PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan"

Transkripsi

1 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu dilakukan suatu pemeriksaan pucuk. Kegiatan analisis hasil petikan ini merupakan kegiatan awal dalam pengujian mutu tanaman teh. Kondisi pucuk mulai dari dipetik sampai ke pabrik harus dalam keadaan utuh, agar potensi produksi tetap tinggi. Kualitas teh selain dipengaruhi oleh cara pengolahan dan alat-alat yang dipergunakan, juga dipengaruhi oleh keadaan bahan dasar pengolahan yaitu pucuk hasil pemetikan. Pabrik pengolahan tidak dapat meningkatkan mutu teh apabila bahan dasar pembentuk teh dalam keadaan kasar dan rusak akibat pemetikan yang tidak tepat. Sistem petikan mempengaruhi jumlah daun muda dan daun tua serta ranting pucuk yang didapat (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 1996). Tujuan dari proses analisis hasil petikan adalah mengetahui kesehatan tanaman di kebun, jenis petikan yang dilakukan serta untuk mengetahui pucuk yang akan diolah sudah memenuhi syarat atau belum sehingga dapat diperkirakan hasil dari olahan pucuk teh tersebut. Analisis hasil petikan terdiri atas analisis petik dan analisis pucuk. Analisis Petik Analisis petik merupakan suatu kegiatan pemisahan pucuk hasil pemetikan yang didasarkan pada jenis pucuk atau rumus petik dan dinyatakan dalam persen. Tujuannya adalah menilai ketepatan pelaksanaan pemetikan baik sistem pemetikan yang dilakukan, siklus petiknya, keterampilan pemetik serta untuk menilai kondisi kesehatan tanaman. Pelaksanaan analisis petik dilakukan di kebun, dengan tujuan untuk mengetahui apakah siklus petik, kesehatan tanaman dan standar pemetikan telah

2 47 sesuai dengan yang telah ditetapkan. Analisis petik di Unit Perkebunan Bedakah tidak ada standarnya, namun selalu diharapkan hasil analisis petik dapat mencapai lebih dari 50 %. Analisis petik di Unit Perkebunan Bedakah dilakukan hanya sesekali saja, guna mengontrol kondisi kesehatan tanaman. Penulis melakukan pengamatan analisis petik disemua blok dari bulan April hingga Mei. Hasil komposisi pucuk dari analisis petik dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Komposisi Pucuk Hasil Analisis Petik di UP Bedakah Blok Komposisi Pucuk (%) Pucuk Halus Pucuk Medium Pucuk Kasar Pucuk Rusak Rinjani Bismo Argopuro Kembang Mandala Muria Rata-rata Sumber: Data Primer Pengamatan Penulis Bulan April Mei, 2010 Komposisi pucuk berdasarkan Tabel 9 di atas diambil dari klon Gambung pada ketinggian tempat yang berbeda. Dari data analisis petik di atas untuk persentase pucuk halus rata-rata sebanyak 4.13 % sedangkan toleransi pucuk halus sebesar 5 %, sehingga petikan yang dilakukan masih tergolong benar. Persentase pucuk halus apabila lebih dari 5 % maka pemetikan yang dilakukan oleh pemetik tergolong salah, sebab pucuk teh yang seharusnya belum saatnya untuk dipetik justru ikut terpetik. Rata-rata persentase pucuk medium masih lebih tinggi dari pada rata-rata persentase pucuk kasarnya, sehingga masih lebih banyak pucuk pekonya dari pada pucuk burungnya. Kondisi kesehatan tanaman di masing-masing blok tergolong sehat, sebab persentase pucuk mediumnya masih lebih tinggi dari pada pucuk kasarnya serta persentase terserang penyakit cacar daun teh masih rendah, yakni tidak melebihi 10 %. Data komposisi pucuk hasil analisis petik dapat dilihat pada Lampiran 10.

3 48 Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis petik antara lain gilir petik, cara pemetikan serta tahun pangkas. Gilir petik. Analisis petik juga dipengaruhi oleh gilir petik. Gilir petik yang semakin pendek akan menghasilkan pucuk yang semakin halus. Berikut adalah analisis petik berdasarkan gilir petik untuk masing masing blok sesuai dengan ketinggian tempat dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Analisis Petik Berdasarkan Gilir Petik Ketinggian Tempat (m dpl) Blok Rinjani Bismo Argopuro Kembang Mandala Muria Gilir Petik (hari) Rencana Realisasi Analisis Petik (%) Sumber: Data Primer Pengamatan Penulis Bulan April Mei, 2010 Pada Tabel. 10 terlihat bahwa realisasi gilir petik di Unit Perkebunan Bedakah sangat bervariasi, yakni berkisar 17 hari. Semakin tinggi lokasi kebun dari permukaan laut, maka intensitas cahaya matahari semakin berkurang serta suhu akan cenderung rendah, sehingga akan berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan pucuk. Kecepatan pertumbuhan pucuk ini dipengaruhi oleh pucukpucuk yang tertinggal pada pemetikan sebelumnya. Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa dengan gilir petik yang pendek, maka akan dihasilkan pucuk yang semakin halus. Blok Rinjani dengan gilir petik ratarata hari menghasilkan analisis yang cukup tinggi, yakni 56.81%, sedangkan blok Muria dengan gilir petik rata-rata 17 hari menghasilkan analisis petik sebesar %. Data yang diambil pada Tabel 10 berdasarkan blok yang memiliki klon yang sama yaitu klon Gambung serta pemetikan secara manual. Hal ini dilakukan, agar lebih memperlihatkan hubungan gilir petik dengan analisis petik tanpa pengaruh faktor lainnya. Data analisis petik berdasarkan gilir petik dapat dilihat pada Lampiran 11.

4 49 Cara pemetikan. Mutu pucuk yang baik dapat dihasilkan bila pemetikan dilakukan secara benar. Walaupun menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kapasitas pemetik, tetapi standar mutu pucuk harus tetap dipertahankan, sehingga mutu pucuk yang dihasilkan akan tetap baik (Dalimoenthe dan Johan, 1999). Pengamatan analisis petik berdasarkan cara pemetikan dilakukan di blok Bismo pada bulan Maret Mei Analisis petik berdasarkan cara pemetikan secara mekanis dan secara manual dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Analisis Petik berdasarkan Cara Pemetikan Cara Pemetikan Manual Gunting Sumber Keterangan Bobot sampel (g) (n) 3 3 Pucuk Halus 2.55 tn 1.87 tn Analisis Petik (%) Pucuk Pucuk Medium Kasar tn tn tn tn Pucuk Rusak * * : Data Primer Pengamatan Penulis Bulan Maret - Mei, 2010 : tn pengaruh cara pemetikan tidak berbeda nyata terhadap analisis petik pada uji t dengan taraf 5 %, n jumlah contoh Pada Tabel 11 terlihat bahwa pemetikan dengan menggunakan gunting petik tidak menyebabkan perbedaan hasil analisis petik untuk pucuk halus, pucuk medium dan pucuk kasar. Pemetikan dengan menggunakan gunting memberikan pengaruh yaitu persentase kerusakan pada pucuk teh lebih tinggi dari pada pemetikan secara manual. Data analisis petik berdasarkan cara pemetikan pada Bulan Maret Mei dapat dilihat pada Lampiran. Tobroni dan Suwardi (1983) menyatakan bahwa pelaksanaan pemetikan yang dilakukan secara manual (menggunakan tangan) sangat dipengaruhi oleh keterampilan pemetik dan kondisi kebun yang dipetik. Mutu pucuk hasil petikan secara mekanis (menggunakan gunting) akan lebih besar persentase kerusakan pucuknya dari pada pucuk hasil petikan tangan. Pelaksananan pemetikan secara mekanis apabila dilakukan secara benar sehingga tidak terambil bagian ranting dan bagian tidak layak olah, tidak akan menyebabkan terjadinya penurunan kesehatan perdu tanaman. Dalimoenthe dan Johan (1999) memaparkan bahwa bila pemetikan secara mekanis (gunting) ingin dipertahankan maka pelaksanaan pemetikan harus dilatih sehingga benar-benar

5 50 terampil agar dapat menghasilkan pucuk yang tidak berbeda mutunya dengan pemetikan manual. Unit Perkebunan Bedakah menerapkan rotasi untuk cara pemetikan, yakni dalam pelaksanaan pemetikan dilakukan menggunakan gunting petik kemudian manual atau sebaliknya setiap satu sampai dua kali gilir petik. Hal ini dilakukan guna menjaga kesehatan perdu tanaman serta menjaga agar produksi pucuk tetap stabil. Tahun pangkas. Pelaksanaan pemangkasan pada tanaman teh merupakan tindakan yang rutin pada pengelolaan kebun teh. Kecepatan tumbuh, jumlah maupun bobot pucuk pada setiap stadia umur pangkasan tidaklah sama (Tobroni dan Suwardi 1983). Pengamatan analisis petik berdasarkan tahun pangkas dilakukan ditiga blok yaitu, blok Bismo, Mandala dan Argopuro (Tabel ). Berdasarkan data Tabel dapat dilihat bahwa analisis petik untuk pucuk medium blok Bismo merupakan yang tertinggi diantara blok Argopuro dan blok Mandala, yakni % untuk tahun pangkas pertama, % untuk tahun pangkas kedua dan % untuk tahun pangkas ketiga serta % untuk tahun pangkas keempat. Tabel. Analisis Petik Berdasarkan Tahun Pangkas Tahun Pangkas Bismo Halus Medium Mandala Kasar Halus Medium Argopuro Kasar Halus Medium Kasar...(%)... I II III IV Sumber: Data Primer Pengamatan Penulis Bulan Maret Mei, 2010 Hasil dari analisis untuk tahun pangkas pertama dan kedua untuk setiap bloknya masih tergolong tinggi, sebab pertumbuhan pucuk peko masih tergolong cepat dan banyak. Berbeda dengan pertumbuhan pucuk peko untuk tahun pangkas ketiga dan keempat yang cenderung lebih lama, sebab kondisi tanaman sudah menurun produksi pucuk pekonya. Pertumbuhan pucuk burungnya banyak pada

6 51 tahun pangkas keempat, sebab terjadi persaingan nutrisi dalam satu tanaman akibat semakin banyaknya percabanangan yang tumbuh. Setyamidjaja (2000) menyatakan bahwa, semakin lama umur pangkas maka semakin sedikit pertumbuhan pucuk pekonya, namun akan semakin banyak pertumbuhan pucuk burungnya. Data analisis petik berdasarkan tahun pangkas dapat dilihat pada Lampiran 13. Analisis Pucuk Mutu teh jadi sangat dipengaruhi oleh potensi mutu pucuknya sendiri, serta teknik dan teknologi pengolahannya. Tobroni dan Suwardi (1983) memaparkan bahwa, potensi mutu pucuk dipengaruhi oleh: jenis klon, ketinggian tempat, teknis pengelolaan kebun, umur tanaman setelah pangkas, pengelolaan pemetikan serta perawatan pucuk. Dalimoenthe dan Johan (1999) menambahkan, mutu pucuk itu sendiri ditentukan oleh: kualitas daun, ukuran, jenis petikan serta gilir petik. Analisis yang digunakan di Unit Perkebunan Bedakah adalah analisis pucuk yang dilaksanakan di pabrik. Pelaksanaan analisis pucuk bermanfaat yaitu dapat menilai pucuk yang akan diolah, dapat digunakan untuk menentukan harga pucuk bagi pemetik, serta untuk mengetahui kisaran sebaran mutu teh jadi hasil dari pengolahan. Analisis pucuk di UP Bedakah dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Analisis Pucuk di Unit Perkebunan Bedakah Maret April Mei Standar Blok MS TMS MS TMS MS TMS pucuk MS...(%)... Bismo Mandala Argopuro Sumber: Data Primer Pengamatan Penulis Bulan Maret Mei, 2010 Standar analisis pucuk di Unit Perkebunan Bedakah 55 %. Kualitas teh yang baik didapat dari hasil analisis pucuk MS yang tinggi. Tabel 13 menunjukkan bahwa hasil analisis pucuk untuk tiga blok masih bervariasi setiap bulannya.

7 52 Analisis pucuk tertinggi dicapai pada bulan Mei, untuk blok Bismo %, blok Mandala % dan blok Argopuro sebesar %. Dari analisis pucuk dari ketiga blok terlihat bahwa hanya blok Bismo dan Argopuro pada bulan Mei saja yang memenuhi syarat pengolahan untuk teh hitam yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan masih sering terjadi kesalahan dalam pemetikan yang dilakukan, sehingga mempengaruhi kondisi pucuk. Data analisis pucuk dapat dilihat pada Lampiran 14. Hanca Petik Pembagian hanca petik yang tepat akan menjamin kelancaran pengelolaan pemetikan. Pada Tabel 5 di depan dapat dilihat bahwa hanca petik untuk setiap bloknya berbeda-beda. Hal ini tergantung pada luas areal serta tenaga pemetik yang tersedia untuk setiap bloknya. Hanca petik akan semakin sedikit, apabila semakin besar luas areal dan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tersedia. Luas areal petik di Unit Perkebunan Bedakah adalah ha/hari, sehingga hanca petiknya secara umum adalah 2.69 patok/orang/hari. Artinya setiap harinya pemetik harus menyelesailkan 2.69 patok, tujuannya adalah agar gilir petik di Unit Perkebunan Bedakah dapat stabil yakni hari. Kebutuhan Tenaga Pemetik Tenaga pemetik di suatu perkebunan sangat dibutuhkan dalam usaha mengumpulkan hasil petikan secara maksimal. Unit Perkebunan bedakah memiliki 14 pembimbing petik, umumnya terdiri dari orang tenaga pemetik. Perhitungan terhadap kebutuhan jumah tenaga pemetik dapat dihitung dengan rumus berikut: Tenaga Pemetik (TP)= Keterangan: Produksi pucuk basah/ha/tahun x (100+A)% Kapasitas pemetik /HKxHKE/tahun Luas TM = 304. ha Produksi pucuk basah/ha/tahun = kg : 304. = kg/ha/th

8 53 Kapasitas petik/hk = 45 kg HKE/tahun = 293 hari Absensi Pemetik (A) = 10 % (TP)= /ha/tahun x (100+10)% = 0.93 HK/ha 45 kg /HK x 293 hari/tahun Kebutuhan tenaga pemetik untuk areal tanaman menghasilkan seluas 304. ha TP = 0.93 HK/ha x 304. ha = 282 orang Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui kebutuhan tenaga pemetik di Unit Perkebunan Bedakah tahun 2010 adalah 0.93 HK/ha, sehingga kebutuhan tenaga pemetik yang dibutuhkan Unit Perkebunan Bedakah dengan luasan 304. ha adalah sebanyak 282 orang. Kebutuhan tenaga pemetik untuk setiap blok dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kebutuhan Tenaga Pemetik Setiap Blok di UP Bedakah Blok Luas TM Rinjani Bismo Argopuro Kembang Mandala Muria Total Produksi Pucuk Basah (kg) TP Standar TP Riil Sumber: Kantor Bagian Kebun Unit Perkebunan Bedakah (2010) Kebutuhan tenaga pemetik berdasarkan tabel 14 untuk setiap blok masih belum memenuhi standar, rata-rata masih berada dibawah standar. Tenaga pemetik standar yang dibutuhkan oleh Unit Perkebunan Bedakah seharusnya 282 orang, namun kenyataanya di lapang hanya 235 orang. Keadaan seperti ini menyebabkan hanca petik yang seharusnya diselesaikan dalam sehari mampu diselesaikan oleh pemetik namun tidak mampu terselesaikan, sehingga

9 54 menyebabkan siklus petik menjadi tidak stabil dan kondisi kebun menjadi kaboler dan kapasitas pemetik bisa lebih tinggi daripada basic yield yang telah ditetapkan. Sarana Panen dan Transportasi Bahan dasar yang digunakan dalam pengolahan teh hitam adalah pucuk daun teh. Bahan dasar ini mempunyai peranan yang penting karena mutu teh hitam sangat dipengaruhi oleh kondisi pucuk daun teh, oleh karena itu pucuk harus diusahakan dan dipertahankan dengan sebaik baiknya, sejak dari pemetikan, penyimpanan, maupun pengangkutan sampai ke pabrik. Pucuk teh yang telah dipetik sementara dimasukkan ke dalam keranjang petik dengan kapasitas rata-rata 5-6 kg, kemudian setelah penuh dipindahkan ke waring persegi dengan kapasitas ± 25 kg. Pada saat penimbangan pucuk di pindahkan dari waring persegi ke waring kantong. Kapasitas waring kantong adalah ± 30 kg, disini juga masih banyak dijumpai pemetik masih menjejal pucuk hingga banyak yang mengalami kerusakan. Unit Perkebunan Bedakah menyediakan tiga truk untuk sarana transportasi pucuk. Setiap satu truk untuk mengangkut dua blok yang berdekatan. Waring yang telah selesai ditimbang akan disusun di truk kurang lebih tiga sampai lima tumpukan waring. Tumpukan yang terlalu banyak akan menyebabkan terjadinya kerusakan pucuk, sehingga diharapkan tidak melakukan penumpukan waring yang terlalu banyak. Pucuk yang rusak, terlipat atau sobek akan mempengaruhi hasil analisisi petik dan analisis pucuknya, sebab apabila peko dari pucuknya hilang ataupun rusak maka pucuk tersebut akan termasuk sebagai pucuk rusak, sehingga akan mengurangi hasil perhitungan analisis petik maupun analisis pucuknya. Ghani (2002) menyatakan, penyusunan di bak truk harus longgar agar aerasi udara terjaga. Pucuk merupakan benda hidup yang melakukan aktivitas transpirasi, apabila terlalu padat penyusunannya dapat menyebabkan terjadinya panas, yang mengakibatkan pucuk longsong (pucuk yang berwarna coklat kemerahan). Pemadatan juga dapat merusak fisik daun yang mengakibatkan terjadinya fermentasi sehingga mutu teh turun.

10 55 Produktivitas Berdasarkan Umur Setelah Pangkas Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh kesehatan tanaman. Kondisi pucuk di lapangan dapat digambarkan dari produktivitasnya, kondisi tanaman teh yang sehat ehat akan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Spillane (1992) mengemukanan bahwa, faktor-faktor faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman teh antara lain: ketinggian tempat, bahan tanam, populasi tanaman, curah hujan, umur pangkas, serta kondisi tanaman. tanaman. Produktivitas pucuk suatu hamparan ditentukan oleh jumlah pucuk dan berat pucuk serta perdu per luas lahan. Bidang petik yang luas diperoleh dari tunas atau pucuk yang tumbuh ke samping dibiarkan untuk tidak dipetik (Dalimoenthe dan Johan, 1999). P Produktivitas berdasarkan umur pangkas pada tanaman seedling dan klonal di Un Unit Perkebunan Produktivitas (kg/ha/tahun) Bedakah tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar I II III IV Umur Setelah Pangkas (Tahun) Produktivitas kg/ha/tahun Seedling Produktivitas kg/ha/tahun Klonal Gambar 9.. Produktivitas Berdasarkan Umur Setelah Pangkas Pada Gambar 9 ditunukkan bahwa produktivitas di Unit Perkebunan Bedakah dari umur pangkas 1-4 semakin meningkat. Produktivitas optimal seharusnya dicapai pada umur pangkas ketiga, namun pada Gambar 9 justru

11 56 produktivitas optimal dicapai pada umur pangkas ke-4 baik untuk jenis tanaman asal biji maupun dari klonal. Data produktivitas berdasarkan umur setelah pangkas dapat dilihat pada Lampiran 15. Setyamidjaja (2000) mengemukakan bahwa produksi pucuk peko pada umur pangkas kedua dan ketiga adalah yang terbanyak, pada umur pangkas keempat justru produksi pucuk burungnya yang banyak, sebab terjadi persaingan hasil fotosintat dari akar yang menyebabkan tumbuh banyak percabangan dan daun. Unit Perkebunan Bedakah termasuk perkebunan daerah dataran tinggi (> m dpl), pertumbuhan pucuk lambat karena intensitas cahaya matahari yang sedikit, serta perdu tanaman teh juga tidak terlalu tinggi, sehingga menyebabkan pada umur pangkas ke-4 produktivitasnya masih tinggi. Faktor lain adalah untuk umur pangkas ke-4 jenis tanaman asal stek yang digunakan adalah klon gambung, sehingga potensi produksi dan produktivitasnya tergolong tinggi dibandingkan jenis tanaman asal stek yang lainnya.

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011 PEMBAHASAN Analisis Petik Analisis petik merupakan cara yang dilakukan untuk memisahkan pucuk berdasarkan rumus petiknya yang dinyatakan dalam persen. Tujuan dari analisis petik yaitu menilai kondisi kebun

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Wonosobo Naelatur Rohmah dan Ade Wachjar * Departemen

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan 0 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Unit Perkebunan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan PT. Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri teh. Tahun 85 kebun-kebun teh di Bagelen, Wonosobo disewakan kepada Tuan D. Vander Sluij

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Management of Tea Plucking (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) at Unit

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN 15 Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan swasta. Pada masa perkembangannya PT Perkebunan Tambi telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 1865

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, 2009 PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA

Lebih terperinci

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH 11 KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH Sejarah Perkebunan Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Pengelolanya adalah

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Kendal, Central Java Ade Wachjar * dan Supriadi

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002)

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teh merupakan jenis minuman yang sudah dikenal di seluruh dunia, konsumsi teh menjadi suatu hal yang umum bagi seluruh masyarakat karena mengkonsumsi teh dapat berdampak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200-2

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN, HASIL DAN KUALITAS PUCUK TEH (Camellia sinensis (L.) Kuntze) DI BERBAGAI TINGGI TEMPAT

PERTUMBUHAN, HASIL DAN KUALITAS PUCUK TEH (Camellia sinensis (L.) Kuntze) DI BERBAGAI TINGGI TEMPAT PERTUMBUHAN, HASIL DAN KUALITAS PUCUK TEH (Camellia sinensis (L.) Kuntze) DI BERBAGAI TINGGI TEMPAT THE GROWTH, YIELD AND QUALITY OF TEA TIP (Camellia sinensis (L.) Kuntze) IN VARIOUS ELEVATIONS Lintang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANG

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANG 18 PELAKSANAAN TEKNIS LAPANG Aspek Teknis Pembibitan Unit Perkebunan Bedakah memiliki lokasi pembibitan yang berada di Blok Bismo seluas 0.47 ha. Bangunan pembibitan (naungan kolektif) terbuat dari anyaman

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 18 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan sangat penting bagi budidaya tanaman, sebab pembibitan merupakan tahap awal dari budidaya. Pengadaan bahan tanam untuk pembibitan teh dapat

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) Pruning at Plantation Unit of

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pruning Plant Management of Tea (Camelia sinensis (L.) O Kuntze) Karanganyar, Central Java Martini Aji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif 15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh hitam merupakan salah satu komoditas yang dikenal masyarakat sejak tahun 1860. Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan devisa non migas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada tahun TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Teh Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada tahun 1694 terdapat perdu teh

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Tambi Pada tahun 1865, PT Perkebunan Tambi merupakan perkebunan teh milik Pemerintahan Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha swasta Belanda yang bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan era perdagangan bebas, di Indonesia juga dapat diharapkan menjadi salah satu pemain penting. Dalam perekonomian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Persiapan Bahan Tanam Persiapan bahan tanam dimulai dengan penyediaan bahan tanam (pembibitan). Pembibitan dalam budidaya teh dapat dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DI LAPANG

PELAKSANAAN DI LAPANG PELAKSANAAN DI LAPANG Pembibitan Aspek Teknis Pembibitan merupakan bagian penting dalam suatu usaha perkebunan teh. Bahan tanam untuk perkebunan teh seluruhnya berasal dari areal pembibitan. Areal pembibitan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH BANI KURNIAWATI A24061019 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Kadar Air 74-77% Bahan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal. DAFTAR ISI Halaman Judul... No Hal. Intisari... i ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2.

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI PTPN VIII PERKEBUNAN TAMBAKSARI, SUBANG JAWA BARAT Oleh Risa Aprisiani A34104039

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman teh (Camelia sinensis

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang menghasilkan daun sebagai hasil produksinya. Tanaman ini dapat tumbuh subur dan berkembang baik di daerah dengan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI PTPN VIII PERKEBUNAN TAMBAKSARI, SUBANG JAWA BARAT Oleh Risa Aprisiani A34104039

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERKEBUNAN. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PENGELOLAAN PERKEBUNAN. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PENGELOLAAN PERKEBUNAN Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perkebunan RSK dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab langsung kepada direktur area atas pengelolaan unit usaha yang meliputi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Pucuk teh sangat menentukan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A i PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A24063156 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Uji Coba Novelgro pada Tanaman Teh (Cammelia Sinensis) di Kebun Teh

Uji Coba Novelgro pada Tanaman Teh (Cammelia Sinensis) di Kebun Teh Progress Report, 21 Feb. 2009 Uji Coba Novelgro pada Tanaman Teh (Cammelia Sinensis) di Kebun Teh ABSTRAK Percobaan ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh. Peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh AGITHA AMANDA PUTRI A34104060 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

MANAJEMAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PRIHARDINI MUFTI A

MANAJEMAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PRIHARDINI MUFTI A MANAJEMAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PRIHARDINI MUFTI A24100190 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

ANALISIS HASIL PETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH i ANALISIS HASIL PETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVIA SARI ANDRIYANI A24611 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES

PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) PADA PEMELIHARAAN TANAMAN TEH MENGHASILKAN (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMETIKAN DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH MUHAMMAD

Lebih terperinci

Unjuk kerja mesin petik tipe 120 pada pemetikan tanaman teh assamica dengan jarak antara baris 120 cm

Unjuk kerja mesin petik tipe 120 pada pemetikan tanaman teh assamica dengan jarak antara baris 120 cm Unjuk kerja mesin petik tipe 120 pada pemetikan tanaman teh assamica dengan jarak antara baris 120 cm (Tadjudin Abas) Unjuk kerja mesin petik tipe 120 pada pemetikan tanaman teh assamica dengan jarak antara

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan yang dilakukan dalam minggu tersebut. Log Kerja Harian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS BIAYA PRODUKSI Analisis biaya dilakukan mulai dari pemeliharaan tanaman, panen, proses pengangkutan, proses pengolahan hingga pengepakan. 1. Biaya Perawatan Tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG KERJA MINGGU KE I. Kegiatan Magang Kerja Di PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) Wilayah III Afd. Gunung Gambir Kabupaten Jember

LAPORAN MAGANG KERJA MINGGU KE I. Kegiatan Magang Kerja Di PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) Wilayah III Afd. Gunung Gambir Kabupaten Jember LAPORAN MAGANG KERJA MINGGU KE I Kegiatan Magang Kerja Di PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) Wilayah III Afd. Gunung Gambir Kabupaten Jember Oleh : Mayang Septiana Prajamukti 115040200111042 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, Batu, Malang. Ds. Junrejo, Kec. Junrejo berada pada ketinggian 800 m dpl, memiliki suhu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan salah satu spesies yang berasal dari famili Theaceae. Di seluruh dunia tersebar sekitar 1 500 jenis yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG KERJA MINGGU KE II. Kegiatan Magang Kerja Di PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) Wilayah III Afd. Gunung Gambir Kabupaten Jember

LAPORAN MAGANG KERJA MINGGU KE II. Kegiatan Magang Kerja Di PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) Wilayah III Afd. Gunung Gambir Kabupaten Jember LAPORAN MAGANG KERJA MINGGU KE II Kegiatan Magang Kerja Di PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) Wilayah III Afd. Gunung Gambir Kabupaten Jember Oleh : Mayang Septiana Prajamukti 115040200111042 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH MARIYATUL QIBTIYAH A24052711 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN PEMETIKAN PUCUK DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT TAMBI, WONOSOBO JAWA TENGAH

STUDI PENGELOLAAN PEMETIKAN PUCUK DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT TAMBI, WONOSOBO JAWA TENGAH STUDI PENGELOLAAN PEMETIKAN PUCUK DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT TAMBI, WONOSOBO JAWA TENGAH QORI LELYANA A24070068 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan merupakan langkah awal dari proses budidaya tanaman teh yang menentukan kualitas tanaman teh yang siap untuk dipindahkan ke areal tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

Ketersediaan klon kakao tahan VSD Alternatif Pengendalian Penyakit VSD (vascular-streak dieback) Melalui Penggantian Tajuk Tanaman Teguh Iman Santoso 1), Sudarsianto 1), dan A. Adi Prawoto 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH

ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH INDRIANI NOVITA PRATIWI A24070131

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Hasil analisis kondisi iklim lahan penelitian menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setempat menunjukkan bahwa kondisi curah hujan, tingkat kelembaban,

Lebih terperinci

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit 1 / 5 Tanaman Acacia spp. termasuk tanaman yang peka terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur dan bakteri. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman teh (Camellia Sinensis (L) O. Kuntze) merupakan tumbuhan hijau yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara dan 95 o -105

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PENGGUNAAN GUNTING PETIK PADA KOMODITAS TEH DI KECAMATAN CIKALONG WETAN-KABUPATEN BANDUNG

PENGKAJIAN PENGGUNAAN GUNTING PETIK PADA KOMODITAS TEH DI KECAMATAN CIKALONG WETAN-KABUPATEN BANDUNG PENGKAJIAN PENGGUNAAN GUNTING PETIK PADA KOMODITAS TEH DI KECAMATAN CIKALONG WETAN-KABUPATEN BANDUNG The Assessment of Picked Scissors in Tea Commodity in the East Cikalong Sub District-Bandung District

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN Kebun Cisaruni merupakan salah satu unit kebun dari 45 unit yang ada di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jl. Sindangsirna

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus CARA PANEN BUAH Pendahuluan Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH INTEN PRAMITA SUBAGJO A24052645 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

MURBEI UNGGULAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN OLEH : SUGENG PUDJIONO LINCAH ANDADARI

MURBEI UNGGULAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN OLEH : SUGENG PUDJIONO LINCAH ANDADARI MURBEI UNGGULAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN OLEH : SUGENG PUDJIONO LINCAH ANDADARI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN YOGYAKARTA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MURBEI UNGGULAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN MANFAAT PERSUTERAAN ALAM KPH

MURBEI UNGGULAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN MANFAAT PERSUTERAAN ALAM KPH MURBEI UNGGULAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN OLEH : SUGENG PUDJIONO LINCAH ANDADARI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN YOGYAKARTA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perum Perhutani merupakan Perusahaan milik negara yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di Pulau Jawa dan Madura dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor 76 Lampiran. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing I. FAKTOR INTERNAL No Indikator Parameter Skor. Kondisi fisik dan mutu Kopi Mandailing Grade Grade Grade Grade. Produksi kopi Mandailing

Lebih terperinci

Pengaruh Cairan Pembersih Lumut dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O.Kuntze) Asal Biji Setelah Dipangkas

Pengaruh Cairan Pembersih Lumut dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O.Kuntze) Asal Biji Setelah Dipangkas Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 3 No 2 / Agustus 2015 Pengaruh Cairan Pembersih Lumut dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O.Kuntze) Asal Biji Setelah

Lebih terperinci