SUSUNAN ATOM BENDA PADAT
|
|
- Sri Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUSUNAN ATOM BENDA PADAT RADEN IRWAN FEBRIYANTO (NPM : ) ANWAR SHIDDIQ ABDUL RACHMAN (NPM : ) ACHMAD GUNAWAN (NPM : ) ARIEF BUDIMAN (NPM : ) FERRY RAYA (NPM : ) RIKI MARDIANSYAH (NPM : ) MUHAMMAD AZHAR BACHTIAR (NPM : ) UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2009
2 KRISTAL Semua logam, sebagian besar keramik dan beberapa polimer membentuk kristal ketika bahan tersebut membeku. Dengan ini dimaksudkan bahwa atom-atom mengatur diri secara teratur dan berulang dalam pola 3 dimensi. Struktur semacam ini disebut kristal. Pola teratur dalam jangkau panjang yang menyangkut puluhan jarak atom dihasilkan oleh koordinasi atom. Disamping itu pola ini terkadang menentukan pula bentuk luar dari kristal Sel Satuan. Beberapa pola atom kisi, dapat terjadi bila terdapat satu jenis atom. Karena pola atom ini berulang secara tak terhingga, untuk lebih memudahkannya kisi kristal ini dibagi kedalam sel satuan. Sel satuan ini memiliki volum terbatas, masing-masing memiliki ciri yang sama dengan kristal secara keseluruhan. Jarak yang selalu terulang dalam pola jangkau panjang kristal disebut konstanta kisi. Hal ini menentukan ukuran sel satuan. Titik sudut sel satuan dapat ditempatkan dimana saja dalam suatu kristal. Bisa bertempat di pusat atom, tempat lain dalam atom-atom atau diantara atom-atom. Dimanapun ia berada, volum yang kecil tadi dapat diduplikasikan dengan volum yang identik disebelahnya. Setiap sel memiliki ciri-ciri geometric yang sama dengan kristal keseluruhan. Sistem Kristal. Kristal kubik memiliki pola yang sama sepanjang ketiga sumbu tegak lurusnya yaitu a1 = a2 = a3. Kebanyakan logam dan beberapa jenis keramik berbentuk kubik. Kristal bukan kubik terjadi bila pola ulangnya tidak sama dalam ketiga arah koordinatnya atau sudut antara ketiga sumbu kristal tidak sama dengan 90 o. Terdapat tujuh system kristal dengan karakteristik geometriknya seperti tercantum dalam table dibawah ini. Sistem Sumbu Sudut sumbu Kubik a1 = a2 = a3 Semua sudut = 90 o Tetra gonal a1 = a2 c Semua sudut = 90 o Ortorombik a b c Semua sudut = 90 o Monokliruk a b c Dua sudut = 90 o Satu sudut 90 o Triklinik a b c Semua sudut berbeda Tidak ada yang 90 o Heksagonal a1 = a2 = a3 c Semua sudut 90 o dan 120 o Rombohedral a1 = a2 = a3 Semua sudut sama Tetapi tidak 90 o
3 KISI KUBIK Kristal kubik terdiri dari tiga bentuk kisi yaitu kubik sederhana, kubik pemusatan ruang, dan kubik pemusatan sisi. Suatu kisi adalah suatu pola yang berulang dalam tiga dimensi yang terbentuk didalam kristal. Sebagian besar logam memiliki kisi kubik pemusatan ruang (kpr) dan kisi kubik pemusatan sisi (kps). Logam Kubik Pemusatan Ruang. Besi mempunyai struktur kubik. Pada suhu ruang sel satuan besi mempunyai atom pada tiap titik sudut kubus dan satu atom pada pusat kubus tersebut. Besi merupakan logam paling umum dengan struktur kubik pemusatan ruang. Gambar Struktur kubik pemusatan ruang pada logam
4 Tiap atom besi dalam struktur kubik pemusatan ruang (kpr) ini dikelilingi oleh 8 atom yang lainnya, hal ini berlaku bagi semua atom, baik yang terletak pada titik sudut maupun atom dipusat sel satuan. Oleh karena itu tiap atom memiliki lingkungan geometric yang sama. Sel satuan logam kpr mempunyai dua atom. Satu atom dipusat kubus, dan delapan seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya. Logam Kubik Pemusatan Sisi. Pengaturan atom dalam tembaga tidak sama dengan pengaturan atom dalam besi meskipun keduanya kubik. Pada atom disetiap titik sudut sel satuan tembaga, terdapat sebuah atom ditengah setiap bidang permukaan dan tak ada satupun atom yang terletak di titik pusat kubus. Logam dengan struktur kps mempunyai atom empat kali lebih banyak. Kedelapan atom pada titik sudut menghasilkan satu atom, dan keenam bidang sisi menghasilkan 3 atom per sel satuan. KRISTAL HEXAGONAL Struktur gambar (a) dan (b) ini merupakan dua gambaran sel satuan heksagonal, sudut alas 120 o dan 60 o. Sel-sel ini tidak mempunyai posisi dalam sel yang ekivalen dengan posisi sudut. Meskipun volume pada gambar (a) tiga kalinya lebih besarnya dibandingkan dengan volume sel pada gambar (b), terdapat jumlah atom yang tiga kali lebih besar pula (3 banding 1). Oleh karena itu, jumlah atom persatuan volum tetap sama. Logam
5 tidak membentuk kristal dengan susunan atom seperti gambar karena faktor tumpukan terlalu rendah. Gambar Sel satuan heksagonal sederhana (a) Kisi heksagonal (b) Kisi rombik. Keduanya stara dengan a c, sudut alas 120 o dan sudut vertical 90 o Heksagonal Tumpukan Padat. Kisi heksagonal khusus yang dibentuk oleh magnesum tampak pada gambar Struktur ini yang mempunyai tumpukan yang lebih padat dibanduingkan dengan struktur gambar disebut struktur heksagonal tumpukan padat (htp) Ciri khas htp ialah terdapat setiap atom dalam lapisan tertentu terletak tepat diatas atau dibawah sela antara tiga atom pada lapisan berikutnya. Akibatnya, setiap atom menyinggung tiga atom lainnya pada lapisan dibawahnya, enam atom dibidangnya sendiri dan tiga atom pada lapisan atasnya, sehingga BK = 12. Dalam struktur htp seperti gambar 3-3.2, terdapat rata-rata enam atom per sel satuan (atau dua per sel satuan bila kita gunakan representasi rombik). Faktor tumpukan atom logam untuk htp dapat dihitung dan besarnya sama dengan Nilai ini sama dengan faktor tumpukan untuk logam kps, hal yang menang dapat diduga sebelumnya karena bilangan koordinasinya masing-masing 12.
6 Gambar Struktur heksagonal tumpukan padat (a) Gambar skematik yang menampilkan pusat atom. (b) Model atom bola padat Contoh soal (Gambar 3-3.1) : Faktor tumpukan atom magnesium adalah 0.74, sama seperti logam-logam htp. Berapa volum sel satuannya yang tampak pada gambar 3-3.2(a)? Jawab : ρ (magnesium) = 1.74 Mg/m 3 (atau 1.74 g/cm 3 ) dan m (massa atom) = sma. Dari gambar (a), 2/6 + 2/2 + 3 = 6 atom/sel satuan. Dalam 1 m 3 = ( (m 3 ) (24.31 g/ atom)) = atom Volum Sel Satuan = POLIMORFI Polimorfi adalah dua atau lebih ragam kristal dengan komposisi yang sama. Contoh yang paling terkenal ialah polimorfi karbon berupa bentuk ganda grafit dan intan. Contoh khas polimorfi logam ialah besi,kemampuan laku panas bahan dan kemungkinan untuk merubah sifatsifatnya tergantung pada hal ini. Bila besi dipanaskan maka kisinya berubah dari bentuk kpr
7 menjadi kps. Selanjutnya, perubahan ini mampu balik pada wkt pendinginan besi. Pada suhu ruang besi kpr mempunyai bilangan koordinasi 8, faktor tumpukan atom 0.68 dan jari-jari atom nm. Besi murni berubah menjadi kps pada 912 derajat Celcius, pada saaat ini bilangan koordinasi 12, factor tumpukan atom 0.74 dan jari-jari atomnya nm. [ pasa suhu 912 derajat Celcius, jari-jari atom besi kpr, karena muai panas menjadi nm]. Banyak komposisi lainnya mempunyai dua atau lebih bentuk polimorfi. Bahkan SiC misalnya, memiliki sekitar 20 modifikasi kristal. Kubik pemusatan ruang ( akpr ) log am = 4R / 3 Kubik pemusatan sisi ( akps ) metal = 4R / 2 Contoh perubahan volume Besi berubah dari kpr menjadi kps pada suhu 912 derajat Celcius. Pada suhu jari-jari atom besi dalam kedua struktur tersebut masing-masing sama dengan nm dan nm. Brp perubahan volume pada waktu terjadi perubahan struktur. Dasar perhitungan 4 atom besi, atau dua sel satuan besi kpr dan satu sel besi kps 1. Volume kpr = 4(0.126 ) a kpr = 2[ ] = nm 3 4(0.129 ) 3 2. Volume kps = a kps = [ ] = nm 3 3 3
8 V Perubahan volume = = atau -1.4% perubahan volume V Catatan : besi muai karena pengaruh panas sampai mencapai suhu 912 derajat Celcius, dimana secara tiba-tiba terjadi penyusutan, pemanasan lebih lanjut menimbulkan pemuaian lagi GEOMETRI SEL SATUAN Sudah disepakati secara umum bahwa penetepan arah kristal adalah : sumbu X menunjuk ke arah kita, sumbu Y menunjuk ke kanan, dan sumbu Z menunjuk ke atas. Titik awal terletak pada sudut kiri, bawah belakang sel satuan dan untuk arah berlawanan diberi tanda negatip. Tata Letak Sel Satuan. Setiap titik dalam sel satuan dapat diidentifisir dengan menyatakan koefisien sepanjang ketiga sumbu koordinat. Jadi titik asal adalah 0,0,0. Karena titik pusat sel satuan terletak pada a / 2, b / 2, c / 2, indeks letaknya adalah ujung sel satuan selalu 1, 1, 1 dan tidak tergantung pada sistem kritsal kubik, tetragonal, ortorombik dan seterusnya. Pergeseran dari suatu titik dalam sel satuan kelipatan konstanta kisi (a,b, dan/atau c) menyebabkan perpindahan ke titik yang ekivalen dalam sel satuan lainnya. Jadi, pada kisi dua dimensi gb kedua titik bertanda* dipisahkan oleh translasi sebesar 3b (sejajar dengan y) dan 2c (sejajar dengan z). Contoh yang kita ambil bukan suatu kisi bujur sangkar (atau kubik) akan tetapi, kelipatan bulat menghasilkan titik-titik ekivalen dalam semua kristal. gambar Translasi satuan Pergeseran sebesar kelipatan bulat dimensi satuan menghasilkan titik ekivalen yang identik dalam semua hal ditinjau dari segi titik asal
9 Tranlasi tambahan dijumpai pada beberapa kisi ruang. Sebagai contoh, dalam kisi kubik pemusatan ruang, setiap translasi ±½, ±½, ±½ menghasilkan letak ekivalen lainnya. Tranlasi dari titik sudut ke titik pusat sel adalah ±½, ±½, ±½ perlu diperhatikan bahwa dua titik bertanda * pada gambar dapat dihubungkan dengan translasi +½, +½, -½. Satu titik terdapat pada pusat rusuk belakang atas, satunya lagi pada pusat bidang kanan. Setiap lokasi terletak diantara dua atom yang berdekatan; dan ditengah emapt atom lainnya (arah 45º). Titik kontak antara dua atom dapat diduplikasi dengan variasi translasi ±½, ±½, ±½ hal ini menghasilkan diskripsi formal kisi kubik pemusatan ruang. Suatu kisi kubik pemusatan ruang mempunyai letak ekivalen yang dihubungkan dengan tranlasi ± a / 2, ± b / 2, ± c / 2 gambar Translasi pada kpr Tranlasi ± a / 2, ± b / 2, ± c / 2 dari titik mana saja menghasilkan titik ekivalen, sebagai contoh * ke * gambarb Translasi pada kps. Transalasi a / 2 dari suatu titik dalam dua dari tiga arah kondinat menghasilkan letak ekivalen, sebagai contoh * ke *
10 Kisi Kubik sederhana hanya memiliki satu titik ekivalen persatuan, ini berbeda dengan sisi kpr dan kps. Ini bukan berarti kristal ini sederhana. Kenyataannya kristal ini selalu lebih dari satu jenis atom yang menimbulkan tambahan permasalahan. Translasi terbatas pada titik utuh. Gambar menunjukan struktur CsCl, senyawa kubik sederhana. Strukturnya mirip kpr, tetapi transalasi daru titik sudut ke pusat sel tidak menghasilkan dua titik yang identik. Karena strukturnya satu Cs dan satu Cl ], bukan kpr. Gambar Senyawa kubik sederhana ARAH KRISTAL Apabila membuat korelasi antara berbagai sifat dengan struktur kristal, maka perlu dilakukan identifikasi arah kristal spesifik, karena banyak sifat bergantung pada arah. Sebagai contoh, modulus elastis dari besi kpr dalam arah diagonal ruang lebih besar daripada modulus elastis dalam arah rusuk kubus. Sebaliknya, permeabilitas magnetik besi memiliki nilai terbesar dalam arah sejajar dengan rusuk sel satuan. Indeks Arah. Semua arah menggunakan penandaan atau indeks yang sama. Oleh karena itu, untuk menandai suatu arah, ambil garis yang melalui titik asal, yaitu 0,0,0. Arah diberi tanda dengan koefisien dari suatu titik pada garis tersebut. Akan tetapi, karena jumlah titik pada garis tak terhingga banyaknya, maka secara khusus memilih titik dengan set bilangan bulat terkecil. Jadi, arah [111] bergerak dari 0,0,0 melewati 1,1,1. Namun, arah ini juga melalui ½, ½, ½ dan 2,2,2. Begitu pula [112] melewati ½, ½, 1, tetapi, untuk kemudahan digunakan notasi bilangan bulat.
