BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI
|
|
- Herman Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 49 BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI 7.1. Kebutuhan yang Dirasakan dalam Penerapan Sistem Pertanian Padi Sehat Beralihnya komunitas petani padi sehat Desa Ciburuy dari pertanian yang mengandalkan benih pabrikan dan pupuk kimia ke sistem pertanian padi sehat memunculkan sejumlah kebutuhan baru yang dirasakan oleh para petani. Dari data primer yang diperoleh di lapang, kebutuhan baru yang dirasakan oleh komunitas petani padi sehat yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Silih Asih adalah sarana pemasaran, peningkatan sumberdaya petani dalam hal peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan budidaya padi sehat, pelayanan atau ketersediaan jasa alat dan mesin pertanian (alsintan) serta sarana irigasi. Rata-rata responden penelitian baik petani lapisan atas, menengah maupun bawah menyatakan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi guna menunjang terjaminnya kontinuitas dalam produksi pertanian. 120% 100% 80% 60% 100% 70% 100% 100% 80% 60% 60% Atas Menengah 40% 40% 33% 30% Bawah 20% 10% 27% 0% Pemasaran SDM Petani Alsintan Irigasi Gambar 6 Persentase Kebutuhan yang Dirasakan Petani Lapisan Atas, Menengah dan Bawah dalam Penerapan Sistem Pertanian Padi Sehat Dari Gambar 6 di atas, diketahui sebanyak 100 persen petani lapisan atas membutuhkan sarana pemasaran dalam penerapan sistem pertanian padi sehat.
2 50 Artinya, petani lapisan atas membutuhkan kejelasan dan jaminan pasar. Dengan kata lain perlu mengetahui dengan jelas siapa dan lapisan masyarakat mana yang akan menjadi target pasarnya (konsumen) serta pihak yang akan menampung atau membeli hasil panen. Pada sistem pertanian sebelumnya yang masih menggunakan benih pabrikan maupuk pupuk kimia, pihak yang menampung hasil panen adalah tengkulak. Namun, sejauh ini keberadaan tengkulak cukup meresahkan petani. Permintaan akan beras organik ini datang dari kalangan konsumen menengah ke atas yang menginginkan mengonsumsi beras yang bebas dari residu pestisida. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pemasaran yang baik agar dapat diterima oleh konsumen dan sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu, yang menjadi kebutuhan petani lapisan atas dalam hal penerapan sistem pertanian padi sehat adalah peningkatan sumberdaya petani (pengetahuan, sikap dan keterampilan) dengan persentase sebesar 80 persen. Dalam penerapan sistem pertanian padi sehat ini, petani harus mampu meningkatkan keterampilannya baik dalam hal budidaya maupun pengolahan hasil agar produknya dapat diterima dan sesuai dengan permintaan pasar. Sementara itu, penyediaan jasa alsintan dan irigasi dirasakan sebagai kebutuhan oleh petani lapisan atas dengan presentase sebanyak 60 persen. Penyediaan jasa alsintan dan sarana irigasi ini dibutuhkan petani untuk menjaga kontinuitas usahatani mereka. Meski demikian, sebanyak 60 persen petani lapisan atas memilih keempat macam kebutuhan ini (sarana pemasaran, peningkatan sumberdaya petani, penyediaan jasa alsintan dan sarana irigasi) sebagai kebutuhan yang dirasakan dalam penerapan sistem pertanian padi sehat. Artinya 60 persen petani memilih keempat kebutuhan ini sebagai kebutuhan yang dirasakan dan ingin dipenuhi guna menunjang kegiatan pertanian. Sebagaimana yang dijelaskan berikut ini: berikut: Kalau Bapak itu butuh kejelasan pasarnya. Itu kudu jelas, siapa yang akan nampung gabah kami nanti. Ada sih pasti tapi ari ngajual ka tangkulak teh gimana gitu. Dan harus jelas siapa juga yang akan beli beras organik. Itu juga harus dipikirkan. Jangan sampai kita udah capek-capek nanem teh beras organik kita ga laku. (Bapak Iy, 45 tahun). Selain itu, ditambahkan pula dengan penjelasan dari Bapak Az sebagai
3 51 Setelah menerapkan pertanian sehat ini, diakui memang kami melakukan pembenahan. Itu harus dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan petani. Dan kebutuhan petani itu tidak jauh dari kebutuhan yang tujuan sebenarnya untuk menjaga agar pertanian organik ini berkelanjutan. Selama pertanian konvensional dulu tengkulak kan yang suka membeli. Tapi banyak mudhorotnya menjual ke tengkulak itu. Jadi petani ingin jangan sampai jatuh ke tangan tengkulak. Sarana irigasi, penyediaan alat juga masih dibutuhkan petani, termasuk petani masih butuh belajar juga. (Bapak Az, 79 tahun). Pada petani lapisan menengah, sebesar 100 persen petani membutuhkan sarana peningkatan sumberdaya petani. Penerapan pertanian padi sehat ini memang perlu ditunjang oleh sikap positif terhadap pertanian organik itu sendiri serta tingkat pengetahuan dan keterampilan yang cukup tinggi karena untuk menghasilkan produk beras sehat yang baik dan sesuai keinginan pasar maka diperlukan metode dan pendekatan yang tepat. Hal ini tentunya membutuhkan keterampilan petani. Tanpa ditunjang oleh peningkatan sumberdaya petani maka dapat dipastikan sistem pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy akan lamban berkembang. Selain peningkatan sumberdaya petani, yang juga menjadi kebutuhan bagi petani lapisan menengah dalam penerapan sistem pertanian padi sehat adalah sarana pemasaran dengan persentase sebesar 40 persen, kebutuhan akan penyediaan alsintan sebesar 33 persen dan kebutuhan akan sarana irigasi sebesar 27 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan sumberdaya petani menjadi kebutuhan yang paling dirasakan. Sama halnya seperti pada petani lapisan menengah, petani lapisan bawah dengan persentase sebesar 100 persen membutuhkan peningkatan sarana atau wadah dalam meningkatkan sumberdaya petani termasuk dalam hal sikap, pengetahuan dan keterampilan budidaya padi. Selain itu, sebesar 70 persen petani lapisan bawah juga membutuhkan sarana pemasaran yang baik, diikuti kemudian dengan kebutuhan akan sarana irigasi yang mencapai persentase sebesar 30 persen dan kebutuhan akan jasa alsintan sebanyak 10 persen. Kebutuhan ini pada dasarnya merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi secara bersama karena satu sama lainnya dapat menunjang kegiatan pertanian.
4 52 Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kebutuhan antara petani lapisan atas dengan lapisan menengah dan bawah. Pada petani lapisan atas, kebutuhan akan sarana pemasaran mencapai persentase tertinggi dibandingkan dengan kebutuhan lain seperti peningkatan sumberdaya petani, kebutuhan akan sarana irigasi maupun penyediaan jasa alsintan. Dalam hal ini petani lapisan atas lebih berorientasi pasar, dimana pertimbangan pemasaran menjadi penting bagi mereka karena akan menentukan penjualan hasil produksi. Petani lapisan atas khawatir jika tidak ada pasar yang dapat menampung hasil panen mereka. Sementara itu, pada petani lapisan menengah dan bawah kebutuhan akan peningkatan sumberdaya petani mencapai persentase tertinggi dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Berbeda dengan petani lapisan atas yang cenderung telah akses terhadap informasi mengenai praktek budidaya sistem pertanian padi sehat, petani lapisan menengah dan bawah masih membutuhkan informasi mengenai pertanian padi sehat itu sendiri yang diikuti oleh peningkatan keterampilan dalam kegiatan budidaya sesuai dengan metode dan pendekatan yang tepat Perubahan Bentuk Organisasi Tingginya penerapan sistem pertanian padi sehat berhubungan dengan banyaknya kegiatan dan kebutuhan baru yang dirasakan. Sehubungan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh para petani dalam aktivitas penerapan sistem pertanian padi sehat, maka dalam hal ini sejumlah perubahan-perubahan telah dilakukan oleh pengurus Gapoktan dan Koperasi Kelompok Tani guna memenuhi kebutuhan para petani. Sejak lepas dari program LPS Dompet Dhuafa yang sebelumnya telah memberikan bantuan dalam hal jaminan pemasaran, kini Gapoktan Silih Asih mulai bekerja sendiri dalam mengatur rumah tangganya. Terdapat beberapa perubahan bentuk organisasi yaitu munculnya instrumeninstrumen (divisi atau unit kerja) baru yang terbentuk sesuai dengan kebutuhan petani. Sedikitnya ada empat instrumen baru yang terbentuk dengan spesialisasi kerja masing-masing guna menindaklanjuti dan memenuhi kebutuhan petani (Gambar 7). Pertama, Koperasi Kelompok Tani (KKT) yang mengatur hubungan
5 53 pemasaran. Dalam KKT inilah bargaining position petani mulai ditingkatkan melalui sikap petani terhadap harga beras organik di pasaran. Yayasan Dompet Dhuafa Dinas Pertanian dan Kehutanan BP4K Lembaga Pertanian Sehat UPT BP3K Manajer Lumbung Tani Sehat Petugas Pertanian Kecamatan Penyuluh Pertanian Lapang Petani (Gapoktan) Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swakarsa (P4S) Unit Pelayanan Jasa Alsintan Perkumpulan Petani- Pemakai Air (P3A) Mitra Gambar 7 Bagan Alir Terbentuknya Kerjasama dan Munculnya Instrumen (Unit Kerja) Baru dalam Penerapan Sistem Pertanian Padi Sehat Guna menjawab kebutuhan petani akan jaminan pasar yang mampu menampung gabah dari petani, maka dibentuklah koperasi. Dalam hal ini koperasi menjamin pembelian gabah langsung dari petani. Keberadaan koperasi ini sekaligus menghilangkan peran tengkulak yang selama ini cukup meresahkan petani. Koperasi menjamin pembelian gabah dengan harga yang cukup tinggi dari
6 54 yang ditawarkan tengkulak. Jaminan kesediaan koperasi untuk membeli gabah ini dirasakan telah memenuhi kebutuhan petani akan sarana pemasaran. Sehingga petani cukup fokus dalam melakukan produksi tanpa takut hasil panennya tidak ada yang membeli. Dibentuknya koperasi ini cukup memenuhi kebutuhan petani seperti penjelasan Bapak Mj berikut ini: Adanya koperasi sangat membantu sekali. Koperasi membeli gabah dari petani. Jadi kita bisa fokus, tenang dan mau nanem padi sehat tanpa takut ga ada yang mau beli gabah. Harganya lumayan lebih tinggi sedikit dibanding tengkulak. Selain itu kita bisa pinjam modal dulu. Sistemnya yarnen, dibayar panen. (Bapak Mj, 50 tahun). Kedua, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swakarsa (P4S), lebih menitikberatkan pada peningkatan sumberdaya petani dan introduksi sistemsistem baru dalam pertanian padi sehat mulai dari on-farm hingga off-farm. P4S juga berperan dalam upaya merubah dan mengarahkan paradigma petani untuk tidak sekedar cangkul-tanam-panen, tetapi lebih dari itu menanam padi sehat dengan memperhatikan atau menyesuaikan keinginan pasar agar hasil panen tetap diminati dan tidak kehilangan pembeli. Upaya peningkatan sumberdaya petani melalui P4S ini dilakukan dengan berbagai kegiatan. Gapoktan Silih Asih seringkali menjadi rujukan lokasi bagi dinas pertanian setempat dalam mengadakan pelatihan-pelatihan maupun pembinaan mengenai pertanian sehat bagi petani maupun Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) sehingga dengan banyaknya kegiatan tersebut sekaligus dimanfaatkan sebagai wadah pertukaran informasi dan pengetahuan antar para petani, petugas dari dinas pertanian setempat maupun PPL yang bertugas. Dibentuknya P4S ini nampaknya cukup memenuhi kebutuhan petani khususnya dalam upaya peningkatan sumberdaya petani, seperti yang dijelaskan Bapak Sp berikut ini: Alhamdulillah, banyak acara riungan gitu. Sering banget kedatangan tamu. Asal kita nya mau datang aja. Bapak lumayan Sering ikut riungan kalau ada di rumah. Lumayan neng kerasa jadi nambah-nambah pengetahuan, informasi, yang tadinya ga tau jadi tau. Nanti dipraktekkin kalo udah tau mah. Oh misalnya mupuk tu yang baik gini, oh pertumbuhan
7 55 padi tuh seperti ini, jadi banyak tau lah alhamdulillah. (Bapak Sp, 50 tahun). Ketiga, Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) adalah unit atau bagian yang mengurus kegiatan budidaya tanaman padi hingga processing. UPJA menyediakan alat dan mesin pertanian yang dapat digunakan petani dengan cara menyewa. Keempat, Perkumpulan Petani-Pemakai Air (P3A) yang khusus menyediakan sarana irigasi. Sarana irigasi dapat dimanfaatkan petani dengan ketentuan membayar biaya perawatan kepada orang (petani) yang diberi tugas dan tanggungjawab mengurus irigasi. Keempat unit atau bagian ini dibentuk agar dapat menjaga kontinuitas dan ketersediaan produk beras sehat sehingga dapat terus memenuhi permintaan konsumen. Dengan berjalannya kelembagaan yang ada dimaksudkan untuk merubah brand image petani konvensional menjadi petani berwawasan agribisnis agar dapat berdiri sejajar dengan pelaku bisnis lainnya. Penataan kelembagaan dengan pembenahan pada bentuk organisasi ini diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan para petani sehubungan dengan penerapan sistem pertanian padi sehat. Selain keempat instrumen (unit kerja) yang dibentuk terdapat pula instrumen lainnya yaitu Manajer Pengendali Mutu (MPM) yang berperan dalam quality control agar dapat menumbuhkan kepercayaan publik melalui pengaturan atau penerapan standarisasi mutu produk. Selain itu dilengkapi pula dengan adanya Standart Operating Procedure (SOP) yang dapat digunakan petani sebagai standar baku pelaksanaan pertanian padi sehat. SOP sendiri disusun berdasarkan hasil pengalaman budidaya padi yang dialami sendiri oleh masing-masing petani, kemudian dalam riungan atau diskusi pengalaman ini dikemukakan, didiskusikan dan diolah bersama dengan petani lainnya yang bertujuan agar mendapatkan tanggapan dari para petani lainnya. Hasil akhir berupa kesimpulan dari hasil diskusi pengalaman terbaik petani dalam praktek budidaya padi sehat dikomunikasikan dan disusun secara tertulis untuk selanjutnya diterapkan pada masing-masing lahan petani. Namun SOP ini pada akhirnya dapat diimprovisasi sesuai kebutuhan petani pada lahannya masing-masing. Disamping itu terdapat pula kartu kendali petani yang melengkapi data kelembagaan pertanian. Beberapa perubahan ini muncul sebagai hasil penyesuaian petani terhadap kebutuhannya. Aspek lain yang ikut
8 56 berubah seiring dengan diterapkannya pertanian padi sehat ini adalah perubahan pada rantai pasar. Peran koperasi dalam hal ini menghapus peran tengkulak dengan memutus aliran rantai pasar sampainya beras sehat ke tangan konsumen, seperti yang ditampilkan pada Gambar 8. Pertanian Konvensional biaya+profit petani Sistem Pertanian Padi Sehat pengepul desa koperasi pengepul kecamatan pedagang besar pedagang kecil konsumen Gambar 8 Rantai Pasar pada Pertanian Konvensional dan Padi Sehat Pada pertanian konvensional aliran pasar yang terjadi adalah sebagai berikut: gabah dari petani akan diteruskan ke tengkulak atau pengepul desa, selanjutnya ke tengkulak atau pengepul di tingkat kecamatan. Setelah itu akan melewati pedagang besar, pedagang eceran hingga akhirnya sampai ke konsumen. Aliran pasar seperti itu, dengan banyak tahapan baik dari petani ke tengkulak atau
9 57 pengepul maupun ke pedagang memerlukan biaya dan tiap-tiap pihak juga mengambil keuntungan. Sementara itu pada sistem pertanian padi sehat, keberadaan koperasi berperan dalam memutus rantai pasar dengan menghilangkan peran tengkulak. Gabah dari petani langsung dijual ke koperasi untuk selanjutnya dilakukan pengolahan hasil dan dipasarkan langsung di koperasi maupun di agen-agen kecil yang disalurkan oleh distributor. Produk beras sehat dari petani dapat langsung sampai ke tangan konsumen tanpa melalui pengepul sehingga menghilangkan biaya-biaya, pembagian keuntungan dapat lebih proporsional dan dapat kembali ke petani. Dapat disimpulkan bahwa tingginya penerapan sistem pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy ini telah membawa perubahan pada bentuk organisasi dengan bertambahnya instrumen atau unit kerja baru yang dibentuk sesuai dengan perkembangan kebutuhan petani. Dilengkapi pula dengan dibentuknya MPM dan data kelengkapan lainnya seperti kartu kendali petani sebagai upaya meningkatkan kualitas penerapan budidaya pertanian padi sehat. Hal ini sejalan dengan pandangan Rahardjo (1999) yang menyatakan bahwa apabila dalam masyarakat muncul kebutuhan-kebutuhan baru yang semakin meluas dan beragam, maka lembaga-lembaga lama menjadi kurang berfungsi. Sebagai konsekuensinya, lembaga-lembaga baru yang instrumental bagi pemenuhan kebutuhan baru itu semakin dituntut keberadaannya. The Righ Man on The Right Place menjadi konsep yang dipegang oleh Ketua Gapoktan dalam melakukan pembenahan atau perubahan organisasi. Ketua Gapoktan menjelaskan bahwa masing-masing aktor dioptimalkan untuk bertanggungjawab pada unit kerjanya dan haruslah orang yang tepat atau memiliki kemampuan di bidangnya. Hal ini sejalan dengan pandangan Cahayani (2003) yang menyatakan bahwa perubahan organisasi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan organisasi, meningkatkan kepuasan kerja dan penyesuaian dengan keadaan lingkungan. Dalam hal ini perubahan organisasi yang dilakukan dengan pembentukan unit kerja baru oleh Gapoktan Silih Asih adalah sebagai upaya memenuhi kebutuhan petani, meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja Gapoktan.
BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT
38 BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT 5.1. Sejarah Masuknya Sistem Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy Kampung Ciburuy merupakan areal penanaman padi sawah yang cukup potensial. Oleh karena
Lebih terperinciVI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA
VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian selama ini memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena sektor pertanian
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM GAPOKTAN SILIH ASIH
V GAMBARAN UMUM GAPOKTAN SILIH ASIH 5.1 Gapoktan Silih Asih Gapoktan Silih Asih terletak di Kampung Ciburuy rt 02 rw 02, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 16470. Gapoktan ini terdiri
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan
Lebih terperinciACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan
ACARA 3. KELEMBAGAAN!! Instruksi Kerja : a. Setiap praktikan mengidentifikasi kelembagaan pertanian yang ada di wilayah praktek lapang yang telah ditentukan. b. Praktikan mencari jurnal mengenai kelembagaan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
98 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan hasil temuan studi yang menjadi dasar untuk menyimpulkan keefektifan Proksi Mantap mencapai tujuan dan sasarannya. Selanjutnya dikemukakan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah dalam memacu proses industrialisasi pertanian adalah dengan introduksi sistem pertanian yang mampu mendorong produksi dan produktivitas
Lebih terperinciBAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI
BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI 7.1 Keragaan Kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan Keragaan adalah penampilan dari kelompok tani yang termasuk suatu lembaga,
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN
ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Letak Geografis dan Kependudukan Desa Ciburuy secara administratif merupakan salah satu desa yang
Lebih terperinciEVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI
EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI OKTIARACHMI BUDININGRUM H34070027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kemitraan di Indonesia
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kemitraan di Indonesia Jauh sebelum masyarakat Indonesia mengenal sistem kemitraan pertanian seperti sekarang, pada awalnya sistem kemitraan ini lebih dikenal dengan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Lembaga Pertanian Sehat Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang memiliki dasar pemikiran bahwa bagi Bangsa Indonesia, pertanian adalah bagian
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Kerangkan pemikiran konseptual dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu konsep kemitraan, pola kemitraan agribisnis, pengaruh penerapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerawanan pangan saat ini benar-benar merupakan ancaman nyata dan bersifat laten. Beberapa hasil pengamatan beserta gambaran kondisi pangan dunia saat ini benar-benar mengindikasikan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32
Lebih terperinciBAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA
BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA Adanya komponen waktu dalam proses difusi, dapat mengukur tingkat keinovativan dan laju
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH
67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didominasi oleh usaha tani kecil yang dilaksanakan oleh berjuta-juta petani yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan pembangunan pertanian di Indonesia dalam menghadapi era agribisnis adalah adanya kenyataan bahwa pertanian di Indonesia masih didominasi oleh usaha tani
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin tinggi, hal tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi asupan-asupan makanan yang rendah zat kimiawi sebagai
Lebih terperinciV. HASIL DANPEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi. benih padi. Karakteristik petani penangkar benih padi untuk melihat sejauh mana
V. HASIL DANPEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu petani penangkar benih padi yang bermitra dengan UPT Balai Benih Pertanian
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian telah dilaksanakan banyak program pembiayaan pertanian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik bertani di Indonesia saat ini masih serupa dengan praktik bertani saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik usahatani yang mengutamakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices
Lebih terperinciMANFAAT KEMITRAAN USAHA
MANFAAT KEMITRAAN USAHA oleh: Anwar Sanusi PENYULUH PERTANIAN MADYA pada BAKORLUH (Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Prov.NTB) Konsep Kemitraan adalah Kerjasama antara usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat dunia mulai memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan melaksanakan usaha-usaha yang paling
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI
BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran
Lebih terperinciPENGANTAR AGRIBISNIS
PENGANTAR AGRIBISNIS PENGANTAR AGRIBISNIS I. PEMAHAMAN TENTANG AGRIBISNIS 1. EVOLUSI PERTANIAN MENUJU AGRIBISNIS Berburu dan Meramu budidaya pertanian (farming) ekstensif untuk memenuhi kebutuhan rumah
Lebih terperinciVI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.
VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih
Lebih terperinciModel Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
Lebih terperinciPerkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian semakin penting karena sebagai penyedia bahan pangan bagi masyarakat. Sekarang ini masyarakat sedang dihadapkan pada banyaknya pemakaian bahan kimia di
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciIKU TAHUN 2017 SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN, KEUANGAN DAN ASET DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG INDIKATOR KINERJA TARGET
SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN, KEUANGAN DAN ASET NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Tersedianya tenaga teknis perkantoran Jumlah tenaga kontrak SK Bupati 2 orang 2 Terwujudnya administrasi perkantoran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM AGROPOLITAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM AGROPOLITAN Partisipasi masyarakat dalam program agropolitan ditentukan oleh karakteristik responden. Bab ini membahas karakteristik partisipan yang dijadikan sebagai
Lebih terperinciPeranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi
Peranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi I. Pendahuluan Visi pembangunan pertanian di Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang sejahtra khususnya petani melalui pembangunan sistem agribisnis
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT
PENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI PRIORITAS IV : MENGEMBANGKAN DAN MEMPERKUAT EKONOMI DAERAH YANG DIKELOLA BERDASARKAN KOMODITAS UNGGULAN WILAYAH
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi BPPKP sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 52 Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara praktek yang dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna jasa penyuluhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyuluhan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna jasa penyuluhan dalam hal ini adalah petani.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) merupakan daerah agraris dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) merupakan daerah agraris dan salah satu sentra produksi beras di Sulawesi Selatan (Sul-Sel). Potensi komoditas padi tersebut tergolong
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di era global ini masih memainkan peran penting. Sektor pertanian dianggap mampu menghadapi berbagai kondisi instabilitas ekonomi karena sejatinya manusia memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian modern (revolusi hijau) telah membawa kemajuan pesat bagi pembangunan pertanian khususnya dan kemajuan masyarakat pada umumnya. Hal ini tidak terlepas dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perubahan strategik dalam tatanan pemerintahan Indonesia diawali. dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan strategik dalam tatanan pemerintahan Indonesia diawali dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam bidang pertanian
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan mampu menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertanian Organik Ada dua pemahaman umum tentang pertanian organik menurut Las,dkk (2006)
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO
BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO Bentuk analisis pendapatan ini mengacu kepada konsep pendapatan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting
Lebih terperinciAnalisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam
Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Skripsi S1, Oleh: Afridha Rahman, Pembimbing: Dr.Ir. Nofialdi, M.Si dan Rina Sari,
Lebih terperinciNANI NUR AENI ABSTRAK
STRATEGI PEMBERDAYAAN GABUNGAN KELOMPOK TANI OLEH BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (BP3K) KECAMATAN CIJEUNGJING DI DESA CIHARALANG KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS NANI NUR AENI
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciPENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT
VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata
Lebih terperinciVII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat
VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. APBN untuk pertanian di Indonesia bahkan juga di adakannya subsidi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan suatu negara berkedaulatan yang membentang luas wilayahnya dari Sabang sampai Merauke, yang memiliki ribuan pulau dan merupakan negara agraris. Indonesia
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Visi, Misi, dan Strategi Pengelolaan PBK
PEMBAHASAN UMUM Temuan yang dibahas dalam bab-bab sebelumnya memperlihatkan bahwa dalam menghadapi permasalahan PBK di Kabupaten Kolaka, pengendalian yang dilakukan masih menumpu pada pestisida sebagai
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Timur.
57 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Luas dan Tata Guna Lahan Berdasarkan Purbolinggo dalam Angka (2011), diketahui bahwa Kecamatan Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama penduduknya sebagai petani. Bertani adalah salah satu profesi yang ditekuni oleh banyak penduduk
Lebih terperinciPRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Good Agricultural Practices (GAP) GAP menjamin keamanan dan kualitas pangan viabilitas
Lebih terperinciVII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN
VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN 7.1 Analisis Kepuasan Petani Mitra Evaluasi kemitraan dapat juga dilihat dari tingkat kepuasan petani mitra yang menjalankannya. Kepuasan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan potensi wilayah dengan peluang yang cukup prospektif salah satunya adalah melalui pengembangan agrowisata. Agrowisata merupakan rangkaian kegiatan wisata
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek pengembangan beras dalam negeri cukup cerah terutama untuk mengisi pasar domestik, mengingat produksi padi/beras dalam negeri sampai saat ini belum mampu memenuhi
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEMITRAAN PT. MEDCO INTIDINAMIKA DENGAN PETANI PADI SEHAT
VI PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. MEDCO INTIDINAMIKA DENGAN PETANI PADI SEHAT 6.1. Gambaran Umum Kemitraan Kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika berawal pada
Lebih terperinciEVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI
EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI OKTIARACHMI BUDININGRUM H34070027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Salah satu tuntutan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu sektor pertanian menjadi salah satu sektor
Lebih terperinciBAB III LAPORAN PENELITIAN
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Gapoktan Kelompok Tani Bangkit Jaya adalah kelompok tani yang berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciVII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG
78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. Program dan Indikasi Kegiatan Program merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berwawasan lingkungan merupakan implementasi dari konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciGerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah
Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Nama Inovasi Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Produk Inovasi Rumah Pintar Petani Mendukung Kedaulatan Pangan Penggagas Ir. Suryo Banendro, MP Kelompok Inovator
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
69 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kerangka berpikir penelitian ini dimulai dengan pendapat Spencer dan Spencer (1993:9-10) menyatakan bahwa setiap kompetensi tampak pada individu dalam
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015
BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
Lebih terperinci