TIM PENYUSUN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM PENYUSUN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH"

Transkripsi

1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

2 TIM PENYUSUN Penanggung Jawab Dr. Idil Ardi S.Pi, M.Si Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Ketua Endah Susiyanti, S.P Kepala Seksi Pelayanan Teknis, BPPBIH Sekretaris Mochammad Zamroni, S.Pi Koordinator Monev, BPPBIH Anggota Fitri Rahmawati, S.Sos Staf Monev, BPPBIH Anggia Imani, S.Pi Staf Monev, BPPBIH Fauzia Fitriana, S.Pi Staf Monev, BPPBIH Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Kinerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Tahun Anggaran 2016 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan bagian dari perwujudan transparansi dan akuntabilitas BPPBIH melaksanakan Program Perikanan budidaya ikan hias mendukung pembangunan kelautan dan perikanan, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban melaksanakan tugas pokok dan fungsinya erat kaitannya terselenggaranya good governance. Laporan Kinerja BPPBIH ini sangat penting dan diharapkan dapat memberikan gambaran capaian kinerja pada TA Kami membuka sekiranya jika ada saran dan masukkan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penyusunan laporan ini di masa yang akan datang. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran BPPBIH baik peneliti, fungsional lain dan personil manajerial maka program dan kegiatan penelitian dan pengembangan perikanan budidaya ikan hias sudah dapat dikerjakan dengan baik. Diharapkan pada tahun 2017 kegiatan-kegiatan yang ada di BPPBIH dapat terlaksana secara maksimal sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. Depok, Desember 2016 Kepala BPPBIH Dr. Idil Ardi, S.Pi, M.Si NIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

4 Daftar Isi TIM PENYUSUN... 2 KATA PENGANTAR... 3 Daftar Gambar... 5 Daftar Tabel... 6 PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas, Fungsi BPPBIH dan Struktur Organisasi A. Tugas dan Fungsi B. Struktur Organisasi Keragaan SDM Sistematika LKJ PERENCANAAN KINERJA RENCANA STRATEGIS BPPBIH A. Visi B. Misi C. Tujuan Sasaran Strategis (SS) dan Rencana Kerja BPPBIH TA Penetapan Kinerja AKUNTABILITAS KINERJA Capaian IKU BPPBIH TA HASIL PENGUKURAN BPPBIH TA Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Customer Perspective Internal Process Perspective Learn & Growth Perspective AKUNTABILITAS KEUANGAN CAPAIAN KINERJA LAINNYA PENUTUP KESIMPULAN PERMASALAHAN SARAN DAN REKOMENDASI LAMPIRAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

5 Daftar Gambar Gambar 1. Komposisi pegawai BPPBIH TA 2015 dan 2016 berdasarkan status Gambar 2. Jumlah pegawai PNS BPPBIH berdasarkan rentang usia Gambar 3. Jumlah PNS BPPBIH berdasarkan jenis kelamin Gambar 4. Komposisi pegawai PNS BPPBIH berdasarkan golongan Gambar 5. Komposisi pegawai PNS BPPBIH berdasarkan tingkat pendidikan Gambar 6. Peta Stategis BPPBIH Gambar 7. Hasil pencapaian kinerja BPPBIH TA 2016 dalam Aplikasi Kinerjaku.kkp.go.id Gambar 8. Hasil pencapaian kinerja BPPBIH TA 2015 dalam Aplikasi Kinerjaku.kkp.go.id Gambar 9. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis BPPBIH dalam Aplikasi Kinerjaku.KKP.go.id TA Gambar 10. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis BPPBIH dalam Aplikasi Kinerjaku.KKP.go.id TA Gambar 11. Kegiatan penelitian Tanaman Air Gambar 12. Ikan Botia kubotai, Botia sidthimunki, Botia berdmorei Gambar 13. keragaman genetik strain ikan sumatera albino, sumatera perot dan green sumatera Gambar 14. Kolam pemeliharaan benih cupang dan proses panen Gambar 15. Hasil panen ikan cupang kelamin jantan Gambar 16. Kegiatan aplikasi teknologi budidaya tanaman air Gambar 17. Kegiatan penelitian ikan Agamysis Gambar 18. A) Benih tigerfish; (B) Wadah pemeliharaan benih tigerfish Gambar 19. Pengecekan ukuran telur dengan kanulasi (A) dan ikan uji (B) pemberian pakan hewan uji (C) Gambar 20. Hewan uji dan Wadah pemeliharaan Gambar 21. Metode pengukuran warna Gambar 22. Benih F1 umur 8 bulan Gambar 23. Pertumbuhan benih F1 transgenik Gambar 24. Telur dan induk yang memijah (A), Pergantian air laut (B) Gambar 25. Chitosan (A); Proses sintesis chitosan menjadi jeli (B); dan magnetite chitosan hasil sintesis (C) Gambar 26. (A) Kondisi Plerogyra sp pada kedalaman 5 m, (B) Kondisi karang Physogyra sp pada kedalaman 5 m Gambar 27. Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPBIH Gambar 28. Judul inovasi yang terpilih untuk 108 inovasi IPTEK Gambar 29. Judul inovasi yang terpilih untuk 108 inovasi IPTEK Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

6 Daftar Tabel Tabel 1 Sasaran Strategis BPPBIH Tabel 2 Rencana Kerja Tahunan BPPBIH Tabel 3 Penetapan Kinerja BPPBIH Tahun Tabel 4 Capaian IKU BPPBIH TA Tabel 5. Tingkat validasi IKU Tabel 6. Status capaian NPSS Tabel 7. Klasifikasi dan Status NPSS Tabel 8. Perbandingan target dan Capaian kinerja SS 1 di BPPBIH TA Tabel 9. Jumlah Karya Tulis Ilmiah Tabel 10. Hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif Tabel 11. Usulan HKI yang diusulkan oleh BPPBIH Tabel 12. peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP. 67 Tabel 13. Daftar Pengadaan Barang dan Jasa (APBN) Tabel 14. Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk Tabel 15. Pengendalian litbang KP Tabel 16. Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental di BPPBIH Tabel 17. Capaian kinerja pada Learn and Growth Perspective Tabel 18. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspektif SS 6 TA Tabel 19. jumlah ASN yang ditingkatkan Tabel 20. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspective SS 7 TA Tabel 21. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspektif SS 8 TA Tabel 22. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspektif SS 9 TA Tabel 23. Pagu dan realisasi berdasarkan jenis belanja Tabel 24. Realisasi BPPBIH Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

7 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) merupakan satu-satunya unit kerja yang bertugas untuk melakukan kegiatan riset dalam bidang ikan hias. BPPBIH dalam upaya untuk lebih meningkatkan pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan melalui peningkatan akuntabilitas kinerja, pada tahun 2016 ini seluruh program kerja BPPBIH didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Sasaran strategis untuk Rencana Strategis (Renstra) BPPBIH tahun 2016 telah berbasis BSC, pada tahun 2016 BPPBIH telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (PUSLITBANGKAN). Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategis dengan 9 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran disebut juga sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU BPPBIH pada tahun 2016 berjumlah 17 Indikator Kinerja Utama (IKU). Berdasarkan No DIPA: /2016 Tanggal 7 Desember Tahun 2015, PAGU yang dialokasikan sebesar Rp ,-. (Sembilan belas miliyar, tiga ratus empat puluh empat juta, seratus empat puluh satu ribu rupiah). Kemudian pada tanggal 5 Agustus Tahun 2016 terdapat revisi I dengan alokasi PAGU sebesar Rp ,- (enam belas milyar, delapan ratus sembilan puluh empat juta rupiah, seratus empat puluh satu ribu rupiah). Capaian Realisasi Anggaran BPPBIH pada Tahun 2016 sebesar Rp. 15,922,798,325 (94,25%), dengan capaian realisasi berdasarkan Nilai Pencapaian Sasaran Stategis (NPSS) pada tahun 2016 sebesar 120%, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2015, yaitu sebesar 81,14%. Selain pencapaian dari yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (TAPJA), BPPBIH juga melakukan pencapaian kinerja lainnya yaitu: Berhasil merilis ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva), Melaksanaan kegiatan REIKKA tahun 2016 dengan tema Menuju Indonesia Sebagai Produsen Ikan Hias No 1 Di Dunia Tahun 2019, dan Keberhasilan salah satu hasil penelitian di BPPBIH masuk dalam 108 Inovasi IPTEK dengan Judul: Supergold: Suplemen Pakan Untuk Meningkatkan Warna Ikan Hias. Dengan capaian-capaian yang telah dicapai oleh BPPBIH pada Tahun 2016 baik yang telah ditetapakan dalam TAPJA atau bukan, diharapkan pada tahun-tahun berikutnya dapat meningkat dan bermanfaat untuk stake holder dan masyarakat pada umumnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

8 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, khususnya keanekaragaman hayati ikan yang tercatat sebanyak spesies. Menurut Kottelat & Witten (1996) spesies yang ada di wilayah bagian barat Indonesia dan Sulawesi tercatat jenis. Perairan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi merupakan penghasil terbesar ikan hias hasil tangkapan dari alam. Sebagai negara produsen ikan hias dunia, kekayaan hayati Indonesia sudah banyak dikenal. Di dunia bisnis ikan hias, produk Indonesia dikenal memiliki banyak spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. Indonesia juga memiliki 650 spesies ikan air laut dan diduga masih banyak lagi spesies ikan hias air laut yang belum ditemukan, dengan demikian sebenarnya Indonesia dikenal sebagai produsen ikan hias terbesar di dunia. Sebagai bahan perbandingan potensi ikan hias di dunia, Srilanka (165 species), Ethiopia (112 species), Philipina (109 species), Kenya (96 species), Hawaii (60 species), Puerto Rico (49 species), dan Singapura (32 species). Perdagangan ikan hias saat ini telah mencapai bisnis yang amat luas, baik di pasar lokal maupun dunia dengan nilai jual yang sangat tinggi. Menurut catatan buku Directory of Ornamental Fish sekitar juta ekor ikan hias dari berbagai jenis atau spesies diproduksi dan diekspor dari Indonesia. Data World trade tahun 2000 mencatat, total perdagangan ikan hias dunia sebesar US$ 182,13 juta dengan kontribusi negara ekspor tertinggi Singapura 23,9%, China/Hongkong 10,6%, sedangkan Indonesia menempati posisi ketiga sebesar 7,1%, Kegiatan usaha bidang ikan hias di Indonesia berkembang dengan pesat dalam dua dekade terakhir. Terlebih di tahun 2016 geliat ikan hias di Indonesia lebih terasa dengan bersatunya para pengusaha ikan hias Indonesia baru pertama kali mengadakan expo ikan hias terbesar yang bertaraf internasional yaitu Nusantara Aquatic (Nusatic) diselenggarakan di Serpong Jawa Barat. Langkah positif ini merupakan salah satu strategi menjadikan Indonesia sebagai nomor satu untuk perdagangan ikan hias dunia. Pemenuhan kebutuhan pasar tersebut dilakukan melalui usaha budidaya, karena lebih dapat menjamin kesinambungan pasokan. Namun demikian usaha budidaya ikan hias lebih banyak didominasi oleh ikan introduksi dibanding dengan jenis ikan lokal, hal ini disebabkan karena masih minimnya informasi mengenai biologi reproduksi jenis ikan lokal dan kurang dikuasainya teknologi budidaya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

9 (Maria et al. 1994). Keberadaan ikan-ikan asing/introduksi juga menjadi permasalahan tersendiri bagi pengembangan ikan hias. Ikan-ikan tersebut dapat memberikan dampak positif dan negatif. Dampak negatif yang dapat terjadi jika ikan- ikan asing tersebut sampai masuk ke perairan bebas yaitu mengakibatkan perubahan komposisi jenis lokal, mempengaruhi populasi jenis langka, bahkan dapat mempengaruhi atau mengganggu ekosistem perairan (Welcomme 1998). Dampak lainnya yang ditimbulkan dapat berupa penurunan kualitas lingkungan, gangguan terhadap komunitas, penurunan sifat-sifat genetika asli, masuknya penyakit dan parasit. Risiko yang paling berat misalnya karena jenis yang diintroduksikan dapat berkembang biak dengan sangat cepat dan bersaing dengan jenis yang sudah ada apalagi jika bersifat predator. Dampak negatif introduksi jenis secara garis besar dapat melalui beberapa mekanisme,yaitu pemangsaan, kompetisi, penurunan kualitas genetik, penyebaran patogen dan parasit (Anonim 2000a, Tsutsui et al. 2000). Latar belakang tersebut membutuhkan peran serta Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) sebagai salah satu lembaga litbang dengan melakukan kegiatan litbang budidaya terutama ikan hias lokal dan pemilihan beberapa ikan hias introduksi potensial dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan budidaya ikan hias antara lain masalah kebijakan nasional ikan hias, litbang, serta kelembagaan (SDM, sarana dan prasarana). Kebijakan pemerintah saat ini masih difokuskan pada ikan-ikan konsumsi sebagai penopang kontribusi produksi nasional perikanan secara umum. Dimana nilai produksi ikan konsumsi saat ini dapat diukur dalam satuan kg atau ton, sedangkan untuk ikan hias pengukuran dengan satuan tersebut kurang relevan, karena ikan hias nilai produksinya dihitung dalam satuan ekor dan memiliki ragam sepesies yang cukup banyak dibandingkan ikan konsumsi, dengan nilai rupiah yang cukup bervariasi. Hal ini menyebabkan data statistik pada ikan hias tidak dapat memberikan informasi yang cukup terhadap kontribusi pendapatan nasional. Pasar ikan hias sebagian besar pasar ekspor, yang sementara ini banyak dikuasi oleh Singapura. Dalam sistem perdagangan ikan hias, Singapura jauh lebih maju baik mulai dari jaringan serta kemampuan manajemen perhubungan dan perdagangan luar negeri yang canggih, yang didukung fasilitas penerbangan dan pelabuhan yang memadai untuk melakukan pengiriman langsung ke negara tujuan. Selain itu Singapura mampu melakukan sistim pengemasan produk yang sangat baik yang dapat memberikan jaminan mutu sampai pada tingkat konsumen. Sehingga dalam proses ekspor ikan hias kita harus melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

10 Singapura terlebih dahulu. Ini yang membuat Singapura memperoleh pendapatan lebih besar dibanding negara produsen. Banyaknya asosiasi, lembaga serta institusi yang terlibat dalam menangani ikan hias, namun belum mampu memecahkan berbagai masalah yang terjadi selama ini. Kurangnya koordinasi antar lembaga serta adanya ego berbagai macam kepentingan menyebabkan lembaga ini masih berjalan sendiri-sendiri. Disisi lain adanya tumpang tindih kewenangan antar intansi pemerintah dalam pengelola beberapa komoditas ikan hias, menyebabkan pengembangan industri ikan hias masih terkendala. Salah satunya adalah adanya kebijakan management authority CITES yang berada di Kementerian Kehutanan, karena beberapa jenis ikan hias seperti arwana masih masuk dalam Appendix CITES yang kewenangannya berada di bawah Kementrian Kehutanan meski sesuai PP No. 60 tahun 2007, otoritas manejemennya sudah di tangan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Belum adanya kegiatan inventarisasi yang terintegrasi mengakibatkan keanekaragaman hayati yang dimiliki belum termanfaatkan dengan baik, sehingga belum tersedianya data inventarisasi lokasi habitat, komposisi spesies, kualitas habitat, nilai sumberdaya, kesamaan habitat, kelimpahan, dinamika populasi serta proyeksi pemanfaatanya. Penelitian tentang taksonomi ikan hias yang masih sedikit menyebabkan keanekaragaman ikan hias belum banyak tereksplorasi. Untuk menambah koleksi kenekaragaman spesies ikan hias Indonesia, perlu dilakukan studi taksonomi yaitu dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi dan mendokumentasikan contoh-contoh/spesimen yang terkumpul di lapangan. Selanjutnya koleksi-koleksi yang permanen ini menjadi dasar deskripsi spesies dan sistim klasifikasi. Untuk melakukan berbagai kegiatan taksonomi, mulai dari mempertelakan sampai menata hubungan kekerabatan, oleh karena diperlukan pengetahuan mengenai segala sifat yang dimiliki ikan hias. Belum tersedianya data baik inventarisasi maupun taksonomi menyebabkan potensi ikan hias untuk kegiatan budidaya belum banyak tergali secara optimal. Saat ini hanya baru beberapa sepesies saja yang sudah dapat dibudidayakan serta teknologinya sudah dapat dikuasi masyarakat, padahal dengan semakin banyaknya komoditas yang teknologinya siap aplikasi, tentunya akan meningkatkan jumlah produksi ikan hias. Kondisi lainnya yaitu kurangnya penelitian ikan hias laut, tertutama aspek biologi seperti siklus reproduksi, perkembangan larva, siklus hidup, tingkah laku (behaviour) dan habitat. Kondisi yang demikian menyebabkan tidak tersentuhnya potensi ini. Dan bila dibiarkan, potensi yang besar ini hanya berupa potensi besar yang tertidur (sleeping giant) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

11 yang belum dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Padahal data biologi sangat diperlukan untuk mendukung upaya konservasi, selain itu juga sangat menunjang keberhasilan upaya budidaya. Misalnya dilakukan penelitian tentang pola sebaran ikan hias laut, demikian juga pola reproduksi dengan meneliti perkembangan gonad, sehingga diketahui pola pemijahannya sepanjang tahun. Informasi yang diperoleh dari penelitian semacam ini dapat sangat berharga dalam memperkaya khasanah pengetahuan kita, selain itu juga akan mendukung kegunaan praktis dalam upaya pembudidayaanya. Dengan demikian kelestarian sumber daya dan lingkungan akan tetap terjaga sehingga terbentuk kawasan budidaya yang berkelanjutan, berdaya saing dan berkeadilan. Selain itu juga akan bermanfaat dalam memberikan mata pencaharian alternatif bagi nelayan. Dan tentunya dengan memberikan mata pencaharian alternatif sebagai pembudidaya, pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif yaitu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama ini informasi hasil litbang baru sebatas dapat diakses oleh kalangan tertentu seperti peneliti, akademisi serta para pemangku kepentingan (stakeholder). Sulitnya masyarakat untuk mengakses menyebakan adopsi teknologi berjalan lambat. Demikian juga Ditjen Teknis sebagai mediator hasil litbang ke masyarakat sebelum sepenuhnya memberikan kontribusi yang nyata. 1.2 Tugas, Fungsi BPPBIH dan Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias adalah satu-satunya satuan kerja pemerintah pusat yang memiliki peran bidang litbang ikan hias. BPPBIH berupaya untuk mengedepankan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan oleh masyarakat untuk menunjang pembangunan nasional. Beberapa pekerjaan sesuai dengan tusi telah dilaksanakan sebagai kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. Hasil-hasil penelitian dan pengembangan ikan hias diharapkan dapat segera diaplikasikan oleh pengguna baik pemerintah, institusi, peneliti, pembudidaya, maupun masyarakat pada umumnya. Dukungan dan arahan untuk pembangunan perikanan berkelanjutan khususnya ikan hias sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna bagi kemajuan pembangunan nasional. A. Tugas dan Fungsi Balai Litbang Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) adalah institusi litbang dengan tugas dan fungsi yaitu melaksanakan penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias air tawar, ikan hias air payau, dan ikan hias air laut berdasarkan lingkungan fisik. Balai Litbang Budidaya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

12 Ikan Hias merupakan unit pelaksana teknis di bidang litbang budidaya ikan hias yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Pusat Litbang Perikanan. Balai Litbang Budidaya Ikan Hias berkedudukan di Jalan Perikanan No. 13 Pancoran Mas Depok Jawa Barat. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.35/MEN/2011 menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta laporan; 2. Pelaksanaan penelitian perikanan budidaya ikan hias air tawar, ikan hias air payau dan ikan hias air laut meliputi perbenihan dan genetika, reproduksi, domestikasi dan pemuliaan sumber daya plasma nutfah ikan hias, nutrisi dan teknologi pakan, kesehatan ikan, lingkungan, serta teknologi budidaya ikan hias; 3. Pengembangan teknologi perikanan budidaya ikan hias air tawar, ikan hias air payau, dan ikan hias air laut; 4. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan kerja sama penelitian 5. Pengelolaan prasarana dan sarana penelitian dan pengembangan; dan 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. B. Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias sebagai unit kerja eselon IIIb, memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh Kepala Balai seperti tertera dalam Lampiran 1. Secara umum struktur organisasi dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.35/MEN/2011 sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA SEKSI TATA OPERASIONAL SEKSI PELAYANAN TEKNIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

13 1.3 Keragaan SDM Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja di suatu organisasi ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah pegawai BPPBIH pada tahun 2016 sebanyak 97 orang terdiri dari 61 orang dengan status PNS dan 36 orang dengan status tenaga kontrak. Keragaan SDM BPPBIH pada tahun 2016 ini mengalami penurunan jumlah pegawai pada status PNS bila dibandingkan dengan TA Pada TA 2015 jumlah pegawai BPPBIH sebanyak 101 orang, yang terdiri dari 65 orang dengan status PNS dan 36 orang dengan status tenaga kontrak. Penurunan jumlah pegawai dengan status PNS ini disebabkan oleh adanya pegawai BPPBIH yang telah memasuki masa usia pensiun (3 orang), adanya mutasi pindah dari BPPBIH (1 orang), dan meninggal dunia (1 orang). Pada tahun 2016 ini juga terdapat penambahan pegawai karena mutasi ke BPPBIH (1 orang). Komposisi pegawai di BPPBIH berdasarkan statusnya pada TA 2015 dan 2016 disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Komposisi pegawai BPPBIH TA 2015 dan 2016 berdasarkan status Jumlah pegawai PNS di BPPBIH terdiri dari beberapa rentang usia, hal ini seperti disajikan pada Gambar 2 berikut ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

14 Gambar 2. Jumlah pegawai PNS BPPBIH berdasarkan rentang usia Berdasarkan data pada Gambar 2, terlihat bahwa ada peningkatan jumlah pegawai yang cukup signifikan pada rentang usia tahun dan tahun pada TA 2016 bila dibandingkan dengan TA Sedangkan penurunan terlihat pada rentang usia tahun, tahun, tahun, dan tahun. Penurunan dan peningkatan dari tahun ini dikarenakan adanya pengurangan pegawai dan penambahan pegawai selama TA Berdasarkan data pada Gambar 2 terlihat bahwa dominasi kelompok umur pegawai adalah pada rentang usia tahun dan tahun. Pada kelompok rentang usia pegawai tahun merupakan rentang usia yang mendekati pensiun. Hal ini harus diantisipasi oleh BPPBIH untuk menambah pegawai pada usia produktif untuk mengantisipasi kekurangan SDM di masa mendatang akibat dari banyaknya pegwai yang memasuki masa usia pensiun. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pegawai PNS BPPBIH yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di BPPBIH disajikan pada Gambar 3 berikut ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

15 Gambar 3. Jumlah PNS BPPBIH berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan grafik pada Gambar 3, terlihat bahwa terdapat pengurangan pegawai berkelamin laki-laki sebanyak 6 orang pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2016 dan peningkatan pegawai sebanyak 2 orang pegawai berkelamin perempuan pada tahun Pada tahun 2016 ini ada pengurangan dan penambhan pegawai dikarenakan mutasi, pensiun, dan meninggal dunia. Berdasarkan data pada Gambar 3 terlihat bahwa pegawai berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi (33 orang) dibandingkan pegawai berjenis kelamin perempuan (28 orang). Komposisi pegawai PNS BPPBIH berdasarkan golongan disajikan pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 4. Komposisi pegawai PNS BPPBIH berdasarkan golongan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

16 Berdasarkan data pada gambar 4 terlihat bahwa terjadi penurunan pegawai pada golongan II dan IV. Hal ini dikarenakan pada Tahun 2016 ini 3 orang yang memasuki masa usia pensiun adalah dari golongan II, dan 1 orang mutasi pindah dari BPPBIH adalah dari golongan IV. Pada golongan I dan III tidak terjadi peningkatan atau pengurangan jumlah pegawai pada tahun 2016 dibandingkan tahun Pada Gambar 4 terlihat bahwa golongan III mendominasi jumlah pegawai BPPBIH dari tahun , yaitu berjumlah 40 orang pegawai. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pegawai PNS di BPPBIH dapat dikelompokkan seperti disajikan pada Gambar 5 berikut ini. Gambar 5. Komposisi pegawai PNS BPPBIH berdasarkan tingkat pendidikan Berdasarkan data pada gambar 5 terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah pegawai pada jenjang pendidikan SD sebanyak (1 orang), SMA sebanyak (4 orang), dan S1 sebanyak (1 orang). Sedangkan peningkatan jenjang pendidikan pada jenjang S3 sebanyak (2 orang). Penurunan jumlah pegawai ini diakibatkan karena pegawai memasuki masa usia pensiun, mutasi dan meninggal dunia. Peningkatan pada jenjang pendidikan S3 dikarenakan adanya mutasi pegawai yang bergelar Doktor (S3), juga karena adanya pegawai yang sedang tugas belajar telah menyelesaikan masa studinya. Berdasarkan data pada Gambar 5 terlihat bahwa dominasi jenjang pendidikan adalah dari S1 yaitu sebanyak 23 orang. 1.4 Sistematika LKJ Sebagai salah satu instansi pemerintah, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) berkewajiban menyampaikan laporan akuntabilitas kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dengan anggaran yang telah diberikan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

17 pertanggungjawaban kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Rencana Strategis maupun Rencana Kerja Tahunan yang dituangkan dalam Rencana Operasional Kegiatan. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mengintruksikan kepada setiap Instansi untuk Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, serta setiap akhir tahun anggaran menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Laporan Akuntabiltas Kinerja ini mengacu pada: Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabiltas Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias selama tahun Capaian Kinerja (Performance Results) 2015 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) serta capaian kinerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias pada tahun 2015 sebagai tolak ukur pencapaian kinerja organisasi. Adapun sistemetika penyajian laporan sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan latar belakang, serta uraian singkat tentang tugas dan fungsi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias 2. Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, dan penetapan kinerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini disajikan analisis capaian kinerja, dan keuangan 4. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan capaian kinerja tahun Lampiran-Lampiran. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

18 2. PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS BPPBIH Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, maka Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias menyusun rencana strategis sebagai pedoman dan petunjuk arah bagi kegiatan penelitian dan pengembangan iptek perikanan budidaya ikan hias. Rencana strategis (Renstra) terdiri dari langkah-langkah strategis yang mendukung dan menunjang pencapaian visi Balai. Visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias sebagaimana berikut : A. Visi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) mempunyai visi yang merupakan turunan dari visi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, yaitu sebagai: Menjadi Satu-satunya lembaga LITBANG ikan hias yang menjalankan peran REIKKA (Rekreasi, Edukasi, Informasi, Komunikasi, Konservasi dan Atraksi). B. Misi Dalam rangka tercapainya visi tersebut, dengan mempertimbangkan arah kebijakan yang sedang berkembang baik nasional, kementerian maupun sektoral maka misi yang diemban BPPBIH adalah untuk: Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna di bidang budidaya ikan hias untuk kesejahteraan masyarakat perikanan dan Menjadi institusi LITBANG yang handal dalam penyediaan IPTEK budidaya ikan hias. C. Tujuan Dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut di atas, BPPBIH menetapkan mendukung peningkatan produksi budidaya dan kawasan ikan hias yang dapat mensejahterakan pembudidaya ikan hias. Sehubungan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, BPPBIH juga telah menetapkan sasaran strategi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi dan menentukan arah penelitian dan pengembangan yang difokuskan pada isu-isu strategis dengan memperhatikan kendala, tantangan, peluang dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

19 sumber daya yang tersedia, serta dijabarkan dalam program lebih lanjut dengan berbagai tahapan. Langkah yang ditempuh sebagai berikut : Melakukan analisa komoditas ikan-ikan hias yang potensial, bernilai ekonomis dan ekologis tinggi serta telah dan mudah untuk diadopsi teknologinya oleh masyarakat. Membuat roadmap kegiatan penelitian dan pengembangan jangka menengah (lima tahun) beserta komoditas pilihan yang sesuai dengan hasil analisa komoditas, masukan, arahan serta kebijakan prioritas nasional. Memfokuskan komoditas kegiatan litbang pada beberapa komoditas ikan hias antara lain ikan Gurame Cokelat, Clown Biak, Tigerfish, Cupang, Agamysis, Tanaman Air, dan Teknologi mikrofilter serta karang hias. Penambahan atau pengurangan komoditas dapat dilakukan dengan analisis komoditas, mempertimbangkan SDM dan strategi agar hasil dapat diperoleh dalam waktu singkat. Menyiapkan dan mengembangkan fasilitas prasarana dan sarana penelitian dan pengembangan untuk menunjang dan mendukung terselenggaranya keberhasilan ilmu pengetahuan dan terknologi yang akan dihasilkan. Menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan seperti jumlah peneliti dan teknisi untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang), jumlah tenaga administrasi dan keamanan untuk mendukung kegiatan litbang, dan sebagainya. Membagi dan memfokuskan tema litbang berdasarkan displin ilmu, minat, kemampuan, dan kesesuaian alat dan sarana litbang. Pada tahun 2015 dilakukan perubahan road map litbang. Kegiatan litbang difokuskan atas 4 (empat) tema yaitu: 1) Eksplorasi dan peningkatan sumberdaya genetic ikan hias 2) Teknologi budidaya ikan hias 3) Inovasi teknologi 4) Program kemitraan dengan masyarakat 2. Menyatukan persepsi serta langkah untuk mengembangkan ikan hias air tawar dan laut di luar habitatnya dan menjaga kelestariannya di alam, BPPBIH melakukan beberapa sasaran strategi sebagai berikut: Melakukan inventarisasi dan domestikasi ikan-ikan hias potensial dari habitatnya di alam. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

20 Melakukan kajian ekologi ekonomi ikan hias asli dari alam untuk mendukung kegiatan domestikasi secara eksitu. Melakukan penelitian bidang reproduksi dan perbanyakan ikan hias untuk kepentingan pelestarian dan produksi budidaya. Melakukan penelitian untuk menunjang keberhasilan reproduksi melalui teknologi genetika (menghasilkan ikan unggul), teknologi nutrisi dan pakan (menghasilkan pakan untuk induk, larva dan benih), serta rekayasa lingkungan (menyesuaikan habitatnya seperti habitat di alam dan memodifikasi lingkungan untuk budidaya). Melakukan perbanyakan, pendistribusian dan strategi pemuliaan ikan hias untuk adopsi masyarakat. 3. Mensosialisasikan keberhasilan penelitian dan pengembangan reproduksi ikan hias di luar habitatnya dalam rangka peningkatan produksi melalui penguasaan IPTEK. Beberapa kegiatan yang terkait sebagai berikut: Melakukan kegiatan pengembangan teknologi hasil litbang ikan hias untuk adopsi dan alih teknologi budidaya ikan hias yang sudah dikuasai teknologinya dan dapat dikembangkan oleh masyarakat serta instansi pemerintah provinsi dan daerah. Melakukan koordinasi dan pengembangan bersama terkait ikan hias endemik suatu daerah untuk peningkatan hasil produksinya. Memberikan pelatihan kepada pembudidaya ikan hias. Membuka kesempatan kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk melakukan magang teknologi budidaya ikan hias. Menyebarluaskan hasil iptek litbang melalui media seperti leaflet, brosur, CD, dan buku petunjuk teknis budidaya ikan hias. 4. Melakukan pertukaran informasi yang terkait dengan berbagai aspek ikan hias, melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : Melakukan kerjasama dalam negeri dengan dinas pemerintah provinsi, kota/ kabupaten terkait, unit kerja dan instansi bidang budidaya ikan hias, institusi pemerintah seperti karantina ikan, perguruan tinggi negeri maupun swasta, sekolah tinggi, sekolah usaha perikanan menengah, sekolah menengah umum dan kejuruan, pihak swasta dan lain-lain. Melakukan kerjasama luar negeri dengan lembaga penelitian asing serta adanya pengiriman tenaga peneliti untuk melakukan kegiatan training/pelatihan di luar negeri. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

21 Menerima beberapa kunjungan pelajar dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, menerima dan membimbing kegiatan magang, pelatihan dan penelitian serta pengembangan dari siswa, mahasiswa, dosen, staf teknis pemerintah, praktisi hingga pengusaha dan swasta. Berperan aktif dalam kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh beberapa instansi, industri dan undangan lainnya. Melaksanakan kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh pihak BPPBIH secara internal maupun mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh pihak luar. Melaksanakan kegiatan jejaring pemuliaan ikan hias tiap tahunnya serta membuat rencana-rencana pemuliaan ikan hias berdasarkan komoditas Sasaran Strategis (SS) dan Rencana Kerja BPPBIH TA 2016 Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan Sasaran Strategis (SS) ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi BPPBIH. Peta strategi memudahkan BPPBIH untuk mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh Pejabat eselon 4/Pegawai fungsional dan non fungsional dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan BPPBIH. Peta strategi BPPBIH tahun 2016 yang disepakati antara Kepala BPPBIH dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (PUSLITBANGKAN) pada tahun 2016 ditunjukkan dalam Gambar 6 berikut ini: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

22 Gambar 6. Peta Stategis BPPBIH Peta strategi BPPBIH tahun menampilkan setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan metodologi Balanced Score Card (BSC), setiap Sasaran Strategis (SS) dikelompokan kedalam 3 (tiga) perspektif, yaitu customers perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective. Dari perpektif customer perspective, terdapat Sasaran Strategis (SS) yang disusun untuk meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya ikan hias. Dari perspective internal process BPPBIH, untuk mendukung pencapaian Sasaran Strategis (SS) pada layer customers perpective tersebut diperlukan adanya empat faktor penting sebagai sasaran strategis berupa tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan kelautan perikanan yang implementatif berdasarkan data & informasi ilmiah litbang perikanan budidaya ikan hias (perumusan kebijakan). Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif di bidang perikanan budidaya ikan hias, Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek perikanan budidaya ikan hias (Pelaksanaan kebijakan), Terselenggaranya pengendalian litbang perikanan budidaya ikan hias (Pengendalian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

23 kebijakan). Sedangkan dari perspektif learning and growth, terdapat 4 (empat) faktor penting yaitu Tersedianya ASN yang kompeten dan professional di BPPBIH (Human Capital), Tersedianya informasi yang valid, mudah dan handal diakses di BPPBIH (Information Capital), Terselenggaranya reformasi birokrasi di BPPBIH (Organization Capital), Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien di BPPBIH. Adapun penjabaran dari sasaran strategis diatas dituangkan dalam indikator kinerja dan targetnya sesuai dengan Tabel 1 dibawah ini: Tabel 1 Sasaran Strategis BPPBIH TARGET SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SD Perikanan Budidaya Ikan Hias 1 Jumlah hasil litbang Perikanan Budidaya yang terekomendasikan untuk Masyarakat dan Industri (buah) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 2 3 Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Implementatif berdasarkan Data dan Informasi Ilmiah Litbang Perikanan Budidaya Ikan Hias Terwujudnya hasil litbang yang inovatif di BPPBIH Jumlah Data dan Informasi IPTEK Perikanan Budidaya Jumlah karya tulis ilmiah Iptek Perikanan Budidaya Jumlah Paket Teknologi IPTEK Perikanan Budidaya Jumlah Komponen Teknologi IPTEK Perikanan Budidaya Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan Layanan Iptek Budidaya Ikan Hias 6 7 Jumlah Produk Biologi IPTEK Perikanan Budidaya Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai (%) 8 Jumlah sarana dan prasarana Perikanan Budidaya yang terfalisitasi ,0 47,8 47,8 47, Terselenggaranya Pengendalian Litbang Budidaya Ikan Hias 9 Proporsi kegiatan terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan dengan total kegiatan penelitian dan pengembangan (% minimal) >70% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

24 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Tersedianya ASN Litbang Perikanan Budidaya Ikan Hias Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BPPBIH Terwujudnya RB Litbang Perikanan Budidaya Ikan Hias Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien di BPPBIH 10 Jumlah SDM Litbang Perikanan Budidaya yang dikembangkan kompetensinya Indeks pemanfaatan informasi KP (%) >75% >75% >75% >75% 12 Indeks RB BPPBIH BB A A A A 13 Nilai/Skor SAKIP BPPBIH A A A AA AA 14 Indek Kepuasan Masayarakat Terhadap BPPBIH 15 Nilai efisiensi anggaran (%) 70% >80% >80% >80% % >75 % >80 % 94% 94% 94% 94% Selanjutnya, target kinerja tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan yang merupakan dokumen perencanaan awal yang merepresentasikan rencana dan janji untuk mentargetkan kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimilikinya. Rencana kerja Pemerintah tahun 2015, sebagaimana Tabel 2 berikut: Tabel 2 Rencana Kerja Tahunan BPPBIH 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 2016 CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 1 Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%) 100 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 2 Jumlah data dan informasi ilmiah litbang budidaya ikan hias (paket) 2 2 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif 3 Jumlah karya tulis ilmiah litbang budidaya ikan hias yang diterbitkan (KTI) (buah) 36 4 Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri 2 3 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 5 Jumlah inovasi teknologi budidaya ikan hias 9 6 Jumlah komponen inovasi budidaya ikan hias 4 7 Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang diusulkan HKI 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

25 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET Proporsi fungsional BPPBIH dibandingkan total pegawai BPPBIH Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP 9 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang budidaya ikan hias yang ditingkatkan kapasitasnya 1 10 Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk 2 5 Terselenggaranya pengendalian litbang KP 11 Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang budidaya ikan hias (minimal) (%) LEARN & GROWTH PERSPECTIVE 6 Terwujudnya ASN BPPBIH yang kompeten, profesional dan berkepribadian 12 Indeks Kompetensi dan Integritas BPPBIH (%) 77 7 Tersedianya manajemen pengetahuan BPPBIH yang handal dan mudah diakses 13 Presentase unit kerja BPPBIH yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan BPPBIH secara efisien dan akuntabel 14 Nilai SAKIP BPPBIH Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPBIH Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Pusat Litbang Perikanan (%) Nilai Kinerja Anggaran BPPBIH Penetapan Kinerja Pada tahun 2016, BPPBIH telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BPPBIH dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (PUSLITBANGKAN). Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 9 sasaran strategis (SS) yang harus dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU BPPBIH pada tahun 2016 adalah berjumlah 17 IKU. Hal ini seperti disajikan pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Penetapan Kinerja BPPBIH Tahun 2016 SS IKU 2016 CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 1 Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%) 100 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

26 SS IKU 2016 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 2 2 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Jumlah data dan informasi ilmiah litbang budidaya ikan hias (paket) Jumlah karya tulis ilmiah litbang budidaya ikan hias yang diterbitkan (KTI) (buah) Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri 1. Data dan Informasi: Remediasi Media Nonylfenol pada tanaman air anubias dan domestikasi tanaman hias air Buchepalandra 2. Data dan Informasi : Eksplorasi Sumber daya genetik ikan hias lahan gambut dan ikan introduksi Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 5 Jumlah inovasi teknologi budidaya ikan hias 1.Manipulasi Hormon dan LIngkungan untuk Pemijahan Ikan Agamyxis, Gurame Coklat dan Tiger Fish 2. Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih untuk Menunjang Budidaya Ikan Agamyxis, Tiger Fish dan Gurame Coklat 3. Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes Microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimatan Barat 4. Inovasi Pakan untuk Budidaya IKan Hias Laut di Akuarium 5. Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang (Betta sp) dengan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat 6. Aplikasi Teknologi Produksi Benih Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Timur 7. Aplikasi Teknologi Produk Benih Ikan Hias Rainbow 8. Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias sp dengan Teknik Hidroponik di Kabupaten Bogor 9. Produk Biologi IPTEK Perikanan Budidaya Ikan Hias Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP 6 Jumlah komponen inovasi budidaya ikan hias 7 8 Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang diusulkan HKI Proporsi fungsional BPPBIH dibandingkan total pegawai BPPBIH 9 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang budidaya ikan hias yang ditingkatkan kapasitasnya 10 Terselenggaranya pengendalian litbang KP 11 Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang budidaya ikan hias (minimal) (%) 1. Pembentukan Ikan HIas Clown Biak Strain Black Percula Generasi Pertama (F0) Hasil seleksi dengan modifikasi filter untuk pemeliharaan larva dan benih 2. Metode yang efisien untuk interaksi Vtg dengan anti Vtg 3. Perakitan Prototipe Mikro Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Ikan Hias 4. Budidaya Karang Hias Polip Besar Pada Kedalaman yang Berbeda (Plerogyra sp, Physogyra sp, Nemenzophylia sp) di alam dan sistem Sirkulasi 1 1. Bahan Usulan HKI IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias 46,77 Total Pengawai: 65 Total Fungsional 31 (Peneliti : 29, Litkayasa : 2) Jejaring Pemuliaan Ikan Hias 2. PKS Dinas Kab. Kapuas Hulu 86,67 (13 Judul Penelitian Terapan dan Pengembangan/Eksperimental / 15 Total Judul) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

27 SS IKU 2016 LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya ASN BPPBIH yang kompeten, profesional dan berkepribadian Tersedianya manajemen pengetahuan BPPBIH yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan BPPBIH secara efisien dan akuntabel 12 Indeks Kompetensi dan Integritas BPPBIH (%) 13 Presentase unit kerja BPPBIH yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar 14 Nilai SAKIP BPPBIH Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPBIH Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Pusat Litbang Perikanan (%) Nilai Kinerja Anggaran BPPBIH Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

28 SS1 SS2 3. AKUNTABILITAS KINERJA Sejak tahun 2013 hingga saat ini BPPBIH memulai penerapan penggunaan Balanced Scorecard (BSC) dalam pengelolaan kinerjanya, meskipun dalam prakteknya belum sepenuhnya mengakomodir prinsip - prinsip BSC sampai pada level dibawahnya, namun hal tersebut tetap dilanjutkan dengan tujuan untuk memastikan target - target sasaran yang telah dicanangkan akan tercapai, dimana dengan harapan akhir misi - misinya dapat terwujud dengan nyata. Manfaat positif lainnya adalah dapat memudahkan penelusuran kontribusi kinerja terhadap sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Dalam manajemen kinerja BPPBIH pada tahun 2016 terdapat 9 Sasaran Strategis (SS) dan 17 Indikator Kinerja Utama (IKU). 3.1 Capaian IKU BPPBIH TA 2016 Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPPBIH. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja BPPBIH tahun 2016 dapat tercapai. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BPPBIH tahun 2016 pada customer perspective, internal process perspective dan learn & growth perspective yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat terlihat capaian iku BPPBIH pada TA 2016 yang disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Capaian IKU BPPBIH TA 2016 SS DAN IKU Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%) Jumlah data dan informasi ilmiah litbang budidaya ikan hias (paket) INISIATIF STRATEGIS/JUDUL RKA-K/L Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%) 1. Data dan Informasi: Remediasi Media Nonylfenol pada tanaman air anubias dan domestikasi tanaman hias air Buchepalandra 2. Data dan Informasi : Eksplorasi Sumber daya genetik TARGET 2016 REALISASI 2016 OUTPUT/VOLUME PROGRESS/FISIK (%) T R % T R % % 100% 100% % 100% 100% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

29 ikan hias lahan gambut dan ikan introduksi SS3 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Jumlah karya tulis ilmiah litbang budidaya ikan hias yang diterbitkan (KTI) (buah) Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang terekomendasika n untuk masyarakat dan/atau industri Jumlah penerapan IPTEK untuk Masyarakat dalam peningkatan produktifitas perikanan budidaya ikan hias (paket) Jumlah paket teknologi IPTEK Litbang budidaya ikan hias (paket) Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang IPTEK Perikanan Budidaya 1. Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang (Betta sp) dengan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat 2. Aplikasi Teknologi Produksi Benih Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Timur 3. Aplikasi Teknologi Produk Benih Ikan Hias Rainbow 4. Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias sp dengan Teknik Hidroponik di Kabupaten Bogor 1.Manipulasi Hormon dan LIngkungan untuk Pemijahan Ikan Agamyxis, Gurame Coklat dan Tiger Fish 2. Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih untuk Menunjang Budidaya Ikan Agamyxis, Tiger Fish dan Gurame Coklat 3. Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes Microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimatan Barat 4. Inovasi Pakan untuk Budidaya IKan Hias Laut di Akuarium % 100% 122% 122% % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% Jumlah Produk Biologi IPTEK perikanan budidaya ikan hias (paket) Jumlah komponen inovasi budidaya ikan hias 1. Produk Biologi IPTEK Perikanan Budidaya Ikan Hias 1. Pembentukan Ikan HIas Clown Biak Strain Black Percula Generasi Pertama (F0) Hasil seleksi dengan modifikasi filter untuk pemeliharaan larva dan benih 2. Metode yang efisien untuk interaksi Vtg dengan anti Vtg 3. Perakitan Prototipe Mikro Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Ikan Hias 4. Budidaya Karang % 100% 100% 100% % 100% 100% 100% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

30 SS4 SS5 SS6 SS7 SS8 SS9 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP Terselenggaranya pengendalian litbang KP Terwujudnya ASN BPPBIH yang kompeten, profesional dan berkepribadian Tersedianya manajemen pengetahuan BPPBIH yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan BPPBIH secara efisien dan akuntabel Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang diusulkan HKI Proporsi fungsional BPPBIH dibandingkan total pegawai BPPBIH Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang budidaya ikan hias yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang budidaya ikan hias (minimal) (%) Indeks Kompetensi dan Integritas BPPBIH (%) Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPBIH (orang) Presentase unit kerja BPPBIH yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Nilai SAKIP BPPBIH Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPBIH Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Pusat Litbang Perikanan (%) Nilai Kinerja Anggaran BPPBIH Hias Polip Besar Pada Kedalaman yang Berbeda (Plerogyra sp, Physogyra sp, Nemenzophylia sp) di alam dan sistem Sirkulasi 1. Bahan Usulan HKI IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias 1. Jejaring Pemuliaan Ikan Hias 2. PKS Dinas Kab. Kapuas Hulu 3. PKS Dinas Kab. Padang Panjang 4. PKS BB Biogen % 100% 100% 100% 46,77 46,77 50% % 100% % % % 100% 100% 100% % 100% 200% 200% 86,67 86,67 86,67 100% 100% 100% 100% % 70% 70% 100% % 100% 260% 260% % 100% 200% 200% ,71 100,8 % 100% 100,8 % 100,8 % % 100% 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

31 Capaian kinerja BPPBIH pada layer Customer Perspective, untuk IKU 1 (Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP) terealisasi secara fisik sebesar 100%, dan output 100%. Pada layer Internal proses perspective, semua IKU yang melekat pada masing-masing sasaran strategis dapat terealisasi 100%. Pada layer ini, terdapat 3 (tiga) IKU yang realisasinya melebihi target yaitu IKU 3. Jumlah karya tulis ilmiah litbang budidaya ikan hias yang diterbitkan (realisasi 122%), IKU 10. Proporsi Fungsional BPPBIH dibandingkan dengan total pegawai BPPBI (realisasi 106,9%), dan IKU 12. Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang Budidaya Ikan Hias yang terbentuk (Realisasi 200%). Pada layer Learn And Growth Perspective, semua IKU yang melekat pada masingmasing sasaran strategis dapat terelisasi 100%. Pada layer ini terdapat 3 (tiga) IKU yang realisasinya melebihi dari target yang telah ditetapkan, yaitu IKU 15. Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPBIH (realisasi 260%), IKU 16. Persentase unit kerja BPPBIH yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (realisasi 200%), dan IKU 17. Nilai Sakip BPPBIH (realisasi 100,8%). 3.2 HASIL PENGUKURAN BPPBIH TA 2016 Dalam implementasi pengukuran kinerja BPPBIH pada tahun anggaran 2016 menggunakan metode pengukuran aplikasi "kinerjaku" KKP Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu Sasaran Strategis (SS). Status capaian SS yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks toleransi 10%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU seperti Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Tingkat validasi IKU No Validitas IKU Bobot 1 Lead Input 0,1 2 Lead Process 0,2 3 Lag Output 0,3 4 Lag Outcome 0,4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

32 Status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks seperti disajikan pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Status capaian NPSS Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90% Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90% Dalam melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menentukan dan mensepakati standar status kinerja NPSS sesuai dengan kriteria seperti disajikan pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Klasifikasi dan Status NPSS KLASIFIKASI STATUS NPSS MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE (Toleransi 10%) X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk X=90% X=90% - Sedang X 90% X 90% X=90% Baik Dalam melakukan pengukuran kinerja juga harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah: Maximixe adalah kondisi dimana semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah kondisi dimana semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah kondisi dimana semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Pada tampilan peta stategis pada aplikasi Kinerjaku.kkp.go.id, dapat dilihat seperti disajikan pada pada Gambar 7 berikut ini. Gambar 7. Hasil pencapaian kinerja BPPBIH TA 2016 dalam Aplikasi Kinerjaku.kkp.go.id Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

33 Bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun anggaran 2015, maka tahun 2016 jauh lebih baik capaian kinerjanya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini. Gambar 8. Hasil pencapaian kinerja BPPBIH TA 2015 dalam Aplikasi Kinerjaku.kkp.go.id Berdasarkan data tampilan pada Gambar 7 dan 8 terlihat bahwa capaian kinerja tahun 2016 jauh mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai capaian kinerja yang dihasilkan di tahun 2016 mengalami peningkatan bila dibandingkan capaian kinerja tahun Pada tahun 2015 pada layer customer perspektif berwarna merah, hal ini mengindikasikan capaian <90%, sedangkan pada tahun 2016 tercapai dengan capaian kinerja >90% dan indicator berwarna hijau. Pada layer Internal proses perspective tidak ada perbedaan antara capaian tahun 2015 dan Dimana pada SS3. Capaian kinerja tidak berubah yaitu =90% dan indicator berwarna kuning. Pada layer Learn And Growth Perspective terdapat peningkatan capaian dari tahun 2015 ke tahun Hal ini dapat dilihat dari SS7 dimana terjadi peningkatan capaian kinerja dari capaian <90% pada tahun 2015 (indicator berwarna merah ) menjadi capaian >90% pada tahun 2016 (indicator berwarna hijau ). Hasil perhitungan NPSS BPPBIH TA 2016 yang tertuang dalam aplikasi "KINERJAKU" adalah seperti disajikan pada Gambar 9 berikut ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

34 Gambar 9. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis BPPBIH dalam Aplikasi Kinerjaku.KKP.go.id TA 2016 Bila dibandingkan nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) BPPBIH TA 2016 dan 2015, maka nilai pencapaiannya meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 9. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

35 Gambar 10. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis BPPBIH dalam Aplikasi Kinerjaku.KKP.go.id TA 2015 Berdasarkan data pada Gambar 9 dan 10 terlihat bahwa NPSS pada tahun 2016 adalah sebesar 120%, sedangkan pada tahun ,14%. Peningkatan ini terjadi pada semua layer. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja BPPBIH TA 2016 meningkat capaiannya pada semua lini bila dibandingkan dengan capaian TA EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Evaluasi dan analisis kinerja menampilkan perbandingan target dan capaian dalam tahun berjalan, kinerja pada TA 2016 di masing masing sasaran strategis. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

36 3.3.1 Customer Perspective SS I: Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP. Capaian kinerja BPPBIH selama tahun anggaran 2016 pada Customer Perspektif dengan Sasaran strategis (SS) yaitu untuk Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP, dengan Indikator kinerja utama (IKU) yaitu Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%). IKU 1. Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%) SS ini memiliki target pemenuhan di tahun 2016 yaitu sebesar 100%, dengan inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh BPPBIH adalah kesesuaian persentase hasil litbang budidaya ikan hias (15 judul penelitian) yang sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP. Capaian pada IKU 1 ini yaitu 15 judul penelitian sudah dilaksanakan dan sudah tercapai 100%, namun tidak ada kontrak kinerja dengan eselon I lainnya lingkup KKP. Meskipun demikian semua kegiatan penelitian yang dilakukan TA 2016 merupakan dukungan terhadap Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, oleh karena itu capaian pada IKU ini diasumsikan sudah mendukung eselon I KKP dan tercapai 100%. Tabel 8. Perbandingan target dan Capaian kinerja SS 1 di BPPBIH TA 2016 Customer Perspective SS1. Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP. IKU 1. Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%) INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA-KL Persentase hasil litbang budidaya ikan hias yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja eselon I KKP (%) TARGET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Capaian pada Layer customer perspective ini meningkat bila dibandingkan dengan capaian pada TA Pada tahun 2015 ada 3 (tiga) IKU pada SS1 layer customer perspective, namun dari ketiga IKU tersebut tidak semua dapat tercapai 100%. Hal inilah yang menyebabkan capaian SS pada layer ini menjadi rendah pada tahun 2015 (capaian <90%, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

37 indicator berwarna merah ). Pada tahun 2017 diharapkan capaian pada layer ini mampu dipertahankan dan dapat mendukung peningkatan kinerja di BPPBIH Internal Process Perspective Pada layer Internal proses perspective, BPPBIH menerapkan sebanyak empat buah sasaran strategis (SS) di tahun 2016, antara lain: SS 2: Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif, SS 3: Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan SS 4: Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP SS 5: Terselenggaranya pengendalian litbang KP Secara umum capaian kinerja pada Internal Process Perspektif BPPBIH pada TA 2016 disajikan pada Tabel berikut ini. SS2 SS3 SS DAN IKU Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Jumlah data dan informasi ilmiah litbang budidaya ikan hias (paket) Jumlah karya tulis ilmiah litbang budidaya ikan hias yang diterbitkan (KTI) (buah) Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri Jumlah penerapan IPTEK untuk Masyarakat dalam peningkatan Capaian 2016 INISIATIF TARGET OUTPUT/ PROGRESS/ STRATEGIS/JUDUL 2016 VOLUME FISIK (%) RKA-K/L T R % T R % Internal Process Perspective 1. Data dan Informasi: Remediasi Media Nonylfenol pada tanaman air anubias dan domestikasi tanaman hias air Buchepalandra % 100% 100% 2. Data dan Informasi : Eksplorasi Sumber daya genetik ikan hias lahan gambut dan ikan introduksi Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang IPTEK Perikanan Budidaya 1. Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias sp. 2. Teknologi Budidaya ikan hias cupang Betta sp. 3. Teknologi budidaya ikan hias Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) 1. Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang (Betta sp) dengan Optimalisasi % 100% 122% 122% % 100% 100% % 100% 100% 100% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

38 produktifitas perikanan budidaya ikan hias (paket) Jumlah paket teknologi IPTEK Litbang budidaya ikan hias (paket) Pemanfaatan Lahan di Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat 2. Aplikasi Teknologi Produksi Benih Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Timur 3. Aplikasi Teknologi Produk Benih Ikan Hias Rainbow 4. Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias sp dengan Teknik Hidroponik di Kabupaten Bogor 1.Manipulasi Hormon dan LIngkungan untuk Pemijahan Ikan Agamyxis, Gurame Coklat dan Tiger Fish 2. Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih untuk Menunjang Budidaya Ikan Agamyxis, Tiger Fish dan Gurame Coklat 3. Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes Microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimatan Barat 4. Inovasi Pakan untuk Budidaya IKan Hias Laut di Akuarium % 100% 100% SS4 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP Jumlah Produk Biologi IPTEK perikanan budidaya ikan hias (paket) Jumlah komponen inovasi budidaya ikan hias Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang diusulkan HKI Proporsi fungsional BPPBIH dibandingkan total pegawai BPPBIH Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang budidaya 1. Produk Biologi IPTEK Perikanan Budidaya Ikan Hias 1. Pembentukan Ikan HIas Clown Biak Strain Black Percula Generasi Pertama (F0) Hasil seleksi dengan modifikasi filter untuk pemeliharaan larva dan benih 2. Metode yang efisien untuk interaksi Vtg dengan anti Vtg 3. Perakitan Prototipe Mikro Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Ikan Hias 4. Budidaya Karang Hias Polip Besar Pada Kedalaman yang Berbeda (Plerogyra sp, Physogyra sp, Nemenzophylia sp) di alam dan sistem Sirkulasi 1. Bahan Usulan HKI IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias % 100% 100% 100% % 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 46,77 46, 77 50% % 100% % % % 100% 100% 100% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

39 SS5 Terselenggaranya pengendalian litbang KP ikan hias yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang budidaya ikan hias (minimal) (%) 1. Jejaring Pemuliaan Ikan Hias 2. PKS Dinas Kab. Kapuas Hulu 3. PKS. Dinas Perikanan Kab. Padang Panjang 4. PKS BB Biogen % 100% 200% 200% 86,67 86, 67 86, % 100% 100% 100% SS II : Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Capaian kinerja BPPBIH selama tahun anggaran 2016 pada Internal Process Perspektif dengan Sasaran strategis (SS) II yaitu: Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif, dengan Indikator kinerja utama (IKU) yaitu seperti disajikan pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspektif SS 2 TA 2015 Internal Perspective SS2. Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif, IKU 2. Jumlah Data dan Informasi IPTEK Perikanan Budidaya ikan hias 3. Jumlah karya tulis ilmiah Iptek Perikanan Budidaya ikan hias (buah) INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA-KL TARGET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R 1. Data dan Informasi : Remediasi Media Nonylphenol pada tanaman air Anubias dan domestikasi tanaman hias air Buchepalandra Data dan Informasi : Eksplorasi sumber daya genetik ikan hias lahan Gambut dan ikan hias introduksi Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang IPTEK Perikanan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

40 IKU 2. Jumlah data dan informasi ilmiah litbang budidaya ikan hias (paket) Pada IKU 2, yaitu Jumlah data dan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perikanan budidaya Ikan Hias. Berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa capaian realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 100% dari target capaian fisik sebesar 100% (tercapai 100% dari target). Output kegiatan telah tercapai sebanyak 2 (dua) buah Data dan Informasi, yaitu: 1) Remediasi Media Nonylfenol pada tanaman air anubias dan domestikasi tanaman hias air Buchepalandra. Latar belakang Tanaman hias air saat ini menjadi salah satu primadona baru dalam bidang budidaya perikanan, selain karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, tanaman hias air juga diketahui mampu memperbaiki kualitas lingkungan budidaya. salah satu tanaman air eksotik dari Indonesia yang mulai mendapatkan tempat dihati para penikmat aquascape adalah Bucephalandra sp. Bucephalandra sp, merupakan tanaman tropis yang berasal dari keluarga Araceae, tanaman ini merupakan endemik dari pulau Kalimantan (Boyce et al., 1995). Selain aquascape, saat ini masyarakat mulai menggemari Akuaponik yaitu budidaya ikan dan tanaman secara bersama dalam satu sistem yang terintegrasi. Manfaat lain tanaman air adalah untuk meremedasi bahan pencemar. Salah satu bahan pencemar yang saat ini mendapat perhatian di dunia adalah nonilfenol karena memberikan dampak buruk bagi biota perairan (air laut dan air tawar) termasuk invertebrata, tanaman dan ikan. Selain itu nonilfenol tidak mudah terdegradasi secara biologis dan membutuhjab waktu berbulan-bulan untuk terdegradasi baik di air, tanah maupun sedimen (Mergel, 2011). Metodologi: Domestikasi tanaman dilaksanakan di Greenhouse BPPBAP menggunakan dua pendekatan yaitu 1) lokasi pemeliharaan secara terkontrol (dengan manipulasi lingkungan) dan 2) tidak terkontrol (outdoor) menggunakan wadah pemeliharaan berupa container plastik. Parameter yang diamati antara lain, pertumbuhan dan daya adaptasi tanaman diluar habitatnya. Untuk mempelajari penyerapan nonilfenol dari perairan, dilakukan melalui pendekatan ujicoba di laboratorium. Penelitian didesain dalam RAL 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan antara lain: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

41 1) kontrol air + Nonilfenol 50 mg/l; 2) zeolite + Nonilfenol 50 mg/l; 3) zeolit + tanaman air + Nonilfenol 50 mg/l; 4) zeolite+tanaman air + pupuk kandang + Nonilfenol 50 mg/l; 5) zeolite + tanaman air + pupuk hidroponik + Nonilfenol 50 mg/l Untuk uji potensi akuaponik tanaman hias air dan ikan dilakukan di laboratorium greenhouse Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias Depok. Ada 3 perlakuan dan 3 ulangan sebagai berikut (1) Ikan hias 1 ekor/l + tanaman hias (2) Ikan rainbow 2 ekor/l +tanaman (3) kontrol (hanya tanaman). Percobaan ini dirancang bahwa setiap perlakuan terdiri dua tangki. Hasil: 1. Remediasi media air yang mengandung nonilfenol dengan konsentrasi 2,5 mg/l menggunakan tanaman eceng gondok membutuhkan waktu 1 hari sedangkan tanpa tanaman membutuhkan waktu 2 hari atau lebih. 2. Pertumbuhan ikan mas koki dengan tiga jenis tanaman hias air yang dipelihara bersama dalam satu sistem yang terintegrasi (akuaponik), menunjukkan hasil yang baik. Hasil uji lanjut menunjukkan pertumbuhan yang terbaik adalah pemeliharaan ikan mas koki dan dengan tanaman melati air (Echinodorus sp.) 3. Tanaman Bucephalandra merupakan jenis tanaman yang memerlukan suhu yang sejuk berkisar antara C dengan kelembaban relatif berkisar antara 85-99% agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Gambar 11. Kegiatan penelitian Tanaman Air Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

42 2) Eksplorasi Sumber daya genetik ikan hias lahan gambut dan ikan introduksi Latar belakang Produksi ikan hias nasional diperoleh dari hasil tangkapan di alam dan budidaya. Ekploitasi ikan hias dari alam cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, disisi lain perusakan habitat dan degradasi lingkungan juga terus terjadi, situasi ini menjadi ancaman terhadap kelestarian sumberdaya ikan hias Indonesia. Ketersediaan data dan informasi sumberdaya ikan hias di alam sangat dibutuhkan dalam menjaga kelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan secara berkelanjutan. Disisi lain keberadaan ikan-ikan introduksi masih mendominasi produksi ikan hias nasional. Salah satu permasalahan ikan hias introduksi adalah keragaman intra spesies sangat rendah karena proses inbreeding yang berdampak pada penurunan produksi ikan hias hias. Metodologi Penelitian dilakukan dalam dua tahap 1. Struktur populasi dan keragaman genetik ikan lahan gambut populasi Kalimantan dan Sumatera dengan menggunakan marka Cytochrome b dan COI meliputi jenis Loach, Puntius, Bagridae dan Siluridae 2. Evaluasi status budidaya ikan hias introduksi dilakukan dengan cara survey langsung ke pembudidaya di sekitar Jabodetabek dan Bandung, data yang diambil meliputi (1) keragaman genetik ikan introduksi potensial dan dibandingkan dengan generasi awal, (2) perbaikan mutu ikan hias introduksi melalui kawin silang (selective breeding) dan eksplorasi ekspresi gen warna. Hasil: 1. Sequensing gen COI (DNA barcoding) ikan hias introduksi melalui Macrogen 2. Optimasi suhu dan lama waktu anelling serta ekstensi stage pada amplifikasi gen Cyt b dan RAG 2, amplifikasi gen RAG menunjukkan waktu otimasi aneling adalah 1,5 menit pada suhu 60 o C dan ekstensi adalah 2,5 menit pada waktu 72 o C, untuk jenis cat fish terdapat singleband sedangkan ikan tigerfish terdapat multiband 3. Telah dilakukan ekstrasi gel elektroforesis untuk amplifikasi band spesifik 4. Ikan Bamble bee (Brachygobius doriae) berhasil memijah di lingkungan terkontrol setelah 3 bulan pemeliharaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

43 Gambar 12. Ikan Botia kubotai, Botia sidthimunki, Botia berdmorei Gambar 13. keragaman genetik strain ikan sumatera albino, sumatera perot dan green sumatera Berdasarkan capaian output pada IKU 2 ini, maka pada TA 2016 BPPBIH menghasilkan capaian output 2 (dua) buah Data dan Informasi IPTEK Budidaya Ikan Hias. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015, maka capaian di TA 2016 dan 2015 sama, yaitu hanya 2 (dua) buah data dan informasi IPTEK Budidaya Ikan Hias. Hal tersebut terkait dengan adanya peraturan kepala badan litbang KP nomor 93/PER-BALITBANGKP/2014 tentang Pedoman Pelakasanaan Penelitian Kemitraan 2015 lingkup Balitbang KP yang merupakan bentuk implikasi Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2008 tentang Litbang perikanan. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa penelitian yang menghasilkan data dan informasi hanya diperbolehkan sebanyak 20% dari total kegiatan dan dalam bentuk penelitian kemitraan. IKU 3. Jumlah karya tulis ilmiah litbang budidaya ikan hias yang diterbitkan (KTI) (buah) Pada IKU 3, yaitu Jumlah karya tulis ilmiah ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan budidaya ikan hias, berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa pada IKU ini menghasilkan capaian output sebesar 44 buah judul KTI, melebihi dari target yang dicanangkan, yaitu 36 judul KTI (realisasi output 122%). Realisasi fisik sebesar 122% dari target realisasi fisik 100% (tercapai 122% dari target fisik). Output KTI meliputi makalah KTI yang dikirimkan ke Jurnal Riset Akuakultur, Media Akuakultur, Indonesian Aquaculture Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

44 Jurnal, serta prosiding-prosiding dari seminar nasional yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa capaian IKU ini tercapai mulai dari TW II, III dan IV. Capaian realisasi output sampai dengan TW II sebanyak 12 judul KTI, sampai dengan TW III sebanyak 24 Judul KTI dan pada TW IV total sebanyak 44 judul KTI. Hal ini seperti disajikan pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Jumlah Karya Tulis Ilmiah No Judul Karya Tulis Penulis Asal Naskah 1 Potensi Dan Pengembangan Budi Daya Ikan Hias Di Indonesia Anjang Bangun Prasetio dan Eni Kusrini Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 2 Strategi Dan Kebijakan Budi Daya Ikan Hias Anjang Bangun Prasetio, Eni Kusrini dan Shofihar Sinansari Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 3 Transformasi Nilai Ikan Hias: Aspek Ekonomi, Aspek Ilmiah, Aspek Psikologi, Aspek Kesehatan, Dan Aspek Lingkungan Melta Rini Fahmi Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 4 Pengelolaan Terkontrol Induk Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) Asep Permana dan Agus Priyadi Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 5 Pengembangan Budi Daya Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) Di Masyarakat Agus Priyadi dan Asep Permana Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 6 Pemijahan Dan Pemeliharaan Larva Ikan Pelangi (Famili Melanotaeniidae) Untuk Mendukung Budi Daya Ikan Hias Yang Berkelanjutan Siti Zuhriyyah Musthofa, Mochammad Zamroni, dan Tutik Kadarini Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 7 Nutrisi Dan Teknologi Pakan Untuk Peningkatan Kualitas Ikan Pelangi Kurumoi (Melanotaenia parva) Nina Meilisza, Sukarman, Siti Murniasih dan Siti Subandiyah Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 8 Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ikan Cupang Alam Indonesia Melalui Budi Daya Terkontrol Eni Kusrini dan Anjang Bangun Prasetio Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 9 Manajemen Pemeliharaan Larva Cupang Betta imbellis sp. Riani Rahmawati Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 10 Studi Pengalihan Kelamin (Sex Reversal) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Persentase Ikan Cupang Jantan Erma Primanita Hayuningtyas Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 11 Pemuliaan Ikan Cupang Alam Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Warna Eni Kusrini Bunga Rampai Ikan Hias indonesia 12 Ikan Tigerfish (Datnioides microlepis): Hubungan Panjang Bobot Dan Karakter Habitat Mochammad Zamroni, Sulasy Rohmy, dan Ahmad Musa Prosiding Simposium nasional ikan hias 13 Adaptasi Pakan Alami Pada Benih Ikan Tigerfish (Datnioides microlepis) Pada Lingkungan Budidaya Tutik Kadarini Prosiding Simposium nasional ikan hias 14 Domestikasi Ikan Rasbora sp. Sebagai Upaya Pemanfaatan Ikan Hias Secara Berkelanjutan Nurhidayat Prosiding Simposium nasional ikan hias 15 Dampak Nonilfenol Terhadap Plasma Nutfah Ikan Indonesia Muhamad Yamin dan Eddy Supriyono Prosiding Simposium nasional ikan hias Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

45 16 17 Adaptasi beberapa jenis ikan hias lahan gambut di lingkungan terkontrol Polikultur rainbow merah (Glossolepis incisus Weber) dan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sistem resirkulasi Melta Rini Fahmi, Mohammad Zamroni, Bastiar Nur, dan Asep Permana Tutik Kadarini, Lela Komalasari, Iskandar, Sri Astuti, dan Sri Cahyaningsih Herminawati Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 18 Pengaruh salinitas terhadap produksi larva rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) Tutik Kadarini, Nurhidayat, dan Siti Zuhriyyah Musthofa Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 19 Pengaruh naungan plastik terhadap laju pertumbuhan tanaman hias air Anubias barteri var nana Rendy Ginanjar, Muhamad Yamin, dan Sri Cahyaningsih Herminawati Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 20 Optimasi suhu pemeliharaan terhadap pertumbuhan larva ikan cupang, Betta imbellis Riani Rahmawati dan Eni Kusrini Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Optimalisasi teknik inkubasi telur ikan (Agamyxis sp.) dengan perlakuan suhu berbeda Survai dan inventarisasi karang hias dan ikan hias laut di Pulau Ketapang, Belitung Timur Asep Permana, Siti Zuhriyyah Musthofa, Siti Murniasih, Agus Priyadi, dan Bastiar Nur Ofri Johan, Agus Priyadi, Wartono Hadie, dan Sri Cahyaningsih Herminawati... Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 23 Eliminasi senyawa nitrogen dalam air akuarium dengan magnetite-kitosan Nurhidayat, Rahmat Kurniawan, dan Tutik Kadarini Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Efektivitas transfer gen hormon pertumbuhan ikan mas pada embrio wild betta, Betta imbellis Karakterisasi dan domestikasi kandidat hydro-vegetasi akuarium pada berbagai jenis media tanam untuk komersialisasi dan konservasi Eni Kusrini, Erma Primanita Hayuningtyas, Ruby Vidia Kusumah, dan Sawung Cindelaras Media Fitri Isma Nugraha, Muhammad Yamin, dan Sri Cahyaningsih Herminawati Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 26 Ekstrak terminalia catappa L. untuk meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan Apteronootus albifrons Nurhidayat, Abdul Ajis, dan Armen Nainggolan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Penggunaan probiotik komersial pada pemeliharaan larva ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) Keragaan Warna Dan Genotipe Calon Induk (F-0) Ikan Clown (Amphiprion Sp.) Strain Black Percula The Survival and growth performance of juvenile cardinal tetra (paracheirodon axelrodi) with application of tropical almond (terminalia catappa) leaves Siti Zuhriyyah Musthofa, Mochammad Zamroni, dan Tutik Kadarini Ruby Vidia Kusumah, Anjang Bangun Prasetio, Eni Kusrini, Erma Primanita Hayuningtyas,dan Sawung Cindelaras Nurhidayat, Liza Wardin, Ediyanto Sitorus Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Nusantara bioscience 30 The Abundance Of Ornamental Corals After Mass Die Off In 1997 On The Padang Shelf Reef System, West Sumatera, Indonesia. Ofri Johan, Anjang B. Prasetio, Idil Ardi, Amran R. Syam dan Norman J. Quinn Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 31 Evaluasi Kematangan Gonad Awal Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus, Bleker 1851) Keturunan Pertama (F1) Hasil Budidaya di Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Asep Permana Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun Performa Genotip Ikan Clown Biak (Amphiprion Percula) Berdasarkan Sumber Induk Alam Dan Budidaya Studi Awal Efektivitas Beberapa Bahan Penurun Ph Melalui Perendaman Erma Primanita Hayuningtyas, Anjang Bangun Prasetio, dan Eni Kusrini Riani Rahmawati dan Siti Zuhriyyah Musthofa Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun 2017 Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun Pertumbuhan dan Sintasan Larva Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia Parva) Pada Suhu yang Berbeda Siti Zuhriyyah Musthofa, Riani Rahmawati dan Mochammad Zamroni Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun 2019 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

46 35 Keragaman Genotip 3 Generasi Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) Hasil budidaya Erma Primanita Hayuningtyas dan Tutik Kadarini JRA No Gene Transfer On Betta Imbellis Through transfection methods with different DNA concentration Potency and efficacy test of a vaccine in addition with adjuvant against koi herpesvirus in koi (Cyprinus carpio) Perkembangan larva dan ekologi ikan six-banded tiger barb Desmopuntius hexazona Weber & de Beaufort, 1912 Identifikasi Ikan Cupang (Betta Imbellis) Transgenik Founder membawa gen penyandi hormon pertumbuhan Eni Kusrini, Alimudiin, Mochammad Zairin Jr, Dinar Tri Sulistyowati IAJ Volume 1 Lili Sholichah IAJ Volume 1 Melta Rini, Siti Zuhriyyah Musthofa, Asep permana, Mochammad Zamroni, Rendy Ginanjar Eni Kusrini, Alimuddin, Mohammad Zairin Jr, dan Dinar Tri Sulistyowati JRA No.2 JRA 40 Perbaikan Kualitas Warna Dan Pertumbuhan Ikan Wild Betta (Betta sp.) Dengan Rekayasa Intensitas Cahaya Dan Warna Latar Riani Rahmawati, Sawung Cindelaras, dan Eni Kusrini JRA 41 Warna Ikan Koi Strain Kohaku ( Cyprinus carpio) di Kabupaten dalam Angka Sukarman dan I Wayan Subamia UGM Fekunditas, indeks gonadosomatik dan diameter telur ikan talitali, Pangio kuhlii Vallenciennes, 1846 (Cobitidae) hasil domestikasi Prevalence and Incidence of Black Band Disease of Scleractinian Corals in the Kepulauan Seribu Region of Indonesia. 44 DNA barcoding ikan hias lahan gambut Bastiar Nur dan Sawung C Ofri Johan, Neviaty P. Zamany, David Smith and Michael J. Sweet. Diversity Melta Rini Fahmi,Anjang Bangun Prasetio, Rubi Vidya Kusumah, Bastiar Nur, Mochammad Zamroni UGM MDI JRA Capaian jumlah KTI pada IKU ini pada TA 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada TA Pada TA 2015 BPPBIH mentargetkan 30 KTI dan mampu merealisasikan sebanyak 30 KTI. Pada TA 2016 BPPBIH mentargetkan 36 KTI, dan mampu merealisasikan sebanyak 44 KTI. Prosentase kenaikan output dari tahun 2015 ke 2016 adalah sebesar 146% SS III: Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Capaian kinerja BPPBIH selama tahun anggaran 2016 pada Internal Process Perspektif dengan Sasaran strategis (SS) III yaitu Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dengan Indikator kinerja utama (IKU) yaitu seperti disajikan pada Tabel 10 berikut ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

47 Tabel 10. Hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif Internal Perspective SS3. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan IKU 4. Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri 5. Jumlah penerapan IPTEK untuk Masyarakat dalam peningkatan produktifitas perikanan budidaya ikan hias (paket) 6. Jumlah paket teknologi IPTEK Litbang budidaya ikan hias (paket) INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA-KL 1. Teknologi Budidaya Ikan Hias RainbowKurumoi (Melanotaenia parva) 2. Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias sp. 3. Teknologi Budidaya Ikan Hias Cupang Betta sp. 1. Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang (Betta sp) dengan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat 2. Aplikasi Teknologi Produksi Benih Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Timur 3. Aplikasi Teknologi Produk Benih Ikan Hias Rainbow 4. Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias sp dengan Teknik Hidroponik di Kabupaten Bogor 1.Manipulasi Hormon dan LIngkungan untuk Pemijahan Ikan Agamyxis, Gurame Coklat dan Tiger Fish 2. Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih untuk Menunjang Budidaya Ikan Agamyxis, Tiger Fish dan Gurame Coklat 3. Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes Microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimatan Barat 4. Inovasi Pakan untuk Budidaya IKan Hias Laut di Akuarium TARGET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R Jumlah Produk Biologi IPTEK perikanan budidaya ikan hias (paket) 8. Jumlah komponen inovasi budidaya ikan hias 9. Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang diusulkan HKI 1. Produk Biologi IPTEK Perikanan Budidaya Ikan Hias Pembentukan Ikan HIas Clown Biak Strain Black Percula Generasi Pertama (F0) Hasil seleksi dengan modifikasi filter untuk pemeliharaan larva dan benih 2. Metode yang efisien untuk interaksi Vtg dengan anti Vtg 3. Perakitan Prototipe Mikro Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Ikan Hias 4. Budidaya Karang Hias Polip Besar Pada Kedalaman yang Berbeda (Plerogyra sp, Physogyra sp, Nemenzophylia sp) di alam dan sistem Sirkulasi 1. Bahan Usulan HKI IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

48 IKU 4. Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri Pada IKU 4, yaitu Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri, berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa pada IKU ini memiliki target output/volume sebesar 2 judul rekomendasi teknologi. BPPBIH telah mengirimkan 3 buah judul untuk diseleksi menjadi paket teknologi yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industry, yaitu: 1. Teknologi Budidaya Tanaman Hias Air Anubias sp.; 2. Teknologi Budidaya ikan Cupang Betta Sp. Dan 3. Teknologi Budidaya ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva). Ketiga judul ini telah diusulkan ke komisi litbang namun semuanya tidak lolos pada tahap seleksi. Capaian fisik telah tercapai sebesar 100%, karena telah mengusulkan draft ke komisi litbang, namun karena tidak ada yang lolos dalam tahap seleksi, maka output capaiannya menjadi nol (0). Capaian IKU ini pada TA 2015 juga sama, yaitu tidak tercapai. Pada tahun 2015 BPPBIH terlambat mengirimkan dokumen sehingga tidak mengikuti proses seleksi, sedangkan pada tahun 2016 tidak lolos seleksi. BPPBIH akan memperbaiki teknologi yang dihasilkan sesuai dengan saran dari komisi litbang apabila nantinya pada tahun 2017 diminta kembali untuk mengirimkan paket teknologi yyang akan direkomendasikan di masyarakat dan atau industri. IKU 5. Jumlah Penerapan IPTEK untuk Masyarakat dalam Peningkatan Produktifitas Perikanan Budidaya Ikan Hias (Paket) Pada IKU 5, yaitu Jumlah penerapan iptek untuk masyarakat dalam peningkatan produktifitas perikanan budidaya ikan hias berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa capaian output/volume kegiatan tercapai 4 (empat) buah, dari target yaitu 4 (empat) buah kegiatan aplikasi teknologi. Realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 100% dari target capaian fisik sebesar 100% (tercapai 100% dari target). Berdasarkan capaian IKU 5. Jumlah penerapan IPTEK untuk masayarakat dalam peningkatan Produktivitas Perikanan Budidaya pada TA 2016 ini dapat terealisasi sebesar 100% dengan 4 buah output Paket Teknologi aplikasi. Pada TA 2015 realisasi kegiatan penerapan IPTEK untuk masyarakat dalam peningkatan produktivitas perikanan budidaya juga tercapai 4 buah output paket teknologi aplikasi dari target 4 buah paket teknologi (realisasi 100%). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

49 Inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh BPPBIH pada TA 2016 adalah dengan 4 buah judul kegiatan yang akan menghasilkan paket penerapan iptek untuk masyarakat dalam peningkatan produktifitas perikanan budidaya ikan hias yaitu: 1. Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang (Betta Sp.) dengan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat Latar Belakang : Ikan cupang (Betta splendens) merupakan komoditas ikan hias andalan ekonomi masyarakat Kampung Sukamanah, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dengan penghasilan maksimal seorang petani bisa mencapai hingga lebih dari Rp ,-. Hingga saat ini, besarnya potensi ekonomi tersebut masih belum diimbangi oleh kemajuan dalam hal teknik budidaya di kalangan para petani. Metodologi : 1. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan faktorial 5x3 dengan perlakuan berupa faktor padat penebaran (3, 5, 7, 9, dan 11 ekor/l) dan faktor ketinggian air media pemeliharaan (20, 30, dan 40 cm). Masing-masing perlakuan memiliki ulangan sebanyak tiga kali 2. Parameter biologi yang diamati terdiri atas tingkat kelangsungan hidup (SR), pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman panjang, dan efisiensi pakan 3. Parameter yang diamati untuk efisiensi ekonomi ini antara lain adalah Total Penerimaan (total revenue), Keuntungan (profit), Harga Pokok Produksi (HPP), Revenue of Cost (R/C) Ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP) Hasil: - Hasil perlakuan menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kontrol, dari segi pertumbuhan dan sintasan. - Aplikasi teknologi optimalisasi padat tebar dari 2 ekor/l menjadi 4 ekor/l dan ketinggian air 20 cm dapat meningkatkan produksi dan mampu menambah pendapatan pembudidaya hingga 41% dan efisiensi penggunaan lahan budidaya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

50 Gambar 14. Kolam pemeliharaan benih cupang dan proses panen Gambar 15. Hasil panen ikan cupang kelamin jantan 2. Aplikasi Teknologi Produksi Benih Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Timur Latar Belakang : Kerjasama pengembangan ikan hias botia lewat kegiatan diseminasi yang dilakukan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BP2BIH), Depok dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Jambi sudah berjalan dari tahun 2015 yaitu pendederan larva-benih ikan botia. Setelah dikuasainya teknologi pendederan maka tahun 2016 kegiatannya berlanjut ke teknologi budidaya ikan hias botia secara terkontrol. Metodologi : Ada 6 tahapan kegiatan: domestikasi dan adaptasi induk lokal, pengelolaan induk, pemijahan/breeding, pemeliharaan larva, pemeliharaan benih (pendederan) dan pencegahan hama penyakit hingga umur benih mencapai 1 inci. 1. PENGELOLAAN INDUK: Induk: gram (jantan) dan gram (betina), Wadah: bak kanvas: system resirkulasi, ketinggian air media pemeliharaan cm, kepadatan 6-8 ekor/m2. Suhu pemeliharaan: 25-26ºC dengan intensitas cahaya rendah. Pakan: cacing tanah secara adsatiation. Untuk menjaga kualitas air dilakukan penyiponan dan pengecekan kualitas air setiap minggu. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

51 2. PEMIJAHAN: Pemijahan buatan dengan rangsangan hormonal. Terlebih dulu diseleksi tingkat kematangan gonadnya, induk betina disuntik dua kali (HCG satu kali dosisi 500 IU/kg BB) 24 jam kemudian (Ovaprim satu kali dosis 0,6 ml/kg BB). Induk jantan disuntik satu kali dengan Ovaprim dosis 0,6 ml/kg BB. Kira-kira jam setelah penyuntikan terakhir, induk betina akan ovulasi, Pengeluaran telur: dengan pengurutan perlahan, telur kemudian dibuahi dengan sperma. Telur hasil pembuahan diinkubasi dengan wadah berupa corong yang ditempatkan dalam hapa dengan suhu penetasan dijaga sekitar 25-26ºC. Kira-kira jam telur akan menetas, hari ke-7 larva: dipanen dan dipindahkan ke akuarium pendederan PEMELIHARAAN LARVA PENDEDERAN I: Kegiatan pemeliharaan larva umur 7-8 hari sampai umur dua bulan, output: benih botia ukuran ±1,5 cm. Wadah: akuarium ukuran 80x40x40 cm, ketinggian air 16 cm, system resirkulasi, kepadatan larva 15 ekor/l. Pakan: naupli artemia untuk bulan pertama, frekuensi 5 kali sehari (08.00, 10.00, 12.00, dan WIB). Bulan kedua, pakan: kombinasi artemia dengan bloodworm, sampai semua ikan bisa makan bloodworm. PENDEDERAN II: Kegiatan pemeliharaan benih lanjutan pendederan 1 sampai ukuran jual yaitu 3,7-4,2 cm. Wadah akuarium ukuran 80x40x40 cm: system resirkulasi, kepadatan 5 ekor/l. Pakan: bloodworm, 3 kali sehari (08.00, dan WIB). Hasil: Aplikasi teknologi kawin suntik (induce breeding) sudah menghasilkan larva botia sebanyak larva Aplikasi teknologi sistem resirkulasi dapat mengadaptasikan ikan dari alam menjadi calon induk sebanyak 72 ekor dan benih dari alam ukuran rata-rata 1 inci sampai ukuran 2-2,5 inchi meningkatkan SR dari 5% menjadi 61,7% dengan ketersediaan benih ekor. 3. Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias sp. dengan Teknik Hidroponik di Kabupaten Bogor Latar Belakang: Diantara tanaman hias air yang dikenal saat ini terdapat Anubias sp yang memiliki nilai jual relatif tinggi dan banyak diminati masyarakat. Namun pengembangan tanaman ini di masyarakat kurang dilakukan karena pertumbuhannya yang tergolong lambat serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

52 perbanyakannya menggunakan anakan yang jumlahnya terbatas menyebabkan. Disamping itu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik budidaya tanaman ini menyebabkan masih sedikit petani yang membudidayakan tanaman ini secara khusus. Metodologi: Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Gunung Bunder 2, Kabupaten Bogor. pemeliharaan tanaman akan dilakukan pada bangunan green house dengan atap plastik bening dan diberi naungan (paranet). Tanaman Anubias sp diperoleh dari pembudidaya besar yang di Jabodetabek. Tanaman yang akan ditanam hanya tanaman yang terlihat memiliki akar, rhizoma dan daun yang berkembang normal dan tidak berpenyakit. Tanaman selanjutnya dipelihara pada media tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Secara umum kegiatan yang dilakukan meliputi penyiapan media tanam, Pemberian pupuk, perawatan, pengendalian hama dan penyakit. Parameter yang diamati meliputi: panjang akar, tinggi tanaman, jumlah tunas baru yang tumbuh. jumlah daun. Hasil: Aplikasi teknologi hidroponik untuk pengaturan lingkungan media tanam menggunakan pasir malang, dosis pupuk 5 ml/l, intensitas cahaya dibawah lux dan pengaturan kelembaban melakukan penyiraman tanaman setiap hari. tanaman anubias dapat tumbuh baik dengan kriteria daun tumbuh 2 helai per pohon per bulan dan jumlah rerata bunga tumbuh 0,9 bunga per pohon Gambar 16. Kegiatan aplikasi teknologi budidaya tanaman air Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

53 4) Aplikasi teknologi budidaya ikan Rainbow Kurumoi di Bekasi, Jawa Barat Hasil: Aplikasi teknologi budidaya Rainbow Kurumoi sudah diadopsi oleh pembudidaya ikan hias di Bekasi, pemijahan induk sebanyak 200 ekor meningkatkan pendapatan pembudidaya sebasar Rp ,- per bulan IKU 6. Jumlah Paket Teknologi IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias (Paket) Pada IKU 6, yaitu jumlah paket teknologi iptek litbang budidaya ikan hias berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa capaian output/volume kegiatan tercapai pada Triwulan IV dengan realisasi output sebanyak 4 buah paket teknologi IPTEK litbang budidaya ikan hias, dan realisasi fisik sebesar 100%. Berdasarkan capaian IKU 6. Jumlah paket teknologi IPTEK litbang budidaya ikan hias pada TA 2016 ini dapat terealisasi sebesar 100% dengan 4 buah output Paket Teknologi. Pada TA 2015 realisasi kegiatan paket teknologi IPTEK litbang budidaya ikan hias juga tercapai 5 buah output paket teknologi dari target 5 buah paket teknologi (realisasi 100%). Inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh BPPBIH adalah dengan 4 buah judul kegiatan yang akan menghasilkan paket penerapan iptek untuk masyarakat dalam peningkatan produktifitas perikanan budidaya ikan hias yaitu: 1. Manipulasi hormon dan lingkungan untuk pemijahan ikan Agamysis (Agamyxis sp), Gurame coklat (Sphaerichthys osphromenoides Canestrini, 1860) dan Tigerfish (Datniodes microlepis) Latar Belakang : Ikan hias agamysis, gurami coklat dan tiger fish merupakan komoditas yang memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan di Indonesia karena harganya yang cukup tinggi dan pasarnya menjanjikan. Teknologi pematangan gonad dan pemijahan ikan-ikan ini sudah diketahui. Namun hasilnya masih belum maksimal, sehingga upaya peningkatan teknik pemijahan perlu dilakukan. Upaya ini dilakukan melalui kegiatan pemantapan pembenihannya secara terkontrol dengan teknik pemijahan secara hormonal dan manipulasi lingkungan. Metodologi: Agamysis, ikan uji yang akan digunakan adalah ikan yang telah berkembang gonadnya dan ada pada tingkat kematangan gonad yang tepat untuk dipijahkan. Ikan uji diinduksi dengan hormon pemijahan : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

54 - Menggunakan hormon LHRH-a (ovaprim) dengan dosis berbeda : 1.0; 1.2; dan 1.4 ml/kg berat badan. Metode penyuntikan dibagi dua kali penyuntikan masing-masing setengah dosis dengan interval suntik yaitu 7 jam antara penyuntikan 1 dan 2. - Menggunakan kombinasi hormon hcg (human Chorionic Gonadotrophin) dosis 500 IU/kg berat badan + hormon LHRH-a (ovaprim) dosis 0.5; 0.6 dan 0.7 ml/kg berat badan. Metode penyuntikan dibagi dua kali penyuntikan, pertama dengan hcg dan selang 7 jam disuntik ovaprim. Gurami coklat,ikan uji sebanyak 120 ekor berukuran 4-5 cm dipelihara dalam bak fiber bulat dengan volume air 1000 L. Induk yang telah matang gonad dipijahkan secara semi buatan menggunakan rangsangan hormon. Perlakuan hormon dan dosis yang digunakan sebagai berikut: (1) tanpa pemberian hormon atau DMSO (kontrol); (2) DMSO 30 µl/ekor melalui tetes insang ; (3) DMSO 30µL + ovaprim 20 µl/ekor melalui tetes insang ; dan (4) Ovaprim 0,5 µl/g bobot tubuh melalui penyuntikan intramuskular. Tiger Fish: Ikan Tiger fish berasal dari Sumatera sebanyak 24 ekor dengan ukuran cm, dipelihara dalam 6 buah bak semen, masing-masing berisi 4 (empat) ekor, 2 ekor jantan dan 2 ekor betina. Rancangan penelitian adalah factorial dengan 2 faktor. Yaitu faktor fotoperiod dan suhu. Perlakuan fotoperiod yaitu : (A) 6 jam terang-18 jam gelap (B) 18 jam terang dan 6 jam gelap dan (C) Kontrol (12 jam terang-12 jam gelap). Perlakuan suhu yaitu : (a) terkontrol/ menggunakan thermostat dan (b) alami. Hasil: Keberhasilan pemijahan ikan agamysis dapat diindikasikan dengan ciri-ciri yaitu kondisi stripping lancar, telur utuh dan tidak pecah kemudian derajat pembuahan tinggi sehingga dapat menetas dengan maksimal. Dosis terbaik yang menghasilkan larva tertinggi yaitu Kombinasi hormon hcg 500 IU/kg + ovaprim (0.7 ml/kg), jarak penyuntikan 1 dan 2 : 7 jam Fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap merupakan perlakuan terbaik untuk memacu tingkat kematangan gonad induk ikan tigerfish. Perlakuan kejut suhu belum berhasil membuat ikan tigerfish memijah secara alami Induk ikan Gurame cokelat berhasil matang gonad TKG III Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

55 Gambar 17. Kegiatan penelitian ikan Agamysis 2. Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih Untuk Menunjang Budidaya Ikan Agamysis, Tigerfish dan Gurame Coklat Latar Belakang : Upaya domestikasi ikan agamysis, tigerfish dan gurame coklat telah sampai pada tahap pemijahan. Pemijahan ikan ikan tersebut masih belum berhasil, dimana larva yang dihasilkan masih rendah tingkat kelangsungan hidupnya. Salah satu faktor pembatasnya adalah peralihan dari fase endogenous feeding ke eksogenous feeding. Pemeliharaan larva yang berukuran sangat kecil bergantung pada penggunaan pakan alami selama awal perkembangan larva sampai dua atau beberapa minggu. Metodologi : a. Pakan larva ikan ikan Agamysis (Agamyxis sp) dan Gurame coklat (Sphaerichthys osphromenoides Canestrini, 1860) Larva agamysis diperoleh dari pemijahan buatan. Larva dipelihara dalam wadah akuarium berukuran 60x40x50 cm 3 dengan kepadatan 20 ekor/liter dan sistem stagnan. Pemeliharaan akan dilakukan dari larva D1 sampai D30 setelah menetas. Larva ikan gurame coklat diperoleh hasil pemijahan buatan. Jika pemijahan di BPPBIH tidak menghasilkan larva, maka larva akan diperoleh dengan mendatangkan dari hasil tangkapan di alam. Larva dipelihara dalam wadah akuarium ukuran 25x20x20 cm 3 dengan sistem air stagnan. Setiap wadah ditebar larva sebanyak 10 ekor. Pemeliharaan akan dilakukan dari larva D0 sampai D15 setelah menetas. Parameter yang diamati meliputi bukaan mulut, saluran pencernaan, sintasan (survival rate), pertumbuhan bobot dan panjang, aktivitas enzim pencernaan (amylase, lipase, protease), serta kualitas air. b. Pakan benih ikan tigerfish Ikan uji yang digunakan adalah benih tigerfish hasil tangkapan di alam. Benih dipelihara dalam akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm 3 dengan padat tebar 5 ekor/liter pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

56 sistem air stagnan. Jenis pakan yang diujikan tubifex, larva cironomus sp, moina sp, dan pelet komersial. Hasil: - Pada pemeliharaan larva agamysis, pakan alami dapat diberikan mulai umur dua hari. Jenis pakan alami yang dapat diberikan adalah berukuran maksimal 0,2 mm sesuai bukaan mulut larva. - Jenis pakan awal yang baik adalah Artemia sp. - Pada pemeliharaan benih tigerfish, dapat diberikan pakan alami dan pakan buatan. - Untuk mendapatkan sintasan benih yang tinggi, lebih baik menggunakan pakan alami seperti Tubifex sp Gambar 18. A) Benih tigerfish; (B) Wadah pemeliharaan benih tigerfish 3. Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes Microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimatan Barat Latar Belakang : Domestikasi Tiger fish telah di lakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Depok. Salah satu kendala dalam upaya pemijahan secara eksitu adalah jumlah induk matang gonad yang terbatas, dan sulitnya mendapat ikan yang mudah beradaptasi di lingkungan terkontrol Penelitian ini bertujuan untuk memantapkan teknik pemijahan tigerfish (Datnioides microlepis) melalui kegiatan koleksi dan adaptasi calon induk serta upaya pemijahan insitu ikan Tigerfish di Kabupaten Kapuas Hulu dengan menggunakan metode yang telah dicapai dari hasil penelitian sebelumnya. Metodologi : Koleksi: Kegiatan koleksi ikan Tigerfish (Datnioides microlepis) dilakukan pada lokasi-lokasi yang merupakan daerah tangkapan ikan Tigerfish di Kabupaten Kapuas Hulu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

57 (Hulu dari DAS Kapuas). Induksi pematangan gonad: Adaptasi calon induk dilakukan pada lingkungan dan pakan yang terkontrol dalam bak beton dan kolam tanah. Pemijahan eksitu: Tahap pemijahan dilakukan terhadap ikan yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan. Perkembangan gonad ikan uji diamati setiap bulan melalui pengamatan sampel telur dan sperma yang diperoleh dengan cara kanulasi dan pengalinan (stripping). Pemijahan bautan dilakukan dengan hormon GnrH. Hasil: Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat disimpulan bahwa pematangan gonad ikan uji telah berhasil dilaksanakan dengan jumlah ikan yang matang gonad, terdiri dari 9 ekor jantan pada TKG III, dan 5 ekor betina pada TKG III. Pada periode Januari-November induk betina telah dua kali mengalami perkembangan gonad menuju tingkat kematang gonad IV, yaitu pada periode Januari-Maret dan Juli- November. Jeda atau masa rematurasi bagi induk betina terjadi sekitar 4 bulan. Pada bulan November ini perkembangan telur masih berkisar antara 0,5-0,7 mm. oleh karena itu belum siap untuk dilakukan pemijahan, baik secara alami, semi buatan ataupun buatan. Gambar 19. Pengecekan ukuran telur dengan kanulasi (A) dan ikan uji (B) pemberian pakan hewan uji (C). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

58 4. Inovasi Pakan untuk Budidaya Ikan Hias Laut di Akuarium Latar Belakang : Sebagian besar jenis pakan ikan hias merupakan komoditas ekspor, namun kualitasnya superior. Harga pakan tersebut rata-rata diatas Rp ,-/kg, relatif mahal dibandingkan pakan. Metodologi : Analisis berbagai jenis pakan ikan hias laut Desain dan formulasi pakan Feeding trial Re-desain dan perbaikan formulasi Feeding trial tahap-2 Hasil: - feeding trial tahap 1 terkait penggunaan bahan alami untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias clown percula sudha selesai, saat ini sedang dilakukan pengolahan data. Hasil sementara menunjukkan tidak ada perbedaan anatara perlakuan menggunakan ubi ungu, buah naga dan buah bit terhadap warna ikan. - Feeding trial tahap 2 menggunakan astaxanthin dan canthaxantin terhadap ikan clown percula dan ocellaris masih berlangsung. Hasil optimum pada jenis ikan ocelaris terdapat pada perlakuan 300 ppm astaxanthin meskipun dosis tertinggi yang diberikan adalah 400 ppm yaitu pada skor 5 untuk warna dada dan 7 bagian tubuh belakang dan ekor. Sedangkan pada ikan clown perkula perlakuan 200 ppm menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan dengan perlakuan lainnya termasuk pakan otohime. Penggunaan cantaxanthin tidak signifikan dalam meningkatkan kualitas warna clown percula. Kedua perlakuan baik pada ocelaris maupun percula menghasilkan warna yang lebih baik dibandingkan pakan otohime, namun pertumbuhannya kurang optimal. Hal tersebut diduga karena kandungan asam amino pakan perlakuan lebih rendah dibandingkan otohime (hasil analisis kimia) meskipun kandungan protein sama yaitu 57%. - Penambahan astxanthin dan cantaxanthin dapat meningkatkan kualitas warna ikan clown A percula dan A ocelaris terutama pada jaringan ekor dan sirip, namun tidak meningkatkan kualitas warna kulit. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

59 Gambar 20. Hewan uji dan Wadah pemeliharaan Gambar 21. Metode pengukuran warna IKU 7. Jumlah Paket Produk Biologi IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias (Paket) Pada IKU 7, yaitu jumlah paket produk biologi iptek litbang budidaya ikan hias berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa capaian output/volume kegiatan tercapai 1 (satu) buah kegiatan dari target 1 (satu) buah kegiatan yang menghasilkan produk biologi, dengan realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 100% dari target capaian fisik sebesar 100% (tercapai 100% dari target). Berdasarkan capaian IKU 7. Paket Produk Biologi IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias pada TA 2016 ini dapat terealisasi sebesar 100% dengan 1 buah output Paket produk biologi. Pada TA 2015 realisasi kegiatan paket teknologi IPTEK litbang budidaya ikan hias juga tercapai 1 buah output paket produk biologi dari target 1 buah paket teknologi (realisasi 100%). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

60 Inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh BPPBIH adalah dengan 1 buah judul kegiatan yang menghasilkan paket penerapan iptek produk biologi iptek litbang budidaya ikan hias yaitu: 1. Produksi Benih/induk F1 Betta giant Transgenik Hormon Pertumbuhan Latar Belakang : Ikan cupang giant mempunyai harga pasaran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan cupang jenis biasa. Peningkatan pertumbuhan ikan cupang secara drastis tidak bisa didapatkan secara alami, hal ini bisa dilakukan dengan rekayasa genetik melalui teknologi rekombinan DNA. Teknologi pemanfaatan protein rekombinan dari ikan kerapu kertang (EIGH). Metodologi : 1. Pembesaran dan pematangan gonad calon induk F0 yang positif membawa gen penyandi hormon pertumbuhan yang diintroduksikan 2. Larva rearing dan pembesaran benih ikan 3. Pengujian ekspresi RNA terhadap masing-masing benih hasil persilangan (F1) 4. Pengujian performa pertumbuhan, sintasan, dan biomassa Hasil: - Gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B. imbellis giant F1 berhasil ditransmisikan dari enerasi F0 ke generasi F1 sebesar 58,33%-66,67%. - Ekspresi fenotipe gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B. imbellis giant F1 mampu mningkatkan pertambahan panjang 58,8%-64,5% dan bobot 59,24%-62,31% dibandingkan dengan kontrol. - Calon induk yang membawa dan mengeskpresikan gen GH berjumlah 330 ekor. - Ikan cupang alam yang diberi rgh dengan dosis perendaman 1,5mg/L dan oral 3 mg/lmenghasilkan pertumbuhan bobot sebesar 1,235 gram dibandingkan kontrol sebesar 1,013 gram. Pertambahan panjang 3,34 sedangkan pada ikan kontrol 3,23.Laju pertumbuhan harian sebesar 3,34 sedangkan pada ikan kontrol 3,23. Dihasilkan individu sebanyak 98 ekor ikan cupang rgh dan 103 ekor ikan cupang kontrol. - Ekspresi gen IGF-1 pada ikan cupang belum menghasilkan fragmen DNA. Namun hasil sintesis cdna organ hati cupang sudah dapat diamplifikasi menggunakan primer beta aktin dan menghasilkan gen target 300bp. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

61 Gambar 22. Benih F1 umur 8 bulan Gambar 23. Pertumbuhan benih F1 transgenik IKU 8. Jumlah Komponen Teknologi IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias (Paket) Pada IKU 8, yaitu jumlah Komponen Teknologi IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa capaian realisasi output/volume yaitu 4 buah komponen teknologi dengan realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 100% dari target capaian fisik sebesar 100% (tercapai 100% dari target). Berdasarkan capaian IKU 8. Jumlah komponen inovasi budidaya ikan hias pada TA 2016 ini dapat terealisasi sebesar 100% dengan 4 buah output komponen inovasi. Pada TA 2015 realisasi komponen inovasi budidaya ikan hias juga tercapai 4 buah output komponen inovasi (realisasi 100%). Inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh BPPBIH adalah dengan 4 buah judul kegiatan yang akan menghasilkan paket Komponen Teknologi IPTEK Litbang Budidaya Ikan Hias yaitu: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

62 1. Pembentukan ikan hias clown biak strain black percula generasi pertama (F0) hasil seleksi Latar Belakang : Warna, baik jenis, pola, maupun kualitas, merupakan salah satu karakter yang menjadi target dalam upaya pemuliaan ikan hias. Dari sisi ekonomi, upaya pemuliaan terhadap karakter warna telah memperkaya jenis serta meningkatkan nilai jual setiap komoditas ikan hias. Berdasarkan strain warnanya, ikan hias clown dibedakan menjadi black clownfish, picasso, froshbite, onyx, nebula, snowflake, platinum, naked, albino, davinci, fancy, wyoming white, dan xanthic.kehadiran berbagai strain warna ini mampu meningkatkan nilai jual dari produk ikan clown dibandingkan dengan pola warna normal yang umum dijual masyarakat. Metode : 1. Pembenihan ikan hias clown biak strain black percula generasi pertama (F0) hasil seleksi 2. Seleksi calon induk strain black percula 3. Pengujian pola warna hitam dengan Gen Tyrosine 4. Seleksi calon induk black percula generasi pertama (F0) Hasil: - Ekstraksi DNA total ikan clown untuk analisa gen tyrosine - Telah memijah pertama kali dua pasangan induk baru ikan clown di Sistem Resirkulasi Air Laut (SRAL) dengan jumlah telur sekitar 50 butir (Total induk memijah Juni-September: 3 pasang) - Kondisi ion SRAL Ca 0.29 mg/l; Mg 2.32 mg/l; Na 9.28 mg/l; K 0.58 mg/l; Cl2 <0.01 mg/l; SO mg/l, dan Kualitas air SRAL 30 Agustus-September 2016 Suhu: C; Salinitas ppt; ph: 7-8; DO: 7,95-9,42 mg/l; konduktivitas: 48,27-57,5 µs; intesitas cahaya (IC) atas: 14,9-56,2 lux; IC bawah: 3,1-13,6 lux. - Berkaca pada kasus keragaan warna black clownfish, pembentukan strain black percula ikan clown dapat diarahkan berdasarkan pola, persentase penutupan, dan jenis warna. Marker diperlukan untuk mempermudah seleksi. Sistem resirkulasi perlu - dievaluasi dengan lebih baik untuk meningkatkan kinerjanya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

63 Gambar 24. Telur dan induk yang memijah (A), Pergantian air laut (B) 2. Metode yang Efisien untuk Interaksi Vtg dan AntiVtg Latar Belakang: Proses imunoassay untuk deteksi Vtg pada ikan telah banyak dilakukan namun tidak sampai pada perakitan kit untuk deteksi kelamin tersebut. Penelitian ini diupayakan agar menghasilkan kit yang dapat dimanfaatkan untuk deteksi kelamin ikan hias secara cepat. Deteksi kelamin ikan hias khususnya pada ikan yang tak dapat dibedakan kelaminnya melalui ciri morfologi (monomorfik) dapat membantu efisiensi dan efektifitas upaya pemijahan. Informasi mengenai kelamin ikan hias akan memudahkan seleksi jantan dan betina serta proses penentuan rasio kelamin pada proses pemijahan ikan hias secara massal. Metodologi: Dalam penelitian ini akan direaksi silangkan 4 jenis Vtg dengan 4 jenis anti-vtg dengan 5 metode immunoassay, yaitu : Western blot, Uji imunopresipitasi, ELISA, Dot blot dan Uji koaglutinasi. Hasil : - Hasil ELISA menunjukkan bahwa masing-masing antibody mengenali Vtg spesiesnya. Anti-Vtg arwana Kalimantan mengenali Vtg Gurame padang dan Patin albino, Anti-Vtg arwana Papua mengenali Vtg ikan ringau namun tidak sebaliknya. - Tidak terdapat antivtg yang bersifat universal yang mengenali semua Vtg spesies lainnya. Metode yang paling efisien untuk reaksi immunoassay dari kelima Vtg tersebut adalah metode ELISA. Untuk desain kit ke depannya lebih diarahkan untuk membuat kit yang spesifik perspesies dan bukan kit universal. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

64 3. Perakitan Prototipe Mikro Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Ikan Hias Latar Belakang : Memperoleh kualitas air tetap optimal selama pemeliharaan ikan hias menjadi sayarat yang harus dipenuhi, kualitas air akan turun salah satunya diakibatkan oleh buangan metabolis dan sisa pakan. Berbagai filter sudah digunakan oleh pembudidaya, seiring kemajuan teknologi banyak digunakan karbon aktive, zeolit, biobaal dll. Teknik peningkatan kinerja filter telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan filter yang dihasilkan. Chitosan dan karbon aktive merupakan salah satu yang dapat digunakan untuk pembuatan mikromagnetite filter. Mikrofilter dalam bentuk kristal atau nanomagnetite menajadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh filter dengan daya kerja tinggi. Metode : a. Permodelan Mikro Filter Untuk Menunjang Kualitas Ikan Hias - Proses pembuatan bahan mikrofilter (Sintesis) - Analisis Uji kerja mikrofilter - Permodelan mikrofilter b. Uji Kinerja Filter Karbon Aktif - Pembuatan karbon active dengan activator - Uji Kinerja karbon aktif Hasil: a. Permodelan Mikro Filter Untuk Menunjang Kualitas Ikan Hias Sinstesis yang dilakukan sudah menghasilkan bahan nanomagnetite chitosan (Gambar.3) dari serbuk Chitosan (gambar 2.) Hasil analisa SEM menujukkan adanya gugus kecil dalam mikrofilter. Hasil analisa pengunaan absorben sampai saat ini menghasilkan serapan ammonia meningkat 34% menjadi 72.22% sedangkan serapan nitrit mencapai 29.79%. b. Uji Kinerja Filter Karbon Aktive - Hasil arang dari pembakaran untuk proses activasi menjadi karbon active - Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adsorben magnetite kitosan karbon aktif dapat digunakan untuk mengurangi kadar amonia dan nitrit dalam air akuarium budidaya ikan koki. Persentase adsorpsi maksimal ammonia sebesar 72.22% dan persentase adsorpsi nitrit sebesar 29.79% menggunakan adsorben 1 gram. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

65 Gambar 25. Chitosan (A); Proses sintesis chitosan menjadi jeli (B); dan magnetite chitosan hasil sintesis (C) 4. Budidaya Karang Hias Polip Besar Pada Kedalaman yang Berbeda (Plerogyra sp, Physogyra sp, Nemenzophyllia sp) di Alam dan Sistem Sirkulasi Latar Belakang : Karang berpolip besar secara alamiah di alam terbatas populasinya (uncommon), sebagian besar memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga menjadi target dalam perdagangan. Eksploitasi yang tinggi terhadap jenis tersebut sangat dikuatirkan dapat terjadi kehilangan jenis karang di Indonesia, maka sangat perlu dilakukan penelitian tentang propagasi karang berpolip besar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemungkinan dapat mengantikan stok alam dengan hasil propagasi yang selama ini berjalan. Metodologi : Pengamatan keterkaitan lokasi budidaya karang hias dengan warna karang Melakukan pengambilan data lingkungan yang ada di air laut terkait dengan faktor penentu warna karang yang dilanjutkan dengan analisa sampel di laboratorium. Pengamatan kandungan atau kelimpahan zooxanthellae pada masing-masing jenis dan perbedaan kedalaman. Kegiatan propagasi dengan pengamatan pertumbuhan. Kegiatan Budidaya /Propagasi Karang Hias Kegiatan akan dilakukan di lokasi propagasi karang hias eksportir (CV. Cahaya Baru) dengan memanfaatkan induk karang hias yang berasal dari eksportir, CV. Cahaya Baru. Menyipkan rak dan pemotongan induk (1/2, ¼ dan kontrol tidak potong) dan ditempatkan pada kedalaman 5 m, 10 m, 15 m dan sistim sirkulasi. Kemudian dilakukan pengamatan laju pertumbuhan dan perawatan. Hasil : Penelitian propagasi karang polip besar sudah berhasil dilakukan di pulau Panggang Kepulauan Seribu untuk jenis karang Plerogyra sp dan Physogyra sp. Karang jenis Nemenzophyllia sp tidak berhasil hidup pada ke tiga kedalaman berbeda. Perubahan warna Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

66 terjadi pada bulan Juni seiring dengan terjadinya peristiwa pemutihan karang secara global di dunia, namun kembali ke kondisi awal pada akhir penelitian. Parameter lingkungan yang mempengaruhi warna adalah intensitas cahaya, karang jenis Plerogyra sp dan Physogyra sp lebih menyukai intensitas cahaya yang rendah. Gambar 26. (A) Kondisi Plerogyra sp pada kedalaman 5 m, (B) Kondisi karang Physogyra sp pada kedalaman 5 m IKU 9. Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang diusulkan HKI Pada IKU 9, yaitu Jumlah hasil litbang budidaya ikan hias yang diusulkan HKI. Berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa capaian realisasi output/volume terealisasi sebanyak 1 buah paket dokumen HKI yang diusulkan. Dengan realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 100% dari target capaian fisik sebesar 100% (tercapai 100% dari target). Pada tahun 2015 IKU ini tidak ada, sehingga BPPBIH tidak ada capaian pengusulan dokumen HKI pada tahun Usulan HKI yang diusulkan oleh BPPBIH adalah sebagai berikut: Tabel 11. Usulan HKI yang diusulkan oleh BPPBIH No Judul HKI 1 Metoda dan alat pendeteksi vitelogenin untuk mengetahui jenis kelamin ikan arwana Pengusul Ahmad Musa, Rina Hirnawati, I Wayan Subamia, Agus Priyadi, Slamet Sugito, Marjono SS IV: Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP Capaian kinerja BPPBIH selama tahun anggaran 2016 pada Internal Process Perspektif dengan Sasaran strategis (SS) IV yaitu Terwujudnya peningkatan kapasitas dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

67 kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP, dengan Indikator kinerja utama (IKU) yaitu seperti disajikan pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP SS4. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan Iptek KP IKU 5. Proporsi Fungsional BPPBIH dibandingkan total pegwai BPPBIH 6. Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang budidaya ikan hias yang ditingkatkan kapasitasnya 7. Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA-KL 1. Jejaring pemulian ikan hias 2. PKS Dinas Perikanan Kab. Kapuas Hulu 3. PKS Dinas Perikanan Kab. Padang Panjang 4. PKS BB Biogen TARGET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R 46,77 46,77 46,77 46,77 50,00 46,77 50,00 46,77 50, IKU 10. Proporsi fungsional BPPBIH dibandingkan total pegawai BPPBIH Pada IKU 8 (Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPBIH (%)), jumlah pegawai PNS BPPBIH adalah seperti disajikan pada Gambar 27 berikut ini. Gambar 27. Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPBIH Pada Gambar 27 terlihat bahwa jumlah proporsi pegawai pada TA 2016 adalah 50,82% yang terdiri dari 31 orang pegawai fungsional dari total 61 orang pegawai, sedangkan pada TA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

68 2015 proporsi pegawai adalah 44,61% yang terdiri dari 29 orang pegawai fungsional dari 65 orang total pegawai BPPBIH. Target yang ditetapkan pada TAPJA BPPBIH TA 2016 adalah 46,77%. Peningkatan proporsi pegawai ini mulai dari Triwulan II hingga ke pada akhir Triwulan IV. Peningkatan ini terkait berkurangnya jumlah total pegawai BPPBIH baik karena mutasi, meninggal dunia, atau telah memasuki masa usia pensiun. IKU 11. Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang budidaya ikan hias yang ditingkatkan kapasitasnya Pada IKU 11, yaitu Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang budidaya ikan hias yang ditingkatkan kapasitasnya. Berdasarkan data pada Tabel 9 terlihat bahwa capaian realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 100% dari target capaian fisik sebesar 100% (tercapai 100% dari target). Capaian output telah tercapai 1 buah output peningkatan sarana dan prasarana litbang budidaya ikan hias. Pada tahun 2015 jumlah sarana dan prasarana yang ditimgkatkan ada 2 buah output, yaitu dari APBN dan APBN-P (Technopark). Berdasarkan data capaian pada Tabel 13, terlihat pada IKU 10 Jumlah sarana dan prasarana litbang Perikanan Budidaya ikan hias yang terfasilitasi, dengan target 2 buah yaitu pengadaan sarana dan prasarana dari APBN dan APBN-P (Technopark). Realisasi IKU 10 ini terpenuhi pada Triwulan IV. Daftar pengadaan barang dan jasa pada dengan dana APBN disajikan pada Tabel 13 berikut ini. Tabel 13. Daftar Pengadaan Barang dan Jasa (APBN) No Dokumen Pekerjaan Dokumen pengadaan langsung kegiatan peralatan Pengadaan peralatan 1 perkantoran balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 dan fasilitas perkantoran Dokumen pengadaan langsung ikan untuk penelitian balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pakan untuk penelitian balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung bahan dan obat-obatan untuk penelitian balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung bahan dan alat bantu penelitian untuk penelitian balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Pengadaan ikan untuk penelitian Pengadaan pakan untuk penelitian Pengadaan Bahan dan Obat-obatan Pengadaan bahan dan alat bantu penelitian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

69 Dokumen pengadaan langsung ikan dan tanaman hias untuk penelitian balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pemeliharaan area parkir balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pemeliharaan gedung bertingkat balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pakaian dinas pegawai, pramubakti, satpam, pengemudi, dan teknisi balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pemeliharaan pagar kantor (batas dengan sungai) balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pemeliharaan bak beton pakan alami balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pakan,bahan kimia dan alat/bahan bantu balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung pekerjaan pengadaan ATK, komputer suplai, barang cetak dan bahan bantu balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Dokumen pengadaan langsung bahan kimia uji data balai penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias tahun anggaran 2016 Pengadaan ikan dan tanaman hias penelitian Pemeliharaan area parkir Pemeliharaan gedung bertingkat Pengadaan pakaian dinas pegawai, pramubakti, satpam, pengemudi, dan teknisi Pemeliharaan pagar kantor (Batas Dengan sungai) Pemeliharaan bak beton pakan alami Pengadaan pakan,bahan kimia dan alat/bahan bantu Pekerjaan pengadaan ATK, komputer suplay, barang cetak dan bahan bantu Pengadaan bahan kimia uji data IKU 12. Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk Pada IKU 12, yaitu Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk. Berdasarkan data pada Tabel 9 terlihat bahwa capaian realisasi fisik kegiatan adalah sebesar 200% dari target capaian fisik sebesar 100% (tercapai 200% dari target). Capaian output telah tercapai 4 buah jejaring dan kerjasama yaitu seperti disajikan pada Tabel 14 berikut ini. Tabel 14. Jumlah jejaring dan atau kerjasama litbang budidaya ikan hias yang terbentuk No Nama Jejaring/Kerjasama Mitra Komoditas 1 Jejaring Pemuliaan Ikan Hias UPT dibawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan UPTD Dinas Propinsi Ikan Hias Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

70 2 Perjanjian Kerjasama BPPBIH dengan Dinas Perikanan Kab. Kapuas Hulu 3 Perjanjian Kerjasama BPPBIH dengan Dinas Perikanan Kab. Padang Panjang 4 Perjanjian Kerjasama BPPBIH dengan BB BIOGEN Dinas Perikanan Kab. Kapuas Hulu Dinas Perikanan Kab. Padang Panjang BB BIOGEN Ikan Botia dan Ringau Ikan Koi Tanaman Hias Air SS V: Terselenggaranya pengendalian litbang KP Capaian kinerja BPPBIH selama tahun anggaran 2016 pada Internal Process Perspektif dengan Sasaran (SS) V yaitu Terselenggaranya pengendalian litbang KP, dengan Indikator kinerja utama (IKU) yaitu seperti disajikan pada Tabel 15 berikut ini. Tabel 15. Pengendalian litbang KP SS5. Terselenggaranya pengendalian litbang KP IKU 13. Terselenggaranya pengendalian litbang KP INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA-KL Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang budidaya ikan hias (minimal) (%) TARGET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R 86,67 86,67 86,67 86,67 86,67 86,67 86,67 86,67 86,67 IKU 13. Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang budidaya ikan hias (minimal) (%) Pada IKU 13, yaitu Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang budidaya ikan hias (minimal) (%). Berdasarkan data pada Tabel 16 terlihat bahwa capaian realisasi fisik dan output kegiatan adalah sebesar 100% dari target capaian fisik dan output sebesar 100% (tercapai 100% dari target). Dengan 2 judul riset dasar dibandingkan dengan 15 judul riset yang ada di BPPBIH. Tabel 16. Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental di BPPBIH No Bentuk Penelitian Judul Output 1 Penelitian Dasar Remediasi Media Nonylfenol pada Tanaman Air Anubias dan Data dan Domestikasi Tanaman Hias Air Buchepalandra Informasi 2 Penelitian Dasar Eksplorasi Sumber Daya Genetik Ikan Hias Lahan Gambut dan Data dan Evaluasi Status Budidaya Data dan Informasi Informasi 3 Penelitian Terapan Manipulasi Hormon dan Lingkungan untuk Pemijahan Ikan Paket Eksperimental Agamyxis, Gurame Coklat dan Tiger Fish Teknologi 4 Penelitian Terapan Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih untuk Menunjang Paket Eksperimental Budidaya Ikan Agamysis, Tiger Fish dan Gurame Coklat Teknologi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

71 Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Penelitian Terapan Eksperimental Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat Inovasi Pakan untuk Budidaya Ikan Hias Laut di Akuarium Pembentukan Strain dan Produksi Benih/Induk Betta Giant Pembentukan Ikan Hias Clown Biak Strain Black Percula Generasi Pertama (F0) Hasil Seleksi dengan Modifikasi Filter untuk Pemeliharaan Larva dan Benih Metode yang Efisien untuk Interaksi Vtg dan AntiVtg (Uji Interaksi Antigen dan Antibodi Serta Pemilihan Metode untuk Kit Identifikasi Kelamin) Perakitan Prototipe Mikro Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Ikan Hias Budidaya Karang Hias Polip Besar pada Kedalaman yang Berbeda (Plerogyra Sp., Physogyra Sp., dan Nemenzophylia Sp.) di Alam dan Sistem Sirkulasi Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang (Betta Sp.) dengan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat Aplikasi Teknologi Produksi Benih Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Timur Aplikasi Teknologi Produk Benih Ikan Rainbow Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias Sp. Dengan Teknik Hidroponik di Kabupaten Bogor Paket Teknologi Paket Teknologi Produk Biologi Komponen Teknologi Komponen Teknologi Komponen Teknologi Komponen Teknologi Aplikasi Teknologi Aplikasi Teknologi Aplikasi Teknologi Aplikasi Teknologi Learn & Growth Perspective Pada layer Learn&Growth Perspective, terdapat 4 (empat) Sasaran strategis (SS) yang diterapkan BPPBIH, yaitu: SS 6: Tersedianya ASN BPPBIH yang kompeten, professional dan kepribadian SS 7: Tersedianya manajemen pengetahuan BPPBIH yang handal dan mudah diakses SS 8: Terwujudnya birokrasi BPPBIH yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima SS 9: Terkelolanya anggaran pembangunan BPPBIH secara efisien dan akuntabel Secara umum capaian kinerja pada Learn & Growth Perspective BPPBIH TA 2016 disajikan pada Tabel 17 berikut Tabel 17. Capaian kinerja pada Learn and Growth Perspective SS6 SS DAN IKU Terwujudnya ASN BPPBIH yang kompeten, profesional dan berkepribadian Indeks Kompetensi dan Integritas BPPBIH (%) Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPBIH (orang) INISIATIF STRATEGIS/JUDUL RKA-K/L TARGET 2016 Internal Process Perspective 77 Capaian 2016 OUTPUT/ VOLUME PROGRESS/ FISIK (%) T R % T R % % 100% 100% % 260% 260% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

72 SS7 SS8 SS9 Tersedianya manajemen pengetahuan BPPBIH yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan BPPBIH secara efisien dan akuntabel Presentase unit kerja BPPBIH yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Nilai SAKIP BPPBIH Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPBIH Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Pusat Litbang Perikanan (%) Nilai Kinerja Anggaran BPPBIH % 200% 200% % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% SS 6 Terwujudnya ASN BPPBIH yang kompeten, profesional dan berkepribadian Sasaran strategis (SS) 6, mempunyai satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu indeks kompetensi dan integritas BPPBIH dengan target 77%. Capaian kinerja BPPBIH TA 2016 disajikan pada Tabel 18 berikut ini. Tabel 18. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspektif SS 6 TA 2016 Learn and Growth Perspective SS6. Terwujudnya ASN BPPBIH yang kompeten, profesional dan berkepribadian IKU 14. Indeks Kompetensi dan Integritas BPPBIH (%) 15. Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPBIH (orang) INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA-KL TARGET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R 77% % 77% Capaian kinerja BPPBIH untuk IKU 13 pada TA 2016 adalah 77%. Dengan demikian IKU 13 tercapai 100%. Pada IKU jumlah ASN yang ditingkatkan, jumlah pegawai yang ditingkatkan kompetensinya adalah seperti disajikan pada Tabel 19 berikut ini. Tabel 19. jumlah ASN yang ditingkatkan No Nama Pegawai NIP Peningkatan Kompetensi 1 Lili Solichah, S.Pi Tugas Belajar S2 2 Nina Meilisza, S.Pi, M.Si Tugas Belajar S3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

73 3 Sulasy Rohmy, S.Pi Tugas Belajar S2 4 Rina Hirnawati S.Pi Tugas Belajar S2 5 Siti Murniasih S.Pi Tugas Belajar S2 6 Ahmad Musa S.Si Ijin Belajar S2 7 Asep Permana S.Pi Ijin Belajar S2 8 Bastiar Nur S.Pi Ijin Belajar S2 9 Eni Kusrini S.Si, M.Si Ijin Belajar S3 10 Muhammad Yamin S.P, M.Si Ijin Belajar S3 11 Sukarman S.P Ijin Belajar S2 12 Siti Zuhriyyah Musthofa S.Si Ijin Belajar S2 13 Bunga Laily Diklat Bendahara SS 7 Tersedianya manajemen pengetahuan BPPBIH yang handal dan mudah diakses Sasaran strategis (SS) 7, mempunyai satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Persentase unit kerja lingkup BPPBIH yang menerapkan system manajemen terstandar (%) dengan target 50%. Capaian kinerja BPPBIH TA 2016 disajikan pada Tabel 20 berikut ini. Tabel 20. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspective SS 7 TA 2016 Learn and Growth Perspective SS 7. Tersedianya manajemen pengetahuan BPPBIH yang handal dan mudah diakses IKU 16. Presentase unit kerja BPPBIH yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA- KL TAR GET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Dalam hal ini BPPBIH memanfaatkan aplikasi Bitrix untuk menyebarluaskan informasi kepada semua eselon 4 di BPPBIH SS 8 Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Sasaran strategis (SS) 8, mempunyai satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Nilai SAKIP BPPBIH dengan target TA 2016 adalah 84,00. IKU Nilai kinerja Reformasi birokrasi BPPBIH dengan target TA adalah 90%. Kinerja reformasi birokrasi merupakan keharusan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

74 dalam rangka mewujudkan birokrasi dengan aparatur yang mampu bekerja secara professional, efektif dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi serta layanan kepada masyarakat. Capaian kinerja BPPBIH TA 2016 pada SS 8 disajikan pada Tabel 24 berikut ini. Tabel 21. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspektif SS 8 TA 2016 Learn and Growth Perspective SS 8. Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima INISIATIF OUTPUT/VOLUME STRATEGIS/ TARGET IKU TW I TW II TW III TW IV JUDUL 2016 RKA-KL T R T R T R T R 17.Nilai SAKIP BPPBIH Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPBIH Berdasarkan Tabel 21 di atas, capaian IKU 15 indeks reformasi birokrasi BPPBIH terealisasi di triwulan IV dengan hasil 90% dengan penilaian mandiri. Nilai yang diperoleh masih perlu ditingkatkan di tahun- tahun berikutnya SS 9 Terkelolanya anggaran pembangunan BPPBIH secara efisien dan akuntabel Sasaran strategis (SS) 9, mempunyai dua Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu: - Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Pusat Litbang Perikanan (%) - Nilai kinerja anggaran BPPBIH Sebagai instansi pemerintah, BPPBIH dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya harus dapat mengelola anggaran dengan baik, berusaha menghasilkan output yang sebesar-besarnya dengan input anggaran yang serendah mungkin. Selain itu kinerja pengelolaan keuangan negara diharapkan memenuhi standar akuntansi pemerintah. Capaian kinerja BPPBIH TA 2016 SS9 disajikan pada Tabel 22 berikut ini. Tabel 22. Capaian kinerja BPPBIH pada Internal Process Perspektif SS 9 TA 2016 Learn and Growth Perspective SS 9. Terkelolanya anggaran pembangunan BPPBIH secara efisien dan akuntabel IKU 19.Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Pusat Litbang Perikanan (%) INISIATIF STRATEGIS/ JUDUL RKA-KL TARGET 2016 OUTPUT/VOLUME TW I TW II TW III TW IV T R T R T R T R 100% Nilai Kinerja Anggaran BPPBIH Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

75 3. 4 AKUNTABILITAS KEUANGAN Alokasi pagu awal tahun 2016 yang disediakan dalam rangka pembiayaan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada BPPBIH adalah sebesar Rp. 16,894,141,000. Capaian Realisasi Anggaran BPPBIH pada triwulan IV Tahun 2016 sebesar Rp. 15,922,798,325 (94,25%) (sesuai data per Desember 2016). Pagu dan realisasi anggaran pada triwulan IV Tahun 2016 berdasarkan jenis belanja, dapat dilihat pada Tabel 23 berikut : Tabel 23. Pagu dan realisasi berdasarkan jenis belanja No Belanja Pagu Realisasi % 1 Belanja Pegawai 7,984,078,000 7,177,028, Belanja Barang 8,742,663,000 8,578,620, Belanja Modal 167,400, ,150, Jumlah 16,894,141,000 15,922,798, Realisasi anggaran terendah terdapat pada belanja pegawai (89,89%) hal ini lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi belanja pegawai pada Triwulan IV TA 2015 yaitu sebesar (99,38%). Rendahnya realisasi anggaran belanja pegawai pada TA 2016 disebabkan karena adanya blokir dari anggaran yang direncanakan untuk kenaikan tukin. Realisasi anggaran tertinggi terdapat pada belanja modal (99,85%). Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada Triwulan IV TA 2015 yaitu sebesar (92,87%). Pada tahun 2016 BPPBIH tidak mendapatkan hibah dari luar negeri sehingga sumber anggaran dari rupiah murni dan PNBP. Realisasi anggaran berdasarkan sumber dana disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Realisasi BPPBIH Tahun 2016 RUPIAH MURNI RMP PNBP HLL PLN B.PEGAWAI B.BARANG B.MODAL B.BARANG B.MODAL B.BARANG B.MODAL B.BARANG B.MODAL B.MODAL PAGU 7,984,078,000 8,667,663, ,400,000 75,000,000 REALISASI TOTAL PAGU TOTAL REALISASI 7,177,028,112 8,504,145, ,150,000 74,475, ,819,141,000 75,000,000 15,848,323, ,475,000 Sumber dana rupiah murni dimanfaatkan BPPBIH untuk membiayai belanja pegawai, belanja barang dan modal. Sedangkan sumber dana PNBP digunakan untuk membiayai belanja barang. Realisasi anggaran dengan sumber dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 99,30%. Meningkat dibandikan dengan realisasi PNBP pada tahun anggaran 2015 yaitu sebesar 91,13% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

76 Realisasi anggaran terkecil terdapat pada IKU 3 yaitu jumlah karya tulis ilmiah litbang perikanan yang diterbitkan, yaitu sebesar (66,42%). Hal ini dikarenakan hanya 1 judul karya tulis ilmiah internasional yang dipublikasikan pada tahun 2016 ini. Dari target 3 buah KTI internasional. Sedangkan realisai anggaran terbesar terdapat pada IKU 17 Nilai kienrja anggaran (99,85%). Pagu dan realisasi masing masing IKU ditampilkan dalam lampiran 2 berikut 3.5 CAPAIAN KINERJA LAINNYA Capaian kinerja lainnya yang dimaksud adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada dalam PAGU 2016, namun tidak secara detail disebutkan dalam TAPJA Beberapa kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. REIKKA. Kegiatan REIKKA saat ini menjadi model yang sangat representatif dalam melakukan transfer IPTEK budidaya ikan hias dan promosi untuk menarik minat masyarakat luas. Di sisi lain, kegiatan ini menjadi ajang koordinasi antara stakeholder (peneliti, penyuluh, perekayasa, widyaiswara, pelaku usaha, pelaku utama, hobiis eksportir serta masyarakat luas). Hasilnya diharapkan ikan hias dapat menjadi salah satu leading sector non pangan dalam pembangunan nasional. Pelaksanaan kegiatan REIKKA pada tahun 2016 ini, dilakukan selama 2 hari, mulai tanggal November 2016 dengan kegiatan: 1. Seminar Nasional Ikan Hias dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 November Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk diskusi Rencana Aksi Nasional (RAN) Indonesia dengan mengusung tema Menuju Indonesia sebagai Produsen Ikan Hias No. 1 di Dunia 2. Gelar teknologi dan pameran yang diselenggarakan pada tanggal 14 November 2016 di BPPBIH dan pada tanggal 15 November 2016 di Balai Kota Depok yang merupakan kerjasama antara BPPBIH dengan Pemerintah Kota Depok bersamaan dengan peringatan Hari Ikan Nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Pelaksanaan kegiatan REIKKA diawali dengan meyelenggarakan seminar dalam bentuk diskusi RAN (Rencana Aksi Nasional). Materi diskusi RAN dibahas bersama Narasumber dari pengmbil kebijakan, assosiasi dan pelaku usaha ikan hias yang terdiri dari: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

77 1. Strategi Menuju Indonesia sebagai Produsen Ikan Hias No. 1 di Dunia oleh Bapak Ir. Sarifin, MS (Direktur Direktorat Perbenihan, DJPB) dan Bapak Suhana, M.Si (DIHI) 2. Menuju Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu Perdagangan Ikan Hias oleh Bapak Rifky Setiawan (Kepala Bagian Kerjasama Antar Lembaga, Biro Keramas KKP) dan Bapak Ir. Iskandar Ismanadji (PIHI) 3. Strategi Promosi Menuju Indonesia Sebagai Produsen Ikan Hias No. 1 di Dunia oleh Ibu Isyaturradhiyah, M.Si (Kepala Sub Bidang Promosi dan Kerjasama dalam Negeri, Ditjen PDSKP) dan Ibu Gayatri R Lilley (Pendiri Yayasan Alam Indonesia Lestari) 4. Optimisme Industri Ikan Hias Indonesia oleh Bapak Rajanta Sinardja Rahardja (Direktur CV. Bellenz Fish Farm) 5. Penguatan Program Satu Data IKan Hias Indonesia oleh Bapak Dr. Budi Sulistyo, M.Sc (Kepala Pusat Data dan Statistik Informasi KKP) Kegiatan diskusi RAN dihadiri sebanyak 117 orang peserta terdiri dari Satker lingkup KKP, Assosiasi Ikan Hias, Pengusaha Ikan Hias, Dinas dan Pembudidaya Ikan Hias. Pelaksanaan kegiatan gelar teknologi, pameran dan, edukasi ikan hias. Kegiatan edukasi ikan hias diisi dengan kegiatan menggambar dan mewarnai yang peserta dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas dan Pengujung Umum lainnya jumlah peserta sebanyak 156 orang. Pada kegiatan Gelar Teknologi dan Pameran di Balai Kota, BPPBIH juga melakukan launching buku Bunga Rampai Ikan Hias Indonesia: Potensi, Inventarisasi dan Budidaya dan Prosiding Simposium Nasional Ikan Hias. Dalam rangkaian acara ini dilakukan penyerahan Ikan Rainbow Kurumoi hasil rilis domestikasi BPPBIH oleh Kepala Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan kepada Pemerintah Kota Depok, kemudian Kepala Balai Peneitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias kepada pembudidaya ikan hias. 2. Kegiatan Rilis ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) Tanggal Oktober 2016 dilakukan ujian rilis Ikan Rainbow, dengan hasil Rilis Domestikasi Ikan Rainbow berhasil lulus. Keunggulan ikan yang dirilis adalah: 1. Mudah dibudayakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

78 2. Tahan terhadap penyakit 3. Harga jual lebih tinggi dibandingkan ikan rainbow yang lain 4. Permintaan tinggi Inovasi IPTEK Pada bulan November Tahun 2016, salah satu Peneliti BPPBIH (Sukarman S.Pt) terpilih masuk dalam 108 Inovasi IPTEK Nasional. Judul inovasi yang terpilih untuk 108 inovasi IPTEK berjudul: Supergold: Suplemen Pakan Untuk Meningkatkan Warna Ikan Hias. Tampilan dalam buku 108 Inovasi IPTEK adalah seperti disajikan pada Gambar berikut. Gambar 28. Judul inovasi yang terpilih untuk 108 inovasi IPTEK Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

79 Gambar 29. Judul inovasi yang terpilih untuk 108 inovasi IPTEK Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

80 4. PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Sesuai dengan visi dan misi BPPBIH di atas, pada tahun 2016 BPPBIH telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepalai Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan). Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi dengan 9 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dan ditetap kan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU BPPBIH pada tahun 2016 berjumlah 19 Indikator Kinerja Utama (IKU). Berdasarkan No DIPA: /2016 Tanggal 7 Desember Tahun 2015, PAGU yang dialokasikan sebesar Rp ,-. (Sembilan belas miliyar, tiga ratus empat puluh empat juta, seratus empat puluh satu ribu rupiah). Kemudian pada tanggal 5 Agustus Tahun 2016 terdapat revisi I dengan alokasi PAGU sebesar Rp ,- (enam belas milyar, delapan ratus sembilan puluh empat juta rupiah, seratus empat puluh satu ribu rupiah). Capaian Realisasi Anggaran BPPBIH pada Tahun 2016 sebesar Rp. 15,922,798,325 (94,25%), dengan capaian realisasi berdasarkan Nilai Pencapaian Sasaran Stategis (NPSS) pada tahun 2016 sebesar 120%, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2015, yaitu sebesar 81,14%. Selain pencapaian dari yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (TAPJA), BPPBIH juga melakukan pencapaian kinerja lainnya yaitu: Berhasil merilis ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva), Melaksanaan kegiatan REIKKA tahun 2016 dengan tema Menuju Indonesia Sebagai Produsen Ikan Hias No 1 Di Dunia Tahun 2019, dan Keberhasilan salah satu hasil penelitian di BPPBIH masuk dalam 108 Inovasi IPTEK dengan Judul: Supergold: Suplemen Pakan Untuk Meningkatkan Warna Ikan Hias 4.2 PERMASALAHAN Permasalahan yang dihadapi oleh BPPBIH hingga saat ini antara lain keterbatasan Sumberdaya Manusia (SDM), sarana dan prasarana penelitian (laboratorium dan peralatannya). Pada aspek sumberdaya manusia, masalah yang dihadapi adalah keterbatasan kuantitas dan kualitas terutama peneliti. Jumlah peneliti BPPBIH saat ini adalah 29 orang, dengan 24 orang aktif dan 5 orang tugas belajar. Dengan jumlah tersebut, masih belum memadai untuk menjalankan seluruh tugas dan fungsi BPPBIH mengingat banyak bidang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

81 penelitian yang belum tersentuh terutama ikan hias air laut dan tanaman hias air. Selain jumlah peneliti, terdapat gap rentang usia dimana peneliti BPPBIH didominasi oleh peneliti dan muda sehingga minim pembinaan dari peneliti utama kepada peneliti yang ada di jenjang bawahnya. Oleh karena itu, diharapkan tahun berikutnya BPPBIH mendapatkan tambahan pegawai untuk jabatan peneliti. Selain jabatan fungsional Peneliti, Jabatan fungsional Teknisi Litkayasa juga sangat terbatas. Jumlah teknisi litkayasa BPPBIH saat ini berjumlah 2 orang. Selain masalah sumberdaya manusia, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan penelitian juga masih belum memadai terutama kapasitas ruangan laboratorium basah untuk pemeliharaan ikan uji/penelitian. Peralatan laboratorium yang masih belum lengkap juga mengharuskan peneliti untuk melakukan analisa di luar BPPBIH. Keterbatasan instalasi laboratorium air laut di BPPBIH juga menjadi hambatan dalam menjalankan penelitian dan pengembangang komoditas air laut. Keterbatasan instalasi tidak hanya pada ketersediaan air laut, namun dari segi kapasitas ruang laboratorium dan juga peralatannya. 4.3 SARAN DAN REKOMENDASI Sehubungan dengan permasalahan yang ada di BPPBIH, maka dapat direkomendasikan untuk menambah jumlah pegawai fungsional peneliti serta teknisi litkayasa serta meningkatkan kapasitasnya melalui kegiatan tugas belajar dan training. Selain itu juga diperlukan membangun sarana dan prasarana penunjang kegiatan penelitian, khususnya instalasi air laut. Selain itu perlu juga untuk melengkapi peralatan laboratorium penunjang kegiatan penelitian dan pengembangan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

82 LAMPIRAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

83 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

84 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPPBIH

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : 1. Nurhidayat, M.Si. 2. Yulianti, A.Pi., M.Si. 3. Nuryadi, S.Pi. 4. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M.S. 5. Dr. Ir. Ani Widiyati,

Lebih terperinci

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development i TIM PENYUSUN Ir. Bambang Susanto, M.Si Dr. Ir. Gede Swartama Sumiarsa, M.Sc Ir. John Harianto Hutapea, M.Sc I Made Giri Sugiarta, B.Sc. Dr. Drh. Ketut Mahardika I Gusti Ngurah Permana, S.Pi.,M.Si Prima

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan DAFTAR PENYUSUN Penasehat : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT Penanggung Jawab : Kabid Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi : Ir.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan LAPORAN KINERJA TA 2016 Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan TIM PENYUSUN Penasehat Penanggung Jawab Penyusun Kontributor Luthfi Assadad Arif Rahman Hakim Nur Fitriana

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Tahun

Rencana Strategis. Tahun Rencana Strategis Tahun 0609 Profesional dalam penyediaan teknologi budidaya rumput laut yang mendukung program komersialisasi kelautan dan perikanan, minapolitan, industrialisasi serta ekonomi biru Loka

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmatnya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karunia dan rahmat-nya Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PADA PERATURAN NOMOR PER. /BALITBANG kp.3.1/bpol/rc.310/v/2016

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S.

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S. Laporan Kinerja Tahun TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Warsono, S.A.P Nunuk Listiyowati, S.Pi Sunarso, S.Sos KONTRIBUTOR : Dr. Ir. Bambang Gunadi, M.Sc Hary Krettiawan,

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BBPPBL Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Badan Pemerintah Penelitian (LAKIP) dan T.A.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 2015

IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 2015 IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 25 NO. SASARAN STRATEGIS NO. RENCANA AKSI CUSTOMER PERSPECTIVE (IS Berdasarkan RKA-KL) Meningkatnya hasil Jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun TIM PENYUSUN Pembina Penanggungjawab Penyusun Ir. Nugroho Aji, M.Si Kepala Puslitbang Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Sinta Nurwijayanti, MA Langgeng Nurdiansah, M.Si Triyono,

Lebih terperinci

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2016 Penyusun: Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, MT Catur Pramono Adi, M.Si Nadia Hanum, SE Retno Widihastuti, M.Kesos Nurma Yunita, SE Lathifatul Rosyidah, S.Pi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.35/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.35/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.35/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH i TI M PE N Y U S U N : Prof. Dr.Hari Eko Irianto Prof. Dr. Ngurah Nyoman Wiadnyana, DEA Prof. Riset Dr. Ketut Sugama, M.Sc, A.Pu Prof. Dr. Husnah, M.Phil Dr. Endhay Kusnendar Koentara, M.S Drs. Bambang

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

2017, No Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor 116/M.KT.01/2017, tanggal 7 Maret 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2017, No Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor 116/M.KT.01/2017, tanggal 7 Maret 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana No.490, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. BRBIH. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI RISET

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN TAHUN 216 Tim Penyusun: Penanggung jawab : Dr. Joni Haryadi D.,M.Sc. Kepala Seksi Tata Operasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan PORTOFOLIO DIREKTORAT PERBENIHAN Tugas pokok dan fungsi : Berdasarkan Peraturan Menteri No. Per. 5/MEN/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perbenihan terdiri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Riset dan Observasi Laut Tahun 2017 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 TIM PENYUSUN : Indra

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas pokok Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan adalah tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar,

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG LAPORAN KINERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III BP3U PALEMBANG BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor

KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor LAPORAN KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor Jurusan Penyuluhan Perikanan - SEKOLAH TINGGI PERIKANAN BPSDMPKP - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA 2016 STP JURUSAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN X : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 TAHUN 2015 TANGGAL : TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG.

LAMPIRAN X : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 TAHUN 2015 TANGGAL : TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG. LAMPIRAN X : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 TAHUN 2015 TANGGAL : 20 Oktober 2015 TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG. DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. TUGAS POKOK. Dinas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan - BSN ini adalah sebagai pertanggungjawaban kepada

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut PUSAT RISET KELAUTAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmsofer Pasuruan Jl. Raya Watukosek Gempol, Pasuruan, Jawa Timur 67155 Telp. 0343-851887,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TRIWULAN I TAHUN 2017 BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Pusat

Lebih terperinci