11 Gambar Sel Satuan Ortorhombik. (a) indeks titik dan (b) indeks arah. Letak titik asal biasanya titik sudut di sebelah bawah, kiri belakang. Kita gunakan kurung siku untuk menyatakan arah kristal [uvw], untuk kelompok arah menggunakan <uvw>, untuk indeks bidang kristal menggunakan kurung biasa (hkl), dan untuk indeks titik tanpa tanda kurung x,y,z. Untuk indeks arah digunakan tanda kurung siku [uvw] dan digunakan huruf u, v, dan w adalah koefisien yang berasal dari tiga arah sumbu utama, masing-masing x, y, dan z. Arah-arah yang sejajar selalu mempunyai indeks yang sama. Perlu dicatat bahwa ada kemungkinan koefisien negatif, maka diberi tanda garis datar di atasnya. Arah [ ] memiliki komponen negatif pada arah sumbu-z. Sudut Antara Arah. Dalam perhitungan-perhitungan tertentu (misalnya penguraian gaya geser), kita perlu menghitung sudut antara dua arah kristal yang berbeda. Biasanya hal ini dapat dihitung dengan mudah. Pada Gambar sudut antara arah [110] dan [112] (artinya [110] [112] adalah arctan. Jika sel satuannya kubik dan bukan ortothombik, maka a=b=c, sudutnya adalah arctan atau arccos. Pada kristal hanya kubik dapat ditentukan cos [uvw] [u v w ] dapat ditentukan dengan perkalian skalar vektor. Cara ini sangat membantu perhitungan karena umumnya menyangkut bentuk kristal kubik yang simetris. Rapat Linier. Jarak ulang antara titik-titik ekuivalen berbeda dari arah ke arah dan dari kisi ke kisi. Sebagai contoh, dalam arah [111] logam kpr, letak ekuivalen kisi berulang setiap 2R atau a. Jarak ulang dalam arah [110] kpr adalah dan untuk kps. Sebaliknya, kebalikan dari jarak ulang kita sebut rapat linier dari letak (titik) ekuivalen. Jadi, dalam arah
12 [110] logam aluminium, dengan bentuk kristal kps, a = 0.405nm, rapat linier adalah 1/a atau = 3.5. rapat linier = Kelompok Arah. Pada kristal kubik, arah-arah berikut adalah identik, terkecuali kita memilih x,y, dan z pada sumbu-sumbu tersebut. Setiap sifat yang tergantung pada arah, akan sama dalam delapan arah tersebut. Oleh karena itu, lebih mudah untuk mengidentifikasikan satu kelompok arah <111> dan tidak menuliskan delapan arah tersebut satu per satu. Gambar Arah kristal (a) [ ] (b) <101> Arah [ ] melalui (a) 0,0,0; (b) 0,1,0; (c) ½,1,1 Arah individu yang tercakup dalam kelompok arah <101>, untuk kristal kubik, a=b=c. [110], [101], [011], [ ], [ ], [ ]. Sedangkan untuk kristal tetragonal, a=b c. Oleh karena itu, hanya indeks u dan v dari <uvw>
13 dapat saling dipertukarkan, sedangkan indeks w tidak. [101], [011], [ ], [ ]. Arah [ ] dan [0 ] dianggap sebagai dua arah yang sama (tetapi berlawanan) dan tidak sebagai arah tersendiri. Namun, jika diperlukan dapat kita catat indeks negatif dari setiap arah. BIDANG KRISTAL Suatu ktistal mempunyai bidang-bidang atom dan ini mempengaruhi sifat dan perilaku bahan. Jadi wajarlah bila kita mengelnali berbagai bidang dalam kristal. Bidang yang mudah digambarkain yaitu indeks miller dalam format (hkl). Bidang yang parallel atau sama lain ekuivalen dan mempunyai indeks yg identik. Dalam pembuatan indeks miller dilakukan dengan berbagai cara : 1. Jika bidang melalu titik awal, buat bidang paralel lainnga di dalam sel satuan dengan translasi. Atau dengan membuat titik awal lain di sudut lain sel satuan. 2. Bidang yang dicari bisa berpotongan atau sejajar dengan sumbu. Panjang bidang yang berpotongan ditulis dalam satuan parameter kisi a, b dan c. 3. Ambil kebalikan dari angka-angka perpotongan tersebut. Bidang yang sejajar dengan sumbu dianggap berpotongan di tak berhingga sehingganya kebalikannya adalah nol. 4. Bila perlu merubah ketiga bilangan ini ke bilangan bulat terkecil dengan mengali atau membaginya dengan suatu faktor tertentu. 5. Tulis indeks ini tanpa koma dengan diapit tanda kurung biasa, (h k l).
14 Bidang melalui titik awal O, titik awal yang baru mesti dibuat, ditulis sebagai O, diperlihatkan pada gambar b. Bidang ini paralel dengan sumbu x, sehingga perpotongannya di a. Perpotongan dengan sumbu y dan z dengan referensi titik awal O adalah -b dan c/2. Dalam satuan parameter kisi a, b,c maka perpotongan bidang adalah, ~, -1 dan ½, dan karena angkanya sudah bulat tidak perlu lagi langkah pembulatan. Terakhir ditulis dengan tanda kurung menjadi (0 1 2).
15 Langkah-langkah ini secara ringkas disimpulkan sebagai berikut: Deskripsi x y z Perpotongan ~a -b c/2 Perpotongan dalam satuan (a,b,c) ~ -1 ½ Pembalikan Pembulatan (tidak diperlukan Tutup kurung (012) DIFRAKSI SINAR-X Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada animasi pada gambar sebelah kanan atas terlihat adanya pola gelap dan terang, hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling berinterferensi satu sama lain. Untuk menganalisa atau mensimulasikan pola-pola tersebut, dapat digunakan Transformasi Fourier atau disebut juga dengan Fourier Optik. Prinsip Huygens menerangkan bahwa setiap wave front (muka gelombang) dapat dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang gelombang sebelumnya. Wavelet bisa diumpamakan gelombang yang ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air. Prinsip Huygens bisa dipakai untuk menerangkan terjadinya difraksi cahaya pada celah kecil seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. Pada saat melewati celah kecil, muka gelombang (wave front) akan menimbulkan wavelet-wavelet baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga gelombang tidak mengalir lurus saja, tetapi menyebar.
16 Adanya struktur Kristal dapat dibuktikan dengan percobaan difraksi sinar-x. gelombang elektro magnetic berfrekuensi tinggi mempunyai panjang gelombang yang besar sedikit dari jarak antara bidang dalam Kristal. Bergas gelombang elektro-mekanik yang mengenai Kristal mengalami difraksi sesuai hukum fisika. Sudut difraksi digunakan untuk menentuikan struktur Kristal dengan ketelitian tinggi. Selain itu kkta dapat juga menentukan jarak antara bidang (jari-jari atom) suatu logam sampai dengan empat bilangan bermakna atau dengan ketelitian yang lebih besar bila diperlukan. Dari pembahasan Bidang Kristal diketahui bahwa bidang-bidang sejajar memiliki notasi(hkl) yang sama. Selain beberapa bidang. Rumu untuk jarang (d) dalam Kristal kubik adalah: Dimana a adalah konstanta kisi dan h, k dan l merupakan indeks bilangan. Hukum Bragg, bila seberkas sinar-x mengenai suatu bahan Kristalin, berkas ini akan difraksi oleh bidang atom, (atau ion) dalam Kristal tersebut. Besar sudut difraksi ( )tergantung pada panjang gelombang ( λ) berkas sinar-x dan jarak(d) anatr bidang :
17 DAFTAR PUSTAKA H. Van Vlack, Lawrance Ilmu dan Teknologi Bahan (Jakarta : PENERBIT ERLANGGA, 1994)
01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);
01 : STRUKTUR MIKRO Data mengenai berbagai sifat logam yang mesti dipertimbangkan selama proses akan ditampilkan dalam berbagai sifat mekanik, fisik, dan kimiawi bahan pada kondisi tertentu. Untuk memanfaatkan
Lebih terperinciMODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN
MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting
Lebih terperinciKerapatan atom struktur kristal bisa dicari dengan persamaan:
Faktor penumpukan atom untuk sel satuan HCP adalah sama dengan sel satuan FCC. Logam yang mempunyai struktur kristal ini antara lain: cadmium, magnesium, titanium dan seng. KERAPATAN ATOM Kerapatan atom
Lebih terperinciPERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM
PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM 1.1 STRUKTUR ATOM Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan
Lebih terperinciMAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL
MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Zuhrotul Ainy (2411 100 019) 2. Evita Wahyundari (2411 100 031) 3. Dhira Gunawan (2411 100
Lebih terperinci02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM
02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.
Lebih terperinciB. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL
BAB V WUJUD ZAT A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi
Lebih terperinciBAHAN KONSTRUKSI & KOROSI. Bambang Sugiarto, MT. Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran Jogyakarta 2008
BAHAN KONSTRUKSI & KOROSI Bambang Sugiarto, MT Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran Jogyakarta 2008 BAHAN / MATERI AJAR 1. Pendahuluan 2. Struktur Bahan Padat 3. Sifat Mekanik Bahan 4. Logam Dan Paduan 5.
Lebih terperinciSUSUNAN ATOM DALAM. 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi. 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D. 7. Venti Nuryati
SUSUNAN ATOM DALAM BENDA PADAT 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi 3. M. Cakra Megasakti 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D 6. Joko Prianto 7. Venti Nuryati Anggota Kelompok 1 Joko Prianto Irfa Hambali Rezki
Lebih terperinciWUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1
WUJUD ZAT SP-Pertemuan 1 WUJUD ZAT (PADATAN) SP-Pertemuan 1 Padatan: Suatu susunan satuan (atom atau molekul) yang tersusun sangat teratur dan diikat oleh gaya tertentu Tergantung sifat gaya: Ikatan kovalen:
Lebih terperinciBAB I STRUKTUR KRISTAL
BAB I STRUKTUR KRISTAL Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya, fisika zat padat mulai dikembangkan awal abad ke, mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh kristal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Kristal Dalam usaha mengklasifikasikan material perlu ditentukan apakah material berbentuk kristalin (logam paduan konversional), nonkristal (gelas) atau campuran dari
Lebih terperinci4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc.
Pengantar. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat. 2. Penjelasan Mata kuliah: tujuan perkuliahan ini adalah untuk memberikan
Lebih terperinciBESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor
BAB 1 BESARAN VEKTOR Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahkan vektor secara grafis dan dengan vektor komponen 3. Melakukan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit
BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi
Lebih terperinciANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.
PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan
Lebih terperinciMatematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah
Matematika II : Vektor Dadang Amir Hamzah sumber : http://www.whsd.org/uploaded/faculty/tmm/calc front image.jpg 2016 Dadang Amir Hamzah Matematika II Semester II 2016 1 / 24 Outline 1 Pendahuluan Dadang
Lebih terperinciVEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.
VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada
Lebih terperinciGambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.
EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue
Lebih terperinciStruktur Kristal. Modul 1 PENDAHULUAN
F PENDAHULUAN Modul 1 Struktur Kristal Dr. I Made Astra, M.Si. isika zat padat secara umum berfokus pada atom dan elektron di dalam kristal. Kajian fisika zat padat dimulai pada permulaan abad 20 mengikuti
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinciiammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII
PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan
Lebih terperinciBAB I BESARAN DAN SATUAN
BAB I BESARAN DAN SATUAN A. STANDAR KOMPETENSI :. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan dan menyatakannya dalam satuan dengan baik dan benar (meliputi lambang, nilai dan satuan). B. Kompetensi Dasar
Lebih terperinciBAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor
BAB 1 BESARAN VEKTOR TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahan vektor secara grafis dan matematis 3. Melakukan perkalian vektor
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciSelain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor
Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh :
Lebih terperinciStruktur Kristal Logam dan Keramik
Struktur Kristal Logam dan Keramik 1. Selayang Pandang Muhammad Fauzi Mustamin [*] Jurusan Fisika, Universitas Hasanuddin Maret 2015 Material padat dapat diklasifikasi berdasarkan karakteristik atom atau
Lebih terperinciGambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Momen Magnet Sifat magnetik makroskopik dari material adalah akibat dari momen momen magnet yang berkaitan dengan elektron-elektron individual. Setiap elektron dalam atom mempunyai
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciInterferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi
Lebih terperinciBab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga
Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciPENDAHULUAN Anda harus dapat
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Teori Pita Energi yang mencakup : asal mula celah energi, model elektron hampir bebas, model Kronig-Penney, dan persamaan sentral. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Prinsip Kerja Perangkat Fourier Sumber cahaya laser menghasilkan berkas cahaya berdiameter kecil dengan distribusi intensitas mendekati Gaussian. Untuk mendapatkan diameter berkas
Lebih terperinciPola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D.
SOAL SELEKSI AWAL 1. Suhu dalam sebuah lemari es adalah 15 o C di bawah nol. Pada saat mati listrik suhu dalam lemari es meningkat 2 o C setiap 120 detik. Jika listrik mati selama 210 detik, suhu dalam
Lebih terperinciVEKTOR. Matematika Industri I
VEKTOR Pokok Bahasan Pendahuluan: Kuantitas skalar dan vektor Representasi vektor Komponen-komponen vektor yang diketahui Vektor dalam ruang Kosinus arah Hasilkali skalar dari dua vektor Hasilkali vektor
Lebih terperinciPengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT
KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK Pengantar Definisi Arsitektur MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT Operasional Sinkronisasi Kesimpulan & Saran Muhamad Ali, MT Http://www.elektro-uny.net/ali Pengantar
Lebih terperinciDIKTAT KULIAH MATERIAL TEKNIK
DIKTAT KULIAH MATERIAL TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA DIKTAT KULIAH MATERIAL TEKNIK Disusun : ASYARI DARYUS Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Jakarta. KATA PENGANTAR
Lebih terperinciDisusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)
Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :
Lebih terperinci- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN
- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian Tujuh2wujud Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara
Lebih terperinciKIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP. Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS
KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS 2 Kesetimbangan Fasa Satu Komponen Perubahan fasa yang terjadi ketika cairan yang dipanaskan dalam wadah
Lebih terperinciVEKTOR Matematika Industri I
VEKTOR TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan: Kuantitas skalar dan vektor Representasi vektor Komponen-komponen vektor yang diketahui Vektor dalam ruang Kosinus arah Hasilkali skalar dari dua vektor Hasilkali
Lebih terperinciRingkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6
Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor
Lebih terperinciBab 1 : Skalar dan Vektor
Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar
Lebih terperinciBAB I Geometri dan Prinsip Dasar Kristal
BAB I Geometri dan Prinsip Dasar Kristal 1.1. Geometri analitik 1.1.1. Sistem koordinat... 1.1.2. Persamaan bidang... 1.1.3. Sistem koordinat resiprok... 1.1.4. Perbandingan aksial 1.1.5. Zona dan sumbu
Lebih terperinciVEKTOR Matematika Industri I
VEKTOR TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan: Kuantitas skalar dan vektor Representasi vektor Komponen-komponen vektor yang diketahui Vektor dalam ruang Kosinus arah Hasilkali skalar dari dua vektor Hasilkali
Lebih terperinciBIMBEL ONLINE 2016 FISIKA
BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA Rabu, 16 Maret 2016, Pkl. 19.00 20.30 WIB. online.sonysugemacollege.com Onliner : Pak Wasimudin S. 1. Sifat umum dari gelombang antara lain: (1) dapat mengalami interferensi (2)
Lebih terperinciBAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT
BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT Susunan yang sempurna ada di keseluruhan material kristal pada skala atom tidaklah ada. Semua bahan padat mengandung sejumlah besar cacat atau ketaksempurnaan. CACAT
Lebih terperinci2.2 kinematika Translasi
II KINEMATIKA PARTIKEL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep kinematika partikel pada kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciGaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab V Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Fasa merupakan bagian homogen suatu sistem
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciSRI REDJEKI KALKULUS I
SRI REDJEKI KALKULUS I KLASIFIKASI BILANGAN RIIL n Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli : n 1, 2, 3, 4, 5,. n n Bilangan asli membentuk himpunan bagian dari klas himpunan bilangan yang lebih
Lebih terperinciVII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis
VII EASTISITAS Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mempelajari bab elastisitas adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep elastisitas pada kehidupan
Lebih terperinciPentalogy BIOLOGI SMA
GENTA GROUP in PLAY STORE CBT UN SMA IPA Buku ini dilengkapi aplikasi CBT UN SMA IPA android yang dapat di-download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi
Lebih terperinciLAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah
LAPORAN R-LAB Pengukuran Lebar Celah Nama : Ivan Farhan Fauzi NPM : 0806399035 Fakultas Departemen Kode Praktikum : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Fisika : OR02 Tanggal Praktikum : 27 April 2009
Lebih terperinciBAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6
Lebih terperinciKumpulan Soal Fisika Dasar II.
Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]
Lebih terperinciKESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu
Lebih terperinci1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A
PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian
Lebih terperincidengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya
1. Pendahuluan Penggunaan besaran vektor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting mengingat aplikasi besaran vektor yang luas. Mulai dari prinsip gaya, hingga bidang teknik dalam memahami konsep medan
Lebih terperinciVEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain
VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP a Vektor di R 2 Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor o 45 O x Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Dasar 2
Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok
Lebih terperinciSoal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q
Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q a) Nyatakan PQ dalam bentuk vektor kolom b) Nyatakan PQ dalam bentuk i, j (vektor satuan) c) Tentukan
Lebih terperinciHalaman (2)
Halaman (1) Halaman (2) Halaman (3) Halaman (4) Halaman (5) Halaman (6) Halaman (7) SOAL DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL INTERFERENSI YOUNG PADA CELAH GANDA DAN DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) Menentukan
Lebih terperinci3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas
Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA
PERBANDINGAN KISI-KISI UN 009 DAN 00 SMA IPA Materi Logika Matematika Kemampuan yang diuji UN 009 UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh dari penarikan kesimpulan Menentukan negasi pernyataan
Lebih terperinciPEMBERIAN UKURAN DIMENSI
PEMBERIAN UKURAN DIMENSI Dodi Sofyan Arief, ST., MT 17 Desember 2008 Tujuan Pembelajaran : Menggunakan teknik-teknik pemeberian dimensi untuk menguraikan dan bentuk secara baik pada gambar teknik. Membuat
Lebih terperinciBAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal
BAB 3 IKATAN KRISTAL Zat padat berdasarkan susunan atomnya dapat diklasifikasikan atas kristal dan amorf. Sebuah kristal mempunyai susunan atom yang teratur sehingga dapat berbentuk kubus, tetragonal atau
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT
Lebih terperinciA. PENGERTIAN difraksi Difraksi
1 A. PENGERTIAN Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah
Lebih terperinciPengantar Ilmu Kimia
Bab1 Pengantar Ilmu Kimia Kimia : Ilmu Pengetahuan bagi Abad 21 Kesehatan dan Pengobatan Sistem sanitasi Operasi dengan anestesi Vaksin dan antibiotik Energi dan Lingkungan Energi Fosil Energi Surya Energi
Lebih terperinciSoal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010
PREDIKSI UN 00 SMA IPA BAG. (Berdasar buku terbitan Istiyanto: Bank Soal Matematika-Gagas Media) Logika Matematika Soal UN 009 Materi KISI UN 00 Prediksi UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh
Lebih terperinciT P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer
Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan
Lebih terperinciKUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS
By: DR. Ibnu Mas ud KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS A. OPTIKA FISIS 1. Jarak antara garis terang ke dua ke pusat pada percobaan Young adalah 4 mm. Jarak antara
Lebih terperinciVektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.
Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Skalar hanya memiliki besaran saja, contoh : temperatur,
Lebih terperinciM-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK
M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK I. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan besar panjang gelombang dari cahaya tampak dengan menggunakan konsep difraksi dan interferensi. II.
Lebih terperinciMengenal Bilangan Bulat
Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada
Lebih terperinciBESARAN DAN PENGUKURAN
A. BESARAN DAN SATUAN adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan. dalam fisika terbagi
Lebih terperinciSistem Kristal dan Kisi Bravais
Sistem Kristal dan Kisi Bravais Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan
Lebih terperinciFISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH
FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH BAB I VEKTOR Pendahuluan B esaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk angkaangka. Besaran fisika dapat dibagi menjadi besaran pokok dan besaran
Lebih terperinciGambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)
3.1. Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat-sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), diserap (absorpsi), interferensi, difraksi, dan polarisasi. Cahaya
Lebih terperinciSistem Kristal Hexagonal
Sistem Kristal Hexagonal A. Pengertian Sistem Kristal Hexagonal Sistem heksagonal adalah uniaksial, yang berarti itu didasarkan pada satu sumbu utama, dalam hal ini sumbu rotasi enam kali lipat, yang unik
Lebih terperinciFONON I : GETARAN KRISTAL
MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinciUM UGM 2017 Fisika. Soal
UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan
Lebih terperinciAnalisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY
Analisis Vektor Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Analisis vektor meliputi bidang matematika dan fisika sekaligus dalam pembahasannya Skalar dan Vektor Skalar Skalar ialah
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen
Lebih terperinci2009 ACADEMY QU IDMATHCIREBON
NASKAH UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Jenjang Sekolah : SMA/MA Hari/Tanggal : Rabu/22 April 2009 Program Studi : IPA Waktu : 08.00 10.00 Petunjuk: Pilihlah satu jawababan yang tepat! 1. Perhatikan
Lebih terperinciBagian 2 Matriks dan Determinan
Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika
Lebih terperinciPENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK
PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Lebih terperinciTUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah
TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan Oleh : Aldo Nofrianto ( 14033047/2014 ) Pendidikan Fisika A Dosen Pengampu Mata kuliah Drs. Hufri, M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciMATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT
MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 20 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah.. Diameter dalam sebuah silinder diukur menggunakan jangka
Lebih terperinciFISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.
1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan
Lebih terperinciA. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :
BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep
Lebih terperinci4. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear x + y = 5 dan x - 2y = -4 adalah... A.{ (1, 4) }
1. Diketahui himpunan P = ( bilangan prima kurang dari 13 ) Banyak himpunan bagian dari P adalah... 5 25 10 32 P = {Bilangan prima kurang dari 13} = {2, 3, 5, 7, 11} n(p) = 5 2. Dari diagram Venn di bawah,
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinci