan dengan menggunakan sabit pangkas memerlukan 16 HOK untuk seluruh bloknya. Gambar 15 Mesin Pangkas Kelebihan penggunaan mesin adalah kebutuhan tenaga pangkas yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan sabit pangkas namu penggunaan mesin juga memiliki kekurangan. Table 10 meunjukkan rata-rata jumlah cabang pada 20 tanaman contoh yang diambil dari masing-masing bloknya. Pada Tabel 10 ditunjukan bahwa Blok B9 merupakan blok yang dipangkas menggunakan sabit pangkas memiliki kerusakan cabang terkecil sebesar 5 cabang rusak, pada Blok A11 yang memiliki kerusakan sebanyak 7 cabang menggunakan mesin pangkas sepenuhnya, sedangkan pada Blok A4 menggunakan mesin dan sabit karena keterbatasan mesin pangkas. Perbedaan kerusakan tersebut dapat terjadi karena keahlian pemangkas dan dapat terjadi karena gergaji pada mesin pangkas kurang tajam. Penggunaan sabit pangkas jauh lebih teliti namun memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak.

52 36 Tabel 10 Kerusakan cabang pada tanaman teh setelah dilakukan pemangkasan Blok Total Cabang Jumlah Cabang Rusak A A B Rata-rata 28 6 Sumber : Hasil Pengamatan Gilir Pangkas Gilir pangkas adalah jangka waktu antara pemangkasan awal dengan pemangkasan berikutnya dalam blok kebun yang sama. Faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya gilir pangkas diantaranya ketinggian tempat di atas permukaan laut. Pedoman umum gilir pangkas berdasarkan ketinggian tempat yaitu, untuk daerah rendah (< 800 m dpl) gilir pangkas berjangka dua tiga tahun, daerah sedang ( m dpl) gilir pangkas berjangka tiga empat tahun dan untuk daerah tinggi (> m dpl) gilir pangkas mencapai jangka empat lima tahun (Setyamidjaja 2000). Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning berada pada ketinggian > m dpl, sehingga termasuk daerah tinggi, dengan gilir pangkas empat hingga lima tahun. Kebijakan Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning menetapkan gilir pangkas empat tahun untuk setiap nomor blok kebun. Namun, pada pelaksanaannya kegiatan pemangkasan tidak selalu sesuai dengan ketentuan karena masih terdapat beberapa nomor blok dengan gilir pangkas lima tahun bahkan lebih. Perbedaan rencana dan realisasi waktu pemangkasan disebabkan oleh berbagai hal di lapangan yaitu pertimbangan secara ekonomi dan teknis yang menguntungkan bagi perkebunan. Penentuan panjang pendeknya gilir pangkas yang tepat harus dikembalikan pada tujuan industri yaitu memperoleh keuntungan maksimal (Sukasman 1988). Penulis melakukan pengamatan gilir pangkas di unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning ini pada Blok A4, B9 dan A11 (Tabel 11). Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa gilir pangkas semua nomor Blok A4 dan B9 adalah enam tahun sedangkan pada Blok A11 waktu gilir pangkasnya empat tahun. Tabel 11 Gilir pangkas tanaman teh Waktu Pemangkasan Blok Rencana Realisasi A4 A11 B9 Feb 2013 Feb 2014 Mei 2013 Jan 2014 Feb 2014 Mar 2014 Sumber: Data Perusahaan PT Rumpunsari Kemuning 2014 Gilir Pangkas (Tahun) Tenaga Pangkas Tenaga pemangkas Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning merupakan tenaga kerja borongan dengan upah Rp Rp /patok (0.04

53 ha). Pengamatan terhadap kapasitas pemangkas pada Blok A4, B9 dan A11 dikemukakan pada Tabel 12 Tabel 12 Kapasitas pemangkas tanaman teh Tenaga Pemangkas Luas Areal Blok (HK) (ha) 37 Kapasitas Pemangkas (ha/hk) Standar Realisasi Standar Realisasi A A B Rata-rata Pada umumnya, pelaksanaan pemangkasan oleh tenaga kerja borong lebih memperhatikan segi kuantitatif daripada kualitatif. Hal ini disebabkan semakin banyak lahan yang dipangkas maka upah yang didapat semakin tinggi (Rosyadi 2001). Kapasitas pemangkas adalah luas areal yang dapat dipangkas oleh seorang pemangkas dalam satu hari kerja. Berdasarkan Tabel 12, Blok A4 dan A11 memiliki kondisi lahan yang lebih curam sehingga akan lebih sulit untuk melakukan pemangkasan. Pada blok A4 dan A11 memerlukan tenaga pemangkas yang lebih banyak dibandingkan dengan standar yang diterapkan oleh kebun. Blok B9 memiliki keadaan yang cenderung datar sehingga lebih mudah bagi pemangkas untuk memangkas blok tersebut. Pertumbuhan Tunas Pucuk merupakan bagian tanaman teh yang paling penting karena pemanenan teh dilakukan pada pucuk. Pertumbuhan tunas pucuk sangat mempengaruhi gilir petik tanaman teh. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan teh, semakin pendek gilir petik. Oleh karena itu dilakukan pemangkasan untuk mempermuda cabang-cabang agar bertahan pada fase vegetatif. Umumnya tunas mulai pecah setelah berumur 21 hari setelah pemangkasan. Pengamatan pertumbuhan tunas dilaksanakan pada 2 minggu setelah pangkas (MSP) hingga 8MSP. Grafik pertumbuhan tunas mulai 2 8 MSP dapat dilihat pada Gambar 16. Berdasarkan Gambar 16, terdapat perbedaan kecepatan pertumbuhan tunas antara Blok A4 dan B9. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan umur pangkas pada ketiga blok tersebut pada kedua blok tersebut. Blok A4 dan B9 memiliki umur pangkas 6 tahun dan pada Blok A11 memiliki umur pangkas 4 tahun. Seharusnya blok yang memiliki umur pangkas lebih tua memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan blok yang memiliki umur pangkas lebih muda. Semakin tua umur cabang, semakin kuat tingkat dormansi tunas sehingga menyebabkan pertumbuhan tunas semakin lama (Sukasman 1988). Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tunas, antara lain kesuburan tanah, suhu, dan intensitas penyinaran (Sukasman 1988). Faktor-faktor tersebut tidak dapat diamati lebih dalam dikarenakan keterbatasan alat dan data perusahaan.

54 38 cm MSP 4MSP 6MSP 8MSP A4 A11 B9 Umur Setelah Pangkas ( Minggu ) Gambar 16 Grafik pertumbuhan tunas Pengelolaan Sisa Pangkasan Sisa pangkasan meliputi daun, cabang dan ranting. Sisa pangkasan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning diletakkan di atas tanaman yang telah dipangkas selama dua hingga empat minggu. Tujuannya untuk menghindari panas sinar matahari secara langsung sehingga penguapan air pada cabang yang dipangkas dapat minimal dan cabang tidak kering. Daun yang rontok dari sisa pangkasan berfungsi sebagai humus yang dapat menyuburkan tanaman. Cabang atau ranting sisa pangkasan setelah kering diletakkan di samping tanaman sebagai penambah unsur hara alami. Pemberian sisa (sampah) pangkasan berupa daun, ranting atau cabang akan meningkatkan sifat-sifat tanah di daerah perakaran menjadi lebih baik sehingga penyerapan hara oleh akar-akar tanaman lebih besar (Pasaribu 1990). Pengaruh pemupukan akan lebih baik dengan adanya perbaikan sifat-sifat tanah (fisika dan kimia). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada umumnya pengelolaan pemangkasan di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning berjalan dengan baik. Tinggi pangkas tanaman sudah sesuai dengan standar yang ada. Gilir pangkas yang ditetapkan sesuai dengan pedoman umum gilir pangkas berdasarkan letak tempat di atas permukaan laut, namun belum secara total dapat diterapkan sesuai pedoman tersebut. Penentuan pelaksanaan pemangkasan dikembalikan pada tujuan perkebunan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal. Penggunaan mesin pada pemangkasan menekan waktu dan tenaga yang dibutuhkan namun menyebabkan kerusakan yang lebih banyak dikarenakan ketidak telitian dan pisaunya yang tidak setajam sabit pangkas. Gilir pangkas

55 mempengaruhi pertumbuhan tunas setelah pangkas seharusnya pertumbuhan tunas pada gilir pangkas semakin tua maka pertumbuhan tunas juga akan semakin lambat karena dormansi pada batang yang tua lebih tinggi, akan tetapi hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada. Saran Dalam menjalankan kegiatan pemangkasan di kebun, pengawasan harus tetap dijaga agar kapasitas standar pemangkas dapat tercapai. Pelatihan bagi tenaga pemangkas sebaiknya dilakukan agar keterampilan pemangkas semakin baik. Penggunaan mesin pangkas harus diperbanyak dan perawatan pisau pada mesin harus tetap dijaga untuk menurangi kerusakan cabang setelah pemangkasan. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih teliti pada saat dilaksanakannya pemangkasan. 39 DAFTAR PUSTAKA Dalimoenthe, S. L. dan M. E. Johan Pemangkasan Pada Tanaman Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. [Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia : Teh. Jakarta (ID): Ditjenbun [Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia : Teh. Jakarta (ID): Ditjenbun Eden, T Tea. London (UK) : Longmans Green and Co.Ltd. Johan, M.E. dan T. Abbas Kinerja pangkasan mesin dari berbagai macam pangkasan pada tanaman Teh. Jurnal Penelitian Teh dan Kina Johan, M.E Pengaruh istirahat petik pada pangkasan terhadap pertumbuhan tunas dan produktivitas jendangan. Jurnal Penelitian Teh dan Kina. Pasaribu. E. H Pengaruh pemberian sampah pangkasan dan pemupukan nitrogen terhadap produksi pucuk basah tanaman teh setelah dipangkas. Bul. Penelitian Teh dan Kina. Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia : Teh (Camellia sinensis) Direktorat Jenderal Perkebunan. Pusat Penelitan Teh dan Kina Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Edisi Ketiga. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, Pusat Penelitian Teh dan Kina. Bandung Sanusi Peranan Pangkasan Rejuvinasi dalam Usaha Produktivitas Kebun. Prosiding Seminar Pemangkasan Teh. Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. Setyamidjaja, D Teh : Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta. Sukasman Pemangkasan pada Tanaman Teh Menghasilkan. Prosiding Seminar Pemangkasan Teh. Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. Spillane, J. J Komoditi Teh : Peranannya dalam Perekonomian Indonesia. Cetakan Pertama. Kanisius. Yogyakarta.

56 40 Tobroni M, Pangkasan pada Tanaman Teh Muda. Prosiding Seminar Pemangkasan Teh. Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. Tobroni, M dan S. Kurniayu Pengaruh Waktu dan Jenis Pangkas Terhadap Kandungan Pati Dalam Akar, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman The (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze). Prosiding Seminar Pemangkasan Teh. Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. Walpole, R.E Pengantar Statiistika. Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

57 LAMPIRAN 41

58

59 43 Lampiran 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi Penulis Karyawan Standar (satuan/hk) Tiba di Lokasi Kantor Induk Orientasi Lapangan Blok OA Orientasi Lapangan Blok OA Weeding Manual 0.01 ha ha ha Kebun Libur (Hujan Abu - Gunung Kelud) Libur Libur Weeding Chemist 0.2 ha 0.48 ha 0.5 ha Blok B Weeding Chemist 0.2 ha 0.48 ha 0.5 ha Blok B Pemangkasan ha 0.01 ha Blok A Sakit Sakit Sakit Libur Pemupukan 0.09 ha 0.28 ha 0.65 ha Blok A Pemupukan 0.03 ha ha 0.63 ha Blok A Proteksi Tanaman 0.05 ha ha ha Blok B Proteksi Tanaman ha ha Blok B Pascapanen Pabrik Libur Libur Pascapanen Pabrik Pemetikan 15 kg 69 kg 70 kg Blok B Pemetikan 10 kg 65 kg 70 kg Blok B Pemetikan 12 kg 68 kg 70 kg Blok B Pemetikan 11 kg 67 kg 70 kg Blok B Libur Libur Pascapanen Pabrik

60 44 Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor PT Rumpun Sari Kemuning I Karanganyar Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi Jumlah Luas Areal Lama KHL diawasi (orang) diawasi (orang) kegiatan (jam) Pangkas 2 orang 200 m 2 7 Blok A Weeding Manual 8 orang 1250 m 2 6 Blok B Weeding Manual 6 orang 1600 m 2 6 Blok B Weeding Manual 7 orang 1450 m 2 6 Blok B Libur Libur Weeding Chemist 7 orang 7.5 ha 6 Blok A Weeding Chemist 6 orang 7.67 ha 6 Blok A Pangkas 2 orang 250 m 2 7 Blok B Pangkas 6 orang 400 m 2 7 Blok B Pengamatan Blok A Libur Libur Proteksi Tanaman 4 orang 2.5 ha 6 Blower Manual Proteksi Tanaman 4 orang 3.5 ha 6 Blower Mesin Proteksi Tanaman EWS Pemetikan 40 orang 4 ha 7 Blok A Pemetikan 38 orang 3.5 ha 7 Blok A Libur Libur Libur Pascapanen Analisis Kering Pascapanen Analisis Basah Pemetikan 22 orang 3 ha 7 Blok A Pengamatan Blok B Libur Libur Pengamatan Blok A Pengamatan Blok B Hari Nasional PEMILU Pengamatan Blok B 8

61 45 Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten kebun PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar Tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing diawasi Prestasi kerja penulis Luas areal diawasi (ha) Lama kegiatan (jam) Lokasi Weeding Chemist 1 orang 7.1 ha 3 jam Blok A Libur LIbur Weeding Chemist 1 orang 6.8 ha 3 jam Blok A Weeding Chemist 1 orang 8.57 ha 3 jam Blok A Pemupukan 2 orang 15.8 ha 3 jam Blok A Pemupukan 2 orang ha 3 jam Blok B Libur Libur Libur Pemupukan 2 orang ha 3 jam Blok A Pemupukan 2 orang ha 3 jam Blok A Weeding Chemist 1 orang 6.7 ha 3 jam Blok A Weeding Chemist 1 orang 8.4 ha 3 jam Blok A Weeding Chemist 1 orang 6.8 ha 3 jam Blok B Libur Libur Pemangkasan 1 orang 5.1 ha 3 jam Blok B Pemangkasan 1 orang 4.7 ha 3 jam Blok B Pemangkasan 1 orang 6.13 ha 3 jam Blok B Libur Proteksi Tanaman 2 orang 8.6 ha 3 jam Blok B Libur LIbur Pemetikan 1 orang 1.5 ha 3 jam Blok B Pemetikan 1 orang 1.85 ha 3 jam Blok B Pemetikan 2 orang 1.87 ha 3 jam Blok B Pemetikan 2 orang 2.3 ha 3 jam Blok B Pemetikan Libur Kebun Pengamatan & Pabrik Pemetikan Analisis Pucuk - Basah Konsultasi Kantor Libur Kantor Pengambilan Data Kantor Supervisi Dosen Libur Pabrik Analisis Pucuk Kebun Kering Pengamatan Kantor Pengambilan data Kantor Konsultasi Analisis Petik Libur Blok A Libur Kantor Pengambilan Data Pabrik Analisis Kering Kantor Pengambilan Data Kebun

62 46 Lampiran 3 Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten kebun PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar (Lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing diawasi Prestasi kerja penulis Luas areal diawasi (ha) Lama kegiatan (jam) Pemetikan Jendangan Kebun Libur Libur Pengamatan Kebun Analisis Petik Pabrik Analisis Pucuk Pabrik Pengambilan data Kantor Konsultasi Kantor Pamitan Pamitan Pulang - Lampiran 4 Luas areal dan tata guna lahan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar tahun 2014 No Keterangan Luas Areal (ha) Total Afdeling OA Afdeling OB I Areal Produktif The Albazia Cadangan Total Areal Produktif II Areal Non Produktif Emplasemen Jalan Sawah Sungai/Parit Jurang Makam Sorjan Tidak bisa ditanami Total Areal Non Produktif Grand Total III Jumlah Pokok Pokok Produktif Pokok Non Produktif Total Pokok a Sumber : Kantor Kebun PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar Lokasi

63 1 Lampiran 5 Curah hujan dan hari hujan di PT Rumpun Sari Kemuning tahun Bulan Rata-rata HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total BK BB a Sumber : Kantor Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar Keterangan : CH = Curah Hujan (mm) HH = Hari Hujan (mm) BB = Bulan Basah (CH>100) Rata-rata BB = 9.09 BK = Bulan Kering (CH<60) Rata-rata BK = 2 Rata rata BK Q = X 100% = 2 x 100% = % Tipe Iklim B menurut Schmidth Ferguson Rata rata BB 9 47

64

65 1 Lampiran 6 Struktur Organisasi Perusahaan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar 48

66

67 49 Lampiran 7 Peta lokasi PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar 49

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Kendal, Central Java Ade Wachjar * dan Supriadi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH i PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTA SENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH ANISA WINDHITA DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH MARTINI AJI A24070083 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning awalnya merupakan perkebunan milik Belanda dengan nama NV. Cultur Maattscappij. Selama masa penjajahan Belanda hak pemilikan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pruning Plant Management of Tea (Camelia sinensis (L.) O Kuntze) Karanganyar, Central Java Martini Aji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

MANAJEMAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PRIHARDINI MUFTI A

MANAJEMAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PRIHARDINI MUFTI A MANAJEMAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PRIHARDINI MUFTI A24100190 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Management of Tea Plucking (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) at Unit

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN 15 Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan swasta. Pada masa perkembangannya PT Perkebunan Tambi telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 1865

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011 PEMBAHASAN Analisis Petik Analisis petik merupakan cara yang dilakukan untuk memisahkan pucuk berdasarkan rumus petiknya yang dinyatakan dalam persen. Tujuan dari analisis petik yaitu menilai kondisi kebun

Lebih terperinci

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH 11 KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH Sejarah Perkebunan Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Pengelolanya adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200-2

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Wonosobo Naelatur Rohmah dan Ade Wachjar * Departemen

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Unit Perkebunan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI PTPN VIII PERKEBUNAN TAMBAKSARI, SUBANG JAWA BARAT Oleh Risa Aprisiani A34104039

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008.

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008. lampiran Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008. Tanggal Uraian kegiatan Lokasi Prestasi kerja (satuan/ HOK) Standar Penulis 11Feb08

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif 15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan yang dilakukan dalam minggu tersebut. Log Kerja Harian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Tambi Pada tahun 1865, PT Perkebunan Tambi merupakan perkebunan teh milik Pemerintahan Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha swasta Belanda yang bernama

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) Pruning at Plantation Unit of

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan PT. Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri teh. Tahun 85 kebun-kebun teh di Bagelen, Wonosobo disewakan kepada Tuan D. Vander Sluij

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DI LAPANG

PELAKSANAAN DI LAPANG PELAKSANAAN DI LAPANG Pembibitan Aspek Teknis Pembibitan merupakan bagian penting dalam suatu usaha perkebunan teh. Bahan tanam untuk perkebunan teh seluruhnya berasal dari areal pembibitan. Areal pembibitan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan salah satu spesies yang berasal dari famili Theaceae. Di seluruh dunia tersebar sekitar 1 500 jenis yang berasal

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman teh (Camelia sinensis

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh AGITHA AMANDA PUTRI A34104060 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk tanaman penyegar yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Tiga kandungan utama dalam daun teh antara lain senyawa polifenol

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERKEBUNAN. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PENGELOLAAN PERKEBUNAN. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PENGELOLAAN PERKEBUNAN Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perkebunan RSK dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab langsung kepada direktur area atas pengelolaan unit usaha yang meliputi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan 0 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli

Lebih terperinci

III. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . GAMBARAN UMUM DAERAH PENELTAN 1. Sejarah Perkebunan Rajamandala Perkebunan Rajamandala merupakan salah satu kebun dalam ruang lingkup Perseroan Terbatas Perkebunan X (PTP X). Sebelum menjadi bagian dari

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN MEDINI, PT RUMPUN SARI MEDINI, KENDAL, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN MEDINI, PT RUMPUN SARI MEDINI, KENDAL, JAWA TENGAH i PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN MEDINI, PT RUMPUN SARI MEDINI, KENDAL, JAWA TENGAH DIAN AYU RACHMAWATI A24070055 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH. Oleh DHIAN SARASWATI A

ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH. Oleh DHIAN SARASWATI A ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH Oleh DHIAN SARASWATI A34104066 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETIKAN TEH

ANALISIS PEMETIKAN TEH ANALISIS PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, NGARGOYOSO, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh ANGGOROWATI A34104036 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar Wilayah Blitar merupakan wilayah yang strategis dikarenakan wilayah Blitar berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN Kebun Cisaruni merupakan salah satu unit kebun dari 45 unit yang ada di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jl. Sindangsirna

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci