CERITA ASAL USUL PENAMAAN JORONG DI NAGARI BAWAN KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CERITA ASAL USUL PENAMAAN JORONG DI NAGARI BAWAN KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH"

Transkripsi

1 CERITA ASAL USUL PENAMAAN JORONG DI NAGARI BAWAN KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) ROZA JULIANI NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2 2

3 3

4 PENDAHULUAN Sastra lisan merupakan seni bahasa yang disampaikan melalui bahasa lisan dari mulut ke telinga. Sastra lisan diwariskan secara turun-temurun bersifat anomim atau tidak diketahui siapa pengarangnya karena sastra lisan sudah ada jauh sebelum masyarakat mengenal tulisan. Sastra lisan tercipta dengan membawa sekumpulan fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya. Sastra lisan juga dapat diartikan sebagai tradisi lisan yang disebarkan dari mulut ke telinga dan diwariskan secara turuntemurun. Salah satu fungsi sastra lisan menurut Amir (2013:40) adalah sebagai sarana pendidikan yang penting bagi masyarakat. Sebagai sarana pendidikan, sastra menyimpan banyak ilmu pengetahuan. Dengan demikian, sebagai sastra lisan, legenda pun memiliki fungsi pendidikan yang penting bagi masyarakat Salah satu daerah yang menurut peneliti sangat menarik untuk diteliti adalah Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Ada lima jorong yang terdapat di Nagari Bawan ini di antaranya Jorong Malabua, Jorong Pasar Bawan, Jorong Lubuak Aluang, Jorong Puduang, Jorong Anak Aia Kasiang. Berikut salah satu contoh cerita mengenai asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan yaitu Jorong Anak Aia Kasiang (aliran air yang kering). Dahulu kala daerah ini merupakan daerah hutan lebat yang tidak berpenghuni. Namun, seiring berjalannya masa datanglah sekelompok orang mencari tanah untuk berkebun. Tanah hutan lebat ini merupakan tanah yang tidak ada pemiliknya. Jadi siapa saja yang ingin mengelola tanah ini dibolehkan. Dengan begitu diolahnya hutan lebat menjadi kebun. Setelah sekian luasnya mengelola tanah tersebut, ditemukanlah sebuah Sungai yaitu Sungai alam namanya. Namun orang dahulu menyebut namanya Batang Masang (sungai). Air sungainya sangat bersih, semakin bersihnya, kita dapat melihat mata air dari dasar tanah Sungai tersebut. Lalu seiring berjalannya waktu orang semakin banyak mengetahui daerah dan membuat kebun di sini. Ternyata sungai tersebut bercabang dua yaitu kiri dan kanan. Batang Masang (sungai) yang daerah kanan dinamakan Batang Masang Kanan. Semakin banyak penduduk yang tinggal di sini semakin banyak pula orang berkebun di daerah Anak Aia Kasiang tersebut. Air Masang Kanan pindah aliran airnya ke Masang Kiri. Tetapi ketika hujan turun air Masang Kanan ini akan naik, sedangkan apabila cuacanya panas air Masang ini akan kering (kasiang). Dahulu nama desa ini adalah desa Masang Kanan, namun karena banyaknya peristiwa atau kejadian yang terjdi digantilah nama desa ini menjadi daerah Jorong Anak Aia Kasiang hingga saat sekarang ini. Penelitian ini bertujuan untuk Mentranskripsikan dan menterjemahan cerita asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Mendeskripsikan fungsi cerita asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam Provinsi Sumatera. Untuk mencapai tujuan peneliti digunakan teori Menurut Mihardja (2012:2), kesusastraan secara umum mempunyai fungsi-fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Fungsi rekreatif, sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya; (2) Fungsi didaktif, sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terdapat di dalamnya; (3) Fungsi estetis, sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat atau pembacanya karena sifat keindahannya; (4) Fungsi moral, sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca atau peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk karena sastra yang baik selalu berisi moral yang tinggi; dan (5) Fungsi religius, sastra pun menghasilkan karya-karya yang memiliki ajaran agam yang dapat diladani para penikmat atau pembaca sastra. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Moleong (2010:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, minsalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata, bahasa, dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. 1

5 Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2010:4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara utuh sehingga tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai sebagian dari sesuatu keutuhan. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan lembaran pedoman wawancara, alat perekam, dan dilengkapi dengan alat tulis. Wawancara dengan informan dilakukan secara terarah dan tidak terarah. Wawancara tidak terarah dilakukan untuk memeroleh informasi yang seluas-luasnya mengenai objek penelitian dan diikuti dengan wawancara terarah dalam bentuk daftar pertannyaan yang sudah disusun sebelumnya. Proses pertama dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian kepada informan. Wawancara itu dilakukan dengan merekamnya, dan mencatat beberapa kata atau kalimat yang tidak dipahami. Kata atau kalimat yang tidak dipahami langsung ditanyakan kembali kepada informan. Teknik penggumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yatu; (1) observasi ke lapangan untuk mencari informan yang memenuhi syarat sebagai informan dalam penelitian ini; (2) wawancara, metode wawancara menurut Aminudin (1990:102) yaitu metode pengumpulan data dengan cara menanyakan sesuatu secara responden. Dalam penelitian ini ada beberapa persiapan untuk melakukan wawancara, yaitu mempersiapkan alat perekam dan alat tulis, mempelajari dan menguasai permasalahan yang akan diwawancarai, menyiapkan pertanyaan-pertanyaan secara baik, dan menyiapkan kondisi mental, kecakapan, serta kemampuan untuk melakukan wawancara; (3) merekam, perekaman dilakukan agar data dan keterangan yang didapat lebih jelas; (4) dokumentasi-dokumentasi digunakan untuk pengambilan data yang berkaitan dengan dokumen-dokumen seperti foto informan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas dalam penelitian ini adalah transkipsi dan terjemahan cerita asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan serta fungsi yang terdapat dalam cerita asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Nagari Bawan (versi Maruncun Dt. Basa dan Linur Dt. Kudun) Cerita asal-usul penamaan Nagari Bawan memiliki dua versi yang berbeda. Versi pertama dalam penelitian ini didapatkan dari informan Maruncun (Dt. Basa). Sedangkan versi kedua dalam penelitian ini didapatkan dari informan Linur (Dt. Kudun). Cerita asal-usul Nagari Bawan pada versi pertama yaitu berawal dari kata baawan (berawan). Lama-kelamaan semakin cepatnya masyarakat mengucapkan kata baawan tersebut, berubahlah kata baawan menjadi bawan. Sedangkan cerita pada versi kedua adalah pada awalnya Nagari Bawan berasal dari kata babaok-an (dibawakan). Penyampaian kata babaok-an yang diucapkan dengan cepat oleh masyarakat menyebabkan perubahan bunyi menjadi bawan. hal ini dapat dilihat pada transkripsi data penamaan Nagari Bawan berikut. Versi I Nagari Bawan asal mulonyo banamo Lambah Bawan, dulu ado sakalompok urang pandatang dari daerah lua dulunyo, urang tu nyo nio mancari tampaik untuak bakabun. Deklah lamo bana bajalan baralah ka jauah e. Tibolah sakalompok urang tadi tu di Lambah Bawan ko. Sakalompok urang tu manginaplah di Lambah Bawan ko. Batanyolah ninik moyang disiko atau basajarahlah istilahnyo ko eh. Kironyo pendatang yang sakalompok tadi ko urang dari Pariaman, Lubuak Aluang, bahkan ado urang Padang yang kasiko. Disuruah lah urang ko baladang dek ninik moyang Lambah Bawan ko di daerah ko. Diagiah perjanjian, tabehlah rimbo gadang ko, barapun lawehnyo ambiaklah untuak baladang, ndak dipajua balian doh kecek ninik moyang Lambah Bawan ko. Pai lah sakalompok urang pandatang tadi ko bajalan-jalan ka dalam rimbo ko. Urang ko mancaliak baa permukaan tanah yang ado tampek tingganyo ko. Kironyo sampailah urang ko ka 2

6 daerah yang dinamoan Matua kini ko a. Matua ko daerah tertinggi disiko. Mamandanglah urang dari Matua ko ka arah Lambah Bawan ko. Nampak deknyo Lambah Berawan kalau bahaso urang kini dataran rendah yang berawan. Daerah ko dulu banyak kayu-kayu. Kalau wak mancaliak dari ateh tu banyak kabuik lambek nampak mato hari disiko. Lah jam lapan alun gai nampak matohari disiko lai doh. Lah jam sapuluah baru ka kalua mato hari tu. Daerah ko kalam dulunyo ko. Lah tasabuik bana dek urang kini ko pagi urang Bawan keceknyo. Lah siang hari alun jo nampak matohari ko leh. Tu makonyo dinamoan Lambah Bawan. Kironyo bara banyak kampuang yang ado di Kecamatan Ampek Nagari yang dinamoan kini ko. Yo Lambah Bawan ko nagari yang tarandah dari Nagari lainnyo. Lah tanamo bana kini ko dek urang lambah tu, makonyo banamo Lambah Bawan. Samakin banyak urang datang kasikolah banyak lo lahan tabukak untuak baladang di duduakanlah ninik mamak di siko. Dek daerah lah samakin maju, di untuakan lah tanah yang di barasihan dek urang yang banyak ko. Mako dibueklah Nagari di siko, banamolah nagari ko Nagari Bawan. Bailangan me Lambah e leh. Dek daerah lah mulai maju ndak mungkinlah Lambah Bawan jo namonyo lai doh. Makonyo sampai kini banamolah Nagari Bawan me kini leh. Nagari Bawan asal mulanya bernama Lambah Bawan (lembah yang berawan), dahulunya ada sekelompok orang pendatang dari daerah luar dahulunya, orang itu dia mau mencari tempat untuk berkebun. Karena sudah terlalu lama berjalan begitu jauh. Sampailah sekelompok orang tersebut di Lambah Bawan (lembah yang berawan) ini. Sekelompok orang itu menginaplah di Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) ini. Nenek moyang orang bawan ini bertanya atau bersejarahlah istilahnya. Rupanya pendatang yang sekelompok ini adalah orang dari Pariaman, Lubuk Alung, bahkan ada orang dari Padang yang kesini. Diperintahkanlah orang tersebut untuk berkebun oleh nenek moyang Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) ini di daerah ini. Diberikanlah perjanjian, bersihkanlah hutan besar ini berapapun banyaknya ambillah untuk berkebun, tidak diperjual belikan kata nenek moyang Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) ini. Pergilah sekelompok orang pendatang tadi ini berjalan-jalan ke dalam hutan ini. Orang ini melihat bagaimana permukaan tanah yang ada di tempat tinggalnya ini. Rupanya sampailah orang ini ke daerah yang dinamakan dengan Matua hingga saat sekarang ini. Matua merupakan daerah tertinggi di Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) tersebut. Lalu sekelompok orang tersebut memandang dari daerah Matua ke arah Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) maka terlihatlah Lembah Berawan atau dataran rendah yang berawan. Daerah ini dahulunya banyak ditumbuhi dengan kayu-kayu. Apabila kita memandang dari atas, maka banyak asap/awan yang kita lihat. Sudah pukul 8 matahari belum juga tampak hingga pukul 10 barulah matahari mulai tampak. Udah siang hari belum juga kelihatan matahari ini lagi. Itu makanya dinamakan Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan). Dengan demikian orang-orang yang ada disini khususnya orang Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) memberi nama daerah ini Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan). Ternyata diantara banyak kampung yang ada di Kecamatan Ampek Nagari ini, Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) inilah kampung yang paling terendah. Semakin banyak pendatang baru yang datang ke daerah ini, maka semakin luas pula lahan yang dikelola untuk berkebun dengan melakukan musyawarah dengan ninik mamak yang ada disini. Dengan semakin berkembangnya zaman daerah ini pun semakin maju, sehingga tanah yang telah dikelola oleh orang banyak tersebut, didirikanlah sebuah Nagari yang bernama Nagari Bawan, dahulunya bernama Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan). Karena daerah sudah semakin maju dan di hilangkanlah nama Lambah (lembah/dataran rendah) tersebut. Maka jadilah nama Nagari ini Nagari Bawan sampai saat sekarang ini. Informan II Sejarah Nagari ko baa kok banamo Nagari Bawan, pado zaman dahulu iduik bara lah ka payahnyo. Urang dulu pado umumnyo banyak anak. Iduik sabana payah bagi kaum laki-laki banyak 3

7 pai marantau. Ado sakalompok urang pendatang dari daerah lain datang lah kasiko mancari lahan untuak bakabun. Sakalompok urang pendatang ko tibo lah di Nagari yang di namoan Nagari Bawan kini ko. Tanah bara lah kasuburnyo di siko apo me di tanam subur me taruih, ndak harus pakai pupuak doh. Lagian pado zaman dulu ndak lo adoh pupuak doh. Tapi sayangnyo di siko jauah bana perhubungan. Indak adoh urang basuo di siko salain urang sakalompok awak tu doh. Barundianglah sakalompok niniak mamak tadi ko. Kalau tanah ko untuak baladang rancak bana, tapi jauah dari perhubungan kalau awak butuh makan apopun yang kadicari yo indak kabasuo di sekitar daerah ko doh. Pulanglah sakalompok ninik mamak ko ka kampuang masiang-masiangnyo liak. Tibo di kampuangnyo niniak mamak ko basapakaik untuak pai ka kampuang ko liak, tapi sakalompok niniak mamak ko lah basapakaik mambaok bekal untuak bara minggu di siko. Dibueknyolah pondok di kampuang ko untuak tingga di siko. Baladang lah niniak mamak ko di siko. Bara minggu kamudian pulang lah niniak mamak ko dari siko, tapi indak sadoalahannyo pulang kampuang doh. Ado bara urang yang tingga disiko untuk mahunian tampek tingga. Mungkin kalau ndak adoh urang tingga di siko pondok yang dibuek tu bisanyo tanggaan dek binatang yang ado di siko. Tibo niniak mamak tu di kampuang batanyalah kamanakan-kamanakannyo yang banyak ko. Baa keadaannyo di situ mak, lai bisa untuk dipaladangan kecek kamanakannyo tadi ko. Lai kecek mamaknyo, tapi yo babaokan amueh enyo. Kecek mamak e ko. Babaokan baa lo ko mak, yo mambaok bekal wak kasitu, jauah bana perhubungan untuak mancari makanan apolagi mintak tolong. Tapi kok lai rancak tanahnyo ndak baa doh mak, kecek kamanakannyo tadi. Tanahnyo rancak bana, apo me yang di tanam di situ rancak menyo. Tapi yo harus wak hunian malam-malam dari binatang yang ado di situ kecek mamak tadi tu. Ndak baa doh mak. Bilo mamak pai kasitu lai? Pai lo lah wak ciek mak kecek kamanakannyo ko. Ndak baa doh, tapi yo banyak baok baka yo. Pai lah mamak ko samo kamanakannyo. Baladang lahnyo di siko baliak. Bara bulan kamudian pulang lah urang ko liak. Batanyo lah urang yang di kampuang ko lai. Bilo ka pai ka kampuang yang Babaokan tu liak kecek urang kampuang. Dek acok urang manyabuik Babaokan. Di namoan kampuang ko Bawan lai. Sejarah mengapa Nagari ini bisa dinamakan Nagari Bawan, pada zaman dahulu kehidupan orang-orang yang ada di sini sangat susah, orang dahulu pada umumnya banyak anak, hidup sangat susah bagi kaum laki-laki banyak yang pergi merantau ke daerah lain. Lalu ada sekelompok orang yang datang dari daerah lain yang mencari lahan untuk berkebun di sini. Tanah yang ada di daerah Nagari Bawan ini memiliki kondisi tanah yang sangat subur, apapun yang di tanam selalu subur dan tidak memerlukan pupuk, lagi pula pada zaman dahulu orang belum mengenal yang namanya pupuk. Tapi sayangnya daerah ini sangat jauh dari pemukiman sehingga orang-orang yang ada di sana tidak pernah berhubungan dengan orang di luar daerah tersebut kecuali dengan orang-orang yang ada di sana. Sehingga bermusyawarahlah para ninik mamak yang ada di sini, untuk menjadikan tanah yang ada di sini sebagai lahan untuk berkebun. Namun mereka sangat khwatir dengan keadaan daerahnya yang jauh dari permukiman, tidak memungkinkan kita untuk melangsungkan kehidupan di sini, sebab bahan pangan untuk makanan sangat sulit. Lalu pulanglah sekelompok ninik mamak ini ke daerah masing-masing. Setelah tiba di kampung masing-masing mereka (ninik mamak) ini pun bermufakat untuk kembali lagi ke daerah tersebut (Nagari Bawan), dengan membawa pembekalan untuk mereka tinggal beberapa minggu di sana. Setiba di sana mereka membuat sebuah gubuk sebagai tempat tinggal dan mengelola lahan tersebut untuk berkebun. Beberapa minggu kemudian mereka kembali lagi ke kampungnya, namun ada sebagian dari mereka yang tidak pulang kampung. Mereka yang tidak pulang kampung di tugaskan untuk menghuni daerah tersebut, supaya pondok yang didirikan tidak dihancurkan oleh binatang. Para ninik mamak yang pulang kampung tersebut, setiba dikampungnya ditanyalah oleh keponakannya mengenai keadaan tanah yang ada di sana, apakah bisa di olah menjadi lahan untuk perkebunan. Lalu mereka (ninik mamak) menjelaskan kepada kemenakannya, bisa dengan syarat kita membawa sesuatu, 4

8 lalu keponakannya bertanya lagi mambawa maksudnya apa mak? Membawa maksudnya membawa bekal untuk di sana, sebab daerahnya jauh dari pemukiman sehingga susah untuk mencari makanan dan meminta bantuan, tidak masalah mak jawab kemenakanya yang penting tanah yang ada di sana dapat dijadikan sebagai lahan untuk berkebun. Tapi kalau tanahnya bagus tidak apa-apa mak. Kalau masalah tanah tidak ada yang perlu di takutkan ujar ninik mamaknya tersebut, akan tetapi kita harus menjaga tanaman yang ada di sana supaya tidak di hancurkan oleh binatang. Tidak maslah mak, kapan mamak pergi ke sana lagi ungkap kamanakannya, sambil mengatakan ingin pergi ke sana. Lalu pergilah mereka ke sini dan membuat lahan untuk berkebun. Beberapa bulan kemudian lalu mereka kembali lagi ke kampung mereka, setelah tiba dikampungnya banyak orang kampung bertanya kapan kembali lagi ke kampung babaokan tersebut. Karena banyak orang-orang mengatakan daerah babaokan, makanya daerah tersebut dinamakan kampung Bawan dan sekarang sudah menjadi Nagari Bawan. Anak Aia Kasiang (versi Maruncun Dt. Basa dan Linur Dt. Kudun) Ceria asal-usul penamaan jorong Anak Aia Kasiang (aliran air yang kering) memiki dua versi yang berbeda. Versi pertama cerita ini didapatkan dari informan Maruncun (Dt. Basa). Sedangkan versi kedua didapatkan dari informan Linur (Dt. Kudun). Versi pertama cerita asal-usul penamaan jorong Anak Aia Kasiang yaitu berawal dari kejadian suatu sungai yang kering atau dalam bahasa daerah Agam disebut aia kasiang. Ketika hari panas sungai itu kering tapi ketika hari hujan sungai itu berair. Maka dinamakanlah ini jorong Anak Aia Kasiang (aliran sungai yang kering). Sedangkan cerita pada versi kedua yaitu berawal dari penemuan suara air yang berputar di dalam hutan itu (anak aia mangasiang). Tetapi tidak ditemukan asal suara air tersebut. Hanya sebuah sungai yang ditemukan di tempat itu. sungai itu kering suara air berputar itu berasal dari sungai yang kering tersebut. Maka dinamakanlah jorong ini dengan jorong Anak Aia Kasiang (anak aia manggasiang). Versi I Dahulunyo daerah ko rimbo gadang ndak ado urang yang menghuninyo doh. Adolah urang datang kasiko mancari tanah untuak bakabun. Tanah rimbo gadang ko kan tanah lapeh me nyo ndak adoh gai urang yang punyo e doh sia yang nio me nyo ro. Kok nio wak ambiak lah, tabehlah itu me caro enyo. Jadi nyo tabeh lah dek urang ko rimbo gadang tadi untuak ka di ladangan, kironyo basuo lah dek urang ko banda gadang dalam rimbo tadi, banda alam namonyo. Urang dulu manamoan ndak banda doh tapi batang masang namonyo deknyo. Aia banda tu ndak dapek aka barasiahnyo doh, samakin barasiahnyo Nampak mato aianyo kalua dari dasar tanah tu, mode tu bana barasiahnyo. Lah banyak jo urang baladang di daerah ko nyo tabeh jo rimbo ko taruih, kironyo basuo lah dek urang ko batang masang ko bacabang duo, yang ciek ka kiri yang ciek ka kanan. Tampek daerah awak kini ko kanan arahnyo di namoan lah daerahko masang kanan dulunyo. Batambah banyak juo penduduknyo Nagari batambah maju urang banyak nan baladang di siko kiro e kasiang lah aia ko. Kasiang Masang kanan ko baraliah aia ko ka Masang kiri. Tapi katiko hari hujan Masang ko ado aianyo kalau hari panehnyo kasiang, kasiang ko samo jo kariang. Dulu namonyo desa masang kanan dek lah banyak peristiwa dan kajadian di siko bajadian lah daerah ko jorong Anak Aia Kasiang leh. Bahaso awaknyo kalau kini ko anak aia yang kariang lah istilahnyo. Sampai kini banamo lah daerah ko jorong Anak Aia Kasiang. Dahulunya daerah ini hutan besar tidak ada orang yang menghuninya. Namun, seiring berjalannya masa datanglah sekelompok orang mencari tanah untuk berkebun. Tanah hutan besar ini merupakan tanah yang tidak ada pemiliknya. Jadi siapa saja yang mau mengelola tanah ini dibolehkan. Dengan begitu diolahnya hutan lebat menjadi kebun. Setelah sekian luasnya mengelola tanah tersebut, ditemukanlah sebuah sungai yaitu Sungai Alam namanya. Namun orang dahulu menyebut namanya Batang Masang. Air sungainya sangat bersih, semakin bersihnya, kita dapat melihat mata air dari dasar tanah sungai tersebut. 5

9 Sudah banyak juga orang berkebun di daerah ini. Dia bersihkan juga hutan ini terus rupanya bertemu sama orang ini batang masang (sungai) tersebut bercabang dua yaitu kiri dan kanan. Batang Masang (sungai) yang di bagian kanan dinamakan Batang Masang (sungai) Kanan. Semakin banyak penduduk yang tinggal di sini semakin banyak pula orang berkebun di daerah Anak Aia Kasiang (aliran air yang kering) tersebut. Air Masang (sungai) Kanan pindah aliran airnya ke Masang Kiri. Tetapi ketika hujan turun air Masang (sungai) ini akan naik, sedangkan apabila cuacanya panas air Masang (sungai) ini akan kering. Dahulu nama Desa ini adalah Desa Masang Kanan, namun karena banyaknya peristiwa atau kejadian yang terjadi digantilah nama Desa ini menjadi daerah Jorong Anak Aia Kasiang hingga saat sekarang ini. Versi II Asal usul baa kok namo tampek ko Anak Aia Kasiang. Dulu katiko kampuang ko diolah dek urang yang partamo datang ka tampek ko nyo adoh tadanga deknyo buni aia baputa yo sabana kancang buninyo, dicaliaknyo lah dima buni aia baputa tadi, tambah lamo buni aia ko tambah jauah jo, basuolah dek urang ko bantuak banda tapi banda tu gadang kayak batang masang, tapi ndak adoh aianyo doh, katiko urang ko sampai di tampek tu ilang me buni aia tu leh. Asal-usul bagaimana bisa nama tempat ini Anak Aia Kasiang (aliran air yang kering), dahulu ketika kampung ini dikelola sama orang-orang yang pertama kali datang ke daerah tersebut. Lalu orang-orang tersebut mendengar bunyi air berputar yang sangat keras sekali dan bunyinya semakin lama semakin jauh, kemudian mereka mencari sumber bunyi air tersebut. Akhirnya setelah sekian lama mencari sumber bunyi tersebut mereka menemukan sebuah sungai yang besar seperti Batang Masang (sungai), akan tetapi tidak berair, dan ketika mereka sampai disana bunyinya langsung hilang, dengan begitulah mereka memberi nama daerah ini Anak Aia Kasiang (aliran air yang kering). Malabua (versi Maruncun Dt. Basa dan Linur Dt. Kudun) Ceria asal-usul penamaan jorong Malabua memiliki dua versi yang berbeda. Versi yang pertama yaitu dari informan Maruncun (Dt. Basa) mengatakan bahwa jorong Malabua ini pada awalnya berasal dari kata Melebur. Masyarakat dari daerah Padang Galanggang berpindah tempat ke jorong Malabua. Sedangkan cerita pada versi kedua yang didapatkan dari informan Linur (Dt. Kudun). Bahwa jorong Malabua ini pada dahulunya ada seorang warga yang menangkap ikan dengan jaringan ikan, dan orang tersebut memekul-mukul (malabua-labua) air di tempat itu. Maka sekarang jadilah nama jorong ini jorong Malabua (memukul-mukul air. Versi I Asal mulo namo kampuang ko Malabua, pado zaman dahulu sabalun nagari ko merdeka kampuang ko kan rimbo dulunyo ko. Di siko ado batang masang Lambah dareh, atau Padang Galanggang, di siko kan adoh batang aia dulu. Ciri-ciri daerah yang tertua dimukimi oleh penduduk tu pasti aia, namonyo batang dareh kalau ka ilie nyo masih tamasuak daerah bawan atau daerah lambah, lambah dareh tu dulu yang terkenalnyo istilae kampuang ketek yang tertua e kemudian dakek lambah dareh tu ado namonyo Padang Galanggang, Padang Galanggang ko dulu pado zaman perkembangan masyarakat Bawan tu samo jo medan papaneh dek awak kini nyo kan satu Nagari ko a, yang di pasa ko lah pusat pemerintahan, dulu Bawan ko kan rajo ko, samo jo Tiku yang dikuasai oleh raja sebelum adonyo niniak mamak kan raja dulu ko nyo daerah rantau dari luhak agam jadi rajo ko ado lo samacam bentengnyo atau istananyo lah di siko pusat pemerintahannyo. Jadi pusat keramaianyo yo di Padang Galanggang ko dakek lambah dareh ko, jadi kalau kawasan lambah dareh ko tamasuak malabua jadi baa kok tenar Malabua pado Lambah Dareh ndak. Lambah dareh ko daeranyo di dalam sabalun jalan masuak Lambah Dareh ko ndak tersentuh dek jalan doh jadinyo daerah kadalamnyo, yang tersentunyo daerah ketenyo namonyo malabua pado hal asa dulunyo yang rami tu ndak Malabua doh, Lambah Dareh ko yang rami dulu sebab kalau padang 6

10 galanggang tu samo jo medan bapaneh minsalnyo apo pun perhelapan anak nagari yang di adoan dek rajo tu di Padang Galanggang, paliang urang dulunyo ro adu ayam sagalo macam di adoan di Padang Galanggang, Padang Galanggang ko masuak ka daerah Lambah Dareh, kemudian dek lambah dareh ko tertinggal. Akses urang ka malabua, dek Malabua di lalui transportasi jadi sahinggonyo lipue lambah dareh jo Padang Galanggang tu, bakisak lah urang. Soalnyo kehidupan lah banyak ka Malabua. Jadi, di buek lah pemerintahan e dulu atau desanyo. Sebab di siko lah penduduknyo rami padahal daerah ko saketeknyo. Baa kok dinamoan Malabua? meleburnyo masyarakat dari Lambah Dareh. Atau berkembangnyo masyarakat dari lambah dareh ka Malabua. Itu makonyo sampai kini di namoan Malabua. Asal mula nama kampung ini Malabua. Pada zaman dahulu sebelum nagari ini merdeka kampung ini dikelilingi oleh hutan lebat dahulunya. Di daerah ini ada Batang Masang, Lambah Dareh, atau Padang Galanggang. Dahulu di daerah ini ada sungai yang mana ciri-ciri daerah tertua itu ditandai dengan adanya sungai. Sungai yang ada di daerah sana bernama Batang Dareh. Jika kita datang dari daerah Bawan maka Batang Dareh masih termasuk daerah Bawan atau daerah lambah. Lambah ini memiliki istilah kampung kecil. Di dekat Lambah Dareh ada daerah yang bernama Padang Galanggang, Padang Galanggang pada zaman dahulu perkembangan masyarakat Bawan itu sama dengan medan papaneh. Dahulu daerah Bawan ini dipimpin oleh seorang raja hingga sampai ke daerah Tiku. Sebelum ada ninik mamak, daerah Bawan ini merupakan daerah perantauan dari Luhak Agam. Jadi raja yang ada di daerah tersebut ada memiliki benteng atau istana sebagai pusat pemerintahan. Jadi pusat keramaian yang ada di Padang Galanggang dekat Lambah Dareh ini termasuk Malabua. Lalu kenapa nama Malabua ini terkenal hingga saat sekarang ini, karena daerah Malabua ini dekat di pusat keramaian, sedangkan Lambah Dareh daerahnya terletak di bagian dalam, dan jauh dari keramaian. Begitu juga dengan daerah Padang Galanggang. Daerah padang galanggang ini terkenal karena di sana dijadikan sebagai tempat pelaksanaan perhelatan anak nagari dan lomba mengadu ayam yang diadakan oleh sang raja. Daerah Padang Galanggang ini termasuk daerah Lembah Dareh, kemudian karena daerah Lambah Dareh ini daerah tertinggal, sedangkan daerah Malabua menjadi daerah yang maju hal ini disebabkan karena daerah ini dilewati oleh alat transfortasi sehingga penduduk di sana banyak yang pindah ke daerah Malabua. Sehingga dibuat suatu pemerintahan atau dasar dari daerah tersebut. Sebab disinilah penduduknya ramai, padahal daerah ini tidak begitu luas. Asal-usul daerah ini bernama Malabua? karena meleburnya masyarakat dari Lambah Dareh, atau berkembangnya masyarakat dari Lambah Dareh ke daerah Malabua, oleh sebab itulah namanya daerah Malabua hingga saat sekarang ini. Versi II Asal usul baa kok Malabua namo daerah ko, sabalum daerah ko banamo malabua, namonyo dulu Bancah Tungka. Kini baru batuka namonyo Malabua, asal usul namo Malabua ko dulu di siko kan ado bancah di bancah ko lauaknyo ndak dapek aka banyak e doh, di tahan lah jariang dek urang di labua-labu e aia tu, lah siapnyo labua-labua e di angkek lah jariang ko kateh tabiang kiro e ndak tanguang banyak dapek lauak dek e doh. Nyo sabuik lah ka kawan-kawannyo sajak tu banyak lah urang mancari lauak di siko. Kalau ado urang batanyo, kama pai mancari lauak ro? Tampek wak malabua patang tu. Sajak tu lakek me namo kampuang ko malabua leh, sampai kini daerah ko banamo jorong malabua. Itulah sejarahnyo Malabua. Asal-usul dinama daerah ini Malabua? Pada zaman dahulu nama daerah ini adalah daerah Bancah Tungka. Namun saat sekarang ini diganti menjadi daerah Malabua. Asal-usul nama daerah ini Malabua yaitu di daerah ini terdapat bancah/air yang tergenang yang di dalamnya terdapat banyak ikan. Di bancah tersebut orang menjaring ikan karena ikannya sangat banyak. Di saat orang sedang 7

11 memasang jaring lalu orang tersebut memukul-mukul (malabua-labua) air tersebut. Setelah airnya dipukul (malabua), lalu jaring tersebut di angkat ke pinggir, sambil mengambil ikan yang tertangkap di jaring tersebut. Lalu diceritakanlah kepada orang-orang yang ada di sana, dan orang-orang tersebut pun ikut mencari ikan di sana. sehingga jika ada orang yang bertanya kemana mencari ikan? Mereka selalu menjawab ke tempat kita Malabua kemaren ungkapnya. Sejak itulah melekat namanya menjadi daerah Malabua hingga sampai saat sekarang ini. Puduang Cerita asal-usul jorong Puduang berawal dari kata Mampuduang (terik matahari yang sangat panas). Pada dahulunya di tempat ini sangatlah panas sehingga orang takut untuk lewat di tempat ini. Karena tidak sanggup menahan panasnya terik matahari. Mampuduang itu adalah bahasa orang di daerah ini, yang artinya terik matahari yang sangat panas. Kata Mampuduang berubah menjadi Puduang karna, kesepakatan dan kebersamaan orang yang tinggal disini menyebutnya jorong Puduang. Maka sampai sekarang nama Jorong ini jorong Puduang. Informan IV Asal-usul namo jorong Puduang. Puduang (mampuduang) adalah ndak tanguang dek anggek e paneh doh. Pado zaman dahulu daerah ko banyak tumbuah padang ilalang di siko. Yo ilalang me yang tumbuah di sikonyo. Ndak adoh gai tumbuhan lain salain ilalang doh. Ilalang ko tinggi lo. Mungkin dek tanahnyo subur. Bahkan urang yang jalan kaki lalu di dalam ilalang tu mambana deknyo. Yo sabana mampuduang angeknyo. Dek samakin anggeknyo urang yang lalu di dalam tu raso ka muntah dek Manahan anggek. Satiok urang yang lalu kadalam tu sadoalah e mangicek raso ka muntah dek manahan angek e paneh. Dek itu di agiah namo daerah ko Puduang. Kalau urang dulu maagiah namo ko kan mudah me nyo. Sampai kini namo daerah ko Puduang jo leh. Asal-usul nama jorong Puduang. Puduang (mampuduang) adalah begitu panasnya terik matahari. Pada zaman dahulu daerah ini hanya ditumbuhi padang ilalang. Hanya ilalang yang tumbuh di daerah ini. Ilalang itu sangatlah tinggi. Bahkan orang yang berjalan kaki lewat disana tidaklah sanggup menahan panasnya terik matahari dan orang tersebut ingin muntah karena menahan panas. Setiap orang yang lewat di sana akan merasakan dan berkata hal yang sama dengan orang yang sebelumnya pernah lewat di tempat tersebut. Karena itulah tempat ini di beri nama jorong Puduang sampai saat ini. Puduang itu adalah terik matahari yang sangat panas (mampuduang). Lubuak Aluang Cerita asal-usul jorong Lubuak Aluang itu karena dahulu banyak orang Lubuk Alung yang merantau dan tinggal di tempat ini untuk berkebun. Sampai saat ini jorong Lubuak Aluang ini hanya di tempatkan oleh orang pendatang dari Lubuk Alung sampai saai ini. Informan V Pado zaman dahulu daerah ko daerah yang ndak maju dan jauh dari permukiman punduduk. Daerah ko Cuma di tumbuhi dek hutan me nyo. Ndak ado urang yang tingga disiko mambarasihan rimbo ko doh. Urang hanyo bakumpua dikota atau di tampek rami me nyo. Akhirnyo ado pendatang yang tibo di tampek tu ingin baladang. Urang ko urang yang akan manjadi pribumi di tampek tu. Lamo-kalamoan nagari batambah maju juo dan penduduk pun samakin batambah banyak. Urang di zaman dulu suko marantau dan mancari kehidupan baru. Datanglah urang dari Lubuak Aluang ka tampek tu, untuk mancari lahan baladang. Dek tanah disitu subur apo me yang di tanam ndak tangguang subur e doh. Tapi, yo sabana banyak musuah e atau binatang yang ado di hutan tu. Dek tu urang Lubuak Aluang ko sapakat untuak tingga di tampek tu untuk baladang. Supayo tanamannyo ndaknyo gaduah dek binatang doh. Katiko urang tu pulang ka kampuang halamannyo dan babaliak ka tampek tu liak. Dek urang ko bacarito di 8

12 kampuangnyo, kironyo banyak urang dari Lubuak Aluang tu pai ka tampek tu. Akhirnyo urang pendatang dari Lubuak Aluang me tingga disiko leh. Sampai saat ko jorongko di huni samo urang pendatang dari Lubuak Aluang. Makonyo dinamoan daerah ko lubuak aluang sampai saat ko. Pada zaman dahulu daerah disini adalah daerah yang tertinggal dan jauh dari permukiman penduduk. Daerah ini hanyalah di tumbuhi oleh hutan lebat dan tidak ada satu orang pun yang menggarap hutan tersebut. Orang hanya berkumpul di kota dan di tempat keramaian. Pada saat itu ada pendatang yang ingin menempati lahan itu untuk berladang. Orang pendatang itu adalah orang yang akan menjadi pribumi di tempat itu. Seiring berjalanya waktu daerah semakin maju dan penduduk pun semakin banyak. Orang pada zaman dahulu suka merantau dan mencari penghidupan yang baru. Datanglah sekelompok ninik mamak dari Lubuak Aluang ke tempat itu guna mencari lahan untuk berladang. Karena tanah di daerah itu sangatlah subur, apapun yang ditanam sangatlah bagus. Tapi, harus berhadapan dengan musuh atau binatang-binatang liar yang ada di hutan tersebut. Maka dari itu pendatang dari lubuak aluang ini memutuskan tinggal di daerah tersebut untuk berladang, supaya tanamannya tidak di ganggu oleh binatang liar. Tidak lama kemudian orang ini pulang ke kampung halamannya dan menceritakan kondisi yang ada di daerah yang dia tempatkan itu. akhirnya ketika ia balik ke daerah itu orang lubuak aluang ini juga banyak berminat untuk ikut kedaerah tersebut dan tinggal di sana. akhirnya daerah ini dipenuhi oleh orang pendatang dari lubuak aluang. Sehingga bisa dikatakan tidak ada orang pribumi yang tinggal disana sampai saat ini. KESIMPULAN Beberapa simpulan yang merupakan temuan pada penelitian tentang sastra lisan cerita asalusul penamaan jorong di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut. 1. Asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan termasuk jenis sastra lisan dalam bentuk cerita prosa rakyat, yaitu legenda setempat. Legenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk tipografi. Bentuk tiposgrafi yakni berbentuk permukaan suatu tempat, apakah berbukit-bukit, berjurang, dan sebagainya. 2. Asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat berdasarkan bentuk daerah dan peristiwa yang bersejarah. Pemberian nama-nama jorong tersebut berdasarkan keputusan bersaman dan di ambil dari alam. Bentuk legenda ini berupa cerita lepas. 3. Setiap cerita tentu mempunyai fungsi. Fungsi tersebut yaitu mengarahkan dan mendidik pendengar dengan nilai-nilai kebaikan yang terdapat di dalamnya, memberikan keindahan bagi pendengar dan pembaca karena sifat keindahanya, juga mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca atau peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk. Serta memiliki ajaran agama yang dapat diteladani oleh pendengar atau pembacanya. SARAN Berkaitan dengan penelitian mengenai asal-usul penamaan jorong di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan simpulan penelitian tentang asal-usul nama jorong di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut. 1. Kepada guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengajar di SMA agar memperkenalkan sastra lebih luas lagi, baik dari media penyampaiannya yang terdiri atas sastra lisan maupun sastra tulis, serta jenis-jenis sastra lisan beserta contonya. Memperkenalkan sastra sejak dini kepada siswa dapat menanamkan fungsi-fungsi pengajaran yang terdapat di dalamnya. 2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya pada wilayah yang luas. 9

13 3. Perlunya didokumentasikan cerita penamaan jorong ini sebagai informasi bagi masyarakat dan untuk generasi berikutnya di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. 4. Diharapkan kepada masyarakat setempat agar mengetahui asal-usul dan fungsi nama jorong di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Menurut hasil penelitian umumnya masyarakat Nagari Bawan tidak mengetahui asal-usul dan fungsi kampungnya sendiri. 5. Bagi pemerintah daerah setempat agar ikut berpatisipasi untuk menjaga dan melestarikan sastra lisan yang merupakan khasanah budaya bangsa. 6. Di samping asal-usul nama jorong, beberapa bentuk sastra lisan lainya di Nagari Bawan atau daerah lainnya di Pasaman Barat sangat membutuhkan adanya penelitian khasanah sastra lisan lainya, seperti ungkapan larangan, petatah-petitih, pantun, mantra dan lain-lain. KEPUSTAKAAN Amir, Adriyetti Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: CV Andi Offset. Mihardja, Ratih Sastra Indonesia: Majas, Saja, Puisi Syair, Pantun, dan Peribahasa. Jakarta: Laskar Aksara. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 10

Tengah atau di luar jam kerja dibayarkan di Bank persepsi yaitu Bank BRI Cabang Pariaman dengan tarif Rp ,00. (Enam Ratus Ribu Rupiah) Dapat

Tengah atau di luar jam kerja dibayarkan di Bank persepsi yaitu Bank BRI Cabang Pariaman dengan tarif Rp ,00. (Enam Ratus Ribu Rupiah) Dapat BAB IV PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TERHADAP RENDAHNYA PERSENTASE PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI BALAI NIKAH KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN 4.1. Faktor Penyebab

Lebih terperinci

Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau

Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Iman Laili Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract: Demonstrative pronouns in Minangkabau language consist of demonstrative

Lebih terperinci

ASAL USUL NAMA TEMPAT DI NAGARI SUNGAI KUNYIK KECAMATAN SANGIR BALAI JANGGO KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL

ASAL USUL NAMA TEMPAT DI NAGARI SUNGAI KUNYIK KECAMATAN SANGIR BALAI JANGGO KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ASAL USUL NAMA TEMPAT DI NAGARI SUNGAI KUNYIK KECAMATAN SANGIR BALAI JANGGO KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) MUJI WIDIANINGSIH

Lebih terperinci

satahu ki urang minag ko dikecekan kareh ndak loo doh, tapi urang minang ko lai

satahu ki urang minag ko dikecekan kareh ndak loo doh, tapi urang minang ko lai Sumber Lain : http://campuslife.suite101.com/article.cfm/understanding_and_coping_with_culture_sho ck.(diakses pada tanggal 17 mei 2012). http://suheimi.article.com/2007/06/syarak-mangato-adat-mamakai-20-2-juni.html.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Peneliti. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. : Peneliti. Universitas Sumatera Utara LAMRAN : eneliti : nforman 1. Rozi Afrilino : Di keluarga Rozi masih kental samo adaik Minang? : Masih. : Kalau Zi basaudara bara urang? : 4, duo cowok, duo cewek. : Zi anak patamo? : yo. : Rozi ado punyo

Lebih terperinci

STRUKTUR, FUNGSI, DAN NILAI BUDAYA LEGENDA ORANG SIBUNIAN GUNUNG SINGGALANG DI PANDAI SIKEK TANAH DATAR

STRUKTUR, FUNGSI, DAN NILAI BUDAYA LEGENDA ORANG SIBUNIAN GUNUNG SINGGALANG DI PANDAI SIKEK TANAH DATAR STRUKTUR, FUNGSI, DAN NILAI BUDAYA LEGENDA ORANG SIBUNIAN GUNUNG SINGGALANG DI PANDAI SIKEK TANAH DATAR Oleh: Yullya Kartika Ayu 1, Nurizzati 2, Zulfikarni 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan

Lebih terperinci

Potensi Dan Hambatan Objek Wisata Di Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung

Potensi Dan Hambatan Objek Wisata Di Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Potensi Dan Hambatan Objek Wisata Di Kecamatan Sumpur Kabupaten Sijunjung Dela 1 Bakarudin 2 Yuherman 3 1. Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2,3. Dosen Pendidikan Gegrafi STKIP PGRI

Lebih terperinci

UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK SKRIPSI ARTIKEL ILMIAH

UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK SKRIPSI ARTIKEL ILMIAH UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK SKRIPSI ARTIKEL ILMIAH AHMAD SYUKRI NPM 09080121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN PRAKATA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN PRAKATA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISTILAH INTISARI ABSTRACT i vi x xiii xvii xviii BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengantar Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekalipun. Keterlibatan remaja atau anak-anak dalam kasus tindak pidana

BAB I PENDAHULUAN. sekalipun. Keterlibatan remaja atau anak-anak dalam kasus tindak pidana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kasus tindak pidana di Indonesia bukan hanya dihadapi oleh individu dengan usia dewasa, tapi juga turut dihadapi oleh remaja bahkan anakanak sekalipun. Keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pekerjaan dan berusaha serta upaya yang bersifat pemberdayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pekerjaan dan berusaha serta upaya yang bersifat pemberdayaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan memerlukan upaya penanganan yang serius dengan penanggulangan kemiskinan yang cepat dan tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting mental atau psikis seseorang. Artinya, calon suami dan istri harus

BAB I PENDAHULUAN. terpenting mental atau psikis seseorang. Artinya, calon suami dan istri harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti ingin menikah dengan pasangan yang dicintainya. Pernikahan harus didasari oleh kesiapan yakni fisik, material dan yang terpenting mental

Lebih terperinci

Nan Tasirek Dalam Balai Adat

Nan Tasirek Dalam Balai Adat Nan Tasirek Dalam Balai Adat Oleh : H.J. Dt. Tungga Nak diulang ulang juo kato sapatah nan manjadi usua pangka dawa, pangka kato indak hilang, kato dahulu batapati, kato kamudian kato bacari, dicari kato

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu di berbagai aspek kehidupan (Fenton, 1998). Lebih lanjut Fenton (1998)

BAB I PENDAHULUAN. individu di berbagai aspek kehidupan (Fenton, 1998). Lebih lanjut Fenton (1998) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skizofrenia adalah gangguan jiwa parah yang sangat mempengaruhi fungsi individu di berbagai aspek kehidupan (Fenton, 1998). Lebih lanjut Fenton (1998) menjelaskan

Lebih terperinci

STURKTUR DAN FUNGSI SOSIAL KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI NAGARI SUNGAI ASAM SICINCIN KECAMATAN 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

STURKTUR DAN FUNGSI SOSIAL KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI NAGARI SUNGAI ASAM SICINCIN KECAMATAN 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN STURKTUR DN FUNGSI SOSIL KEPERCYN MSYRKT DI NGRI SUNGI SM SICINCIN KECMTN 2X11 ENM LINGKUNG KBUPTEN PDNG PRIMN Oleh: Isyatil Mardiah 1, Wisral Chan 2, mril mir 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

Liburan 63. Bab 6. Liburan

Liburan 63. Bab 6. Liburan Liburan 63 Bab 6 Liburan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) mengomentari tokoh cerita Gara-gara Tape Recorder ; 2) memberikan tanggapan dan saran tehadap suatu masalah;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewi (2010) menyatakan bahwa gangguan berbahasa. keterbatasannya untuk memahami pembicaraan orang lain. Selanjutnya, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dewi (2010) menyatakan bahwa gangguan berbahasa. keterbatasannya untuk memahami pembicaraan orang lain. Selanjutnya, beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketidakmampuan seorang anak dalam memahami dan menggunakan simbol-simbol bahasa, baik secara lisan, maupun tulisan untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan keinginannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, kita mengenal adanya siklus hidup, mulai dari dalam kandungan hingga kepada kematian. Berbagai macam peristiwa yang dilalui merupakan saat-saat

Lebih terperinci

Baris Pertanyaan Respon Analisa Refleksi Kode

Baris Pertanyaan Respon Analisa Refleksi Kode RESPONDEN I No Data Pribadi Keterangan 1. Nama Ril Afrizal 2. Usia 21 tahun 3. Jenis Kelamin Laki-laki 4. Agama Islam 5. Alamat Talang Anau, Limapuluh Kota, Sumatera Barat 6. Pekerjaan PNS (pengelola talempong

Lebih terperinci

PENANDA WAKTU DALAM BAHASA MINANGKABAU DAERAH BALAI SELASA KABUPATEN PESISIR SELATAN: KAJIAN STRUKTUR

PENANDA WAKTU DALAM BAHASA MINANGKABAU DAERAH BALAI SELASA KABUPATEN PESISIR SELATAN: KAJIAN STRUKTUR PENANDA WAKTU DALAM BAHASA MINANGKABAU DAERAH BALAI SELASA KABUPATEN PESISIR SELATAN: KAJIAN STRUKTUR Winda¹, Iman Laili 2 Elvina A. Saibi² ¹ Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 724-736 PELAKSANAAN TATA CARA MAKAN ALA PRASMANAN BAGI TUNANETRA X DI KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang,

BAB I PENDAHULUAN. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Menurut Nugroho, 2005:1, bahwa permainan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

ARTIKEL ILMIAH. diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) SASTRA LISAN MANTRA PENANGKAL BISO DI NAGARI TALANG BABUNGO KECAMATAN HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATRA BARAT ARTIKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. upaya penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja (adolescence) merupakan peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seorang anak raja di Pagaruyung yang telah beranjak dewasa meminta izin kepada ayahandanya (Baginda raja) untuk berburu rusa, sebab pada masa itu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008 No. Urut : 06 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bararak adalah suatu tradisi yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala (pengangkatan) penghulu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian (pro posal penelitian) yang telah disetujui oleh dosen pembimbing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian (pro posal penelitian) yang telah disetujui oleh dosen pembimbing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis melakukan berbagai persiapan penelitian diantaranya, terlebih dahulu penulis membuat rancangan

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA ADAT PERKAWINAN DALAM ACARA BATIMBANG TANDO DI KENAGARIAN INDRAPURA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PRINSIP KERJA SAMA ADAT PERKAWINAN DALAM ACARA BATIMBANG TANDO DI KENAGARIAN INDRAPURA KABUPATEN PESISIR SELATAN PRINSIP KERJA SAMA ADAT PERKAWINAN DALAM ACARA BATIMBANG TANDO DI KENAGARIAN INDRAPURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Nola Dahvia 1 ) Gusnetti 2 ) 'Syofiani 2 ) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kecamatan sungai beremas merupakan salah satu daerah di sebelah utara kabupaten pasaman barat dengan luas wilayah sekitar 440,48 km 2 atau 11,33 persen

Lebih terperinci

CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH

CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) RAHMI MAULIDA NPM 11080216

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan ini. Bencana alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan gunung api,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di Indonesia.Provinsi Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Life Posision yang Cenderung Dimiliki Anak Angkat Ditinjau dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Life Posision yang Cenderung Dimiliki Anak Angkat Ditinjau dalam BAB IV HASIL PENELITIAN A. Life Posision yang Cenderung Dimiliki Anak Angkat Ditinjau dalam Konseling Analisis Transaksional 1. Deskripsi Data Lapangan a. Keluarga SH SH adalah seorang anak laki-laki yang

Lebih terperinci

NILAI ESTETIKA CERITA RABAB PESISIR SELATAN KABA GADIH BASANAI YANG DINYANYIKAN OLEH PIRIN ASMARA

NILAI ESTETIKA CERITA RABAB PESISIR SELATAN KABA GADIH BASANAI YANG DINYANYIKAN OLEH PIRIN ASMARA 1 NILAI ESTETIKA CERITA RABAB PESISIR SELATAN KABA GADIH BASANAI YANG DINYANYIKAN OLEH PIRIN ASMARA Oktia Ranti Saputri 1, Hasnul Fikri 2, Syofiani 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL

PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh: MELISA 11060280 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dendang yang terdapat dalam Tari Adok merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dendang yang terdapat dalam Tari Adok merupakan salah satu bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dendang yang terdapat dalam Tari Adok merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa oleh masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau merupakan kelompok masyarakat

Lebih terperinci

PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR.

PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR. PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR Yenti 1, Elvina A. Saibi 2, Iman Laili 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III KOTA PADANG DAN FENOMENA PRAKTIK KAWIN LARI; SEBUAH TINJUAAN SOSIOLOGIS HUKUM PERKAWINAN. 1. Mengenal Sejarah dan Geografi Kota Padang

BAB III KOTA PADANG DAN FENOMENA PRAKTIK KAWIN LARI; SEBUAH TINJUAAN SOSIOLOGIS HUKUM PERKAWINAN. 1. Mengenal Sejarah dan Geografi Kota Padang BAB III KOTA PADANG DAN FENOMENA PRAKTIK KAWIN LARI; SEBUAH TINJUAAN SOSIOLOGIS HUKUM PERKAWINAN A. Gambaran Umum Masyarakat Kota Padang 1. Mengenal Sejarah dan Geografi Kota Padang Kota Padang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR ANAK KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DI KENAGARIAN SUNUR KECAMATAN NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Ayu Wahyuni 1), Gusnetti 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 1. Sesampainya di ladang, Kancil segera mencari tempat yang tersembunyi. Saat itu Pak Tani sedang menanam timun. Kata kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU

PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Budaya pada Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman terletak di antara 100º 21 00 Bujur Timur atau 0º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna ungkapan larangan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jam gadang landamarknya Bukittinggi, baik bagi masyarakat lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. jam gadang landamarknya Bukittinggi, baik bagi masyarakat lokal maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah lama luput dari perhatian pers, pada tahun 2013 Koto Gadang hadir kembali sebagai pusat perhatian baru bagi publik. Alasannya karena pembangunan great wall.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (dalam Noviatri dan Reniwati 2010:4), pada komponenkomponen bahasa manusia, baik bahasa yang dipakai manusia di masa lampau, maupun sekarang, dijumpai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal bahwa tradisi lisan masih hidup di berbagai suku bangsa di Indonesia. Tradisi lisan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung menggunakan ragam lisan. Dalam ragam lisan terdapat kekhususan atau kekhasan suatu bahasa. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, merupakan sebuah kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau. Bahkan pada masa keemasannya

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin

BAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin BAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK 1.1. Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin Wilayah Nagari Air Dingin adalah salah satu Nagari yang ada di Propinsi Sumatra Barat. memiliki

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SAKO UTARA KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH CITRA YULDESRI NPM

DEIKSIS DALAM BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SAKO UTARA KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH CITRA YULDESRI NPM DEIKSIS DALAM BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SAKO UTARA KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH CITRA YULDESRI NPM 1108149 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH

Lebih terperinci

PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT MINANGKABAU DI KELURAHAN SIMPANG RUMBIO KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK

PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT MINANGKABAU DI KELURAHAN SIMPANG RUMBIO KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT MINANGKABAU DI KELURAHAN SIMPANG RUMBIO KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK SANDRA VERMAYANTI ABSTRACT This research is motivated by the lack of scientific and empirical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

KEPASTIAN HUKUM BAGI TANAH ULAYAT MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT Oleh: Ridho Afrianedy,SHI, Lc (Hakim PA Sungai Penuh)

KEPASTIAN HUKUM BAGI TANAH ULAYAT MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT Oleh: Ridho Afrianedy,SHI, Lc (Hakim PA Sungai Penuh) KEPASTIAN HUKUM BAGI TANAH ULAYAT MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT Oleh: Ridho Afrianedy,SHI, Lc (Hakim PA Sungai Penuh) Latar Belakang Tak sekali terjadi konflik horizontal di tengah masyarakat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN A. PENGANTAR Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu unsur dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara umum, PkM tidak hanya untuk

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu. Tarsin (70) kelelahan. Matanya menatap lesu. Memegang ember berisi lhem, atau sisa tetes getah karet alam, ia duduk di bawah pohon karet di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara XIX di Sedandang, Pageruyung,

Lebih terperinci

Sefridanita 1, Nurizzati 2, Zulfikarni 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang. Abstract

Sefridanita 1, Nurizzati 2, Zulfikarni 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang. Abstract KATEGORI DAN FUNGSI SOSIAL UNGKAPAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT LARANG PANTANG CALON PENGANTIN PEREMPUAN DI NAGARI BARUNG-BARUNG BALANTAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Sefridanita 1, Nurizzati

Lebih terperinci

Status Sistem. Aktivitas. Progress download DI-AKTIFKAN. Downloading Data yang diperlukan 67%...

Status Sistem. Aktivitas. Progress download DI-AKTIFKAN. Downloading Data yang diperlukan 67%... Status Sistem DI-AKTIFKAN Di saat aku membuka mataku, yang terlihat pertama kali adalah tiga kata tersebut. Kata-kata ini terlihat melayang dengan cahaya biru di depan mataku. Tidak membutuhkan waktu lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

DEIKSIS BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG LAWEH KECAMATAN BATIPUH BARUAH KABUPATEN TANAH DATAR

DEIKSIS BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG LAWEH KECAMATAN BATIPUH BARUAH KABUPATEN TANAH DATAR DEIKSIS BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG LAWEH KECAMATAN BATIPUH BARUAH KABUPATEN TANAH DATAR Rino Jili Wandi 1), Marsis 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kenegerian Rumbio Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pemimpin adat kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk Ulak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Minangkabau kita kenal sebagai sebuah suku yang mayoritas masyarakatnya berasal dari wilayah Provinsi Sumatera Barat. Orang Minangkabau juga sangat menonjol

Lebih terperinci

METODE - PENELITIAN. Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Daerah Irigasi Batang Anai tepatnya di Desa Pasir

METODE - PENELITIAN. Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Daerah Irigasi Batang Anai tepatnya di Desa Pasir METODE - PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Daerah Irigasi Batang Anai tepatnya di Desa Pasir Lawas Kecamatan Lubuk Alung Padar~g Pariaman Sumatera Barat. Desa ini merupakan kawasan

Lebih terperinci

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole. Hampir sore, saat Endra berada di hutan bedugul. Jari-jari lentik sinar matahari menembus kanopi puncak pepohonan menerangi kerimbunan hutan. Suara burung mengiringi langkahnya menembus batas hutan terlarang.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan interkasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik lisan maupun tulisan. Sebelum mengenal tulisan komunikasi yang sering

Lebih terperinci

PENYEBAB UNMET NEED KB DARI SUDUT PANDANG BUDAYA MINANGKABAU DI NAGARI LAMBAH KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM

PENYEBAB UNMET NEED KB DARI SUDUT PANDANG BUDAYA MINANGKABAU DI NAGARI LAMBAH KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM PENYEBAB UNMET NEED KB DARI SUDUT PANDANG BUDAYA MINANGKABAU DI NAGARI LAMBAH KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM Fahrunnisa 1, Agus Meilinda 2 1 RS Harapan Bunda Batam, Indonesia 2 Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PENGEMBANGAN WACANA IKLAN PERSUASI BERBAHASA MINANGKABAU DI RADIO DAMAI FM KOTA PARIAMAN SUMATERA BARAT

ANALISIS TEKNIK PENGEMBANGAN WACANA IKLAN PERSUASI BERBAHASA MINANGKABAU DI RADIO DAMAI FM KOTA PARIAMAN SUMATERA BARAT ANALISIS TEKNIK PENGEMBANGAN WACANA IKLAN PERSUASI BERBAHASA MINANGKABAU DI RADIO DAMAI FM KOTA PARIAMAN SUMATERA BARAT Parina 1, Eriza Nelfi 2, Elvina A. Saibi 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan BAB IV KESIMPULAN Kota Sawahlunto terletak sekitar 100 km sebelah timur Kota Padang dan dalam lingkup Propinsi Sumatera Barat berlokasi pada bagian tengah propinsi ini. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto

Lebih terperinci

LAYANAN PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR (STUDI KASUS DI SD NEGERI 03)

LAYANAN PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR (STUDI KASUS DI SD NEGERI 03) Volume 4 Nomor 1 Maret 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :1-14 LAYANAN PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR (STUDI KASUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia disebut sebagai mahkluk yang sempurna. Sebagai makhluk yang berpikir manusia dibekali rasa ingin tahu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tradisi lisan merupakan warisan budaya nenek moyang yang merefleksikan karakter masyarakat pendukung tradisi tersebut. Signifikansi tradisi lisan dalam kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Minangkabau di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN PANTUN MINANGKABAU KARYA H. IDRUS HAKIMY DT RAJO PENGHULU ARTIKEL ILMIAH HARMULIS NPM

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN PANTUN MINANGKABAU KARYA H. IDRUS HAKIMY DT RAJO PENGHULU ARTIKEL ILMIAH HARMULIS NPM NILAI-NILAI SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN PANTUN MINANGKABAU KARYA H. IDRUS HAKIMY DT RAJO PENGHULU ARTIKEL ILMIAH HARMULIS NPM 10080119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT Menimbang:a. bahwa dalam Undang - undang Nomor

Lebih terperinci

Pagi kembali, senja menanti Si adik lahir, yang lain pergi Aku tak tahu mengapa ada yang pergi tak kembali Kata Ibu, yang pergi menjadi kenangan

Pagi kembali, senja menanti Si adik lahir, yang lain pergi Aku tak tahu mengapa ada yang pergi tak kembali Kata Ibu, yang pergi menjadi kenangan SAJAK USIA Hari berulang, tanggal kembali Tahun berubah, usia bertambah Aku tak tahu ke mana arah langkah Dalam angan-angan semuanya indah Pagi kembali, senja menanti Si adik lahir, yang lain pergi Aku

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan diekemukakan simpulan, implikasi, dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian. Simpulan, implikasi, dan rekomendasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan sosial dan budaya manusia. Karya sastra merupakan hasil karya seni manusia

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Oleh: Mentari Nurul Nafifa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mentarinurul.93@gmail.com

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus III.1 Sekilas Tentang Ciptagelar III.1.1 Bentang Alam di Daerah Kasepuhan Ciptagelar

Bab III Studi Kasus III.1 Sekilas Tentang Ciptagelar III.1.1 Bentang Alam di Daerah Kasepuhan Ciptagelar Bab III Studi Kasus III.1 Sekilas Tentang Ciptagelar Kasepuhan Ciptagelar merupakan komunitas masyarakat yang masih memegang teguh adatnya yaitu adat Banten Kidul. Dan Ciptagelar bisa dikatakan sebagai

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Cerita rakyat bagi masyarakat Minangkabau berperan penting bagi kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Cerita rakyat bagi masyarakat Minangkabau berperan penting bagi kehidupannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat merupakan salah satu dari sekian banyak ragam tradisi lisan di Minangkabau. Cerita rakyat bagi masyarakat Minangkabau berperan penting bagi kehidupannya.

Lebih terperinci

FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT BATU BUJANG LENGONG DI NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK

FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT BATU BUJANG LENGONG DI NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT BATU BUJANG LENGONG DI NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Nofel Efanita 1, Bakhtaruddin 2, Hamidin 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universit

Lebih terperinci