BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas wilayah Desa Oluhuta Utara 5,5 km 2 yang terdiri dari 4 dusun yaitu : Dusun Malewang, Dusun Pancuran, Dusun Bonela dan Dusun Paranggi. Adapun batas batas wilayah Desa Oluhuta Utara adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Poowo Barat Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Oluhuta Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Padengo Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Talango Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, Keadaan Penduduk Penduduk merupakan modal dasar dalam suatu pelaksanaan pengembangan nasional, karena selain sebagai objek, penduduk juga merupakan subjek dalam pembangunan. Mengenai keadaan penduduk yang berada di wilayah Desa Oluhuta Utara dapat dilihat dari segi umur, pendidikan dan mata pencaharian Jumlah Penduduk Menurut Umur Desa Oluhuta Utara memiliki jumlah penduduk 182 jiwa dengan jumlah laki laki sebesar 522 jiwa dan perempuan sebesar 56 jiwa. Umur dapat mempengaruhi kemampuan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktifitas dalam berusaha. Pada umumnya petani yang memiliki umur masih muda dan masih sehat jasmaninya mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat dan lebih cepat menerima inovasi dan teknologi yang sedang berkembang dibanding dengan

2 petani yang telah berumur tua. Jumlah penduduk berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Umur Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango 212. No Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Presentase ( ) > Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 212 Dari Tabel 2 menunjukan bahwa penduduk di Desa Oluhuta Utara, usia yang paling banyak adalah uasia produktif yaitu pada kategori 15 6 tahun dengan presentase 49.9 % dari 54 jiwa, sedangkan usia yang paling sedikit adalah usia tidak produktif pada kategori >65 tahun dengan presentase % dari 168 jiwa, sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk di Desa Oluhuta Utara dominan berada pada usia produktif, pada usia tersebut umumnya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dan lebih cepat menerima inovasi dan teknologi yang sedang berkembang, dibanding dengan petani yang lebih berumur tua seperti pada usia 65 tahun keatas Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap cepat lambatnya seorang petani menerima teknologi baru yang dapat menambah pengetahuan dalam rangka perubahan ekonomi atau usahataninya. Selain umur, pendidikan juga sangat penting dalam hal pengelolaan usahatani. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3 :

3 Tabel 3 : Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase ( ) Tidak Tamat SD Tamat SD / Sederajat Tamat SMP / Sederajat Tamat SMA / Sederajat Tamat DI/DII Tamat DIII Tamat S- 1 / Sederajat Tamat S- 2 / Sederajat Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 212 Dari Tabel 3. menunjukan bahwa tingkat pendidikan di Desa Oluhuta Utara masih tergolong rendah, dengan melihat nilai presentase dari tingkat tidak tamat SD sangat tinggi 33.8% dengan jumlah orang (358 orang), sedangkan yang tamatan perguruan tinngi khususnya S1 4.6% (44 orang). Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat. Tingkat pendidikan di Desa Oluhuta Utara, tergolong berpendidikan rendah yaitu rata rata tamatan SD dan bahkan ada pula yang tidak tamat SD, sehingga dengan pendidikan dan pengetahuan yang sangat terbatas akan berpengaruh pada pola pikir dan tingkah laku penduduk di Desa Oluhuta Utara dalam menanggapi suatu permasalahan dalam masing masing pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena penduduk di Desa Oluhuta Utara lebih dominan bermata pencaharian sebagai petani, sehingga mereka terbentur oleh ekonomi untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karenanya rata rata penduduk di Desa Oluhuta Utara hanya sampai tamat SD, bahkan masih ada juga penduduk yang tidak merasakan ke jenjang lebih tinggi.

4 4.1.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian berkaitan dengan penghasilan yang akan diperoleh seseorang untuk menunjang perekonomian keluarganya, serta menentukan tingkat kemakmuran maupun kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat. Mata pencaharian penduduk di Desa Oluhuta Utara antara lain : Pegawai Negeri Sipil, Swasta, Petani, Perdagangan, Konstruksi dan Jasa Lainnya. Untuk lebih jelasnya yakni mengenai jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4 : Tabel 4 : Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. No Mata pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase ( ) Petani Peternakan Konstruksi Perdagangan Angkutan Pegawai Negeri Swasta Jasa Lainnya Sumber : Data Diolah, Jumlah 35 1 Dari Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar mata pencaharian yang paling dominan di Desa Oluhuta Utara adalah petani 136 jiwa terus diikuti oleh usaha perdagangan 51 jiwa, sedangkan yang terkecil yaitu masing masing 8 orang adalah peternakan dan swasta. Hal ini disebabkan karena di Desa Oluhuta Utara potensi lahannya dominan lahan sawah sehingga penduduknya lebih banyak yang berprofesi sebagai petani sawah dibandingkan dengan pegawai negeri, konstruksi dan jasa lainnya kerena tingkat pendidikan mereka rata rata hanya sampai tamatan sekolah dasar, sehingga penduduk di Desa Oluhuta Utara lebih banyak sebagai petani ataupun usaha lainnya.

5 4.1.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang memadai merupakan faktor yang dapat menunjang aktifitas pendudk di segala bidang yaitu bidang pendidikan, kesehatan dan lain lain sehingga dapat memberikan kemajuan dan perkembangan di wilayah tersebut. Jumlah sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel 5 : Tabel 5 : Jenis Dan Jumlah Sarana dan Prasarana Tersedia Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (unit) Sarana Pendidikan SD SMP SMA Sarana Beribadah Masjid Musholah Sarana Kesehatan Puskesmas Posyandu Prasarana Pertanian Penggilingan Padi Traktor Pompa Air Perontok Gabah Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, Jumlah 31 Tabel 5 menunjukan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Oluhuta Utara, cukup beragam dan memadai bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu pada sarana pendidikan terdapat 5 unit yang terdiri dari 3 SD, 1 SMP, 1 SMA, ini disebabkan karena rata rata penduduknya hanya sampai pada tingkat pendidikan sekolah dasar, sehingga di Desa Oluhuta 2 4

6 Utara, bangunan sekolah dasar (SD) lebih banyak dari SMP dan SMA. Sarana peribadatan sebanyak 6 unit yang terdiri dari 4 masjid dan 2 musholah, sarana kesehatan sebanyak 2 unit yang masing masing 1 untuk puskesmas dan posyandu, dan untuk prasarana pertanian terdapat 18 unit yang terdiri dari 2 penggilingan padi, 1 traktor, 2 pompa air, dan 4 perontok gabah. Banyak prasarana pertanian di Desa Oluhuta Utara karena penggunaan lahannya dominan digunakan sebagai lahan sawah dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. 4.2 Karakteristik Responden Karakteristik dalam penelitian ini berupa umur, tingkat pendidikan, luas lahan dan status lahan. Adapun penjelasan karakteristik responden yang mengisi kuesioner penelitian sebagai berikut Umur Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan pola pikir petani dalam mengelola usahataninya. Selain itu, umur juga dapat berpengaruh dalam penyerapan informasi dalam peningkatan produksi. Umumnya petani yang masih muda dan sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibanding dengan petani yang berusia relatif tua, karena petani yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko, dan lebih dinamis dibanding petani yang relatif berusia tua. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa umur petani responden bervariasi. Adapun karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 6 :

7 Tabel 6 : Karakteristik Responden, Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Umur Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. No Umur (Kategori) Jumlah (orang) Presentase (%) < >6 Sumber : Data Diolah, Jumlah 51 1 Dari Tabel 6 menunjukan bahwa umur petani responden yang belum produktif pada kategori <15 dengan jumlah petani %, sedangkan umur petani yang produktif antara 15 6 tahun dengan nilai presentase % dari 47 orang responden dan petani yang tidak produktif 4 orang dengan nilai presentase 7.84 %. Hal ini sesuai Depnakertrans dalam Nurmayanti (21) bahwa kelompok usia terbagi atas 3 yaitu usia belum produktif ( 14 tahun), usia produktif (15 6 tahun), dan usia tidak produktif (di atas 65 tahun). Pada umumnya kategori usia responden dalam penelitian ini tergolong usia produktif dan kategori usia yang berpengalaman, sehingga responden merasa mudah menerima inovasi baru dan mampu mengembangkan usahataninya dalam peningkatan ekonomi petani dan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan yang tidak produktif, kemampuan mereka dalam usahatani tidak menunjang dibandingkan dengan yang masih produktif, karena pola pemikirannya berbeda dalam hal menerima inovasi yang diberikan untuk menambah wawasan petani itu sendiri Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat petani merupakan dasar yang digunakan untuk mengukur sejauh mana cara berpikir, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan ekonomi dalam mengelola usahatani. Petani yang tingkat pendidikannya lebih tinggi cenderung lebih dinamis untuk mengambil keputusan yang tepat dalam meningkatkan usahataninya dibandingkan dengan petani yang

8 relatif lebih rendah pendidikannya. Karena pendidikan salah satu penunjang petani dalam kemampuan dan pengetahuan atau pola pikir mereka. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat pada Tabel 7 : Tabel 7 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase ( ) SD SMP SMA D3 S1 Sumber : Data Diolah, Jumlah 51 1 Berdasarkan Tabel 8 bahwa tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat bahwa sebanyak 45 orang dengan nilai presentase (88.23%) berpendidikan tamatan SD sederajat, sedangkan yang tamatan perguruan tinggi terbilang sedikit hanya 2 orang. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku masyarakat petani. Dengan tingkat pendidikan Di Desa Oluhuta Utara yang masih sangat rendah, responden kurang pengetahuannya dalam peningkatan usahatani pada kelompok taninya sehingga akan berpengaruh pada pola pikir dan tingkah laku responden dalam menanggapi suatu permasalahan di lapangan Luas Lahan Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit, pupuk, peralatan, maupun obat obatan yang diperlukan dalam pengelolaan usahatani. Petani yang memiliki lahan usaha tani yang luas akan memperoleh hasil produksi yang besar, tetapi tidak menjamin bahwa dengan lahan tersebut yang lebih produktif dalam memberikan hasil

9 dibandingkan dengan lahan usahatani yang kecil. Untuk mengetahui rata rata luas lahan petani responden dapat dilihat pada Tabel 8 : Tabel 8 : Sebaran Responden Berdasarakan Luas Lahan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. No Luas Lahan Jumlah (orang) Presentase ( ) < 1 ha 1 2 ha > 2 ha Sumber : Data Diolah, Jumlah 51 1 Berdasarkan Tabel 8 menunjukan bahwa presentase luas kepemilikan lahan terbanyak 96.7 dengan luas lahan < 1 ha dari 49 orang, sedangkan luas lahan responden sedikit 3.92% dengan luas lahan 1 ha dari 2 orang. Hal ini membuktikan bahwa anggota kelompok tani sebagian besar memiliki luas lahan yang cukup besar, sehingga mereka mampu menghasilkan produksi yang lebih banyak dibandingkan dengan lahan yang lebih kecil dari lahan mereka, dengan menerapkan teknologi uasahatani seperti penggunaan bibit unggul, pengairan, pemberantasan hama penyakit dan pemupukan berimbang Status Lahan Pengenalan dan pemahaman unsur pokok usahatani menjadi sangat penting, terutama dalam menyangkut pemilikan dan penguasaan. Kepemilikan lahan akan memberikan kekuatan dalam kegiatan usahatani dan akan meningkatkan ekonomi tinggi untuk kehidupan keluarga petani. Tabel 9 : Sebaran Responden Berdasarkan Status Lahan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. No Kepemilikan Lahan Jumlah (orang) Presentase ( ) Pemilik Penggarap Pemilik / Penggarap Sumber : Data Diolah, Jumlah 51 1

10 Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa status lahan responden di Desa Oluhuta Utara bervariasi. Kategori paling banyak adalah petani penggarap yaitu 56.86% dengan jumlah 29 orang dan yang paling sedikit adalah petani pemilik sekaligus penggarap dengan presentase 15.68% dengan jumlah 8 orang. Berdasarkan fakta di lapangan bahwa yang paling dominan adalah petani penggarap lebih banyak dari pada petani pemilik dan pemilik/penggarap, dengan jumlah luas per hektar yang bervariasi antara,2 sampai 1 ha. Karena petani banyak yang tidak memiliki lahan sendiri sehingga petani tersebut bekerja di lahan orang lain dan itu sudah menjadi sentra perekonomian atau mata pencaharian mereka untuk menghidupi keluarga Peran Anggota Kelompok Tani Untuk Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal lima indikator kelompok tani dengan ciri-ciri sebagai berikut: (Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango, 29) Peran anggota kelompok tani merupakan perilaku anggota kelompok sebagai wahana bagi anggota melakukan tukar informasi dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan pertanian. 1. Mencari dan menyebarluaskan informasi kepada anggotanya 2. Merencanakan kegiatan kelompok tani 3. Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah 4. Penerapan teknologi panca usahatani 5. Penyediaan fasilitas dan sarana produksi Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Mencari dan Menyebarluaskan Informasi Kelompok sebagai wadah tempat berkumpulnya petani yang berperan dalam membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan usahatani dengan para anggotanya. Kelompok berperan besar di dalam merubah perilaku atau pola pikir mereka melalui penyebaran informasi, karena dengan adanya informasi yang didapat dari kelompok tani atau instansi lainnya maka perubahan aktifitas uasahatani akan lebih baik untuk meningkatakan dan mengembangkan

11 kemampuan petani agar lebih berperan sebagaimana mestinya yang berkaitan dengan pengelolaan usahatani padi. Untuk menjalankan peran tersebut, anggota kelompok tani melakukan tukar informasi dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan pertanian. Berbagai informasi khususnya mengenai pengelolaan usahatani perlu disebarluaskan, misalnya teknologi terbaru, adanya gejala serangan hama dan penyakit serta perkembangan harga dipasaran, dan dari informasi ini anggota kelompok tani dapat memperoleh tambahan pengetahuan serta peningkatan ekonomi petani, sehingga merubah pola pikir mereka dalam hal mengelola usahataninya lebih baik. Untuk mengetahui peranan anggota kelompok tani dalam mencari dan penyebaran informasi dapat dilihat pada Tabel 1. Peran Anggota Kelompok Tani Dalam Penyebaran Dan Pencarian Informasi Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. Kriteria Tinggi Total Skor 21 3 Jumlah Responden (Orang) 47 Presentase ( ) Sedang Rendah 1 Sumber : Data Diolah, 212 Jumlah 51 1 Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam mencari dan penyebaran informasi termasuk kategori tinggi, yaitu % dengan jumlah responden 47 orang sedangkan 7.84 % termasuk kategori sedang dari jumlah responden 4 orang dan jumlah keseluruhannya didapat dari 51responden. Dari hasil penelitin tersebut maka dapat dikatakan bahwa anggota kelompok tani di Desa Oluhuta Utara sering mencari dan mendapatkan informasi, dengan cara pertemuan biasa atau mengadakan rapat kelompok. Informasi yang

12 dimaksud mengenai teknik budidaya, penerapan teknologi dan pengadaan bibit yang digunakan, karena apa yang disampaikan oleh kelompok tani lainnya sangat penting dalam peningkatan usahatani sehingga petani termotivasi untuk bekerja dan berperan aktif. Sedangkan anggota kelompok tani yang menerapkan informasi dan melakukan setiap bulan sekali masih sangat sering dilakukan pertemuan, hal ini disebabkan karena informasi yang mereka peroleh sudah sangat sering di dengar, sehingga ada beberapa responden yang kurang menerapkan informasi yang mereka peroleh. Dalam melaksanakan kegiatan usahatani anggota kelompok tani akan lebih mudah, karena mereka sudah mendapatkan informasi mengenai waktu tanam yang baik, teknik budidaya dan penggunaan teknologi usahatani, terus dapat menerapkan secara langsung dalam berusahatani sehingga panen berhasil otomatis peningkatan ekonomi mereka dapat meningkat. Dari hasil wawancara dengan responden, kendala yang dihadapi dalam mencari dan penyebaran informasi yaitu anggota kelmpok tani kurangnya jadwal pertemuan rutin untuk memperoleh informasi, sehingga kontak tani mengalami kesulitan dalam mencari dan menyebarkan informasi kepada anggota kelompok tani lainnya. Selain itu informasi yang disampaikan oleh PPL maupun kontak tani masih ada beberapa anggota yang tidak menanggapi informasi tersebut, hal ini disebabkan karena responden lainnya lebih memilih untuk bekerja di lapangan Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Anggota kelompok tani juga berperan dalam merencanakan kegiatan kelompok yang berhubungan dengan pelaksanaan usahatani. Perencanaan kegiatan kelompok dalam suatu pengolahan usahatani sangat diperlukan guna mengetahui, menyusun dan menentukan kegiatan apa saja yang ingin dilakukan, bagaimana dan kapan kegiatan akan dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh. Untuk perencanaan kegiatan, keterlibatan anggota kelompok tani sangat penting, karena merekalah yang punya rencana atau tahu pasti keadaan

13 lingkungan sekeliling mereka. Peranan anggota kelompok tani dalam merencanakan kegiatan kelompok diharapkan agar mampu mengupayakan kegiatan usahatani yang dilaksanakan akan lebih maksimal dan terarah untuk kesejahteran petani. Lebih mengetahui peranan anggota kelompok tani dalam merencanakan kegiatan kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 11. Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Perencanaan Kegiatan Kelompok Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. Kriteria Tinggi Total Skor 14 2 Jumlah Responden (Orang) 47 Presentase ( ) Sedang Rendah Sumber : Data Diolah, 212 Jumlah 51 1 Dari Tabel 11 menunjukan bahwa keterlibatan anggota kelompok tani untuk merencanakan kegiatan kelompok termasuk kategori tinggi, dimana 51 petani responden ada beberapa orang petani yang tidak aktif disebabkan karena faktor usia dan sering mengalami kesakitan, sehingga sudah tidak lebih berperan dalam mengikuti perencanan kegiatan kelompok dibandingkan dengan usia usia lainnya. Dimana anggota kelompok tani untuk melakukan perencanaan kegiatan kelompok sebelum dan sesudah musim tanam nilai persentase sebesar % dengan responden 47 orang sudah masuk kategori tinggi. Sedangkan nilai persentase 5.88 % masuk kategori sedang dari 3 orang responden dan kategori rendah dari 1 orang dengan nilai persentase adalah 1.96 %. Dimana jumlah keseluruhannya didapat dari 51 responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanan kegiatan sebelum dan sesudah musim panen, anggota yang terlibat dalam setiap perencanaan kegiatan kelompok, serta penyusunan rencana berdasarkan masalah dan rutinitas termasuk kategori baik. Dikarenakan anggota

14 kelompok tani berperan aktif menjalankan tugasnya dengan fungsinya masing masing. Perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani seperti rencana waktu tanam / varietas, rencana hambur benih bersama kelompok, rencana pertemuan rutin untuk kegiatan kedepan, rencana pengadaan sarana produksi. Sehingganya untuk melakukan kegiatan usahatani seperti penanaman sampai panen, dapat terstruktur dengan baik karena adanya perencanaan anggota kelompok tani sebelum maupun sesudah musim tanam, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada produksi petani itu sendiri. Kendala yang dihadapi dalam merencanakan kegiatan kelompok yaitu kurangnya sumberdaya manusia pada kelompok untuk menyusun suatu perencanaan kegiatan, dan adanya perbedaan pendapat antara anggota kelompok, sehingga menyulitkan kontak tani dalam merencanakan dan menyusun kegiatan kelompok, seperti halnya pada rencana pertemuan rutin, ada anggota yang berhalangan hadir pada waktu yang telah ditentukan, sehingga untuk rencana pertemuan rutin anggota kelompok sulit ditentukan, selain itu kendala yang dihadapi dalam perencanaan kegiatan kelompok yaitu keterbatasan modal, ini terlihat pada rencana varietas yang digunakan karena ada sebagian anggota kelompok yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli varietas yang telah ditentukan dalam perencanaan kegiatan kelompok Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Melakukan Koordinasi Dengan Pihak Pemerintah Untuk memperoleh semua sarana produksi yang dapat meningkatkan produktivitas usaha, maka anggota kelompok tani berperan dalam melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah setempat, guna mendapatkan bantuan dana yang dapat menjadi modal usaha bagi anggota kelompok untuk memperoleh semua kebutuhan yang dapat melancarkan kegiatan usahatani secara optimal. Hal ini peranan anggota kelompok tani untuk melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah dapat dilihat pada Tabel 12.

15 Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Melakukan Koordinasi Dengan Pihak Pemerintah Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. Kriteria Tinggi Total Skor Jumlah Responden (Orang) 47 Presentase ( ) Sedang Rendah 1 5 Sumber : Data Diolah, 212 Jumlah 51 1 Berdasarkan Tabel 12 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam melakukan dengan pihak pemerintah berada pada kategori tinggi dan sedang, ini disebabkan karena sebagian besar responden aktif untuk melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, baik untuk hal bantuan dana maupun dalam perolehan sarana produksi. Untuk memperoleh sarana produksi, anggota kelompok tani sering melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah berjumlah 47 responden, dengan nilai persentase sebesar 92,15% dan membentuk jejaring bantuan dana hanya 4 responden dengan nilai persentase sebesar 7,84% dengan kategori sedang. Maka dari itu data tersebut dapat dikatakan bahwa koordinasi dengan pihak pemerintah termasuk kategori baik, sedangkan mendapatkan binaan untuk peningkatan ekonomi petani dari petugas pemerintah tergolong rendah, karena petani lebih banyak aktifitasnya di lapangan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya tanpa pembinaan dari pihak pemerintah. Oleh karena itu dengan adanya koordinasi dengan pihak pemerintah, pelaksanaan kegiatan uasahatani mereka khusunya dalam hal bantuan yang dibutuhkan dapat lebih mudah dijangkau, karena adanya bantuan dari pemerintah mengenai sarana produksi, sehingga petani merasa akan lebih ringan dalam hal pembelian yang dibutuhkan walaupun masih sangat terbatas.

16 Kendala yang dihadapi dalam melakukan koordinasi dengan pihak koordinasi masih sangat terbatas dalam hal membentuk jejaring dengan pihak pemerintah untuk bantuan dana, pemasaran dan pengadaan sarana produksi. Karena bantuan tersebut masih terjanggal dengan infrastruktur lainnya. Tetapi petani tidak patah semangat dengan adanya keterbatasan tersebut, mereka akan terus berjuang demi mendapatkan perhatian yang lebih serius untuk kedepannya oleh pemerintah Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Penerapan Teknologi Panca Usahatani Usaha meningkatkan produksi selalu mendapatkan perhatian yang serius dan teknologi yang menunjang pun selalu mengalami perkembangan. Perkembangan teknologi setiap saat selalu meminta tanggapan dari para petani guna meningkatkan produksi usahatani padi sawah. Panca usaha merupakan salah satu teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian yang terdiri dari lima paket teknologi yang meliputi : (1) Pengolahan Lahan, (2) Penggunaan Benih Unggul, (3) Pemupukan Berimbang, (4) Pengendalian Hama Penyakit, dan (5) Pengairan. Untuk mengetahui perenan anggota kelompok tani dalam penerapan teknologi panca usahatani, dapat dilihat pada Tabel 13. Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Penerapan Teknologi Panca Usahatani Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. Kriteria Tinggi Total Skor 14 2 Jumlah Responden (orang) 51 Presentase (%) 1 Sedang 8 13 Rendah 1 7 Sumber : Data Diolah, 212 Jumlah 51 1

17 Berdasarkan Tabel 13 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam penerapan teknologi panca usahatani sudah termasuk kategori tinggi, dengan nilai persentase 1 % dari jumlah 51 responden. Hal ini disebabkan karena peran kelompok sudah terlihat aktif, walaupun masih sering menghadapi masalah yang dihdapai yaitu minimnya dengan keterbatasan modal. Modal merupakan tolak ukur untuk melakukan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kelompok tani, tanpa modal peningkatan ekonomi tidak akan meningkat. Untuk lebih meningkatkan peranan anggota kelompok tani terhadap penerapan teknologi panca usahatani, petani diharapkan lebih banyak mencari informasi yang dapat mendukung peningkatan ekonomi petani dalam hal usahatani, seperti informasi yang berkaitan dengan teknologi pertanian terbaru sehingga dapat menerapkan di kegiatan kelompok taninya. Adapun yang diterapkan seperti penggunaan traktor, penggunaan pupuk berimbang, pemberantasan hama dan penggunan alat yang mendukung lainnya guna meningkatkan produksi petani. Kendala yang dihadapi kelompok tani dalam penerapan teknologi yaitu kurangnya dana yang diperlukan para anggota kelompok sehingga kelompok tani sulit menerapkan semua teknologi usahatani dalam pelaksanaan kegiatan, karena untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan seperti kebutuhan akan sarana produksi dan penerapan teknologi panca usaha, memerlukan dana sebagaimana mestinya Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Penyediaan Fasilitas Dan Sarana Produksi Kemampuan kelompok tani mengadakan fasilitas dan sarana produksi secara tidak langsung menunjukan kemantapan kelompok itu sendiri. Semakin banyak fasilitas dan sarana yang dimiliki oleh kelompok tani maka semakin besar pula kemungkinan bahwa kelompok tersebut dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik dan maksimal, sehingga peningkatan ekonomi mereka juga semakin tinggi. Untuk mengetahui peranan anggota kelompok tani dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi dapat dilihat pada Tabel 14.

18 Peranan Anggota Kelompok Tani Terhadap Penyediaan Fasilitas Dan Sarana Produksi Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. Kriteria Tinggi Total Skor Jumlah Responden (Orang) 51 Presentase (%) 1 Sedang 9 16 Rendah 1 8 Sumber : Data Diolah, 212 Jumlah 51 1 Berdasarkan Tabel 14 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi sudah termasuk kategori tinggi, dengan nilai persentase 1 % dengan jumlah 51 respondaen. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh anggota kelompok dengan cara bergantian untuk menggunakan traktor, karena jumlahnya masih terbatas. Sedangkan untuk mesin perontok, anggota yang ingin memakainya masih kurang karena alatnya dipakai dengan cara menyewa, biasanya biaya sewa mesin perontok ini hanya dikenakan sebesar biaya perawatan mesin tersebut. Dalam hal pengadaan sarana produksi diantaranya bibit, pupuk, dan pestisida yang digunakan, karena harga pupuk sangat mahal sehingga anggota kelompok tani melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah dalam hal pengadaan bantuan dana untuk memperoleh sarana produksi tersebut. Dengan adanya fasilitas dan sarana produksi yang disediakan, petani akan lebih mudah dalam melakukan usahatani, karena kebutuhan akan traktor, irigasi, bibit, dan pupuk yang mereka butuhkan tersedia, sehingga usahatani lancar dan pendapatan ekonomi meningkat. Kendala yang dihadapi dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi yaitu kurangnya biaya atau dana yang dimiliki, disebabkan karena sarana yang dibutuhkan masih sangat terbatas dari pemerintah, sedangkan fasilitas yang digunakan masih sangat minim itupun dengan keadaan menyewa. Maka dari itu kelompok tani lebih giat untuk melaksanakan kegiatan yang dilakukan, sehingga

19 pemerintah lebih memerhatikan petani dalam hal bantuan dana atau pun peralatan dan sarana produksi yang dibutuhkan anggota kelompok tani untuk pendapatan ekonomi kedepan Peranan Anggota Kelompok Tani Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Tani Padi Sawah Dalam pelaksanaan kegiatan usahatani, peranan setiap anggota kelompok sangat berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi petani. Karena potensi sosial ekonomi merupakan kekuatan sekaligus modal dasar bagi pengembangan produksi padi. Maka dari itu, anggota kelompok tani harus menjalankan peranan mereka sebaik mungkin pada setaip kegiatan yang dilakukan seperti : Peran anggota kelompok tani dalam mencari dan penyebarluasan informasi, perencanaan kegiatan kelompok, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi dan penyediaan fasilitas dan sarana produksi. Untuk mengetahui peranan kelompok tanai dalam setiap pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 15. Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Setiap Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 212. Kriteria Tinggi Total Skor Jumlah Responden (Orang) 39 Persentase (%) Sedang Rendah Sumber : Data Diolah, 212 Jumlah 51 1 Berdasarkan Tabel 15 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok dalam kegiatan usahatani sudah termasuk kategori tinggi, ini terlihat dari 51 petani respnden 39 orang yang mengatakan peranannya tinggi yaitu sebesar

20 78.43%, sedangkan 11 orang mengatakan sedang yaitu 13.72% dan rendah hanya 1 orang yaitu 7.84% dalam pelaksanaan kegiatan usahatani. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa petani responden hampir semua melaksanakan perannya untuk mencapai peningkatan ekonomi, seperti halnya peran yang dilakukan yang mencakaup mencari dan menyebarluaskan informasi, merencanakan kegiatan, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi, penyediaan fasilitas dan sarana produiksi Kendala Yang Dihadapi Anggota Kelompok Tani Dalam Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Padi Dalam pelaksanaan kegiatan usahatani selalu saja ada hambatan atau kendala dalam pelaksanaanya. Seperti halnya pada kelompok tani, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahataninya terdapat hambatan atau kendala yang dapat menghambat para anggotanya melaksanakan kegiatan usahataninya, seperti : kegiatan dalam mencari dan penyebarluasan informasi, perencanaan kegiatan kelompok, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi dan penyediaan fasilitas dan sarana produksi yang hampir semua disebabkan karena keterbatasan modal. Modal harus direncanakan untuk menunjang kegiatan yang akan kita lakukan. Keterbatasan modal merupakan kendala yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan usahatani, karena modal merupakan faktor dominan dalam melakukan kegiatan usahatani, baik dalam hal penyediaan fasilitas dan sarana produksi maupun penerapan teknologi panca usahatani. Seperti halnya pada kendala yang dihadapi pada setiap kegiatan anggota kelompok tani yang hampir semua karena keterbatasan modal.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 45 V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 5.1 Karakteristik Petani Responden Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Umumnya mereka berniat meningkatkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan umum Daerah penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Munsalo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten 47 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak pada 140 0 42 0-105 0 8 0 BT dan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan JITUT 5.1.1 Umur (X 1 ) Berdasarkan hasil penelitian terhadap

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Umur petani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan usahatani. Umur berpengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahataninya.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Dewi, dkk (2009), dalam penelitiannya, dengan judul Persepsi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Kelompok Tani Dalam Memenuhi Kebutuhan Usahatani Padi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo. BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 109 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengolahan wawancara dan observasi yang telah dilakukan berkaitan dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB III LAPORAN PENELITIAN BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Gapoktan Kelompok Tani Bangkit Jaya adalah kelompok tani yang berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 98 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan hasil temuan studi yang menjadi dasar untuk menyimpulkan keefektifan Proksi Mantap mencapai tujuan dan sasarannya. Selanjutnya dikemukakan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis A. Karakteristik Petani V. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, luas lahan dan pengalaman bertani. Jumlah responden

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan. 26 III. METODE PENELITIAN A. dan 1. Umur Umur merupakan usia dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Umur diukur dalam satuan tahun. Umur diklasifikasikan menjadi tiga kelas sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Kabila dilihat dari letak geografisnya terletak di posisi yang sangat strategis karena selain di lintasi oleh akses

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Gambaran umum desa penelitian diperoleh dari monografi desa, meliputi letak geografis dan topografis desa, luas lahan dan tata guna tanah, keadaan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban 55 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Sukajawa Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban yang mulai diresmikan pada tahun 1951. Pada awalnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Luas Wilayah Kecamatan Tilongkabila Kecamatan Tilongkabila merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di kabupaten Bone Bolango. Kecamatan ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 50 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran Dinamika pembangunan masyarakat Desa Negara Saka Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Oleh karena itu, semua elemen bangsa harus menjadikan kondisi tersebut sebagai titik

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di 63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan masih menjadi usaha sebagian besar petani. Di Indonesia sendiri, masih banyak petani tanaman pangan yang menanam tanaman pangan untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah populasi penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun 2000-2010 jumlah penduduk Indonesia meningkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Mina Padi 1. Umur Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan berfikir petani dalam melaksanakan usaha taninya, hal tersebut juga berkaitan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

V. HASIL DANPEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi. benih padi. Karakteristik petani penangkar benih padi untuk melihat sejauh mana

V. HASIL DANPEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi. benih padi. Karakteristik petani penangkar benih padi untuk melihat sejauh mana V. HASIL DANPEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu petani penangkar benih padi yang bermitra dengan UPT Balai Benih Pertanian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO A. Keadaan Geografis 1. Letak dan keadaan fisik Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di Propinsi D.I. Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelompok Tani Kelompoktani adalah kelembagaan petanian atau peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumberdaya)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Galur adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Galur terdiri dari 7 Desa yaitu Desa Brosot, Desa Kranggan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci