BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang Selatan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni. RW 03 ini terdiri dari 7 RT, yang saat ini berjumlah 50 wanita usia subur. Setiap 1 bulan sekali diadakan perkumpulan yang dilaksanakan dirumah anggotanya secara bergiliran. Dalam perkumpulan ini dibagi menjadi 7 kelompok dengan 1 kader penanggung jawab untuk masing-masing RT yang membahas tentang arisan PKK, pengajian dan kegiatan perlombaan. Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali pada minggu kedua. Tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah Sekolah Menengah Atas (SMA). Faktor penyebabnya antara lain karena perekonomian yang cukup, dekat dengan fasilitas pendidikan dan dekat dengan pusat kota semarang. sedangkan ratarata umur responden berkisar tahun. Penyuluhan tentang praktik SADARI pada wanita usia subur dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2014 di ruang pertemuan Kelurahan Bulustalan dengan populasi 50 wanita usia subur dan sampel yang digunakan adalah semua dari populasi, penyuluhan 1

2 2 dimulai pukul sampai WIB dangan total responden hadir 40 responden dikarenakan hujan yang deras sehingga ada 10 responden yang tidak dapat menghadiri penyuluhan. Karena ada 10 responden yang tidak menghadiri penyuluhan pada hari itu maka 10 responden tersebut dinyatakan batal menjadi sampel penelitian. Metode yang digunakan pada saat penyuluhan berlangsung adalah metode ceramah dengan materi tentang Praktek SADARI yang dijelaskan menggunakan powerpoint dan alat bantu leaflate serta video tentang praktik SADARI. Sebelum penyuluhan responden diberikan kuesioner sebelum dan kuesioner sesudah diberikan setelah penyuluhan. Pembagian leaflate dilakukan setelah semua responden menyelesaikan kuesioner pretest. Pengetahuan dan sikap responden tentang praktik SADARI diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan dan diukur dua kali yaitu pre test dan post test pada hari yang sama. B. Analisis Univariat 1. Pengetahuan tentang Praktik SADARI Sebelum Penyuluhan Pengetahuan WUS tentang praktik sadari sebelum dilakukan penyuluhan didapatkan skor dari jumlah jawaban pertanyaan yang benar yaitu antara 5-17 dengan rata-rata 10,90 dan standar deviasi Kemudian dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu baik jika % dengan skor 16-20, cukup jika

3 % dengan skor 12-15, dan kurang jika <56% dengan skor < 12, dengan distribusi frekuensi pengetahuan tentang praktik SADARI sebelum penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kategori Frekuensi Presentase (%) Pengetahuan sebelum penyuluhan Kurang 23 57,5 Cukup 15 37,5 Baik 2 5 Jumlah Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa kategori pengetahuan WUS tentang SADARI sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang tentang SADARI yaitu sebanyak (57,5%), dan yang berpengetahuan baik sebanyak (5%). Presentase jawaban responden dari soal pengetahuan sebelum penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Gambaran Pengetahuan Responden Sebelum Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi Frekuensi Benar (%) Salah (%) 1 Definisi kanker 27 67, ,5 2 Kanker diderita oleh wanita* 15 37, ,5 3 Umumnya berupa benjolan* Kulit dan putting mengkerut Gaya hidup tidak sehat Riwayat keluarga* 23 57, ,5 7 Obesitas 21 52, ,5 8 Paparan radiasi* Definisi SADARI 29 72, ,5 10 Definsi SADARI* 13 32, ,5 11 Tujuan SADARI 27 67, ,5 12 Tujuan SADARI* 17 42, ,5 13 Waktu dilakukan SADARI 19 47, ,5 14 SADARI bisa kapan saja* Sadari dilakukan rutin Usia dilakukan SADARI* SADARI dilakukan dengan bantuan* 21 52, ,5 18 SADARI ada 3 cara 25 62, ,5 19 SADARI dilakukan didepan cermin* 17 42, ,5 20 SADARI dilakukan dengan meraba 27 67, ,5

4 4 Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative Berdasarkan jawaban responden atas tiap-tiap pertanyaan soal pengetahuan, diketahui masih banyak responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang praktik SADARI. Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden salah dalam menjawab pertanyaan tentang factor resiko dari kanker payudara yang terdiri dari pertanyaan nomor 3 yaitu tentang tanda dari kanker payudara yaitu sebesar 60%, pertanyaan nomor 6 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 57,5%, pertanyaan nomor 8 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 55%, pertanyaan nomer 14 tentang kapan waktu harus melakukan SADARI sebesar 65%, pertanyaan nomor 16 tentang usia berapa mulai dilakukan SADARI sebesar 60%, dan pertanyaan nomor 17 tentang cara SADARI sebesar 52,5. Untuk pertanyaan positif, sebagian besar responden salah dalam menjawab pada pertanyaan nomor 13 tentang waktu dilakukannya SADARI sebesar 52,5%. 2. Pengetahuan tentang Praktik SADARI Sesudah Penyuluhan Sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI dengan metode ceramah kemudian dilakukan post test untuk mengukur pengetahuan yaitu antara dengan rata-rata dan standar deviasi 1,244. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang praktik SADARI sesudah penyuluhan sebagai berikut :

5 5 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi pengetahuan Sesudah Penyuluhan Kategori Frekuensi Presentase (%) Pengetahuan sesudah penyuluhan Kurang 0 0 Cukup 0 0 Baik Jumlah Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahuai bahwa pengetahuan sesudah responden dilakukan penyuluhan kategorinya meningkat menjadi 100%. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI pengetahuan WUS meningkat. Presentase jawaban responden dari soal pengetahuan sesudah penyuluhan : Tabel 4.4 Distribusi Gambaran Pengetahuan Sesudah Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi Frekuensi Benar (%) Salah (%) 1 Definisi kanker Kanker diderita oleh wanita* 1 2, ,5 3 Umumnya berupa benjolan* Kulit dan puting mengkerut 39 97,5 1 2,5 5 Gaya hidup tidak sehat Riwayat keluarga* Obesitas Paparan radiasi* Definisi sadari Definisi sadari* 1 2, ,5 11 Tujuan sadari Tujuan sadari* Waktu dilakukan sadari 39 97,5 1 2,5 14 Sadari bisa kapan saja* Sadari dilakukan rutin 39 97,5 1 2,5 16 Usia dilakukan sadari* 7 17, ,5 17 Sadari dilakukan dengan 1 2, ,5 bantuan* 18 Sadari ada 3 cara Sadari dilakukan didepan 3 7, ,5 cermin* 20 Sadari dilakukan dengan meraba 39 97,5 1 2,5 Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative

6 6 Berdasarkan jawaban responden atas tiap-tiap soal pengetahuan, diketahui pengetahuan responden mengalami peningkatan setelah diberi penyuluhan. Berdasarkan tabel diatas didapatkan mayoritas responden benar dalam menjawab pertanyaan tentang factor resiko kanker payudara yang terdiri dari pertanyaan nomor 3 yaitu tentang tanda dari kanker payudara sebesar 90%, pertanyaan nomor 6 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 95%, pertanyaan nomor 8 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 95%, pertanyaan nomer 14 tentang kapan waktu harus melakukan SADARI sebesar 95%, pertanyaan nomor 16 tentang usia berapa mulai dilakukan SADARI sebesar 82,5%, dan pertanyaan nomor 17 tentang cara SADARI sebesar 97,5. Untuk pertanyaan positif, sebagian besar responden salah dalam menjawab pada pertanyaan nomor 13 tentang waktu dilakukannya SADARI sebesar 97,5%. 3. Sikap tentang Praktik SADARI Sebelum Penyuluhan Skor sikap berkisar antara 43 sampai dengan 69 dengan rata-rata dan standar deviasi Distribusi frekuensi sikap terhadap praktik SADARI sebelum penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Sebelum Penyuluhan Variabel Frekuensi Presentase (%) Sikap Responden : Mendukung Tidak mendukung Jumlah

7 7 Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di lihat kategori sikap sebelum dilakukan penyuluhan WUS mempunyai sikap tidak mendukung terhadap praktik SADARI sebanyak 60% dan yang tidak mendukung sebanyak 40%. Tabel 4.6 Distribusi Gambaran Sikap Responden Sebelum Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi (%) STS (%) TS (%) S (%) SS (%) 1 Definisi sadari 3 7, , Definisi sadari* 9 22, ,5 3 Usia dilakukan sadari , , Sadari metode sederhana* 7 17, , ,5 5 12,5 5 Tujuan sadari , ,5 6 Tujuan sadari* 7 17, ,5 5 12,5 7 T ujuan sadari* , , Sadari mencegah kanker Sadari saat menstruasi* 5 12, ,5 10 kapan dilakukan sadari ,5 9 22,5 11 Sadari harus rutin ,5 7 17,5 12 Sadari setiap hari* 1 2, ,5 13 Sadari dengan berbaring* , ,5 14 Sadari untuk mengetahui 7 17, , benjolan 15 Sadari hanya saat mandi* , , Sadari berdiri didepan cermin , ,5 17 Berdiri salah satu sadari 3 7, ,5 18 Sadari dengan bantuan* 3 7, , ,5 3 7,5 19 Sabun mempermudah 5 12, ,5 sadari* 20 Berbaring salah satu sadari 5 12, , Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative Berdasarkan aspek pemahaman sikap responden terhadap praktik SADARI diketahui bahwa ada beberapa sikap yang bernilai kurang mendukung saat Pre test. Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden salah dalam menjawab pernyataan / tidak setuju melakukan SADARI terdapat pada cara melakukan SADARI, pada pernyataan nomer 7 tentang tujuan SADARI sebesar 10%, pernyataan nomor 15 tentang SADARI sebesar

8 8 10%. Untuk pernyataan positif / setuju melakukan SADARI pada nomer 14 sebesar 20%. 4. Sikap tentang Praktik SADARI Sesudah Penyuluhan Untuk mengetahui sikap WUS sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI kemudian dilakukan post test. Skor sikap semua WUS mengalami peningkatan menjadi 63 sampai 116 dengan rata-rata 74,98 dan standar deviasi Distribusi frekuensi sikap tentang praktik SADARI sesudah penyuluhan sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Sesudah Penyuluhan Variabel Frekuensi Presentase (%) Sikap Responden : Mendukung 21 52,5 Tidak mendukung 19 47,5 Jumlah Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sikap WUS sesudah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan menjadi 21 WUS (52,5%) mendukung tentang praktik SADARI, dan 19 WUS (47,5%) tidak mendukung terhadap praktik SADARI. Tabel 4.6 Distribusi Gambaran Sikap Responden Sesudah Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi (%) STS (%) TS (%) S (%) SS (%) 1 Definisi sadari , ,5 2 Definisi sadari* 29 72, , Usia dilakukan sadari , ,5 4 Sadari metode sederhana* Tujuan sadari , ,5 6 Tujuan sadari* T ujuan sadari* 29 72, , Sadari mencegah kanker Sadari saat menstruasi* 23 57, , kapan dilakukan sadari , , Sadari harus rutin , ,5 12 Sadari setiap hari* 31 77,5 9 22, Sadari dengan berbaring * Sdari untuk mengetahui , ,5

9 9 benjolan 15 Sadari pada saat mandi* 25 62, , Sadari berdiri didepan cermin , ,5 17 Berdiri salah satu sadari , ,5 18 Sadari dengan bantuan* Sabun mempermudah sadari* 20 Berbaring salah satu sadari Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative Berdasarkan aspek pemahaman sikap responden tentang praktik SADARI banyak responden yang mengalami perubahan setelah diberi penyuluhan. Berdasarkan tabel diatas, responden benar dalam menjawab pernyataan negatif tentang SADARI terdapat pada pernyataan nomer 7 tentang tujuan SADARI sebesar 72,5%, pernyataan nomor 15 tentang SADARI sebesar 62,5%. Untuk pernyataan positif / setuju melakukan SADARI pada nomer 14 sebesar 72,5%. C. Analisis Bivariat 1. Uji Kenormalan Setelah seluruh data tentang pengetahuan dan sikap dari 40 responden diperoleh baik sebelum dan sesudah penyuluhan kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov jika p-value >0,05 maka data berdistribusi normal, berikut ini adalah table pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan melalui penyebaran kuesioner pretest dan posttest yang telah dilakukan uji

10 10 statistik One Sample Kolmogorov Smirnov diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Uji Kenormalan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Praktik SADARI Variabel p-value Distribusi 1. Pengetahuan tentang praktik SADARI sebelum Normal penyuluhan 2. Pengetahuan tentang praktik SADARI sesudah Tidak penyuluhan Normal 3. Sikap tentang praktik SADARI sebelum penyuluhan Normal 4. Sikap tentang praktik SADARI sesudah penyuluhan Tidak Normal Berdasaberdasarkan tabel 4.5 hasil uji kenormalan pengetahuan pre test dan post test, sikap pre test dan post test di peroleh nilai p-value < 0,05, itu berarti data tersebut berdistribusi tidak normal, maka pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. 2. Perbedaan Pengetahuan Tentang Praktik SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Berdasarkan uji statistik dengan uji wilcoxcon diperoleh rentang rata-rata pengetahuan pre test sebesar 20,50, dengan hasil p-value = 0,000 (<α 5%), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pre dan post test. Tabel 4.6 Uji wilcoxon pada Pengetahuan pre dan post test Variable n Mean rank p Pengetahuan 40 20,50 0,000

11 11 3. Perbedaan Sikap Tentang Praktik SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Berdasarkan uji statistik dengan uji wilcoxon, diperoleh rentang rata-rata sikap pre test sebesar 20,50, dengaan hasil p- value = 0,000 (<α 5%), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : ada perbedaan yang signifikan antara sikap pre dan post test. Tabel 4.7 Uji wilcoxon pada Sikap pre dan post test Variable n Mean rank p Sikap 40 20,50 0,000 D. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan wanita usia subur tentang Praktik SADARI sebelum penyuluhan. Sebagian besar responden sebelum dilakukan penyuluhan memiliki pengetahuan kurang tentang Praktik SADARI yaitu sebanyak 57,5%. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan pengetahuan yang tidak dijawab dengan benar oleh WUS karena kurangnya informasi yang mereka dapat dari tenaga kesehatan, maupun kesadaran diri sendiri untuk mendapat atau mencari informasi dari media informasi seperti tv, radio, Koran, majalah, dan media informasi lainnya tentang pentingnya praktik SADARI. Hal itu sesuai teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang memperoleh sesuatu dari hasil pengindraannya seperti

12 12 mata, hidung, telinga dan sebagainya seperti yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2007). 2. Pengetahuan wanita usia subur tentang Praktik SADARI Sesudah penyuluhan Sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI mayoritas pengetahuan WUS dalam kategori baik yaitu sebanyak 100% dari yang sebelumnya WUS dengan berpengetahuan kurang sebanyak 57,5% WUS, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang praktik SADARI. Pertanyaan-pertanyaan yang sebelum dilakukan penyuluhan dijawab salah oleh WUS, ternyata setelah diberikan penyuluhan banyak yang menjawab dengan benar. Dikarenakan pada saat penyuluhan berlangsung WUS nampak tenang dan memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh peneliti. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Sunaryo (2004) bahwa pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (Sunaryo, 2004). 3. Sikap wanita usia subur tentang Praktik SADARI sebelum penyuluhan Sebelum dilakukan penyuluhan sikap WUS terhadap SADARI tidak mendukung sebanyak 60% WUS, Dapat dilihat dari

13 13 pertanyaan sikap yang masih salah dijawab oleh WUS dikarenakan kurangnya pengetahuan WUS tentang SADARI, sehingga WUS salah dalam menjawab pernyataan. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang dijawab salah oleh WUS. Hal ini sesuai dengan ungkapan Azwar (2011), bahwa berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh yang sangan besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang yang kemudian akan membentuk suatu sikap tertentu. Proses perubahan sikap pada individu dipengaruhi oleh penerimaan sebuah pesan, dan berapa penting dan relevan pesan tersebut untuk individu itu sendiri (Azwar, 2011). 4. Sikap wanita usia subur tentang Praktik SADARI Sesudah penyuluhan Sikap WUS terhadap SADARI mengalami peningkatan karena WUS yang semula tidak mendukung terhadap praktik SADARI atau sebagian WUS yang mendukung praktik SADARI, dan sesudah dilakukan penyuluhan WUS menjadi mendukung terhadap praktik SADARI 52,5% WUS. Hal ini terlihat dari penurunan presentase WUS yang menjawab salah pada pertanyaan sikap sebelum penyuluhan, dikarenakan pada saat penyuluhan berlangsung seluruh responden dan dan sangat memperhatikan penjelasan dari peneliti.

14 14 Seperti yang diungkapkan Setiawan (2010) bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penambahan pengetahuan yang dilakukan dengan penyebaran pesan dan melakukan keyakinan atas pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu dan mengetahui apa yang harus dilakukan (Setiawan, 2010). Selain itu penyuluhan yang menggunakan metode ceramah untuk mencapai tingkatan sikap seseorang agar mengubah persepsi mereka tentang suatu hal. 5. Perbedaan Pengetahuan tentang SADARI dan Sikap terhadap Praktik SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan a. Pengetahuan Penyuluhan tentang praktik SADARI pada WUS Kelurahan Bulustalan Semarang dilakukan pada hari jum at tanggal 4 Juli 2014 pukul WIB setelah para WUS selesai bekerja, penyuluhan di laksanakan di ruang pertemuan Kelurahan Bulustalan. Penyuluhan ini disampaikan dengan metode ceramah memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh responden, penyampaian materi penyuluhan menggunakan powerpoint yang menjelaskan tiap sub bab dari materi beserta contohnya, leaflate yang dibagikan pada peserta penyuluhan menyertakan gambar-gambar agar mudah dimengerti oleh

15 15 responden serta memutarkan video tentang cara melakukan SADARI untuk memudahkan responden. Penyuluhan ini berlangsung tertib, tenang dan tidak ramai karena ada 4 orang teman yang membantu peneliti untuk mendampingi responden saat penyuluhan berlangsung sehingga responden dapat dikondisikan dan dapat memperhatikan dengan tenang dan serius sesuai dengan harapan peneliti. Penyuluhan di respon baik oleh WUS, hal ini ditunjukkan dengan antusias mereka saat di berikan materi penyuluhan. Para WUS memperhatikan dengan seksama dan tenang informasi yang disampaikan, kemudian setelah semua selesai dijelaskan peneliti memberikan kesempatan pada responden untuk bertanya, dan banyak responden yang langsung bertanya tentang penanganan kanker payudara, faktor penyebab kanker payudara, alas an melakukan SADARI, dan banyak responden yang bertanya tentang pengalaman mereka yang pernah mengalami benjolan pada daerah payudara, mereka merasa takut jika benjolan tersebut adalah kanker payudara, kemudian peneliti menjawabnya langsung dari setiap pertanyaan responden berdasarkan teori dan pengalaman yang pernah dialami oleh peneliti bahwa setiap benjolan yang mencurigakan pada daerah payudara atau sekitar ketiak perlu di waspadai dan diperhatikan apakah itu kanker atau bukan dengan cara meraba

16 16 dan memastikan tanda-tanda dari kanker payudara, apakah benjolan itu tetap dan bertambah besar atau hanya muncul ketika menstruasi saja, bila perlu segera di bawa ke tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, responden mengerti dengan jawaban yang di berikan oleh peneliti. Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang SADARI telah disajikan dengan menggunakan uji wilcocxon, kemudian diperoleh nilai mean rank -5,517 dan nilai p= 0,000. Disimpulkan dari hasil tersebut, maka ada perbedaan yang bermakna rata-rata pengetahuan tentang praktik SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan. Sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh dari penyuluhan yang dapat mengubah atau meningkatkan pengetahuan WUS. Pendidikan kesehatan ataupun penyuluhan memmpunyai pengaruh besar terhdap pengetahuan yang kemudian dapat menciptakan persepsi pada diri seseorang terhadap suatu objek yang kemudian akan mengubah perilaku seseorang, Notoatmodjo(2005). Seperti pada penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Remaja dan Paparan Media Massa Terhadap Praktek SADARI(periksa payudara sendiri) pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 1 Randudongkal yang dilakukan oleh

17 17 Yustitia Arum Tifani pada Tahun 2011, peneliti tersebut menunjukkan bahwa remaja putri setelah diberi penyuluhan tentang SADARI menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dibandingkan dengan sebelum diberi penyuluhan. b. Sikap Perbedaan sikap tentang praktik SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan telah disajikan dengan menggunakan uji wilcocxon, kemudian diperoleh perbedaan nilai mean rank - 5,515 dan nilai p=0,000. Disimpulkan dari hasil tersebut, maka ada perbedaan yang bermakna rata-rata sikap terhadap praktik SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini dikarenakan suasana pada saat penyuluhan dalam keadaan tenang, tidak ramai, serta adanya 4 pendamping dari pihak peneliti yang membantu mengkondisikan responden. Menurut Setiawan (2010) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penambahan pengetahuan yang dilakukan dengan penyebaran pesan dan melakukan keyakinan atas pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Dengan adanya pendidikan kesehatan tersebut diharapkan ada perubahan perilaku kesehatan dari responden yang nantinya akan meningkatkan atau memelihara kesehatan.

18 18 Seperti pada penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik SADARI studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak yang dilakukan oleh Aprilia Hidayati pada Tahun 2011, peneliti tersebut menunjukkan bahwa remaja putri setelah diberi penyuluhan tentang praktik SADARI menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dibandingkan dengan sebelum diberi penyuluhan. Disimpulkan dari penelitian ini bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap WUS di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang tentang praktik SADARI, dibuktikan dari menurunnya presentase responden yang menjawab salah pada pertanyaan-pertanyaan pengetahuan tentang praktik SADARI dan pertanyaan-pertanyaan terhadap sikap praktik SADARI.

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3) PERBEDAAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PRAKTIK SADARI TERKAIT KEJADIAN KANKER PAYUDARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI RW 03 KELURAHAN BULUSTALAN SEMARANG Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari

Lebih terperinci

Wahyu Umiyati 1), Ratih Sari Wardani 2), Novita Nining Angraini 3) Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Wahyu Umiyati 1), Ratih Sari Wardani 2), Novita Nining Angraini 3) Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG PRAKTIK SADARI(PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI RW 03 KELURAHAN BULUSTALAN SEMARANG THE DIFFERENT OF KNOWLEDGE AND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN KETRAMPILAN PRAKTIK SADARI (Studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masih terbatas pada tafsir Al-Qur'an disertai dengan Tanya jawab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masih terbatas pada tafsir Al-Qur'an disertai dengan Tanya jawab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Addainuriyah 2 bermula dari pengajian Jum'at yang bertempat di serambi rumah Pengasuh (1980). Materi kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praeksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment BAB METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan metode ceramah plus tanya jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan seorang wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15% 46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Pendidikan Pendidikan terakhir responden di RW 04 Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yaitu SMP, SMA, DIII, S1, dan S2 dengan distribusi

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Sofya Azharni Tempat / Tanggal Lahir : Manna/ 7 April 1994 Agama : Islam Alamat : Jalan Dr.Picauly No.6 Medan 20154 Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 17

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Dusun Grompol, Desa Jembrak terletak di Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 4 Kota Gorontalo terletak di jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan Lampiran 1 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Yang bertandatangan dibawah ini: Nama :. Kelas :. Alamat :. Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini maka saya menyatakan bersedia berpartisipasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design (Dahlan, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test Design.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan digilib.uns.ac.id 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan sikap bagi wanita usia subur tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2006, memperkirakan setiap tahun jumlah penderita kanker

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Dukuh Gamping Kidul terletak di kelurahan Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Dukuh Gamping

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Kanker serviks sampai

Lebih terperinci

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimen. Quasi Experimen (eksperimen semu) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara administrasi Kelurahan Tandang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan batas wilayah sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen tersebut pre experimental designs (Notoatmodjo, 2010). 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen tersebut pre experimental designs (Notoatmodjo, 2010). 01 X 02 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen (experimental research) yaitu suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan

Lebih terperinci

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2) P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:209-217 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Made Intan Wahyuningrum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PRAKTIK SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN KEMIJEN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG Sri Mularsih 1, Frida Cahyaningrum 2, Endang Sri Rubiyanti 3 Email : srimularsih88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Menurut Usia Karakteristik responden menurut usia diperoleh data usia terendah responden adalah 9 tahun dan tertinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 16 tahun. Hal ini disebabkan usia responden pada kelas X dan kelas XI

BAB V PEMBAHASAN. 16 tahun. Hal ini disebabkan usia responden pada kelas X dan kelas XI 58 BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian usia responden banyak pada usia 15 dan 16 tahun. Hal ini disebabkan usia responden pada kelas X dan kelas XI banyak usia tersebut.

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di posyandu Anyelir A dan posyandu Wijaya Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian preeksperimental, pendekatan one group pretest posttest. B. Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian akan menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 41 BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain atau pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau BAB III METODE PENELITLAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Jendra Annisa Zen 21511425

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor ganas payudara merupakan keganasan pada wanita yang menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi (Madjawati, 2008). Kanker payudara umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT Helmi Fangidae a,c, Elisabeth Herwanti b, Maria Y. Bina c a Mahasiswa S-1 Prodi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimen semu (Quasi Experiment). Meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah ekperimen semu (eksperimen quasi) dan menggunakan pendekatan one group pretest-postest. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri ini telah dilakukan di Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 Syam Surya Dwi Setiyo Rini & Nuke Devi Indrawati FIKKES

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment). Meneliti pengaruh program pelatihan pencegahan diare pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Aprilia Dian Utami 201210201085 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016 Siti Maesaroh Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian SMK Tarunatama merupakan sekolah dengan status swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Sion Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara (Carcinoma mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010). Kanker payudara adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Caturbinangun RT 002 RW 014 yang terletak di kelurahan Widodomartani Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penyampaian Informasi 1. Pengertian Suatu kegiatan atau suatu usaha menyampaikan informasi kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitan ini dilakukan di dua SMP Negeri di Kasihan Bantul Yogyakarta yaitu SMP Negeri 1 Kasihan Bantul yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian komparasi untuk membandingkan pengetahuan dan sikap remaja perokok dan bukan perokok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan pendekatan pre and post test, dimana data pengetahuan dan perilaku personal higiene akan dinilai

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data Globocan (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit pembunuh pertama pada perempuan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 8 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa

Lebih terperinci

A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Mohon diisi dengan memberi tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar. 1. Di

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH STUDI EKSPERIMEN DENGAN METODE PENYULUHAN TENTANG SIKAP PENANGANAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) PADA REMAJA JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Lokasi Umum Lokasi penelitian ini berada di Kota Semarang Jawa Tengah yang letaknya berada di Jalan Pandanaran No. 79 Kelurahan Mugassari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Salaman 1 yang terletak di dusun Kauman desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. SD N

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA N 1 Getasan Tahun Pelajaran 2012/2013. Siswa kelas XI IPS berjumlah 51 siswa terdiri

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013 Hanna D.L Damanik *, Ridwan *, Darmadi Lubis ** * Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Setiawati Gusmadi 1610104472 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR Ditya Yankusuma 1, Augustin Pramulya 2 Abstract The prevalence of breast cancer is quite

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. 39 BAB 4 METODOLOGI 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana variabel dependen dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita setelah kanker serviks. Kanker menjadi momok bagi semua orang selain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SISWI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SISWI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SISWI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Rusmana 201510104260 PROGRAM STUDI JENJANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Separate Sample Pretest-Postest (Notoatmodjo, 2005). Pretest Intervensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD

Lebih terperinci

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENARCHE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PRA MENSTRUASI ( The Effectiveness Of Menarche Health Promotion to the Pre Menstrual Female Adolescents Knowledge And Attitude

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experemntal design) Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

Lebih terperinci

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Romadhoni 1, Noor Yazid, Dian Aviyanti 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang, Staf

Lebih terperinci

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT DETEKSI DINI MENGGUNAKAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT PADA WANITA USIA SUBUR DI RW IV DESA CANGKOL MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN 2015 Oleh Anin Nur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai promosi kesehatan, salah satunya yaitu video learning

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai promosi kesehatan, salah satunya yaitu video learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Promosi kesehatan merupakan upaya yang bersifat promotif (peningkatan), sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19" '53"

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19 '53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara 110 24'19"-110 28'53" Bujur Timur dan 07 15'24"-07 49'26" Lintang Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Halmahera

Lebih terperinci