CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH"

Transkripsi

1 CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) RAHMI MAULIDA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG Nama : Rahmi Maulida NPM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Institusi : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, Oktober 2016 Disetujui Oleh: Pembimbing I Pembimbing II Putri Dian Afrinda, M.Pd. Suci Dwinitia, M.Pd.

3 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG Nama : Rahmi Maulida NPM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Institusi : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, Oktober 2016 Disahkan Oleh: Pembimbing I Pembimbing II Putri Dian Afrinda, M.Pd. Suci Dwinitia, M.Pd. Diketahui Oleh: Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Iswadi Bahardur, S.S., M.Pd.

4 MIXED CODE LANGUAGE TEACHERS IN TEACHING AND LEARNING IN MTSN LUBUK BUAYA PADANG By Rahmi Maulida 1, Putri Dian Afrinda, M.Pd 2, and Suci Dwinitia, M.Pd 3, 1 Student major indonesian deparment and indonesia literature 2,3 Lecture indonesia deparment and indonesia literature STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT In the world of education, code-mixing can still be met, especially in interaction and learning in schools. The presence of elements of the regional languages in commucation Minangkabau language teacher during the learning process into the background in this study. The purpose of research, namely, (1) to describe the form of units of language are experiencing mixed code language teachers in teaching and learning in MTsN Lubuk Buaya Padang, (2) to describe the type of code-mixing language teacher who often appear in teaching and learning in MTsN Lubuk Buaya Padang, (3) to describe the cause of the mixed code language teachers in teaching and learning in Lubuk Buaya MTsN Padang. The research is a qualitative descriptive method and background of this research is MTsN Lubuk Buaya Padang. Entries research is mixed code language teachers in teaching and learning in Lubuk Buaya MTsN Padang. The presence of investigators is as an observer of people who did not mix code. The informants of this research is the Indonesian teachers who teach in the classroom VII.2, VII.6, VIII.6 and which amounted to three people. The main instrument of this study is the researchers themselves. Technique of legitimacy of the data used is persistence / constancy observations. The results showed that the shape of the language units experiencing mixed code is in the form of the insertion of the elements of intangible word, phrase, baster, clause. Mixed type code found is the kind of code-mixing in and out. The cause of code-mixing for the identification of varieties, as well as the desire to explain and interpret the causes of code-mixing. Based on data in its entirety concluded that the form of code-mixing is frequently used code-mixing in the form of the insertion of the elements of intangible word, kind of mixed code is widely available in this study is a kind of code-mixing in, as well as the desire to explain and interpret the cause of interference codes that are widely available in mixed code language teachers in teaching and learning in Lubuk Buaya MTsN Padang. Keywords: Code-Mixing

5 CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG Rahmi Maulida 1, Putri Dian Afrinda, M.Pd 2, dan Suci Dwinitia, M.Pd 3, 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2,3 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Dalam dunia pendidikan, campur kode masih dapat kita temui, khususnya dalam interaksi belajar mengajar di sekolah. Terdapatnya unsur-unsur bahasa daerah yakni bahasa Minangkabau di dalam komuikasi guru pada saat proses belajar mengajar menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Tujuan penelitian yaitu, (1) untuk mendeskripsikan bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang, (2) untuk mendeskripsikan jenis campur kode bahasa guru yang sering muncul dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang, (3) untuk mendeskripsikan penyebab terjadinya campur kode bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif dan latar penelitian ini adalah MTsN Lubuk Buaya Padang. Entri penelitian adalah campur kode bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Kehadiran peneliti adalah sebagai pemerhati orang yang melakukan campur kode. Adapun informan dari penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII.2, VII.6, dan VIII.6 yang berjumlah tiga orang. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah ketekunan/keajegan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur yang berujud kata, frase, baster, klausa. Jenis campur kode yang ditemukan adalah jenis campur kode ke dalam dan ke luar. Penyebab terjadinya campur kode karena identifikasi ragam, serta karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan merupakan penyebab terjadinya campur kode. Berdasarkan data secara keseluruhan disimpulkan bahwa bentuk campur kode yang sering digunakan adalah campur kode berupa penyisipan unsur-unsur yang berujud kata, jenis campur kode yang banyak terdapat dalam penelitian ini adalah jenis campur kode ke dalam, serta keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan merupakan penyebab terjadinya campur kode yang banyak terdapat dalam campur kode bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Kata Kunci: Campur Kode

6 I. PENDAHULUAN Bahasa adalah bagian dari kebutuhan pokok manusia. Manusia yang terampil mengolah, menata, dan menggunakan bahasa dengan baik dan benar akan dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik dan lebih berkualitas. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, keinginan, dan lain-lain sebagainya. Semua kegiatan manusia yang dilakukan sehari-hari tidak terlepas dari penggunaan bahasa sebagai komunikasinya. Penggunaan bahasa tersebut juga terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam ranah pendidikan, bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar (PBM). Bahasa menjadi media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Melalui bahasa, siswa dapat memahami apa yang disampaikan guru. Melalui bahasa pula, siswa dapat mengatasi kesulitannya dalam proses pembelajaran. Dibutuhkan proses mengajar bahasa Indonesia yang kreatif dan bervariasi agar siswa mampu menanggapi kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dituntut dari seorang pengajar tidak hanya teori saja, melainkan juga keterampilan siswa dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Eksistensi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran memang perlu dipertahankan. Namun ada beberapa hal yang harus diingat bahwa berdasarkan aspek linguistik, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bilingual (dwibahasa) yang menguasai lebih dari satu bahasa, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing (Nababan, 1989:27). Masyarakat yang dwibahasa akan mengalami kontak bahasa sehingga melahirkan campur kode.nababan (1989:28), memaparkan bahwa campur kode adalah pencampuran dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam satu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut pencampuran bahasa.di dalam campur kode ada bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode. Pateda (dalam Nursaid dan Maksan, 2002:122), mejelaskan enam ujud satuan bahasa yang mengalami canpur kode; 1) penyisipan unsur-unsur yang berujud kata, 2) penyisipan unsur-unsur yang berujud frase, 3) penyisipan unsur-unsur yang berujud bentuk baster, 4) penyisipan unsur-unsur yang berupa perulangan kata, 5) penyisipan unsurunsur yang berujud ungkapan atau idiom, 6) penyisipan unsur-unsur yang berujud klausa. Campur kode juga terbagi menjadi dua jenis, campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode ke luar (out code mixing) (Nursaid dan Maksan, 2002:112).Campur kode juga terjadi dikarenakan ada alasan dan penyebab terjadinya. Suwito (1983:77), memaparkan bahwa penyebab terjadinya campur kode yaitu; 1) identifikasi peranan, 2) identifikasi ragam, dan 3) keinginan untuk menjelaskan dan memaparkan. Dalam dunia pendidikan, campur kode masih dapat kita temui, khususnya dalam interaksi belajar mengajar di sekolah.hal ini bisa terjadi karena warga sekolah menguasai lebih dari satu bahasa.dari observasi awal di sekolah MTsN Lubuk Buaya Padang ditemukan bahwa dalam proses belajar mengajar masih terdapat unsur-unsur bahasa daerah yakni bahasa Minangkabau di dalam komunikasi guru pada saat proses belajar mengajar. Misalnya, Kamu (guru menunjuk salah seorang murid), tugas yang ibuk suruh kerjakan tadi alah dikarajoan? (Kamu, tugas yang ibuk suruh kerjakan tadi sudah dikerjakan?). Dari kalimat tersebut diketahui bahwa terjadi campur kode ke dalam dari bahasa Indonesia ke bahasa Minangkabau. Hal ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi mengingat latar belakang siswa yang sebagian besar menguasai bahasa Minangkabau sebagai bahasa pertama (bahasa ibu). Seorang pendidik diharapkan menjadi contoh teladan bagi siswa dalam berkomunikasi.guru sebagai tenaga pendidik dituntut memperdalam pengetahuannya mengenai keterampilan berbahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan situasi tuturan yang seharusnya. Hal ini karena situasi sangat mempengaruhi ragam bahasa yang dilakukan. Penggunaan bahasa yang komunikatif dalam proses belajar mengajar sangat penting demi tercapainya hasil pembelajaran yang berkualitas. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan bahasa yang komunikatif tanpa penyerapan unsurunsur bahasa lain yang nantinya akan membingungkan pemahaman siswa. Berkaitan dengan peristiwa kebahasaan campur kode yang ditemukan, maka penelitian ini akan berhubungan dengan campur kode yaitu Campur Kode Bahasa Guru dalam Proses Belajar Mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Moleong (2006:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku persepsi motivasi dengan cara mendeskripsikan bentuk kata-kata dan bahasa pada satu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian

7 kualitatif digunakan agar mendapatkan gambaran yang luas dan mendalam. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan yang teliti secara rinci dan dibentuk dengan kata-kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong (2006:11) metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan jalan menganalisis data yang sudah dikumpulkan berupa kata-kata lisan (ujaran) langsung dari objek yang diamati. III.HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa, dibantu dengan alat perekam dan pengamatan terhadap bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2016 sampai dengan 1 April Selain itu bahasa guru juga diidentifikasi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode, jenis campur kode, dan penyebab terjadinya campur kode. Identifikasi dilakukan pada setiap bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. 1. Campur Kode Berujud Kata Penyisipan unsur-unsur campur kode berujud kata dapat dilihat pada beberapa data berikut ini. a beda novel jo buku yang lainnyo? (D-10) Berdasarkan data 10 (D-10) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata pada kata a dan jo. Kata a dan jo pada bahasa daerah Minangkabau bearti apa dan tidak dalam bahasa Indonesia. tolong ambiak novel di dalam dus dakek meja ibuklah! (D-15) Dalam data 15 (D-15) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata pada kata ambiak dan dakek. Kata ambiak dan dakek dalam bahasa daerah Minangkabau sama artinya dengan ambil dan dekat pada bahasa Indonesia. kemudian setelah dari Padang lalu ke MAN Insan Cendekia, dari MAN Insan Cendekia lanjuiek ke Kairo, dari Kairo dia melanglangbuana ke Mesir dan lain sebagainya. (D-28) Berdasarkan data 28 (D-28) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata pada kata lanjuiek. Kata lanjuiek dalam bahasa daerah Minangkabau sama artinya dengan lanjut pada bahasa Indonesia. Kalau iko menceritakan, kalau iko? (D-32) Pada data 32 (D-32) campur kode yang terjadi adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata pada kata iko. Kata iko dalam bahasa daerah Minangkabau sama artinya dengan ini pada bahasa Indonesia. 2. Campur Kode Berujud Frase Penyisipan unsur-unsur campur kode berujud frase ini dapat dilihat pada beberapa data berikut ini. Nah, dari segi tema buku ko lai bisa wak cari temanya. (D-39) Berdasarkan data 39 (D-39) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase pada frase ko lai. Frase ko lai dalam bahasa daerah Minangkabau sama artinya dengan ini ada pada bahasa Indonesia. Bagaimana seorang itu dikatakan tokoh utama atau tokoh sentral, kalau inyo se yang banyak masuk dalam cerita. (D-72) Pada data 72 (D-72) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase pada frase inyo se. Frase inyo se dalam bahasa daerah Minangkabau sama artinya dengan dia saja pada bahasa Indonesia. Unsur intrinsik apo se yang ibuk jalehan tadi buek di bawahnya unsur intrinsik kemudian jelaskan di bawahnya. (D-120). Berdasarkan data 120 (D-120) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase pada frase apo se. Frase apo se dalam bahasa daerah Minangkabau sama artinya dengan apa saja pada bahasa Indonesia. 3. Campur Kode Berujud Baster (Hibridis) Campur kode yang berujud baster ini dapat dilihat pada uraian data berikut.

8 a beda novel jo buku yang lainnyo? (D-10) Dalam data 10 (D-10) ditemukan bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud baster (hibridis) pada kosakata lainnyo. iko pengarangnyo Syekh Ibrahim dan H. Darsono. (D-26) Pada data 26 (D-26) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud baster (hibridis) pada kosa kosakata pengarangnyo. misalnyo Rehan, Rehan waktu dulu, waktu kecil dia sekolah di Solok, sampai di MTs Solok kemudian pindah ke kota Padang. (D-27) Dalam data 27 (D-27) ditemukan bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud baster (hibridis) pada kosakata misalnyo. 4. Campur Kode Berujud Klausa Pada temuan penelitian ditemukan hanya satu data bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode berujud klausa saja. Seperti terlihat pada uraian berikut. Kini buek bara dapeknyo dek awak, tidak harus betul langsung. (D-166) Berdasarkan data 166 (D-166) terdapat campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud klausa pada klausa kini buek bara dapeknyo dek awak. Klausa kini buek bara dapeknyo dek awak dalam bahasa daerah memiliki arti sekarang buat berapa dapatnya oleh kita dalam bahasa Indonesia. 5. Jenis Campur Kode a. Campur Kode ke Dalam (inner code mixing) Berdasarkan temuan penelitian, ditemukan jenis campur kode ke dalam dari masingmasing bentuk campur kode berujud kata, frase, baster (hibridis), dan klausa pada bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Jenis campur kode ke dalam tersebut terlihat dari beberapa data pada uraian berikut. Bagaimana seorang itu dikatakan tokoh utama atau tokoh sentral, kalau inyo se yang banyak masuk dalam cerita. (D-72) Berdasarkan data 72 (D-72) jenis campur kode adalah campur kode ke dalam pada bentuk campur kode berujud frase. Campur kode yang terjadi antara bahasa Indonesia dengan penyisipan bahasa daerah Minangkabau berujud frase inyo se. misalnyo Rehan, Rehan waktu dulu, waktu kecil dia sekolah di Solok, sampai di MTs Solok kemudian pindah ke kota Padang. (D-27) Dalam data 27 (D-27) jenis campur kode adalah campur kode ke dalam pada bentuk campur kode berujud baster (hibridis). Campur kode yang terjadi antara bahasa Indonesia dengan penyisipan bahasa daerah Minangkabau berujud baster (hibridis) misalnyo. b. Campur Kode ke Luar (out code mixing) Jenis campur kode ke luar ini berdasarkan temuan penelitian hanya ditemukan dalam bentuk campur kode berujud kata sebanyak dua data pada bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Jenis campur kode ke luar tersebut terlihat dari uraian berikut ini. alhamdulillah akhirnya kita ketemu lagi e dalam keadaan sehat semua anak-anak ibuk? (D-188) Berdasarkan data 188 (D-188) jenis campur kode adalah campur kode ke luar yaitu antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia. Penyisipan campur kode dengan jenis campur kode ke luar tersebut terdapat pada kosa kata alhamdulillah dalam bahasa Arab yang berarti segala puji bagi Allah dalam bahasa Indonesia. iya double namanya? (D-214) Berdasarkan data 214 (D-214) jenis campur kode adalah campur kode ke luar yaitu antara bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Penyisipan campur kode dengan jenis campur kode ke luar tersebut terdapat pada kosa kata double dalam bahasa Inggris yang berarti dua kali lipat dalam bahasa Indonesia. 6. Penyebab Terjadinya Campur Kode a. Identifikasi ragam Berikut ini beberapa contoh data campur kode dengan penyebab terjadinya karena identifikasi ragam.

9 alhamdulillah akhirnya kita ketemu lagi e dalam keadaan sehat semua anak-anak ibuk? (D-188) Penyebab terjadinya campur kode pada data 188 (D-188) adalah identifikasi ragam pada bentuk campur kode berujud kata. iya double namanya? (D-214) Penyebab terjadinya campur kode pada data 214 (D-1214) adalah identifikasi ragam pada bentuk campur kode berujud kata. b. Keinginan Untuk Menjelaskan dan Menafsirkan Berikut ini beberapa data campur kode dengan penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. kemudian setelah dari Padang lalu ke MAN Insan Cendekia, dari MAN Insan Cendekia lanjuiek ke Kairo, dari Kairo dia melanglangbuana ke Mesir dan lain sebagainya. (D-28) Penyebab terjadinya campur kode pada data 28 (D-28) dikarenakan keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan pada bentuk campur kode berujud kata. jadi kalau awak minum ubek jangan melampaui dosis. (D-147) Penyebab terjadinya campur kode pada data 147 (D-147) dikarenakan keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan pada bentuk campur kode berujud kata. B. Analisis Data 1. Campur Kode Berujud Kata, Jenis, dan Penyebab terjadinya Campur Kode Pada campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata, penyebab terjadinya campur kode yang banyak ditemukan adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan, sedangkan penyebab terjadinya campur kode karena identifikasi peran hanya beberapa data saja yang ditemukan. Penyebab terjadinya campur kode karena identifikasi peranan tidak ditemukan pada campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata ini. Berikut ini analisis data campur kode berujud kata beserta jenis campur kode dan penyebab terjadinya campur kode. a beda novel jo buku yang lainnyo? (D-10) Berdasarkan data 10 (D-10) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata a dan jo dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata a dan jo merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti apa dan dengan dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru menjelaskan pelajaran mengenai novel, kemudian guru bertanya kepada siswa tentang perbedaan novel dan buku. tolong ambiak novel di dalam dus dakek meja ibuklah! (D-15) Dalam data 15 (D-15) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan adalah pada kata ambiak dan dakek dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata ambiak dan dakek merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti ambil dan dekat dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru menyuruh salah seorang siswanya keruangan guru untuk mengambil novel yang akan dijadikan contoh pelajaran ketika itu. kemudian setelah dari Padang lalu ke MAN Insan Cendekia, dari MAN Insan Cendekia lanjuiek ke Kairo, dari Kairo dia melanglangbuana ke Mesir dan lain sebagainya. (D-28) Berdasarkan data 28 (D-28) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata lanjuiek dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata lanjuiek merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti melanjutkan dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru menjelaskan pelajaran kepada siswa dengan cara bercerita tentang khayalan perjalan hidup salah seorang siswanya.

10 Kalau iko menceritakan, kalau iko? (D-32) Pada data 32 (D-32) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan adalah pada kata iko dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata iko merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti ini dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru bertanya perbedaan novel dengan buku paket kepada siswa dengan cara memperlihatkan langsung novel dan buku paket tersebut di depan siswanya. bisa. Nah, dari segi tema buku ko lai bisa wak cari temanya. (D-39) Bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode pada data 39 (D-39) adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan pada kata wak dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata wak merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti kita dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru bertanya kepada siswa tentang bisa atau tidaknya mencari tema dari buku yang diperlihatkan guru kepada siswa. Misalnya tokoh utamonyo Rehan Aulia teman akrabnya berarti masuk dikatakan tokoh bawahan. (D-71) Dalam data 71 (D-71) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan adalah pada kata utamonyo dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata utamonyo merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti terpenting dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru menjelaskan pelajaran mengenai tokoh dengan menjadikan siswanya sebagai contoh dalam pelajaran mengenai tokoh. supayo pembaca paham kemudian ada nilai-nilai kebaikan yang bisa diambil dalam ceri, cerita. (D-101) Bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode pada data 101 (D-101) adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan pada kata supayo dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata supayo merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti supaya dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru bertanya kepada siswa tentang bisa atau tidaknya mencari tema dari buku yang diperlihatkan guru kepada siswa. lai Rehan Majib pernah mendengar gaya bahasa hiperbola? Hiperbola? (D-108) Pada data 108 (D-108) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan adalah pada kata lai dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata lai merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti ada dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru bertanya kepada seorang siswa tentang gaya bahasa hiperbola. Unsur intrinsik apo se yang ibuk jalehan tadi buek di bawahnya unsur intrinsik kemudian jelaskan di bawahnya. (D-120) Berdasarkan data 120 (D-120) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata jalehan dan buek dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata jalehan dan buek merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti jelaskan dan lakukan dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan saat itu. Jadi ado panah-panahnya, ada arah-arahnya. (D-122) Bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode pada data 122 (D-122) adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan pada kata ado dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata ado merupakan bahasa daerah Minangkabau yang

11 berarti ada dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru meunjuk gambar yang ada di dinding kelas tentang struktur anggota kelas dan menjelaskan kepada siswa kalau tugas yang diberikan saat itu strukturnya seperti gambar tersebut. Walaupun ndak nampak dek guru dari sinan, tapi ananda keluar itu tau umumnya delapan limanya kesini keluarnya, ya kan? (D-124) Dalam data 124 (D-124) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata sinan dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata sinan merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti sana dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menasehati siswa agar tidak keluar lagi dari kelas pada saat proses belajar tengah berlangsung. Masing-masing punya LKS punya buku paket, baco buku paket wak. (D-130) Pada data 130 (D-130) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan adalah pada kata baco dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata baco merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti baca dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menyuruh siswa untuk membaca LKS yang mereka siswa. Sekarang siapkan oleh Rehan, lah Rehan? (D-134) Bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode pada data 134 (D-134) adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan pada kata lah dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata lah merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti sudah dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa setelah proses pembelajaran selesai. Maka dari itu, coba perhatikan! Karna hasil, maka materi itu diulang baliak. (D-137) Berdasarkan data 137 (D-137) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata baliak dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata baliak merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti kembali dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru memberitahukan hasil dari ujian siswa dan guru tersebut menyuruh siswa untuk mengulang kembali ujian saat itu. jadi, kalau awak mubazir atau boros menggunakan kata, sarupo kata banyak ini. (D-143) Dalam data 143 (D-143) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata awak dan sarupo dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata awak dan sarupo merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti kita dan serupa dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menjelaskan kepada siswa untuk tidak boros menggunakan kata. jadi kalau awak minum ubek jangan melampaui dosis. (D-147) Bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode pada data 147 (D-147) adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan pada kata ubek dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata ubek merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti obat dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menjelaskan kepada siswa bagaimana atuaran dalam minum obat.

12 siapa lagi, sia yang ndak juo mangarati, siapa yang belum mengerti ini? (D-181) Dalam data 181 (D-181) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata sia dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata sia merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti siapa dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru bertanya kepada siswa tentang siapa saja yang belum mengerti tentang pelajaran saat itu. alhamdulillah akhirnya kita ketemu lagi e dalam keadaan sehat semua anak-anak ibuk? (D-188) Pada data 188 (D-188) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan adalah pada kata alhamdulillah dalam bahasa asing yaitu bahasa Arab. Kata alhamdulillah merupakan bahasa Arab yang berarti segala puji bagi Allah dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke luar. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena identifikasi ragam. Campur kode ini terjadi ketika guru membuka pelajaran dengan menanyakan kepada siswa bagaimana keadaannya disaat itu. Belum dicigok ya, belum. (D-197) Dalam data 197 (D-197) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata cigok dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata cigok merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti lihat dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru bercanda kepada siswa tentang hasil ujian siswa yang belum dilihat oleh guru tersebut. sama dengan tugas yang kapatang tugas yang kemarin. (D-198) Berdasarkan data 198 (D-198) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata kapatang dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata kapatang merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti kemaren dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menjelaskan tentang tugas yang dikerjakan saat itu sama dengan tugas yang sebelumnya telah diberikan oleh guru tersebut. iya double namanya? (D-214) Bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode pada data 214 (D-214) adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan pada kata double dalam bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Kata double merupakan bahasa Inggris yang berarti dua kali lipat dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke luar. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena identifikasi ragam. Campur kode ini terjadi ketika guru menjelaskan kembali kata-kata yang sebelumnya telah diucapkannya kepada siswa. Manga dicabut? (D-220) Berdasarkan data 220 (D-220) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata manga dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata manga merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti kenapa dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru marah kepada salah seorang siswa karena mencabut kartu yang ada dihandphone siswa yang dimintanya saat itu. Kalau eksplanasi ada bara? (D-227) Berdasarkan data 227 (D-227) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata bara dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata bara merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti berapa dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi

13 adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pelajaran saat itu. Apo sayang? (D-231) Dalam data 231 (D-231) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah pada kata apo dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata apo merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti apa dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru bertanya kembali kepada siswa yang sebelumnya telah bertanya kepada guru tersebut. Rizki, Rizki kerjakan observasi, bisuak kerjakan eksplanasi. (D-232) Bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode pada data 214 (D-214) adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata. Campur kode berujud kata yang ditemukan pada kata bisuak dalam bahasa daerah Minangkabau. Kata bisuak merupakan bahasa daerah Minangkabau yang berarti besok dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode yang terjadi adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi ketika guru menyuruh siswa mengerjakan tugas yang diberikan saat itu. 2. Campur Kode Berujud Frase, Jenis Campur Kode, dan Penyebab Terjadinya Campur Kode Jenis campur kode berujud frase ini semuanya adalah jenis campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode berujud frase adalah karena keinginan menjelaskan dan menafsirkan. Berikut ini analisis dari campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud frase. Bagaimana seorang itu dikatakan tokoh utama atau tokoh sentral, kalau inyo se yang banyak masuk dalam cerita. (D-72) Berdasarkan data 72 (D-72) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah Minangkabau. Campur kode tersebut terdapat pada frase inyo se. Penggunaan dua kata inyo dan se menghasilkan makna baru tetapi tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Frase inyo se dalam bahasa daerah memiliki arti dia saja dalam frase bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Supayo baa pembaca disampaikan pesan oleh pengarang? (D-100) Berdasarkan data 100 (D-100) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase supayo baa. Penggunaan dua kata supayo dan baa menghasilkan makna baru tetapi tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Frase supayo baa dalam bahasa daerah memiliki arti supaya bagaimana dalam frase bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Unsur intrinsik apo se yang ibuk jalehan tadi buek di bawahnya unsur intrinsik kemudian jelaskan di bawahnya. (D-120) Pada data 120 (D-120) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase apo se. Frase apo se dalam bahasa daerah sama artinya dengan apa saja dalam frase bahasa Indonesia. Penggunaan dua kata pada frase apo se tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Apo ko, dalam kalimat ko hemat pemakaian katanya tidak? (D-145) Pada data 145 (D-145) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase apo ko. Frase apo ko dalam bahasa daerah sama artinya dengan apa ini dalam frase bahasa Indonesia. Penggunaan dua kata

14 pada frase apo ko tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Sesuai pola kalimat ada yang SP ada SPO ada SPK, sesuai dengan itu jelas, jaleh dibaco, enak dibaca. (D-166) Pada data 166 (D-166) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase jaleh dibaco. Frase jaleh dibaco dalam bahasa daerah sama artinya dengan jelas dibaca dalam frase bahasa Indonesia. Penggunaan dua kata pada frase jaleh dibaco tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Dari tadi maheboh se kalian. (D-174) Berdasarkan data 174 (D-174) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase maheboh se. Penggunaan dua kata maheboh dan se menghasilkan makna baru tetapi tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Frase maheboh se dalam bahasa daerah memiliki arti meribut saja dalam frase bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. bagus, karajoan tu! (D-231) Berdasarkan data 231 (D-231) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase karajoan tu. Penggunaan dua kata karajoan dan tu menghasilkan makna baru tetapi tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Frase karajoan tu dalam bahasa daerah memiliki arti kerjakan itu dalam frase bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Ko indak, rambut panjang-panjang. (D-238) Berdasarkan data 238 (D-238) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase ko indak. Penggunaan dua kata ko dan indak menghasilkan makna baru tetapi tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Frase ko indak dalam bahasa daerah memiliki arti ini tidak dalam frase bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Apa yang ndak mangarati? (D-247) Berdasarkan data 247 (D-247) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud frase. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Campur kode tersebut terdapat pada frase ndak mangarati. Penggunaan dua kata ndak dan mangarati menghasilkan makna baru tetapi tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Frase ndak mangarati dalam bahasa daerah memiliki arti yaitu tidak mengerti dalam frase bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. 3. Campur Kode Berujud Baster (Hibridis), Jenis Campur kode, dan Penyebab Terjadinya Campur Kode Berikut ini analisis dari campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud baster (hibridis), jenis campur kode dan penyebab terjadinya campur kode. a beda novel jo buku yang lainnyo? (D-10) Dalam data 10 (D-10) ditemukan bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud baster (hibridis). Campur kode berujud baster (hibridis) yang ditemukan adalah pada kosa kata lainnyo. Kosakata lainnyo memiliki bentuk kata dasar bahasa Indonesia yaitu kata lain. Kata lain dalam bentuk dasar bahasa Indonesia diberi afiks (imbuhan) berupa sufiks (imbuhan diakhir kata dasar) nyo dalam bahasa daerah Minangkabau. Sufiks nyo dalam bahasa daerah memiliki arti nya dalam bahasa Indonesia. Jenis

15 campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode adalah karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru menjelaskan pelajaran mengenai novel, kemudian guru bertanya kepada siswa tentang perbedaan novel dan buku. iko pengarangnyo Syekh Ibrahim dan H. Darsono. (D-26) Pada data 26 (D-26) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud baster (hibridis). Campur kode berujud baster (hibridis) terdapat pada kosakata pengarangnyo. Kosakata pengarangnyo memiliki bentuk kata dasar bahasa Indonesia yaitu kata pengarang. Kata pengarang dalam bentuk dasar bahasa Indonesia diberi afiks (imbuhan) berupa sufiks (imbuhan diakhir kata dasar) nyo dalam bahasa daerah. Sufiks nyo dalam bahasa daerah memiliki arti nya dalam bahasa Indonesia. Jenis cammpur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru menyebutkan nama pengarang dari novel yang diperlihatkan guru tersebut di dalam kelas. misalnyo Rehan, Rehan waktu dulu, waktu kecil dia sekolah di Solok, sampai di MTs Solok kemudian pindah ke kota Padang. (D-27) Dalam data 27 (D-27) ditemukan bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud baster (hibridis). Campur kode berujud baster (hibridis) terdapat pada kosakata misalnyo. Kosakata misalnyo memiliki bentuk kata dasar bahasa Indonesia yaitu kata misal. Kata misal dalam bentuk dasar bahasa Indonesia diberi afiks (imbuhan) berupa sufiks (imbuhan diakhir kata dasar) nyo dalam bahasa daerah. Sufiks nyo dalam bahasa daerah memiliki arti nya dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru bercerita dengan menjadikan salah seorang siswanya sebagai contoh cerita. bisa, bisa ndak secara keseluruhan kita tentukan temanyo? (D-40) Pada data 40 (D-40) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berujud baster (hibridis). Campur kode berujud baster (hibridis) ditemukan pada kosakata temanyo. Kosakata temanyo memiliki bentuk kata dasar bahasa Indonesia yaitu kata tema. Kata tema dalam bentuk dasar bahasa Indonesia diberi afiks (imbuhan) berupa sufiks (imbuhan diakhir kata dasar) nyo dalam bahasa daerah. Sufiks nyo dalam bahasa daerah memiliki arti nya dalam bahasa Indonesia. Jenis campur kode adalah campur kode ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode karena keingnan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Campur kode ini terjadi pada saat guru bertanya kepada siswa apakah buku yang dicontohkan guru di depan kelas tersebut bisa dicari temanya secara keseluruhan. 4. Campur Kode Berujud Klausa Campur kode berujud klausa ditemukan hanya satu data saja pada campur kode bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Berikut ini analisis dari campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud klausa, jenis campur kode, dan penyebab terjadinya campur kode. Kini buek bara dapeknyo dek awak, tidak harus betul langsung. (D-166) Pada data 166 (D-166) terdapat campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud klausa dengan jenis campur kode ke dalam. Pada awalnya guru menggunakan bahasa daerah yang didalamnya terdapat unsur-unsur campur kode berujud klausa kemudian melanjutkannya dengan bahasa Indonesia. Campur kode berujud klausa dari bahasa daerah tersebut yaitukini buek bara dapeknyo dek awak. Klausa kini buek bara dapeknyo dek awak dalam bahasa daerah sama artinya dengan sekarang buat berapa dapatnya oleh kita dalam bahasa Indonesia. Ketentuan gabungan dari beberapa kata atau frasa yang bisa dikatakan layak menjadi suatu klausa setidaknya harus memiliki subjek atau predikat yang memiliki makna jelas. Klausa sekarang buat berapa dapatnya oleh kita telah terbukti bisa dikatakan menjadi suatu klausa, sebab klausa tersebut telah memiliki subjek, predikat, dan makna yang jelas. Penyebab terjadinya campur kode pada data 136 (D-136) karena keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Hal ini nampak karena campur kode juga menandai sikap dan hubungannya terhadap orang lain. C. Pembahasan Berdasarkan temuan data dan analisis didapati campur kode berupa penyisipan unsurunsur berujud kata merupakan jenis campur kode yang banyak terdapat pada campur kode bahasa

16 guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Dikatakan bentuk campur kode berupa kata yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang karena bentuk bahasa yang digunakan guru tersebut hanya berupa satuan bahasa yang terkecil atau satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Menurut Pateda (dalam Nursaid dan Marjusman Maksan, 2002:122) penyisipan unsur- unsur yang berujud kata, misalnya (saya benarbenar surprise melihat kedatangannya). Contoh tersebut merupakan bentuk campur kode satuan bahasa berupa kata. Berikut pembahasan dari beberapa temuan data yang berupa penyisipan unsurunsur campur kode berujud kata. Kalau iko menceritakan, kalau iko? (D-32) Pada data 32 (D-32) bentuk satuan bahasa yang mengalami campur kode adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata iko dalam bahasa daerah Minangkabau. Dalam bahasa Minangkabau kata iko sudah merupakan satuan bahasa terkecil dan dapat berdiri sendiri begitu juga dalam bahasa Indonesia dan memiliki arti ini. Pateda (dalam Nursaid dan Maksan, 2002:122) memberikan contoh penyisipan unsur-unsur yang berujud kata, misalnya (saya benarbenar surprise melihat kedatangannya). Jadi, sesuai dengan contoh dari Pateda tersebut, bisa dilihat data 11 (D-11) termaksud campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud kata pada penyisipan kode dari bahasa daerah yang berbentuk kata iko ke dalam bahasa Indonesia. Di dalam temuan penelitian dan analisis juga didapati adanya campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud frase pada campur kode bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang sebanyak. Dikatakan bentuk campur kode yang digunakan berupa frase karena bentuk campur kode tersebut tidak menduduki subjek dan predikat atau bersifat non predikatif. Menurut Pateda (dalam Nursaid Maksan, 2002:122) penyisipan unsur-unsur yang berujud frase, misalnya (iyo bana, saya benar-benar belum membaca surat itu). Pada pembahasan dari campur kode berupa penyispan unsur-unsur berujud frase ini diambil beberapa contoh data berikut ini. Bagaimana seorang itu dikatakan tokoh utama atau tokoh sentral, kalau inyo se yang banyak masuk dalam cerita. (D-72) Data 72 (D-72) merupakan data dari campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud frase. Dari penjelasan sebelumnya yang mengutip contoh dari pendapat ahli, dapat dianalisis bahwa pada data 72 (D-72) penyisipan unsur-unsur campur kode berujud frase terdapat pada frase inyo se. Kosakata yang terdapat dalam campur kode berujud frase merupakan kosakata yang berasal dari bahasa daerah. Penggunaan dua kata inyo dan se menghasilkan makna baru tetapi tidak memiliki hubungan subjek dan predikat. Frase inyo se dalam bahasa daerah memiliki arti dia saja dalam frase bahasa Indonesia. Campur kode berujud baster (hibridis) juga ditemukan pada bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Dikatakan bentuk campur kode berujud baster (hibridis) karena terdapatnya afiks-afiks dari bahasa daerah atau bahasa asing ke dalam bentuk dasar bahasa Indonesia. Chaer (2007:53) menjelaskan bentuk baster ialah peristiwa pembentukan bahasa dengan bentuk dasar bahasa Indonesia dengan afiksafiks dari bahasa daerah atau bahasa asing. Bentuk baster (hibridis) pada campur kode bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN lubuk Buaya Padang ditemukan sebanyak 10 baster (hibridis). Berikut ini beberapa contoh data dari pembahasan campur kode berupa penyisipan unsur-unsur berujud baster (hibridis). iko pengarangnyo Syekh Ibrahim dan H. Darsono. (D-26) Pada data 26 (D-26) campur kode yang ditemukan adalah berupa penyisipan unsur-unsur berujud baster (hibridis). Chaer (2007:53) menjelaskan bentuk baster ialah peristiwa pembentukan bahasa dengan bentuk dasar bahasa Indonesia dengan afiks-afiks dari bahasa daerah atau bahasa asing. Sesuai dengan pendapat Chaer tersebut bisa dilihat bahwa kosakata pengarangnyo pada data 26 (D-26) memiliki bentuk kata dasar bahasa Indonesia yaitu kata pengarang. Kata pengarang dalam bentuk dasar bahasa Indonesia diberi afiks (imbuhan) berupa sufiks (imbuhan diakhir kata dasar) nyo dalam bahasa daerah. Sufiks nyo dalam bahasa daerah Minangkabau memiliki arti nya dalam bahasa Indonesia. Klausa merupakan gabungan dari beberapa kata atau frasa yang mengandung unsur subjek dan predikat. Bentuk unsur bahasa seperti ini juga terdapat pada bahasa guru dalam proses belajar mengajar di MTsN Lubuk Buaya Padang. Menurut Chaer (2007:231) klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkontruksi predikatif. Artinya, di dalam kontruksi itu ada komponen berupa kata atau frasa yang terbukti sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan.

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT 1 CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN Dina Oktavia¹, Putri Dian Afrinda², Risa Yulisna² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH YELLI MARNIS NPM 11080096 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTsS AL- MUHTADIN MUARA SIKABALUAN KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTsS AL- MUHTADIN MUARA SIKABALUAN KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTsS AL- MUHTADIN MUARA SIKABALUAN KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Sulfiarni Tri BS 1), Dainur Putri 2), Syofiani 3)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM. PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM. 09080103 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMPN 1 SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR

CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMPN 1 SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMPN 1 SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR Harif Triyatama¹, Gusnetti², Syofiani ² 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL Oleh TIARA CITRA IDILA NIM 090388201337 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG Randi Alamhuri 1), Syofiani 2), Romi Isnanda 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM 1420104002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG SKRIPSI KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG SKRIPSI DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaPendidikan (STRATA

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun oleh: ISTI JABAHTUL MAULIA

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun oleh: ISTI JABAHTUL MAULIA ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KELAS XI JURUSAN BAHASA DI SMA ISLAM TA ALLUMUL HUDA BUMIAYU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) PENGGUNAAN AFIKSASI PADA SKRIPSI PERIODE WISUDA KE-52 MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT ARTIKEL JURNAL Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN MASYARAKAT DESA PANGKE KECAMATANMERAL BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN MASYARAKAT DESA PANGKE KECAMATANMERAL BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN MASYARAKAT DESA PANGKE KECAMATANMERAL BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ASNANI NIM 100388201311 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE INKUIRI ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE INKUIRI ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE INKUIRI ARTIKEL ILMIAH SILVIA MAIYETA NPM 10080397 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH YULI ZELNI PUTRI NPM 11080151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika 1 CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG Ni Ketut Ayu Ratmika Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract Research on

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE PADA DIALOG TOKOH DALAM FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C. HARAHAP ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS CAMPUR KODE PADA DIALOG TOKOH DALAM FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C. HARAHAP ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS CAMPUR KODE PADA DIALOG TOKOH DALAM FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C. HARAHAP ARTIKEL E-JOURNAL Oleh MAESTRO EDA KANIGARA NIM 090388201185 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH IRESTUTI WAHYU NINGSIH NPM 11080134 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI Volume 17, Nomor 2, Hal. 87-98 Juli Desember 2015 ISSN:0852-8349 ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI Nelvia Susmita Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA PADA REKLAME DI TOKO-TOKO FOTOKOPI SEKITAR KAMPUS STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG JURNAL ILMIAH

STUDI DESKRIPTIF TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA PADA REKLAME DI TOKO-TOKO FOTOKOPI SEKITAR KAMPUS STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG JURNAL ILMIAH STUDI DESKRIPTIF TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA PADA REKLAME DI TOKO-TOKO FOTOKOPI SEKITAR KAMPUS STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

ALIH KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS VII. MTsN LUMPO KABUPATEN PESISIR SELATAN

ALIH KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS VII. MTsN LUMPO KABUPATEN PESISIR SELATAN ALIH KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS VII. MTsN LUMPO KABUPATEN PESISIR SELATAN Widya Rahmi 1, Marsis 2, Elvina Saibi 3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh NETI USPITA WATI NIM 100388201300 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH RUMIATI NPM 11080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sabagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR Oleh Mira Oktaria Iqbal Hilal Wini Tarmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : mie_rha_yuuu77@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS POSTER SISWA KELAS VIII SMPN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS POSTER SISWA KELAS VIII SMPN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS POSTER SISWA KELAS VIII SMPN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NURUL FAJRI HANDAYANI NIM

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NURUL FAJRI HANDAYANI NIM ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL E-JOURNAL Oleh NURUL FAJRI HANDAYANI NIM 120388201249 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau

Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Iman Laili Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract: Demonstrative pronouns in Minangkabau language consist of demonstrative

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT Oleh Abdul Hamid 1 Anang Santoso 2 Roekhan² E-mail: hiliyahhamid@gmail.com Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH NUR HASNAH NPM 11080219 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh WIDYA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah 71 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan desain deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP INTERFERENSI SINTAKSIS PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP INTERFERENSI SINTAKSIS PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP INTERFERENSI SINTAKSIS PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP NEGERI 03 KABUPATEN DHARMASRAYA SUMATERA BARAT Zulfardi Darussalam Abstract In teaching

Lebih terperinci

CAMPUR KODE GURU SD NEGERI 01 AMPANG PADANG SAAT PROSES BELAJAR MENGAJAR

CAMPUR KODE GURU SD NEGERI 01 AMPANG PADANG SAAT PROSES BELAJAR MENGAJAR CAMPUR KODE GURU SD NEGERI 01 AMPANG PADANG SAAT PROSES BELAJAR MENGAJAR Dian Shaumia Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok dianshaumia@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh YULI WIDIASTUTI NINGSIH NIM 090388201361 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM 09080190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SURAT PEMBACA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 PADANG ARTIKEL ILMIAH RONA YULIA NPM.

KEMAMPUAN MENULIS SURAT PEMBACA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 PADANG ARTIKEL ILMIAH RONA YULIA NPM. KEMAMPUAN MENULIS SURAT PEMBACA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 PADANG ARTIKEL ILMIAH RONA YULIA NPM. 09080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Oleh: Siyam Thohiroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa siyam_thohiroh@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, hubungan antara bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan wahana bagi masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Fungsi

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa peranan bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut penguasaan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA DESI NOVIANTI NPM 11080029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Nuryn Fatiris Syamawati et al., Campur Kode Bahasa Jawa Terhadap Bahasa Indonesia Pada Interaksi...

Nuryn Fatiris Syamawati et al., Campur Kode Bahasa Jawa Terhadap Bahasa Indonesia Pada Interaksi... 1 Pendahuluan CAMPUR KODE BAHASA JAWA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X SMAN 1 GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI ( CODE MIXING FROM JAVANESE INTO BAHASA INDONESIA

Lebih terperinci

KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) 1 KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

PERUBAHAN SIKAP TOKOH SAMSUL BAHRI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) ARTIKEL ILMIAH

PERUBAHAN SIKAP TOKOH SAMSUL BAHRI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) ARTIKEL ILMIAH PERUBAHAN SIKAP TOKOH SAMSUL BAHRI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) DESI MELIA

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM 11080230 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL oleh: Ni Made Yethi suneli Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TEMPEL KATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TEMPEL KATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TEMPEL KATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 PADANG ARTIKEL ILMIAH untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) ALI

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI Nelvia Susmita 1, Yetty Morelent 2, Eva Krisna 2 1 Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia pada umumnya memiliki keterampilan menggunakan dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa nasional dan bahasa

Lebih terperinci

CAMPUR KODE BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING KE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM PARODI INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) NI LUH GEDE SUMARIANI ABSTRACT

CAMPUR KODE BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING KE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM PARODI INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) NI LUH GEDE SUMARIANI ABSTRACT 1 CAMPUR KODE BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING KE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM PARODI INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) NI LUH GEDE SUMARIANI Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa

Lebih terperinci

THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM

THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM Wahidah Nasution 1 dan Khairunnissah 2 Abstract This study was conducted

Lebih terperinci

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) AHMAD RESKI NPM.

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMPN 3 X KOTO SINGKARAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMPN 3 X KOTO SINGKARAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMPN 3 X KOTO SINGKARAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH DESRIZA EKA PUTRA NPM 100803 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa baik secara lisan maupun secara tulis tidak terlepas dari penggunaan kata-kata yang menyusun suatu kalimat. Pada konteks bahasa lisan hal ini dikenal

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA PGRI 2 PADANG MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INFORMATION SEARCH ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA PGRI 2 PADANG MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INFORMATION SEARCH ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA PGRI 2 PADANG MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INFORMATION SEARCH ARTIKEL ILMIAH FADILA RAHMI NPM 11080152 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM 10080166 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

WINDA YULIA PUTRI NPM

WINDA YULIA PUTRI NPM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KALIMAT TOPIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH WINDA YULIA PUTRI NPM.10080129 PROGRAM

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA ANGKATAN 2010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS BUNG HATTA 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG Nora Amelia¹, Putri Dian Afrinda², Wahyudi rahmat³ 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH RIKA FEBRIANTI NPM 10080249 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Nur Hafsah Yunus MS 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Muh. Syaeba 3 Universitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN KEMBALI BERITA YANG DIDENGAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH MARLINA NPM

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN KEMBALI BERITA YANG DIDENGAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH MARLINA NPM KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN KEMBALI BERITA YANG DIDENGAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH MARLINA NPM 10080398 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Oleh: Dina Kurniawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dinakurniawati131@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE PADA LIRIK LAGU DALAM ALBUM RESPECT UNITY FOR ALL BONDAN PRAKOSO AND FADE TWO BLACK ABSTRACT

ANALISIS CAMPUR KODE PADA LIRIK LAGU DALAM ALBUM RESPECT UNITY FOR ALL BONDAN PRAKOSO AND FADE TWO BLACK ABSTRACT ANALISIS CAMPUR KODE PADA LIRIK LAGU DALAM ALBUM RESPECT UNITY FOR ALL BONDAN PRAKOSO AND FADE TWO BLACK M.Auzi 1), Yetty Morelent 2), Hj Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Desain ini memadukan antara desain deskrptif dengan desain kualitatif.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PADANG

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PADANG PERBANDINGAN PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PADANG ARTIKEL ILMIAH ` ESTI WIDYA NINGSIH NPM 11080220 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NOLA KARMILA SARI NPM: 07060120

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci