PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBAHASAN. Waktu Pangkas"

Transkripsi

1 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu. Apabila dibiarkan, tanaman teh akan tumbuh tinggi sehingga akan menyulitkan dalam pemetikan dan pemeliharaan tanaman. Dengan demikian, produksi akan turun dan target tidak dapat dicapai. Pada pelaksanaan magang dilakukan pengamatan pada pelaksanaan pemangkasan baik sebelum pemangkasan, pada saat pelaksanaan pemangkasan, dan setelah pemangkasan. Pengamatan sebelum pemangkasan dilakukan untuk melihat kesesuaian waktu pelaksanaan pemangkasan yang meliputi pengamatan pada tinggi tanaman, diameter tanaman, dan persentase pucuk burung. Pengamatan saat pangkas untuk melihat pelaksanaan pemangkasan yang dilakukan di Kebun Rumpun Sari Kemuning, sedangkan pengamatan setelah pemangkasan untuk mengetahui respon pertumbuhan tunas setelah pemangkasan. Waktu Pangkas Waktu pangkas merupakan saat yang tepat untuk dilaksanakan pemangkasan agar hasil pangkasan bisa optimal. Beberapa hal yang berhubungan dengan waktu pangkas antara lain gilir pangkas, kondisi tanaman, iklim, dan ketinggian tempat. Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah pada saat akhir musim penghujan karena pada saat itu frekuensi hujan tidak terlalu besar dan curah hujannya sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Apabila pemangkasan dilakukan pada musin kemarau akan menyebabkan kematian tanaman terutama pada tanaman yang berada di dataran rendah. Hal ini dikarenakan pada saat itu kondisi lingkungan menjadi kering, sehingga apabila dilakukan pemangkasan akan menyebabkan tanaman mengering karena ketersedian air untuk menyalurkan cadangan makanan tidak mencukupi. Gilir Pangkas Gilir pangkas merupakan jangka waktu antara pangkasan yang dahulu dengan pangkasan berikutnya dalam blok yang sama dan biasanya dinyatakan

2 42 dalam tahun. Penentuan gilir pangkas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ketinggian kebun, sistem petik, pengelolaan tanaman, dan tinggi pangkasan sebelumnya. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning terletak pada ketinggian m dpl menerapkan gilir pangkas 3-4 tahun dengan sistem petikan medium. Semakin tinggi letak suatu kebun maka gilir pangkasnya akan semakin lama, hal ini disebabkan oleh suhu dan intensitas matahari pada daerah dataran tinggi lebih rendah sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman semakin lambat (Setyamidjaja, 2000). Berdasarkan ketinggian, gilir pangkas pada tanaman teh yaitu daerah rendah (< 800 m dpl) dengan gilir pangkas berkisar 2-3 tahun, daerah sedang ( m dpl) dengan gilir pangkas berkisar antara 3-4 tahun, dan pada daerah dataran tinggi (> m dpl) gilir pangkasnya berkisar antara 4-5 tahun (PPTK Gambung, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa secara umum gilir pangkas yang ditetapkan PT Rumpun Sari Kemuning sudah cukup sesuai, tetapi pada daerah yang ketinggiannya > m dpl seharusnya gilir pangkasnya 3-5 tahun. Apabila pengelolaan tanaman baik pada kebun yang ketinggian pangkasannya rendah dan pemanenan dengan sistem petikan berat, maka gilir pangkas kebun tersebut cinderung semakin panjang. Tinggi dan Diameter Tanaman Tanaman teh yang semakin tinggi dengan penutupan tajuk yang semakin lebar akan menyulitkan dalam proses pemetikan. Hal ini akan menyebabkan penurunan produksi sehingga target produksi tidak bisa dicapai. Menurut Sukasman (1988), untuk ukuran tinggi pemetik di Indonesia ( ) tinggi bidang petik 120 cm merupakan tinggi maksimal. Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa rata-rata tinggi tanaman Blok B04 dan B05 adalah cm dengan diameter rata-rata cm. Pada Blok B04, tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan dengan standar tetapi sudah dilakukan pemangkasan. Hal ini dikarenakan kondisi kebun yang kurang baik sehingga menyulitkan tenaga pemanen dalam mengambil pucuk. Diameter rata-rata kedua blok termasuk cukup lebar karena diameter yang melebihi 120 cm berarti

