BAHAN KONSTRUKSI & KOROSI. Bambang Sugiarto, MT. Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran Jogyakarta 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN KONSTRUKSI & KOROSI. Bambang Sugiarto, MT. Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran Jogyakarta 2008"

Transkripsi

1 BAHAN KONSTRUKSI & KOROSI Bambang Sugiarto, MT Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran Jogyakarta 2008

2 BAHAN / MATERI AJAR 1. Pendahuluan 2. Struktur Bahan Padat 3. Sifat Mekanik Bahan 4. Logam Dan Paduan 5. Pemrosesan Logam 6. Korosi Logam 7. Pengendalian Korosi 8. Bahan Polimer 9. Bahan Keramik 10. Bahan Komposit

3 PENDAHULUAN KONTRAK PERKULIAHAN Presensi min.75% dari total tatap muka Terlambat lebih dari 15 menit tidak diizinkan mengikuti kuliah dan sebaliknya bila dosen terlambat lebih dari 15 menit berarti kuliah ditiadakan Selama proses belajar-mengajar HP harus dalam keadaan OFF Siap mengerjakan tugas dan diserahkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

4 SISTEM PENILAIAN Tugas Kuis (Test) 25% Ujian Tengah Smt 35% Ujian Akhir 40% Range Nilai: < 30 Nilai E 30 s/d 44,9 Nilai D 45 s/d 54,9 Nilai C 55 69,9 Nilai B >70 Nilai A

5 BUKU ACUAN Jacobs, J.A & Kilduff,, T.F. 1994, Engineering Materials Technology, Structure, Processing, Properties & Selection, 2 nd Ed.Printice Hall Engelwood Cliffs, New Jersey Van Vlack,, L, 1995, Ilmu dan Teknologi Bahan, 5 th Ed., Penerbit Erlangga-Jakarta. Fontana, M.G, Corrosion Engineering,, 3 th Edition, McGraw-Hill, Int.Edition Jones, D.A, 1992, Principles and Prevention of Corrosion,, Maxwell MacMillan Int s Editions, Canada

6 Deal?

7 Pengenalan Bahan Bahan konstruksi adalah bahan yang dengan sifat- sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam pembuatan mesin, peralatan dan bangunan; termasuk didalamnya antara lain adalah logam, polimer, keramik, gelas, serat, batu, pasir, kayu dan komposit. Ilmu dan Teknologi bahan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan tentang komposisi, struktur dan pemrosesan bahan sesuai sifat-sifat dan pemakaiannya

8 SIKLUS BAHAN PENGGALIAN PROSES PENGGUNAAN PELAPUKAN PENGETAHUAN ILMIAH PENGETAHUAN EMPIRIS Ada kaitan erat antara struktur, sifat, proses, fungsi dan performans bahan. Material Science Ilmu Bahan Struktur bahan Properties/sifat sifat Bahan > Mekanis, mrp daya tahan thd gaya mekanik (kekerasan, keuletan, kekuatan, rayapan dsb), > Fisis, spt berat jenis, porositas, penghantaran dll > Listrik, spt daya hantar listrik > Kimia, mrp daya tahan thd zat-2 kimia & lingk, redoks Cara Penanganan Cara Pengolahan/pemrosesan Penggunaan KELANGKAAN BAHAN DAN ENERGI RECOVERY BAHAN (METAL) 1/20 ENERGI YANG DIPERLUKAN.

9

10 Tabel 1. Jenis Bahan Teknik

11

12

13 KEBAIKAN Relatif lebih kaku (stiff) Umumnya konduktor Modulitas tinggi KEBURUKAN Kerusakan karena Lelah Umumnya terserang oleh korosi dan oksidasi

14 Polimer

15 KEBAIKAN Tegangan dpt mencapai tinggi Elastisitas tinggi (flexible) Koef. Friksi rendah Tahan korosi Mudah dibentuk KEBURUKAN Perubahan sifat thd suhu Titik lebur rendah Relatif sulit di daur ulang Modulitas rendah Dapat di warnai

16

17

18 Keramik & Gelas

19 Pemilihan Bahan (Materials Selection) Mempunyai stock yg cukup Harga bhn & biaya proses murah Kemampuan di Proses Kualitas & Unjuk kerja (Ketahanan mekanik dan efek korosi) Dapat di terima konsumen (berbahaya terhadap manusia & Lingkungan)

20 STRUKTUR BAHAN PADAT -Suhu -Lingkungan korosif dan radiasi Struktur Sifat Bahan (berubah) Makroskopik Atomik

21 Struktur Zat Padat Struktur kristalin Struktur Amorf

22 SEL SATUAN Atom-atom di gambarkan sebagai bola dengan ukuran bervariasi yang menempati titik-titik dlm ruang dgn jarak tertentu Konstanta kisi (a) Sel Satuan

23 SISTEM KRISTAL Bentuk sel satuan dan letak atom di dalamnya dibedakan menjadi 7 sistem kristal yaitu spt dlm tabel sbb: Kubik Sistem Tetragonal Sumbu (axes) Sudut sumbu (axial angles) a = b = c α = β = γ = 90 o a = b c α = β = γ = 90 o Ortorombik a b c α = β = γ = 90 o Monoklin a b c α - γ - 90 o β Triklinik a b c α β γ 90 o Hexagonal Rombohedral a = a c α = β =90 o ; γ = 120 o a = b = c α = β = γ 90 o

24 Sistem kristal kubik terdiri dari 3 bentuk yaitu: Kubik sederhana, Kubik pemusatan ruang (kpr=bcc) dan Kubik pemusatan sisi (kps=fcc). Sistem kpr tiap atom logam dikelilingi oleh 8 atom tetangga.. Dan setiap sel satuan memp.. 2 atom (1 atom di pusat,, 8 x 1/8 pd ttk sudut)

25 Dalam Sistem kpr, terdapat hubungan antara konstanta kisi (a) dgn jari-jari atom (R). ( ) a kpr logam = 4R 3 Dengan konsep bola keras, maka tumpukan atom (FT) pada sistem kpr dapat diperhitungkan sbb: Faktor Tumpukan = Volume Volume Sel Atom Satuan

26 Karena dlm sistem kpr terdapat 2 atom, maka: Faktor Tumpukan ( FT ) = 2 ( 4 ) 3 πr a 3 3 = 2 ( 4 ) 3 πr ( 4R ) = 0,68 Logam dgn sistem kpr: Besi (suhu ruang), Krom dan Emas Sistem kps tiap atom logam di ttk sudut memp.. 1 atom pd pusat bidang permukaan dan tdk memp.. atom pusat.

27

28 Dlm Sistem kps, terdapat 4 atom dlm setiap sel satuan (1/8 x 8 + ½ x 6). Hubungan antara konstanta kisi (a) dgn jari- jari atom (R). ( ) a kps log am = 4R 2 Faktor tumpukan atom (FT) pada sistem kps adalah : 0.74

29 Sel Satuan Heksagonal Struktur hexagonal yg lebih padat disebut hexagonal tumpukan padat (htp). Ciri struktur htp terdptnya atom tepat di atas ataupun di bawah sela 3 atom. Contoh : Seng, Titanium dan Magnesium (memp.sel( satuan htp)

30 Tembaga dgn struktur kps, memp. Jari-jari (R) atom 0,1278 nm hitunglah berat jenisnya? Bandingkan dgn nilai yg ada di lampiran B. Jawab: a = 4(0,1278)/ 2 2 = 0,3615 nm Berat jenis = (Massa/sel( satuan)/(volume/sel satuan) = (atom/sel satuan)(gram/atom)/(konstanta kisi) 3 = 4(63,5/0,602x10 24 )/(0,3615x10-9 m ) 3 = 8,93 Mg/m 3 (= 8,93 g/cm 3 ) (8,92 g/cm 3 )

31 BIDANG KRISTAL Tumpukan bidang-bidang kristal yang dibentuk oleh atom-atom akan mempengaruhi sifat bahan padat (solid mat s s properties). Apabila terdapat gaya luar (beban) tekan atau tarik yg ckp besar, maka atomnya bergerak dan terjadi slip. Derajat gerakan tsb memberikan indikasi pada keuletan (ductility) Untuk menunjukan bidang suatu sel satuan digunakan indek Miller seperti (hkl), sedangkan perpotongan negatif di tandai dgn grs di atasnya.

32

33

34

35

36 Pada sel satuan kps (FCC), bidang (111) mrpkan bidang dgn jmh atom terpadat yaitu 3 atom. Dan terlihat msh ada bid. yang kosong, bila dikenai beban (gaya) akan dapat mengalami slip, shg logam sejenis ini memp. Sifat ulet (ductile)

37 Contoh: Suatu bhn logam (Pb) yg memp. Struktur kps dgn Jari- jari atom adalah 0,1750 nm, Hitunglah jumlah atom setiap mm 2 pd bidang (100) dan bidang (111). Jawab: ( ) 4R a kps Pb 2 kps = = = 0, 495 Pb ( a ) 4R 2 4 ( 0,1750) 1,414 nm (100) 2 atom Atom = = 8,2x10 2 mm ( 0,495x10 nm) mm 12 atom

38 Bidang (111) Gbr Mempunyai 3 atom dengan masing-masing 1/6 bagian per luas segitiga yang gelap (1/2 bh) 3 atom Atom 6 = = 4,7x10 2 mm ( 6 ) 2 2 0,1750x10 nm mm 12 atom

39 ARAH KRISTAL (-)( Untuk bhn anisotropik memp. Sifat tdk sama pada segala arah. Indek Miller dipakai untuk menunjukan arah kristal [u v w] dan titik hanya x,y,z seperti pada gbr. Sedangkan untuk arah negatif pada sumbu tertentu nilainya ditandai dengan koefisien negatif (grs. Datar di atas nilai sumbu tertentu)

40 Ketidaksempurnaan Kristal Hal ini dapat disebabkan oleh letak atom-atomnya atomnya atau karena adanya impuritis. Penyimpangan ini dapat berupa cacat titik (point defect), cacat garis (line defect) dan cacat permukaan (area defect). Cacat titik cacat ini yg paling sederhana, dan merupakan kekosongan (seolah-olah ada atom yg hilang)

41 Cacat demikian merupakan akibat penumpukan atom yang salah waktu kristalisasi, atau dapat juga terjadi pada suhu tinggi dimana energi termal memungkinkan atom-atom melompat meninggalkan tempatnya. terdapat kekosongan tunggal, ganda maupun ganda tiga. Cacat titik berpengaruh pada properties zat padat kristalin, antara lain densitas, difusi, migrasi atom-atom dan konduktivitas. Cacat titik yang lain adalah cacat interstisi,, yang merupakan akibat adanya atom ekstra lain pada ruang kosong diantara kisi kristal yang normal. atom impuritas bisa ada dengan sendirinya atau sengaja ditambahkan pada pembuatan alloy.

42 Cacat garis,, yang paling banyak dijumpai adalah dislokasi. Dislokasi adalah barisan atom-atom linier dimana terjadi beberapa ketidaksempurnaan pada ikatan antar atom- atom. Dislokasi garis dapat digambarkan sebagai sisipan satu bidang atom tambahan dalam struktur kristal, diberi simbol. Dislokasi ulir menyerupai spiral dengan garis cacat sepanjang sumbu ulir. Kedua jenis dislokasi garis terjadi karena ada ketimpangan dalam orientasi bagian-bagian yang berdekatan dalam kristal, sehingga ada suatu deretan atom tambahan ataupun kurang yang terjadi waktu kristalisasi atau akibat deformasi plastik.

43 Gambar diatas memperlihatkan pembentukan dislokasi akibat geseran. Pada gambar a), garis dislokasi D akan bergerak melalui kristal sampai pergeseran selesai. Pada gambar b) cacat yang terjadi adalah dislokasi ulir, dengan garis cacat sejajar dengan arah pergeseran. Gambar c) menunjukkan cacat linier yang merupakan dislokasi garis, garis cacat tegak lurus pada arah pergeseran.

44 Kesimpulan adalah cacat garis mempunyai hubungan dengan kekuatan bahan padat, karena menyebabkan interferensi timbal balik pada gerakan melalui suatu kristal yang mencegah bidang-bidang atom untuk selip sehingga memperkuat bahan. Adanya beberapa dislokasi menaikkan kekenyalan bahan padat kristalin. Cacat permukaan (area defects) merupakan ketidaksempurnaan jenis ketiga yang berbentuk batas butir. Pada saat kristal tumbuh, dihasilkan sistem sumbu dimana atom-atom membuat orientasi sendiri-sendiri sendiri.

45 a. Batas Butir b. Pembentukan butir

46 Kristal-kristal dengan struktur kisi yang orientasinya berbeda saling mendekati,, atom-atom akhir yang harus mengambil posisi dalam sebuah kristal akan sukar untuk menempati sisi yang normal pada kisi, sehinga terbentuk daerah transisi yang disebut batas butir. Sekumpulan kristal-kristal dengan orientasi yang sama disebut butir. Atom-atom pada batas butir mempunyai ketidakteraturan yang besar, sehingga mempunyai energi yang lebih besar daripada atom- atom didalam kristal dan merupakan tumpukan atom yang kurang efisien. Faktor tersebut menjadi penyebab mengapa daerah batas butir lebih mudah terkikis.. Atom-tom pada batas butir dapat menjadi sumber pembentukan kristal baru (polimorfi) bila kondisinya tepat, serta membantu difusi atom melalui zat padat. Juga mempengaruhi ketahanan terhadap gerakan dislokasi dan karena itu memodifikasi kekuatan dan kemampuan bahan untuk mengalami deformasi plastik. Pada suhu biasa, batas butir menghalangi pergeseran, oleh karena itu bahan dengan butir halus lebih kuat daripada bahan berbutir kasar.

47 BILANGAN KOORDINASI Bilangan yg menunjukkan jumlah tetangga terdekat oleh suatu atom. Untuk logam kpr, bilangan koordinasinya 8, logam kps dan htp bilangan koordinasinya 12. ( Lihat tabel 2-61,hal.61) Tergantung pada Jumlah ikatan kovalen disekitar atom: jumlah elektron valensi elemen dlm grup V (Nitrogen), maka maksimum bil.koordinasinya adalah 3

48 Polimorfi & Alotropi Polimorfi dua atau lebih memp.komposisi bahan yg sama ragam kristal yg Alotropi polimorfi yg dapat kembali ke struktur semula oleh pengaruh suhu (contoh: besi bila dipanaskan pd suhu > 910 o C, strukturnya berubah dari kpr kps dan bila didinginkan akan kembali ke bentuk struktur kpr. Polimorfi karbon murni adalah grafit yang hitam dan merupakan bahan dengan kekuatan lemah, intan yang sangat keras dan fullerene (gambar( 2.19). Perubahan polimorfi / alotropi menyebabkan perubahan sifat bahan.

49 Polimorfi karbon : a) struktur kubik, masing-masing karbon membentuk ikatan kovalen yang kuat dengan 4 atom karbon lain membentuk suatu tetrahedron. b) Struktur berlapis dalam grafit. Ikatan van der waals antar lapisan menyebabkan lapisan mudah terlepas.. c) C-60 C atau molekul fullerene dengan 60 atom karbon yang berbentuk seperti bola soccer, terdiri dari 20 heksagon dan 12 pentagon.

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.

Lebih terperinci

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur); 01 : STRUKTUR MIKRO Data mengenai berbagai sifat logam yang mesti dipertimbangkan selama proses akan ditampilkan dalam berbagai sifat mekanik, fisik, dan kimiawi bahan pada kondisi tertentu. Untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN

MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting

Lebih terperinci

SUSUNAN ATOM DALAM. 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi. 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D. 7. Venti Nuryati

SUSUNAN ATOM DALAM. 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi. 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D. 7. Venti Nuryati SUSUNAN ATOM DALAM BENDA PADAT 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi 3. M. Cakra Megasakti 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D 6. Joko Prianto 7. Venti Nuryati Anggota Kelompok 1 Joko Prianto Irfa Hambali Rezki

Lebih terperinci

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

LOGAM DAN PADUAN LOGAM LOGAM DAN PADUAN LOGAM SATU KOMPONEN digunakan luas, kawat, kabel, alat RT LEBIH SATU KOMPONEN, utk memperbaiki sifat PADUAN FASA TUNGGAL, MRPKAN LARUTAN PADAT, KUNINGAN (Tembaga + Seng) perunggu (paduan

Lebih terperinci

ILMU BAHAN DAN KOROSI

ILMU BAHAN DAN KOROSI ILMU BAHAN DAN KOROSI Mitha Puspitasari, S.T., M.Eng PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA Pendahuluan Materi Kuliah Wajib D3 Teknik Kimia 2 sks ( 2x50 menit tatap muka)

Lebih terperinci

SUSUNAN ATOM BENDA PADAT

SUSUNAN ATOM BENDA PADAT SUSUNAN ATOM BENDA PADAT RADEN IRWAN FEBRIYANTO (NPM :0906602982) ANWAR SHIDDIQ ABDUL RACHMAN (NPM : 0906602420) ACHMAD GUNAWAN (NPM : 0906602364) ARIEF BUDIMAN (NPM : 0906602433) FERRY RAYA (NPM : 0906602641)

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Semester : 5 Matakuliah : Metalurgi Fisik Mekanik SKS : 2 Kode Matakuliah

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT Susunan yang sempurna ada di keseluruhan material kristal pada skala atom tidaklah ada. Semua bahan padat mengandung sejumlah besar cacat atau ketaksempurnaan. CACAT

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT Susunan yang sempurna ada di keseluruhan material kristal pada skala atom tidaklah ada. Semua bahan padat mengandung sejumlah besar cacat atau ketaksempurnaan. 3.1

Lebih terperinci

KEKUATAN BAHAN DITINJAU DARI STRUKTUR MOLEKUL

KEKUATAN BAHAN DITINJAU DARI STRUKTUR MOLEKUL KEKUATAN BAHAN DITINJAU DARI STRUKTUR MOLEKUL M. HENDRA S. GINTING, ST Ir. NETTI HERLINA, MT Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Pengertian bahan dalam teknik adalah

Lebih terperinci

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis, SIFAT MEKANIK BAHAN Sifat (properties) dari bahan merupakan karakteristik untuk mengidentifikasi dan membedakan bahan-bahan. Semua sifat dapat diamati dan diukur. Setiap sifat bahan padat, khususnya logam,berkaitan

Lebih terperinci

Konsep Dislokasi. Pengertian dislokasi

Konsep Dislokasi. Pengertian dislokasi Dislokasi Konsep Dislokasi Pengertian dislokasi Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Amorf Salah satu jenis material ini adalah gelas atau kaca. Berbeda dengan jenis atau ragam material seperti keramik, yang juga dikelompokan dalam satu definisi

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL

MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Zuhrotul Ainy (2411 100 019) 2. Evita Wahyundari (2411 100 031) 3. Dhira Gunawan (2411 100

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL

MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Teknik Pendidikan Teknik Mesin S1, Teknik Mesin FT UNNES Dosen Pengampu Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. Disusun

Lebih terperinci

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu), komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat)

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT MATERIAL TEKNIK 2 SKS Ruang B2.3 Jam 8.40-11.10 Dedi Nurcipto, MT dedinurcipto@dsn.dinus.ac.id MATERIAL TEKNIK Tujuan Mata Kuliah : Memahami tentang jenis - jenis bahan elektronika dan contoh penggunaannya

Lebih terperinci

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI 04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI 4.1. Deformasi 4.1.1 Pengertian Deformasi Elastis dan Deformasi Plastis Deformasi atau perubahan bentuk dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu deformasi elastis dan deformasi

Lebih terperinci

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Sifat sifat zat padat bergantung pada: Jenis atom penyusunnya Struktur materialnya Berdasarkan struktur

Lebih terperinci

Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL

Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL Kekristalan Zat Padat Zat padat dapat dibedakan menjadi: Kristal yaitu bila atom atau molekul penyusun tersusun dalam bentuk pengulangan kontinu untuk rentang

Lebih terperinci

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL BAB V WUJUD ZAT A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta BAB V DIAGRAM FASE Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu) komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat) : terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

Kategori Sifat Material

Kategori Sifat Material 1 TIN107 Material Teknik Kategori Sifat Material 2 Fisik Mekanik Teknologi Kimia 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sifat Fisik 3 Kemampuan suatu bahan/material ditinjau dari sifat-sifat fisikanya. Sifat yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang

Lebih terperinci

Material Teknik BAB III: Gerakan Atom pada Benda Padat

Material Teknik BAB III: Gerakan Atom pada Benda Padat Material Teknik BAB III: Gerakan Atom pada Benda Padat GERAKAN ATOM PADA BENDA PADAT Gerakan atom pada benda padat dikenal sebagai DIFUSI Difusi adalah suatu peristiwa untuk menghilangkan perbedaan konsentrasi

Lebih terperinci

Keramik. Ikatan atom pada keramik. Sifat-sifat bahan keramik 04/10/2016. Lukhi mulia s

Keramik. Ikatan atom pada keramik. Sifat-sifat bahan keramik 04/10/2016. Lukhi mulia s Ikatan atom pada keramik Keramik Lukhi mulia s O Ikatan ion O Ikatan kovalen O Ikatan logam O Ikatan dipol O Ikatan antar atom dan sifat-sifat kristal 1 3 1438 1438 3 3 Pendahuluan O Keramik merupakan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL #2 SIFAT MATERIAL Material yang digunakan dalam industri sangat banyak. Masing-masing material memiki ciri-ciri yang berbeda, yang sering disebut dengan sifat material. Pemilihan dan penggunaan material

Lebih terperinci

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab V Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Fasa merupakan bagian homogen suatu sistem

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK SERBUK 4.1.1. Serbuk Fe-50at.%Al Gambar 4.1. Hasil Uji XRD serbuk Fe-50at.%Al Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

Lebih terperinci

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Material Teknik

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Material Teknik 1 TIN107 Material Teknik Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN107 Nama Material Teknik Bobot 2 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah 3 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah logam. Seiring dengan jaman yang semakin maju, kebutuhan akan logam menjadi semakin tinggi.

Lebih terperinci

PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM

PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM 1.1 STRUKTUR ATOM Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan

Lebih terperinci

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010

Lebih terperinci

Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan. regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting

Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan. regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11.1. Parameter - Parameter Sifat Mampu Bentuk Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting

Lebih terperinci

BAHAN-BAHAN LISTRIK Dedi Nurcipto, MT.

BAHAN-BAHAN LISTRIK Dedi Nurcipto, MT. BAHAN-BAHAN LISTRIK Dedi Nurcipto, MT. BAHAN-BAHAN LISTRI Tujuan Mata Kuliah : Memahami tentang jenis - jenis bahan elektronika dan contoh penggunaannya dalam bidang elektronika. Materi Perkuliahan : Struktur

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES KODE / SKS : AK042210 / 2 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Jenis Material Teknik Mahasiswa memahami jenis-jenis material teknik yang

Lebih terperinci

PENGANTAR MATERIAL TEKNIK

PENGANTAR MATERIAL TEKNIK #1 PENGANTAR MATERIAL TEKNIK Kontrak Perkuliahan Kode Mata Kuliah : TIN-107 Nama Mata Kuliah : Material Teknik Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail : taufiqur.rahman@esaunggul.ac.id Pokok Bahasan 1. Pengantar

Lebih terperinci

1. MENGAPA PENGETAHUAN BAHAN DIPERLUKAN. Tergantung dari penugasan yang diterima, tapi seorang sarjana teknik industri

1. MENGAPA PENGETAHUAN BAHAN DIPERLUKAN. Tergantung dari penugasan yang diterima, tapi seorang sarjana teknik industri 1. MENGAPA PENGETAHUAN BAHAN DIPERLUKAN Tergantung dari penugasan yang diterima, tapi seorang sarjana teknik industri mempunyai kemungkinan cukup besar untuk terlibat dalam satu proses perancangan, pemilihan

Lebih terperinci

BAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal

BAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal BAB 3 IKATAN KRISTAL Zat padat berdasarkan susunan atomnya dapat diklasifikasikan atas kristal dan amorf. Sebuah kristal mempunyai susunan atom yang teratur sehingga dapat berbentuk kubus, tetragonal atau

Lebih terperinci

Yudy Surya Irawan. Material Baru

Yudy Surya Irawan. Material Baru Keramik Silikat (Silicate Ceramic) Silikat adalah material-material yang pada umumnya terdiri dari Silikon dan Oksigen, dua unsur kimia yang paling banyak di kulit bumi dan berupa tanah, batu, lempung

Lebih terperinci

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd. KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd. m.sukar1982xx@gmail.com A. Keramik Bahan keramik merupakan senyawa antara logam dan bukan logam. Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan atau ikatan kovalen. Jadi sifat-sifatnya

Lebih terperinci

MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI

MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI edy wiyono 2004 PENDAHULUAN Pada umumnya atom tunggal tidak memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia, maka atom atom

Lebih terperinci

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur.

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur. MATERIAL MANUFAKTUR Kategori dasar material yang paling banyak digunakan : 1. Metal/ logam Berbeda : - Sifat kimia 2. Keramik - Sifat fisika 3. Polimer - Sifat mekanis Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan

Lebih terperinci

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA Pengelompokan bahan padat berdasarkan susunan kimia dan struktur atom: Logam Keramik Polimer. Komposit Lain-lain (semikonduktor,biomaterial,bahan

Lebih terperinci

BAB 7 KERAMIK Part 2

BAB 7 KERAMIK Part 2 BAB 7 KERAMIK Part 2 PENGERTIAN KERAMIK Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur

Lebih terperinci

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN KERAMIK. Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam

BAB III BAHAN KERAMIK. Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam BAB III BAHAN KERAMIK Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan bahan bukan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam (metallic) dan non logam (non metallic) dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu (Askeland, 1985). Hasil

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP. Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS

KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP. Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS 2 Kesetimbangan Fasa Satu Komponen Perubahan fasa yang terjadi ketika cairan yang dipanaskan dalam wadah

Lebih terperinci

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d 1 TIN107 Material Teknik Dislokasi 2 Logam terdiri dari kristal yang merupakan susunan atom yang beraturan Dalam kristal terdapat cacat kisi yang dinamakan dislokasi Pergerakan dislokasi ke permukaan akan

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi

Lebih terperinci

Pada saat terjadinya deformasi plastis maka melibatkan pergerakan sejumlah besar dislokasi,

Pada saat terjadinya deformasi plastis maka melibatkan pergerakan sejumlah besar dislokasi, Pada saat terjadinya deformasi plastis maka melibatkan pergerakan sejumlah besar dislokasi, Contoh pergerakan dislokasi garis bisa dilihat pada gambar 7.1. Proses dimana deformasi plastis terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (τ r max).

dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (τ r max). DEFORMASI PLASTIS BAHAN POLIKRISTAL Deformasi dan slip pada bahan polikristal lebih kompleks. Polikristal terdiri dari banyak butiran ( grain ) yang arah slip berbeda satu sama lain. Gerakan dislokasi

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. Teknologi proses produksi secara umum : - Serbuk dipadatkan (di compressed/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

Bab 7 Keramik Part 1

Bab 7 Keramik Part 1 Bab 7 Keramik Part 1 Pendahuluan Pada masa lalu, keramik yang hanya dapat berperan dalam industri elektronik kini sudah dapat dinyatakan sebagai bahan yang dapat digunakan pada seluruh industri manufacturing

Lebih terperinci

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO Eko Nugroho Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Univ. Muh Metro Jl. Ki Hajar Dewantara no 115 Metro E-mail

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Teknologi Material Teknik Kode/ Bobot : TKM 8232/ 3 sks Status : Mata Kuliah Penunjang Disertasi Prasyarat : - Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini berisi

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta INTISARI Setiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses pengecoran,

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA Oleh kelompok 7 AYU ANDRIA SOLIHAT (20130110066) SEPTIYA WIDIYASTUTY (20130110077) BELLA LUTFIANI A.Z. (20130110080) M.R.ERNADI RAMADHANI (20130110100) Pengertian Baja Baja

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 15-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 15 Difusi Difusi adalah peristiwa di mana terjadi tranfer materi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Logam Logam cor diklasifikasikan menurut kandungan karbon yang terkandung di dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor. Logam cor yang memiliki persentase karbon

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK LOGAM

MATERIAL TEKNIK LOGAM MATERIAL TEKNIK LOGAM LOGAM Logam adalah Jenis material teknik yang dipakai secara luas,dan menjadi teknologi modern yaitu material logam yang dapat dipakai secara fleksibel dan mempunyai beberapa karakteristik.

Lebih terperinci

PENGUJIAN MULUR (CREEP)

PENGUJIAN MULUR (CREEP) PENGUJIAN MULUR (CREEP) Definisi creep adalah aliran plastis yang dialami material pada tegangan tetap Meskipun sebagian besar pengujian dilakukan dengan kondisi beban tetap, tersedia peralatan yang mampu

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton (bermuatan positif) dan neutron

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan beberapa tahun terakhir dalam hal material bioaktif, polimer, material komposit dan keramik, serta kecenderungan masa depan kearah sistem

Lebih terperinci

Titik Leleh dan Titik Didih

Titik Leleh dan Titik Didih Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur

Lebih terperinci

4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc.

4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc. Pengantar. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat. 2. Penjelasan Mata kuliah: tujuan perkuliahan ini adalah untuk memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY Oleh : Willy Chandra K. 2108 030 085 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH ANNEALING 290 C PADA PELAT ALUMINUM PADUAN (Al-Fe) DENGAN VARIASI HOLDING TIME 30 MENIT DAN 50 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN 143 BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN Bahan-bahan terdapat disekitar kita dan telah menjadi bagian dari kebudayaan dan pola berfikir manusia. Bahan telah menyatu dengan peradaban manusia, sehingga manusia mengenal

Lebih terperinci

Ikatan Kimia & Larutan

Ikatan Kimia & Larutan Ikatan Kimia & Larutan Review ATOMIC STRUCTURE 2 Atomic number the number of protons in an atom 4 Atomic mass the number of protons and neutrons in an atom number of electrons = number of protons ATOMIC

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1

WUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1 WUJUD ZAT SP-Pertemuan 1 WUJUD ZAT (PADATAN) SP-Pertemuan 1 Padatan: Suatu susunan satuan (atom atau molekul) yang tersusun sangat teratur dan diikat oleh gaya tertentu Tergantung sifat gaya: Ikatan kovalen:

Lebih terperinci

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM Pengaruh Jarak Dari Tepi Cetakan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Coran Aluminium PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM H. Purwanto e-mail

Lebih terperinci

Sistem Kristal dan Kisi Bravais

Sistem Kristal dan Kisi Bravais Sistem Kristal dan Kisi Bravais Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan

Lebih terperinci

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) 14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) Magnesium adalah logam ringan dan banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan massa jenis yang ringan. Karakteristik : - Memiliki struktur HCP (Hexagonal

Lebih terperinci

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan

Lebih terperinci

TIN107 Material Teknik. Mekanisme Penguatan. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN107 Material Teknik. Mekanisme Penguatan. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d 1 TIN107 Material Teknik Mekanisme Penguatan 2 Deformasi plastis makroskopik berhubungan dengan gerakan sejumlah besar dislokasi. Kemampuan logam untuk berubah bentuk secara plastis tergantung pada kemampuan

Lebih terperinci

Apa perlunya belajar material teknik? Apa saja yang dipelajari?

Apa perlunya belajar material teknik? Apa saja yang dipelajari? Pertemuan I Material Teknik Pendahuluan Apa perlunya belajar material teknik? Apa saja yang dipelajari? Bahan / material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang. Kehidupan manusia

Lebih terperinci

II. KEGIATAN BELAJAR 2 STRUKTUR KRISTAL BAHAN PADAT. Struktur kristal bahan padat dapat dijelaskan dengan benar

II. KEGIATAN BELAJAR 2 STRUKTUR KRISTAL BAHAN PADAT. Struktur kristal bahan padat dapat dijelaskan dengan benar II. KEGIATAN BELAJAR 2 STRUKTUR KRISTAL BAHAN PADAT A. Sub Kompetensi Struktur kristal bahan padat dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN).

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN). Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi

Lebih terperinci

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim KONDUKTOR Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah aluminium dan tembaga. Aluminium

Lebih terperinci

Background 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si

Background 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si Background Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA Umumnya logam tidak berdiri sendiri (tidak dalam keadaan murni) Kemurnian Sifat Pemaduan logam akan memperbaiki sifat logam, a.l.: kekuatan, keuletan, kekerasan,

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja Heat Treatment Pada Logam Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma Proses Perlakuan Panas Pada Baja Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro

Lebih terperinci

Handout Materi Ikatan Kimia

Handout Materi Ikatan Kimia Handout Materi Ikatan Kimia HANDOUT MATERI IKATAN KIMIA Handouts merupakan selebaran yang di bagikan (to hand out) oleh dosen/guru kepada mahasiswa/siswa berisi tentang bagian materi pelajaran, kutipan,

Lebih terperinci

SIFAT MATERIAL. Dipl. Ing. Soedihono, ST, MT

SIFAT MATERIAL. Dipl. Ing. Soedihono, ST, MT 1 SIFAT MATERIAL Dipl. Ing. Soedihono, ST, MT 1. Definisi Material: 2 Material adalah bahan yg dibutuhkan untuk pembuat barang seperti mesin, suku cadang, rumah, kendaraan, dll. 1. Bahan tambang: biji

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM BAB VI L O G A M Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci