IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Yakult dimulai ketika Dr. Minoru Shirota, pendiri Yakult, memulai studinya di bidang ilmu Kedokteran preventif. Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Kyoto Imperial University, Dr. Minoru Shirota melanjutkan studinya di bidang mikrobiologi pada universitas yang sama. Pada waktu itu, ilmu Kedokteran sangat menekankan pengobatan terhadap penyakit, tetapi Dr. Minoru Shirota, disamping menyadari pentingnya ilmu pengobatan penyakit, juga menyadari suatu saat kelak ilmu kedokteran preventif akan dihargai sepenuhnya. Karena alasan tersebut, beliau mengambil keputusan untuk mengabdikan diri di bidang ilmu kedokteran preventif. Kemudian beliau menyelidiki langkah-langkah terbaik untuk melakukan perbaikan terhadap ilmu kedokteran preventif di bidang mikrobiologi. Akhirnya beliau berhasil mengkulturkan dan mengaplikasikan Bakteri Asam Laktat (BAL) khusus yang dinamakan Lactobacillus casei Shirota strain, pada tahun Studi yang dilakukan Dr. Shirota didasarkan atas konsep kesehatan yang baik bagi manusia. Strain yang diproduksi adalah dengan cara lactid acid bacilli Shirota yang merupakan strain hasil kulturisasi dengan susu dan diproses menjadi minuman kesehatan Yakult. Disamping memproduksi minuman susu asam (yoghurt) saat ini perusahaan Yakult di Jepang juga memproduksi berbagai jenis produk, seperti: produk kosmetik (skin-care cosmetic for man and ladies make-up), produk minuman ringan (juices and other beverages), produk farmasi (medicines, over-the counter drugs, prescription drugs) dan susu (milk-mile and shoful). Sedangkan perusahaan Yakult di Indonesia hanya memproduksi satu macam produk saja, yaitu minuman susu asam Yakult. Untuk menjamin kualitas dan pengembangan produk-produknya, perusahaan mempunyai satu lembaga riset yang bernama Yakult Central Institute di Kunitachi, Tokyo. Pada awalnya lembaga ini bertanggung jawab untuk memajukan riset secara luas mengenai hubungan antara

2 38 mikroorganisme dengan fisiologi manusia. Tapi sekarang usaha tersebut telah meluas dengan melaksanakan riset genetika, sitologi dan enzimologi. Produk minuman Yakult di Indonesia diproduksi oleh PT. Yakult Indonesia Persada, yang berdiri pada tanggal 10 Desember 1990 dan produk tersebut mulai aktif dipasarkan pada awal Januari PT. Yakult Indonesia Persada merupakan perusahaan patungan antara Indonesia (Salin Group) dan Jepang (Yakult-Honsha Co, Ltd). Modal awal yang ditanamkan untuk mendirikan perusahaan ini adalah sebesar US$ , dengan komposisi permodalan: 51 persen milik Salim Group dan 49 persen milik Yakult- Honsha Co, Ltd Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi dari PT. Yakult Indonesia Persada yaitu minuman yang menjadi pelopor probiotik di seluruh dunia. Adapun misi yang hendak dicapainya yaitu menyehatkan seluruh manusia di dunia melalui tindakan preventif yaitu dengan mengkonsumsi minuman probiotik Yakult. Ada beberapa tujuan yang digariskan perusahaan, antara lain: (1). Memenuhi kebutuhan minuman kesehatan probiotik di seluruh dunia dan Indonesia, (2). Memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, dan (3). Mendapatkan perolehan laba-rugi bagi perusahaan Struktur Organisasi Pemegang kekuasaan tertinggi pada PT. Yakult Indonesia Persada adalah para pemegang saham. Di bawah tingkatan pemegang saham berturut-turut adalah dewan komisaris dan dewan direktur. Dewan direktur bertugas untuk menentukan berbagai kebijakan perusahaan dan dalam pelaksanaan tugastugasnya, dewan direktur diawasi oleh dewan komisaris. Dewan direktur membawahi empat bagian atau divisi perusahaan yaitu: 1. Manajer Pabrik 2. Manajer HUMAS 3. Direktur Pemasaran 4. Manajer Keuangan dan Administrasi.

3 Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin Berdasarkan data dari 100 orang responden, sebagian besar responden berjenis kelamin wanita, yaitu sebanyak 69 orang (69%) dan sisanya pria sebanyak 31 orang (31%). Manfaat dari membedakan jenis kelamin antara pria dan wanita bertujuan untuk dapat mengetahui keadaan populasi dari 100 orang responden di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi dengan jenis kelamin pria dan wanita. Untuk dapat lebih jelas melihat jenis kelamin responden dapat dilihat pada Gambar 4. Jenis Kelamin 69% 31% Pria Wanita Gambar 4. Karakteristik Responden Jenis Kelamin. b. Klasifikasi Usia Berdasarkan Gambar 5 pada penelitian ini, Tujuan dari mengidentifikasi klasifikasi usia adalah untuk melihat responden di Kelurahan Gunung Prang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi apakah responden tersebut masuk dalam klasifikasi usia remaja, dewasa atau usia lanjut. Berdasarkan hasil penelitiann, klasifikasi usia terbanyak yaitu berada pada klasifikasi usia dewasa sebanyak 83 orang (83%). Klasifikasi Usia 3% 14% Remajaa 83% Dewasaa Usia lanjut Gambar 5. Karakteristik Responden Klasifikasi Usia.

4 40 c. Umur Gambar 6 menunjukan responden berdasarkan kelompok umur, pengelompokan umur responden bertujuan untuk melihat gambaran dari 100 orang responden di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi apakah berumur tahun, tahun, tahun atau > 60 tahun. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat bahwa responden terbanyak berada pada kisaran umur tahun sebesar 45 orang (45%). 38% 3% Umur 14% Tahun Tahun 45% Tahun >60 Tahun Gambar 6. Karakteristik Responden Umur. d. Tempat Tinggal Untuk dapat melihat dan mengelompokan tempat tinggal responden di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi perlu diadakan pengelompokan. Apakah responden bertempat tinggal di rumah sendiri, kontrakan, kost-kostan atau lainnya. Berdasarkan Gambar 7, sebagian besar responden bertempat tinggal di rumah sendiri sebanyak 63 orang (63%). Tempat Tinggal 28% 7% 1%1% 63% Rumah sendiri Kontrakan Kost Rumah Saudara Rumah Majikan Gambar 7. Karakteristik Responden Tempat Tinggal.

5 41 e. Status Pekerjaan Untuk melihat status sosial dari 100 orang responden yang diteliti perlu diadakan pengelompokan berdasarkan status pekerjaan. Dengan mengetahui status pekerjaan dari masing-masing responden, dapat terlihat banwa responden Yakult di Kelurahan Gunung, Parang Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi apakah belum memiliki pekerjaan atau sudah memiliki pekerjaan seperti buruh, wiraswasta, PNS, pegawai swasta atau lainnya. Karakteristik status pekerjaan responden terbanyak berdasarkan Gambar 8 adalah status pekerjaan wiraswasta sebanyak 32 orang (32%). Status Pekerjaan 31% 15% 10% 5% 6% 13% 1% Belum bekerja Mahasiswa Ibu Rumah Tangga 32% Guru Honor Buruh wiraswasta Gambar 8. Karakteristik Responden Status Pekerjaan. f. Kriteria Usaha Pengelompokan kriteria usaha responden pada penelitian ini dilakukan untuk melihat kriteria usaha yang dijalankan responden di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi dengan mengacu kepada teori Kyosaki. Pengelompokan kriteria usaha ini dikelompokan bedarasarka kriteria usaha Business Owner (Pengelola Bisnis), Employee (Pegawai/Karyawan), Self Employee (Tenaga Profesional) atau Investor (Pemegang Saham). Berdasarkan pada Gambar 9 dari 100 orang responden terdapat 18 orang (18%) tidak memiliki kriteria usahaa diantaranya 10 orang (10%) belum memiliki pekerjaan, 5 orang (5%) mahasiswa dan 3 orang (3%) ibu rumah tangga. Sehingga total kriteria usahaa keseluruhan hanya terdapat 82 orang (82%) saja yang memiliki kriteria usaha dan kriteria usaha terbanyak berada pada kriteria usaha Employee (Pegawai/Karyawan) sebesar 44 orang (44%).

6 42 Kriteria Usaha 5% 3% 44% 30% Business Owner Employee Self Employment Investor Gambar 9. Karakteristik Responden Kriteria Usaha. g. Pendapatan per Bulan Penelitian ini menunjukan bahwa merujuk pada Gambar 10, rata-rata pendapatan per bulan dari 100 orang responden yang diteliti terdapat 13 orang (13%) belum memiliki pendapatan diantaranya 10 orang (10%) belum bekerja dan 3 orang (3%) ibu rumah tangga (IRT). Berdasarkan hasil dari pengolahan kuisioner, Pendapatan per bulan responden terbanyak berada pada kisaran pendapatan antara Rp Rp sebanyak 41 orang (41%). Pendapatan per Bulan 12% 10% 8% 16% < Rp Rp s/d Rp Rp s/d Rp % Rp s/d Rp > Rp Gambar 10. Karakteristik Responden Rata-rata Pendapantan per Bulan. j. Pengeluaran per Bulan Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk pada Gambar 11, pengeluaran per bulan responden di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi yaitu sbb: sebagian besar responden memiliki pengeluaran per bulan antara Rp Rp sebesar 42 orang (42%).

7 43 Pengeluaran per Bulan 17 % 12% 13 % 16 % < Rp Rp s/d Rp Rp s/d Rp % Rp s/ /d Rp > Rp Gambar 11. Karakteristik Rata-Rata Pengeluaran per Bulan Responden Uji Korelasi Tabulasi Silang antara Karakteristik Responden dengan Pendapatan per Bulan Analisis hubungan ini digunakan untuk melihat antara tingkat karakteristik responden di kelurahan gunung parang, kecamatan cikole, kota Sukabumi terhadap tingkat pendapatan per bulan. Hasil dari uji tabulasi silang menjelaskan bahwa setiap perbedaan karakteristik responden di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi seperti jenis kelamin, klasifikasi usia, umur, tempat tinggal, status pekerjaan, kriteria usaha dan pengeluaran per bulan memiliki pendapatan yang berbeda-beda Jenis Kelamin dengan Pendapatan per Bulan Hasil dari uji tabulasi silang pada Tabel 4 antara jenis kelamin responden dengan pendapatan per bulan, menunjukan bahwa 30% berjenis kelamin laki-laki dengan pendapatan antara < Rp Rp dan 57% berjenis kelamin perempuan dengan pendapatan antara Rp > Rp sisanya 12% perempuan dan 1% laki-laki belum memiliki pendapatan karena belum memiliki pekerjaan. Respondenn dengan jenis kelamin perempuan di lokasi penelitian, memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki, artinya bahwa jenis kelamin perempuan di Kelurahan Gunung Parang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi memiliki pendapatann yang lebih baik dibanding jenis kelamin laki-laki

8 44 Tabel 4.Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Pendapatan per Bulan. Jenis Kelamin 0 < 500rb 500rb - 1jt Pendapatan / Bulan 1jt 2jt 2jt 3jt > 3jt Laki Perempuan Dari hasil perhitungan uji Chi square antara jenis kelamin dengan pendapatan per bulan, menunjukan bahwa terdapatnya perbedaan pendapatan per bulan antara jenis kelamin laki laki dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai Chi Square hitung > Chi Square tabel (82,468 > 9,236) atau dari P-value (Asymp. Sig) < 10% (Lampiran 3) Klasifikasi Usia dengan Pendapatan per Bulan Hasil dari uji tabulasi silang pada Tabel 5, antara klasifikasi usia dengan pendapatan per bulan menjelaskan bahwa semakin tinggi klasifikasi usia responden maka pendapatan per bulan yang di dapat semakin tinggi. klasifikasi usia terbesar berada pada klasifikasi usia dewasa, hal ini menjelaskan bahwa pada klasifikasi usia tersebut adalah dimana tahapan usia seseorang atau individu untuk bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya atau diri sendiri. Dari total 100 orang responden yang ada, terdapat 13% responden belum memiliki pendapatan diantaranya yaitu 4% klasifikasi usia remaja dan 9% klasifikasi usia dewasa. Tabel 5. Tabulasi Silang antara Klasifikasi Usia dengan Pendapatan per Bulan. Klasifikasi Usia 0 < 500rb 500rb -1jt Pendapatan 1jt 2jt 2jt 3jt > 3jt Remaja Dewasa Usia lanjut Dari hasil perhitungan uji Chi square antara klasifikasi usia dengan pendapatan per bulan, menunjukan adanya perbedaan pendapatan per bulan pada setiap tingkatan klasifikasi usia. Artinya pada setiap

9 45 perbedaan klasifikasi usia remaja, dewasa dan usia lanjut memiliki pendapatan per bulan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari nilai Chi Square hitung > Chi Square tabel yaitu sebesar (120,166 >15,987) atau dari P-value (Asymp. Sig) < 10% (Lampiran 3) Umur dengan Pendapatan per Bulan Dari hasil uji tabulasi silang pada Tabel 6 antara umur dengan pendapatan per bulan responden menjelaskan bahwa semakin tua umur responden, maka pendapatan yang di dapat semakin baik. Dari total 100 orang responden yang diteliti, terdapat 13% yang belum memiliki pendapatan diantaranya yaitu umur tahun sebesar 4%, tahun sebesar 6% dan tahun sebesar 3%. Sebagian besar umur responden berada pada kisaran tahun sebanyak 45%, dengan pendapatan per bulan Rp Rp sebesar 24%. Kondisi ini menunjukan bahwa pada kisaran umur tersebut memiliki pendapatan lebih baik di wilayah Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi ini. Umur tahun merupakan umur yang produktif bagi pria maupun wanita untuk bekerja (mencari nafkah) dibandingkan dengan umur atau bahkan > 60 tahun. pada rentang usia (21-35 tahun). Tabel 6. Tabulasi Silang antara Umur dengan Pendapatan per Bulan. 0 < 500rb 500rb -1jt Pendapatan 1jt 2jt 2jt 3jt > 3jt Umur tahun tahun tahun > 60 tahun Dari hasil perhitungan uji Chi square antara umur dengan pendapatan per bulan, menunjukan perbedaan pendapatan pada setiap tingkatan umur responden. Artinya pada setiap perbedaan umur tahun, tahun, tahun dan > 60 tahun memiliki pendapatan per bulan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari nilai Chi Square hitung > Chi Square tabel (166,794 > 22,307) atau P-value (Asymp.Sig) < 10% (Lampiran 3).

10 Tempat Tinggal dengan Pendapatan per Bulan Dari hasil uji tabulasi silang antara tempat tinggal responden dengan pendapatan per bulan pada Tabel 7 menjelaskan bahwa jumlah atau persentase responden yang bertempat tinggal di rumah saudara dan rumah majikan memiliki pendapatan per bulan yang lebih besar dibandingkan dengan responden lain yang bertempat tinggal di rumah sendiri, kontrakan dan kost-kostan. Dari total 100 orang responden yang ada, terdapat 13% yang belum memiliki pendapatan, diantaranya responden yang bertempat tinggal di rumah sendiri sebesar 3%, kontrakan 8%, kostan 2%. Sebagian besar responden bertempat tinggal di rumah sendiri sebesar 63%, dengan pendapatan per bulan antara < Rp Rp sebesar 36%. Namun responden yang bertempat tinggal di rumah sendiri ini memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah dibanding responden yang bertempat tinggal di kontrakan, kost-kostan, rumah saudara dan rumah majikan. Tabel 7. Tabulasi Silang antara Tempat Tinggal dengan Pendapatan per Bulan. Tempat tinggal 0 < 500rb 500rb - 1jt Pendapatan 1jt 2jt 2jt 3jt > 3jt Rumah Sendiri Kontrakan Kost-kostan Rumah Saudara Rumah Majikan Dari hasil perhitungan uji Chi square antara tempat tinggal dengan pendapatan per bulan, menunjukan terdapatnya perbedaan pendapatan per bulan pada setiap perbedaan tempat tinggal. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai Chi Square hitung > Chi Square tabel (137,715 > 28,412) atau P-value (Asymp.Sig) < 10% (Lampiran 3).

11 Status Pekerjaan dengan Pendapatan per Bulan Dari hasil perhitungan uji tabulasi silang 100 orang responden, dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa terdapat 13% yang tidak memiliki pendapatan diantaranya 10% belum memiliki pekerjaan dan sisanya 3% ibu rumah tangga. Perbandingan antara status pekerjaan dengan pendapatan per bulan responden menjelaskan bahwa persentase responden dengan status pekerjaan pegawai swasta memiliki pendapatan per bulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan lainnya. Kondisi ini menunjukan bahwa status pekerjaan tersebut memiliki pendapatan per bulan yang lebih baik dibanding status pekerjaan yang lainnya. Sedangkan responden dengan total presentase terbanyak yaitu berada pada status pekerjaan wiraswasta sebesar 32% dengan pendapatan per bulan terbanyak berada pada pendapatan antara Rp Rp sebesar 27%. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar responden Yakult di Kelurahan Gunung Parang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi memiliki status pekerjaan Wiraswasta. Tabel 8. Tabulasi Silang antara Status Pekerjaan dengan Pendapatan per Bulan. Status Pekerjaan Belum Bekerja 0 < 500rb 500rb -1jt Pendapatan 1jt 2jt 2jt 3jt > 3jt Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Guru Honor Buruh Wiraswasta PNS Pegawai Swasta Ket uang jajan oleh orang tua Dari hasil perhitungan uji Chi square antara status pekerjaan dengan pendapatan per bulan, memiliki perbedaan pendapatan per bulan. Artinya pada setiap perbedaan status pekerjaan seperti buruh,

12 48 wiraswasta, PNS, Pegawai Swasta memiliki pendapatan yang berbedabeda. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai Chi Square hitung > Chi Square tabel (353,397 > 51805) atau P-value < 10% (Lampiran 3) Kriteria Usaha dengan Pendapatan per Bulan Dari hasil uji tabulasi silang antara kriteria usaha dengan pendapatan per bulan responden, pada Tabel 9 menjelaskan bahwa kriteria usaha Investor memiliki pendapatan per bulan yang lebih besar dan lebih baik dibandingkan dengan kriteria usaha Self Employee, Employee atau Business Owner. Hal ini dikarenakan bahwa kriteria usaha Investor harus menginvestasikan (menanamkan modal) dahulu kemudian mereka baru mendapatkan keuntungan (dividen) sesuai dengan tingkat penanaman modal awal saat mereka menginvestasikan uangnya. persentase terbesar yaitu berada pada kriteria usaha Employee (Pegawai/karyawan) sebesar 44 orang dengan pendapatan per bulan berada antara Rp Rp , kriteria usaha Investor memiliki pendapatan yang lebih baik dibanding kriteria usaha lainnya, dari total 100 orang responden yang diteliti terdapat 18 orang yang belum memiliki kriteria usaha diantaranya mahasiswa 5 orang, ibu rumah tangga 3 orang dan sisanya belum bekerja sebesar 10 orang. Tabel 9. Tabulasi Silang antara Kriteria Usaha dengan Pendapatan per Bulan. Kriteria Usaha Business Owner Pendapatan < 500rb 500rb -1jt 1jt 2jt 2jt 3jt > 3jt Employee Self Employee Investor Dari hasil perhitungan uji Chi square antara kriteria usaha dengan pendapatan per bulan, menunjukan terdapatnya perbedaan pendapatan. Pada setiap tingkatan kriteria usaha seperti Business Owner, Employee, Self mployee dan Investor memiliki pendapatan per bulan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai Chi Square hitung > Chi Square

13 49 tabel (129,172 > 18,549) atau P-value (Asymp.Sig) < 10% (Lampiran 3) Pengeluaran per Bulan dengan Pendapatan per Bulan Dari hasil uji tabulasi silang antara pengeluaran per bulan dengan pendapatan per bulan pada Tabel 10, dapat dijelaskan bahwa bahwa semakin tinggi pendapatan per bulan responden, maka pengeluaran per bulan yang dikeluarkannya pun semakin besar. Presentase dengan total pengeluaran responden terbesar berada pada pengeluaran Rp Rp sebanyak (42%) dengan pendapatan antara Rp Rp Dari 100 orang responden yang diteliti, terdapat 13% responden yang belum memiliki pendapatan diantaranya 10% belum memiliki pekerjaan dan 3% ibu rumah tangga. Mereka mengeluaran pengeluaran per bulan sebesar < Rp Tabel 10. Tabulasi Silang antara Pengeluaran per Bulan Responden dengan Pendapatan per Bulan Responden. Pendapatan 0 < 500rb 1jt 2jt > Tot 500rb -1jt 2jt 3jt 3jt al Pengeluaran < Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp> Dari hasil perhitungan uji Chi square antara pengeluaran per bulan dengan pendapatan per bulan, menunjukan bahwa setiap perbedaan pendapatan memiliki pengeluaran per bulan yang berbeda. Hal ini dapat juga dilihat dari besarnya nilai Chi Square hitung > Chi Square tabel (293,816 > 28,412) atau dari P-value < 10% (Lampiran 3) Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Produk Yakult Analisis tingkat kepentingan pada atribut produk minuman kesehatan Yakult dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana tingkat kepentingan dari setiap atribut produk Yakult dapat memenuhi kebutuhan responden. Atribut

14 50 yang akan dianalisis berjumlah 21 atribut dan dinilai oleh 100 orang responden. Atribut-atribut yang mewakili keseluruhan dimensi kualitas produk Yakult yaitu: (1) Rasa (A), (2) Memiliki Izin Depkes (B), (3) Tanpa adanya zat pengawet (C), (4) Tanpa adanya zat pewarna (D), (5) Kebersihan Produk (E), (6) Komposisi Produk (F), (7) Keoptimalan Kondisi Bakteri (G), (8) Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H), (9) Informasi Nilai Gizi (I), (10) Manfaat kesehatan (J), (11) Jenis kemasan (K), (12) Desain kemasan (L), (13) Ukuran Tebal kemasan (M), (14) Ukuran Tipis kemasan (N), (15) Ukuran Diameter kemasan (O), (16) Ukuran Panjang kemasan (P), (17) Ukuran Lebar kemasan (Q), (18) Ukuran Tinggi kemasan (R), (19) Merek (S), (20) Gaya Kemasan (T), (21) Jaminan Pengembalian (U). Tingkat kepentingan merupakan tingkat harapan konsumen akan suatu produk, apakah suatu atribut itu penting atau tidak penting baik dari kualitas produk maupun pelayanannya. Informasi ini dapat diperoleh melalui kuisioner mengenai tingkat kepentingan setiap atribut-atribut produk minuman kesehatan merek Yakult. Berdasarkan pada Tabel 11, atribut yang dianggap paling penting oleh responden adalah atribut Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H). Atribut ini dipilih oleh responden karena responden lebih mementingkan dan melihat atribut tanggal kadaluarsa produk sebelum melakukan pembelian produk Yakult. Atribut tanggal kadaluarsa produk menunjukan bahwa kualitas keamanan pangan sangat penting untuk diperhatikan, jika ada produk Yakult yang telah melewati tanggal kadaluarsa maka produk tersebut harus segera ditarik dari peredarannya karena dapat membahayakan kesehatan tubuh. Atribut Kejelasan tanggal kadaluarsa (H) dinilai responden sangat penting dibandingkan atribut-atribut lain, hal ini dibuktikan dengan besarnya nilai angka rata-rata tingkat kepentingan sebesar 4, 74. Penilaian untuk atribut lain yang memiliki nilai rata-rata paling rendah adalah atribut ukuran lebar kemasan (Q) dari produk minuman kesehatan Yakult. Hal ini membuktikan bahwa responden tidak menganggap penting atribut lebar kemasan Yakult karena ukuran lebar kemasan Yakult tidak begitu dipentingkan dan diperhatikan responden dalam pembelian produk

15 51 Yakult. Atribut ukuran lebar kemasan (Q) memiliki nilai rata-rata paling rendah sehingga atribut ini menjadi urutan yang paling terakhir dibandingkan dengan atribut lainnya yaitu dengan nilai rata-rata sebesar Tabel 11. Penilaian Tingkat Kepentingan Atribut Produk Yakult. No Atribut Produk Rata-Rata 1 Rasa (A) 3,95 2 Memiliki Izin Depkes (B) 4,55 3 Tanpa Adanya Zat Pengawet (C) 4,4 4 Tanpa Adanya Zat pewarna buatan (D) 4,36 5 Kebersihan Produk (E) 4,57 6 Komposisi Produk (F) 4,47 7 Keoptimalan Kondisi Bakteri (G) 4,47 8 Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H) 4,74 9 Informasi Nilai Gizi (I) 4,57 10 Manfaat Kesehatan (J) 4,35 11 Jenis Kemasan (K) 3,87 12 Desain Kemasan (L) 3,73 13 Ukuran Tebal kemasan (M) 3,65 14 Ukuran Tipis kemasan (N) 3,65 15 Ukuran Diameter kemasan (O) 3,64 16 Ukuran Panjang kemasan (P) 3,65 17 Ukuran Lebar kemasan (Q) 3,61 18 Ukuran Tinggi kemasan (R) 3,63 19 Merek (S) 4,57 20 Gaya Kemasan (T) 3,95 21 Jaminan Pengembalian (U) 4, Analisis Tingkat Kepuasan Atribut Produk Yakult Analisis tingkat Kepuasan atribut produk minuman kesehatan Yakult ini dilakukan untuk menilai tingkat Kepuasan dari setiap atribut-atribut produk Yakult. Dari hasil penelitian, dengan melihat pada Tabel 12 dapat diketahui bahwa atribut Memiliki Izin DEPKES (B) dari produk Yakult memiliki nilai rata-rata tingkat Kepuasan paling besar yaitu sebesar 4,53. Hal ini membuktikan bahwa responden telah merasa puas akan kinerja atribut tersebut dan dinilai sangat baik dibandingkan atribut lainnya, responden menilai bahwa Yakult telah memiliki izin dari Departemen Kesehatan (DEPKES) sehingga produk yang dikonsumsinya aman karena telah memenuhi standar produk pangan yang telah ditentukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang sudah terdaftar di Departemen Kesehatan dengan nomor registrasi RI MD

16 52 Sedangkan untuk atribut yang memiliki tingkat Kepuasan paling rendah adalah atribut ukuran tinggi kemasan (R) yaitu dengan nilai rata-rata tingkat Kepuasan dari atribut tersebut sebesar Kemasan produk Yakult memiliki kemasan yang kecil, dari dulu hingga sekarang tidak ada perubahan kemasan sehingga responden lebih terpuaskan oleh atribut lain dibandingkan dengan atribut ukuran tinggi kemasan (R) ini. Tabel 12. Penilaian Tingkat Kepuasan Atribut Produk Yakult No Atribut Produk Rata-Rata 1 Rasa (A) 4,06 2 Memiliki Izin Depkes (B) 4,53 3 Tanpa Adanya Zat Pengawet (C) 4,46 4 Tanpa Adanya Zat pewarna buatan (D) 4,48 5 Kebersihan Produk (E) 4,3 6 Komposisi Produk (F) 4,28 7 Keoptimalan Kondisi Bakteri (G) 4,36 8 Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H) 4,48 9 Informasi Nilai Gizi (I) 4,4 10 Manfaat Kesehatan (J) 4,44 11 Jenis Kemasan (K) 3,98 12 Desain Kemasan (L) 3,35 13 Ukuran Tebal kemasan (M) 3,34 14 Ukuran Tipis kemasan (N) 3,29 15 Ukuran Diameter kemasan (O) 3,36 16 Ukuran Panjang kemasan (P) 3,16 17 Ukuran Lebar kemasan (Q) 3,35 18 Ukuran Tinggi kemasan (R) 3,15 19 Merek (S) 4,39 20 Gaya Kemasan (T) 4,08 21 Jaminan Pengembalian (U) 4, Importance Performance Analysis (IPA) Pada dasarnya setiap atribut kualitas produk yang dapat mempengaruhi Kepentingan dan kepuasan perlu untuk diperbaiki. Berdasarkan nilai indeks kepuasan keseluruhan dan indeks kepuasan per atribut masih dibawah 100 persen, maka perusahaan perlu untuk meningkatkan kepuasan bagi konsumennya. Kepuasan tersebut tercermin dari besarnya nilai customer satisfaction index. Peningkatan kepuasan, agar mendekati 100 persen dapat dilakukan melalui peningkatan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dari masing-masing atribut. Diagram kartesius diperlukan untuk melihat kedudukan 21 atribut produk Yakult yang diperoleh berdasarkan skor tingkat kepentingan dan skor tingkat

17 53 kepuasan yang dinilai oleh 100 orang responden dan dikelompokan menjadi empat kuadran. Pihak Perusahaan dapat mengkaitkan pentingnya atributatribut dengan kenyataan yang dirasakan oleh konsumen, posisi masingmasing atribut pada keempat kuadran tersebut dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam memberikan alternatif strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan PT. Yakult Indonesia Persada. Tabel 13 memperlihatkan nilai ratarata tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan atribut-atribut produk Yakult. Tabel 13. Nilai Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan. No Rata-rata Rata-rata Atribut-atribut Produk Tingkat Tingkat Yakult Kepuasan Kepentingan 1 Rasa (A) 4,06 3,95 2 Memiliki Izin Depkes (B) 4,53 4,55 3 Tanpa Zat Pengawet (C) 4,46 4,4 4 Tanpa Zat pewarna buatan (D) 4,48 4,36 5 Kebersihan Produk (E) 4,3 4,57 6 Komposisi Produk (F) 4,28 4,47 7 Keoptimalan Kondisi Bakteri (G) 4,36 4,47 8 Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H) 4,48 4,74 9 Informasi Nilai Gizi (I) 4,4 4,57 10 Manfaat Kesehatan (J) 4,44 4,35 11 Jenis Kemasan (K) 3,98 3,87 12 Desain Kemasan (L) 3,35 3,73 13 Ukuran Tebal kemasan (M) 3,34 3,65 14 Ukuran Tipis kemasan (N) 3,29 3,65 15 Ukuran Diameter kemasan (O) 3,36 3,64 16 Ukuran Panjang kemasan (P) 3,16 3,65 17 Ukuran Lebar kemasan (Q) 3,35 3,61 18 Ukuran Tinggi kemasan (R) 3,15 3,63 19 Merek (S) 4,39 4,57 20 Gaya Kemasan (T) 4,08 3,95 21 Jaminan Pengembalian (U) 4,17 4,2 Rata-rata ,12 Setelah mendapatkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dari masing-masing atribut produk Yakult, langkah selanjutnya adalah memplot nilai-nilai tersebut ke dalam diagram kartesius. Diagram kartesius menggambarkan tingkatan prioritas perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan. Garis yang memotong sumbu kepuasan (X) adalah rata-rata dari tingkat kepuasan sebesar 3,97 dan garis yang memotong sumbu kepentingan (Y) adalah rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar

18 54 4,12. Diagram kartesius secara lengkap dapat dilihat padaa Gambar 12 di bawah ini. 5 Tingkat Kepentingan 4,5 4 3,5 R L P NM O Q A K T U H E S I B F C G J D Series1 Atribu 3 3 3,5 4 4,5 Tingkat Kepuasan 5 Gambar 12. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan Terhadap Atribut-Atribut Yakult. Keterangan pada Gambar 12 : a. Rasa l. Desain Kemasan b. Memiliki Izin Depkes c. Tanpa Adanya Zat Pengawet d. Tanpa Adanya Zat Pewarna e. Kebersihan Produk f. Komposisi Produk g. Keoptimalan Kondisi Bakteri h. Kejelasan Tanggal Kadaluarsa m. Ukuran Tebal kemasan n. Ukuran Tipis kemasan o. Diameter kemasan p. Ukuran Panjang kemasan q. Ukuran Lebar kemasan r. Ukuran Tinggi kemasan s. Merek i. Informasi Nilai Gizi t. Gaya Kemasan j. Manfaat Kesehatan u. Jaminan Pengembalian k. Jenis Kemasan Dari pemetaan IPA Gambar 12 diatas, pada kuadran A tidak terdapat atribut yang tingkat kepentingannya tinggi dan tingkat kepuasannya rendah sehingga tidak ada atribut yang perlu diprioritaskan oleh pihak PT. Yakult Indonesia Persada untuk diperbaiki tingkat Kinerjanya. Responden telah menilai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dari 21 atribut yang ada, sangat baik dilakukan oleh pihak perusahaan. Atribut yang terdapat pada kuadran B harus dipertahankan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya, karena respondenn telah mementingkan dan merasa puas akan atribut seperti

19 55 atribut Izin Depkes (B), atribut Tanpa Adanya Zat Pengawet (C), atribut Tanpa Adanya Zat Pewarna (D), atribut Kebersihan Produk (E), atribut Komposisi Produk (F), atribut Keoptimalan Kondisi Bakteri (G), atribut Tanggal Kadaluarsa (H), atribut Informasi Nilai Gizi (I), atribut Manfaat Kesehatan (J), atribut Merek (S) dan atribut Jaminan Pengembalian (U). Atribut-atribut yang berada pada kuadran C adalah atribut yang memiliki tingkat kepentingan rendah dan tingkat kepuasannya pun dirasakan biasa saja. Adapun atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini adalah atribut Desain Kemasan (L) dengan nilai rata-rata 3.73, atribut Ukuran Tebal Kemasan (M) dengan nilai rata-rata 3.65, atribut Ukuran Tipis Kemasan (N) dengan nilai rata-rata 3.65, atribut Ukuran Diameter Kemasan (O) dengan nilai rata-rata 3.64, atribut Ukuran Panjang Kemasan (P) dengan nilai rata-rata 3.65, atribut Ukuran Lebar Kemasan (Q) dengan nilai rata-rata 3.61 dan atribut Ukuran Tinggi Kemasan (R) dengan nilai rata-rata Atribut yang berada pada kuadran D, atribut tersebut dianggap kurang penting oleh respondenn tetapi pihak perusahaan sudah melakukan tingkat kinerja untuk kepuasan terhadap atribut tersebut dengan sebaik mungkin sehingga responden menilai terlalu berlebihan. Adapun atribut yang masuk dalam kuadran ini yaitu atribut Rasa (A), atribut Jenis Kemasan (K) dan atribut Gaya Kemasan (T). Pihak perusahaan tidak usah terlalu fokus pada peningkatan Kinerja terhadap atribut yang masuk dalam kuadran ini, karena kinerja akan atribut tersebut sudah dilakukan dengan sangat baik oleh pihak perusahaan. 1. Prioritas Utama (Kuadran A) Kuadran ini memuat atribut-atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, sedangkan tingkat kepuasannya dinilai rendah. Pada diagram kartesius kuadran A (Gambar 12) tidak terdapat atribut yang dianggap penting oleh responden, dalam artian dari seluruh 21 atribut yang ada tidak ada atribut yang harus di prioritaskan pihak perusahaan untuk diperbaiki tingkat kinerjanya. Konsumen telah menyukai atribut-atribut yang terdapat pada produk minuman kesehatan probiotik Yakult sehingga tidak terdapat atribut yang masuk dalam kuadran ini.

20 56 2. Pertahankan Prestasi (Kuadran B) Kuadran B menunjukkan atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan tingkat kepuasan yang tinggi pula, sehingga konsumen telah merasa terpuaskan terhadap atribut-atribut yang berada pada kudran B ini. Atribut-aribut yang terdapat pada kuadran B perlu dipertahankan tingkat kinerjanya oleh pihak perusahaan. Perusahaan sudah melakukan hal-hal yang tepat terhadap atribut-atribut yang memang dinilai penting bagi konsumen dan menjadi unggul di mata mereka. Atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut: atribut Izin Depkes (B), atribut Tanpa Adanya Zat Pengawet (C), atribut Tanpa Adanya Zat Pewarna (D), atribut Kebersihan Produk (E), atribut Komposisi Produk (F), atribut Keoptimalan Kondisi Bakteri (G), atribut Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H), atribut Informasi Nilai Gizi (I), atribut Manfaat Kesehatan (J), atribut Merek (S) dan atribut Jaminan Pengembalian (U) Atribut Izin Depkes (B) Atribut Memiliki Izin dari Departemen Kesehatan (DEPKES) dengan kode atribut (B) sudah dinilai sangat baik oleh responden tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya pun sudah dinilai baik. Produk minuman kesehatan Yakult telah memiliki izin dari Departemen Kesehatan (DEPKES) yang aman di konsumsi bagi masyarakat karena telah memenuhi standar produk pangan yang telah ditentukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan sudah terdaftar di Departemen Kesehatan dengan no. RI MD sehingga responden dapat mempertahankan atribut tersebut Atribut Tanpa Zat Pengawet (C) dan Atribut Tanpa Zat Pewarna Buatan (D) Atribut Tanpa Zat Pengawet (C) dan Zat Pewarna Buatan (D), tingkat kepentingannya sudah dinilai baik oleh para responden dan tingkat kepuasannya pun sudah dirasakan baik oleh responden. Asam laktat yang dihasilkan pada produk Yakult terbentuk secara alami selama proses fermentasi dan dapat memperpanjang umur atau massa

21 57 simpan Yakult. Pihak PT. Yakult Indonesia Persada tidak mencampurkan zat pengawet ataupun zat pewarna buatan yang dapat mengawetkan ataupun memperpanjang masa simpan produk. Zat pengawet kimia seperti boraks, formalin, pewarna kuning (metanyl yellow), rhodamin B (pewarna merah) dapat membahayakan kesehatan tubuh jika pemakaiannya berlebihan dalam pembuatan suatu produk. Karena harus sesuai dengan syarat atau ketentuan yang telah di tetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Warna khas Yakult juga dihasilkan secara alami dari pemanasan campuran susu bubuk skim dengan glukosa (tanpa menggunakan zat pewarna). Reaksi ini disebut reaksi Maylard atau reaksi amino karbonil yang dihasilkan dari pencampuran antara asam amino dalam susu bubuk skim dan karbonil dalam glukosa yang menyebabkan Yakult berwarna coklat muda. Oleh karena itu Yakult tidak mengandung zat pewarna apapun, sehingga produknya aman untuk di konsumsi masyarakat luas di seluruh dunia Atribut Kebersihan Produk (E) Atribut Kebersihan produk dengan kode atribut (E) dirasakan para responden sudah sangat baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya. Yakult pada waktu di distribusikan disimpan dalam lemari pendingin, selain itu pada bagian kemasan Yakult tertera berat Netto sebesar 65 ml sehingga dapat meyakinkan konsumen bahwa produk Yakult yang dikonsumsinya aman dan terjamin kebersihannya Atribut Komposisi Produk (F) Atribut Komposisi produk dengan kode atribut (F) sudah dirasakan baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya oleh para responden. Perusahaan harus tetap mempertahankan tingkat kepuasan dari atribut komposisi produk karena responden telah menilai atribut ini sangat penting dan kinerjanya pun sudah baik dilakukan oleh pihak perusahaan. Komposisi produk minuman kesehatan probiotik

22 58 Yakult terdiri dari susu bubuk skim, glukosa, sukrosa, perisa Yakult dan air. Yang dimaksud dengan perisa Yakult disini yaitu bakteri asam laktat (BAL) Lactobacillus casei Shirota Strain yang dapat meningkatkan daya kekebalan tubuh dan mengurangi racun bakteri yang merugikan di dalam usus Atribut Keoptimalan Kondisi Bakteri (G) Atribut keoptimalan kondisi bakteri (G) sangatlah penting dalam pembuatan minuman fermentasi Yakult, dalam hal ini responden sudah menilai atribut tersebut sudah sangat baik tingkat kepentingannya dan tingkat kepuasannya pun sudah dirasakan sangat baik. Keoptimalan kondisi bakteri asam laktat (BAL) Lactobacillus casei Shirota Strain ini harus tetap dijaga pada suhu dingin antara 0 C sampai dengan -10 C agar bakteri tersebut dapat tetap aktif/hidup sehingga kita dapat merasakan manfaat kesehatan dengan mengkonsumsi minuman probiotik Yakult. Bakteri Lactobacillus casei Shirota Strain pada Yakult Setelah mencapai usus dalam keadaan hidup, bakteri tersebut akan berkembang biak sehingga dapat melancarkan pencernaan dan dapat mengurangi jumlah racun ataupun bakteri yang dapat merugikan di dalam usus dengan mengeluarkannya dengan buang air besar Atribut Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H) Atribut Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H) sudah dinilai sangat baik oleh responden tingkat kepentingannya dan tingkat kepuasannya karena Yakult telah mencantumkan tanggal kadaluarsa (expired date) pada bagian tutup botol kemasan. Pihak PT. Yakult Indonesia Persada juga mencantumkan tanggal kadaluarsa pada pembungkus kemasan Yakult yang berbentuk plastik dan pada pinggang botol Yakult. Apabila ada produk minuman Yakult yang sudah melewati tanggal kadaluarsa maka harus segera ditarik dari peredarannya karena dapat membahayakan kesehatan tubuh.

23 Atribut Informasi nilai gizi (I) Informasi nilai gizi (I) yang terkandung dalam produk Yakult sudah dirasakan baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya oleh para responden. Informasi yang terkandung dalam produk minuman kesehatan probiotik Yakult, terdiri dari lemak total sebesar 0 gr (0%), Protein sebesar 1 gr (2%), Karbohidrat sebesar 11 gr (3%), Gula 11 gr, Natrium 14 mg (1%) dan Kalsium sebesar 30 mg (2%) Atribut Manfaat kesehatan (J) Manfaat kesehatan (J) merupakan faktor paling penting karena dapat menjadi alasan kuat bagi konsumen untuk mengkonsumsi minuman kesehatan probiotik Yakult. Responden telah menilai baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan akan atribut manfaat kesehatan ini, sehingga pihak PT. Yakult Indonesia Persada harus tetap mempertahankan atribut dari manfaat kesehatan ini. Adapun manfaat kesehatan setelah kita mengkonsumsi minuman probiotik Yakult ini yaitu untuk dapat melancarkan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi jumlah racun yang merugikan dalam usus. Kita senantiasa haarus membiasakan hidup sehat dan terus menjaga kesehatan usus agar terbebas dari bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada tubuh Atribut Merek (S) Merek (S) merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen, karena berkaitan dengan perasaan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas baik. Atribut Merek pada minuman kesehatan probiotik Yakult telah dinilai sangat baik oleh responden tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya, Yakult telah mencantumkan label halal yang dapat meyakinkan orang muslim bahwa produk Yakult yang dikonsumsinya halal Atribut Jaminan Pengembalian (U) Jaminan Pengembalian (U) sangat berhubungan erat dengan layanan konsumen. Atribut Jaminan Pengembalian (U) telah dinilai sangat baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya oleh para

24 60 responden. Sehingga perusahaan perlu mempertahankan tingkat kepuasan akan atribut ini karena pada produk Yakult telah memberikan layanan kepada konsumen ataupun pengaduan akan kritik dan saran di No pada bagian kemasan Yakult 3. Prioritas Rendah (Kuadran C) Pada kuadran ini terdapat atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan tingkat kepuasan yang dirasakan biasa saja, sehingga atribut yang masuk dalam kuadran ini diabaikan oleh responden. Dengan kata lain atribut ini dirasakan kurang puas pengaruhnya oleh para pelanggan, adapun atribut-atribut yang masuk dalam kuadran C ini adalah sebagai berikut: atribut Desain Kemasan (L), atribut Ukuran Tebal Kemasan (M), atribut Ukuran Tipis Kemasan (N), atribut Ukuran Diameter Kemasan (O), atribut Ukuran Panjang Kemasan (P), atribut Ukuran Lebar Kemasan (Q), dan atribut Ukuran Tinggi Kemasan (R) Atribut Desain kemasan (L) Desain kemasan (L) memang penting untuk menarik perhatian konsumen. Pihak PT. Yakult Indonesia persada memilih bentuk kemasan botol yang memiliki pinggang botol untuk memberikan kesan penampilan yang sederhana. Namun hal ini kurang dianggap penting oleh responden dan tingkat kepuasannya pun dirasakan biasa saja, karena desain kemasan Yakult merupakan tampilan fisik saja. Responden tidak terlalu terpengaruh dengan desain kemasan yang dinilai konsumen terlalu kecil, responden telah mengetahui bahwa desain kemasan dari botol Yakult sejak dulu hingga sekarang tetap sama Atribut Ukuran Tebal Kemasan (M), Atribut Ukuran Tipis Kemasan (N), Atribut Ukuran Diameter Kemasan (O), Atribut Ukuran Panjang Kemasan (P), Atribut Ukuran Lebar Kemasan (Q) dan Atribut Ukuran Tinggi Kemasan (R). Ukuran Tebal, tipis, diameter, panjang, lebar dan tinggi kemasan minuman kesehatan probiotik Yakult memang kurang dianggap penting oleh konsumen dan tingkat kepuasannya pun dirasakan biasa

25 61 saja. Hal ini menunjukan bahwa konsumen tidak terlalu memperhatikan kemasan Yakult, sehingga atribut seperti Ukuran Tebal Kemasan, atribut Ukuran Tipis Kemasan, atribut Ukuran Diameter Kemasan, atribut Ukuran Panjang Kemasan, atribut Ukuran Lebar Kemasan dan atribut Ukuran Tinggi Kemasan diabaikan oleh responden. 4. Berlebihan (Kuadran D) Kuadran D ini menunjukkan atribut yang memiliki tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja yang tinggi sehingga atribut yang masuk dalam kuadran ini dirasakan kurang penting oleh konsumen akan tetapi tingkat kinerja akan atribut ini sudah dilakukan pihak perusahaan dengan sebaik mungkin. Adapun atribut yang berada pada kuadran D ini diantaranya adalah: atribut Rasa (A), atribut Jenis Kemasan (K) dan atribut Gaya Kemasan (T) Atribut Rasa (A) Rasa (A) menjadi pusat perhatian responden dalam menilai suatu produk, bagi sebagian besar konsumen rasa sangat menentukan selera dari tiap-tiap konsumen. Rasa minuman kesehatan probiotik Yakult yang segar dan asam dapat menjadi ciri khas yang membedakan dengan minuman-minuman kesehatan probiotik lainnya. Atribut rasa (A) tidak dianggap tidak terlalu penting oleh responden, namun pihak perusahaan PT. Yaklult Indonesia Persada telah melaksanakan tingkat kinerja dengan sebaik mungkin pada atribut ini. Pihak perusahaan telah memberikan rasa susu asam pada produk minuman kesehatan probiotik Yakult Atribut Jenis Kemasan (K) Atribut Jenis Kemasan (K) dianggap tidak terlalu penting oleh responden, padahal pihak perusahaan sudah melakukan tingkat kinerja dengan sebaik mungkin untuk atribut ini. Kemasan Yakult berbahan dasar plastik kristal polystyrena yang ramah lingkungan dan langsung diimpor dari Jepang. Akan tetapi responden menilai atribut ini terlalu berlebihan, oleh karena itu pihak perusahaan tidak perlu

26 62 terlalu fokus pada peningkatan tingkat kinerja terhadap atribut yang masuk dalam kuadran D ini karena tingkat kinerja akan atribut yang masuk dalam kuadran ini sudah dilakukan dengan sangat baik oleh pihak perusahaan. Pada saat ini konsumen sudah mengenal baik merek minuman kesehatan Yakult Atribut Gaya Kemasan (T) Atribut Gaya Kemasan (T) dianggap terlalu berlebihan oleh responden, padahal pihak perusahaan sudah melakukan tingkat kinerja akan atribut ini dengan sebaik mungkin. Atribut Gaya Kemasan (K) Yakult memberikan kesan yang sederhana dengan ciri memiliki pinggang pada botol kemasan Yakult dan menggunakan aluminium foil pada penutup botol kemasan, sehingga memudahkan konsumen untuk membuka produk Yakult dan memberikan kesan yang sederhana juga ramah lingkungan. Akan tetapi responden menilai atribut Gaya Kemasan (K) ini tidak terlalu penting dan dan tingkat kinerjanya dianggap terlalu berlebihan. Pihak perusahaan tidak perlu terlalu fokus pada peningkatan kinerja akan atribut ini, karena pihak perusahaan sudah melakukan kinerja sebaik mungkin akan atribut ini Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) Setelah proses konsumsi produk, konsumen akan memperoleh pengalaman mengenai produk minuman kesehatan Yakult, kemudian akan diikuti oleh fase kepuasan atau ketidakpuasan. Pada penelitian ini, pengukuran terhadap tingkat kepuasaan konsumen dengan menggunakan Customers Satisfaction Index (CSI) atau indeks kepuasan konsumen sehingga dapat diperoleh besarnya indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan. Analisis ini dilakukan dengan mencari nilai weight score masing-masing atribut yang diperoleh dengan melakukan pembobotan pada tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dari atribut minuman kesehatan Yakult.

27 63 Nilai rata-rata untuk tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan masingmasing atribut akan digunakan untuk menghitung Customer Satisfaction Index (CSI) atau indeks kepuasan konsumen. Dari hasil penghitungan Customer Satisfaction Index diperoleh hasil bahwa indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan terhadap atribut produk Yakult adalah sebesar 80,35%, artinya tingkat kepuasan total berada diantara rentang nilai 0,66 0,80 yang berarti para pelanggan telah dinyatakan puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh pihak PT. Yakult Indonesia Persada. Untuk lebih jelasnya hasil penghitungan CSI selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini: Tabel 14. Analisis tingkat kepuasan dengan Customer Satisfaction Index (CSI). NO ATRIBUT MIS WF (%) MSS WS 1 Rasa (A) 3,95 4,562 4,06 0,185 2 Memiliki Izin Depkes (B) 4,55 5,255 4,53 0,238 3 Tanpa Zat Pengawet (C) 4,4 5,082 4,46 0,226 4 Tanpa Zat pewarna buatan (D) 4,36 5,035 4,48 0,225 5 Kebersihan Produk (E) 4,57 5,278 4,3 0,226 6 Komposisi Produk (F) 4,47 5,162 4,28 0,220 7 Keoptimalan Kondisi Bakteri (G) 4,47 5,162 4,36 0,225 8 Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H) 4,74 5,474 4,48 0,245 9 Informasi Nilai Gizi (I) 4,57 5,278 4,4 0, Manfaat Kesehatan (J) 4,35 5,024 4,44 0, Jenis Kemasan (K) 3,87 4,469 3,98 0, Desain Kemasan (L) 3,73 4,308 3,35 0, Ukuran Tebal kemasan (M) 3,65 4,215 3,34 0, Ukuran Tipis kemasan (N) 3,65 4,215 3,29 0, Ukuran Diameter kemasan (O) 3,64 4,204 3,36 0, Ukuran Panjang kemasan (P) 3,65 4,215 3,16 0, Ukuran Lebar kemasan (Q) 3,61 4,169 3,35 0, Ukuran Tinggi kemasan (R) 3,63 4,192 3,15 0, Merek (S) 4,57 5,278 4,39 0, Gaya Kemasan (T) 3,95 4,562 4,08 0, Jaminan Pengembalian (U) 4,2 4,851 4,17 0,202 86, ,41 4,017 CSI 80,35% Tabel 14 menunjukan bahwa atribut yang dianggap paling penting oleh konsumen minuman kesehatan Yakult adalah Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H), yaitu dengan nilai persentase weighting factor (faktor kepentingan terbobot) sebesar 5,474%. Dengan adanya penekanan informasi tentang kejelasan tanggal kadaluarsa produk, konsumen akan merasa aman dalam

28 64 mengkonsumsi produk. Melihat pada (Tabel 14), konsumen juga telah puas dengan atribut Memiliki Izin DEPKES (B) hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata weight score sebesar 0,238. Sedangkan atribut yang memiliki nilai persentase tingkat kepentingan paling rendah pada (Tabel 14) adalah Ukuran Lebar Kemasan (Q) dengan nilai persentase weighting factor (faktor kepentingan terbobot) sebesar 4,169%. Atribut lebar kemasan Yakult tidak menarik perhatian konsumen dalam keputusan pembelian, konsumen hanya memperhatikan kemasan fisik dan manfaat kesehatannya saja dari produk minuman kesehatan Yakult. Berikutnya yang memiliki tingkat kepuasan paling rendah pada (Tabel 14) adalah Atribut Ukuran Tinggi Kemasan (R) yang dinilai responden untuk diabaikan sehingga memiliki nilai dengan tingkat kepuasan nilai rata-rata weight score sebesar 0,132. Atribut Ukuran Tinggi Kemasan (R) kurang begitu dipentingkan dan diabaikan oleh konsumen sehingga atribut-atribut tersebut masuk pada kuadran C dan nilai rata-ratanya pun di bawah atribut lainnya. PT. Yakult Indonesia Persada telah berhasil memberikan kepuasan bagi konsumennya yang sesuai dengan tingkat kepentingan harapan yang diinginkan oleh konsumen. Meskipun demikian PT. Yakult Indonesia Persada dapat terus berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan konsumennya pada tahun-tahun berikutnya, agar mencapai kategori sangat puas dan tercapainya loyalitas konsumen. Nilai CSI tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak PT. Yakult Indonesia Persada dalam menentukan sasaran peningkatan kepuasan konsumen di masa yang akan datang Analisis Karakteristik Responden terhadap Tingkat Kepuasan Analisis hubungan pada penelitian ini mencoba melihat hubungan yang ada pada karakteristik konsumen terhadap tingkat kepuasan total dari 21 atribut PT. Yakult Indonesia Persada, dengan menggunakan uji Chi Square. Karakteristik responden terdiri dari: jenis kelamin, klasifikasi usia, umur, tempat tinggal, status pekerjaan, kriteria usaha, pendapatan per bulan dan pengeluaran per bulan diidentifikasi memiliki hubungan dengan penilaian

29 65 tingkat kepuasan akan 21 atribut Yakult. Uji asosiasi Chi Square dilakukan terhadap 100 orang responden yang dijadikan objek pada penelitian ini. Tabel 15. Hasil Analisis Hubungan Karakteristik Konsumen terhadap Kepuasan. Chi Chi Karakteristik P- Square Square Hubungan Responden Value Hitung Tabel Kesimpulan Jenis Kelamin 3,944 7,779 Tidak Terdapat 0,414 Terima Ho Klasifikasi Usia 10,217 13,362 Tidak Terdapat 0,250 Terima Ho Umur 14,530 18,549 Tidak 0,268 Terima Ho Terdapat Tempat Tinggal 13,728 23,542 Tidak Terdapat 0,619 Terima Ho Status Pekerjaan 28,803 42,585 Tidak Terdapat 0,629 Terima Ho Kriteria Usaha 14,475 18,549 Tidak Terdapat 0,271 Terima Ho Pendapatan/Bulan 23,416 23,542 Tidak Terdapat 0,103 Terima Ho Pengeluaran/Bulan 19,718 23,542 Tidak 0,233 Terima Ho Terdapat Dari hasil perhitungan uji chi square, dapat dilihat pada Tabel 15 tidak terdapat perbedaan penilaian yang berhubungan, antara karakteristik responden seperti: jenis kelamin, klasifikasi usia, umur, tempat tinggal, status pekerjaan, kriteria usaha, pendapatan per bulan dan pengeluaran per bulan dengan tingkat kepuasan total atribut produk Yakult. Artinya pada setiap perbedaan karakteristik responden tidak memiliki penilaian yang berbeda terhadap tingkat kepuasan 21 atribut produk Yakult. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu memperhatikan setiap perbedaan karakteristik responden di Kelurahan Gunung Parang ini, mengingat tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara karakteristik responden dengan tingkat kepuasan akan 21 atribut bauran produk Yakult. Untuk dapat lebih jelasnya, hasil pengujian uji chi square antara karakteristik responden dengan tingkat kepuasan total dapat dilihat pada Lampiran 4.

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 7.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult Hasil analisis pada bab ini akam berusaha untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) 63 VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) Analisis Important-Performance merupakan suatu cara untuk

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, sementara itu perkembangan tekologi menuntut masyarakat untuk bekerja secara berdayaguna sehingga memerlukan daya

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

II VISI, MISI, DAN TUJUAN PERUSAHAAN

II VISI, MISI, DAN TUJUAN PERUSAHAAN YAKULT I PROFIL PERUSAHAAN Nama Perusahaan : PT YAKULT INDONESIA PERSADA Alamat Perusahaan : Plaza PP Lt. 7, Jl. TB. Simatupang No. 57 Jakarta 13760, Indonesia. Pabrik: Kawasan Industri Indolakto. Desa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus IPB Dramaga. Waktu penelitian pada bulan September-Oktober 2009. Penentuan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu barang. Karakteristik konsumen dapt dilihat beradasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Probiotik Minuman probiotik merupakan salah satu penemuan besar yang tak lepas menelisik sejarah penggunaan mikroba dalam makanan. Awal tahun 1900, Elie Metchnikoff yang

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION 7.1 Analisis Tingkat Kepuasan 7.1.1 Indeks Kepuasan Konsumen Pengukuran terhadap kepuasan konsumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Pada penelitian ini kuesioner disebarkan kepada pasien rawat jalan yang telah mendapatkan pelayanan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah

Lebih terperinci

A. PROFIL PERUSAHAAN YAKULT

A. PROFIL PERUSAHAAN YAKULT A. PROFIL PERUSAHAAN YAKULT Yakult ( ヤクルト Yakuruto) adalah minuman susu fermentasi, yang dibuat dengan cara memfermentasi susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup Lactobacillus casei Shirota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. perusahaan bertujuan akhir yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. perusahaan bertujuan akhir yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan dunia bisnis menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. Pada dasarnya semua perusahaan bertujuan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Bank OCBC NISP PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan di Bandung pada tanggal 4 April

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK YAKULT. Oleh FATHUL AZIZ H

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK YAKULT. Oleh FATHUL AZIZ H ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BAURAN PRODUK YAKULT (Studi Kasus: Kelurahan Gunung Parang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi) Oleh FATHUL AZIZ H 24076040 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau

Lebih terperinci

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR Oleh ARI AGUNG NUGROHO H24066002 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen Dalam melakukan proses keputusan pembelian, karakteristrik konsumen sangat berpengaruh. Konsumen yang memiliki pengalaman terhadap suatu produk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia

DAFTAR TABEL. 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun 2010-2013... 1 2. Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia 2013... 7 3. Kandungan kimia dalam daun teh per gram... 14 4. Kajian

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2016 hingga awal bulan Desember 2016. 1.2 Materi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus di Bakso Kota Cakman Bogor yang terletak di Jl. Padjajaran No 60 61 Bogor. Bakso Kota Cakman Bogor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Jl. Laks. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal Profil konsumen merupakan gambaran identitas yang dapat menonjolkan karakteristik dari seseorang yang membedakan dirinya dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg. Menako No.111 Way Mengaku Kec.Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Penelitian

Lebih terperinci

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) Analisis sikap dan preferensi konsumen diukur dengan menggunakan analisis multiatribut fisbhein. Model ini mencakup

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A14104120 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS KEPUASAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 12 Tujuan Penelitian... 13 Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Kuesioner disebar kepada 100 orang nasabah Bank Tabungan Negara cabang Pekalongan dengan kriteria nasabah yang akan atau sedang memanfaatkan pelayanan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dikawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Seda Tugu, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Rumah Makan Waroeng Steak & Shake merupakan usaha rumah makan yang sedang berkembang di Kota Bogor. Rumah makan ini baru berdiri pada 25 Mei 2007.

Lebih terperinci

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja dilakukan secara individu oleh seluruh

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis keputusan dan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jeruk medan dilakukan di Pasar Baru Bogor. Penentuan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pada awalnya Perseroan ini bernama PT. Summit Sinar Mas Finance yang didirikan pada tahun 1990, hasil kerjasama usaha antara PT. Sinar Mas Multiartha

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E 33 BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perkreditan motor PT. Summit Oto Finance Cabang Bogor harus bersaing dengan perusahaan perkreditan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK 45 ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi dangke dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat setempat. Konsumsi dangke sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan bersifat turun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 28 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Setelah melakukan studi literatur, langkah selanjutnya adalah pengambilan data dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh pengunjung Cito

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa lokasi di wilayah Bogor dan Depok yakni di kampung Babakan Ciluar, Pancoran Mas, Kompleks PELNI Depok, Polresta Bogor,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian 36 \ III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian komparatif kuantitatif. Penelitian komparatif menurut Nazir (2003) adalah penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR TUGAS AKHIR PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR (MANUFACTURE OF COW S MILK YOGHURT WITH THE HELP OF MICROORGANISMS IN PLAIN YOGHURT

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. BMI, Tbk memiliki visi, menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional. Visi tersebut harus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Konsumen dan Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Konsumen dan Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Konsumen dan Perilaku Konsumen Nugroho (2002), menyatakan bahwa pelanggan seringkali digunakan untuk menggambarkan seseorang yang secara teratur membeli atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dantempat Penelitian Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata adalah salah satu restoran yang berlokasi di pusat kota Sentul Bogor Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, teknik dan sumber. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI 3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu di Kota Serang menyediakan fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan berupa pelayanan kebutuhan BBM, air bersih, es, dermaga,

Lebih terperinci

Kata kunci : Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen

Kata kunci : Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen ABSTRAK Pada saat ini kondisi perekonomian di Indonesia mengalami penurunan, hal ini salah satunya diakibatkan karena meningkatnnya harga-harga kebutuhan pokok diantarannya adalah harga bahan bakar minyak,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. susu dengan tujuan menurunkan kadar air susu dari 88 persen (susu

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. susu dengan tujuan menurunkan kadar air susu dari 88 persen (susu 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Susu Bubuk Susu bubuk merupakan salah satu contoh pengolahan dan pengawetan susu dengan tujuan menurunkan kadar air susu

Lebih terperinci

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program 22 KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan sejak tahun 2007 telah mengubah pola perilaku keluarga dari menggunakan minyak tanah menjadi menggunakan LPG. Sebagai suatu kebijakan,

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN PASPOR PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA DI KOTA MEDAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN PASPOR PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA DI KOTA MEDAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN PASPOR PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA DI KOTA MEDAN I. KATA PENGANTAR Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesain tugas akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah sebuah kondisi maksimal baik dari fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah sebuah kondisi maksimal baik dari fisik, mental dan 21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah sebuah kondisi maksimal baik dari fisik, mental dan sosial yang diharapkan oleh setiap manusia sehingga dapat melakukan suatu aktifitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013 TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN GULAKU DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Analysis of The Level of Satisfaction and Customer Loyalty of Gulaku in Bandar Lampung City) Vientika Anggraini, Fembriarti Erry Prasmatiwi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang 29 4.1 Gambaran Umum BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang menyediakan pendidikan mulai dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat wisata yang ada di Bogor, diantaranya yaitu kebun raya Bogor, taman wisata mekarsari, taman matahari, dan taman safari

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian Nomor Kuisioner :.. Tanggal Kuisioner :..

Kuisioner Penelitian Nomor Kuisioner :.. Tanggal Kuisioner :.. Kuisioner Penelitian Nomor Kuisioner :.. Tanggal Kuisioner :.. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Terima kasih atas partisipasi

Lebih terperinci

Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi.

Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi. 5.1 TAKARAN SAJI Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi. 5.1.1 Pengertian a. Takaran saji adalah jumlah produk pangan yang biasa dikonsumsi

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Rosliana Dewi roslianadewi@ymail.com ABSTRAK Kepuasan pasien menjadi bagian integral dan menyeluruh dari mutu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Susu Secara alamiah yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi manusia dan diminati berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAKSI... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAKSI... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAKSI... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Uji Korelasi Kendall. Test Statistics

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Uji Korelasi Kendall. Test Statistics 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Test Statistics USIA PENDIDIK PKRJAAN JNS_KLMN PGHSILAN Chi-Square a,b 11,703 191,714 41,429 23,143 302,286 df 1 4 4 1 4 Asymp. Sig.,001,000,000,000,000

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei. Metode survei merupakan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SUSU ULTRA MILK. Oleh : ARIEF RAHMAN A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SUSU ULTRA MILK. Oleh : ARIEF RAHMAN A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SUSU ULTRA MILK Oleh : ARIEF RAHMAN A14103119 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN ARIEF RAHMAN. Analisis Kepuasan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN Analisis sikap dan kepuasan konsumen dengan menggunakan model sikap Multiatribut Fishbein terhadap minuman teh celup merupakan suatu gambaran penilaian konsumen terkait

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Giant Hypermart, Botani Square, Bogor. Botani Square merupakan salah satu mall terbesar di Kota Bogor dengan luas 42.000

Lebih terperinci

L1-1 KUESIONER PENELITIAN

L1-1 KUESIONER PENELITIAN L1-1 KUESIONER PENELITIAN Responden yang tehormat, saya adalah mahasiswi Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha sedang melakukan pengamatan terhadap Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Untuk itu saya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN Oleh : Aditya Oryza 0911033001 Novan Bagas Sayoga 0911030088 Vicky Pratama Putra 105100301111051 Winanto 0911033042 Yakun A. 0911030068 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga bahwa

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER. Atas ketersediaan saudara/i dalam menjawab kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih. DATA RESPONDEN

Lampiran 1 KUESIONER. Atas ketersediaan saudara/i dalam menjawab kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih. DATA RESPONDEN 102 Lampiran 1 KUESIONER Saya adalah Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen berfokus pada bidang Pemasaran, sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir skripsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Semakin ketatnya persaingan dalam industri perhotelan, maka untuk meningkatkan daya saingnya maka Sahira Butik Hotel Bogor melakukan peningkatkan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang

Lebih terperinci

KUESIONER. No Responden :

KUESIONER. No Responden : 92 93 KUESIOER o Responden : Dengan hormat, Responden di tempat. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Ayip Muhamad Ikhwan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Kecap Kecap merupakan cairan coklat gelap yang mengandung protein yang dibutuhkan oleh tubuh, kecap dihasilkan melalui hasil fermentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Meningkatnya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Restoran River Side yang berlokasi di Kawasan Wisata Sungai Musi, Komplek Benteng Kuto Besak, Jalan Rumah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5

Lebih terperinci