3 43 melebihi jarak tanaman yang umumnya 120 cm x 60 cm sehingga tingkat penutupan tajuk tanaman cukup tinggi. Persentase Pucuk Burung Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa persentase rata-rata pucuk burung kedua blok 75.25%. Menurut Sukasman (1988), pemangkasan dilakukan pada saat persentase pucuk burung mencapai 70%. Hasil uji t-student juga menunjukkan bahwa persentase kedua blok tidak berbeda nyata sehingga secara umum pemangkasan yang dilakukan di Kebun Rumpun Sari Kemuning telah sesuai meskipun jika dilihat dari tinggi tanaman (Tabel 6) Blok B04 seharusnya belum dilakukan pemangkasan karena tinggi tanaman masih dibawah standar. Persentase pucuk burung pada tanaman akan semakin tinggi seiring dengan semakin tuanya umur tanaman sehingga periode burung juga semakin lama. Periode burung merupakan lamanya suatu pucuk berada dalam posisi dorman sehingga pertumbuhan pucuk baru juga semakin lama. Pada saat kondisi pucuk burung tinggi maka kadar pati di akar semakin banyak karena pada saat ini tanaman mengakumulasikan hasil fotosintesisnya di akar (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Tingkat Produksi Pemangkasan secara umum dilakukan bila tingkat produksi tanaman menurun. Hal ini dikarenakan semakin tua umur tanaman, pertumbuhannya akan beralih dari fase vegetatif ke fase generatif sehingga pertumbuhan pucuk menurun. Gambar 14 merupakan hubungan produksi dengan umur pangkas tanaman teh. Produksi tanaman meningkat seiring dengan bertambahnya umur pangkas pada tahun pertama sampai ketiga. Produksi maksimal berada pada umur tiga tahun setelah pemangkasan kemudian mulai menurun pada tahun keempat setelah pangkas. Penurunan produksi yang ditunjukkan pada Gambar 14 mungkin disebabkan karena beberapa hal misalnya ketinggian bidang petik yang menyulitkan pemetik memanen pucuk dan pertumbuhan pucuk lambat sehingga jumlah pucuk muda sedikit.

4 44 Produksi Basah (Kg) Umur Pangkas (tahun) Gambar 14. Produksi Basah Pucuk Teh di Kebun Rumpun Sari Kemuning Persentase pucuk burung yang melebihi 70% (Tabel 7) dan diameter tanaman rata-rata (Tabel 6) yang cukup lebar akan menyebabkan pertumbuhan pucuk tidak maksimal, karena pucuk berada dalam fase dorman dan persaingan pucuk dalam mendapatkan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan juga tinggi. Luas Areal Pemangkasan Perkebunan Rumpun Sari Kemuning menetapkan luas areal pemangkasan sebesar 30% per tahun dari total luas areal TM yang dibagi dalam dua semester. Waktu pangkas semester I pada bulan Februari sampai Juni (60-75% target setahun) dan semester II pada bulan September sampai November (25-40% target setahun). Penetapan luas areal pemangkasan sebelum tahun 2002 yakni sebesar 20%. Tabel 14 merupakan realisasi pelaksanaan pemangkasan yang dilakukan di Kebun Rumpun Sari Kemuning pada tahun dengan persentase luas areal pemangkasan semester I 60% dan semester II 40%. Data realisasi Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar pelaksanaan pemangkasan belum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan kebun yaitu sebesar 30% per tahun dari total luas areal TM. Rata-rata persentase luas areal pemangkasan tahun yaitu 25.21%, dengan demikian target yang ditentukan oleh perusahaan belum sepenuhnya tercapai. Target dicapai hanya pada tahun 2004 sebesar 33.99% dan tahun 2008 sebesar 31.57% dalam periode Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaannya waktu yang dibutuhkan para pemangkas melebihi waktu yang ditargetkan kebun sehingga

5 pelaksanaan pangkas pada blok lain juga tertunda. Penundaan ini berakibat luas areal pemangkasan lebih kecil dari target yang direncanakan sehingga ketentuan yang ditetapkan belum dapat terpenuhi. Seperti pada tahun 2010, kecilnya persentase luas areal pangkasan yakni hanya sebesar 21.91%, dengan luas area pangkasan ha pada semester I dan ha pada semester II, dikarenakan jadwal pemangkasan suatu blok melebihi waktu yang ditentukan. Rencana dan realisasi pemangkasan kebun Rumpun Sari Kemuning tahun 2010 dan 2011 tercamtum pada Lampiran 8. Tahun Tabel 14. Luas Areal Pemangkasan di Kebun Rumpun Sari Kemuning Tahun Luas TM Semester I (ha) Luas Pangkasan Semester II (ha) Total ha % Rata-rata *) Sumber : Arsip kantor Ket : *) Rata-rata Persentase Luas Areal Total Tahun Alat Pangkas Alat pangkas yang biasa digunakan antara lain gergaji pangkas ataupun menggunakan sabit pangkas dan alat ukur. Pemotongan cabang/ranting yang berukuran lebih kecil dari ibu jari (diameter < 2 cm) digunakan gaet pangkas, sedangkan cabang/ranting yang berukuran lebih besar (diameter 2 cm) digunakan gergaji pangkas (Setyamidjaja, 2000). Sabit pangkas yang digunakan harus tajam agar batang/cabang yang dipangkas tidak rusak/pecah. Pelaksanaan 45

6 46 pemangkasan di Kebun Rumpun Sari Kemuning menggunakan sabit pangkas (Gambar 15). Alat-alat pangkas yang digunakan dimiliki sendiri oleh para pemangkas. Gambar 15. Sabit Pangkas Jenis Pangkasan Jenis pangkasan yang dilakukan di Kebun Rumpun Sari Kemuning adalah pangkasan bersih (Gambar 16) yakni pangkasan dengan bidang pangkas yang rata, tetapi pada bagian tengahnya agak rendah (ngamangkok), dengan membuang semua ranting-ranting kecil yang berdiameter < 1 cm untuk memperbaiki percabangan. Pembentukan bidang pangkas yang agak rendah bagian tengahnya dikarenakan bagian tengah umumnya memiliki pertumbuhan pucuk yang lebih cepat dibandingkan dengan bagian samping. Luka pangkas pada cabang pangkasan membentuk sudut 45 o C dan menghadap ke arah dalam. Luka pangkas tersebut sebisa mungin tidak terlalu lebar dan tidak pecah/rusak. Apabila luka pangkasan terlalu lebar, penguapan pada luka pangkasan akan tinggi sehingga menyebabkan tanaman menjadi kering. Pertumbuhan tunas pada cabang/ranting pangkasan yang rusak/pecah akan terganggu, karena jaringan pada cabang/ranting yang rusak/pecah akan mati sehingga zat pati tidak dapat berjalan lancar.

7 47 Gambar 16. Pangkasan Bersih Tinggi Pangkasan Tinggi pangkasan merupakan ketinggian bidang pangkas dari permukaan tanah sampai luka bekas pangkasan. Kebun Rumpun Sari Kemuning menetapkan standar ketinggian pangkas cm dengan sistem pangkasan berjenjang. Pada sistem tersebut pemangkasan dilakukan dengan menaikkan tinggi pangkasan (± 5 cm) melebihi pangkasan sebelumnya. Pada Blok A15, B04, dan B05 telah mencapai 5-6 kali pemangkasan. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata ketinggian pangkasan pada ketiga blok yaitu cm. Rata-rata ketinggian pangkasan tersebut masih berkisar pada standar yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu cm. Tenaga Pemangkas Pemangkasan merupakan kegiatan yang tidak hanya membutuhkan tenaga, tetapi juga keterampilan dan kecekatan. Pengamatan tentang keterampilan tenaga pemangkas dinilai dari persentase kerusakan cabang dan komposisi batang yang tersisa pada tanaman yang telah dipangkas. Pengamatan dilakukan pada tenaga dengan membaginya dalam tiga kriteria yaitu berdasarkan lama kerja ( 10 tahun dan < 10 tahun), usia ( 50 tahun dan < 50 tahun), dan pendidikan pemangkas (SD dan tidak tamat SD) pada tanaman yang telah dilakukan pemangkasan sebanyak 5-6 kali. Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa keterampilan

8 tenaga yang bekerja 10 tahun tidak berbeda dengan pemangkas yang berkerja < 10 tahun. Tenaga pemangkas yang berusia < 50 tahun tingkat keterampilan ketelitiannya tidak lebih baik dari pemangkas yang berusia 50 tahun, begitu pula tenaga yang berpendidikan minimal SD tidak berbeda dengan pemangkas yang tidak tamat SD dalam hal keterampilan dan ketelitian memangkas. Persentase kerusakan cabang akibat pemangkasan di Kebun Rumpun Sari Kemuning cukup tinggi jika dibandingkan dengan persentase kerusakan cabang pada Unit Perkebunan Tambi dan unit Perkebunan Bedakah. Persentase kerusakan cabang beberapa kebun seperti pada Tabel 15. Tabel 15. Perbandingan Persentase Kerusakan Cabang pada Beberapa Kebun Kebun % Kerusakan PT Rumpun Sari Kemuning Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi *) Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi **) 6.54 Sumber : *) = Raharja, 2010 **) = Titisari, 2010 Tenaga pemangkas Kebun Rumpun Sari Kemuning bersifat borongan dengan upah Rp ,- per patok (400 m 2 ). Satandar HK yang ditetapkan untuk pemangkasan adalah 0.04 ha/hk. Jumlah tenaga pemangkas di Kebun Rumpun Sari Kemuning 12 orang. Pada Tabel 9 terlihat bahwa realisasi penggunaan HK lebih rendah dibandingkan dengan rencana kebutuhannya. Hal ini disebabkan karena sulitnya mencari tenaga pemangkas. Prestasi kerja para pemangkas juga lebih tinggi dari standar yang ditentukan kebun. Para pemagkas lebih cinderung mengejar kuantitas hasil pangkasan. Hal ini seharusnya menguntungkan bagi pihak kebun karena selain biaya yang dikeluarkan lebih kecil, waktu penyelesaian pemangkasan bisa lebih cepat. Pada pelaksanaan dilapangan terkadang pengerjaan pemangkasan pada suatu blok melebihi waktu yang ditentukan oleh kebun. Tabel 16 menunjukkan pelaksanaan pemangkasan pada tiga blok di afdeling OA. Tabel 16 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemangkasan melebihi waktu yang ditentukan yang seharusnya pelaksanaan pemangkasan dalam suatu blok 48

9 selesai dalam waktu kurang lebih satu bulan. Penambahan waktu ini dikarenakan keterbatasan tenaga pemangkas. Tabel 16. Realisasi Pelaksanaan Pemangkasan di Tiga Blok PT Rumpun Sari Kemuning Blok Luas Areal Target Pangkasan (ha) Penyelesaian Pelaksanaan Pemangkasan A hari 6 bulan A hari 2 bulan A hari 2 bulan Sumber : Arsip Kantor Kebutuhan tenaga pemangkas per hari dapat dihitung menggunakan rumus: Pemangkas = 49 Ket : HKE = Hari Kerja Efektif (hari) Kapasitas Standar = kemampuan yang harus dicapai oleh seorang pemangkas Hasil perhitungan diatas, apabila hari kerja efektif tiap bulan rata-rata 25 hari dengan kapasitas standar 0.04 ha/hk, maka rata-rata kebutuhan tenaga pemangkas per hari pada Blok A15, B04, dan B05 seharusnya sekitar 10 orang, tetapi pada pelaksanaan di lapang sering jumlah tenaga pemangkas yang hadir kurang dari 10 orang. Hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat sekitar, apabila ada acara yang menyangkut sosial budaya masyarakat maka jumlah tenaga pemangkas bisa berkurang drastis sehingga waktu pelaksanaan pemangkasan bertambah lama. Selain itu kondisi kebun juga mempengaruhi, misalnya pada blok A17 yang merupakan kebun paling atas dan untuk menuju keblok tersebut sangat sulit. Dalam hal ini pengawasan dari pihak mandor sangat diperlukan agar para pemangkas bekerja secara efektif dan efisien. Pertumbuhan Tunas Pucuk merupakan bagian tanaman teh yang paling penting karena pemanenan teh dilakukan pada pucuk. Pertumbuhan tunas pucuk sangat mempengaruhi gilir petik tanaman teh. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan teh, semakin pendek gilir petiknya. Oleh karena itu dilakukan pemangkasan untuk

10 50 mempermuda cabang-cabang agar bertahan pada fase vegetatif. Umumnya tunas mulai pecah setelah berumur 21 hari setelah pemangkasan. Pengamatan pertumbuhan tunas dilakukan pada dua blok yaitu blok A15 dan blok B05. Kedua blok berada pada ketinggian m dpl dengan jenis klon yang sama yaitu TRI Hasil pengamatan pertumbuhan tunas di Kebun Rumpun Sari Kemuning terlihat pada Gambar Tinggi Tunas (cm) Umur Pangkasan (MSP) A15 B05 Gambar 17. Pertumbuhan Tunas Dua Blok di Kebun Rumpun Sari Kemuning Pertumbuhan tunas dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain kesuburan tanah, suhu, dan intensitas penyinaran. Grafik tersebut menunjukkan bahwa perumbuhan tunas pada Blok A15 lebih cepat dibandingkan dengan Blok B05. Pada Blok A15 ada beberapa tunas yang tingginya sudah 15 cm pada minggu ke-7, sedangkan pada Blok B05 belum. Hasil tinggi pangkasan (Tabel 5) Blok BO5 lebih tinggi dibandingkan Blok A15, seharusnya pertumbuhan tunas lebih cepat karena cadangan makanan tanaman di Blok BO5 lebih banyak tetapi hasil pengamatan menunjukkan sebaliknya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh perbedaan umur pangkasan. Umur pangkasan pada Blok B05 lebih lama dibandingkan Blok A15 (Tabel 8). Semakin tua umur cabang, semakin kuat tingkat dormansi tunas sehingga menyebabkan pertumbuhan tunas semakin lama (Sukasman, 1988). Pengelolaan Sisa Pangkasan Areal pangkasan yang terbuka akan menyebabkan peningkatan penguapan tanah sehingga kelembaban tanah akan menurun, hal ini dapat menghambat aktivitas penyerapan air dan hara. Oleh karena itu cabang/ranting dan daun

11 51 pangkasan diupayakan untuk tidak ke luar dari areall pangkasan dan dimanfaatkan untuk menambah bahan organik dan unsur hara tanah. Menurut penelitian Johan (2003), serasah pangkasan teh kg/ha, terdiri dari 77% cabang/ranting dan 23% daun, setara dengan 235 kg urea + 48 kg TSP kg ZA/ha Data pengamatan sisa pangkasan pada Tabel 13 terlihat bahwa serasah hasil pangkasan rata-rata blok A15 yang berumur 19 tahun, serta Blok B04 dan B05 yang berumur 20 tahun, mencapai kg/ha. Apabila serasah-serasah pangkasan tidak diambil dari kebun maka hara yang bertambah setara dengan kg urea kg TSP kg ZA/ha. Hal ini berarti dalam empat tahun kedepan penyediaan kebutuhan unsur-unsur hara khususnya N dan P dapat dibantu oleh sisa-sisa pengkasan yang telah terdekomposisi tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan Widayat (2008) menyebutkan bahwa sisa pangkasan yang digunakan sebagai mulsa pada takaran 10, 20, 30 ton/ha dapat meningkatkan produksi pucuk dan menekan pertumbuhan gulma. Apabila bahan pangkasan dikeluarkan dari kebun, maka produksi akan turun sebesar 11.4% (Rachmiati dan Wibowo, 1988). Kayu sisa pangkasan yang ada di Kebun Rumpun Sari Kemuning biasanya diambil oleh penduduk, padahal sebagian besar serasah merupakan kayu, tetapi hal ini bagi pihak kebun dianggap tidak terlalu merugikan karena secara tidak langsung para pengambil kayu dianggap telah membantu pihak kebun dalam kegiatan beres cabang.

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pruning Plant Management of Tea (Camelia sinensis (L.) O Kuntze) Karanganyar, Central Java Martini Aji

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Kendal, Central Java Ade Wachjar * dan Supriadi

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Wonosobo Naelatur Rohmah dan Ade Wachjar * Departemen

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011 PEMBAHASAN Analisis Petik Analisis petik merupakan cara yang dilakukan untuk memisahkan pucuk berdasarkan rumus petiknya yang dinyatakan dalam persen. Tujuan dari analisis petik yaitu menilai kondisi kebun

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Unit Perkebunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) Pruning at Plantation Unit of

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008.

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008. lampiran Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008. Tanggal Uraian kegiatan Lokasi Prestasi kerja (satuan/ HOK) Standar Penulis 11Feb08

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan 0 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Management of Tea Plucking (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) at Unit

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002)

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teh merupakan jenis minuman yang sudah dikenal di seluruh dunia, konsumsi teh menjadi suatu hal yang umum bagi seluruh masyarakat karena mengkonsumsi teh dapat berdampak

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Cilacap, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Cilacap, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Cilacap, Jawa Tengah Pruning Management of Cacao (Theobroma cacao L.) in Cilacap, Central Java Angela dan Darda Efendi * Departemen Agronomi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING KARANGANYAR, JAWA TENGAH MARTINI AJI A24070083 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200-2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan salah satu spesies yang berasal dari famili Theaceae. Di seluruh dunia tersebar sekitar 1 500 jenis yang berasal

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan

Lebih terperinci

STAF LAB. ILMU TANAMAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN Suhu Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari Suhu: tanah maupun udara disekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; divisi : Spermatophyta ; subdivisi : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae ; ordo : Graminales ;

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

Uji Coba Novelgro pada Tanaman Teh (Cammelia Sinensis) di Kebun Teh

Uji Coba Novelgro pada Tanaman Teh (Cammelia Sinensis) di Kebun Teh Progress Report, 21 Feb. 2009 Uji Coba Novelgro pada Tanaman Teh (Cammelia Sinensis) di Kebun Teh ABSTRAK Percobaan ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh. Peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan disain

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Surabaya, Februari 2013 KATA PENGANTAR Dengan memanjat syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Tambi Pada tahun 1865, PT Perkebunan Tambi merupakan perkebunan teh milik Pemerintahan Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha swasta Belanda yang bernama

Lebih terperinci

Pengaruh pohon pelindung tetap pada tanaman teh menghasilkan terhadap iklim mikro, populasi serangga hama dan musuh alami, serta produksi pucuk teh

Pengaruh pohon pelindung tetap pada tanaman teh menghasilkan terhadap iklim mikro, populasi serangga hama dan musuh alami, serta produksi pucuk teh Pengaruh pohon pelindung tetap pada tanaman teh menghasilkan terhadap iklim mikro, populasi serangga hama dan musuh alami, serta produksi pucuk teh The effect of permanent shade tree at mature tea area

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Bambu Sembilang Bambu memiliki bagian-bagian yang menjadi ciri-ciri morfologinya sehingga dapat digunakan untuk membedakan bambu dengan tumbuhan lain maupun

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN 15 Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan swasta. Pada masa perkembangannya PT Perkebunan Tambi telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 1865

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

PENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUMPURPUREPHOIDES)

PENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUMPURPUREPHOIDES) Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001 PENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUMPURPUREPHOIDES) BAMBANG KUSHARTONO Balai Penelitian Ternak, PO BOX221, Bogor 16002

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif 15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah (semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan

Lebih terperinci

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama PEMANGKASAN KOPI Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : 19750323 200901 1 005 Penyuluh Pertama KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/ Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning awalnya merupakan perkebunan milik Belanda dengan nama NV. Cultur Maattscappij. Selama masa penjajahan Belanda hak pemilikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci